• Tidak ada hasil yang ditemukan

S PKO 1001753 Chapter3

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S PKO 1001753 Chapter3"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode dan Prosedur Penelitian

Metode penelitian dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah (Sugiyono, 2011, hlm. 6). Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif. Dalam buku Sugiyono (2011, hlm. 30) mengatakan bahwa :

Metode deskriptif yaitu metode-metode penelitian yang memusatkan perhatian pada masalah-masalah atau fenomena yang bersifat aktual pada saat penelitian dilakukan, kemudian menggambarkan fakta-fakta tentang masalah yang diselidiki sebagaimana adanya diiringi dengan interprestasi yang rasional dan akurat.

Jenis pendekatan dalam penelitian ini menggunakan jenis pendekatan penelitian kuantitatif, dalam hal ini Sugiyono (2013, hlm. 22) mengatakan bahwa:

Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandasakan pada filsafat positivme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, tekhnik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau statistika dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ada.

Selain penjelasan tentang metode penelitian di atas, penelitian juga akan menjelaskan prosedur penelitian yang akan digunakan sebagai rencana pelaksanaanya dan juga supaya mempermudah orang lain memahami proses jalannya penelitian ini. Berikut ini adalah langkah-langkah prosedur penelitian:

1. Menentukan populasi yang akan kita pilih untuk melakukan penelitian, yaitu seluruh atlet dari Unit Kegiatan Mahasiswa Basket Universitas Pendidikan Indonesia,

(2)

3. Peneliti melakukan uji coba angket, yang dilakukan diluar anggota Unit Kegiatan Mahasiswa Bola Basket,

4. Melaksanakan penelitian sesungguhnya pada Unita Kegiatan Mahasiswa Bola Basket Universitas Pendidikan Indonesia, dan

5. Melakukan pengelolahan data dan melakukan analisis terhadap hasil yang sudah didapat.

Untuk lebih dapat dipahami langkah-langkah di atas, peneliti mencoba membuat langkah-langkah tersebut ke dalam suatu gambar 3.1

Gambar 3.1 Prosedur Penelitian

Gambar 3.1 yang tertera pada halaman (22) merupakan bayangan bahwa tahapan penelitian harus sesuai dari awal hingga akhir dan untuk mempermudah dimengerti oleh orang.

Jumlah Populasi

kesimpulan Pengolahan dan analisis

data Instrumen Penelitian

Penentuan Sampel

Prosedur dan desain penelitian

(3)

B. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian

a. Lokasi

Lokasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Gymnasium Bumi Siliwangi Universitas Pendidikan Indonesia Jl. Dr. Setiabudhi 229 Bandung Bandung dan waktu untuk pelaksanaannya adalah waktu setelah latihan agar tidak mengganggu program latihan.

b. Populasi

Populasi sebagian dari totalitas dari semua nilai hasil menghitung atau mengukur kuantitatif dan kualitatif yang mengenai karakteristik tertentu. Menurut Sudjana (2005, hlm. 6) mengatakan bahwa:

Populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin, hasil menghitung ataupun pengukuran, kuantitatif maupun kualitatif mengenai karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya.

Populasi dalam penelitian ini adalah atlet Basket dari Unit Kegiatan Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia sebanyak 19 orang

c. Sampel

Sampel memiliki jumlah dan karakteristik yang berbeda yang dimiliki oleh populasi. Menurut Sugiyono (2001, hlm. 56) menyatakan bahwa:

sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Pengertian nonprobability sampling atau definisi nonprobability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel.

(4)

digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang, atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil.

Sampel dalam penelitian ini adalah anggota Basket Unit Kegiatan Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia yang berjumlah 19 orang.

C. Desain Penelitian

Pada penelitian ini dibutuhkan suatu desain penelitian supaya penelitian ini dapat berjalan lancar secara sistematis dan berjalan dengan baik. Menurut Nazir (2005, hlm. 84) mengatakan bahwa: “Desain penelitian adalah semua proses yang dilakukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian, yang membantu penelitian dalam pengumpulan dan menganalisis data”. Dalam pengertian lebih sempit, desain-desain penelitian hanya pengumpulan dan analisis data saja.

