• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rudi Purwono IAI Tax Amnesty [Autosaved]

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Rudi Purwono IAI Tax Amnesty [Autosaved]"

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

Tax Amnesty

Dan

Arah Perekonomian Indonesia Ke Depan

Dr. Rudi Purwono

Wakil Dekan I FEB Universitas Airlangga

Dipresentasikan dalam

Tax Seminar: Arah Kebijakan Perpajakan Pasca Tax Amnesty

(2)

Outline

Perekonomian Indonesia

Gambaran Perekonomian Global

Analisis Pertumbuhan Ekonomi

Anggaran Pemerintah

Analisis Utang Pemerintah

Perpajakan dan Tax Amnesty

(3)
(4)

Produk Domestik Bruto

menggambarkan

Perekonomian Indonesia

Pengeluaran

Y = C+I+G+X-M

(5)

0.1% 3.7% 3.2% -2.2% -0.2% 3.6% 3.3% -1.9% -0.4% 3.9% -3% -2% -1% 0% 1% 2% 3% 4% 5%

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1* Q2* Q3* Q4* Q1* Q2**

2014 2015 2016

54.4% 8.6% 32.5% 20.1% 17.8% Konsumsi RT Ekspor PMTB

Pertumbuhan Indonesia (q to q)

Kontribusi Pengeluaran dalam PDB 2015

Impor

• Secara kuartal, Perekonomian Indonesia cenderung

tumbuh tapi menurun di tahun 2015

• Konsumsi RT memiliki kontribusi paling besar terhadap

Perekonomian Indonesia (54.4%)

• Konsumsi Pemerintah sebesar 8.6%

Konsumsi Pemerintah

Sumber: BI

(6)

Struktur Perekonomian Indonesia

dari perkembangan

industri

Pertumbuhan PDB per Sektor (%, YoY) 2014 2015

Q1 Q2 Q3 Q4 Yearly Q1 Q2 Q3 Q4 Yearly

Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 5.2 4.9 3.6 3.3 4.2 4.0 6.9 3.3 1.6 4.0 Pertambangan dan Penggalian -1.0 1.1 1.2 1.5 0.7 -1.3 -5.2 -5.7 -7.9 -5.1

Industri Pengolahan 4.5 4.8 5.0 4.2 4.6 4.0 4.1 4.5 4.4 4.2

Konstruksi 7.2 6.5 6.5 7.7 7.0 6.0 5.4 6.8 8.2 6.6

Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan

Sepeda Motor 6.1 5.0 5.2 4.5 5.2 4.1 1.7 1.4 2.8 2.5

Transportasi & Pergudangan 7.0 7.6 7.7 7.2 7.4 5.8 5.9 7.3 7.7 6.7 Informasi dan Komunikasi 9.8 10.5 9.8 10.3 10.1 10.1 9.7 10.7 9.7 10.1 Jasa Keuangan dan Asuransi 3.6 5.5 1.9 7.9 4.7 8.6 2.6 10.4 12.5 8.5

Jasa-jasa lainnya 5.4 4.7 5.9 6.5 5.7 5.1 6.5 5.0 5.9 5.6

PDB 5.1 5.0 5.0 5.0 5.0 4.7 4.7 4.7 5.0 4.8

Sumber : Badan Kebijakan Fiskal-Kemenkeu, 2016

13.5% 7.6% 20.8% 1.1% 0.1% 10.3% 13.3% 5.0%

3.0% 3.5% 4.0%

(7)

Rata rata2013, 10451

rata rata 2014, 11878

rata rata 2015, 13392

rata rata 2016,

13438 9000 10000 11000 12000 13000 14000 15000 F

M A M J J A S O N D F M A M J J A S O N D F M A M J J A S O N D F M A

Nilai Tukar

Range Kurs tengah BI (eop)

Nilai Tukar IDR/USD

Surplus neraca perdagangan 2015 - April 2016 :

Perdagangan Indonesia

Surplus perdagangan

diharapkan berlanjut pada

tahun 2016.

