• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. lawan jenis. Tidak sedikit para orang tua yang mencemaskan anak remajanya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. lawan jenis. Tidak sedikit para orang tua yang mencemaskan anak remajanya"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perilaku merokok pada remaja yang masih berstatus siswa atau pelajar

merupakan kebiasaan simbolisasi yaitu simbol kematangan dan daya tarik terhadap

lawan jenis. Tidak sedikit para orang tua yang mencemaskan anak remajanya

merokok karena perilaku mereka. Merokok menurut konsep kesehatan adalah

kebiasaan yang mengandung resiko terhadap penyakit tertentu apalagi usia mereka

masih muda. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju

masa dewasa. Pada masa ini remaja akan mengalami perubahan yaitu perubahan

emosi, perubahan fisik, sosial dan psikis. Sikap remaja sangat dipengaruhi oleh

konsep dirinya. Salah satu bentuk dari konsep diri yang positif adalah rasa percaya

dirinya. Rasa percaya diri adalah percaya pada dirinya sendiri, percaya akan

kemampuan yang dimilikinya, tanpa membanding-bandingkan dengan orang lain dan

selalu berusaha untuk menjadi yang lebih baik.

Merokok merupakan kegiatan yang masih banyak dilakukan oleh banyak

orang, walaupun sering ditulis disurat-surat kabar, majalah dan media lain yang

menyatakan bahayanya merokok. Bagi pecandunya, mereka dengan bangga

(2)

Di tempat-tempat yang telah diberi tanda “dilarang merokok” sebagian orang

ada yang masih terus merokok. Anak-anak sekolah yang masih berpakaian seragam

sekolah juga ada yang melakukan kegiatan merokok. Merokok merupakan salah satu

masalah yang sulit dipecahkan. Apalagi sudah menjadi masalah nasional, dan bahkan

internasional. Hal ini menjadi sulit, karena berkaitan dengan banyak faktor yang

saling memicu, sehingga seolah-olah sudah menjadi lingkaran setan. Ditinjau dari

segi kesehatan merokok harus dihentikan karena menyebabkan kanker dan

penyumbatan pembuluh darah yang mengakibatkan kematian, oleh karena itu

merokok harus dihentikan sebagai usaha pencegahan sedini mungkin.

Di Indonesia kegiatan merokok sering kali dilakukan individu dimulai di

Sekolah Menengah Atas, bahkan mungkin sebelumnya. Kita sering melihat di jalan

atau tempat yang biasanya dijadikan sebagai tempat “nongkrong” anak-anak tingkat Sekolah Menengah banyak siswa yang merokok. Pada saat anak duduk di Sekolah

Menengah, kebanyakan pada siswa laki-laki merokok merupakan kegiatan yang

menjadi kegiatan sosialnya. Menurut mereka merokok merupakan lambang pergaulan

bagi mereka. Siswa yang berada dalam masa remaja yang merasa dirinya harus lebih

banyak menyesuaikan diri dengan norma kelompok sebaya dari pada

norma-norma orang dewasa. “Remaja menganggap merokok sebagai lambang pergaulannya, khususnya pada siswa laki-laki bahwa merokok sebagai suatu tuntutan pergaulan bagi

mereka “bahwa remaja rokok dan alkohol merupakan lambang kematangan”1

.

1

(3)

Sebagai seorang remaja mereka menggunakan berbagai cara agar terlihat

dewasa. Pada masa remaja ada sesuatu hal lain yang sama pentingnya dengan

kedewasaan, yakni solidaritas kelompok dan melakukan apa yang dilakukan oleh

kelompok. Apabila dalam suatu kelompok remaja telah melakukan kegiatan merokok

maka individu remaja merasa harus melakukannya juga. Individu remaja tersebut

mulai merokok karena individu dalam kelompok remaja tersebut tidak ingin dianggap

sebagai orang asing, bukan karena individu tersebut menyukai rokok.

Alasan utama menjadi perokok adalah karena ajakan teman-teman yang sukar

ditolak, selain itu juga, ada juga pelajar pria mengatakan bahwa pria menjadi perokok

setelah melihat iklan rokok. Ini berarti bahwa tindakan merokok diawali dari adanya

suatu sikap, yaitu kecenderungan seseorang untuk menerima atau menolak, setuju

atau tidak setuju terhadap respon yang datang dari luar dalam hal ini adalah rokok2.

