• Tidak ada hasil yang ditemukan

Keywords: source of clean water, household waste management, public toilets, Drainage

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Keywords: source of clean water, household waste management, public toilets, Drainage"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

COMMUNITY ENVIRONMENTAL SANITATION IN THE VILLAGE DISTRICT TAMPUNIK LENGAYANG SOUTHERN COASTAL DISTRICTS

By:

Mesra Delvita* Dr. Yeni Erita, M.Pd **Momon Dt. Tanamir, M.Pd** *) Student of Geography Education Department of STKIP PGRI SUMBAR **) Lecturer at Goegraphy Education Department of STKIP PGRI SUMBAR

ABSTRACT

This study aims to get the data, process, and discuss data on community environmental sanitation in village Tampunik Lengayang southern coastal District of visits from: 1) a source of clean water, 2) waste management, 3) MCK (bathing, washing and toilet), 4) drainage. This type of research is descriptive. The population in this study is the family head Village Tampunik Lengayang District of South Coastal District totaling 815 households. Samples were taken by proportional random sampling of 10% so that the amount of sample is 82 households. Collecting data using questionnaires and data analysis technique used is descriptive statistics by using a percentage formula. The results of this research show that: 1) The source of clean water in communities Village Tampunik Lengayang District of South Coastal District was classified as less well with the level of achievement of 55% of respondents, can be inferred source of freshwater that is used in the community tampunik ie river water, rain water and do not meet the health standards. (2) Waste management in communities Village Tampunik Lengayang District of South Coastal District is quite good with the level of achievement of 75% of respondents, it can be concluded tampunik society has many throw trash directly to the final disposal without piling on the home page. (3) MCK in society village Tampunik Lengayang District of South Coastal District is quite good with the level of achievement of 69% of respondents, it can be concluded that the public tampunik many uses of the river for sewage and there are still many people who do not have their own bathroom at home. (4) Drainage in society Village Tampunik Lengayang District of South Coastal District was classified as less well with the level of achievement of 55% of respondents. It can be concluded tampunik 70% villagers still make a hole in the ground as infiltration hole for drainage channels.

(3)

SANITASI LINGKUNGAN MASYARAKAT DI KAMPUNG TAMPUNIK KECAMATAN LENGAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN

Oleh :

Mesra Delvita* Dr. Yeni Erita, M.Pd **Momon Dt. Tanamir, M.Pd** Mahasiswa Pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat*

Dosen Pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat**

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan data, mengolah, dan membahas data tentang sanitasi lingkungan masyarakat di Kampung Tampunik Kecamatan Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan dilihat dari: 1) sumber air bersih, 2) pengelolaan sampah, 3) MCK (mandi cuci kakus), 4) drainase. Jenis penelitian ini adalah deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah kepala keluarga Kampung Tampunik Kecamatan Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan yang berjumlah 815 KK. Sampel diambil secara proporsional random sampling yaitu sebesar 10% sehingga jumlah sampel penelitian adalah 82 kepala keluarga. Pengumpulan data menggunakan angket, dan teknik analisa data yang digunakan adalah statistik deskriptif dengan memakai formula persentase. Hasil penelitan ini menunjukkan bahwa: (1) Sumber air bersih di lingkungan masyarakat Kampung Tampunik Kecamatan Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan tergolong kurang baik dengan tingkat capaian responden sebesar 55%, dapat di simpulkan sumber air bersih yang digunakan di lingkungan masyarakat tampunik yaitu air sungai, air hujan dan belum memenuhi standar kesehatan. (2) Pengelolaan sampah di lingkungan masyarakat Kampung Tampunik Kecamatan Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan tergolong cukup baik dengan tingkat capaian responden sebesar 75%, dapat disimpulkan masyarakat tampunik telah banyak membuang sampah langsung ke pembuangan akhir tanpa menumpukkan di halaman rumah. (3) MCK di lingkungan masyarakat Kampung Tampunik Kecamatan Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan tergolong cukup baik dengan tingkat capaian responden sebesar 69%, dapat di simpulkan bahwa masyarakat tampunik banyak mengguankan sungai untuk MCK dan masih banyak masyarakat yang belum mempunyai kamar mandi sendiri di rumah. (4) Drainase di lingkungan masyarakat Kampung Tampunik Kecamatan Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan tergolong kurang baik dengan tingkat capaian responden sebesar 55%. Hal ini Dapat disimpulkan 70% masyarakat kampung tampunik masih membuat lubang di tanah sebagai lubang resapan untuk saluran drainase.

