• Tidak ada hasil yang ditemukan

LPSE Kabupaten Simeulue Spesifikasi Teknis

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "LPSE Kabupaten Simeulue Spesifikasi Teknis"

Copied!
53
0
0

Teks penuh

(1)

A. SPESIFIKASI UMUM

1. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah Pembangunan Mess BBU Kabupaten

Simeulue .

Perincian bagian pekerjaan yang dilaksanakan didasarkan pada gambar rencana, BQ

dan RKS yang menjadi bagian tidak terpisahkan dari rencana kerja dan syarat-syarat

ini.

2. Peraturan Teknis Bangunan yang digunakan

Kecuali ditentukan lain dalam RKS ini, berlaku dan mengikat ketentuan-ketentuan

tersebut dibawah ini termasuk segala perubahan dan tambahannya.

Perpres No. 54 tahun 2011 beserta lampiran-lampiran dan juknisnya.

Peraturan-peraturan umum mengenai pelaksanaan pembangunan di Indonesia atau

Algemene voor warden voor de uit voering bij aanneming van openbare werken (AV)

1941.

Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI 1991), SK SNI T-15.1919.03

Tata cara pengadukan dan pengecoran beton SNI 03-3976-1995

Peraturan Muatan Indonesia NI. 8 dan Indonesian Loading Code 1987

(SKBI-1.2.53.1987)

Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Bangunan Gedung SNI

03-1726-2003

Ubin lantai keramik, mutu dan cara uji SNI 03-3976-1995

Peraturan Konstruksi Kayu di Indonesia (PKKI) NI 5

Mutu Kayu Bangunan SNI 03-3527-1984

Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) SNI 04-0225-1987

Tata cara Perencanaan Tangki Septick SNI 03-2398-1991

Peraturan Umum Keselamatan Kerja dari Departemen Tenaga Kerja

Peraturan Semen Potland Indonesia NI 8 tahun 1972

(2)

Peraturan Plumbing Indonesia

Tata Cara Pengecatan Kayu untuk Rumah dan Gedung SNI 03-2407-1991

Tata cara Pengecatan Dinding Tembok dengan Cat Emulsi SNI 03-2410-1991.

Peraturan dan ketentuan yang dikeluarkan Pemerintah Daerah setempat yang

bersangkutan dengan permasalahan bangunan.

Apabila penjelasan dalam RKS tidak sempurna atau belum lengkap sebagaimana

ketentuan dan syarat dalam peraturan diatas, maka Kontraktor Wajib mengikuti

ketentuan peraturan-peraturan yang disebutkan diatas.

3. Pekerjaan Persiapan

Lingkup Pekerjaan

1. Pembersihan

2. Pembuatan Gudang, Bangsal Kerja dan Direksi keet.

3. Pengadaan air untuk pelaksanaan pekerjaan

4. Pembuatan papan nama proyek

5. Pemasangan bouwplank

6. Pengadaan alat-alat kerja yang dibutuhkan

7. Pembuatan WC sementara dan fasilitas lainnya untuk kebutuhan para

pekerja.

Persyaratan bahan

3.2.1. Untuk Gudang dan Bangsal Kerja; digunakan Rangka Kayu, dinding

papan dan atap seng.

3.2.2. Untuk direksi Keet; digunakan bahan rangka kayu, dinding papan atau

triplex dicat, atap seng BJLS 0.20, lantai rabat beton.

3.2.3. Untuk penampungan air kerja disiapkan drum penampung, air harus

memenuhi kualitas yang ditentukan dalam PBI 1991.

3.2.4. Untuk papan nama proyek digunakan tiang dari kayu dan triplek dicat

putih.

3.2.5. Bahan bouwplank dipakai tiang kayu meranti atau sengon 5/7 dan

papan meranti atau sengon ukuran 2/20 cm.

(3)

dorong dan lain-lain digunakan bahan kayu setempat.

3.3. Pedoman Pelaksanaan

3.3.1. Pembersihan dan Pembongkaran bangunan

Meliputi pembersihan semua tanam tumbuh termasuk pembongkaran

akar-akar pohon yang terkena bangunan dan halaman dimana gedung

akan dibangunan, termasuk perataan tanah/pembuatan terasering jika

diperlukan. Hasil bongkaran tersebut diatas dibuang ke luar lokasi

pekerjaan.Pembuatan Gudang,

3.3.2. Bangsal Kerja dan Direksi Keet

Untuk gudang dan bangsal kerja dibuat bangunan sementara yang dapat

melindungi pekerja dari panas dan hujan. Bangunan ini harus dibongkar

setelah pekerjaan selesai dilaksanakan.

Untuk Direksi Keet, dibuat dengan konstruksi semi permanen dengan

ukuran sesuai gambar, luas = 12 M2, dilengkapi mobiler sederhana 1

meja tulis, beberapa buah kursi duduk, dan 1 lembar triplek tempat

menempel gambar.

3.3.3. Pengadaan air untuk pelaksanan pekerjaan

Pengadaan air untuk pelaksanaan pekerjaan diambil dari sumber air

terdekat, kemudian ditampung dalam drum-drum yang telah disediakan.

Kebutuhan air ini harus disediakan dalam jumlah yang cukup selama

pelaksanaan pekerjaan. Air harus memenuhi syarat yang tercantum

dalam PBI NI 2.

3.3.4. Pembuatan papan nama proyek

Membuat papan nama proyek dari papan dengan ukuran 200 x 100 cm.

Didirikan tegak diatas kayu 5/7 cm setinggi 240 cm. Diletakkan pada

tempat yang mudah dilihat umum. Papan nama proyek memuat

• Nama proyek

• Pemilik Proyek

• Lokasi Proyek

(4)

• Nama Konsultan Perencana

• Nama Konsultan Pengawas

• Nama Pelaksana (Kontraktor)

• Proyek dimulai tanggal, bulan, tahun

3.3.5. Pemasangan Bouwplank

Tiang Bouwplank harus terpasang kuat. Papan diketam halus dan lurus

pada sisi atasnya dan dipasang waterpass (timbang air) dengan

sudut-sudutnya harus siku.

4. Pengawasan

4.1. Prosedur Pengawasan

Kontraktor dalam melaksanakan pekerjaan diawasi oleh konsultan pengawas.

4.2. Laporan Berkala

a. Untuk melaksanakan pekerjaan. Kontraktor wajib membuat laporan harian

yang menyebutkan pekerjaan yang dilaksanakan setiap hari, bahan-bahan

dan alat-alat yang didatangkan, besarnya prestasi pekerjaan yang telah

diselesaikan, jumlah pekerjaan, keadaan cuaca dan lain-lain.

b. Kontraktor wajib menyediakan buku harian di lapangan sesuai dengan

petunjuk konsultan pengawas.

c. Perintah dan penugasan dari konsultan pengawas ditulis di dalam buku

harian/surat dan dibubuhi tanda tangan dan nama jelas petugas konsultan

pengawas.

d. Kontraktor wajib menyampaikan permohonan melaksanakan pekerjaan dan

permohonan pemeriksaan pekerjaan apabila setiap pekerjaan yang akan

dilaksanakan. Pekerjaan dapat dilaksanakan oleh kontraktor apabila telah

disetujui oleh konsultan pengawas dan Pihak Satuan Kerja ataupun Pejabat

Pembuat Komitmen.

5. Dokumentasi

5.1. Kontraktor diwajibkan membuat foto-foto dokumentasi proyek meliputi :

(5)

penempatan peralatan-peralatan lapangan (beton batcher) penempatan

material, pengerasan jalan dan lain-lain.

b. Photo-photo tanggapan pekerjaan yang penting antara lain pembersihan,

bekesting, pekerjaan beton sebelum dan sesudah pengecoran.

c. Photo-photo yang dianggap perlu untuk pengawas/Direksi.

5.2. Kondisi Proyek pada progress 0%, 25%, 50%, 75%, dan sampai mencapai

100% (sesuai dengan tagihan progres) dan kondisi pada waktu selesai dan

setelah masa pemeliharaan.

6. Jaminan dan Keselamatan Kerja

6.1. Kontraktor diwajibkan menyediakan obat-obatan menurut syarat-syarat

pertolongan pertama pada kecelakaan (PPPK) yang selalu dalam keadaan siap

digunakan, untuk mengatasi segala kemungkinan musibah bagi semua petugas

dan pekerja lapangan.

6.2. Kontraktor wajib menyediakan air minum yang cukup bersih dan memenuhi

syarat-syarat kesehatan bagi semua petugas dan pekerja yang berada di bawah

kekuasaan kontraktor.

6.3. Kontraktor wajib menyediakan air bersih, kamar mandi dan WC yang layak

dan bersih bagi semua petugas dan pekerja. Membuat tempat penginapan di

dalam lapangan pekerjaan untuk para pekerja tidak diperkenankan kecuali

untuk penjaga keamanan.

6.4. Segala hal yang menyangkut jaminan sosial dan keselamatan para pekerja

wajib diberikan oleh kontraktor sesuai dengan peraturan perundangan yang

berlaku.

7. Mobilisasi

Pihak kontraktor harus menyediakan, menyerahkan dan mendapatkan surat persetujuan

dari pemilik perihal program mobilisasi dalam jangka waktu yang ditentukan.

Program mobilisasi yang berlaku seperti yang tercantum dalam daftar dan tambahan

informasi berikut ini harus dimasukkan pula :

(6)

terperinci yang memperlihatkan lokasi dari kantor kontraktor, bengkel, gudang

dan peralatan konstruksi utama bersama dengan kantor Direksi Teknik dan

Laboratorium.

