• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ketersediaan Energi Metabolis pada Puyuh Petelur yang Diberi Ransum Menggunakan Tepung Daun Kayambang (Salvinia molesta)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Ketersediaan Energi Metabolis pada Puyuh Petelur yang Diberi Ransum Menggunakan Tepung Daun Kayambang (Salvinia molesta)"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Ketersediaan Energi Metabolis pada Puyuh Petelur yang Diberi Ransum Menggunakan Tepung Daun Kayambang (Salvinia molesta) (Availability of Metabolizable Energy On Laying Quail Were Given Diet Meal Used

Kayambang (Salvinia molesta) Leaves Powder)

Rizka Novida Trisnawati , Sri Kismiati , Nyoman Suthama1 2 2

1

Mahasiswa Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro, Semarang

2

Dosen Fakultas Peternakan dan Pertanian Unversitas Diponegoro, Semarang *Email: novidarizka05@gmail.com

Abstrak

Penelitian bertujuan untuk mengkaji ketersediaan energi metabolis pada puyuh petelur yang diberi ransum menggunakan tepung daun kayambang (Salvinia molesta). Ternak yang digunakan penelitian adalah 200 puyuh petelur umur 6 minggu dengan bobot badan rata-rata 114,86 ± 10,86 (CV 9,45 %). Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan 5 ulangan. Perlakuan yang diterapakan adalah T0 (ransum kontrol), T1 (2,5% penggunaan tepung Salvinia molesta), T2 (5% penggunaan tepung Salvinia molesta), dan T3 (7,5% penggunaan tepung Salvinia molesta). Sampel eksreta dianalisis di Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Pakan Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Dionegoro. Parameter yang diamati adalah konsumsi ransum, ketersediaan energi metabolois dan pertambahan bobot badan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap konsumsi ransum dan pertambahan bobot badan tetapi berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap ketersediaan energi metabolis.

Kata kunci: puyuh petelur, Salvinia molesta, ketersediaan energi metabolis

Abstract

The experiment was aimed to review availability of metabolizable energy on laying quail were given diet meal using Salvinia molesta leaves powder. Experimental animals used in the present research were 200 female quails with age 6 weeks an average body weight of 114,86 ± 10,86 (CV 9,45 %). The experiment used a completely randomized design with 4 treatments and 5 replications. The treatments were: T0 (control), T1 (2,5% Salvinia molesta leaves powder), T2 (5% Salvinia molesta leaves powder), and T3 (7,5% Salvinia molesta leaves powder). Excreta samples were analyzed in Laboratory Nutrition and Feed Science, Faculty of Animal and Agriculture Sciences, Diponegoro University, Semarang. The parameters measured were feed intake, avaibility of metabolizable energy and body weight gain. The results showed that the treatment indicated not significant effect (P<0,05) on feed comsuption and the body weight gain, but indicated significant effect (P>0,05) on avaibility of metabolizable energy.

Keywords: laying quail, Salvinia molesta, avaibility of metabolizable energy PENDAHULUAN

Seiring pertambahan jumlah penduduk dan kesadaran masyarakat akan pentingnya gizi, kebutuhan protein hewani semakin meningkat. Peternakan burung puyuh merupakan satu alternatif penghasil protein hewani, baik daging atau telur yang diharapkan mampu m e m e n u h i k e b u t u h a n k o n s u m e n . Tingginya biaya produksi merupakan satu

kendala bagi peternak. Hal ini dapat ditanggulangi dengan menyusun ransum sendiri dan memanfaatkan bahan-bahan yang mudah didapat dengan harga m u r a h , t e t a p i m a s i h m e m p u n y a i kandungan nutrisi yang baik untuk menjaga produksi dan kesehatan ternak. Satu cara untuk menekan biaya ransum dalam pemeliharaan burung puyuh adalah dengan mencari bahan pakan

(2)

yang tidak bersaing dengan manusia, tersedia secara kontinyu, disukai ternak serta tidak membahayakan bagi ternak. Bahan pakan yang dapat memenuhi kriteria seperti tersebut diatas yaitu daun kayambang (Salvinia molesta).

