• Tidak ada hasil yang ditemukan

Reski Mai Candra 1, Dianing Sucita 2 1,2 Teknik Informatika UIN Sultan Syarif Kasim Riau

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Reski Mai Candra 1, Dianing Sucita 2 1,2 Teknik Informatika UIN Sultan Syarif Kasim Riau"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

77

Sistem Pakar Penentuan Jenis Plastik Berdasarkan Sifat Plastik

Terhadap Makanan yang akan Dikemas Menggunakan Metode

Certainty Factor

(Studi Kasus : CV. Minapack Pekanbaru)

Reski Mai Candra1, Dianing Sucita2 1,2Teknik Informatika UIN Sultan Syarif Kasim Riau Jl. H.R. Soebrantas no. 155 KM. 18 Simpang Baru, Pekanbaru 28293

[email protected]

1, [email protected]2

Abstrak – Dalam bisnis perdagangan makanan,

pengaruh kemasan terhadap makanan merupakan hal yang cukup dipertimbangkan. Pengemasan dilakukan oleh produsen atau pemasar untuk disampaikan kepada konsumen. Sebagai salah satu rumah kemasan, CV.Minapack memfasilitasi pengemasan bagi produsen makanan terutama IKM (Ikatan Kecil dan Menengah). Dalam pengemasan produk makanan, perusahaan lebih mengutamakan menggunakan material plastik yang dinilai memiliki kelebihan manfaat bila dibandingkan dengan material lainnya. Dalam mengemas makanan dibutuhkan suatu penalaran pakar menggunakan metode certainty factor untuk memperkirakan plastik apa yang baik untuk suatu produk makanan.

Kata kunci – Sistem pakar, Jenis Plastik, Sifat Plastik, Certainty Factor, Kemasan Makanan

PENDAHULUAN

Kemasan plastik saat ini mendominasi industri makanan di Indonesia, menggeser penggunaan kemasan logam. Hal ini disebabkan karena kelebihan dari kemasan plastik yaitu ringan, fleksibel, multiguna, kuat, tidak bereaksi, tidak karatan dan bersifat termoplastis (heat seal), dapat diberi warna dan harganya yang murah. Akan tetapi, kemasan plastik memiliki kelemahan karena adanya zat monomer dan molekul kecil dari plastik yang mungkin bermigrasi ke dalam bahan pangan yang dikemas [1].

Kemasan merupakan kegiatan penempatan produksi ke dalam wadah dengan segala jenis material lainnya yang dilakukan oleh produsen atau pemasar untuk disampaikan kepada konsumen. Budaya kemasan sebenarnya telah dimulai sejak manusia mengenal sistem penyimpanan bahan makanan. Sistem penyimpanan bahan makanan secara tradisional diawali dengan memasukkan bahan makanan ke dalam suatu wadah yang ditemuinya [2]. Dalam pengembangan yang pesat,

kini sudah tersedia rumah kemasan yang menyediakan jasa untuk mengemas produksi masyarakat.

CV. Minapack Pekanbaru merupakan salah satu rumah kemasan yang difasilitasi oleh Dinas Perikanan dan Kelautan Pekanbaru. Perusahaan ini didirikan untuk membantu dan melayani industri terutama IKM (Industri Kecil dan Menengah) yang belum mampu melakukan kegiatan pengemasan yang baik di tempat usahanya sendiri.

Dalam menentukan jenis plastik yang akan dikemas, CV. Minapack Pekanbaru perlu mempertimbangkan kualitas dan kuantitas plastik demi efisiensi dan efektifitas hasil produksi. Pihak perusahaan membutuhkan suatu penalaran terstruktur agar plastik sesuai dengan kebutuhan konsumen seperti pertimbangan jenis plastik yang akan mempengaruhi kualitas produk makanan yang akan dikemas.

Dalam hal ini sistem pakar yang merupakan salah satu teknik kecerdasan buatan yang dapat menirukan proses penalaran manusia menawarkan hasil yang lebih spesifik untuk dimanfaatkan karena sistem pakar berfungsi secara konsisten seperti seorang pakar manusia yang menawarkan nasihat kepada pemakai dan menemukan solusi terhadap berbagai macam permasalahan yang spesifik, termasuk juga dalam pemecahan masalah menentukan jenis plastik yang akan digunakan [3].

Tujuan pengembangan sistem pakar ini sebenarnya bukan untuk menggantikan peran manusia tetapi untuk mensubsitusikan pengetahuan manusia ke dalam bentuk sistem, sehingga dapat digunakan oleh pihak perusahaan agar tidak kesulitan untuk mencari solusi dalam menentukan jenis plastik yang sesuai dengan jenis makanan yang akan dikemas.

Untuk mengatasi permasalahan di atas, maka perlu dibangun suatu sistem pakar dengan menerapkan suatu metode terstruktur yang dapat mempermudah dalam menentukan jenis plastik berdasarkan sifat plastik terhadap jenis makanan yang akan dikemas dengan menggunakan metode

(2)

78

Penelitian ini membahas bagaimana sifat plastik terhadap makanan yang dikategorikan dalam makanan basah dan makanan kering. Plastik yang digunakan merupakan plastik yang tersedia di perusahaan yakni plastik yang berstandar foodrade.

Putu Ary Darma Yasa (2012) telah berhasil melakukan penelitian tentang diagnosa penyakit kulit pada manusia menggunakan metode forward chaining dan Certainty Factor. Penelitian membuktikan bahwa metode ini telah menghasilkan diagnosa yang cukup akurat. Berdasarkan hasil analisa yang dilakukan dengan teknik sampling menunjukkan hasil 73,15% sama dengan hasil yang diberikan dokter ahli. Metode

Certainty Factor diperkuat lagi oleh Uning Lestari (2011) melalui sistem pakar untuk mengidentifikasi jenis- jenis kayu. Hasil dari sistem pakar ini adalah sebuah tampilan aplikasi sistem pakar untuk mengidentifikasi jenis kayu berdasarkan ciri makroskopis.

TINJAUAN PUSTAKA A. Sistem Pakar

Sistem pakar merupakan sistem yang berusaha mengadopsi pengetahuan manusia ke komputer agar komputer dapat menyelesaikan masalah seperti yang biasa dilakukan oleh para ahli. Dengan sistem pakar ini, orang awampun dapat menyelesaikan masalah yang cukup rumit yang sebenarnya hanya dapat diselesaikan dengan bantuan para ahli. Bagi para ahli, sistem pakar ini juga akan membantu aktivitasnya sebagai asisten yang sangat berpengalaman [4].

Gambar 1. Struktur Sistem Pakar B. Metode Inferensi

Suatu rantai yang dilintasi dari hipotesa

kembali ke fakta yang mendukung hipotesa tersebut adalah backward chaining. Cara lain menggambarkan backward chaining adalah dalam hal tujuan yang dapat dipenuhi dengan pemenuhan sub tujuannya[5]. Terdapat berbagai cara pemecahan masalah didalam sistem pakar. Beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah arah penelusuran dan topologi penelusuran.

1. Arah penelurusan/pelacakan, arah penelurusan dibagi dua yaitu:

a. Forward chaining

Strategi dari sistem ini adalah dimulai dari inputan beberapa fakta, kemudian menurunkan beberapa fakta dari aturan-aturan yang cocok pada knowledge base dan melanjutkan prosesnya sampai jawaban sesuai sebagai penelusuran deduktif. b. Backward chaining

Strategi penarikan keputusan yang didasarkan dari hipotesa atau dugaan yang didapat dari informasi yang ada.

2. Topologi penelurusan /pencarian a. Breadth first search

Metode penelusuran ini memeriksa semua node (simpul) pohon pencarian, dimulai dari simpul akar. Simpul-simpul dalam tingkat diperiksa seluruhnya sebelum pindah ke simpul di tingkat selanjutnya. Proses ini bekerja dari kiri ke kanan, baru bergerak ke bawah. Ini berlanjut sampai ke titik tujuan (goal).

b. Depth first search

Metode ini memulai penelusuran dari node sampai simpul akar, selanjutnya menuju ke bawah dulu baru bergerak ke samping dari kiri ke kanan, proses ini berlanjut sampai ditemukan simpul tujuan.

c. Best first search

Metode best first search ini bekerja berdasarkan kombinasi kedua metode sebelumnya. Penelitian ini menggunakan metode tersebut.

c. Certainty Factor

Teori Certainty Factor diusulkan oleh Shortlife dan Buchanan pada tahun 1975 untuk mengakomodasi ketidakpastian pemikiran (inexact reasoning) seorang pakar. Seorang pakar, sering kali menganalisis informasi yang ada dengan ungkapan seperti “mungkin”, “kemungkinan besar”, “hampir pasti”[6]. Untuk mengakomodasi hal ini kita menggunakan Certainty Factor guna menggambarkan tingkat keyakinan pakar terhadap masalah yang sedang dihadapi.

