• Tidak ada hasil yang ditemukan

Konferensi Nasional Teknik Sipil 10

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Konferensi Nasional Teknik Sipil 10"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

ISBN: 978-602-60286-0-0

Konferensi Nasional Teknik Sipil 10

Menuju Masyarakat Industri Konstruksi

Berdaya Saing Tinggi

dan Pembangunan Infrastruktur Berkelanjutan

Editor : Harijanto

Setiawan Ferianto

Raharjo

Siswadi

Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik

Universitas Atma Jaya Yogyakarta

(2)

Konferensi Nasional Teknik Sipil 10

Menuju Masyarakat Industri Konstruksi

Berdaya Saing Tinggi

dan Pembangunan Infrastruktur Berkelanjutan

ISBN : 978-602-60286-0-0

Editor :

Harijanto Setiawan Ferianto Raharjo Siswadi

Desain sampul dan Tata letak

GKM Print

Penerbit

Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Redaksi :

Jl. Babarsari No. 44 Yogyakarta 55281

Telp : 0274 - 487711 ext: 2162 email : tsipil@mail.uajy.ac.id

Cetakan pertama, Oktober 2016

Hak cipta dilindungi undang - undang

Dilarang memperbanyak karya tulis ini dalam bentuk dan dengan cara apapun tanpa ijin

(3)

DAFTAR ISI

halaman

HALAMAN JUDUL ... ... i

SAMBUTAN KETUA PANITIA ... . iii

SAMBUTAN KETUA PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FT UAJY ... v

SAMBUTAN SEKJEN BMPTTSSI ... . vii

DAFTAR ISI ... ... ix

KEYNOTE SPEAKER

PERKEMBANGAN TERKINI DALAM PEMBIAYAAN INFRASTRUKTUR YANG MELIBATKAN PARTISIPASI BADAN USAHA ... . 1

Andreas Wibowo INFRASTRUCTURE FOR RESILIENT AND SUSTAINABLE GLOBAL CITY: SINGAPORE EXPERIENCE ... .. 11

Johannes Widodo

Topik: MANAJEMEN KONSTRUKSI

024

FAKTOR PENYEBAB DAN DAMPAK REWORK PADA KONTRUKSI GEDUNG: PENDEKATAN KAJIAN LITERATUR ... ... 15

Fahadila F. Remi, Yohanes L. D. Adianto dan Andreas Wibowo

025

PERANCANGAN OPERASI KONSTRUKSI PADA PROYEK JALAN LAYANG DENGAN SIMULASI ... ... 23

Wahana Adhi Wibowo, Aulia Rahmi Halida dan Muhamad Abduh 036 PENGENDALIAN BIAYA MENGGUNAKAN METODE NILAI HASIL PELAKSANAAN PROYEK (KASUS: PEMBANGUNAN PABRIK KELAPA SAWIT) ... 31

Robintang Tua Simarmata dan Mardiaman 039 RANCANGAN PENGEMBANGAN MODEL PENILAIAN ELEMEN DALAM MANAJEMEN PENGELOLAAN JEMBATAN ... . 41

Paksi Aan Syuryadi 042 PERANAN PENGGUNA JASA DALAM PENERAPAN KONSEP KONSTRUKSI HIJAU DI KOTA BANDA ACEH SEBAGAI KOTA HIJAU ... . 51

Buraida 044 MEKANISME KEBIJAKAN STANDARD KETAHANAN GEMPA BARU PADA BANGUNAN PUBLIK ... ... 57

Himawan Indarto dan Ferry Hermawan 057 PENERAPAN EARNED VALUE PADA APLIKASI MICROSOFT PROJECT SEBAGAI PENGENDALI PROYEK (STUDI KASUS PADA PROYEK DI KOTA MEDAN) ... 65

Putri Lynna A. Luthan dan Nathanael Sitanggang

(4)

x

060

PENERAPAN VALUE ENGINEERING PADA PROYEK KONSTRUKSI DI INDONESIA ... 75

Dhani Wardhana

062

PENERAPAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI KE DALAM SISTEM

INFORMASI MANAJEMEN PROYEK KONSTRUKSI ... 85

Diki Heryadi

075

PERBANDINGAN EFEKTIFITAS PROYEK KONSTRUKSI KONTRAKTUAL DENGAN PROYEK KONSTRUKSI BERBASIS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI KABUPATEN PAMEKASAN

