PENGANTAR MUSYA WARAH
FRAKSI PDI PERJUANGAN DPR- RI
TERHADAP
RATIFIKASI KONVENSI ILO
Bismillah hirahman nirrahim,
Assalamu' alaikum warahmatullah wabarakatuh.
Salam sejahtera untuk kita semua.
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tu an Yang
Maha Esa Fraksi PDI Perjuangan dapat menyampaikan engantar
Musyawarah tentang ratifikasi konvensi ILO pada kesem atan ini.
Saudara Pimpinan, dan
Anggota Dewan yang kami hormati.
Fraksi PDI Perjuangan menyadari bahwa ana
adalah
generasi penerus yang menjadi harapan Bangsa dan Nega a.
Oleh karenanya hak-hak dasar anak tersebut selayaknya · akui dan
mendapatkan perlindungan dari Negara.
Hak dasar anak yang sebenarnya sudah diakui secara neversal,
dilandasi dengan falsafah dan hidup Bangsa berdasarkan ancasila
dan UUD' 45.
Saudara Pimpinan, dan
Anggota Dewan yang terhormat.
Buruh anak pada hakekatnya telah berlaku di ndonesia
seperti yang tercantum dalam UUD'45 No 1 tahun 195 dimana
anak yang dikategorikan berusia 6 sampai 14 tahun dilar g untuk
dipekerjakan di perusahaan, baik secara diam-diam maupun
formal. Oleh karena itu Fraksi PDI Perjuangan sepa at untuk
menerima diratifikasinya konvensi ILO Nomor 182
engenai
.N
l!L/t-A!J
IJJNrrN tv:J/1 r-11\IH I .! \..bflJ Ve/U Sl INIJ'EA:.fJ/J:1JoN!Je,
~IRN~
Y~
JJHV\Airo.tv
ri)ftAJytHU
f/1#:
,NJ91i 1-//HtJti!IJJ.
&:Julft
I}£A)flh)ifE:
fob
/11 Hlhv
~
~$
"'._~~
l>h!'l
f1
~ ~AI--/
!beAJIU.t;(JA}IJMJtjt.
pelarangan dan tindakan seger . penghapusan bentuk-bentuk
terburuk kerja anak.
Ketetapan MPR NO. 4/MPR/19 9 tentang GBHN Tahun
1999-2004, Bah IV yang menyatakanY melanjutkan menguatkan kembali
sikap dan pendirian bangsa Indonesia mengenai hak -hak
~nak.
Saudara Pimpinan, dan
Anggota Dewan yang terhormat.
Fraksi PDI Perjuangan menyadari kondisi sosial, ekonomi
yang sulit saat ini, memaksa anak dibawah usia untuk be erja baik
disektor formal maupun
non-formal~lW ~eadaan
ters but tidak
dapat menjadi pembenaran bagi
~
,~}abo
ekerja
anak dibawah usia yang telah ditetapkan).
LP
Perbudakan, pelacuran, pornografi anak)mempekerjakan a ak yang
dapat membahayakan kesehatan serta moral anak adal
hal-hal
yang perlu diatur di dalam Peraturan Pemerintah. Oleh k enanya
Fraksi PDI Perjuangan
me~sulkan
agar semua ini d tetapkan
dalam Peraturan Pemerintali
~(am
bentuk Keputusan Menteri
maupun Keputusan Presiden.
Saudara Pimpinan, dan
Anggota Dewan yang kami hormati.
Fraksi PDI Perjuangan mengusulkan beberapa hal yang se ajamya
dapat kita bahas sebagai usulan tambahan :
a. Agar usia yang menjadi batasan "dibawah umur"
erkaitan
dengan tenaga kerja anak adalah usia 16 ( enam be las) ahun ke
bawah.
b. Kepada pihak-pihak ( badan usaha maupun perorang ) yang
mempekerjakan anak dibawah umur sesuai dengan k tagori a
dijatuhkan sanksi yang seberat-beratnya.
c. Agar Pemerintah dalam hal ini Departemen Tenaga Kerja
bekerja sama dengan instansi terkait, memberikan pengawasan
yang ketat dalam mengatur pekerja anak, termasuk penyaluran
anak-anak tersebut ke bangku sekolah.
d. Dalam penerapannya agar diperhatikan adat dan budaya
setempat.
e. Secara
bertahap
Pemerintah
bertanggung
ja
atas
kelangsungan pendidikan atas anak-anak sekolah agi yang
tidak mampu dengan jalan membebaskan semua biaya ekolah.
Saudara Pimpinan, dan
Anggota Dewan yang terhormat.
Akhimya Fraksi PDI Perjuangan dapat menyetuj i usulan
meratifikasi konvensi dan mengharapkan Undang-undang ini dapat
dibahas dalam waktu yang telah dijadualkan. Mengenai al tehnis
redaksional akan kami sempumakan pada pertemuan sela
~utnya.
Demikianlah Pengantar Musyawarah Fraksi PDI P rjuangan
terhadap ratifikasi konvensi ILO dan atas perhatian par anggota
Dewan yang terhormat kami ucapkan terima kasih.
Wassalamu' alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Juru Bicara
Fraksi PDI Perjuangan PR-RI
DRA. RENIY ANTI H
Anggota Nomor :
PENGANTAR rviUSYA w·ARAH
FRAKSI PART AI GOLKAR DPR-RI
TERHADAP
RANCANGAN UNDANG-UNDANG KONVENSI ILO NO. 182
(KONVENSI 1\IENGENAI PELARANGAN DAN TINDAKAN SEGERA
PENGHAPUSAN BENTUK-BENTUK TERBURUK KERJA ANAK)
Disampaikan oleh : Ferdiansyah, SE, MM
Anggota DPR-RI No. : 324
Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Yth. Pimpinan Ra.pat&il:mgan RUU
Yth. Sdr. Menteri Tenaga Ketja R.I.
~ .
~
Para Anggota Rapatr&c;bilitgan serta ha.dirin yang saya muliakan.
Pertruna.-tama. saya mengajak badirin sekalian untuk bersama-san1a
memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena a as rahmat dan
hidayahNyalah kita dapat menghadiri Rapat Gabuugan pada hari in·.
Fraksi Partai Golkar menyadari bahwa pembabasan
Ran
gan
Undang-undang ten tang Pengesahan ILO No.
1
82 adalah tugas yang sang t nmlia karena
menyangkut kehidupan sebabagiru1 dari rakyat Indonesia yakni anak-anak kita
yang akan menjadi generasi penerus dimasa datang.
Fraksi Partai Golkar berpendirian ba.hwa Rru1cat1g&1 Und ng-undang ini
merupakan perwujudru1 dari keinginan kita untuk membangun m yarakat yang
memiliki nilai-nilai uuiversal dan berdimensi kemanusi8.811 yrutg a il dan beradab
serta berkeadilan sosial. Pengertian ini mempunyai makna fi)osofis yang
menempatkru1 manusia dalrun posisi dru1 peran sebagai subyek s kaligus obyek
daJam meningkatkan harkat, mat1abat dan kesejaJ1teraannya.
Sebubungru1 dengan itu maka rumusan para pendiri republik ini y 1g dituangkan
daJam UUD
1 945
pada Pasa)
27
ayat
(2)
yang berbunyi :
''Tiap-tiap wa.rga nega.ra berhak atas pekerjaan dan pengbidupru1 .., ru1g Ia
yak
bagi
kemanusiaan".
Sangatlah tepat, karena telah menempatkan posisi warga negar dalam fungsi
kemanusiaannya, mempunyai hak tmtuk bekerja
dan
menggapai k sejahterarumya
serta sesuai dengan harkat dan mm1abat man'usia.
2
LV""\A.
sdr. Pimpinan Rapat
1Uabungan, Sdr. Iv1enteri serta pru·a Anggota yru1g terhonnat.
Sudah sepatutnya kita menyampaikan pengbargaan kepada Pemerintah
yru1g telah mengajukru1 Rancru1gan Undru1g-undang ini, karena Konvensi ILO No.
182 merupakan satu dari delapan Konvensi ILO mengenai hak-bak
~asarpekerja
sekaligus dalam rangka melengkapi 7 (tujuh) Konvensi Dasru· ILO yru1g telah
diratifikasi sebelunmya. Sehingga Pemeriutah dan Bangsa Indonesia di dalam
memasuki millenium ke 3 abad 21 yang biasa disebut
~ebagai !eera global,
mempunyai posisi yang strategis dan citra yang baik dalan1
ta~pergaulan
internasionaJ, khususnya dalam hubungan percatUf3J1 ekonomirdunia dan
penegakan bak-hak asasi manusia yang didalamnya termasuk hak-h
asasi anak
1yang merupakan amanat rakyat yang terkandung dalam Pembukaa 1
UUD
1945
dan secara explisit telah dijabarkan dalam TAP MPR-RI No. XV 1998 tentang
Politik Ekonomi, TAP MPR-RI No. XVI/1999 tentang HMt maup
TAP
MPR-RI tenumg GBHN tahun 1999 - 2004 dalrun Bab IV mengenai aral1
mengenai Hukum.
