4.1. Desposisi Asam
Desposisi asam adalah polutan yang berupa sulfur dan nitrogen oksida akan berubah menjadi asam sulfat melalui reaksi kimia yang kompleks dan akan terdesposisi secara langsung maupun tidak langsung dari atmosfir ke permukaan bumi. Desposisi asam terjadi melalui 2 cara yaitu desposisi asam basah dan desposisi asam kering. Desposi asam basah adalah bahan yang bersifat asam larut dalam air hujan , salju kabut. Sedangkan desposisi kering adalah butiran-butiran padat halus yang bersifat asam yang diterbangkan oleh angin dan menempel pada permukaan daun, bagian tanaman lain, manuasia, hewan, banguna dan tanah.
Sumber dari desposisi asam diahasilkan dari penggunaan batubara pada industry listrik, peleburan besi dan hasil pembakaran bahan bakar kendaraan bermotor berpotensi untuk meningkatkan terjadinya desposisi asam. Saat bahan pencemar terlepas ke atmosfer akan mengalami proses kimiawi menjadi pencemar sekunder seperti nitrit dan asam sulfur, dimana keduanya larut dalam air
Dampak dari desposisi asam ada 4 macam yaitu:
Kerusakan ekosistem di perairan darat. Kerusakan akibat desposisi asam dapat dilihat
pertama kali di sungai, danau, dan kawasan rawa dan perairan payau. Normalnya, PH air di danau atau rawa adalah sekitar 7-7,5. Desposisi asam dapat menjadikan air di danau atau rawa menjadi asam dengan PH mencapai 5 atau kurang, akibatnya plankton sebagai sumber pangan ikan mati sehingga populasi ikan pun menurun.
Kerusakan Tanah dan Vegetasi.
Desposisi asam akan membuat tanah menjadi asam sehingga membuat tanaman mati
dan mengering karena mikroorganisme yang dapat membusukkan dan mengubah tanah menjadi subur telah mati terpapar asam dan senyawa logam ditanah akan terlarut dan merusak akar. Desposisi asam dapat merusak lapisan lilin pada daun sehingga tanaman rentan penyakit.
Kerusakan bangunan bersejarah. Desposisi asam dapat merusak banguna berserak
karena kandungan bangunan tersebut terbuat dari marmer dan tembaga sehingga larut dalam asam.
Gangguan kesehatan, Desposisi asam dapat meningkatkan kasus penyakit pernapasan
4.2. Pemantauan Desposisi Asam di Indonesia
Kegiatan pemantauan desposisi asam yang dilakukan di Indonesia meliputi: Pemantauan desposisi basah ( wet deposition), desposisi Kering (Dry deposition), tanah dan vegetasi (soil and vegetation) dan inland aquatic atau perairan darat.
Untuk melaksanaan pemantau desposisi asam, telah dibuat jaringan pemantauan desposisi asam dimana Deputi bidang Peningkatan Konversi Sumber daya Alam dan Pengendalian Kerusakan Lingkungan menjadi National Focal point Untuk kegiatan pemantauan dampak deposisis asam di Indonesia. Pusat sarana Pengendalian Dampak Lingkungan (Pusarpedal) ditunjuk sebagaiNational Center, sedangkan satuan tugas (Tags Force) pemantau terdiri dari Badan Meteorologi Nasional (BMG), Puslibang Air, Departemen PU, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Balai Besar Sumber Daya lahan Pertanian , Pusat Penelitian Kehutanan, Departemen Kehutanan da Pusat Limonologi-LIPI.
A. Desposisi Basah
Pemantauan basah dilakukan:
Setiap 24 jam sekali atau setiap terjadi hujan pada lokasi atau daerah (remote asite)
Satu kali sebulan pada lokasi yang sama untuk lokasi pemantauan tanah dan vegetasi
dan inland aquatic.
Parameter yang dipantau : PH, daya hantar listrik (DHL), konsentrasi ion sulfat (SO4),
Nitrat (NO3), klorida (Cl-), ammonia (NH4), natrium (Na+), kalium (K+), kalsium (Ca+) dan
magnesium (Mg+)
Pengukuran Meteorologi meliputi : arah angin, kecepatan angin, teperatur, humidity, curah
hujan dan radiasi sinar matahari (solar radiation)
B. Desposisi Kering
Pemantauan desposisi kering dapat dilakukan :
Setiap 2 minggu sampai satu bulan sekali atau setiap terjadi hujan pada lokasi atau
daerah (remote site).
Satu kali seminggu sampai satu kali sebulan pad alokasi yang sama dengan lokasi untuk
pemantauan tanah san vegetasi dan inland aquatic.
Parameter yang dipantau : PH, daya hantar listrik (DHL), konsentrasi ion sulfat (SO4),
Nitrat (NO3), klorida (Cl-), ammonia (NH4), natrium (Na+), kalium (K+), kalsium (Ca+) dan magnesium (Mg+).
Pengukuran Meteorologi meliputi : arah angin, kecepatan angin, teperatur, humidity, curah
hujan dan radiasi sinar matahari (solar radiation).
C. Tanah Dan Tumbuhan
Pemantauan tanah dan tumbuhan dapt dilakukan:
o Pengambilan sampel tanah dilakukan secara berkala setiap 3 samapai 5 tahun. Untuk tumbuhan dilakukan tergantung pada jenis pemantauan. Survey kemiringan pohon harus dilakukan 3 sampai 5 tahun dan analisis dedaunan segar harus dilaksanakan setiap tahun, pada satu atau lebih lokasi (jika lokasi pemantauan desposisi basah/kering tidak sesuai/layak untuk dilakukan pemantauan tanah dan tumbuhan, desposisi basah atau kering).
o Parameter yang dipantau untuk tanah:
Ph (H2O dan KCl), kapasitas penukar kation dan konsetrasi tukaran ion (Na+, K+, Ca2+
dan Mg+).
o Parameter yang dipantau untuk tanah:
Derajat kemunduran tanaman dan abnormalitas daun dan percabangan, kandungan kimia (S, K, Ca dan Mg) pada daun segar.