(4)

PENDAHULUAN

Kondisi sanitasi di Indonesia saat ini masih banyak kekurangan sehingga diperlukan perbaikan. Upaya perbaikan yang dilakukan oleh pemerintah saat ini dengan memberdayakan masyarakat dalam bidang penyediaan air bersih dan sanitasi dasar. Proyek tersebut bertujuan meningkatkan derajat kesehatan. Produktivitas, dan kualitas hidup masyarakat di perdesaan, sebagai bagian dari program lingkungan sehat. Program lingkungan sehat ini juga terkait dengan komitmen global dan mewujudkan Millenium Development Goals (MDGs) bidang lingkungan sehat. Meningkatkan akses terhadap air minum dan sanitasi dasar secara berkesinambungan kepada seluruh dari proporsi penduduk yang belum mendapatkan akses harus dipenuhi sesuai target dari tahun 2016 (Zulkifli, 2009)

Sanitasi lingkungan adalah cara dan usaha individu atau masyarakat untuk memantau dan mengendalikan lingkungan hidup eksternal yang berbahaya bagi kesehatan serta yang dapat mengancam kelangsungan hidup manusia. Usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk penyehatan lingkungan fisik antara lain penyediaan air bersih, mencegah terjadinya pencemaran udara, air dan tanah serta memutuskan rantai penularan penyakit infeksi dan lain-lain yang dapat membahayakan serta menimbulkan kesakitan pada manusia atau masyarakat (Chandra, 2006).

Menurut Undang-Undang Nomor 32 tahun 2009 pengelolaan lingkungan hidup (PPLH) Pasal 1 Ayat (2) adalah upaya sistematis dan terpadu yang dilakukan untuk melestarikan fungsi lingkunganhidup dan mencegah terjadinya pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup yang meliputi perencanaan, pengawasan, dan penegakkan hukum.

Masyarakat dan keluarga berkewajiban menumbuhkan dan mengembangkan kesadaran masyarakat akan tanggung jawab dalam mengelola lingkungan hidup melalui penyuluhan, bimbingan, pendidikan, dan penelitian tentang lingkungan hidup. Sadar akan lingkungan hidup yang bersih di harapkan dapat menciptakan lingkungan yang optimal, baik kesehatan maupun kehidupan yang sehat bagi masyarakat secara menyeluruh (Ryadi, 1986) kebersihan lingkungan hidup

merupakan faktor utama dalam kehidupan, semua lapisan masyarakat dan pemerintahan berkewajiban untuk menjaga kebersihan lingkungan dan kesejahteraan bagi manusia. Terjadinya kerusakan dan sanitasi lingkungan, khususnya limbah rumah tangga, hal ini terlihat dari masih banyak masyarakat yang belum memenuhi kriteria lingkungan sehat dan pola hidup sehat, seperti membuang air limbah di sembarang tempat tanpa ada saluran pembuangan, sehingga air tergenang, lingkungan menjadi kotor dan berdampak kepada manusia, selain itu banyak rumah tangga yang membuang sampah di sembarangan tempat dan mengumpulkan sampah pada tanah kosong tanpa di timbun atau di bakar.

