• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pertumbuhan Ekonomi terhadap pertumbuhan (2)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pertumbuhan Ekonomi terhadap pertumbuhan (2)"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah jangka panjang. Selain itu, pertumbuhan ekonomi juga merupakan fenomena penting yang dialami dunia dalam dua abad belakangan ini dan oleh Kuznets1 proses pertumbuhan ekonomi

tersebut dinamakannya sebagai Modern Economic Growth. Dalam periode tersebut, dunia telah mengalami perubahan yang sangat nyata apabila dibandingkan dengan periode-periode sebelumnya. Sampai abad kedelapan belas kebanyakan masyarakat di dunia ini masih hidup pada tingkat subsistence dan mata pencaharian utamanya adalah dari melakukan kegiatan di sektor pertanian, perikanan dan berburu. Kuda dan beberapa binatang peliharaan lain merupakan alat pengangkutan yang utama. Pada masa kini keadaan sudah sangat berbeda. Kemampuan manusia untuk pergi kebulan dan menciptakan komputer canggih merupakan contoh yang nyata dari betapa jauhnya manusia telah mengalami kemajuan sejak dua atau tiga abad yang lalu.

Ditinjau dari sudut ekonomi, perkembangan perekonomian dunia yang berlaku dua abad yang lalu menimbulkan dua efek penting yang sangat menggalakkan, yaitu kemakmuran atau taraf hidup masyarakat yang semakin meninggkat dan terciptanya lapangan pekerjaan baru bagi penduduk yang semakin bertambah kenyataannya berbagai perekonomian mengalami pertumbuhan yang lebih lambat dari pertumbuhan ekonomi yang secara potensial dapat di capainya. Disamping itu

(2)

pertumbuhan itu tidak selamanya berjalan dengan lancar. Adakalanya ia berkembang dengan cepat, adakalanya inflasi berlaku dan adakalanya pula kemunduran ekonomi yang serius terjadi dan menyebabkan tingkat pengangguran yang tinggi.2

Sebenarnya jika kita berbicara tentang kemakmuran dan taraf hidup masyarakat suatu negara, salah satu dari Sepuluh Prinsip Ekonomi menjelaskan bahwa tingkat standar hidup suatu negara itu tergantung pada kemampuan negara tersebut untuk memproduksi barang dan jasa. Selain itu juga, salah satu ekonom muslim yaitu Ibnu Khaldun pernah mengatakan bahwa kekayaan dan kesejahteraan suatu negara tidak ditentukan oleh banyaknya uang di negara tersebut, akan tetapi kekayaan dan kesejahteraan suatu negara ditentukan oleh tingkat produksi domestik dan neraca pembayaran positif dari negara tersebut. Dengan demikian, negara yang yang makmur dan sejahtera adalah negara yang mampu memproduksi lebih banyak melebihi dari apa yang dibutuhkan oleh negara tersebut.3

Maka jelas, untuk mewujudkan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat, peran produktivitas masyarakat sangatlah penting. Selain itu juga peran dari pemerintah selaku pemengang kebijakan ekonomi sangat berpengaruh. Oleh karena itu jika suatu negara ingin meningkatkan pertumbuhan ekonomi demi mencapai tingkat kemakmuran dan kesejahteraan, peran produktivitas dan kebijakan pemerintah adalah hal yang utama.

(3)

BAB II

PERMASALAHAN

(4)

BAB III

PEMBAHASAN

A. Pertumbuhan Ekonomi: Konsep dan Pengukuran

Pertumbuhan ekonomi atau economic growth merupakan perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksikan dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat.4 Masalah

pertumbuhan ekonomi ini dapat dipandang sebagai masalah makroekonomi dalam jangka panjang. Karena dari satu periode ke periode yang lainnya kemampuan suatu negara untuk menghasilkan barang dan jasa akan meningkat. Kemampuan yang meningkat ini disebabkan karena faktor-faktor produksi mengalami pertambahan dalam jumlah dan kualitasnya. Investasi akan menambah jumlah barang modal. Teknologi yang digunakan berkembang. Selain itu, tenaga kerja bertambah sebagai akibat perkembangan penduduk dan pengalaman kerja sekaligus pendidikan menambah keterampilan mereka.

Perkembangan kemampuan memproduksi barang dan jasa sebagai akibat pertambahan faktor-faktor produksi pada umumnya tidak selalu diikuti oleh pertambahan produksi barang dan jasa yang sama besarnya. Pertambahan potensi memproduksi kerap kali lebih besar dari pertambahan produksi yang sebenarnya.5

Selain itu juga, untuk mencatat pertambahan produksi bukanlah hal yang mudah. Dalam dunia nyata, amat sulit untuk mencatat jumlah unit barang dan jasa yang dihasilkan selama periode tertentu. Kesulitan itu muncul bukan saja karena jenis barang dan jasa yang dihasilkan sangat beragam, tetapi satuan ukurnya pun berbeda. Misalnya, produksi singkong diukur dengan satuan berat (kilogram atau ton), sementara produk air bersih atau air minum diukur dalam satuan volume dan minyak bumi dengan satuan barel. Belum lagi produk-produk yang terukur

4 Sadono Sukirno, Pengantar Teori Makroekonomi edisi kedua,Rajawali Pers, Jakarta, 2000,

hlm.10.

(5)

dengan satuan fisik, misalnya jasa konsultan, jasa pariwisata dan jasa-jasa modern lainnya.

Karena itu, angka yang digunakan untuk menaksir pertumbuhan output adalah dengan menggunakan nilai moneternya (uang) yang tercermin dalam nilai Produk Domestik Bruto (PDB). Untuk mengukur pertumbuhan ekonomi, nilai PDB yang digunakan adalah PDB berdasarkan harga konstan atau PDB Riil. Sebab, dengan menggunakan harga konstan, pengaruh perubahan harga telah dihilangkan, sehingga sekalipun angka yang muncul adalah nilai uang dari total output barang dan jasa, perubahan nilai PDB sekaligus menunjukan perubahan jumlah kuantitas barang dan jasa yang dihasilkan selama periode pengamatan.

