• Tidak ada hasil yang ditemukan

TATA CARA PELAKSANAAN PENCATATAN DAN PELAPORAN RUTIN PENGENDALIAN LAPANGAN KATA PENGANTAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TATA CARA PELAKSANAAN PENCATATAN DAN PELAPORAN RUTIN PENGENDALIAN LAPANGAN KATA PENGANTAR"

Copied!
250
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

TATA CARA PELAKSANAAN PENCATATAN DAN PELAPORAN RUTIN PENGENDALIAN LAPANGAN

Panduan Tata Cara Pengelolaan Data Rutin| i

KATA PENGANTAR

Dalam rangka menunjang tersedianya data dan informasi Program Kependudukan, Keluarga Berencana (KB) dan Pembangunan Keluarga perlu dilakukan pengembangan Sistem Pencatatan dan Pelaporan Pengendalian Lapangan guna memonitor keseluruhan rangkaian kegiatan dan hasil kegiatan program secara berkelanjutan. Berbagai perubahan lingkungan strategis khususnya dengan adanya kebijakan RPJMN 2015-2019 serta tiga pilar program Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga, menjadi dasar pertimbangan dalam pengembangan dan penyempurnaan Sub Sistem tersebut. Diharapkan pengembangan yang telah dilakukan dapat menghasilkan data dan informasi secara lebih cepat, tepat, dan akurat. Optimalisasi pemanfaatan perkembangan teknologi informasi dalam hal ini diarahkan kepada suatu kondisi yang dapat diaplikasikan pada pengolahan dan penyajian data. Oleh karena itu, diperlukan pula komitmen para penentu kebijakan di setiap tingkatan wilayah untuk mempersiapkan sumber daya manusia yang kompeten, dukungan dana dan sarana yang memadai, serta lingkungan kondusif untuk mendukung pelaksanaannya.

Kami mengharapkan mudah-mudahan Buku Tata Cara Pelaksanaan Pencatatan dan Pelaporan Rutin Pengendalian Lapangan ini dapat memfasilitasi dan memberikan bekal kepada para petugas pelaksana dan pengelola pencatatan dan pelaporan Program Kependudukan KB dan Pembangunan Keluarga, dalam penyediaan data dan informasi secara baik dan berkelanjutan. Dengan Buku ini diharapkan akan mampu memenuhi dan memperkuat penyediaan berbagai kebutuhan data program, baik sebagai bukti nyata (evidence based) kegiatan yang dilakukan, maupun sebagai gambaran akuntabilitas publik bagi para pelaksana dan pengelola Program KKBPK di berbagai tingkatan wilayah dalam menjalankan tugas dan perannya.

Akhirnya melalui kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak, yang telah memberi masukan dan saran serta telah bekerja keras menjalankan tugas hingga tersusunnya Buku Tata Cara Pelaksanaan Pencatatan dan Pelaporan Rutin Pengendalian Lapangan ini dengan baik. Semoga Allah SWT, meridhoi usaha kita bersama.

Jakarta, Desember 2015 Direktur Pelaporan dan Statistik,

(4)
(5)

TATA CARA PELAKSANAAN PENCATATAN DAN PELAPORAN RUTIN PENGENDALIAN LAPANGAN

Panduan Tata Cara Pengelolaan Data Rutin| iii

SAMBUTAN

Pertama-tama kami mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas selesainya penyusunan Buku Tata Cara Pelaksanaan Pencatatan dan Pelaporan Rutin Pengendalian Lapangan, Program Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga ini. Sub Sistem Pencatatan dan Pelaporan Rutin Pengendalian Lapangan merupakan salah satu Sub Sistem dalam Sistem Informasi Program Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga. Melalui sub sistem tersebut, operasional kelompok-kelompok kegiatan dan pembinaan terhadap PUS berkaitan dengan pesertaannya dalam ber KB dapat termonitor perkembangannya secara rutin setiap bulan di lini lapangan dan dilaporkan secara berjejnang hingga ke pusat. Data dan informasi yang dihasilkan diharapkan dapat menjadi baik sebagai bukti nyata (evidence based)

kegiatan yang dilakukan serta sekaligus memberikan gambaran akuntabilitas publik bagi para pengelola dan pelaksana Program Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga di berbagai tingkatan wilayah dalam menjalankan tugas dan perannya.

Dalam rangka memenuhi kebutuhan data dan informasi yang sesuai dengan perkembangan program, maka Sub Sistem Pencatatan dan Pelaporan Rutin Pengendalian Lapangan pada tahun 2015 ini harus disesuaikan kembali dengan adanya perubahan kebijakan nasional. Kebijakan program tersebut adalah dengan diberlakukannya kebijakan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015-2019. Selain itu juga mengantisipasi kebutuhan data sekaitan dengan kebijakan tiga pilar program yaitu Program Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pengembangan Keluarga.

Untuk dapat menjamin ketersediaan data dan informasi yang cepat, tepat dan akurat, dalam pengelolaan data dan informasi yang dihasilkan dari sub sistem pencatatan dan pelaporan mengoptimalkan dukungan teknologi informasi. Pada saat ini sudah sekitar 80% SKPD Kabupaten dan Kota dapat melakukan pengelolaan data hasil pencatatan dan pelaporan berbasis TI. Dengan dukungan TI tersebut diharapkan pengolahan dapat dilakukan lebih cepat, efektif dan efisien. Tidak menutup kemungkinan jika semua dukungan tenaga dan sarana yang diperlukan telah tersedia, maka dapat dilakukan suatu sistem yang terintegrasi diantara sub sistem informasi yang ada di BKKBN maupun dengan sektor terkait. Kualitas data yang diolah harus tetap menjadi perhatian bersama, karena kualitas hasil pengolahan sangat tergantung pada kualitas sumber datanya. Namun semuanya berawal dari dedikasi dan kesungguhan para petugas data di lapangan.

Kepada semua pihak, yang telah menyusun dan memberikan masukan, saran dan koreksi hingga selesainya kedua Buku Tata Cara Pelaksanaan Pencatatan dan Pelaporan Rutin Pengendalian Lapangan Program Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga Tahun ini, kami mengucapkan banyak terima kasih.

Jakarta, Desember 2015 Deputi Bidang Advokasi,

Penggerakan dan Informasi

(6)

iv| Pengendalian Lapangan

(7)

TATA CARA PELAKSANAAN PENCATATAN DAN PELAPORAN RUTIN PENGENDALIAN LAPANGAN

Panduan Tata Cara Pengelolaan Data Rutin| v

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

KATA SAMBUTAN ... iii

DAFTAR ISI ... v

PERATURAN KEPALA BKKBN ... vii

BAB I. PENDAHULUAN ………..……….. 1

A. Latar Belakang ………..………. 1

B. Tujuan ... 4

C. Ruang Lingkup ... 5

D. Batasan dan Pengertian ... 7

BAB II. KEBIJAKAN DAN STRATEGI ………... BAB III. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN ..……….. 27 15 A. Persiapan ………. 15

B. Pelaksanaan .……… 18

C. Pemanfaatan dan Penyebarluasan Informasi ……….. D. Penyimpanan, Keamanan, dan Kerahasiaan Informasi ………. 27 28 BAB III. POKOK-POKOK KEGIATAN ……….…….. 31

A. Data Potensi Wilayah ………..……….. B. Mekanisme Pencatatan dan Pelaporan Tahunan ……….……… 35 31 C. Mekanisme Pencatatan dan Pelaporan Bulanan ……….. 37

D. Pengolahan Data dan Pencetakan Tabulasi Output sebagai Umpan Balik E. Pemantauan dan EValuasi 37 43 BAB IV. PENUTUP ..………. 47 LAMPIRAN

A. Lampiran I

Jenis dan Kegunaan Kartu dan Register B. Lampiran II

Cara Pengisian Kartu dan Register di Tingkat Desa/Kel C. Lampiran III

Cara Pengisian Kartu dan Register di Tingkat Kecamatan D. Lampiran IV

Cara Pengisian Kartu dan Register di Tingkat Kabupaten/Kota E. Lampiran V

(8)
(9)

TATA CARA PELAKSANAAN PENCATATAN DAN PELAPORAN RUTIN PENGENDALIAN LAPANGAN

Panduan Tata Cara Pengelolaan Data Rutin| vii PERATURAN

KEPALA BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

NOMOR : 316 /PER/G4/2015

TENTANG

PANDUAN TATA CARA PENGELOLAAN DATA RUTIN PROGRAM

KEPENDUDUKAN, KELUARGA BERENCANA DAN PEMBANGUNAN KELUARGA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

Menimbang : a. bahwa dalam rangka kepentingan operasional di lapangan dan sebagai dasar untuk perencanaan, pengendalian dan penilaian Program Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga diperlukan Sistem Pencatatan dan Pelaporan;

b. bahwa untuk menjamin peningkatan cakupan dan mutu data hasil Sistem Pencatatan dan Pelaporan yang terdiri dari Sub Sistem Pendataan Keluarga, Sub Sistem Pelayanan Kontrasepsi dan Sub Sistem Pengendalian Lapangan, diperlukan tata cara pencatatan dan pelaporan Program Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut pada huruf a dan huruf b, perlu membentuk Peraturan dan Pelaporan Program Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga;

(10)

viii| Pengendalian Lapangan

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437), yang telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

2. Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 161, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5080);

3. Peraturan Pemerintah No. 87 Tahun 2014 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, Keluarga Berencana, dan Sistem Informasi Keluarga;

4. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota. (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2007 tentang Tata Cara Pelaksanaan Kerjasama Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4761);

7. Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Kementerian, yang telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2013; 8. Peraturan Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Nomor 55/HK-010/B5/2010 Tahun 2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera di Kabupaten/Kota;

(11)

TATA CARA PELAKSANAAN PENCATATAN DAN PELAPORAN RUTIN PENGENDALIAN LAPANGAN

Panduan Tata Cara Pengelolaan Data Rutin| ix 9. Peraturan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana

Nasional Nomor 72/PER/B5/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional; 10. Peraturan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana

Nasional Nomor 82/PER/B5/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Provinsi.