Kayambang (Salvinia molesta) merupakan keluarga duckweed yang dapat dijumpai di rawa, danau dan p e r s a w a h a n . K a n d u n g a n n u t r i e n kayambang (Salvinia molesta) adalah protein kasar (PK) 15,9%, lemak kasar

(LK) 2,1%, Ca 1,27% dan P 0,798%,

tetapi kandungan serat kasar (SK) tinggi s e b e s a r 1 6 , 8 % ( R o s a n i , 2 0 0 2 ) . Kandungan serat kasar yang tinggi merupakan faktor pembatas dalam penggunaan kayambang (Salvinia m o l e s t a ) s e b a g a i r a n s u m u n g g a s sehingga harus diperhatikan. Serat kasar tersebut masih dapat ditoleransi oleh burung puyuh dibandingkan unggas pada umumnya, sehingga diharapkan tidak m e n g g a n g g u k e c e r n a a n r a n s u m , penyerapan nutrien dan ketersediaan energi. Penelitian bertujuan untuk mengkaji ketersediaan energi metabolis

Tabel . Komposisi dan Kandungan Nutrisi Ransum Penelitian1

pada puyuh petelur yang diberi tepung daun kayambang (Salvinia molesta) dalam ransum.

METODE PENELITIAN

Penelitian dilakukan pada 8 November sampai 5 Januari 2016 di Laboratorium Produksi Ternak Unggas, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro, Semarang. Sampel eksreta untuk mengetahui ketersediaan energi metabolis dianalisis di Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Pakan, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro, Semarang. Ternak penelitian yang digunakan adalah puyuh petelur sebanyak 200 ekor (diperoleh dari Peternakan Gayatri PS, Boyolali) berumur 6 minggu, dengan rerata bobot badan 114,86 ± 10,86 (CV 9,45 %), kayambang (diperoleh dari Rawapening, Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang) dan bahan penyusun ransum. Komposisi dan

kandungan ransum penelitiantercantum

pada Tabel .1 B a h a n P a k a n P e rla k u a n T 0 T 1 T 2 T 3 % ---J a g u n g K u n in g 3 4 ,0 3 5 ,5 3 6 ,5 3 7 ,5 B e k a tu l 2 7 ,0 2 2 ,7 1 9 ,0 1 5 ,3 B u n g k il K e d e la i 1 8 ,0 1 8 ,3 1 8 ,5 1 8 ,7 P M M 3 ,5 3 ,5 3 ,5 3 ,5 M B M 1 3 ,0 1 3 ,0 1 3 ,0 1 3 ,0 S a lv in ia m o le s ta 0 ,0 2 ,5 5 ,0 7 ,5 P re m ix 0 ,5 0 ,5 0 ,5 0 ,5 C a C O3 3 ,5 3 ,5 3 ,5 3 ,5 M C P 0 ,5 0 ,5 0 ,5 0 ,5 T O T A L 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 K a n d u n g a n N u trie n E n e rg i M e ta b o lis (k k a l/k g ) 2 7 8 2 ,8 9 2 3 ,4 9 2 7 9 8 ,1 8 2 3 ,7 6 2 8 0 8 ,6 1 2 3 ,9 9 2 8 1 9 ,0 4 2 4 ,2 2 P ro te in K a s a r (% ) L e m a k K a s a r (% ) 3 ,2 6 3 ,1 3 3 ,0 2 2 ,9 1 S e ra t K a s a r (% ) 3 ,9 0 4 ,7 5 5 ,6 3 6 ,5 1 C a (% ) 3 ,1 6 3 ,1 8 3 ,2 0 3 ,2 2 P (% ) 1 ,2 5 1 ,2 4 1 ,2 3 1 ,2 1 M e tio n in (% ) 0 ,4 4 0 ,4 6 0 ,4 7 0 ,4 8 L is in (% ) 1 ,5 6 1 ,5 6 1 ,5 6 1 ,5 5 S is te in (% ) 0 ,4 5 0 ,4 6 0 ,4 6 0 ,4 7

Keterangan : *Dihitung dari kandungan nutrisi masing - masing bahan penyusun ransum (Lampiran1) hasil analisis proksimat di Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Pakan, Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro Semarang (2015)

(3)

P e r a l a t a n y a n g d i g u n a k a n penelitian adalah tempat ransum, tempat air minum, termometer, hygrometer, ember, lampu penerangan, timbangan digital, blender, trashbag, pisau, gunting, plastik, nampan plastik, sprayer, label, spidol, time table, buku jurnal dan alat tulis. Kandang yang digunakan sistem susun dengan ukuran 90 x 53 x 23 cm,

terdiri dari 20 unit (masing-masing diisi 10 ekor puyuh petelur).

