• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kamus Dunia Ketiga

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kamus Dunia Ketiga"

Copied!
899
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

Sanksi Pelanggaran Pasal -44: . ' Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1987 Tentang' Perubahan alas Undang-Undang Nomor 6 Tabun 1982 Tentang Hak Cipta

1. Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak mengumumkan alau memper­ banyak suatu ciptaan atau mernberi izin untuk itu, dipidana dengan pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 100.000.000,-(seratus jUIa rupiah).

2. Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan. memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipla sebagaimanadimaksud dalam ayat (1), dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 50.000.000,-(lima puluh juta rupiah).

(4)

KAMUS

DUNIA KETIGA

Negara, Organisasi, Teori, Definisi, Tokoh

Dieter Nohlen (ed.)

PERPUSTAI<AUJ PUSAT PEMBINAAN DAN

PENGEMBANGAN BAHASA DEPARTEMEI\I PENDIOIt<AN

DAN KEBUDAYAAN

.~!:!!ims!!~!

(5)

Judul Asli:

LEXIKON DRIITE WELT

Linder, Organisationen, Theorien, Begriffe, Personen Dieter Nohlen (Hg.), Reinbek bei Hamburg, Rowohlt, 1989

KAMUS DUNIA KETIGA Negara, Organisasi, Teori, Definisi, Tokoh Diindonesiakan oleh TIti Soentoro, Aan Effendi,

Hardi I1ham, dan Godjilli Harun GM 050 94.141

Copyright ©1980 Signal-Verlag, Hans Frevert, Baden-Badell Hak terjemahan Indonesia pada Yayasan Dokumentasi dan

Informasi Buku Sosial-Ekonomi Hak cipta dilindungi oleh undang-undang

AI I rights reserved

Desain sampul danperwajahan oleh Kunta Rahardjo Diterbitkan pertama kali oleh Penerbit PT Grasindo

Anggota IKAPI, Jakarta, 1994 Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh

isi buku ini tanpa izin tertulis dari Penerbit. Perpustakaall Nasional : Katalog Dalam Terbitan (KD'I) KAMUS dunia ketiga : negara, organisasi, teori, definisi,

tokoh I Dieter Nohlen (ed.) ; diilldollesiakan oleh Titi Soelltoro .,. Let 81.]. Jakarta: Grasindo, 1994. 900 him. ; 21 cm ..

Judul asH: Lexikon dritte welt: Lander, organisation theoriell, begriffe, personen

ISBN 979-553-373-8

1. Negara berkembang - Kamus L Nohlen, Dieter II. Suntoro, Titi

320.17

Dicetak oleh I'ercetakanPT Gramedi~, Jakarta lsi di luar tanggung jawab Percetakan

(6)

DAFTAR lSI

1.

Peta Afrika . . .

i

Peta Asia

. . .

ii

Peta Pasifik . . .

iv

Kata Pengantar . . .

. . . . . .

xi

Daftar Penulis . . . . . xiv

Petunjuk Penggunaan . . . . . xvii

Skerna: Bidang Terna Pernbangunan

. . . xix

Daftar Singkatan . . . xxi

2. Entri A-Z . . .

1

3. Larnpiran . . . .

833

Indeks . . . .

860

4. Peta Amerika Tengah dan Karibia

877

5. Peta Amerika Selatan

878

Perpustakaan Pus"t Pembinilan dan Pengembangan Bahasa

No,

KaS~Si

-5

C)..o • /0:3

KI/-M

k

No Inriuk I ( )

lIcr

D

<kj

Tgl. I

c2

f/- II -

9:;­

.--rIA- ;r Ttd. :

,r

/ 1 ' 1 / _

(7)
(8)

KATA PENGANTAR

Kamus Dunia Ketiga ini penting bagi. mereka yang membahas

masalah strategi pembangunan, problematika Utara-Se1atan, dan

masalah Dunia Ketiga.

Kamus yang memberikan infonnasi luas ini mempunyai kom­

binasi analisis negara dengan entri yang tertata secara infonnatif

dan sistematis berdasarkan definisi-definisinya. Pembahasan tema

berorientasi pada permasalahannya, diberikan pengantar dalam

masalah pokok ilmu pengetahuan mengenai pembangunan dan

pelaksanaan strategi pembangunan. Kamus ini digunakan di

sekolah dan perguruan tinggi, dalam ekonomi dan politik,

terutama untuk pembentukan kesadaran, daplit memperoleh dasar­

dasar informasi dalam pembahasan setiap masalah.

.

Banyaknya penulis menjamin sifat pluralistis karya ini yang

mencerminkan kontroversi dalam diskusi· mengenai strategi pem­

bangunan. Para penulis tersebut memperjuangkan suatu pe­

ngefuhuan dan· kesadaran tanggung jawab ·politik dalam masalah

yang berkaitan

d~ngan

negara berkembang dan masyarakat inter­

nasional. Dengan demikian;

Kamus Dunia Ketiga merupakan suni­

bangan. pemikiran untuk ,pembentukan kesadaran politik.

Editor, Dr. phil. Dieter Nohlen, adalah Guru Besar Ilmu Po­

litik di Universitas Heidelberg, Jerman.

Catatan Penerbit: Informasi yang ada dalam kamus ini dikum­

(9)

Dieter Nohlen (ed.) .

KAMUS DUNIA KETIGA

Negara, Organisasi, Teori, Definisi, Tokoh

Penulis: .

Renate Arndt, Harald Barrios, Fritz Beimdiek, Petra Bendel,

Dieter Benecke,. Klaus Bodemer, Andreas Boeckh, Otto Boye

Soto, Hans-Jochen Diesfeld, Dietmar Dinnoser, Mario Fernandez

Baeza, Mir.

A.

Ferdowsi, Michael Frernerey, Gi&ela Fronllnet,

Felix Galle, Wolfgang Geiger, Dirk Gerdes,. Christiano German,

KambizGhawami, Bernd Girrbach, Axel Halbach, Rolf Hanisch,

Andreas Hildenbrand, Bernd Hillebrands, Waldemar Hummer,.

Martin Kaiser, . Volker. Kasch, Hanna Keitel-Kivouvou, .Rainer

Knoblauch, Hans-Peter :«otthaus, Joachim Krause, Michael Kreile,

Michael Krennerich, Volker G. Lehr, Volker Lenhart, Hans U.

Luther, Gero Maass, H.C.F. Mansilla, Hanspeter Mattes, Ulrich

Menzel, Martina MulIer,Gerd Nickoleit, Roman Niedworok,

Hans-Peter Nissen, .Dieter Nohlen, Franz NuscheIer,Gunther

Phil~

lipp, Hennalm Rohrs, Rainer Sakic, Hartmut Sallgmeister, Annette

Schmid, Alexander Seger, Karsten SOffilS, Karin Stahl, Michael

Strubel, Roland Sturm, Rainer Tetzlaff, Rudolf Tippelt, Bernhard

Thibaut, George Turner, Achim Wachelldorfer, Ute Wachendorfer­

Scffinidt, Norbert Wagner, Nikolaus Werz,Wichard Woyke,Klaus

Ziemer, Wolfgang-Peter Zillgel

(10)

Pembantu . Redaksional:

Michael Krennerich

dan

(11)

DAFTAR PENULIS

ab

Prof. Dr. Andreas Boeckh, Gesamthochschule Essen

ah

Andreas Hildenbrand, MA, promovendus, Universitas

Heidelberg

ajh

Axel

J.

Halbach, Ifo-Institut

Munch~n

als

Alexander Seger, MA, UNFDAC, Willa

as

Annette Schmid, MA, UNDP, Havana

aw

Dr. Achim Wachendorfer, Friedrich Ebert Stiftung, Buenos

Aires

bg

Bernd Girrbach, .MA,

jurnalis, koresponden khusus untuk

masalah politik bantuan pembangunan, promovendus,

Universitas Heidelberg

bh

Bernd Hillebrands, BD, Universitas Heidelberg

bt

Bernhard Thibaut, Universitas Heidelberg

cg

Dr. Christiano German, Universitas Katolik Eichstatt

db

Dr. Dieter W. Benecke, ketua Inter Nationes, Bonn

dd

Dietmar Dirmoser, Universitas Giessen

dg

Dr. Dirk Gerdes, dosen, Ostfriesische Landschaft, Aurich

dis

kelompok penerjemah dari Yayasan Dokumentasi dan Info.r­

masi buku Sosial Ekonomi untuk Kamus DuniaKetiga

dn

Prof. Dr. Dieter Nohlen, Universitas Heidelberg

fb

Dr. Fritz Beimdiek, Dipl.-Volkswirt, Lusaka

fg

Felix Galle, Universitas Heidelberg

fn

Prof. Dr. Franz Nuscheler, Ulliversitiit-Gesamthochschule

Duisburg

gf

Dr. Gisela Frommer, GTZ, Rwanda .

gm

Dr. Gero Maass, FES, Paris

go

Gerd Nickoleit, proyek GEP

A,

Schwelm

(12)

gt

Prof. Dr. George Turner, mantan Senator limu Pengetahuan

dan Penelitian Berlin, Universitas Hohenheim

hb

Harald Barrios, Universitas Heidelberg

hjd Prof. Dr. Hans-Jochen Diesfeld, Universitas Heidelberg

hk

Hanna Keitel-Kivouvou, MA, promovendus, Universitas

Heidelberg

hm

Dr. H.C.F. Mansilla, Instituto Boliviano de Cultura,

La

Paz

hpk

Hans-Peter Kotthaus, Dipl. peneljemah, Sekretaris Jendral

untuk Association Parlementaire pour la Cooperation Euro­

Arabe, BrUssel

hpm Dr. Hanspeter

M~ttes,

Dipl.-Volkswirt, Deutsches Orient-In­

stitut, Hamburg

hpn

Prof. Dr. Hans-Peter Nissen,- Universitat-Gesamthochschule

Paderborn

hr

Prof. Dr. Hermann Rohrs, Universitas Heidelberg

hs

Dr. Hartmut Sangmeister, Universitas Heidelberg

hul

Dr. Hans U. Luther, Free University Berlin

jk

Joachim Krause, Sekretaris Jenderal dari Deutschen

Gesellschaft flir die Vereinten Nationen, Bonn

kas

Karsten Sohns, mahasiswa, Universitas Heidelberg

kb

Dr. Klaus Bodemer, Universitas Mainz

kg

Dr. Kambiz Ghawami, ketua World University

Service-Deutsches Komitee e.V., Fachhochschule Wiesbaden

ks

Dr. Karin Stahl, FEST, Heidelberg

kz

Dr. Klaus Ziemer, dosen, Universitas Heidelberg

maf Dr. Mir.

