ISBN: 978-602-60286-0-0
Konferensi Nasional Teknik Sipil 10
Menuju Masyarakat Industri Konstruksi
Berdaya Saing Tinggi
dan Pembangunan Infrastruktur Berkelanjutan
Editor : Harijanto
Setiawan Ferianto
Raharjo
Siswadi
Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Konferensi Nasional Teknik Sipil 10
Menuju Masyarakat Industri Konstruksi
Berdaya Saing Tinggi
dan Pembangunan Infrastruktur Berkelanjutan
ISBN : 978-602-60286-0-0
Editor :
Harijanto Setiawan Ferianto Raharjo Siswadi
Desain sampul dan Tata letak
GKM Print
Penerbit
Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Redaksi :
Jl. Babarsari No. 44 Yogyakarta 55281
Telp : 0274 - 487711 ext: 2162 email : tsipil@mail.uajy.ac.id
Cetakan pertama, Oktober 2016
Hak cipta dilindungi undang - undang
Dilarang memperbanyak karya tulis ini dalam bentuk dan dengan cara apapun tanpa ijin
DAFTAR ISI
halaman
HALAMAN JUDUL ... ... i
SAMBUTAN KETUA PANITIA ... . iii
SAMBUTAN KETUA PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FT UAJY ... v
SAMBUTAN SEKJEN BMPTTSSI ... . vii
DAFTAR ISI ... ... ix
KEYNOTE SPEAKER
PERKEMBANGAN TERKINI DALAM PEMBIAYAAN INFRASTRUKTUR YANG MELIBATKAN PARTISIPASI BADAN USAHA ... . 1Andreas Wibowo INFRASTRUCTURE FOR RESILIENT AND SUSTAINABLE GLOBAL CITY: SINGAPORE EXPERIENCE ... .. 11
Johannes Widodo
Topik: MANAJEMEN KONSTRUKSI
024
FAKTOR PENYEBAB DAN DAMPAK REWORK PADA KONTRUKSI GEDUNG: PENDEKATAN KAJIAN LITERATUR ... ... 15Fahadila F. Remi, Yohanes L. D. Adianto dan Andreas Wibowo
025
PERANCANGAN OPERASI KONSTRUKSI PADA PROYEK JALAN LAYANG DENGAN SIMULASI ... ... 23Wahana Adhi Wibowo, Aulia Rahmi Halida dan Muhamad Abduh 036 PENGENDALIAN BIAYA MENGGUNAKAN METODE NILAI HASIL PELAKSANAAN PROYEK (KASUS: PEMBANGUNAN PABRIK KELAPA SAWIT) ... 31
Robintang Tua Simarmata dan Mardiaman 039 RANCANGAN PENGEMBANGAN MODEL PENILAIAN ELEMEN DALAM MANAJEMEN PENGELOLAAN JEMBATAN ... . 41
Paksi Aan Syuryadi 042 PERANAN PENGGUNA JASA DALAM PENERAPAN KONSEP KONSTRUKSI HIJAU DI KOTA BANDA ACEH SEBAGAI KOTA HIJAU ... . 51
Buraida 044 MEKANISME KEBIJAKAN STANDARD KETAHANAN GEMPA BARU PADA BANGUNAN PUBLIK ... ... 57
Himawan Indarto dan Ferry Hermawan 057 PENERAPAN EARNED VALUE PADA APLIKASI MICROSOFT PROJECT SEBAGAI PENGENDALI PROYEK (STUDI KASUS PADA PROYEK DI KOTA MEDAN) ... 65
Putri Lynna A. Luthan dan Nathanael Sitanggang
x
060
PENERAPAN VALUE ENGINEERING PADA PROYEK KONSTRUKSI DI INDONESIA ... 75
Dhani Wardhana
062
PENERAPAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI KE DALAM SISTEM
INFORMASI MANAJEMEN PROYEK KONSTRUKSI ... 85
Diki Heryadi
075
PERBANDINGAN EFEKTIFITAS PROYEK KONSTRUKSI KONTRAKTUAL DENGAN PROYEK KONSTRUKSI BERBASIS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI KABUPATEN PAMEKASAN
MADURA ... 95
Dedy Asmaroni dan Rize Ikhwan Muttaqin
082
TAKSONOMI KEWIRAUSAHAAN KORPORAT PADA BISNIS KONSTRUKSI ... 105
Harijanto Setiawan
101