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN KEPALA TENTANG PANDUAN TATA CARA PENGELOLAAN DATA RUTIN PROGRAM KEPENDUDUKAN, KELUARGA BERENCANA DAN PEMBANGUNAN KELUARGA.

Pasal 1

Panduan Tata Cara Pengelolaan Data Rutin Program Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga adalah sebagaimana tercantum dalam lampiran, yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan ini.

Pasal 2

Panduan Tata Cara Pengelolaan Data Rutin Program Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga, sebagaimana dimaksud dalam pasal 1 terdiri dari :

a. Panduan Tata Cara Pengelolaan Data Rutin Pendataan Keluarga;

b. Panduan Tata Cara Pengelolaan Data Rutin Pelayanan Keluarga Berencana; c. Panduan Tata Cara Pengelolaan Data Rutin Pengendalian Lapangan.

Pasal 3

Panduan Tata Cara Pengelolaan Data Rutin Program Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga sebagaimana dimaksud dalam pasal 1, Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Provinsi mempunyai tugas :

(12)

x| Pengendalian Lapangan

a. Melakukan koordinasi dengan Pemerintah Daerah Provinsi, Pemerintah Daerah Kabupaten dan Pemerintah Daerah Kota;

b. Melakukan sosialisasi; dan

c. Menyiapkan dukungan Sumber Daya Manusia, Dana, dan Sarana.

Pasal 4

Khusus untuk penegelolaan data rutin Pendataan Keluarga atau Pemutakhiran Data Keluarga, dilaksanakan berdasarkan Instruksi Kepala BKKBN dan Surat Edaran Menteri Dalam Negeri, Surat Edaran Gubernur serta Surat Edaran Bupati dan Walikota.

Pasal 5

Pada saat Peraturan ini mulai berlaku, Peraturan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Nomor 120/PER/G4/2014 tentang Tata Cara Pelaksanaan Pencatatan dan Pelaporan Program Kependudukan, Keluarga Berencana, dan Pembangunan Keluarga dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 6

Peraturan Kepala ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta

Pada tanggal 31 Desember 2015

KEPALA BADAN KEPENDUDUKAN

DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL,

(13)

Panduan Tata Cara Pengelolaan Data Rutin| 1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dengan diterbitkannya Undang-Undang No. 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga mekanisme pengelolaan data rutin Pengendalian Lapangan diharapkan dapat memenuhi kebutuhan data dan informasi yang berkaitan dengan program Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga di semua tingkatan wilayah. Undang-Undang tersebut diperkuat dengan diterbitkannya PP No. 87 tahun 2014 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, Keluarga Berencana, dan Sistem Informasi Keluarga, sehingga kegiatan pengelolaan data rutin Pengendalian Lapangan sangat penting untuk Program Kependudukan, Keluarga Berencana, Pembangunan Keluarga dan berbagai program bantuan bagi keluarga Indonesia. Dipertegas kembali dengan terbitnya UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah pada Lampiran: N. Pembagian Urusan Pemerintahan Bidang Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, Sub Urusan 2. Keluarga Berencana, poin d: Pengelolaan dan pengendalian sistem informasi keluarga.

Program Kependudukan, Keluarga Berencana, dan Pembangunan Keluarga masih tetap menjadi perhatian dan komitmen pemerintah, sebagaimana tercantum dan diamanatkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015 – 2019. Kebijakan pembangunan kependudukan dan KB dalam RPJMN 2015-2019 diarahkan pada pengendalian penduduk, yang salah satunya difokuskan kepada peningkatan ketersediaan dan kualitas data dan informasi kependudukan yang memadai, akurat dan tepat waktu. Upaya untuk menunjang penyediaan data dan informasi bagi pengelolaan Program Kependudukan, Keluarga Berencana, dan Pembangunan Keluarga, terutama yang berkaitan dengan data potensi, proses dan hasil kegiatan pengendalian lapangan KB yang dilakukan oleh para petugas KB di kecamatan, petugas lapangan/penyuluh KB di desa/kelurahan bersama kader KB di berbagai tingkatan wilayah RT, dusun/RW, desa/kelurahan, kecamatan, kabupaten/kota dan provinsi dilakukan melalui Sub Sistem pengelolaan data rutin Pengendalian Lapangan Program Kependudukan, Keluarga Berencana, dan Pembangunan Keluarga. Pengembangan variabel dan indikator serta mekanisme pelaksanaan pengelolaan data rutin Pengendalian Lapangan bersifat dinamis mengikuti perkembangan kelembagaan Program KKBPK yang didasari oleh Keppres

(14)

2 |Pengendalian Lapangan

Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Kewenangan Lembaga Pemerintah Non Departemen yang telah berkali-kali dirubah terakhir Perpres No. 3 tahun 2013. Perkembangan kelembagaan dan lingkungan strategis seperti desentralisasi, demokratisasi, debirokratisasi, globalisasi, hak asasi manusia, pengarusutamaan gender dan Sistem Jaminan Kesehatan Nasional, menuntut perlu segera dilakukan penyesuaian/ perubahan variabel dan indikator pengelolaan data rutin Pengendalian Lapangan, sehingga diperlukan penyempurnaan terhadap variabel-variabel dalam pengelolaan data rutin Pengendalian Lapangan.

Memperhatikan berbagai tuntutan di atas dan perkembangan pemanfaatan teknologi informasi, perlu dilakukan pengembangan sistem pengumpulan serta pengelolaan data hasil pengelolaan data rutin Pengendalian Lapangan secara desentralisasi. Data hasil pengelolaan data rutin Pengendalian Lapangan sebagai sumber data dan informasi pelaksanaannya diharapkan benar-benar dapat menghasilkan data dan informasi yang berkualitas, akurat, tepat waktu dan dapat dipercaya serta memberikan gambaran yang tepat dan menyeluruh tentang keadaan dilapangan. Hasil pengelolaan data rutin Pengendalian Lapangan diharapkan dapat menjawab kebutuhan data dan informasi yang dibutuhkan oleh program kependudukan, KB, dan pembangunan keluarga, yaitu dapat ditelusuri by name by address, sehingga memberikan kepastian terhadap sasaran program yang tepat, akurat, relevan sesuai dengan kondisi saat ini dan dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan program kependudukan, KB, dan pembangunan keluarga di semua tingkatan wilayah.

Pedoman pengelolaan data rutin Pengendalian Lapangan Program Kependudukan, Keluarga Berencana, dan Pembangunan Keluarga dimaksudkan untuk memberikan fasilitas dan kemudahan bagi para pelaksana dan pengelola Program Kependudukan, Keluarga Berencana, dan Pembangunan Keluarga di berbagai tingkatan wilayah seperti Perwakilan BKKBN Provinsi, Satuan Kerja Pengelola Daerah untuk Program Keluarga Berencana (SKPD-KB) di kabupaten/kota, Pengawas PLKB/Ka. UPT KB/Petugas KB di kecamatan, Petugas Lapangan/Penyuluh KB, Pengurus Pusat Informasi dan Konsultasi Remaja (PIK-R/M), Kader KB di Institusi Masyarakat Pedesaan/Perkotaan seperti Pembantu Pembina KB Desa (PPKBD) di desa/kelurahan dan Sub-PPKBD di Dukuh/RW, Kader KB di Kelompok Kegiatan Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS), Bina Keluarga Balita (BKB), Bina Keluarga Remaja (BKR), Bina Keluarga Lansia (BKL), dalam melakukan kegiatan pengelolaan data. Hal tersebut dilakukan untuk menunjang penyediaan data dan informasi Program Kependudukan, Keluarga Berencana, dan Pembangunan Keluarga secara cepat, tepat dan akurat, bagi pengelolaan Program Kependudukan, Keluarga Berencana, dan Pembangunan Keluarga.

(15)

Panduan Tata Cara Pengelolaan Data Rutin| 3

Pedoman pengelolaan data rutin Pengendalian Lapangan disusun untuk memenuhi cara pengelolaan Program Kependudukan, Keluarga Berencana, dan Pembangunan Keluarga yang lebih baik di berbagai tingkatan wilayah, yang meliputi kegiatan pengelolaan data, pengumpulan data, pengiriman umpan balik, bimbingan teknis dan pengamatan data dan informasi dari kegiatan operasional pengendalian lapangan. Dalam penyusunan dan pengembangan Buku ini didasarkan pada beberapa pemikiran antara lain: 1. Bahwa proses kegiatan dan hasil pengendalian lapangan yang dilakukan

oleh Petugas KB di kecamatan, Petugas Lapangan/Penyuluh KB, Pengurus PIK-R/M, Kader KB di Institusi Masyarakat Pedesaan/Perkotaan, seperti PPKBD dan Sub-PPKBD, Kader KB di Kelompok Kegiatan UPPKS, BKB, BKR dan BKL, harus dilakukan pengelolaan datanya sebagai bukti nyata (evidence base) dan pemenuhan akuntabilitas publik dari kegiatan pelaksanaan pengendalian lapangan dan pelayanan Program Kependudukan, Keluarga Berencana, dan Pembangunan Keluarga kepada masyarakat di wilayah itu.

2. Data dan informasi Program Kependudukan, Keluarga Berencana, dan Pembangunan Keluarga yang dikumpulkan merupakan variabel data yang digunakan sebagai bahan penentuan dan monitoring indikator kinerja program. Oleh karena itu, pengertian atau definisi operasional dari data dan informasi yang dikumpulkan ini diberlakukan dalam sistem yang standar secara nasional.

3. Data dan informasi Program Kependudukan, Keluarga Berencana, dan Pembangunan Keluarga ini dapat dikumpulkan secara cepat, tepat, dan akurat untuk memenuhi kebutuhan pengelolaan operasional program, perencanaan dan evaluasi sasaran Program Kependudukan, Keluarga Berencana, dan Pembangunan Keluarga di berbagai tingkatan wilayah (desa/kelurahan, kecamatan, kabupaten/kota, provinsi dan pusat).

