• Tidak ada hasil yang ditemukan

Referat Herpes Zooster Diani

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Referat Herpes Zooster Diani"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

BAB I

PENDAHULUAN

PENDAHULUAN

He

Herperpes s zoszosteter r tetelalah h dikdikenaenal l sesejak jak zazamaman n YYunaunani ni kunkuno. o. HeHerperpes s zozostster er  disebabkan oleh virus yang sama dengan varisela, yaitu virus varisela zoster.1,2 disebabkan oleh virus yang sama dengan varisela, yaitu virus varisela zoster.1,2 Herpes zoster ditandai dengan adanya nyeri hebat unilateral serta timbulnya lesi Herpes zoster ditandai dengan adanya nyeri hebat unilateral serta timbulnya lesi ves

vesikulikuler er yang yang terterbatabatas s pada pada derdermatmatom om yang yang dipedipersarsarafrafi i serserabut abut sarsaraf af spispinalnal m

maauuppuun n ggaanngglliioon n sseerraabbuut t ssaarraaf f sseennssoorriik k ddaan n nneerrvvuus s kkrraanniiaalliiss..33,,44 Insiden herpes zoster tersebar merata di seluruh dunia, tidak ada perbedaan angka Insiden herpes zoster tersebar merata di seluruh dunia, tidak ada perbedaan angka kesakitan antara pria dan wanita. Angka kesakitan meningkat dengan peningkatan kesakitan antara pria dan wanita. Angka kesakitan meningkat dengan peningkatan usia. Diperkirakan terdapat antara 1,3-5 per 1000 orang per tahun. Lebih dari 2/3 usia. Diperkirakan terdapat antara 1,3-5 per 1000 orang per tahun. Lebih dari 2/3 kasus berusia di atas 50 tahun dan kurang dari 10% kasus berusia di bawah 20 kasus berusia di atas 50 tahun dan kurang dari 10% kasus berusia di bawah 20 tahun.

tahun.

Pato

Patogenegenesis sis herherpes pes zostzoster er belbelum um selseluruuruhnya hnya dikdiketaetahui. hui. SelSelama ama terterjadijadi var

variselisela, a, viruvirus s varvariselisela a zostzoster er berberpindpindah ah temtempat pat dari lesi dari lesi kulkulit it dan dan perpermukamukaanan mukosa ke ujung saraf sensorik dan ditransportasikan secara sentripetal melalui mukosa ke ujung saraf sensorik dan ditransportasikan secara sentripetal melalui serabut saraf sensoris ke ganglion sensoris. Pada ganglion terjadi infeksi laten, virus serabut saraf sensoris ke ganglion sensoris. Pada ganglion terjadi infeksi laten, virus ter

tersebusebut t tidatidak k laglagi i menmenular ular dan dan tidatidak k berbermulmultipltiplikasikasi, i, tettetapi api tetatetap p memmempunypunyaiai kemampuan untuk berubah menjadi infeksius. Herpes zoster pada umumnya terjadi kemampuan untuk berubah menjadi infeksius. Herpes zoster pada umumnya terjadi  pada

 pada dermatdermatom om sesuai sesuai dengan dengan lokasi lokasi ruam ruam variselvarisela a yang yang terpadatterpadat. . AktivasAktivasi i virusvirus varisela zoster laten diduga karena keadaan tertentu yang berhubungan dengan varisela zoster laten diduga karena keadaan tertentu yang berhubungan dengan imunos

imunosupresiupresi, , dan imunitas selular merupakan faktor dan imunitas selular merupakan faktor penting untuk penting untuk pertahanapertahanann  pejamu t

 pejamu terhadap ierhadap infeksi enfeksi endogen.ndogen.

Komplikasi herpes zoster dapat terjadi pada 10-15% kasus, komplikasi yang Komplikasi herpes zoster dapat terjadi pada 10-15% kasus, komplikasi yang terbanyak adalah neuralgia paska herpetik yaitu berupa rasa nyeri yang persisten terbanyak adalah neuralgia paska herpetik yaitu berupa rasa nyeri yang persisten setelah krusta terlepas. Komplikasi jarang terjadi pada usia di bawah 40 tahun, setelah krusta terlepas. Komplikasi jarang terjadi pada usia di bawah 40 tahun, tetapi hampir 1/3 kasus terjadi pada usia di atas 60 tahun. Penyebaran dari ganglion tetapi hampir 1/3 kasus terjadi pada usia di atas 60 tahun. Penyebaran dari ganglion yang terkena secara langsung atau lewat aliran darah sehingga terjadi herpes zoster  yang terkena secara langsung atau lewat aliran darah sehingga terjadi herpes zoster  generalisata. Hal ini dapat terjadi oleh karena defek imunologi karena keganasan generalisata. Hal ini dapat terjadi oleh karena defek imunologi karena keganasan atau pengobatan imunosupresi.

(2)

BAB II

BAB II

ISI

ISI

2.1 DEFINISI 2.1 DEFINISI

Herpes zoster adalah infeksi viral kutaneus pada umumnya melibatkan kulit dengan Herpes zoster adalah infeksi viral kutaneus pada umumnya melibatkan kulit dengan dermatom tunggal atau yang berdekatan.

dermatom tunggal atau yang berdekatan.22 Herpes zoster merupakan hasil dari reaktivasiHerpes zoster merupakan hasil dari reaktivasi virus varisela zoster yang memasuki saraf kutaneus selama episode awal chicken pox. virus varisela zoster yang memasuki saraf kutaneus selama episode awal chicken pox.22 Shingles adalah nama lain dari herpes zoster 

Shingles adalah nama lain dari herpes zoster 2,3,5,6,72,3,5,6,7 Virus ini tidak hilang tuntas dari tubuhVirus ini tidak hilang tuntas dari tubuh set

setelaelah h infeinfeksi ksi priprimermernya nya daldalam am bentbentuk uk varivariselsela a melmelainkainkan an dordorman man pada pada sel sel ganggangliolionn dorsalis sistem saraf sensoris yang kemudian pada saat tertentu mengalami reaktivasi dan dorsalis sistem saraf sensoris yang kemudian pada saat tertentu mengalami reaktivasi dan  bermani

 bermanifestasfestasi sebagai sebagai herpes zi herpes zoster.oster.11

http://www.medicinenet.com/shingles/article.htm http://www.medicinenet.com/shingles/article.htm

2.2 EPIDEMIOLOGI 2.2 EPIDEMIOLOGI

Herpes zoster terjadi secara sporadis sepanjang tahun tanpa prevalensi musiman. Herpes zoster terjadi secara sporadis sepanjang tahun tanpa prevalensi musiman. Terjadinya herpes zoster tidak tergantung pada prevalensi varisela, dan tidak ada bukti Terjadinya herpes zoster tidak tergantung pada prevalensi varisela, dan tidak ada bukti yang meyakinkan bahwa herpes zoster dapat diperoleh oleh kontak dengan orang lain yang meyakinkan bahwa herpes zoster dapat diperoleh oleh kontak dengan orang lain dengan varisela atau herpes.

dengan varisela atau herpes.44 Sebaliknya, kejadian herpes zoster ditentukan oleh faktor-Sebaliknya, kejadian herpes zoster ditentukan oleh faktor-faktor yang mempengaruhi hubungan host-virus.

faktor yang mempengaruhi hubungan host-virus.44

Faktor resiko utama adalah disfungsi imun selular. Pasien imunosupresif memiliki Faktor resiko utama adalah disfungsi imun selular. Pasien imunosupresif memiliki resiko 20 sampai 100 kali lebih besar dari herpes zoster daripada individu imunokompeten resiko 20 sampai 100 kali lebih besar dari herpes zoster daripada individu imunokompeten