Fraksi Partai Golkar memandang Rancangan Undan undang tm
mempunyai relevansi yang signifikan terhadap misi Pru1ai GoJkar
1g beritikad
untuk membangun Indonesia barn yang bersatu dan komitmen be ibak kepada
rakyat terut.ama pada mereka yang berada di akar nunput. ( rass Root),
1melindungi bak-hak asasi anak, memberi kesempatau tumbuh dan b rdaya supaya
mampu bersaing dalam era global yang penuh dengru1 persaingai sangat ketat.
dalam berbagai aspek kehidupan.
Namun hendaknya di ingat bahwa pengesahan Rancangan U dang-w1dang
ini bukanlal1 akhir dari tugas kita, karena hakekatnya Pengesal1
1Rancangan
Undang-undru1g ini baruJah satu awa) dru·i pengabdian yang pan ang terhadap
implementasi perlindwtgan, khususnya bagi anak-anak dari peker aan terburuk
yang tidak sesuai dengan harkat. dan martabat manusia.
Hru-apan kita semua agar basil akhir pembal1asatl Rancat an
Undang-undang ini akan dapat menghapuskau kegiatan tnempekerjakan anak dalan1
kondisi pekerjaan terbutuk dan berbal1aya yat1g sering kita lihat. aik dijalat1311
umum
di
kota-kota, lorong-lorong gelap, pabrik-pabrik, tan1ban , perkebunru1
satnpai-satnpai di tengal1-tengall Jautru1 bebas.
Sdr.
Pimpinan
Rapatvd'~'"tngru1,
Sdr.
Menteri, serta rekan-rekan
1ggota yang
terhormat.
Sebelum kruni mengakhiri Pengat1t.M Musyawaral1 ini, per u kita sadari
babwa aspek legalitas pembuatan Undang-undang
ini
tergantung kearifan dan
kebijakru1 kita, Pemerintal1 dan DPR-RI. Oleh kru·ena itu den
1 sendirinya
berpulang kepada kita yang badir disini, sejauhmana bati nur 1i kita dapat
menampung semat1gat yru1g ada dalam Rru1cangan undang-w1dat1g ini w1tuk kita
sal1kan sebagai Jandasru1 membangun masyarakat
:tvfADAN1
yang t rtib, dinamis,
3
Demikian Pengantar fvfusyawarah Fraksi Partai Golkar Dewan Perwakilan
Rakyat Republik Indonesia, dalam rangka mengawali pembahasan Rancangan
Undang-wtdang ini, kami mengajak rekan-rekan dari fraksi-frM<si lain dan
Pemerintah untuk bersama-sama membahas Rancangan Undang-undang dalam
semangat kebersamaan mttuk musyawarah mufakat gwta membahas dan
mengasahkan Rancangan Undang-undang ini dengan basil yang optimal, demi
kepentingan anak sebagai generasi penerus, sehingga mereka akan
tnet~adisomber daya manusia yang tangguh dan kelak mampu membangun bangsa serta
masyarakat Indonesia yang adil danmakmur.
Wabillahi Taufiq Walhidayab, Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
Jakarta, 22 Februari 2000
Fraksi Partai Golkar DPR-RI
FRAKSI PERSATUAN PEMBANGUNAN
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
MPR I DPR- Rl. NUSANTARA I Jl. JEND.GATOT.SUBROTO. JAKARTA 102702 (021) 575 5991 -575 6130-575 6131 -575 5990-575 6180- FAX. 575 6181
l'ENGANTAR IVIUSYAWARAH
J.~l'l'l'Dl'R-Rl
!'ADA RAP AT GABUNGAN KO.l\,IISI I DAN KO.l\,IISI VI
UALAIVI l'EI'viBAH.ASAN RUU-RI TENTANG
"
PENGESAlfAN ,
ILO CONVEN110N
NOl.HOU.
182 CONCERNING 11-IE l'R01Jllfl1Jl110N
AND 1MMEDIA1T ACTION FOR 111E ELIMINATION 01-' 1'1-l.E WOR.ST
fORMS
01· ClllLD LABOUR"
(KONVENSI MENGENAI PEL1\RANGAN
DAN TINDAKAN
SEGEI~AUNTUK PENGHAI'USAN
UENTUK-U
ENIUK
TERBURUK KERJA
ANAl<)
'
'Assala.nru'alaikwn
I..Yr.
Wb.
I . .
I Allla.md_ulillallirobbil Ala mien
I I
Disarnpaikan oleh Ptof.DR. Tgk. H. 13aihal.Ji
.AK
Anggota DPR-RI Nomor A-03
[ Yth. Sdr. Menteri Tenaga Ke1ja. RI beserta Staf
~Yth.
Sdr. Pimpinan Rapal"Gabungan Komisi
Idan
VI,Rekan. Anggota;
'H.adirin yang betbahagia.
Puji syukur, ke hadirat
Al~ahSWT. karena dengan ralunat dan taufiq-Nya kita sekalian
dapat berlemu dalam forwn yangberbahagia ini.
Ucapan_ terima kasih
k~ :uca~kan_kepada Pimpinan yang lelah memberi waktu kepada ·
FPPP ...
• j
. . .
. '. ·:..; " :;~ ~ ~·f .';.<~.'·.~-~ ! J·,>
Negar~ ~ladalah ~egara
hukum yang
berdasarkan.Pancasil~d~·UUD
1945
d~;ba~~o.
l
lndone~ia '· s~nru~Ha~a;·."~~;E!~JupjungJ;~i,rtggi,, .f"tar~a:~ · .. dan . mart~bal manusia, sehingga
seh~nyal£1h ,apabi~~.s,~tiag?r~lg,.ba~k.·it~' ~~~pg,
dew
as~ maup~~; ~~ak~~"\ak
dilind,i;,gi
1
I III.
~ j :I I 2&b'
dari upaya-upaya untuk ~peketjakan pada peketjaan-peketjaan yang merendahkan
harkal dan marlabat man usia alau peketjaan yantj lidak manusic.nvi.
Berbicara tentang masalah hat·kal dan martabal bangsa, adalah membicarakan harga diri bangsa Indonesia yang horus kita tegakkan dan pertahankan selamanya apapun resikonya.
Bangsa Indonesia saat ini sedang menata kehidupan ba.ru mela.lui ~-efonnasi kebijaksanaan
di bidang ekonomi, politik, sosial, dan hukum. FPPP mendorong pemerinlah agor secam bersungguh-sungguh dan konsisten melakukan berbagai upaya refom1asi hukum tennasuk di bidang kelenagaketjaan, karena Indonesia sebagai baginn dari masyamkat inlernasional menghormati, menghargai prinsip dan tujuan Piagam PBB, deklarasi
Universal Hak-hak Asasi Ma..nusia Tahun 1948, Deklarasi Philadephia Tahun ~~'
Konstitusi Kelenagaketjaan Internasional (ILO) dan Konvensi Hak-hak Anak Tahun 1989.
Ketetapan MPR No. XVIII/MPR/1998 tenlang HAM menugasi Presiden dan DPR unluk meratifikasi berbagai instrumen PBB yang berkailan dengan HAM. Indonesia Lelah meratifikasi konvensi PBB tanggal 30 September 1990 mengenai hak-hak; di samping 7 (tujuh) Konvensi ILO itu yaitu:
1. K~nvensi Nomor 29 mengenai ketja paksa alau wajib ketja;
2. Undang-undang Nomor 18n956 tentang ratifikasi konvensi Nomor 98 Organisasi Perburuhan Internasional mengenai bedakunya dasar-dasar dari hak untuk . berorganisasi dan berunding bersama;
.3. Undang-undang ~~ _Nomor 80/i957 tentang Persetujuan Konvensi Oraginisasi
Perburuhan · fnterna5ional N~mor 100 mengenai Persamaan hak bagi laki-laki dan
wanita untuk peketjaan yang sama nilainya;
4 .. Keppres RI,Nomor. 83/1998 . . . .l~ntang . Pengesahan Convention Nomor 87 tentang
Collcemiu~. ~reetfom
Of Assodtztion And Protection Of 11ze
l~.iglll·To Orgtlllise
(Konvensi Nomor 87 tentang Kebebasan Berserikat dan Perlindungan Hak Wltuk Berorganisasi);5. .Un,dang-undang R! Nomor 19/1999 tentang Pe11gesahan ILO Co~wen~io11 ~?~lor 1 o5,:,
Concerning The Abolition Of Forced Labour (konvensi ILO mengefl.ni penghapusan ' r., ' " •, ' ' . < • ' •, , • • • _ • • ~ • • ; ~",I , < .t • ' . • 1,. } •
ketjapaksa); . .•. 1, ~- : , , . : i'c~':::..<~!H~,
y
6.
Undang-und~g_RI.,l';J~mor ~0/1999
tentangPengesahan.~~9
Undang-undang W Nomor 21/1999 lenlang Pengesahan ILO Convention Nomor 111 Concerning Discrin"linalion Indonesia Res peel Employment And Occupation (Konvensi ILO mengenai diskriininasi dalal'n pekerjaan dan jabatan).
Pimpinan; Rekan-rekan Rapat Gabungan Komisi I dan VI yang terhonnat.
FPPP memandang betapa pentingnya pengesahan RUU ini, karena ini merupakan salah salu benluk hak dasar anak untuk mendapal jaminan perlakuan.yang sesuai dengan nilai-nilai kemanusian karena jaminan hak dasar tersebut adalah tuntutan realisasi dari nilaF·
nilai Pancasila dan lujuan negara sebagailnana tercantwn dalam Pembukaan UUD 1945.