KAJIAN AWAL PENYUSUNAN INSTRUMEN PENILAI JALAN HIJAU DI INDONESIA ... 115
Wulfram I. Ervianto 104
TINGKAT RISIKO FAKTOR TENAGA KERJA, MATERIAL DAN PERALATAN PADA
PROYEK KONSTRUKSI DI PROVINSI ACEH ... 121
Saiful Husin, Abdullah, Medyan Riza, Moch. Afifuddin dan Putri Zalbania
105
RISIKO EKSTERNAL PADA PELAKSANA PROYEK KONSTRUKSI DI PROVINSI ACEH ... 131
Mubarak, Saiful Husin dan Syarafina
111
KOMPARASI RISIKO BIAYA PADA PELAKSANA JASA KONSTRUKSI DALAM TIGA
PERIODE DI PROVINSI ACEH ... 139
Fachrurrazi, Febriyanti Maulina, Muhammad Jamil dan Husna Amalia
112
RISIKO PROYEK KONSTRUKSI YANG BERSUMBER DARI FAKTOR KONTRAK DAN
PERENCANAAN DI PROVINSI ACEH ... 149
Nurisra, Mahmuddin, Nurul Malahayati dan Intan Sari
113
IDENTIFIKASI TERJADINYA RISIKO KETERLAMBATAN PELAKSANAAN PADA PROYEK
KONSTRUKSI DI PROVINSI ACEH ... 159
Tripoli, Alfa Taras Bulba, Fachrurrazi dan Cut Annisa Widyasari Mastura
117
ANALISIS RISIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) MENGGUNAKAN
METODE HIRADC PADA PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG ... 169
Subrata Aditama dan Rudi Waluyo
130
FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA KLAIM PADA INDUSTRI KONSTRUKSI DI BALI ... 179
xi
131
FAKTOR YANG MENDORONG PENGADAAN INFRASTRUKTUR JALAN YANG EFISIEN
DAN EFEKTIF ... 185
Anak Agung Diah Parami Dewi dan I Putu Ari Sanjaya
139
MODEL ESTIMASI BIAYA KONSTRUKSI JALAN BETON ... 191
Fajar Sri Handayani
140
KAJIAN PENERAPAN SUSTAINABLE PUBLIC PROCUREMENT DI BALI ... 197
I Gusti Agung Adnyana Putera
146
IDENTIFIKASI FAKTOR DOMINAN PENENTUAN SUPPLIER BETON READY MIX PADA PEKERJAAN PONDASI BANGUNAN TINGGI ... 205
Dewi Rintawati, Bambang E. Yuwono dan Ario Trihantoro
149
OPTIMASI BIAYA DALAM RANCANGAN RUMAH TINGGAL YANG EKOLOGIS ... 215
Syahreza Alvan dan Irma N. Nasution
154
IDENTIFIKASI TINGKAT KERUSAKAN BANGUNAN SEBAGAI BAGIAN DARI
PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN GEDUNG SEKOLAH ... 223
Dewi Yustiarini
158
ANALISIS KOMPARASI PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA BERDASARKAN DATA
LAPANGAN DAN SNI PADA PEKERJAAN BANGUNAN AIR DI KABUPATEN KUNINGAN ... 229
Dikdik NS dan Anton Soekiman
160
STUDI KOMPARATIF ANTARA PELELANGAN PEKERJAAN KONSTRUKSI SECARA SISTEM KONVENSIONAL DAN PELELANGAN PEKERJAAN KONSTRUKSI
SECARA SISTEM E-PROCUREMENT ... 239
Hermansyah
169
KECENDERUNGAN PREFERENSI BUDAYA ORGANISASI LULUSAN TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA ... 249
Peter F. Kaming
179
KAJIAN IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2008 PADA PERUSAHAAN
JASA KONSTRUKSI ... 257
Henny Yunita dan Yohanes L. D. Adianto
180
EFEKTIVITAS METODE NILAI-HASIL UNTUK PENGENDALIAN PROYEK KONSTRUKSI ... 265
Cicillia R. Mahendraswari dan Koesmargono
197
PENENTUAN PRIORITAS PEMELIHARAAN BANGUNAN GEDUNG PUSKESMAS DI
KABUPATEN SUKOHARJO ... 275
ISBN: 978-602-60286-0-0 ISBN: 978-602-60286-0-0 185
Konferensi Nasional Teknik Sipil 10