Untuk memperoleh kegunaan data dan informasi tersebut, maka dalam Pedoman pengelolaan data rutin Pengendalian Lapangan ini, mengacu pula pada prinsip “12 Kaidah Plus” yang selama ini digunakan Sub Sistem Pencatatan Pelaporan Program Kependudukan, Keluarga Berencana, dan Pembangunan Keluarga, yaitu:

1. Bermanfaat bagi pengumpul data, masyarakat, dan manajemen. 2. Memperhatikan prinsip desentralisasi.

3. Belum tercakup dalam sistem lain.

4. Kegiatan dan hasil kegiatan yang dicatat dan dilaporkan itu sudah menjadi pola operasional baku secara nasional.

(16)

4 |Pengendalian Lapangan 5. Bersifat kuantitatif.

6. Relatif cepat berubah.

7. Mengutamakan data proses dan keluaran (output). 8. Data input sangat selektif.

9. Dapat dimengerti petugas, pengelola dan pelaksana program. 10. Dapat diidentifikasi (terukur).

11. Mudah dikontrol dan ditelusuri. 12. Memanfaatkan teknologi informasi.

Sedangkan Plus yang dimaksudkan disini adalah para petugas pelaksana dan pengelola sub sistem pengelolaan data ini harus bersikap proaktif dalam melakukan Pedoman pengelolaan data rutin Pengendalian lapangan yang dibakukan ini secara berjenjang dari tingkat bawah sampai tingkat atas.

B. TUJUAN

Tujuan penyusunan dan penerbitan Pedoman pengelolaan data rutin Pengendalian Lapangan Program Kependudukan, Keluarga Berencana, dan Pembangunan Keluarga ini dapat dijelaskan secara umum dan khusus sebagai berikut :

1. Umum

Memberikan petunjuk secara rinci tentang tata cara pelaksanaan pengelolaan data rutin Pengendalian Lapangan Program Kependudukan, Keluarga Berencana, dan Pembangunan Keluarga, guna memudahkan pelaksanaan tugas para pelaksana di lapangan dan para pengelola pengelolaan data di semua tingkatan wilayah dalam penyediaan data dan informasi bagi pengelolaan Program Kependudukan, Keluarga Berencana, dan Pembangunan Keluarga.

2. Khusus

a. Menjelaskan langkah-langkah pengelolaan data rutin Pengendalian Lapangan yang meliputi persiapan, pelaksanaan, penyebarluasan data dan informasi, pemantauan dan evaluasi hasil pengelolaan data rutin Pengendalian Lapangan Program Kependudukan, Keluarga Berencana, dan Pembangunan Keluarga.

(17)

Panduan Tata Cara Pengelolaan Data Rutin| 5

b. Memberikan penjelasan mengenai jenis kartu dan register yang digunakan serta kegunaannya, serta petunjuk tentang tata cara pengisian kartu, register, dan formulir pengelolaan data tentang potensi, kegiatan dan hasil kegiatan pada Kelompok Kegiatan (BKB, BKR, BKL), Kelompok KB, UPPKS, PIK-R/M, Sub PPKBD, PPKBD, PLKB/PKB/Pengelola Program Kependudukan dan KB desa/kelurahan dan Pengawas PLKB/Ka. UPT/Petugas KB di kecamatan, serta para petugas pengelola data di SKPD-KB di kabupaten/kota dan provinsi. c. Memberikan petunjuk tentang mekanisme dan arus pengelolaan data

rutin Pengendalian Lapangan Program Kependudukan, Keluarga Berencana, dan Pembangunan Keluarga mulai dari tingkat lapangan sampai ke tingkat Pusat.

C. RUANG LINGKUP

1. Jangkauan

Adalah pengelola data tingkat Pusat sampai dengan lini lapangan yang memanfaatkan Panduan ini, dengan rincian sebagai berikut:

a. Tingkat Pusat

1) Unit kerja di lingkungan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional.

2) Mitra Kerja Terkait a) Pemerintah; b) Non Pemerintah. b. Tingkat Provinsi

1) Perwakilan BKKBN Provinsi. 2) Mitra Kerja Terkait

a) Pemerintah; b) Non Pemerintah. c. Tingkat Kabupaten dan Kota

1) SKPD KB Kabupaten/Kota. 2) Mitra Kerja Terkait

a) Pemerintah; b) Non Pemerintah.

d. Tingkat Lini Lapangan:

(18)

6 |Pengendalian Lapangan 2) PLKB/PKB;

3) PPKBD; 4) Sub PPKBD; 5) Kelompok KB; 6) Mitra Kerja Terkait.

2. Sasaran

Sasaran pada pengelolaan data rutin Pengendalian Lapangan ini meliputi :

a. Data Potensi Wilayah Meliputi :

1) Petugas Lapangan KB, terdiri dari : jumlah PPLKB/Petugas KB kecamatan, jumlah PLKB/PKB/Petugas KB desa/kelurahan yang ada, Jumlah PLKB/PKB/Petugas KB desa/kelurahan yang sudah dilatih LDU, RR, KIE, Refreshing, serta jumlah KIE Kit yang dimiliki oleh PLKB/PKB/Petugas KB desa/kelurahan.

2) Institusi Masyarakat Pedesaan/Perkotaan, terdiri dari : jumlah PPKBD, jumlah Sub PPKBD, dan jumlah Kelompok KB yang ada dan masing-masing menurut kategori dasar, berkembang, dan mandiri.

3) Kelompok kegiatan ketahanan keluarga, terdiri dari : jumlah BKB, BKR dan BKL yang ada, jumlah seluruh anggota BKB, BKR dan BKL.

4) Kader kelompok kegiatan ketahanan keluarga, terdiri dari : jumlah kader BKB, BKR, dan BKL yang ada dan sudah dilatih, jumlah sarana BKB.

5) Kelompok kegiatan ekonomi keluarga, terdiri dari : jumlah UPPKS yang ada, jumlah anggota kelompok UPPKS.

6) Pusat Konseling Remaja atau PIK R/M, terdiri dari : jumlah PIK R/M yang ada dan basis organisasi pembina dari masing tahapan PIK R/M, yaitu di sekolah umum/agama, perguruan tinggi, organisasi keagamaan, dan LSM/organisasi kepemudaan.

b. Data Kegiatan Pengendalian Lapangan meliputi : 1) Keadaan Umum :

a) Jumlah Kelompok Kegiatan BKB yang ada dan yang melaporkan kegiatan dan hasil kegiatannya.

b) Jumlah Kelompok Kegiatan BKR yang ada danyang melaporkan kegiatan dan hasil kegiatannya.

c) Jumlah Kelompok Kegiatan BKL yang ada dan yang melaporkan kegiatan dan hasil kegiatannya.

(19)

Panduan Tata Cara Pengelolaan Data Rutin| 7

melaporkan kegiatan dan hasil kegiatannya.

e) Jumlah PIK R/M yang ada dan yang melaporkan kegiatannya, sesuai dengan klasifikasi kelompok PIK R/M.

2) Kegiatan Operasional :

a) Jumlah Mobil Unit Penerangan KB (MUPEN) provinsi dan hasil kegiatannya.

b) Jumlah Mobil Unit Penerangan KB (MUPEN) kabupaten/kota dan hasil kegiatannya.

c) Jumlah Balai Penyuluhan KB KKBPK Kecamatan dan hasil kegiatannya.

3) Pembinaan Ketahanan Keluarga :

1) Jumlah pertemuan/penyuluhan kelompok kegiatan BKB, BKR dan BKL.

2) Jumlah keluarga anggota kelompok kegiatan BKB, BKR dan BKL hadir/aktif dalam pertemuan/penyuluhan.

4) Pembinaan Kesejahteraan Keluarga :

1) Jumlah pertemuan kelompok kegiatan UPPKS.

2) Jumlah keluarga anggota kelompok kegiatan UPPKS hadir/aktif dalam pertemuan/penyuluhan.

D.PENGERTIAN DAN BATASAN

Dalam pelaksanaan kegiatan pengelolaan data rutin Pengendalian Lapangan diberikan pengertian yang merupakan pemahaman terhadap variabel yang dikumpulkan dan diberikan batasan untuk membatasi variabel yang dimaksud dalam pengelolaan data rutin Pengendalian Lapangan ini sebagai berikut:

1. Institusi Masyarakat Pedesaan (IMP)adalah wadah pengelolaan dan pelaksanaan Program Kependudukan, Keluarga Berencana, dan Pembangunan Keluarga di tingkat desa/kelurahan, dusun/RW dan RT ke bawah seperti PPKBD, Sub-PPKBD, dan kelompok KB.

2. PPKBD (Pembantu Pembina Keluarga Berencana Desa) adalah wadah organisasi di tingkat desa/kelurahan yang diketuai oleh seorang atau beberapa orang kader yang secara sukarela berperan aktif melaksanakan/mengelola Program Kependudukan, Keluarga Berencana, dan Pembangunan Keluarga di tingkat desa/kelurahan atau yang setara. 2.1. PPKBD (Pembantu Pembina Keluarga Berencana Desa) Klasifikasi

Dasar adalah apabila PPKBD tersebut telah melaksanakan peran: Pengorganisasian (kepengurusan pembagian tugas sudah ada kecuali

(20)

8 |Pengendalian Lapangan

bila kepengurusannya tunggal dan disesuaikan dengan kondisi wilayahnya), Pertemuan (belum rutin, belum ada rencana kerja, belum ada notulen), KIE dan Konseling (melakukan KIE kepada masyarakat), Pencatatan, Pendataan dan Pemetaan Sasaran (masih sederhana), Pelayanan Kegiatan (masih sederhana, meliputi: pelayanan rujukan, minimal ada satu Bina Keluarga), Upaya Kemandirian (melaksanakan salah satu dari upaya kemandirian atau tidak ada sama sekali).

2.2. PPKBD (Pembantu Pembina Keluarga Berencana Desa) Klasifikasi Berkembang, adalah apabila PPKBD tersebut telah melaksanakan peran: Pengorganisasian (kepengurusan sudah dilengkapi pembagian tugas yang jelas kecuali bila kepengurusannya tunggal dan disesuaikan dengan kondisi wilayahnya), Pertemuan (rutin bulanan, ada rencana kerja, ada notulen), KIE dan Konseling sudah ada (melakukan KIE dan KIP/K), Pencatatan, Pendataan, dan Pemetaan (sudah mengikuti pola R/R), Pelayanan Kegiatan (lebih lengkap, meliputi: pelayanan rujukan, UPPKS, minimal ada dua Bina Keluarga), Upaya Kemandirian (melaksanakan dua dari kegiatan upaya kemandirian).