(3)

 pada usia yang sa

 pada usia yang sama.ma.44 Immunosupresif kondisi yang berhubungan dengan risiko tinggi dariImmunosupresif kondisi yang berhubungan dengan risiko tinggi dari herpes zoster termasuk “

herpes zoster termasuk “human immunodeficiency virus”human immunodeficiency virus” (HIV(HIV), ), transpltransplantasi antasi sumsusumsumm tul

tulang, ang, leukleukimiimia a dan dan limlimfomafoma, , pengpenggunagunaan an kemkemoteoterapi rapi pada pada kankkanker, er, dan dan pengpenggungunaanaan kortikosteroid.

kortikosteroid.44 Herpes zoster adalah infeksi oportunistik terkemuka dan awal pada orangHerpes zoster adalah infeksi oportunistik terkemuka dan awal pada orang yang terinfeksi dengan HIV, dimana

yang terinfeksi dengan HIV, dimana awalnya sering ditandai dengan defisiensi imun.awalnya sering ditandai dengan defisiensi imun.44 Zoster mungkin merupakan tanda paling awal dari perkembangan penyakit AIDS pada Zoster mungkin merupakan tanda paling awal dari perkembangan penyakit AIDS pada individual dengan resiko tinggi.

individual dengan resiko tinggi.88 Dengan demikian, infeksi Dengan demikian, infeksi HIV harus HIV harus dipertdipertimbangkaimbangkann  pada indiv

 pada individu yang tidu yang terkena heerkena herpes zosrpes zoster.ter.44 Faktor lain

Faktor lain melapormelaporkan meningkatnya resiko hkan meningkatnya resiko herpes zoster termasuk jenis erpes zoster termasuk jenis kelamikelaminn  perempu

 perempuan, an, trauma trauma fisik fisik pada pada dermatdermatom om yang yang terkenaterkena, , gen gen interlinterleukin eukin 10 10 polimorpolimorfismefisme,, dan ras hitam, tapi konfirmasi diperlukan.

dan ras hitam, tapi konfirmasi diperlukan.22 Paparan dari anak dan kontak dengan kasusPaparan dari anak dan kontak dengan kasus varisela telah dilaporkan untuk memberikan perlindungan terhadap penyakit herpes zoster. varisela telah dilaporkan untuk memberikan perlindungan terhadap penyakit herpes zoster.22 Episode kedua dari herpes zoster jarang terjadi pada orang imunokompeten, dan serangan Episode kedua dari herpes zoster jarang terjadi pada orang imunokompeten, dan serangan ket

ketiga iga sasangangat t jarjarangang..22 OrOranang g yayang ng memendndereritita a lelebibih h dadari ri sasatu tu epepisisodode e mumungngkikinn immunocompromised.

immunocompromised.22 PaPasisien en imimunounokokompempeteten n memendenderirita ta bebebeberarapa pa epiepisosode de seseperpertiti  penyakit herpes zoster yang

 penyakit herpes zoster yang mungkimungkin n mendermenderita infeksi virus ita infeksi virus herpes simpleherpes simpleks ks zosterzosteriformiform (HSV) yang berulang.

(HSV) yang berulang.22

Pasien dengan herpes

Pasien dengan herpes zoster kurang menular dibandingkan pasien dengan zoster kurang menular dibandingkan pasien dengan variselvarisela.a. Virus dapat diisolasi dari vesikel dan pustula pada herpes zoster tanpa komplikasi sampai 7 Virus dapat diisolasi dari vesikel dan pustula pada herpes zoster tanpa komplikasi sampai 7 ha

hari ri sesetetelalah h mumuncncululnynya a ruruamam, , dadan n ununtutuk k wawaktktu u yayang ng lelebibih h lalama ma papada da inindidivividudu immunocompromised.

immunocompromised.22 Pasien dengan zoster tanpa komplikasi dermatomal muncul untuk Pasien dengan zoster tanpa komplikasi dermatomal muncul untuk  menyebarkan infeksi melalui kontak langsung dengan lesi mereka.

menyebarkan infeksi melalui kontak langsung dengan lesi mereka.22 Pasien dengan herpesPasien dengan herpes zoster dapat disebarluaskan, di samping itu, menularkan infeksi pada aerosol, sehingga zoster dapat disebarluaskan, di samping itu, menularkan infeksi pada aerosol, sehingga tindakan pencegahan udara, serta pencegahan kontak diperlukan untuk pasien tersebut. tindakan pencegahan udara, serta pencegahan kontak diperlukan untuk pasien tersebut.22

2

(4)

http://www.moondragon.org/health/disorders/eyesshingles.html  http://www.moondragon.org/health/disorders/eyesshingles.html  Varisela sangat menular dan biasanya menyebar melalui droplet respiratori.

Varisela sangat menular dan biasanya menyebar melalui droplet respiratori.33 VVZVVZ  bereplik

 bereplikasi asi dan dan menyebamenyebar r ke ke selurseluruh uh tubuh tubuh selamselama a kurang kurang lebih lebih 2 2 minggu minggu sebelusebelumm  perkemb

 perkembangan angan kulit kulit yang yang erupsi.erupsi.33 Pasien infeksius sampai semua lesi dari Pasien infeksius sampai semua lesi dari kulit menjadikulit menjadi krusta.

krusta.33 Selama terjadi kulit yang Selama terjadi kulit yang erupsierupsi, , VVZ menyebar dan menyerang saraf secaraVVZ menyebar dan menyerang saraf secara retrograde untuk melibatkan g

retrograde untuk melibatkan ganglion akar dorsalis anglion akar dorsalis di mana di mana ia menjadi ia menjadi laten.laten.1,2,3,5,6,7,81,2,3,5,6,7,8 VirusVirus  berjalan

 berjalan sepanjasepanjang ng saraf saraf sensorisensorik k ke ke area area kulit kulit yang yang dipersdipersarafinya arafinya dan dan menimmenimbulkanbulkan vesikel dengan cara yang sama dengan cacar air.

vesikel dengan cara yang sama dengan cacar air.88Zoster terjadi dari reaktivasi dan replikasiZoster terjadi dari reaktivasi dan replikasi VVZ pada ganglion akar dorsal saraf sensorik.

VVZ pada ganglion akar dorsal saraf sensorik.1,2,3,4,5,81,2,3,4,5,8 Latensi adalah tanda utama virusLatensi adalah tanda utama virus Varisela zoster dan tidak diragukan lagi peranannya dalam patogenitas.

Varisela zoster dan tidak diragukan lagi peranannya dalam patogenitas.11 Sifat latensi iniSifat latensi ini menandakan virus dapat bertahan seumur hidup hospes dan pada suatu saat masuk dalam menandakan virus dapat bertahan seumur hidup hospes dan pada suatu saat masuk dalam fase reaktivasi yang mampu sebagai media transmisi penularan kepada seseorang yang fase reaktivasi yang mampu sebagai media transmisi penularan kepada seseorang yang rentan.

rentan.11Reaktivasi mungkin karena stres, sakit immunosupresi, atau mungkin terjadi secaraReaktivasi mungkin karena stres, sakit immunosupresi, atau mungkin terjadi secara spontan.

spontan.33 Virus kemudian menyebar ke saraf sensorik menyebabkan gejala prodormal danVirus kemudian menyebar ke saraf sensorik menyebabkan gejala prodormal dan erupsi kutaneus dengan

erupsi kutaneus dengan karaktekarakteristik yang ristik yang dermatdermatomal.omal.33 InfeInfeksi ksi priprimer mer VVVVZ Z memmemicuicu imunitas humoral dan seluler, namun dalam mempertahankan latensi, imunitas seluler lebih imunitas humoral dan seluler, namun dalam mempertahankan latensi, imunitas seluler lebih  penting pada her

 penting pada herpes zosterpes zoster..11 Keadaan ini terbukti dengan insidensi herpes zoster meningkatKeadaan ini terbukti dengan insidensi herpes zoster meningkat  pada pasi

(5)

http://www.herpes.com/herpes-zoster.html  http://www.herpes.com/herpes-zoster.html 

http://www.pyroenergen.com/articles08/herpes-zoster-shingles.htm http://www.pyroenergen.com/articles08/herpes-zoster-shingles.htm Pe

Penynyebebab ab rereakaktitivavasi si titidadak k didikeketatahuhui i papaststi i tetetatapi pi bibiasasananya ya mumuncncul ul papada da kekeadadaaaann imunosupresi.

imunosupresi.11 Insidensi herpes zoster berhubungan dengan menurunnya imunitas terhadapInsidensi herpes zoster berhubungan dengan menurunnya imunitas terhadap VZV spesifik.