Kesehatan masyarakat dapat terganggu karena pencemaran akibat sampah yang di buang begitu saja di atas permukaan tanah akan mempengaruhi kesehatan lingkungan. Pembuangan sampah akan mencemari tanah pertanian, maka secara tidak langsung akan merugikan manusia. Tanah yang tercemar oleh sampah-sampah dan limbah rumah tangga akan mengotori air dalam tanah. Air tanah yang kotor tentu akan menganggu kesehatan manusia, belom lagi bahan-bahan pencemaran lainnya yang langsung atau tidak langsung merugikan kesehatan manusia. Itulah sebabnya mengapa masalah pemeliharaan kesehatan manusia perlu diimbangi dengan usaha melestarikan lingkungan hidup.

Timbulnya berbagai macam penyakit disebabkan oleh pengelolaan limbah rumah tangga yang buruk seperti MCK, tempat sampah, saluran limbah. Oleh sebab itu peran serta masyarakat amat penting untuk meningkatkan daya guna dan hasil guna sistem pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup. Tingkat kesadaran dan peran serta masyarakat dalam bidang lingkungan masih rendah dan masih perlu ditingkatkan sehingga dapat mempengaruhi perilaku secara terus menerus dalam usaha perbaikan lingkungan hidup. Peran serta masyarakat dalam pengelolaan limbah sangat penting pengaruhnya dalam upaya meningkatkan hasil guna yang berkaitan dengan pengelolaan lingkungan hidup.

Kampung Tampunik Kecamatan Lengayang Pesisir Selatan berdasarkan pengamatan lapangan masih banyak terlihat

(5)

kurang partisipasi masyarakat di dalam pengelolaan lingkungan, yaitu dilihat dari sampah-sampah dan tempat pembuangan MCK masyarakat masih kurang. Masyarakat masih banyak mempergunakan sungai-sungai untuk MCK dapat dilihat dari sampah-sampah masyarakat umumnya belum tahu dengan kebersihan lingkungan.

Berdasarkan hasil observasi yang penulis lakukan pada bulan juli 2016 dapat dilihat bahwa pengolahan sanitasi lingkungan tempat tinggal masih rendah. Hal ini dapat dilihat dari tingkat kehidupan sosial masyarakat yang rendah terhadap kebersihan lingkungan dimasing-masing tempat tinggal penduduk di Kampung Tampunik Kecamatan Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan. Keberadaan tempat pembuangan sampah masih belum di punyai oleh masyarakat, masih cendrung meletakkan sampah-sampah di atas permukaan tanah. Masalah sampah tersebut mengakibatkan sampah berserakan di peralatan rumah, dan masyarakat lebih parahnya tidak bisa membedakan sampah organik dan anorganik. Saluran air limbah rumah tangga masyarakat dibuang begitu saja dan tidak dikasih kolam penampungan air limbah, hal ini mengakibatkan pencemaran lingkungan karena air limbah tersebut bisa membuat mati tanaman yang tersiram dan membuat tanah menjadi lembab. Kondisi sarana jamban yang ketersediaan tempatnya masih dalam keadaan yang tidak memenuhi syarat kesehatan, seperti: tidak tersedianya rumah kakus, lantai kakus, tempat duduk kakus, kecukupan air bersih, tempat pembuangan tinja dan saluran peresapan.

Adanya penyakit yang muncul di masyarakat Kampung Tampunik Kecamatan Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan salah satunya dipengaruhi oleh pengelolaan sanitasi lingkungan yang tidak baik dan kurang bersihnya lingkungan rumah masyarakat, yaitu saluran limbah rumah tangga dan MCK masyarakat, serta dilihat dari tempat sampah masih belum punya, masyarakat lebih cenderung meletakkan sampah-sampah di atas permukaan tanah. Di Kampung Tampunik Kecamatan Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan masih bisa dilihat bahwa kebersihan tempat tinggal sangat kurang.