Secara umum menurut Kurt Lewin, bahwa perilaku merokok merupkan fungsi

dari lingkungan dan individu. Artinya, perilaku merokok selain disebabkan

faktor-faktor dari dalam diri, juga disebabkan dari factor lingkungan. Remaja mulai

merokok dikatakan oleh Erikson (dalam Komalasari, 2002) berkaitan dengan adanya

krisis aspek psikososial yang dialami pada masa perkembangannya yaitu masa ketika

mereka sedang mencari jati dirinya. Seperti yang dikatakan olehbahwa perilaku

2

(4)

merokok bagi remaja merupakan perilaku simbolisasi. Simbol dari kematangan,

kekuatan, kepemimpinan, dan daya tarik terhadap lawan jenis. 3

Rokok menjadi gaya hidup dan citra diri seseorang yang sehat. Rokok dapat

membuat orang yang menghisapnya merasa tenang danpercaya diri, begitulah

pengakuan dari sebagian perokok.4

Banyak alasan orang merokok. Ada yang karena gengsi, gaya hidup, iseng,

atau hanya ingin terlihat macho (keren) dan gaul. Efek yang dirasakan kebanyakan

para perokok itu adalah efek sugesti yang bersifat psikologis. Efek secara psikologis

memang dapat langsung dirasakan. Perasaan terlihat lebih macho (keren), lebih

percaya diri, lebih tenang, dan efek-efek menyenangkan lainnya. Namun selain efek

tersebut ada efek lain yang pelan-pelan menyusup di balik tubuh, yaitu suatu penyakit

yang ditimbulkan oleh rokok salah satunya adalah serangan jantung, batuk, dan

kanker. Seringkali demi pergaulan orang yang tidak merokok ikut-ikutan menghisap

rokok walau hanya satu batang.

Selain itu sebagian remaja merokok disebabkan karena tekanan hidup.

Mungkin karena tidak mendapat kasih sayang keluarga, gagal dalam pelajaran, dihina

dan sebagainya. Jadi, untuk mendapatkan ketenangan, melepaskan segala ketegangan

3

Brigham, Social Psychology, ( Boston: Harper Collins Publisher, Inc , 1991), h. 2.

4

Setiono, Mangoenprasodjo , Hidup Sehat Tanpa Rokok. Yogyakarta: Pradipta Publishing 2005), h. 47.

(5)

fikiran, mereka pun merokok atas dorongan teman-temannya atau akibat tekanan

yang datang dari dalam diri mereka sendiri. Setelah di coba, rokok dapat memberi

sedikit kelegaan sementara waktu tanpa memikirkan efek samping yang lebih buruk

dan berkepanjangan dibanding dengan manfaatnya yang hampir tidak ada, secara

perlahan-lahan remajapun menjadi perokok.

pandangan Islam tentang rokok sebagian aliran menganggap perokok sebagai

suatu perilaku yang buruk. Tembakau (tabacco) atau rokok mulai terlihat dan

digunakan oleh sebagian penduduk dunia pada abad kesepuluh Hijriah. Berawal dari

sinilah berbagai aliran berbicara dan menjelaskan hukumnya menurut Syar‟i, hasilnya

terdapat berbagai macam pendapat, sebagian aliran mengharamkannya, sebagian

mewajibkannya, sebagian memakruhkan, sebagian membolehkan, dan ada aliran

modern yang mempunyai pendapat sendiri. Di antara pendapat para aliran tersebut

antara lain:5

1. Aliran yang mengatakan hukum rokok haram, diantaranya Syaikhul Islam

Ahmad As Sanhuri, Syaikhul Al Malikiyah Ibrahim, Abdul Ghaits Al

Qasyasyi, dan Najmuddin bin Badruddin, dengan alasan bahwa rokok

dianggap berbahaya dan berdampak negatif (dampak terhadap tubuh dan

keuangan).