VZV spesifik.11

Pada masa reaktivasi virus bereplikasi kemudian merusak dan terjadi peradangan Pada masa reaktivasi virus bereplikasi kemudian merusak dan terjadi peradangan ganglion sensoris.

(6)

sensoris menuju kulit dan menimbulkan erupsi kulit vesikuler yang khas.

sensoris menuju kulit dan menimbulkan erupsi kulit vesikuler yang khas.11 Pada daerahPada daerah de

dengngan an lelesi si teterbrbananyayak k memengngalalamami i kekeadadaaaan n lalateten n dadan n memerurupapakakan n dadaererah ah teterbrbesesar ar  kemungkinannya mengalami herpes zoster.

kemungkinannya mengalami herpes zoster.11

Selama proses varisela berlangsung, VZV lewat dari lesi pada kulit dan permukaan Selama proses varisela berlangsung, VZV lewat dari lesi pada kulit dan permukaan mukosa ke ujung sar

mukosa ke ujung saraf sensoraf sensorik menular dan dikiriik menular dan dikirim secara sentm secara sentripetal, naik ke ripetal, naik ke serabutserabut sensoris ke ganglia sensoris.

sensoris ke ganglia sensoris.44 Di ganglion, virus membentuk infeksi laten yang menetapDi ganglion, virus membentuk infeksi laten yang menetap selama

selama kehidupakehidupan.n.44 Herpes zoster terjadi paling sering pada dermatom dimana ruam dariHerpes zoster terjadi paling sering pada dermatom dimana ruam dari varisel

varisela a mencapamencapai i densitadensitas tertinggi yang s tertinggi yang diinervdiinervasi oleh asi oleh bagian (oftalmikbagian (oftalmik) ) pertampertama a daridari saraf trigeminal ganglion sensoris dan tulang belakang dari T1 sampai L2.

saraf trigeminal ganglion sensoris dan tulang belakang dari T1 sampai L2.44 De

Deprpresesi i imimununititas as seselululalar r akakibibat at ususia ia lalanjnjutut, , pepenynyakakitit, , atatau au obobatat-o-obabatatann mem

memperpermudmudah ah reareaktivktivasiasi. . HerHerpes pes zoszoster ter pada pada anak anak kecikecil l sehsehat at mungmungkin kin berberhubuhubungangann dengan perkembangan imunitas selular yang kurang efisien pada saat terjadi infeksi VZV dengan perkembangan imunitas selular yang kurang efisien pada saat terjadi infeksi VZV  primer

 primer baik in utbaik in utero mauero maupun pascapun pascalahir.lahir.88

http://en.wikipedia.org/wiki/Herpes_zoster#Pathophysiology http://en.wikipedia.org/wiki/Herpes_zoster#Pathophysiology

Gambaran perkembangan rash pada herpes zoster diawali dengan: Gambaran perkembangan rash pada herpes zoster diawali dengan: ( seperti terlihat pada gambar di atas )

( seperti terlihat pada gambar di atas ) 1.

1. MunMunculculnya lennya lentingting-le-lentinnting kecil yag kecil yang berng berkelokelompokmpok.. 2.

2. LentLenting-ing-lentlenting tering tersebsebut berubut berubah menjah menjadi buladi bula-bua-bula.la. 3.

3. BulBula-bua-bula tela terisrisi dengi dengan caian cairan lran limfimfe, bise, bisa pecaa pecah.h. 4.

4. TerTerbentbentuknya kruknya krustusta (akia (akibat bubat bula-bla-bula yanula yang pecag pecah).h). 5.

(7)

sseekkeelloommppook k vveessiikkeel l – – veessiikv keel l ddaallaam m bbeennttuuk k bbeerrvvaarriiaassii)) http://hardinmd.lib.uiowa.edu/dermnet/shingles72.html

http://hardinmd.lib.uiowa.edu/dermnet/shingles72.html

((vveessiikkeel l bbeerruummbbiilliikkaassi i daan d n mmeemmbbeennttuuk k kkrruussttaa)) http://hardinmd.lib.uiowa.edu/dermnet/shingles91.html

http://hardinmd.lib.uiowa.edu/dermnet/shingles91.html

(s

(seekekellomompopok k vveessiikekel l – – vevessikikeel l beberrkkoonfnfllueuens ns papadda a kakassus us iinfnfllaammaassi i beberratat)) http://hardinmd.lib.uiowa.edu/dermnet/shingles90.html

http://hardinmd.lib.uiowa.edu/dermnet/shingles90.html

(vesikel pecah menjadi krusta dan (vesikel pecah menjadi krusta dan mungkin dapat menjadi “scar” jika inflamasi berat)

mungkin dapat menjadi “scar” jika inflamasi berat) http://hardinmd.lib.uiowa.edu/dermnet/shingles95.html http://hardinmd.lib.uiowa.edu/dermnet/shingles95.html

(8)

2.4

2.4 GEJALA GEJALA KLINISKLINIS

Var

Variseisela la biasbiasanya anya dimdimulaulai i dengdengan an demdemam am proprodrodromal mal virvirus, us, nyernyeri i otototot, , dandan kelelahan selama 1 sampai 2 hari sebelum erupsi kulit.

kelelahan selama 1 sampai 2 hari sebelum erupsi kulit.33 Inisial lesi kutaneus sangat gatal,Inisial lesi kutaneus sangat gatal, makula dan papula eritematosa pruritus yang dimulai pada wajah dan menyebar ke bawah. makula dan papula eritematosa pruritus yang dimulai pada wajah dan menyebar ke bawah.33 Papula ini kemudian berkembang cepat menjadi vesikel kecil yang dikelilingi oleh halo Papula ini kemudian berkembang cepat menjadi vesikel kecil yang dikelilingi oleh halo eritem

eritematosa, yang dikenal sebagai “tetesan embun pada atosa, yang dikenal sebagai “tetesan embun pada kelopak mawar” (kelopak mawar” (“dew drop on“dew drop on rose petal”

rose petal” ).).33 Setelah vesikel matang, pecah membentuk krusta.Setelah vesikel matang, pecah membentuk krusta.33 Lesi pada beberapaLesi pada beberapa tahapan evolusi merupakan karakteristik dari varisela.

tahapan evolusi merupakan karakteristik dari varisela.33 Manife

Manifestasi dari herpes zoster biasanya stasi dari herpes zoster biasanya ditandai dengan rasa sakit ditandai dengan rasa sakit yang sangat danyang sangat dan  pruritu

 pruritus s selama selama beberabeberapa pa hari hari sebelsebelum um mengemmengembangkan bangkan karaktekarakteristik ristik erupsi erupsi kulit kulit daridari vesikel berkelompok pada dasar yang eritematosa.

vesikel berkelompok pada dasar yang eritematosa.33 Gejala prodormal biasanya nyeri,

Gejala prodormal biasanya nyeri, disestdisestesia, parestesia, nyeri esia, parestesia, nyeri tekan intermitetekan intermiten n atauatau terus menerus, nyeri dapat dangkal atau dalam terlokalisir, beberapa dermatom atau difus. terus menerus, nyeri dapat dangkal atau dalam terlokalisir, beberapa dermatom atau difus.11  Nyeri

 Nyeri prodorprodormal mal tidak tidak lazim lazim terjaterjadi di pada pada penderipenderita ta imunokoimunokompeten mpeten kurang kurang dari dari usia usia 3030 tahun, tetapi muncul pada penderita mayoritas diatas usia 60 tahun.

