• Tidak ada hasil yang ditemukan

03. Perpres No.10 Tahun 2011 Bakornas Penyuluh Pertanian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "03. Perpres No.10 Tahun 2011 Bakornas Penyuluh Pertanian"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 10 TAHUN 2011

TENTANG

BADAN KOORDINASI NASIONAL PENYULUHAN PERTANIAN,

PERIKANAN, DAN KEHUTANAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 9 ayat (3) Undang-Undang

Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan

dan Kehutanan, dipandang perlu membentuk Badan Koordinasi

Nasional Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan dengan

Peraturan Presiden;

Mengingat : 1. Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Tahun 1945;

2. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem

Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 92, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4660);

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN PRESIDEN TENTANG BADAN KOORDINASI

NASIONAL PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN, DAN

KEHUTANAN.

(2)

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

- 2 -

BAB I

PEMBENTUKAN, KEDUDUKAN, DAN TUGAS

Bagian Kesatu

Pembentukan dan Kedudukan

Pasal 1

(1) Dengan Peraturan Presiden ini dibentuk Badan Koordinasi

Nasional Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan.

(2) Badan Koordinasi Nasional Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan

Kehutanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan

lembaga non struktural yang berada di bawah dan bertanggung

jawab kepada Presiden.

Bagian Kedua

Tugas

Pasal 2

Badan Koordinasi Nasional Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan

Kehutanan mempunyai tugas mengkoordinasikan, mengintegrasikan,

mensinkronisasikan, dan mengoptimalisasikan kinerja penyuluhan pada

tingkat pusat.

(3)

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

- 3 -

BAB II

SUSUNAN KEANGGOTAAN

Pasal 3

(1) Susunan Keanggotaan Badan Koordinasi Nasional Penyuluhan

Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan terdiri atas :

a. Ketua : Menteri Koordinator Bidang Perekonomian;

b. Wakil Ketua : 1) Menteri Pertanian;

2) Menteri Kelautan dan Perikanan;

3) Menteri Kehutanan;

c. Anggota : 1) Kepala Badan Penyuluhan dan

Pengembangan Sumber Daya Manusia

Pertanian, Kementerian Pertanian;

2) Kepala Badan Pengembangan Sumber

Daya Manusia Kelautan dan Perikanan,

Kementerian Kelautan dan Perikanan;

3) Kepala Badan Penyuluhan dan

Pengembangan Sumber Daya Manusia

Kehutanan, Kementerian Kehutanan;

4) Deputi Bidang Koordinasi Pertanian

dan Kelautan, Kementerian

Koordinator Bidang Perekonomian;

(4)

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

- 4 -

5) Deputi Bidang Koordinasi Energi,

Sumber Daya Mineral, dan Kehutanan,

Kementerian Koordinator Bidang

Perekonomian;

6) Anggota tidak tetap yang ditetapkan

oleh Menteri Koordinator Bidang

Perekonomian selaku Ketua Badan

Koordinasi Nasional Penyuluhan

Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan.

(2) Anggota tidak tetap sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat

berasal dari pimpinan instansi dan pejabat struktural eselon I

terkait.

BAB III

SEKRETARIAT BADAN KOORDINASI NASIONAL PENYULUHAN PERTANIAN,

PERIKANAN, DAN KEHUTANAN

Pasal 4

(1) Badan Koordinasi Nasional Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan

Kehutanan dalam melaksanakan tugas dibantu oleh Sekretariat

Badan Koordinasi Nasional Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan

Kehutanan.

(5)

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

- 5 -

(2) Sekretariat Badan Koordinasi Nasional Penyuluhan Pertanian,

Perikanan, dan Kehutanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

secara ex-officio dilaksanakan secara bergantian setiap 2 (dua) tahun oleh Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya

Manusia Pertanian, Kementerian Pertanian; Badan Pengembangan

Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan, Kementerian

Kelautan dan Perikanan; Badan Penyuluhan dan Pengembangan

Sumber Daya Manusia Kehutanan, Kementerian Kehutanan.