Mengingat sulitnya mengumpulkan data PDB, maka penghitungan pertumbuhan ekonomi tidak dapat dilakukan setiap saat. Biasanya penghitungan tersebut dilakukan dalam dimensi waktu triwulan dan tahunan. Adapun cara penghitungannya adalah sebagai berikut:

Gt = x 100%

Dimana:

Gt = Pertumbuhan ekonomi pada periode t (triwulan atau tahunan)

PDBRt = Produk Domestik Bruto Riil periode t (berdasarkan harga konstan)

PDBRt-1 = Produk Domestik Bruto Riil satu periode sebelumnya.

(6)

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, Periode 1990 – 1995.6

Tahun PDBR (konstan1990)

(Rp miliar)

Tingkat Pertumbuhan (%/tahun)

1990 195.597 7,2

1991 209.192 7,0

1992 222.705 6,5

1993 237.172 6,5

1994 255.055 7,5

1995 276.003 8,2

Angka pertumbuhan ekonomi tahunan diperoleh dengan menggunakan persamaan:

Gt = x 100%

Misalnya,

G1995 = x 100%

= x 100%

= 8,2%

Tujuan utama dari penghitungan pertumbuhan ekonomi adalah ingin melihat apakah kondisi perekonomian makin membaik. Ukuran baik buruknya dapat dilihat dari struktur produksi (sektoral) atau daerah asal (regional). Dengan melihat struktur produksi, dapat diketahui apakah ada sektor yang terlalu tinggi atau terlalu rendah pertumbuhannya.7

B. Pentingnya Pertumbuhan Ekonomi

6 Diolah dari Internasional Financial Statistics (IMF), 1997.

7 Prathama Rahardja dan Mandala Manurung, Teori Ekonomi Makro Suatu Pengantar, LP-FEUI,

(7)

Ada hal yang terkadang menjadi perdebatan ketika kita membahas tentang pertumbuhan ekonomi, sebenarnya mana kah yang lebih penting, pertumbuhan ekonomi atau pemerataan? Terlepas dari mana yang lebih penting, yang pasti pertumbuhan ekonomi sangat penting dan dibutuhkan. Sebab, tanpa pertumbuhan ekonomi maka tidak akan terjadi peningkatan kesejahteraan, kesempatan kerja, produktivitas dan distribusi pendapatan. Pertumbuhan ekonomi juga penting untuk mempersiapkan perekonomian menjalani tahapan kemajuan selanjutnya.

1. Pertumbuhan Ekonomi dan Peningkatan kesejahteraan

Rakyat dikatakan makin sejahtera jika setidak-tidaknya output per kapita meningkat. Dalam literatur ekomoni makro, tingkat kesejahteraan tersebut diukur dengan PDB per kapita. Makin tinggi PDB per kapita, makin sejahtera masyarakat. Agar PDB per kapita terus meningkat, maka perekonomian harus terus bertumbuh dan harus lebih tinggi dari pada tingkat pertambahan penduduk. Misalnya jika pertumbuhan penduduk suatu negara adalah 2% per tahun, maka pertumbuhan ekonomi harus lebih besar dari 2% per tahun.

2. Pertumbuhan Ekonomi dan Kesempatan Kerja

Mengingat manusia adalah salah satu faktor terpenting dalam proses produksi, maka dapat dikatakan kesempatan kerja akan meningkat bila output meningkat. Hubungan antara kesemaptan dan output dapat dilihat berdasarkan rasio kesempatan kerja output. Salah satu ekonom bernama Arthur Okun telah membahas tentang hubungan antara pertumbuhan ekonomi dan kesempatan kerja. Menurutnya, tingkat pengangguran yang minimal (4% per tahun) akan tercapai apabila seluruh seluruh kapasitas produksi terpakai (kesempatan kerja penuh atau full employment). Konsekuensi dari pemikiran Okun adalah pentingnya menjaga perekonomian agar selalu berada pada keadaan kesempatan kerja penuh.

(8)

L = cQ ∂L/∂Q = c

Dari persamaan diatas dapat segera diketahui bahwa untuk menambah kesempatan kerja , output harus bertumbuh, sebab setiap unit pertambahan output akan menambah kesempatan kerja sebanyak c unit. Makin besar nilai c, maka jumlah kesempatan kerja yang tersedia akibat bertambahnya 1 unit output akan makin besar. Besar kecilnya nilai c sangat tergantung pada teknik produksi (tingkat teknologi) yang digunakan dan efesiensi. Teknik produksi yang padat karya cenderung memperbesar nilai c. Sebaliknya dengan teknik produksi yang padat modal maka akan cenderung memperkecil nilai c.

Sementara itu, dampak efesiensi terhadap kesempatan kerja ada dua. Pertama, terutama dalam jangka pendek, membaiknnya efesiensi akan mengurangi kesempatan kerja. Sebab, dengan membaiknya efesiensi, untuk tingkat output yang sama, dibutuhkan tenaga kerja yang lebih sedikit. Kedua, terutama dalam jangka panjang, efesiensi yang berkaitan dengan kemajuan teknologi akan memperluas kesempatan kerja, bila kemajuan teknologi tersebut meresap ke dalam diri manusia (tenaga kerja) yang meningkatkan mutu SDM (embodied technology).

3. Pertumbuhan Ekonomi dan Perbaikan Distribusi Pendapatan

Distribusi pendapatan yang baik adalah yang semakin merata. Tetapi tanpa adanya pertumbuhan ekonomi, yang terjadi adalah pemerataan kemiskinan. Pertumbuhan ekonomi hanya akan menghasilkan perbaikan distribusi pendapatan bila memenuhi setidaknya dua syarat, yaitu memperluas kesempatan kerja dan meningkatkan produktivitas. Dengan meluasnya kesempatan kerja, maka akses rakyat untuk memperoleh penghasilan makin besar.

(9)

meningkatkan produktivitas. Dalam jangka panjang, kesempatan kerja yang tersedia memaksa orang untuk menetukan spesialisasi, yang akan meningkatkan produktivitas. Denagn meningkatnya prosuktivitas, uang yang dihasilkan untuk jam kerja yang sama akan lebih besar. Uang tersebut digunakan untuk meningkatkan kualitas SDM generasi selanjutnya. Begitu seterusnya, sehingga dalam beberapa generasi kemudian, distribusi pendapatan makin membaik.

