PROSEDUR PENELITIAN
A. Sumber Data
1. Data Primer
Data primer bersumber dari pengumpulan
data
secara
langsung di Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan
Kebu
dayaan. Data tersebut meliputi : beban mengajar
guru
per
minggu, beban studi siswa perminggu, rata-rata kelas,
dan
program studi.
2. Data Sekunder
Data sekunder diperoleh melalui studi dokumentasi di
Kanwil Depdikbud* IKIP Manado, dan FKIP Unsrat Manado.} Data
sekunder tersebut meliputi jumlah siswa yang diterima, jum
lah siswa yang naik kelas dari kelas I ke
kelas
II,
dan
dari kelas II ke kelas III, jumlah siswa yang mengulang di
kelas I, II, dan III, jumiah guru yang ada, jumlah mahasis
wa jenjang D3 dan SI yang
diterima
pada semester awal,
jumlah" mahasiswa jenjang D3 dan
SI
yang
bertahan
sampai
semester akhir, serta jumlah
lulusan
jenjang
D3
dan
SI
untuk semua program studi.
B. Metode dan Teknik Pengumpulan Data
1. Metode Penelitian
Metode yang digunakan
dalam
penelitian
ini
ialah
metode deskriptif-analitik dan kualitatif.113
Metode deskriptif bersifat menjabarkan dan
mengurai-kan serta menafsirmengurai-kan tentang suatu peristiwa, proses yang
terjadi dalam konteks permasalahan. Karena itu metode
des
kriptif dimaksudkan juga bersifat evaluatif, untuk
melihat
perkembangan secara periodik dari suatu sistem yang
sedang
berjalan.
Disamping itu penelitian ini menggunakan
pendekatan
kualitatif. Hal ini didasarkan atas pertimbangan bahwa per
tumbuhan kebutuhan tenaga guru
tidak
hanya
dilihat
dari
segi kuantitatif saja, akan tetapi
kebutuhan
tenaga guru
tidak dapat dipisahkan dengan aspek
kualitas
tenaga guru
itu sendiri.2. Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan
ialah
sebagai berikut :
a. Studi Dokumentasi
Teknik ini digunakan
untuk
mengumpulkan
data
dan
informasi tentang kebutuhan
dan
penyediaan
tenaga guru,
seperti : jumlah guru yang ada, jumlah siswa yang
diterima
di kelas I, jumlah siswa yang naik kelas, mengulang,
tidak
melanjutkan, jumlah mahasiswa jenjang D3 dan
SI
yang
di
terima pada semester awal, jumlah mahasiswa jenjang D3
dan
si yang bertahan sampai semester akhir dan jumlah lulusan.
b. WawancaraTeknik ini digunakan untuk menggali
dan
memperoleh
informasi yang lebih mendalam tentang kebutuhan dan
penye
diaan tenaga guru. Wawancara dilakukan dengan kepala bagian
perencanaan, Kabid Dikmenum, kepala bagian kepegawaian di
lingkungan Kanwil Depdikbud Sulawesi Utara, dan kepala Biro
Administrasi Akademik dan
Kemahasiswaan
IKIP
dan
Unsrat
Manado.
C. Instrumen Penelitian
Instrumen utama dalam penelitian ini ialah
peneliti
sendiri. Dalam
arti
peneliti
sendiri
yang
langsung
ke
lapangan untuk
mengumpulkan
data
dan
informasi
tentang
kebutuhan dan penyediaan tenaga guru.
Disamping
instrumen
utama, maka untuk menghemat waktu, biaya, dan tenaga
digu
nakan sejumlah instrumen pembantu dalam melakukan studi
dokumentasi. Alat tersebut
berupa
format
yang
digunakan
untuk pengumpulan data. Demikian halnya dalam wawancara telah dipersiapkan beberapa pertanyaan penelitian.
D. Formula-formula yang Digunakan untuk Analisis Data
Pendekatan yang digunakan dalam pengolahan dan ana
lisis data adalah
"mathematical equations
approach".
Oleh
karena itu sebelum data diolah
untuk
dianalisis,
disusun
terlebih dahulu formula-formula
persamaan
matematis
yang
digunakan, sesuai dengan karakteristik data yang ada.
Atas
. , ,_ 115
sejumlah formula persamaan matematis yang digunakan yang
keseluruhannya berjumlah 16 formula yaitu :
1. Pertumbuhan Enrolmen <\ MB, . MB pm- = ti - "°ti-l t . xlo° (Formula 1) r,Bti-l Di marie
pm - pertumbuhan jumlah murid
63,• •_
ti - murid baru tahun sekarangm"b\ . •
tx-1- murid baru tahun sebelumnya
'.) Pertumbuhan jumlah siswa yang naik kelas
^ =
I
P ti
2 Mti-1
100 (Formula 2)
Di mana:
pm = pertumbuhan jumah siswa yang naik kelas
1
Pt.= jumlah murid yang nai
kelas pada tahun
sekarang
2 pti= Jumlah murid tahun sebelumnya
3) Pertumbuhan jumlah murid yang mengulang
pm = 1
Rti
116
Di mana:
pm
= pertumbuhan jumlah murid yang mengulang
L ti - Jumlah murid yang megulang pada tahunsekarang
*- ri 1 - jumlah murid tahun sebelumnya
4) Pertumbuhan jumlah murid yang tidak melanjutkan:
*"" = ^ ti
~V~7 ;: 1C,U (Formula 4)
Z ti-i
Di mana:
pm = pertumbuhan jumlah murid yang tidak
melanjutkan
)D0, . _ .