MADURA ... 95

Dedy Asmaroni dan Rize Ikhwan Muttaqin

082

TAKSONOMI KEWIRAUSAHAAN KORPORAT PADA BISNIS KONSTRUKSI ... 105

Harijanto Setiawan

101

KAJIAN AWAL PENYUSUNAN INSTRUMEN PENILAI JALAN HIJAU DI INDONESIA ... 115

Wulfram I. Ervianto 104

TINGKAT RISIKO FAKTOR TENAGA KERJA, MATERIAL DAN PERALATAN PADA

PROYEK KONSTRUKSI DI PROVINSI ACEH ... 121

Saiful Husin, Abdullah, Medyan Riza, Moch. Afifuddin dan Putri Zalbania

105

RISIKO EKSTERNAL PADA PELAKSANA PROYEK KONSTRUKSI DI PROVINSI ACEH ... 131

Mubarak, Saiful Husin dan Syarafina

111

KOMPARASI RISIKO BIAYA PADA PELAKSANA JASA KONSTRUKSI DALAM TIGA

PERIODE DI PROVINSI ACEH ... 139

Fachrurrazi, Febriyanti Maulina, Muhammad Jamil dan Husna Amalia

112

RISIKO PROYEK KONSTRUKSI YANG BERSUMBER DARI FAKTOR KONTRAK DAN

PERENCANAAN DI PROVINSI ACEH ... 149

Nurisra, Mahmuddin, Nurul Malahayati dan Intan Sari

113

IDENTIFIKASI TERJADINYA RISIKO KETERLAMBATAN PELAKSANAAN PADA PROYEK

KONSTRUKSI DI PROVINSI ACEH ... 159

Tripoli, Alfa Taras Bulba, Fachrurrazi dan Cut Annisa Widyasari Mastura

117

ANALISIS RISIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) MENGGUNAKAN

METODE HIRADC PADA PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG ... 169

Subrata Aditama dan Rudi Waluyo

130

FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA KLAIM PADA INDUSTRI KONSTRUKSI DI BALI ... 179

(5)

xi

131

FAKTOR YANG MENDORONG PENGADAAN INFRASTRUKTUR JALAN YANG EFISIEN

DAN EFEKTIF ... 185

Anak Agung Diah Parami Dewi dan I Putu Ari Sanjaya

139

MODEL ESTIMASI BIAYA KONSTRUKSI JALAN BETON ... 191

Fajar Sri Handayani

140

KAJIAN PENERAPAN SUSTAINABLE PUBLIC PROCUREMENT DI BALI ... 197

I Gusti Agung Adnyana Putera

146

IDENTIFIKASI FAKTOR DOMINAN PENENTUAN SUPPLIER BETON READY MIX PADA PEKERJAAN PONDASI BANGUNAN TINGGI ... 205

Dewi Rintawati, Bambang E. Yuwono dan Ario Trihantoro

149

OPTIMASI BIAYA DALAM RANCANGAN RUMAH TINGGAL YANG EKOLOGIS ... 215

Syahreza Alvan dan Irma N. Nasution

154

IDENTIFIKASI TINGKAT KERUSAKAN BANGUNAN SEBAGAI BAGIAN DARI

PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN GEDUNG SEKOLAH ... 223

Dewi Yustiarini

158

ANALISIS KOMPARASI PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA BERDASARKAN DATA

LAPANGAN DAN SNI PADA PEKERJAAN BANGUNAN AIR DI KABUPATEN KUNINGAN ... 229

Dikdik NS dan Anton Soekiman

160

STUDI KOMPARATIF ANTARA PELELANGAN PEKERJAAN KONSTRUKSI SECARA SISTEM KONVENSIONAL DAN PELELANGAN PEKERJAAN KONSTRUKSI

SECARA SISTEM E-PROCUREMENT ... 239

Hermansyah

169

KECENDERUNGAN PREFERENSI BUDAYA ORGANISASI LULUSAN TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA ... 249

Peter F. Kaming

179

KAJIAN IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2008 PADA PERUSAHAAN

JASA KONSTRUKSI ... 257

Henny Yunita dan Yohanes L. D. Adianto

180

EFEKTIVITAS METODE NILAI-HASIL UNTUK PENGENDALIAN PROYEK KONSTRUKSI ... 265

Cicillia R. Mahendraswari dan Koesmargono

197

PENENTUAN PRIORITAS PEMELIHARAAN BANGUNAN GEDUNG PUSKESMAS DI

KABUPATEN SUKOHARJO ... 275

(6)