2.3. PPKBD (Pembantu Pembina Keluarga Berencana Desa) Klasifikasi Mandiri, adalah apabila PPKBD tersebut telah melaksanakan peran: Pengorganisasian (kepengurusan sudah dilengkapi dengan seksi-seksi), Pertemuan (rutin bulanan, berjenjang, ada rencana kerja, dan ada notulen), KIE dan Konseling sudah ada (melakukan KIE dan KIP/K), Pencatatan, Pendataan, dan Pemetaan (sudah mengikuti pola R/R dan sudah ada tindak lanjut), Pelayanan Kegiatan (lebih lengkap, meliputi: pelayanan rujukan, UPPKS, minimal ada tiga Bina Keluarga), Upaya Kemandirian (melaksanakan semua kegiatan upaya kemandirian).

3. Sub PPKBD (Sub Pembantu Pembina Keluarga Berencana Desa), adalah wadah organisasi di tingkat dusun/RW yang diketuai oleh seorang atau beberapa orang kader yang secara sukarela berperan aktif melaksanakan/mengelola Program Kependudukan, Keluarga Berencana, dan Pembangunan Keluarga di tingkat Dusun/RW atau yang setara. 3.1. Sub PPKBD (Sub Pembantu Pembina Keluarga Berencana Desa)

Klasifikasi Dasar, adalah apabila Sub PPKBD tersebut telah melaksanakan peran: Pengorganisasian (kepengurusan pembagian tugas sudah ada), Pertemuan (belum rutin, belum ada rencana kerja, belum ada notulen), KIE dan Konseling (melakukan KIE kepada masyarakat), Pencatatan, Pendataan dan Pemetaan Sasaran (masih sederhana), Pelayanan Kegiatan (masih sederhana, meliputi: pelayanan rujukan, minimal ada satu Bina Keluarga), Upaya Kemandirian (melaksanakan salah satu dari upaya kemandirian atau tidak ada sama sekali).

3.2. Sub PPKBD (Sub Pembantu Pembina Keluarga Berencana Desa) Klasifikasi Berkembang, adalah apabila Sub PPKBD tersebut telah

(21)

Panduan Tata Cara Pengelolaan Data Rutin| 9

melaksanakan peran: Pengorganisasian (kepengurusan sudah dilengkapi pembagian tugas yang jelas), Pertemuan (rutin bulanan, ada rencana kerja, ada notulen), KIE dan Konseling sudah ada (melakukan KIE dan KIP/K), Pencatatan, Pendataan, dan Pemetaan (sudah mengikuti pola R/R), Pelayanan Kegiatan (lebih lengkap, meliputi: pelayanan rujukan, UPPKS, minimal ada dua Bina Keluarga), Upaya Kemandirian (melaksanakan dua dari kegiatan upaya kemandirian).

3.3. Sub PPKBD (Sub Pembantu Pembina Keluarga Berencana Desa) Klasifikasi Mandiri, adalah apabila Sub PPKBD tersebut telah melaksanakan peran: Pengorganisasian (kepengurusan sudah dilengkapi dengan seksi-seksi), Pertemuan (rutin bulanan, berjenjang, ada rencana kerja, dan ada notulen), KIE dan Konseling sudah ada (melakukan KIE dan KIP/K), Pencatatan, Pendataan, dan Pemetaan (sudah mengikuti pola R/R dan sudah ada tindak lanjut), Pelayanan Kegiatan (lebih lengkap, meliputi: pelayanan rujukan, UPPKS, minimal ada tiga Bina Keluarga), Upaya Kemandirian (melaksanakan semua kegiatan upaya kemandirian).

4. Kelompok Keluarga Berencana (KB) adalah kelompok dalam wadah organisasi yang anggotanya terdiri dari seluruh keluarga dalam suatu Rukun Tetangga yang secara sukarela berperan aktif mengelola Program Keluarga Berencana Nasional di tingkat Rukun Tetangga. Adapun kegiatannya meliputi bidang Keluarga Berencana/Kesehatan Reproduksi (KB/KR) dan Keluarga Sejahtera/Pemberdayaan Keluarga (KS/PK).

4.1. Kelompok Keluarga Berencana (KB) Klasifikasi Dasar, adalah apabila Kelompok KB tersebut telah melaksanakan peran: Pengorganisasian (kepengurusan pembagian tugas sudah ada), Pertemuan (belum rutin, belum ada rencana kerja, belum ada notulen), KIE dan Konseling (melakukan KIE kepada masyarakat), Pencatatan, Pendataan dan Pemetaan Sasaran (masih sederhana), Pelayanan Kegiatan (masih sederhana, meliputi: pelayanan rujukan, minimal ada satu Bina Keluarga), Upaya Kemandirian (melaksanakan salah satu dari upaya kemandirian atau tidak ada sama sekali).

4.2. Kelompok Keluarga Berencana (KB) Klasifikasi Berkembang, adalah apabila Kelompok KB tersebut telah melaksanakan peran: Pengorganisasian (kepengurusan sudah dilengkapi pembagian tugas yang jelas), Pertemuan (rutin bulanan, ada rencana kerja, ada notulen), KIE dan Konseling sudah ada (melakukan KIE dan KIP/K), Pencatatan, Pendataan, dan Pemetaan (sudah mengikuti pola R/R), Pelayanan Kegiatan (lebih lengkap, meliputi: pelayanan rujukan, UPPKS, minimal ada satu Bina Keluarga), Upaya Kemandirian (melaksanakan dua dari kegiatan upaya kemandirian).

4.3. Kelompok Keluarga Berencana (KB) Klasifikasi Mandiri, adalah apabila Kelompok KB tersebut telah melaksanakan peran: Pengorganisasian (kepengurusan sudah dilengkapi dengan seksi-seksi),

(22)

10 |Pengendalian Lapangan

Pertemuan (rutin bulanan, berjenjang, ada rencana kerja, dan ada notulen), KIE dan Konseling sudah ada (melakukan KIE dan KIP/K), Pencatatan, Pendataan, dan Pemetaan (sudah mengikuti pola R/R dan sudah ada tindak lanjut), Pelayanan Kegiatan (lebih lengkap, meliputi: pelayanan rujukan, UPPKS, minimal ada tiga atau empat Bina Keluarga), Upaya Kemandirian (melaksanakan semua kegiatan upaya kemandirian).

5. Pengawas PLKB (PPLKB) adalah perangkat daerah yang tugasnya memonitor dan memfasilitasi PKB/PLKB yang berkedudukan di tingkat kecamatan.

6. PKB/PLKB adalah penyuluh KB atau Petugas Lapangan KB yang ditempatkan di desa binaannya untuk mencari peserta KB baru dan membina peserta KB aktif serta membuat laporan kepada Pengawas PLKB di tingkat kecamatan.

7. Petugas KB desa/kelurahan adalah petugas yang mengelola program KB di tingkat desa/kelurahan yang melaksanakan tugas dan fungsi sebagai PLKB, contohnya adalah PLKB honorer, PLKB kontrak, dan PLKB sukarelawan.

8. Kelompok Kegiatan (Poktan) adalah wadah kegiatan Program KB Nasional yang berkaitan dengan Penundaan Usia Perkawinan, Pengaturan Kelahiran, Pembinaan Ketahanan Keluarga dan Peningkatan Kesejahteraan Keluarga.

8.1. Kelompok Kegiatan Bina Keluarga Balita (BKB) merupakan wadah kegiatan beranggotakan keluarga yang memiliki anak balita untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan orangtua dan atau anggota keluarga lainnya dalam pengasuhan dan pembinaan tumbuh kembang anak balita melalui rangsangan/stimulasi baik secara fisik, mental, sosial emosional dan intelektualnya.

Anggota BKB aktif, adalah orangtua dan atau anggota keluarga lainnya yang hadir dalam pertemuan kelompok BKB.

8.2. Kelompok Bina Keluarga Remaja (BKR), adalah wadah kegiatan beranggotakan keluarga yang memiliki anak dan remaja untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan orangtua dan atau anggota keluarga lainnya dalam pengasuhan dan pembinaan tumbuh kembang anak dan remaja melalui komunikasi efektif antara orang tua dan anak remaja.

Anggota BKR Aktif, adalah orangtua dan atau anggota keluarga lainnya yang hadir dalam pertemuan kelompok BKR.

8.3. Kelompok Kegiatan Bina Keluarga Lanjut Usia (BKL), merupakan kelompok kegiatan untuk membina keluarga lansia dalam upaya meningkatkan kepedulian dan peran keluarga dalam mewujudkan

(23)

Panduan Tata Cara Pengelolaan Data Rutin| 11

lanjut usia yang sehat, mandiri, produktif, dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Anggota BKL Aktif, adalah orangtua dan atau anggota keluarga lainnya yang hadir dalam pertemuan kelompok BKL.

9. Pembinaan Ketahanan Keluarga, adalah upaya menyeluruh dan terpadu untuk meningkatkan kondisi dinamika suatu keluarga yang memiliki keuletan dan ketangguhan serta mengandung kemampuan fisik material dan psikis mental spiritual guna hidup mandiri dan mengembangkan diri dan keluarganya agar harmonis dalam meningkatkan kesejahteraan lahir dan kebahagiaan batin.

9.1. Keluarga yang menjadi anggota kelompok kegiatan Bina Keluarga, adalah keluarga yang ikut dalam kelompok kegiatan Bina Keluarga yang bersangkutan.

9.2. Keluarga yang menjadi anggota hadir dalam Pertemuan/Penyuluhan, adalah keluarga yang menjadi anggota salah satu kelompok kegiatan Bina Keluarga, yang hadir dalam pertemuan/penyuluhan dari kelompok Bina Keluarga yang bersangkutan selama satu bulan.