A.

Ferdowsi, Geschwister-Scholl-Institut, Univer­

sitas Miinchen

mf

Prof. Dr. Michael Fremerey, Gesamthochschule Kassel

mfb Dr. Mario Fernandez Baeza, Universitas Heidelberg

mik Michael Krennerich, Universitas Heidelberg

mk Prof. Dr. Michael Kreile, Universitas Konstanz

mka Martin Kaiser, Dipl.-Volkswirt, Siidasien Illstitut, Univer­

sitas Heidelberg

mm Martina Miiller, MA, Universitas Heidelberg

ms

Dr. Michael Strubel, Universitas Heidelberg

niw Dr. Nikolaus Wen, Universitas Freiburg

nw

Dr. Norbert Wagner, Siidasien Institut, Universitas Heidel­

berg

(13)

I

obs Otto Boye Soto, kodirektur dan Instituto para el Nuevo

Chile, Santiago

.

pb. Petra Bendel, Universitas Heidelberg

ra

Renate Arndt,

MA,

Universitas Heidelberg

red

redaksi

rh

Dr. Rolf Hanisch, Institut untuk masalah intemasional,

Hamburg

rk

Rainer Knoblauch, Universitas Frankfurt

m

Roman Niedworok, promovendus, Universitas Heidelberg

rs

Dr. Roland Stunn, dosen, Universitas Heidelberg

rsa

Rainer Sakic, GEPA, Jiigesheim

rt

Prof. Dr. Rainer Tetzlaff, Universitas Hamburg

rti

Dr. Rudolf Tippelt, Landesinstitut fUr Allgemeine Weiter­

bildung, Mannheim

urn

Dr. Ulrich Menzel, dosen,Universitas Frankfurt

uw

Dr. Ute Wachendorfer-Sch:rriidt,Heidelberg

vgl Dr. Volker G. Lehr, Friedrich-Naumann-Stiftung, Bogota

vk

Dr. Volker Kasch, Arbeitsgemeinschaft kirchlicher Entwick­

lungsdienst, Stuttgart

vI

Prof. Dr. Volker Lenhart, Universitas Heidelberg

wg

Prof. Dr. Wolfgang Oeiger, Free University Berlin

wh

Prof. DDDr. Waldemar Hummer, Universitas Innsbruck

wpz· Dr. Wolfgang-Peter Zinger, Siidasien Institut, Universitas

Heidelberg

- . _ . .

(14)

PETUNJUK

PENGGUNAAN

Kamus ini menggunakan dua sistem petunjuk: asteris () dan

panah

(-l».

Asteris () menunjukkan singkatan, definisi, dan se­

bagainya yang mungkin menjadi pertanyaan pada saat membaca,

dan dapat

ter.jaw~b

dengan sendirinya jika mencari dalam kamus.

Petunjuk dengan tam:L'} asteris juga membantu menempatkan entri

yang dicari dalam kaitan definisi secara sistema tis. Misalnya, entri

big push dengan tanda asteris menunjuk ke entri pertumbuhan dan

entri teori pertumbuhan. Dengan tanda panah

(-l»

pembaca bisa

mencari . entri yang ditunjuk untuk menambah infonnasi terhadap

entri yang sedang dibaca.

Sistem petunjuk ini memberi kemungkinan penggunaan kamus

seperti dalam skema di halaman xix, yang dibantu dengan peng­

aturan entri secara sistematis. Tema kamus terbagi atas masalah

.

*

pokok pembangunan, teori keterbelakallgan dan strategi pemba­

ngunan, serta

*

politik bantuan pembangunan (entri yang diperlihat­

kan dengan asteris dibahas dalam kamus). Dengau demikiau,

bidang-bidang pokok diatur dalam sederet konsep utama yang

berhubungan dengan sejumlah entri yang dapat menjelaskan sam­

pai detil pennasalahan secara konsepsional dan terorganisir.

Perbandingall antamegara terbatas di bagian tabel yang berada

dalam lampiran. Ada beberapa singkatan yang sudah umum

digunakan. Daftar singkatan diberikan di halaman xxi. Kepus­

takaan merupakan petunjuk Ian jut litetatur untuk pembahasan

masalah Dunia Ketiga, banyak disusun oleh redaksi.

Nama penulis diberikan di akhir suatu entri dengan cetak tebal.

Daftar singkatan nama penulis ada di halaman xiv.

Ala mat redaksi: Institut fUr Politische Wissenschaft an der

Universitat Heidelberg, Marstallstr. 6, 6900 Heidelberg, Jennan.

(15)
(16)

SKEMA: BIDANG TEMA

PEMBANGUNAN

Konsep Pokok Entrl

Masalah Penduduk inti peM­ bangunan Kesempatan kerja Pertumbuhan Panganl kesehatan Partisipasi Ekolo~i Ketergantungan

pelarian dari pedesaan, urbanisasi, Konferensi Penduduk Dunia, UNFPA

penganggurari, miskin, ma~inaJitas,

ILO

akumulasi, kuota tabungan,

investasi. prod uktivitas , pendapatan per kapita

kurang makan. pelayanan/indikator

~esehatan, etnomedicine, Primary Health Care, AIDS, Konferensi

Pang an Dunia. FAO, IFAD, WFCIWFP. WHO

distribusi pendapatan, Kurva Lorenz, koefisien GINI, serikat buruh. koperasi, community

development, demokratisasi.

partai-partai politik, minoritas Laporan Brundtland, Global 2000, pengungsi karena masaJah Iingkungan, teknologi gen, desertifikasi

pembagian ke~a intemasional, neokoloniaJisme, terms of trade, hambatan perdagangan, utang, alih teknologi, persenjataan

(17)

--

-'-

---Strategi Pertumbuhan pemba­ ngunan Perubahan sosial Pembangunan yang oto­ sentris Kebutuhan dasar Tata ekonotni dunia baru collectiv(J self-reliance Polilik Instrumen bantuan pemba­ ngunan . Organisasi . pendapatan nasional, . industrialisasi,substitusi impor;

take off, big push, .investasi, teon perdagangan luar negen

perubahan kultur, akulturasi, dualisme

ketergantungan, heterogenitas struktural, disosiasi, self-reliance, ikut secara selektif

pembangunan pedesaan, . WCARRD, teknologi tepat guna, . padat karya, pangan/kesehatan

Piagam, nasionalisasi, program· bahan mentah yang terintegrasi, Dana Bersama, indeksasi, STASEX, SYSMIN, hubungan Selatan-Selatan, ECOC, ICOC Kelompok 77

bantuan keuangan/kerja sama keuangan, aDA, baQtuan/kerja sama teknik, bantuan personal (relawan pembangunan, pakar . pembangunan), bantuan proyek,

bantuan program. bantuan barang, bantu an humaniter, bantuan struktur, bank-bank pembangunan regional, counterpart, subsidi bunga, grant element, penjadwalan utang

UN, ECOSOC. UNCTAO, UNOP, UNIOO, GATT, IMF, Bank Ounia, IDA, IFC, MIGA, FAa. WHO, I La, OAC, BID, ADB. IGH

(18)

DAFTAR SINGKATAN

AD

a.l.

AS

cet.

dkk

d.k.l.

dU.

dim.

dsb.

DSR

dst.

ed.

ha

HDWI

HDWII

Wm.

KTP

KUHP

LU

ME

MEE

no.

PDB

pend.

PHK

PNB

tho

Anggaran Dasar

antara lain

Amerika Serikat

eetakan

dan kawan-kawan

dengan kata lain

dan lain-lain

dalam

dan sebagaillya

Debt Service Ratio

dan seterusnya

editor

hektar

Handbueh der Dritten Welt, ed. D. NoWen

&

F. Nus­

eheler,

4 jilid, Hamburg 1974-1978

eet.

2, 8 jilid, Hamburg 1982-1983

halaman

Kartu Tanda Penduduk

Kitab Undang-Undang Hukum Pidana

Lintang Utara

Masyarakat Eropa

Masyarakat Ekonomi Eropa

nomor

Produk Domestik Bruto

pendapatan

,Pemutusan Hubungan Kerja

Produk Nasional Bruto

tahun

(19)

UU

Undang-Undang

UUD

Undang-Undang Dasar

VOC

Vereiniging Ost-indische Compagnie

vol.

volume

(20)

A

AASM -+ politik bantuan pemba­ ngunan ME.