(3) Untuk pertama kali sejak ditetapkannya Peraturan Presiden ini,

Kesekretariatan Badan Koordinasi Nasional Penyuluhan Pertanian,

Perikanan, dan Kehutanan dilaksanakan secara ex-officio oleh Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia

Pertanian, Kementerian Pertanian.

Pasal 5

Sekretariat Badan Koordinasi Nasional Penyuluhan Pertanian,

Perikanan, dan Kehutanan mempunyai tugas memberi dukungan

administrasi kepada Badan Koordinasi Nasional Penyuluhan Pertanian,

Perikanan, dan Kehutanan.

Pasal 6

Ketentuan lebih lanjut mengenai Kesekretariatan Badan Koordinasi

Nasional Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan diatur oleh

Ketua Badan Koordinasi Nasional Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan

Kehutanan.

(6)

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

- 6 -

BAB IV

TATA KERJA

Pasal 7

Badan Koordinasi Nasional Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan

Kehutanan mengadakan rapat koordinasi secara berkala yang dihadiri

oleh anggota tetap dan anggota tidak tetap sekurang-kurangnya 1 (satu)

kali dalam 3 (tiga) bulan atau sewaktu-waktu jika diperlukan.

Pasal 8

Apabila dipandang perlu, dalam rapat koordinasi sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 7, dapat mengundang pihak lain terkait guna mendapatkan

masukan dan pertimbangan sesuai dengan materi pembahasan dalam

rapat koordinasi.

Pasal 9

Hasil rapat koordinasi dibawa oleh masing-masing anggota untuk

dilaksanakan sesuai dengan tugas dan fungsinya dengan memperhatikan

ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10

Hasil rapat Badan Koordinasi Nasional Penyuluhan Pertanian,

Perikanan, dan Kehutanan disampaikan kepada kelembagaan

penyuluhan pemerintah sebagai pedoman dalam pelaksanaan

penyuluhan.

(7)

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

- 7 -

Pasal 11

Ketua Badan Koordinasi Nasional Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan

Kehutanan melaporkan hasil pelaksanaan tugasnya kepada Presiden

sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun atau

sewaktu-waktu apabila diperlukan.

Pasal 12

Ketentuan lebih lanjut mengenai tata kerja Badan Koordinasi Nasional

Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan diatur oleh Ketua

Badan Koordinasi Nasional Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan

Kehutanan.

BAB V

PEMBIAYAAN

Pasal 13

Segala biaya yang diperlukan untuk pelaksanaan tugas Badan

Koordinasi Nasional Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan

dibebankan kepada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.

(8)

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

- 8 -

BAB VI

PENUTUP

Pasal 14

Peraturan Presiden ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 17 Februari 2011

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil Penelitian Tindakan Kelas yang penulis lakukan, menunjukkan dengan jelas baik secara teoritik maupun kenyataan bahwa melalui penerapan media gambar

(5) Mengingat jarak terdekat antar stasiun ionosonda yang ada di Indonesia saat ini adalah sekitar 800 km (Sumedang-Pontianak), maka pembuatan peta foF2 regional

Guru bimbingan dan konseling sebaiknya membuat suatu program yang dapat membentuk watak serta peradaban bangsa bagi peserta didik yang menyentuh 3 wujud budaya

Mata kuliah ini ditujukan untuk mengembangkan kemampuan memahami sejarah terbentuknya negara Amerika Serikat mulai dari masa eksplorasi dan kolonisasi sampai terbentuknya negara

Kemudian kita klik data yang diinginkan yaitu dengan komponen surface yang diinginkan yaitu dengan komponen surface dan kemudian kita mengklikB. dan kemudian

Anggota Dewan yang terhormat. Buruh anak pada hakekatnya telah berlaku di ndonesia seperti yang tercantum dalam UUD'45 No 1 tahun 195 dimana anak yang

Dalam konsep perancangan media informasi jurus dasar Pencak Silat Gadjah Putih ini, informasi yang disampaikan berupa gerakan jurus dasar yang dikemas dalam bentuk buku panduan

Terkait dengan hal tersebut maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat pola kesenjangan produktivitas kelapa sawit rakyat di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam berdasarkan