P e n e l i t i a n m e n g g u n a k a n rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 macam perlakuan dan 5 kali ulangan, dan tiap ulangan terdiri dari 10 ekor puyuh petelur. Perlakuan yang diterapkan adalah sebagai berikut :

T0 = Ransum kontrol

T1 = Penggunaan 2,5% tepung daun kayambang (Salvinia molesta) T2 = Penggunaan 5% tepung daun kayambang (Salvinia molesta) T3 = Penggunaan 7,5% tepung daun kayambang (Salvinia molesta)

Tahap Persiapan.

Pembuatan tepung daun kayambang (Salvinia molesta) dilakukan dengan memisahkan antara daun dan akar, kemudian dikeringkan selama 2 - 3 hari di bawah sinar matahari sampai kering dan selanjutnya proses penggilingan daun

kayambang (Salvinia molesta) hingga

menjadi tepung.

Tahap Pemeliharaan Dan Pengambilan Data.

Pemeliharaan dilaksanakan selama 8 minggu di Laboratorium Ternak Unggas, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro, Semarang. Pakan dan air minum diberikan ad libitum. Ransum perlakuan diberikan pada saat berumur 6 minggu sampai umur 14 minggu.

Konsumsi Ransum.

Konsumsi ransum dapat dihitung dari menjumlahkan ransum yang diberikan setiap hari dan dikurangi sisa ransum. Cara menghitung konsumsi ransum sebagai berikut :

Konsumsi ransum = jumlah pemberian

ransum (g) - sisa ransum (g)

Ketersediaan Energi Metabolis.

Ketersediaan energi metabolis diukur m e n u r u t m e t o d e t o t a l k o l e k s i b e r d a s a r k a n S i b b a l d ( 1 9 7 6 ) d a n

menggunakan semua ternak yang digunakan penelitian. Total koleksi menggunakan indikator Fe2O3

0,5%, dilakukan pada umur 11 minggu berturut-turut selama 3 hari. Hari pertama sampai hari ketiga, burung puyuh diberi ransum perlakuan dengan menggunakan indicator Fe2O3, kemudian eksreta d i t a m p u n g . E k s k r e t a y a n g t e l a h tertampung kemudian disemprot dengan menggunakan HCl 0,1 N setiap 2 jam sekali, selanjutnya ditimbang untuk mengetahui berat basah dan berat kering (setelah dikeringkan). Ekskreta total koleksi yang kering ditimbang, kemudian dihaluskan dan dihomogenkan dan sampel yang telah homogen diambil s e c a r a k o m p o s i t . S e l a n j u t n y a dimasukkan ke dalam plastik yang telah diberi kode masing-masing perlakuan untuk dianalisis. Cara menghitung energi metabolis sebagai berikut :

AME= {(Qp*EBP)-(Qe*EBe)}

Qp

Keterangan :

Qp= jumlah ransum yang dikonsumsi (g). EBp= energi bruto ransum (MJ/kg). Qe= jumlah eksreta (g).

EBe= energi bruto eksreta (MJ/kg).

Pertambahan bobot badan.

P e r t a m b a h a n b o b o t b a d a n d a p a t diketahui dengan menimbang puyuh setiap minggu selama penelitian. Cara menghitung pertambahan bobot badan sebagai berikut :PBB=BB awal?g?- BB akhir (g)

(4)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengaruh perlakuan terhadap konsumsi ransum, ketersediaan energi metabolis dan pertambahan bobot badan tercantum pada Tabel 3.