Sehubungan dengan ilu RUU ini, Fraksi kruni ingin mengusulka!' penyempurnaatl sebagai berikut:
1. Terjemahan judul Konvensi
(Concerning The Probihibition And Immediate Action For The Elitnination Of The
Worst Fonns Of Child Labour) menjadi : bentuk-bentuk peke.!j.~an terburuk untuk
anak.
2. Dalrun menilnbang huruf e perlu perbaikan cara penulisan yang dalrun bahasa inggris. 3. Dalrun Pasall di antara kalimat "yru1g naskah aslinya dalam bahasa inggris" ditainbah
kala-kala 11
salinru1", sehingga menjadi 11 yang salinan naskah aslinya ... 11
4. N8llla Sekretaris Negara disesuaikan dengan nama yang sedang met~adi Sekretaris
Negara pada waktu di Undangkru1.
5. Perlu dibentuk Tim yang akan membahas:
a. Rancangan l'enjelasan.
b. Meneliti terjemahan Konvensi.
6. Perlu penyempurnaan penulisat1 Bahasa lndonesa semua maleri RUU ini sesuai dengan Ejaar1 Yang Disempurnakan (EYD).
7. Apakah Pemerintah sudah me~persiapkatl program aksi seperti yat1g dinyatakan
dalrun Pasal6 Konvensi ini?
Selan.jutnya FPPP, dengan mengucapkan Bissmillah siap membahas bersama Pemerintah
. .
·dan Ft~aksi-fraksi_DPR-Rt Mudah:-mudahan pembahasan RUU ini dapat berjalan dengan
lancar, sukses, dan sesuai dengan alokasi waklu yat"lg Lelah kita sepakali bersruna, yang
sudah barang tEmtu tetap memperhatikan tujuan dis~hkannya RUU ini menjadi undallg:.. ·
ur\dang ..
-FPPP berharap, dengan lahin1ya undang-undang tersebut hendak.i1ya sudah tidak ada lagi orang, perusahaan, atau badan yang tnempekerjakan anak tidak sejalan dengan aluran hukum yang ada. Amien.
· Demikianlah, Pengantar Musyawarah Rapat Gabungan Kornisi I dan VI dalam m.embah£tS RUU RI tenlang Pengesahan ILO Convention Nomor 182 Concerning The Probihibition And Immediate Action For The Elimination Of The Worst Forms Of Child Labour. (Konvensi mengenai l)elarangan dan tindakan segera penghapusm1 bentuk-bentuk pekerjaan terburuk untuk anak).
JlVabillalrittaufiq wallridtlyalr
FRAKSI KEBANGKITAN BANGSA
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
SEKRETARIAT : GEDUNG MPR I DPR-Rl, NUSANTARA I LANTAI XVII KAMAR 1709 Jl. JEND. GATOT SUBROTO, JAKARTA 10270
TELP. 021-575 5623-575 5624-575 5625-575 5626-575 5627-575 5628 FAX. 021- 5755614
PENGANTAR MUSYAWARAH
FRAKSI KEBANGKITAN BANGSA DPR- RI
ATAS
RANCANGAN UNDANG-UNDANC
TENTANG
PENGESAHAN ILO CONVENTION NOMOR 182 CONCERNING THE PRO
HIBITION AND IMMEDIATE ACTION FOR THE ELEMINATION OF THE
WORST FORMS OF CHILD LABOOR
.
(KONVENSI MENGENAI PELARANGAN DAN TINDAKAN
PENGHAPUSAN BENTUK-BENTUK TERBURUK KERJA ANAK)
Disampaikan oleh :H. AmmAl-Mu'tashim,SH,MM
No. Anggota
: A-449
~
. / '
~_;,Co\U' ~
~'~ ~- ~
\.:,~
&~'
o/.J
~ r~'J"
6
~'J.,· ~, 7;,~'
, ... " - "' _, , ~ / -:. ~ , • JJ....
tU'
d'-1' .:>.. ~\'..D ... ~._.~~~ .. /
,~
.
"
/Saudara Pimpinan Rapat Gabungan Komisi I dan Komisi VI yang terhormat,
Para Anggota Dewan yang terhormat,
·
Saudara Menteri Tenaga Kerja beserta Jajarannya yang terhormat, ·
Hadirin yang berbahagia.
Bersama marilah kita panjatkan rasa syukur kehadirat Allah SWT
yang selalu melimpahkan bimbingan, petunjuk, dan rakhmatNya
kepada kita sekalian untuk selalu berpegang pada jalan yang di
ridhoi-Nya.
Sholawat serta salam semoga selalu dilimpahkan kepada junjungan
kita
~abiBesar Muhammad SAW beserta pengikut-pengikut
setianya yang selalu menegakkan yang benar itu benar dan yang
salah itu salah, Amin.
Saudara Pimipinan,
Saudara Menteri Tenaga Kerja,
Saudara Anggota Dewan,
Dan hadirin yang terhormat,
Masalah ketenagakerjaan merupakan salah satu masalah yang pelik
yang harus diselesaikan secara bersama-sama secara arif dan
bijaksana. Jumlah kesempatan kerja belum sebanding dengan
kenaikan jumlah angkatan kerja. Sementara keterampilan kerja masih
memprihatinkan, upah kerja belum sesuai dengan tuntutan dasar
kehidupan yang layak, jaminan keselamatan kerja belum diberikan
oleh semua perusahaan, organisasi serikat pekerja belum sesuai
dengan fungsinya sebagai alat perjuangan pekerja dan
masalah-masalah lain yang mendesak untuk diselesaikan. Sementara itu kita
sedang memasuki era globalisasi yang sarat terhadap penghormatan
nilai-nilai kemanusiaan, dan hak dasar anak diakui secara uneversal.
Sedangkan realita kehidupan masyarakat terutama golongan
ekonomi lemah, karena desakan
sosial ekonomi terpaksa anak
bekerja dipabrik-pabrik rokok dan pabrik yang lainnya dengan
alasan membantu kerja borongan orang tuanya. Masalah ini memang
delematis dan bersifat sementara yang harus kita carikan solusinya.
Oleh karena itu kita sangat menghormati setiap usaha untuk mencari
jalan keluar dari persoalan tersebut. Persoalan yang mendasar ialah
bagaimana hak dasar anak yang bersifat universal dapat dilindungi
tanpa mengabaikan sosial ekonomi dan sosial budaya yang hidup
dan berkembang dalam masyarakat saat ini. Untuk itu
Fraksi
Kebangkitan Bangsa sangat menghargai usaha pemerintah untuk
mengejewantahkan Ketetapan MPR-RI No.:XVII/MPR tentang Hak
Asasi Manusia dengan meratifikasi Konvensi PBB tanggal 30
September 1990 mengenai hak-hak anak dan Meratifikasi 7 konvensi
ILO mengenai hak-hak dasar pekerja termasuk konvensi No.138
Tahun 1973 mengenai usia 1ninimum untuk diperbolehkan bekerja
dengan Undang-Undang No. 20 Tahun 1999. Hari
ini
Kita sedang
membahas Konvensi ILO No.182. Hal
ini
Merupakan
langkah-langkah positif dari pemerintah bagi masa depan banbgsa agar
mampu mengikuti percaturan internasional terutama dalam masalah
perekonomian dan perburuhan.
Saudara Pimpinan Sidang,
Saudara Menteri Tenaga Kerja
Saudara anggota Dewan,
Dan hadirin yang terhormat,
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 sangat menjunjung tinggi
harkat dan martabat manusia, sehingga karenanya sudah menjadi
Kewajiban bangsa Indonesia untuk memberikan perlindungan
terhadap tindakan sewenang-wenang kepada anak.
Realita
kehidupan bangsa-bangsa didunia sampai dengan dekade dewasa
ini perlakuan-perlakuan yang terburuk terhadap anak masih terjadi
dimana-mana. Oleh karena itu menjadi keharusan negara kita untuk
melakukan berbagai upaya perlindungan berbagai macam
bentuk-bentuk tindakan terburuk terhadap anak.
Harus kita akui bahwa negara kita dalam dataran konsepsi hukum
dan perundang-undangan cukup memadai dalam percaturan
intemasional. Tetapi harus pula kita akui bahwa pelaksanaan
penegakan hukum masih sangat lemah.
Berbagai macam
demonstrasi buruh yang terjadi saat ini sungguh merupakan salah
satu bukti konkrit betapa lemahnya pelaksanaan penegakkan hukum
dinegara kita. Oleh karena itu sebelum kita niemasuki pembahasan
RUU
ini
perkenankanlah kami memperoleh penjelasan dan
gambaran dari Pemerintah tentang perintah-perintah dari Konvensi
182 ini mengenai wujud tindakan yang sedang dan akan
dipersiapkan terutama yang berkaitan dengan :
a.
Perintah Pasal 1 yang berbunyi: Setiap anggota yang
meratifikasi Konvensi
ini
wajib mengambil
tindakan-tindakan segera dan efektif untuk menjamin pelarangan dan
penghapusan bentuk-bentuk terburuk kerja anak sebagai hal
yang mendesak.
i'
b.
Pasal 4 ayat (1) yang berbunyi :Jenis-jenis pekerjaan yang
disebut Pasal 3 ayat (2) Wajib diatur oleh Undang-Undang
atau peraturan Nasional atau Oleh pihak yang berwenang
setelah berkonsultasi dengan organisasi pengusaha dan
pekerja
terkait,
dengan mempertimbangkan standar
internasional yang relevan khususnya paragraph 3 dan
paragraph 4 dari rekomendasi mengenai bentuk-bentuk
terburuk kerja anak,l999.
c.
