11 II.1. Sistem
Sistem merupakan serangkai bagian yang saling tergantung dan bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu. Suatu sistem pasti tersusun dari sub-sub sistem yang lebih kecil dan juga saling tergantung dan bekerja sama untuk mencapai tujuan. Sebagai contoh, sistem administrasi universitas terdiri dari sistem dari sub-sub sistem administrasi fakultas dan sub-sub sistem faem administrasi jurusan fakultas.
Tujuan dari suatu sistem tergantung pada jenis sistem itu sendiri. Sebagai contoh , sistem peredaran darah manusia merupakan sistem biologi yang memiliki tujuan untuk mengedarkan darah yang mengandung oksigen dan sari makanan keseluruh tubuh. Sedangkan sistem buatan manusia seperti sistem yang terdapat di sekolah, organisasi bisnis, atau instansi pemerintah juga mempunyai tujuan yang berbeda. Organisasi bisnis biasanya memiliki tujuan yang lebih jelas, seperti yang telah disebutkan pada bagian sebelumya, yaitu mendapatkan laba.
Sistem informasi yang kadang kala disebut sebagai sistem pemrosesan data, merupakan sistem buatan manusia yang biasanya terdiri dari sekumpulan komponem, baik manual ataupun berbasis komputer yang terintegrasi untuk mengumpulkan, menyimpan dan mengelola data serta menyediakan informasi kepada pihak yang berkepentingan sebagai pemakai informasi tersebut (Anastasia Diana; 2011 : 3)
II. 1.1. Informasi
Informasi adalah data yang berguna yang telah diolah sehingga dapat dijadikan dasar untuk mengambil keputusan yang tepat. Informasi sangat penting bagi organisasi. Pada dasarnya informasi adalah penting seperti sumber daya yang lain, misalnya peralatan, bahan, tenaga, dsb. Informasi yang berkualitas dapat mendukung keunggulan kompetif suatu organisasi. Dalam sistem informasi akuntansi, kualitas dari informasi yang disediakan merupakan hal penting dalam kesuksesan sistem.
Secara konseptual seluruh sistem organisasional mencapai tujuan melalui proses pengambilan keputusan manajerial. Informasi memiliki nilai ekonomik pada saat ia mendukung keputusan alokasi sumber daya, sehingga demikian mendukung sistem untuk mencapai tujuan. Pemakai informasi akuntansi dapat dibagi dalam 2 kelompok besar: ekstern dan intern. Pemakai ekstern mencakup pemegang saham, investor, kreditor, pemerintah, pelanggan, pemasok, pesaing, serikat pekerja, dan masyarakat. Pemakai intern terutama para manajer, kebutuhannya bervariasi tergantung pada tingkatannya (Agustinus ; 2012 : 1).
II. 1.2. Akuntansi
Akuntansi merupakan bahasa bisnis. Sebagai bahasa bisnis akuntansi menyediakan cara untuk menyajikan dan meringkas kejadian-kejadian bisnis dalam bentuk informasi keuangan kepada pemakainya. Informasi akuntansi merupakan bagian terpenting dari seluruh informasi yang di perlukan oleh manajemen. Informasi akuntansi yang dihasilkan oleh suatu sistem dibedakan
menjadi dua, yaitu informasi akuntansi keuangan dan informasi akuntansi manajemen.
Pemakai informasi akuntansi pun terdiri dari dua kelompok, yaitu pemakai eksternal dan pemakai internal. Yang dimaksud dengan pemakai eksternal mencakup pemegang saham, investor, kreditor, pemerintah, pelanggan, pemasok, pesaing, serikat kerja dan masyarakat. Sedangkan pemakai internal adalah pihak manajer dari berbagai tingkatan dalam organisasi bersangkutan (Kusrini ; 2012 : 1).
Tujuan utama akuntansi adalah menyajikan informasi ekonomi (Economi
Information) dari suatu kesatuan ekonomi (Economic entity) kepada pihak pihak
yang berkepentingan. Untuk menghasilkan ekonomi, perusahaan perlu menciptakan suatu metode pencatatan, penggolongan, analisis, dan pengendalian transaksi serta kegiatan-kegiatan keuangan, kemudian melaporkan hasilnya. Kegiatan akuntansi meliputi :
a. Pengidentifikasian dan pengukuran data yang relevan untuk suatu pengumpulan keputusan.
b. Pemrosesan data yang bersangkutan kemudian pelaporan informasi yang dihasilkan.
c. Pengkomunikasian informasi kepada pemakai laporan.