Rencana Pengiriman peralatan yang menunjukan lokasi saat ini dari seluruh

peralatan yang terdaftar dalam jadwal yang dimasukkan, bersama cara

pengangkutan yang diusulkan untuk dipakai dan jadwal sesamapinya ditempat

kerja.

Kontraktor harus meminta persetujuan Direksi Teknik atas setiap perubahan

pada jadwal peralatan dan penyediaan staf yang telah dimasukkan dalam

(7)

B. SPESIFIKASI TEKNIS

8. Pengukuran

8.1. Situasi

Pekerjaan ini merupakan pembangunan Pembangunan Mess BBU yang akan

dilaksanakan di Kabupaten Simeulue.

Kabupaten : Simeulue

Provinsi : Aceh

8.2. Lingkup Pekerjaan

a. Meliputi pekerjaan-pekerjaan, ahli, bahan, peralatan dan kegitan-kegiatan

yang diperlukan untuk menyelesaikan semua pekerjaan pengukuran sesuai

RKS dan gambar-gambar.

b. Pekerjaan pengukuran antara lain :

Penentuan lokasi bangunan, jalan/saluran, lanscaping, dan lain-lain.

Penentuan Duga yaitu penentuan elevasi peil bangunan, jalan, saluran,

elevasinya dapat dilihat pada gambar bestek.

8.3. Syarat-syarat

a. Pengukuran harus dilakukan oleh tenaga yang betul ahli dalam bidangnya

dan berpengalaman.

b. Pemeriksaan : hasil pengukuran segera dilaporkan kepada. Direksi/

konsultan penagawas dan dimintakan persetujuan. Direksi/ konsultan

pengawas juga akan menentukan patok utama sebagai dasar dari gedung,

jalan dan bangunan-bangunan lainnya.

c. Pengukuran harus diketahui dan disetujui oleh instansi yang berwenang

dalam pengurusan IMB.

8.4. Bahan-bahan dan peralatan :

(8)

untuk pengukuran.

Semua peralatan ini harus dimiliki pemborong dan harus selalu ada apabila

sewaktu-waktu memerlukan pemeriksaan.

8.5. Tata Kerja :

Lokasi, ukuran dan duga gedung, jalan maupun bangunan-bangunan lainnya

ditentukan dalam gambar.

Jika terdapat keragu-raguan supaya menanyakan kepada Direksi/Pengawas.

9. Pekerjaan Tanah/Urugan

9.1. Lingkup Pekerjaan

Lingkup pekerjaan yang akan dilaksanakan pada pekerjaan ini sudah harus

diperhitungkan jenis tanah yang dijumpai dilapangan seperti tanah pasir,

gambut, tanah keras (batuan), tanah liat dan lain sebagainya, yaitu:

9.1.1. Galian tanah untuk pekerjaan substruktur (pondasi, saluran keliling

bangunan).

9.1.2. Septictank dan peresapan

9.1.3. Timbunan kembali galian tanah pondasi

9.1.4. Timbunan tanah dan pasir bawah lantai, pondasi dan saluran termasuk

pemadatannya.

9.1.5. Perataan tanah sekelilling bangunan

9.1.6. Galian tanah diluar bangunan untuk mendapatkan peil lantai yang di

syaratkan.

9.1.7. Pekerjaan Cut & Fill (bila ada)

9.2. Persyaratan Bahan

Untuk timbunan bekas galian pondasi, digunakan tanah bekas galian pondasi.

Untuk timbunan bawah lantai digunakan tanah dan pasir pasang kualitas baik.

9.3. Pedoman Pelaksanaan

9.3.1. Galian pondasi baru boleh dilaksanakan setelah bouwplank dengan

penandaan sumbu ke sumbu selesai diperiksa dan disetujui Direksi.

(9)

gambar. Apabila ditempat galian ditemukan pipa-pipa pembuangan,

kabel listrik, telepon atau lainnya yang masih berfungsi, maka

Kontraktor secepatnya memberitahukan kepada Direksi atau kepada

instansi yang berwenang untuk mendapat petunjuk seperlunya.

Kontraktor bertanggung jawab sepenuhnya atas segala kerusakan yang

diakibatkan pekerjaan galian tersebut.

Apabila pada waktu penggalian ditemukan benda-benda purbakala,

maka kontraktor wajib melaporkannya kepada Pemerintah Daerah

setempat.

Galian-galian untuk septictank, saluran air hujan, saluran air kotor dan

air bersih dilaksanakan dengan ukuran yang ditetapkan dalam gambar

kerja dan gambar detail.

Untuk kondisi tanah yang mudah longsor Kontraktor harus memasang

turap kayu pengaman yang cukup kuat. Turap didalam bangunan harus

dibongkar setelah pondasi selesai.

9.3.2. Galian diluar bangunan untuk mendapatkan tinggi lantai yang

disyaratkan dalam gambar. Penggalian tanah ini dimaksudkan untuk

mendapatkan kontur tanah yang disyarat dalam Site Plan.

9.3.3. Bila ternyata penggalian melebihi kedalaman yang telah ditentukan

dalam gambar, maka Kontraktor harus mengisi kelebihan galian

tersebut dengan pasir urug.

9.3.4. Pengurugan bekas galian pondasi, galian septictank, galian saluran air

hujan, saluran air bersih dan saluran air kotor diurug lapis demi lapis

dengan ketebalan tiap lapis maksimum 15 cm. Tiap lapisan dipadatkan

dengan menumbuk lapisan tersebut, menggunakan alat tumbuk yang

baik. Setelah lapisan pertama padat kembali seperti diatas. Demikian

seterusnya dilakukan sampai semua lubang bekas galian pondasi

tertutup kembali.

9.3.5. Pengurugan dengan tanah timbunan dibawah lantai dilakukan lapis

demi lapis hingga ketebalan 10 cm dibawah lantai, ditumbuk hingga

(10)

cm, dan padatkan 5 kali tiap bidang tumbukan pada tiap-tiap lapis

tersebut.

9.3.6. Dibawah lantai diurug dengan pasir pasangan dan dipadatkan.

Pengurugan dan pemadatan ini dilakukan dengan menyiram air hingga

jenuh, kemudian ditumbuk dengan alat yang sesuai untuk pemadatan.

Hasil akhir harus mendapat persetujuan Direksi atas kesempurnaan

pengurugan dan pemadatan.

9.3.7. Dibawah pondasi, dan dibawah air diurug dengan pasir pasangan

setebal 10 cm dan dipadatkan.

10. Penimbunan dan Penimbunan Kembali

Pekerjaan penimbunan dan penimbunan kembali terdiri dari pekerjaan penimbunan

tanah serta pemadatannya yang dilaksanakan di daerah - daerah atau bagian-bagian

pekerjaan sesuai ketentuan-ketentuan yang tercantum pada gambar pelaksanaan yang

mencakup kedudukan kemiringan bagian-bagian dan dimensi-dimensi. Penimbunan

harus dilaksanakan dalam bentuk lapisan-lapisan dengan ketebalan maksimum 20 cm,

dan didapatkan sesuai dengan instrukri Direksi. Bahan timbunan harus bebas dari

kotoran-kotoran, tumbuhan-tumbuhan, batu-batuan atau bahan lain yang dapat

merusak pekerjaan.

11. Penghamparan dan Pemadatan

Material untuk urugan yang didapat dan dengan macam yang disetujui oleh Konsultan

Pengawas akan dihamparkan pada lapisan-lapisan horizontal dengan tebal yang sama

meliputi lebar yang ditentukan oleh ahli dan sesuai dengan kedudukan kemiringan,

bagian-bagian dan ukuran seperti yang tercantum pada gambar pelaksanaan. Lapisan

dari material lepas selain dari material batu-batuan, tebalnya harus tidak lebih dari 20

cm. dalam hal ini pemborong tidak dibatasi untuk menghampar dan memadatkan

material bukan batu-batuan dengan tebal lapisan-lapisan yang diinginkan. Kepadatan

yang maksimum, material lepas harus segera dipadatkan hingga dicapai kepadatan

seperti yang ditentukan. Harus diusahakan agar lebar urugan harus dapat menampung

(11)

secukupnya.

12. Pekerjaan Pondasi

12.1. Lingkup Pekerjaan

Meliputi pengerjaan seluruh bangunan, terdiri dari :

12.1.1. Pondasi plat tapak beton bertulang

12.1.2. Pondasi pasangan batu kali/batu belah

12.1.3. Pondasi batu bata

12.2. Persyaratan Bahan

12.2.1. Untuk pondasi plat beton bertulang digunakan bahan yang memenuhi

persyaratan yang diuraikan dalam pasal beton bertulang. Beton yang

digunakan adalah beto K-225.

12.2.2. Untuk pondasi batu bata digunakan jenis batu setempat yang

berkualitas baik.

12.2.3. Pondasi batu belah dengan menggunakan spesi 1 PC : 3 Kpr : 10 Psr,

bagian bawah pondasi dibuat aanstamping dari batu belah kosong

yang dipasang berdiri rapat, setebal 20 cm dengan tidak terdapat

batu-batu bertumpuk.

12.3. Pedoman Pelaksanaan

12.3.1. Sebelum pondasi dipasang terlebih dahulu diadakan

pengukuran-pengukuran untuk as pondasi sesuai dengan gambar konstruksi dan

dimintakan persetujuan Direksi tentang kesempurnaan galian.

