• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sk Rujukan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Sk Rujukan"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

DINAS KESEHATAN KOTA MATARAM

PUSKESMAS KARANG TALIWANG

Jl. Ade Irma Suryani No. 60 Cakranegara, Telp. 635974

SURAT KEPUTUSAN

KEPALA PUSKESMAS KARANG TALIWANG NOMOR : / / PKM / I / 2015

TENTANG

RUJUKAN PUSKESMAS

Menimbang :

Mengingat :

Bahwa dalam upaya meningkatkan pelayanan kesehatan dan keselamatan pasien puskesmas, perlu disusun rujukan pasien baik yang emergency maupun non emergency

1. Undang-Undang No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 100; Tambahan Lembaran Negara R.I. Nomor 3495 ).

2. Keputusan Menteri Kesehatan R.I. No. 128 / MENKES / SK / II / 2004 tentang Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat

3. Undang Undang republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063); 4. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 128 tahun

2004,tentang Puskesmas;

5. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1457/MENKES/SK/2003 tentang standar pelayanan minimal bidang kesehatan di kabupaten /kota;

6. Undang-undang nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan

(2)

M E M U T U S K A N

Menetapkan :

PERTAMA :

KEDUA :

TEMBUSAN DISAMPAIKAN KEPADA YTH : 1. Kepala Dinas Kesehatan Kesehatan Kota Mataram. 2. Arsip.

Keputusan Kepala Puskesmas Karang Taliwang tentang rujukan pasien di puskesmas karang taliwang

Rujukan pasien Puskesmas Karang Taliwang sebagaimana tercantum dalam lampiran merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari surat keputusan ini.

Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan akan diadakan perubahan apabila terdapat kekeliruan dan penyesuaian terhadap kondisi terbaru pada penetapan ini.

DITETAPKAN DI KARANG TALIWANG

PADA TANGGAL : 16 April 2015 KEPALA PUSKESMAS KARANG

TALIWANG

Hj.Wiwin Nurhasida NIP. 197000213 200112 002

(3)

LAMPIRAN :

TENTANG RUJUKAN PASIEN PUSKESMAS KARANG TALIWANG

1. Fasilitas pelayanan tingkat pertama.

Upaya kesehatan tingkat pertama yang dilakukan puskesmas dan unit fungsional dibawahnya, yaitu praktek dokter swasta, bidan swasta, dokter keluarga, dan lain-lain. 2. Fasilitas pelayanan tingkat kedua.

Upaya kesehatan tingkat kedua (rujukan spesialis) oleh Balai Kesehatan Mata Masyarakat (BKMM), Balai Kesehatan Kerja Masyarakat (BKKM), rumah sakit kabupaten atau kota, rumah sakit swasta, klinik swasta, dinas kesehatan kabupaten atau kota, dan lain-lain. 3. Fasilitas pelayanan tingkat ketiga.

Upaya kesehatan tingkat ketiga (rujukan spesialis lanjutan atau konsultan) oleh rumah sakit provinsi atau pusat atau pendidikan, dinas kesehatan provinsi dan departemen kesehatan.

Prosedur standar merujuk pasien

a. Prosedur Klinis:

1. Melakukan anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang medik untuk menentukan diagnosa utama dan diagnosa banding.

2. Memberikan tindakan pra rujukan sesuai kasus. 3. Memutuskan unit pelayanan tujuan rujukan.

4. Untuk pasien gawat darurat harus didampingi petugas Medis/Paramedis yang kompeten dibidangnya dan mengetahui kondisi pasien.

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS KARANG TALIWANG NOMOR : / PKM /V / 2015

(4)

5. Apabila pasien diantar dengan kendaraan Puskesmas keliling atau ambulans, agar petugas dan kendaraan tetap menunggu pasien di IGD tujuan sampai ada kepastian pasien tersebut mendapat pelayanan dan kesimpulan dirawat inap atau rawat jalan.

b. Prosedur Administratif:

1. Dilakukan setelah pasien diberikan tindakan pra-rujukan. 2. Membuat catatan rekam medis pasien.

3. Memberikan Informed Consent (persetujuan/penolakan rujukan). 4. Membuat surat rujukan pasien rangkap 2.

Lembar pertama dikirim ke tempat rujukan bersama pasien yang bersakutan.

Lembar kedua disimpan sebagai arsip. Mencatat identitas pasien pada buku register rujukan pasien.