tahun, tetapi muncul pada penderita mayoritas diatas usia 60 tahun.44 Nyeri prodormal :Nyeri prodormal : lamanya kira –kira 2 – 3 hari, namun dapat lebih lama.

lamanya kira –kira 2 – 3 hari, namun dapat lebih lama.88 Gejala lain dapat berupa rasa terbakar dangkal

Gejala lain dapat berupa rasa terbakar dangkal1,71,7, malaise, demam, nyeri kepala, dan, malaise, demam, nyeri kepala, dan limfade

limfadenopati, nopati, gatalgatal1,71,7, , titinglnglinging..11 LeLebibih h dadari ri 8080% % papasisien en bibiasasananya ya didiawawalali i dedengnganan  prodorm

 prodormal, gejala tersebut umumnyal, gejala tersebut umumnya berlangsung beberaa berlangsung beberapa hari sampai 3 pa hari sampai 3 minggminggu sebelumu sebelum muncul lesi kulit.

muncul lesi kulit.11  Nyeri

 Nyeri preerupreeruptif ptif dari dari herpes herpes zostezoster r (prehe(preherpetic rpetic neuralgneuralgia)ia)77 dapat menstimulasidapat menstimulasi migrain

migrain66, nyeri pleura, nyeri pleura4,64,6, , infark miokardiinfark miokardialal4,64,6, ulkus duodenum, kolesistitis, kolik renal dan, ulkus duodenum, kolesistitis, kolik renal dan  bilier,

 bilier, apendisiapendisitistis4,64,6, , prprololaps aps disdiskus kus intintererververtetebrabral, l, atatau au glglaucaucoma oma didini, ni, dan dan mumungkngkinin mengacu pada intervensi misdiagnosis yang serius.

mengacu pada intervensi misdiagnosis yang serius.44

Lesi kulit yang paling sering dijumpai adalah vesikel dengan eritema di sekitarnya Lesi kulit yang paling sering dijumpai adalah vesikel dengan eritema di sekitarnya88 herpetiformis berkelompok dengan distribusi segmental unilateral.

herpetiformis berkelompok dengan distribusi segmental unilateral.11 Erupsi diawali denganErupsi diawali dengan  plak

 plak eritemeritematosa atosa terlokterlokalisir alisir atau atau difus difus kemudiakemudian n makulomakulopapuler papuler muncul muncul secarasecara dermatomal.

dermatomal.11

Lesi baru timbul selama 3-5 hari.

Lesi baru timbul selama 3-5 hari.88 Bentuk vesikel dalam waktu 12 sampai 24 jamBentuk vesikel dalam waktu 12 sampai 24 jam dan berubah menjadi pustule pada hari ketiga.

(9)

dalam 2 – 4 minggu.

dalam 2 – 4 minggu.88 Krusta yaKrusta yang mongerng mongering pada 7 saming pada 7 sampai pai 10 hari.10 hari.44 Pada umumnyaPada umumnya

kru

kruststa a bebertrtahaahan n dardari i 2 2 sasampmpai ai 3 3 miminggnggu.u.44 PadPada a oraorang ng yanyang g nornormamal, l, lelesi si – – lelesi si barbaruu

 bermunc

 bermunculan pada ulan pada 1 sampa1 sampai 4 hari i 4 hari ( biasa( biasanya samnya sampai selpai selama 7 hariama 7 hari).).44 Rash Rashlebih berat danlebih berat dan

 bertahan l

 bertahan lama pada orang ama pada orang yang lebiyang lebih tua., dan lebih tua., dan lebih ringan dan beh ringan dan berdurasi perdurasi pendek pada anak ndek pada anak   – anak.

 – anak.44

Der

Dermatmatom om yang yang terterliblibat at : : biasbiasanya anya tungtunggal gal derdermatmatom om dordorsolsolumbumbal al mermerupakupakanan loka

lokasi si yang yang palpaling ing sersering ing terterliblibat at (50(50%), %), diidiikuti kuti oleoleh h tritrigemgeminal inal oftoftalmalmika, ika, kemkemudiaudiann servikal dan sakral.

servikal dan sakral.88 Ekstremitas merupakan lokasi yang paling jarang terkena.Ekstremitas merupakan lokasi yang paling jarang terkena.88

Ket

Keterlerlibatibatan saraf kraniaan saraf kranial ke l ke 5 5 berberhubuhubungangan n dendengan gan korkornea.nea.33 PasPasien ien sepeseperti rti iniini harus dievaluasi oleh

harus dievaluasi oleh optalmoptalmologi.ologi.33 VarVarian ian lailain n adaladalah ah herherpes pes zoszoster ter yang yang melmelibatibatkankan tteelliingnga a aattaau u mmaannggkkuuk k kkoonnkkhhaal l – –   sindrom  sindrom Ramsay-Ramsay-Hunt.Hunt.33 SiSindndrrom om inini i haharrusus

di

dipepertrtimimbabangngkakan n papada da papasisien en dedengngan an kekelulumpmpuhuhan an nenervrvus us fafasisialalisis, , hihilalangngnynya a rarasasa  pengecapa

 pengecapan, n, dan dan mulut mulut kering kering dan dan sebagai sebagai tambahatambahan n lesi lesi zosterizosteriform form di di telingatelinga..33 SecaraSecara

klas

klasik, ik, eruerupsi psi terterlokalokalislisir ir ke ke derdermatmatom om tungtunggal, gal, namunamun n ketketerlerlibatibatan an derdermatmatom om yangyang  berdekat

 berdekatan an dapat dapat terjaditerjadi, , sepertseperti i lesi lesi meluas meluas dalam dalam kasuskasus zoster zoster-disem-diseminatainata..33 Zoster Zoster 

 bilater

 bilateral al jarang jarang terjadterjadi, i, dan dan harus harus meningkmeningkatkan atkan kecurigkecurigaan aan pada pada imunodeimunodefisiensfisiensi i sepertsepertii HIV / AIDS.

HIV / AIDS.33

Menurut lokasi lesinya, herpes zoster dibagi menjadi: Menurut lokasi lesinya, herpes zoster dibagi menjadi:

1. Herpes zoster oftalmikus 1. Herpes zoster oftalmikus

Herpes zoster oftalmikus merupakan infeksi virus herpes zoster yang mengenai Herpes zoster oftalmikus merupakan infeksi virus herpes zoster yang mengenai  bagian

 bagian ganglion ganglion gasseri gasseri yang yang menerimenerima ma serabut serabut saraf saraf dari dari cabang cabang ophtalmophtalmicusicus sa

sararaf f trtrigigememininus us (N(N.V.V), ), diditatandndai ai ererupupsi si heherprpetetik ik ununililatatereral al papada da kukulilit.t. Infeksi diawali dengan nyeri kulit pada satu sisi kepala dan wajah disertai gejala Infeksi diawali dengan nyeri kulit pada satu sisi kepala dan wajah disertai gejala konstitusi seperti lesu, demam ringan. Gejala prodromal berlangsug 1 sampai 4 konstitusi seperti lesu, demam ringan. Gejala prodromal berlangsug 1 sampai 4 hari sebelum kelainan kulit timbul. Fotofobia, banyak kelar air mata, kelopak  hari sebelum kelainan kulit timbul. Fotofobia, banyak kelar air mata, kelopak  mata bengkak dan sukar dibuka.

mata bengkak dan sukar dibuka.

Gambar 1

(10)

2. Herpes zoster fasialis 2. Herpes zoster fasialis

Her

Herpes pes zostzoster er fasfasialiialis s mermerupakupakan an infinfekseksi i viruvirus s herherpes pes zostzoster er yang yang mengmengenaienai  bagian

 bagian ganglion gasseri ganglion gasseri yang yang menerimenerima ma serabut saraf serabut saraf fasialfasialis is (N.VI(N.VII), I), ditandaiditandai erupsi herpetik unilateral pada kulit.

erupsi herpetik unilateral pada kulit.

Gambar 2.