Stasiun pemantauan untuk memantau dampak desposisi asam terhadap tanah dan vegetasi ada di daerah Sindang, Bogor yang dilakukan oleh Balai Besar Sumber Daya Lahan Pertanian dan Serpong oleh Pusarpedal.
D. Perairan Darat (Inland Aqutic)
Pemantauan perairan dapat dilakukan:
Lebih dari 4 kali setahun pada lokasi( lokasi yang sama sepertti yang digunakan untuk
pemantauan tanah dan vegetasi)
Parameter yang dipantau : PH, daya hantar listrik (DHL), konsentrasi ion sulfat (SO4),
Nitrat (NO3), klorida (Cl-), ammonia (NH4), natrium (Na+), kalium (K+), kalsium (Ca+) dan
magnesium (Mg+)
Pengukuran meteorologi sama seperti pada pemantauan desposisi basah.
Lokasi pemantauan ada di Serpong (Pusarpedal) dan Situ Patenggang (dekta Kota Bandung). Kondisi desposisi asam di Indonesia , menurut Seinfeld dan Panalis, 1998 bahwa batas keasam kondisi air hujan adalah 5,6 dan apabila kurang dari nilai tersebut, maka dapat dikatakan terjadi hujan asam didaerah tersebut. Kondisi desposisi asam di indonesia sudah memperhatinkan, hal ini ditunjukan dari hasil pemantauan beberapa parameter yang menunjukan keasaman cukup tinggi pada air hujan di beberapa wilayah.
Untuk desposisi basah, pemantau di daerah Bandung, Jawa barat yang dilakukan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasinal (LAPAN) pada tahun 2003. Bahwa air hujan diwilayah tersebut memiliki PH mencapai 4,44- 6,63. Sedangkan untuk wilayah Jakarta dipantau oleh Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Jakarta pada tahun 2003 didapat PH air hujan mencapai 4,4 – 6,73.
4 -4.3. Pola Arah Angin Kota Surabaya
Januari
0
25
50
75
100
U
TL
T
TGG
S
BD
B
BL
arah angin
p ro s e n ta s e2006
2007
2008
Februari
0
25
50
75
100
U
TL
T
TGG
S
BD
B
BL
arah angin
p ro s e n ta s e2006
2007
2008
Maret
0
25
50
75
100
U
TL
T
TGG
S
BD
B
BL
arah angin
p r o s e n t a s e2006
2007
2008
0
25
50
75
100
U
TL
T
TGG
S
BD
B
BL
arah angin
p ro s e n ta s e2006
2007
2008
April
0
25
50
75
100
U
TL
T
TGG
S
BD
B
BL
arah angin
p ro s e n ta s e2006
2007
2008
Mei
0
25
50
75
100
U
TL
T
TGG
S
BD
B
BL
arah angin
p r o s e n t a s e2006
2007
2008
Juni
0
25
50
75
100
U
TL
T
TGG
S
BD
B
BL
arah angin
p ro s e n ta s e2006
2007
2008
Juli
0
25
50
75
100
U
TL
T
TGG
S
BD
B
BL
arah angin
p ro s e n ta s e2006
2007
2008
Agustus
0
25
50
75
100
U
TL
T
TGG
S
BD
B
BL
arah angin
p r o s e n t a s e2006
2007
2008
September
0
25
50
75
100
U
TL
T
TGG
S
BD
B
BL
arah angin
p ro s e n ta s e2006
2007
2008
Oktober
0
25
50
75
100
U
TL
T
TGG
S
BD
B
BL
arah angin
p ro s e n ta s e2006
2007
2008
November
0
25
50
75
100
U
TL
T
TGG
S
BD
B
BL
arah angin
p r o se n ta se2006
2007
2008
Desember
Pola angin yang digambarkan di atas adalah pola arah angin di Bandara Udara Juanda dari tahun 2006-2008. Pola arah angin dari ketiga tahun tersebut hampir sama. Pada tahun 2010 terjadi kemarau basah atau musim hujan sepanjang tahun. Ini merupakan kondisi cuaca yang tidak normal. Dengan data tiga tahun yaitu 2006 sampai 2008 diasumsikan pola angin tetap seperti di atas.
Pada musim kemarau (Juni, Juli, Agustus) terjadi angin timur, yang diperkuat oleh angin laut dari selat Madura. Pada musim ini dominant arah angin berasal dari timur. Pola angin ini masih berlangsung sampai musim peralihan ke musim hujan (September, Oktober, November), yang mulai berangsur berubah pada bulan November.
Pada musim hujan (Desember, Januari, Februari) terjadi angin barat. Tetapi ada pengaruh angin laut dari timur, sehingga masih terlihat adanya beberapa hari angin dominan dari arah timur. Musim perlihan ke musim kemarau (Maret, April, Mei) ditandai dengan arah angin yang sangat bervariasi.
Gambar 4.3 Grafik Arah Angin Tahun 2009
Pola angin tersebut diambil dari Bandar Udara Juanda, Sidoarjo, yang letaknya tidak jauh dari Surabaya berada di sebelah selatannya. Terlihat pola angin di Juanda selain dipengaruhi arah angin global (angin timur musim kemarau dan angin barat musim hujan), pengaruh angin dari selat Madura memeprkuat angin timur. Daerah Surabaya sebeleh selatan yang berbatasan dengan Sidoarjo, pola anginnya bisa diperkirakan sama dengan pola angin di Bandar udara Juanda, tetapi daerah Surabaya sebelah utara pola arah anginnya, selain dipengaruhi oleh Selat Madura juga dipengaruhi oleh daratan Madura.