ISBN: 978-602-60286-0-0 ISBN: 978-602-60286-0-0 185

Konferensi Nasional Teknik Sipil 10

Universitas Atma Jaya Yogyakarta, 26-27 Oktober 2016

FAKTOR YANG MENDORONG PENGADAAN INFRASTRUKTUR JALAN

YANG EFISIEN DAN EFEKTIF

Anak Agung Diah Parami Dewi1 dan I Putu Ari Sanjaya2

1Jurusan Teknik Sipil, Universitas Udayana, Jl. Kampus Bukit Jimbaran, Badung Bali

Email: anakagungdewi@yahoo.com

2

Jurusan Teknik Sipil, Universitas Udayana, Jl. Kampus Bukit Jimbaran, Badung Bali Email: arisanjayaputu@yahoo.com

ABSTRAK

Jalan merupakan insrastruktur yang sangat penting yang menunjang perekonomian suatu daerah. Pentingnya peranan jalan memberikan implikasi untuk pemerintah dalam penyelenggaraan infrastruktur jalan yang berkualitas. Salah satu aspek dari upaya pemerintah untuk mewujudkan penyelenggaraan infrastruktur jalan yang berkualitas adalah proses pengadan. Selama ini pengadaan proyek pemeliharaan menggunakan metode konvensional. Meskipun pengadaan proyek infrastruktur jalan ini didasarkan pada kontraktor yang bekerja dengan efektif, namun terdapat alternative pengadaan dengan metode terintegrasi yang dapat mendukung proses pengadaan yang efektf dan efisien. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan proses pengadaan dengan metode konvesional dan terintegrasi dan mengidentifikasi faktor yang mendorong kesuksesan pengadaan proyek jalan yang efektif dan efisisen. Survey kusioner Delphi dilakukan kepada responden untuk mendapatkan data mengenai faktor yang mendukung proses pengadaan yang efektif dan efisien. Analisis data menunjukkan bahwa kendala dalam menerapkan metode terintegrasi yang merupakan metode efektif dan efisien adalah aturan, kompentensi dari stakeholder, dan adaptasi terhadap metode baru. Kendala- kenadal ini kemudian dapat diatasi dengan penetapan aturan yang jelas, training untuk meningkatkan sumber daya manusia, dan sosialisasi dari pemerintah.

Kata kunci: pengadaan, efektif, efisien , kendala dan faktor sukses

1. PENDAHULUAN

Menurut Undang Undang Jalan Nomor 38 tahun 2004, Infrastruktur jalan merupakan bagian dari prasarana transportasi yang berperan penting dalam perekonomian, social budaya, politik, lingkungan hidup dan pertahan dan keamanan. Jalan berdasarkan undang-undang tersebut dapat dibagi menjadi jalan nasional, jalan provinsi dan jalan kabupaten. Oleh karena itu berdasarkan penggolongan jalan tersebut pemerintah pusat dan pemerintah daerah berwenang dalam penyelenggaraan jalan.

Pengadaan infrastruktur jalan tentu juga merupakan wewenang pemerintah. Saat ini pengadaan di Indonesia proyek infrastruktur jalan masih menggunakan metode tradisional. Meskipun pengadaan dengan metode ini dikatakan adil bagi para kontraktor, pengadaan metode ini dirasakan kurang efektif dan efisien. Beberapa alternative metode pengadaan menawarkan keuntungan bagi pemerintah sebagai penyelenggara jalan. Metode terintegrasi merupakan alternative dari metode pengadaan yang dapat mengatasi kekurangan metode tradisional.

Sebuah penelitian menyimpulkan bahwa metode terintegrasi lebih pupuler dari metode yang lain seperti konvensional yang sebelumnya dinyatakan merupakan metode yang paling umum dilaksakan. Demikian juga metode ini semakin sering digunakan secara luas lebih dari sepuluh tahun belakangan ini ( Park et al, 2009). Keuntungan dari metode konvensional/Design Bid Build ini adalah partisipasi lebih awal dari kontraktor dalam perencanaan dapat mengakibatkan efisiensi waktu dan biaya , komunikasi yang lebih terjaga, sehingga proyek dapat diselesaikan lebih awal dan dengan biaya lebih sedikit dan mutu yang terjamin