Surplus neraca perdagangan

masih disebabkan

perlambatan impor

Kurs cenderung terdepresiasi

sejak tahun 2014 - 2015

Cadangan Devisa April 2016,

US$107,71 miliar

(8)

Neraca Transaksi Berjalan

Defisit Neraca Transaksi Berjalan Terhadap PDB

Terjadi penurunan

defisit transaksi

berjalan di tahun

2015

• Penurunan defisit neraca transaksi berjalan diperkirakan disebabkan karena

menurunnya impor, yang lebih besar daripada penurunan ekspor

(9)
(10)

Tantangan Perekonomian Global

Proyeksi Ekonomi Global Tahun 2016

Sumber: Bloomberg

Sumber: IMF

 Perlambatan pertumbuhan ekonomi global mempengaruhi turunnya tingkat permintaan

 Faktor eksternal tetap menjadi risiko utama pertumbuhan ekonomi Indonesia

2015

2016 2017

WEO Jan 16 WEO Apr 16 WEO Jan 16 WEO Apr 16

GDP

World 3,1 3,4 3,2 3,6 3,5

US 2,4 2,6 2,4 2,6 2,5

Europe 1,6 1,7 1,5 1,7 1,6

China 6,9 6,3 6,5 6 6,2

India 7,3 7,5 7,5 7,5 7,5

ASEAN-5 4,7 4,8 4,8 5,1 5,1

Trade Vol. World 2,8 3,4 3,1 4,1 3,8

Pertumbuhan di Negara –Negara Ekonomi Utama di Dunia Tidak Berimbang

Pertumbuhan Tiongkok Masih Melemah

Q1 2016: 6,7% YoY

(Q4 2015: 6,8% YoY)

10

IMF merevisi pertumbuhan proyeksi pertumbuhan ekonomi.

Ekonomi global diperkirakan mengalami penurunan

pertumbuhan

(11)

India

Jerman

Inggris

Belanda

Korea

Jepang

Amerika

Serikat

Kondisi Perekonomian Global Negara Mitra Dagang Utama

(12)

Perdagangan Dunia

Perdagangan Luar Negeri Tiongkok masih melemah.

Sementara perdagangan AS masih tumbuh negatif

Volume Perdagangan Dunia (%, YoY)

7.7 9.2 7.9

2.9

-10.3 12.5

6.7

2.9 3.3 3.4 2.6 3.4

-15.0 -10.0 -5.0 0.0 5.0 10.0 15.0

2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 IMF memperkirakan Volume

Perdagangan Dunia akan tumbuh moderat. -30% -20% -10% 0% 10% 20% 30% 40% Jan -12 A p r-1 2 Ju l-1 2 Oct -12 Jan -13 A p r-1 3 Ju l-1 3 Oct -13 Jan -14 A p r-1 4 Ju l-1 4 Oct -14 Jan -15 A p r-1 5 Ju l-1 5 Oct -15 Jan -16

Pertumbuhan Tot Perdag. Tiongkok (% yoy) Pertumbuhan Tot Perdag. US (% yoy)

Sumber : BKF Kemenkeu

(13)
(14)

Pihak Swasta yang berperan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi. Tidak

ada campur tangan Pemerintah

Fungsi Dasar Pemerintah 1. Menjamin keamanan,

2. Menegakkan keadilan,

3. Memproduksi barang dan jasa publik Perekonomian yang berdarkan

pada kekuatan mekanisme pasar akan selalu menuju keseimbangan

ADAM SMITH

(Buku the Wealth of Nation, 1776)

Setelah terjadi depresi ekonomi dunia tahun 1929 -1932, teori ini kemudian dikoreksi

kenaikan atau penurunan pengeluaran pemerintah akanmenaikan atau menurunkan

pendapatan nasional

JOHN MAYNARD KEYNES (1936)

(Buku The General Theory of Employment, Interest and Money)

 Apabila pendapatan per kapita meningkat maka secara relatif  pengeluaran

pemerintah pun akan meningkat

 Pemerintah harus mengatur hubungan yang timbul dalam masyarakat (hubungan antara industri dengan industri dan hubungan

industri dengan masyarakat) ADOLPH WAGNER (1883)

(The Law of Growing Public Expenditure)

(15)

Business Cycle

• Siklus bisnis adalah Siklus bisnis (Bussiness Cycle dimana terjadi fluktuasi ekonomi yang melanda produksi nasional, pendapatan, kesempatan kerja.

• Biasanya berlangsung selama 2 sampai 10 th, yang ditandai dengan adanya

kontraksi dan ekspansi di seluruh sektor ekonomi.