4. Persiapan Bagi Tahapan Kemajuan Berikutnya

Suatu bangsa, terutama suatu perekonomian, dapata diumpamakan sebagaa manusia, yang tidak dapat menjadi vesar dan dewasa dalam tempo semalam. Nahkan waktu yamg dibutuhkan untuk mendewasakan perekonomian lebihjauh lebih lama dibandingkan waktu yang dibutuhkan manusia untuk menjadi dewasa.jika manusia matang (jasmani dan rohani) umumnyua tercapai pada usia sekitar 30 – 40 tahun, maka perekonomianbaru bisa dikatakan matang mungkin setelah berusia ratusan bahkan ribuan tahun. Kita tidak dapat menentukan batas usia kematangan suatu perekonomian. Hanya saja pengalaman negara-negara maju menunjukan mereka membutuhkan waktu sekitar tiga sampai lima abad untuk memodernisasi persokonomiannya.

Kenyataan diatas menunjukan bahwa pertumbuhan ekonomi merupakan tangga untuk mencapai tahapan kemajuan ekonomi selanjutnya. Sebab, sebuah perekonomian yang mampu terus-menerus bertumbuh dalam jangka panjang (setidak-tidaknya dalam tempo lima puluh tahun), umumnya telah memiliki kemampuan untuk menjadi modern. Untuk menunjang pertumbuhan jangka panjang, yang dibutuhkan bukan saja tenaga kerja, bahan baku dan teknologi, melainkan juga kelembagaan-kelembagaan ekonomi dan sosial yang modern. Kelembagaan-kelembagaan tersebut misalnya pasar,, keuntungn, uang, hak milik, kepastian hukun dan demokrasi.

(10)

modernisasi tidak akan terjadi tanpa adanya pertumbuhan ekonomi. Sebaliknya pertumbuhan ekonomi tidak mampu bertahan lama tanpa adanya akumulasi modernisasi.8

C. Produktivitas : Peranan dan Faktor – Faktor Penentunya

Pada pembahasan di atas sebenarnya sudah sedikit dibahas dan disinggung mengenai masalah produkivitas. Akan tetapi yang menjadi pertanyaan sekarang adalah sebenarnya apa hubungan antara produktivitas dengan pertumbuhan ekonomi dan standar hidup yang berlaku pada suatu negara? Dan kenapa produktivitas menjadi hal yang penting dalam masalah pertumbuhan ekonomi?

N. Gregory Mankiw dalam bukunya yang berjudul Pengantar Ekonomi Makro menjelaskan hubungan produktivitas dan pertumbuhan ekonomi dengan sebuah cerita sederhana. Cerita tersebut dimulai ketika seorang pelaut yang bernama Robinson Crusoe terdampar disebuah pulau terpencil. Karena Crusoe hidup sendiri sehingga dia harus menangkap ikan, menanam sayur dan membuat pakaian untuk keperluannya sendiri. Kegiatan yang dilakukan oleh Crusoe seperti produksi, konsumsi ikan, sayur serta pakaian itu merupakan bentuk kegiatan ekonomi sederhana.

Lantas jika dikaitkan dengan pertumbuhan ekonomi sebenarnya hal apa yang dapat mempengaruhi standar hidup Crusoe? Jawabannya jelas, jika Crusoe adalah seorang ahli menangkap ikan, menanam sayur dan menjait pakaian maka ia akan hidup sejahtera. Sebaliknya, jika ia tidak pandai melakukan kegiatan tersebut maka hidupnya akan sengsara. Jadi, standar hidupnya tegantung pada kemampuan produktivitas karena Crusoe hanya dapat mengkonsumsi apa yang ia hasilkan.9

Sebenarnya istilah produktivitas itu merujuk pada banyaknya barang dan jasa yang dapat dihasilkan oleh seorang pekerja setiap jam kerjanya. Pada kasus

8Ibid, hal 135.

9 N. Gregory Mankiw, Euston Quah dan Peter Wilson, Principle of Economic An ASIAN

(11)

kegiatan ekonomi Crusoe dapat disimpulkan bahwa produktivitas adalah kunci yang menetukan standar hidup dan dengan meningkatnya produktivitas akan mengakibatkan perubahan standar hidup menjadi lebih baik. Semakin banyak ikan yang bisa ditangkap oleh Crusoe per jamnya maka akan semakin banyak ikan yang dapat dia makan. Jika Crusoe dapat menemukan tempat yang lebih baik untuk menangkap ikan maka produktivitasnya akan meningkat. Bertambahnya produktivitas ini mengubah kondisinya menjadi lebih baik. Dia dapat makan ikan lebih banyak atau dia dapat melakukan kegiatan lain yang menyenangkan karena waktunya tidak dihabiskan untuk menangkap ikan.

Peran kunci produktivitas dalam menentukan tingkat standar hidup yang berlaku pada sebuah negara sama halnya seperti kisah pelaut diatas. Jika kita lihat kembali, bahwa sebenarnya Produk Domestik Bruto suatu negara mengukur dua hal sekaligus, yaitu total pendapatan yang diperoleh setiap penduduk dalam kegiatan ekonomi dan total biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan barang dan jasa. Alasan mengapa PDB dapat mengukur kedua hal tersebut secara simultan adalah bahwa kegiatan ekonomi merupakan suatu kesatuan utuh yang harus seimbang atau dengan kata lain pendapatan perekonomian sama dengan pengeluarannya.

Seperti halnya Crusoe, sebuah negara dapat menikamati tingkat standar hidup yang tinggi hanya jika negara tersebut dapat memproduksi barang dan jasa dalam jumlah yang banyak. Penduduk Jepang hidup lebih baik dari penduduk Indonesia karena pekerja Jepang lebih produktif dari pada pekerja Indonesia. Jepang mengalami standar hidup yang lebih cepat dari Indonesia karena pekerja Jepang lebih dapat meningkatkan produktivitasnya. Jadi benar, salah satu dari Sepuluh Prinsip Ekonomi menjelaskan bahwa tingkat standar hidup suatu negara tergantung pada kemampuan negara tersebut untuk memproduksi barang dan jasa.10

(12)

Selain itu juga, salah satu ekonom muslim yaitu Ibnu Khaldun pernah mengatakan bahwa kekayaan dan kesejahteraan suatu negara tidak ditentukan oleh banyaknya uang di negara tersebut, akan tetapi kekayaan dan kesejahteraan suatu negara ditentukan oleh tingkat produksi domestik dan neraca pembayaran positif dari negara tersebut. Dengan demikian, negara yang yang makmur dan sejahtera adalah negara yang mampu memproduksi lebih banyak melebihi dari apa yang dibutuhkan oleh negara tersebut.11