12.3.2. Dibawah dasar pondasi dilapisi dengan pasir pasang setebal 10 cm dan

dipadatkan, sebagai lantai kerja. Diatas pasir dipasang aanstamping,

untuk pondasi plat tapak beton bertulang, cyclopen beton dan pondasi

batu kali/batu belah, terdiri dari batu kali dan pasir pasang (pasangan

batu kosong). Lapisan ini juga harus dipadatkan, dengan menyiram air

diatasnya, sehingga pasir akan mengisi rongga-rongga batu kali

tersebut. Tebal lapisan dibuat sesuai dengan gambar detail pondasi.

12.3.3. Untuk tanah yang berdaya dukung lebih kecil 0,5 kg/cm2, dibawah

(12)

mencapai kedalaman tanah keras.

12.3.4. Untuk pondasi dilaksanakan dengan ukuran sesuai gambar kerja dan

gambar detail. Campuran yang digunakan: Plat tapak beton K-225.

Pondasi beton cyclopen dibuat dengan adukan 1 Pc : 3 Ps : 5 Kr yang

diisi 30% batu kali. Pondasi batu kali/belah dipasang dengan perekat 1

Pc : 3 Ps. Pondasi batu bata dipasang dengan perekat 1 Ps : 4 Ps dan

pada bagian sisi diplester kasar/brappen adukan 1 Pc : 3 Ps.

12.3.5. Untuk pondasi plat tapak beton bertulang Pedoman pelaksanaan,

adukan dan pembesian harus memenuhi pedoman pada pasal beton

bertulang.

13. Pekerjaan Beton Bertulang

13.1. Lingkup Pekerjaan

Beton bertulang dengan K-225 harus dibuat untuk :

13.1.1. Sloof

13.1.2. Kolom-kolom induk

13.1.3. Kolom-kolom praktis

13.1.4. Ring balok dan balok-balok lantai

13.1.5. Tempat-tempat lain yang mempergunakan beton bertulang sesuai

dengan gambar rencana

13.2. Bahan

13.2.1. Semen

• Digunakan Portland Cement jenis I menurut NI-8 tahun 1972

dan memenuhi S-400 menurut Standart Cement Portlandia yang

digariskan oleh Asosiasi Semen Indonesia (NI 8 tahun 1972).

• Semen yang telah mengeras sebagian maupun seluruhnya dalam

satu zak semen, tidak siperkenankan pemakaiannya sebagai

bahan campuran.

(13)

tempat yang lembab agar semen tidak mengeras. Tempat

penyimpanan semen harus ditinggikan 30 cm dan tumpukan

paling tinggi 2 cm. Setiap semen baru yang masuk harus

dipisahkan dari semen yang telah ada agar pemakaian semen

dapat dilakukan menurut urutan pengiriman.

13.2.2. Aggregat

a. Kualitas aggregat harus memenuhi syarat-syarat SNI

03-246-1991 atau P.B.I 1971. Aggregat kasar harus berupa koral atau

batu pecah yang mempunyai susunan gradasi yang baik, cukup

syarat kekerasannya dan padat (tidak porous). Kadar lumpur dari

pasir beton tidak boleh lebih dari 4% berat.

b. Dimensi maksimum dari aggregat kasar tidak lebih dari 31,5

mm dan tidak lebih dari seper empat dimensi beton yang terkecil

dari bagian konstruksi yang bersangkutan.

c. Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih, tajam dan bebas

dari bahan-bahan organis, lumpur, tanah lempung dan

sebagainya.

13.2.3. Air

Air yang digunakan harus air tawar, tidak mengandung minyak, asam

alkali, garam, bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang dapat

merusak beton atau baja tulangan. Dalam hal ini sebaiknya dipakai air

bersih yang diminum.

13.2.4. Besi Beton

Besi beton yang digunakan adalah besi ulir (ø 16, ø 20, ø 22 dan ø 25)

dan besi beton polos (ø 14, ø 12, ø 10 dan ø 9) dan behel dengan ø 10,

ø 8. Mutu baja yang digunakan adalah U-24 (tegangan leleh

karakteristik minimum 2400kg/ cm2). Diameter besi yang digunakan

harus sesuai dengan gambar kerja dan mendapat persetujuan dari

Direksi/Pengawas. Daya lekat baja tulangan harus dijaga dari kotoran,

(14)

diorder tidak ada label spesifikasi dari pabrik maka harus dilakukan uji

tarik, biaya ditanggung kontraktor.

13.2.5. Toleransi besi

Diameter, ukursn sisi (jarak antara dua permukaan yang berlawanan),

Dibawah 10 mm variasi dalam berat yang diperuntukkan adalah +/- 7

% dan toleransi diameter adalah +/- 0,2 mm.

Diameter, ukuran sisi (jarak antara dua permukaan yang berlawanan),

10 mm sampai dengan 16 mm (tapi tidak termasuk diameter 16)

variasi dalam berat yang diperuntukkan adalah +/- 5 % dan toleransi

diameter adalah +/- 0,2 mm.

Diameter, ukuran sisi (jarak antara dua permukaan yang berlawanan),

16 mm sampai dengan 28 mm (tapi tidak termasuk diameter 28)

variasi dalam berat yang diperuntukkan adalah +/- 4 % dan toleransi

diameter adalah +/- 0,2 mm.

Besi beton harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah dan tidak

boleh disimpan diudara terbuka dalam jangka waktu panjang.

Membengkok dan meluruskan tulangan harus dilakukan dalam

keadaan batang dingin. Tulangan harus dipotong dan dibengkokkan

sesuai gambar dan harus diminta persetujuan Direksi terlebih dahulu.

Jika Pemborong tidak berhasil memperoleh diameter besi sesuai

dengan yang ditetapkan dalam gambar, maka dapat dilakukan

penukaran dengan diameter yang terdekat dengan catatan: Harus ada

persetujuan Direksi.

Jumlah besi persatuan panjang atau jumlah besi ditempat tersebut

tidak boleh kurang dari yang tertera dalam gambar (dalam hal ini yang

dimaksud adalah jumlah luas). Biaya tambahan yang diakibatkan oleh

penukaran diameter besi menjadi tanggungjawab pemborong.

13.2.6. Cetakan dan Acuan

Bahan yang digunakan untuk cetakan dan acuan harus bermutu baik

sehingga hasil akhir konstruksi mempunyai bentuk, ukuran dan

(15)

uraian pekerjaan.

Pembuatan cetakan dan acuan harus memenuhi ketentuan-ketentuan

didalam pasal 5.1. SK SNI T-15.1991.03.

13.2.7. Mutu Beton

Mutu beton yang digunakan adalah K – 225 dan perbandingan, jika

dalam pengujian tidak mencapai K-225 maka harus diadakan mix

design, biaya ditanggung oleh kontraktor.

Pedoman Pelaksanaan

13.2.8. Kecuali ditentukan lain dalam Rencana Kerja dan syarat-syarat ini,

maka sebagai pedoman tetap dipakai SK SNI T-15.1991.03.

13.2.9. Pemborong wajib melaporkan secara tertulis pada Direksi apabila ada

perbedaan yang didapat didalam gambar konstruksi dan gambar

arsitektur.

13.2.10.Pengecoran

Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan tertulis

Direksi. Selama pengecoran berlangsung pekerja dilarang berdiri dan

berjalan-jalan diatas penulangan. Untuk dapat sampai ketempat-tempat

yang sulit dicapai harus digunakan papan-papan berkaki yang tidak

membebani tulangan. Kaki-kaki tersebut harus sudah dapat dicabut

pada saat beton dicor.

Apabila pengecoran beton harus dihentikan, maka tempat

penghentiannya harus disetujui oleh Direksi. Untuk melanjutkan

bagian pekerjaan yang diputus tersebut, bagian permukaan yang

mengeras harus dibersihkan dan dibuat kasar kemudian diberi additive

yang memperlambat proses pengerasan. Kecuali pada pengecoran

kolom, adukan tidak boleh dicurahkan dari ketinggian yang lebih

tinggi dari 1,5 m.

Selama pelaksanaan pengecoran beton harus diadakan/ dibuatkan uji

beton dengan pengujian slump test, minimum 7 cm, dan maksimum

12 cm. Cara pengujian adalah sebagai berikut : contoh beton diambil

(16)

Slump dibasahkan dan ditempatkan diatas kayu yang rata atau plat

beton. Cetakan diisi sampai kurang lebih sepertiganya. Kemudian

adukan tersebut diitusuk – tusuk 25 kali dengan besi berdiameter 16

mm panjang 30 cm dengan ujung yang bulat. Setelah diatasnya

diratakan, segera cetakan diangkat perlahan-lahan dan diukur

penurunannya (nilai slump).

Harus menggunakan vibrator untuk pemadatan beton.

13.2.11.Bagian – bagian yang tertanam dalam beton

• Pasang angkur dan lain-lai yang akan menjadi satu dengan beton

bertulang dan dicor pada saat yang bersamaan.

• Diperhatikan juga tempat klos-klos untuk kosen atau instalasi.

13.2.12.Pekerjaan Coating

• Lingkup Pekerjaan

Bagian ini meliputi penyediaan bahan dan pemasangan penyekat

air, serta penyediaan tenaga dan peralatan yang berhubungan

dengan pekerjaan ini., sesuai dengan yang dinyatakan dalam

gambar dan dipasang pada plat atap beton.

• Persyaratan

- NI – 3 1970

- BS 278 untuk elongation dan membrane strenght

- ASTME 154 untuk puncture resistence

- BS 3177 untuk water vapour permeability

13.2.13.Perawatan Beton

Beton yang sudah dicor harus dijaga agar tidak kehilangan kelebaban

untuk paling sedikit 14 (empat belas) hari. Untuk keperluan tersebut

ditetapkan cara sebagai berikut :

• Dipergunakan karung-karung goni yang senantiasa basah sebagai

penutup beton.