Kegiatan-kegiatan tersebut perlu dirangkaikan dalam suatu sistem yang disebut dengan sistem akuntansi (Soemarsono S.R : 2010; 4)
II.1.3. Jenis-Jenis Akuntansi 1. Akuntansi biaya
Akuntansi biaya adalah suatu bidang akuntansi yang diperuntukan bagi proses pelacakan, pencatatan, dan analisa terhadap biaya-biaya yang berhubungan dengan aktivitas suatu organisasi untuk menghasilkan barang atau jasa.
2. Akuntansi Manajemen
Akuntansi manajemen adalah disiplin ilmu yang berkenaan dengan penggunaan informasi akuntansi oleh para manajemen dan pihak-pihak internal lainnya untuk keperluan pengitungan biaya produk, perencanaan, pengendalian dan evaluasi, serta pengambilan keputusan.
3. Akuntansi keuangan
Akuntansi keuangan adalah bagian dari akuntansi yang berkaitan dengan penyimpanan laporan keuangan untuk pihak luar, seperti pemegang saham,
kreditor, pemasok, serta pemerintah.
II.1.4. Sistem Informasi Akuntansi
Akuntansi merupakan bahasa bisnis. Sebagai bahasa bisnis akuntansi menyediakan cara untuk menyajikan dan meringkas kejadian-kejadian bisnis dalam bentuk informasi keuangan kepada pemakainya. Informasi akuntansi merupakan bagian terpenting dari seluruh informasi yang diperlukan oleh manajemen. Informasi akuntansi yang dihasilkan oleh suatu sistem dibedakan menjadi dua, yaitu informasi keuangan dan informasi akuntansi manajemen. Pemakaian informasi akuntansi pun terdiri dari dua kelompok, yaitu pemakai eksternal dan pemakai internal. Yang dimaksud dengan pemakai eksternal
mencakup pemegang saham, investor, kreditor, pemerintah, pelanggan, pemasok, pesaing, serikat kerja dan masyarakat. Sedangkan pemakai internal adalah pihak manajer dari berbagai tingkatan dalam organisasi bersangkutan. Sistem Informasi Akuntansi(SIA) dapat didefinisikan sebagai sebuah sistem informasi yang merubah data transaksi bisnis menjadi informasi keuangan yang berguna bagi pemakainya (Kusrini ; 2012 :1 ).
Sistem informasi akuntansi adalah sistem yang bertujuan untuk mengumpulkan dan memproses data serta melaporkan informasi yang berkaitan dengan saksi keuangan. Lingkup sistem informasi akuntansi dapat dijelaskan dari manfaat yang didapat dari informasi akuntansi. Manfaat atau tujuan sistem informasi akuntansi tersebut adalah sebagai berikut :
1. Mengamankan harta / kekayaan perusahaan. Harta / kekayaan disini meliputi kas perusahaan, persediaan barang dagang, termasuk aset tetap perusahaan. 2. Menghasilkan beragam informasi untuk pengambilan keputusan misalnya,
pengelola toko swalayan memerlukan informasi mengenai barang apa saja yang diminati oleh konsumen. Membeli barang yang kurang laku berarti kas akan terrjebak dalam persediaan dan berarti kehilangan kesempatan untuk membeli barang dagangan yang laku.
3. Menghasilkan informasi untuk pihak eksternal. Setiap pengelola usaha memiliki kewajiban untuk membayar pajak. Besarnya pajak yang dibayar tergantung pada omset penjualan (jika pengelola memilih menggunakan norma dalam perhitungan pajaknya) atau tergantung pada laba rugi usaha (jika pengelola untuk memilih untuk tidak menggunakan norma dalam perhitungan pajaknya).
4. Menghasilkan informasi untuk penilaian kinerja karyawan atau divisi. Sistem informasi dapat juga dimanfaatkan untuk penilaian kinerja karyawan atau
divisi.
5. Menyediakan data masa lalu untuk kepentingan audit (pemeriksaan). Data yang tersimpan dengan baik sangat memudahkan proses audit (pemeriksaan). 6. Menghasilkan informasi untuk menyusutan dan evaluasi anggaran
perusahaan. Anggaran merupakan alat yang sering digunakan perusahaan untuk pengendalian pengeluaran kas.