Tabel 3.Pengaruh penggunaan tepung daun kayambang (Salvinia molesta) dalam ransum terhadap konsumsi ransum, ketersediaan energi metabolis dan pertambahan bobot badan

Ulangan Perlakuan

T0 T1 T2 T3

Konsumsi Ransum (g/ekor/hari) 18,46 18,19 18,40 18,28 Ketersediaan EM (kkal/kg) 2659,42b 2686,85b 2797,39a 2835,59a

PBB (g/ekor/hari) 0,62 0,57 0,57 0,58

Keterangan : Superskrip menunjukkan perbedaan yang nyata (p < 0,05).

Hasil penelitian menunjukkan b a h w a k o n s u m s i r a n s u m t i d a k berpengaruh nyata (P>0,05). Ransum dengan serat kasar tinggi, pada umumnya menurunkan konsumsi ransum, bersifat bulky (amba) (Amrullah, 2003), tetapi p a d a p e n e l i t i a n i n i t i d a k t e r j a d i . Penggunaan tepung daun kayambang (Salvinia molesta) meningkatkan serat k a s a r r a n s u m , s e m a k i n t i n g g i penggunaan tepung daun kayambang (Salvinia molesta) semakin tinggi total serat kasar ransum. Kondisi penelitian ini menunjukkan bahwa konsumsi ransum tidak dipengaruhi oleh penggunaan tepung daun kayambang (Salvinia molesta) antara 2,5 - 7,5% dengan kandungan serat kasar dalam ransum adalah 3,90 - 6,51% (Tabel 1). Hasil penelitian menunjukkan bahwa puyuh masih dapat mentolerir serat kasar tersebut. Menurut Standar Nasional I n d o n e s i a ( 2 0 0 6 ) , p u y u h m a m p u mentoleransi serat kasar hingga 7,0%. Unggas lokal, termasuk puyuh mampu memanfaatkan kandungan serat kasar tinggi 10-15%, sementara ayam ras hanya sekitar 5 - 7,5% (Suprijatna et al., 2012).

Hasil penelitian menunjukkan b a h w a p e n g g u n a a n t e p u n g d a u n kayambang (Salvinia molesta) dalam ransum berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap ketersediaan energi metabolis. Peningkatan penggunaan tepung daun kayambang (Salvinia molesta) taraf 5%

d a n 7 , 5 % ( T 2 d a n T 3 ) n y a t a meningkatkan ketersediaan energi m e t a b o l i s , a p a b i l a d i b a n d i n g k a n perlakuan tanpa tepung daun kayambang (Salvinia molesta) (T0), namun antara T0 dan T1 dan antara T2 dan T3 tidak berbeda. Bahri dan Rusdi (2008) secara u m u m , p e n g g u n a a n t e p u n g d a u n kayambang (Salvinia molesta) dapat meningkatkan serat kasar ransum dan menyebabkan penurunan ketersediaan energi metabolis, tetapi hal tersebut tidak terjadi pada penelitian ini. Penggunaan tepung daun Kayambang (Salvinia molesta) pada perlakuan T2 (5,0%) dan T3 (7,5%) mengakibatkan peningkatan nyata terhadap nilai kersediaan energi metabolis. Peningkatan ketersediaan energi metabolis diasumsikan berkaitan dengan manfaat serat kasar pada proses pencernaan yang dapat merangsang gerak peristaltik usus.

Serat kasar tersebut dapat menjadi pemacu untuk peningkatan bakteri yang menguntungkan bagi ternak, seperti Lactobacillus dan Bifidobacteria. Serat

kasar ayambang merupakan serat yangk

berasal dari tanaman dan mengandung oligosakarida (Salminen et al., 2004). Oligosakarida dari tanaman disebut prebiotik yang berfungsi sebagai sumber “makanan” untuk bakteri seperti di atas. Prebiotik tersebut dapat meningkatkan bakteri yang menguntungkan dalam usus (Gibson, 2004). Peningkatan populasi b a k t e r i m e n g u n t u n g k a n s e p e r t i

(5)