• Hasil pekerjaan beton yang tidak baik seperti sarang kerikil,

permukaan tidak mengikuti bentuk yang diinginkan, munculnya

(17)

memenuhi syarat, harus dibongkar kembali sebagian atau

seluruhnya menurut perintah Direksi. Untuk selanjutnya diganti

atau diperbaiki segera atas resiko pemborong.

13.2.14.Perbaikan Permukaan Beton

Pada saat pembongkaran bekesting/ mal yang perlu diperhatikan

adalah :

• Penambahan pada daerah yang kurang sempurna, kropos dengan

campuran adukan semen (cement mortar) setelah pembukaan

acuan, hanya boleh dilakukan setelah mendapat persetujuan dan

sepengetahuan Direksi/ Pengawas.

• Jika ketidak sempurnaan itu tidak diperbaiki untuk menghasilkan

permukaan yang diharapkan dan diterima Direksi/ pengawas,

maka harus dibongkar dan diganti dengan pembetonan kembali

atas beban biaya kontraktor.

• Ketidak sempurnaan yang dimaksud adalah susunan yang tidak

teratur. pecah/ retak, ada gelombang udara, kropos, berlubang,

tonjolan, dan lainnya yang tidak sesuai dengan bentuk yang

diharapkan/ diinginkan.

Hal- hal lain (“ Miscellaneous Items”)

• Isi lubang-lubang atau permukaan yang tertinggal dibeton bekas

jalan kerja sewaktu pembetonan. Jika dianggap perlu untuk dibuat

bantalan beton untuk pondasi alat – alat mekanik dan elektronik

yang ukuran, rencana, dan tempatnya berdasarkan gambar-gambar

rencana mekanikal dan elektrikal. Digunakan mutu beton seperti

yang ditentukan dan dengan penghalusan permukaannya.

14. Pekerjaan Quality Control Beton

Pengangkutan adukan beton dari tempat pengaduan ketempat pengecoran harus

dilakukan dengan cara yang disetujui oleh Direksi, yaitu:

Tidak berakibat pemisahan dan kehilangan bahan-bahan.

(18)

dicor dan yang akan dicor, dan nilai slump untuk berbagai pekerjaan beton harus

memenuhi tabel 4.4.1SK SNI T-15.1991.03.

Pengadukan pengecoran harus menggunakan Concrete Mixer.

Kontraktor harus memberikan Jaminan atas kemampuannya membuat kualitas

beton dengan memperhatikan data-data pelaksanaan di lain tempat atau dengan

mengadakan trial-mixer dilaboratorium yang ditunjuk oleh Direksi/pengawas

lapangan.

Kontraktor membuat laporan tertulis atas data-data kualitas yang dibuat dengan

disahkan oleh Direksi dan laporan tersebut harus dilengkapi dengan nilai

karakteristik Laporan tertulis tersebut.

Penunjukan Laboratorium harus dapat persetujuan dari Direksi/Pengawas.

14.1. Pengujian Dengan Menggunakan “ Kubus “

Sebelum diadakan pekerjaan pengecoran untuk setiap bagian pekerjaan struktur

bangunan (Pondasi, Sloof, Kolom, Plat Lantai dan Balok, pihak kontraktor

harus membuat percobaan test “kubus“ minimal 3 (tiga) sampel untuk

masing-masing bagian pekerjaan.

Pelaksanaan percobaan yang dimaksud adalah pengujian mutu beton dengan

kubus terbuat dari plat baja dengan ukuran 20 x 20 x 20 cm, jika dalam

pengetesan laboratorium mutu beton yang inginkan tidak tercapai maka harus

diadakan job mix design.

14.1.1. Pemeriksaan Mutu Beton

Mutu beton dan mutu pelaksanaan dianggap memenuhi syarat apabila

dipenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

• Tidak boleh lebih dari 1 nilai diantara 3 nilai hasil pemeriksaan

benda uji berturut-turut.

• Tidak boleh satu pun nilai rata-rata dari 3 hasil pemeriksaan benda

uji berturut-turut berkurang.

(19)

dipakai sebagai dasar untuk mempertimbangkan apakah perlu

diadakan perubahan dalam campuran beton.

14.2. Pemeriksaan Benda Uji

Adukan beton untuk benda uji harus diambil langsung dari mesin pengaduk

dengan menggunakan ember atau alat lainnya yang tidak menyerap air.

14.2.1. Pada adukan beton yang encer, adukan beton diisikan kedalam cetakan

dalam 3 lapis yang kira-kira sama tebal, dimana masing-masing lapis

ditumbuk 10 kali dengan tongkat baja dengan diameter 26 mm, dan

ujung dibulatkan.

14.2.2. Selanjutnya adukan didalam cetakan harus dipadatkan dengan cara

yang sesungguhnya. Apabila dalam hal ini dipergunakan jarum-jarum

penggetar, maka jarum penggetar tersebut harus dimasukkan sentris

kedalam setiap kubus tanpa menyentuh dasarnya. Penggetaran harus

dilanjutkan sampai permukaan adukan beton nampak mengkilap oleh

air semen. Kemudian jarum penggetar ditarik dan diadukkan.

14.2.3. Kubus-kubus uji harus disimpan ditempat yang bebas dari getaran dan

ditutupi dengan karung basah selama 24 jam.

14.2.4. Sebelum kubus diuji diperiksa kekuatannya, ukurannya harus

ditentukan dengan ketelitian sampai mm. Apabila berat isi dari beton

juga harus ditentukan, maka berat beton harus ditentukan dengan

ketelitian sampai ratusan gram.

14.2.5. Sebagai beban hancur dari kubus berlaku beban tertinggi yang

ditunjukkan oleh pesawat penguji. Pesawat penguji tidak boleh

mempunyai ± 3 % pada setiap pembebanan diatas 10 % dari kapasitas

maksimum.

15. Pondasi Foot Plate

15.1. Lingkup Pekerjaan :

Lingkup pekerjaan pondasi Foot Plate adalah :

a. Pasir Alas

(20)

c. Beton kedap air

d. Pondasi Foot Plat

15.2. Bahan – bahan dan Peralatan

15.2.1. Bahan – bahan yang diperlukan adalah :

No. Bahan Jenis Spesifikasi

15.2.2. Peralatan yang diperlukan :

a. Sendok Semen

b. Molen

c. Vibrator

d. Kunci dan Gunting besi

e. Kereta Sorong

15.3. Peraturan dan Syarat-syarat

15.3.1. Peraturan yang harus dipedomani adalahPBI 1971

15.3.2. Plat poer pondasi beton bertulang dibuat dengan mutu beton K- 250

15.3.3. Beton lantai kerja dibuat dengan perbandingan 1 PC : 3 PS : 5 KR

dengan ketebalan 10 cm

15.4. Tata cara pelaksanaan

(21)

15.4.2. Persiapan lubang poer pondasi meliputi lapisan pasir alas poer pondasi

setebal 10 cm dan pengecoran lantai kerja setebal 10 cm.

15.4.3. Setelah selesai pembesian dan pembuatan mall/bekesting, dilakulkan

pengecoran Plat poer beton pondasi

15.4.4. Adukan campuran beton dibuat dengan menggunakan molen.

16. Pekerjaan Quality Control Baja

16.1. Bahan logam untuk pekerjaan struktur

16.1.1. Bahan baja ini kecuali ditunjuk atau disyaratkan lain harus sesuai

dengan PUBB 1965.

16.1.2. Semua bagian baja yang digunakan harus dari jenis yang sama

kualitasnya. Dalam hal ini dipakai baja jenis U-24 dengan tegangan

tarik putus baja minimum 2.400 Kg/cm2.

16.1.3. Batang Profil harus bebas dari karat, lubang-lubang, bengkok, putiran

dan cacat perubahan lain.

16.1.4. Batang baja disediakan sesuai penampang, bentuk, tebal, ukuran, berat

dan detail-detail lainnya sesuai gambar.

16.1.5. Baut-baut atau mur yang digunakan harus baut hitam dengan tegangan

baut dan tegangan las minimum 1400 kg/m2 atau minimal sama

dengan mutu baja yang digunakan.

16.1.6. Elektroda-elektroda las harus diambil dari BPADE A (Best Heavy

Coated Type ) diamternya lebih besar atau sama dengan 6 mm (1/4)

dan harus dijaga agar selalu dalam keadaan tetap kering.

16.2. Macam Pekerjaan

Membuat konstruksi kap pada bangunan gedung kantor sesuai dengan gambar.

Rangka-rangka harus rata dan baku dalam satu bidang sesuai denagn gambar.

16.3. Penyambungan dan pemasangan

16.3.1. Penjelasan harus dilaksanakan dengan hati-hati logam yang dilas harus

bebas dari retak dan cacat yang dapat mengurangi kekuatan

sambungan. Permukaan yang dilas harus sama dan rata serta kelihatan

(22)

16.3.2. Sambungan/pertemuan batang pada plat bahul pada konstruksi kap

adalah sambungan las.

16.3.3. Semua detail dan hubungan harus dibuat dengan teliti dan dipasang

dengan hati-hati untuk menghasilkan tampak yang rapi dan tertip.

Semua perlengkapan lain perlu demi kesempurnaan pemasangan

walaupun tidak secara khusus diperlihatkan dalam gambar, harus

diadakan/disediakan.

