• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGANTAR MUSYA WARAH FRAKSI PDI PERJUANGAN DPR- RI TERHADAP RATIFIKASI KONVENSI ILO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGANTAR MUSYA WARAH FRAKSI PDI PERJUANGAN DPR- RI TERHADAP RATIFIKASI KONVENSI ILO"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

PENGANTAR MUSYA WARAH

FRAKSI PDI PERJUANGAN DPR- RI

TERHADAP

RATIFIKASI KONVENSI ILO

Bismillah hirahman nirrahim,

Assalamu' alaikum warahmatullah wabarakatuh.

Salam sejahtera untuk kita semua.

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tu an Yang

Maha Esa Fraksi PDI Perjuangan dapat menyampaikan engantar

Musyawarah tentang ratifikasi konvensi ILO pada kesem atan ini.

Saudara Pimpinan, dan

Anggota Dewan yang kami hormati.

Fraksi PDI Perjuangan menyadari bahwa ana

adalah

generasi penerus yang menjadi harapan Bangsa dan Nega a.

Oleh karenanya hak-hak dasar anak tersebut selayaknya · akui dan

mendapatkan perlindungan dari Negara.

Hak dasar anak yang sebenarnya sudah diakui secara neversal,

dilandasi dengan falsafah dan hidup Bangsa berdasarkan ancasila

dan UUD' 45.

Saudara Pimpinan, dan

Anggota Dewan yang terhormat.

Buruh anak pada hakekatnya telah berlaku di ndonesia

seperti yang tercantum dalam UUD'45 No 1 tahun 195 dimana

anak yang dikategorikan berusia 6 sampai 14 tahun dilar g untuk

dipekerjakan di perusahaan, baik secara diam-diam maupun

formal. Oleh karena itu Fraksi PDI Perjuangan sepa at untuk

menerima diratifikasinya konvensi ILO Nomor 182

engenai

(2)

.N

l!L/t-A!J

IJJNrrN tv:J/1 r-11\IH I .! \..bflJ Ve/U Sl INIJ'EA:.

fJ/J:1JoN!Je,

~IRN~

Y~

JJHV\Airo.tv

ri)ftAJytHU

f/1#:

,NJ91i 1-//HtJti!IJJ.

&:Julft

I}£A)flh)

ifE:

fob

/11 Hlhv

~

~$

"'._~~

l>h!'l

f1

~ ~AI--/

!beAJIU.t;(JA}IJMJtjt.

pelarangan dan tindakan seger . penghapusan bentuk-bentuk

terburuk kerja anak.

Ketetapan MPR NO. 4/MPR/19 9 tentang GBHN Tahun

1999-2004, Bah IV yang menyatakanY melanjutkan menguatkan kembali

sikap dan pendirian bangsa Indonesia mengenai hak -hak

~nak.

Saudara Pimpinan, dan

Anggota Dewan yang terhormat.

Fraksi PDI Perjuangan menyadari kondisi sosial, ekonomi

yang sulit saat ini, memaksa anak dibawah usia untuk be erja baik

disektor formal maupun

non-formal~lW ~eadaan

ters but tidak

dapat menjadi pembenaran bagi

~

,~}abo

ekerja

anak dibawah usia yang telah ditetapkan).

LP

Perbudakan, pelacuran, pornografi anak)mempekerjakan a ak yang

dapat membahayakan kesehatan serta moral anak adal

hal-hal

yang perlu diatur di dalam Peraturan Pemerintah. Oleh k enanya

Fraksi PDI Perjuangan

me~sulkan

agar semua ini d tetapkan

dalam Peraturan Pemerintali

~(am

bentuk Keputusan Menteri

maupun Keputusan Presiden.

Saudara Pimpinan, dan

Anggota Dewan yang kami hormati.

Fraksi PDI Perjuangan mengusulkan beberapa hal yang se ajamya

dapat kita bahas sebagai usulan tambahan :

a. Agar usia yang menjadi batasan "dibawah umur"

erkaitan

dengan tenaga kerja anak adalah usia 16 ( enam be las) ahun ke

bawah.

b. Kepada pihak-pihak ( badan usaha maupun perorang ) yang

mempekerjakan anak dibawah umur sesuai dengan k tagori a

dijatuhkan sanksi yang seberat-beratnya.

(3)

c. Agar Pemerintah dalam hal ini Departemen Tenaga Kerja

bekerja sama dengan instansi terkait, memberikan pengawasan

yang ketat dalam mengatur pekerja anak, termasuk penyaluran

anak-anak tersebut ke bangku sekolah.

d. Dalam penerapannya agar diperhatikan adat dan budaya

setempat.

e. Secara

bertahap

Pemerintah

bertanggung

ja

atas

kelangsungan pendidikan atas anak-anak sekolah agi yang

tidak mampu dengan jalan membebaskan semua biaya ekolah.

Saudara Pimpinan, dan

Anggota Dewan yang terhormat.

Akhimya Fraksi PDI Perjuangan dapat menyetuj i usulan

meratifikasi konvensi dan mengharapkan Undang-undang ini dapat

dibahas dalam waktu yang telah dijadualkan. Mengenai al tehnis

redaksional akan kami sempumakan pada pertemuan sela

~utnya.

Demikianlah Pengantar Musyawarah Fraksi PDI P rjuangan

terhadap ratifikasi konvensi ILO dan atas perhatian par anggota

Dewan yang terhormat kami ucapkan terima kasih.

Wassalamu' alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Juru Bicara

Fraksi PDI Perjuangan PR-RI

DRA. RENIY ANTI H

Anggota Nomor :

(4)

PENGANTAR rviUSYA w·ARAH

FRAKSI PART AI GOLKAR DPR-RI

TERHADAP

RANCANGAN UNDANG-UNDANG KONVENSI ILO NO. 182

(KONVENSI 1\IENGENAI PELARANGAN DAN TINDAKAN SEGERA

PENGHAPUSAN BENTUK-BENTUK TERBURUK KERJA ANAK)

Disampaikan oleh : Ferdiansyah, SE, MM

Anggota DPR-RI No. : 324

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Yth. Pimpinan Ra.pat&il:mgan RUU

Yth. Sdr. Menteri Tenaga Ketja R.I.

~ .

~

Para Anggota Rapatr&c;bilitgan serta ha.dirin yang saya muliakan.

Pertruna.-tama. saya mengajak badirin sekalian untuk bersama-san1a

memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena a as rahmat dan

hidayahNyalah kita dapat menghadiri Rapat Gabuugan pada hari in·.

Fraksi Partai Golkar menyadari bahwa pembabasan

Ran

gan

Undang-undang ten tang Pengesahan ILO No.

1

82 adalah tugas yang sang t nmlia karena

menyangkut kehidupan sebabagiru1 dari rakyat Indonesia yakni anak-anak kita

yang akan menjadi generasi penerus dimasa datang.

Fraksi Partai Golkar berpendirian ba.hwa Rru1cat1g&1 Und ng-undang ini

merupakan perwujudru1 dari keinginan kita untuk membangun m yarakat yang

memiliki nilai-nilai uuiversal dan berdimensi kemanusi8.811 yrutg a il dan beradab

serta berkeadilan sosial. Pengertian ini mempunyai makna fi)osofis yang

menempatkru1 manusia dalrun posisi dru1 peran sebagai subyek s kaligus obyek

daJam meningkatkan harkat, mat1abat dan kesejaJ1teraannya.

Sebubungru1 dengan itu maka rumusan para pendiri republik ini y 1g dituangkan

daJam UUD

1 945

pada Pasa)

27

ayat

(2)

yang berbunyi :

''Tiap-tiap wa.rga nega.ra berhak atas pekerjaan dan pengbidupru1 .., ru1g Ia

yak

bagi

kemanusiaan".

Sangatlah tepat, karena telah menempatkan posisi warga negar dalam fungsi

kemanusiaannya, mempunyai hak tmtuk bekerja

dan

menggapai k sejahterarumya

serta sesuai dengan harkat dan mm1abat man'usia.

(5)

2

LV""\A.

sdr. Pimpinan Rapat

1

Uabungan, Sdr. Iv1enteri serta pru·a Anggota yru1g terhonnat.

Sudah sepatutnya kita menyampaikan pengbargaan kepada Pemerintah

yru1g telah mengajukru1 Rancru1gan Undru1g-undang ini, karena Konvensi ILO No.

182 merupakan satu dari delapan Konvensi ILO mengenai hak-bak

~asar

pekerja

sekaligus dalam rangka melengkapi 7 (tujuh) Konvensi Dasru· ILO yru1g telah

diratifikasi sebelunmya. Sehingga Pemeriutah dan Bangsa Indonesia di dalam

memasuki millenium ke 3 abad 21 yang biasa disebut

~ebagai !

eera global,

mempunyai posisi yang strategis dan citra yang baik dalan1

ta~

pergaulan

internasionaJ, khususnya dalam hubungan percatUf3J1 ekonomirdunia dan

penegakan bak-hak asasi manusia yang didalamnya termasuk hak-h

asasi anak

1

yang merupakan amanat rakyat yang terkandung dalam Pembukaa 1

UUD

1945

dan secara explisit telah dijabarkan dalam TAP MPR-RI No. XV 1998 tentang

Politik Ekonomi, TAP MPR-RI No. XVI/1999 tentang HMt maup

TAP

MPR-RI tenumg GBHN tahun 1999 - 2004 dalrun Bab IV mengenai aral1

mengenai Hukum.