L ti - jumlah murid yang drop out pada tahun
sekarang
y rv ,
•
La ti 1- jumlah murid tahun sebelumnya
5) Pertumbuhan jumlah murid yang rnasuk
program A , A^,
dan A_ O (P) pm* = Y nn L A , A„. A, .. 1 2- j. ti _. T T " — x 10° (Formula 5) Z ti-i Di mana:
P^
= pertumbuhan jumlah murid yang masuk
program A , A„, dan A„117
ZA ,A0,A_.._ . . . .
1 *• --ti- jumlah siswa yang masuk program A ,
A„, dan A„
/ ^ti-1 = JLlfr,^ah siswa tahun sebelumnya
Formula 1, 2, 3, 4, dan 5 dikembangkan dari
formula perhitungan pertumbuhan murid dari Group Training
Course in Educational Planning and the Application of the Education of the Educational Simulation Model, Unit 7 dan
Unit S (1974: 9-12).
6) Jumlah kebutuhan guru permata pelajaran. tahun 1986 hingga tahun 1990, dan proyeksinya untuk tahun 1991 hingga 1995
y<Bb
.+Bb
) x JKBP
L sgj. sqnI
GPM
=
24 (Formula 6) Di mana:2GPM = jumlah guru permata pelajaran
Bbsgi= beban belajar semester ganjil
Bbsgn= beban belajar semester genap
JKBP = jumlah kelas belajar paralel
7) Jumlah kebutuhan guru perprogram
^-\
^t =~-^KBP
(Formula 7)
J S
Di mana:
j. = kebuxunan guru perprogram
JM = jumlah jam pelajar perminggu untuk murid
P -
-^
-
Jumlah jam wajib mengajar untuk guru
8) Perubahan kebutuhan guru permata pelajaran tahun
1986
hingga tahun
1990,
dan
proyeksinya
untuk
tahun
1991
h'ingga tahun 1995.
i = n
KG = Y (KG" - fn i
n
£=i
tjL
ti-l}
• (-formula 8)
Di mana:
n perubahan jumlah kebutuhan/ guru selama n
tahun
K6ti = Jumlan kebutuhan guru pada tahun ti
KG,ti-l= Jurolah kebutuhan guru pada tahun sebelumnya
9) Jumlah kebutuhan guru bimbingan dan penyuluhan
ge£ - J^
160 (Formula 9)
Di mana:
GBP= guru bimbingan dan penyuluhan
JM = jumlah murid
10) Proyeksi kebutuhan guru perprogram
jp.
Jf^
M
>
«fG
AIf
(Formula 10)
Di mana:
KGt- jumlah kebutuhan guru pada tahun t
JM = jumlah jam pelajaran perminggu untuk murid
H = jumlah murid
119 Formula 10 ini berserta dengan formula 6, 7, dan 8 diambil dan dikembangkan dari formula perhitungan jumlah
kebutuhan guru dari Hectort Correa dengan notasi dalam
bahasa Indonesia (1969: 177)
11) Proyeksi jumlah murid kelas I SMA
(k) (k)
Mt+n= ^ Mt
(Formula 11)
Di mana:
(k )
"t n= proyeksi murid kelas I pada tahun t+n
plri = pertumbuhan jumlah murid kelas I
(k)
I"' t = jumlah murid kelas I pada tahun t
Formula 11 ini disusun berdasarkan pada metode
kerja yang digunakan oleh Alfredi Liu dalam Grade-Cohort
Method yang pada dasarnya adalah mengadakan proyeksi
jumlah murid kelas perk elas. Untuk proyeksi jumlah murid
dijelaskan bahwa pertumbuhan•jumlah mudrid kela I dapat
dilihat dari perbandingan jumlah murid kelas I tahun
tertentu denganjumlah murid kelas I tahun sebelumnya.
Formula ini digunakan dengan asumsi bahwa
pertumbuhan jumlah murid kelas I untuk tahun-tahun mendatang sama dengan pertumbuhan rata-rata jumlah murid kelas I selama tahun-tahun yang lalu.