16.3.4. Pemborong harus mengambil ukuran-ukuran sesungguhnya ditempat

pekerjaan dan tidak hanya dari gambar-gambar kerja.

16.3.5. Seluruh permukaan baja dicat dengan cat menie baja.

17. Pekerjaan Dinding

17.1. Lingkup Pekerjaan

17.1.1. Diding Bata

Pemasangan dinding bata merah setebal ½ bata dilakukan untuk

seluruh pembatas ruangan, bagian saluran keliling emperan bangunan

dan septicktank, seperti tertera dalam gambar dan dijelaskan dalam

gambar detail.

Persyaratan ;

- PUBI – NI 1970 / peraturan Umum

- NI – 19 1973 / Peraturan Batu Merah Sebagai Bahan Bangunan

- NI – 10 1973 / Peraturan

- SII – 0021 1978 / Standar Industri Indonesia

17.2. Persyaratan Bahan

17.2.1. Bata

Mutu bata yang digunakan dari jenis klas I menurut NI 10 dengan

bentuk standart batu bata adalah prisma empat persegi panjang,

bersudut siku-siku dan tajam, permukaannya rata dan tidak

menampakkan adanya retak-retak yang merugikan. Bata merah dibuat

(23)

suhu cukup tinggi hingga tidak hancur bila direndam air.

Untuk persyartan kedua bahan tersebut, mengikuti persyaratan yang

telah digariskan pada pasal beton bertulang.

17.2.4. Batu Kali/ batu belah

Batu kali untuk pondasi harus bersih dari kotoran serta keras dan

memenuhi persyaratan yang telah ditentukan.

17.2.5. Papan digunakan bahan kayu kelas II yang tidak cacat, dan untuk

triplek digunakan produksi dalam negeri.

17.3. Pedoman Pelaksanaan

17.3.1. Pekerjaan dinding mempunyai dua macam pasangan, yaitu:

• Pasangan kedap air (1 PC : 3 PS)

Semua pasangan bata dimulai diatas sloof sampai setinggi 20

cm diatas lantai

Pasangan dinding saluran keliling bangunan

Pasangan dinding WC setinggi 1,50 cm diatas permukaan

lantai

Pasangan dinding septicktank

• Pasangan adukan 1 PC : 3 KPR : 10 PSR berada diatas pasangan

kedap air tersebut.

17.3.2. Persyaratan Adukan

Adukan pasangan harus dibuat secara hati-hati, diaduk didalam bak

kayu yang memenuhi syarat. Mencampur semen dengan pasir harus

dalam keadaan kering yang kemudian diberi air sampai didapat

(24)

habis digunakan sebelumnya, tidak boleh dicampur lagi dengan

adukan yang baru.

17.3.3. Pengukuran (Uit-zet) harus dilakukan oleh Kontraktor secara teliti dan

sesuai gambar, dengan syarat:

Semua pasangan dinding harus rata (horizontal), dan pengukuran

harus dilakukan dengan benang.

Pengukuran pasangan benang antara satu kali menaikkan benang

tidak boleh melebihi 30 cm, dari pasangn bata yang telah selesai.

17.3.4. Lapisan bata yang satu dengan lapisan bata diatasnya harus berbeda

setengah panjang bata. Bata setengah tidak dibenarkan digunakan

ditengah pasangan bata, kecuali pasangan pada sudut.

17.3.5. Pengakhiran sambungan pada satu hari kerja harus dibuat bertangga

menurun dan tidak tegak bergigi untuk menghindari retak dikemudian

hari. Pada tempat-tempat tertentu sesuai gambar diberi kolom–kolom

praktis yang ukurannya disesuaikan dengan tebal dinding.

17.3.6. Lubang untuk alat-alat listrik dan pipa yang ditaman didalam dinding,

harus dibuat pahatan secukupnya pada pasangan bata (sebelum

diplester). Pahatan tersebut setelah dipasang pipa/alat, harus ditutup

dengan adukan plesteran yang dilaksanakan secara sempurna,

dikerjakan bersama-sama dengan plesteran seluruh bidang tembok.

17.3.7. Dalam mendirikan dinding yang kena udara terbuka, selama waktu

hujan lebat harus diberi perhitungan dengan sesuatu penutup yang

sesuai (plastik). Dinding yang telah terpasang harus deiberi perawatan

dengan cara membasahi secara terus menerus paling sedikit 7 hari

setelah pemasangannya.

18. Pekerjaan Plesteran

18.1. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan plesteran dilakukan pada seluruh pasangan bata, beton bertulang,

saluran keliling bangunan dan septicktank.

(25)

- NI 2 – 1971

- NI 3 – 1970

- NI 8 – 1972

18.2. Persyaratan Bahan

Bahan pasir, semen dan air mengikuti persyaratan yang telah digariskan dalam

pasal beton bertulang.

18.3. Pedoman Pelaksanaan

18.3.1. Sebelum plesteran dilakukan, maka :

• Dinding dibersihkan dari semua kotoran

• Dinding dibasahi dengan air

• Semua siar permukaan dinding batu bata dikorek sedalam 0,5 cm

• Permukaan beton yang akan diplester dibuat kasar agar bahan

plesteran dapat merekat dengan baik.

18.3.2. Adukan plesteran pasangan bata kedap air dipakai campuran 1 PC : 2

PS, sedangkan plesteran bata lainnya dipergunakan campuran 1 PC:4

PSR.

18.3.3. Ketebalan plesteran pada semua bidang permukaan harus sama

tebalnya dan tidak diperbolehkan berkisar antara 1,00 cm sampai 1,50

cm. Untuk mencapai tebal plesteran yang rata sebaiknya diadakan

pemeriksaan secara silang dengan menggunakan mistar kayu panjang

yang digerakan secara horisontal dan vertikal.

18.3.4. Bilamana terdapat bidang plesteran yang berombak harus diusahakan

memperbaikinya secara keseluruhan. Bidang-bidang yang harus

diperbaiki hendaknya dibongkar secara teratur (dibuat bongkaran

berbentuk segi empat) dan plesteran baru harus rata dengan sekitarnya.

18.3.5. Semua bidang plesteran harus dipelihara kelembabannya selama

seminggu sejak permulaan plesteran.

18.3.6. Pekerjaan plesteran baru boleh dilaksanakan setelah pekerjaan penutup

(26)

19. Pekerjaan Dinding Keramik/Porselen

19.1. Lingkup Pekerjaan

19.1.1. Dinding KM/WC, dan bak air dilapisi dengan keramik ukuran 20 x 25

cm, atau 10 x 20 cm atau tegel (ubin kepala basah) warna 20 x 20 cm.

19.1.2. Lantai meja beton dan dinding didepannya setinggi 33 cm dilapisi

dengan keramik 20 x 20 cm, atau 10 x 20 cm atau tegel (ubin kepala

basah) warna 20 x 20 cm.

19.2. Persyaratan Bahan

Bahan keramik atau porselin yang digunakan produksi Dalam Negeri setara

merk KIA atau (KW 1) sekualitas.

19.3. Pedoman Pelaksanaan

19.3.1. Dinding bata tempat pemasangan keramik atau porselin diplester kasar

dengan campuran 1 PC : 3 PS, kemudian diatas plester tersebut

ditempel keramik atau dengan menggunakan pasta semen.

19.3.2. Permukaan pasangan keramik atau porselin harus datar, rata alurnya,

harus sama besarnya. Celah-celah antar keramik/porselin diisi dengan

semen berwarna sama dengan warna keramik/porselin/ubin kepala

basah.

20. Pekerjaan Lantai

20.1. Lingkup Pekerjaan

Pemasangan lantai dibuat untuk semua bagian lantai ruangan, KM/WC, Selasar

depan dan keliling bangunan. Pekerjaan lantai terdiri dari :

20.1.1. Lantai beton tumbuk atau beton rabat atau rabat kerikil pada ruangan

dalam, selasar samping kiri kanan, belakang dan depan bangunan.

20.1.2. Lantai Keramik pada seluruh ruang dan selasar bangunan.

20.1.3. Keramik unpolished pada WC/KM.

20.2. Bahan Yang digunakan

(27)

20.2.2. Keramik 20 X 20 Produksi Dalam Negeri merk KIA atau sekualitas.

20.2.3. Beton tumbuk 1 Pc : 3 Ps : 6 Kr

20.3. Pedoman Pelaksanaan

20.3.1. Dasar lantai

Dilapisi pasir pasangan setebal 10 cm dan dipadatkan

20.3.2. Pemeriksaan

Sebelum lantai dipasang, Kontraktor harus memeriksa semua

pasangan pipa-pipa, saluran-saluran dan lain sebagainya yang harus

sudah terpasang dengan baik sebelum pemasangan lantai dimulai.

20.3.3. Adukan

diplester setebal 1 cm. Adukan perekat lantai dipakai 1 Pc : 3 Ps :

6 Kr dengan plesteran 1 Pc : 3 Ps

• Adukan perekat untuk lantai harus betul-betul padat/penuh agar

tidak terdapat rongga-rongga dibawah ubin yang dapat

melemahkan konstruksi. Sambungan antara ubin dengan ubin

harus sama lebarnya, lurus dan harus diisi dengan air semen yang

warnanya sesuai dengan warna ubin. Hasil pasangan akhir harus

rata tidak bergelombang dan waterpass.

• Pekerjaan yang telah selesai tidak boleh ada yang retak, noda dan

cacat-cacat lainnya. Apabila terjadi cacat pada lantai, maka bagian

cacat tersebut harus dibongkar sampai berbentuk bujur sangkar

dan pasangan baru harus rata dengan sekitarnya.