9.3. Pertemuan/Penyuluhan, adalah proses melakukan Komunikasi, Informasi dan Edukasi tentang Program Pembangunan dan Kependudukan, KB dan KS untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku keluarga, masyarakat dan penduduk dalam Program KKBPK untuk berpartisipasi.

10. Advokasi dan KIE Program Peningkatan Kualitas Lingkungan Keluargadilakukan melalui forum-forum pertemuan yang ada.

11. Pemberdayaan ekonomi keluarga, adalah sebagai kegiatan yang terpadu dan menyeluruh didalam Program Kependudukan, Keluarga Berencana, dan Pembangunan Keluarga untuk meningkatkan kemampuan keluarga melalui usaha ekonomi dalam rangka mengantarkan keluarga menjadi keluarga kecil yang sejahtera dan mandiri.

12. Kelompok Kegiatan Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS), adalah wadah kegiatan ekonomi yang beranggotakan keluarga yang saling berinteraksi untuk melakukan kegiatan usaha ekonomi produktif dalam upaya meningkatkan pendapatan keluarga kecil bahagia sejahtera.

12.1 Keluarga yang menjadi Anggota Kelompok Kegiatan UPPKS, adalah anggota UPPKS yang saat ini sedang menggunakan bantuan modal sebagai usaha ekonomi produktif.

12.2 Keluarga yang menjadi anggota hadir dalam Pertemuan/Penyuluhan adalah keluarga yang menjadi anggota UPPKS yang hadir dalam pertemuan/penyuluhan dari kelompok UPPKS yang bersangkutan.

(24)

12 |Pengendalian Lapangan

13. Keluarga, adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami-istri atau suami suami-istri dan anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya.

14. Keluarga Sejahtera, adalah keluarga yang dibentuk berdasarkan atas perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan materiil yang layak, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki hubungan yang serasi, selaras dan seimbang antar anggota dan antar keluarga dengan masyarakat dan lingkungan.

15. MUPEN KB (Mobil Unit Penerangan Keluarga Berencana) adalah kendaraan roda empat yang didalamnya berisi peralatan elektronik (audio visual) dan berfungsi sebagai kendaraan penyuluhan dan KIE KB.

16. Balai Penyuluhan KKBPK adalah bangunan yang terletak di wilayah kecamatan, berfungsi sebagai tempat beraktivitas dalam merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi, mengendalikan dan pembinaan kepada petugas dan pengelola (PLKB/PKB, IMP, dan Mitra Kerja) dalam operasional program KKBPK tingkat kecamatan.

17. Penyuluhan oleh PLKB/PKB/Petugas KB desa adalah suatu langkah kegiatan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) dalam program Pembangunan Kependudukan dan Keluarga Berencana sehingga dapat diadopsi oleh masyarakat.

KIE Kit adalah suatu unit alat peraga anatomi alat reproduksi, lembar balik, contoh alat kontrasepsi, VCD animasi proses pembuahan dan VCD sosialisasi kontrasepsi.

18. Rapat Koordinasi, adalah adalah forum evaluasi, perencanaan, dan pembentukan kesepakatan pelaksanaan Program Kependudukan dan KB, dipimpin oleh Camat yang dilaksanakan minimal sebulan sekali, dengan peserta terdiri dari petugas dan pengelola KB Kecamatan dan Kelompok Kerja Teknis (Pokjanis), tim operasional kecamatan dalam penggarapan program Kependudukan dan KB secara khusus atau dipadukan dengan pembahasan program pembangunan lainnya.

19. Pusat Informasi dan Konseling Remaja/Mahasiswa (PIK R/M) adalah suatu wadah kegiatan program GenRe dalam rangka penyiapan kehidupan berkeluarga bagi remaja/mahasiswa yang dikelola dari, oleh dan untuk remaja/mahasiswa guna memberikan pelayanan informasi dan konseling tentang perencanaan kehidupan berkeluarga bagi remaja/mahasiswa serta kegiatankegiatan penunjang lainnya.

20. Media Production Centre (MPC) adalah pusat produksi media advokasi, komunikasi, informasi, dan edukasi program kependudukan, keluarga berencana, dan pembangunan keluarga.

(25)

Panduan Tata Cara Pengelolaan Data Rutin| 13

BAB II

KEBIJAKAN & STRATEGI

Untuk terlaksananya kegiatan pengelolaan data rutin Pengendalian Lapangan diperlukan kebijakan dan strategi agar dapat mencapai sasaran sebagaimana yang telah di tetapkan, sebagai berikut:

A. KEBIJAKAN

1. Memanfaatkan Basis Data Keluarga Indonesia (BDKI) hasil Pendataan Keluarga tahun 2015;

2. Sinkronisasi Basis Data Keluarga Indonesia dengan registrasi vital Kementerian Dalam Negeri;

3. Pengelolaan data rutin berbasis TIK dan terintegrasi satu sama lain; 4. Pengelolaan data rutin by name by address ;

5. Data rutin yang dilaporkan merupakan data real time ;

6. Data yang berhubungan dengan infomasi individu harus dijamin kerahasiaannya.

B. STRATEGI

1. Memanfaatkan teknologi informasi dalam pengelolaan data rutin; 2. Mengatur pengelolaan hak akses dalam pengolahan data rutin; 3. Mendayagunakan sumber daya yang ada di lini lapangan;

4. Meningkatkan kompetensi Sumber Daya Manusia petugas pengelola data dan informasi;

5. Menggalang kemitraan dengan berbagai mitra kerja dan stakeholder

(26)

14 |Pengendalian Lapangan

6. Menyediakan sarana dan prasarana pengelolaan data rutin sesuai dengan kebutuhan;

7. Melakukan evaluasi dan monitoring pengelolaan data rutin secara berkala;

(27)

Panduan Tata Cara Pengelolaan Data Rutin| 15

BAB III

LANGKAH KEGIATAN

Kegiatan pencatatan pengendalian lapangan dilakukan pada 3 (tiga) aspek yaitu Sumber Daya Manusia (SDM) Lini Lapangan, Sarana dan Kelompok Kegiatan (Poktan) yang menghasilkan data SDM (Tenaga pengelola program KKBPK) di lini lapangan, sarana pendukung program KKBPK dan data sasaran serta anggota kelompok kegiatan. Selanjutnya, hasil pencatatan pengendalian lapangan dilaporkan secara berjenjang ke tingkat lebih atas dengan menggunakan format kartu dan register, pada waktu tertentu yang ditetapkan di setiap tingkatan wilayah.

A. PERSIAPAN

1. TINGKAT PUSAT

a. BKKBN (dalam hal ini Direktorat Pelaporan dan Statistik) menyiapkan Pedoman pengelolaan data rutin Pengendalian Lapangan yang berisi tentang mekanisme pelaksanaan Pengendalian Lapangan di setiap tingkatan wilayah, serta mendistribusikan kepada Perwakilan BKKBN Provinsi.

b. BKKBN (dalam hal ini Direktorat Teknologi Informasi dan Dokumentasi) menyiapkan sistem aplikasi untuk kebutuhan operasional pengumpulan dan pengolahan data serta pemanfaatan data hasil Pengendalian Lapangan secara online dan offline, terdiri dari:

1) Basis Data Keluarga Indonesia; 2) Manajemen wilayah;

3) Data entri online ; 4) Data entri offline.

c. BKKBN (dalam hal ini Pusdiklat Tenaga Program bekerja sama dengan Direktorat Pelaporan dan Statistik) menyelenggarakan pelatihan atau orientasi kepada petugas pengelola data dan informasi di tingkat pusat dan provinsi.

(28)

16 |Pengendalian Lapangan

2. TINGKAT PROVINSI

a. Perwakilan BKKBN Provinsi (dalam hal ini Bidang Advokasi, Penggerakan dan Informasi) mendistribusikan Pedoman pengelolaan data rutin Pengendalian Lapangan kepada SKPD-KB Kabupaten/Kota.

b. Perwakilan BKKBN Provinsi (dalam hal ini Bidang Advokasi, Penggerakan dan Informasi) menyiapkan sarana dan prasarana pengelolaan data Pengendalian Lapangan berupa :

- Sumber Daya Manusia

1) Kartu Pendaftaran PPLKB (K/0/PPLKB/15); 2) Kartu Pendaftaran PLKB/PKB (K/0/PKB/15); 3) Kartu Pendaftaran PPKBD (K/0/PPKBD/15)

4) Kartu Pendaftaran Sub PPKBD (K/0/SUB-PPKBD/15) 5) Kartu Pendaftaran Kelompok KB (K/0/POK-KB/15) - Sarana

1) Kartu Pendaftaran Balai Penyuluhan KB (K/0/BP/15); 2) Register Kegiatan di Penyuluhan (R/I/BP/15);

3) Kartu Pendaftaran MUPEN (K/0/MUPEN/15);

4) Register Operasional Gerak MUPEN (R/I/MUPEN/15); 5) Kartu Pendaftaran MPC (K/0/MPC/15);

6) Register Operasional Gerak MPC (R/I/MPC/15);

- Kelompok Kegiatan

1) Kartu Pendaftaran Kelompok Kegiatan BKB (K/0/BKB/15) 2) Register Keluarga yang Mempunyai Balita (R/I/BKB/15); 3) Kartu Pendaftaran Kelompok Kegiatan BKR (K/0/BKR/15); 4) Register Keluarga yang Mempunyai Remaja (R/I/BKR/15 5) Kartu Pendaftaran Kelompok Kegiatan BKL (K/0/BKL/15); 6) Register Keluarga yang Mempunyai Lansia (R/I/BKL/15); 7) Kartu Pendaftaran Kelompok UPPKS (K/0/UPPKS/15); 8) Register Kegiatan Kelompok UPPKS (R/I/UPPKS/15);

9) Kartu Pendaftaran Kelompok PIK Remaja dan Mahasiswa (K/0/PIK/R/M/15);

(29)

Panduan Tata Cara Pengelolaan Data Rutin| 17 10) Register Kegiatan Kelompok PIK Remaja dan Mahasiswa

(K/0/PIK/R/M/15);

c. Perwakilan BKKBN Provinsi (dalam hal ini Bidang Pelatihan dan Pengembangan bekerjasama dengan Bidang Advokasi, Penggerakan dan Informasi) menyelenggarakan pelatihan atau orientasi kepada petugas Mobil Unit Penerangan (MUPEN) Program KKBPK, petugas Media Production Centre (MPC) serta pengelola data dan informasi di tingkat provinsi serta kabupaten dan kota.