Pengelolaan sanitasi lingkungan bersih beberapa pengelolaan sampah yang

berasal dari limbah rumah tangga dan sampah-sampah yang di buang di sembarangan tempat tanpa memperhitungkan dampaknya terhadap lingkungan dimana akan tercipta lingkungan yang tidak sehat yang memicu bangkitnya penyakit. Masyarakat yang membuang sampah dan air limbah sembarangan, akan mengakibatkan masyarakat setempat mendapatkan penyakit yang disebabkan oleh lalat dan nyamuk, diantaranya penyakit DBD, penyakit kulit, diare, dan influenza.

Adanya penyakit yang muncul di masyarakat Kampung Tampunik Kecamatan Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan salah satunya dipengaruhi oleh pengelolaan sanitasi yang tidak baik. Kenyataan ini didukung dari data yang penulis peroleh dari Puskes Pesisir Selatan, dimana dari data tersebut menjelaskan 4 jenis penyakit yang paling banyak diderita oleh masyarakat di Kampung Tampunik Kecamatan Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan yaitu, penyakit DBD 13-45 orang, penyakit kulit elergi 200 orang, diare 150 orang, influenza 70 orang, dan hal ini terjadi karena akibat dari buruknya pengelolaan sanitasi lingkungan masyarakat di Kampung Tampunik Kecamatan Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan.

Dengan fenomena tersebut penulis tertarik untuk meneliti kenyataan ini maka perlu diadakan penelitian yang berjudul “Sanitasi Lingkungan Masyarakat di Kampung Tampunik Kecamatan Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan’’. METODOLOGI PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah maka deskriptif. Tujuan dari penelitian ini merupakan untuk mengetahui dan mengungkapkan kondisi sanitasi lingkungan masyarakat di Kampung Tampunik Kecamatan Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan, penelitian ini tidak mencakup tentang pengujian terhadap sebuah hipotesis tertentu tetapi hanya menggambarkan secara deskriptif.

Populasi dalam penelitian ini adalah kepala keluarga Kampung Tampunik Kecamatan Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan yang berjumlah 815 KK.

Sampel diambil secara proporsional random sampling yaitu sebesar

(6)

5

10% sehingga jumlah sampel penelitian adalah 82 kepala keluarga. Pengumpulan data menggunakan angket, dan teknik analisa data yang digunakan adalah statistik deskriptif dengan memakai formula persentase.

Rumus Formula Persentase : P = Rumus deskripdi data :

1 37,5 2 62,5 3 83,5 4 25% 50% 75% 100% Dimana: 87,5% Baik 62,5-87,5% Cukup Baik 37,5-62,5% Kurang Baik 37,5% Tidak Baik HASIL DAN PEMBAHASAN

Pertama, Sumber Air Bersih masih banyak yang belum memenuhi kesehatan dapat dilihat dari hasil penelitian penyebaran angket yaitu: (1) kondisi sumber air bersih di rumah pada masyarakat Kampung Tampunik terlihat bahwa 37 (45,12%) telah menjawab “Baik”. Karena pada umumnya masyarakat disana telah banyak yang menggunakan sumur sebagai sumber air bersih. (2) sumber air bersih yang digunakan pada masyarakat Kampung Tampunik terlihat bahwa 49 responden (59,76%) menjawab sumur sebagai sumber air bersih. Karena masyarakat disana menganggap sumur adalah sumber air yang bersih dan memenuhi syarat kesehatan. (3) sumber air bersih di rumah tangga tempat tinggal pada masyaralat Kampung Tampunik dapat dilihat 48 (58,54%) menjawab di aliri menggunakan pipa. Karena dengan menggunakan pipa akan lebih bersih dan terhindar dari pencemaran lingkungan dan air yang di konsumsi lebih sehat. (4) warna air bersih yang digunakan pada masyarakat Kampung Tampunik dapat dilihat 33 (40,24%) responden menjawab agak keruh.