Setelah kita mengetahui bahwa produktivitas memiliki peran penting dalam pertumbuhan ekonomi, maka selanjutnya hal-hal atau faktor-faktor yang mempengaruhi sekaligus menetukan produktivitas menjadi hal yang tidak bisa kita abaikan. Ada beberapa faktor yang menetukan produktivitas diantaranya:

1. Modal Fisik (Physical Capital)

Pekerja akan lebih produktif jika dia memiliki peralatan yang membantu pekerjaannya. Kelengkapan peralatan dan struktur yang dipakai dalam kegiatan memproduksi barang dan jasa disebut modal fisik (physical capital), atau hanya disebut dengan modal. Sebagai contoh, ketika seorang tukang kayu membuat furnitur, mereka menggunakan gergaji, mesin bubut, mesin bor, dan lain-lain. Semakin banyak peralatan untuk membuat pekerjaan, maka semakin cepat dan hasilnya semakin baik. Dapat dikatakan tukang kayu yang mengandalkan peralatan sederhana akan menghasilkan lebih sedikit furnitur pada setiap minggunya dari pada tukang kayu yang menggunakan peralatan khusus dan canggih.

Modal pada dasarnya dalah input pada sebuah proses produksi yang merupakan output suatu proses produksi sebelumnya. Tukang kayu menggunakan mesin bubut untuk membuat kaki meja. Sebelumnya, mesin bubut itu sendiri merupakan hasil proses produksi perusahaan yang membuat mesin bubut. Denagn demikian, modal adalah sebuah faktor produksi yang digunakan untuk menghasilkan segala

(13)

jenis barang atau jasa, termasuk modal yang akan digunakan untuk kegiatan produksi selanjutnya.12

Ada pun untuk penambahan modal fisik bisa dilakukan melalui investasi. Dan untuk itu, salah satu upaya pokok untuk meningkatkan investasi adalah dengan menangani faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat investasi. Yang juga harus diingat adalah pertumbuhan ekonomi baru dimungkinkan jika investasi neto lebih besar dari pada nol. Sebab, jika investasi neto sama dengan nol, perekonomian hanya akan berproduksi pada tingkat sebelumnya. Akan tetapi lebih baik lagi, jika penambahan kualitas modal fisik juga disertai dengan peningkatan kualitasnya.13

2. Modal Manusia (Human Capital)

Faktor penentu produktivitas yang kedua adalah modal manusia (human capital), yaitu istilah dalam ekonomi untuk pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh pekerja melalui pendidikan, pelatihan, dan pengalaman. Modal manusia termasuk kecakapan yang dibentuk mulai masa kanak-kanak , sekolah, universitas dan balai pelatihan kerja untuk orang dewasa yang sudak termasuk angkatan kerja.

Sampai saat ini, khususnya di negara berkembang, modal manusia atau biasa disebut juga dengan tenaga kerja masih menjadi faktor produksi yang dominan. Penambahan tenaga kerja umumnya sangat berpengaruh terhadap peningkatan produktivitas atau output. Yang menjadi persoalan adalah sampai berapa banyak penambahan tenaga kerja akan terus meningkatkan output. Hal itu tergantung dari seberapa cepat terterjadinya The Law of Diminishing Return (TLDR). Sedangkan cepat atau lambatnya proses TLDR sangat ditentukan oleh kualitas SDM dan keterkaitannya denngan kemajuan teknologi produksi. Selama ada sinergi antara tenaga kerja dan teknologi, penambahan tenaga kerja akan mamacu peningkatan prosuktifitas yang nantinya akan menaikan pertumbuhan ekonomi.

12 N. Gregory Mankiw, Euston Quah dan Peter Wilson, Principle of Economic An ASIAN

edition-volume 2, Salemba Empat, Jakarta, 2012, hal. 47.

13 Prathama Rahardja dan Mandala Manurung, Teori Ekonomi Makro Suatu Pengantar, LP-FEUI,

(14)

Sayangnya, jumlah tenaga kerja yang dapat dilibatkan dalam proses produksi akan semakin sedikit bila teknologi yang digunakn makin tinggi. Timbullah trade-off antara efesiensi produtivitas dan kesempatan kerja. Untuk meningkatkan output secara efisien, pilihan yang rasional adalah teknologi padat modal. Harga dari pilihan tersebut adalah menciutnya kesempatan kerja.14

3. Sumber Daya Alam (Natural Resources)

Faktor penentu produktivitas yang ketiga adalah sumber daya alam (natural resources). Sumber daya alam merupakan masukan dalam kegiatan produksi disediakan oleh alam, seperti tanah, sungai dan kandungan mineral. Sumber daya alam dapat di kelompokan menjadi dua golongan besar, yaitu sumber daya alam yang dapt di perbaharui dan sumber daya alam yang tidak dapt diperbaharui. Hutan merupakan salah satu contoh sumber daya alam yang dapat di perbaharui. Jika sebuah pohon di tebang, bibit dapat ditanam di tempat tersebut untuk diambil manfaatnya di kemudian hari. Minyak bumi merupakan salah satu contoh sumber daya alam yang tidak dapt diperbaharui. Jika persediaan minyak habis maka hampir mustahil untuk membuatnya lagi.

Perbedaan sifat sumbet daya alam ini menyebabkan perbedaan pada tingkat standar hidup di berbagai negara di dunia. Negara di Timur Tengah seperti Arab Saudi dan Kuwait menjadi negara kaya saat ini hanya karena mereka berada di atas kolam minyak terbesar di dunia.

Walaupun dapat menjadi sangat penting, sumber daya alam bukan merupakan sesuatu yang wajib bagi perekonomian untuk menjadi sangat produktif dalam menghasilkan barang dan jasa. Contohnya Singapura, Hong Kong dan Jepang adalah beberapa negara yang kaya namun tidak mempunyai sumber daya alam yang melimpah, perdagangan internasional membuat negara tersebut sukses dengan cara mengimpor banyak sumber daya alam dari negara lain yang

(15)

dibutuhkan dan mengekspor barang olahan atau menjual jasa kepada negara yang kaya dengan sumber daya alam.15

4. Penguasaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Technological Knowledge)

Faktor penentu produktivitas yang keempat adalah penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) (Technological Knowledge) atau pemahaman tentang cara terbaik untuk memproduksi barang dan jasa. Lima puluh tahun yang lalu, sebagian besar penduduk Thailand bercocok tanam karena teknologi untuk bercocok tanam membutuhkan banyak pekerja guna menghasilkan pangan yang dibutuhkan seluruh penduduk. Ketika terjadi perkembangan teknologi pertanian, hanya dibutuhkan sedikit pekerja saja untuk dapat menghasilkan pangan dalam jumlah yang sama banyak. Perubahan ini membuat sebagian penduduk dapat memproduksi barang dan jasa lainnya.

