• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERGUB No. 4 Tahun 2017

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERGUB No. 4 Tahun 2017"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

GUBERNUR KEPULAUAN BANG`KA BELITUNG

PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 4 TAHUN 2017

TENTANG

CADANGAN PANGAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG,

Menimbang : a. bahwa sehubungan dengan adanyan perubahan nomenklatur Perangkat Daerah dari Badan Ketahanan Pangan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menjadi Dinas Pangan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, sebagaimana di atur dalam Peraturan Daerah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Pembentukan Susunan Perangkat Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, yang telah ditindaklanjuti dengan Peraturan Gubernur Kepulauan Bangka Belitung Nomor 58 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, serta Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sehingga Peraturan Gubernur Kepulauan Bangka Belitung Nomor 52 Tahun 2014 tentang Cadangan Pangan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tidak selaras lagi dengan peraturan yang lebih tinggi dan kondisi saat ini; b. bahwa Cadangan Pangan Pemerintah Provinsi merupakan

persediaan pangan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

untuk menghadapi masalah dan

mengantisipasi/menanggulangi kekurangan ketersediaan pangan, gejolak harga pangan, bencana alam dan atau menghapai keadaan darurat, untuk mewujudkan hal tersebut maka perlu adanya penyediaan cadangan pangan provinsi, yang merupakan bagian dari sub sistem cadangan pangan nasional;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Gubernur tentang Cadangan Pangan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung;

(2)

2. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2000 tentang Pembentukan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 217, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4033);

3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Bangka Selatan, Kabupaten Bangka Tengah, Kabupaten Bangka Barat dan Kabupaten Belitung Timur di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4268);

4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

5. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

6. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 227, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5360);

7. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593);

10.Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2015 tentang Ketahanan Pangan dan Gizi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5680);

(3)

12.Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 310);

13.Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 5 tahun 2011 tentang Pengamanan Produksi Beras Nasional Dalam Menghadapi Kondisi Iklim Ekstrim;

14.Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2012 tentang Kebijakan Pengadaan Gabah/Beras dan Penyaluran Beras oleh Pemerintah;

15.Peraturan Daerah Provinsi Kepulaun Bangka Belitung Nomor 2 Tahun 2008 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2008 Nomor 1 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor 40) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor 10 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor 2 Tahun 2008 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keungan Daerah (Lembaran Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2015 Nomor 7 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor 57);

16.Peraturan Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor 18 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Prangkat Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Lembaran Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2016 Nomor 1 Seri D);

17.Peraturan Gubernur Kepulauan Bangka Belitung Nomor 58 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, serta Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Berita Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2016 Nomor 04 Seri D);

MEMUTUSKAN:

(4)

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Gubernur ini, yang dimaksud dengan: 1. Provinsi adalah Provinsi Kepualaun Bangka Belitung. 2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Daerah Provinsi

Kepulauan Bangka Belitung.

3. Gubernur adalah Gubernur Kepulauan Bangka Belitung. 4. Kabupaten/Kota adalah Kabupaten/Kota di Provinsi

Kepulauan Bangka Belitung.

5. Bupati/Walikota adalah Bupati/Walikota di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

6. Dinas adalah Dinas Pangan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

7. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Pangan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

8. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang selanjutnya disebut APBD adalah Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. 9. Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber

hayati produk pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan, perairan dan air yang diolah maupun tidak diolah yang diperuntukan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi manusia, termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku pangan, dan bahan lainnya yang digunakan dalam proses penyiapan, pengelolaan, dan/atau pembuatan makanan atau minuman.

10. Pangan Pokok adalah pangan yang diperuntukan sebagai makanan utama sehari-hari yaitu beras.

11. Cadangan Pangan Nasional adalah persediaan pangan di seluruh wilayah Indonesia untuk konsumsi manusia, bahan baku industri dan untuk menghadapi keadaan darurat.

12. Cadangan Pangan Pemerintah Provinsi adalah persediaan pangan yang dikuasai dan dikelola oleh Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

13. Cadangan Pangan Pemerintah Kabupaten/Kota adalah persediaan pangan yang dikuasai dan dikelola oleh Pemerintah Kabupaten/Kota.

14. Cadangan Pangan Pemerintah Desa adalah persediaan pangan yang dikuasai dan dikelola oleh Pemerintah Desa. 15. Cadangan Pangan Pokok adalah persediaan pangan

(5)

16. Keadaan Darurat adalah keadaan kritis tidak menentu yang dinyatakan oleh Pemerintah Pusat dan/atau Pemerintah Daerah, mengancam kehidupan sosial masyarakat yang memerlukan tindakan serba cepat dan tepat di luar prosedur biasa.

17. Bencana Alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan, tanah longsor, dan bencana alam lainnya.

18. Kerawanan Pangan Pasca Bencana adalah kondisi adanya ancaman terhadap kecukupan dan ketersediaan pangan sebagai akibat dari bencana yang berdampak luas dan tidak dapat segera diatasi.