Saat ini ada dua model yang sering digunakan untuk menghitung tingkat keyakinan (CF) dari sebuah rule [7] adalah sebagai berikut : 1. Menggunakan metode ‘Net Belief’yang

(3)

79

Uncertain Term

CF

Definitely not

Almost certainly not

Probably not

Maybe not

Unknown

Maybe

Probably

Almost certainly

Definitely

- 1.0

- 0.8

- 0.6

- 0.4

- 0.2 to 0.2

0.4

0.6

0.8

1.0

diusulkan oleh E. H. Shortliffe dan B. G. Buchanan. yaitu:

CF(Rule) = MB(H, E) – MD(H, E)

Keterangan:

P(H) : probabilitas kebenaran hipotesa H P(H|E) : probabilitas bahwa H benar

karena fakta E

P(H) dan P(H|E) merepresentasikan keyakinan dan ketidak yakinan pakar.

2. Menggunakan menggali dari hasil wawancara dengan pakar. Nilai CF(Rule) serta bobot dari masing- masing fakta didapat dari interpretasi istilah dari pakar menjadi nilai CF serta bobot tertentu, seperti contoh pada tabel 1berikut ini: Tabel 1. Interpretasi Nilai CF

ANALISA DAN PERANCANGAN Makanan basah dapat digolongkan menjadi dua bagian yakni makanan segar dan makanan pengolahan. Makanan segar merupakan makanan yang biasanya bersifat tidak tahan lama, seperti ikan segar, daging segar, sayuran, dan buah-buahan. Sedangkan makanan olahan berupa bakso ikan, manisan buah, dan makanan olahan lainnya.

Gambar 2. Bagan Pembagian Makanan Basah Kemasan pada makanan segar hewani harus memiliki permeabilitas tinggi terhadap uap air agar pada penyimpanan suhu dingin produk tidak terlalu basah/ berair, permeabilitas tinggi terhadap gas untuk pertukaran gas yang baik, dan permeabilitas rendah terhadap air agar air tidak masuk ke dalam kemasan produk. Sedangkan pada makanan segar nabati yakni berupa buah maupun sayuran harus memiliki permeabilitas rendah terhadap air, karena sayur maupun buah akan rusak jika disimpan dalam keadaan berair dalam waktu yang relatif lama, memiliki tinggi terhadap gas untuk pertukaran CO2 yang dapat merusak produk, dan memiliki permeabilitas tinggi terhadap uap air agar produk tidak berair. Basis pengetahuan sifat plastik terhadap makanan segar pada analisa aplikasi sistem pakar ini akan dijelaskan pada tabel berikut ini :

Tabel 1. Basis Pengetahuan Sifat Plastik Terhadap Makanan Segar Hewani Sifat Plastik Terhadap

Makanan Jenis Plastik

Disimpan dalam suhu rendah/ dingin (freezer >-300c) Plastik LDPE Plastik HDPE Plastik PET Plastik PP Plastik PS Plastik PVC Plastik Nylon

Mengandung air Plastik LDPE

Plastik HDPE Plastik PET Plastik PP Plastik PVC Plastik Nylon Memiliki permeabilitas yang

rendah terhadap air

Plastik LDPE Plastik HDPE Plastik PET Plastik PVC Plastik Nylon Memiliki permeabilitas yang

tinggi terhadap gas

Plastik LDPE Plastik PP Plastik PS

(4)

80

Sifat Plastik Terhadap

Makanan Jenis Plastik

Memiliki permeabilitas yang tinggi terhadap uap

Plastik HDPE Plastik PET Plastik PS Plastik PVC Plastik Nylon Mengandung bahan pengawet

Buatan

Plastik LDPE Plastik HDPE Plastik PET Plastik PP Mengandung bahan pewarna

Buatan

Plastik LDPE Plastik HDPE Plastik PET Plastik PP Bersifat tajam/berduri Plastik PET

Plastik PVC Plastik Nylon Mengandung lemak Plastik PET

Plastik PP Plastik PVC Plastik Nylon

Tabel 2. Basis Pengetahuan Sifat Plastik Terhadap Makanan Segar Nabati

Sifat Plastik terhadap makanan

Jenis Plastik Disimpan dalam suhu

rendah/dingin (freezer >-30oc) Plastik LDPE Plastik HDPE Plastik PET Plastik PP Plastik PS Plastik PVC Plastik Nylon

Mengandung air Plastik LDPE

Plastik HDPE Plastik PET Plastik PP Plastik PVC Plastik Nylon Memiliki permeabilitas yang

rendah terhadap air

Plastik LDPE Plastik HDPE Plastik PET Plastik PVC Plastik Nylon Memiliki permeabilitas yang

tinggi terhadap gas

Plastik LDPE Plastik PP Plastik PS Memiliki permeabilitas yang

tinggi terhadap uap

Plastik HDPE Plastik PET Plastik PS Plastik PVC Plastik Nylon Mengandung bahan pengawet

buatan

Plastik LDPE Plastik HDPE Plastik PET Plastik PP Mengandung bahan pewarna

Buatan

Plastik LDPE Plastik HDPE Plastik PET Plastik PP

Sifat Plastik terhadap makanan

Jenis Plastik Bersifat tajam/ berduri Plastik PET

Plastik PVC Plastik Nylon

Mengandung asam Plastik

LDPE Plastik HDPE Plastik PP Plastik PVC Plastik Nylon

Pada makanan basah olahan seperti bakso ikan, manisan buah, dsb, harus memiliki permeabilitas rendah terhadap air karena akan merubah kualitas produk, memiliki permeabilitas rendah terhadap gas agar produk tidak dirusak oleh gas dari luar, dan memiliki permeabilitas rendah terhadap uap agar kualitas produk tetap terjaga.

Basis pengetahuan sifat plastik terhadap makanan basah olahan pada analisa aplikasi sistem pakar ini akan dijelaskan pada tabel 3: Tabel 3. Basis Pengetahuan Sifat Plastik Terhadap

Makanan Basah Olahan Sifat Plastik terhadap

makanan

Jenis Plastik Disimpan dalam suhu

rendah/dingin (freezer >-30oC) Plastik LDPE Plastik HDPE Plastik PET Plastik PP Plastik PS Plastik PVC Plastik Nylon

Mengandung air Plastik LDPE

Plastik HDPE Plastik PET Plastik PP Plastik PVC Plastik Nylon Memiliki permeabilitas yang

rendah terhadap air

Plastik LDPE Plastik HDPE Plastik PET Plastik PVC Plastik Nylon Memiliki permeabilitas yang

rendah terhadap gas

Plastik HDPE Plastik PET Plastik PVC Plastik Nylon Memiliki permeabilitas yang

rendah terhadap uap

Plastik LDPE Plastik PP Mengandung bahan pengawet buatan Plastik LDPE Plastik HDPE Plastik PET Plastik PP

(5)

81

Sifat Plastik terhadap

makanan

Jenis Plastik Mengandung bahan pewarna

buatan

Plastik LDPE Plastik HDPE Plastik PET Plastik PP Bersifat tajam/ berduri Plastik PET

Plastik PVC Plastik Nylon Mengandung lemak/ minyak Plastik PET

Plastik PP Plastik PVC Plastik Nylon Mengandung asam Plastik LDPE Plastik HDPE Plastik PP Plastik PVC Plastik Nylon

Beraroma Plastik PET

Beralkohol Plastik LDPE

Plastik HDPE Plastik PVC Mengandung bahan kimia

(asam formal, fenol

(terkandung dalam makanan yang melalui proses pengasapan), pelarut petroleum (pengatur kadar lemak dan minyak), zat pengatur keasaman)

Plastik LDPE Plastik HDPE Plastik PET Plastik PP

Makanan kering dapat digolongkan menjadi makanan olahan dan makanan utuh. Makanan olahan seperti keripik, pilus, abon ikan, dsb harus memiliki permeabilitas rendah terhadap air, uap, dan gas karena makanan ini butuh perlindungan ekstra dalam pengemasannya.