Universitas Atma Jaya Yogyakarta, 26-27 Oktober 2016
FAKTOR YANG MENDORONG PENGADAAN INFRASTRUKTUR JALAN
YANG EFISIEN DAN EFEKTIF
Anak Agung Diah Parami Dewi1 dan I Putu Ari Sanjaya2
1Jurusan Teknik Sipil, Universitas Udayana, Jl. Kampus Bukit Jimbaran, Badung Bali
Email: anakagungdewi@yahoo.com
2
Jurusan Teknik Sipil, Universitas Udayana, Jl. Kampus Bukit Jimbaran, Badung Bali Email: arisanjayaputu@yahoo.com
ABSTRAK
Jalan merupakan insrastruktur yang sangat penting yang menunjang perekonomian suatu daerah. Pentingnya peranan jalan memberikan implikasi untuk pemerintah dalam penyelenggaraan infrastruktur jalan yang berkualitas. Salah satu aspek dari upaya pemerintah untuk mewujudkan penyelenggaraan infrastruktur jalan yang berkualitas adalah proses pengadan. Selama ini pengadaan proyek pemeliharaan menggunakan metode konvensional. Meskipun pengadaan proyek infrastruktur jalan ini didasarkan pada kontraktor yang bekerja dengan efektif, namun terdapat alternative pengadaan dengan metode terintegrasi yang dapat mendukung proses pengadaan yang efektf dan efisien. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan proses pengadaan dengan metode konvesional dan terintegrasi dan mengidentifikasi faktor yang mendorong kesuksesan pengadaan proyek jalan yang efektif dan efisisen. Survey kusioner Delphi dilakukan kepada responden untuk mendapatkan data mengenai faktor yang mendukung proses pengadaan yang efektif dan efisien. Analisis data menunjukkan bahwa kendala dalam menerapkan metode terintegrasi yang merupakan metode efektif dan efisien adalah aturan, kompentensi dari stakeholder, dan adaptasi terhadap metode baru. Kendala- kenadal ini kemudian dapat diatasi dengan penetapan aturan yang jelas, training untuk meningkatkan sumber daya manusia, dan sosialisasi dari pemerintah.
Kata kunci: pengadaan, efektif, efisien , kendala dan faktor sukses
1. PENDAHULUAN
Menurut Undang Undang Jalan Nomor 38 tahun 2004, Infrastruktur jalan merupakan bagian dari prasarana transportasi yang berperan penting dalam perekonomian, social budaya, politik, lingkungan hidup dan pertahan dan keamanan. Jalan berdasarkan undang-undang tersebut dapat dibagi menjadi jalan nasional, jalan provinsi dan jalan kabupaten. Oleh karena itu berdasarkan penggolongan jalan tersebut pemerintah pusat dan pemerintah daerah berwenang dalam penyelenggaraan jalan.
Pengadaan infrastruktur jalan tentu juga merupakan wewenang pemerintah. Saat ini pengadaan di Indonesia proyek infrastruktur jalan masih menggunakan metode tradisional. Meskipun pengadaan dengan metode ini dikatakan adil bagi para kontraktor, pengadaan metode ini dirasakan kurang efektif dan efisien. Beberapa alternative metode pengadaan menawarkan keuntungan bagi pemerintah sebagai penyelenggara jalan. Metode terintegrasi merupakan alternative dari metode pengadaan yang dapat mengatasi kekurangan metode tradisional.