Gambar 3.2 Desain Penelitian

Keterangan:

- X = IQ (Intelligence Quotient) - (H) = Hubungan

- Y = Pemahaman Peraturan bola basket

Berdasarkan penjelasan di atas dan melihat gambar dari desain penelitian di atas terdapat sumbu X dan Y, yang diibaratkan sebagai variabel 1 adalah X dan variabel 2 adalah Y, untuk mempermudah peneliti dalam penelitian maka variabel X dan Y dinamakan variabel bebas dan variabel terikat, menurut Azwar (2012, hlm, 62) mengatakan bahwa:

1. Variabel Terikat

Variabel terikat atau tergantung adalah variabel penelitian yang diukur untuk mengetahui besarnya efek atau pengaruh variabel lain.

2. Variabel bebas

(5)

Variabel bebas adalah suatu variabel yang variasinya mempengaruhi variabel lain

D. Definisi Operasional

Agar tidak terjadi salah penafsiran terhadap judul penelitian, maka penulis menjelaskan istilah-istilah penting dalam peneliian ini, yaitu:

1. IQ (Intelligence Quotient)

Menurut David Wechsler mengatakan bahwa:

Intelligence Quetient adalah skor yang diperoleh dari sebuah alat tes kecerdasan.

Artinya, IQ hanya memberikan sedikit indikasi mengenai taraf kecerdasan dan tidak menggambarkan kecerdasan seseorang secara keseluruhan. (http://www.scribd.com/mobile/doc/87148155)

2. Pemahaman peraturan

Menurut Zul, Fajri, dan Ratu Aprilia Senja (2008:hlm 607-608) mengatakan bahwa : “ Pemahaman berasal dari kata paham yang artinya pengetahuan yang banyak atau mengerti benar cara memahami, cara mempelajari baik-baik supaya paham, dan pengetahuan banyak.”

(http://ian433.wordpress.com/2010/12/17/pengertian-pemahaman/)

Menurut Lydia Harlina Martono mengatakan bahwa : ”Peraturan merupakan salah satu bentuk keputusan yang harus ditaati dan dilaksanakan. Peraturan adalah tindakan yang harus diakukan atau yang tidak boleh dilakukan.

(http://carapedia.com/pengertian_definisi_peraturan_info2113.html)

3. Atlet

Menurut Basuki Wibobo (2002, hlm. 5) mengatakan bahwa : “Atlet adalah subyek atau seseorang yang berprofesi atau menekuni cabang olahraga tertentu dan berprestasi pada cabang olahraga tersebut.

(6)

4. Bola Basket

Basket adalah olahraga berkelompok yang terdiri atas dua tim beranggotakan masing-masing 5 orang yang saling bertanding mencetak point dengan memasukan bola ke dalam keranjang lawan.

(http://id.m.wikipedia.org/wiki/bola_basket)

E. Instrumen Penelitian

Dalam suatu penelitian untuk mengukur apa yang akan kita teliti dibutuhkan alat atau instrumen dalam penelitian untuk mendapatkan informasi atau data yang akurat. Sugiyono (2013, hlm. 133) mengatakan bahwa: “instrumen penelitian digunakan untuk mengukur variabel yang diteliti”. Untuk mendapatkan data atau informasi peneliti harus mempunyai alat ukur atau skala pengukuran yang akan digunakan untuk meneliti sampelnya, dalam hal ini Sugiyono (2013, hlm. 133) mengatakan bahwa:

Skala pengukuran merupakan kesempatan yang digunaka sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif.

Selain itu pada penelitian ini skala yang digunakan adala skala Likert, Sugiyono (2013, hlm. 134) mengatakan bahwa: “Karena skala ini digunakan untuk mengukur pendapat, dan persepsi seseorang atau sekolompok orang tentang fenomena sosial”.

(7)

disajikan dalam format pilihan sehingga lebih memudahkan pekerjaan responden dalam memberikan responnya”.