Penguasaan teknologi memiliki banyak bentuk, beberapa teknologi bersifat pengetahuan umum, setelah teknologi ini digunakan oleh seseorang, setiap orang kemudian menggunakannya. Sebagai contoh, ketika Henry Ford berhasil meningkatkan produksi dengan menggunakan sistem lini perakitan mobil di Amerika Serikat, pembuat mobil lain mengikutinya. Ada juga yang sifatnya tertutup, seperti Coca Cola, hanya perusahaan Coca Cola saja yang mengetahui teknologi rahsia resep untuk membuat minuman ringannya.

Sangat perlu diketahui dan dipahami perbedaan antara penguasaan iptek dengan modal manusia walaupun keduanya berhubungan erat, tetapi ada perbedaan penting. Penguasaan iptek merujuk pada pemahaman masyarakat tentang bagaimana sesuatu bekerja. Modal manusia merujuk pada sumber daya yang diharapkan mentransformasikan pemahaman tersebut pada angkatan kerja.16

15 N. Gregory Mankiw, Euston Quah dan Peter Wilson, Principle of Economic An ASIAN

edition-volume 2, Salemba Empat, Jakarta, 2012, hal. 48.

(16)

D. Pertumbuhan Ekonomi dan Kebijakan Publik

Pada pembahasan sebelumnya kita telah mengetahui bahwa pertumbuhan ekonomi dan standar hidup masyarakat tergantung pada kemampuannya untuk memproduksi barang dan jasa dan bahwa produktivitas tergantung pada modal fisik, modal manusia, sumber daya alam, dan penguasaan iptek. Selanjutnya, mari kita beralik kepada peran pemerintah dalam meningkatkan produktivitas dan standar hidup masyarakat.

1. Pentingnya Tabungan dan Investasi

Karena modal adalah penghasil faktor produksi, sebuah kelompok masyarakat dapat mengubah jumlah modal yang digunakan. Jika kegiatan ekonomi produksi saat ini menghasilkan jumlah barang modal dalam jumlah yang banyak maka paada masa yang akan datang akan terdapat banyak persediaan modal dan dapt digunakan untuk menghasilkan banyak jenis barang dan jasa yang lainnya. Oleh karena itu, salah satu cara untuk meningkatkan produktivitas pada masa yang akan datang adalah dengan lebih banyak menggunakan sumber daya alam dalam produksi modal.

(17)

Dalam pandangan tradisional, ada yang namanya penurunan perolehan keuntungan (Diminshing Return). Seiring dengan bertambahnya persediaan modal, output tambahan yang dihasilkan dari tambahan unit modal menjadi menurun. Dengan kata lain, ketika pekerja telah memiliki banyak modal untuk digunakan dalam memproduksi barang dan jasa, memberi tambahan unit modal tidak akan meningkatkan produktivitas mereka. Karena keuntungan menurun, peningkatan dalam rata-rata tabungan menyebabkan lonjakan pertumbuhan untuk sementara. Seiring dengan bertambahnya rata-rata tabungan menyebabkan lebih banyak modal terkumpul, keuntungan dari tambahan modal menjadi semakin kecil seiring berjalannya waktu dan menyebabkan melambatnya pertumbuhan.

Dalam jangka panjang, semakin tinggi tabungan menyebabkan semakin tinggi tingkat produktivitas dan pendapatan, tetapi, tidak menyebabkan bertambahnya pertumbuhan. Untuk mencapai jangka panjang, walau bagaimana pun membutuhkan waktu lama. Menurut penelitian data pertumbuhan ekonomi internasional, meningkatkan tingkat tabungan dapat menyebabkan bertambahnya tingkat petumbuhan secara substantif untuk periode waktu bebrapa dekade.

Penurunan perolehan keuntungan terhadap modal mempunyai implikasi yang lain. Semua hal dianggap seimbang sehingga mudah bagi semua negara yang relatif miskin untuk tumbuh dengan cepat. Efek kondisi awal ini dalam pertumbuhan berkelanjutan disebut dengan efek pengejaran (catch-up effect). Di negara miskin pekerja bahkan tidak mempunyai peralatan memadai dan sebagai akibatnya mempunyai produktivitas yang rendah. Sejumlah kecil penanaman modal pada hakikatnya akan meningkatkan produktivitas pekerja. Sebaliknya, pekerja di negara kaya mempunyai banyak modal untuk membantunya bekerja, bagian ini menjelaskan tingkat produktivitas mereka yang sangat tinggi. Sekalipun demikian, dengan tingkat modal pekerja yang sudah sedemikian tinggi, tambahan penanaman modal mempunyai akibat yang kecil terhadap produktivitas.17

(18)

2. Pendidikan

Pendidikan (investasi dalam sumber daya manusia) sama pentingnya dengan investasi pada modal fisik untuk keberhasilan ekonomi jangka panjang suatu negara. Di Amerika Serikat, setiap tahun yang di gunakan untuk sekolah biasanya meningkatkan rata-rata upah seseorang sekitar 10%. Di negara berkembang, termasuk negara-negara miskin di Asia, diamana biasanya sumber daya manusia yang berkualitas langka, perbedaan antara upah pekerja terdidik dengan tidak terdidik biasanya sangat besar. Jadi salah satu cara dimana kebiajakan pemerintah dapat meningkatkan standar hidup adalah dengan menyediakan sekolah yang baikdan mendoraong populasi penduduk guna memanfaatkan fasilitas sekolah yang ada tersebut.

Investasi dalam sumber daya manusia sama seperti investasi dalam modal fisik, membutuhkan pengorbanan biaya. Murid di sekolah, tidak memikirkan upah yang dapat mereka peroleh. Di negara tertinggal, anak-anak sering kali keluar dan berhenti sekolah pada usia dini, walaupun keuntungan jika bersekolah sangat tinggi, hal ini dilakukan hanya karena tenaga mereka dibutuhkan untuk membantu keluarga.