19. Gejolak Harga Pangan Pokok (beras) adalah kenaikan harga pangan pokok (beras) yang ditingkat pasar mencapai 10% (sepuluh persen) atau lebih dari harga normal paling sedikit 1 (satu) minggu dan/atau dapat meresahkan rumah tangga miskin dan/atau rawan pangan yang tidak menerima beras miskin.

20. Paceklik yang berkepanjangan adalah musim kekurangan pangan yang berkepanjangan sehingga merupakan masa sulit dalam penyediaan bahan pangan di suatu wilayah tertentu, termasuk pada periode terjadinya ketidakseimbangan yang besar antara penyediaan dan kebutuhan.

21. Rawan Pangan adalah kondisi suatu daerah, masyarakat atau rumah tangga yang tingkat ketersediaan dan keamanan pangannya tidak cukup untuk memenuhi standar kebutuhan fisiologis bagi pertumbuhan dan kesehatan masyarakat.

22. Krisis Pangan adalah kondisi kelangkaan pangan yang dialami sebagian besar masyarakat di suatu wilayah yang disebabkan oleh, antara lain kesulitan Distribusi Pangan, dampak perubahan iklim, bencana alam dan lingkungan, dan konflik sosial, termasuk akibat perang.

23. Bencana Alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan, tanah longsor, dan bencana alam lainnya.

24. Ketersediaan Pangan adalah kondisi tersedianya pangan dari hasil produksi dalam negeri dan Cadangan Pangan Nasional serta impor apabila kedua sumber utama tidak dapat memenuhi kebutuhan.

(6)

BAB II

MAKSUD DAN TUJUAN

Bagian Kesatu Maksud

Pasal 2

Cadangan Pangan Pemerintah Provinsi dimaksudkan sebagai

cadangan pangan Provinsi dalam rangka

mengantisipasi/menanggulangi kekurangan ketersediaan pangan, gejolak harga pangan, dan atau menghadapi keadaan darurat.

Bagian Kedua Tujuan

Pasal 3

Cadangan Pangan Pemerintah Provinsi bertujuan:

a. meningkatkan penyediaan, pengelolaan dan penyaluran beras sebagai cadangan pangan pokok; dan

b. memenuhi kebutuhan beras masyarakat yang mengalami gejala kekurangan ketersediaan pangan, gejolak harga pangan, dan atau mengahadapi keadaan darurat.

BAB III

SASARAN, JENIS DAN JUMLAH

Bagian Kesatu Sasaran

Pasal 4

Sasaran Cadangan Pangan Pemerintah Provinsi adalah masyarakat yang terkena dampak di daerah kekurangan ketersediaan pangan, gejolak harga pangan, dan/atau mengahadapi keadaan darurat serta masyarakat miskin dan/atau rawan pangan yang memerlukan jaminan kecukupan pangan.

Bagian Kedua Jenis dan Jumlah

Pasal 5

(7)

BAB IV

PEMBIAYAAN DAN PENGELOLAAN CADANGAN PANGAN

Pasal 6

Pembiayaan untuk penyediaan, pengelolaan dan penyaluran Cadangan Pangan Pemerintah Provinsi dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Pasal 7

(1) Pengelola Cadangan Pangan Pemerintah Provinsi yaitu Kepala Dinas.

(2) Pengelolaan Cadangan Pangan Pemerintah Provinsi bertanggung jawab terhadap pengelolaan, pengendalian, dan pengawasan pelaksanaan kegiatan Cadangan Pangan Pemerintah Provinsi.

BAB V PELAKSANAAN

Pasal 8

(1) Dalam rangka menunjang kelancaran penyediaan, pengelolaan dan penyaluran cadangan pangan Provinsi, dibentuk tim pelaksana Provinsi yang ditetapkan dengan Keputusan Gubernur.

(2) Susunan Tim sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari:

a. Ketua : Kepala Dinas;

b. Sekretaris : Kepala Bidang Distribusi Pangan pada Dinas Pangan Provinsi; dan

c. Anggota : 1. unsur Badan Perencanaan

Pembangunan dan Penelitian

Pengembangan Daerah Provinsi; 2. unsur Inspektorat Provinsi; 3. unsur Dinas Pangan Provinsi;

4. unsur Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Provinsi;

5. unsur Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi;

6. unsur Dinas Sosial Provinsi Kepulauan;

7. unsur Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi; dan

8. unsur Biro Perekonomian Sekretariat Daerah Provinsi.