1. Penyusunan angket Pemahaman Peeraturan Bola Basket

Dari penjelasan di atas peneliti berusaha menyusun kisi-kisi terlebih dahulu sebelum membuat angket, kisi-kisi yang digambarkan oleh peneliti adalah kisi-kisi yang diadopsi dari buku PERBASI (2012, hlm. 1-47). Peneliti mengambil kisi-kisi pemaham peraturan dari setiap peraturan permainan bola basket, kemudian peneliti mengambil indikator dari setiap peraturan tersebut utnuk membuat sebuat angket. Berikut adalah kisi-kisi angket:

Tabel 3. 1

Kisi-kisi Angket Pemahaman Peraturan Bola Basket

No Indikator Nomer Pertanyaan Jumlah

(8)

Setelah menentukan indikator dari variabel, tugas peneliti membuat alternatif jawaban untuk mempermudah responden menjawab butir soal pernyataan yang sudah dibuat, alternatif ini dibagi menjadi dua yaitu positif dan negatif, berikut adalah tabel dari positif dan negatif dari alternatif jawaban yang tertera pada halam 29 :

Tabel 3. 2

Alternatif Jawaban Positif

Alternatif Jawaban Skor

Sangat Setuju 5

Setuju 4

Ragu 3

Tidak Setuju 2

Sangat Tidak Setuju 1

Tabel 3. 3

Alternatif Jawaban Negatif

Alternatif Jawaban Skor

Sangat Setuju 1

Setuju 2

Ragu 3

Tidak Setuju 4

Sangat Tidak Setuju 5

Seperti yang sudah dijelaskan di atas bahwa peneliti menggunakan skala

likert seperti contoh tabel di atas. Dalam hal ini Sugiyono (2013, hlm. 135)

(9)

F. Proses Pengembangan Instrumen

Pada bagian proses pengembangan instrumen sebelum terjun ke lapangan untuk menyebarkan angket, terlebih dahulu angket tersebut di verifikasi indikator dan aspek-aspeknya yang akan dijadikan butir-butir pernyataan dan peneliti diharapkan membuat butir pernyataan sebanyak mungkin, karena instrumen yang sudah dibuat nantinya harus melewati proses uji coba angket terlebih dahulu untuk mencari validitas dan realibilitas hasilnya.

G. Tekhnik Pengumpulan Data

Tugas peneliti setelah menyusun instrumen dan menyebarkan angket adalah mengumpulkan data yang sudah diisi oleh sampel yang sudah ditentukan dalam penelitian ini. Arikunto (2006, hlm. 222) mengatakan bahwa:

Menyusun instrumen adalah pekerjaan penting di dalam langkah penelitian. Akan tetapi mengumpulkan data jauh lebih penting lagi, terutama penelitian menggunakan metode yang memiliki cukup besar celah untuk dimasuki unsur minat peneliti.

Pada tahap ini untuk mengumpulkan data memang proses yang lumayan berat karena peneliti terjun langsung untuk membagikan dan menyebar angket yang sudah dibuat. Sugiyono (2013, hlm. 193) mengatakan bahwa : “Dalam penelitian terdapat dua hal utama yang mempengaruhi kualitass data hasil penelitian yaitu, kualitas instrumen penelitian dan kualitas pengumpulan data”.

(10)

pertanyaan-pertanaan disajikan dalam format pilihan sehingga memudahkan pekerjaan responden dalam memberikan respon.

Jika penelitian sudah memilih kuesioner atau angket sebagai tehnik pengumpulan data dalam penelitiannya, peneliti juga sebaiknya memperhatikan prinsip-prinsip dalam penulisan angket, dalam hal ini prinsip yang dikemukakan adalah prinsip dari Sugiyono (2013, hlm. 200) yang mengatakan bahwa:

Dalam penulisaan angket terdapat faktor-faktor penting yaitu: 1. Isi dan tujuan pertanyaan

2. Baha yang digunakan 3. Tipe dan bentuk pertanyaan 4. Pertanyaan tidak mendua

5. Tidak menanyakan yang sudah lupa 6. Pertamyaan tidak menggiring 7. Panjang pertanyaan

8. Urutan pertanyaan 9. Prinsip pengukuran 10.Penampilan fisik angket

Berdasarkan prinsip di atas peneliti semakin terbantu untuk menyusun butir-butir pertanyaan atau pernyataan yang akan digunakan sebagai instrumen dalam penelitian ini.