• Permukaan pasangan keramik/ubin harus datar dan waterpass.

Pada lantai KM/WC, permukaan lantainya dimiringkan 1 % ke

(28)

21. Pekerjaan Rangka Kosen Pintu dan Jendela

21.1. Lingkup Pekerjaan Kosen Alluminium.

Lingkup Pekerjaan rangka kosen pintu dan jendela meliputi penyediaan tenaga

kerja, bahan, alat-alat bantu yang diperlukan, sehingga konstruksi pemasangan

selesai dilaksanakan. Bagian pekerjaannya adalah :

21.1.1. Pekerjaan kozen pintu dan jendela, pada bagian dinding luar dan

dalam terbuat dari bahan aluminium dan sesuai dengan petunjuk

gambar kerja/bestek.

21.1.2. Daun pintu/jendela dan ventilasi terbuat dari aluminium/ kaca sesuai

petunjuk gambar bestek.

21.1.3. Listplank dari bahan papan dilapisi plat seng aluminium.

Aluminium produksi dalam negeri berkualitas baik, setara produksi

ALCAN warna disesuaikan , tebal, bentuk maupun sistim profil sesuai

dengan gambar bestek/ kerja.

21.1.4. Komponen lain-lain meliputi kunci- kunci , karet penjepit kaca, karet

peredam pintu dan bahan pelindung aluminium untuk menghindari

noda bekas percikan adukan semen.

Persiapan :

a. Periksa semua ukuran digambar kerja dan disesuaikan setiap kondisi

lapangan sebelum dilakukan penyetelan. Setiap terdapat perbedaan segera

diberitahukan kepada pengawas lapangan untuk mendapatka perbaikan.

b. Tanda- tanda cacat akibat proses pekerjaan seperti “ rock” atau “ griper “

pada permukaan aluminium harus diganti.

Pelaksanaan :

- Pekerjaan / pembuatan dan pemasangan kosen aluminium beserta kaca

harus dilaksanakan oleh Kontraktor aluminium yang ahli dalam bidangnya.

- Untuk mendapatkan ukuran yang tepat, kontraktor aluminium harus datang

kelapangan dan melakukan pengukuran ulang.

(29)

bahan stainless Steel.

21.2. Pekerjaan Kosen Kayu

21.2.1. Selain bangunan Utama, bangunan lainnya menggunakan Kosen yang

terbuat dari kayu .

21.2.2. Kosen- kosen pintu dan jendela harus terbuat dari kayu klas I

( Seumantok ) kualitas baik, dengan bentuk, ukuran dan cara

pemasangan sesuai gambar. Kadar kelembaman maksimum adalah

15 %.

21.2.3. Bentuk dan ukuran sesuai gambar bestek/ kerja dan sebelum dibentu

kayu-kayu tersebut harus mendapatkan persetujuan dari Direksi/

Pengawas.

21.2.4. Persyaratan persyaratan konstruksi harus didasarkan kepada PPKI NI

5/PPKI dan segala sesuatu harus diketahjui dan disetujui

Direksi/Pengawas.

21.2.5. Setiap kosen harus dilengkapi dengan anker minimum 4 buah

dipasang dikiri, kanan kosen, untuk kosenpintu ujung bawah,

dilengkapi dengan dook dan diangkerkan dalam neut beton.

21.2.6. Setelah kosen terpasang, bidang permukaan kosen harus rata dan tidak

ada bagian-bagian kayu yang gompal-gompal atau cacat-cacat lainnya

dan kemudian dicat sesuai dengan yang ditentukan.

Pekerjaan Pintu dan Jendela

21.2.7. Daun Pintu dan jendela

• Daun pintu dan jendela pada gedung kantor utama menggunakan

bahan dari aluminium yang berkualitas baik.

• Bahan Aluminium harus yang berkualitas baik, sehingga pada saat

dipasang tidak mudah lentur/ bengkok,bahan dalam untuk

mengikat kaca harus dilapisi karet sebagai penguat getaran.

• Pembuatan daunpintu/jendela pada bangunan lainnya

menggunakan papan kayu klas kuat II yang berkualitas baik.

• Untuk pintu km/wc daun pintu terbuat dari bahan aluminium.

(30)

sama.

• Bentuk, ukuran dan konstruksi tercantum didalam gambar kerja

yang aman segalanya harus ditaati, kecuali ada ketentuan lain dari

perencanaan, Konsultan Pengawas atau Pemberi tugas.

21.2.8. Rangka Atap

Rangka atap yang digunakan adalah dari Konstruksi Kayu Kelas I.

Ukuran setiap unit kuda - kuda yang digunakan harus sesuai standar

Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia, dan dimensi baja yang diminta

pada gambar kerja supaya diperhatikan agar tidak terjadi kesalahan

yang fatal.

- Bahan kayu yang digunakan kecuali ditunjuk atau diisyaratkan

lain harus sesuai dengan PKKI.

- Semua bagian kayu yang digunakan harus dari jenis yang sama

kualitasnya .

- Batang kayu yang disediakan sesuai penampang, bentuk, tebal,

ukuran, berat dan detail-detail lainnya sesuai gambar kerja.

- Batang profil harus bebas dari lubang-lubang, bengkok,

puntiran,dan cacat perubahan lainnya.

21.2.9. Macam Pekerjaan :

Membuat konstruksi kap pada bangunan gedung utama sesuai dengan

gambar.

Rangka – rangka hartus rata dan baku dalam satu bidang sesuai

dengan gambar.

21.2.10.Penutup Atap

Lingkup pekerjaan :

Bagian ini meliputi pengadaan dan pemasangan pekerjaan penutup

atap seperti yang tertera pada gambar kerja/bestek.

Bahan

• Genteng Seng Metal jenis Ruby warna. Disini warna disesuaikan

(31)

• Fibre Glass

Pedoman Pelaksanaan :

• Rangka Penutup atap untuk banguna gedung diantaranya

- Konstruksi kuda – kuda kayu

- Gording mengguanakan konstruksi dari baja ringan

- Ring kayu sesuai ukuran pada gambar

- Jarak serta letak sisesuaikan dengan petunjuk gambar

kerja/bestek/.

• Pemasangan genteng seng Metal harus mengkuti petunjuk dari

brosur yang telah disiapkan. Pemasangan harus rapi dan tidak

boleh ada gelombang yang menakibatka atap tidak sama rata.

21.2.11.Lisplank dari hahan aluminium lebar sesuai gambar. Pemasangannya

langsung pada ujung bagian luar konstruksi atap baja. Pemasangan

dilapisi papan dengan ukuran tinggi untuk Lisplang harus sesuai

dengan gambar kerja.harus rapi dan lurus. Apabila dijumpai

pemasangan yang tidak lurus, maka bagian tersebut harus dibongkar

dan diperbaiki kembali atas beban Kontraktor.

22. Pekerjaan Kaca

22.1. Lingkup Pekerjaan

Bahan ini mencakup pengadaan dan pemasangan kaca, seperti yang terteta

dalam gambar perencanaan.

Persyaratan :

22.1.1. Bahan

1). Kaca bening dan berwarna, tebal minimum 5 mm dipasang pada

tempat sesuai dengan gambar perencanaan dan peyunjuk Direksi

Pelaksanaan , kualitas kaca setara dengan produk Asahi Mas.

2) Kaca cermin dari kualitas utama, tebal 6 mm, dipasang sesuai

dengan gambar perencanaan, sekualitas Asahi Mas.

(32)

pelaksana untuk mendapatkan persetujuan sebelum dilakukan

pemasangan.

Pedoman Pelaksanaan

Kaca harus dipasang tegak lurus pada alurnya dan di stell di tengah- tengah,

dipasang sesuai dengan persyaratan dari pabrik pembuatnya. Antara kaca dan

bidang aluminium dipisahkan dengan seal karet untuk penyekat dan penahan

getaran. Kontraktor harus mengambil ukuran yang tepat dari lubang/bidang

yang akan dipasang kaca, kesalahan karena ini menjadi tanggungjawab

Kontraktor. Setelah terpasang, kaca harus dibersihkan dan kaca yang tergores

harus diganti.

23. Pekerjaan Langit-langit

23.1. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan yang dilaksanakan untuk menutup langit-langit pada seluruh ruang

yang terdapat pada bangunan.

23.2. Persyaratan Bahan

- NI – 3

- NI – 5

- NI – 0015 – 1976

Bahan :

23.2.1. Bahan yang digunakan adalah kayu lapis ( plywood) tebal minimum 3

mm dari kualitas terbaik dan Gipsum Board dengan tebal 10 mm siap

pasang/jadi.

23.2.2. Cara pemasangan plafond gibsum dapat dilihat pada brosur saat

dibelinya bahan tersebut. Bentuk dan Corak tergantung permintaan

pemilik proyek.

(33)

Pedoman Pelaksanaan :

a. Plafond Plywood, plafond gyposum dan plafon rider :

- Bahan penutup langit-langit / plafond, dapat dipasang apabila semua

instalasi diatas plafond sudah terpasang dan sudah diuji coba ( test).

- Didalam pemasangan pertemuan bahan plafond harus lurus, saling

tegak lurus dan siku.

- Konstruksi penggantung plafond dibuat dengan memperhatikan

faktor kekuatan perletakan lampu dan lain-lain fixtures yang akan

dipasang pada pertemuan plafond.

- Pemasangan rangak plafond plywood dengan modul polos kecuali

bila dalam gambar dinyatakan lain. Ukuran kayu penggantung adalah

5/7 cm dengan penggantung utama 5/10 cm.