Pada periode pengukuran dilakukan pada bulan Februari akan banyak dipengaruhi oleh angin dari Barat maka sumber dari Barat Surabaya berpotensi mempengaruhi deposisi asam (basah) di Surabaya. Pola angin pada bulan Maret daerah di Surabaya sebelah selatan terlihat arah angin sangat variatif dari berbagai arah. Maka pengukuran deposisi asam (basah) pada bulan Maret akan mendapatkan penyebaran polutan atau deposis kering dari berbagai arah Surabaya. Pada bulan ini merupakan musim peralihan. Nampak arah angin sedikit dominan dari arah barat dan timur. Pada bulan April angin timur sudah terlihat mulai menguat. Sebagaimana musim peralihan, dengan arah angin yang bervariasi dari segala arah. Dan di daerah Surabaya sebelah utara pengaruhnya juga sangat variatif (daratan Madura, selat Madura, garis pantai yang berkelok,) maka ada kemungkinan arah angin pada bulan Maret dan April di sebelah utara Surabaya juga sangat bervariasi, tidak ada arah angin tertentu yang sangat dominan.
Pola sebaran angin dari stasiun BMP Perak pada tahun 2009 terbagi menjadi 2 arah yang dominan yaitu arah angin dari Timur ke Barat dan Barat Ke Timur, dengan musim penghujan yang terjadi pada bulan Januari-maret dan Oktober- Desember sedangkan musim kemarau terjadi saat bulan April 2009 - Agustus 2009 dengan pola arah angin dari Barat ke Timur
Pola sebaran angin stasiun BMP Perak pada tahun 2010 terbagi menjadi 2 arah yang dominan yaitu arah angin dari Timur ke Barat dan Barat Ke Timur, pola arah angin tahun 2010 berbeda dengan tahun 2009 dimana terjadi variasi arah angin pada bulan Pebruari – Juni dan Nopember – Desember 2010, dengan musim penghujan yang terjadi pada bulan Januari-maret dan Oktober- Desember sedangkan musim kemarau terjadi saat bulan April 2010 - Agustus 2010 dengan pola arah angin dari Barat ke Timur
4.4. Metoda Sampling Dan Analisa Kimia
Sampel air hujan dikumpulkan berdasarkan hari hujan dan diukur jumlah curah hujan di 31 lokasi yaitu Pakal, Tambaksari, Wiyung, Tegalsari, Lakarsantri, Benowo, Simokerto, Sukolilo, Wonocolo, Wonokromo, Kenjeran, Genteng, Bulak, Gayungan, Mulyorejo, Dukuh Pakis, Asemrowo, Tandes, Tenggilis Mejoyo, Karangpilang, Jambangan, Gunung Anyar, Pabean Cantian, Sawahan, Semampir, Sambikerep, Gubeng, Rungkut, Krembangan, Bubutan, dan Sukomanunggal di wilayah kota Surabaya. Daerah yang terletak di pinggir pantai utara Jawa dan selat Madura adalah Pakal dan Benowo, Pabean Cantian, Semampir, Kenjeran, Krembangan, Bulak, Mulyorejo, dan Sukolilo, tetapi secara keseluruhan kota Surabaya dikategorikan kota dekat laut Jawa. Pengambilan sampel air hujan Pakal, Tambak Sari, Wiyung, Tegal Sari, Lakarsantri dimulai 25 Februari- Maret 2010, Benowo, Simokerto, Sukolilo, Wonocolo, Wonokromo dari 26 Februari sampai Maret 2010 dan lokasi lainnya Maret 2010.
n i n iYi
Yi
Xi
r
1 1.
Dilakukan pengukuran pH dengan pHmeter untuk mengetahui keasaman air hujan dan konduktivitasnya (Electric Conductivity (EC)) dengan konduktivitas meter. Selanjutnya air hujan dianalisa dengan ion chromatografi untuk mendapatkan anion seperti SO42- , NO3- dan Cl- , dan kation seperti NH4+, Ca2+, K+, Na+ dan Mg2+.
Data pH, EC (mS/m), anion: SO42- , NO3- dan Cl- dalam mol/l, dan kation: NH4+, Ca2+, K+,
Na+ dan Mg2+ dalam mol/l harian dikoleksi selama Pebruari-Maret dan Oktober-Nopember
tahun 2010. Total anion [-] = SO42- + NO3- + Cl- dan total kation [+] = NH4+ + Ca2+ + K+
+Na+ +Mg2+ +H+. Data-data ini telah diuji kualitasnya dengan motode Quality Assurance/Quality Control (QA/QC) yang keluarkan oleh ADORC-Japan (2001).
Untuk menentukan rata-rata konsentrasi menggunakan perhitungan rata-rata tertimbang dengan memperhatikan curah hujannya yaitu:
Rata-rata konsentrasi
Dimana : Xi = konsentrasi ion-ion kimia air hujan (mol/l)
Yi = curah hujan harian (mm) n = banyaknya hujan
4.5. Curah Hujan
Dari Gambar 3.5 terlihat distribusi total curah hujan (mm) di bulan Maret 2010 adalah tinggi di Sambikerep dengan kisaran 711,9-796,9 mm, demikian pula di Tandes cukup tinggi yaitu 457,1-542,0 mm. Dan curah hujan yang terendah di kota Surabaya dalam kisaran 32,3-117,9 mm
terdapat di utara Pabean Cantian, Kenjeran, Bulak, Simokerto, di selatan Surabaya adalah Tenggilis Mejoyo, Rungkut, Wonocolo, Jambangan, Wiyung dan tengah adalah Asemrowo.
Total curah hujan terbanyak diatas 300 mm yaitu Tandes, Sambikerep dan Gubeng pada Pebruari dan Maret 2010. Pada bulan Oktober dan Nopember 2010 intensitas hujan lebih sedikit karena musim peralihan dari kemarau ke hujan didapati daerah dengan crah hujan terbanyak di Karang Pilang yaitu 80,8 mm, Sambikerep dan Pakal yaitu 115,5 mm terbanyak dibandingkan daerah lainnya, demikian pula Tandes dan Bubutan cukup tinggi yaitu 52,0 mm.