Sebuah penelitian menyimpulkan bahwa metode terintegrasi lebih pupuler dari metode yang lain seperti konvensional yang sebelumnya dinyatakan merupakan metode yang paling umum dilaksakan. Demikian juga metode ini semakin sering digunakan secara luas lebih dari sepuluh tahun belakangan ini ( Park et al, 2009). Keuntungan dari metode konvensional/Design Bid Build ini adalah partisipasi lebih awal dari kontraktor dalam perencanaan dapat mengakibatkan efisiensi waktu dan biaya , komunikasi yang lebih terjaga, sehingga proyek dapat diselesaikan lebih awal dan dengan biaya lebih sedikit dan mutu yang terjamin
Untuk di Indonesia sendiri proyek pengadaan dengan metode terintegrasi sebenarnya sudah ada di dalam Undang- undang nomor 18 tahun 1999 tentang industri jasa konstruksi. Dalam pasal 16 dikatakan bahwa jasa disain, konstruksi dan pengawasan dapat dilakukan secara terintegrasi. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum no 19 tahun 2015 juga menjelaskan mengenai standar dan pedoman pengadaan pekerjaan konstruksi terintegrasi. Saat ini proyek infrastruktur jalan masih menggunakan metode tradisional dimana metode ini mempunyai beberapa kelemahan. Proyek bangunan khususnya proyek untuk kepentingan umum yang merupakan milik pemerintah juga menggunakan metode ini. Kenyataannya, proyek yang bersifat non profit ini tentu akan lebih mempunyai nilai dan bermanfaat jika
ISBN: 978-602-60286-0-0 ISBN: 978-602-60286-0-0 185
186 186
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kendala-kendala dalam pengadaan yang efektif dan efisien dan faktor yang dapat mendorong pengadaan yang efektif dan efisien. Dimulai dari konsep pengadaan tradisional dan terintegrasi dan kemudian dilajutkan dengan kendala diimplemetasikannya alternative pengadaan yang lebih efisien dan efektif dan terakhir dengan faktor yang dapat mendorongpengadaan yang efektif dan efisien.
2. METODE PENGADAAN PROYEK
Metode Pengadaan Tradisional
Metode tradisional atau sering disebut dengan design bid build adalah suatu metode pengadaan dimana pemerintah sebagai pihak yang berwenang melaksanakan kontrak terpisah antara perencanaan dan pelaksanaan. Dalam metode ini pengadaan proyek dimenangkan oleh penawar dengan hrga penawaran terendah. Metode ini merupakan metode standar yang digunakan dalam pengadaan proyek infrastruktur jalan. Setelah proyek dimenangkan maka pemerintah yang bertanggung jawab dalam pengoperasian dan pemeliharaan proyek infrastruktur jalan ini. Dalam hal ini pemerintah sebagai pemilik dan yang berwenang mempunyai tanggung jawab financial dalam segala aspek dalam proyek infrastruktur jalan ini.
Metode ini menurut Rahadian memberikan alas an untuk dilaksanakan yaitu system yang lebih adil bagi kontraktor yang mengikuti tender pengadaan, langsung bertanggung jawab kepada pemerintah sebagai pemilik proyek, aturan pelaksanaaan pengadaan yang sudah jelas dan sudah ditetapkan,mekanisme jaminan yang sudah jelas dan tidak adanya hambatan dari aspek hukum. Meskipun demikian metode pengadaan tradisional ini mempunya batasan- batasan seperti mmebutuhkan waktu yang lebih lama karena sebelumnya ada tahap perencanaan yang juga perlu dilakukan tender, biaya lebih tinggi karena terpisahnya kontrak perencanaan dan pelaksanaan, kualitas yang kurang memuaskan, tidak adanya masukan dari kontraktor dalam hal perencanaan proyek dalam hal metode pelaksanaan dan spesifikasi, menyebabkan konflik antara perencana dan pelaksana. Hal ini menyebabkan metode tradisional mempunyai kelemahan dibandingkan dengan alternative metode pengadaan supaya mseperti metode terintegrasi.
Metode Pengadaan Terintegrasi
Saat ini metode pengadaan terintegrasi banyak diterapkan di negara-negara lain seperti Amerika Serikat, Inggris, Korea, Singapura, Malaysia, Hong Kong dan Kuwait. Pengadaan terintegrasi adalah pengadaan dimana tahap perencanaan dan pelaksanaan berada dibawah satu kontrak. Jadi dapat dikatakan pemilik mempunyai kontrak dengan satu badan usaha atau kontraktor untuk merencanakan dan melaksanakan proyek infrstruktur jalan Sehingga satu perusahaan tersebut bertanggung jawab atas perencanaan dan pelaksanaan proyek. Bisa dikatakan juga pengadaan terintegrasi adalah pengadaan suatu proyek konstruksi dari sebuah kontraktor yang bertanggung jawab atas perencanaan dan pelaksanaan dari suatu proyek.