7. Menghasilkan informasi yang diperlukan dalam kegiatan perencanaan dan pengendalian. Selain berguna untuk membandingkan informasi yang berkaitan dengan anggaran dan biaya standar dengan kenyataan seperti yang telah dikemukan (Anastasia Diana ; 2011 : 6).
II.1.5. Karakteristik Sistem Informasi Akuntansi
Sistem informasi akuntansi mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu, antara lain:
1. Komponem Sistem (Component)
Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponem yang saling berinteraksi, yang saling bekerja sama membentuk suatu komponem sistem atau bagian-bagian dari sistem.
2. Batasan Sistem (Boundary)
Merupakan daerah yang membatasi suatu sistem dengan sistem yang lain atau dengan lingkungan kerjanya.
3. Subsistem
Bagiab-bagian dari sistem yang beraktivitas dan dan berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan dengan sasarannya masing-masing.
4. Lingkungan Luar Sistem (Environment)
Suatu sistem yang ada di luar dari batasan sistem yang dipengaruhi oleh operasi sistem.
5. Penghubung Sistem (Interface)
Media penghubung antara suatu subsistem dengan subsistem lain. Adanya penghubung ini memungkikan berbagai sumber daya mengalir dari suatu subsistem ke subsistem lainnya.
6. Masukan Sistem (Input)
Energi yang masuk ke dalam sistem, berupa perawatan dan sinyal. Masukan perawatan adalah energi yang dimasukan supaya sistem tersebut dapat berinteraksi.
7. Keluaran Sistem (Output)
Hasil energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna dan sisa pembuangan.
8. Pengolahan Sistem (Process)
Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolah yang akan mengubah masukan menjadi keluaran.
9. Sasaran Sistem (Object)
Tujuan yang dicapai oleh sistem, akan dikatakan berhasil apabila mengenai sasaran atau tujuan (Kusrini; 2007:67)
II.1.6. Pembayaran Kredit
Dalam kehidupan sehari-sehari, kata kredit bukan perkataan yang asing bagi masyarakat kita. Perkataan kredit tidak saja dikenal oleh masyarakatdi kota-kota besar, tetapi sampai didesa-desa pun kata kredit tersebut sudah sangat populer. Istilah kredit berasal dari bahasa Yunani (credere) yang berarti kepercayaan (truth atau faith). Oleh karena itu dasar dari kredit adalah kepercayaan. Seseorang atau suatu badan yang memberikan kredit(debitur) percaya bahwa penerima kredit (debitur) dimasa mendatang akan sanggup memenuhi segala sesuatu yang telah dijanjikan. Apa yang telah dijanjikan itu dapat berupa barang, uang atau jasa. Dengan demikian prestasi atau
kontraprestasi dapat berbentuk sebagi berikut:
1. Barang terhadap barang 2. Barang terhadap uang 3. Barang terhadap jasa 4. Jasa terhadap jasa 5. Jasa terhadap uang 6. Jasa terhadap barang 7. Uang terhadap uang 8. Uang terhadap barang 9. Uang terhadap jasa
Dengan akan diterimanya kontraprestasi pada masa yang akan datang, maka jelas tergambar bahwa kredit dalam arti ekonomi adalah penundaan pembayaran dari prestasi yang diberikan sekarang, baik dalam bentuk barang,
uang, maupun jasa. Disini terlihat pula bahwa faktor waktu merupakan faktor utama yang memisahkan prestasi dan kontraprestasi.
II.1.7. Unsur-Unsur Kredit
1. kepercayaan, yaitu keyakinan dari pemberi kredit bahwa prestasi yang diberikannya baik dalam bentuk uang , barang atau jasa akan benar-benar diterima pada masa yang akan datang.
2. Waktu, yaitu suatu masa yang memisahkan antara pemberian prestasi dengan
kontraprestasi yang akan diterima pada masa yang akan datang.
3. Degree of risk, yaitu suatu tingkat risiko yang akan dihadapi sebagai akibat dari adanya jangka waktu yang memisahkan antara pemberian prestasi dengan kontraprestasi yang akan diterima kemudian hari.