ABEDA -> bantuan pembangunan Arab ke Mrika.

absentisme Pemilikan tanahatau per­ waBan tanah oleh orang-orang yang tidak bidup di tanah tersebut (absentee

landlords). Mereka hidup di kota dan

tidak mengolah sendiri mnah itu, tetapi mengambil hasil melalui peng­ urusnya atau penggarapnya

<*

share

cropping). wpz

Abu Dhabi -> Uni Emirat Arab. ACAST (United Nations Advisory

Committee on the Application of

Science and Technology for Develop­ ment) Komite Penasihat 'PBB dalam

hal penerapan pengetahuan dan tek­ nologi untuk pembangunan, didirikan sehubungan dengan Konferensi lImu • Pengetahuan .dan Teknologi lnter­

nasional PBB (Jenewa 1963). Tahun 1971 merencanakan aksisedunia un­ tuk penggunaan i1mu pengetahuan dan teknologi dalam menghadapi masalah di negara berkembang. -+ UNCST.

Kepustakaan: UN, World P//lII of Action for the Application of Scienee and Technology 10

DcveIopmenl, New York 1981. dn ACC (Arabian Cooperation Council) Kerja sama Ekonomi Arab, berdiri Februari 1989, anggota: lrak, Mesir,

Yordania, dan Yaman Utara. Tujuan: secara bertabap mengkoordinasi pe­ rencanaan ekonomi, mendorong in­ vestasi dan 'joint venture, membuka pasar bersama. Pakta empat negara ini tetap membuka kesempatan bagi negara-negara Arab lainnya untuk menjadi anggota dan bertujuan men­ jadi pasar bersama seluruh negara

Arab. dn

ACDA -> CADA.

ACSAD (Arab Center for the Stu­

dies of Arid Zones and Dry Lands)

Lembaga yang didirikan 'Liga Arab, meneliti potensi sumber daya alam (misalnya sumber dayaair dan bu­ mi) di daerah gurun pasir leak, Sau­ di Arabia, Suriah, dan Yordania. a:h ADn (African Development B~"mc)

Bank Pembangunan Mrika, didirikan di Kbartum (1963). Mulai beroperasi tahun 1966, kedudukan di Abijan, Pantai Gading. Tahun 1986 berang­ gota 50 negara. Pada awa!nya masih merupakan bank regional tanpa ke­ anggotaan negara industri karena ke­ terbatasan sumber daya; sejak tahun 1979 dimungkinkan masuknya ne­ gara-negara non-Mrika menjadi ang­ gota; tahun 1986 ada 25 anggota non-Mrika. Tujuan: pembangunan ekonomi dan kemajuan sosial negara­

(21)

ADD -AEF

negara anggota, prioritail proyek de­ ngan impuls-impuls pernbangunan supra-regional; harmonisasi strategi pembangunan nasional, untuk keseim­ bangan pembangunan seluruh Afrika; kerja sama dengan 'OAU dan 'ECA; tahun 1973 membuat Konferensi Per­ dagangan dan Pengembangan Sistem Moneter Afrika.

Tahun 1986 mandat modal se­ besar 5.250.000 'RE, dua, pertiga modal dan hak suaratetap dipegang negara-negara Afrika. Pendirian anak perusahaan dan organisasipenunjang: a. African Development Fund (Dana

Pembangunan Afrika), didirikan ta­ hun 1972 aleh 16 negara industri; b. atas inisiatif Africa Development Bank dan international Finance Cor­ poration, didirikan lembaga untuk

mendorong ipvestasi swasta di Afrika, berkedudukan di Jenewa dan berang­ gotakan sekitar .100 perusahaan dari AS, Eropa, dan Jepang.

Titik berat pemberian kredit:'

sektor pertanian, transportasi, dan energi; ADF bergerak terutama di 'Zone Sahel.

~epustak:aan: K.D. Ford""or" The AFDB

Problems oflniernational Cooperation, New York: 1981. ' d n

ADD (Asian Development Bank)

Bank, Pembangunan Asia, didirikan tahun 1966; kedudukan di Manila: Anggota (1987): 32 bank regional dan 15 bank nonregional; modal (Desem­ ber 1987): 3,84 miHar US$; saham nasa bah '19.476 juta US$, anggota regfonal: 12.504 juta US$, anggota nonregional: 6.972 juta US$. Dalam rangka ADB didirikanAsianDevelop­ ment Fund/ADF (Dana Pembangunan

Asia) dengan negara industri' Barat sebagai kfeditor serta pensubsidi

kredit dan bantuan teknik keuangan; 1980 didirikan dana khusus untuk 'bantuan/kerjasama teknik (Technical Aid Special Fund) yang menyediakan

dana untuk persiapan dan pembia­ yaan proyek, pembangunan, dan per­ luasan lembaga strategi pembangun­ , an, serta untuk 'rencana pembangun­

an.

Tugas: membantu investasi modal

swasta dan pemerintah dengan tujuan pembangunan negara-negara anggota . terlemah (Developing' Member Countries), terutama sekali melalui

ADF, bantuan teknik, kerja sama de­ ngan 'PBB, organisasi internasional pemerintah, lembaga pemerintah, dan swasta nasional. Sektor pembiayaan:

transportasi dan komunikasi (tahun 1987: sekitar 32,5%), industri dan pertambangan nonbahan bakar (26,5%), pertanian dan agro-industri ,21,7%), sektor energi (13,6%), dan infrastruktur (5,6%). Tahun 1987 dibagikan kredit 2.483,5 juta US$ untuk 48 proyek;di antaranya 576 juta US$, ke Indonesia, 541,6 juta US$ ke Pakistan, 393 US$ ke India, dan 265,7 juta US$ ke Bangladesh.

Kritik: ADB membantu pemba­

ngunan perekonomian nasional .yang terIalu berorientasi ekonomi swasta dan terlalu terkait etat ke negara industri Barar. Dalam rangka pe­ ningkatan 'industriaiisasi berorientasi

,

.

ekspor menurut model pembaglan kerja intemasional sehiilgga 'kebu­ tuhan dasar rakyat menjadi terabai­ kan.

Alamat: P.O. Box 789, Manila, Yllipina 2800 ' Kantor Jakarta: JI. Merden Selatan, Jak:-Pus Materi

dan:

HIZ

m

C 710 01120 ' dn

AEF (Afrique Equatoriale Fran­

(22)

AFDB - Mghanistan an Perancis di Afrika-Khatulistiwa

tahun 1910-1958/1959: Kongo Te­ ngah (Republik. Rakyat Kongo), Gabon, Oubangui-Chari (Republik Afrika Tengah), dan Cad dengan ibu

kota· N'Djamena. fn

AJ:t'DB (African ,Development Bank)

-+ ADB.

AFESD (Arab Fund for Economic

and Social Development) Dana

Arab untuk PembangunanEkonomi dan SosiaL

Afghanistan Masuknya tentara Uni Soviet Desember 1979 menjadikan Afghanistan sorotan dunia. Diangkat­ nya ideologi marxisme-Ieninisme se­ bagai pedoman politik pembangunan, terbentur pada struktur masyarakat tradisional dan kesadaran nasional rakyat Afghanistan, yang menentang kekuatan kolonial sejak abad ke-19 dan telah mendapatkan kepercayaan diri dengan adanya pembaruan Islam . di Iran , ... islamisasi).

L Negara pedalaman Afghanis­ tan secara topografi terbagi menjadi tiga daerah: daerah utara antara per­ batasan Uni Soviet dan Karakorum; dataran tinggi di tengah yang me­ liputi lebih dari separo wilayah ne­ gara; dan dataran tinggi di barat da­ ya. Negara ini berpegunungan dan hanya sedikit terdapat tumbupan.

Penduduknya (tahun 1979:. 15,5 juta jiwa)dengan pertumbuhan 2,6%/tahun; ibu kota Kabul awal tahun 1989 berpenduduk lebih dari dua juta jiwa, termasuk para • peng­ ungsi, secara • etnis dan bahasa sa­ ngat heterogen. JUl)llah. warga dari tiap-tiap suku hanya dapat diper-· kirakan; tahun 1979 diadakan sensus penduduk pertama yang

memper-Iihatkan bahwa jumlah penduduk ter­ nyata lebih sedikit dacipada yang di­ duga semula. Sejak masuknya tentara Uni Soviet, 5 juta penduduk me­ ninggalkan negerinya; 2,5-3 juta mengungsi ke Pakistan, 1,5-2 juta ke Iran. Jumlah korban dalam perang saudara ini diperkirakan mencapai satu juta jiwa, Pathanen merupakan kelompok suku terbesar (50%), seba­ gian besar penduduk termasuk suku­ suku . besar seperti Durrani dan Ghilzai yang berada dan mendomi­ nasi wilayah selatan dan timur, Tad­ shiken (sekitar 25%) hidup di daerah lembah Kabul Utara, di Hindukush, Badakshan, dan sekitar Herat; kelom­ pok Usbesken dan. Turkmenen (se­ kitar 10%) hidup di daerah baratIaut, suku Hazara yang campuran Mon­ golia (10%) berdiam terutama di da­ taran tinggi bagian tengah (Haza­ rajat). Sisanya adalah suku Chahar, Aymak, Belutshen, Nuristani, Persia, dan Kirgisep (5%). Kedua bahasa nasi anal, Pashtu dan Dan (Parsi) digunakan oleh 50% dan 30% pen­ duduk, agama yang umum dipeluk adalah Islam, sekitar90% adalah kaum Suni dan lebih dari 5% adalah kaum Syiah.