4.6. Pola Persebaran Deposisi Basah Kota Surabaya 4.6.1. Pola Persebaran pH
Dari sampel air hujan bulan Pebruari dan Maret 2010 didapati nilai pH 5,6 ada 4 tempat yaitu Lakarsantri, Wonokromo, Gubeng dan Sukomanunggal, sedangkan dalam kategori pH < 5,6 ada 7 lokasi yaitu Wiyung, Wonocolo, Mulyorejo, Tenggilis Mejoyo, Karangpilang, Sambikerep, dan Gunung Anyar. Daerah lainnya yaitu 21 lokasi mempunyai pH > 5,6. Keasaman air hujan di kota Surabaya di pengaruhi oleh :
0 100 200 300 400 500 600 700 800 Pa ka l Ta m ba ks ar i W iy un g Te ga lsa ri La ka rs an tr i Be no w o Sim ok er to Su ko lil o W on oc olo W on ok ro m o Ke nj er an Ge nt en g Bu la k Ga yu ng an M uly or ej o Du ku h Pa ki s As em ro w o Ta nd es Te ng gil is M ej oy o Ka ra ng pil an g Ja m ba ng an Gu nu ng A ny ar Pa be an C an tia n Sa w ah an Se m am pir Sa m bik er ep Gu be ng Ru ng ku t Kr em ba ng an Bu bu ta n Su ko m an un gg al Tot al C ur ah Huj an (m m )
Total Curah Hujan (mm) Maret
Total Curah Hujan (mm)Gambar 4.6 Grafik Distribusi Total Curah Hujan pada Maret 2010 di Surabaya
0 100 200 300 400 500 600 700 800 T. M e jo yo P ab e an C an ti ka n Te ga l S ar i K re m b an ga n B u b u ta n Ta n d e s W o n o co lo R u n gk u t K e n je ra n La ka r Sa n tr i Sim o ke rt o G e n te n g Be n o w o M u ly o re jo K ar an g P ila n g Sa m b ik e re p P ak al G ay u n ga n Ja m b an ga n G u b e n g B u la k Se m am p ir K e c. T am b ak S ar i A se m R o w o G u n u n g A n ya r Su ko lil o Du ku h P ak is Sa w ah an W o n o kr o m o Su ko m an u n gg al W iy u n g To ta l C u ra h H u ja n (mm ) Oktober (12-30) 2010
Total Curah Hujan (mm)
Total Curah Hujan (mm)1. Kepadatan transportasi 2. Daerah khusus industri
3. Daerah yang berdekatan dengan pantai karena pengaruh SO2, NO2 terindikasi dalam ion SO42-
dan Cl- dari laut yang mempengaruhi keasaman air hujan
Berdasarkan keasaman air hujan daerah Wiyung, Wonocolo dan Tenggilis Mejoyo memiliki kepadatan transportasi yang tinggi dimana ke 3 daerah tersebut memiliki jalan utama yaitu Jl A Yani, Jl Mastrip dan Jl Rungkut raya, selain itu daerah Tenggilis Mejoyo dan Sambikerep juga sangat dipengaruhi dari aktifitas industri SIER dan aktifitas industri dari darah benowo dan gresik, berdasarkan pola persebaran kondisi sebaran hujan asam daerah Surabaya Barat sangat dipengaruhi aktifitas dari kawasan industri Gresik dan kondisi daerah yang berdekatan dengan laut dimana hujan yang terjadi di bawa oleh angin yang dengan arah dari barat ke Timur. Untuk mengetahui Pola sebaran pH Hujan asam data dilihat pada gambar
0
1
2
3
4
5
6
7
8
P ak al Ta m b ak sa ri W iy u n g Te ga ls ar i La ka rs an tr i Be n o w o Sim o ke rt o Su ko lilo W o n o co lo W o n o kr o m o K e n je ra n G e n te n g B u la k G ay u n ga n M u ly o re jo Du ku h P ak is A se m ro w o Ta n d e s Te n gg ilis M e jo yo K ar an gp ila n g Ja m b an ga n G u n u n g A n ya r P ab e an C an ti an Sa w ah an Se m am p ir Sa m b ik e re p G u b e n g Ru n gk u t K re m b an ga n B u b u ta n Su ko m an u n gg alpH
pH Surabaya
pH pH 5,6 Gambar 4.8Distribusi pH air hujan Pebruari dan Maret 2010 di Surabaya
0
1
2
3
4
5
6
7
8
T. M e jo yo P ab e an C an tik an T e g a l S a ri K re m b a n g a n B u b u ta n T a n d e s W o n o c o lo R u n g k u t K e n je ra n L a k a r S a n tr i Si m o k e rt o G e n te n g B e n o w o M u ly o re jo K a ra n g P ila n g Sa m b ik e re p P a k a l G a y u n g a n Ja m b a n g a n G u b e n g Bu la k S e m a m p ir K e c . T a m b a k Sa ri A se m Ro w o G u n u n g A n y a r Su k o lilo Du k u h P a k is S a w a h a n W o n o k ro m o Su k o m a n u n g g a l W iy u n gpH
Oktober (12-30) 2010pH
pH pH 5,6Nopember (1-22) 2010
Dari sampel air hujan bulan Okober dan Nopember 2010 didapati nilai pH 5,6 ada 6 tempat yaitu Tegalsari, Krembangan, Lakarsantri, Mulyorejo, Gubeng dan Semampir, sedangkan dalam kategori pH < 5,6 ada 8 lokasi yaitu Bubutan, Wonocolo, Rungkut, Kenjeran, Simokerto, Pakal, Dukuh Pakis dan Wiyung Daerah lainnya yaitu 17 lokasi mempunyai pH > 5,6.