Fraksi Partai Golkar memandang Rancangan Undan undang tm

mempunyai relevansi yang signifikan terhadap misi Pru1ai GoJkar

1g beritikad

untuk membangun Indonesia barn yang bersatu dan komitmen be ibak kepada

rakyat terut.ama pada mereka yang berada di akar nunput. ( rass Root),

1

melindungi bak-hak asasi anak, memberi kesempatau tumbuh dan b rdaya supaya

mampu bersaing dalam era global yang penuh dengru1 persaingai sangat ketat.

dalam berbagai aspek kehidupan.

Namun hendaknya di ingat bahwa pengesahan Rancangan U dang-w1dang

ini bukanlal1 akhir dari tugas kita, karena hakekatnya Pengesal1

1

Rancangan

Undang-undru1g ini baruJah satu awa) dru·i pengabdian yang pan ang terhadap

implementasi perlindwtgan, khususnya bagi anak-anak dari peker aan terburuk

yang tidak sesuai dengan harkat. dan martabat manusia.

Hru-apan kita semua agar basil akhir pembal1asatl Rancat an

Undang-undang ini akan dapat menghapuskau kegiatan tnempekerjakan anak dalan1

kondisi pekerjaan terbutuk dan berbal1aya yat1g sering kita lihat. aik dijalat1311

umum

di

kota-kota, lorong-lorong gelap, pabrik-pabrik, tan1ban , perkebunru1

satnpai-satnpai di tengal1-tengall Jautru1 bebas.

Sdr.

Pimpinan

Rapatvd'~'"tngru1,

Sdr.

Menteri, serta rekan-rekan

1ggota yang

terhormat.

Sebelum kruni mengakhiri Pengat1t.M Musyawaral1 ini, per u kita sadari

babwa aspek legalitas pembuatan Undang-undang

ini

tergantung kearifan dan

kebijakru1 kita, Pemerintal1 dan DPR-RI. Oleh kru·ena itu den

1 sendirinya

berpulang kepada kita yang badir disini, sejauhmana bati nur 1i kita dapat

menampung semat1gat yru1g ada dalam Rru1cangan undang-w1dat1g ini w1tuk kita

sal1kan sebagai Jandasru1 membangun masyarakat

:tvfADAN1

yang t rtib, dinamis,

(6)

3

Demikian Pengantar fvfusyawarah Fraksi Partai Golkar Dewan Perwakilan

Rakyat Republik Indonesia, dalam rangka mengawali pembahasan Rancangan

Undang-wtdang ini, kami mengajak rekan-rekan dari fraksi-frM<si lain dan

Pemerintah untuk bersama-sama membahas Rancangan Undang-undang dalam

semangat kebersamaan mttuk musyawarah mufakat gwta membahas dan

mengasahkan Rancangan Undang-undang ini dengan basil yang optimal, demi

kepentingan anak sebagai generasi penerus, sehingga mereka akan

tnet~adi

somber daya manusia yang tangguh dan kelak mampu membangun bangsa serta

masyarakat Indonesia yang adil danmakmur.

Wabillahi Taufiq Walhidayab, Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

Jakarta, 22 Februari 2000

Fraksi Partai Golkar DPR-RI

(7)

FRAKSI PERSATUAN PEMBANGUNAN

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

MPR I DPR- Rl. NUSANTARA I Jl. JEND.GATOT.SUBROTO. JAKARTA 10270

2 (021) 575 5991 -575 6130-575 6131 -575 5990-575 6180- FAX. 575 6181

l'ENGANTAR IVIUSYAWARAH

J.~l'l'l'

Dl'R-Rl

!'ADA RAP AT GABUNGAN KO.l\,IISI I DAN KO.l\,IISI VI

UALAIVI l'EI'viBAH.ASAN RUU-RI TENTANG

"

PENGESAlfAN ,

ILO CONVEN110N

NOl.HOU.

182 CONCERNING 11-IE l'R01Jllfl1Jl110N

AND 1MMEDIA1T ACTION FOR 111E ELIMINATION 01-' 1'1-l.E WOR.ST

fORMS

01· ClllLD LABOUR"

(KONVENSI MENGENAI PEL1\RANGAN

DAN TINDAKAN

SEGEI~A

UNTUK PENGHAI'USAN

UENTUK-U

ENIUK

TERBURUK KERJA

ANAl<)

'

'Assala.nru'alaikwn

I..Yr.

Wb.

I . .

I Allla.md_ulillallirobbil Ala mien

I I

Disarnpaikan oleh Ptof.DR. Tgk. H. 13aihal.Ji

.AK

Anggota DPR-RI Nomor A-03

[ Yth. Sdr. Menteri Tenaga Ke1ja. RI beserta Staf

~Yth.

Sdr. Pimpinan Rapal"Gabungan Komisi

I

dan

VI,

Rekan. Anggota;

'H.adirin yang betbahagia.

Puji syukur, ke hadirat

Al~ah

SWT. karena dengan ralunat dan taufiq-Nya kita sekalian

dapat berlemu dalam forwn yangberbahagia ini.

Ucapan_ terima kasih

k~ :uca~kan_

kepada Pimpinan yang lelah memberi waktu kepada ·

FPPP ...

• j

. . .

. '. ·:..; " :;~ ~ ~·f .';.<~.'·.~-~ ! J·,>

Negar~ ~ladalah ~egara

hukum yang

berdasarkan.Pancasil~d~·UUD

1945

d~;ba~~o.

l

lndone~ia '· s~nru~Ha~a;·."~~;E!~JupjungJ;~i,rtggi,, .f"tar~a:~ · .. dan . mart~bal manusia, sehingga

seh~nyal£1h ,apabi~~.s,~tiag?r~lg,.ba~k.·it~' ~~~pg,

dew

as~ maup~~; ~~ak~~"\ak

dilind,i;,gi

(8)

1

I I

II.

~ j :I I 2

&b'

dari upaya-upaya untuk ~peketjakan pada peketjaan-peketjaan yang merendahkan

harkal dan marlabat man usia alau peketjaan yantj lidak manusic.nvi.

Berbicara tentang masalah hat·kal dan martabal bangsa, adalah membicarakan harga diri bangsa Indonesia yang horus kita tegakkan dan pertahankan selamanya apapun resikonya.

Bangsa Indonesia saat ini sedang menata kehidupan ba.ru mela.lui ~-efonnasi kebijaksanaan

di bidang ekonomi, politik, sosial, dan hukum. FPPP mendorong pemerinlah agor secam bersungguh-sungguh dan konsisten melakukan berbagai upaya refom1asi hukum tennasuk di bidang kelenagaketjaan, karena Indonesia sebagai baginn dari masyamkat inlernasional menghormati, menghargai prinsip dan tujuan Piagam PBB, deklarasi

Universal Hak-hak Asasi Ma..nusia Tahun 1948, Deklarasi Philadephia Tahun ~~'

Konstitusi Kelenagaketjaan Internasional (ILO) dan Konvensi Hak-hak Anak Tahun 1989.

Ketetapan MPR No. XVIII/MPR/1998 tenlang HAM menugasi Presiden dan DPR unluk meratifikasi berbagai instrumen PBB yang berkailan dengan HAM. Indonesia Lelah meratifikasi konvensi PBB tanggal 30 September 1990 mengenai hak-hak; di samping 7 (tujuh) Konvensi ILO itu yaitu:

1. K~nvensi Nomor 29 mengenai ketja paksa alau wajib ketja;

2. Undang-undang Nomor 18n956 tentang ratifikasi konvensi Nomor 98 Organisasi Perburuhan Internasional mengenai bedakunya dasar-dasar dari hak untuk . berorganisasi dan berunding bersama;

.3. Undang-undang ~~ _Nomor 80/i957 tentang Persetujuan Konvensi Oraginisasi

Perburuhan · fnterna5ional N~mor 100 mengenai Persamaan hak bagi laki-laki dan

wanita untuk peketjaan yang sama nilainya;

4 .. Keppres RI,Nomor. 83/1998 . . . .l~ntang . Pengesahan Convention Nomor 87 tentang

Collcemiu~. ~reetfom

Of Assodtztion And Protection Of 11ze

l~.iglll·

To Orgtlllise

(Konvensi Nomor 87 tentang Kebebasan Berserikat dan Perlindungan Hak Wltuk Berorganisasi);

5. .Un,dang-undang R! Nomor 19/1999 tentang Pe11gesahan ILO Co~wen~io11 ~?~lor 1 o5,:,

Concerning The Abolition Of Forced Labour (konvensi ILO mengefl.ni penghapusan ' r., ' " •, ' ' . < • ' •, , • • • _ • • ~ • • ; ~",I , < .t • ' . • 1,. } •

ketjapaksa); . .•. 1, ~- : , , . : i'c~':::..<~!H~,

y

6.

Undang-und~g_RI.,l';J~mor ~0/1999

tentang

Pengesahan.~~9

(9)

Undang-undang W Nomor 21/1999 lenlang Pengesahan ILO Convention Nomor 111 Concerning Discrin"linalion Indonesia Res peel Employment And Occupation (Konvensi ILO mengenai diskriininasi dalal'n pekerjaan dan jabatan).

Pimpinan; Rekan-rekan Rapat Gabungan Komisi I dan VI yang terhonnat.

FPPP memandang betapa pentingnya pengesahan RUU ini, karena ini merupakan salah salu benluk hak dasar anak untuk mendapal jaminan perlakuan.yang sesuai dengan nilai-nilai kemanusian karena jaminan hak dasar tersebut adalah tuntutan realisasi dari nilaF·

nilai Pancasila dan lujuan negara sebagailnana tercantwn dalam Pembukaan UUD 1945.