Gambar 3. Bagan Pembagian Makanan Kering Basis pengetahuan sifat plastik terhadap makanan kering olahan pada analisa aplikasi sistem pakar ini akan dijelaskan pada tabel berikut ini :

Tabel 4. Basis Pengetahuan Sifat Plastik Terhadap Makanan Kering Olahan

Sifat Plastik terhadap

makanan Jenis Plastik

Disimpan dalam suhu ruangan Plastik LDPE Plastik HDPE Plastik PET Plastik PP Plastik PS Plastik PVC Plastik Nylon Mengandung asam Plastik LDPE Plastik HDPE Plastik PP Plastik PVC Plastik Nylon Memiliki permeabilitas yang

rendah terhadap air

Plastik LDPE Plastik HDPE Plastik PET Plastik PVC Plastik Nylon Memiliki permeabilitas yang

rendah terhadap gas

Plastik HDPE Plastik PET Plastik PVC Plastik Nylon Memiliki permeabilitas yang

rendah terhadap uap

Plastik LDPE Plastik PP Mengandung bahan pengawet

buatan

Plastik LDPE Plastik HDPE Plastik PET Plastik PP Mengandung bahan pewarna

buatan

Plastik LDPE Plastik HDPE Plastik PET Plastik PP Bersifat tajam/berduri Plastik PET

Plastik PVC Plastik PS Plastik Nylon

Beraroma Plastik PET

Mengandung lemak/minyak Plastik HDPE Plastik PP Plastik PVC Mengandung bahan kimia

(asam formal, fenol

(terkandung dalam makanan yg melalui proses pengasapan), pelarut petroleum (pengatur kadar lemak dan minyak), zat pengatur keasaman)

Plastik LDPE Plastik HDPE Plastik PET Plastik PP

Makanan kering utuh merupakan makanan berupa makanan yang diasinkan seperti ikan asin, makanan yang diasapkan seperti ikan salai, maupun makanan berbentuk serelia seperti kacang-kacangan, gandum, dsb. Makanan seperti ini membutuhkan permeabilitas tinggi terhadap udara dan uap agar terjaga kelembabannya dan yang paling penting memiliki permeabilitas rendah terhadap air.

Basis pengetahuan sifat plastik terhadap makanan kering utuh pada analisa aplikasi sistem pakar ini akan dijelaskan pada tabel berikut ini:

(6)

82

Tabel 5. Basis Pengetahuan Sifat Plastik Terhadap Makanan Kering Utuh

Sifat Plastik terhadap

makanan Jenis Plastik

Disimpan dalam suhu ruangan Plastik LDPE Plastik HDPE Plastik PET Plastik PP Plastik PS Plastik PVC Plastik Nylon Memiliki permeabilitas yang

rendah terhadap air

Plastik LDPE Plastik HDPE Plastik PET Plastik PVC Plastik Nylon Memiliki permeabilitas yang

tinggi terhadap gas

Plastik LDPE Plastik PP Plastik PS Memiliki permeabilitas yang

tinggi terhadap uap

Plastik HDPE Plastik PET Plastik PS Plastik PVC Plastik Nylon Mengandung bahan pengawet

buatan

Plastik LDPE Plastik HDPE Plastik PET Plastik PP Bersifat tajam/berduri Plastik PET

Plastik PVC Plastik PS Plastik Nylon Berdasarkan penelusuran yang dilakukan untuk menentukan jenis plastik menggunakan metode penelusuran forward chaining maka didapatkan rule sebagai berikut:

1. Sifat Plastik Terhadap Makanan Basah Segar Hewani

R-1 : IF S02 and S04 and S06 and S09 and S11 and S12 and S13 and S16 and S18 then LDPE

R-2 : IF S02 and S05 and S08 and S12 and S13 and S16 and S17 then HDPE R-3 : IF S02 and S05 and S09 and S10 and S12

and S13 and S14 and S16 and S17 then PP

R-4 : IF S02 and S05 and S09 and S11 and S18 then PS

R-5 : IF S02 and S04 and S05 and S07 and S08 and S18 then Nylon

2. Sifat Plastik Terhadap Makanan Basah Segar Nabati

R-1 : IF S02 and S04 and S06 and S09 and S11 and S12 and S13 and S16 and S18 then LDPE

R-2 : IF S02 and S05 and S08 and S12 and S13 and S16 and S17 then HDPE R-3 : IF S02 and S05 and S09 and S10 and S12

and S13 and S14 and S16 and S17 then PP

R-4 : IF S02 and S05 and S09 and S11 and S18 then PS

3. Sifat Plastik Terhadap Makanan Basah Olahan R-1 : IF S01 and S02 and S04 and S05 and S06

and S08 and S12 and S13 and S14 and S15 and S17 then HDPE

R-2 : IF S01 and S02 and S04 and S08 and S11 and S12 and S13 and S14 and S16 and S17 and S18 then PET

R-3 : IF S01 and S02 and S04 and S05 and S06 and S08 and S11 and S15 and S16and

S18 then PVC

R-4 : IF S01 and S02 and S04 and S05 and S06 and S08 and S11 and S14 and S16and S18 then Nylon

4. Sifat Plastik Terhadap Makanan Kering Olahan R-1 : IF S03 and S05 and S10 and S12 and

S13 and S17 then LDPE

R-2 : IF S03 and S05 and S08 and S12 and S13 and S16 and S17 then HDPE R-3 : IF S03 and S08 and S12 and S13 and

S14 and S17 and S18 then PET R-4 : IF S03 and S05 and S08 and S16 and

S18 then PVC

R-5 : IF S03 and S05 and S08 and S18 then Nylon

5. Sifat Plastik Terhadap Makanan Kering Utuh R-1 : IF S03 and S05 and S10 and S12 and

S13 and S17 then LDPE

R-2 : IF S03 and S05 and S08 and S12n and S13 and S16 and S17 then HDPE R-3 : IF S03 and S08 and S12 and S13 and

S14 and S17 and S18 then PET R-4 : IF S03 and S05 and S09 and S10 and

S12 and S13 and S14 and S16 and S17 then PP

R-5 : IF S03 and S05 and S08 and S18 then Nylon

Keterangan Sifat:

S01 : Disimpan dalam suhu tinggi S02 : Disimpan dalam suhu rendah S03 : Disimpan dalam suhu ruangan S04 : Resisten terhadap air

S05 : Resisten terhadap asam

S06 : Memiliki permeabilitas yang rendah terhadap air

S07 : Memiliki permeabilitas yang tinggi terhadap air

S08 : Memiliki permeabilitas yang rendah terhadap gas

S09 : Memiliki permeabilitas yang tinggi terhadap gas

S10 : Memiliki permeabilitas yang rendah terhadap uap

(7)

83

terhadap uap

S12 : Resisten terhadap bahan pengawet buatan

S13 : Resisten terhadap bahan pewarna buatan

S14 : Tahan terhadap aroma S15 : Resisten terhadap alcohol S16 : Tahan terhadap lemak/ minyak

S17 : Resisten terhadap bahan kimia (asam formal, fenol (terkandung dalam makanan yang melalui proses pengasapan), pelarut petroleum (pengatur kadar lemak dan minyak), zat pengatur keasaman)

S18 : Resisten terhadap makanan tajam/ berduri

Certainty factor digunakan untuk menghitung nilai kemungkinan, dimana certainty factor akan memberikan nilai kepastian terhadap penentuan sifat plastik. Tahapan yang dilakukan oleh pengguna adalah sebagai berikut ini: pada tahapan pertama sistem meminta data pengguna, setelah meinputkan data pengguna menjawab pertanyaan dengan jawaban “ya” atau “tidak”. Maka pertanyaan yang akan tampil pada sistem adalah sebagai berikut:

1. Apakah produk Anda memerlukan daya tembus rendah terhadap air?

2. Apakah produk Anda memerlukan 3. daya tembus rendah terhadap gas? 4. Apakah produk Anda berduri/ tajam?

5. Apakah produk Anda disimpan dalam suhu rendah?

6. Apakah produk Anda disimpan dalam 7. suhu tinggi?

8. Apakah produk Anda mengandung asam? 9. Apakah produk Anda mengandung aroma? 10.Apakah produk Anda mengandung bahan kimia

(bahan pengawet, bahan pewarna buatan, dsb)? Dengan jawaban yang diberikan oleh pengguna, maka berdasarkan pohon inferensi akan menghasilkan plastik PET.

Nilai Certainty Factor telah didapat dengan menggunakan rumus Certainty factor (CF) dengan melakukan pengurangan antara nilai MB dan MD yang didapat pada tabel data nilai sifat plastik, karena dalam melakukan penentuan memiliki beberapa kriteria dan nilai Certainty factor (CF), maka akan digunakan rumus CF gabungan sebagai berikut ini:

CF1 = Mb-Md = 0.8-0.2 = 0.6

Untuk kriteria selanjutnya juga dilakukan perhitungan yang sama seperti perhitungan pertama.