Pasal 6 ayat
(1) :
setiap anggota wajib merancang dan
melaksanakan program aksi untuk menghapuskan
bentuk-bentuk terburuk kerja anak sebagai prioritas.
d.
Pasal 7 ayat (1) : Setiap anggota wajib mengambil semua
tindakan yang perlu untuk memastikan agar
ketentuan-ketentuan
yang memberlakukan konvensi ini dapat
diterapkan
dan dilaksanakan secara efekti£, termasuk
ketentuan dan penerapan sanksi pidana atau sanksi-sanksi
lain sebagaimana perlunya.
e.
Pasal 8 Anggota wajib mengambil Iangkah yang sesuai
untuk membantu satu sama lain dalam memberlakukan
ketentuan konvensi ini melalui peningkatan kerjasama
dan/ a tau bantuan internasional termasuk dukungan
pembangunan social dan ekonomi, program-program
penanggulangan kemiskinan, dan wajib belajar.,
Saudara Pimpinan Sidang,
Saudara Menteri Tenaga Kerja
Hadirin yang terhormat,
Meratifikasi suatu konvensi termasuk meratifikasi konvensi ILO satu
sisi memang merupakan upaya bahwa dalam pembangunan
perekonomian yang berkaitan dengan pembangunan perburuhan,
negara
kita
dapat
mengikuti
standar-standar
perburuhan
intemasional baik dalam bentuk perundang-unangan, kebijakan
maupun pengupahan, perlindungan dan sebagainya. Tetapi disisi
lain meratifikasi suatu konvensi ILO mengandung tanggungjawab
yang cukup besar, bukan saja secara nasional tetapi secara
internasional apabila kita tidak dapat mengetrapkan konvensi
tersebut akan dikenakan sanksi intemasional.
Oleh karena itu Fraksi Kebangkitan Bangsa
mengharapkan
penjelasan pemerintah agar dalam pembahasan RUU ini dapat
berlandaskan pada kecermatan berfikir, akal sehat dan kearifan yang
tinggi, sehingga . menghasilkan Undang-Undang yang memadai
dengan kebutuhan yang diperlukan. Dari jawaban Pemerintah
tersebut mungkin diperlukan pasal yang mengatur operasionalisasi
dari RUU
ini.
Lebih lanjut pendapat Fraksi Kebangkitan Bangsa akan
disampaikan Daftar Inventarisasi Masalah (DIM).
Saudara Pimpinan Sidang
Saudara Menteri Tenaga Kerja
Saudara Anggota Dewan,
Dan hadirin yang terhormat,
Fraksi Kebangkitan Bangsa mengucapkan terima kasih atas
kerjasama yang harmonis
dari semua pihak dan sekali Iagi
mendukung usaha pemerintah dalam memajukan kehidupan
perburuhan yang sehat dan dinamis. Fraksi Kebangkitan Bangsa siap
bersama fraksi-fraksi lain dan pemerintah membahas RUU tentang
pengesahan Konvensi ILO 182.
Wallahul Muaffiq lila Aqwamith Toriq.
Wasalamu' alaikum Wr. Wb.
5
FRAKSI KEBANGKITAN BANGSA
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT R.I.
Juru Bicara,
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT R.I. FRAKSI TNI/POLRI
PENGANTAR
t\IUS't'i\W.L.\RAH .FRAKSI TNI/POLRI
PADA PE.M13ICARAAN TINGKAT III
PEJ\1BAHASA.l\J" RANCAl'JGAi'\J UNDA .. 't\JG-UNDANG TENT A.1'\JG
PENGESAHA1'1 ILO CONVENTION NO. 182
CONCERNING
THE PROHIBITION AND IMMEDIATE ACTION
FOR
THE ELHviiNATION OF THE \VORST fORMS OP
CHAILD
LABOUR
(KONVENSI MENGENAI PEJ,ARANGAN DAN TINDAKAN SEGERA
PENGHAPUSAN BENTUK-BENTUK TERBURUK KERJA ANAK)
TANGGAL 22 FEBRUARI 2000
Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Salam sejal1tera bagi kita sekalian,.
Yth. Saudara Ketua Rapat
Yth. Saudara · Menteri Tenaga Kerja
selaku Wakil Pemerintah beserta staf dan
JaJarannya,
Para peserta rapat dan hadirin yang kami hormati,
Diawali dengan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas ridho dan
raclunat-Nya, sehingga pada hari i.ni kita dapat mengikuti Rapat Komisi Gabungan dalam
rangka Pembicaraan Tingkat III pembahasan atas Rancangan Undang-undang tentang
Pengesahan Konvensi ILO Nomor 182 mengenai Pelarangan dan Tindakan Segera
Penghapusan Bentuk Terburuk Kerja Anak., perkenankanlah Fraksi TNl!Polri
menyampaikan Pengantar fvfusyawarah dalam memasuki Pembicaraan Tingkat III ini.
Fraksi TNI/Polri dengan seksama telah menyimak keterangan Pemerintah yang
disampaikan oleh Saudara Menteri Tenaga Ketja dalam Rapat Paripuma Dewan tanggal
14
Februari 2000, antara lain bahwa h1donesia adalah negara pertama di Asia dan Pasifik
yang telah meratiftkasi ke tujuh Konvensi Dasar ILO, usulan untuk metatifikasi
Konvensi ILO Nomor 182
ini
telah melalui tahapan-tahapan selain sebagaintana diatur
dalam Keputusan Presiden No. 188 Tahun 1998 tentang Tata Cara l\1empersiapkan
RUU, juga telah berkonsultasi dengan berbagai pihak seperti unsur-unsur dan organisasi
peketja, asosiasi pengusaha dan lembaga-lembaga swadaya masyarakat baik melalui
Sekretariat Tripartit Nasional maupun melalui kelompok kerja, serta telah mendapat
dukungan ILO di Jeneva dan perwakilan ILO di Bangkok dan Jakarta.
Yth. Saudara Ketua rapat
Saudara 1v1cnteri Tcnaga Kctja dan
Peserta Rapat sekalian yang kami horn1ati,
-Fraksi TNI/Polri
m~mahamipandangan Pcmerintah dalam mcrcspons TAP MPR
NO. IV/lv!PR/1999 tentang Garis-garis Besar Haluan Negara Tahun 1999-2004 dalam
BAB IV tentang Arab Kebijaksanaan mengenai hukum yang menguatkan komitmen
Bangsa Indonesia dalam menegakk:an hak-hak asasi manusia termasuk hak asasi
anak-anak Indonesia.
Fraksi TNI/Polri sependapat dengan Pemerintah bahwa dengan meratifikasi Konvensi
ILO Nomor 182 tersebut, akan sejalan dan saling mendukung serta melengkapi
Undang-undang yang teJah ada antara lain Undang-Undang-undang Nomor 1 Tahun 1951 mengenai
Ketentuan Ketja dan Undang-undang Nomor 20 Tahun 1999 ·mcngenai usia minimum
untuk diperbolehkan beketja, schingga dapat mcngakhiri berbagai bcntuk
~eket:iaanberbahaya yang banyak menimpa anak -anak Indonesia.
Untuk persiapan memasuki Pcmbicaraan Tingkat
III,
setelah mempelajari secanl
cermat substattSi Rancangan Undang-undang tentang Pengesahan Konvensi ILO Nomor
182 tersebut, Fraksi TNI/Polri menganggap pcrlu ada pcqjelasan Pemerintah tentang
materi RUU
t~tangpengettian anak yang di dalam Konvensi No.2, anak adalah semua
orang yang bcrumur dclapan
bclas
tahun kc bawah. Hal ini kami kcmukakan mcngingat
dari Depnaker menggunakan beberapa istilah yaitu remaja dan pemuda yang kami
auggap erat kaitannnya dengan anak. .
Peserta Rapat dan Hadirin yang kami hommti,
.Mengakhiri Pengantar f\.1usyawarah ini, Fraksi TNI/Polri menyatakan siap untuk
memasuki. pembahasan Rancangan Undang-undang tentang Pengesahan
Konv~nsiILO
Nomor 182, dengan harapan kiranya jadwal wak.tu yang telah kita sepakati bersan1a
dapat digunakan secara efek.tif dan efisien.
Pendapat dan saranlusul Fraksi TNI/Polri tcrhadap Rancangan Undang-undang ini secara
rinci
telah dicantumkan dalam Daftar Inventarisasi Masalah (DIM).
Demikian Pengantar Musyawarah Fraksi TNI!Polri, terima kasih atas
perhatirumya, semoga Tuhan Yang 1vlaha Esa senantiasa memberi petunjuk, bimbingan
dan kekuatan serta kesehatan lahir batin kepada kita sekalian.
Wassalamu'alaikum Wr.
\Vb.