Sehubungan dengan ilu RUU ini, Fraksi kruni ingin mengusulka!' penyempurnaatl sebagai berikut:

1. Terjemahan judul Konvensi

(Concerning The Probihibition And Immediate Action For The Elitnination Of The

Worst Fonns Of Child Labour) menjadi : bentuk-bentuk peke.!j.~an terburuk untuk

anak.

2. Dalrun menilnbang huruf e perlu perbaikan cara penulisan yang dalrun bahasa inggris. 3. Dalrun Pasall di antara kalimat "yru1g naskah aslinya dalam bahasa inggris" ditainbah

kala-kala 11

salinru1", sehingga menjadi 11 yang salinan naskah aslinya ... 11

4. N8llla Sekretaris Negara disesuaikan dengan nama yang sedang met~adi Sekretaris

Negara pada waktu di Undangkru1.

5. Perlu dibentuk Tim yang akan membahas:

a. Rancangan l'enjelasan.

b. Meneliti terjemahan Konvensi.

6. Perlu penyempurnaan penulisat1 Bahasa lndonesa semua maleri RUU ini sesuai dengan Ejaar1 Yang Disempurnakan (EYD).

7. Apakah Pemerintah sudah me~persiapkatl program aksi seperti yat1g dinyatakan

dalrun Pasal6 Konvensi ini?

Selan.jutnya FPPP, dengan mengucapkan Bissmillah siap membahas bersama Pemerintah

. .

·dan Ft~aksi-fraksi_DPR-Rt Mudah:-mudahan pembahasan RUU ini dapat berjalan dengan

lancar, sukses, dan sesuai dengan alokasi waklu yat"lg Lelah kita sepakali bersruna, yang

sudah barang tEmtu tetap memperhatikan tujuan dis~hkannya RUU ini menjadi undallg:.. ·

ur\dang ..

(10)

-FPPP berharap, dengan lahin1ya undang-undang tersebut hendak.i1ya sudah tidak ada lagi orang, perusahaan, atau badan yang tnempekerjakan anak tidak sejalan dengan aluran hukum yang ada. Amien.

· Demikianlah, Pengantar Musyawarah Rapat Gabungan Kornisi I dan VI dalam m.embah£tS RUU RI tenlang Pengesahan ILO Convention Nomor 182 Concerning The Probihibition And Immediate Action For The Elimination Of The Worst Forms Of Child Labour. (Konvensi mengenai l)elarangan dan tindakan segera penghapusm1 bentuk-bentuk pekerjaan terburuk untuk anak).

JlVabillalrittaufiq wallridtlyalr

(11)

FRAKSI KEBANGKITAN BANGSA

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

SEKRETARIAT : GEDUNG MPR I DPR-Rl, NUSANTARA I LANTAI XVII KAMAR 1709 Jl. JEND. GATOT SUBROTO, JAKARTA 10270

TELP. 021-575 5623-575 5624-575 5625-575 5626-575 5627-575 5628 FAX. 021- 5755614

PENGANTAR MUSYAWARAH

FRAKSI KEBANGKITAN BANGSA DPR- RI

ATAS

RANCANGAN UNDANG-UNDANC

TENTANG

PENGESAHAN ILO CONVENTION NOMOR 182 CONCERNING THE PRO

HIBITION AND IMMEDIATE ACTION FOR THE ELEMINATION OF THE

WORST FORMS OF CHILD LABOOR

.

(KONVENSI MENGENAI PELARANGAN DAN TINDAKAN

PENGHAPUSAN BENTUK-BENTUK TERBURUK KERJA ANAK)

Disampaikan oleh :H. AmmAl-Mu'tashim,SH,MM

No. Anggota

: A-449

~

. / '

~_;,Co\U' ~

~'~ ~- ~

\.:,~

&

~'

o/.J

~ r~'J"

6

~'J.,· ~, 7;,~'

, ... " - "' _, , ~ / -:. ~ , • JJ....

tU'

d'-1' .:>

.. ~\'..D ... ~._.~~~ .. /

,~

.

"

/

Saudara Pimpinan Rapat Gabungan Komisi I dan Komisi VI yang terhormat,

Para Anggota Dewan yang terhormat,

·

Saudara Menteri Tenaga Kerja beserta Jajarannya yang terhormat, ·

Hadirin yang berbahagia.

Bersama marilah kita panjatkan rasa syukur kehadirat Allah SWT

yang selalu melimpahkan bimbingan, petunjuk, dan rakhmatNya

kepada kita sekalian untuk selalu berpegang pada jalan yang di

ridhoi-Nya.

Sholawat serta salam semoga selalu dilimpahkan kepada junjungan

kita

~abi

Besar Muhammad SAW beserta pengikut-pengikut

setianya yang selalu menegakkan yang benar itu benar dan yang

salah itu salah, Amin.

(12)

Saudara Pimipinan,

Saudara Menteri Tenaga Kerja,

Saudara Anggota Dewan,

Dan hadirin yang terhormat,

Masalah ketenagakerjaan merupakan salah satu masalah yang pelik

yang harus diselesaikan secara bersama-sama secara arif dan

bijaksana. Jumlah kesempatan kerja belum sebanding dengan

kenaikan jumlah angkatan kerja. Sementara keterampilan kerja masih

memprihatinkan, upah kerja belum sesuai dengan tuntutan dasar

kehidupan yang layak, jaminan keselamatan kerja belum diberikan

oleh semua perusahaan, organisasi serikat pekerja belum sesuai

dengan fungsinya sebagai alat perjuangan pekerja dan

masalah-masalah lain yang mendesak untuk diselesaikan. Sementara itu kita

sedang memasuki era globalisasi yang sarat terhadap penghormatan

nilai-nilai kemanusiaan, dan hak dasar anak diakui secara uneversal.

Sedangkan realita kehidupan masyarakat terutama golongan

ekonomi lemah, karena desakan

sosial ekonomi terpaksa anak

bekerja dipabrik-pabrik rokok dan pabrik yang lainnya dengan

alasan membantu kerja borongan orang tuanya. Masalah ini memang

delematis dan bersifat sementara yang harus kita carikan solusinya.

Oleh karena itu kita sangat menghormati setiap usaha untuk mencari

jalan keluar dari persoalan tersebut. Persoalan yang mendasar ialah

bagaimana hak dasar anak yang bersifat universal dapat dilindungi

tanpa mengabaikan sosial ekonomi dan sosial budaya yang hidup

dan berkembang dalam masyarakat saat ini. Untuk itu

Fraksi

Kebangkitan Bangsa sangat menghargai usaha pemerintah untuk

mengejewantahkan Ketetapan MPR-RI No.:XVII/MPR tentang Hak

Asasi Manusia dengan meratifikasi Konvensi PBB tanggal 30

September 1990 mengenai hak-hak anak dan Meratifikasi 7 konvensi

ILO mengenai hak-hak dasar pekerja termasuk konvensi No.138

Tahun 1973 mengenai usia 1ninimum untuk diperbolehkan bekerja

dengan Undang-Undang No. 20 Tahun 1999. Hari

ini

Kita sedang

membahas Konvensi ILO No.182. Hal

ini

Merupakan

langkah-langkah positif dari pemerintah bagi masa depan banbgsa agar

(13)

mampu mengikuti percaturan internasional terutama dalam masalah

perekonomian dan perburuhan.

Saudara Pimpinan Sidang,

Saudara Menteri Tenaga Kerja

Saudara anggota Dewan,

Dan hadirin yang terhormat,

Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 sangat menjunjung tinggi

harkat dan martabat manusia, sehingga karenanya sudah menjadi

Kewajiban bangsa Indonesia untuk memberikan perlindungan

terhadap tindakan sewenang-wenang kepada anak.

Realita

kehidupan bangsa-bangsa didunia sampai dengan dekade dewasa

ini perlakuan-perlakuan yang terburuk terhadap anak masih terjadi

dimana-mana. Oleh karena itu menjadi keharusan negara kita untuk

melakukan berbagai upaya perlindungan berbagai macam

bentuk-bentuk tindakan terburuk terhadap anak.

Harus kita akui bahwa negara kita dalam dataran konsepsi hukum

dan perundang-undangan cukup memadai dalam percaturan

intemasional. Tetapi harus pula kita akui bahwa pelaksanaan

penegakan hukum masih sangat lemah.

Berbagai macam

demonstrasi buruh yang terjadi saat ini sungguh merupakan salah

satu bukti konkrit betapa lemahnya pelaksanaan penegakkan hukum

dinegara kita. Oleh karena itu sebelum kita niemasuki pembahasan

RUU

ini

perkenankanlah kami memperoleh penjelasan dan

gambaran dari Pemerintah tentang perintah-perintah dari Konvensi

182 ini mengenai wujud tindakan yang sedang dan akan

dipersiapkan terutama yang berkaitan dengan :

a.

Perintah Pasal 1 yang berbunyi: Setiap anggota yang

meratifikasi Konvensi

ini

wajib mengambil

tindakan-tindakan segera dan efektif untuk menjamin pelarangan dan

penghapusan bentuk-bentuk terburuk kerja anak sebagai hal

yang mendesak.

(14)

i'

b.

Pasal 4 ayat (1) yang berbunyi :Jenis-jenis pekerjaan yang

disebut Pasal 3 ayat (2) Wajib diatur oleh Undang-Undang

atau peraturan Nasional atau Oleh pihak yang berwenang

setelah berkonsultasi dengan organisasi pengusaha dan

pekerja

terkait,

dengan mempertimbangkan standar

internasional yang relevan khususnya paragraph 3 dan

paragraph 4 dari rekomendasi mengenai bentuk-bentuk

terburuk kerja anak,l999.

c.