CF2 = Mb-Md = 0.6-0.4 = 0.2

Untuk kriteria selanjutnya juga dilakukan perhitungan yang sama seperti perhitungan CF sebelumnya.

CF3 = Mb-Md = 0.8-0.2 = 0.6

Untuk kriteria selanjutnya juga dilakukan perhitungan yang sama seperti perhitungan CF sebelumnya.

CF4 = Mb-Md = 0.6-0.4 = 0.2

Untuk kriteria selanjutnya juga dilakukan perhitungan yang sama seperti perhitungan CF sebelumnya.

CF5 = Mb-Md = 0.8-0.2 = 0.6

Untuk kriteria selanjutnya juga dilakukan perhitungan yang sama seperti perhitungan CF sebelumnya.

CF6 = Mb-Md = 0.6-0.4 = 0.2

Untuk kriteria selanjutnya juga dilakukan perhitungan yang sama seperti perhitungan CF sebelumnya.

CF7 = Mb-Md = 0.8-0.2 = 0.6

Untuk kriteria selanjutnya juga dilakukan perhitungan yang sama seperti perhitungan CF sebelumnya.

CF8 = Mb-Md = 0.7-0.3 = 0.4

Dari semua hasil CF yang didapatkan, sistem dapat menyimpulkan hasil penentuan jenis plastik adalah dengan perhitungan CF gabungan, sebagai berikut. CF S1S2 = CFS1 + CFS2 (1-CFS1) = 0.6+0.2(1-0.6) = 0.68 CF S1S2S3 = CF S1S2 +CF S3 (1-CF S1S2) = 0. 68+0.6(1-0.68) =0.872 CF S1S2S3S4 = CF S1S2S3 + CF S4(1-CF S1S2S3) = 0.872+0.2(1-0.872) = 0,8976 CF S1S2S3S4S5 = CF S1S2S3S4 + CF S5 (1-CF S1S2S3S4) = 0,8976+0.6(1-0,8976) = 0,95904 CF S1S2S3S4S5S6 = CF S1S2S3S4S5 + CF S6(1-CF S1S2S3S4S5) = 0,95904+0.2(1-0,95904) = 0,967232

(8)

84

CF S1S2S3S4S5S6S7 = CF S1S2S3S4S5S6 + CF S7 (1-CF S1S2S3S4S5S6) = 0,967232+0.6(1-0,967232) = 0,9868928 CF S1S2S3S4S5S6S7S8 = CF S1S2S3S4S5S6S7 + CF S8 (1- CF S1S2S3S4S5S6S7) = 0,9868928 + 0.4(1-0,9868928) = 0,99213568

Jadi berdasarkan perhitungan manual diatas didapat nilai dengan perhitungan certainty factor

bahwa penentuan plastik berdasarkan sifat plastik terhadap makanan menunjukkan plastik PET dengan persentasi 99,2%.

KESIMPULAN

Beberapa kesimpulan penelitian ini adalah: a. Sistem pakar pada penelitian ini telah berhasil

dirancang dan diimplementasikan sehingga nantinya laporan hasil jenis plastik ini dapat digunakan oleh perusahaan untuk menentukan jenis plastik yang sesuai dengan produk makanan konsumen.

b. Sistem ini mampu menyimpan representasi pengetahuan pakar berdasarkan nilai kepercayaan (Certainty Factor).

c. Berdasarkan hasil kuisioner, 80% sistem ini mempermudah pelanggan dalam menentukan jenis plastik yang sesuai dengan kebutuhan.

REFERENSI

[1] Handoko, Tomy. 2012. “Kemasan Plastik”. http://id.scribd.com. Diakses pada tanggal 30 Desember 2013

[2] J Budiawan, R.N. 2004. Ekses Bahan Kemasan terhadap Kesehatan dan Lingkungan. Direktorat Standarisasi Produk Pangan BPPOM, Jakarta

[3] Miltz, J., 1992. “Food Packaging”. In : Handbook of Food Engineering, D.R.Heldman and D.B.Lund (Ed). Marcel Dekker, Inc. New York

[4] Kusrini. 2006. “Sistem Pakar Teori dan Aplikasinya”. Yogyakarta: Penerbit Andi [5] Ignizio, James P. 1991. “Introduction to

Expert System: The Development and Implementation of Rule-Based Expert System”. McGraw-Hill.

[6] Yastita, Sri, dkk. 2012. “Sistem Pakar Penyakit Kulit Pada Manusia Menggunakan Metode Certainty Factor Berbasis Web”.

http://journal.pcr.ac.id/i-journal/page/read _pdf. Diakses pada 30 Desember 2013

[7] Durkin, Jhon. 1994. “Expert System: Design and Development, Prentice”. Hall International, New Jersey

Gambar

Gambar 1. Struktur Sistem Pakar  B.  Metode Inferensi
Tabel 1.  Basis  Pengetahuan  Sifat  Plastik  Terhadap Makanan Segar Hewani  Sifat Plastik Terhadap
Tabel 3.   Basis Pengetahuan Sifat Plastik Terhadap  Makanan Basah Olahan
Gambar 3. Bagan Pembagian Makanan Kering  Basis  pengetahuan  sifat  plastik  terhadap  makanan  kering  olahan  pada  analisa  aplikasi  sistem  pakar  ini  akan  dijelaskan  pada  tabel  berikut ini :
+2