2. Sejarah Afghanistan modern dimulai abad ke-18. Tahun 1793 Nadir Shah yang berasal dari suku Turkmenen di Iran menghancurkan Kerajllan Mogul dan menaklukkan seluruh daerah baratSungai Indus. Setelah ia terbunuh, Ahmad Shah Abdali (Durrani)sebagai penggan­

tinya . memisahkan Afghanistan dari Kerajaan Iran; sejak itu Afghanistan menjadi negara merdeka, walaupun wilayahnya selalu bergantL Selama

(23)

Afghanistan abad ke-19 Afghanistan berada di bawah pengaruh pertikaian antara Rusia dan Inggris yang memper­ juangkan hegemoni mereka di Asia

(great game). Jika para tsar Rusia

mencari jalan ke "perairan hangat", Inggris tetap ingin mempertahankan hegemoninya di Samudra Hindia (-> India). Afghanistan tidak dapat ditak­ lukkanlnggris selama tiga kali pe­ perangan sehingga merupakan salah satu dari sedikit negara berkembang yang tidak pemah menjadi jajahan Eropa. Tahun 1838-1842 Inggris dikalahkan, tetapi tahun 1878-1879 Afghanistan hams mengakui kekua­ saan Inggris (Perjanjian Rawalpindi). Tahun 1919·· barudicapai kemer­ dekaan penuh. Sudah tentu tidak ter­ jadi penguasaan Rusia atas Afgha­ nistan, dan keinginan Rusia men­ dapatkan jalan ke Samudra Hindia tidak telWujud.

Usaha reforroasi Raja Amanullah (1919-1929) yang berpendidikan Barat (larangan poligami dan larang­ an memakai cadar, wajib sekolah un­ tuk anak laki-laki dan perempuan, pemisahan antara agama dan negara, pembentukan parlemen, aturan ber­ pakaian Eropa) mendapat perlawan­ an sengit dan berakhir dengan ke­ jatuhannya. Penggantinya, Nadir Shah (1929-1933) dan putranya, Zahir Shah, (1933-1973) menjalan­ kan politik restornSi; terutama de­ ngan memperkuat suku-suku, ke-mu­ dian politik modemisasi yang ber­ hati-hati; tidak dilakukan reformasi ekonomi ·dan sosial secara mendasar. Zahir Shah berhasil melaksanakan politik luar negeri dengan menarik keuntungan dari situasi Afghanistan

yang strategis; AS dan negara-negara Barat lain maupun Uni Soviet men­ dukung besar-besaran pembangunan ekonomi negara ini tanpa mendapat­ kanimbalan konsesi politik.

Tahun 1973 Zahir· Shah digu­ lingkan saudara sepupunya, MP Mohammad Daud yang mengubah negeri itu menjadi republik dan men­ jalankan sederet nasionalisasi. Peme­ rintahannya yang diktator diguling­ kan pemimpin komunis tahun 1978. Daud dan kel uarganya ditembak mati. Pertikaian antarfraksi dalam pe­ merintahan (pemimpin pertama Mohammad Taraki ditembak mati penggantinya, Nurul Amin, yang juga harus menyingkir dan digantikan Babrak Kamal) dan perlawanan pen­ duduk, menimbulkan perang saudara; Desember 1979 mengundang invasi Uni Soviet. Sejak itu perlawanan dari suku-suku semakin kuat, antara lain di daerah Pasthunen sepanjang per­ batasan Pakistan. Di bawah pimpinan Urn Soviet, politik luar negeri Af­ ghanistan yang netral sejak merdeka ditinggalkan dan tidak ada lagi ke­ daulatan negara. Bantuan militer se­ cara deras dari AS, Pakistan, Iran, Arab, dan Cina. Bertambahnya pa­ sokan senjata termodern memungkin­ kan Mujahiddin melakukan perla­ wanan keras. Pakistan dan Iran juga menawarkan tempat untuk pangkalan beroperasinya Mujahiddin. Mengalir keluarnya sepertiga penduduk me­ liunjukkan bahwa politik dalam dan luar negeri sangat bertentangan de­ ngan harapan sebagian besar pen­ duduk, selain itu akibat situasi kehi­ dupan yangsemakin tak tertahankan se18ma· perang saudara. Aksi-aksi

(24)

Afgbanistan yang dilakukan pemerintah komunis kurang ditujukan untuk pembangunan tatanan sosial ekonomi yang sosialis­ tis, melainkan lebih ditujukan untuk memapankan kekuasaan lapisan kecil fungsioner. Namun, kebanyakan pe­ mimpin gerakan 'gerilya bukan me­ rupakan kelompok reformasi sosial, melainkan lebih merupakan perseku­ tuan berbagai macam kelompok ke­ pentingari, seperti ulama Islam (Suni dan Syiah), kepala suku, tuan tanah, intelektual, dan mantan birokrat.

Kegagalan petualangan di Af­ ghanistan bisa jadi merupakan salah satu· faktor penentu terjadinya per­ ubahan di Uni Soviet. Perubahan ini mengakhiri intervensi Uni Soviet di sana. Tahun 1987 masih tei'lihat se­ olah-olah Mujahiddin dalam jangka panjang akan kalah karena Uni Soviet makin tleksibel dalam me­ merangi gerilyawan, antara lain ka­ rena keunggulan mutJaknya di udara. Pemasokan Mujahiddin dengan rudal darat ke udara telah mengubah kua­ litas perang ini; ancaman terjadinya intemasionalisasi konflik mulai nyata dalam kasus Pakistan. Konferensi Jenewa April 1988 antara Afghanis­ tan, Pakistan, Uni Soviet, dan AS, menyepakati penarikan tentara Uni Soviet dari Afghanistan; 15 Februari 1989 pasukan terakhir Uni Soviet ditarik. Polilik dalam negeri juga dikendalikan Soviet; Tahun 1987 Najibullah menjadi ketua dewan re­ volusi .dan kepala negara, bulan No­ vember Loya Jirga ("Rapat besar" kepala suku) mensahkan undang-un­ dang baru; Afghanistan kembali men­ jadi Republik Afghanistan dan non­ blok, seluruh pasukan asing harus

keluar dari Afghanistan. Pengunduran diri Uni Soviet dari Afghanistan akhimya menjatuhkan Najibullah bu­ lan April 1992 yang telah berkuasa selama 13 tahun. Pemerintahan se­ mentara di bawah Sibghatullah Moja­ didi mengambiI alih kekuasaan pe­ merintah komunis dan memimpin Af­ ghanistan masuk ke masa peralihan menuju ke pemerintahan Islam. Juni 1992 Burhanuddin Rabanni menjadi presiden RepubIik Islam Afghanistan. 3. Berdasarkan struktur produksi, pekerjaan penduduk, perdagangan luar negeri, dan struktur pemukim­ annya, Afghanistan merufakan ne­ gara agraris. Di.ukur dari pendapat­ an nasionalnya (tahun 1979: 170 US$ per kapita) Afghanistan termasuk negara berkembang termiskin. Ke­ padatan penduduk yang relatif kecil (24 jiwa/knl) memungkinkan pen­ duduknya yang sebagian besar petani dan nomad, menghidupi diri sendiri. Namun, tingkat penyediaan pangan rendah sekaIi dan distribusinya tidak sama-paling tidak sebelum revolusi; jika panen tahunan buruk diperlukan impor pangan (Uni Soviet, sebelum~

nya juga AS) ..Menurut perkirilan 'FAD (1978-1980) setiap hari rata­ rata tersedia 1.833 kilokalori per kepala; lebih dari sepertiga penduduk hidup di bawah batas eksistensi min­ imum. Harapan hidup sekitar 41 tahun. Setelah satu dasawarsa perang saudara, tidak ada keterangan terper­ caya· mengenai tingkal pembangunan yang aktual. Sebagian besar infra­ struktur dan suprastruktur telah hail~

cur, walaupun selama berlangsung­ nya perang saudara telah dibanglln infrastruktur baru dengan bantuan

(25)

Afghanistan -Afrika Selatan Uni Soviet,misalnya kilometer per­

tama rei kereta api yang menghu­ bungkan jaringan kereta api Soviet. Sebagian besar wilayah negara ini tiQak dapat digunakan untuk perta­ nian karena keadaan tanah dan ik1im­ nya. Petani yangmenetap, mengolah ladang pertanian .sekitar 12% luas wilayah; sekitar 2-3 juta orang nomad beternak.domba, kambing, unta, dan kuda, serta berkelana me­ lewati batas negara tetangga. Sekitar 3% tanahnya ditutupi .hutan yang ma­ kin terancam penebangan liar (pe­ nyelundupan kayu ke Pakistan) men­ jadi padang rumput.

Sektor pertanian terbatas karena kekurangan air dan tanah; serta ling­ kat perkembangan yang secara umum rendah. Potensi pengairan secara ke­ seluruhan belum terpakai sehingga walaupun terjadi pertambahan pen­ duduk, penggllnaan teknik-teknik produksi yang lebih baikakan me­ mungkinkan perbaikan penyediaan pangan dan ta.naman berserat. Af­ ghanistan hanya kekurangan minyak bumi, tetapi melalui impor gas.alam dari Uni Soviet kekurangan ini dapat dipenuhi, terutallla jika cadangan batu bara dalam negeri. digunakan dalam jumlah besar untuk kebutuhan rumah tangga. Hal Ini dapat. mengu­ rangi penebangan. hutan yang tak terkendalikan, yang mengancam daerah pertanian (erosi). Sebagai ne-. gara yangrelatif. miskin akan bahan mentah, bagi Afghanistan di masa. depan timbul persoalan bagaimana cara mer~alisasi pembiayaan impor­ nya melalui ekspor. Namun, jika ber­ hasil menarik dana daripara pekerja Afghanistan di luar negeri untuk

membiayai pembangunan, negeri ini tidak bergantung lagi pada bantuan luar negeri. seperti sekarang. Untuk membangun dan meluaskan industri (sekarang hanya industri tekstil dan bahan makanan) dan sektor tersier diperlukan perluasan sektor pendidik­ an terlebih dahulu karena Afghanis­ tan tidak mampu bersaing dengan negara berupah rendah lainnya akibat keadaan letak geografis, tidak adanya *infrastruktur (selain jalan raya an­ tarkota) dan rendahnya tingkat pen­ didikan (sedikitnya 80% masih .buta aksara). Namun, peluang yang pada dasarnya menguntungkan ini, tidak dapat digunakan selama di Afghanis­ tan berlangsung perang saudara.