4. Prestasi, atau objek kredit itu tidak saja diberikan dalam bentuk uang, tetapi juga bentuk barang atau jasa. Namun karena kehidupan modern sekarang ini didasarkan kepada uang, maka transaksi-transaksi kredit yang menyangkut uang yang sering kita jumpai dalam praktek perkreditan (Thomas Suyatno ; 2007 :12).
II.2.1. Metode Flat Rate
Metode flat rate adalah sistem perhitungan suku bunga yang besarnya mengacu pada pokok hutang awal. Flat rate biasanya diperuntukkan untuk kredit jangka pendek. Biasanya diterapkan untuk kredit barang komsumsi seperti
Dengan menggunakan metode flat rate ini maka porsi bunga dan pokok dalam angsuran bulan akan tetap sama.
Rumus perhitungannya adalah : Bunga per bulan = (P x i x t) : jb P = pokok pinjaman awal, I = suku bunga pertahun,
T = jumlah tahun jangka waktu kredit, Jb = jumlah bulan dalam jangka kredit.
Misalnya , Bank anda memberikan kredit dengan jangka waktu 12 bulan sebesar Rp 12.000.000,00 dengan bunga 12 % per tahun (flat rate). Asumsi bahwa suku bunga kredit tidak berubah (tetap) selama jangka waktu kredit (Cecep Taufiqurrohman ; 2013 :14).
II.2.2. KPR Dengan Metode Flat Rate
Menurut Peter mengenai perhitungan flat rate pada jurnal yang berjudul “
Perbandingan Perhitungan Angsuran KPR Konvensional Dengan KPR Syariah”.
Dalam KPR terdapat biaya bunga yang pada dasarnya dikenal ada dua jenis yaitu bunga flat rate, dan bunga efektif. Biaya bunga flat rate adalah biaya bunga yang dikenakan oleh pihak bank kepada debiturnya dengan cara menghitung bunga secara menyeluruh sekaligus kemudian dibagikan dengan merata setiap bulan, berikut adalah perumusan umum yang biasa dipakai untuk menghitung cicilan per bulan pinjaman ditambah dengan bunga :
Total Pinjaman = Jumlah pinjaman x bunga
Angsuran per bulan = total pinjaman : (Periode pinjaman x 12 bulan)
Dalam perbankan syariah, pembiayaan KPR dapat diberikan dengan menerapkan dua macam prinsip yaitu Ijarah Muntahiya Bittamik (IMB) atau perjanjian sewa beli atau pun Ba’i Bithaman Ajil (BBA) atau perjanjian jual beli dengan angsuran. Dengan prinsip IMB nasabah KPR mengajukan sewa rumah kepada bank untuk menyewa rumah yang dinginkannya dalam jangka tertentu, dan membayar sewanya setiap bulan. Dalam perjanjian tersebut juga disertai dengan akad tambahan bahwa pada akhir sewa nasabah dapat membeli rumah tersebut atau bank dapat menghibahkan rumah tersebut kepada nasabah (hal ini memiliki kemiripan seperti halnya Leasing). Pada prinsip yang kedua BBA atau jual-beli dengan angsuran , nasabah membeli rumah diinginkannya kebank dengan harga pokok plus keuntungan bank. Kemudian nasabah akan membayar uang pembelian tersebut dengan angsuran setiap bulan dalam jangka waktu yang telah disepakati.
Dibandingkan sistem IMB atau sewa-beli, sistem BBA lebih mudah karena hanya membutuhkan satu kali perjanjian. Dengan sistem ini harga jual ditentukan dimuka saat akad jaul beli. Harga jual bank ditentukan oleh besarnya harga pokok, rate keuntungan dan jangka waktu angsuran. Besar angsuran tiap bulan dapat dibuat sama persis dengan angsuran KPR konvensional. Hanya bedanya, angsuran KPR syariah ini tidak akan berubah sampai kredit lunas (mirip dengan perhitungan bunga flat rate).
Cara menghitung harga jual KPR sistem syariah ini adalah berdasarkan pendapatan atau laba yang ingin di dapat oleh bank per tahunnya selama jangka
waktu kredit. Besarnya tingkat keuntungan ini dapat disamakan dengan bunga KPR konvensional.