Alternatif metode terintegrasi seperti Design Build atau DB ini bervariasi bentuknya seperti Novated Design Build,
Package Deals, Develop-and-Construction, Novation DB, Enhanced DB, Traditional DB, Turnkey, DB with warranty, DBOM, DBFO, BOT, Full delivery method (Xia, 2011; FHWA, 2006).
Keuntungan menggunakan pengadaan dengan metode terintegrasi adalah waktu pelaksanaan proyek yang lebih singkat dikarenakan pengadaan dilakukan secara simultan untuk tahap perencanaan dan pelaksanaan (USDOT Federal Highway Administration 2006). Metode ini juga memmungkinkan untuk melakukan fast track yaitu memberikan kesempatan melakukan overlapping tahap perencanaan dan pelaksanaan (Abi-Karam 2002; Gibson 2007). Constructability atau kesempatan memberikan pengetahuan yang optimum di bidang konstruksi juga berperan penting dalam metode ini yang menyebabkan waktu yang diperlukan metode ini lebih singkat (Gibson 2007; AASHTO 2008).
Kedua, biaya yang lebih murah (AASHTO 2008). Hal ini disebabkan karena pihak perencana dan pelaksana dalam satu tim. Kolaborasi antara perencana dan pelaksana dapat menurangi biaya saat proses tender, sehingga biaya bisa dukurangi (Parvin 2011). Biaya yang lebih rendah juga bisa disebabkan karena diterapkannya constructability dalam metode ini. Pihak kontraktor diberikan keleluasaan untuk menggunakan metode yang inovatif (Chan 2000). Ketiga keuntungan dari aspek mutu. Menurut USDOT FHWA 2008 metode terintegrasi menghasilkan kualitas proyek yang lebih baik karena pemenang tender tidak didasarkan oleh lowest price, tapi berdasarkan metode best value. Diterapkannnya constructability juga memberikan kontribusi kepada kualitas proyek. Keuntungan yang keempat adalah manajemen pelaksana proyek yang lebih baik karena kontraktor mempunyai satu tanggung jawab (Seng and Yousuf 2006). Metode terintegrasi juga memberikan kesempatan divisi perencana dan pelaksana duduk bersama dan berdiskusi tentang proyek yang sedang ditangani, sehingga kemungkinan untuk terjadinya konflik sangat kecil.
187 187
ISBN: 978-602-60286-0-0 ISBN: 978-602-60286-0-0
Jadi sudah sangat jelas bahwa sebenarnya metode terintegrasi mempunyai kelebihan dibandingkan dengan metode tradisional. Sehingga dapat dikatakan metode terintegrasi lebih efektif dan efisien dalam pengadaan proyek infrastruktur jalan.
3. KENDALA DALAM PENERAPAN METODE TERINTEGRASI
Meskipun metode ini mempunyai manfaat dan keuntungan yang potensial, akan tetapi terdapat juga kendala dalam menerapkan metode ini yaitu:
Aturan
Sebelum menerapkan metode ini, pemilik proyek dalam hal ini pemerintah harus mengacu pada peraturan yang ada. Meskipun sudah diatur dalam undang undang penjelasan yang detail mengenai pengimplementasian metode terintegrasi harus jelas dan tidak rancu. Sehingga harus ada peraturan yang disesuaikan untuk penerapan metode terintegrasi ini (Soemardi & Pribadi,2010).
Kapabilitas pemilik proyek
Dalam penerapan metode terintegrasi, diperlukan kompetensi, pengalaman pengetahuan, pemahaman, dan keahlian dari pemlik proyek. Metode ini belum pernah diterapkan di proyek peemrintah sehingga kompetensi, pengalamna dan skill dari pemilik proyek masih minim. Tentu saja sedikitnya pengalaman dari pemilik proyek dapat menjadi hambatan bagi suksesnya penerapan metode terintegrasi ini ( Migliacio et al. 2009).
Kapabilitas stakeholder
Stakeholder merupakan orang atau organisasi maupun institusi yang terlibat dalam terlibat dalam proyek seperti konsultan, kontraktor, dan pihak lain yang terlibat dalam proyek konstruksi. Minimnya pengetahuan, pemahaman dan keahlian para stakeholder ini juga dapat menghambat kesuksesan penerapan metode pengadaan yang efektif dan efisien ini.