Kepustakaan: W. Kraus (00.), Afghanistan, No­

fur, Geschichte., Kulrw-, Staat, Gesellschaft wul

WirtschaJt, Tilhingen 1972; G. Pro!lllller, Das modanc BiJdungswesen als lnstrume711 nalwn~

ala E711wicklung. Bine Studie .zur Thearie do Schule it! Afghanistan, Heidelberg 1981; A Hyman, Afghanistan. WIder Soviet DOmlnalwn

1964-1981, Lo~don and Basingstoke. 1982; P.J. Vollmer, "Afghanistan", dlm. HDW fl, Hamburg 1983, WID. 51 dst.; J.-H. Grevemeyer, Afghanistan. Soziala Wanticl wul

Staal Un 20. Jahrhwule:rt, Berlin 1987; D. Braun, Afghanistan: Sowjetische Machtpolitik wul lslamische Sclbstbestimmuilg, Baden­

Baden 1988. Kompas, 29 Juni 1992, 'Rabbani, Presiden Barn Afghanistan". wpz African Medical and Research Foundation .... AMREF.

Afrika Selatan Republik Afrika Selatan merupakan satu-satunya ne­ gara industri di benua Afrika.Secara efektifdan berdasarkan perkiraan sendiri, Afrika Selatan makinber­ kembang menjadi suatu tipe khas negara Dunia Ketiga dengan struktur ekonomi dan· sosial yang dualistis. Sebagai negara apartheid dengan pe­ misahan ras berdasarkan undang-un­

(26)

AfrikaSelaian dang. (... apartheid), bertahun-tahun

Afrika Selatan menjadi bahan berita yang, negatif di seJuruh dunia. Ke­ mampuan atau ketidakmampuan penduduk mengatasi apartheid akan menjadi penentunasib negara itu.

1. Republik Afrika Selatan me­ liputi 1.221.000 km2, termasuk ne­ gara-negara Transkei, Bophuthat­ swana, Venda, dan Ciskeiyang bebas dan terletak didalam· wilayahnya. Wilayah seJatanbenua Afrika me­ Iiputi seluruh daerah pantai Atlantik di Propinsi Kap, wilayah barat sam­ pai dataran rendah Natal dan di sebelah timur sampai tepi Samudra Hindia. Daerah pedalamannya meru­ pakan dataran tinggi (Iebih dari 1.000 m di atas permukaim laut) dengan sedikit Jembah, pegunungan yang ter~

pisah-pisah, dan bukit. Dataran tinggi itu menurun ke arahutara sampai ke lembah Kalahari yang tak bersungai dan ke Limpopo. Dataran tinggi itu di sebelah timur, barat, dan selatan memuncak sampai menjadi greates­

carpment, yaitu tebing terjal dengan

ketinggian melebihi 3.600 m dari permukaan laut. Dari sanasecara ber­ tingkat turun sampai ke dataran ren­ dah dr daerah pantai. lk:1im subtropis­ nya ditandai temperatur yang nyaman karena letaknya yang tinggi dan musim kering yang panjang (6-8 bu­ lan). Curah hujan berbeda-beda se­ cara regionaJ dari tahun ke tahun. Sesuai dengan pembagian itu, di da­ taran tinggi yang kering terJihat se­ mak belukar dan padang rumput, se­ dangkan tumbuh-tumbuban di daerah pantai yang lembab seinakin lebat ke arah hutan tiopis yang selalu hijati. Secara geoJogi, datarantinggi itu

merupakan bagian daerah penumpu benua Afrika yang sudah tua dan kaya akan kekayaan alamnya.

2. Ciri khas Afrika Selatan ada­ lah struktur penduduk yang sangat heterogen. Perkiraan tahun 1987 ter­ dapat 34,6 juta jiwa dengan pertum­ buhan 2,1 %/tahun. Kelompok etms terbesar adalah kulit hitam sejumlah 25,7 juta~ lalu kOHt putih sejumlah 4,9 juta, campuran sebanyak 3,1 juta, dan orang Asia (terutama orang India) sebanyak 0,9 juta. Kelompok orang kulit putih dengan pertumbuh­ an l,2%/tahun merupakanpertum­ buhan paling lambat; tingkat per­ tumbuhan orang campuran dan India juga rendah, yaitu di bil.wah 2%/ tahun, sedangkan pada orang, kuHt hitam adalah 2,4%/tahun. Trend-nya adalah perluasan dominasi· jumlah kulit hitam, sedangkan jumlah kuHt putih pada keseluruhan penduduk te­ rus menurun. '

Penduduk kulit putih sesuai de­ ngan.asalnya, hampir 60%.berbahasa Afrikaan (orang Burdari Belanda) dan sekitar 40% berbahasa Inggris. Sisanya adalah beberapa kelompok keeil kaum pendatang Eropa serta kaum pendatang Portugis aari Angola dan Mozambik (sejak tahun 1975). Orang eampuran-berasal dari hu~

bungan terdahuJu antara pendatang Eropa . dengan pen dud uk setempat (orang Hottentotten dan MeJayu di daerah Kapstadtr-secara kuJtural k~

banyakan berorientasi ke orang Bur, sedangkan orang India (terutama ber­ mukirn di daerahDurban/Natal) rela­ tif masih· tetap: dapat mempettahaiJ­ kan identitas kultural mereka.

(27)

Afrika Selatan Penduduk kulit hitam terbagida­

lam 10 etnis terbesar yang ditempat­ kan di masing-masing homeland: Zulu (Kwazulu), Xhosa (Transkei, Ciskei), Tswana (Bophuthatswana), Sotho Utara (Lebowa), Sotho Selatan (Qwaqwa), Vhavenda (Venda), Shan­ gaan (Gazankulu), Swazi (Kangwa­ ne), dan Ndebele (Kwandabele). *Etnis . yang ban yak . anggotanya adalah Zulu (20%), diikuti Xhosa (18%). Gereja-gereja Kristen men­ dominasi (gereja kulit hitam bebas,

Nederduitse Gereformeerde Kerk,

Katolik, Metodis, Anglikan). Sebagai •minoritas . adalah Hindu, Islam, dan Yahudi. Bahasa resmi adalah Afrika­ ali dan Inggris. Selain itu ada empat kelompok bahasa utama Afrika: ba­ hasa Nguni (Zulu, Xhosa, Swazi, Ndebele), bahasa Sotho (Sotho Utara dan Sotho Selatan, Tswana), Tson­ ga/Shangaan, dan Venda.

Secara regional, penduduk ter­ bagi sangat tidak merata. 14 juta orang kulit hitam bermukim di da­ erah periferi (-'+ homeland) hanya meliputi 14% wilayah negara; itu. Se­ men tara di daerah inti metropol (Pretoria/WitwatersrandN ereeni ging, di daerah Kapstadt, Port Elizabeth/ Uitenhage, dan Durban/Pinetown) yang hanya meliputi 4% wilayah Afrika Selatan, bermukim 34% pen­ duduk (1980). Tahun 1980 jumlah penduduk kota adalah 48% jumlah penduduk keseluruhan, tetapi sangat terpisah-pisah berdasarkan. ke1ompok ras (kulit putih 89%, Asia 91%, cam­ puran 77%, kulit hitam 33%). Ibu kota dan kedudukan pemerintahan di Pretoria, sedangkan . keduduk:im par­ Jemen di Kapstadt. Kota terbesar

adalah JohannesburglSoweto dengan beberapa juta penduduk.

3. Afrika Selatan lahir tahun 1652 dengan pendaratan Jan van Ribeeck di Kapstadt yang mendirikan tempat perbekalan untuk kapal-kapal VOC

(Vereenigde Oost-Indische Compag­

nie).Pemukiman orang Eropa mula" mula terbatas di Kapstadt dan hinter­

land-nya (daerah belakang). Baru di

abad ke-18 beberapa keJompok orang Bur terus merambah ke pedalaman. Tahun 1795 kekuasaan VOC berak­ hir .. Tahun 1806 Inggris mengambil alih pengawasan di koloni Kap. Sebagai protes terhadap administrasi Inggris, mulai tahun 1835 beberapa ratus ribu orang B.ur yang terbagi dalam beberapa kelompok melakukan

grossen trek (perjalanan besar) ke

daerah timur laut sehingga akhimya berdiri Republik Transvaal dan Ora nj e-Frei staat merdeka. Tahun 1843 Natal dianeksi Inggris dan tahun 1856 dinyatakan sebagai koloni ke­ rajaan. Penemuan intan (1871) dan emas (1884) menyebabkan tumbuh­ nya kepentingan ekonomi di Afrika Selatan dan berlangsung imigrasi besar dari Eropa. Konflik Inggris-Bur yang makin menajam menyebabkan pecahnya Perang Bur. Setelah terjadi perdamaian (1902), republik orang Bur menjadi koloni Inggris. Tanggal 31 Mei 1910 berdiri Uni Afrika Se­ latan dengan 4 daerah:· Propinsi Kap, Transvaal, Oranje-Freistaat, dan Na­ taL Dengan demikian secara de facto . muncul negara Afrika Selatan yang bebas-mula-mula di bawah pimpinan politik dengan pengaruh pemikiran Inggris-berlandaskan rujukan antara orang Inggris dan orang Bur, semen­

(28)

Afrika Selatan tara mayoritas.orang nonkulit putih

praktis terkucil dari kehidupan politik. Tahun 1912 diorganisir perlawanan orang kulit hitam dalam South African

Native National Congress, kemudian

muncul African National Congress, ·ANC.