Pasal 6 ayat

(1) :

setiap anggota wajib merancang dan

melaksanakan program aksi untuk menghapuskan

bentuk-bentuk terburuk kerja anak sebagai prioritas.

d.

Pasal 7 ayat (1) : Setiap anggota wajib mengambil semua

tindakan yang perlu untuk memastikan agar

ketentuan-ketentuan

yang memberlakukan konvensi ini dapat

diterapkan

dan dilaksanakan secara efekti£, termasuk

ketentuan dan penerapan sanksi pidana atau sanksi-sanksi

lain sebagaimana perlunya.

e.

Pasal 8 Anggota wajib mengambil Iangkah yang sesuai

untuk membantu satu sama lain dalam memberlakukan

ketentuan konvensi ini melalui peningkatan kerjasama

dan/ a tau bantuan internasional termasuk dukungan

pembangunan social dan ekonomi, program-program

penanggulangan kemiskinan, dan wajib belajar.,

Saudara Pimpinan Sidang,

Saudara Menteri Tenaga Kerja

Hadirin yang terhormat,

Meratifikasi suatu konvensi termasuk meratifikasi konvensi ILO satu

sisi memang merupakan upaya bahwa dalam pembangunan

perekonomian yang berkaitan dengan pembangunan perburuhan,

negara

kita

dapat

mengikuti

standar-standar

perburuhan

intemasional baik dalam bentuk perundang-unangan, kebijakan

(15)

maupun pengupahan, perlindungan dan sebagainya. Tetapi disisi

lain meratifikasi suatu konvensi ILO mengandung tanggungjawab

yang cukup besar, bukan saja secara nasional tetapi secara

internasional apabila kita tidak dapat mengetrapkan konvensi

tersebut akan dikenakan sanksi intemasional.

Oleh karena itu Fraksi Kebangkitan Bangsa

mengharapkan

penjelasan pemerintah agar dalam pembahasan RUU ini dapat

berlandaskan pada kecermatan berfikir, akal sehat dan kearifan yang

tinggi, sehingga . menghasilkan Undang-Undang yang memadai

dengan kebutuhan yang diperlukan. Dari jawaban Pemerintah

tersebut mungkin diperlukan pasal yang mengatur operasionalisasi

dari RUU

ini.

Lebih lanjut pendapat Fraksi Kebangkitan Bangsa akan

disampaikan Daftar Inventarisasi Masalah (DIM).

Saudara Pimpinan Sidang

Saudara Menteri Tenaga Kerja

Saudara Anggota Dewan,

Dan hadirin yang terhormat,

Fraksi Kebangkitan Bangsa mengucapkan terima kasih atas

kerjasama yang harmonis

dari semua pihak dan sekali Iagi

mendukung usaha pemerintah dalam memajukan kehidupan

perburuhan yang sehat dan dinamis. Fraksi Kebangkitan Bangsa siap

bersama fraksi-fraksi lain dan pemerintah membahas RUU tentang

pengesahan Konvensi ILO 182.

Wallahul Muaffiq lila Aqwamith Toriq.

Wasalamu' alaikum Wr. Wb.

5

FRAKSI KEBANGKITAN BANGSA

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT R.I.

Juru Bicara,

(16)

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT R.I. FRAKSI TNI/POLRI

PENGANTAR

t\IUS't'i\W.L.\RAH .FRAKSI TNI/POLRI

PADA PE.M13ICARAAN TINGKAT III

PEJ\1BAHASA.l\J" RANCAl'JGAi'\J UNDA .. 't\JG-UNDANG TENT A.1'\JG

PENGESAHA1'1 ILO CONVENTION NO. 182

CONCERNING

THE PROHIBITION AND IMMEDIATE ACTION

FOR

THE ELHviiNATION OF THE \VORST fORMS OP

CHAILD

LABOUR

(KONVENSI MENGENAI PEJ,ARANGAN DAN TINDAKAN SEGERA

PENGHAPUSAN BENTUK-BENTUK TERBURUK KERJA ANAK)

TANGGAL 22 FEBRUARI 2000

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Salam sejal1tera bagi kita sekalian,.

Yth. Saudara Ketua Rapat

Yth. Saudara · Menteri Tenaga Kerja

selaku Wakil Pemerintah beserta staf dan

JaJarannya,

Para peserta rapat dan hadirin yang kami hormati,

Diawali dengan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas ridho dan

raclunat-Nya, sehingga pada hari i.ni kita dapat mengikuti Rapat Komisi Gabungan dalam

rangka Pembicaraan Tingkat III pembahasan atas Rancangan Undang-undang tentang

Pengesahan Konvensi ILO Nomor 182 mengenai Pelarangan dan Tindakan Segera

Penghapusan Bentuk Terburuk Kerja Anak., perkenankanlah Fraksi TNl!Polri

menyampaikan Pengantar fvfusyawarah dalam memasuki Pembicaraan Tingkat III ini.

Fraksi TNI/Polri dengan seksama telah menyimak keterangan Pemerintah yang

disampaikan oleh Saudara Menteri Tenaga Ketja dalam Rapat Paripuma Dewan tanggal

14

Februari 2000, antara lain bahwa h1donesia adalah negara pertama di Asia dan Pasifik

yang telah meratiftkasi ke tujuh Konvensi Dasar ILO, usulan untuk metatifikasi

Konvensi ILO Nomor 182

ini

telah melalui tahapan-tahapan selain sebagaintana diatur

dalam Keputusan Presiden No. 188 Tahun 1998 tentang Tata Cara l\1empersiapkan

RUU, juga telah berkonsultasi dengan berbagai pihak seperti unsur-unsur dan organisasi

peketja, asosiasi pengusaha dan lembaga-lembaga swadaya masyarakat baik melalui

Sekretariat Tripartit Nasional maupun melalui kelompok kerja, serta telah mendapat

dukungan ILO di Jeneva dan perwakilan ILO di Bangkok dan Jakarta.

(17)

Yth. Saudara Ketua rapat

Saudara 1v1cnteri Tcnaga Kctja dan

Peserta Rapat sekalian yang kami horn1ati,

-Fraksi TNI/Polri

m~mahami

pandangan Pcmerintah dalam mcrcspons TAP MPR

NO. IV/lv!PR/1999 tentang Garis-garis Besar Haluan Negara Tahun 1999-2004 dalam

BAB IV tentang Arab Kebijaksanaan mengenai hukum yang menguatkan komitmen

Bangsa Indonesia dalam menegakk:an hak-hak asasi manusia termasuk hak asasi

anak-anak Indonesia.

Fraksi TNI/Polri sependapat dengan Pemerintah bahwa dengan meratifikasi Konvensi

ILO Nomor 182 tersebut, akan sejalan dan saling mendukung serta melengkapi

Undang-undang yang teJah ada antara lain Undang-Undang-undang Nomor 1 Tahun 1951 mengenai

Ketentuan Ketja dan Undang-undang Nomor 20 Tahun 1999 ·mcngenai usia minimum

untuk diperbolehkan beketja, schingga dapat mcngakhiri berbagai bcntuk

~eket:iaan

berbahaya yang banyak menimpa anak -anak Indonesia.

Untuk persiapan memasuki Pcmbicaraan Tingkat

III,

setelah mempelajari secanl

cermat substattSi Rancangan Undang-undang tentang Pengesahan Konvensi ILO Nomor

182 tersebut, Fraksi TNI/Polri menganggap pcrlu ada pcqjelasan Pemerintah tentang

materi RUU

t~tang

pengettian anak yang di dalam Konvensi No.2, anak adalah semua

orang yang bcrumur dclapan

bclas

tahun kc bawah. Hal ini kami kcmukakan mcngingat

dari Depnaker menggunakan beberapa istilah yaitu remaja dan pemuda yang kami

auggap erat kaitannnya dengan anak. .

Peserta Rapat dan Hadirin yang kami hommti,

.Mengakhiri Pengantar f\.1usyawarah ini, Fraksi TNI/Polri menyatakan siap untuk

memasuki. pembahasan Rancangan Undang-undang tentang Pengesahan

Konv~nsi

ILO

Nomor 182, dengan harapan kiranya jadwal wak.tu yang telah kita sepakati bersan1a

dapat digunakan secara efek.tif dan efisien.

Pendapat dan saranlusul Fraksi TNI/Polri tcrhadap Rancangan Undang-undang ini secara

rinci

telah dicantumkan dalam Daftar Inventarisasi Masalah (DIM).

Demikian Pengantar Musyawarah Fraksi TNI!Polri, terima kasih atas

perhatirumya, semoga Tuhan Yang 1vlaha Esa senantiasa memberi petunjuk, bimbingan

dan kekuatan serta kesehatan lahir batin kepada kita sekalian.

Wassalamu'alaikum Wr.

\Vb.

2

Februari 2000

raksi TNI!Polri

RONGGO SOENARSO, S.IP

No. A-492

(18)

----~--~---FRAKSI PARTAI BULAN BINTANG

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

Gedung DPR Rl

Lt.

21 Jl. Jend. Gatot Subroto - Jakarta 10270

Telp. 5755858, 5755861 Fax. 5755855

PENGANTAR MUSYA W ARAH

FRAKSI PART AI BULAN BINTANG

ATAS

RANCANGAN UNDANG-UNDANG KONVENSI ILO

(KONVENSI MEN GENAl PELARANGAN DAN TINDAKAN

SEGERA PENGHAPUSAN BENTUK-BENTUK

PEKERJAAN TERBURUK UNTUK

ANAK)

NOMOR: 182

Disampaikan oleh : Dra. Hj. Noorbalqis

Anggota No. : A- 255

Yth. Pimpinan Rapat Gabungan Komisi I dan Komisi VI

Yth. Sdr. Menteri Tenaga Kerja R.I.