Beberapa ekonom membantah bahwa pentingnya sumber daya manusia dalam pertumbuhan ekonomi karena sumber daya manusia tidak berhubungan secara langsung. Sebuah pengesampingan adalah akibat dari pandangan orang berada yang memandang sebelah mata. Orang yang terpelajar, sebagai contoh akan mengemukakan gagasan baru tenatang cara terbaik memproduksi barang dan jasa. Apabila gagasan ini di terima dikalangan umum sehingga semua menyetujuinya maka gagasan tersebut adalah sebuah keuntungan tambahan pendidikan. 18

3. Hak Milik dan Stabilitas Politik

Cara lain yang dapat ditempuh oleh pembuat kebijakan dalam membantu perkembangan pertumbuhan ekonomi adalah dengan melindungi hak milik dan menjaga stabilitas politik. Negara yang yang memiliki sistem peradilan yang baik,

(19)

pegawai pemerintah yang jujurdan perundang-undangan yang kuat kan mengalami standar hidup perekonomian yang lebih tinggi dibandingkan dengan negara yang sistem peradilannya lemah, pemerintahnya korup, dan sering terjadi revolusi atau kudeta. Dengan sistem peradilan yang baik maka hak milik akan lebih terjaga dan terjamin. Begitu juga dengan adanya perundang-undangan yang kuat dan minimnya revolusi.19

4. Perdagangan Bebas

Beberapa negara miskin telah mencoba untuk mempercepat laju pertumbuhan ekonominya dengan menggunakan kebijakan orientasi ke dalam. Kebijakan ini diarahkan untuk meningkatkan produktivitas dan standar hidup suatu negara dengan cara menghindari hubungan dengan dunia luar, pendekatan ini mendapat dukungan dari perusahaan lokal yang mengatakan bahwa mereka membutuhkan perlindungan dari persaingan asing untuk dapat tumbuh dan berkembang. Pendapat industri yang kekanak-kanakan ini, bersama kebencian tanpa alasan terhadap bangsa asing, telah mendorong pembuat kebijakan di beberapa negara belum berkembang untuk meningkatkan tarif dan pembatasan perdagangan denagn pihak luar.

(20)

5. Penelitian dan Pengembangan

Alasan utama yang menyebabkan standar hidup sangat tinggi saat ini dibandingkan dengan seabad yang lalu adalah berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi. Telepon, kendaraan dan komputer adalah salah satu dari ribuan penemuan yang mrningkatkan kemampuan memproduksi barang dan jasa. Walaupun kebanyakan penemuan muncul karena penelitian pribadi oleh perusahaan dan penemu, ada juga keterlibatan umum dalam menyokong kemajuan ini, lebih jauh, pengetahuan adalh barang umum. Jika seseorang menemukan gagasan, gagasan tersebut diakui secara umum dan orang lain dapat menggunakannya secara bebas. Pemerintah harus berperan pada porsi yang sama dalam hal menyediakan barang umum untuk mengembangkanpertahahan nasional sehingga terciptakondisi yang baik untuk melakukan penelitian dan pengembangan teknologi baru.

Pemerintah dapat mendoraong penelitian denagn memberlakukan sistem paten. Ketiaka seseorang atau sebuah perusahaan menemukan produk baru, penemunya dapt mengajukan paten. Jika penemuannya bagus dan baru, pemerintah bisa memberikan penghargaan yang mebuat penemunya memiliki hak khusus untuk memproduksi dalam jumlah tertentu sepanjang setahun. Pada dasarnya hak paten memberikan penemu hak milik terhadap penemuannya, mengubah pengetahaun umum menjadi pengetahuan khusus. Dengan memberikan keuntungankeapda penemu dari hasil penelitiannya–meskipun hanhya sementara–sistem paten akan mendorong individu atau perusahaan untuk meningkatkan penelitiannya.21

E. Teori – Teori Pertumbuhan Ekonomi

Para ahli ekonomi telah sejak lama melakukan penyelidikan tentang pertumbuhan ekonomi. Dan oleh sebab itu juga muncullah bermacam-macam teori tentang pertumbuhan ekonomi. Semua teori tersebut didasarkan kepada hubungan antara

(21)

pertumbuhan ekonomi dan faktor-faktor penentu pertumbuhan. Adapun perbedaan antara teori yang satu dengan yang lain terletak pada perbedaan fokus pembahasan atau asumsi-asumsi yang digunakan.

1. Teori Pertumbuahan Ahli Ekonomi Klasik

Menurut pandangan ahli ekonomi klasik ada empat faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, yaitu jumlah penduduk, jumlah persediaan barang-barang modal, luas tanah dan kekayaan alam, dan tingkat teknologi yang digunakan. Walaupun menyadari bahwa pertumbuhan ekonomi tergantung kepada banyak faktor, ahli-ahli ekonomi Klasik terutam menumpahkan perhatiannya kepada pengaruh pertambahan penduduk kepada pertumbuhan ekonomi. Dalam teori pertumbuhan mereka dimisalkan luas tanah dan kekayaan alam adalah tetap jumlahnya dan tingkat teknologi tidak mengalami perubahan. Berdasarkan kepada pemisalan ini selanjutnya dianalisis bagaimana pengaruh pertambahan penduduk kepada tingkat produksi dan pendapatan.

(22)

berkembang tersebut, ia hanya mampu mengundurkan terjadinya keadaan tersebut.22

2. Teori Schumpeter

Teori Schumpeter menekankan tentang pentingnya peranan pengusaha di dalam menciptakan pertumbuhan ekonomi. Dalam teori itu ditunjukkan bahwa para pengusaha merupakan golongan yang akan terus menerus membuat pembaruan atau inovasi dalam kegiatan ekonomi. Inovasi tersebut meliputi: memperkenalkan barang-barang baru, mempertinggikan efisiensi dalam memproduksikan suatu barang, memperluas pasar suatu barang ke pasaran yang baru, mengembangkan sumber bahan mentah yang baru dan mengadakan perubahan-perubahan dalam organisasi perusahaan dengan tujuan mempertinggi efisiensinya.