Tahun 1914 berdiriNasionale

Party (NP) yang memperjuangkan

kemandirian dalam pembangunan ekonomi dan kultural orang Bur. Par­ tai-partai liberal kelompok pendl,lduk Inggris sampai tahun 1948 tetap ber­ kuasa, ketika secara mengejutkan NP dengan lima mandat. lebih banyak bisa memperoleh kemenangan. Sejak itu, NP tidak pernah melepas ke­ kuasaannya. Tahun-tahun berikutnya merupakan masa perluasan apartheid. Oposisi kulit putih tetap tidak ber­ daya menghadapi kekuasaan NP. Mandat mereka terus turun dalam setiap pemilu.

Tahun 1959 'PAC yang lebih radikal memisahkan diri dari ANC. Protes terhadap UU-KTP tahun 1960 menyebabkan terjadinya pembantai­ an di Sharpeville (67 korban jiwa) serta pelarangan ANC dan PAC. Adanya protes yang keras dari duma internasional menyebabkan Afrika Selatan tahun 1961 tidak masuk da­ lam ·commonwealth. Tanggal 31 Maret 1961 berubah nama menjadi Republik Afrika Selatan.

4. Ori dasar struktur 80sial Af­ rika Selatan adalah jalinan kompleks

elemen~elemen etnis, kultural, keper­

cayaan, ekonomi, dan sosial .dalam sebuah masyarakat kelas dan ras yang sangat dualistis. Ori struktur yang jelas· adalah 'buruh pengem­ bara. Pekerjaan ini mula-mula me­

rupakan pili han bag! penduduk di periferi, kemudian milU tidak mau harus dilakukannya demi hidup. Ta­ hun 1982 hampir 60% tenaga kerja yang bekerja di daerah Afrika Selatan "putih" tidak hidup di sana, melain­ kan hadir di sana pada waktu terten- . tu. 'Distribusi pendapatan mencer­ minkan hasil struktur. sosia!. Pen­ dapatan per kapita (1980) di daerah inti metropolitan yang· berkembang maju (1/3 penduduk, 2(3 PDB) ada­ lah 3.637 Rand, sedangkan orang kulit putih lainnya (sekitar 30% pen­ duduk dan PDB) adalah 2.223 Rand, sedangkan di homeland (38% pen­ duduk, 4% PDB) hanya 201 Rand. 'Pengangguran orang kulit hitam yang hidup di pedesaan maupun di perkotaan, diperkirakan mencapai 20%-30%. Kekurangan di bidang pendidikan dan sangat kurangnya ja­ minan kesehatan di homeland, sudah bukan rahasia umum lagi.

5. Landasan ekonomi Afrika Se­ latan sampai sekarang adalah keka­ yaan buminya, terutama emas, lalu intan, platina, batu bara, tembaga, bijih besi, mangan, krom, dan uran. Struktur pertanian yang didominasi pertanian dan peternakan(domba, sapi) sampai paro kedua abad ke-19. Berubah drastis ketika ditemukan intan pertama di Kimberley dan ta­ hun 1884 ditemukan emas di Wit­ watersrand. Pertambangan terus di­ kembangkan ketika berlangsung dua perang dunia. Setelah tahun 1945 dilakukan politik industrialisasi yang terutama berlandaskan • substitusi im­

por sehingga menyebabkan transfor­ masi lanjut struktur ekonomi. Kon­ tribusi sektor pertanian untuk PDB

(29)

Afrika Selatan yang semula mendominasi, turun

sampai banya sekitar 6% PDB C1i tabun '80·an, sedangkan kontribusi pertambangan 14%. Sementara itu, usaba produksi untuk PDB naik Ie· bib dari 30%. PDB tabun 1987 men· capai 164 miliar Rand dan PNB mencapai 157 miliar Rand. lumlab impor adalab 28 miliar dan ekspor barang (tanpa emas) adaJah 25 miliar Rand. Eksporemas tahun 1987 ber· jumlah 17,8 miliar Rand.

Meskipun berlangsung proses •diversifikasi yang secara regional terpusat di beberapa pusat ekonomi (daerah inti metropolitan-cdaerah PWV, Kapstadt, Durban/pineown, dan Port Elizabeth/Uitenbage-hanya dengan 4% daerah negara tersebut' bisa mengeruk 2/3 keseluruban pe­ nenmaan), tetap saja ekspor diten­ tukan oleh bahan mentab, termasuk emas dengan nilai mencapai 80%. Di

pibak impor selain baban mentah ter­ tentu (minyak bumi) dan barang se­ tengah jadi, makin mendominasi mesin-mesin khu8US dan perJengkap­ an transportasi. Mitra dagang yang tidak· bisa diabaikan adalah negara industri Barat. Sementarajumlah per­ dagangan Afrika turun karena alasan politik, daerah Asia semakin menjadi penting artinya di tahun-tahun ter· akhir.

Karena jalinan dengan luar negen sangat besar, pemhangunan ekonomi negara tersebut sanga!' l:lergantung pada konjungrur dunia secara umum. Masa depan politik yang tidak pasti dan politik. sanksi. dari negara-negara Barat menyebabkan kegilltan inves­ tasr asing yang besar praktis macet sebab pertumbuhan ekonomi ·yang

kira-kira sepadan ·dengan pertumbuh. an penduduk mengalami penurunan danperdagangan luar negeri meng­ alami stagnasi.

6. Cin yang berlaku dalam sistem politik Republik Afrika Selatan ada­ lah politik apartheid. Dasar dan legi­ timasi formal adalah UU tahun 1948 yang untuk per(ama kaHnya memo berikan hak ikut bicara politik secara terbatas dalam Kamar yang terpisah kepada penduduk campuran dan Asia. Sebenarnya Parlemen·Tiga­ Kamar (178 orang kulit putih di

House of Assembly, 85 orang cam·

puran di House of Representatives,

dan 45 orang Asia di Hous.e of Delegation) tidak memperhatikan

mayontas penduduk kulit hitam (di sini tetap berlaku fiksi bahwa aspirasi politik mereka terbatas di homeland).

Tahun 1983 hal ini meninibulkan ke­ rusuhan-kerusuhan. Sejak diberJaku­ kilOnya.situasi darurat tahun 1986, situasi tersebutbisa dikendalikan.

Gerakan pembebasan orang kulit hitam, ANC dan PAC, dilatang sejak tahun 1960. Kesatuan gerakan opo· sisi terpenting adalah United Demo­ cratic Front (UDF) yang didirikan

sejak tahun 1983. Sebagai corong adalah serikatburuh dengan orga­ nisasi wadahnya COSATU (Congress of South African Trade Unions) dan

gerakan kulit hitam. Namun, UU da· rurat sangat inembatasi kemungkinan gerak organisasi-organisasi tersebut. Gerakan I rikatha di bawah *Buthelezi

(pemimpin menteriKwazulu) men· jalankan strategi jalan tengah' tanpa kekerasan, meskipun ANCdan partai politik lainnya menolak apartheid. Buthulezi sendiri karena "kegiatan-PERPUSTAKAA~J

10 PUSAT PEMBIMAAN DAN

PENGEMBAMBAN BAHASA

D E P

j.\

FIrE MEN PEN 0 I

0

I { A

~Il

DAN KEBUOAY,4A'J

---

...

(30)

Afrika Selatan - Agenda 21 nya" dengan pimpinan lrulit pulih,

oleh banyak orang lebih dianggap bagian dari kelompok mapan dan bukan sebagai pemimpin oposisi ber­ pengaruh lruat.

Partai pemerintah (lrulit putih) adalah National Party (NP) yang se­

jak 1948 berlruasa tanpa terputus. Politik reformasi yang dijalankan se­ jak tahun '70-an terutama di bidang sosial dan ekonomi, tahun 1982 me­ nyebabkan pemisahan diri Conserva­ tive Party (CP) yang menganggap

bahwa haluan reformasi NP merupa­ kan .jalan langsung ke pengambil­ alihan kekuasaan oleh orang lrulit hitam. Di samping CP, Herstigte Nasionale Party (HNP), Afrikaaner Weerstands-Beweging (AWB), dan Afrikaaner Vo/kswag, terbentuk ke­

lompok ekstrem kanan lainnya yang menentang· setiap usaha petunakan UU apartheid. Pada pemilihan par­ lemen Mei 1987, Progressive Fe­ deral Party (PFP) yang kiri-liberal

kehilangan statusnya sebagai oposisi resmi dalam CP (pembagian . kursi sejak Mei 1987: NP 133, CP 23, PFP 20, NRP 1, dan satu anggota pariemen tanpa partai).

Partisipasi penuh dalam kehidup­ an polilik menurut prinsip-prinsip de­ mokrasi, tetap hanya untuk penduduk kulit putih. Meskipun dilakukan koreksidanreformasi sistem apart­ heid, sesungguhnya tidak terlihat adanya keinginan untuk membagi ke­ kuasaan. Bobot spektrilm orang lrulit putih kanan yang makin meningkat, menyebabkan NP harus berhati-hati dalam melalrukan reformasi jika tidak ingin pemilihnya lari ke CPyang konservatif. Partai-partai orang lrulit

putih yang liberal, PFP, National Democratic Movemen~ dan New Re" publican Party (NRP)-akhir 1988

bergabung dalam satu partai oposisi kiri. Namun, sistem pemilihan mayo­ ritas yang berlaku menurut • model Westminster, tidakmemberi peluang kepada sebulih konsolidasi oposisi liberal untuk bisa mengambil alih ataupun ilrut dalam pemerintahan.