1. Uji Coba Angket

Jika kisi-kisi dan angket sudah dibuat maka, untuk mengetahui layak atau tidaknya suatu instrumen langkah penelitian selanjutnya yaitu melakukan uji coba terhadap angket tersebut. Sistematika atau langkah yang harus dilaksanakan untuk melakukan uji coba angket yang pertama yaitu mengelola data untuk mencari validitas dari instrumen tersebut dan yang kedua yaitu menentukan realibilitas instrumen. Menurut Suparyanto dalam web (http://dr-suparyanto.blogspot.com/2010/12/uji-validitas-kuesioner-penelitian.html?m=1) mengatakan bahwa : “ Prosedur untuk memastikan apakah kuesioner yang akan dipakai untuk mengukur variabel penelitian valid atau tidak “.

(11)

2. Uji Validitas

Dalam mencari hasil dari penelitian yang dilakukan apakah itu layak atau tidak untuk digunakan harus melewati proses penghitungan dengan mengguakan beberapa rumus dalam ilmu statistika, Sugiyono (2013, hlm. 363) mengatakan bahwa “Validats merupakan derajat ketepatan antara yaang terjadi pada obyek penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti”. Oleh sebab itu dalam penelitian ini ada beberapa rumus yang digunakan yaitu:

a. Mencari skor rata-rata dari setiap pernyataan, baik untuk kelompok atas maupun bawah dengan menggunakan dari Cholil (2008, hlm. 24) seperti berikut :

̅ ∑

Keterangan:

̅ = Nilai rata-rata untuk kelompok atas dan bawah

∑ = Jumlah Skor = Jumlah Sampel

b. Mencari simpangan baku dari setiap butir pernyataan dengan menggunakan rumus dari Cholil (2008:hlm 39) sebagai berikut:

√∑ ̅

Keterangan :

= Simpangan Baku

̅ = Skor Rata-rata = Jumlah Sampel

c. Mencari variabel gabungan untuk setiap butir pertanyaan dengan menggunakan dari Sudjana (2005:hlm 239) sebagai berikut:

Keterangan:

= Varians gabung

= Banyaknya responden kelompok atas = Banyaknya responden kelompok bawah = Simpangan baku kelompok atas

(12)

d. Mencari nilai t-hitung untuk setiap butir pertanyaan dengan menggunakan rumus dari Sudjana (2003:hlm 239) sebagai berikut:

̅ ̅ √

Keterangan:

= Nilai t-hitung setiap butir tes

̅ = Nilai rata-rata kelompok atas

̅ = Nilai rata-rata kelompk bawah

= Simpangan baku gabungann

= banyaknya responden kelompok atas = banyaknya responden kelompok bawah

Tabel 3. 4

Hasil Uji Validitas Pemahaman Peraturan Bola Basket

No Soal T-hitung T-tabel Keterangan

1 .523 0,355 Valid

2 .391 0,355 Valid

3 .515 0,355 Valid

4 .374 0,355 Valid

5 .422 0,355 Valid

6 .340 0,355 Tidak valid

7 .226 0,355 Tidak valid

8 .541 0,355 Valid

9 .464 0,355 Valid

10 .380 0,355 Valid

11 .292 0,355 Tidak valid

(13)

13 .325 0,355 Tidak valid

14 .488 0,355 Valid

15 .417 0,355 Valid

16 .455 0,355 Valid

17 .553 0,355 Valid

18 .355 0,355 Valid

19 .318 0,355 Tidak valid

20 .230 0,355 Tidak valid

21 .469 0,355 Valid

22 .247 0,355 Tidak valid

23 .317 0,355 Tidak valid

24 .309 0,355 Tidak valid

25 .404 0,355 Valid

26 .291 0,355 Tidak valid

27 .354 0,355 Tidak valid

28 .359 0,355 Valid

29 .468 0,355 Valid

30 .490 0,355 Valid

31 .445 0,355 Valid

32 .449 0,355 Valid

33 .362 0,355 Valid

(14)