(8)

a. mengindentifikasi terhadap lokasi sasaran dan rumah tangga sasaran penerima bila penyalur atas perintah Gubernur (Top Down);

b. mengverifikasi terhadap lokasi sasaran dan rumah tangga sasaran penerima bila penyalur atas usulan Kabupaten/Kota(Bottom Up);

c. memberi rekomendasi untuk penetapan lokasi sasaran yang sudah indentifikasi dan/atau verifikasi yang akan menerima bantuan Cadangan Pangan Pemerintah Provinsi kepada Kepala Dinas sebagai pengelola Cadangan Pangan Pemerintah Provinsi;

d. menyusun dan melaporkan pelaksanaan kegiatan Cadangan Pangan Pemerintah Provinsi kepada Gubernur melalui Dinas; dan

e. menyelesaikan masalah pelaksanaan kegiatan Cadangan Pangan Pemerintah Provinsi dalam hal pencairan dan pemanfaatan dana untuk pengadaan cadangan pangan, serta penyaluran cadangan pangan. (4) Sekretariat Tim sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

berkedudukan pada Dinas.

(5) Tata cara pelaksanaan tugas Tim sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ditetapkan lebih lanjut oleh Kepala Dinas.

BAB VI

MEKANISME PENYEDIAAN, PENGELOLAAN DAN PENYALURAN

Bagian Kesatu Mekanisme Penyediaan

Pasal 9

Penyediaan Cadangan Pangan Pemerintah Provinsi khususnya untuk beras, dapat memperhatikan hal sebagai berikut:

a. kualitas beras yang harus disediakan sebagai cadangan pangan Provinsi merupakan kualitas medium dengan kadar air maksimum 14% (empat belas persen), butir patah maksimum 20% (dua puluh persen), kadar air menir maksimum 2% (dua persen) dan derajat sosoh minimum 95% (sembilan puluh lima persen);

b. harga yang dikenakan sesuai dengan Peraturan Direktorat Jenderal Pembendaharaan, Kementrian Keuangan pada waktu perjanjian kerjasama yang penyediaannya sampai di gudang Perum Bulog Sub Divisi Regional Bangka Provinsi;

c. Perum Bulog Sub Divisi Regional Bangka Provinsi

bertanggungjawab untuk memelihara dan

(9)

Bagian Kedua Mekanisme Pengelolaan

Pasal 10

Pengelolaan Cadangan Pangan Pemerintah Provinsi khususnya untuk beras, bekerjasama dengan Perum Bulog Sub Divisi Regional Bangka Provinsi, yang dituangkan dalam perjanjian kerjasama antara Kepala Dinas dengan Kepala Perum Bulog Sub Divisi Regional Bangka Provinsi.

Pasal 11

Beras yang sudah tersedia sebagai Cadangan Pangan Pemerintah Provinsi apabila belum tersalurkan kepada kelompok sasaran, Perum Bulog Sub Divisi Regional Bangka Provinsi bertanggungjawab untuk memelihara dan mempertahankan kualitasnya sesuai dengan perjanjian kerjasama yang telah ditanda tangani.

Bagian Ketiga Mekanisme Penyaluran

Pasal 12

(1) Mekanisme penyaluran Cadangan Pangan Pemerintah Provinsi dilakukan atas perintah Gubernur (top down) dan/atau usulan Pemerintah Kabupaten/Kota (Bottom Up).

(2) Mekanisme penyaluran cadangan pangan sebagaimana di maksud pada ayat (1) ditetapkan lebih lanjut oleh Kepala Dinas.

BAB VII PELAPORAN

Pasal 13

(10)

BAB VIII

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 14

Pada saat Peraturan Gubernur ini mulai berlaku, Peraturan Gubernur Kepulauan Bangka Belitung Nomor 52 Tahun 2014 tentang Cadangan Pangan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Berita Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2014 Nomor 28 Seri E), dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 15

Peraturan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Gubernur ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Ditetapkan di Pangkalpinang pada tanggal Februari 2017

GUBERNUR

KEPULAUAN BANGKA BELITUNG,

RUSTAM EFFENDI

Diundangkan di Pangkalpinang pada tanggal Februari 2017

SEKRETARIS DAERAH

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG,

YAN MEGAWANDI

BERITA DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TAHUN 2017

Referensi

Dokumen terkait

5 Jika saya berkunjung dan bertemu dengan calon pembeli, saya selalu siap sedia menyarankan ke calon pembeli untuk membeli produk yang dijual Toko Skate Element. 6 Saya

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan. © Nizar Fauzi 2014 Universitas

Fatws tentang Pensucian AIat Prodului yang Terkena Najis Mutawassithah 4 (Najis Sedang) dengan Selsin Air cukup dengan diusap. Pendapst {imam Nawawi) dalam kitab

Dengan demikian, permainan yang dilakukan diharapkan dapat berpengaruh pada meningkatnya kemampuan keseimbangan gerak anak tunagrahita, sehingga aktivitas keseharian

[r]

Lembaga Penjamin Simpanan, yang selanjutnya disebut LPS, menjamin Simpanan nasabah bank berdasarkan Prinsip Syariah sesuai dengan ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 24

Dengan tidak mengurangi ketentuan pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21, terhadap perusahaan perasuransian yang tidak memenuhi ketentuan Undang-undang ini dan peraturan

modal dalam perhitungan dana jaminan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1), sampai dengan tanggal 31 Desember 2008, adalah modal disetor minimum yang dipersyaratkan