2
Februari 2000
raksi TNI!Polri
RONGGO SOENARSO, S.IP
No. A-492
----~--~---FRAKSI PARTAI BULAN BINTANG
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
Gedung DPR Rl
Lt.21 Jl. Jend. Gatot Subroto - Jakarta 10270
Telp. 5755858, 5755861 Fax. 5755855
PENGANTAR MUSYA W ARAH
FRAKSI PART AI BULAN BINTANG
ATAS
RANCANGAN UNDANG-UNDANG KONVENSI ILO
(KONVENSI MEN GENAl PELARANGAN DAN TINDAKAN
SEGERA PENGHAPUSAN BENTUK-BENTUK
PEKERJAAN TERBURUK UNTUK
ANAK)
NOMOR: 182
Disampaikan oleh : Dra. Hj. Noorbalqis
Anggota No. : A- 255
Yth. Pimpinan Rapat Gabungan Komisi I dan Komisi VI
Yth. Sdr. Menteri Tenaga Kerja R.I.
Para Anggota Rapat Gabungan serta hadirin yang saya muliakan,
Pertama-tama saya mengajak hadirin sekalian untuk bersama-sama
memanjatkan puji syukur kehadirat Allah Ilahi Rabbi, karena atas Rahmat,
Taufiq dan Hidayah-Nya kita telah dapat menghadiri Rapat Kerja Gabungan
yang penting ini.
Fraksi Partai Bulan Bintang menyadari bahwa pembahasan RUU
tentang ILO Convention Nomor 182 ini merupakan suatu tugas yang sangat
mulia, karena menyangkut kehidupan bangsa Indonesia yakni anak, yang
kita kategorikan sebagai insan yang sangat memerlukan perhatian dan kasih
sayang yang tulus dari kita semua.
-2-Fraksi Partai Bulan Bintang berpendirian bahwa RUU ini merupakan
perwujudan dari keinginan kita untuk membangun generasi penerus bangsa.,
yang mengandung nilai-nilai universal dan berdimensi kemanusiaan yang
adil dan beradab, serta berkeadilan sosial. Sesuai dengan rumusan para
pendiri Republik ini, yang dituangkan dalam UUD 1945 pada Pasal 27 ayat
(2) yang berbunyi :
"Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang
Iayak bagi kemanusiaan"
sangatlah tepat, karena telah menempatkan posisi warga negara dalam fungsi
kemanusiaannya,
mempunyat hak untuk bekerja
dan
menggapai
kesejahteraannya.
RUU ini mempunyai keterkaitan pula dengan issu nasional maupun
global tentang penegakan dan penghormatan terhadap prinsip-prinsip dasar
hak pekerja khususnya anak sebagai bagian dari prinsip-prinsip dasar
hak-hak azasi manusia serta peningkatan penghidupan terhadap kaum lemah ini.
Saudara Pimpinan Rapat Gabungan Komisi
I
dan Komisi VI, Saudara
Menteri serta para anggota yang terhormat,
Sudah
sepatutnya
kita
menyampaikan
penghargaan
kepada
Pemerintah yang telah mengajukan RUU ini dalam rangka :
a. menghormati, menghargai dan menjunjung tinggi prinsip dan tujuan
Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Konstitusi Organisasi
Ketenagakerjaan Intemasional (ILO) dan Konvensi Hak-Hak Anak
Tahun 1989.
-
3-b. Menyambut baik hasil Konferensi Ketenagakerjaan Internasional
kedelapan puluh tujuh tanggal 1
Juni
1999, yang telah menyetujui ILO
Convention Nomor 182.
Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka Konvensi mengenai
Pelarangan dan Tindakan Segera Penghapusan Bentuk-Bentuk Terburuk
Pekerjaan Untuk Anak perlu segera diundangkan. Sesuai yang terkandung
dalam Pembukaan UUD 1945, yang secara eksplisit telah dijabarkan dalam
TAP MPR No. XVI/1998 tentang Politik Ekonomi maupun TAP MPR No.
XVII/1998 tentang HAM.
Namun perlu diingat bahwa pengesahan RUU ini bukanlah
akhir
dari
perjuangan kita untuk anak. Pada hakekatnya pengesahan RUU
ini
baru
merupakan titik awal perjuangan kita terhadap implementasi perlindungan
terhadap anak.
Harapan kita semua agar hasil akhir pembahasan RUU ini
akan
menghapus pandangan dan perlakuan yang keliru yang tidak manusiawi
terhadap anak, baik di jalanan umum di kota-kota, pabrik-pabrik, di
kedalaman tambang-tambang,
di
hutan belantara, perkebunan, sampai di
tengah-tengah lautan bebas (anakjermal).
Saudara Pimpinan Rapat Gabungan, Saudara Menteri serta
rekan-rekan anggota yang terhormat,
Demikianlah pengantar musyawarah dari Fraksi Partai Bulan Bintang
atas RUU Konvensi ILO yang diajukan oleh pemerintah melalui Menteri
Tenaga Kerja. Kiranya bermanfaat bagi kita semua, dalam mengesahkan
. 'J
I ' "
-4-RUU ini dengan basil yang optimal sebagai landasan membangun
masyarakat madani yang dinamis dan produktif.
Kiranya Allah SWT meridhai setiap langkah dan kerja kita. Amin.
Hormat kami,
Fraksi Partai Bulan Bintang
Juru Bicara :
DRA. HJ. NOORBALQIS
Anggota No. : A-255
D.EWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
FllAKSI REFORMASI
Gedung Nusantara I DPR-Rl Lt. 20-10 Jakarta 10270 Telp. (021) 575-5811 Fax (021) 575-5800
Pe;v e;. ANTN<-
Jl1
uJ y::tiJIAIL+H·PJBMANDAN<MN YM-lJM..FRAKSI REFORMASI DPR-Rl
TERHADAP RUU RA TIFIKASI KONVENSIILO 182
MEN GENAl PERLINDUNGAN TERHADAP PERLAKUAN TERBURUK
BAGI PEKERJA ANAK
(Dibacakan Oleh : Roqib Abdul Kadir, Lc. NO. Anggota A- 268 )
Assalamu'alaikum Wr.Wb Salam Sejahtera Bagi Kita Semua
Yang Terhormat Pimpinan Sidang
Yang terhormat Rekan-rekan Anggota DPR-Rl Hadirin sekalian yang saya hormati
PENGANTAR
Kehidupan yang semakin berat dimasa krisis multi dimensi sekarang ini membawa kita kepada sebuah kenyataan pahit. Banyak anak-anak harus meninggalkan bangku sekolah mereka dan memasuki dunia kerja dalam usia yang sangat belia. Mereka dipaksa oleh keadaan untuk dapat meringankan beban keluarga. Akibatnya muncullah sekelompok angkatan kerja dengan karateristik yang mengharukan. Kelompok kerja ini berusia masih sangat muda, belum memiliki keterampilan khusus, bersedia dibayar murah, dan mau melakukan apa saja asalkan mendapatkan yang boleh jadi sangat tidak layak.
Anak-anak adalah aset terbesar suatu bangsa. Di tangan mereka terletak masa depan bangsa tersebut. Semua aturan dan norma yang berlaku bagi kehidupan manusia pasti memberikan perhatian khusus dalam bagaimana memperlakukan anak secara baik
dan kasih sayang. ,
Sebagai sebuah bangsa yang beragama dan beradab, bangsa Indonesia telah memiliki tradisi dalam mendidik dan membesarkan generasi penerus ini. Kita mengenal berbagai bentuk kewajiban orang tua terhadp anak-anak mereka. Rasullah SAW pemah bersabda: "Didiklah anak-anakmu sebaik mungkin, karena ia akan hidup di zaman yang berbeda dengan dengan zamanmu." Bahkan dalam sabdanya yang lain, beliau SAW menyatakan bahwa anak-anak yang sholeh merupakan investasi yang sangat berharga bagi orang tuanya, karena do'a dari anak shaleh adalah pahala yang akan terus mengalir meskipun orang tuanya telah tiada.
Kenyataan saat ini adalah pendidikan me(\jadi sesuatu yang sulit diperoleh. Bahkan pada masyarakat lapis terbawah pendidikan merijadi sesuatu yang mewah. Hal ini merupakan sebuah kenyataan yang tidak dapat dipungkiri adanya. Akibatnya terciptalah suatu kondisi sebagaimana disebutkan di atas.
Perkembangan di dunia yang semakin modem membawa konsekwensi yang ironis bagi nilai-nilai luhur bangsa. Kita menyaksikan semakin luntumya keterikatan seseorang dengan agama dan tradisi yang ada di sekelilingnya. Semua aspek datam kehidupan bisa terkena imbas negatif dari modemisasi yang terjadi sekarang ini.
Imbas negatif ini tentWtya harus segera diantisipasi agar kelak tidak membawa implikasi yang tidak kita inginkan. Termaksud diantaranya imbas negatif terhadap perkembangan anak-anak. Perkembangan jiwa raga generasi harapan ini harus mendapat perhatian yang
mendalam agar tidak terjadi lost generation dalam sejarah peradaban bangsa Indonesia.
Indonesia adalah salah satu negara anggota ILO. Sebagai salah satu organisasi dw1ia, ILO memiliki norma-norma tersendiri dalam melindWlgi pekerja di seluruh dunia. Norma-norma dituangkan dalam bentuk berbagai konvensi yang disepakati oleh negara-negara anggotanya. Negara-negar anggota ini harus melaksanakan konvensi-konvensi yang ada. Pelaksanaan konvensi ILO pada suat negara dijabarkan dalam bentuk ratifikasi. Jika dalam suatu negara sudah meratifikasi suatu konvensi tertentu, maka undang-undang yang berlaku di negara yang bersangkutan harus sesuai dengan prinsip-prinsip yang ada dalam konvensi yang telah diratifikasi tersebut. Sebagai salah satu negara anggota ILO, Indonesia juga berkewajiban untuk melaksanakan hal yang demikian.