Untuk di Indonesia sendiri proyek pengadaan dengan metode terintegrasi sebenarnya sudah ada di dalam Undang- undang nomor 18 tahun 1999 tentang industri jasa konstruksi. Dalam pasal 16 dikatakan bahwa jasa disain, konstruksi dan pengawasan dapat dilakukan secara terintegrasi. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum no 19 tahun 2015 juga menjelaskan mengenai standar dan pedoman pengadaan pekerjaan konstruksi terintegrasi. Saat ini proyek infrastruktur jalan masih menggunakan metode tradisional dimana metode ini mempunyai beberapa kelemahan. Proyek bangunan khususnya proyek untuk kepentingan umum yang merupakan milik pemerintah juga menggunakan metode ini. Kenyataannya, proyek yang bersifat non profit ini tentu akan lebih mempunyai nilai dan bermanfaat jika

(7)

ISBN: 978-602-60286-0-0 ISBN: 978-602-60286-0-0 185

186 186

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kendala-kendala dalam pengadaan yang efektif dan efisien dan faktor yang dapat mendorong pengadaan yang efektif dan efisien. Dimulai dari konsep pengadaan tradisional dan terintegrasi dan kemudian dilajutkan dengan kendala diimplemetasikannya alternative pengadaan yang lebih efisien dan efektif dan terakhir dengan faktor yang dapat mendorongpengadaan yang efektif dan efisien.

2. METODE PENGADAAN PROYEK

Metode Pengadaan Tradisional

Metode tradisional atau sering disebut dengan design bid build adalah suatu metode pengadaan dimana pemerintah sebagai pihak yang berwenang melaksanakan kontrak terpisah antara perencanaan dan pelaksanaan. Dalam metode ini pengadaan proyek dimenangkan oleh penawar dengan hrga penawaran terendah. Metode ini merupakan metode standar yang digunakan dalam pengadaan proyek infrastruktur jalan. Setelah proyek dimenangkan maka pemerintah yang bertanggung jawab dalam pengoperasian dan pemeliharaan proyek infrastruktur jalan ini. Dalam hal ini pemerintah sebagai pemilik dan yang berwenang mempunyai tanggung jawab financial dalam segala aspek dalam proyek infrastruktur jalan ini.

Metode ini menurut Rahadian memberikan alas an untuk dilaksanakan yaitu system yang lebih adil bagi kontraktor yang mengikuti tender pengadaan, langsung bertanggung jawab kepada pemerintah sebagai pemilik proyek, aturan pelaksanaaan pengadaan yang sudah jelas dan sudah ditetapkan,mekanisme jaminan yang sudah jelas dan tidak adanya hambatan dari aspek hukum. Meskipun demikian metode pengadaan tradisional ini mempunya batasan- batasan seperti mmebutuhkan waktu yang lebih lama karena sebelumnya ada tahap perencanaan yang juga perlu dilakukan tender, biaya lebih tinggi karena terpisahnya kontrak perencanaan dan pelaksanaan, kualitas yang kurang memuaskan, tidak adanya masukan dari kontraktor dalam hal perencanaan proyek dalam hal metode pelaksanaan dan spesifikasi, menyebabkan konflik antara perencana dan pelaksana. Hal ini menyebabkan metode tradisional mempunyai kelemahan dibandingkan dengan alternative metode pengadaan supaya mseperti metode terintegrasi.

Metode Pengadaan Terintegrasi

Saat ini metode pengadaan terintegrasi banyak diterapkan di negara-negara lain seperti Amerika Serikat, Inggris, Korea, Singapura, Malaysia, Hong Kong dan Kuwait. Pengadaan terintegrasi adalah pengadaan dimana tahap perencanaan dan pelaksanaan berada dibawah satu kontrak. Jadi dapat dikatakan pemilik mempunyai kontrak dengan satu badan usaha atau kontraktor untuk merencanakan dan melaksanakan proyek infrstruktur jalan Sehingga satu perusahaan tersebut bertanggung jawab atas perencanaan dan pelaksanaan proyek. Bisa dikatakan juga pengadaan terintegrasi adalah pengadaan suatu proyek konstruksi dari sebuah kontraktor yang bertanggung jawab atas perencanaan dan pelaksanaan dari suatu proyek.

Alternatif metode terintegrasi seperti Design Build atau DB ini bervariasi bentuknya seperti Novated Design Build,

Package Deals, Develop-and-Construction, Novation DB, Enhanced DB, Traditional DB, Turnkey, DB with warranty, DBOM, DBFO, BOT, Full delivery method (Xia, 2011; FHWA, 2006).

