BAB 2
DATA DAN ANALIS A
2.1 Data & Literatur 2.1.1 Sumber Data
Data dan informasi yang mendukung proyek Tugas Akhir ini, diperoleh dari beberapa sumber, antara lain:
1. Data elektronik (internet atau online) 2. Data non elektronik (buku, media cetak)
3. Enting-Enting Gepuk cap Klenteng dan 2 Hoolo 4. Interview (dengan beberapa pihak terkait)
2.1.2 Sejarah Singkat Enting-Enting Gepuk cap Klenteng dan 2 Hoolo
Enting-enting gepuk merupakan makanan tradisional khas Tionghoa yang sering dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia sebagai camilan. Enting-enting ini merupakan makanan yang terbuat dari kacang, gula pasir, glukus, dan prambozen.
Penemu dan pencipta enting-enting gepuk yang pertama kali adalah Khoe Tjong Hok yang berasal dari Fukkian, China. Dibuatnya sekitar tahun 1920-an di klenteng Hok Tek Bio, Salatiga, Jawa Tengah. Sampai pada tahun 1960-an enting-enting tersebut masih belum memiliki merk dan packaging penjualannya hanya dengan dibungkus dengan kulit jagung yang dikeringkan (kelobot). Distribusinya pun hanya ke pasar dan
kampung-kampung. Kemudian pada awal tahun 1960-an, enting-enting ini mulai dibungkus dengan menggunakan kertas khusus dan diberi cap Klenteng (karena Khoe Tjong Hok merupakan juru kunci di klenteng Hok Tek Bio atau yang berarti Biara Dewa Bumi). Enting-enting ini lalu dijual di toko olejh-oleh Salatiga. Toko ini pertama kali dibangun oleh Khoe Tjong Hok pada tahun 1971 lalu diteruskan oleh generasi kedua yaitu Khoe Djioe Nio).
Enting-enting ini merupakan panganan yang sekunder di dalam masyarakat lokal. Biasanya penduduk lokal (masyarakat Salatiga) hanya membeli enting-enting untuk suguhan tamu, atau sebagai oleh-oleh bila keluar kota. Tidak setiap hari orang akan membeli enting-enting, namun makanan ini biasanya dibeli oleh pelancong atau wisatawan yang datang berkunjung, selain karena terkenal nama dan mutu kualitasnya, juga karena harganya yang cukup terjangkau. Namun, belakangan ini enting-enting ini mulai banyak ditemukan di supermarket kota besar, sehingga masyarakat dapat dengan mudah mendapatkannya dengan tidak harus berkunjung ke Salatiga.
2.1.3 Deskripsi Umum Enting-Enting Gepuk cap Klenteng dan 2 Hoolo
Visual Kemasan
Kemasan enting-enting ini merupakan kemasan yang terbuat dari plastik biasa dengan gambar berwarna merah. Walaupun juga ada yang diproduksi dengan kertas berwarna kuning, namun lebih banyak ditemukan
di tempat-tempat yang mudah terjangkau yang hanya dengan dibungkus plastik.
Visual pada kemasan, sedikit terpengaruh gaya Art Deco, terlihat dari penggunaan bentuk yang geometris dan kaku. Desainnya bahkan benar-benar geometris, dilihat dari kemasan yang apabila ditekuk di tengah, desainnya tetap sama seperti cermin. Pada bagian kiri, pintu dibuka dari kanan, dan bagian kanan pintu dibuka di sebelah kiri. Perhatikan juga panjang pita, dan penggunaan warna merah yang tebal dan ikon Klenteng & 2 Hoolo dibuat sangat sederhana. Namun kesemuanya masih tidak meninggalkan kesan Tionghoa karena menggunakan visual klenteng, naga pada atap yang berbentuk oriental, hoolo (semacam tabung yang berbentuk labu), dan penggunaan warna merah. Alasan menggunakan klenteng sebagai visual utama karena pencipta enting-enting ini merupakan juru kunci klenteng Hok Tek Bio di Salatiga.