Karena sebagian masyarakat masih mempunyai sumur yang kurang dalam dan

hal tersebut menyebabkan air agak keruh. (5) rasa air bersih yang di gunakan pada masyarakat Kampung Tampunik dapat dilihat sebanyak 58 (70,73%) responden menjawab tawar. Karena pada umumnya rasa air yang ada pada masyarakat disana adalah tawar. (6) bau sumber air bersih pada masyarakat Kampung Tampunik dapat dilihat 41 (50,00%) responden menjawab agak keruh. Hal tersebut di sebabkan oleh pencemaran lingkungan masuk ke dalam air. Dari hasil penelitian yang saya lakukukan tentang sumber air bersih di dukung oleh teori Bunasor Salim (2011: 54-55) air bersih adalah air yang digunakan sehari-hari untuk kebutuhan dasar rumah tangga. Ketersediaan air bersih menjadi semakin langka. Dalam hal ini ketersediaan air bersih di negara berkembang berbeda dengan negara maju. Di negara maju, air bersih di salurkan ke perumahan dapat langsung diminum, sedangkan di negara sedang berkembang air bersih belum dapat diminum secara langsung. Pada kondisi saat ini, negara sedang berkembang berkonsentrasi pada pemenuhan ketersediaan air bersih terlebih dahulu (kuantitas) dengan penekanan dengan pada kualitas merupakan prioritas berikutnya.

Hasil penelitian dapat di simpulkan sumber air bersih di lingkungan masyarakat Kampung Tampunik Kecamatan Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan tergolong cukup baik dengan capaian sebesar 55%.

Kedua, Pengelolaan Sampah

dimana sebagian masyarakat masih banyak membuang sampah di sembarangan tempat dapat dilihat dari hasil penelitian penyebaran angket yaitu: (1) pengelolaan sampah rumah tangga di Kampung Tampunik dapat dilihat 49 (59,76%) responden menjawab “baik”. Karena pada masyarakat di sana telah banyak berpatisipasi dalam pengelolaan sampah. (2) memisahkan sampah anorganik dan organik dalam pengelolaan sampah di Kampung Tampunik dapat dilihat sebanyak 67 (81,71%) responden menjawab tidak pernah. Karena pada umumnya tempat sampah anorganik dan organik tidak di adakan pada lingkungan masyarakat tersebut dan masyarakat lebih memilih membuang langsung ke tempat sampah. (3) cara mengelola sampah rumah tangga pada Kampung Tampunik dapat dilihat 53 (64,63%) responden menjawab di buang ke

(7)

sungai. Karena tidak ada tempat pembuangan sampah di dekat rumah dan masyarakat lebih memilih membuang sampah ke sungai. (4) pengelolaan sampah organik di lingkungan tempat tinggal pada Kampung Tampunik dapat dilihat 54 (65,85%) responden menjawab di buang ke sungai. (5) ketersediaan tempat sampah sementara di luar rumah pada kampung tampunik dapat dilihat 30 (36,59) responden menjawab kadang tersedia. Karena sebagian masyarakat disana masih belum mempunyai tempat sampah sementara di luar rumah karena masyarakat banyak yang menumpukkan sampahnya setelah itu baru di buang ke pembuangan akhir. (6) ketersediaan tempat sampah dalam rumah pada Kampung Tampunik dapat dilihat 41 (50,00%) responden menjawab tersedia. Karena akan memudahkan masyarakat memindahkan atau membuang sampah ke pembuangan akhir.(7) membuang sampah rumah tangga ke pembuangan akhir pada Kampung Tampunik dapat dilihat 41 (50,00%) responden menjawab sekali dua hari.

Karena masyarakat disana lebih cendrung menumpukkan sampah selama 2 hari setelah itu baru di buang ke pembuangan akhir. (8) kondisi TPA yang biasa di gunakan untuk membuang sampah rumah tangga pada Kampung Tampunik dapat dilihat 55 (67,07%) responden menjawab kurang baik. Karena pada umumnya tempat pembuangan sampah akhir pada masyarakat disana masih kurang baik dan menyebabkan masyarakat membuaang sampah ke sungai untuk pembuangan akhir. (9) jenis tempat pembuangan sampah rumah tangga pada masyarakat kampung tampunik dapat dilihat sebanyak 54 (65,85%) responden menjawab ember bekas. Karena lebih memudahkan masyarakat mengangkat sampah ke pembuangan akhir.

