• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG DINA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG DINA"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG DINAS KESEHATAN

PUSKESMAS MEPANGA

Jl. Nusantara Sumber Agung 94376 - puskesmas.mepanga@gmail.com

KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS MEPANGA UPTD Puskesmas Mepanga, Dinas Kesehatan Kabupaten Parigi Moutong b. Bahwa untuk peningkatan pelayanan di tingkat puskesmas perlu adanya

penetapan syistem Pengeloaan Rujukan pada Puskesmas Mepanga

c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan b perlu ditetapkan dengan keputusan Kepala UPTD Puskesmas Mepanga; Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang

Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);

2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat;

3. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

1457/MENKES/SK/X/2003 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota;

4. PERBUB

M E M U T U S K A N :

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS MEPANGA TENTANG PENETAPAN SISTEM PENGELOLAAN RUJUKAN UPTD PUSKESMAS MEPANGA DINAS KESEHATAN KABUPATEN PARIGI MOUTONG

KESATU : Untuk kelancaran sistem Pengelolaan Rujukan di UPTD Puskesmas Mepanga dibuat Pedoman Sistem rujukan sebagaimana terlampir yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari keputusan ini

KEDUA : Segala biaya yang timbul sebagai akibat dari pelaksanaan keputusan ini akan dibebankan kepada Anggaran UPTD Puskesmas Mepanga apabila memungkinkan

(2)

LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS NOMOR :...

TENTANG : SISTEM PELAYANAN RUJUKAN

1. Prosedur Rujukan Pasien dari Puskesmas ke RS A. Prosedur Klinis:

Melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang medik untuk menentukan diagnosis utama dan diagnosis banding.

Memberikan tindakan stabilisasi sesuai kasus berdasarkan Standar Prosedur Operasional (SPO).

Memutuskan unit pelayanan tujuan rujukan dan memastikan bahwa unit pelayanan tujuan dapat menerima pasien

Untuk pasien gawat darurat harus didampingi tenaga kesehatan yang kompeten dibidangnya dan mengetahui kondisi pasien.

Pasien (pada point 4) diantar dengan kendaraan ambulans dan diserah terimakan oleh petugas, agar petugas dan kendaraan pengantar tetap menunggu sampai pasien di IGD mendapat kepastian pelayanan, apakah akan dirujuk atau ditangani di fasilitas pelayanan kesehatan setempat.

Rujukan kasus yang memerlukan standart kompetensi tertentu (sub spesialis) Pemberi Pelayanan Kesehatan tingkat I (Puskesmas,Dokter Praktek, Bidan Praktek, Klinik) dapat merujuk langsung ke rumah sakit rujukan yang memiliki kompetensi tersebut

B. Prosedur Administratif:

Dilakukan setelah pasien diberikan tindakan medis.

Membuat rekam medis pasien.

Menjelaskan/memberikan Informed Consernt (persetujuan/penolakan rujukan)

Membuat surat rujukan pasien rangkap 3, lembar pertama dikirim ke tempat rujukan bersama pasien yang bersangkutan. Lembar kedua untuk surat rujukan balik ke puskesmas, dan yang ke 3 untuk arsip pasien.

Mencatat identitas pasien pada buku register rujukan pasien.

Menyiapkan sarana transportasi

Menghubungi rumah sakit yang akan dituju dengan menggunakan sarana komunikasi dan menjelaskan kondisi pasien.

Pengiriman dan penyerahan pasien disertai surat rujukan ke tempat rujukan yang dituju.

C. Prosedur Operasional menerima rujukan balik pasien. 1. Prosedur Klinis:

Memperhatikan anjuran tindakan yang disampaikan oleh Rumah Sakit yang terakhir merawat pasien tersebut.

Melakukan tindak lanjut atau perawatan kesehatan masyarakat dan memantau kondisi klinis pasien sampai sembuh.

2. Prosedur Administratif:

(3)

rujukan, kemudian menyimpannya pada rekam medis pasien yang bersangkutan dan memberi tanda tanggal / jam telah ditindaklanjuti.

3. Prosedur Pengelolaan pasien di ambulans

Pasien yang dirujuk didampingi oleh petugas kesehatan yang mampu mengawasi dan antisipasi kegawatdaruratan.

Di dalam ambulan tersedia sarana prasarana life saving ( sesuai kondisi pasien ).

Adanya komunikasi antar petugas yang ada di ambulan dengan rumah sakit perujuk.

Pengoperasian mobil ambulan sesuai aturan lalu lintas.