12) Proyeksi jumlah murid kelas II/I 11 SMA
(k+1) (k-1)
12GT
Di mana:
(k+1)
M t+n= proyeksi julah murid kelas k+1 pada tahun
t+n
pa = proporsi jumlah murid kelas sebelumnya yang
masuk ke kelas yang bersangkutan
(k-1
M , = jumlah murid kels sebelumnya pada tahun
sebelumnya ^
Formula 12 ini juga disusun berdasarkan
Grade-Cohort Method yang dikembangkan oleh Alfred Li dan
dalam hal ini digunakan proporsi jumlah. murid kelas I
yang masuk kelas II dan proporsi jumlah murid kelas II yanq masuk kelas III berdasarkan ketersediaan data yang
oleh Alfred Liu diistilahkan dengan retention ratios.
b. Kemampuan penyediaan tenaga guru SMA oleh IKIP/FKIP
tahun 1986 hingga tahun 1990, dan proyeksinya untuk tahun
1991 hingga tahun 1995.
13) Jumlah penyediaan tenaga guru SMA oleh IKIP/FKIP
PGj = L - SlJ (Formula 13)
Di mana:
PG = jumlah penyediaan tenaga guru SMA oleh
t
IKIP/FKIP pada tahun t
L = jumlah lulusan IKIP/FKIP pada tahun t
Su = jumlah lulusan yang tidak menjadi guru. Apbalia menjadi guru semua, maka SU dinyatakan
121
Formula 13 ini dikembangkan berdasarkan
pengakuan
atas fungsi IKIP/FKIp
sebagai
pengahasil
tenaga
guru,
sehingga
jumlah
lulusan
setiap
tahun
merupakanjumlah
penyediaa awal atau
stock
penyediaan
tenaga
guru
oleh
IKIP/FKIP yang bersangkutan.
Dalam
perhitungan
seperti
yang dikembangkan oleh
Hector
Correa,
maka
penyediaan
tenaga quru oleh IKIP/FKIP didasarkan atas jumlah lulusan
ItUP/FklP, stock penyediaan tenaga guru. Kemudiauntuk menghitung berapa jumlah lulusan yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan nyata di lapangan, maka jumlah lulusan merupakan indikator utama. Sedangkan jumlah lulusan yang tidak menjadi guru dinyatakan dengan" nilai
0. Dalam arti diperkirakan semua lulusan IKIP/FKIP
dapat
menjadi guru.
14) Pryeksi jumlah mahasiswa semester awal.
t+n Pcl Ct+n (Formula 14)
Di mana:
"Ht+n~ Pr°yeksi jumlah mahasiswa semester awal pada .
tahun t+n
p* ~ proporsi jumlah calon mahasiswa yang
diterima masuk di IKIP/FKIP
Ct+n = ProV'eksi calon mahasiswa pada t+n
Jalan fikiran yang digunakan formula 14 ini bahwa
122
diterima, sebvab itu
un+,,1-"" untuk mengadakan
proeksijurrdahmahasiswa yang diterima pada
semester
awal
dalam setiap tahun,
digunakn
proporsi
calon
mahasiswa
yang diterima masuk
di
IKIP/FKIP
dengan
asumsi
bahwa
IKIP/FKIP untuk tahun-tahun
mendatang
5ama
dengan
proporsi rata-rata calon mahasiswa yang diterima masuk di
IKIP/FKIP selama tahun-tahun lalu.15) Proyeksi jumlah mahasiswa semester akhir
^(s+n) (x)
MWt+n
= SB fiflt
(Formula 15)
Di mana:
hHt+,-T Pr°yek51 Jumlah mahasiswa semester akhir
pada tahun t+n
••> _
po - proporsi jumlah mahasiswa semester awal yang
bisa bertahan sampai semester akhir
f*'-'t - Jumlah mahasiswa semester awal pada tahun t Formula 15 ini disusun berdasarkan pengalaman selama ini bahwa walaupun telah diterapkan sistem kredit dalam arti tidak lagi menurut sistem tingkah tidak semua
mahasiswa
dari
semester
I berhasil
bertahan
sampai
semester akhir. Karena itu untuk mengadakan proyeksi jumlah mahasiswa semester akhir dari suatu angkatan untuk tahun tertentu digunakan proporsi mehasiswa semester awal yang dapat bertahan sampai semeseter akhir dengan asumsi
123
bertahan sampai semester akhir untuk tahun-tahun mendatang sama dengan proporsi rata-rata mahasiswa semester awalyang dapt bertahan sampai semester akhir
selama tahun-tahun yang lalu.
16) Proyeksi penyediaan tenaga guru SMA oleh IKIP/FKIP
^t+n= Lt+n " ^t+n =
^
^I^"
®
<Fo™u** ">
Di mana:PG = proyeksi jumlah penyediaan tenaga guru SMA
oleh IKIP/FKIP pada tahun t+n
L, = proyeksi jumlah lulusan IKIP/FKIP pada
t+n
tahun t+n
pi = proyeksi jumlah mahasiswa semester akhir
yang lulus dalam ujian akhir
MH," " = proyeksi jumlah mahasiswa semester kahir
x + n
pada tahun t+n
SU = jumlah lulusan yang tidak menjadi guru pada tahun t+n. Apabila semua menjadi guru maka SU dinyatakan dengan 0.
Dasar proyeksi dalam formula ini, adalah proporsi jumlah mahasiswa semester akhir yang lulus dalam ujian
akhir, dengan asumsi. bahwa proporsi jumlah mahasiswa
124