Referensi

Dokumen terkait

perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user86.Sawi Monumen Sawi monumen tubuhnya amat tegak dan berdaun kompak. Penampilan sawi jenis ini sekilas mirip dengan petsai. Tangkai daun berwarna putih berukuran agak lebar dengan tulang daun yang juga berwarna putih. Daunnya sendiri berwarna hijau segar. Jenis sawi ini tegolong terbesar dan terberat di antara jenis sawi lainnya. D.Syarat Tumbuh Tanaman Sawi Syarat tumbuh tanaman sawi dalam budidaya tanaman sawi adalah sebagai berikut : 1.Iklim Tanaman sawi tidak cocok dengan hawa panas, yang dikehendaki ialah hawa yang dingin dengan suhu antara 150 C - 200 C. Pada suhu di bawah 150 C cepat berbunga, sedangkan pada suhu di atas 200 C tidak akan berbunga. 2.Ketinggian Tempat Di daerah pegunungan yang tingginya lebih dari 1000 m dpl tanaman sawi bisa bertelur, tetapi di daerah rendah tak bisa bertelur. 3.Tanah Tanaman sawi tumbuh dengan baik pada tanah lempung yang subur dan cukup menahan air. (AAK, 1992). Syarat-syarat penting untuk bertanam sawi ialah tanahnya gembur, banyak mengandung humus (subur), dan keadaan pembuangan airnya (drainase) baik. Derajat keasaman tanah (pH) antara 6–7 (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user9E.Teknik Budidaya Tanaman Sawi 1.Pengadaan benih Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha tani. Kebutuhan benih sawi untuk setiap hektar lahan tanam sebesar 750 gram. Benih sawi berbentuk bulat, kecil-kecil. Permukaannya licin mengkilap dan agak keras. Warna kulit benih coklat kehitaman. Benih yang akan kita gunakan harus mempunyai kualitas yang baik, seandainya beli harus kita perhatikan lama penyimpanan, varietas, kadar air, suhu dan tempat menyimpannya. Selain itu juga harus memperhatikan kemasan benih harus utuh. kemasan yang baik adalah dengan alumunium foil. Apabila benih yang kita gunakan dari hasil pananaman kita harus memperhatikan kualitas benih itu, misalnya tanaman yang akan diambil sebagai benih harus berumur lebih dari 70 hari. Penanaman sawi memperhatikan proses yang akan dilakukan misalnya dengan dianginkan, disimpan di tempat penyimpanan dan diharapkan lama penyimpanan benih tidak lebih dari 3 tahun.( Eko Margiyanto, 2007) Pengadaan benih dapat dilakukan dengan cara membuat sendiri atau membeli benih yang telah siap tanam. Pengadaan benih dengan cara membeli akan lebih praktis, petani tinggal menggunakan tanpa jerih payah. Sedangkan pengadaan benih dengan cara membuat sendiri cukup rumit. Di samping itu, mutunya belum tentu terjamin baik (Cahyono, 2003). Sawi diperbanyak dengan benih. Benih yang akan diusahakan harus dipilih yang berdaya tumbuh baik. Benih sawi sudah banyak dijual di toko-toko pertanian. Sebelum ditanam di lapang, sebaiknya benih sawi disemaikan terlebih dahulu. Persemaian dapat dilakukan di bedengan atau di kotak persemaian (Anonim, 2007). 2.Pengolahan tanah Sebelum menanam sawi hendaknya tanah digarap lebih dahulu, supaya tanah-tanah yang padat bisa menjadi longgar, sehingga pertukaran perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user10udara di dalam tanah menjadi baik, gas-gas oksigen dapat masuk ke dalam tanah, gas-gas yang meracuni akar tanaman dapat teroksidasi, dan asam-asam dapat keluar dari tanah. Selain itu, dengan longgarnya tanah maka akar tanaman dapat bergerak dengan bebas meyerap zat-zat makanan di dalamnya (AAK, 1992). Untuk tanaman sayuran dibutuhkan tanah yang mempunyai syarat-syarat di bawah ini : a.Tanah harus gembur sampai cukup dalam. b.Di dalam tanah tidak boleh banyak batu. c.Air dalam tanah mudah meresap ke bawah. Ini berarti tanah tersebut tidak boleh mudah menjadi padat. d.Dalam musim hujan, air harus mudah meresap ke dalam tanah. Ini berarti pembuangan air harus cukup baik. Tujuan pembuatan bedengan dalam budidaya tanaman sayuran adalah : a.Memudahkan pembuangan air hujan, melalui selokan. b.Memudahkan meresapnya air hujan maupun air penyiraman ke dalam tanah. c.Memudahkan pemeliharaan, karena kita dapat berjalan antar bedengan dengan bedengan. d.Menghindarkan terinjak-injaknya tanah antara tanaman hingga menjadi padat. ( Rismunandar, 1983 ). 3.Penanaman Pada penanaman yang benihnya langsung disebarkan di tempat penanaman, yang perlu dijalankan adalah : a.Supaya keadaan tanah tetap lembab dan untuk mempercepat berkecambahnya benih, sehari sebelum tanam, tanah harus diairi terlebih dahulu. perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user11b.Tanah diaduk (dihaluskan), rumput-rumput dihilangkan, kemudian benih disebarkan menurut deretan secara merata. c.Setelah disebarkan, benih tersebut ditutup dengan tanah, pasir, atau pupuk kandang yang halus. d.Kemudian disiram sampai merata, dan waktu yang baik dalam meyebarkan benih adalah pagi atau sore hari. (AAK, 1992). Penanaman dapat dilakukan setelah tanaman sawi berumur 3 - 4 Minggu sejak benih disemaikan. Jarak tanam yang digunakan umumnya 20 x 20 cm. Kegiatan penanaman ini sebaiknya dilakukan pada sore hari agar air siraman tidak menguap dan tanah menjadi lembab (Anonim, 2007). Waktu bertanam yang baik adalah pada akhir musim hujan (Maret). Walaupun demikian dapat pula ditanam pada musim kemarau, asalkan diberi air secukupnya (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). 