Perkembangan dan tindakan yang diberikan terhadap pasien di dalam ambulance dicatat dalam catatan perkembangan pasien/surat rujukan

4. Prosedur sistem informasi rujukan dari Puskesmas ke Rumah Sakit: a. Surat Rujukan

Tersedia informasi tentang kerjasama dengan fasilitas rujukan lain. Informasi kegiatan rujukan pasien dibuat oleh petugas kesehatan pengirim dan dicatat dalam surat rujukan pasien yang dikirimkan ke dokter tujuan rujukan, yang berisikan antara lain: no rujukan, nama puskesmas/dokter keluarga, nama kabupaten/kota, nama pasien yang dirujuk, status jaminan kesehatanyang dimiliki pasien baik pemerintah maupun swasta, diagnosa, tindakan dan obat yang telah diberikan, termasuk pemeriksaan penunjang diagnostik,kemajuan pengobatan, nama dan tandatangan dokter/bidan yang memberikan pelayanan serta keterangan tambahan yang dianggap perlu dan penting.

b. BalasanRujukan

Informasi balasan rujukan dibuat oleh dokter yang telah merawat pasien rujukan tulisan balasan rujukan harus jelas dan dapat dibaca oleh petugas kesehatan di Puskesmas. Surat balasan rujukan yang dikirimkan kepada pengirim pasien rujukan, memuat : nomor surat, tanggal, status jaminan kesehatan yang dimiliki, tujuan rujukan penerima, nama dan identitas pasien, hasil diagnosa setelah dirawat, kondisi pasien saat keluar dari perawatan dan tindak lanjut yang diperlukan. (format surat balasan rujukan terlampir).

c. RujukanSpesimen

Informasi rujukan spesimen dibuat oleh pihak pengirim dengan mengisi surat rujukan spesimen, yang berisikan antara lain : nomor surat, tanggal, status jaminan kesehatan yang dimiliki, tujuan rujukan penerima, jenis/bahan/asal spesimen, nomor spesimen yang dikirim, tanggal pengambilan spesimen, jenis pemeriksaan yang diminta, nama dan identitas pasien, serta diagnosis klinis. (Lihat format R/2, Surat Rujukan Spesimen). Informasi balasan hasil pemeriksaan bahan / spesimen yang dirujuk dibuat oleh pihak laboratorium penerima dan segera disampaikan pada pihak pengirim dengan menggunakan format yang berlaku di laboratorium yang bersangkutan.

5. Prosedur Rujukan Gawat Darurat untuk Kasus KIA

Rujukan pada kasus KIA sangatlah sensitif karena menyangkut dua nyawa, dimana pasien datang berdua dan haruslah kembali minimal 2 orang atau lebih tidak boleh kurang. Sehingga kecepatan rujukan sangat penting, terutama untuk kasus-kasus gawat darurat. Pada awal kehamilan tenaga medis yang melakukan ANC baik bidan maupun dokter umum di puskesmas harus memberikan edukasi apakah ibu termasuk dalam kategori beresiko seperti memiliki :

(4)

Hipertensi Dalam Kehamilan

o Hipertensi dalam kehamilan

o Pre-eklamsi

Gejala dan Penyakit lain yang memerlukan manajemen khusus

o Sesak

o Riwayat Diabetes Melitus

o Memiliki Resiko HIV

o Demam Tinggi

o dll

Pertumbuhan janin terhambat (PJT) : tinggi fundus tidak sesuai usia kehamilan

Kelainan kehamilan (hubungan yang abnormal antara janin dan panggul)

o Gemelli

o Kelainan letak, posisi

o DKP (Disproporsi Kepala Panggul)

Apabila terdapat ibu hamil dengan kasus tersebut maka wajib bagi puskesmas untuk mengedukasi ibu agar melakukan persalinan di Rumah Sakit PONEK terdekat dari lokasi tinggal, tidak di puskesmas, hal ini perlu dilakukan agar penanganan kegawatan dapat segera diberikan.