L a c t o b a c i l l u s d a n B i fi d o b a c t e r i a berdampak pada penurunan jumlah bakteri patogen, karena bakteri patogen seperti E. coli dan Salmonella sp. tidak tahan pada pH rendah (Harimuri et al., 2005). Menurut Li et al. (2008), prebiotik berperan sebagai sumber nutrien s e h i n g g a d a p a t m e n i n g k a t k a n keseimbangan mikroorganisme di dalam saluran pencernaan, sementara bakteri probiotik dapat menghasilkan produk metabolisme yang bermanfaat bagi kesehatan ternak inang. Hal tersebut, memberi arti bahwa pemanfaatan p r e b i o t i k m a m p u m e n i n g k a t k a n kesehatan saluran pencernaan yang didukung oleh asumsi serat kasar daun kayambang yang dapat memacu gerak peristaltik usus, sehingga penggunaan nutrien yang baik dapat berdampak pada p e n i n g k a t a n k e t e r s e d i a a n e n e r g i metabolis.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan tepung daun kayambang (Salvinia molesta) dalam ransum tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap pertambahan bobot badan. Ransum menggunakan tepung daun kayambang (Salvinia molesta) meskipun kandungan serat kasar tinggi ternyata tidak menyebabkan perbedaan pertambahan bobot badan. Secara teori konvensional, diketahui bahwa, semakin tinggi serat kasar, konsumsi ransum b e r k u r a n g d a n b e r d a m p a k p a d a penurunan bobot badan (Mohiti et al. 2012), tetapi hal tersebut tidak terjadi pada penelitian ini. Widyastuti et al. (2014) menyatakan bahwa bobot ternak berbanding lurus dengan konsumsi ransum, apabila konsumsi ransum tinggi m a k a p e r t a m b a h a n b o b o t b a d a n meningkat dan sebaliknya. Penggunaan tepung daun kayambang (Salvinia molesta) yang semakin tinggi dapat meningkatkan serat kasar ransum. Kondisi penelitian ini menunjukkan bahwa pertambahan bobot badan tidak dipengaruhi oleh penggunaan tepung

daun kayambang (Salvinia molesta) antara 2,5 - 7,5% dengan kandungan serat kasar ransum berkisar antara 3,90

-6,51% (Tabel 1). Ini memberikan arti

bahwa serat kasar tinggi masih dapat ditolerir oleh puyuh. Berdasarkan Standar Nasional Indonesia (2006) bahwa puyuh mampu mentoleransi serat kasar sampai taraf 7,0%, bahkan pada ayam kampung mampu memanfaatkan kandungan serat kasar yang relatif tinggi yaitu 10 - 15% (Sukaryana, 2011).

SIMPULAN

P e n g g u n a a n t e p u n g d a u n kayambang (Salvinia molesta) sampai

taraf 7,5% meningkatkan ketersediaan

energi metabolis tetapi menghasilkan pertambahan bobot badan yang sama.

DAFTAR PUSAKA

Amrullah, I. K. 2003. Nutrisi Ayam Broiler. Cetakan III. Lembaga Satu Gunungbudi, Bogor.

Bahri, S. dan Rusdi. 2008. Evaluasi energi metabolis pakan lokal

pada ayam petelur. Jurnal

Agroland. 15 (1) : 75 – 78. Gibson, G. R. 2004. Fibre and effects on

probiotics (the prebiotic concept). Clin. Nutr. Suppl. 1 (2) : 25 - 31.

Harimuri, S., E. S. Rahayu, Nasroedin dan Kurniasih. 2005. Bakteri asam laktat dari intestin ayam sebagai agensia probiotik. Anim. Prod. 9 (2) : 82 – 91. Li, X., L. Q. Liu dan C. L. Xu. 2008. Effect

o f s u p p l e m e n t a t i o n o f froctooligosaccharide and/or Bacillus subtilis to diet on performance and intestinal microflora in broiler. Archiv fur Tierzucht. 51 (1) : 64 - 70.

(6)

Mohiti, A. M., M. Shivazad, M. Zaghari, S. Aminzadeh, M. Rezaian, dan G. G. Mateos. 2012. Dietary fibers and crude protein content alleviate hepatic fat deposition and obesity in broiler breeder hens. Poult. Sci. 91 (12) : 3107 -3114. Rosani, U. 2002. Performa Itik Lokal

Jantan Umur 4 - 8 Minggu d e n g a n P e m b e r i a n K a y a m b a n g ( S a l v i n i a molesta) dalam Ransumnya. Fakultas Peternakan Institut P e r t a n i a n B o g o r, B o g o r (Skripsi).