1. TINGKAT KABUPATEN DAN KOTA

a. SKPD-KB Kabupaten/Kota melakukan pelatihan atau orientasi kepada PPLKB/Ka.UPT, PLKB/PKB di wilayahnya untuk pelaksanaan pengelolaan data Pengendalian Lapangan.

b. SKPD-KB Kabupaten/Kota mendistribusikan sarana dan prasarana pengelolaan data pengendalian lapangan untuk dibagikan kepada petugas pengelola data (PPLKB/Ka.UPT, PLKB/PKB) setiap kecamatan di wilayahnya.

2. TINGKAT KECAMATAN dan DESA/KELURAHAN

a. PPLKB/Ka.UPT dan PLKB/PKB mengkoordinasikan penyiapan sarana dan prasarana pengelolaan data pengendalian lapangan yang dibutuhkan untuk setiap desa/kelurahan di wilayahnya. b. PPLKB/Ka.UPT dan PLKB/PKB menyiapkan daftar dan kode wilayah

untuk setiap desa/kelurahan yang ada di wilayahnya.

c. PPLKB/Ka.UPT bersama PLKB/PKB memberi pelatihan atau orientasi tata cara pengisian instrumen pengendalian lapangan kepada petugas pengelola data pada setiap desa/kelurahan yang ada di wilayahnya.

d. PPLKB/Ka.UPT dan PLKB/PKB mendistribusikan sarana dan prasarana pengendalian lapangan kepada setiap desa/kelurahan di wilayahnya.

3. INSTITUSI MASYARAKAT PEDESAAN

a. Institusi Masyarakat Pedesaan (IMP) yang terdiri PPKBD, Sub-PPKBD, dan Kelompok KB menerima sarana dan prasarana pengendalian lapangan terdiri dari :

- Kartu Pendaftaran Kelompok (K/0/PPKBD/15, K/0/SUB-PPKBD/15, dan K/O/Pok-KB/15);

(30)

18 |Pengendalian Lapangan

b. Institusi Masyarakat Pedesaan (IMP) melakukan pendaftaran menggunakan (K/0/PPKBD/15, K/0/SUB-PPKBD/15, dan K/O/Pok-KB/15) sesuai dengan IMP yang bersangkutan.

4. KELOMPOK KEGIATAN

a. Kelompok kegiatan yang terdiri dari BKB, BKR, BKL, UPPKS dan PIK-R/M menerima sarana dan prasarana pengendalian lapangan terdiri dari :

1) Kartu Pendaftaran Kelompok (K/0/BKB/15, K/0/BKR/15, K/0/BKL/15, K/0/UPPKS/15 dan K/0/PIK-R/M/15);

2) Register Kegiatan Kelompok (R/I/BKB/15, R/I/BKR/15, R/I/BKL/15, R/I/UPPKS/15 dan R/I/PIK-R/M/15);

b. Kelompok kegiatan yang terdiri dari BKB, BKR, BKL, UPPKS dan PIK-R/M melakukan pendaftaran menggunakan (K/0/BKB/15, K/0/BKR/15, K/0/BKL/15, K/0/UPPKS/15 dan K/0/ PIK-R/M/15) sesuai dengan kelompok kegiatannya. c. Kelompok kegiatan melakukan pengelolaan data untuk setiap

kegiatan kelompok menggunakan (R/I/BKB/15, R/I/BKR/15, R/I/BKL/15, R/I/UPPKS/15 dan R/I/ PIK-R/M/15) sesuai dengan kelompok kegiatannya.

B. PELAKSANAAN

1. KELOMPOK KEGIATAN

a. Setiap kelompok kegiatan (BKB, BKR, BKL, UPPKS, PIK R/M) yang baru agar membuat atau mengisi kartu pendaftaran kelompok sesuai dengan kelompok kegiatannya (K/0/BKB/15, K/0/BKR/15, K/0/BKL/15, K/0/UPPKS/15, K/0/PIK-R/M/15) selanjutnya diserahkan kepada PLKB/PKB untuk mendapatkan nomor kode register dan persetujuan dari PLKB/PKB sebagai Pembina program KKBPK di tingkat desa/kelurahan.

b. Setiap kelompok kegiatan dapat melakukan pemutakhiran data K/0/BKB/15, K/0/BKR/15, K/0/BKL/15, K/0/UPPKS/15, K/0/PIK-R/M/15 setiap saat, guna perbaikan/penyesuaian data dan informasi mengenai kelompok kegiatan yang bersangkutan.

c. Setiap kegiatan kelompok harus dicatat pada Register Kegiatan sesuai dengan kelompok kegiatannya (R/I/BKB/15, R/I/BKR/15, R/I/BKL/15,

(31)

Panduan Tata Cara Pengelolaan Data Rutin| 19

R/I/UPPKS/15 dan R/I/PIK-R/M/15) dibuat dalam rangkap 2 (dua), masing-masing untuk petugas entri data dan arsip bagi petugas pencatat data.

d. Jika di kelompok kegiatan tersedia sarana dan prasarana (komputer/laptop dan jaringan internet) yang memadai, maka entri data secara online atau offline dapat dilakukan di kelompok kegiatan, yaitu :

1. Data pendaftaran poktan (K/0/BKB/15, K/0/BKR/15, K/0/BKL/15, K/0/UPPKS/15, K/0/PIK-R/M/15) setiap pendaftaran baru dan pendaftaran ulang;

2. Data register (R/I/BKB/15, R/I/BKR/15, R/I/BKL/15, R/I/UPPKS/15, R/I /PIK-R/M/15) setiap bulan;

e. Jika entri data secara online, maka entri data ke sistem aplikasi pengendalian lapangan, yang disediakan oleh BKKBN dengan alamat http://siga.bkkbn.go.id/, selambat-lambatnya dilaporkan pada tanggal 31 Januari tahun bersangkutan untuk kartu pendaftaran setiap poktan (K/0/BKB/15, K/0/BKR/15, K/0/BKL/15, K/0/UPPKS/15, K/0/PIK-R/M/15), serta selambat-lambatnya dilaporkan pada tanggal 5 bulan berikutnya untuk register kegiatan setiap poktan (R/I/BKB/15, R/I/BKR/15, R/I/BKL/15, R/I/UPPKS/15, R/I /PIK-R/M/15).

f. Jika entri data secara offline, selanjutnya hasil entri data tersebut dapat diunggah ke sistem aplikasi pengendalian lapangan yang disediakan oleh BKKBN dengan alamat http://siga.bkkbn.go.id/, selambat-lambatnya tanggal 31 Januari pada tahun bersangkutan untuk kartu pendaftaran setiap poktan (K/0/BKB/15, K/0/BKR/15, K/0/BKL/15, K/0/UPPKS/15, K/0/PIK-R/M/15), serta selambat-lambatnya tanggal 5 bulan berikutnya untuk register kegiatan setiap poktan (R/I/BKB/15, R/I/BKR/15, R/I/BKL/15, R/I/UPPKS/15, R/I /PIK-R/M/15).

g. Jika sarana dan prasarana (komputer/laptop dan jaringan internet) tidak memadai, maka data pendaftaran setiap poktan (K/0/BKB/15, K/0/BKR/15, K/0/BKL/15, K/0/UPPKS/15, K/0/PIK-R/M/15dan dan register kegiatan setiap poktan (R/I/BKB/15, R/I/BKR/15, R/I/BKL/15, R/I/UPPKS/15, R/I /PIK-R/M/15) dilaporkan ke pengelola data pada tingkat wilayah yang lebih tinggi untuk dilakukan entri data.

2. INSTITUSI MASYARAKAT PEDESAAN

a. Setiap Institusi Masyarakat Pedesaan (PPKBD, Sub PPKBD, dan Kelompok KB) yang baru agar membuat atau mengisi kartu pendaftaran IMP (K/0/PPKBD/15, K/0/SUB-PPKBD/15,

(32)

K/0/POK-20 |Pengendalian Lapangan

KB/15) selanjutnya diserahkan kepada PLKB/PKB untuk mendapatkan nomor kode register dan persetujuan dari PLKB/PKB sebagai Pembina program KKBPK di tingkat desa/kelurahan.

b. Setiap IMP dapat melakukan pemutakhiran data K/0/PPKBD/15, K/0/SUB-PPKBD/15, K/0/POK-KB/15 setiap saat, guna perbaikan/penyesuaian data dan informasi mengenai IMP yang bersangkutan.

c. Jika di Institusi Masyarakat Pedesaan tersedia sarana dan prasarana (komputer/laptop dan jaringan internet) yang memadai, maka entri data secara online atau offline dapat dilakukan di Institusi Masyarakat Pedesaan, yaitu data pendaftaran IMP (K/0/PPKBD/15, K/0/SUB-PPKBD/15, K/0/POK-KB/15) setiap pendaftaran baru dan pendaftaran ulang;

d. Jika entri data secara online, maka entri data ke sistem aplikasi pengendalian lapangan, yang disediakan oleh BKKBN dengan alamat http://siga.bkkbn.go.id/, selambat-lambatnya dilaporkan pada tanggal 31 Januari tahun bersangkutan untuk kartu pendaftaran setiap IMP (K/0/PPKBD/15, K/0/SUB-PPKBD/15, K/0/POK-KB/15).

e. Jika entri data secara offline, selanjutnya hasil entri data tersebut dapat diunggah ke sistem aplikasi pengendalian lapangan yang disediakan oleh BKKBN dengan alamat http://siga.bkkbn.go.id/, selambat-lambatnya tanggal 31 Januari pada tahun bersangkutan untuk kartu pendaftaran setiap IMP (K/0/PPKBD/15, K/0/SUB-PPKBD/15, K/0/POK-KB/15).

f. Jika sarana dan prasarana (komputer/laptop dan jaringan internet) tidak memadai, maka data pendaftaran setiap IMP (K/0/PPKBD/15, K/0/SUB-PPKBD/15, K/0/POK-KB/15) dilaporkan ke pengelola data pada tingkat wilayah yang lebih tinggi untuk dilakukan entri data.