Gambar 2. Herpes zoster fasialis dekstra.Herpes zoster fasialis dekstra.

3. Herpes zoster brakialis 3. Herpes zoster brakialis

Herpes zoster brakialis merupakan infeksi virus herpes zoster yang mengenai Herpes zoster brakialis merupakan infeksi virus herpes zoster yang mengenai  pleksus b

 pleksus brakialirakialis yang dits yang ditandai erandai erupsi herupsi herpetik unipetik unilateral lateral pada kulipada kulit.t.

Gambar 3

Gambar 3. Herpes zoster brakialis sinistra.. Herpes zoster brakialis sinistra.

1.

1. HeHerprpes es zozostster er totorarakakaliliss

Herpes zoster torakalis merupakan infeksi virus herpes zoster yang mengenai Herpes zoster torakalis merupakan infeksi virus herpes zoster yang mengenai  pleksus

 pleksus torakaltorakalis yang ditis yang ditandai eruandai erupsi herpetpsi herpetik unilatik unilateral pada eral pada kulit.kulit.

Gambar 4

Gambar 4. Herpes zoster torakalis sinistra.. Herpes zoster torakalis sinistra. 5. Herpes zoster lumbalis

(11)

Herpes zoster lumbalis merupakan infeksi virus herpes zoster yang mengenai Herpes zoster lumbalis merupakan infeksi virus herpes zoster yang mengenai  pleksus

 pleksus lumballumbalis yang diis yang ditandai ertandai erupsi herupsi herpetik unilpetik unilateral padateral pada kulit.a kulit.

6. Herpes zoster sakralis 6. Herpes zoster sakralis

Herpes zoster sakralis merupakan infeksi virus herpes zoster yang mengenai Herpes zoster sakralis merupakan infeksi virus herpes zoster yang mengenai  pleksus

 pleksus sakralsakralis yang diis yang ditandai etandai erupsi herupsi herpetik urpetik unilateranilateral pada kull pada kulit.it.

Gambar 5

Gambar 5. Herpes zoster sakralis dekstra.. Herpes zoster sakralis dekstra.

2

2..55 DDIIAAGGNNOOSSIISS Di

Diagagnosnosis is heherperpes s zozostster er padpada a ananamamnesnesis is dididapdapatatkakan n kelkeluhauhan n berberupaupa neuralgia beberapa hari sebelum atau bersama-sama dengan timbulnya kelainan neuralgia beberapa hari sebelum atau bersama-sama dengan timbulnya kelainan kulit.

kulit.33Adakalanya sebelum timbul kelainan kulit didahului gejala prodromal sepertiAdakalanya sebelum timbul kelainan kulit didahului gejala prodromal seperti

demam, pusing dan malaise.

demam, pusing dan malaise.99 Kelainan kulit tersebut mula-mula berupa eritemaKelainan kulit tersebut mula-mula berupa eritema

kemudian berkembang menjadi papula dan vesikula yang dengan cepat membesar  kemudian berkembang menjadi papula dan vesikula yang dengan cepat membesar  dan

dan memenyanyatu tu sesehinhingggga a teterberbentuntuk k bubula. la. IsIsi i vevesisikel kel mumulala-m-mulula a jejernrnih, ih, sesetetelalahh  beberapa hari men

 beberapa hari menjadi keruh dan dapat pula bercampujadi keruh dan dapat pula bercampur darah. Jika absorbsr darah. Jika absorbsi terjadi,i terjadi, vesikel dan bula dapat menjadi krusta.

vesikel dan bula dapat menjadi krusta.

Dalam stadium pra erupsi, penyakit

Dalam stadium pra erupsi, penyakit ini sering dirancukan dengan ini sering dirancukan dengan penyebabpenyebab rasa nyeri lainnya, misalnya pleuritis, infark miokard, kolesistitis, apendisitis, kolik  rasa nyeri lainnya, misalnya pleuritis, infark miokard, kolesistitis, apendisitis, kolik  ren

renal, al, dan dan sebasebagaigainya.nya.44 NaNamumun n bilbila a eruerupsi psi susudah dah teterlrlihaihat, t, diadiagngnososis is mumudadahh

ditegakkan. Karakteristik dari erupsi kulit pada herpes zoster terdiri atas ditegakkan. Karakteristik dari erupsi kulit pada herpes zoster terdiri atas vesikel-ves

vesikel ikel berberkelokelompokmpok, , dengdengan an dasdasar ar erieritemtematosatosa, a, unilunilaterateral, al, dan dan menmengenagenai i satsatuu dermatom.

dermatom. Seca

Secara ra labolaboratratoriorium, um, pemepemeriksriksaan aan sedisediaan aan apus apus tes tes TzaTzanck nck memmembantbantuu menegakkan diagnosis dengan menemukan sel datia berinti banyak. Demikian pula menegakkan diagnosis dengan menemukan sel datia berinti banyak. Demikian pula  pemeri

(12)

tes

tes serologserologik.ik.4,94,9 Pada pemeriksaan histopatoloPada pemeriksaan histopatologi gi ditemukaditemukan n sebukan sel sebukan sel limfolimfositsit yang mencolok, nekrosis sel dan serabut saraf, proliferasi endotel pembuluh darah yang mencolok, nekrosis sel dan serabut saraf, proliferasi endotel pembuluh darah kecil, hemoragi fokal dan inflamasi bungkus ganglion. Partikel virus dapat dilihat kecil, hemoragi fokal dan inflamasi bungkus ganglion. Partikel virus dapat dilihat dengan mikroskop elektron dan antigen virus herpes zoster dapat dilihat secara dengan mikroskop elektron dan antigen virus herpes zoster dapat dilihat secara imunofluoresensi.

imunofluoresensi. Ap

Apabiabila la gegejaljala a klkliniinis s sasangangat t jejelas las titidakdaklalah h susulit lit untuntuk uk memenegnegakkakkanan diag

diagnosnosis. is. AkaAkan n tettetapi api pada pada keakeadaan daan yang yang mermeraguagukan kan dipediperlukrlukan an pempemerieriksaaksaann  penunjang

 penunjang antara lantara lain:ain: 1.

1. IIssoollaassi i vviirruus s dedengngaan n kkululttuur r jjarariingngaan n dadan n iidedentntififikikaassi i mmoorrfofollogogii dengan mikroskop elektron.

dengan mikroskop elektron. 2.

2. PePemmererikiksasaan an anantitigegen n dedengngan an imimununofofluluororeseseenn 3.

3. TTesest t seserorolologi gi dedengngan an memengngukukur ur imimununogoglolobubulilin n spspesesififikik.. 2.6

2.6 DIANOSIS DIANOSIS BANDINGBANDING 

 Herpes simpleks zosteriformHerpes simpleks zosteriform1,3,4,101,3,4,10 : karena herpes zoster dapat muncul di: karena herpes zoster dapat muncul di daerah genital. daerah genital.   Selulitis.Selulitis.11   Erisipelas.Erisipelas.11 

 Infeksi mikobakterium diseminata.Infeksi mikobakterium diseminata.11 

 Dermatitis kontak.Dermatitis kontak.33 

 PemPemphigphigus us dan dan bulbulosa osa lailainnya nnya yang yang melmelepuh epuh tapi tidak tapi tidak ada ada distdistriburibusisi dermatomal klasik.

dermatomal klasik.1010 

 Molluscum contagiosum dengan papul putih atau kuning dengan umbilikasiMolluscum contagiosum dengan papul putih atau kuning dengan umbilikasi sentral yang disebabkan oleh pox virus. Lesinya lebih lunak dan tidak ada sentral yang disebabkan oleh pox virus. Lesinya lebih lunak dan tidak ada dasar eritem seperti zoster.

dasar eritem seperti zoster. 1010 

 Scabies dapat muncul dengan rash pustul yang tidak tebatas pada dermatomScabies dapat muncul dengan rash pustul yang tidak tebatas pada dermatom dan mengikuti jaringan laba – laba.

dan mengikuti jaringan laba – laba.4,104,10 

 Gigitan seranggaGigitan serangga(Insect bite)(Insect bite)..4,104,10 2.7 KOMPLIKASI

2.7 KOMPLIKASI 1.

(13)

 Neuralg

 Neuralgia ia paska paska herpetik herpetik adalah adalah rasa rasa nyeri nyeri yang yang timbul timbul pada pada daerah daerah bekasbekas  penyemb

 penyembuhan. uhan. NeuralgNeuralgia ia ini ini dapat dapat berlangsberlangsung ung selama selama berbulanberbulan-bulan -bulan sampaisampai  beberapa

 beberapa tahun. tahun. Keadaan Keadaan ini ini cenderucenderung ng timbul timbul pada pada umur umur diatas diatas 40 40 tahun,tahun,  persent

 persentasenya 10 asenya 10 - - 15 15 % % dengan gradasi dengan gradasi nyeri yang nyeri yang bervarbervariasi. Semakin iasi. Semakin tua tua umur umur   penderit

 penderita maka sa maka semakin temakin tinggi peringgi persentasesentasenya.nya. 2.