Berdasarkan keasaman air hujan daerah Bubutan, Wonocolo, Rungkut, Kenjeran sangat dipengaruhi dari aktifitas industri sebab daerah ini merupakasn kawasan industri, Simokerto, Pakal, Dukuh Pakis dan Wiyung memiliki kepadatan transportasi yang tinggi dan merupakan area niaga
4.6.2. Pola Persebaran Anion SO42-, NO3-, Cl- , dan EC
Pola sebaran SO42- dikota surabaya dengan arah angin yang dominan terjadi pada bulan pebruari
dan maret adalah angin dari arah barat maka terletak pada daerah yang berdekatan dengan
pantai sebab pengaruh SO2, NO2 terindikasi dalam ion SO42- dan Cl- dari laut yang mempengaruhi
keasaman air hujan. Selain itu faktor adanya aktfitas industri dari daerah gresik dan tambak garam
juga mempengaruhi persebaran SO42- di daerah pakal, Daerah yang menjadi sebaran dari ion
SO42- adalah Pabean cantikan, Semampir, kenjeran, Bulak, Pakal dan gunung anyar dengan
konsentrasi 71,5- 86,0 umol/l
Pola sebaran NO3- dikota surabaya dengan arah angin yang dominan terjadi pada bulan pebruari
dan maret adalah angin dari arah barat maka terletak pada daerah yang berdekatan dengan
pantai sebab pengaruh SO2, NO2 terindikasi dalam ion SO42- dan Cl- dari laut yang mempengaruhi
keasaman air hujan. Selain itu faktor adanya aktfitas industri dari daerah gresik dan tambak
garam, industri daerah Karang Pilang, Gunung anyar juga mempengaruhi persebaran NO3
-Daerah yang menjadi sebaran dari ion NO3- adalah Pabean cantikan, Semampir, kenjeran, Bulak,
Pakal dan gunung anyar dengan konsentrasi 33,1 – 55,3 umol/l
Pola sebaran Cl- dan Ec dikota surabaya dengan arah angin yang dominan terjadi pada bulan pebruari dan maret adalah angin dari arah barat maka terletak pada daerah yang berdekatan
dengan pantai sebab pengaruh SO2, NO2 terindikasi dalam ion SO42- dan Cl- dari laut yang
mempengaruhi keasaman air hujan. Daerah yang menjadi sebaran dari ion Cl- dan Ec adalah Pabean cantikan, kenjeran,dan Bulak dengan konsentrasi 202,6 – 256,3 umol/l
Gambar 4.10
Distribusi anion NO3- dan SO42- Air hujan Pebruari dan Maret 2010 di Surabaya
0 100 200 300 400 P a k a l T a m b a k sa ri W iy u n g T e g a ls a ri L a k a rs a n tr i B e n o w o S im o k e rt o S u k o lilo W o n o c o lo W o n o k ro m o K e n je ra n G e n te n g B u la k G a y u n g a n M u ly o re jo Du k u h P a k is A se m ro w o T a n d e s T e n g g ilis M e jo y o K a ra n g p ila n g Ja m b a n g a n G u n u n g A n y a r P a b e a n C a n tia n S a w a h a n Se m a m p ir S a m b ik e re p G u b e n g R u n g k u t K re m b a n g a n B u b u ta n S u k o m a n u n g g a l K o n se n tr a si io n (u mo l/ l)
NO
3 -umol/l
NO3-0 100 200 300 400 P a k a l T a m b a k sa ri W iy u n g T e g a ls a ri L a k a rs a n tr i B e n o w o S im o k e rt o S u k o lilo W o n o c o lo W o n o k ro m o K e n je ra n G e n te n g B u la k G a y u n g a n M u ly o re jo Du k u h P a k is A se m ro w o T a n d e s T e n g g ilis M e jo y o K a ra n g p ila n g Ja m b a n g a n G u n u n g A n y a r P a b e a n C a n tia n S a w a h a n Se m a m p ir S a m b ik e re p G u b e n g R u n g k u t K re m b a n g a n B u b u ta n S u k o m a n u n g g a l K o n se n tr a si i o n (u mo l/ l)SO
4 2-umol/l
SO42-0 50 100 150 200 250 300 350 400 450 500 T . M e jo y o P a b e a n C a n ti k a n T e g a l S a r i K r e m b a n g a n B u b u ta n T a n d e s W o n o c o lo R u n g k u t K e n je r a n L a k a r S a n tr i Sim o k e r to G e n te n g Be n o w o M u ly o r e jo K a r a n g P ila n g Sa m b ik e r e p P a k a l G a y u n g a n Ja m b a n g a n G u b e n g B u la k Se m a m p ir K e c . T a m b a k S a r i A s e m R o w o G u n u n g A n y a r S u k o li lo Du k u h P a k is S a w a h a n W o n o k r o m o S u k o m a n u n g g a l W iy u n g K o n s en t r a s i io n (u mo l/ l) Oktober (12-30) 2010 Cl-umol/l Cl- umol/l 0 5 10 15 20 25 T . M e jo y o P a b e a n C a n tik a n T e g a l S a r i K r e m b a n g a n B u b u ta n T a n d e s W o n o c o lo R u n g k u t K e n je r a n L a k a r S a n tr i Sim o k e r to G e n te n g Be n o w o M u ly o r e jo K a r a n g P ila n g S a m b ik e r e p P a k a l G a y u n g a n Ja m b a n g a n G u b e n g Bu la k Se m a m p ir K e c . T a m b a k S a r i A s e m R o w o G u n u n g A n y a r S u k o li lo Du k u h P a k is S a w a h a n W o n o k r o m o S u k o m a n u n g g a l W iy u n g K o n d u k t iv it a s (m S / m) Oktober (12-30) 2010 EC mS/m EC mS/m 0 50 100 150 200 250 300 350 400 450 500 T . M e jo y o P a b e a n C a n ti k a n T