Tipografi pada kemasan menggunakan huruf arial yang mudah dikenali.
Data Kemasan
Nama Produk : Enting-Enting Gepuk cap Klenteng dan 2 Hoolo Jenis Rancangan : Kemasan
Jenis Produk : Pangan
Alamat Produk : Jalan Kali Nyamat 23 A Kota/Kabupaten : Salatiga, Jawa Tengah Nomor Daftar Legal : 80529
Tahun Daftar M erk : P.IRT no.215337301001
Lebar : 120 mm
Panjang/Tinggi : 120 mm
Teknik Produksi : Cetak Offset (karena ada crop mark) Jenis Kertas Pembungkus : Kertas Roti
Visual : Klenteng dengan tulisan KHOE pada hoolo di bagian kiri dan kanan
Komposisi - Kacang - Gula Pasir - Glukus - Prambozen 2.2 Hasil Survey
2.2.1 Penjelasan Tentang Pembuatan Enting-Enting
- Enting-enting gepuk cap klenteng dan 2 hoolo ini adalah produk khas tradisional masyarakat Tionghoa.
- Enting-enting gepuk tetap bertahan di tengah industri penganan modern yang digerakkan modal raksasa dan teknologi era komputer. Penggepukan masih dilakukan dengan kayu sawo berbentuk silinder seberat 3-4 kilogram. Kacang yang telah dipanaskan dalam cairan gula kental digepuk di atas landasan batu berbentuk empat persegi panjang setebal 15 sentimeter. ”Pernah kami coba menggunakan blender, tapi kacangnya mengeluarkan minyak,” tuturnya.
- Justru dengan cara gepuk itulah enting-enting mendapatkan daya hidup dan bertahan hingga lebih dari tujuh dekade. Daya hidup itu, menurut Yusuf, tak semata karena urusan modal, tetapi terlebih karena kecintaan kepada pekerjaan dan penguasaan ilmu gepuk. ”Kalau hanya modal, setiap orang juga bisa. Proses pembuatan, setiap orang juga bisa mempelajari.
Tapi keuletan, ketelatenan, dan kecintaan itu yang tak semua orang bisa dapat,” kilahnya.
- Urusan gepuk-menggepuk memang menjadi unsur penting dalam proses pembuatan enting-enting gepuk. Ini bukan sembarang gepuk. Jika penggepukan kurang keras, kacang tidak hancur. Akan tetapi, jika terlalu keras, kacang akan mengeluarkan minyak. Kacang berminyak akan menimbulkan bau tengik. ”Kacang harus halus. Tidak boleh mringkil (kasar-keras). Nanti yang makan bisa marah, ha-ha....”
- Ia menguasai seluruh proses pembuatan, mulai dari menyangrai kacang, memasak gula, menggepuk, mengulur gepukan kacang, sampai membungkus. Rampung kuliah dari Jurusan Bahasa Inggris, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Kristen Satya Wacana, Yusuf memilih untuk melanjutkan usaha enting-enting ketimbang mengajar. Ia merasa mempunyai tanggung jawab moral.
- ”Tak ada yang instan dalam proses ini. Dengan tahapan itu mereka akan mencintai, menjiwai pekerjaan. M ereka bekerja sepenuh hati, tidak waton (asal),” katanya.
- Penghayatan akan kerja itu, katanya, menimbulkan passion, gereget, rasa cinta dalam bekerja, sehingga mereka tidak bosan. Di antara penggepuk itu ada yang telah bekerja sampai 30 tahun. Ada pula yang bisa membiayai
kuliah anaknya sampai tingkat S-2 di Universitas Gadjah M ada. Untuk menggepuk diperlukan pengalaman belajar minimal 6 bulan.
- ”Dengan usaha itu, banyak orang bisa ikut kerja. Itu lebih bermanfaat,” kata Yusuf yang mempunyai 25 karyawan.