Namun untuk kasus – kasus gawat darurat seperti

Perdarahan pada kehamilan dini

o Abortus imminen

o Abortus inkompletus dan missed abortion

o Mola hidatidosa

o Kehamilan Ektopik

o Abortus kompletus

Perdarahan Pada Trimester 3

Perdarahan Ante Partum

o Abrupsio Plasenta

Perdarahan Post Partum

(5)

o Retensi Plasenta

o Ruptur Perineum Derajat Iii –Iv Atau Robekan Serviks

Hipertensi (PEB atau Eklampsia)

Penyulit Pada Persalinan

o Tali Pusat Menumbung

o Fetal Distress

o Distosia Bahu

o Presentasi Majemuk

Penyakit Lain Yang Mengancam Keselamatan Ibu Bersalin

o Sesak ( Asma Serangan )

o Krisis Tiroid

o Demam Tinggi/Ketuban Pecah8 Jam

Persalinan Pre-Term <37 Minggu

Partus Macet/Kemajuan Persalinan Tidak Normal

o Grafik Partograf Menunjukan Persalinan Mendekati Garis Bertindak

o Persalinan Per Vaginam melalui Induksi Atau Stimulasi

o Persalinan Pervaginam Dengan Tindakan

Pada kasus-kasus gawat darurat tersebut puskesmas atau bidan dapat segera merujuk ke Rumah Sakit PONEK terdekat untuk segera dilakukan tindakan, tanpa perlu menelepon, dan Rumah Sakit PONEK wajib melakukan tindakan pada pasien itu. Pertimbangan untuk memilih Rumah Sakit PONEK adalah

Jarak yang dekat

Kompetensi serta kelengkapan peralatan rumah sakit

Jaminan kesehatan yang dapat digunakan, apabila RS PONEK tujuan bekerja sama dengan BPJS maka lebih baik

6. Prosedur Administratif rujukan KIA pada ibu yang diprediksi bermasalah:

Puskesmas atau bidan melaporkan daftar ibu-ibu gawat darurat ke sudinkes melalui laporan K1-K4

Dinas Kesehatan menyerahkan data ibu-ibu kelompok A ke RS PONEK 24 jam untuk persiapan pelayanan medis sesuai pedoman pelayanan klinis (PPK) atau clinical guidelines yang dikembangkan oleh tim klinik.

Dilakukan perencanaan persalinan di RS PONEK oleh tim rujukan. Pertemuan perencanaan minimal dilakukan sebulan sekali, sekaligus sebagai monitoring.

Dilakukan koordinasi dengan Dokter Spesialis yang memimpin rapat-rapat teknis medik di RS untuk menyiapkan tindakan kepada ibu-ibu yang akan masuk ke RS.

(6)

ini sebaiknya didanai oleh masyarakat. Bidan desa akan mengantar sampai ke rumahsakit dan komplikasi apabila ditangani di fasilitas kesehatan primer atau oleh bidan.

Ibu-ibu yang bermasalah dapat pula bersalin dengan normal, apabila ternyata tidak terjadi komplikasi yang telah diprediksi sebelumnya

7. Prosedur administratif Rujukan KIA pada ibu dengan kondisi Gawat Darurat Puskesmas/bidan menerima ibu hamil yang akan bersalin

Apabila ternyata ada penyulit pada persalinan, maka bidan/dokter penolong pertama harus memutuskan secara cepat dan tepat untuk melakukan rujukan setelah dilakukan stabilisasi

Pasien / ibu bersalin yang telah didiagnosis memiliki komplikasi pada persalinan segera dipersiapkan untuk dirujuk ke rumah sakit PONEK

Bidan menelpon atau SMS ke RS PONEK 24 jam sembari merujuk pasien

8. Prosedur Rujukan Khusus untuk Pasien dengan kondisi sakit menetap

Pasien yang termasuk dalam kategori ini adalah pasien dengan kondisi sakit menetap sehingga dikhawatirkan mobilisasi terlalu banyak dapat memperburuk kondisinya tersebut. Contoh kondisi pasien yang masuk didalam kategori ini adalah

Pasien dengan penyakit kanker yang memerlukan kemoterapi rutin

Pasien dengan cacat tubuh menetap

Pasien gagal ginjal kronis yang membutuhkan cuci darah rutin

Pasien lain dengan kondisi sakit menetap

9. Prosedur Administratif:

Mencatat di buku register hasil pemeriksaan untuk arsip sebagai pasien dengan kondisi tetap

Pasien dapat dirujuk tanpa perlu datang ke puskesmas

10. Prosedur rujukan horizontal (Puskesmas ke Puskesmas)

Rujukan horizontal dilakukan pada kondisi tertentu dimana puskesmas tidak memiliki kelengkapan yang seharusnya ada didalam puskesmas seperti, reagen guna tes mantoux, pemeriksaan rontgen thorax, pemeriksaan EKG pada saat kertas EKG habis maupun rusak, pemeriksaan laboratorium darah pada saat reagen habis, dll. Biaya untuk puskesmas rujukan akan diambil dari kapitasi puskesmas yang merujuk.