Peak

Recession

Expansion

Trough GDP

(16)

PENGANGGURAN

INFLASI

KEMISKINAN

Kesejahteraan

Maka PERLU ADA KEBIJAKAN

(17)

Tujuan kebijakan ekonomi makro umumnya adalah

mencapai kemakmuran masyarakat (

social welfare

)

(18)

Jika Peran Swasta Sangat Dominan

(19)

Jika diserahkan pada Swasta,

Pertumbuhan Ekonomi Cepat terjadi,

Tetapi Ketimpangan Juga Sangat Besar

Peran Pemerintah Sangat Penting Agar Pertumbuhan

Ekonomi Dapat Merata Dirasakan Oleh Seluruh Lapisan

(20)

Ketimpangan Terjadi

Sumber: BKF, Kemenkeu

Source: BPS

Source: BPS

Sumatera

Kalimantan Sulawesi

Maluku & Papua

Bali & Nusa Tenggara Jawa

4.5%

5.7%

1.1% 8.5%

7.4%

-1,6%

% Pertumbuhan PDRB (yoy) 58.8%

22.0%

7.6% 6.1%

3.1%

2.4%

Pertumbuhan PDB Nasional

5,18%

Peranan Pulau dalam Pembentukan PDB Nasional

Pertumbuhan Ekonomi terkonsentrasi di Pulau Jawa dan Sumatera, yang mengusai sekitar 70% dari perekonomian Indonesia.

(21)

Anggaran

(22)

Peran Pemerintah Harus Didukung Oleh Anggaran

Pemerintah Yang Kuat

(23)

2014 Actual 2015 Budget 2015 Revised Budget 2015 Audited actual 2016 Budget 2016 Revised budget 2016 Jan-Apr

A. Revenues 1,550 1,794 1,762 1,508 1,822 1,786 387

I. Tax revenues 1,147 1,380 1,489 1,240 1,547 1,539 321

a. Income tax 546 644 679 602 757 844 186

i. Oil and gas 87 89 50 50 41 24 12

ii. Non-oil & gas 459 556 630 553 716 819 174

b. VAT/LGST 409 525 576 424 572 474 101

II. Non-tax revenues 399 410 269 256 274 247 66

B. Expenditures 1,777 2,040 1,984 1,806 2,096 2,083 545

C. Overall balance -227 -246 -223 -298 -273 -297 -158

as percent of GDP -2.2 -2.1 -1.9 -2.6 -2.2 -2.4

Rangkuman APBN 2015 – 2016

triliun

Target Pajak pada APBN tahun 2015 ditargetkan naik 17 %.

Aktualnya, capaian Pajak hanya naik 7.5% dari aktual tahun 2014

Defisit APBN, tahun 2016 ditargetkan menjadi -2.4, yang mendekati

batas yang ditetapkan yakni 3% dari GDP

(24)

II. Non-tax revenues 399 410 269 256 274 247 66

B. Expenditures 1,777 2,040 1,984 1,806 2,096 2,083 545 C. Overall balance -227 -246 -223 -298 -273 -297 -158

as percent of GDP -2.2 -2.1 -1.9 -2.6 -2.2 -2.4

2014 Actual 2015 Budget 2015 Revised Budget 2015 Audited actual 2016 Budget 2016 Revised budget 2016 Jan-Apr

Untuk mewujudkan

Nawa Cita

dengan fokus Pemerintah

pada pembangunan Infrastruktur

Pemerintah membutuhkan penerimaan yang besar

Belanja

Negara 2,083 T

62.7 % Belanja Pemerintah Pusat Transfer

Daerah 37.3%

Komitmen Pemerintah

Struktur Belanja Pemerintah

Sumber: Kemenkeu

Rangkuman APBN 2015 – 2016

(25)

II. Non-tax revenues 399 410 269 256 274 247 66

B. Expenditures 1,777 2,040 1,984 1,806 2,096 2,083 545 C. Overall balance -227 -246 -223 -298 -273 -297 -158

as percent of GDP -2.2 -2.1 -1.9 -2.6 -2.2 -2.4

2014

Actual

2015

Budget

2015 Revised

Budget

2015 Audited

actual

2016

Budget

2016 Revised

budget

2016

Jan-Apr

Defsit APBN

Batas defisit anggaran 3%, dalam APBNP ditetapkan defisit

anggaran 2.4%.

Realisasi APBN hingga semester 1 defisit anggaran mencapai

1.83%

Sumber: Kemenkeu

Rangkuman APBN 2015 – 2016

(26)

Untuk membiayai defisit,

dapat diperoleh melalui

(27)

739.99 2,622.75 SUN 78% Pinjaman 22% Struktur Utang Pemerintah (Triliun Rp.)

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 0 500 1000 1500 2000 2500

2011 2012 2013 2014 2015 2016 % SUN VALAS % SUN Rupiah

Denominasi Valas Denominasi Rupiah

Rangkuman Data SUN

triliun %

 Data per Agustus 2016, SUN tumbuh 8.1% dari tahun 2015

 Di tahun 2015, SUN tumbuh 20% dari tahun 2014

 Dari total pinjaman Pemerintah,

SUN dalam denominasi valas 21.3% SUN dalam Rupiah 56.7%

SUN merupakan salah satu opsi

Pemerintah yang sangat menarik dan prosesnya termudah

Utang Pemerintah

Merupakan salah satu opsi Pemerintah untuk memenuhi defisit anggaran
(28)

• Jika target penerimaan tidak tercapai setelah dilakukan pemotongan

belanja, maka opsi satu-satunya adalah menambah utang untuk mengurangi defisit APBN.