Saat ini Indonesia telah meratifikasi tujuh dari lima betas konvensi dasar dari konvesi-konvensi ILO yang menyangkut perlindungan HAM dalam kehidupan pekerja. Akan tetapi saat ini dibutuhkan untuk kembali meratifikasi salah satu konvensi dasar yang ada, yaitu yang menyangkut perlindungan terhadap pekerja anak. Hal ini disebabkan karena beberapa alasan.
Pertama karena sebagai negara anggota ILO Indonesia harus melaksanakan sebanyak mungkin konvensi-konvensi ILO. Kedua karena pada masa krisis moneter sekarang ini berkembang sebuah situasi yang membuka peluang bagi eksploitasi anak-anak oleh pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab. Ketiga karena dibutuhkan landasan yang kokoh untuk Jahimya aturan-aturan lain yang mengatur keberadaan pekerja anak. Keempat karena anak-anak adalah kelompok usia yang memiliki potensi yan paling besar untuk pengembangan Sumber Daya Manusia. Dan kelima adalah untuk melindungi perkembangan anak-anak shingga kelak bisa me'1iadi generasi yang lebih berkualitas.
POKOK-POKOK PEMANDANGAN UMUM
Beberapa pokok pikiran yang akan diajukan oleh Fraksi Reformasi mengenai RUU tentang ratifikasi konvensi ILO ini adalah :
Pertama, batasan mengenai definisi anak dan pekerja anak. Konvensi ILO 182 menyangkut perlindungan terhadap perlakuan-perlakuan terburuk bagi pekerja anak. Dalam kehidupan masyarakat pedesaan di pelosok negeri ini, kita bisa mendapatkan kenyataan bahwa anak-anak sudah dikondisikan untuk bekerja sejak kecil. Membantu orang tua di sawah, menggembala temak, serta merawat sumber-sumber nafkah keluarga sudah diajarkan kepada anak. Apakah hal-hal seperti ini juga termasuk dalam definisi pekerja anak. Hendaknya dibedakan dengan jelas antara pekerja anak, buruh anak, dan anak yang bekerja.
Kedua, batas usia seseorang disebut sebagai pekerja anak. Dalam peraturan perundang-undangan nasional umumnya, definisi anak adalah mereka yang berusia
dibawah lima betas tahun. Dalam Islam Aqil Baliqh, yaitu masa seseorang dianggap
sudah mengetahui baik dan buruk serta bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri. Masa ini berbeda-beda pada setiap orang, tetapi kisarannya antara 12 sampai 15 tahun. Sementara dalam konvensi ILO 182 didefinisikan bahwa anak adalah mereka yang berusia 18 tahun ke bawah. Kedua ketentuan ini perlu diakomodasikan agar tidak terjadi salah interpretasi dalam penjabarannya.
Ketiga, jika anak diperkenankan bekerja, persyaratan apa saja yang harus dipenuhi. Kondisi sulit pada saat inii memaksa anak untuk turut meringankan beban orang tua. Solusi dari desakan ini adalah mereka memasuki dunia kerja dalam usia sangat muda. Hal ini adalah realita yang mesti disikapi dengan lebih bijaksana. Perlu dipertegas bidang-bidang apa saja yang boleh dilakukan oleh pekerja anak, serta batasan-batasan apa ·yang tidak boleh dilanggar saat seorang anakdiperbolehkan bekerja.
Keempat, perlu ada perangkat perundang-undangan yang lain untuk melindungi pekerja anak. Substansi dari konvensi ILO 182 adalah kesejahteraan anak. Untuk meningkatkan kesejahteraan anak, ratifikasi konvensi ILO 182 saja jelas belum mencukupi. Untuk untuk perlu perangkat hukum yang lain dalam menjamin kesejahteraan anak. Masyarakat saat ini sangat membutuhkan sebuah peraturan perundangan-undangan mengenai perlindungan anak.
Kelima, perlu dituliskan bentuk koordinasi dengan Departemen-departemen terkait dalam penanganan pekerja anak. Konsekwensi dari diratifikasinya konvensi ILO 182 ini adalah terjaminnya pendidikan dasar. Dalam kondisi sekarang ini, pendidikan dasar yang dibutuhkan harus didapat secara cuma-cuma. Karena kebanyakan orang tua tidak memiliki kemampuan untuk membayar pendidikan. Perlu dipertegas komitmen pemerintah dalam mengantisipasi hal ini. Koordinasi dengan Departemen-departemen terkait dalam penanganan ini sangat dibutuhkan. Sejauh mana koordinasi tersebut telah dilaksanakan.
Keenam, perlu disebutkan aksi-aksi nyata apa saja yang akan dilakukan untuk menghapuskan bentuk terburuk kerja anak. Pemerintah dalam hal ini Menteri Tenaga Kerja hendaknya bisa menjelaskan tentang tindakan " Merancang dan melaksanakan program aksi untuk menghapuskan bentuk-bentuk terburuk kerja anak sebagai prioritas" (pasal 6). Pemyataan ini menyangkut makna yang sangat luas sehingga perlu dipertegas batasnya.
Ketujuh, meskipun konvensi ILO 182 ini kelak diratifikasi oleh undang-undang, nilai-nilai yang berlaku di masyarakat hendaknya tetap dipertahankan. Anak-anak tetap harus dilatih untuk memilik etos kerja yang tinggi, ketulusan membantu meringankan beban orang tua, dan kesungguhan untuk terus bel~ar dari pengalaman.
PENUTUP
Akhimya marilah kita berdo'a kepada Allah SWT semoga Rancangan Undang-undang yang akan dibahas ini bisa meqjadi landasan berpijak komponen bangsa dalam memperlakukan anak-anak. Sehingga kelak kita tidak lagi mendengar adanya eksploitasi anak-anak di jermal lepas pantai Sumatra Utara, penindasan terhadap anak-anak yang menjadi pekerja di tempat-tempat hiburan maupun terhadap buruh anak pada perkebunan di pelosok negeri.
Wallahu a'lam bislt-showab
Jakarta, 21 Febmary 2000 Fraksi Reformasi
Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia WakiiKetua
ASDI DEMI BAriOSA
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK. INDONESIA
FRAKSI PARTAI DEMOKRASI KASlli BANGSA
( F-PDKB)
Jl. Jenderal Gatot Subroto- Jakarta 10270
Sekretariat : Gd. Nusantara I
Lt.
22 Telp. (021) 575-5966 /. 67.
PENGANTAR MUSYAWARAH
FRAKSI DEMOKRASI KASIH BANGSA
,. ·TERHADAP RVU TENTANG
PENGESAHAN
ILO CONVENTION
NO. 182
. CONCERNING THE PROHIBmON AND IMMEDIATE ACTION
FOR THE ELIMINATION OF THE WORST FORM OF CHILD LABOUR
Yth. Sdr.
Pimpinan
Rapat Gabungan Komisi I dan VI
Yth.
Para
Anggota Dewan Gabungan Komisi
I
dan VI; dan
Hadirin yang kami mulyakan.
Pertama-tama marilah kita ucapkan syukur dan terima
kasih
kehadirat Tuhan Yang
Maha Kuasa, karena hanya berkat perkenanNya
kita
sekalian dapat bersidang dalam
keadaan sehat walafiat
Sidang Dewan yang
kami
mulyakan,
Catatan pertama dari Fraksi PDKB terhadap RUU - Konvensi nomor 182
Concerning the Prohibition and Immediate Action for the Elimination of the Worst
form of Child Labour, sebaiknya diterjemahkan menjadi "RUU tentang Pengesahan
Konvensi ILO mengenai pelarangan dan tindakan penghapusan segera dari
bentuk-bentuk terburuk pekerjaan bagi anak"; hal
inikarena ada jenis-jenis pekerjaan yang
bagi orang-orang dewasa tidak bersifat buruk, tetapi dapat bersifat jenis pekerjaan
terburuk bagi perkembangan dan pertumbuhan anak.
Rencana Undang-undang tentang Pengesahan ILO Convention No. 182
tahun 1999 Concerning Prohibition and Immediate Action for the Elimination of the
Worst Forms of Child Labour
1merupakan salah satu usaha pengisian amanat UUD
1945 yang tercantum dalam Pembukaan :
"Kemudian dari pada itu untuk membentuk suatu Pemerintahan
Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan
umum, mencerdaskan kehidupan ban gsa ...
nSelain itu juga RUU ini melengkapi isi pasal 64 dan 65 dari UU Nomor 39 tahun
1999 tentang Hak Asasi Manusia.
1 Konvensi ll.O mengenai Pelarangan dan Tinclakan Segera Penghapusan Bentuk-bentuk Terburuk Kerja
2
Hak dasar anak sebagai suatu kelompok umur dalam kehidupan sosial suatu
bangsa diakui secara universal sebagaimana tercantum dalam berbagai Deklarasi
dan Konvensi Intemasional seperti Deklarasi ILO di Philadelphia tahun 1944,
Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa melalui Deklarasi PBB tahun 1948 tentang
Hak-hak Asasi Manusia, Deklarasi PBB tahun 1959 tentang Hak-hak Anak,
Konvensi PBB tahun 1966 tentang Hak-hak Ekonomi, Sosial dan Budaya dan
Konvensi PBB tahun 1989 tentang hak-hak Anak.