Dari hasil penelitian dapat di simpulkan pengelolaan sampah di lingkungan masyarakat Kampung Tampunik Kecamtan Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan tergolong cukup baik dengan capaian sebesar sebesar 75%.

Hasil penelitian yang saya lakukan tentang pengelolaan sampah di Kampung Tampunik Kecamatan Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan di dukung oleh Yaspina D. Putri pengelolaan sampah

keluarga di Kenagarian Air Haji Kecamatan Linggo Sari Baganti Kabupaten Pesisir selatan cukup baik dengan capaian responden sebesar 66,26% karena sebagian masyarakat telah membuang sampah langsung ke pembuangan akhir.

Teori Soekidjo Notoadmojo (2007:191) sampah erat kaitannya dengan kesehatan masyarakat, karena dari sampah tersebut akan hidup berbagai mikro organisme penyebab penyakit (bakteri patogen), dan juga binatang serangga sebagai pemindah/penyebar penyakit (vektor). Oleh sebab itu sampah harus dikelola dengan baik sampai sekecil mungkin tidak mengganggu atau mengancam kesehatan masyarakat.

Pengelolaan sampah yang baik, bukan untuk kepentingan kesehatan saja, tetapi juga untuk lingkungan. Yang dimaksud dengan pengelolaan sampah disini adalah meliputi pengumpulan, penganggutan, sampai dengan pemusnahan atau pengolahan sampah sedemikian rupa sehingga sampah tidak menjadi gangguan kesehatan masyarakat dan lingkungan hidup.

Ketiga, MCK, masyarakat masih

banyak MCK di sungai dan pemandian umum dan masih banyak masyarakat yang belum mempunyai kamar mandi sendiri di rumah sendiri. Dapat dilihat dari hasil penelitian penyebaran angket yaitu: (1) tempat biasanya masyarakat mandi pada Kampung Tampunik dapat dilihat sebanyak 54 (65,85%) responden menjawab sungai. Karena pada umumnya masyarakat disana lebih memilih mandi di sungai dari pada mandi di rumah karena sarana prasarana dirumah tidak memadai seperti: tidak mempunyai kamar mandi. (2) ketersediaan kamar mandi di rumah tangga pada masyarakat Kampung Tampunik dapat dilihat 54 (65,85%) responden menjawab tidak tersedia. karena pada umumnya masyarakat disana lebih memilih mandi di sungai di bandingkan rumah sendiri. (3) berapa kali masyarakat mandi dalam sehari pada masyarakat Kampung Tampunik dapat dilihat 67 (81,71%) responden menjawab dua kali sehari. Karena menjaga kebersihan dan terhindar dari penyakit. (4) setelah melakukan pekerjaan adakah masyarakat mencuci tangan dengan sabun pada masyarakat Kampung Tampunik dapat dilihat sebanyak 43 (54,49%) responden

(8)

7

menjawab sering. Karena mencuci tangan setelah melakukan pekerjaan rumah dapat terhindar dari berbagai macam penyakit.(5) dimana masyarakat mencuci peralatan makan rumah tangga pada Kampung Tampunik dapat dilihat 42 (51,22%) responden menjawab di sungai. Karena sebagian masyarakat masih belum mempunyai wastapel dan lantai kamar mandi untuk mencuci peralatan rumah tangga dan masyarakat lebih banyak menggunakan sungai untuk mencuci peralatan rumah tangga. (6) anggota keluarga membuang air pada Kampung Tampunik dapat dilihat 45 (45,12%) responden menjawab di sungai. Karena sebagian masyarakat masih belum mempunyai tempat buang air di dalam rumah, contohnya wc, sumur, dan sebagainya.(7) jenis jamban di rumah tangga pada masyarakat Kampung Tampunik dapat dilihat 41 (50,00%) responden menjawab jamban jongkok dan tidak ada sama sekali. Karena sebagian masyarakat disana mayoritas mempunyai jamban jongkok dan sebagian belum mempunyai tempat jamban dan menggunakan sungai untuk jamban.