35 .263 0,355 Tidak valid

36 .446 0,355 Valid

37 .405 0,355 Valid

38 .211 0,355 Tidak valid

39 .149 0,355 Tidak valid

40 .189 0,355 Tidak valid

41 .268 0,355 Tidak valid

42 .527 0,355 Valid

43 .266 0,355 Tidak valid

44 .223 0,355 Tidak valid

45 .400 0,355 Valid

46 .356 0,355 Valid

47 .376 0,355 Valid

48 .467 0,355 Valid

49 .553 0,355 Valid

50 .448 0,355 Valid

51 .288 0,355 Tidak valid

52 .199 0,355 Tidak valid

53 .239 0,355 Tidak valid

54 .487 0,355 Valid

55 .327 0,355 Tidak valid

(15)

57 .318 0,355 Tidak valid

58 .284 0,355 Tidak valid

59 .271 0,355 Tidak valid

60 .298 0,355 Tidak valid

Untuk memastikan valid atau tidaknya butir-butir dari setiap pernyataan tes, harus dilakukan pendekatan signifikansi, yaitu jik lebih besar dari

dengan taraf signifikansi 0,05 adalah 0,355 untuk pemahaman peraturan permainan bola basket, maka pernyataan tersebut dapat dinyatakan atau digunakan sebagai alat pengumpul data dari variabel permahaman peraturan permainan bola basket, akan tetapi jika pernyataan di atas sebaliknya, jika

lebih kecil dari maka dapat disimpulkan bahwa pernyataan tersebut tidak signifikan atau dengan kata lain pernyataan pada variabel tersebut tidak layak digunakan sebagai alat untuk pengumpul data. Hasil dari uji validitas terhadap variabel pemahaman peraturan permainan bola basket yang awalnya diperoleh soal sebanyak 60 butir menjadi 33 butir pernyataan.

3. Uji Realibilitas

Setelah mencari hasil validitas langkah selanjutnya yang harus peneliti lakukan adalah mencari realibilitas dari instrument yang sudah disebar dengan cara mengkorelasikan soal pernyataan genap dan ganjil dengan menggunakan rumus korelasi product moment sebagai berikut:

∑ ∑ ∑

√ ∑ ∑ ∑ ∑

Keterangan:

= Koefisiensi yang dicari

∑ = Jumlah perkalian skor X dan Y

∑ = Jumlah Skor X2

(16)

Lalu setelah mengkolerasi soal pertanyaan genap dan gajil langkah selanjutnya yaitu mencari realibilitas seluruh perangkat butir soal yang mengginakan rumus Spearman brown dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

= Koefisien yang dicari 2.r = Dua kali koefisien korelasi 1+r = satu tambah koefisien korelasi

Selanjutnya menguji signifikan korelasi, yaitu dengan rumus yang dikembangkan oleh Cholil (2008:hlm 195) dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

t = Nilai t–hitung yang dicari r = Koefisien seluruh tes

n-2 = Jumlah soal atau pertanyaan dikurangi dua

Hasil perhitungan realibilitas dari pemahaman peraturan permainan bola basket dapat dilihat pada tabel 3.5.

Tabel 3. 5

Hasil Uji Realibilitas Pemahaman Peraturan Bola Basket

No

1 124 121

15376 14641 15004

2 119 115 14161 13225 13685

3 119 123 14161 15129 14637

4 121 123

14641 15129 14883

5 121 130

(17)
(18)

28 110 111

12100 12321 12210

29 108 105

11664 11025 11340

30 109 111

11881 12321 12099

31 118 116

13924 13456 13688

Jumlah 3544 3506 409536 400934 404720

Setelah mengkorelasikan antara skor butir-butir pernyataan nomor ganjil dengan butir soal pernyataan genap dengan menggunakan rumus korelasi Person Product Moment sebagai berikut :

∑ ∑ ∑

√ ∑ ∑ ∑ ∑

Lalu mencari realibilitas seluruh perangkat butir denga menggunakan rumus Spearman Brown yaitu:

(19)