Para Anggota Rapat Gabungan serta hadirin yang saya muliakan,

Pertama-tama saya mengajak hadirin sekalian untuk bersama-sama

memanjatkan puji syukur kehadirat Allah Ilahi Rabbi, karena atas Rahmat,

Taufiq dan Hidayah-Nya kita telah dapat menghadiri Rapat Kerja Gabungan

yang penting ini.

Fraksi Partai Bulan Bintang menyadari bahwa pembahasan RUU

tentang ILO Convention Nomor 182 ini merupakan suatu tugas yang sangat

mulia, karena menyangkut kehidupan bangsa Indonesia yakni anak, yang

kita kategorikan sebagai insan yang sangat memerlukan perhatian dan kasih

sayang yang tulus dari kita semua.

(19)

-2-Fraksi Partai Bulan Bintang berpendirian bahwa RUU ini merupakan

perwujudan dari keinginan kita untuk membangun generasi penerus bangsa.,

yang mengandung nilai-nilai universal dan berdimensi kemanusiaan yang

adil dan beradab, serta berkeadilan sosial. Sesuai dengan rumusan para

pendiri Republik ini, yang dituangkan dalam UUD 1945 pada Pasal 27 ayat

(2) yang berbunyi :

"Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang

Iayak bagi kemanusiaan"

sangatlah tepat, karena telah menempatkan posisi warga negara dalam fungsi

kemanusiaannya,

mempunyat hak untuk bekerja

dan

menggapai

kesejahteraannya.

RUU ini mempunyai keterkaitan pula dengan issu nasional maupun

global tentang penegakan dan penghormatan terhadap prinsip-prinsip dasar

hak pekerja khususnya anak sebagai bagian dari prinsip-prinsip dasar

hak-hak azasi manusia serta peningkatan penghidupan terhadap kaum lemah ini.

Saudara Pimpinan Rapat Gabungan Komisi

I

dan Komisi VI, Saudara

Menteri serta para anggota yang terhormat,

Sudah

sepatutnya

kita

menyampaikan

penghargaan

kepada

Pemerintah yang telah mengajukan RUU ini dalam rangka :

a. menghormati, menghargai dan menjunjung tinggi prinsip dan tujuan

Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Konstitusi Organisasi

Ketenagakerjaan Intemasional (ILO) dan Konvensi Hak-Hak Anak

Tahun 1989.

(20)

-

3-b. Menyambut baik hasil Konferensi Ketenagakerjaan Internasional

kedelapan puluh tujuh tanggal 1

Juni

1999, yang telah menyetujui ILO

Convention Nomor 182.

Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka Konvensi mengenai

Pelarangan dan Tindakan Segera Penghapusan Bentuk-Bentuk Terburuk

Pekerjaan Untuk Anak perlu segera diundangkan. Sesuai yang terkandung

dalam Pembukaan UUD 1945, yang secara eksplisit telah dijabarkan dalam

TAP MPR No. XVI/1998 tentang Politik Ekonomi maupun TAP MPR No.

XVII/1998 tentang HAM.

Namun perlu diingat bahwa pengesahan RUU ini bukanlah

akhir

dari

perjuangan kita untuk anak. Pada hakekatnya pengesahan RUU

ini

baru

merupakan titik awal perjuangan kita terhadap implementasi perlindungan

terhadap anak.

Harapan kita semua agar hasil akhir pembahasan RUU ini

akan

menghapus pandangan dan perlakuan yang keliru yang tidak manusiawi

terhadap anak, baik di jalanan umum di kota-kota, pabrik-pabrik, di

kedalaman tambang-tambang,

di

hutan belantara, perkebunan, sampai di

tengah-tengah lautan bebas (anakjermal).

Saudara Pimpinan Rapat Gabungan, Saudara Menteri serta

rekan-rekan anggota yang terhormat,

Demikianlah pengantar musyawarah dari Fraksi Partai Bulan Bintang

atas RUU Konvensi ILO yang diajukan oleh pemerintah melalui Menteri

Tenaga Kerja. Kiranya bermanfaat bagi kita semua, dalam mengesahkan

(21)

. 'J

I ' "

-4-RUU ini dengan basil yang optimal sebagai landasan membangun

masyarakat madani yang dinamis dan produktif.

Kiranya Allah SWT meridhai setiap langkah dan kerja kita. Amin.

Hormat kami,

Fraksi Partai Bulan Bintang

Juru Bicara :

DRA. HJ. NOORBALQIS

Anggota No. : A-255

(22)

D.EWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

FllAKSI REFORMASI

Gedung Nusantara I DPR-Rl Lt. 20-10 Jakarta 10270 Telp. (021) 575-5811 Fax (021) 575-5800

Pe;v e;. ANTN<-

Jl1

uJ y::tiJIAIL+H·

PJBMANDAN<MN YM-lJM..FRAKSI REFORMASI DPR-Rl

TERHADAP RUU RA TIFIKASI KONVENSIILO 182

MEN GENAl PERLINDUNGAN TERHADAP PERLAKUAN TERBURUK

BAGI PEKERJA ANAK

(Dibacakan Oleh : Roqib Abdul Kadir, Lc. NO. Anggota A- 268 )

Assalamu'alaikum Wr.Wb Salam Sejahtera Bagi Kita Semua

Yang Terhormat Pimpinan Sidang

Yang terhormat Rekan-rekan Anggota DPR-Rl Hadirin sekalian yang saya hormati

PENGANTAR

Kehidupan yang semakin berat dimasa krisis multi dimensi sekarang ini membawa kita kepada sebuah kenyataan pahit. Banyak anak-anak harus meninggalkan bangku sekolah mereka dan memasuki dunia kerja dalam usia yang sangat belia. Mereka dipaksa oleh keadaan untuk dapat meringankan beban keluarga. Akibatnya muncullah sekelompok angkatan kerja dengan karateristik yang mengharukan. Kelompok kerja ini berusia masih sangat muda, belum memiliki keterampilan khusus, bersedia dibayar murah, dan mau melakukan apa saja asalkan mendapatkan yang boleh jadi sangat tidak layak.

Anak-anak adalah aset terbesar suatu bangsa. Di tangan mereka terletak masa depan bangsa tersebut. Semua aturan dan norma yang berlaku bagi kehidupan manusia pasti memberikan perhatian khusus dalam bagaimana memperlakukan anak secara baik

dan kasih sayang. ,

Sebagai sebuah bangsa yang beragama dan beradab, bangsa Indonesia telah memiliki tradisi dalam mendidik dan membesarkan generasi penerus ini. Kita mengenal berbagai bentuk kewajiban orang tua terhadp anak-anak mereka. Rasullah SAW pemah bersabda: "Didiklah anak-anakmu sebaik mungkin, karena ia akan hidup di zaman yang berbeda dengan dengan zamanmu." Bahkan dalam sabdanya yang lain, beliau SAW menyatakan bahwa anak-anak yang sholeh merupakan investasi yang sangat berharga bagi orang tuanya, karena do'a dari anak shaleh adalah pahala yang akan terus mengalir meskipun orang tuanya telah tiada.

Kenyataan saat ini adalah pendidikan me(\jadi sesuatu yang sulit diperoleh. Bahkan pada masyarakat lapis terbawah pendidikan merijadi sesuatu yang mewah. Hal ini merupakan sebuah kenyataan yang tidak dapat dipungkiri adanya. Akibatnya terciptalah suatu kondisi sebagaimana disebutkan di atas.

Perkembangan di dunia yang semakin modem membawa konsekwensi yang ironis bagi nilai-nilai luhur bangsa. Kita menyaksikan semakin luntumya keterikatan seseorang dengan agama dan tradisi yang ada di sekelilingnya. Semua aspek datam kehidupan bisa terkena imbas negatif dari modemisasi yang terjadi sekarang ini.

(23)

Imbas negatif ini tentWtya harus segera diantisipasi agar kelak tidak membawa implikasi yang tidak kita inginkan. Termaksud diantaranya imbas negatif terhadap perkembangan anak-anak. Perkembangan jiwa raga generasi harapan ini harus mendapat perhatian yang

mendalam agar tidak terjadi lost generation dalam sejarah peradaban bangsa Indonesia.

Indonesia adalah salah satu negara anggota ILO. Sebagai salah satu organisasi dw1ia, ILO memiliki norma-norma tersendiri dalam melindWlgi pekerja di seluruh dunia. Norma-norma dituangkan dalam bentuk berbagai konvensi yang disepakati oleh negara-negara anggotanya. Negara-negar anggota ini harus melaksanakan konvensi-konvensi yang ada. Pelaksanaan konvensi ILO pada suat negara dijabarkan dalam bentuk ratifikasi. Jika dalam suatu negara sudah meratifikasi suatu konvensi tertentu, maka undang-undang yang berlaku di negara yang bersangkutan harus sesuai dengan prinsip-prinsip yang ada dalam konvensi yang telah diratifikasi tersebut. Sebagai salah satu negara anggota ILO, Indonesia juga berkewajiban untuk melaksanakan hal yang demikian.

Saat ini Indonesia telah meratifikasi tujuh dari lima betas konvensi dasar dari konvesi-konvensi ILO yang menyangkut perlindungan HAM dalam kehidupan pekerja. Akan tetapi saat ini dibutuhkan untuk kembali meratifikasi salah satu konvensi dasar yang ada, yaitu yang menyangkut perlindungan terhadap pekerja anak. Hal ini disebabkan karena beberapa alasan.