Sebagai gambaran dapat diambil contoh sebagai berikut Seorang calon nasabah yang mengajukan KPR syariah berminat pada rumah yang berharga Rp 200 juta dari developer. Dia mempunyai uang muka sebesar Rp 20 juta sehingga dia membutukhan KPR sebesar Rp 180 juta yang akan diangsur selama 20 tahun.
Misalkan bank menghendaki pendapatan sebesar 14% per tahun sesuai bunga KPR-RS saat ini maka di dapat angka innuitas tahunan sebesar 0, 150986. ANGSURAN PER BULAN = 0,150986 x Rp 180 juta / 12 = Rp 2.264.790 Pada waktu akad perjanjian antara bank dengan nasabah dibuat akad jual-beli dimana bank menjual rumah dengan harga sebbesar :
20 tahun x 12 bulan x Rp 2.264.790 per bulan = Rp 543.549.600,.
Dapat disimpulkan bahwa dengan pemberian KPR sistem syariah ini dapat menjadi alternatif penyaluran KPR yang sama-sama menguntungkan bagi nasabah ataupun bank. Bagi nasabah ada kepastian angsurannya tidak akan naik selama jangka waktu kredit sama halnya dengan KPR yang menggunakan perhitungan Flat Rate. Pada akhirnya dapat dilihat bersama bahwa KPR
Konvensional dengan KPR Syariah pada dasarnya sama, hanya saja terdapat
perbedaan istilah dan juga cara penanganan kasus yang terjadi seperti pada saat terjadi pelunasan ataupun adanya tunggakan. (Dimas Aditya, 2013:2)
II.2.3 . Visual Basic. Net
Visual Basic merupakan salah satu bahasa pemrograman yang andal dan
banyak digunakan oleh pengembang untuk membangun berbagai macam aplikasi
Windows. Visual Basic 2008 atau Visual Basic 9 adalah versi terbaru yang telah
diluncurkan bersama C#, Visual C++, dan Visual Web Developer dalam satu paket Visual Studio 2008.
Visual Basic 2008 merupakan aplikasi pemrograman yang menggunakan teknologi .NET Framework. Teknologi .NET Framework merupakan komponen
windows yang terintegrasi serta mendukung pembuatan, penggunaan aplikasim
dan halaman web. Teknologi .NET Framework mempunyai 2 komponen utama, yaitu CLR (Common Language Runtime) dan Class Library. CLR digunakan untuk menjalankan aplikasi yang berbasis .NET sedangkan Library adalah kelas pustaka atau perintah yang digunakan untuk mengembangkan aplikasi. (Wahana Komputer, 2010 : 2)
II.2.4. Pengertian Database
Database merupakan kumpulan data yang saling berhubungan, hubungan antar data dapat ditunjukkan dengan adanya field kunci dari setiap tabel yang beda.
Dalam satu field atau tabel terdapat record-record yang sejenis, sama besar, sama bentuk, yang merupakan satu kumpulan entitas yang seragam. Satu
record terdiri dari field yang saling berhubungan menunjukkan bahwa field
tersebut satu pengertian yang lengkap dan disimpan dalam satu record. Basis data mempunyai beberapa kreteria penting yaitu :
1. Bersifat data oriented dan bukan program oriented.
2. Dapat digunakan oleh beberapa program aplikasi tanpa perlu mengubah basis datanya.
3. Dapat dikembangkan dengan mudah, baik volume maupun strukturnya. 4. Dapat memenuhi kebutuhan sistem-sistem baru secara mudah.
5. Dapat digunakan dengan cara-cara yang berbeda.
Prinsip utama database adalah pengaturan data dengan tujuan utama fleksibel dan kecepatan pada saat pengambilan data kembali. Adapun ciri-ciri basis data diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Efisiensi meliputi kecepatan, ukuran dan ketepatan b. Data dalam jumlah besar.
c. Berbagi pakai (dipakai bersama-sama atau sharebility).
Mengurangi bahkan menghilangkan terjadinya duplikasi dan data yang tidak konsisten (Windu Gata ; 2013 :19).
II.2.5. Hierarki Database
Data diorganisasikan ke dalam bentuk elemen data (field), rekaman (record), dan berkas (file). Defenisi dari ketiganya adalah sebagai berikut :
Elemen data adalah satuan data terkecil yang tidak dapat dipecah lagi menjadi unit lain yang bermakna. Misalnya data siswa terdiri dari NIS, Nama, Alamat, Telepon atau Jenis Kelamin. Rekaman merupakan gabungan sejumlah elemen data yang saling terkait. Istilah lain dari rekaman adalah baris atau tupel. Berkas adalah himpunan seluruh rekaman yang bertipe sama (Haidar Dzacko ; 2007 : 1).