Dari hasil penelitian di atas dapat di simpulkan MCK di lingkungan masyarakat di Kampung Tampunik Kecamatan Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan tergolong cukup baik dengan capaian sebesar 69%.

Hasil penelitian yang saya lakukan tentang MCK di Kampung Tampunik Kecamatan Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan di dukung oleh Nova Efrianti (2013) menyatakan masyarakat masih memakai sungai dan kali untuk dijadikan tempat pembuangan air besar yaitu dengan capaian responden sebesar 65,55%.

(Pengembangan prasarana, 2002) MCK merupakan salah satu sarana fasilitas umum yang digunakan bersama oleh beberapa keluarga untuk keperluan mandi, mencuci, dan buang air di lokasi pemukiman tertentu yang dinilai berpenduduk cukup padat dan tingkat kemampuan ekonomi rendah.

Keempat, Drainase pada umumnya masyarakat Kampung Tampunik mayoritas pembuangan air drainase banyak menggunakan lubang resapan dan saluran drainase Kampung. Dapat dilihat dari hasil penelitian penyebaran angket yaitu: (1)

kondisi saluran drainase di lingkungan tempat tinggal pada masyarakat Kampung Tampunik dapat dilihat sebanyak 41 (50,00%) responden yaitu menjawab tidak baik. Karena sebagian masyarakat masih menggunakan lubang resapan di tanah dan hal tersebut mengakibatkan pencemaran lingkungan. (2) pembuangan limbah rumah tangga pada masyarakat Kampung Tampunik dapat dilihat sebanyak 31 (37,80%) responden menjawab saluran drainase kampung. Karena merasa terbantu dengan adanya saluran drainase kampung. (3) saluran pembuangan jamban pada masyarakat Kampung Tampunik dapat dilihat 38 (46,34%) responden menjawab ke septic tank. (4) jarak sumber air dengan septic tank pada masyarakat kampung tampunik dapat dilihat 37 (45,12%) responden menjawab 6-10 m.

Hasil penelitian yang saya lakukan tentang drainase di Kampung Tampunik Kecamatan Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan di dukung oleh teori Sukidjo Notoadmojo (2007:192-193) air limbah atau air buangan merupakan sisa air yang dibuang yang berasal dari rumah tangga, industri maupun tempat-tempat umum lainnya dan pada umumnya mengandung bahan-bahan atau zat-zat yang dapat membahayakan bagi kesehatan manusia serta mengganggu lingkungan hidup. Batasan lain mengatakan bahwa air limbah adalah kombinasi dari cairan dan sampah cair yang berasal dari daerah pemukiman, perdagangan, perkantoran dan industri, bersama-sama dengan air tanah, air permukaan dan air hujan yang mungkin ada.

Dari hasil penelitian dapat di simpulkan drainase di lingkungan masyarakat Kampung Tampunik Kecamatan Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan tergolong cukup baik dengan capaian sebesar 55%.

KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN

1. Sumber air bersih sebesar 55% dimana kriteria jawaban responden berada pada kriteria cukup baik. Sumber air bersih di kampung tampunik kecamatan lengayang kabupaten pesisir selatan kurang baik, karena belum memenuhi standar kesehatan.

(9)

2. Pengelolaan sampah sebesar 75% dimana kriteria jawaban responden berada pada kriteria cukup baik. dimana sebagian masyarakat telah membuang sampah ke pembuangan akhir.