Pertama karena sebagai negara anggota ILO Indonesia harus melaksanakan sebanyak mungkin konvensi-konvensi ILO. Kedua karena pada masa krisis moneter sekarang ini berkembang sebuah situasi yang membuka peluang bagi eksploitasi anak-anak oleh pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab. Ketiga karena dibutuhkan landasan yang kokoh untuk Jahimya aturan-aturan lain yang mengatur keberadaan pekerja anak. Keempat karena anak-anak adalah kelompok usia yang memiliki potensi yan paling besar untuk pengembangan Sumber Daya Manusia. Dan kelima adalah untuk melindungi perkembangan anak-anak shingga kelak bisa me'1iadi generasi yang lebih berkualitas.

POKOK-POKOK PEMANDANGAN UMUM

Beberapa pokok pikiran yang akan diajukan oleh Fraksi Reformasi mengenai RUU tentang ratifikasi konvensi ILO ini adalah :

Pertama, batasan mengenai definisi anak dan pekerja anak. Konvensi ILO 182 menyangkut perlindungan terhadap perlakuan-perlakuan terburuk bagi pekerja anak. Dalam kehidupan masyarakat pedesaan di pelosok negeri ini, kita bisa mendapatkan kenyataan bahwa anak-anak sudah dikondisikan untuk bekerja sejak kecil. Membantu orang tua di sawah, menggembala temak, serta merawat sumber-sumber nafkah keluarga sudah diajarkan kepada anak. Apakah hal-hal seperti ini juga termasuk dalam definisi pekerja anak. Hendaknya dibedakan dengan jelas antara pekerja anak, buruh anak, dan anak yang bekerja.

Kedua, batas usia seseorang disebut sebagai pekerja anak. Dalam peraturan perundang-undangan nasional umumnya, definisi anak adalah mereka yang berusia

dibawah lima betas tahun. Dalam Islam Aqil Baliqh, yaitu masa seseorang dianggap

sudah mengetahui baik dan buruk serta bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri. Masa ini berbeda-beda pada setiap orang, tetapi kisarannya antara 12 sampai 15 tahun. Sementara dalam konvensi ILO 182 didefinisikan bahwa anak adalah mereka yang berusia 18 tahun ke bawah. Kedua ketentuan ini perlu diakomodasikan agar tidak terjadi salah interpretasi dalam penjabarannya.

Ketiga, jika anak diperkenankan bekerja, persyaratan apa saja yang harus dipenuhi. Kondisi sulit pada saat inii memaksa anak untuk turut meringankan beban orang tua. Solusi dari desakan ini adalah mereka memasuki dunia kerja dalam usia sangat muda. Hal ini adalah realita yang mesti disikapi dengan lebih bijaksana. Perlu dipertegas bidang-bidang apa saja yang boleh dilakukan oleh pekerja anak, serta batasan-batasan apa ·yang tidak boleh dilanggar saat seorang anakdiperbolehkan bekerja.

(24)

Keempat, perlu ada perangkat perundang-undangan yang lain untuk melindungi pekerja anak. Substansi dari konvensi ILO 182 adalah kesejahteraan anak. Untuk meningkatkan kesejahteraan anak, ratifikasi konvensi ILO 182 saja jelas belum mencukupi. Untuk untuk perlu perangkat hukum yang lain dalam menjamin kesejahteraan anak. Masyarakat saat ini sangat membutuhkan sebuah peraturan perundangan-undangan mengenai perlindungan anak.

Kelima, perlu dituliskan bentuk koordinasi dengan Departemen-departemen terkait dalam penanganan pekerja anak. Konsekwensi dari diratifikasinya konvensi ILO 182 ini adalah terjaminnya pendidikan dasar. Dalam kondisi sekarang ini, pendidikan dasar yang dibutuhkan harus didapat secara cuma-cuma. Karena kebanyakan orang tua tidak memiliki kemampuan untuk membayar pendidikan. Perlu dipertegas komitmen pemerintah dalam mengantisipasi hal ini. Koordinasi dengan Departemen-departemen terkait dalam penanganan ini sangat dibutuhkan. Sejauh mana koordinasi tersebut telah dilaksanakan.

Keenam, perlu disebutkan aksi-aksi nyata apa saja yang akan dilakukan untuk menghapuskan bentuk terburuk kerja anak. Pemerintah dalam hal ini Menteri Tenaga Kerja hendaknya bisa menjelaskan tentang tindakan " Merancang dan melaksanakan program aksi untuk menghapuskan bentuk-bentuk terburuk kerja anak sebagai prioritas" (pasal 6). Pemyataan ini menyangkut makna yang sangat luas sehingga perlu dipertegas batasnya.

Ketujuh, meskipun konvensi ILO 182 ini kelak diratifikasi oleh undang-undang, nilai-nilai yang berlaku di masyarakat hendaknya tetap dipertahankan. Anak-anak tetap harus dilatih untuk memilik etos kerja yang tinggi, ketulusan membantu meringankan beban orang tua, dan kesungguhan untuk terus bel~ar dari pengalaman.

PENUTUP

Akhimya marilah kita berdo'a kepada Allah SWT semoga Rancangan Undang-undang yang akan dibahas ini bisa meqjadi landasan berpijak komponen bangsa dalam memperlakukan anak-anak. Sehingga kelak kita tidak lagi mendengar adanya eksploitasi anak-anak di jermal lepas pantai Sumatra Utara, penindasan terhadap anak-anak yang menjadi pekerja di tempat-tempat hiburan maupun terhadap buruh anak pada perkebunan di pelosok negeri.

Wallahu a'lam bislt-showab

Jakarta, 21 Febmary 2000 Fraksi Reformasi

Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia WakiiKetua

(25)

ASDI DEMI BAriOSA

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK. INDONESIA

FRAKSI PARTAI DEMOKRASI KASlli BANGSA

( F-PDKB)

Jl. Jenderal Gatot Subroto- Jakarta 10270

Sekretariat : Gd. Nusantara I

Lt.

22 Telp. (021) 575-5966 /. 67.

PENGANTAR MUSYAWARAH

FRAKSI DEMOKRASI KASIH BANGSA

,. ·TERHADAP RVU TENTANG

PENGESAHAN

ILO CONVENTION

NO. 182

. CONCERNING THE PROHIBmON AND IMMEDIATE ACTION

FOR THE ELIMINATION OF THE WORST FORM OF CHILD LABOUR

Yth. Sdr.

Pimpinan

Rapat Gabungan Komisi I dan VI

Yth.

Para

Anggota Dewan Gabungan Komisi

I

dan VI; dan

Hadirin yang kami mulyakan.

Pertama-tama marilah kita ucapkan syukur dan terima

kasih

kehadirat Tuhan Yang

Maha Kuasa, karena hanya berkat perkenanNya

kita

sekalian dapat bersidang dalam

keadaan sehat walafiat

Sidang Dewan yang

kami

mulyakan,

Catatan pertama dari Fraksi PDKB terhadap RUU - Konvensi nomor 182

Concerning the Prohibition and Immediate Action for the Elimination of the Worst

form of Child Labour, sebaiknya diterjemahkan menjadi "RUU tentang Pengesahan

Konvensi ILO mengenai pelarangan dan tindakan penghapusan segera dari

bentuk-bentuk terburuk pekerjaan bagi anak"; hal

ini

karena ada jenis-jenis pekerjaan yang

bagi orang-orang dewasa tidak bersifat buruk, tetapi dapat bersifat jenis pekerjaan

terburuk bagi perkembangan dan pertumbuhan anak.

Rencana Undang-undang tentang Pengesahan ILO Convention No. 182

tahun 1999 Concerning Prohibition and Immediate Action for the Elimination of the

Worst Forms of Child Labour

1

merupakan salah satu usaha pengisian amanat UUD

1945 yang tercantum dalam Pembukaan :

"Kemudian dari pada itu untuk membentuk suatu Pemerintahan

Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan

seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan

umum, mencerdaskan kehidupan ban gsa ...

n

Selain itu juga RUU ini melengkapi isi pasal 64 dan 65 dari UU Nomor 39 tahun

1999 tentang Hak Asasi Manusia.

1 Konvensi ll.O mengenai Pelarangan dan Tinclakan Segera Penghapusan Bentuk-bentuk Terburuk Kerja

(26)

2

Hak dasar anak sebagai suatu kelompok umur dalam kehidupan sosial suatu

bangsa diakui secara universal sebagaimana tercantum dalam berbagai Deklarasi

dan Konvensi Intemasional seperti Deklarasi ILO di Philadelphia tahun 1944,

Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa melalui Deklarasi PBB tahun 1948 tentang

Hak-hak Asasi Manusia, Deklarasi PBB tahun 1959 tentang Hak-hak Anak,

Konvensi PBB tahun 1966 tentang Hak-hak Ekonomi, Sosial dan Budaya dan

Konvensi PBB tahun 1989 tentang hak-hak Anak.

Ketetapan MPR Nomor IV /MPR/1999 tentang Garis-Garis Besar Haluan

Negara tahun 1999-2004 dalam Bab IV mengenai

Arah Kebijaksanaan Mengenai

Hukum menyebut "tugas ratifikasi konvensi intemasional, terutama yang berkaitan

dengan

hak

asasi manusia sesuai dengan kebutuhan dan kepentingan bangsa dalam

bentuk undang-undang".