• Defisit APBN yang diamanatkan oleh UU adalah 3%, prakteknya di tahun

2015 APBN realisasi defisit mencapai 2.6% (mendekati batas)

• Opsinya adalah menerbitkan SUN.

Dalam menerbitkan SUN, kemungkinan terjadi adanya

Crowding Out.

• Untuk menarik pembeli SUN,

tingkat return yang ditawarkan

harus menarik.

• Paling tidak lebih besar daripada

bunga deposito

• Akibatnya mengerek bunga naik.

Perbankan makin sulit menarik dana dari masyarakat karena disaingi oleh pemerintah yang semakin agresif berutang.

Kemungkinan Adanya

Crowding Out

Maka terjadilah efek mendesak (crowding-out

(29)

Karena Utang Rentan

terhadap Efek

Crowding Out

,

Maka Penerimaan

(30)

Dalam

Reaganomic

ini adalah pertumbuhan

ekonomi didasarkan pada

Utang

,

dimana selama masa Reagan utang negara naik

menjadi 3 kali lipat, sementara dilakukan

pemotongan pajak.

Implikasinya

pertumbuhan kekayaan nasional

hanya terjadi di golongan atas saja.

Sementara kaum menengah kebawah tidak

dapat menikmati pertumbuhan ekonomi, karena

lapangan kerja yang membutuhkan keterampilan

rendah dan sedang dihapuskan.

(31)

Fiscal Cliff (FC) pertama kali diungkap oleh Chairman of the US

Federal Reserve Ben Bernanke dalam pidatonya pada akhir

Februari 2012 di depan Kongres

."

a massive fiscal cliff of large spending cuts

and tax increases would take place on

January 1, 2013

(32)

Pengertian

Fiscal Cliff

Fiscal Cliff atau jurang fiskal merupakan kondisi anggaran belanja AS di Januari 2013, sebagai konsekuensi dari berakhirnya beberapa kebijakan stimulus dibidang perpajakan, kebijakan yang menyangkut pemotongan

anggaran, dan kebijakan tentang batasan utang pemerintah (debt limit)

Fiscal Cliff diperkirakan akan menimbulkan dampak kontraksi yang

dalam terhadap ekonomi AS melalui kontraksi sektor fiskal

Congressional Budget Office (CBO) memperkirakan FC akan mengakibatkan defisit anggaran dalam jumlah yang signifikan sebagai akibat kombinasi dari berakhirnya kebijakan stimulus dibidang perpajakan dan automatic spending cut pada akhir 2012

(33)

Implikasi

Fiscal Cliff

Kontradiksi Fiskal :

Adanya Kenaikan Pajak dan Pemotongan Pengeluaran

Permintaaan aggregate

menurun

Pertumbuhan ekonomi menurun

Daya beli masyarakat

melemah

Produksi dan Investasi berkurang

(34)

Sumber:BPS-Statistics Indonesia, World Development Indicators, dan Faisal Basri. 6.1 -2.3 1.1 12.0 9.8 6.2 6.0 9.2 1.1 8.5 3.5 9.1 8.4 -13.1 5.7 6.3 4.6 6.4 5.0 4.8 5.04 1 9 6 1 1 9 6 2 1 9 6 3 1 9 6 4 1 9 6 5 1 9 6 6 1 9 6 7 1 9 6 8 1 9 6 9 1 9 7 0 1 9 7 1 1 9 7 2 1 9 7 3 1 9 7 4 1 9 7 5 1 9 7 6 1 9 7 7 1 9 7 8 1 9 7 9 1 9 8 0 1 9 8 1 1 9 8 2 1 9 8 3 1 9 8 4 1 9 8 5 1 9 8 6 1 9 8 7 1 9 8 8 1 9 8 9 1 9 9 0 1 9 9 1 1 9 9 2 1 9 9 3 1 9 9 4 1 9 9 5 1 9 9 6 1 9 9 7 1 9 9 8 1 9 9 9 2 0 0 0 2 0 0 1 2 0 0 2 2 0 0 3 2 0 0 4 2 0 0 5 2 0 0 6 2 0 0 7 2 0 0 8 2 0 0 9 2 0 1 0 2 0 1 1 2 0 1 2 2 0 1 3 2 0 1 4 2 0 1 5 2 0 1 6 * Kejatuhan Orde Lama