Terakhir menguji signifikasi korelasi, yaitu dengan rumus sebagai berikut :

√ √

Hasil perhitungan korelasi Pearson Product Moment dimasukkan ke dalam rumus Spearman Brown, kemudian untuk menentukan nilai t-hitung, nilai r-seluruh item tes yang dihasilkan dimasukkan ke dalam rumus yang dikembangkan oleh Sudjana. Dari hasil perhitungan tersebut diperoleh r-hitung = 0,88 sedangkan pada r-tabel product moment diketahui bahwa dengan n = 31 (dk = n-2 = 29) dengan 0,05 = 0,355. Artinya, maka hitung lebih besar dari r-tabel. Hal ini menunjukan bahwa instrument penelitian ini dapat dipercaya dan realibel. Lalu dari hasil uji signifikansi korelasi menunjukkan t-hitung = 9,97 sedangkan tabel-t pada taraf nyata 0,05 dan (dk = n-2 =29) = 2,00. Sehingga t-hitung lebih besar dari t-tabel, hal ini menunjukkan bahwa instrument dari variabel pemahaman peraturan permainan bola basket mempunyai realibilitas yang signifikan.

H. Angket Penelitaian

(20)

Tabel 3.6

Kisi-Kisi Angket Penelitian yang Sesungguhnya

No Indikator Nomor Pernyataan Jumlah Positif Negatif

Setelah melakukan uji validitas dan realibilitas yang menyatakan bahwa variabel pemahaman peraturan bola basket yang akan digunakan untuk dijadikan sebagai alat ukur atau instrument dalam penelitian ini, langkah selanjutnya yang peneliti lakukan adalah memperbanyak angket dan disebar kepada para atlet bola basket unit kegiatan mahasisawa Universitas Pendidikan Indonesia pada tanggal 5 dan 6 maret 2015. Jumlah soal yang akan diberikan kepada responden yaitu 34 soal untuk angket pemahaman peraturan permainan bola basket dan tes IQ yang akan diberikan oleh pihak UPT Lembaga Bimbingan dan Konseling sebagai tester yang mempunyai wewenang dalam melakukan tes IQ.

J. Analisis Data

(21)

1. Langkah pertama yaitu menguji normalitas data dari setiap data untuk mengetahui apakah data tersebut berdristibusi normal atau tidaknya suatu alat ukur yang digunakan dalam penelitian yaitu dengan uji statistika non parametrik yang biasa dikenal dengan uji Lilliefors, untuk menguji hipotesis nol ditempuh dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:

1.1Melakukan pengamatan dari semua nilai yang akan digunakan sebagai bilangan baku Z dan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

̅

1.2Kemudian menghitung peluang dari masing-masing nilai Z (Fzi) tersebut dengan ketentuan jika nilai Z negatif, maka dalam menentukan nilai (Fzi) nya adalah 0,5 luas dari daerah distribusi Z dalam tabel.

1.3Menentukan proporsi masing-masing nilai Z (Szi) dengan cara melihat kedudukan nilai Z pada nomor urut sampel.

1.4Lalu menghitung selisih antara F (zi) dengan S (zi) dan menentukan harga mutlak.

1.5Lalu mengmbil harga mutlak dari yang paling besar diantara semua sampel, dengan bantuan tabel nilai kritis L untuk uji Lilliefors dengan α= 0,05 dan lihat pada daftar tabelnya.

2. Mencari gambaran tentang masalah yang akan di ungkapkan mengenai hubungan antara intelligence quotient dengan pemahaman peraturan pada cabang olahraga bola basket dengan menggunaka rumus sebagai berikut:

Keterangan:

P = Jumlah atau besarnya persentase yang dicari

∑ = Jumlah skor berdasarkan alternative jawaban

∑ = Jumlah skor

3. Menghitung rata-rata nilai dari setiap variabel dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

4. Mencari simpangan baku dari settiap kelompok data atau variabel dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

√∑ ̅

(22)

S = Simpangan baku = Skor mentah

̅ = Rata-rata skor mentah = Jumlah sampel

5. Langkah selanjunya yaiu menghitung koefisien untuk mencari hubungan dari kdua variabel yang enggunakan rumus Product Moment yaitu:

∑ ∑ ∑

6. Setelah menghitung koefisien selanjutnya menghitung atau mencari

signifikan koefisien tunggal dengan menggunakan pendekatan uji-t dengan rumus sebagai berikut:

Pengujian statistika pada uji-t bertujuan untuk mengetahui tingkat koefisien korelasi dari setiap variabel.