Firman Allah SWT dalam surah Qs. Al-Israa : 27 yang berbunyi:

5

(6)





















2. Hukum rokok dapat dikatakan wajib menurut sebagian ulama‟ pengikut imam

mazhab di antaranya Ibnu Taimiyah, jika dalam keadaan darurat di mana

seseorang benar-benar membutuhkan rokok untuk kemaslahatannya yang

dikhawatirkan jika tidak mengkonsumsi maka menimbulkan mudharat seperti

mengkonsumsi rokok untuk pengobatan.6

3. Aliran yang mengatakan hukum rokok menurut syar‟i adalah makruh yaitu

Syaikh Abu Sahal Muhammad bin Al Wa‟idz Al Hanafi, dengan alasan:

a. Perokok itu tidak akan terlepas dari bahaya yang ditimbulkan oleh rokok

itu sendiri baik dalam jumlah yang sedikit maupun banyak.

b. Menghamburkan harta dengan sia-sia.

c. Dapat menggangu orang yang ada di sekitarnya karena baunya yang

kurang enak.

d. Rokok dapat membuat orang lalai dalam beribadah maupun kegiatan

yang lainnya.

4. Aliran yang mengatakan hukum rokok menurut syar’i adalah mubah (boleh)

yaitu Al „Alamah Asyeikh Abdul Ghani Annablisi dan Syeikh Mustafa

6

(7)

Assuyuti Arrahbani, dengan alasan bahwa asal dari segala sesuatu itu adalah

Mubah (boleh) sebelum ada dalil Syar‟i yang sharih yang mengharamkannya.

Rokok itu ibarat api, ia membakar nyawa dan jiwa kita. Walaupun hanya

sekedar iseng atau sekedar coba-coba. Karena sekali mencoba seseorang akan merasa

ketagihan. Perokok digambarkan dengan image bergaya, lambang status, pertanda

kejantanan pada pria yang bergaya, begitu juga wanita. Semua iklan-iklan rokok

memamerkan dan menggambarkan perokok hidup kaya-raya, jantan, sehat dan

bergaya. Jadi, remaja yang mengidolakan gaya hidup mereka akan mudah

terpengaruh serta meniru si perokok yang digambarkan hebat melalui iklan-iklan

rokok.

Observasi awal pada tanggal 26 November 2015 di sekolah SMK NU

Pekauman Banjarmsin peneliti melihat sehabis pulang sekolah biasanya ada

sekumpulan siswa yang duduk-duduk di pinggir jalan sambil merokok, baik dengan

pasangannya maupun dengan teman-temannya. Bagi siswa yang perokok, merokok

merupakan kebutuhan sehari-hari dan sulit untuk ditinggalkan karena dengan

merokok mereka merasa lebih percaya diri. Ada kekhawatiran terhadap perilaku

merokok pada remaja tersebut, yakni semakin muda seseorang mulai menjadi

perokok, maka akan semakin besar kemungkinan yang bersangkutan menjadi

perokok berat diusia dewasa. Sebagian siswa SMK NU Pekauman Banjarmsin yang

(8)

ada yang mengatakan hanya sekedar ingin mencoba, karena pengaruh teman, sebagai

image diri dan sebagai penghilang stres.

Merokok seakan-akan telah menjadi budaya. Hal ini ditambah dengan

gencarnya iklan-iklan rokok yang mengidentikkan perokok dengan kejantanan,

kesegaran dan keperkasaan. Bagi remaja, semakin muda usia mereka untuk

menghisap rokok, maka semakin tumbuh rasa bangga pada diri remaja khususnya

bagi para siswa yang masih duduk di bangku Sekolah Menengah.7 Sejalan dengan itu,

menambahkan bahwa dahulu rokok sinonim dengan menjadi gentleman, namun pada

abad ke-20, akibat perkembangan teknologi telekomunikasi dan media, rokok

ditampilkan makin sering dan luas ke masyarakat sebagai simbol kejantanan.

Akibatnya jelas, merokok menjadi gaya tersendiri bagi banyak orang. Pengaruh

perilaku merokok di kalangan remaja dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:

a) Faktor internal yaitu faktor yang ada dalam diri remaja ketika mereka sedang

mencari jati dirinya.

b) Faktor eksternal yaitu berupa pengaruh dari orang tua, pengaruh lingkungan,

pengaruh teman dan pengaruh iklan.

Ketika seorang anak laki-laki memiliki hubungan yang baik dengan orang

dewasa yang membuatnya merasa difahami, dihargai dan diinginkan; ketika ia merasa

didukung sehingga ia berprestasi di sekolah, menjadi kompeten dan percaya diri; dan

7

Setiono, Mangoenprasodjo , Hidup Sehat Tanpa Rokok. Yogyakarta: Pradipta Publishing 2005), h. 1.