Di dalam mengemukakan teori pertumbuhannya Schumpeter memulai analisisnya dengan memisalkan bahwa perekonomian sedang dalam keadaan tidak berkembang. Tetapi keadaan ini tidak akan berlangsung lama. Pada waktu keadaan tersebut berlaku segolongan pengusaha menyadari tentang berbagai kemungkinan untuk mengadakan inovasi yang menguntungkan. Didorong oleh keinginan keuntungan dari mengadakan pembaruan tersebut, mereka akan meminjam modal dan melakukan penanaman modal. Investasi yang baru ini akan meninggikan tingkat kegiatan ekonomi negara. Maka pendapatan masyarakat akan bertambah dan tingkat konsumsi menjadi tambah tinggi. Kenaikan tersebut akan mendorong perusahaan-perusahaan lain untuk menghasilkan lebih banyak barang dan melakukan penanaman modal baru. Maka menurut Schumpeter, investasi boleh dibedakan dalam dua golongan, yaitu: penanaman modal outonomi dan penanaman modal terpengaruh. Penanaman modal outonomi adalah penanaman modal yang ditimbulkan oleh kegiatan ekonomi yang timbul sebagai akibat kegiatan investasi.

22 Sadono Sukirno, Pengantar Teori Makroekonomi edisi kedua,Rajawali Pers, Jakarta, 2000, hlm.

(23)

Menurut Schumpeter makin tinggi tingkat kemajuan sesuatu perekonomian makin terbatas kemungkinan untuk mengadakan inovasi. Maka pertumbuhan ekonomi akan menjadi bertambah lambat jalannya. Pada akhirnya akan tercapai tingkat “keadaan tidak berkembang” atau stationary state. Akan tetapi , berbeda dengan pandangan Klasik, dalam pandangan Schumpeter tingkat keadaan tidak berkembang itu dicapai pada tingkat pembangunan yang tinggi.23

3. Teori pertumbuhan Harrod-Domar

Teori pertumbuhan Harrod-Domar ini dikembangkan oleh dua ekonom sesudah Keynes yaitu Evsey Domar dan Sir Roy F. Harrod. Teori Harrod-Domar ini mempunyai asumsi yaitu:

a Perekonomian dalam keadaan full employment dan barang-barang modal digunakan secara penuh.

b. Perekonomian terdiri dari dua sektor yaitu sektor rumah tangga dan sektor perusahaan.

c. Besarnya tabungan proporsional dengan besarnya pendapatan nasional

d. Kecenderungan untuk menabung (Marginal Propensity to Save = MPS) besarnya tetap, demikian juga ratio antara modal-output (Capital-Output Ratio atau COR) dan rasio pertambahan modal-output (Incremental Capital-Output Ratio atau ICOR)

Menurut Harrod-Domar, setiap perekonomian dapat menyisihkan suatu proporsi tertentu dari pendapatan nasionalnya jika hanya untuk mengganti barang-barang modal yang rusak. Namun demikian untuk menumbuhkan perekonomian tersebut, diperlukan investasi-investasi baru sebagai tambahan stok modal. Hubungan tersebut telah kita kenal dengan istilah rasio modal-output (COR). Dalam teori ini disebutkan bahwa, jika ingin tumbuh, perekonomian harus menabung dan menginvestasikan suatu proporsi tertentu dari output totalnya. Semakin banyak tabungan dan kemudian di investasikan, maka semakin cepat perekonomian itu akan tumbuh

(24)

4. Teori Pertumbuhan Endojenus

Teori yang dikembangkan oleh Romer ini merupakan pengembangan mutakhir teori pertumbuhan Klasik-Neo Klasik. Kelemahan model Klasik maupun Neo Klasik terletak pada asumsi bahwa teknologi bersifat aksojenus. Konsekuensi asumsi ini adalah terjadinya The Law of Diminishing Return (TLDR), karena teknologi dianggap sebagai faktor produksi tetap. Konsekuensi lebih serius dari memperlakukan teknologi sebagai faktor eksogen dan konstan adalah perekonomian yang telah terlebih dahulu maju, dalam jangka panjang akan terkejar perekonomian yang lebih terbelakang selama tingkat pertambahan penduduk, tingkat tabungan, dan akses terhadap teknologi adalah sama.

Berdasarkan penjelasan tersebut, maka perekonomian Asia Timur (kecuali Jepang) dan Asia Tenggara dapat menyamai perekonomian Barat. Tetapi faktanya tidak demikian. TLDR di perekonomian Barat dan Jepang tidak terjadi, sehingga perekonomian Asia Timur dan Asia Tenggara makin tertinggal dibanding Barat dan Jepang. Menurut Romer ketertinggalan ini disebabkan kemajuan teknologi yang justru menimbulkan increasing return to scale (IRS). Semangat pengusaha untuk memaksimalkan keuntungan justru dapat dipenuhi lewat penguasaaan (monopoli) teknologi. Akibatnya, pertumbuhan output disertai dengan menguatnya gejala monopoli.

(25)

kita tidak dapat memperlakukan teknologi sebagai faktor eksogen melainkan faktor endogen.24

24 Prathama Rahardja dan Mandala Manurung, Teori Ekonomi Makro Suatu Pengantar, LP-FEUI,

(26)

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi dan standar hidup yang layak, maka yang harus diperhatikan adalah seberapa besar kemampuan negara tersebut menghasilkan barang dan jasa. Selain itu juga pemerintah selaku pembuat kebijakan harus mengarahkan kebijakannya guna meningkatkan produktivitas nasional. Caranya adalah dengan menghidupkan iklim produksi sehingga terjadi pengumpulan faktor produksi yang cepat dan menjamin faktor-faktor produksi tersebut dapat diolah seefektif mungkin.

(27)

LAMPIRAN

Lampiran 125

Analisis:

(28)

Sebagaimana yang telah kita bahas dalam makalah diatas, kita tahu bahwa pada kenyataannya pertumbuhan ekonomi sebenarnya mengalami pertumbuhan yang lebih lambat dari pada pertumbuhan ekonomi secara potensial. Selain itu, pertumbuhan ekonomi tidak selamanya berjalan dengan lancar. Adakalanya ia berkembang dengan cepat dan adakalanya juga ia stagnan atau malah mengalami penurunan dan kemunduran.