e g a l S a r i K r e m b a n g a n B u b u ta n T a n d e s W o n o c o lo R u n g k u t K e n je r a n L a k a r S a n tr i Sim o k e r to G e n te n g Be n o w o M u ly o r e jo K a r a n g P ila n g Sa m b ik e r e p P a k a l G a y u n g a n Ja m b a n g a n G u b e n g B u la k Se m a m p ir K e c . T a m b a k S a r i A s e m R o w o G u n u n g A n y a r S u k o li lo Du k u h P a k is S a w a h a n W o n o k r o m o S u k o m a n u n g g a l W iy u n g K o n s en t r a s i io n (u mo l/ l) Oktober (12-30) 2010 SO42-umol/l SO42- umol/l 0 50 100 150 200 250 300 350 400 450 500 T . M e jo y o P a b e a n C a n ti k a n T e g a l S a r i K r e m b a n g a n B u b u ta n T a n d e s W o n o c o lo R u n g k u t K e n je r a n L a k a r S a n tr i Sim o k e r to G e n te n g Be n o w o M u ly o r e jo K a r a n g P ila n g Sa m b ik e r e p P a k a l G a y u n g a n Ja m b a n g a n G u b e n g B u la k Se m a m p ir K e c . T a m b a k S a r i A s e m R o w o G u n u n g A n y a r S u k o li lo Du k u h P a k is S a w a h a n W o n o k r o m o S u k o m a n u n g g a l W iy u n g K o n s en t r a s i io n (u mo l/ l ) Oktober (12-30) 2010 NO3-umol/l NO3- umol/l 0 100 200 300 400 P a k a l T a m b a k sa ri W iy u n g T e g a ls a ri L a k a rs a n tr i B e n o w o S im o k e rt o S u k o lilo W o n o c o lo W o n o k ro m o K e n je ra n G e n te n g B u la k G a y u n g a n M u ly o re jo Du k u h P a k is A se m ro w o T a n d e s T e n g g ilis M e jo y o K a ra n g p ila n g Ja m b a n g a n G u n u n g A n y a r P a b e a n C a n tia n S a w a h a n Se m a m p ir S a m b ik e re p G u b e n g R u n g k u t K re m b a n g a n B u b u ta n S u k o m a n u n g g a l K o n se n tr a si i o n (u mo l/ l)
Cl
-umol/l
Cl-0 5 10 15 20 25 P a k a l T a m b a k sa ri W iy u n g T e g a ls a ri L a k a rs a n tr i B e n o w o S im o k e rt o S u k o lilo W o n o c o lo W o n o k ro m o K e n je ra n G e n te n g B u la k G a y u n g a n M u ly o re jo Du k u h P a k is A se m ro w o T a n d e s T e n g g ilis M e jo y o K a ra n g p ila n g Ja m b a n g a n G u n u n g A n y a r P a b e a n C a n tia n S a w a h a n Se m a m p ir S a m b ik e re p G u b e n g R u n g k u t K re m b a n g a n B u b u ta n S u k o m a n u n g g a l K o n d u k ti v it a s (mS / m)EC mS/m
ECPola sebaran SO42- dikota surabaya dengan arah angin yang dominan terjadi pada bulan Oktober
dan Nopember adalah angin dari arah barat yang masih dipengaruhi dari musim perlaihan antara september dan oktober dengan arah angin yang bervariasi, persebaran terletak pada daerah yang
berdekatan dengan pantai sebab pengaruh SO2, NO2 terindikasi dalam ion SO42- dan Cl- dari laut
yang mempengaruhi keasaman air hujan. Selain itu faktor adanya aktfitas industri dari daerah
Gambar 4. 11
Distribusi anion Cl- dan Konduktivitas EC Air hujan Pebruari dan Maret 2010 di Surabaya
Gambar 4.12
gresik, Tandes dan margomulyo serta tambak garam juga mempengaruhi persebaran SO42-,
Daerah yang menjadi sebaran dari ion SO42- adalah Tandes, Benowo, Kenjeran, dan Bulak
sedangkan untuk pola sebaran yang berada ditengah kota dipengaruhi oleh aktifitas industri dan trasnportasi dengan konsentrasi >50 umol/l
Pola sebaran NO3- dikota surabaya dengan arah angin yang dominan terjadi pada bulan Oktober
dan Nopember adalah angin dari arah barat yang masih dipengaruhi dari musim peralihan antara september dan oktober dengan arah angin yang bervariasi, persebaran terletak pada daerah yang
berdekatan dengan pantai sebab pengaruh SO2, NO2 terindikasi dalam ion SO42- dan Cl- dari laut
yang mempengaruhi keasaman air hujan dengan konsentrasi yang merata < 50 umol/l sedangkan persebaran tertinggi berada di kawasan industri dan padat transportasi, yaitu pada daerah tenggilis mejoyo, Wonocolo dan Wonokromo dengan konsentrasi >50 umol/l
Pola sebaran Cl- dan Ec dikota surabaya dengan arah angin yang dominan terjadi pada bulan Oktober dan Nopember adalah angin dari arah barat yang masih dipengaruhi dari musim peralihan antara september dan oktober dengan arah angin yang bervariasi, persebaran terletak
pada daerah yang berdekatan dengan pantai sebab pengaruh SO2, NO2 terindikasi dalam ion
SO42- dan Cl- dari laut yang mempengaruhi keasaman air hujan. Daerah yang menjadi sebaran
dari ion Cl- dan Ec adalah Sukolilo,Tandes, kenjeran,dan Bulak
4.6.3. Pola Persebaran Anion NH4+ Ca2+, Na2+, K+ dan Mg2+
Pola sebaran NH4+ dikota surabaya dengan arah angin yang dominan terjadi pada bulan pebruari