- Pemasangan plafond harus dipasang pada permukaan rangka yang

benar datar ( water pass) . Celah-celah (naad) harus

benar-benar lurus sesuai dengan gambar. Permukaan plafond pada rangka

harus benar-benar rapi dan beraturan letaknya.

- Pengakiran pada bidang dinding dengan list kayu/naad dan profil

gypsum. Demikian pula sebagai bahan untuk plafondnya digunakan

bahan gypsum.

24. Pekerjaan Penutup Atap

24.1. Lingkup Pekerjaan

Bagian pekerjaan yang dilaksanakan adalah menutup semua bidang atap

bangunan.

24.2. Bahan yang digunakan

24.2.1. Penutup atap menggunakan genteng seng metal jenis Emerald atau

sekualitas yang telah disetujui direksi.

24.3. Pedoman Pelaksanaan

24.3.1. Pasangan genteng seng metal disusun berlapis sesuai dengan bentuk

genteng yang ada. Bubungan ditutup dengan bahan yang sejenis

(34)

24.3.2. Pemasangan harus rapi dan memenuhi syarat-syarat sehingga tidak

mengakibatkan kebocoran. Apabila terjadi kebocoran setelah

pemasangannya, maka bagian yang bocor tersebut harus dibongkar

dan dipasang baru.

25. Pekerjaan Pengunci dan Penggantung

25.1. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan pengunci dan penggantung dipasang pada semua daun pintu dan

jendela, selanjutnya pada jendela dipasang grendel dan hak angin.

Untuk bangunan utama bentuk dari penggantung dan pengunci berhubungan

langsung dengan plat kosen aluminium.

25.2. Persyaratan Bahan

25.2.1. Engsel-engsel dari kuningan sekualitas merek ARCH Nylon ukuran 4

X 3 atau yang setaraf.

25.2.2. Kunci pintu dipasang sekualitas merek Yale 2 (dua) slaag (dua kali

putas) atau yang setaraf.

25.2.3. Grendel (sloot), tarikan jendela dan hak angin berkualitas baik.

25.3. Pedoman pelaksanaan

25.3.1. Setiap daun pintu dipasang kunci tanam 2 (dua) slaag merk yale, dan

kunci Cyelinder pada pintu yang sesuai dengan rencana dan gambar

kerja, bahan yang didatangkan harus yang berkualitas baik.

25.3.2. Engsel pintu dipasang 3 (tiga) buah setiap lembaran daun pintu.

Pemasangan dilakukan dengan mur khusus untuk pintu, tidak

dibenarkan melengketkan engsel ke pintu dan kozen dengan

menggunakan paku. Penguncian mur harus dilakukan dengan

memutarnya dengan obeng, sehingga seluruh batang masuk dan

menempel kuat ke kayu yang dipasang.

25.3.3. Untuk alat-alat tersebut diatas sebelum dipasang Kontraktor wajib

memperlihatkan contoh terlebih dahulu untuk dimintakan persetujuan

Direksi atau Pemberi Tugas.

(35)

yang disyaratkan, maka Direksi berhak untuk menyuruh bongkar

kembali dan diganti dengan alat-alat yang disyaratkan atas biaya

Kontraktor.

25.3.5. Grendel dan hak angin dipasang 2 (dua) buah untuk setiap daun

jendela. Pasangan harus rapi dan dapat bekerja dengan baik. Untuk

melengketkan alat tersebut ke daun jendela harus menggunakan mur

seperti tersebut pada ayat 11.3.2 pasal ini.

25.3.6. Expanyolet dipasang pada daun pintu buka dua (dua lembar daun

pintu pada satu pintu.

Semua merk dan ukuran harus dilihat pada gambar kerja sehingga

tidak terjadi kesalahan pemasangan ulang.

26. Pekerjaan Pemipaan dan Perlengkapan Sanitasi

Syarat – syarat umum :

Syarat- syarat umum merupakan bagian dari persyaratan teknis ini. Apabila ada

beberapa klausul-klausul dari syarat umum yang dituliskan kembali dalam persyaratan

teknis ini, berarti menuntut perhatian khusus pada klausul-klausul dari syarat umum

hanya dianggap tidak berlaku apabila dinyatakan secara tegas dalam persyaratan teknis

ini.

Pemborong harus mempelajari dan memahami kondisi tempat yang ada. Apabila

timbul persoalan pemborong wajib mengajukan saran penyelesaian paling lambat

seminggu sebelum bagian ini harus dilaksanakan.

Pada waktu akan memulai pekerjaan, pemborong harus menyerahkan gambar kerja

(Shop Drawing) terlebih dahulu untuk mendapatkan persetujuan dari Direksi/

Pengawas.

26.1. Lingkup Pekerjaan

Pelaksanaan pekerjaan meliputi pembuatan Sanitasi Air bersih dan Air Kotor.

Secara umum bagian-bagian pekerjaan utama yang termasuk dalam persyaratan

Teknis ini adalah sebagai berikut :

a. Sistim pemipaan air bersih dari jaringan utama air bersih diluar bangunan

(36)

fixting-fixtingnya.

b. Sistim pembuangan air kotor ( dari toilet, sarana domestik) dari seluruh

fixture sampai 1 ( satu ) meter di luar bangunan.

c. Penyediaan dan pemasangan semua plumbing fixtures.

26.2. Bahan-bahan yang digunakan

26.2.1. Pipa PVC diameter ½ “ dan diameter ¾ “, untuk keperluan air bersih

digunakan bahan dengan kuat tekanan kerja 7 Kg/cm2. Alat

penyambung digunakan dari jenis bahan yang sama dengan bahan

untuk pipa.

26.2.2. Stop kran ¾” sekwalitas HAMCO.

26.2.3. Kran diameter ½” sekwalitas HAMCO.

26.2.4. Saringan air kotor/floor drain dari plat galvanis kualitas baik.

26.2.5. Septick tank, dari pasangan bata kedap air dengan tutup dari beton

bertulang, dan resapan dari batu gunung/kali dengan ijuk, ukuran

seperti gambar detail.

26.2.6. Kloset jongkok sekualitas KIA standart atau sekualitas.

26.2.7. Bak penampungan air dari pasangan bata dan dinding keramik. Atau

dari feberglass sekualitas GAPURA.

26.2.8. Wastafel sekualitas KIA standart.

26.2.9. Bak cuci dari aluminium sekualitas DIAMOND.

26.2.10.Bak kontrol dari pasangan bata diplester dengan tutup dari beton

cetak.

26.2.11.Toren air dari besi siku 50.50.5 dan bak air dari fiber glass / plastik

anti lumut kapasitas 3000 liter sekualitas GRAIN atau PINGUIN

(sesuai gambar detail).

26.2.12.Cincin sumur dari beton cetak untuk sumur gali.

26.2.13.Untuk saluran air hujan digunakan beton cetak ½ Diameter 20 cm dan

diameter 20 cm atau pasangan batu bata 1 Pc : 4 Ps dan diplester

dengan adukan yang sama.

(37)

26.3.1. Pemasangan pipa-pipa didalam bangunan dipasang didalam dinding

(in bouw). Pasangan pipa-pipa tersebut harus horisontal dan vertikal,

tidak boleh dipasang miring.

26.3.2. Air diambil dari sumber PDAM. Pengambilan air tersebut

dihubungkan dari pompa ke toren air atau sistim distribusi tertentu

sesuai gambar, memakai pipa PVC diameter ¾” dan diteruskan ke

bangunan yang memerlukan tapping air. Dari sini digunakan shock

½”-3/4” untuk mengubah besaran pipa ke ½”. Pipa ½” ditanam

didalam dinding, dikeluarkan pada tempat-tempat yang dibutuhkan,

dan disini digunakan kran air diameter ½”. Pipa pengambilan dan pipa

distribusi harus ditanam didalam tanah.

26.3.3. Toren air dibuat dari konstruksi baja (bentuk sesuai gambar) siku

50.50.5 dengan ikatan perkuatan sambungan menggunakan mur baut

dan pengelasan sehingga konstruksinya kuat. Konstruksi baja tersebut

harus dicat dengan cat dasar/cat meni 1 (satu) kali. Diatas toren

dipasang bak air dari fiber glas dengan ukuran isi 2 m3 air.

26.3.4. Setelah selesai pemasangan seluruh jaringan air, harus dilakukan

pengetesan yang disaksikan oleh Kontraktor, Pengawas dan Pemimpin

Bagian Proyek. Pengujian harus menghasilkan tekanan hydraulik

sebesar 10 kg/cm2 selama satu jam tanpa penurunan tekanan. Segala

cacat dan kekurangan-kekurangan yang dijumpai dari hasil pengujian

harus diperbaiki dan semua biaya yang timbul akibat kegagalan

pengujian adalah tanggungan Kontraktor.

26.3.5. Air kotor dari KM dialirkan dengan pipa beton diameter ½ - 20 cm

kesaluran terdekat, harga satuan untuk saluran harus termasuk harga

grill didepan jalan masuk.

Pipa-pipa sanitair, bahan kimia digunakan dari pipa PVC ( 6 kg/cm2 )

merek Wavin.

Semua cabang harus dibuat dengan Y buatan pabrik Wavin.

Semua floor drain dan WC harus diberi “ water trup “ baik yang

(38)

Pipa-pipa dan fitting untuk “ vent “ dibuat dari PVC klas ( 6 Kg/cm2)

merek Wavin.