Adaptasi dari metode ini
Biasanya adaptasi terhadap suatu metode yang baru sangatlah susah. Demikian juga terhadap metode pengadaan proyek konstruksi yang selama ini belum pernah dilakukan. Para stakeholder merasa enggan untuk menerapakan metode yang baru karena kecemasan tidak berhasilnya penerapan metode yang baru. Sehingga adaptasi terhadap penerapan metode yang baru merupakan kendala dalam kesuksesan metode pengadaan secara teritegrasi.
4. PENGUMPULAN DATA
Adapun lokasi dalam penelitian ini adalah di Provinsi Bali. Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk pengumpulan data. Pengumpulan data dilakukan dengan survai kuisioner dengan teknik Delphi. Teknik Delphi adalah teknik penyebaran kuisioner lebih dari satu kali sampai mencapai konsensus atau kesepakatan dari para responden.
Isi kuisioner dibangun dari variabel-variabel yang didapat dari kajian pustaka yang dilakukan sebelumnya. Kuisioner dengan teknik Delphi ini disebarkan kepada 15 sampai 30 ekspert yang mempunyai keahlian dalam bidangnya. Kriteria untuk layak dijadikan responden dalam penelitian ini adalah:
1. Expert yang mempunyai wewenang dalam mengambil keputusan dalam institusi atau expert yang berkecimpung dalam organisasinya yang berhubungan dengan metode terintegrasi
2. Expert yang terlibat dalam bidang pengadaan
3. Praktisi atau stakeholder yang mempunyai pengetahuan yang luas di bidang metode terintegrasi 4. Akademisi dari universitas yang mempunyai keahlian di metode terintegrasi
5. ANALISIS DATA
Data yang diperoleh dari hasil survai Delphi selanjutnya ditabulasikan dan kemudian diolah sebagai berikut: 1. Menghitung nilai modus dari masing masing pertanyaan untuk hasil survai Delphi putaran pertama 2. Menghitung frekwensi dari hasil survai Delphi yang kedua
Setelah selesai mengolah data hasil survai Delphi kedua didapatkan konsensus atau kesepakatan mengenai kendala metode pengadaan terintegrasi.
188 188 ISBN: 978-602-60286-0-0 ISBN: 978-602-60286-0-0 4.65 5 5 0.933 Tinggi 1 3 4 6 1 1 4 8
6. KENDALA DALAM PENERAPAN METODE TERINTEGRASI
Delphi Putaran Pertama
Survei putaran pertama ini ditujukan untuk mencari opini para expert mengenai kendala dalam penerapan metode terintegrasi.
Adapun hasilnya dapat dilihat dalam tabel selanjutnya.
Tabel 1 .Kendala Metode Terintegrasi dari Aspek Regulasi
No. Kendala Mean Median Mode SD Rating Regulasi
Kurangnya aturan detail mengenai
karakteristik proyek DB 4.7 5 5 0.923 2 Kurangnya aturan detail mengenai
proses tender
Kurangnya aturan detail mengenai
pengaturan kontrak 4.65 5 5 1.089 Kurangnnya pendekatan manajemen
risiko 4.4 5 5 1.188 Tabel 2.Kendala Metode Terintegrasi dari Aspek Kapabilitas Klien
No Kendala Mean Median Mode SD Rating Kapabilitas Klien
1 Kurangnya pengalaman 4.95 5 5 1.099
2 Kurangnya keahlian 4.85 5 5 1.089
3 Kurangnya pengetahuan 4.8 5 5 1.005
4 Kurangnya pemahaman dari staf 4.7 5 5 0.923 Tinggi
5 Kurangnya jumlah staf yang mampu 4.65 5 5 0.587
Kurangnya usaha untuk
mengimplementasikan DB 4.65 5 5 0.933 Tabel 3.Kendala Metode Terintegrasi dari Aspek Kapabilitas Stakeholder lain
No. Kendala Mean Median Mode SD Rating Kapabilitas Stakeholder lain
Sedikit jumlah stakeholder yang
berpengalaman dan terampil 4.8 5 5 1.005 2 Kurang expert DB 4.65 5 5 0.933
3 Kurangnya kapabilitas dalam
Tinggi merencanakan proyek DB 4.65 5 5 0.988
Tabel 4. Kendala Metode Terintegrasi dari Aspek Adaptasi