Komitmen bangsa Indonesia menegakkan hak asasi anak Indonesia telah

dilakukan dengan meratifikasi Konvensi PBB tahun 1989 mengenai Hak

Anak

dan

Konvensi ILO Nomor 138 tahun 1973 mengenai Usia Minimum untuk

Diperbolehkan Bekerja. Ratifikasi kedua Konvensi tersebut merupakan langkah yang

sangat strategis bagi masa depan bangsa. Anak sebagai generasi penerus bangsa

patut mendapatkan perlindungan dan pembinaan yang maksimal agar anak dapat

tumbuh dan berkembang secara wajar, baik fisik maupun mental, sehingga anak

akan menjadi sumber daya manusia yang tangguh dan kelak mampu membangun

suatu kehidupan bagi diri dan keluarganya, dengan suatu tingkat kesejahteraan yang

lebih layak dan manusiawi. Kepada anak harus diberi kesempatan untuk tumbuh

dan berkemampuan bersaing dalam era yang makin global yang penuh dengan

persaingan ketat dalam berbagai aspek kehidupan. Berbeda dengan pasal-pasal

tentang Hak Asasi Manusia dalam UU Nomor 39 tahun 1999

di

mana anak lebih

banyak ditinjau sebagai pribadi, maka Konvensi ILO 182 ini lebih menekankan anak

sebagai tenaga keria

di

bawah umur (18 tahun}_2

Konvensi ILO Nomor 182 tahun 1999, merupakan konvensi yang harus

mampu memberikan perlindungan

tambahan

bagi anak terhadap dan dalam

melaksanan pekerjaan berbahaya. Konvensi ini menuntut tindakan segera dalam

menghapuskan

terutama

kemungkinan mempekerjakan anak dalam kondisi kerja

terburuk yang tidak sesuai dengan harkat dan martabat manusia, seperti (1)

memanfaatkan atau menawarkan anak untuk pelacuran, produksi pomografi atau

pertunjukan porno; (2) memanfaatkan atau menggunakan anak melakukan kegiatan

ilegal, terutama yang berkaitan dengan produksi, distribusi dan perdagangan serta

penggunaan obat-obat terlarang; (3) mempekerjakan anak pada pekerjaan yang sifat

dan lingkungan kerjanya dapat membahayakan kesehatan, keselamatan secara fisik

atau moral.

2

di bawah umur dalam penjelasan Menaker adalah 15 tahun (sk. Suara Pembaruan, 14 Februari 2000); sedangkan dalam W No. 1 tahun 1974 tentang Perkawinan, disebutkan bahwa usia minimum seseorang untuk dapat melansungkan perkawinan ada! 16 tahun untuk perempuan dan 18 untuk laki-laki dan Konvensi ILO No. 182 tahun 1999 menyebut 18 tahun

(27)

3

Tindakan perbudakan dan praktek seJems perbudakan,

termasuk

penyanderaan anak untuk jaminan hutang, pemanfaatan, penyediaan dan

penawaran anak untuk pelacuran dan pomografi sebagaimana diatur dalam pasal 3

huruf (a) dan (b) Konvensi ILO Nomor 182 merupakan tindak pidana dan secara

umum telah diatur dalam Buku Kedua KUH - Pidana serta UU Nomor 39 tahun

1999 tentang Hak Asasi Manusia (pasal64 dan 65).

Tindakan yang berkaitan dengan produksi dan perdagangan obat. terlarang

sebagaimana diatur dalam pasal3 huruf (c) Konvensi ILO Nomor 182 tahun 1999

merupakan tindak pidana yang telah diatur dalam UU Nomor 5 tahun 1997 tentang

Psikotropika dan UU Nomor 22 tahun 1997 tentang Narkotika, UU Nomor 39 tahun

1999 tentang HAM (pasa164, 65).

Tindakan yang berkaitan dengan larangan mempekerjakan anak pada

pekerjaan yang sifatnya atau lingkungan kerjanya dapat membahayakan kesehatan,

keselamatan dan moral anak, telah diatur dalam UU Nomor 1 tahun 1951 mengenai

Ketentuan Kerja.

Konvensi ILO Nomor 138 tahun 1973 mengenai usia minimum untuk

diperbolehkan bekerja merupakan pasangan Konvensi Nomor 182 tahun 1999

dalam Konvensi Dasar ILO, yang mengatur larangan pekerja anak. Konvensi ILO

Nomor 138 ini telah diratifikasi dengan Undang-undang Nomor 20 tahun 1999.

Perlu diajukan pertanyaan : apakah sebelum pengajuan usulan untuk

meratifikasi Konvensi ini telah melalui tahapan-tahapan sebagaimana diatur dalam

Keputusan Presiden Nomor 188 tahun 1998 tentang Tata Cara Mempersiapkan

Rancangan Undang-undang; juga telah berkonsultasi dengan rnitra kerja dari unsur

tenaga kerja dan organisasi tenaga kerja, asosiasi pengusaha dan lembaga-lembaga

swadaya masyarakat baik melalui Sekretariat Tripartit Nasional maupun melalui

Kelompok Kerja yang khusus dibentuk mempersiapkan Rancangan Undang-undang

Raijfikasi Konvensi ILO Nomor 182 dan Program Aksi Nasional ? Tidak kalah

pentingnya bantuan dan dukungan ILO baik dari Markas Besamya di Jenewa

maupun melalui perwakilan ILO di Bangkok dan Jakarta.

Maka Fraksi Partai Demokrasi Kasih Bangsa berpendapat bahwa :

1.

a. Hak anak merupakan hak integral dari HAM bagi anak, namun masih ada

beberapa faktor yang menyebabkan hak anak perlu dikukuhkan melalui suatu

UU yang disetujui oleh DPR

b. Pemeritah baru meratifisir Hak Anak melalui KepPres No. 36/1990. Hal ini

menjelaskan keperluan pengukuhannya melalui suatu UU

c. Mantan Presiden Soeharto tanggal 30 September 1991 di New York telah

menandatangani kesepakatan antar negara untuk melindungi anak dalam

KIT-

Anak 1991

2. Temyata bahwa UU Nomor 39 tahun 1999 hanya melihat anak sebagai pribadi

individu dan belum mengatur anak sebagai insan sosial ekonorni yang terlibat

(28)

dalam proses produksi dan jasa/kerja. Untuk itu anak -secara hukum maupun

budaya- belum dilindungi :

a. secara hukum anak belum dapat membuat kontrak, sebab ia dianggap berada

di bawah umur (belum 16

3

atau 17 tahun)

b. secara budaya anak selalu dianggap masih menjadi tanggung jawab orang

tuanya, padahal dalam kenyataan, anak telah menjadi pelaku ekonomi juga,

sebab penghasilan orang tua tidak mencukupi untuk menghidupi anak

3. Dengan demikian, maka diperlukan suatu hukum yang melindungi anak

-

Sebagai insan sosial

-

Sebagai pelaku ekonomi

4. Selain itu, perlindungan hukum terhadap anak diperlukan karena kenyataan

adalah bahwa anak secara mental maupun

fisik

belum matang, sehingga

syarat-syarat kerja yang dapat dituntut dari orang dewasa belum daoat

diukurkan/dituntut dari anak sebagai suatu kenyataan faktor alamiah hidup

5. Undang-undang yang melindungi anak sebagai tenaga kerja menjadi sangat

mendesak, sebab antara lain KomNas Perlindungan Anak dalam 1 tahun

eksistensinya telah menemukan 13 bentuk pelanggaran yang dapat dikategorikan :

-

korban konflik

politik

bersenjata

-

kekerasan melalui tindak pembunuhan

-

perkosaan

-

abortus

-

obyek obat-obatan terlarang

-

kekurangan

gizi

secara akut

-

kekerasan seksual di luar bahkan kadang-kadang dalam keluarga sendiri

-

konflik dengan hukum

-

eksploatasi ekonomi

-

korban tindak kriminal

-

korban tindak kekerasan aparat

-

perbudakan

-

penelantaran

Selain itu, kita masih dapat mengingat-ingat bagaimana dalam kerusuhan

tanggal

13- 15 Mei 1998 jalan-jcilan di daerah dan lokasi penjarahan banyak melibatkan

anak, bahkan di tempat-tempat, toko-toko swalayan yang terbakar tidak dapat tidak

terdapat juga banyak anak yang mati terbakar.

(29)

5

6. Perlindungan terhadap anak adalah untuk mempersiapkan anak sebagai generasi

muda untuk masa depan, agar sehat mental dan fisik, cerdas dan mampu

mewujudkan cita-cita pribadi maupun bangsa, karena masa anak tidak terbebani

oleh oengalaman osikoloQis yang berat

Menyetujui RUU Anak ini, bahkan melengkapinya dengan perbaikan dan

penyempumaan di sana-sini, merupakan suatu tanggung jawab setiap insan dewasa

terutama orang tua kepada generasi muda deml keselamatan. generasi tersebut dan

demi masa depan bangsa Indonesia yang lebih sejahtera, rnakmur dan cerah.

RUU ini tidak hanya memerlukan persetujuan dari para anggota DPR RI yang

terhormat, karena merupakan suatu produk hukum berupa UU, bukan pula hanya

suatu komitmen politik demi perbaikan ekonomi bangsa, tetapi memerlukan suatu

oendekatan yang menyeluruh dan utuh menyatu antar unsur-unsur hukum - oolitik

...;_ sosial- ekonomi berdasarkan cinta atau kasih terhadap banasa dengan melindungi

anak karena anak adalah juga ciptaan Tuhan, tetapi pengakuan perlindungan

terhadap anak harus menjadi budaya bangsa, bukan hanya sekarang tetapi justru

masadepan.

Sidang Dewan yang kami mulyakan,

Atas dasar pertimbangan dan ketentuan peraturan perundang-undangan

tersebut serta dengan memperhatikan data dan fakta yang tertuang dalam naskah

RUU ini, F-PDKB tidak daoat tidak hanya daoat menyetujui oenaajuan RUU tentang

Pengesahan ILO Convention No. 182 tahun 1999,

Concerning the Prohibition and

Immediate Action for the Elimination of the Worst Form of Child Labour

ini, untuk

dijadikan UU demi masa depan bangsa yang lebih bahagia dan damai, sesuai

dengan nama partainya yaitu : Demokrasi dan Kasih demi

Bangsa

!