Ketetapan MPR Nomor IV /MPR/1999 tentang Garis-Garis Besar Haluan
Negara tahun 1999-2004 dalam Bab IV mengenai
Arah Kebijaksanaan MengenaiHukum menyebut "tugas ratifikasi konvensi intemasional, terutama yang berkaitan
dengan
hak
asasi manusia sesuai dengan kebutuhan dan kepentingan bangsa dalam
bentuk undang-undang".
Komitmen bangsa Indonesia menegakkan hak asasi anak Indonesia telah
dilakukan dengan meratifikasi Konvensi PBB tahun 1989 mengenai Hak
Anak
dan
Konvensi ILO Nomor 138 tahun 1973 mengenai Usia Minimum untuk
Diperbolehkan Bekerja. Ratifikasi kedua Konvensi tersebut merupakan langkah yang
sangat strategis bagi masa depan bangsa. Anak sebagai generasi penerus bangsa
patut mendapatkan perlindungan dan pembinaan yang maksimal agar anak dapat
tumbuh dan berkembang secara wajar, baik fisik maupun mental, sehingga anak
akan menjadi sumber daya manusia yang tangguh dan kelak mampu membangun
suatu kehidupan bagi diri dan keluarganya, dengan suatu tingkat kesejahteraan yang
lebih layak dan manusiawi. Kepada anak harus diberi kesempatan untuk tumbuh
dan berkemampuan bersaing dalam era yang makin global yang penuh dengan
persaingan ketat dalam berbagai aspek kehidupan. Berbeda dengan pasal-pasal
tentang Hak Asasi Manusia dalam UU Nomor 39 tahun 1999
dimana anak lebih
banyak ditinjau sebagai pribadi, maka Konvensi ILO 182 ini lebih menekankan anak
sebagai tenaga keria
dibawah umur (18 tahun}_2
Konvensi ILO Nomor 182 tahun 1999, merupakan konvensi yang harus
mampu memberikan perlindungan
tambahan
bagi anak terhadap dan dalam
melaksanan pekerjaan berbahaya. Konvensi ini menuntut tindakan segera dalam
menghapuskan
terutama
kemungkinan mempekerjakan anak dalam kondisi kerja
terburuk yang tidak sesuai dengan harkat dan martabat manusia, seperti (1)
memanfaatkan atau menawarkan anak untuk pelacuran, produksi pomografi atau
pertunjukan porno; (2) memanfaatkan atau menggunakan anak melakukan kegiatan
ilegal, terutama yang berkaitan dengan produksi, distribusi dan perdagangan serta
penggunaan obat-obat terlarang; (3) mempekerjakan anak pada pekerjaan yang sifat
dan lingkungan kerjanya dapat membahayakan kesehatan, keselamatan secara fisik
atau moral.
2
di bawah umur dalam penjelasan Menaker adalah 15 tahun (sk. Suara Pembaruan, 14 Februari 2000); sedangkan dalam W No. 1 tahun 1974 tentang Perkawinan, disebutkan bahwa usia minimum seseorang untuk dapat melansungkan perkawinan ada! 16 tahun untuk perempuan dan 18 untuk laki-laki dan Konvensi ILO No. 182 tahun 1999 menyebut 18 tahun
3
Tindakan perbudakan dan praktek seJems perbudakan,
termasuk
penyanderaan anak untuk jaminan hutang, pemanfaatan, penyediaan dan
penawaran anak untuk pelacuran dan pomografi sebagaimana diatur dalam pasal 3
huruf (a) dan (b) Konvensi ILO Nomor 182 merupakan tindak pidana dan secara
umum telah diatur dalam Buku Kedua KUH - Pidana serta UU Nomor 39 tahun
1999 tentang Hak Asasi Manusia (pasal64 dan 65).
Tindakan yang berkaitan dengan produksi dan perdagangan obat. terlarang
sebagaimana diatur dalam pasal3 huruf (c) Konvensi ILO Nomor 182 tahun 1999
merupakan tindak pidana yang telah diatur dalam UU Nomor 5 tahun 1997 tentang
Psikotropika dan UU Nomor 22 tahun 1997 tentang Narkotika, UU Nomor 39 tahun
1999 tentang HAM (pasa164, 65).
Tindakan yang berkaitan dengan larangan mempekerjakan anak pada
pekerjaan yang sifatnya atau lingkungan kerjanya dapat membahayakan kesehatan,
keselamatan dan moral anak, telah diatur dalam UU Nomor 1 tahun 1951 mengenai
Ketentuan Kerja.
Konvensi ILO Nomor 138 tahun 1973 mengenai usia minimum untuk
diperbolehkan bekerja merupakan pasangan Konvensi Nomor 182 tahun 1999
dalam Konvensi Dasar ILO, yang mengatur larangan pekerja anak. Konvensi ILO
Nomor 138 ini telah diratifikasi dengan Undang-undang Nomor 20 tahun 1999.
Perlu diajukan pertanyaan : apakah sebelum pengajuan usulan untuk
meratifikasi Konvensi ini telah melalui tahapan-tahapan sebagaimana diatur dalam
Keputusan Presiden Nomor 188 tahun 1998 tentang Tata Cara Mempersiapkan
Rancangan Undang-undang; juga telah berkonsultasi dengan rnitra kerja dari unsur
tenaga kerja dan organisasi tenaga kerja, asosiasi pengusaha dan lembaga-lembaga
swadaya masyarakat baik melalui Sekretariat Tripartit Nasional maupun melalui
Kelompok Kerja yang khusus dibentuk mempersiapkan Rancangan Undang-undang
Raijfikasi Konvensi ILO Nomor 182 dan Program Aksi Nasional ? Tidak kalah
pentingnya bantuan dan dukungan ILO baik dari Markas Besamya di Jenewa
maupun melalui perwakilan ILO di Bangkok dan Jakarta.
Maka Fraksi Partai Demokrasi Kasih Bangsa berpendapat bahwa :
1.
a. Hak anak merupakan hak integral dari HAM bagi anak, namun masih ada
beberapa faktor yang menyebabkan hak anak perlu dikukuhkan melalui suatu
UU yang disetujui oleh DPR
b. Pemeritah baru meratifisir Hak Anak melalui KepPres No. 36/1990. Hal ini
menjelaskan keperluan pengukuhannya melalui suatu UU
c. Mantan Presiden Soeharto tanggal 30 September 1991 di New York telah
menandatangani kesepakatan antar negara untuk melindungi anak dalam
KIT-
Anak 1991
2. Temyata bahwa UU Nomor 39 tahun 1999 hanya melihat anak sebagai pribadi
individu dan belum mengatur anak sebagai insan sosial ekonorni yang terlibat
•
dalam proses produksi dan jasa/kerja. Untuk itu anak -secara hukum maupun
budaya- belum dilindungi :
a. secara hukum anak belum dapat membuat kontrak, sebab ia dianggap berada
di bawah umur (belum 16
3atau 17 tahun)
b. secara budaya anak selalu dianggap masih menjadi tanggung jawab orang
tuanya, padahal dalam kenyataan, anak telah menjadi pelaku ekonomi juga,
sebab penghasilan orang tua tidak mencukupi untuk menghidupi anak
3. Dengan demikian, maka diperlukan suatu hukum yang melindungi anak
-
Sebagai insan sosial
-
Sebagai pelaku ekonomi
4. Selain itu, perlindungan hukum terhadap anak diperlukan karena kenyataan
adalah bahwa anak secara mental maupun
fisik
belum matang, sehingga
syarat-syarat kerja yang dapat dituntut dari orang dewasa belum daoat
diukurkan/dituntut dari anak sebagai suatu kenyataan faktor alamiah hidup
5. Undang-undang yang melindungi anak sebagai tenaga kerja menjadi sangat
mendesak, sebab antara lain KomNas Perlindungan Anak dalam 1 tahun
eksistensinya telah menemukan 13 bentuk pelanggaran yang dapat dikategorikan :
-
korban konflik
politik
bersenjata
-
kekerasan melalui tindak pembunuhan
-
perkosaan
-
abortus
-
obyek obat-obatan terlarang
-
kekurangan
gizisecara akut
-
kekerasan seksual di luar bahkan kadang-kadang dalam keluarga sendiri
-
konflik dengan hukum
-
eksploatasi ekonomi
-
korban tindak kriminal
-
korban tindak kekerasan aparat
-
perbudakan
-
penelantaran
Selain itu, kita masih dapat mengingat-ingat bagaimana dalam kerusuhan
tanggal13- 15 Mei 1998 jalan-jcilan di daerah dan lokasi penjarahan banyak melibatkan
anak, bahkan di tempat-tempat, toko-toko swalayan yang terbakar tidak dapat tidak
terdapat juga banyak anak yang mati terbakar.
5
6. Perlindungan terhadap anak adalah untuk mempersiapkan anak sebagai generasi
muda untuk masa depan, agar sehat mental dan fisik, cerdas dan mampu
mewujudkan cita-cita pribadi maupun bangsa, karena masa anak tidak terbebani
oleh oengalaman osikoloQis yang berat
Menyetujui RUU Anak ini, bahkan melengkapinya dengan perbaikan dan
penyempumaan di sana-sini, merupakan suatu tanggung jawab setiap insan dewasa
terutama orang tua kepada generasi muda deml keselamatan. generasi tersebut dan
demi masa depan bangsa Indonesia yang lebih sejahtera, rnakmur dan cerah.