II.2.6. Model Database
Model data dapat dikelompokkan berdasarkan konsep pembuatan deskripsi struktur basis data, yaitu :
1. Model data konseptual (high level) menyajikan konsep tentang bagaimana
user memandang atau memperlakukan data. Dalam model ini dikenalkan tiga
konsep penyajian data yaitu
a. Entity (entitas) merupakan penyajian objek, kejadian atau konsep dunia nyata yang keberadaannya secara eksplisit didefenisikan dan di simpan dalam basis data, contohnya Mahasiswa, Matakuliah, Dosen, Nilai dan lainnya sebagainya.
b. Atribute (atribut) adalah keterangan-keterangan yang menjelaskan karakteristik dari suatu entitas seperti Nim, Nama, Fakultas, Jurusan untuk entitas Mahasiswa.
c. Relationship (hubungan) merupakan hubungan atau interaksi antara satu entitas dengan yang lainnya, misalnya entitas pelanggan berhubungan dengan entitas barang yang dibelinya.
2. Model data fiskal (low level) merupakan konsep bagaimana deskripsi detail data disimpan ke dalam komputer dengan penyajian informasi tentang format rekaman, urutan rekaman, dan jalur pengaksesan data yang dapat membuat pengaksesan data yang dapat membuat pencarian rekaman data lebih efisien. 3. Model data implementasi (representational) merupakan konsep deskripsi data disimpan dalam komputer dengan menyembunyikan sebagian detail deskripsi data sehingga para user mendapat gambaran global bagaimana data disimpan dalam komputer. Model ini merupakan konsep model data yang
digunakan oleh model hierarki, jaringan dan relasional (Haidar Dzacko; 2007 : 3).
II.2.7. Database SQL Server
Sejarah SQL Server berbeda jauh dengan sejarah visual basic. Bila visual basic berasal dari pengembangan QuickBasic yang juga merupakan produk
Microsoft, maka SQL Server adalah hasil kerja sama antara microsoft dengan Sybase untuk memproduksi sebuah software penyimpan data (database) yang
bekerja pada pada sistem operasi OS/2. Sistem operasi OS/2 merupakan sistem operasi baru dari hasil kerja sama antara Microsoft dengan IBM. Sistem OS/2 mengenal bentuk-bentuk perintah DOS, sekaligus memiliki kemampuan
multi-tasking (Harif Santoso; 2000: 5)
II.2.8.Normalisasi
Setelah melalui tahapan di atas atau ERD, maka hasil pada diagram tersebut mulai direlasasikan pada tabel-tabel database. Untuk itu dperlukan sebuah tahapan yang disebut normalisasi. Normalisasi data adalah proses di mana tabel-tabel pada database dites dalam hal kesalingtergantungan di antara field-field pada sebuah tabel. Misalnya jika pada sebuah tabel terdapat ketergantungan terhadap lebih dari satu field dalam tabel tersebut, maka tabel tersebut harus dipecah menjadi banyak tabel.
Pada prose normaslisasi data, aturan yang dijadikan acuan adalah metode ketergantungan fungsional. Teorinya adalah bahwa tiap kolom dalam sebuah tabel selalu memiliki hubungan yang unik dengan sebuah kolom kunci. Misalnya
pada sebuah tabel data_pasien ada field nomor induk data field nama siswa serta field tanggal lahir. Maka ketergantungan fungsionalnya dapat dinyatakan sebagai berikut: nmr_induk -> nm_pasien dan nmr_induk -> tgl_lahir. Artinya nm_pasien memiliki ketergantungan fungsional terhadap nmr_induk. Field nm_siswa isinya juga ditentukan oleh field nmr_induk. Maksud dari semua itu adalah nmr_induk adalah field kunci yang menentukan karena tidak ada nomor induk yang sama pada satu sekolah, jadi field nmr_induk dapat dijadikan patokan untuk mengisi nm_siswa dan field lainnya. (Yudi Priyadi; 2008 : 21)
Ada beberapa langkah dalam normalisasi tabel, yaitu:
1. Bentuk tidak normal (UNF) adalah memiliki beberapa record dengan value yang kosong atau tidak lengkap pada field kodepeserts dan field nama peserta.