Kepustakaan: SAIRR, Survey ·o{ Race Relations

in South Africa, JohanJlesburg (tahUIl:atl); G. Vierdag, Siida{rika: Friedlicher WOIIdeI? M iiglichkeilen demokratischer Konfliktregelung • eine empirische Untersuchung. Miinchen/

Mainz 1978; 80yerische LandeszenlraJe fUr po­

liJische 8iJdungsarbeit, SUdafrika: Krise und EntsCheidung, Miinchen 1987; R. Hofmeier,

"Sildafrlka", dim.: Politisches Lexikon AfriJa1,

cet. ke-4, Miinchen 1988, hlm. 345 dst.

aJh

AFl'AAAC (Arab Fund for Techni­ cal Assista1ice to African and Arab Countries) Dana Arab untuk Ban­

tuan Teknik ke Negara-Negara Afri­ ka dan Arab.

Agenda 21 Hasil Konferensi Ling­ kunganDunia Juni 1992 di· Rio de Janeiro yang berisi 115 program un­ tuk pembangunan di Dunia Ketiga yang ramah terhadap Iingkungan. Se­ bagian besar program memperlihat­ kan bahwa perlindungan Iingkungan mempunyai dampak di semua bidang kehidupan. Perlindungan Iingkungan tidak lagi dilihat sebagai usaha per­ baikan, melainkan melihat penyebab­ penyebabnya. Oleh karena itu, terli­ hat bobor yang besar terhadap masa­ lah memerangi kemiskinan, pengada­ an kesehatan, dan bantuan pendidik­ an. Agendaini merupakan sebuah pemyataan keinginan dan tidak me­ miliki kewajiban yang mengikat.

Selain itu, setelah melalui perun­ . dingan panjang dan rumit, konferen­

(31)

AID - AIDS di Dunia Ketiga si menyetujui pendirian sebuah ko­

misi ·PBB tersendiri yang bertugas mengawasi pelaksanaan Agenda 21. Komisi ini akan menjadi anggota ·ECOSOC.

Kepustakaan: Die Beschliisse des Umweltsgip­ fels: Konventioncn zum Klima- und Arten­ schutz, SUddeutsche Zeitung, 15 Juni 1992, dlm.: BMZ-Spiegel der Presse 12/92. hlm.

396. dis

AID (US-AID/Agency for Interna­

tional Development) Aparat bantuan

pembangunan AS, didirikan tahun 1961, merupakan badan yang bersifat setengah otonom dari kementerian luar negeri AS, berkedudukan di Washington D.C.; membiayai kantor­ kantor regional di Mrika, Anierika Latin, Timur Tengah, dan Asia Teng­ gara. Tugas: membantu dan men­

jalankan program bantuan AS untuk Dunia Ketiga (a.l. ·bantuan teknik dan ·bantuan personal, program bahan makanan, pemasokan barang-barang . perlengkapan pertanian dan industri). ... politik bantuan pembangunan AS.

Kepustakaan: B. May, Reagan und die EntwicklWtgsiamier. Die Ausl~hilfcpoliJik im amerikanisr:hen RegierWtgssystcm, Milo­

chen/Oldenbourg 1987. dn AIDS di Dunia Ketiga Menurut perkiraan ·WHO jumlah penderita AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome) tahun-tahun terakhir ini

terus meningkat. Sementara jumlah penderita (diperkirakan Amerika Uta­ ra: 1.000.000, Eropa:500.000, Asia: 500.000, Amerika Selatan: 1.000.000, Afrika: 7.500.000, lainnya: 100.000) di negara industri dapat dikatakan sesuai dengan kenyataan, di negara berkembang harus dianggap bahwa penderita yang tidak diketahui dan tidak melapor lebih banyak lagi jum­ lahnya. Dari data statistik, Afrika

bagian tengah, timur, dan selatan begitu juga Brasilia, beberapa pulau di Karibia, dan Meksiko, merupakan daerah utama penyebanm penyakit AIDS. Di Asia, terutama Thailand, Birma, dan India, virus AIDS ber­ kecamuk dengan cepat. 80% negara berkembang melaporkan adanya ka­ sus AIDS. Mengenai pembawa HIV

(Human Immunodeficiency Virus)

dan orang-orang yang mengandung zeropositif di setiap negara, hanya ada penelitian yang sangatberbeda­ beda dan tidak dapat dibandingkan sehingga luas dan jalannya penye­ baran penyakit hanya dapatdiperkira­ kan secara kasar. OJ tiap-tiap daerah penyebaran utama, diperkirakan ra­ tusan ribu bahkan jutaan orang ter­ jangkit penyakit AIDS. Wabah AIDS terutama untuk benua Mrika di se­ latan Sahara berarti masalah sosial, ekonomi, dan demografi sekarang ini mencapai dimensi yang sangat tinggi. HIV terutamadapat ditularkan secara heteroseksual dan ibu-ibu yang ter­ jangkit ke anak-anaknya. Tingkat penderita dan kematian akibat AIDS semakin bertambah besar dalam ke­ lompok umur pria dan perempuan yang secara ekonomi penting di tiap­ tiap negara yang disebutkan dan me­ ninggalkan suatu generasi yatim piatu. Penyediaan obat-obatan secara ekonomis dan personal masih me­ rupakan ilusi. Transfusi darah dan operasi mengandung risiko infeksi. Penularan melalui serangga, seperti malaria, belum terbukti. Pengurangan kecepatan penyebaran penyakit hanya dapat terjadi dalam jangka panjang melalui pencerahan. ·Pelayanan kese­ hatan harus berkonsentrasi untuk

(32)

akulturasi - ALAB mengurangi . penularan di kalangan

mereka sendiri serta tindakan pe­ rawatan. WHO telah memulai prog­ ram global untuk memerangi AIDS, terutama membantu negara berkem­ bang. -> kesehatan. .

Kepustakaan: The Panos Institute and the Nor­ wegian Red Cross, Aids in the Third World, 1987; BJ. Johnson, Aitls in Africa. A Review of Medica~ Public Health, Social Science and Popular Literature. Summary Report, MISEREOR, Aachen 1988: WHO, W&!kly Epid, Roo. 63, 309-310, Oktober 1988; Zubairi Djoeroon, "Gotong Royong untuk Mengbadapi Tantangan AIDS", dim. Kompas ·1 Desember 1991, him. 3; Manfred Kiener, "Experten hal­ ten Kampf gegen die Armut fUr ein Mittel gegen Aids", Kainer Stadt-Anzeiger, 21 Juli 1992, dim. 8MZ-Spiegel tier hesse, 15192,

him. 461-462 QJd

akulturasl Di dalam sosiologi pem­ bangunan diselidiki • perubahan kul­ tur di masyarakat yang sedang ber· kembang. Proses akulturasi yang tim· bul akibat pengaruh 'eksogen melalui kontak kultural dengan "kuItur lain, yang sedikit banyak merupakan kul­ tur asing ... (perubahan antarkultur), terjadi dalam proses meniru dan mengambil alih elemen-elemen'kultur asing ke dalam kultur sendiri melalui difusi, dan kuItur sendiri kemung· kinan mengalami perubahan men· dalam dan luas" (R.F. Berendt 1965, hIm. 116). Akulturasi dapat berlang­ sung melalui kekerasan (kolonial. isme), tetapi dapat juga melalui usaha membuka did secara sukarela suatu masyarakat yang belum atau kurang berkembang terhadap peralatan, tek· nologi, nilai-nilai, dan bentuk orga· nisasi yang berasal dari masyarakat yang lebih berkembang. R.F. Berendt membedakan dua tipe akulturasi: a. penyesuaian pasif·imitatif terhadap kultur yang lebih unggul; b. peng­

olahan dan pengembangan secara aktif dengan titik tolak penggunaan untuk ke butuhan dan peluang suatu negara berkembang.

Kepustakaan: R.F. Berendt, &ziale Strategie fiir Entwicldungsliiniler, Franl<furt 1965. dn akumulasi Pengertian akumulasi di· gunakan dalam teori ekonomi klasik danteori ·marxis untuk menandakan pemupukan atau pengumpulan keka­ yaan, terutama alat-alat produksi yang berproduksi. Akumulasi dalam ekonomi' kapitalis meliputi pemben. tukan kekayaan suatu perekonomian nasional yang merupakan komposisi dari kegiatan menabung dan investasi tiap·tiap subjek ekonomi. Bagi Karl Marx asal mula akumulasi merupakan proses historis yang menimbulkan persyaratan eksistensi kapitalisme. lni terjadi melalui penghapusan hak mi· lik pribadi yang berasal dad kerja sendin, artinya buruh (petani atau pengrajin) bukan lagi "pemilik pri· badi yang bebas dari situasikerja yang digunakan sendiri", melainkan telah berubah menjadi buruh bebas yang menerima upah. Akumulasi mo­ dal yang kemudian menjadi modal, meliputi perubahan balik dan nilai lebih ke dalam modal. Berbasis pada hubungan modal-alat produksi ter· penting adalah hak milik kaum ka· pitalis, dan buruh hanya merupakan pemilik tenaga kerjanyasendiri­ akumulasi merupakan dasar untuk ke­ lanjutan reproduksi kapitalistis. . hk

ALAB (Arab Latin American Bank)