4.Pemeliharaan tanaman Pemeliharaan dalam budidaya tanaman sawi meliputi tahapan penjarangan tanaman, penyiangan dan pembumbunan, serta pemupukan susulan. a.Penjarangan tanaman Penanaman sawi tanpa melalui tahap pembibitan biasanya tumbuh kurang teratur. Di sana-sini sering terlihat tanaman-tanaman yang terlalu pendek/dekat. Jika hal ini dibiarkan akan menyebabkan pertumbuhan tanaman tersebut kurang begitu baik. Jarak yang terlalu rapat menyebabkan adanya persaingan dalam menyerap unsur-unsur hara di dalam tanah. Dalam hal ini penjarangan dilakukan untuk mendapatkan kualitas hasil yang baik. Penjarangan umumnya dilakukan 2 minggu setelah penanaman. Caranya dengan mencabut tanaman yang tumbuh terlalu rapat. Sisakan tanaman yang tumbuh baik dengan jarak antar tanaman yang teratur (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user12b.Penyiangan dan pembumbunan Biasanya setelah turun hujan, tanah di sekitar tanaman menjadi padat sehingga perlu digemburkan. Sambil menggemburkan tanah, kita juga dapat melakukan pencabutan rumput-rumput liar yang tumbuh. Penggemburan tanah ini jangan sampai merusak perakaran tanaman. Kegiatan ini biasanya dilakukan 2 minggu sekali (Anonim, 2007). Untuk membersihkan tanaman liar berupa rerumputan seperti alang-alang hampir sama dengan tanaman perdu, mula-mula rumput dicabut kemudian tanah dikorek dengan gancu. Akar-akar yang terangkat diambil, dikumpulkan, lalu dikeringkan di bawah sinar matahari, setelah kering, rumput kemudian dibakar (Duljapar dan Khoirudin, 2000). Ketika tanaman berumur satu bulan perlu dilakukan penyiangan dan pembumbunan. Tujuannya agar tanaman tidak terganggu oleh gulma dan menjaga agar akar tanaman tidak terkena sinar matahari secara langsung (Tim Penulis PS, 1995 ). c.Pemupukan Setelah tanaman tumbuh baik, kira-kira 10 hari setelah tanam, pemupukan perlu dilakukan. Oleh karena yang akan dikonsumsi adalah daunnya yang tentunya diinginkan penampilan daun yang baik, maka pupuk yang diberikan sebaiknya mengandung Nitrogen (Anonim, 2007). Pemberian Urea sebagai pupuk tambahan bisa dilakukan dengan cara penaburan dalam larikan yang lantas ditutupi tanah kembali. Dapat juga dengan melarutkan dalam air, lalu disiramkan pada bedeng penanaman. Satu sendok urea, sekitar 25 g, dilarutkan dalam 25 l air dapat disiramkan untuk 5 m bedengan. Pada saat penyiraman, tanah dalam bedengan sebaiknya tidak dalam keadaan kering. Waktu penyiraman pupuk tambahan dapat dilakukan pagi atau sore hari (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user13Jenis-jenis unsur yag diperlukan tanaman sudah kita ketahui bersama. Kini kita beralih membicarakan pupuk atau rabuk, yang merupakan kunci dari kesuburan tanah kita. Karena pupuk tak lain dari zat yang berisisi satu unsur atau lebih yang dimaksudkan untuk menggantikan unsur yang habis diserap tanaman dari tanah. Jadi kalau kita memupuk berarti menambah unsur hara bagi tanah (pupuk akar) dan tanaman (pupuk daun). Sama dengan unsur hara tanah yang mengenal unsur hara makro dan mikro, pupuk juga demikian. Jadi meskipun jumlah pupuk belakangan cenderung makin beragam dengan merek yang bermacam-macam, kita tidak akan terkecoh. Sebab pupuk apapun namanya, entah itu buatan manca negara, dari segi unsur yang dikandungnya ia tak lain dari pupuk makro atau pupuk mikro. Jadi patokan kita dalam membeli pupuk adalah unsur yang dikandungnya (Lingga, 1997). Pemupukan membantu tanaman memperoleh hara yang dibutuhkanya. Unsur hara yang pokok dibutuhkan tanaman adalah unsur Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K). Itulah sebabnya ketiga unsur ini (NPK) merupakan pupuk utama yang dibutuhkan oleh tanaman. Pupuk organik juga dibutuhkan oleh tanaman, memang kandungan haranya jauh dibawah pupuk kimia, tetapi pupuk organik memiliki kelebihan membantu menggemburkan tanah dan menyatu secara alami menambah unsur hara dan memperbaiki struktur tanah (Nazarudin, 1998). 5.Pengendalian hama dan penyakit Hama yang sering menyerang tanaman sawi adalah ulat daun. Apabila tanaman telah diserangnya, maka tanaman perlu disemprot dengan insektisida. Yang perlu diperhatikan adalah waktu penyemprotannya. Untuk tanaman sayur-sayuran, penyemprotan dilakukan minimal 20 hari sebelum dipanen agar keracunan pada konsumen dapat terhindar (Anonim, 2007). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user14OPT yang menyerang pada tanaman sawi yaitu kumbang daun (Phyllotreta vitata), ulat daun (Plutella xylostella), ulat titik tumbuh (Crocidolomia binotalis), dan lalat pengerek daun (Lyriomiza sp.). Berdasarkan tingkat populasi dan kerusakan tanaman yang ditimbulkan, maka peringkat OPT yang menyerang tanaman sawi berturut-turut adalah P. vitata, Lyriomiza sp., P. xylostella, dan C. binotalis. Hama P. vitatamerupakan hama utama, dan hama P. xylostella serta Lyriomiza sp. merupakan hama potensial pada tanaman sawi, sedangkan hamaC. binotalis perlu diwaspadai keberadaanya (Mukasan et al., 2005). Beberapa jenis penyakit yang diketahui menyerang tanaman sawi antara lain: penyakit akar pekuk/akar gada, bercak daun altermaria, busuk basah, embun tepung, rebah semai, busuk daun, busuk Rhizoctonia, bercak daun, dan virus mosaik (Haryanto et al., 1995). 6.Pemanenan Tanaman sawi dapat dipetik hasilnya setelah berumur 2 bulan. Banyak cara yang dilakukan untuk memanen sawi, yaitu: ada yang mencabut seluruh tanaman, ada yang memotong bagian batangnya tepat di atas permukaan tanah, dan ada juga yang memetik daunnya satu per satu. Cara yang terakhir ini dimaksudkan agar tanaman bisa tahan lama (Edy margiyanto,

perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user86.Sawi Monumen Sawi monumen tubuhnya amat tegak dan berdaun kompak. Penampilan sawi jenis ini sekilas mirip dengan petsai. Tangkai daun berwarna putih berukuran agak lebar dengan tulang daun yang juga berwarna putih. Daunnya sendiri berwarna hijau segar. Jenis sawi ini tegolong terbesar dan terberat di antara jenis sawi lainnya. D.Syarat Tumbuh Tanaman Sawi Syarat tumbuh tanaman sawi dalam budidaya tanaman sawi adalah sebagai berikut : 1.Iklim Tanaman sawi tidak cocok dengan hawa panas, yang dikehendaki ialah hawa yang dingin dengan suhu antara 150 C - 200 C. Pada suhu di bawah 150 C cepat berbunga, sedangkan pada suhu di atas 200 C tidak akan berbunga. 2.Ketinggian Tempat Di daerah pegunungan yang tingginya lebih dari 1000 m dpl tanaman sawi bisa bertelur, tetapi di daerah rendah tak bisa bertelur. 3.Tanah Tanaman sawi tumbuh dengan baik pada tanah lempung yang subur dan cukup menahan air. (AAK, 1992). Syarat-syarat penting untuk bertanam sawi ialah tanahnya gembur, banyak mengandung humus (subur), dan keadaan pembuangan airnya (drainase) baik. Derajat keasaman tanah (pH) antara 6–7 (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user9E.Teknik Budidaya Tanaman Sawi 1.Pengadaan benih Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha tani. Kebutuhan benih sawi untuk setiap hektar lahan tanam sebesar 750 gram. Benih sawi berbentuk bulat, kecil-kecil. Permukaannya licin mengkilap dan agak keras. Warna kulit benih coklat kehitaman. Benih yang akan kita gunakan harus mempunyai kualitas yang baik, seandainya beli harus kita perhatikan lama penyimpanan, varietas, kadar air, suhu dan tempat menyimpannya. Selain itu juga harus memperhatikan kemasan benih harus utuh. kemasan yang baik adalah dengan alumunium foil. Apabila benih yang kita gunakan dari hasil pananaman kita harus memperhatikan kualitas benih itu, misalnya tanaman yang akan diambil sebagai benih harus berumur lebih dari 70 hari. Penanaman sawi memperhatikan proses yang akan dilakukan misalnya dengan dianginkan, disimpan di tempat penyimpanan dan diharapkan lama penyimpanan benih tidak lebih dari 3 tahun.( Eko Margiyanto, 2007) Pengadaan benih dapat dilakukan dengan cara membuat sendiri atau membeli benih yang telah siap tanam. Pengadaan benih dengan cara membeli akan lebih praktis, petani tinggal menggunakan tanpa jerih payah. Sedangkan pengadaan benih dengan cara membuat sendiri cukup rumit. Di samping itu, mutunya belum tentu terjamin baik (Cahyono, 2003). Sawi diperbanyak dengan benih. Benih yang akan diusahakan harus dipilih yang berdaya tumbuh baik. Benih sawi sudah banyak dijual di toko-toko pertanian. Sebelum ditanam di lapang, sebaiknya benih sawi disemaikan terlebih dahulu. Persemaian dapat dilakukan di bedengan atau di kotak persemaian (Anonim, 2007). 2.Pengolahan tanah Sebelum menanam sawi hendaknya tanah digarap lebih dahulu, supaya tanah-tanah yang padat bisa menjadi longgar, sehingga pertukaran perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user10udara di dalam tanah menjadi baik, gas-gas oksigen dapat masuk ke dalam tanah, gas-gas yang meracuni akar tanaman dapat teroksidasi, dan asam-asam dapat keluar dari tanah. Selain itu, dengan longgarnya tanah maka akar tanaman dapat bergerak dengan bebas meyerap zat-zat makanan di dalamnya (AAK, 1992). Untuk tanaman sayuran dibutuhkan tanah yang mempunyai syarat-syarat di bawah ini : a.Tanah harus gembur sampai cukup dalam. b.Di dalam tanah tidak boleh banyak batu. c.Air dalam tanah mudah meresap ke bawah. Ini berarti tanah tersebut tidak boleh mudah menjadi padat. d.Dalam musim hujan, air harus mudah meresap ke dalam tanah. Ini berarti pembuangan air harus cukup baik. Tujuan pembuatan bedengan dalam budidaya tanaman sayuran adalah : a.Memudahkan pembuangan air hujan, melalui selokan. b.Memudahkan meresapnya air hujan maupun air penyiraman ke dalam tanah. c.Memudahkan pemeliharaan, karena kita dapat berjalan antar bedengan dengan bedengan. d.Menghindarkan terinjak-injaknya tanah antara tanaman hingga menjadi padat. ( Rismunandar, 1983 ). 3.Penanaman Pada penanaman yang benihnya langsung disebarkan di tempat penanaman, yang perlu dijalankan adalah : a.Supaya keadaan tanah tetap lembab dan untuk mempercepat berkecambahnya benih, sehari sebelum tanam, tanah harus diairi terlebih dahulu. perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user11b.Tanah diaduk (dihaluskan), rumput-rumput dihilangkan, kemudian benih disebarkan menurut deretan secara merata. c.Setelah disebarkan, benih tersebut ditutup dengan tanah, pasir, atau pupuk kandang yang halus. d.Kemudian disiram sampai merata, dan waktu yang baik dalam meyebarkan benih adalah pagi atau sore hari. (AAK, 1992). Penanaman dapat dilakukan setelah tanaman sawi berumur 3 - 4 Minggu sejak benih disemaikan. Jarak tanam yang digunakan umumnya 20 x 20 cm. Kegiatan penanaman ini sebaiknya dilakukan pada sore hari agar air siraman tidak menguap dan tanah menjadi lembab (Anonim, 2007). Waktu bertanam yang baik adalah pada akhir musim hujan (Maret). Walaupun demikian dapat pula ditanam pada musim kemarau, asalkan diberi air secukupnya (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). 4.Pemeliharaan tanaman Pemeliharaan dalam budidaya tanaman sawi meliputi tahapan penjarangan tanaman, penyiangan dan pembumbunan, serta pemupukan susulan. a.Penjarangan tanaman Penanaman sawi tanpa melalui tahap pembibitan biasanya tumbuh kurang teratur. Di sana-sini sering terlihat tanaman-tanaman yang terlalu pendek/dekat. Jika hal ini dibiarkan akan menyebabkan pertumbuhan tanaman tersebut kurang begitu baik. Jarak yang terlalu rapat menyebabkan adanya persaingan dalam menyerap unsur-unsur hara di dalam tanah. Dalam hal ini penjarangan dilakukan untuk mendapatkan kualitas hasil yang baik. Penjarangan umumnya dilakukan 2 minggu setelah penanaman. Caranya dengan mencabut tanaman yang tumbuh terlalu rapat. Sisakan tanaman yang tumbuh baik dengan jarak antar tanaman yang teratur (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user12b.Penyiangan dan pembumbunan Biasanya setelah turun hujan, tanah di sekitar tanaman menjadi padat sehingga perlu digemburkan. Sambil menggemburkan tanah, kita juga dapat melakukan pencabutan rumput-rumput liar yang tumbuh. Penggemburan tanah ini jangan sampai merusak perakaran tanaman. Kegiatan ini biasanya dilakukan 2 minggu sekali (Anonim, 2007). Untuk membersihkan tanaman liar berupa rerumputan seperti alang-alang hampir sama dengan tanaman perdu, mula-mula rumput dicabut kemudian tanah dikorek dengan gancu. Akar-akar yang terangkat diambil, dikumpulkan, lalu dikeringkan di bawah sinar matahari, setelah kering, rumput kemudian dibakar (Duljapar dan Khoirudin, 2000). Ketika tanaman berumur satu bulan perlu dilakukan penyiangan dan pembumbunan. Tujuannya agar tanaman tidak terganggu oleh gulma dan menjaga agar akar tanaman tidak terkena sinar matahari secara langsung (Tim Penulis PS, 1995 ). c.Pemupukan Setelah tanaman tumbuh baik, kira-kira 10 hari setelah tanam, pemupukan perlu dilakukan. Oleh karena yang akan dikonsumsi adalah daunnya yang tentunya diinginkan penampilan daun yang baik, maka pupuk yang diberikan sebaiknya mengandung Nitrogen (Anonim, 2007). Pemberian Urea sebagai pupuk tambahan bisa dilakukan dengan cara penaburan dalam larikan yang lantas ditutupi tanah kembali. Dapat juga dengan melarutkan dalam air, lalu disiramkan pada bedeng penanaman. Satu sendok urea, sekitar 25 g, dilarutkan dalam 25 l air dapat disiramkan untuk 5 m bedengan. Pada saat penyiraman, tanah dalam bedengan sebaiknya tidak dalam keadaan kering. Waktu penyiraman pupuk tambahan dapat dilakukan pagi atau sore hari (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user13Jenis-jenis unsur yag diperlukan tanaman sudah kita ketahui bersama. Kini kita beralih membicarakan pupuk atau rabuk, yang merupakan kunci dari kesuburan tanah kita. Karena pupuk tak lain dari zat yang berisisi satu unsur atau lebih yang dimaksudkan untuk menggantikan unsur yang habis diserap tanaman dari tanah. Jadi kalau kita memupuk berarti menambah unsur hara bagi tanah (pupuk akar) dan tanaman (pupuk daun). Sama dengan unsur hara tanah yang mengenal unsur hara makro dan mikro, pupuk juga demikian. Jadi meskipun jumlah pupuk belakangan cenderung makin beragam dengan merek yang bermacam-macam, kita tidak akan terkecoh. Sebab pupuk apapun namanya, entah itu buatan manca negara, dari segi unsur yang dikandungnya ia tak lain dari pupuk makro atau pupuk mikro. Jadi patokan kita dalam membeli pupuk adalah unsur yang dikandungnya (Lingga, 1997). Pemupukan membantu tanaman memperoleh hara yang dibutuhkanya. Unsur hara yang pokok dibutuhkan tanaman adalah unsur Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K). Itulah sebabnya ketiga unsur ini (NPK) merupakan pupuk utama yang dibutuhkan oleh tanaman. Pupuk organik juga dibutuhkan oleh tanaman, memang kandungan haranya jauh dibawah pupuk kimia, tetapi pupuk organik memiliki kelebihan membantu menggemburkan tanah dan menyatu secara alami menambah unsur hara dan memperbaiki struktur tanah (Nazarudin, 1998). 5.Pengendalian hama dan penyakit Hama yang sering menyerang tanaman sawi adalah ulat daun. Apabila tanaman telah diserangnya, maka tanaman perlu disemprot dengan insektisida. Yang perlu diperhatikan adalah waktu penyemprotannya. Untuk tanaman sayur-sayuran, penyemprotan dilakukan minimal 20 hari sebelum dipanen agar keracunan pada konsumen dapat terhindar (Anonim, 2007). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user14OPT yang menyerang pada tanaman sawi yaitu kumbang daun (Phyllotreta vitata), ulat daun (Plutella xylostella), ulat titik tumbuh (Crocidolomia binotalis), dan lalat pengerek daun (Lyriomiza sp.). Berdasarkan tingkat populasi dan kerusakan tanaman yang ditimbulkan, maka peringkat OPT yang menyerang tanaman sawi berturut-turut adalah P. vitata, Lyriomiza sp., P. xylostella, dan C. binotalis. Hama P. vitatamerupakan hama utama, dan hama P. xylostella serta Lyriomiza sp. merupakan hama potensial pada tanaman sawi, sedangkan hamaC. binotalis perlu diwaspadai keberadaanya (Mukasan et al., 2005). Beberapa jenis penyakit yang diketahui menyerang tanaman sawi antara lain: penyakit akar pekuk/akar gada, bercak daun altermaria, busuk basah, embun tepung, rebah semai, busuk daun, busuk Rhizoctonia, bercak daun, dan virus mosaik (Haryanto et al., 1995). 6.Pemanenan Tanaman sawi dapat dipetik hasilnya setelah berumur 2 bulan. Banyak cara yang dilakukan untuk memanen sawi, yaitu: ada yang mencabut seluruh tanaman, ada yang memotong bagian batangnya tepat di atas permukaan tanah, dan ada juga yang memetik daunnya satu per satu. Cara yang terakhir ini dimaksudkan agar tanaman bisa tahan lama (Edy margiyanto,

perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user86.Sawi Monumen Sawi monumen tubuhnya amat tegak dan berdaun kompak. Penampilan sawi jenis ini sekilas mirip dengan petsai. Tangkai daun berwarna putih berukuran agak lebar dengan tulang daun yang juga berwarna putih. Daunnya sendiri berwarna hijau segar. Jenis sawi ini tegolong terbesar dan terberat di antara jenis sawi lainnya. D.Syarat Tumbuh Tanaman Sawi Syarat tumbuh tanaman sawi dalam budidaya tanaman sawi adalah sebagai berikut : 1.Iklim Tanaman sawi tidak cocok dengan hawa panas, yang dikehendaki ialah hawa yang dingin dengan suhu antara 150 C - 200 C. Pada suhu di bawah 150 C cepat berbunga, sedangkan pada suhu di atas 200 C tidak akan berbunga. 2.Ketinggian Tempat Di daerah pegunungan yang tingginya lebih dari 1000 m dpl tanaman sawi bisa bertelur, tetapi di daerah rendah tak bisa bertelur. 3.Tanah Tanaman sawi tumbuh dengan baik pada tanah lempung yang subur dan cukup menahan air. (AAK, 1992). Syarat-syarat penting untuk bertanam sawi ialah tanahnya gembur, banyak mengandung humus (subur), dan keadaan pembuangan airnya (drainase) baik. Derajat keasaman tanah (pH) antara 6–7 (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user9E.Teknik Budidaya Tanaman Sawi 1.Pengadaan benih Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha tani. Kebutuhan benih sawi untuk setiap hektar lahan tanam sebesar 750 gram. Benih sawi berbentuk bulat, kecil-kecil. Permukaannya licin mengkilap dan agak keras. Warna kulit benih coklat kehitaman. Benih yang akan kita gunakan harus mempunyai kualitas yang baik, seandainya beli harus kita perhatikan lama penyimpanan, varietas, kadar air, suhu dan tempat menyimpannya. Selain itu juga harus memperhatikan kemasan benih harus utuh. kemasan yang baik adalah dengan alumunium foil. Apabila benih yang kita gunakan dari hasil pananaman kita harus memperhatikan kualitas benih itu, misalnya tanaman yang akan diambil sebagai benih harus berumur lebih dari 70 hari. Penanaman sawi memperhatikan proses yang akan dilakukan misalnya dengan dianginkan, disimpan di tempat penyimpanan dan diharapkan lama penyimpanan benih tidak lebih dari 3 tahun.( Eko Margiyanto, 2007) Pengadaan benih dapat dilakukan dengan cara membuat sendiri atau membeli benih yang telah siap tanam. Pengadaan benih dengan cara membeli akan lebih praktis, petani tinggal menggunakan tanpa jerih payah. Sedangkan pengadaan benih dengan cara membuat sendiri cukup rumit. Di samping itu, mutunya belum tentu terjamin baik (Cahyono, 2003). Sawi diperbanyak dengan benih. Benih yang akan diusahakan harus dipilih yang berdaya tumbuh baik. Benih sawi sudah banyak dijual di toko-toko pertanian. Sebelum ditanam di lapang, sebaiknya benih sawi disemaikan terlebih dahulu. Persemaian dapat dilakukan di bedengan atau di kotak persemaian (Anonim, 2007). 2.Pengolahan tanah Sebelum menanam sawi hendaknya tanah digarap lebih dahulu, supaya tanah-tanah yang padat bisa menjadi longgar, sehingga pertukaran perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user10udara di dalam tanah menjadi baik, gas-gas oksigen dapat masuk ke dalam tanah, gas-gas yang meracuni akar tanaman dapat teroksidasi, dan asam-asam dapat keluar dari tanah. Selain itu, dengan longgarnya tanah maka akar tanaman dapat bergerak dengan bebas meyerap zat-zat makanan di dalamnya (AAK, 1992). Untuk tanaman sayuran dibutuhkan tanah yang mempunyai syarat-syarat di bawah ini : a.Tanah harus gembur sampai cukup dalam. b.Di dalam tanah tidak boleh banyak batu. c.Air dalam tanah mudah meresap ke bawah. Ini berarti tanah tersebut tidak boleh mudah menjadi padat. d.Dalam musim hujan, air harus mudah meresap ke dalam tanah. Ini berarti pembuangan air harus cukup baik. Tujuan pembuatan bedengan dalam budidaya tanaman sayuran adalah : a.Memudahkan pembuangan air hujan, melalui selokan. b.Memudahkan meresapnya air hujan maupun air penyiraman ke dalam tanah. c.Memudahkan pemeliharaan, karena kita dapat berjalan antar bedengan dengan bedengan. d.Menghindarkan terinjak-injaknya tanah antara tanaman hingga menjadi padat. ( Rismunandar, 1983 ). 3.Penanaman Pada penanaman yang benihnya langsung disebarkan di tempat penanaman, yang perlu dijalankan adalah : a.Supaya keadaan tanah tetap lembab dan untuk mempercepat berkecambahnya benih, sehari sebelum tanam, tanah harus diairi terlebih dahulu. perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user11b.Tanah diaduk (dihaluskan), rumput-rumput dihilangkan, kemudian benih disebarkan menurut deretan secara merata. c.Setelah disebarkan, benih tersebut ditutup dengan tanah, pasir, atau pupuk kandang yang halus. d.Kemudian disiram sampai merata, dan waktu yang baik dalam meyebarkan benih adalah pagi atau sore hari. (AAK, 1992). Penanaman dapat dilakukan setelah tanaman sawi berumur 3 - 4 Minggu sejak benih disemaikan. Jarak tanam yang digunakan umumnya 20 x 20 cm. Kegiatan penanaman ini sebaiknya dilakukan pada sore hari agar air siraman tidak menguap dan tanah menjadi lembab (Anonim, 2007). Waktu bertanam yang baik adalah pada akhir musim hujan (Maret). Walaupun demikian dapat pula ditanam pada musim kemarau, asalkan diberi air secukupnya (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). 4.Pemeliharaan tanaman Pemeliharaan dalam budidaya tanaman sawi meliputi tahapan penjarangan tanaman, penyiangan dan pembumbunan, serta pemupukan susulan. a.Penjarangan tanaman Penanaman sawi tanpa melalui tahap pembibitan biasanya tumbuh kurang teratur. Di sana-sini sering terlihat tanaman-tanaman yang terlalu pendek/dekat. Jika hal ini dibiarkan akan menyebabkan pertumbuhan tanaman tersebut kurang begitu baik. Jarak yang terlalu rapat menyebabkan adanya persaingan dalam menyerap unsur-unsur hara di dalam tanah. Dalam hal ini penjarangan dilakukan untuk mendapatkan kualitas hasil yang baik. Penjarangan umumnya dilakukan 2 minggu setelah penanaman. Caranya dengan mencabut tanaman yang tumbuh terlalu rapat. Sisakan tanaman yang tumbuh baik dengan jarak antar tanaman yang teratur (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user12b.Penyiangan dan pembumbunan Biasanya setelah turun hujan, tanah di sekitar tanaman menjadi padat sehingga perlu digemburkan. Sambil menggemburkan tanah, kita juga dapat melakukan pencabutan rumput-rumput liar yang tumbuh. Penggemburan tanah ini jangan sampai merusak perakaran tanaman. Kegiatan ini biasanya dilakukan 2 minggu sekali (Anonim, 2007). Untuk membersihkan tanaman liar berupa rerumputan seperti alang-alang hampir sama dengan tanaman perdu, mula-mula rumput dicabut kemudian tanah dikorek dengan gancu. Akar-akar yang terangkat diambil, dikumpulkan, lalu dikeringkan di bawah sinar matahari, setelah kering, rumput kemudian dibakar (Duljapar dan Khoirudin, 2000). Ketika tanaman berumur satu bulan perlu dilakukan penyiangan dan pembumbunan. Tujuannya agar tanaman tidak terganggu oleh gulma dan menjaga agar akar tanaman tidak terkena sinar matahari secara langsung (Tim Penulis PS, 1995 ). c.Pemupukan Setelah tanaman tumbuh baik, kira-kira 10 hari setelah tanam, pemupukan perlu dilakukan. Oleh karena yang akan dikonsumsi adalah daunnya yang tentunya diinginkan penampilan daun yang baik, maka pupuk yang diberikan sebaiknya mengandung Nitrogen (Anonim, 2007). Pemberian Urea sebagai pupuk tambahan bisa dilakukan dengan cara penaburan dalam larikan yang lantas ditutupi tanah kembali. Dapat juga dengan melarutkan dalam air, lalu disiramkan pada bedeng penanaman. Satu sendok urea, sekitar 25 g, dilarutkan dalam 25 l air dapat disiramkan untuk 5 m bedengan. Pada saat penyiraman, tanah dalam bedengan sebaiknya tidak dalam keadaan kering. Waktu penyiraman pupuk tambahan dapat dilakukan pagi atau sore hari (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user13Jenis-jenis unsur yag diperlukan tanaman sudah kita ketahui bersama. Kini kita beralih membicarakan pupuk atau rabuk, yang merupakan kunci dari kesuburan tanah kita. Karena pupuk tak lain dari zat yang berisisi satu unsur atau lebih yang dimaksudkan untuk menggantikan unsur yang habis diserap tanaman dari tanah. Jadi kalau kita memupuk berarti menambah unsur hara bagi tanah (pupuk akar) dan tanaman (pupuk daun). Sama dengan unsur hara tanah yang mengenal unsur hara makro dan mikro, pupuk juga demikian. Jadi meskipun jumlah pupuk belakangan cenderung makin beragam dengan merek yang bermacam-macam, kita tidak akan terkecoh. Sebab pupuk apapun namanya, entah itu buatan manca negara, dari segi unsur yang dikandungnya ia tak lain dari pupuk makro atau pupuk mikro. Jadi patokan kita dalam membeli pupuk adalah unsur yang dikandungnya (Lingga, 1997). Pemupukan membantu tanaman memperoleh hara yang dibutuhkanya. Unsur hara yang pokok dibutuhkan tanaman adalah unsur Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K). Itulah sebabnya ketiga unsur ini (NPK) merupakan pupuk utama yang dibutuhkan oleh tanaman. Pupuk organik juga dibutuhkan oleh tanaman, memang kandungan haranya jauh dibawah pupuk kimia, tetapi pupuk organik memiliki kelebihan membantu menggemburkan tanah dan menyatu secara alami menambah unsur hara dan memperbaiki struktur tanah (Nazarudin, 1998). 5.Pengendalian hama dan penyakit Hama yang sering menyerang tanaman sawi adalah ulat daun. Apabila tanaman telah diserangnya, maka tanaman perlu disemprot dengan insektisida. Yang perlu diperhatikan adalah waktu penyemprotannya. Untuk tanaman sayur-sayuran, penyemprotan dilakukan minimal 20 hari sebelum dipanen agar keracunan pada konsumen dapat terhindar (Anonim, 2007). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user14OPT yang menyerang pada tanaman sawi yaitu kumbang daun (Phyllotreta vitata), ulat daun (Plutella xylostella), ulat titik tumbuh (Crocidolomia binotalis), dan lalat pengerek daun (Lyriomiza sp.). Berdasarkan tingkat populasi dan kerusakan tanaman yang ditimbulkan, maka peringkat OPT yang menyerang tanaman sawi berturut-turut adalah P. vitata, Lyriomiza sp., P. xylostella, dan C. binotalis. Hama P. vitatamerupakan hama utama, dan hama P. xylostella serta Lyriomiza sp. merupakan hama potensial pada tanaman sawi, sedangkan hamaC. binotalis perlu diwaspadai keberadaanya (Mukasan et al., 2005). Beberapa jenis penyakit yang diketahui menyerang tanaman sawi antara lain: penyakit akar pekuk/akar gada, bercak daun altermaria, busuk basah, embun tepung, rebah semai, busuk daun, busuk Rhizoctonia, bercak daun, dan virus mosaik (Haryanto et al., 1995). 6.Pemanenan Tanaman sawi dapat dipetik hasilnya setelah berumur 2 bulan. Banyak cara yang dilakukan untuk memanen sawi, yaitu: ada yang mencabut seluruh tanaman, ada yang memotong bagian batangnya tepat di atas permukaan tanah, dan ada juga yang memetik daunnya satu per satu. Cara yang terakhir ini dimaksudkan agar tanaman bisa tahan lama (Edy margiyanto,