Tabel II.2.8. Contoh UNF: Tabel Peserta
Kodepeserta NamaPeserta Kodepelatihan Jenispelatihan Evaluasi
Ks1 Yudi Kp1 Database Lulus
Kp2 Web Perbaikan
Kp3 Opr System Perbaikan
Ks2 Pram Kp1 Database Lulus
Kp2 Web Perbaikan
Kp1 Database Lulus
2. Bentuk Normal Pertama (1NF) berdasarkan suatu asumsi acuan pada field key, adalah melakukan pengisian value pada tabel untuk record yang tidak lengkap, sehingga menghilangkan kelompok pengulangan menjadi baris yang terpisah.
Tabel II.2.9 Contoh 1NF: Tabel Peserta
Kodepeserta Namapeserta Kodepelatihan Jenispelatihan evaluasi
Ks1 Yudi Kp1 Database Lulus
Ks1 Yudi Kp2 Web Perbaikan
Ks1 Yudi Kp3 Opr system Perbaikan
Ks2 Pram Kp1 Database Lulus
Ks2 Pram Kp2 Web Perbaikan
Ks3 Eli Kp1 Database Lulus
3. Bentuk normal kedua (2NF) adalah menghilangkan ketergantungan secara
parcial, yaitu dengan cara melakukan dekomposisi tabel, setiap tabel
memiliki record yang tergantung pada satu field k saja. Dengan demikian, syarat bentuk normal kedua (2NF) dapat tercapai.
Tabel II.2.10. Contoh 2NF: Tabel Peserta kodepserta Namapeserta
Ks1 Yudi
Ks2 Pram
Ks3 Eli
Tabel II.2.10. Contoh 2NF: Tabel Pelatihan Kodepelatihan Jenispelatihan
Kp1 Database
Kp2 Web
Tabel II.2.10. Contoh 2NF: Tabel Evaluasi Kodepeserta Kodepelatihan Evaluasi
Ks1 Kp2 Lulus Ks1 Kp2 Perbaikan Ks1 Kp3 Perbaikan Ks2 Kp1 Lulus Ks2 Kp2 Perbaikan Ks3 Kp1 Lulus
Sumber : (Yudi Priyadi; 2008:70)
II.2.8. UML (Unified Modeling Language)
Menurut Windu Gata (2013 : 4 ) Hasil pemodelan pada OOAD terdokumentasikan dalam bentuk Unified Modeling Language (UML). UML adalah bahasa spesifikasi standar yang dipergunakan untuk mendokumentasikan, menspesifikasikan dan membangun perangkat lunak.
UML merupakan metodologi dalam mengembangkan sistem berorientasi objek dan juga merupakan alat untuk mendukung pengembangan sistem. UML saat ini sangat banyak dipergunakan dalam dunia industri yang merupakan standar bahasa pemodelan umum dalam industri perangkat lunak dan pengembangan sistem.
Alat bantu yang dipergunakan dalam perancangan berorientasi objek berbasiskan UML adalah sebagai berikut :
1. Use Case Diagram
Use case diagram merupakan pemodelan untuk kelakuan (behavior) sistem
informasi yang akan dibuat. Use case mendesripsikan sebuah interaksi antara satu atau lebih aktor dengan sistem informasi yang akan dibuat. Dapat dikatakan use case digunakan untuk mengetahui fungsi apa saja yang ada dalam sistem informasi dan siapa saja yang berhak menggunakan fungsi-fungsi tersebut. Simbol-simbol yang digunakan dalam use case diagram, yaitu :
Tabel II.1. Simbol Use Case
Gambar Keterangan
Use case menggambarkan fungsionalitas yang
disediakan sistem sebagai unit-unit pesan antar unit dengan aktor, biasanya dinyatakan dengan menggunakan kata kerja diawal nama use case
Aktor adalah abstraction dari orang atau sistem yang
lain yang mengaktifkan fungsi dari target sistem. Untuk mengidentifikasikan aktor, harus ditentukan pembagian tenaga kerja dan tugas-tugas yang berkaitan dengan peran pada konteks target sistem. Orang atau sistem bisa muncul dalam beberapa peran. Perlu dicatat bahwa aktor beriteraksi dengan use case, tetapi tidak memiliki control terhadap use case.