7. Mengitung detereminasi atau dukungan yang menggunakan rumus sebagai berikut: K. Tes IQ (Intelligence Quotient)

(23)

digunakan oleh J. M. Cattel pada tahun1890, dan sejak itu, makin popular sebagai nama metode psikologi yang dipergunakan untuk menentukan (mengukur) aspek-aspek tertentu daripada kepribadian. Sedangkan IQ atau inteligensi menurut David Wechsler adalah kemampuan bertindak secara terarah, berfikir secara rasional, dan menghadapi lingkungannya secara efektif. Jadi tes IQ adalah untuk mengkur tingkat inteligensi seseorang untuk berfikir secara rasional, mengendalikan diri dengan efektif dan menghadapi lingkungan secara efektif.

Inteligensi adalah perwujudan dari suatu daya dalam diri manusia, yang mempengaruhi kemampuan seseorang di berbagai bidang. Spearman membuat suatu rumusan yang dinamai “General Ability” yang berperan dalam menyimpan dan mengikat kembali suatu informasi, menyusun kosep-konsep, menangkap adanya hubungan-hubungan dan membuat kesimpulan, mengolah bahan-bahan dan menyusun suatu kombinasi baru dari bahan-bahan tersebut. Menurut Vernon (1973) dalam web (http:digilib.ump.ac.id/files/disk1/21/jhptump-ump-gdl-nuraenisps-1031-1-fulltek-u.pdf) ada tiga arti mengenai inteligensi, yaitu :

1. Inteligensi adalah kapasitas bawaan yang diterima oleh anak dari orang tuanya melalui gene yang nantinya akan menentukan perkembangan mentalnya.

2. Istilah inteligensi mengacu pada pandai, cepat dalam bertindak, bagus dalam penalaran dan pemahaman, serta efisien dalam aktifitas mental. 3. Inteligensi adalah umur mental atau IQ atau skor dari suatu tes inteligensi.

Sampai saat ini sudah banyak tes inteligensi yang disusun para ahli baik tes inteligensi untuk anak-anak maupun dewasa. Tes inteligensi yang disajikan secara individual maupun secara kelompok, tes verbal dan performansi, dan tes inteligensi untuk orang cacat khusus, misalnya, tuna rungu dan tuna netra. Ada beberapa bentuk tes inteligensi yaitu :

1. Tes inteligensi untuk anak-anak (Tes Binet, WISC, WPPSI, CPM, CFIT skala 1 dan 2 atau TIKI dasar).

2. Tes inteligensi untuk remaja atau dewasa (TIKI menengah, TIKI tinggi, WAIS, SPM, APM, CFIT skala 3)

(24)

Hasli tes inteligensi pada umumnya berupa IQ (Intelligence Quotient). Istilah IQ pertama kali dikemukakan pada tahun 1912 oleh William Stern, seorang ahli psikologi berkebangsaan Jerman. Kemudian oleh Lewis Madison Terman istilah tersebut digunakan secara resmi untuk hasil tes inteligensi Stanford Binet

Intelligence scale di Amerika Serikat pada tahun 1916. Perhitungan IQ menurut

Williams Stern menggunakan rasio antara MA dan CA, dengan rumus IQ = (MA/CA) x 100. MA adalah mental age sedangan CA adalah chrontological age, 100 adalah angka konstan. Terman dan Merrill mengklasifikasikan inteligensi berdasarkan standarisasi tes inteligensi Stanford Binet tahun 1937 yaitu yang tertera pada halaman 23 :

Tabel 3. 7

Klasifikasi Tes IQ (Intelligence Quotient)