2. InInfekfeksi sesi sekunkunder der 

Pada penderita tanpa disertai defisiensi imunitas biasanya tanpa komplikasi. Pada penderita tanpa disertai defisiensi imunitas biasanya tanpa komplikasi. Sebaliknya pada yang disertai defisiensi imunitas, infeksi H.I.V., keganasan, atau Sebaliknya pada yang disertai defisiensi imunitas, infeksi H.I.V., keganasan, atau  berusia

 berusia lanjut lanjut dapat dapat disertdisertai ai komplikomplikasi. kasi. VVesikel esikel sering sering manjadi manjadi ulkus ulkus dengandengan  jaringa

 jaringan nekrotin nekrotik.k. 3.

3. ZosZoster ter tritrigemgeminalinalisis •

• herpes zoster bisa menyerang setiap bagian dari herpes zoster bisa menyerang setiap bagian dari saraf trigemsaraf trigeminus, tetapi palinginus, tetapi paling se

seriring ng teterkrkenena a adadalalah ah babagigian an ofoftatalmlmikika.a.11,1511,15 GaGangngguguan an mamata ta sesepepertrtii ko

konjunjungngititvitvitisis, , kekeratratitiitis, s, dadan/an/atatau u iriiridosdosikliklititis is bibisa sa terterjajadi di bilbila a cabcabanangg nasosiliaris dari bagian oftalmika terkena (ditunjukkan oleh adanya vesikel –  nasosiliaris dari bagian oftalmika terkena (ditunjukkan oleh adanya vesikel –  ves

vesikikel el di di sisisi si hihidudung)ng), , dadan n paspasieien n dedengangan n zozostster er oftoftalalmimika ka hehendandaknyknyaa diperiksa oleh oftalmolog.

diperiksa oleh oftalmolog.1111 •

• herpes keratokonjungtivitis : termasuk HZO, dalam waktu 3 minggu selamaherpes keratokonjungtivitis : termasuk HZO, dalam waktu 3 minggu selama rash, terdapat ulkus kornea, keratitis punctata.

rash, terdapat ulkus kornea, keratitis punctata.1515

http://www.thachers.org/dermatology.htm

(14)

http://www.entusa.com/oral_pictures_htm/shingles_herpes_zoster.htm http://www.entusa.com/oral_pictures_htm/shingles_herpes_zoster.htm

• InfeInfeksi ksi pada pada bagibagian an maksmaksila ila dardari i sarsaraf af tritrigemgeminus inus menmenimbimbulkaulkan n vesvesikel ikel – – 

vesikel unilateral pada pipi dan pada palatum vesikel unilateral pada pipi dan pada palatum1111.. 4.

4. Sindrom Sindrom Ramsay Ramsay HuntHunt

Sindrom Ramsay Hunt terjadi karena gangguan pada nervus fasialis dan otikus, Sindrom Ramsay Hunt terjadi karena gangguan pada nervus fasialis dan otikus, sehingga memberikan gejala paralisis otot muka (paralisis Bell), kelainan kulit yang sehingga memberikan gejala paralisis otot muka (paralisis Bell), kelainan kulit yang se

sesusuai ai dedengangan n titingkngkat at perpersasararafanfan, , titinitnitus, us, ververtigtigo, o, gaganggngguauan n pependendengangararan,n, nistagmus, nausea, dan gangguan pengecapan.

nistagmus, nausea, dan gangguan pengecapan. 5.

5. Paralisis Paralisis motorik motorik 

Paralisis motorik dapat terjadi pada 1-5% kasus, yang terjadi akibat perjalanan virus Paralisis motorik dapat terjadi pada 1-5% kasus, yang terjadi akibat perjalanan virus seca

secara ra kontkontinuiinuitattatum um dardari i ganggangliolion n sensensorsorik ik ke ke sissistem tem sarsaraf af yang yang berberdekadekatan.tan. Paralisis ini biasanya muncul dalam 2 minggu sejak munculnya lesi. Berbagai Paralisis ini biasanya muncul dalam 2 minggu sejak munculnya lesi. Berbagai  paralis

 paralisis is dapat dapat terjadterjadi i sepertiseperti: : di di wajah, wajah, diafragdiafragma, ma, batang batang tubuh, tubuh, ekstreekstremitas,mitas, vesika urinaria dan anus. Umumnya akan sembuh spontan.

vesika urinaria dan anus. Umumnya akan sembuh spontan.

2.8 PENATALAKSANAAN 2.8 PENATALAKSANAAN

1. Pengobatan Umum 1. Pengobatan Umum

Selama fase akut, pasien dianjurkan tidak keluar rumah, karena dapat menularkan Selama fase akut, pasien dianjurkan tidak keluar rumah, karena dapat menularkan kepada orang lain yang

kepada orang lain yang belum pernah terinfeksbelum pernah terinfeksi varisela dan i varisela dan orang dengan defisiensiorang dengan defisiensi imun.

imun.

Usahaka

Usahakan agar n agar vesikel tidak pecah, misalvesikel tidak pecah, misalnya jangan digaruk dan nya jangan digaruk dan pakai baju yangpakai baju yang longgar. Untuk mencegah infeksi sekunder jaga kebersihan badan.

(15)

2. Pengobatan Khusus 2. Pengobatan Khusus

A.

A.Sistemik Sistemik 

 A.1. Oba

 A.1. Obat Antivt Antivirusirus

Obat yang biasa digunakan ialah asiklovir dan modifikasinya, misalnya Obat yang biasa digunakan ialah asiklovir dan modifikasinya, misalnya valasiklovir dan famsiklovir. Asiklovir bekerja sebagai inhibitor DNA valasiklovir dan famsiklovir. Asiklovir bekerja sebagai inhibitor DNA  polime

 polimerase pada rase pada virus. virus. AsikloAsiklovir dapat vir dapat diberikadiberikan peroral n peroral ataupun iataupun intravena.ntravena. Asiklovir Sebaiknya pada 3 hari pertama sejak lesi muncul. Dosis asiklovir  Asiklovir Sebaiknya pada 3 hari pertama sejak lesi muncul. Dosis asiklovir   peroral y

 peroral yang dianjang dianjurkan adaurkan adalah 5×800 lah 5×800 mg/hari mg/hari selama selama 7 hari, s7 hari, sedangkaedangkann melalui intravena biasanya hanya digunakan pada pasien yang

melalui intravena biasanya hanya digunakan pada pasien yang

imunokompromise atau penderita yang tidak bisa minum obat. Obat lain imunokompromise atau penderita yang tidak bisa minum obat. Obat lain yang dapat digunakan sebagai terapi herpes zoster adalah valasiklovir. yang dapat digunakan sebagai terapi herpes zoster adalah valasiklovir. Valasiklovir diberikan 3×1000 mg/hari selama 7 hari, karena konsentrasi Valasiklovir diberikan 3×1000 mg/hari selama 7 hari, karena konsentrasi dalam plasma tinggi. Selain itu famsiklovir juga dapat dipakai. Famsiklovir  dalam plasma tinggi. Selain itu famsiklovir juga dapat dipakai. Famsiklovir   juga beke

 juga bekerja sebarja sebagai inhibgai inhibitor DNitor DNA A polimerpolimerase. Famase. Famsiklovsiklovir diberir diberikanikan 3×200 mg/hari selama 7 hari.