Asosiasi antara aktor dan use case, digambarkan
dengan garis tanpa panah yang mengindikasikan siapa atau apa yang meminta interaksi secara langsung dan bukanya mengindikasikan aliran data.
Asosiasi antara aktor dan use case yang menggunakan panah terbuka untuk mengindikasikan bila aktor berinteraksi secara pasif dengan sistem.
Include ,merupakan didalam use case lain (required)
atau pemanggilan use case oleh use case lain. Contohnya adalah pemanggilan sebuah fungsi program
Extend, merupakan perluasan dari use case lain jika
kondisi atau syarat terpenuhi.
2. Diagram Aktivitas (Activity Diagram)
Activity Diagram menggambarkan workflow (aliran kerja) atau aktivititas dari
sebuah sistem atau proses sistem.Simbol-simbol yang digunakan dalam
aktivity diagram, yaitu:
Tabel II.2. Simbol Aktivity Diagram
Gambar Keterangan
Start point, diletakkan pada pojok
kiri atas dan merupakan awal aktivitas.
End point, akhit aktivitas
Activitas, menggambarkan suatu
proses/ kegiatan bisnis
Fork (percabangan), digunakan
untuk menunjukkan kegiatan yang dilakukan secara paralel atau untuk menggabungkan dua kegiatan paralel menjadi satu.
Join (penggabungan) atau rake,
digunakan untuk menunjukkan adanya dekomposisi.
Decision points, menggambarkan
pilihan untuk pengambilan keputusan , true, false.
Swimlane, pembagian aktivity diagram untuk menunjukkan siapa melakukan apa.
3. Class Diagram(Diagram Kelas)
Merupakan hubungan antar kelas dan penjelasan detail tiap-tiap kelas di dalam model desain dari suatu sistem, juga memperlihatkan aturan-aturan dan tanggung jawab entitas yang menentukan perilaku sistem.
Class diagram juga menunjukkan atribut-atribut dan operasi-operasi dari
sebuah kelas dan constraint yang berhubungan dengan objek yang di koneksikan. Class diagram secara khas meliputi : Kelas (Class), Relasi,
Associations, Generalization dan Aggregation, Atribut (Attributes), Operasi
(Operations/Method), Visibility, tingkat akses objek internal kepada suatu operasi atau atribut. Hubungan antar kelas mempunyai keterangan yang disebut dengan multiplicity atau kardinality.
Tabel II.3. Multiplicity Class Diagram
Multiplicity Penjelasan
1
Satu dan hanya satu
0..*
Boleh tidak ada atau 1 atau
lebih
1.. *
1 atau lebih
0.. 1
Boleh tidak ada, maksiimal 1
n..n
Batasan antara. 2..4 mempunyai
arti minimal 2 maksimu 4
4. Diagram Urutan (Sequence Diagram)
Sequence diagram menggambarkan kelakuan objek pada use case dengan
mendeskripsikan waktu hidup objek dan pesan yang di kirimkan dan diterima antar objek. Simbol-simbol yang digunakan dalam sequence diagram, yaitu :
Tabel II.4. Simbol Sequence Diagram
Gambar K eterangan
Entity Class, merupakan bagian dari
sistem yang berisi kumpulan kelas berupa entitas-entitas yang membentuk gambaran awal sistem dan menjadi landasan untuk menyusun basis data.
Boundary Class, berisi kumpulan
kelas yang menjadi interface atau interkasi antara satu atau lebih aktor dengan sistem. Seperti tampilan
formentry dan form cetak.
Control Class, suatu objek yang
berisi logika aplikasi yang tidak memiliki tanggung jawab kepada
entitas, contohnya adalah kalkulasi
dan aturan bisnis yang melibatkan berbagai objek.
Message, simbol mengirim pesan
antar class.
Recursive, menggambarkan
pengiriman pesan yang dikirim untuk dirinya sendiri..
Activation, mewakili sebuah eksekusi operasi dari objek, panjang
kotak ini berbanding lurus dengan durasi aktivitas sebuah operasi.
Lifeline, garis titik-titik yang terhubung dengan objek, sepanjang
lifeline terdapat actination. (Sumber : Windu Gata ; 2013 : 10)