6. Menyiapkan sarana transportasi dan sedapat mungkin menjalin komunikasi dengan tempat tujuan rujukan.

7. Pengiriman pasien ini sebaiknya dilaksanakan setelah diselesaikan administrasi yang bersangkutan

c. . kewajiban dan proses monitoring pada pasien apabila ada kasus gawat darurat atau kasus – kasus tertentu dengan menyertakan lembar monitoring (observasi) yang terdiri dari :

1. Identitas pasien 2. Tanda-tanda vital 3. Keadaan umum 4. Tingkat kesadaran

Prosedur standar menerima rujukan Pasien.

a. Prosedur Klinis:

1. Segera menerima dan melakukan stabilisasi pasien rujukan.

2. Setelah stabil, meneruskan pasien ke ruang perawatan elektif untuk perawatan selanjutnya atau meneruskan ke sarana kesehatan yang lebih mampu untuk dirujuk lanjut.

(5)

b. Prosedur Administratif:

1. Menerima, meneliti dan menandatangani surat rujukan pasien yang telah diterima untuk ditempelkan di kartu status pasien.

2. Apabila pasien tersebut dapat diterima kemudian membuat tanda terima pasien sesuai aturan masing-masing sarana.

3. Mengisi hasil pemeriksaan dan pengobatan serta perawatan pada kartu catatan medis dan diteruskan ke tempat perawatan selanjutnya sesuai kondisi pasien.

4. Membuat informed consent (persetujuan tindakan, persetujuan rawat inap atau pulang paksa).

5. Segera memberikan informasi tentang keputusan tindakan/perawatan yang akan dilakukan kepada petugas/keluarga pasien yang mengantar.

6. Apabila tidak sanggup menangani (sesuai perlengkapan Puskesmas/RSUD yang

bersangkutan), maka harus merujuk ke RSU yang lebih mampu dengan membuat surat rujukan pasien rangkap 2, kemudian surat rujukan yang asli dibawa bersama pasien, prosedur selanjutnya sama seperti merujuk pasien.

7. Mencatat identitas pasien di buku register yg ditentukan. Prosedur standar membalas rujukan pasien

a. Prosedur Klinis:

1. Rumah Sakit atau Puskesmas yang menerima rujukan pasien wajib mengembalikan pasien ke RS/Puskesmas/Polindes/Poskesdes pengirim setelah dilakukan proses antara lain: a. Sesudah pemeriksaan medis, diobati dan dirawat tetapi penyembuhan selanjutnya perlu

di follow up oleh Rumah Sakit/Puskesmas/Polindes/Poskesdes pengirim.

b. Sesudah pemeriksaan medis, diselesaikan tindakan kegawatan klinis, tetapi pengobatan dan perawatan selanjutnya dapat dilakukan di Rumah

Sakit/Puskesmas/Polindes/Poskesdes pengirim.

2. Melakukan pemeriksaan fisik dan mendiagnosa bahwa kondisi pasien sudah

memungkinkan untuk keluar dari perawatan Rumah Sakit / Puskesmas tersebut dalam keadaan:

(6)

b. Sudah ada kemajuan klinis dan boleh rawat jalan.

c. Belum ada kemajuan klinis dan harus dirujuk ke tempat lain. d. Pasien sudah meninggal.

3. Rumah Sakit / Puskesmas yang menerima rujukan pasien harus memberikan laporan/informasi medis/balasan rujukan kepada Rumah

Sakit/Puskesmas/Polindes/Poskesdes pengirim pasien mengenai kondisi klinis terahir pasien apabila pasien keluar dari Rumah Sakit / Puskesmas.

b. Prosedur Administratif:

1. Puskesmas yang merawat pasien berkewajiban memberi surat balasan rujukan untuk setiap pasien rujukan yang pernah diterimanya kepada Rumah

Sakit/Puskesmas/Polindes/Poskesdes yang mengirim pasien yang bersangkutan.

2. Surat balasan rujukan boleh dititip melalui keluarga pasien yang bersangkutan dan untuk memastikan informasi balik tersebut diterima petugas kesehatan yang dituju, dianjurkan berkabar lagi melalui sarana komunikasi yang memungkinkan seperti telepon, handphone, faksimili dan sebagainya.

Prosedur standar menerima balasan rujukan pasien

a. Prosedur Klinis:

1. Melakukan kunjungan rumah pasien dan melakukan pemeriksaan fisik.

2. Memperhatikan anjuran tindakan yang disampaikan oleh Rumah Sakit/Puskesmas yang terakhir merawat pasien tersebut.

3. Melakukan tindak lanjut atau perawatan kesehatan masyarakat dan memantau (follow up) kondisi klinis pasien sampai sembuh.

b. Prosedur Administratif:

1. Meneliti isi surat balasan rujukan dan mencatat informasi tersebut di buku register pasien rujukan, kemudian menyimpannya pada rekam medis pasien yang bersangkutan dan memberi tanda tanggal/jam telah ditindaklanjuti.