No. Kendala Mean Median Mode SD Rating Adaptasi
Klien lebih memilih metode
tradisional 4.8 5 5 1.005 2 Kurangnya dukungan untuk DB 4.7 5 5 0.979 3 Resisten mengadopsi metode baru 4.7 5 5 1.129
Klien tidak percaya diri mengelola
proyek DB 4.5 5 5 1.000 5 Klien tidak sadar akan keuntungan DB 4.4 5 5 0.940 6 Kurang perhatian dari klien 4.4 5 5 1.046
Tinggi
7 Klien cemas terhadap metode baru 4.4 5 5 1.046 Klien terbatas pengetahuannya untuk
189 189
ISBN: 978-602-60286-0-0 ISBN: 978-602-60286-0-0
Kurangnya aturan detail mengenai karakteristik proyek DB
94.4 0 0.236
High
Kurangnya aturan detail mengenai proses tender
94.4 0 0.236
Kurangnya aturan detail mengenai pengaturan kontrak
94.4 0 0.236
Kurangnnya pendekatan manajemen risiko 100 0 0
Tabel 1 samapai dengan Tabel 4 menunjukkan bahwa kendala dari penerapan metode terintegrasi adalah sangat tinggi baik dari aspek regulasi, kapabilitas klien dan partai lain yang terlibat dan aspek adaptasi, dimana hal tersebut ditunjukkan dengan nilai median dan modus sebesar 5.
Delphi Putaran Kedua
Survey Delphi putaran kedua, ditujukan agar para responden mempertimbangkan kembali opini mereka mengenai kendala dalam menerapkan metode terintegrasi. Adapun hasil dari putaran kedua ini adalah sebagai berikut
Tabel 5 Kendala Metode Terintegrasi dari Aspek Regulasi
No. Rating Kendala % IQD SD Regulasi
1 2
3 4
Tabel 6 .Kendala Metode Terintegrasi dari Aspek Kapabilitas Klien
No. Rating Kendala % IQD SD Kapabilitas Klien
1 Kurangnya pengalaman 88.9 0 0.323
2 Kurangnya keahlian 94.4 0 0.236
3 Kurangnya pengetahuan 88.9 0 0.323
4 High Kurangnya usaha untuk mengimplementasikan DB
94.4 0 0.236
5 Kurangnya pemahaman dari staf 83.3 0 0.383
6 Kurangnya jumlah staf yang mampu 94.4 0 0.236
Tabel 7 .Kendala Metode Terintegrasi dari Aspek Kapabilitas stakeholder lain
No. Rating Kendala % IQD SD Kapabilitas stakeholder lain
1 Sedikit jumlah stakeholder yang 77.8 0.25 0.428
berpengalaman dan terampil
2 High Kurang expert DB 83.3 0 0.383
3 Kurangnya kapabilitas dalam merencanakan 77.8 0.25 0.428 proyek DB
Tabel 8 .Kendala Metode Terintegrasi dari Aspek Regulasi
No. Rating Kendala % IQD SD Adaptasi
1 Klien lebih memilih metode tradisional 83.3 0 0.383
2 Kurangnya dukungan untuk DB 77.8 0.25 0.428
3 Resisten mengadopsi metode baru 94.4 0 0.236
4 High Klien tidak percaya diri mengelola proyek DB 83.3 0 0.383
5 Klien tidak sadar akan keuntungan DB 83.3 0 0.383
6 Kurang perhatian dari klien 88.9 0 0.323
7 Klien cemas terhadap metode baru 88.9 0 0.323
8
Medi um Klien terbatas pengetahuannya untuk metode 94.4 0 0.236 tradisional
190 190
ISBN: 978-602-60286-0-0 ISBN: 978-602-60286-0-0
Tabel 5 sampai 8 menunjukkan bahwa para expert mencapai kesepakatan bahwa kendala dalam menerapkan metode terintegrasi adalah dari aspek regulasi, kapabilitas klien dan partai lain yang terlibat serta adaptasi. Hal ini
191 191
ISBN: 978-602-60286-0-0 ISBN: 978-602-60286-0-0
7. FAKTOR SUKSES PENERAPAN METODE TERINTEGRASI
Setelah didapat kendala kendala dalam menerapkan metode terintegrasi maka perlu dicari faktor faktor sukses dalam menerapkan metode ini. Kendala dalam menerapkan metode terintegrasi berdasarkan hasil analisis adalah:
1. Regulasi 2. Kapabilitas klien
3. Kapabilitas stakeholder atau partai lain yang terlibat 4. Adaptasi
Faktor sukses dalam menerapkan metode terintegrasi ini tentunya nanti diharapkan bisa mengatasi kendala dalam penerapan metode ini.