3×200 mg/hari selama 7 hari. A.

A.2. Analgetik 2. Analgetik 

Analgetik diberikan untuk mengurangi neuralgia yang ditimbulkan oleh Analgetik diberikan untuk mengurangi neuralgia yang ditimbulkan oleh virus herpes zoster. Obat yang biasa digunakan adalah asam mefenamat. virus herpes zoster. Obat yang biasa digunakan adalah asam mefenamat. Dosis asam mefenamat adalah 1500 mg/hari diberikan sebanyak 3 kali, atau Dosis asam mefenamat adalah 1500 mg/hari diberikan sebanyak 3 kali, atau dapat juga dipakai seperlunya ketika nyeri muncul.

dapat juga dipakai seperlunya ketika nyeri muncul. A.

A.3. Kortikosteroid 3. Kortikosteroid 

Indikasi pemberian kortikostreroid ialah untuk Sindrom Ramsay Hunt. Indikasi pemberian kortikostreroid ialah untuk Sindrom Ramsay Hunt. Pemberian harus sedini mungkin untuk mencegah terjadinya paralisis. Yang Pemberian harus sedini mungkin untuk mencegah terjadinya paralisis. Yang  biasa di

 biasa diberikan iberikan ialah prealah prednison dednison dengan dosingan dosis 3×20 ms 3×20 mg/harig/hari, setelah, setelah seminggu dosis diturunkan secara bertahap. Dengan dosis prednison seminggu dosis diturunkan secara bertahap. Dengan dosis prednison setinggi itu imunitas akan tertekan sehingga lebih baik digabung dengan setinggi itu imunitas akan tertekan sehingga lebih baik digabung dengan obat antivirus.

(16)

B.

B. Pengobatan topikalPengobatan topikal

Terapi topikal seperti krim EMLA, lidokain patches, dan krim capsaicin dapat Terapi topikal seperti krim EMLA, lidokain patches, dan krim capsaicin dapat digunakan untuk neuralgia paska herpes.

digunakan untuk neuralgia paska herpes.3,73,7 Solutio Burrow dapat digunakan untuk Solutio Burrow dapat digunakan untuk 

kompres basah

kompres basah.7.7 Kompres diletakkan selama 20 menit beberapa kali sehari, untuk Kompres diletakkan selama 20 menit beberapa kali sehari, untuk 

maser

maserasi dari asi dari vesikelvesikel, , membermembersihkan serum dan sihkan serum dan krusta, dan krusta, dan menekan pertumbuhmenekan pertumbuhanan  bakteri

 bakteri.7 .7 Solutio Solutio PovidonePovidone- - iodine iodine sangat sangat membantmembantu u membemembersihkan rsihkan krusta krusta dandan serum yang muncul pada erupsi berat dari orang tua.

serum yang muncul pada erupsi berat dari orang tua.77 Acyclovir topikal ointmentAcyclovir topikal ointment dibe

diberikrikan an 4 4 kali sehari kali sehari selselama 10 ama 10 harhari i untuntuk uk paspasien ien imuimunokonokomprmpromiomised sed yangyang memerlukan waktu penyembuhan jangka pendek.

memerlukan waktu penyembuhan jangka pendek.77

2.9 PROGNOSIS 2.9 PROGNOSIS

In

Infefeksksi i prprimimer er herherpes pes vivirus rus memerurupakpakan an pepenyanyakit kit yayang ng dadapat pat sesembmbuhuh spon

spontan,tan,biabiasanysanya a berberlanglangsung sung selselama ama 1-2 1-2 minmingguggu. . KemKematiaatian n dapadapat t terterjadi jadi padapada mas

masa a neonneonateates, s, anakanakdengdengan an malmalnutrnutrisi isi berberat, at, kaskasus us menmeningingo-eo-ensefnsefalialitistis, , dandan ek

eksesema ma herherpetpetikuikum m yayang ng berberatat,di,diluluar ar kekeadaadaan an ini ini biabiasasanya nya prprogognosnosis is baibaik.k. Mungkin sering ditemukan serangan berulang,tetapi serangan ulang tersebut jarang Mungkin sering ditemukan serangan berulang,tetapi serangan ulang tersebut jarang  berat,

 berat, kecuali kecuali serangserangan an ulang ulang pada pada mata mata yang yang dapatmedapatmenyebabkanyebabkan n timbultimbulnyanya  jaringa

(17)

BAB III

BAB III

KESIMPULAN

KESIMPULAN

Herpes zoster adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus varisela-zoster  Herpes zoster adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus varisela-zoster  yang menyerang kulit dan mukosa, infeksi ini merupakan reaktivasi virus yang terjadi yang menyerang kulit dan mukosa, infeksi ini merupakan reaktivasi virus yang terjadi setelah infeksi primer.

setelah infeksi primer. Ber

Berdasadasarkarkan n loklokasi asi leslesi, i, herherpes pes zostzoster er dibadibagi gi atasatas: : herherpes pes zoszoster ter oftoftalmalmikusikus,, fasialis, brakialis, torakalis, lumbalis, dan sakralis. Manifestasi klinis herpes zoster dapat fasialis, brakialis, torakalis, lumbalis, dan sakralis. Manifestasi klinis herpes zoster dapat  berupa

 berupa kelompokelompok-kelomk-kelompok pok vesikel vesikel sampai sampai bula bula di di atas atas daerah daerah yang yang eritemeritematosa. atosa. LesiLesi yang khas

yang khas bersbersifat unilatifat unilateral pada eral pada derdermatmatom om yang sesuayang sesuai i dengdengan an letaletak k syasyaraf yangraf yang terinfeksi virus.

terinfeksi virus.

Diagnosa herpes zoster dapat ditegakkan dengan mudah melalui anamnesis dan Diagnosa herpes zoster dapat ditegakkan dengan mudah melalui anamnesis dan  pemeri

 pemeriksaan fisik. Jika diperlukksaan fisik. Jika diperlukan dapat dilakukan pemeriksaan dapat dilakukan pemeriksaan laboratoriuan laboratorium sederhana,m sederhana, yaitu tes Tzanck dengan menemukan sel datia berinti banyak.

yaitu tes Tzanck dengan menemukan sel datia berinti banyak. Pad

Pada a umumumumnya nya penpenyakyakit it herherpes pes zoszosteter r dadapat pat sesembmbuh uh sesendindiri ri (s(selelf f lilimimititingng dis

diseaseease), ), tetatetapi pi pada pada bebebeberaprapa a kaskasus us dapadapat t timtimbul bul komkomplikplikasiasi. . SemSemakiakin n lanjlanjut ut usiusia,a, semakin tinggi frekuensi timbulnya komplikasi.

(18)

BAB IV

BAB IV

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR PUSTAKA

1.

1. DailDaili SFi SF, B Indr, B Indriatmiatmi Wi W. Infe. Infeksi Vksi Viruirus Hers Herpes. Jpes. Jakarakarta : Fata : Fakultkultas Keas Kedoktdokteraneran Universitas Indonesia. 2002.

Universitas Indonesia. 2002. 2.

2. HabiHabif, Tf, T.P.P. V. Virairal Infel Infectioction. In : Skn. In : Skin Diin Diseasease Diase Diagnosgnosis and is and TrTreateatmentment. 3rd ed. 3rd ed.. Philadelphia : Elseiver Saunders. 2011 .p. 235 -239.

Philadelphia : Elseiver Saunders. 2011 .p. 235 -239. 3.