Bank Arab Amerika Latin, didirikan tahun 1978 (kedudukan di Lima), membiayai proyek-proyek di Arne· rika Latin. Anggota (1983): .28 lem­ baga keuangan dan 18 negara Arab dan Amerika Latin. ah

(33)

ALAnI ALAnl (AssociaciOn Latinoamerica de Integraci6n) Organisasi Integrasi

Amerika Latin. Didirikan12 Agustus 1980 oleh bekas negara-negara· yang tergabung dalam *ALALC, ALADI yang berkedudukan di. MontevideO secara hukum merupakan penerus

ALALC,

yanghak dan kewajibannya sejak 13 Maret 1981 beralih ke or­ ganisasi baru ini. ALAnI· ticlak lagi dikonsepkan sebagai zone preferensi regional dalam pengertian Pasal XXIV *GATT, melainkan dimengerti sebagai integrasi Selatan-Selatan (-> hubungan Selatan-Selatan), tipe baru dalam pengertian *enabling clause

GATT. Berbeda dengan multilaterali­ sasi preferensi dalam ALALC, ke­ giatan ALAnI lebih ditujuka)l pada mekarusme Iiberalisasi bilateral yang f1eksibel dalam kera!lgka preferensi multilateral regional ctan membatasi Plekanisme Iiberalisa~i *multilateral.· Dengan demikian masing-masing anggota ALAnI dapat mengadakan perjanjian preferensi satu dengan lainnya. Hal ini tentu saja harus se­ suai. satu sama lain dan juga sesooi denganpreferensi multilateral regio­ nal. Kesulitan utama peralihan dari ALALC ke ALAnl terletak dalam pemindahan tingkat liberalisasi yang telah dicapai (patrimonio histiJrico)

yang harus dirundingkan kembali. Pe­ rundingan baru mengenai 12.300 "konsesi lama" yang telah disetujui dalam ALALC, berakhir tahun 1984. Perundingan kerangka yang diren­ canakan· untuk preferensi multi lateral regional dimulai Maret .1985, ketika dilaksanakan kembali "perundingan regional" melalui resolusi 42 dan ko­ mite wakil tetap. Setelahberlangsung

perdebatan lama mengenai pengem­ banganhal yang sama, 9 April 1986 ditandatangani Piagam Buenos Aires, dengan tujuan memperbaiki sistem preferensi perdagangan dan bea, ber­ laku untuk semua negara Amerika Latin. Juli 1986 di Acapulco dikon­ kretkan isi peraturan selanjutnya. Da­ lam deklarasi konferensi dewan men­ teri ALAnI yang ketiga Maret 1987 (Montevideo), mereka memperluas hasil-hasil yang telah diformulasikan. Preferensi bea umum yang berlaku sainpai sekarang dan 5% menjadi lebih dua killi Iipat pada 27 April 1987, tentu saja dengan gradasi yang harus memperhatikan perbedaan be­

sar dari kesebelas negara anggotanya: negara-negara yang tingkat pemba­ ngunannya rendah (Bolivia, Ekoodor, Paraguay) menyepakati preferensi di antara mereka sebesar 10%, tetapi bagi negara dengan tingkat pemba­ ngunan "menengah" hanya 6% dan tingkat pembangunan "tinggi II hanya

4%. Negara-negara "menengah" me­ nyepakati potongan bea sebesar 10%, negara yang kurang berkembang se­

. ~esar 14%, sedangkan tiga negara

besar hanya 6%. Sebaliknya, negara besar memberlakukan bea sebesar 1.0% terhadap negara "menengah" 14% dan terhadap negara lemah bah­ kan sampai 20%. Sejak 1 Januari 1986 telah berlaku nomenklatura bea

AlADI yang baru.

Organ-organ: dewan menteri loor

negeri (organ tertinggi); konferensi untuk pertimbangan dan penyesuaian (perjanjian preferensi yang telah di­ capai); komite wakil tetap (organ tetap); dan sekretaris jenderaI. Tahun 1981 dibentuk· dewan masalah ke­

(34)

ALALC - ALIDE uangan dan mata uang serta komisi

penasihat. Tahun 1985 dibentuk gre­ mium koordinasi dan perundingan untuk perundingan regional yang di­ bagi menjadi lima subkomisi. ALA­

DI mempunyai hak penuh pribadi, fungsioner internasionalnya mempu­ nyai status diplomat (imunitas dan privilese).

Kepustakaan: lIItegracioo Latiooamericana 47/ 1980, 4 (perjanjian pendiriao); W. Hummer, "Lateinamerikanische 1IIIegrationsorganisatioo", dim.: P. Waldmaim (ed.), Polwelles Lexikon

Lmeinamerikd, cet. ke-2, Miinchen 1982, Wm.

283 <lsI.; I.M. V.cehioo, "Momentos cI.ves en I. histori. de ALALC-ALADI", dim.: fme­

graeiQn LaMotlJ1rericana 126, 1987, Wm. 26 dst.; W. Hummer, "Asociaci6n Larlnoamerica­

na de 1IIlegr.cioo (ALADl)", dim.: M.

SchweizerlW. Hummer (ed.), Dereelw Euro­

pea, Buenos Aires 1987, him. 264

asl.

wh ALALC (Asociaci6n Latinoamerica­

na de Libre Comercio) atau LAFfA (Latin American Free Trade Associa­ tion) adalah zone perdagangan bebas

Amerika Latin, didirikan Februari 1960 melalui perjanjian Montevideo, dan berlaku sejak Juni 1961; ke­ dudukan diMontevideo. Anggota 11

negara (Argentina, Brasilia, Cile, Meksiko, Paraguay, Peru, Uruguay, sebagai negara pendiri; EkUador dan Kolombia sejak tahun 1961, Vene­ zuela sejak tahun 1966, Bolivia sejak tahun 1968).

Tujuan: liberalisasi hubungan

ekonomi, menghapuskan hambatan bea dan perdagangan antarnegara anggota. melalui perundingan pe­ riodik mengenai daftar nasional dan daftar bersama produk-produk yang dibebani bea dalam perdagangan dan secara inter-regional sedikit demi se­ dikit akan dikurangi. Tujuan komer­ sial ALALC dalam waktu 12 tahun

(sampai tahun 1973) harus dipenuhi. Dalamprotokol Caracas tahun 1969 disepakati penundaan penyelesaian zone perdagangan hingga tahun 1980. Namun, sejak tahun 1969 tidak ada kemajuan dalam ·integrasi. AlA­ LCgagal terutama karena negara anggota tidak benar-benar bertujuan melakukan integrasi regional, melaih­ kan di ALALC hanya melibatperjan­ jian perdagangan multilateral·· untuk

meningkatkan pertukaran barang, dan dengan demikian merupakaIi instru­ men yang mewakili kepentingan na­ sional. ALALC menguntungkanne­ gara-negara lebih besar di kawasan itu sehingga mendorong negara-ne­ gara keeil membentuk kelompok sub­ regional yang bertujuan integrasi ekonomi (pembangunan industri ber­ sama). Sebagai organisasi subregio­ nal daiam kerangka ALALC tahun 1969 muncul ·Pakta Andes dan ·Ke~ lompok La Plata. Agustus 1980 ALALC dibubarkan dan didirikan

·AlADI. dn

ALC -+ OAU.

ALECSO (Arab League Education­

al Cultural and Scientific Organiza­

tion) Organisasi untuk Pendidikan,

Kebudayaan, dan Ilmu Pengetahuan Liga Arab.

ALIDE (Asociacion LatinoameT"ica­

na de Instituciones Financieras de Desarrollo) Asosiasi Bank Pemba­

ngunan Amerika Latin, didirikan ta­ bun 1968 di Washington, berkedu­ dukan di Lima. Wadah organisasi 138 bank yang aktif dan 21 gabung­ an lembaga keuangan (1987) dari 24 negara Amerika Latin dan Karibia.

Tugas: membantu dan meng­

Gambar

Tabel  1:  Kuota  Beban  Utang  Negara  Ber­
Tabel  2  memberikan  beberapa  kriteria  penting  untuk  perbandingan  demikian.
Tabel  3:  Bantuan  keuangan  ME ke  Lome  I-III  (dim.  Juta  ECU  oJ

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hal tersebut, mendorong penelitian pada usaha industri kerajinan kayu hitam “Krisna karya” di Kota Palu, dengan menggunakan alat analisis rentabilitas,

Model pembelajaran multiliterasi inkuiri cocok diterapkan untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kritis anak karena melalui kegiatan inkuiri atau penelitian maka anak-anak

Pada komponen pemahaman yang ketiga yaitu menggunakan konsep grup dalam menyelesaikan soal pada indikator membuktikan suatu himpunan operasi binernya merupakan

Persiapan yang dilakukan sebelum pelaksanaan akreditasi di bidang kurikulum atau kegiatan belajar mengajar adalah sekolah menyiapkan semua dokumen kurikulum yang

Sebelum media diujicobakan, media yang dikembangkan terlebih dahulu divalidasi oleh minimal satu ahli materi, satu ahli media, dan praktisi. Validasi

Sebenarnya kapasitas parkir yang disediakan oleh pengelola ritel sudah cukup luas, karena dapat me-nampung sekitar 100 motor dan juga 100 mobil, tetapi tempat parkir tersebut

 Auskultasi suara nafas, catat area penurunan / tidak adanya ventilasi dan suara tambahan  Tentukan kebutuhan suction dengan mengauskultasi crakles dan ronkhi pada jalan napas utama

Begitu pula perubahan yang terjadi pada kesenian Ronggeng Gunung karena adanya faktor internal dan eksternal, antara lain adanya pembinaan yang dilakukan secara terus