3. PKB/PLKB dan PPLKB/Ka.UPT

a. Setiap PKB/PLKB atau PPLKB/Ka.UPT yang baru agar membuat atau mengisi kartu pendaftaran PKB/PLKB atau PPLKB/KA.UPT (K/0/PKB/15, K/0/PPLKB/15) selanjutnya diserahkan kepada SKPD KB Kabupaten/Kota untuk mendapatkan nomor kode register dan persetujuan dari SKPD KB Kabupaten/Kota.

b. Setiap PKB/PLKB dan PPLKB/Ka.UPT dapat melakukan pemutakhiran data K/0/PKB/15, K/0/PPLKB/15 setiap saat, guna perbaikan/penyesuaian data dan informasi mengenai PKB/PLKB dan

(33)

Panduan Tata Cara Pengelolaan Data Rutin| 21

PPLKB/Ka.UPT yang bersangkutan.

c. Jika PKB/PLKB atau PPLKB/Ka.UPT memiliki sarana dan prasarana (komputer/laptop dan jaringan internet) yang memadai, maka entri data secara online atau offline dapat dilakukan oleh PKB/PLKB atau PPLKB/Ka.UPT, yaitu data pendaftaran PKB/PLKB atau PPLKB/Ka.UPT (K/0/PKB/15, K/0/PPLKB/15) setiap pendaftaran baru dan pendaftaran ulang;

d. Jika entri data secara online, maka entri data ke sistem aplikasi pengendalian lapangan, yang disediakan oleh BKKBN dengan alamat http://siga.bkkbn.go.id/, selambat-lambatnya dilaporkan pada tanggal 31 Januari tahun bersangkutan untuk kartu pendaftaran setiap PKB/PLKB atau PPLKB/Ka.UPT (K/0/PKB/15, K/0/PPLKB/15).

e. Jika entri data secara offline, selanjutnya hasil entri data tersebut dapat diunggah ke sistem aplikasi pengendalian lapangan yang disediakan oleh BKKBN dengan alamat http://siga.bkkbn.go.id/, selambat-lambatnya tanggal 31 Januari pada tahun bersangkutan untuk kartu pendaftaran setiap PKB/PLKB atau PPLKB/Ka.UPT (K/0/PKB/15, K/0/PPLKB/15).

f. Jika sarana dan prasarana (komputer/laptop dan jaringan internet) tidak memadai, maka data pendaftaran setiap PKB/PLKB atau PPLKB/Ka.UPT (K/0/PKB/15, K/0/PPLKB/15) dilaporkan ke pengelola data pada tingkat wilayah yang lebih tinggi untuk dilakukan entri data.

4. BALAI PENYULUHAN KB ATAU KECAMATAN

a. Setiap Balai Penyuluhan KB yang baru agar membuat atau mengisi kartu pendaftaran Balai Penyuluhan KB (K/0/BP/15) selanjutnya diserahkan kepada SKPD KB Kabupaten/Kota untuk mendapatkan nomor kode register dan persetujuan dari SKPD KB Kabupaten/Kota. b. Setiap Balai Penyuluhan KB dapat melakukan pemutakhiran data K/0/BP/15 setiap saat, guna perbaikan/penyesuaian data dan informasi mengenai Balai penyuluhan KB yang bersangkutan.

c. Setiap kegiatan Balai Penyuluhan KB harus dicatat pada Register Balai Penyuluhan KB (R/I/BP/15) dibuat dalam rangkap 2 (dua), masing-masing untuk petugas entri data dan arsip bagi petugas pencatat data. d. Jika entri data dilakukan di kelompok kegiatan, IMP, PKB/PLKB, dan PPLKB/Ka.UPT maka pengelola data di Balai Penyuluhan KB atau

(34)

22 |Pengendalian Lapangan Kecamatan :

1) Setiap tahun melakukan evaluasi data SDM Lini Lapangan, sarana program dan kelompok kegiatan di tingkat kecamatan, berdasarkan hasil entri data dan tabulasi pada sistem aplikasi pengendalian lapangan, serta diumpanbalikkan kepada setiap SDM Lini Lapangan dan Poktan bersangkutan.

2) Setiap bulan melakukan evaluasi data kegiatan yang ada di setiap Poktan, berdasarkan hasil entri data dan tabulasi pada sistem aplikasi pengendalian lapangan, serta diumpanbalikkan kepada setiap Poktan bersangkutan.

e. Jika sarana dan prasarana (komputer/laptop dan jaringan internet) tidak memadai pada kelompok kegiatan, IMP, PKB/PLKB, dan PPLKB/Ka.UPT, maka entri data secara online atau offline dapat dilakukan oleh pengelola data di Balai Penyuluhan KB atau kecamatan :

1) Jika entri data secara online, maka entri data ke sistem aplikasi pengendalian lapangan, yang disediakan oleh BKKBN dengan alamat http://siga.bkkbn.go.id/, selambat-lambatnya dilaporkan pada tanggal 31 Januari tahun bersangkutan untuk semua kartu pendaftaran (K/0/BKB/15, K/0/BKR/15, K/0/BKL/15, K/0/UPPKS/15, K/0/PIK-R/M/15, K/0/PPKBD/15, K/0/SUB-PPKBD/15, K/0/POK-KB/15, K/0/PKB/15, K/0/PPLKB/15, K/0/BP/15), serta selambat-lambatnya dilaporkan pada tanggal 5 bulan berikutnya untuk semua register kegiatan (R/I/BKB/15, R/I/BKR/15, R/I/BKL/15, R/I/UPPKS/15, R/I/PIK-R/M/15, R/I/BP/15).

2) Jika entri data secara offline, selanjutnya hasil entri data dapat di-unggah ke sistem aplikasi pengendalian lapangan yang disediakan oleh BKKBN dengan alamat http://siga.bkkbn.go.id/, selambat-lambatnya tanggal 31 Januari pada tahun bersangkutan untuk semua kartu pendaftaran (K/0/BKB/15, K/0/BKR/15, K/0/BKL/15, K/0/UPPKS/15, K/0/PIK-R/M/15, K/0/PPKBD/15, K/0/SUB-PPKBD/15, K/0/POK-KB/15, K/0/PKB/15, K/0/PPLKB/15, K/0/BP/15), serta selambat-lambatnya dilaporkan pada tanggal 5 bulan berikutnya untuk semua register kegiatan (R/I/BKB/15, R/I/BKR/15, R/I/BKL/15, R/I/UPPKS/15, R/I/PIK-R/M/15, R/I/BP/15).

3) Selanjutnya, data potensi pengendalian lapangan dan hasil kegiatan pengendalian lapangan diumpanbalikkan ke tingkat di bawahnya.

(35)

Panduan Tata Cara Pengelolaan Data Rutin| 23

5. SKPD KB KABUPATEN/KOTA

a. Setiap pengelola Mobil Unit Penerangan KB di SKPD KB Kabupaten/Kota membuat atau mengisi kartu pendaftaran Mobil Unit Penerangan KB (K/0/MUPEN/15) selanjutnya Kepala SKPD KB Kabupaten/Kota memberi nomor kode register dan memberikan persetujuan.

b. Setiap pengelola Mobil Unit Penerangan KB di SKPD KB dapat melakukan pemutakhiran data K/0/MUPEN/15 setiap saat, guna perbaikan/penyesuaian data dan informasi mengenai Mobil Unit Penerangan KB yang bersangkutan.

c. Setiap kegiatan Mobil Unit Penerangan KB harus dicatat pada Register Mobil Unit Penerangan KB (R/I/MUPEN/15) dibuat dalam rangkap 2 (dua), masing-masing untuk petugas entri data dan arsip bagi petugas pencatat data.

d. Jika entri data dilakukan di Balai Penyuluhan atau Kecamatan, maka pengelola data di SKPD KB Kabupaten/Kota :

1) Setiap tahun melakukan evaluasi data SDM Lini Lapangan, sarana program dan kelompok kegiatan di tingkat kabupaten/kota, berdasarkan hasil entri data dan tabulasi pada sistem aplikasi pengendalian lapangan, serta diumpanbalikkan kepada setiap Balai Penyuluhan KB dan Kecamatan di wilayahnya.

2) Setiap bulan melakukan evaluasi data kegiatan yang ada di setiap Poktan dan Sarana program, berdasarkan hasil entri data dan tabulasi pada sistem aplikasi pengendalian lapangan, serta diumpanbalikkan kepada setiap Balai Penyuluhan KB dan Kecamatan di wilayahnya.

e. Jika sarana dan prasarana (komputer/laptop dan jaringan internet) tidak memadai pada Balai Penyuluhan KB atau Kecamatan, maka entri data secara online atau offline dapat dilakukan oleh pengelola data di SKPD KB Kabupaten/Kota :

1) Jika entri data secara online, maka entri data ke sistem aplikasi pengendalian lapangan, yang disediakan oleh BKKBN dengan alamat http://siga.bkkbn.go.id/, selambat-lambatnya dilaporkan pada tanggal 31 Januari tahun bersangkutan untuk semua kartu pendaftaran (K/0/BKB/15, K/0/BKR/15, K/0/BKL/15, K/0/UPPKS/15, K/0/PIK-R/M/15, K/0/PPKBD/15, K/0/SUB-PPKBD/15, K/0/POK-KB/15, K/0/PKB/15, K/0/PPLKB/15, K/0/BP/15, K/0/MUPEN/15), serta selambat-lambatnya dilaporkan pada tanggal 5 bulan berikutnya untuk semua register kegiatan (R/I/BKB/15, R/I/BKR/15, R/I/BKL/15, R/I/UPPKS/15,

(36)

24 |Pengendalian Lapangan

R/I/PIK-R/M/15, R/I/BP/15, R/I/MUPEN/15).