Keuntungan menggunakan pengadaan dengan metode terintegrasi adalah waktu pelaksanaan proyek yang lebih singkat dikarenakan pengadaan dilakukan secara simultan untuk tahap perencanaan dan pelaksanaan (USDOT Federal Highway Administration 2006). Metode ini juga memmungkinkan untuk melakukan fast track yaitu memberikan kesempatan melakukan overlapping tahap perencanaan dan pelaksanaan (Abi-Karam 2002; Gibson 2007). Constructability atau kesempatan memberikan pengetahuan yang optimum di bidang konstruksi juga berperan penting dalam metode ini yang menyebabkan waktu yang diperlukan metode ini lebih singkat (Gibson 2007; AASHTO 2008).

Kedua, biaya yang lebih murah (AASHTO 2008). Hal ini disebabkan karena pihak perencana dan pelaksana dalam satu tim. Kolaborasi antara perencana dan pelaksana dapat menurangi biaya saat proses tender, sehingga biaya bisa dukurangi (Parvin 2011). Biaya yang lebih rendah juga bisa disebabkan karena diterapkannya constructability dalam metode ini. Pihak kontraktor diberikan keleluasaan untuk menggunakan metode yang inovatif (Chan 2000). Ketiga keuntungan dari aspek mutu. Menurut USDOT FHWA 2008 metode terintegrasi menghasilkan kualitas proyek yang lebih baik karena pemenang tender tidak didasarkan oleh lowest price, tapi berdasarkan metode best value. Diterapkannnya constructability juga memberikan kontribusi kepada kualitas proyek. Keuntungan yang keempat adalah manajemen pelaksana proyek yang lebih baik karena kontraktor mempunyai satu tanggung jawab (Seng and Yousuf 2006). Metode terintegrasi juga memberikan kesempatan divisi perencana dan pelaksana duduk bersama dan berdiskusi tentang proyek yang sedang ditangani, sehingga kemungkinan untuk terjadinya konflik sangat kecil.

(8)

187 187

ISBN: 978-602-60286-0-0 ISBN: 978-602-60286-0-0

Jadi sudah sangat jelas bahwa sebenarnya metode terintegrasi mempunyai kelebihan dibandingkan dengan metode tradisional. Sehingga dapat dikatakan metode terintegrasi lebih efektif dan efisien dalam pengadaan proyek infrastruktur jalan.

3. KENDALA DALAM PENERAPAN METODE TERINTEGRASI

Meskipun metode ini mempunyai manfaat dan keuntungan yang potensial, akan tetapi terdapat juga kendala dalam menerapkan metode ini yaitu:

Aturan

Sebelum menerapkan metode ini, pemilik proyek dalam hal ini pemerintah harus mengacu pada peraturan yang ada. Meskipun sudah diatur dalam undang undang penjelasan yang detail mengenai pengimplementasian metode terintegrasi harus jelas dan tidak rancu. Sehingga harus ada peraturan yang disesuaikan untuk penerapan metode terintegrasi ini (Soemardi & Pribadi,2010).

Kapabilitas pemilik proyek

Dalam penerapan metode terintegrasi, diperlukan kompetensi, pengalaman pengetahuan, pemahaman, dan keahlian dari pemlik proyek. Metode ini belum pernah diterapkan di proyek peemrintah sehingga kompetensi, pengalamna dan skill dari pemilik proyek masih minim. Tentu saja sedikitnya pengalaman dari pemilik proyek dapat menjadi hambatan bagi suksesnya penerapan metode terintegrasi ini ( Migliacio et al. 2009).

Kapabilitas stakeholder

Stakeholder merupakan orang atau organisasi maupun institusi yang terlibat dalam terlibat dalam proyek seperti konsultan, kontraktor, dan pihak lain yang terlibat dalam proyek konstruksi. Minimnya pengetahuan, pemahaman dan keahlian para stakeholder ini juga dapat menghambat kesuksesan penerapan metode pengadaan yang efektif dan efisien ini.

Adaptasi dari metode ini

Biasanya adaptasi terhadap suatu metode yang baru sangatlah susah. Demikian juga terhadap metode pengadaan proyek konstruksi yang selama ini belum pernah dilakukan. Para stakeholder merasa enggan untuk menerapakan metode yang baru karena kecemasan tidak berhasilnya penerapan metode yang baru. Sehingga adaptasi terhadap penerapan metode yang baru merupakan kendala dalam kesuksesan metode pengadaan secara teritegrasi.

4. PENGUMPULAN DATA

Adapun lokasi dalam penelitian ini adalah di Provinsi Bali. Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk pengumpulan data. Pengumpulan data dilakukan dengan survai kuisioner dengan teknik Delphi. Teknik Delphi adalah teknik penyebaran kuisioner lebih dari satu kali sampai mencapai konsensus atau kesepakatan dari para responden.