(9)

melalui keterikatannya yang beraneka ragam, ia belajar bersosialisasi dan belajar

menghadapi masa depan dengan rasa kepercayaan diri dan keberanian.

Agama Islam sangat mendorong umatnya untuk memiliki rasa percaya diri

yang tinggi. Manusia adalah makhluk ciptaan-Nya yang memiliki derajat paling

tinggi karena kelebihan akal yang dimiliki, sehingga sepatutnyalah ia percaya dengan

kemampuan yang dimilikinya, sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-Imron

ayat 139, sebagai berikut:





















Remaja sering menyalah artikan pengertian percaya diri, dengan adanya

penampilan dan gaya hidup maka tercipta suatu sikap yang disebut percaya diri.

Remaja lebih percaya diri jika mereka telah berpenampilan mewah dan memiliki gaya

hidup yang modern, di mana perilaku ini sudah menjadi suatu tuntutan di kalangan

remaja. Misalnya berangkat sekolah dengan menggunakan kendaraan sendiri,

penampilan serba mewah, membawa HP, merokok dan lain sebagainya. Tingkah laku

semacam ini sudah menjadi trend di kalangan remaja. Perilaku merokok di kalangan

siswa, sekilas dipandang memang hal yang sepele dan jarang sekali dibahas oleh

sebagian orang tetapi sangat menarik untuk diteliti lebih lanjut.

Observasi lebih lanjut yang dilakukan peneliti di SMK NU Pekauman

Banjarmasin pada bulan Desember 2015 dan Januari 2016, maka peneliti dapat

(10)

modern, diantaranya berpenampilan serba mewah, berangkat sekolah dengan

membawa kendaraan sendiri, membawa Hp serta merokok. Dari hasil wawancara

peneliti dengan guru dinyatakan bahwa para guru sering mendapati lebih dari tiga

puntung rokok di kamar mandi siswa, kemungkinan mereka melakukannya pada saat

jam istirahat. Peneliti sendiri juga membuktikan dan melihat langsung di kamar

mandi siswa terdapat beberapa puntung rokok. Bagi sebagian murid laki-laki yang

perokok, mereka juga mengatakan bahwa jika mereka ingin merokok biasanya

mereka melakukannya secara diam-diam di kamar mandi atau pada saat pulang

sekolah karena peraturan sekolah melarang para siswa merokok pada saat jam

pelajaran atau ketika di lingkungan sekolah. Diantara alasan mereka merokok adalah

hanya sekedar ingin mencoba, meniru teman dan sebagai penghilang stres.

Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian tentang “Pengaruh Perilaku Merokok Terhadap Sikap Percaya Diri Siswa

di Sekolah SMK NU Pekauman Banajarmasin”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas yang menjadi rumusan masalahnya adalah

sebagai berikut: Apakah Ada Pengaruh Perilaku Merokok Terhadap Sikap Percaya

Diri Pada Siswa di SMK NU Pekauman Banjarmasin Tahun Pelajaran 2015/2016?

C. Alasan Memilih Judul

Saat ini merokok menjadi kebiasaan yang sangat lumrah kita temui, tidak

hanya bagi kaum dewasa tetapi juga bagi kaum remaja. Sebagai praktisi pendidikan,

(11)

terhadap kebiasaan merokok. Kita semua ketahui bahwa kebiasaan ini sangatlah

buruk terutama bagi kesehatan.

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui arah tujuan

yang dicapai, maka dalam penelitian ini tujuannya adalah sebagai berikut: Untuk

Mengetahui Pengaruh Perilaku Merokok Terhadap Sikap Percaya Diri Pada Siswa di

SMK NU Pekauman Banjarmasin.

E. Anggapan Dasar dan Hipotesis

1. Anggapan Dasar

Dalam buku Pedoman Penulisan Skripsi dikemukakan “Asumsi adalah anggapan dasar tentang suatu hal yang dijadikan pijakan berfikir dalam melaksanakan

penelitian”8. Sedangkan ahli lain mengemukakan “Asumsi adalah sebuah titik tolak

pemikiran yang kebenarannya diterima oleh penyelidik”9

. Berdasarkan pendapat di

atas, yang dimaksud dengan asumsi adalah anggapan dasar yang sudah diyakini

kebenarannya tanpa memerlukan pembuktian lagi.

2. Hipotesis

8

Ahyar Yusuf, Sutrisno. Pedoman Penulisan Skripsi. ( Mataram: IKIP, 2003), h. 14.