26.3.6. Pembuangan air limbah/kotoran dari wc dialirkan dengan pipa PCV

diameter 4” ke septic tank. Pada tempat-tempat tertentu sebelum pipa

dihubungkan ke septicktank, harus dipasang satu buah bak kontrol

tergantung dari jarak dan tikungan saluran.

26.3.7. Septictank dibuat dari pasangan trasram bata merah adukan 1 PC : 2

PS, dengan sisi dalamnya diplester dengan adukan yang sama dan

bagian atasnya plat beton bertulang 1 PC : 2PS : 3 KR tebal 8 cm

(termasuk tutup kontrol) serta diberi pipa pembuang udara dari pipa

galvanis diameter 2”.

26.3.8. Segala sesuatunya mengenai bentuk, ukuran maupun kapasitas

septicktank dan sumur peresapannya harus dilaksanakan sesuai

gambar yang bersangkutan. Tata letak sumur peresapan (rembesan)

sekurang-kurangnya 15,00 m dari sumber air tanah (sumur gali) agar

tidak terjadi pencemaran terhadap sumber air tersebut.

26.3.9. Didalam KM/WC dilengkapi satu buah bak air dari pasangan batu bata

1 PC : 2 PS. Bak ini kemudian dilapisi keramik/porselin kualias baik.

Lubang penguras pada bak air dipasang pipa khusus yang dilengkapi

dengan penutup khusus yang mempunyai ulir kualitas baik.

26.3.10.Untuk bak air yang menggunakan fiberglass pada bagian luarnya

dipasang bata campuran 1 PC : 2 PS dan dilapisi keramik 20 x 25 cm.

Pengujian dan Desinfeksi Air Buangan.

Pengujian sistim pembuangan

◘ Seluruh Sistim pembuangan air harus mempunyai lubang-lubang yang dapat

ditutup (plugged) agar seluruh sistim tersebut dapat diisi dengan air sampai

lubang “ vent “ tertinggi.

◘ Sistim tersebut dapat menahan air yang diisikan seperti tersebut diatas

minimumselama 30 menit dan penurunan air selama waktu tersebut tidak

(39)

◘ Apabila pada waktu Direksi/Pengawas melaksanakan pengujian lain

disamping pengujian diatas, pemborong harus melakukannya dengan

tambahan biaya.

Pengujian dan desinfeksi Air bersih.

Pengujian sistim Distribusi Air :

◘ Setelah “ rouching- in” selesai dipasang dan sebelum memasang fixture

seluruh sistim distribusi air harus diuji dengan tekanan hidrostatik sebesar

satu setengah kali tekanan kerjanya ( workingpressure), minimum 7,5 atau

tanpa mengalami kebocoran selama satu jam.

◘ Apabila sesuatu bagian dari instalasi pipa akan tertutup oleh tembok atau

konstruksi bangunan lainnya, maka bagian dari instalasi tersebut harus diuji

dengan cara yang sama seperti diatas sebelum ditutup dengan tembok atau

bagian bangunan tersebut.

◘ Gambar- gambar sesuai terpasang ( As- Built Drawings)

- Selama pelaksanaan pemasangan instalasi ini berjalan, pemborong

harus memberikan tanda – tanda dengan pensil / tinta merah pada 2 set

gambar pluimbing, atas segala perubahan penghapusan atau

penambahan pada rencana instalasi atau dari gambar tersebut.

27. Pekerjaan Instalasi Listrik

27.1. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan instalasi listrik meliputi pemasangan seluruh jaringan instalasi di

dalam bangunan, pemasukan arus yang bersumber dari instalasi PLN

(Perusahaan Listrik Negara) atau Genset, penyediaan bola lampu, kabel-kabel,

pipa-pipa PVC, tiang listrik, dan sebagainya sehingga listrik menyala. Jumlah

titik lampu dan stop kontak yang harus dipasang disesuaikan dengan jumlah

yang tertera dalam gambar. Titik Lampu dan Stop Kontak mengandung maksud

tempat mata lampu dan stop kontak yang telah dipasang kabel-kabel yang

diperlukan sehingga arus listrik sudah berfungsi pada titik tersebut.

(40)

melengkapi dan seluruh ketentuan yang tercantum dalam gambar kerja dan

spesifikasi bersifat mengikat.

27.3. Seluruh Pekerjaan Instalasi listrik yang tidak dilaksanakan harus dikerjakan

oleh kontraktor Instalasi Listrik yang dapat dipercaya, mempunyai reputasi

yang baik dan ditunjang oleh tenaga-tenaga yang cakap dan berpengalaman

dalam bidangnya, serta terdaftar sebagai pemegang/ rekanan Instalatur PLN

dengan kelas minimal “ C “ dan masih berlaku hingga tahun terakhir yang

sedang berjalan.

27.4. Seluruh permukaan Instalasi harus dikerjakan menurut Peraturan Umum

Instalasi Listrik (PUIL) di Indonesia/ peraturan PLN setempat edisi terakhir

sebagai petunjuk dan juga peraturan- peraturan yang berlaku pada daerah

setempat dan standard-standard / “ code – code “ lainnya yang diakui secara

internasional (VDE, DIN, IES, NEMA, BS dan sebagainya).

27.5. Bahan-bahan yang digunakan

27.5.1. Kabel NYWGBY

Kabel dengan 4 inti

Lapisan isolasi PVC melindungi setiap inti . Lapisan metal yang

menyelubungi secara keseluruhan sebagai earting conductor.

27.5.2. Kabel NYM

Kabel dengan 3 inti untuk satu pass

Inti copper dibungkus dengan isolasi PVS

Isolasi 2 lapis menyelubungi inti

27.5.3. Kabel NYA

Isolasi PVC, luas penampang minimum yang boleh digunakan

2,5mm2.

Kawat BC, kawat tembaga yang telanjang.

27.5.4. Steker stop kontak dan saklar dari bahan ebonit kualitas baik.

27.5.5. Bola lampu pijar, TL dan armaturnya adalah produksi Nasional merk

Philips, Toshiba, Tungsram atau yang sekualitas, dengan syarat-syarat

berikut :

(41)

Body dari plat besi, tebal minimum 0,9 mm, dicat putih didepan,

abu-abu di belakang.

Balast merk Sinar atau sejenisnya

Stater Merek Philips atau sejenisnya

Fitting :

Bagi TL 20 W/220 V besarnya 2,5 micro F + 10 %

Pengabelan di dalam harus disolder

Kap merek SUN atau sekualitas.

27.5.6. Panel box yang dilengkapi fuse, switch untuk pembagian group

pemasangan instalasi listrik, Produksi Dalam Negeri (nasional) atau

sekualitas, dengan arde (pentanahan) dari kabel B.C.

Macam-macam switch/outlet yang digunakan untuk tegangan 220 volt

adalah :

• Outlet/stop kontak biasa (General Purpose Outlet)

Pole : Phase + Neutral + Earth

Tegangan : 220 volt, 1 phase, 50 Hz

Rating arus : 16 ampere

Type : Pemasangan sistem tanam

Bahan : Ebonit warna putih

• Plug dan socket 1 phase untuk power

Pole : Phase + Neutral + Earth

Tegangan : 220 volt, 1 phase, 50 Hz

Rating arus : minimum 25 amper

Type : Pemasangan di luar diberi landasan kayu

Bahan : Ebonit warna putih

• Sekering BOX

Main Panel terdapat pada panel pertama menerima daya dari gardu

induk PLN ataupun Genset.

Bahan : Rangka profil 30 mm

Cover : Besi plat 2 mm

(42)

Potongan : Puc Standing kuat tidak bergetar

Warna : Abu-abu

27.6. Penggunaan

27.6.1. Kabel NFGBY dipergunakan sebagai penghubung antara lain panel

digardu induk kedistribution panel ditiap-tiap bangunan. Diluar

bangunan dipasang sebagai kabel tanah dengan memperhatikan

peraturan-peraturan yang berlaku.

27.6.2. Kabel NYM dipergunakan sebagai instalasi penerangan di dalam

dinding.

27.6.3. Kabel NYA dipergunakan sebagai instalasi penerangan.

27.7. Pedoman Pelaksanaan

27.7.1. Pemasangan instalasi listrik dan tata letak titik lampu/stop kontak serta

jenis armatur lampu yang dipakai harus dikerjakan sesuai dengan

gambar instalasi listrik. Sedangkan sistem pemasangan pipa-pipa

listrik pada dinding maupun beton harus ditanam (sistem inbouw) dan

penarikan kabel (jaringan kabel) diatas plafon diikat dengan isolator

khusus dengan jarak 1,00 atau 1,20 m, atau jaringan kabel diatas

plafon tersebut dimasukkan dalam pipa PVC. Khusus untuk instalasi

stop kontak harus dilengkapi kabel arde (pentanahan) sesuai dengan

peraturan yang berlaku (mencapai dan terendam air tanah).

27.7.2. Pemasangan instalasi listrik berikut penggunaan

bahan/komponen-komponennya harus disesuaikan dengan sistem tegangan lokal 220

Volt.

27.7.3. Untuk pekerjaan instalasi listrik, atas persetujuan direksi, pemborong

boleh menunjuk pihak ketida (instalatur) yang telah memiliki izin

usaha instalasi listrik atau izin sebagai instalatur yang masih berlaku

dari Perum Listrik Negara (PLN). Pemborong tetap bertanggung jawab

penuh atas pekerjaan ini sampai listrik tersebut menyala (siap

dipergunakan), termasuk biaya pengujian dengan pihak PLN.

27.7.4. Pengujian instalasi listrik harus dilakukan kontraktor pada beban

Referensi

Dokumen terkait