2.2.2 Data Kompetitor
• ENTING-ENTING GEPUK PRODUKSI DOLL SNACK Data Kemasan
Nama Produk : Enting-Enting Gepuk DOLL Jenis Rancangan : Kemasan
Jenis Produk : Pangan
Kota/Kabupaten : Jakarta
Tahun Daftar Legal : Dep.Kes. RI. No. SP.37 / 11 05 / 1989 Lebar Pembungkus : 105 mm
Panjang Pembungkus : 105 mm
Jenis Kertas Pembungkus : Kertas Roti
Visual : Tulisan Enting2 Gepuk dan M erk DOLL berwarna merah serta sticker bertuliskan kwalitas utama
Komposisi - Kacang Tanah
- Gula
- Garam
Deskripsi Produk
Panganan enting-enting produksi Doll Snack ini mempunyai rasa yang sama dan bentuk yang mirip, mulai dari warna yang dipakai, bentuk kemasan, pembungkus, serta bentuk makanannya sendiri.
• TING-TING GARUDA
Data Kemasan
Nama Produk : Ting-Ting Garuda Jenis Produk : Pangan
Alamat Produk : (Wisma Garudafood 1 & 2) Jl. Bintaro Raya No. 10A
Jenis Kertas Pembungkus : Plastik
Visual : Kosong (Plastik tembus pandang) dengan tulisan Garuda Ting-Ting
Komposisi - Kacang tanah - Gula - Garam - Perasa susu Varian Rasa
• ENTING-ENTING GEPUK CAP MACAN LEOPARD
Data Kemasan
Nama Produk : Enting-enting Gepuk cap M acan Leopard Jenis Produk : Pangan
Alamat Produk : Jalan Jagalan No.57
Kota/Kabupaten : Yogyakarta
Jenis Kertas Pembungkus : Kertas
Varian Bentuk Produk : Segitiga dan stick
Visual : Kemasan berwarna kuning dengan gambar macan ditengah-tengah dan tulisan oleh-oleh khas Yogya di bagian atas.
Komposisi - Kacang tanah - Gula - Air - Essence • ENTING-ENTING WIJEN Data Kemasan
Nama Produk : Sesame Crisp Flakes Jenis Produk : Pangan
Negara Produsen : China Jenis Pembungkus : Plastik
Visual : Kosong (Plastik tembus pandang) dengan tulisan SESAM E CRISP FLAKES
Komposisi - Wijen - Krim - Gula - Perasa susu 2.3 Target Audience
Target audience untuk produk Enting-Enting Gepuk cap Klenteng dan 2 Hoolo ini mempunyai letak geografis di seluruh Indonesia, dan dengan target pasar yaitu masyarakat yang berdomisili di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, Bogor.
Dari sisi psikologis, target pasar produk ini ialah orang-orang yang sering mengkonsumsi camilan untuk diri sendiri, sebagai oleh-oleh maupun untuk suguhan tamu.
Sedangkan untuk demografisnya adalah semua orang baik pria maupun wanita, tua maupun muda namun lebih berkisar pada ibu rumah tangga yang berumur antara 25 sampai 50 tahun.
2.4 Analisa S WOT
Strength : - Kualitas terjamin
- Sudah dikenal sejak lama - Rasanya enak dan khas - Populer sebagai oleh-oleh
- Harga terjangkau
Weakness : - Kemasan yang kurang menarik
- M asih banyak yang berpikiran bahwa enting-enting merupakan makanan khas oleh-oleh, bukan sebagai camilan yang dapat dikonsumsi sehari-hari
- Distribusinya hanya sampai ke toko kecil (toko oleh-oleh) dan minimarket
Opportunity : - Kesukaan masyarakat dengan makanan tradisional
- Banyak juga orang yang membeli enting-enting untuk suguhan tamu dan oleh-oleh.
- M asyarakat kota besar yang mencari enting-enting di toko/supermarket terdekat
Threat : - Adanya enting-enting merk lain sebagai kompetitor - M unculnya camilan lain yang rasanya hampir mirip
- Banyak masyarakat generasi baru (anak muda) yang tidak tahu mengenai enting-enting