9

(12)

Dalam buku Prosedur Penelitian dikemukakan “ Hipotesis merupakan suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti

melalui data yang terkumpul”10. Sedangkan ahli lain mengemukakan “Hipotesis

adalah pernyataan yang masih lemah kebenarannya dan masih perlu dibuktikan

kebenarannya”11

.

Dari pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa hipotesis adalah pernyataan

atau jawaban bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti

kenyataanya. Sehubungan dengan hal tersebut, maka hipotesis yang diajukan dalam

penelitian ini: Ada Pengaruh Perilaku Merokok Terhadap Sikap Percaya Diri Siswa

di sekolah.

F. Siknifikasi Penelitian

1. Kegunaan Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan atau rujukan bagi

peneliti yang memusatkan perhatian tentang pengaruh kebiasaan merokok terhadap

sikap percaya diri pada remaja.

2. Kegunaan secara Praktis

a. Bagi guru

10

Ibid. h.71.

(13)

Pembimbing dapat membantu memecahkan masalah yang dialami

siswa dengan memberikan layanan bimbingan konseling khususnya yang

berkaitan dengan masalah merokok.

b. Bagi orang tua

Sebagai bahan masukan bagi para orang tua untuk dapat memilih

lingkungan yang baik untuk anak.

c. Bagi siswa

Sebagai bahan masukan agar mengetahui bahayanya kandungan rokok

dan pentingnya menjaga kesehatan.

d. Bagi peneliti

Menambahkan wawasan dan pengetahuan penulisan sehingga dapat

mengembangkannya dengan lebih luas baik secara teoritis maupun praktis.

G. Asumsi Penelitian

Dalam buku Pedoman Penulisan Skripsi dikemukakan “Asumsi adalah anggapan dasar tentang suatu hal yang dijadikan pijakan berfikir dalam melaksanakan

penelitian”.12

Sedangkan ahli lain mengemukakan “Asumsi adalah sebuah titik tolak

pemikiran yang kebenarannya diterima oleh penyelidik”.13

Berdasarkan pendapat di atas, yang dimaksud dengan asumsi adalah anggapan

dasar yang sudah diyakini kebenarannya tanpa memerlukan pembuktian lagi.

12

Yusuf Ahyar, Sutrisno, Pedoman Penulisan Skripsi. (Mataram: IKIP 2003), h. 14.

13

Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian. (Jakarta: Rineka Cipta,2006), h. 65.

(14)

H. Ruang Lingkup Penelitian

Adapun ruang lingkup dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di sekolah SMK NU Pekauman Banjarmasin.

2. Subyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah terbatas pada siswa putra kelas X dan XI di

SMK NU Pekauman Banjarmsin.

3. Obyek Penelitian

Obyek dalam penelitian ini adalah perilaku merokok dan sikap percaya

diri pada siswa putra yang meliputi kepercayaan diri siswa ketika

berinteraksi dengan lingkungan sekolah, kepercayaan diri siswa ketika

berinteraksi dengan lawan jenis, kepercayaan diri siswa ketika

menghadapi masalah di sekolah. Ciri-cirinya siswa yang tidak memiliki

kepercayaan diri cenderung stress untuk menghilangkan stress tersebut

mereka menghilangkannya dengan aktivitas merokok, siswa yang tidak

memiliki kepercayaan diri cenderung malu ketika berinteraksi dengan

lingkungan atau lawan jenisnya.

(15)

Untuk menghindari kesalahan dalam menafsirkan istilah-istilah yang ada

dalam penelitian ini, maka perlu dijelaskan beberapa istilah yang dianggap penting

yaitu :

1. Perilaku merokok adalah kegiatan menghisap rokok, di mana rokok itu

sendiri adalah gulungan tembakau (kira-kira sebesar kelingking) yang

dibungkus (daun kertas/rokok) yang jika dibakar akan mengahasilkan asap

dan asap itu sendiri yang dinikmati dari aktivitas merokok. “Kebiasaan merokok ini menggunakan teori Mu‟tadin yaitu :

a. Pengaruh orang tua yang dideskripsikan dengan imitasi peran,

kondisi ekonomi keluarga.

b. Pengaruh teman, yang dideskripsikan dengan: konformitas dalam

kelompok, penyesuain dalam kelompok.

c. Faktor kepribadian, yang dideskripsikan dengan: minat, jati diri.

d. Pengaruh iklan, yang dideskripsikan dengan: trend, persepsi

iklan.14

. 2. Sikap percaya diri

Dalam buku Kewiraswastaan dikemukakan “Kepercayaan diri adalah sifat internal pribadi seseorang dan bersifat sangat relatif, baik antara

14

(16)

seseorang dengan orang lain ataupun pada seorang tetapi beda tugas atau

pekerjaan yang dihadapinya”15

.