Krisis 97-98, Akhir Era Orde Baru

Krisis Keuangan

Global Trendline-polynomial

Krisis akibat Oil Boom,

Pemerintah terlalu fokus pada penerimaan migas, tidak fokus pada

pembangunan sistem perpajakan

(35)

Laffer Curve

Kurva Laffer: Menghubungkan antara pendapatan yang dihasilkan Pemerintah (Government Revenue) dengan tarif pajak

(Taxe Rate)

(36)

Merupakan sumber

penerimaan pajak baru, yang

juga sangat menarik bagi

wajib pajak (Individu atau

Badan)

Menguntungkan bagi negara,

juga bagi wp

3 variabel penting dalam Amnesti Pajak:

Pengungkapan

Tertib Perpajakan

Penebusan

Penerimaan Negara

Pemasukan dari Repatriasi Aset

Investasi

(37)

Sumber : APBNP 2016

(38)

Perkiraan Potensi Penerimaan Negara dari

Amnesti Pajak

Jika PDB Indonesia sekitar 11,000 T

Selisih Tax rate Rata2 ASEAN dengan Tax Rate Indonesia 2016

Sekitar 440 T

Tarif pengenaan tebusan

Potensi Deklarasi dan Repatriasi sangat besar

Sekitar 440 T

(39)

Aspek

Pengungkapan

407

150 T

28.9 T

Deklarasi Aset Dalam Negeri

Triliun atau 69.5% Deklarasi Aset Luar

Negeri Atau 25.6%

Repatriasi (4.9%)

 Aspek Pengungkapan merupakan aspek yang Penting.

 Penting karena bukan mengungkapkan identitas yang dimiliki wajib pajak,

tetapi mengungkapkan objek harta wp yang pada akhirnya melaporkan hartanya

Jumlah WP yang melaporkan hartanya per September 2016 sebesar 68, 382 WP

• Meningkatkan Tax Base sangat penting. Pengungkapan wp dengan amnesti pajak dapat meningkatkan Tax Base.

• Jika Tax Base telah optimal dan besar maka tarif pajak dapat diturunkan.

(40)

Repatriasi

• Pada semester 1 - 2016, realisasi investasi naik 12.3% (yoy)

• Dana ini diharapkan menjadi Investasi yang masuk. BKPM telah

menyiapkan strategi untuk menerima dana repatriasi yang masuk.

Financial deepening.

(41)

Implikasi Repatriasi Lebih Lanjut

Karena Dana Repatriasi yang masuk merupakan dana dalam jumlah besar, kemungkinan akan terdapat reaksi dari beberapa negara,

Singapura

Dengan ketidakpastian kondisi ekonomi saat ini, Pemerintah berbagai

negara cenderung memiliki kebijakan khusus untuk melindungi

ekonominya, termasuk Indonesia dengan program amnesti pajak

AS dengan menaikkan

Fed Fund Rate

Devaluasi Yen China

Negative Rate EU dan Jepang

(42)

Kesimpulan

1. Pajak penting bagi pembangunan. Utang juga

diperlukan, dengan besaran yang telah dihitung

akibatnya.

2. Perekonomian dunia diperkirakan sedang

mengalami pertumbuhan yang melambat.

Termasuk Indonesia juga diperkirakan tumbuh

tetapi melambat.

(43)

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur penyusun panjatkan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala atas limpahan nikmat dan petunjuk yang telah diberikan-Nya penyusun dapat menyelesaikan Skripsi yang

Sepuluh nominator dengan hasil penilaian Business Plan terbaik akan mempresentasikan Business Plan yang telah dibuat pada tanggal 13 Oktober 2017 dan dinilai secara

Dasar penilaian terhadap kedisiplinan santri yang digunakan para pengurus maupun pengasuh biasanya dengan memperhatikan ketaatan santri dalam menjalankan aturan yang ada

Intisari- Penelitian ini bertujuan untuk (1)mengetahui perbedaan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa dengan menggunakan model cooperative learning tipe jigsaw dan

Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa Fasilitas pelayanan yang tersedia di Unit Gawat Darurat Rumah Sakit Umum Pusat Dokter Kariadi Semarang sudah sepenuhnya sesuai

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, diketahui bahwa Penerapan Metode Small Group Discussion dengan Model Cooperative Learning mata pelajaran IPA dengan

Tense yang digunakan untuk menyatakan kejadian yang telah terjadi pada waktu tertentu di masa lalu.. Rumus dan Contoh Kalimat (+) Bentuk

Melihat realita yang terus mengalami degradasi dari hari ke hari, maka perlu adanya rekonstruksi pendidikan dengan wajah baru yang lebih peka serta produknya