Adapun faktor sukses dalam penerapan metode ini dapat dikatagorikan sebagai berikut:
1. Regulasi, dimana perlunya aturan yang detail dan penyesuaian aturan yang ada dalam menerapkan metode ini seperti aturan mengenai karakteristik proyek, metode kontrak dan procurementnya, bagaimana risikonya. 2. Kapabilitas Klien dan Partai lain perlu ditingkatkan, seperti adanya training, workshop, seminar mengenai
metode ini dan perlunya pilot project.
3. Adaptasi, yaitu perlunya dukungan sosialisasi dari pemerintah dan stakeholder lain mengenai keuntungan dari metode ini.
8. KESIMPULAN
Untuk bisa diterapkannya metode pengadaan yang efektif dan efisen, maka metode pengadaan secara terintegrasi dapat menjadi pilihan. Tetapi metode pengadaan ini masih terkendala dalam pelaksanaannya. Adapun yang menjadi kendala adalah aturan, kompetensi dari pemilik dan stakeholder lainnya serta adaptasi terhadap metode baru. Untuk mengatasi kendala ini maka faktor yang dapat mendorong mpelaksaannya adalah penetapan aturan yang jelas, training dan sosialisasi dari pemerintah akan manfaat dari metode ini
DAFTAR PUSTAKA
AASHTO (2008). Guide For Design-Build Procurement Washington, American Association of State Highway and Transportation Officials. AASHTO, Washington.
Abi-Karam, T. (2002). “Risk Management in Design/Build”. First International Conference on Construction in the 21st Century: Challenges and Opportunities in Management and Technology, Miami, Florida, USA.
Chan, A. P. C. (2000). "Evaluation of enhanced design and build system – a case study of a hospital project." Construction Management and Economics 18(7): 863 - 871.
Federal Highway Administration (1999). Innovative Contracting Pratices: Special Experimental Projects, no 14: 6- 18.FHWA, Washington
Federal Highway Administration. (2006). Design and Effectiveness Study.FHWA, Washington.
Gibson, G. E., et al. (2007). Key Implementation Issues and Lessons Learned with Design-Build Projects.AASHTO, Washington.
Migliaccio, G. C., et al. (2009). "Procurement of Design-Build Services: Two-Phase Selection for Highway Projects." Journal of Management in Engineering 25(1): 29-39.
Park, M., et al. (2009). "Strategies for Design-Build in Korea Using System Dynamics Modeling." Journal of Construction Engineering and Management 135(11): 1125-1137
Parvin, C. M.. (2011). Design-Build Transportation Contracts. Dalas, Texas.
Pemerintah Republik Indonesia. (2004). “Undang Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2004 Tentang Jalan”.
Pemerintah Republik Indonesia. (1999). “Undang Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 1999 Tentang Industri Jasa Konstruksi”.
Seng, N. W. and A. M. Yosuf (2006). The Success Factors of Design Build Procurement Method: A Literature Visit. 6th Asia Pasific Structural Engineering and Construction Conference Kuala Lumpur Malaysia.
Soemardi, B. and K. S. Pribadi (2010). The Role Of Central Local Agencies in Indonesia's Road Project Delivery System. 5th Civil Engineering Conference in the Asian Region and Australasian Structural Engineering Conference 2010, The. Sydney, N.S.W.: Engineers Australia, 2010: [1288]-[1294]
Xia, B., et al. (2011). "Developing a Fuzzy Multicriteria Decision-Making Model for Selecting Design-Build Operational Variations." Journal of Construction Engineering and Management 137(12): 1176-1184