dan maret adalah angin dari arah barat maka terletak pada daerah yang berdekatan dengan
pantai serta daerah yang memiliki potensi pencemaran NH4+ oleh kawasan industri, selain itu
faktor dari sektor trasnportasi juga sangat menentukan daerah yang memiliki nilai NH4+ yang
tinggi terletak pada daerah pakal yang dipengaruhi dari aktiftas industri kawasan gresik dan lahan
pertanian dari pemakaian pupuk urea yang menghasilkan NH3, sedangkan daerah Pabean
cantikan yang sangat dipengaruhi dari sektor industri di pabean cantikan dan kawasan krembangan berupa kepadatan transportasiyang merupakan jalur utama antara Surabaya dan
Gresik konsentrasi persebaran NH4+ sebesar 65,1 – 79,1 umol/l untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada gambar 3.15- 3.17, pada halaman 3-16 sampai 3-18
Pola sebaran Ca2+, Na2+, K+ dan Mg2+ dikota surabaya dengan arah angin yang dominan terjadi
pada bulan pebruari dan maret adalah angin dari arah barat maka terletak pada daerah yang
berdekatan dengan pantai sebab pengaruh Ca2+, Na2+, K+ dan Mg2+ merupakan unsur
pembentukan garam sehingga unsur dari laut yang mempengaruhi keasaman air hujan. Daerah
yang menjadi sebaran dari ion Ca2+, Na2+, K+ dan Mg2+ adalah Pabean cantikan, kenjeran,dan
Bulak dengan konsentrasi Ca 2+ 164,1 – 209,2 umol/l, konsentrasi Na+ 302,3 384,0 umol/l,
Pola sebaran NH4+ dikota surabaya dengan arah angin yang dominan terjadi pada bulan Oktober
dan Nopember adalah angin dari arah barat yang masih dipengaruhi dari musim peralihan antara september dan oktober dengan arah angin yang bervariasi, persebaran terletak pada memiliki
potensi pencemaran NH4+ oleh kawasan industri, selain itu faktor dari sektor trasnportasi juga
sangat menentukan daerah yang memiliki nilai NH4+ yang tinggi terletak pada daerah Tenggilis
mejoyo, asemrowo, yang dipengaruhi dari aktiftas industri dan pada daerah wonokromo, wonocolo dan tambaksari sangat dipengaruhi dari kepadatan transportasi, konsentrasi persebaran
NH4+ sebesar >50 umol/l untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 3.15- 3.17, pada halaman
3-16 sampai 3-18
Gambar 4.13
Distribusi Kation Air hujan Pebruari dan Maret 2010 di Surabaya 0 100 200 300 400 P ak al Ta m b ak sa ri W iy u n g Te ga ls ar i La ka rs an tr i B e n o w o Sim o ke rt o Su ko lilo W o n o co lo W o n o kr o m o K e n je ra n G e n te n g B u la k G ay u n ga n M u ly o re jo Du ku h P ak is A se m ro w o Ta n d e s Te n gg ilis M e jo yo K ar an gp ila n g Ja m b an ga n G u n u n g A n ya r P ab e an C an tia n Sa w ah an Se m am p ir Sa m b ik e re p G u b e n g Ru n gk u t K re m b an ga n B u b u ta n Su ko m an u n gg al K o n se n tr a si io n (u mo l/ l) Mg2+umol/l Mg2+ 0 100 200 300 400 P ak al Ta m b ak sa ri W iy u n g Te ga ls ar i La ka rs an tr i B e n o w o Sim o ke rt o Su ko lilo W o n o co lo W o n o kr o m o K e n je ra n G e n te n g B u la k G ay u n ga n M u ly o re jo Du ku h P ak is A se m ro w o Ta n d e s Te n gg ilis M e jo yo K ar an gp ila n g Ja m b an ga n G u n u n g A n ya r P ab e an C an tia n Sa w ah an Se m am p ir Sa m b ik e re p G u b e n g Ru n gk u t K re m b an ga n B u b u ta n Su ko m an u n gg al K o n se n tr a si io n (u mo l/ l) Na +umol/l Na+ 0 100 200 300 400 P a k a l T a m b a ks a ri W iy u n g T e g a ls a ri La ka rs an tr i B e n o w o Sim o ke rt o Su ko lilo W o n o co lo W o n o k ro m o K e n je ra n G e n te n g B u la k G ay u n ga n M u ly o re jo Du ku h P a kis A se m ro w o Ta n d e s T e n g g ilis M e jo y o K a ra n g p ila n g Ja m b a n g a n G u n u n g A n ya r P ab e an C an tia n Sa w a h a n Se m am p ir Sa m b ik e re p G u b e n g Ru n gk u t K re m b an ga n B u b u ta n Su ko m a n u n g g a l K o n se n tr a si io n (u mo l/ l) NH4+umol/l NH4+ 0 100 200 300 400 P ak al Ta m b ak sa ri W iy u n g Te ga ls ar i La ka rs an tr i B e n o w o Sim o ke rt o Su ko lilo W o n o co lo W o n o kr o m o K e n je ra n G e n te n g B u la k G ay u n ga n M u ly o re jo Du ku h P ak is A se m ro w o Ta n d e s Te n gg ilis M e jo yo K ar an gp ila n g Ja m b an ga n G u n u n g A n ya r P ab e an C an tia n Sa w ah an Se m am p ir Sa m b ik e re p G u b e n g Ru n gk u t K re m b an ga n B u b u ta n Su ko m an u n gg al K o n se n tr a si io n (u mo l/ l) Ca2+umol/l Ca2+ 0 100 200 300 400 P a k a l T a m b a ks a ri W iy u n g T e g a ls a ri La ka rs an tr i B e n o w o Sim o ke rt o Su ko lilo W o n o co lo W o n o k ro m o K e n je ra n G e n te n g B u la k G ay u n ga n M u ly o re jo Du ku h P a kis A se m ro w o Ta n d e s T e n g g ilis M e jo y o K a ra n g p ila n g Ja m b a n g a n G u n u n g A n ya r P ab e an C an tia n Sa w a h a n Se m am p ir Sa m b ik e re p G u b e n g Ru n gk u t K re m b an ga n B u b u ta n Su ko m a n u n g g a l K o n se n tr a si io n (u mo l/ l) K +umol/l K+