Jakarta, 22 Februari 2000

Juru Bicara,

Prof. Dr. Astrid S. Susanto-Sunario

- No. Anggota : A- 218

(30)

PENGANT AR MUSY A W ARAH

FRAKSI PERSERIKATAN DAULATUL UMMAH TERHADAP

RANCANGAN UNDANG-UNDANG PENGESAHAN ILO CONVENSION NO. 182

(KONVENSI MENGENAI PELARANGAN DAN TINDAKAN SEGERA PENGHAPUSAN BENTUK-BENTUK. TERBURUK. KERJA ANAK)

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Pertama kali dan terutama sekali kami haturkan puja dan puji syukur kehadirat

Allah

SWT atas segala limpahan Rahmat dan Nikmat-Nya yang tak terhingga, serta

limpahan Kasih dan Sayang-Nya yang

tak

terbilang. Shalawat dan salam kami haturkan · kepada Baginda Nabi Besar Muhammad SAW yang kehadirannya membawa angin

segar sebagai "Rahmatan

Iii

'Alamin" selama berbilang abad hingga akhir jaman.

Sungguh sangat elok perilaku dan keteladanan yang diwariskan oleh para pendahulu kita, oleh para pendiri Republik yang kita cintai ini. yang telah menuangkan rumusannya dalam UUD 1945 pasal27 ayat (2) yaitu "Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan

dm1

penghidupan yang layak bagi kemanusiaan ". Hal ini sangatlah tepat

dimana pasal tersebut telah rnenempatkan warga negara Indonesia sesuai dengan harkat dan martabat manusia, yang pada akhimya rnenguatkan komitrnen Bangsa Indonesia dalam menegakkan hak-hak asasi manusia termasuk pula hak asasi anak-anak.

Dirasakan dalam pengamalan Pancasila dan penerapan peraturan perundang-undangan rnasih adanya penyirnpangan terhadap perlindungan anak. Oleh karena itu Fraksi Perserikatan Daulatul Ummah (F-PDU) menyampaikan penghargaan kepada Pemerintah yang telah mengajukan Rancangan Undang-Undang tentang pengesahan Konvensi ILO Nomor 182 tersebut, dimana rancangan ini merupakan perwujudan dari keinginan kita dan seluruh Bangsa Indonesia untuk rnembangun masyarakat Indonesia seutuhnya yang memiliki dimensi kernanusiaan yang adil dan beradab, berketuhanan serta berkeadilan sosial.

Dengan adanya Undang-Undang ini, diharapkan pemerintah mampu melakukan tindakan-tindakan untuk menghapus bentuk-bentuk pekeljaan terburuk untuk anak. Karena anak-anak adalah sumber daya manusia yang harus tangguh dan berdaya supaya mampu bersaing dalam era globalisasi yang penuh dengan persaingan yang sangat ketat dalarn berbagai aspek kehidupan. Disamping itu anak-anak adalah generasi penerus bangsa, yang kelak membangun bangsa serta masyarakat Indonesia yang adil dan makmur.

(31)

Undang ini bukanlah akhir dari tugas kita semua, namun barulah awal dari pengabdian yang panjang terhadap implementasi perlindungan, khususnya bagi anak-anak. Untuk itu pelaksanaan dan penerapan dari Undang-Undang ini haruslah menjadi perhatian dan tugas kita bersama.

Demikian pengantar ini kami sampaikan, semoga segala perbuatan dan amal kita diridlai oleh Allah SWT menuju negara adil. makmur, aman dan tenteram serta mendapat payungan ampunan-Nya.

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

Jakarta, 22 Pebruari 2000

Fraksi Penerikatan Daulatul Ummab

Dewan Perwakilan Rakyat_.Re" blik Indonesia

Bicara,

\-..

_.·

(32)

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT R.I.

FRAKSI KKI

TANGGAPAN

FRAKSI KESATUAN KEBANGSAAN INDONESIA

ATAS

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBUK INDONESIA

TENTANG

PENGESAHAN ILO CONVENTION NOMOR 182

CONCERING THE PROHIBmON AND IMMEDIATE ACTION FOR THE

EliMINATION OF THE WORST FORMS OF CHILD LABOUR (KONVENSI

MENGENAI PELARANGAN DAN TINDAKAN SEGERA PENGHAPUSAN

BENTUK-BENTUK TERBURUK KERJA ANAK)

Disampaikan pada Rapat Kerja Musyawarah Fraksi-fraksi

Tanggal 22 Pebruari 2000 di Jakarta

Oleh Drs. MARCUS MALI

Nomor Anggota A-461

Saudara Ketua, para Anggota Dewan

Saudara Menteri Tenaga Kerja RI

dan hadirin sekalian yang terhormat

Assa/amu'alaikum Wr. Wb.

Salam Sejahtera.

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas

rakhmat dan berkatnya sehingga kita dapat berkumpul bersama

dalam persidangan Dewan yang mulia ini.

(33)

Perkenankanlan saya atas nama Fraksi Kesatuan Kebangsaan

Indonesia (FKKI) menyampaikan Tanggapan atas RUU

tentang

Pengesahan Konvensi ILO Nomor 182.

Sidang yang terhormat

Fraksi Kesatuan Kebangsaan Indonesia menyambut baik

diajukannya

Rancangan

Undang-Undang · tentang

Pengesahan

Konvensi ILO Nomor 182, tentang Pelarangan dan tindakan segera

Penghapusan Bentuk-bentuk Terburuk Kerja Anak.

Kami

menghargai niat dan upaya Pemerintah untuk memberi

perhatian dan perlindungan tentang bentuk-bentuk terburuk kerja

anak.

Fraksi Kesatuan Kebangsaan Indonesia memandang perlu

karena hal ini adalah masalah mendasar dalam kehidupan manusia

dimana saja manusi.a itu berada.

Dalam rangka Indonesia memasuki era globalisasi dan

pergaulan dengan bangsa-bangsa

dunia; serta juga telah

diamanatkan

dalam pembukaan UUD

1945.

dan falsafah bangsa

Indonesia yaitu sila Kemanusiaan, yang memberi tekanan akan

penghargaan terhadap

umat manusia sebagai · suatu pandangan

hidup.

(34)

Sidang yang terhormat.

Fenomena ini dapat kita lihat baik di media massa maupun

dalam kehidupan sehari-hari.

Anak-anak di bawah umur telah

menjadi komoditi ekonomi,

dan telah dieksploitasi tenaganya,

sungguhpun itu bertentangan dengan harkat dan martabat

kemanusiaan.

Ini terjadi baik di perkotaan maupun di pedesaan.

Hal ini tidak hanya melindungi kepentingan anak secara fisik, tetapi

juga menyangkut aspek psikis anak.

Sidang yang terhormat

Fraksi Kesatuan Kebangsaan Indonesia menyambut baik

. ratifikasi ini karena alasan-alasan yang disampaikan oleh Pemerintah

serta pokok-pokok Konvensi ILO yang telah memberikan pemikiran

secara jernih dan benar terhadap anak-anak yang dipekerjakan di

bawah umur.

Masalah ini memang perlu perlindungan

undang-undang karena anak-anak di negara mana saja memang merupakan

penerus dan kader-kader bangsanya.

Indonesia memang agaknya terlambat dalam meratifikasi Konvensi

ILO yang melarang mempekerjakan anak-anak di bawah umur ini.

Oleh karena itu Fraksi Kesatuan Kebangsaan Indonesia

sanga~

mendukung diajukannya RUU tentang Pengesahan Konvensi ILO ini.

(35)

Dengan ditetapkannya RUU ini diharapkan nantinya tidak akan ada

Jagi perlakuan yang buruk dan kurang manusiawi terhadap

anak-anak di bawah umur.

Demikian kami sampaikan,

Semoga Tuhan memberkati.

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

Salam Sejahtera.

FRAKSI KESATUAN KEBANGSMN INDONESIA

Drs. S. MASSARDY KAPHAT

A-281

ILO

A- 461

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan daerah-daerah yang jauh dari kota dan bukan merupakan daerah potensi indutsri cenderung memiliki penduduk miskin dengan persentase yang relatif lebih

Maka dari itu sasaran untuk rancangan hunian yang lebih baik dalam konteks ini adalah komunitas yang tinggal di perumahan elit terpagari ketat akan diberikan

Kesenian yang dimiliki Kabupaten Gunungkidul bermacam – macam jenis kesenian yang ada di Gunungkidul khususnya di desa Kemadang masih banyak dari tabel dibawah merupakan

Perbedaan dengan penelitian terdahulu adalah peneliti menggunakan tahun periode perpajakan dan laporan keuangan yang berbeda, yaitu tahun 2013 sampai dengan tahun 2015,

Metode yang digunakan adalah pengukuran periode menggunakan seperangkat alat dan instrumen seperti yang terlihat pada gambar 4 dengan keluaran berupa akuisisi data

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKJiP) Kecamatan Anggana tahun 2019 disusun sebagai media untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan

Peserta didik melakukan diskusi dalam kelompok masing-masing berdasarkan petunjuk yang ada dalam LK (misalkan: dalam LK berisikan permasalahan dan langkah-langkah pemecahan

Dari data pengukuran yang telah dilakukan menggunakan indeks KAMI diperoleh hasil yang mencakup peran TIK di PT.X, serta tingkat kematangan masing-masing bagian keamanan