S a l m i n e n , S . , A . W r i g h t d a n A . Ouwenand. 2004. Lactic Acid Bacteria Microbiological and F u n c t i o n a l A s p e c t s . 3 t h Revised Ed. Marcel Dekker Inc., New York.

Sibbald, I.R. 1976. A bioassay for true m e t a b o l i s a b l e e n e r g y i n feedingstuff. Poult. Sci. 55 (1) : 303 - 308.

Standar Nasional Indonesia. 01-3906-2006. Ransum Puyuh Dara Petelur (Quail Layer). Badan Standarisasi Nasional (BSN),

Jakarta.

Sukaryana, Y., U. Atmomarsono, V. D. Yunianto, dan E. Suprijatna. 2 0 11 . P e n i n g k a t a n n i l a i kecernaan protein kasar dan l e m a k k a s a r p r o d u k fermentasi campuran bungkil inti sawit dan dedak padi pada b r o i l e r. J u r n a l I l m u d a n Teknologi Peternakan. 1 (3): 167 - 172. S u p r i j a t n a , E . , D . S u n a r t i , U . A t m o m a r s o n o , d a n W . Sarengat. 2012. Kesiapan B a h a n P a k a n d a l a m Mendukung Pengembangan Unggas Lokal. Workshop N a s i o n a l U n g g a s L o k a l . Fakultas Peternakan dan P e r t a n i a n U n i v e r s i t a s Diponegoro, Semarang. Widyastuti, W., S. M. Mardiati, T. R.

Sarasati. 2014. Pertumbuhan puyuh (Coturnix coturnix japonica) setelah pemberian tepung Kunyit (Curcuma longa L.) pada pakan. Buletin Anatomi dan Fisiologi. 22 (2) : 12 - 20.

Gambar

Tabel . Komposisi dan Kandungan Nutrisi Ransum Penelitian 1
Tabel 3.Pengaruh penggunaan tepung daun kayambang (Salvinia molesta) dalam ransum terhadap konsumsi ransum, ketersediaan energi metabolis dan pertambahan bobot badan

Referensi

Dokumen terkait

Šiuo aspektu išnagrinėti paslaugų paieškos portalai ir pirkimų robotai, paslaugų paieška sistemose, veikiančiose atvirose išskirstytose aplinkose (SLP protokolas, CORBA,

hanyalah bagian dari fungsi kerja al-hisah. Hadi, “Prinsip-prinsip Ekonomi Islam Tentang Harga Yang Islami” , 73. Hadi, “Prinsip-prinsip Ekonomi Islam Tentang Harga Yang

wa terdapat kandungan logam berat timbal baik total maupun terlarut di dalam air sungai Bengkulu, terdapat hubungan yang bermakna antara kadar timbal di rambut dengan

menggunakan estimasi metode kuadrat terkecil, hasil estimasi parameternya tidak akan memberikan informasi yang tepat bagi data yang ada, karena akan mengakibatkan

Media Pembelajaran Ditinjau Dari Hasil Belajar Siswa Pada Standar Kompetensi Menerapkan Dasar-Dasar Elektronika di SMK Negeri 1 Kota Cimahi.. Skripsi S1 Prodi

Saat ini, saya sedang melakukan penelitian dengan judul “Gambaran Pengetahuan, Sikap , dan Tindakan Keluarga Pasien Terhadap Donor Darah Di RSUP H.. Adam Malik, Medan

Dalam ilmu Teknik Sipil, struktur komposit merupakan struktur yang terdiri dari dua bahan atau lebih yang berbeda secara sifat dan fisik (misalnya baja dengan beton) yang “bekerja

Walaupun demikian ada 2 (dua) indikator sasaran strategis tujuan kedua yang belum tercapai, yaitu indikator “ Persentase Konsumen yang puas terhadap akses data BPS Kabupaten