3. MCK sebesar 69% dimana kriteria jawaban responden berada pada kriteria cukup, dimana masyarakat masih banyak MCK di sungai dan pemandian umum dan masih banyak masyarakat yang belum mempunyai kamar mandi sendiri. 4. Drainase sebesar 55% dimana

kriteria jawaban responden berada pada kriteria kutang baik. Karena pada umumnya masyarakat Kampung Tampunik mayoritas pembuangan air drainase banyak menggunakan lubang resapan dan saluran drainase Kampung.

B. SARAN

1. Diharapkan kepada masyarakat Kampung Tampunik Kecamatan Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan untuk dapat menjaga sumber air bersihnya, lebih memperhatikan lagi MCK nya, lebih memperhatikan lagi pengelolaan sampahnya dan untuk dapat meningkatkan lagi pembuangan drainasenya.

2. Diharapkan kepada pemerintah di Kampung Tampunik Kecamatan Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan kabupaten pesisir selatan selalu mensosialisaikan kepada masyarakat tentang sanitasi lingkungan yang sehat bagi keluarga, supaya keluarga tetap sehat dan terhindar daei penyakit. 3. Diharapkan penelitian selanjutnya

dapat mengkaji lebih dalam tentang sanitasi lingkungan masyarakat di kampung tampunik kecamatan lengayang kabupaten pesisir selatan, agar diperoleh gambaran yang lebih lengkap lagi sehingga diharapkan hasil penelitian yang akan datang lebih sempurna dari penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, 2002. Prosedur penelitian Pendekatan Praktik. Jakarta : Rieka Cipta

2006. Metodologi penelitian. Jakarta : Rajawali pers

Budiman Candra, 2005. Pengantar Kesehatan Lingkungan

Bunasor Sanim, (2011) Sumber Daya Air Dan Kesejahteraan Publik. IPB Press Departement Pekerjaan umum . 2002. Pembangunan Prasarana Perdesaan. Yogyakarta

Departement kesehatan RI 2004. Syarat – syarat Jamban Sehat.Jakarta

Damanhuri,Enri, (2004). Pengelolaan Sampah Bandung.FTS.ITB

Fandayani, Aprillia. 2010. Partisipasi Ibu Rumah Tangga Dalam Program Kali Bersih (Studi Kasus Di Bantaran Sungai Kaligarang Kecamatan Gajahmungkur Kota Semarang). Skripsi SI Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Sosial. Semarang

Indarto, 2010. HIDROLOGI Dasar Teori Dan Contoh Aplikasi Model Hidrologi

Juli soemirat Slamet, MPH,Ph.D. 1994. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta

Referensi

Dokumen terkait

(Pertemuan II): “Pada pertemuan sebelumnya kita telah mempelajari tentang komponen ekosistem, peran, dan interaksinya. “Setelah pengamatan yang kalian lakukan kemarin, apakah

Untuk mengetahui tingkat keuntungan tiap jenis produk yang dihasilkan dari usaha pengolahan kedelai khususnya pembuatan tahu, tempe, dan tauco sebaiknya dilakukan

BAGIAN STRUKTUR JENIS / BAHAN KETERANGAN DIMENSI 1.1 Lantai Tegel terbuat dari campuran semen & pasir 30 cm x 30 cm atau.. LANTAI 40 cm x

Terdapat rangkaian proses pada algoritma left corner parsing yang dilakukan dalam pemeriksaan pola kalimat baku bahasa Indonesia, proses tersebut harus dilakukan

Inisiatif ini juga akan digunakan untuk mempromosikan program lainnya, seperti misalnya menghimbau rumah tangga untuk menggunakan alat-alat rumah tangga yang hemat energi

Data hasil pemantauan ini akan dibandingkan pula dengan Baku Mutu Lingkungan dengan metoda pembobotan untuk memperoleh informasi kualitas lingkungan disekitar kawasan

dievaluasi  dalam  konteks  analisis  keuangan.  Ada  dua  hal  yang  mendasari  keyakinannya  tersebut.  Pertama,  tidaklah  mungkin  mengukur  results  yang