(7)

Persiapan Rujukan

1. Persiapan Tenaga Kesehatan, pastikan pasien dan keluarga didampingi oleh minimal dua tenaga kesehatan (dokter dan/atau perawat) yang kompeten dan memiliki kemampuan untuk tatalaksana kegawatdaruratan medis, maternal dan perinatal.

2. Persiapan Keluarga, beritahu pasien dan keluarga pasien tentang kondisi terakhir pasien, serta alasan mengapa perlu dirujuk. Anggota keluarga yang lain harus ikut mengantar pasien ke tempat rujukan.

3. Persiapan Surat, beri surat pengantar ke tempat rujukan, berisi identitas pasien, alasan rujukan, tindakan dan obat–obatan yang telah diberikan pada pasien.

4. Persiapan Alat, bawa perlengkapan alat dan bahan yang diperlukan.

5. Persiapan Obat, membawa obat–obatan esensial yang diperlukan selama perjalanan merujuk.

Persiapan Kendaraan, persiapkan kendaraan yang cukup baik, yang memungkinkan pasien berada dalam kondisi yang nyaman dan dapat mencapai tempat rujukan secepatnya.

(8)

TENTANG PENATALAKSANAAN PERSIAPAN PASIEN/KELUARGA UNTUK DIRUJUK

1. Pasien yang akan di rujuk / pindah rawat inap harus dalam keadaan stabil 2. Atas salah satu atau lebih indikasi tersebut diatas, dokter UGD yang memeriksa

mengintruksikan untuk merujuk pasien ke RS lain

3. Dokter menulis dalam buku Rekam Medik pasien bahwa pasien dirujuk ke RS lain disertai dengan alasan rujukan

4. Dokter dan atau perawat memberitahu dan menjelaskan ke RS lain beserta alas an pasien dirujuk

5. Dokter melakukan inform consent kepada kelurga bahwa pasien akan dirujuk. 6. Dokter membuat surat rujukan

a. Dalam surat rujukan pasien yang dikirimkan ke dokter tujuan rujukan, yang berisikan antara lain: no rujukan, nama puskesmas/dokter keluarga, nama kabupaten/kota, nama pasien yang dirujuk, status jaminan kesehatanyang dimiliki pasien baik pemerintah maupun swasta, diagnosa, tindakan dan obat yang telah diberikan, termasuk pemeriksaan penunjang diagnostik,kemajuan pengobatan, nama dan tandatangan dokter/bidan yang memberikan pelayanan serta keterangan tambahan yang dianggap perlu dan penting.

7. Perawat melakukan tindakan medis (pemasangan infuse, pemberian injeksi dan obat-obatan sesuai instruksi dokter)

8. Lengkapi persiapan pasien untuk dipindahkan, bila perlu ambulance lengkap dengan peralatan penunjang hidup dan peralatan lainnya, obat dan bahan yang diperlukan sesuai kebutuhan kondisi dan kasus pasien

9. Kalau memungkinkan, dokter atau perawat dapat menghubungi dokter atau perawat di RS rujukan melalui telepon untuk penyampaian informasi dan untuk mempersiapkan pasien

10. Pasien gawat ( dalam keadaan stabil) harus ditemani oleh dokter dan atau perawat yang telah menguasai dan mampu melakukan teknik-teknik life saving serta bertanggung jawab dalam melakukan observasi dan pemantauan kegawatdaruratan pasien sampai ke RS rujukan. Petugas yang mengantar melakukan serah terima pasien kepada petugas pada RS rujukan

(9)

TENTANG PENDAMPINGAN PASIEN YANG DI RUJUK

1. Setelah melakukan pemeriksaan, dokter atau perawat IGD, akan menjelaskan kepada keluarga pasien bahwa rujukan akan menggunakan jasa ambulance Puskesmas dan perawat sebagai pendamping.

2. Pasien yang dirujuk didampingi oleh petugas kesehatan yang mampu mengawasi dan antisipasi kegawatdaruratan.

Di dalam ambulan tersedia sarana prasarana life saving (sesuai kondisi pasien ).  Adanya komunikasi antar petugas yang ada di ambulan dengan rumah sakit perujuk.  Pengoperasian mobil ambulan sesuai aturan lalu lintas.