2) Jika entri data secara offline, selanjutnya hasil entri data dapat di-unggah ke sistem aplikasi pengendalian lapangan yang disediakan oleh BKKBN dengan alamat http://siga.bkkbn.go.id/, selambat-lambatnya tanggal 31 Januari pada tahun bersangkutan untuk semua kartu pendaftaran (K/0/BKB/15, K/0/BKR/15, K/0/BKL/15, K/0/UPPKS/15, K/0/PIK-R/M/15, K/0/PPKBD/15, K/0/SUB-PPKBD/15, K/0/POK-KB/15, K/0/PKB/15, K/0/PPLKB/15, K/0/BP/15, K/0/MUPEN/15), serta selambat-lambatnya dilaporkan pada tanggal 5 bulan berikutnya untuk semua register kegiatan (R/I/BKB/15, R/I/BKR/15, R/I/BKL/15, R/I/UPPKS/15, R/I/PIK-R/M/15, R/I/BP/15, R/I/MUPEN/15).

3) Selanjutnya, data potensi pengendalian lapangan dan hasil kegiatan pengendalian lapangan diumpanbalikkan ke tingkat di bawahnya.

4) PERWAKILAN BKKBN PROVINSI

a. Pengelola Mobil Unit Penerangan KB di Perwakilan BKKBN Provinsi membuat atau mengisi kartu pendaftaran Mobil Unit Penerangan KB (K/0/MUPEN/15) selanjutnya Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi memberi nomor kode register dan memberikan persetujuan.

b. Setiap pengelola Mobil Unit Penerangan KB di Perwakilan BKKBN Provinsi dapat melakukan pemutakhiran data K/0/MUPEN/15 setiap saat, guna perbaikan/penyesuaian data dan informasi mengenai Mobil Unit Penerangan KB yang bersangkutan.

c. Setiap kegiatan Mobil Unit Penerangan KB harus dicatat pada Register Mobil Unit Penerangan KB (R/I/MUPEN/15) dibuat dalam rangkap 2 (dua), masing-masing untuk petugas entri data dan arsip bagi petugas pencatat data.

d. Pengelola Media Production Centre (MPC) di Perwakilan BKKBN Provinsi membuat atau mengisi kartu pendaftaran Media Production Centre (K/0/MPC/15) selanjutnya Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi memberi nomor kode register dan memberikan persetujuan.

e. Setiap pengelola Media Production Centre (MPC) di Perwakilan BKKBN Provinsi dapat melakukan pemutakhiran data K/0/MUPEN/15 setiap saat, guna perbaikan/penyesuaian data dan informasi mengenai

Media Production Centre (MPC) yang bersangkutan.

f. Setiap kegiatan Media Production Centre (MPC) harus dicatat pada Register Media Production Centre (R/I/MPC/15) dibuat dalam

(37)

Panduan Tata Cara Pengelolaan Data Rutin| 25

rangkap 2 (dua), masing-masing untuk petugas entri data dan arsip bagi petugas pencatat data.

g. Entri data secara online atau offline dapat dilakukan oleh pengelola data di Perwakilan BKKBN Provinsi :

1) Jika entri data secara online, maka entri data ke sistem aplikasi pengendalian lapangan, yang disediakan oleh BKKBN dengan alamat http://siga.bkkbn.go.id/, selambat-lambatnya dilaporkan pada tanggal 31 Januari tahun bersangkutan untuk kartu pendaftaran MUPEN dan MPC (K/0/MUPEN/15, K/0/MPC/15), serta selambat-lambatnya dilaporkan pada tanggal 5 bulan berikutnya untuk register kegiatan MUPEN dan MPC (R/I/MUPEN/15, R/I/MPC/15).

2) Jika entri data secara offline, selanjutnya hasil entri data dapat di-unggah ke sistem aplikasi pengendalian lapangan yang disediakan oleh BKKBN dengan alamat http://siga.bkkbn.go.id/, selambat-lambatnya tanggal 31 Januari pada tahun bersangkutan untuk kartu pendaftaran MUPEN dan MPC (K/0/MUPEN/15, K/0/MPC/15), serta selambat-lambatnya dilaporkan pada tanggal 5 bulan berikutnya untuk register kegiatan MUPEN dan MPC (R/I/MUPEN/15, R/I/MPC/15).

h) Setiap tahun melakukan evaluasi data SDM Lini Lapangan, sarana program dan kelompok kegiatan di tingkat provinsi, berdasarkan hasil entri data dan tabulasi pada sistem aplikasi pengendalian lapangan, serta diumpanbalikkan kepada setiap Kabupaten/Kota di wilayahnya.

i) Setiap bulan melakukan evaluasi data kegiatan yang ada di setiap Poktan dan Sarana program, berdasarkan hasil entri data dan tabulasi pada sistem aplikasi pengendalian lapangan, serta diumpanbalikkan kepada setiap Kabupaten/Kota di wilayahnya.

5) BKKBN PUSAT

a. Pengelola Mobil Unit Penerangan KB di BKKBN Pusat membuat atau mengisi kartu pendaftaran Mobil Unit Penerangan KB (K/0/MUPEN/15) selanjutnya Kepala BKKBN Pusat memberi nomor kode register dan memberikan persetujuan.

b. Setiap pengelola Mobil Unit Penerangan KB di BKKBN Pusat dapat melakukan pemutakhiran data K/0/MUPEN/15 setiap saat, guna perbaikan/penyesuaian data dan informasi mengenai Mobil Unit

(38)

26 |Pengendalian Lapangan

Penerangan KB yang bersangkutan.

c. Setiap kegiatan Mobil Unit Penerangan KB harus dicatat pada Register Mobil Unit Penerangan KB (R/I/MUPEN/15) dibuat dalam rangkap 2 (dua), masing-masing untuk petugas entri data dan arsip bagi petugas pencatat data.

d. Pengelola Media Production Centre (MPC) di BKKBN Pusat membuat atau mengisi kartu pendaftaran Media Production Centre

(K/0/MPC/15) selanjutnya Kepala BKKBN Pusat memberi nomor kode register dan memberikan persetujuan.

e. Setiap pengelola Media Production Centre (MPC) dapat melakukan pemutakhiran data K/0/MPC/15 setiap saat, guna perbaikan/penyesuaian data dan informasi mengenai MPC yang bersangkutan.

f. Setiap kegiatan Media Production Centre (MPC) harus dicatat pada Register Media Production Centre (R/I/MPC/15) dibuat dalam rangkap 2 (dua), masing-masing untuk petugas entri data dan arsip bagi petugas pencatat data.

g. Entri data secara online atau offline dapat dilakukan oleh pengelola data di BKKBN Pusat :

3) Jika entri data secara online, maka entri data ke sistem aplikasi pengendalian lapangan, yang disediakan oleh BKKBN dengan alamat http://siga.bkkbn.go.id/, selambat-lambatnya dilaporkan pada tanggal 31 Januari tahun bersangkutan untuk kartu pendaftaran MUPEN dan MPC (K/0/MUPEN/15, K/0/MPC/15), serta selambat-lambatnya dilaporkan pada tanggal 5 bulan berikutnya untuk register kegiatan MUPEN dan MPC (R/I/MUPEN/15, R/I/MPC/15).

4) Jika entri data secara offline, selanjutnya hasil entri data dapat di-unggah ke sistem aplikasi pengendalian lapangan yang disediakan oleh BKKBN dengan alamat http://siga.bkkbn.go.id/, selambat-lambatnya tanggal 31 Januari pada tahun bersangkutan untuk kartu pendaftaran MUPEN dan MPC (K/0/MUPEN/15, K/0/MPC/15), serta selambat-lambatnya dilaporkan pada tanggal 5 bulan berikutnya untuk register kegiatan MUPEN dan MPC (R/I/MUPEN/15, R/I/MPC/15).

j) Setiap tahun melakukan evaluasi data SDM

k) Lini Lapangan, sarana program dan kelompok kegiatan di tingkat Pusat, berdasarkan hasil entri data dan tabulasi pada sistem aplikasi pengendalian lapangan, serta diumpanbalikkan kepada setiap

(39)

Panduan Tata Cara Pengelolaan Data Rutin| 27

Provinsi.

l) Setiap bulan melakukan evaluasi data kegiatan yang ada di setiap Poktan dan Sarana program, berdasarkan hasil entri data dan tabulasi pada sistem aplikasi pengendalian lapangan, serta diumpanbalikkan kepada setiap Provinsi.

C. PEMANFAATAN DAN PENYEBARLUASAN INFORMASI

1. PEMANFAATAN

Data yang dikumpulkan melalui pengelolaan data rutin Pengendalian Lapangan, bermanfaat untuk:

a. Peta Sasaran

Penentuan sasaran yang lebih tajam berdasarkan kondisi, potensi dan kebutuhan aktual yang ada di setiap tingkatan wilayah;

b. Pembangunan Keluarga

Pemanfaatan hasil pengelolaan data rutin Pengendalian Lapangan untuk kepentingan pembangunan keluarga melalui Program Kependudukan, KB, dan Pembangunan Keluarga.

2. PENYEBARLUASAN INFORMASI

a. Rapat Koordinasi Tingkat Desa/Kelurahan

Rekapitulasi data potensi SDM (tenaga pengelola KKBPK) di lini lapangan, sarana program KKBPK, kelompok kegiatan (Poktan), kegiatan pada sarana program KKBPK dan Poktan digunakan untuk melaksanakan rapat koordinasi tingkat desa/kelurahan. Apabila terdapat permasalahan tetapi tidak dapat diselesaikan di tingkat desa/kelurahan dan memerlukan dukungan tingkat kecamatan, maka dilaporkan ke tingkat kecamatan untuk mendapatkan dukungan bantuan penyelesaiannya.

b. Rapat Koordinasi Tingkat Kecamatan

Rekapitulasi data potensi SDM (tenaga pengelola KKBPK) di lini lapangan, sarana program KKBPK, kelompok kegiatan (Poktan), kegiatan pada sarana program KKBPK dan Poktan digunakan untuk melaksanakan rapat koordinasi tingkat kecamatan. Apabila terdapat permasalahan tetapi tidak dapat diselesaikan di tingkat kecamatan dan memerlukan dukungan tingkat kabupaten/kota, maka dilaporkan ke tingkat kabupaten/kota untuk mendapatkan dukungan bantuan penyelesaiannya.

Referensi

Dokumen terkait