Isi kuisioner dibangun dari variabel-variabel yang didapat dari kajian pustaka yang dilakukan sebelumnya. Kuisioner dengan teknik Delphi ini disebarkan kepada 15 sampai 30 ekspert yang mempunyai keahlian dalam bidangnya. Kriteria untuk layak dijadikan responden dalam penelitian ini adalah:

1. Expert yang mempunyai wewenang dalam mengambil keputusan dalam institusi atau expert yang berkecimpung dalam organisasinya yang berhubungan dengan metode terintegrasi

2. Expert yang terlibat dalam bidang pengadaan

3. Praktisi atau stakeholder yang mempunyai pengetahuan yang luas di bidang metode terintegrasi 4. Akademisi dari universitas yang mempunyai keahlian di metode terintegrasi

5. ANALISIS DATA

Data yang diperoleh dari hasil survai Delphi selanjutnya ditabulasikan dan kemudian diolah sebagai berikut: 1. Menghitung nilai modus dari masing masing pertanyaan untuk hasil survai Delphi putaran pertama 2. Menghitung frekwensi dari hasil survai Delphi yang kedua

Setelah selesai mengolah data hasil survai Delphi kedua didapatkan konsensus atau kesepakatan mengenai kendala metode pengadaan terintegrasi.

(9)

188 188 ISBN: 978-602-60286-0-0 ISBN: 978-602-60286-0-0 4.65 5 5 0.933 Tinggi 1 3 4 6 1 1 4 8

6. KENDALA DALAM PENERAPAN METODE TERINTEGRASI

Delphi Putaran Pertama

Survei putaran pertama ini ditujukan untuk mencari opini para expert mengenai kendala dalam penerapan metode terintegrasi.

Adapun hasilnya dapat dilihat dalam tabel selanjutnya.

Tabel 1 .Kendala Metode Terintegrasi dari Aspek Regulasi

No. Kendala Mean Median Mode SD Rating Regulasi

Kurangnya aturan detail mengenai

karakteristik proyek DB 4.7 5 5 0.923 2 Kurangnya aturan detail mengenai

proses tender

Kurangnya aturan detail mengenai

pengaturan kontrak 4.65 5 5 1.089 Kurangnnya pendekatan manajemen

risiko 4.4 5 5 1.188 Tabel 2.Kendala Metode Terintegrasi dari Aspek Kapabilitas Klien

No Kendala Mean Median Mode SD Rating Kapabilitas Klien

1 Kurangnya pengalaman 4.95 5 5 1.099

2 Kurangnya keahlian 4.85 5 5 1.089

3 Kurangnya pengetahuan 4.8 5 5 1.005

4 Kurangnya pemahaman dari staf 4.7 5 5 0.923 Tinggi

5 Kurangnya jumlah staf yang mampu 4.65 5 5 0.587

Kurangnya usaha untuk

mengimplementasikan DB 4.65 5 5 0.933 Tabel 3.Kendala Metode Terintegrasi dari Aspek Kapabilitas Stakeholder lain

No. Kendala Mean Median Mode SD Rating Kapabilitas Stakeholder lain

Sedikit jumlah stakeholder yang

berpengalaman dan terampil 4.8 5 5 1.005 2 Kurang expert DB 4.65 5 5 0.933

3 Kurangnya kapabilitas dalam

Tinggi merencanakan proyek DB 4.65 5 5 0.988

Tabel 4. Kendala Metode Terintegrasi dari Aspek Adaptasi

No. Kendala Mean Median Mode SD Rating Adaptasi

Klien lebih memilih metode

tradisional 4.8 5 5 1.005 2 Kurangnya dukungan untuk DB 4.7 5 5 0.979 3 Resisten mengadopsi metode baru 4.7 5 5 1.129

Klien tidak percaya diri mengelola

proyek DB 4.5 5 5 1.000 5 Klien tidak sadar akan keuntungan DB 4.4 5 5 0.940 6 Kurang perhatian dari klien 4.4 5 5 1.046

Tinggi

7 Klien cemas terhadap metode baru 4.4 5 5 1.046 Klien terbatas pengetahuannya untuk

(10)

189 189

ISBN: 978-602-60286-0-0 ISBN: 978-602-60286-0-0

Kurangnya aturan detail mengenai karakteristik proyek DB

94.4 0 0.236

High

Kurangnya aturan detail mengenai proses tender

94.4 0 0.236

Kurangnya aturan detail mengenai pengaturan kontrak

94.4 0 0.236

Kurangnnya pendekatan manajemen risiko 100 0 0

Tabel 1 samapai dengan Tabel 4 menunjukkan bahwa kendala dari penerapan metode terintegrasi adalah sangat tinggi baik dari aspek regulasi, kapabilitas klien dan partai lain yang terlibat dan aspek adaptasi, dimana hal tersebut ditunjukkan dengan nilai median dan modus sebesar 5.