Pola sebaran Ca2+, Na2+, K+ dan Mg2+ dikota surabaya dengan arah angin yang dominan terjadi pada bulan Oktober dan Nopember adalah angin dari arah barat yang masih dipengaruhi dari musim peralihan antara september dan oktober dengan arah angin yang bervariasi, persebaran
terletak pada daerah yang berdekatan dengan pantai sebab pengaruh Ca2+, Na2+, K+ dan Mg2+
merupakan unsur pembentukan garam sehingga unsur dari laut yang mempengaruhi keasaman
air hujan. Daerah yang menjadi sebaran dari ion Ca2+, Na2+, K+ dan Mg2+ adalah Pabean cantikan,
Rungkut, tambaksari kenjeran,dan Bulak dengan konsentrasi Ca 2+ >250 umol/l, konsentrasi Na+
>200 umol/l berada pada daerah Tandes Benowo, Sawahan, Dukuh Pakis dan Sukolilo, selain
dipengaruhi air laut juga di dipengaruhi aktifitas industri dan transportasi, Konsentrasi K+ >50
umol/l berada pada daerah Tandes, Rungkut, Bulak dan Tambak sari, konsentrasi Mg 2+ 50 – 500
umol/l berada pada daerah Tambaksari,
Gambar 4.14
Distribusi kation Air hujan Oktober dan Nopember 2010 di Surabaya 0 50 100 150 200 250 300 350 400 450 500 T . M e jo y o P a b e a n C a n ti k a n T e g a l S a r i K r e m b a n g a n B u b u ta n T a n d e s W o n o c o lo R u n g k u t K e n je r a n L a k a r S a n tr i Sim o k e r to G e n te n g Be n o w o M u ly o r e jo K a r a n g P ila n g Sa m b ik e r e p P a k a l G a y u n g a n Ja m b a n g a n G u b e n g B u la k Se m a m p ir K e c . T a m b a k S a r i A s e m R o w o G u n u n g A n y a r S u k o li lo Du k u h P a k is S a w a h a n W o n o k r o m o S u k o m a n u n g g a l W iy u n g K o n s en t r a s i io n (u mo l/ l ) Oktober (12-30) 2010 Mg2+umol/l Mg2+ umol/l 0 50 100 150 200 250 300 350 400 450 500 T . M e jo y o P a b e a n C a n ti k a n T e g a l S a r i K r e m b a n g a n B u b u ta n T a n d e s W o n o c o lo R u n g k u t K e n je r a n L a k a r S a n tr i Sim o k e r to G e n te n g Be n o w o M u ly o r e jo K a r a n g P ila n g Sa m b ik e r e p P a k a l G a y u n g a n Ja m b a n g a n G u b e n g B u la k Se m a m p ir K e c . T a m b a k S a r i A s e m R o w o G u n u n g A n y a r S u k o li lo Du k u h P a k is S a w a h a n W o n o k r o m o S u k o m a n u n g g a l W iy u n g K o n s e n t r a s i io n (u mo l/ l) Oktober (12-30) 2010 K+umol/l K+ umol/l 0 100 200 300 400 500 600 T . M e jo y o P a b e a n C a n ti k a n T e g a l S a r i K r e m b a n g a n B u b u ta n T a n d e s W o n o c o lo R u n g k u t K e n je r a n L a k a r S a n tr i Sim o k e r to G e n te n g Be n o w o M u ly o r e jo K a r a n g P ila n g Sa m b ik e r e p P a k a l G a y u n g a n Ja m b a n g a n G u b e n g B u la k Se m a m p ir K e c . T a m b a k S a r i A s e m R o w o G u n u n g A n y a r S u k o li lo Du k u h P a k is S a w a h a n W o n o k r o m o S u k o m a n u n g g a l W iy u n g K o n s en t r a s i io n (u mo l/ l) Oktober (12-30) 2010 Na+umol/l Na+ umol/l 0 50 100 150 200 250 300 350 400 450 500 T . M e jo y o P a b e a n C a n ti k a n T e g a l S a r i K r e m b a n g a n B u b u ta n T a n d e s W o n o c o lo R u n g k u t K e n je r a n L a k a r S a n tr i Sim o k e r to G e n te n g Be n o w o M u ly o r e jo K a r a n g P ila n g Sa m b ik e r e p P a k a l G a y u n g a n Ja m b a n g a n G u b e n g B u la k Se m a m p ir K e c . T a m b a k S a r i A s e m R o w o G u n u n g A n y a r S u k o li lo Du k u h P a k is S a w a h a n W o n o k r o m o S u k o m a n u n g g a l W iy u n g K o n s e n t r a s i io n (u mo l/ l) Oktober (12-30) 2010 NH4+umol/l NH4+ umol/l 0 50 100 150 200 250 300 350 400 450 500 T . M e jo y o P a b e a n C a n tik a n T e g a l Sa r i K r e m b a n g a n B u b u ta n T a n d e s W o n o c o lo Ru n g k u t K e n je r a n L a k a r S a n tr i S im o k e r to G e n te n g B e n o w o M u ly o r e jo K a r a n g P il a n g S a m b ik e r e p P a k a l G a y u n g a n Ja m b a n g a n G u b e n g B u la k S e m a m p ir K e c . T a m b a k Sa r i A s e m Ro w o G u n u n g A n y a r Su k o lilo Du k u h P a k is Sa w a h a n W o n o k r o m o S u k o m a n u n g g a l W iy u n g K o n s en t r a s i io n (u mo l/ l) Oktober (12-30) 2010 Ca2+umol/l Ca2+ umol/l