Klasifikasi IQ

Very Superior 140 ke atas

Superior 120-139

High Average 110-119

Normal or Average 100-109

Low Average 80-99

Borderline Defective 60-79

Mentally Defective 30-69

Pada tabel 3.6 menjelaskan tentang klasifikasi tes IQ (Intelligence Quotient) dimana hasil tes dengan tingkat IQ tinggi memperoleh angka 140 keatas

(25)

Dalam penelitian ini, penelti tidak membuat soal tes IQ, menghitung dan menjumlahkan hasil dari tes, peneliti hanya menunggu hasil tes IQ (Intelligence Quotient) dari tester. Tes IQ atau tes inteligensi tidak boleh dilakukan oleh

peneliti atau sembarang orang, karena tes IQ atau inteligensi bersifat rahasia yang tidak dapat diketahui oleh siapapun kecuali orang yang bersangkutan atau tester. Dalam penelitian ini, peneliti mengajukan permohonan bantuan kepada pihak UC (University Center) Universitas pendidikan Indonesia yaitu bagian UPT lembaga Bimbingan Konseling sebagai tester untuk tes IQ atau inteligensi. Peneliti memilih UPT lembaga Bimbingan Konselingkarena mereka lebih mengerti dan lebih kompeten di bidang psikologi khususnya tes IQ atau inteligensi. Disisi lain, pihak Universitas Pendidikan Indonesia memfasilitasi mahasiswa yang ingin melakukan tes IQ atau inteligensi untuk bahan penelitian.

Dalam penelitian IQ (intelligence Quotient), instrument yang akan digunakan adalah APM (Advance Progressive Matrices). Instrumen APM (Advance Progressive Matrices) termasuk kategori instrument untuk remaja dan dewasa yang cocok digunakan untuk pelajar dan mahasiswa. Instrument APM (Advance Progressive Matrices) disusun untuk pertama kalinya oleh J. C Raven pada tahun 1943. Tes APM (Advance Progressive Matrices) bertujuan untuk membedakan secara jelas antara individu-individu yang berkemampuan intelektual lebih normal bahkan yang berkemampuan intelektual superior. Selain itu, tes APM (Advance Progressive Matrices) bertujuan untuk mengukur kemampuan observasi dan clear thinking. Instrument APM (Advance Progressive Matrices) sudah teruji validitas dan realibilitasnya sehingga peneliti tidak perlu

(26)

Gambar

Gambar 3.1 Prosedur Penelitian
Tabel 3. 1
Tabel 3. 2
Tabel 3. 4
+5

Referensi

Dokumen terkait

Instrumen yang digunakan untuk pengukuran prosedur tinjauan dan kontrol kualitasdalam penelitian ini terdiri dari 5 item pernyataan yang diambil dari kuesioner mengenai

Pelemahan bursa global dipicu oleh aksi profit taking para pelaku pasar  di  tengah  testimonial  dari  Gubenur  The  Fed  mengenai  langkah  kebijakan  lanjutan 

Artikel ini membahas mengenai penerapan kontrol optimal berupa linear quadratic regulator (LQR) pada masalah model Love and Happiness Romeo dan Juliet yang

mengundang imam dan Ustadz yang profesional, dan melakukan kegiatan touring dalam sebulan sekali. “kita selaku pemuda merasa bahwa harus ada perubahan di kota lhokseumawe

Pada potongan ayat di atas dimaknai bahwa kondisi sosial masyarakat pada dasarnya adalah diskonstruksi oleh manusia sendiri, bukan oleh Tuhan. Oleh sebab itu pengembangan

Hal ini menunjukkan suhu blansing yang diterapkan yakni pengukusan selama 10 menit telah menyebabkan granula pati pisang gedah pecah.Adanya granula yang masih berwarna

Menetapkan : KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS DIPONEGORO TENTANG PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN (PPK), PEJABAT PELAKSANA DAN PENGENDALI KEGIATAN (PPPK) DAN PEMEGANG UANG MUKA

bahwa Negara Indonesia telah mengesahkan Konvensi tentang Hak Anak dengan Keputusan Presiden Nomor 36 Tahun 1990 yang harus ditindak lanjuti oleh Pemerintah dalam upaya