Delphi Putaran Kedua

Survey Delphi putaran kedua, ditujukan agar para responden mempertimbangkan kembali opini mereka mengenai kendala dalam menerapkan metode terintegrasi. Adapun hasil dari putaran kedua ini adalah sebagai berikut

Tabel 5 Kendala Metode Terintegrasi dari Aspek Regulasi

No. Rating Kendala % IQD SD Regulasi

1 2

3 4

Tabel 6 .Kendala Metode Terintegrasi dari Aspek Kapabilitas Klien

No. Rating Kendala % IQD SD Kapabilitas Klien

1 Kurangnya pengalaman 88.9 0 0.323

2 Kurangnya keahlian 94.4 0 0.236

3 Kurangnya pengetahuan 88.9 0 0.323

4 High Kurangnya usaha untuk mengimplementasikan DB

94.4 0 0.236

5 Kurangnya pemahaman dari staf 83.3 0 0.383

6 Kurangnya jumlah staf yang mampu 94.4 0 0.236

Tabel 7 .Kendala Metode Terintegrasi dari Aspek Kapabilitas stakeholder lain

No. Rating Kendala % IQD SD Kapabilitas stakeholder lain

1 Sedikit jumlah stakeholder yang 77.8 0.25 0.428

berpengalaman dan terampil

2 High Kurang expert DB 83.3 0 0.383

3 Kurangnya kapabilitas dalam merencanakan 77.8 0.25 0.428 proyek DB

Tabel 8 .Kendala Metode Terintegrasi dari Aspek Regulasi

No. Rating Kendala % IQD SD Adaptasi

1 Klien lebih memilih metode tradisional 83.3 0 0.383

2 Kurangnya dukungan untuk DB 77.8 0.25 0.428

3 Resisten mengadopsi metode baru 94.4 0 0.236

4 High Klien tidak percaya diri mengelola proyek DB 83.3 0 0.383

5 Klien tidak sadar akan keuntungan DB 83.3 0 0.383

6 Kurang perhatian dari klien 88.9 0 0.323

7 Klien cemas terhadap metode baru 88.9 0 0.323

8

Medi um Klien terbatas pengetahuannya untuk metode 94.4 0 0.236 tradisional

(11)

190 190

ISBN: 978-602-60286-0-0 ISBN: 978-602-60286-0-0

Tabel 5 sampai 8 menunjukkan bahwa para expert mencapai kesepakatan bahwa kendala dalam menerapkan metode terintegrasi adalah dari aspek regulasi, kapabilitas klien dan partai lain yang terlibat serta adaptasi. Hal ini

(12)

191 191

ISBN: 978-602-60286-0-0 ISBN: 978-602-60286-0-0

7. FAKTOR SUKSES PENERAPAN METODE TERINTEGRASI

Setelah didapat kendala kendala dalam menerapkan metode terintegrasi maka perlu dicari faktor faktor sukses dalam menerapkan metode ini. Kendala dalam menerapkan metode terintegrasi berdasarkan hasil analisis adalah:

1. Regulasi 2. Kapabilitas klien

3. Kapabilitas stakeholder atau partai lain yang terlibat 4. Adaptasi

Faktor sukses dalam menerapkan metode terintegrasi ini tentunya nanti diharapkan bisa mengatasi kendala dalam penerapan metode ini.

Adapun faktor sukses dalam penerapan metode ini dapat dikatagorikan sebagai berikut:

1. Regulasi, dimana perlunya aturan yang detail dan penyesuaian aturan yang ada dalam menerapkan metode ini seperti aturan mengenai karakteristik proyek, metode kontrak dan procurementnya, bagaimana risikonya. 2. Kapabilitas Klien dan Partai lain perlu ditingkatkan, seperti adanya training, workshop, seminar mengenai

metode ini dan perlunya pilot project.

3. Adaptasi, yaitu perlunya dukungan sosialisasi dari pemerintah dan stakeholder lain mengenai keuntungan dari metode ini.