Sedangkan ahli lain mengemukakan “Kepercayaan diri merupakan sikap mental seseorang dalam menilai diri maupun objek sekitarnya sehingga

orang tersebut mempunyai keyakinan akan kemampuan dirinya untuk dapat

melakukan sesuatu dengan kemampuannya”16

.

Dari pendapat ahli di atas, maka yang dimaksud dengan sikap percaya

diri adalah sikap positif seorang individu dalam menilai diri maupun objek

sekitarnya sehingga orang tersebut mempunyai keyakinan akan kemampuan

dirinya untuk dapat melakukan sesuatu sesuai dengan kemampuan yang

dimiliki.

J. Sistematika Penulisan

Dalam hal ini penulisan akan menggambarkan sedikit tentang materi yang

akan penulis teliti:

Bab I Pendahuluan

Pada bab ini diuraikan tentang latar belakang masalah, perumusan masalah,

tujuan penelitian, anggapan dasar atau asumsi penelitian, ruang lingkup penelitian,

definisi operasional judul, dan sistematika penulisan.

Bab II Tinjauan Teori

15

Soesarsono, Wijayandi. Pengantar Kewiraswastaan. (Bandung: Sinar Baru Algensindo,2004), h. 33.

16

(17)

Bab ini akan menguraikan tentang teori-teori yang dipergunakan dalam

pembahasan permasalahan, pengertian percaya diri, ciri-ciri individu yang memiliki

sikap percaya diri, faktor-faktor yang mempengaruhi sikap percaya diri,

langkah-langkah membangun sikap percaya diri, manfaat sikap percaya diri, pengertian

perilaku merokok, aspek-aspek dalam perilaku merokok, faktor-faktor yang

mempengaruhi perilaku merokok, pandangan masyarakat tentang perilaku merokok,

manfaat dan kerugian merokok.

Bab III Metode Penelitian

Pada bab ini menguraikan tentang jenis dan pendekatan penelitian, subjek dan

objek penelitian, populasi dan sampel, instrumen penelitian, teknik analisi data dan

teknik pengumpulan data.

Bab IV Hasil Penelitian

Dalam bab ini berisikan tentang gambaran umum obyek penelitian,

pembahasan dari penelitian, penyajian data dan analisi data.

Bab V Kesimpulan

Pada bab ini tentang kesimpulan dan saran yang mungkin bermanfaat bagi

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan sistem pengendalin intern yang baik, sistem penerimaan kas dari piutang harus menjamin diterimannya kas dari debitur oleh perusahaan, bukan oleh karyawan

Instrumen penelitian yang digunakan peneliti adalah kartu indeks yang berfungsi sebagai penghimpun data dari gaya bahasadan struktur feature dalamfeature perjalanan

a) Materi kampanye ( agar tidak menyimpang ). b) Jadwal acara kegiatan kampanye sesuai waktu yang ditentukan. c) Ketentuan-ketentuan dalam kampanye ( harus sesuai dengan

Penelitian dilakukan degan menganalisis kurikulum fisika SMA terkait materi hukum gravitasi Newton, menyusun peta kebutuhan LKS, menganalisis tugas sesuai analisis

Ketelitian dalam anamnesa sangat menentukan ketepatan diagnosa karena kasus keracunan parasetamol pada anjing dan kucing banyak terjadi disebabkan ketidak tahuan

menurut fakta-fakta dalam pembuktian, Hakim beranggapan bahwa perbuatan para terdakwa tidak memenuhi unsur-unsur dalam Pasal 365 ayat (4) seperti yang sudah didakwakan oleh

Sehingga dengan terbentuknya OJK maka lembaga tersebut dapat diberi kewenangan untuk mengajukan permohonan pernyataan pailit terhadap bank karena lembaga tersebut

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis, merancang dan membangun sistem informasi berbasis website pada Sarana Rencana Cemerlang Transport yang diharapkan