Meraup rejeki dari hasil kreativitas olahan Batok Kelapa
Beberapa hasil kerajinan dari kelapa yang dipajang di rumah produksi Yande Batok
Bertempat di Banjar Sarimertha, Desa Negari Banjarangkan Klungkung telah berdiri sebuah rumah produksi batok kelapa baik sebagai kerajinan maupun bahan baku makanan. Keberadaan dari produksi batok kelapa ini berada dibawah pimpinan I Gede Suryawan yang akrab disapa dengan ‘Pak Yande.’
Sekitar tahun 1997, dengan kondisi ketiadaan lapangan pekerjaan mengawali terlahirnya sebuah terobosan untuk membangun usaha dari batok kelapa. Faktor lain yang mendasari bahan utama dari usaha ini ialah kelapa, karena pada masanya, harga kelapa terbilang murah dan lebih mudah untuk dimanfaatkan hingga saat ini. Perjalanan dari produksi batok kelapa ini tidak mudah dikarenakan harus mendapat ijin produksi dari Dinas Koperasi dan Perdagangan Kabupaten Klungkung.
Seiring berjalannya waktu beberapa kabupaten di Bali, seperti Gianyar, Bangli, Klungkung, Karangasem, Denpasar, dan Badung menjadi pelanggan setia Yande Batok, sedangkan luar daerah mengekspor ke Jakarta serta Perancis, Jepang dan Jerman.
“saya sering beli di Yande Batok, selain kerajinannya itu seni, harganya murah, terus kerajinannya juga efektif dipakai dirumah kayak mangkok sama celengan.” Sahut salah satu pelanggan Yande Batok, Ni Nyoman Sudiati asal Banjarangkan.
Hingga saat ini sudah tersedia beberapa jenis kerajinan batok kelapa, seperti topeng yang daimbil dari serabutnya, asbak, beragam jenis cedok, beragam jenis celengan, gelas, beragam jenis mangkok, tempat lilin, tas hingga tempat bunga. Berbagai jenis olahan kerajinan batok kelapa, jenis yang paling diminati saat ini yaitu celengan babi, tas dan mangkok. Selama setahun, Yande Batok dapat mengekspor 3 kali setahun dengan jumlah pengiriman mencapai 2000-3000 sekali pengiriman.
Perkembangan produksi kerajinan batok kelapa inipun menuai kesulitan yang kerap dihadapi, seperti tenaga kerja yang dirasa kurang apabila proses pengerjaan dibarengi dengan pelkasnaan hari raya, bahan baku kelapa yang harga nya sempat melonjak tajam hingga dan jumlah orderanyang diterima tidak seimbang dengan kondisi tenaga kerja dan jumlah bahan baku.
Salah satu contoh tahap perakitan dari bentuk celengan batok kelapa yang dilakukan oleh tenaga kerja Yande Batok
pengamplasan yang biasa dilakukan oleh tenaga kerja borongan hingga, perakitan menjadi model kerajinan yang dipesan dan terakhir tahap finishing.
Keberhasilan yang diperoleh Yande Batok telah mengalami pasang surut dalam dunia wirausaha. Hal tersebut terbukti dari adanya kenaikan harga pada batok kelapa yang mulanya seharga Rp 3500 naik menjadi Rp 8000. Melalui berbagai perhitungan agar usaha batok kelapa ini tidak larut dalam kerugian, maka lahir lah terobosan baru yaitu pemanfaatan air kelapa sebagai minyak dan juga pembuatan saur.
“yaa astungkara bisnis ini lancar ya dik, karena disamping itu juga kita ada hal yang harus dikorbankan seperti bangun lebih pagi dan sabtu, minggu harus tetap bekerja, biasanya sebelum bikin saur itu kan kerja sampe jumat aja.” Jelas Yande.