8. KESIMPULAN

Untuk bisa diterapkannya metode pengadaan yang efektif dan efisen, maka metode pengadaan secara terintegrasi dapat menjadi pilihan. Tetapi metode pengadaan ini masih terkendala dalam pelaksanaannya. Adapun yang menjadi kendala adalah aturan, kompetensi dari pemilik dan stakeholder lainnya serta adaptasi terhadap metode baru. Untuk mengatasi kendala ini maka faktor yang dapat mendorong mpelaksaannya adalah penetapan aturan yang jelas, training dan sosialisasi dari pemerintah akan manfaat dari metode ini

DAFTAR PUSTAKA

AASHTO (2008). Guide For Design-Build Procurement Washington, American Association of State Highway and Transportation Officials. AASHTO, Washington.

Abi-Karam, T. (2002). “Risk Management in Design/Build”. First International Conference on Construction in the 21st Century: Challenges and Opportunities in Management and Technology, Miami, Florida, USA.

Chan, A. P. C. (2000). "Evaluation of enhanced design and build system – a case study of a hospital project." Construction Management and Economics 18(7): 863 - 871.

Federal Highway Administration (1999). Innovative Contracting Pratices: Special Experimental Projects, no 14: 6- 18.FHWA, Washington

Federal Highway Administration. (2006). Design and Effectiveness Study.FHWA, Washington.

Gibson, G. E., et al. (2007). Key Implementation Issues and Lessons Learned with Design-Build Projects.AASHTO, Washington.

Migliaccio, G. C., et al. (2009). "Procurement of Design-Build Services: Two-Phase Selection for Highway Projects." Journal of Management in Engineering 25(1): 29-39.

Park, M., et al. (2009). "Strategies for Design-Build in Korea Using System Dynamics Modeling." Journal of Construction Engineering and Management 135(11): 1125-1137

Parvin, C. M.. (2011). Design-Build Transportation Contracts. Dalas, Texas.

Pemerintah Republik Indonesia. (2004). “Undang Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2004 Tentang Jalan”.

Pemerintah Republik Indonesia. (1999). “Undang Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 1999 Tentang Industri Jasa Konstruksi”.

Seng, N. W. and A. M. Yosuf (2006). The Success Factors of Design Build Procurement Method: A Literature Visit. 6th Asia Pasific Structural Engineering and Construction Conference Kuala Lumpur Malaysia.

Soemardi, B. and K. S. Pribadi (2010). The Role Of Central Local Agencies in Indonesia's Road Project Delivery System. 5th Civil Engineering Conference in the Asian Region and Australasian Structural Engineering Conference 2010, The. Sydney, N.S.W.: Engineers Australia, 2010: [1288]-[1294]

Xia, B., et al. (2011). "Developing a Fuzzy Multicriteria Decision-Making Model for Selecting Design-Build Operational Variations." Journal of Construction Engineering and Management 137(12): 1176-1184

Gambar

Tabel  1 .Kendala Metode Terintegrasi dari Aspek Regulasi
Tabel 7 .Kendala Metode Terintegrasi dari Aspek Kapabilitas stakeholder lain

Referensi

Dokumen terkait

Golongan pertama menginginkan bahwa ilmu harus bersifat netral terhadap nilai- nilai baik itu secara ontologis maupun aksiologis.Dalam hal ini tugas ilmuwan adalah

Penelitian tentang penentuan dosis gula merah dan tepung ketan dalam pembuatan dodol dari kulit pisang terhadap selera konsumen ini memerlukan bahan-bahan yang

baik dengan system substitusi antara 5-75% dan bahkan ada produk pangan olahan berbahan terigu seluruhnya dapat diganti dengan mocaf, dengan variasi jumlah tepung

a. Dengan terlaksananya akreditasi sekolah khususnya pada tingkat SMA/MA di Propinsi Jawa Barat diperoleh data bahwa dari 318 sekolah yang diakreditasi yang

Dari hasil pengujian pada isyarat sensor accelerometer dan sensor gyroscope dengan berbagai perubahan waktu cuplik, disimpulkan bahwa mengecilnya waktu cuplik

Kurangay masyarakat berpartisipasi dalam mengembangkan pariwisata di Kabupaten Sukoharjo yang ditandai dengan sikap masyarakat yang selalu menunggu bantuna dari

Menunjukkan bahwa nilai parameter dalam bentuk ketidakpastian (nilai dalam bentuk range) dan jumlah parameter meningkat sehingga model yang dihasilkan berupa luasan

Tahunan / Annual Period of financial statements submissions Tanggal awal periode berjalan January 01, 2015 Current period start date Tanggal akhir periode berjalan December 31,