RUU ini tidak hanya memerlukan persetujuan dari para anggota DPR RI yang
terhormat, karena merupakan suatu produk hukum berupa UU, bukan pula hanya
suatu komitmen politik demi perbaikan ekonomi bangsa, tetapi memerlukan suatu
oendekatan yang menyeluruh dan utuh menyatu antar unsur-unsur hukum - oolitik
...;_ sosial- ekonomi berdasarkan cinta atau kasih terhadap banasa dengan melindungi
anak karena anak adalah juga ciptaan Tuhan, tetapi pengakuan perlindungan
terhadap anak harus menjadi budaya bangsa, bukan hanya sekarang tetapi justru
masadepan.
Sidang Dewan yang kami mulyakan,
Atas dasar pertimbangan dan ketentuan peraturan perundang-undangan
tersebut serta dengan memperhatikan data dan fakta yang tertuang dalam naskah
RUU ini, F-PDKB tidak daoat tidak hanya daoat menyetujui oenaajuan RUU tentang
Pengesahan ILO Convention No. 182 tahun 1999,
Concerning the Prohibition and
Immediate Action for the Elimination of the Worst Form of Child Labour
ini, untuk
dijadikan UU demi masa depan bangsa yang lebih bahagia dan damai, sesuai
dengan nama partainya yaitu : Demokrasi dan Kasih demi
Bangsa
!
Jakarta, 22 Februari 2000
Juru Bicara,
Prof. Dr. Astrid S. Susanto-Sunario
- No. Anggota : A- 218
PENGANT AR MUSY A W ARAH
FRAKSI PERSERIKATAN DAULATUL UMMAH TERHADAP
RANCANGAN UNDANG-UNDANG PENGESAHAN ILO CONVENSION NO. 182
(KONVENSI MENGENAI PELARANGAN DAN TINDAKAN SEGERA PENGHAPUSAN BENTUK-BENTUK. TERBURUK. KERJA ANAK)
Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Pertama kali dan terutama sekali kami haturkan puja dan puji syukur kehadirat
Allah
SWT atas segala limpahan Rahmat dan Nikmat-Nya yang tak terhingga, sertalimpahan Kasih dan Sayang-Nya yang
tak
terbilang. Shalawat dan salam kami haturkan · kepada Baginda Nabi Besar Muhammad SAW yang kehadirannya membawa anginsegar sebagai "Rahmatan
Iii
'Alamin" selama berbilang abad hingga akhir jaman.Sungguh sangat elok perilaku dan keteladanan yang diwariskan oleh para pendahulu kita, oleh para pendiri Republik yang kita cintai ini. yang telah menuangkan rumusannya dalam UUD 1945 pasal27 ayat (2) yaitu "Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan
dm1
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan ". Hal ini sangatlah tepatdimana pasal tersebut telah rnenempatkan warga negara Indonesia sesuai dengan harkat dan martabat manusia, yang pada akhimya rnenguatkan komitrnen Bangsa Indonesia dalam menegakkan hak-hak asasi manusia termasuk pula hak asasi anak-anak.
Dirasakan dalam pengamalan Pancasila dan penerapan peraturan perundang-undangan rnasih adanya penyirnpangan terhadap perlindungan anak. Oleh karena itu Fraksi Perserikatan Daulatul Ummah (F-PDU) menyampaikan penghargaan kepada Pemerintah yang telah mengajukan Rancangan Undang-Undang tentang pengesahan Konvensi ILO Nomor 182 tersebut, dimana rancangan ini merupakan perwujudan dari keinginan kita dan seluruh Bangsa Indonesia untuk rnembangun masyarakat Indonesia seutuhnya yang memiliki dimensi kernanusiaan yang adil dan beradab, berketuhanan serta berkeadilan sosial.
Dengan adanya Undang-Undang ini, diharapkan pemerintah mampu melakukan tindakan-tindakan untuk menghapus bentuk-bentuk pekeljaan terburuk untuk anak. Karena anak-anak adalah sumber daya manusia yang harus tangguh dan berdaya supaya mampu bersaing dalam era globalisasi yang penuh dengan persaingan yang sangat ketat dalarn berbagai aspek kehidupan. Disamping itu anak-anak adalah generasi penerus bangsa, yang kelak membangun bangsa serta masyarakat Indonesia yang adil dan makmur.
Undang ini bukanlah akhir dari tugas kita semua, namun barulah awal dari pengabdian yang panjang terhadap implementasi perlindungan, khususnya bagi anak-anak. Untuk itu pelaksanaan dan penerapan dari Undang-Undang ini haruslah menjadi perhatian dan tugas kita bersama.
Demikian pengantar ini kami sampaikan, semoga segala perbuatan dan amal kita diridlai oleh Allah SWT menuju negara adil. makmur, aman dan tenteram serta mendapat payungan ampunan-Nya.
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
Jakarta, 22 Pebruari 2000
Fraksi Penerikatan Daulatul Ummab
Dewan Perwakilan Rakyat_.Re" blik Indonesia
Bicara,
\-..
_.·
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT R.I.
FRAKSI KKI
TANGGAPAN
FRAKSI KESATUAN KEBANGSAAN INDONESIA
ATAS
RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBUK INDONESIA
TENTANG
PENGESAHAN ILO CONVENTION NOMOR 182
CONCERING THE PROHIBmON AND IMMEDIATE ACTION FOR THE
EliMINATION OF THE WORST FORMS OF CHILD LABOUR (KONVENSI
MENGENAI PELARANGAN DAN TINDAKAN SEGERA PENGHAPUSAN
BENTUK-BENTUK TERBURUK KERJA ANAK)
Disampaikan pada Rapat Kerja Musyawarah Fraksi-fraksi
Tanggal 22 Pebruari 2000 di Jakarta
Oleh Drs. MARCUS MALI
Nomor Anggota A-461
Saudara Ketua, para Anggota Dewan
Saudara Menteri Tenaga Kerja RI
dan hadirin sekalian yang terhormat
Assa/amu'alaikum Wr. Wb.
Salam Sejahtera.
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
rakhmat dan berkatnya sehingga kita dapat berkumpul bersama
dalam persidangan Dewan yang mulia ini.
Perkenankanlan saya atas nama Fraksi Kesatuan Kebangsaan
Indonesia (FKKI) menyampaikan Tanggapan atas RUU
tentang
Pengesahan Konvensi ILO Nomor 182.
Sidang yang terhormat
Fraksi Kesatuan Kebangsaan Indonesia menyambut baik
diajukannya
Rancangan
Undang-Undang · tentang
Pengesahan
Konvensi ILO Nomor 182, tentang Pelarangan dan tindakan segera
Penghapusan Bentuk-bentuk Terburuk Kerja Anak.
Kami
menghargai niat dan upaya Pemerintah untuk memberi
perhatian dan perlindungan tentang bentuk-bentuk terburuk kerja
anak.
Fraksi Kesatuan Kebangsaan Indonesia memandang perlu
karena hal ini adalah masalah mendasar dalam kehidupan manusia
dimana saja manusi.a itu berada.
Dalam rangka Indonesia memasuki era globalisasi dan
pergaulan dengan bangsa-bangsa
dunia; serta juga telah
diamanatkan
dalam pembukaan UUD
1945.
dan falsafah bangsa
Indonesia yaitu sila Kemanusiaan, yang memberi tekanan akan
penghargaan terhadap
umat manusia sebagai · suatu pandangan
hidup.
•
Sidang yang terhormat.
Fenomena ini dapat kita lihat baik di media massa maupun
dalam kehidupan sehari-hari.
Anak-anak di bawah umur telah
menjadi komoditi ekonomi,
dan telah dieksploitasi tenaganya,
sungguhpun itu bertentangan dengan harkat dan martabat
kemanusiaan.
Ini terjadi baik di perkotaan maupun di pedesaan.
Hal ini tidak hanya melindungi kepentingan anak secara fisik, tetapi
juga menyangkut aspek psikis anak.
Sidang yang terhormat
Fraksi Kesatuan Kebangsaan Indonesia menyambut baik
. ratifikasi ini karena alasan-alasan yang disampaikan oleh Pemerintah
serta pokok-pokok Konvensi ILO yang telah memberikan pemikiran
secara jernih dan benar terhadap anak-anak yang dipekerjakan di
bawah umur.
Masalah ini memang perlu perlindungan
undang-undang karena anak-anak di negara mana saja memang merupakan
penerus dan kader-kader bangsanya.
Indonesia memang agaknya terlambat dalam meratifikasi Konvensi
ILO yang melarang mempekerjakan anak-anak di bawah umur ini.
Oleh karena itu Fraksi Kesatuan Kebangsaan Indonesia
sanga~mendukung diajukannya RUU tentang Pengesahan Konvensi ILO ini.
Dengan ditetapkannya RUU ini diharapkan nantinya tidak akan ada
Jagi perlakuan yang buruk dan kurang manusiawi terhadap
anak-anak di bawah umur.
Demikian kami sampaikan,
Semoga Tuhan memberkati.
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
Salam Sejahtera.
FRAKSI KESATUAN KEBANGSMN INDONESIA
Drs. S. MASSARDY KAPHAT
A-281
ILO