 Perkembangan dan tindakan yang diberikan terhadap pasien di dalam ambulance dicatat dalam catatan perkembangan pasien/surat rujukan

3. Pasien masuk ugd pengantar /keluarga pasien mendaftar ke pendaftaran ugd

4. Perawat igd melakukan triase memeriksa kondisi pasien, igd menerima status pasien dari rekam medis

5. Perawat igd melaporkan pada dokter jaga igd setelah melakukan triase

6. Paramedic dan dokter melakukan tindakan yang diperlukan sesuai SPM emergency 7. Dokter menjelaskan tindakan yang akan dilakukan dan disetujui oleh pasien/keluarga

(inform consent)

8. Bila pasien menolak, pemeriksaan/tindakan (medic,penunjang,r.inap) . pasien/keluarga menandatangani surat penolakan.

9. Pasien tanpa pengantar dan dalam kondisi tidak sadar, dokter/paramedic berhak melakukan tindakan penyelamatan bila terdapat kondisi yang mengancam jiwa pasien. 10. Bila diperlukan pemeriksaan penunjang, dokter membuat pengantar ke unit terkait dan

mengonfirmasi lewat telpon, pengambilan sampel laboratorium dilakukan di ruang igd, untuk pemeriksaan rontgen, petugas igd mengantarkan pasien ke unit radiologi.

11. Dokter jaga igd mencatat hasil pemeriksaan penunjang medic di dokumen RM

12. Doketr jaga igd mencatat hasil pemeriksaan,diagnosis, dan terapi di lembar emergency di dokumen RM, serta menuliskan resep, bila merupakan kasus kepolisian/criminal dituliskan visum et repertum pada rekam medis atas permintaan penyidik kepolisian.

(10)

ALUR KOMUNIKASI RUJUKAN PASIEN PUSKESMAS LAMPIRAN : Pemeriksaan Laboratorium Pasien Tiba Diputuskan Rujuk ke Fasilitas Pelayanan Kesehatan RS UGD/POLI Pasien di periksa 1. Anamnesa, 2. Pemeriksaan fisik 3. TTV Konsultasi dokter Diagnosa Inform consent Tindakan pemasangan infus,injeksi (sesuai advice) RUJUKAN UMUM/BPJS Di rujuk oleh petugas

TIBA DI RUMAH SAKIT

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS KARANG TALIWANG NOMOR : / PKM /V / 2015

(11)

SUSUNAN TENTANG PENETAPAN PENANGGUNG JAWAB RUJUKAN PASIEN PUSKESMAS KARANG TALIWANG

Kepala Puskesmas Karang Taliwang

Hj.Wiwin Nurhasida NIP. 197000213 200112 002 No Nama Penanggung Jawab

1. 2. 3. 4.

Referensi

Dokumen terkait

Puskesmas Ngesrep Kota Semarang. Hasil penelitian diketahui bahwa Gambaran Pelaksanaan Rujukan Berjenjang pada Pasien BPJS di Puskesmas Ngesrep Kota Semarang sudah

Contoh Surat Resmi Contoh Surat Rujukan Contoh Surat Rujukan Bidan Contoh Surat Rujukan Dokter Contoh Surat Undangan Resmi Macam - macam Surat Bisnis Pengertian Surat Jalan

Mekanisme rujukan yang ada pada Puskesmas Mamajang yaitu pasien masuk lalu konsultasi dengan dokter, jika dokter menganjurkan untuk dilakukan tindakan rujukan,

Jawaban terhadap surat rujukan dari dokter keluarga merupakan hal yang penting dilakukan oleh dokter spesialis di RS karena informasi pelayanan kesehatan pasien dapat

Puskesmas Ngesrep Kota Semarang. Hasil penelitian diketahui bahwa Gambaran Pelaksanaan Rujukan Berjenjang pada Pasien BPJS di Puskesmas Ngesrep Kota Semarang sudah

no 001 tahun 2012, yang diantaranya diawali dengan mendiagnosa pasien, inform consent, komunikasi dengan tempat rujukan, membuat surat pengantar rujukan persalinan,

Informasi balasan rujukan dibuat oleh dokter yang telah menerima pasien rujukan dan setelah selesai merawat pasien tersebut mencatat informasi balasan rujukan di surat balasan

Purwakaning Agung Purnomo Mkes.Sp.PD Pengertian Rujukan non emergency adalah proses penanganan pasien dari dokter umum ke dokter spesialis, biasanya rujukan dilakukan terhadap pasien