11. Prosedur Merujuk Spesimen

Pemeriksaan Spesimen dan Penunjang Diagnostik lainnya dapat dirujuk apabila pemeriksaannya memerlukan peralatan medik/teknik pemeriksaan laboratorium dan penunjang diagnostik yang lebih lengkap. Spesimen dapat dikirim dan diperiksa tanpa disertai pasien yang bersangkutan.

(7)

mengirimkan laporan hasil pemeriksaan spesimen yang telah diperiksanya.Prosedur standar pengiriman rujukan spesimen dan Penunjang Diagnostik lainnya

12. Prosedur Klinis:

Menyiapkan pasien/spesimen untuk pemeriksaan lanjutan.

Untuk spesimen, perlu dikemas sesuai dengan kondisi bahan yang akan dikirim dengan memperhatikan aspek sterilitas, kontaminasi penularan penyakit, keselamatan pasien dan orang lain serta kelayakan untuk jenis pemeriksaan yang diinginkan.

Memastikan bahwa pasien/spesimen yang dikirim tersebut sudah sesuai dengan kondisi yang diinginkan dan identitas yang jelas (dilengkapi jam pengambilan).

13. Prosedur Administratif:

Mengisi format dan surat rujukan spesimen/penunjang diagnostik lainnya secara cermat dan jelas termasuk nomor surat dan jaminan kesehatan baik pemerintah maupun swasta, informasi jenis spesimen/penunjang diagnostik lainnya pemeriksaan yang diinginkan, identitas pasien dan diagnosa sementara serta identitas pengirim.

Mencacat informasi yang diperlukan di buku register yang telah ditentukan masing-masing intansinya.

Mengirim surat rujukan spesimen/penunjang diagnostik lainya ke alamat tujuan dan lembar kedua disimpan sebagai arsip.

14. Prosedur Menerima Rujukan Spesimen

Prosedur standar menerima rujukan spesimen dan penunjang diagnostik lainnya

Prosedur Klinis

o Menerima dan memeriksa spesimen/penunjang diagnostik lainnya sesuai dengan kondisi pasien/bahan yang diterima dengan memperhatikan aspek : sterilisasi, kontaminasi penularan penyakit, keselamatan pasien, orang lain dan kelayakan untuk pemeriksaan.

o Memastikan bahwa spesimen yang diterima tersebut layak untuk diperiksa sesuai dengan permintaan yang diinginkan.

o Mengerjakan pemeriksaan laboratoris atau patologis dan penunjang diagnostik lainnya dengan mutu standar dan sesuai dengan jenis dan cara pemeriksaan yang diminta oleh pengirim.

Prosedur Administratif

o Meneliti isi surat rujukan spesimen dan penunjang diagnostik lainnya yang diterima secara cermat dan jelas termasuk nomor surat dan jaminan kesehatan baik pemerintah maupun swasta, informasi pemeriksaan yang diinginkan, identitas pasien dan diagnosa sementara serta identitas pengiriman

o apabila specimen yang diterima tidak layak, maka spesimen tersebut dikembalikan.

o Mencacat informasi yang diperlukan di buku register / arsip yang telah ditentukan masing-masing instansinya.

o Memastikan kerahasiaan pasien terjamin.

(8)

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Penelitian ini telah dilakukan pada bulan September 2010, bertempat di perairan Selat Air Hitam Kabupaten Kepulauan Meranti. Metode yang digunakan dalam kajian ini ialah metode

Sistem yang akan dibangun dapat berfungsi sebagai media penyimpanan dan pengolahan data administrasi sekolah, dan data akademik lainnya sehingga pencarian data akan lebih mudah

Modul ini merupakan modul yang akan mengatur ensemble ensemble untuk tahapan metode SRME, hal yang paling penting adalah pada data yang akan digunaka untuk SRME

For each of the questions, read the question first and then study the information given to find the best answer.. Then circle the answer A, B, C or D on the answer

Perbandingan akurasi beberapa percobaan dengan jumlah term yang berbeda dan perlakuan yang diberikan adalah perlakuan keempat dapat dilihat pada Tabel 6.. Hal

Hal ini dikarenakan, menurut Kurniawan (2009) unsur yang kuat dalam puisi anak hanyalah diksi, rima dan imaji yang berupa struktur fisik, sedangkan struktur

diselesaikan persoalan hak atas penguasaan lahannya terlebih dahulu yang dapat diselesaikan melalui pengadilan atau di luar pengadilan sebagaimana yang diatur dalam Pasal 74 ayat (1)