Hal tersebut bisa kita lihat dalam berita diatas. Pada awal tahun 2014, pemerintah Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi indonesia di tahun 2014 akan berada di atas 6%. Akan tetapi seiring berjalannya waktu, pemerintah khususnya BI merevisi target pertumbuhan ekonomi menjadi 5,1 hingga 5,5 persen. Berarti pertumbuhan ekonomi Indonesia sedang mengalami perlambatan. Hal tersebut dipengaruhi oleh bebarapa faktor, diantaranya: melemahnya perekonomian Tiongkok sebagai salah satu negara tujuan utama ekspor Indonesia, itu berarti sedang ada penurunan harga dan jumlah ekspor yang menyebabkan PDB menurun. Selain itu, penyebab lainnya adalah karena iklim investasi di Indonesia masih belum stabil, hal tersebut bisa dilihat dari masih banyaknya investasi yang di salurkan ke pasar moneter, akibatnya, karena uang yang ada tidak di alirkan ke sektor riil maka meskipun adanya investasi, output yang dihasilkan tidak mengalami peningkatan.

(29)

Tahun 2013 Ekonomi Indonesia Hanya 5,78 Persen

Rabu, 5 Februari 2014 | 12:21 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Pertumbuhan ekonomi Indonesia terus turun.

Setelah mencapai pertumbuhan ekonomi 6,5 persen pada 2011, dan 6,23 persen pada 2012, pertumbuhan ekonomi 2013 berada dibawah 6 persen.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang 2013 sebesar hanya 5,78 persen. Angka tersebut turun dibandingkan sepanjang 2013 sebesar 6,23 persen.

Kepala BPS Suryamin memaparkan, pertumbuhan ekonomi di kuartal IV-2013 sebesar 5,72 persen, atau mengalami penurunan 1,42 persen dibanding kuartal III-2013. "Triwulan empat ini dari pengalaman selalu lebih rendah dibanding triwulan tiga setiap tahunnya," kata Suryamin, di Kantor BPS, Rabu (5/2/2014).

(30)

"Ini artinya perekonomian global berdampak pada ekonomi kita, terutama untuk ekspor dan sektor lain seperti wisatawan mancanegara," terang dia.

Lebih lanjut dia mengatakan, pertumbuhan terjadi di semua sektor ekonomi dengan pertumbuhan tertinggi di sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar 10,19 persen, dengan nilai Rp 292,4 triliun. Berturut-turut disusul sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan dengan pertumbuhan 7,56 persen, dengan nilai Rp 272,1 triliun. Sektor ketiga yang mengalami pertumbuhan signifikan adalah konstruksi, di mana mencatat pertumbuhan 6,57 persen dengan nilai Rp 182,1 triliun. Sementara itu pertumbuhan sektor pertambangan dan penggalian tercatat paling kecil sebesar 1,34 persen dengan nilai Rp 195,7 triliun.

"Gadget membuat pertumbuhan signifikan di sektor komunikasi menjadi paling tinggi. Pembangunan real estate positif, demikian juga dengan lembaga keuangan. Konstruksi tumbuh positif karena ini berkaitan dengan pembangunan infrastruktur dari tahun ke tahun. Terutama yang dilakukan pemerintah dalam rangka MP3EI," jelas Suryamin.

Sedangkan jumlah total produk domestik bruto (PDB) sepanjang 2013 adalah Rp 9.084 triliun Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB). Sedangkan PDB Atas Dasar Harga Konstan (tahun 2000) adalah Rp 2.770,3 triliun.

Untuk kuartal-IV 2013 sendiri PDB ADHB sebesar Rp 2.367,9 triliun, dan ADHK sebesar Rp 699,9 triliun. Angka ini naik dibanding kuartal-IV 2012, dimana PDB ADHB sebesar Rp 2.092,4 triliun, dan ADHK sebesar Rp 662,1 triliun.26

Analisis:

26 Diakses pada hari jumat, 20 Juni 2014, dari

(31)

Dari berita diatas, kita bisa melihat ternyata perekonomian global sangatlah berdampak terhadap petumbuhan ekonomi, salah satunya adalah perdagangan bebas. Hal tersebut bisa kita lihat ketika perekonomian Amerika dan Cina mengalami perbaikan. Saat ekonomi Amerika dan Cina naik, maka ekspor dan beberapa sektor wisata mancanegara mengalami peningkatan.

Peradagangan bebas menjadi salah satu pemicu meningkatnya produktivitas dalam negeri, ketika demand terhadap produk lokal naik, maka output yang dihasilkanpun akan bertambah banyak. Hal tersebut menyebabkan nilai PDB naik sehingga naiknya nilai PDB berdampak pada meningkatnya pertumbuhan ekonomi.

(32)

Amalia, Euis. 2010. Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam. Depok: Gramata.

Mankiw, N. Gregory., Euston Quah., Peter Wilson. 2012. Principles of Ekonomics An ASIAN Edition. Jakarta: Salemba Empat.

Rahardja, Prathama., Mandala Manurung. 2008. Teori Ekonomi Makro. Jakarta: LP-FEUI.

Referensi

Dokumen terkait

Saya bertugas di SMPN 5 Satu Atap Medang Deras ini sudah hampir 4 tahun. Perilaku membolos yang sering terjadi di sekolah ini yaitu siswa atau siswi yang

mahasiswa peserta ujian mata kuliah tersebut. 5) Untuk mata kuliah yang diberikan oleh satu tim tenaga pengajar, nilai prestasinya ditentukan bersama oleh seluruh

Keberhasilan yang telah diawali oleh beberapa akademisi, diharapkan dapat mendorong dan membuka wawasan pemulia anggrek yang lain untuk melakukan aplikasi teknik molekuler

Menurut Siswanto (2002:291), disiplin kerja adalah sebagai suatu sikap menghormati, menghargai, patuh dan taat terhadap peraturan-peraturan yang berlaku, baik yang

Dengan aplikasi multimedia interaktif ini, bisa dijadikan sebagai alternatif media penyampaian informasi pariwisata Kabupaten Klaten yang lebih menarik dan akan

Pada cacing dewasa respon imun akan terkait dengan formasi kaki gajah sebagai ciri klinis klasik dari limfatik filariasis.. Sebaliknya respon imun pada mikrofilaria

Amonia bebas y yang tidak t terionisasi bersifat toksik terhadap biot dan toksisitas tersebut akan menin i gkat jika a terjadi penurunan kadar oksigen terlarut Ikan tidak

(6) Melakukan kampanye atas negative campaign terhadap komoditi industri agro melalui penyusunan Buku Putih dan sosialisasi di media cetak dan media elektronika. Indikator