3. SchaSchalock Clock C.P.P, Hsu T, Hsu T.S, .S, ArnArndt, K.Adt, K.A. V. Virairal Infel Infectioction of the Skin of the Skin. In : Lipn. In : Lippincpincottott’’ss Primary Care D

Primary Care Dermatology. ermatology. Philadelphia : Philadelphia : WWalter Kluwer alter Kluwer Health. Health. 2011 .2011 .p. 148 -151.p. 148 -151. 4.

4. WWolfolff K, Golf K, Goldsmdsmith LAith LA, Katz SI, Katz SI, Gilc, Gilchrehrest BAst BA, Palle, Paller Ar AS, LefS, Leffel Dfel DJ. VJ. Varicaricellella anda and Herpes Zoster. In : Fitzpatrick. Dermatology in General Medicine. 7 thed. New York : Herpes Zoster. In : Fitzpatrick. Dermatology in General Medicine. 7 thed. New York : McGraw Hill Company.2008.p. 1885-1898.

McGraw Hill Company.2008.p. 1885-1898. 5.

5. JamJames, Wes, W.D. V.D. Viral Diral Diseaiseases. Ises. In : Andn : Andrewrew’’s Dises Disease of the Skase of the Skin Cliin Clinicanical Derml Dermatolatologyogy.. 11th ed. USA

11th ed. USA : Elseiver Saunder. : Elseiver Saunder. 2011 .p. 372 – 376.2011 .p. 372 – 376. 6.

6. MarMarks Jks Jameames G Jrs G Jr, Mil, Miller Jler Jefeffreyfrey. Her. Herpes Zpes Zostosterer. In: J . In: J LooLookingkingbill bill and Mand Markarks’s’

Principles of Dermatology. 4th ed. Philadelphia : Elseiver Saunders. 2006 .p.145-148. Principles of Dermatology. 4th ed. Philadelphia : Elseiver Saunders. 2006 .p.145-148. 7.

7. HabiHabif Pf P.Tho.Thomasmas. W. Wartarts, Hes, Herpes Srpes Simplimplex, anex, and Othed Other Vr Viral Iiral Infecnfectiotion. In : Cln. In : Clinicinicalal Dermatology. 5 thed. United States of America : Elseiver Saunders. 2010.p. 479 –  Dermatology. 5 thed. United States of America : Elseiver Saunders. 2010.p. 479 –  490.

490. 8.

8. MandMandal al BK, BK, dkk. dkk. LectLecture ure NotNotes :es :PenPenyakiyakit It Infeknfeksi.6si.6th th ed. ed. JakJakartarta : a : ErlErlanggangga Ma Mediedicalcal Series. 2008 : 115 – 119.

Series. 2008 : 115 – 119. 9.

9. SehgSehgal, Val, V.N. He.N. Herperpes Zosts Zosterer. In : T. In : Textextbook obook of Clif Clinicanical Derl Dermatomatologylogy. 4th ed. 4th ed. New. New Delhi : Jaypee Brothers Medical Publishers. 2006.p. 83 – 84.

Delhi : Jaypee Brothers Medical Publishers. 2006.p. 83 – 84. 10.

10. Mayeaux Mayeaux EJ. EJ. VViral Iiral Infectionfection. In : n. In : The CoThe Color lor Atlas Atlas of Famof Family Meily Medicine. Udicine. United Stnited Stateate of America : Mc Graw-Hill Companies, 2009 : 493 – 502.

of America : Mc Graw-Hill Companies, 2009 : 493 – 502.

11.

(19)

Medical Series. 2005 : 29 – 31. Medical Series. 2005 : 29 – 31. 12.

12. Brown, Brown, R.G.DeR.G.Dermatologrmatology Fy Fundamentundamentals oals of Prf Practice. actice. PhiladelPhiladelphia phia : M: Mosby osby ElseiveElseiverr.. 2008.p. 212-214.

2008.p. 212-214. 13.

13. Chang SChang Sung Eung Eun, Bae un, Bae Gee Gee YYoung, oung, Moon Moon Kee CKee Chan, Do han, Do Sang HSang Hwan, Lwan, Lim im YYoung Joung Jin.in. Subcutaneous granuloma annulare following herpes zoster. In : International Journal Subcutaneous granuloma annulare following herpes zoster. In : International Journal of Dermatology. V

of Dermatology. Vol. 43. ol. 43. Number 4. 2004.pNumber 4. 2004.p. 298 – . 298 – 299.299. 14.

14. The IThe Internationternational Snal Society ociety of Dof Dermatolermatologyogy.Herpe.Herpes zos zoster ster and pand pruritururitus. Is. In :n : International Journal of Dermatology. Vol. 43. Number 4. 2004.p. 779 -780. International Journal of Dermatology. Vol. 43. Number 4. 2004.p. 779 -780. 15.

15. Ali Ali Asra. Asra. VVaricellaricella zoster a zoster virus (Vvirus (VZV). IZV). In : Dern : Dermatology matology a Pictora Pictorial Reviial Reviewew. New. New York : Mc Graw Hill Companies. 2007.p. 22 -23.

York : Mc Graw Hill Companies. 2007.p. 22 -23. 16.

16. Handoko RHandoko RPP. Penyakit . Penyakit VVirus. Iirus. In : Djuan : Djuanda nda Adhi, MAdhi, Mochtar Hochtar H, Siti , Siti A, eds. A, eds. IlmuIlmu Penyakit Kulit dan Kelamin. 5th ed. Cetakan V, Jakarta : Penerbit Fakultas Penyakit Kulit dan Kelamin. 5th ed. Cetakan V, Jakarta : Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2010 : 110-112.

Kedokteran Universitas Indonesia, 2010 : 110-112. 17.

17. MartodMartodihardjo ihardjo S. PeS. Penanganan nanganan Herpes Herpes Zoster Zoster dan Hdan Herpes erpes ProgenitProgenitalis. alis. Ilmu Ilmu PenyakitPenyakit kulit dan Kelamin. Surabaya: Airlangga University Press, 2001.

kulit dan Kelamin. Surabaya: Airlangga University Press, 2001. 18.

18. HartadiHartadi, Sumar, Sumaryo S. Iyo S. Infeksi nfeksi VVirus. Iirus. Ilmu Pelmu Penyakit Knyakit Kulit. Julit. Jakarta: akarta: HipokrHipokrates, 20ates, 2000;00; 92-4.

Gambar

Gambar 2. Herpes zoster fasialis dekstra. Herpes zoster fasialis dekstra.

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur kepada Tuhan yang penuh berkat dan rahmat atas perkenanNya serta dukungan dari pimpinan Universitas Kristen Indonesia Seminar Nasional dan call for paper

Contaminant removal (Solid Control Equipment/SCE): terdiri dari rangkaian peralatan yang berfungsi untuk memisahkan solid cutting pada lumpur pemboran, yang keluar

DIAN 1* (berlaku untuk PT baru) / DIAN 1* (Applied for newly established company) Surat Izin Tempat Usaha (SITU) atau Dokumen lain yang dipersyaratkan oleh Instansi yang berwenang

“Upaya Masyarakat Dalam Penanganan tempat Bermukim di Lingkungan Pesisir Kelurahan Bandengan Pekalongan Utara.” Jurnal Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas

Sebuah kota terbangun dari rajutan budaya sepanjang sejarahnya, dan cerita tentang ini bisa dibaca dari ruang dan tempat kota yang tercipta.Kota Bandung mempunyai artifak

Alat bantu tersebut dapat memberikan pengalaman yang mendorong motivasi belajar, memperjelas dan mempermudah konsep yang abstrak, menyerdehanakan teori yang

Secara kuantitatif sasaran yang akan dicapai dengan penerapan teknologi pengolahan air payau dengan sistem reverse omosis adalah adanya sarana penunjang utama, yaitu unit

Nabi Muhammad saw beliau adalah seorang rasul yang agung yang Allah Nabi Muhammad saw beliau adalah seorang rasul yang agung yang Allah utus untuk menyempurnakan