• Tidak ada hasil yang ditemukan

Green Economy Dalam Keberlanjutan Ekologis Studi Kasus : Desa Mungli, Lamongan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Green Economy Dalam Keberlanjutan Ekologis Studi Kasus : Desa Mungli, Lamongan"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1

Green Economy Dalam Keberlanjutan Ekologis

Studi Kasus : Desa Mungli, Lamongan

Moh. Tas’an, Millatul Hasanah

Dosen Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Islam Darul ‘Ulum Lamongan

Email: teknikunisda@gmail.com

ABSTRAK

Green economy secara konseptual adalah paradigma ekonomu yang menginternalisasi persoalan lingkungan dalam bangunan/arsitektur sistem perekonomian. Dalam konteks pembangunan ekonomi maka bukan hanya kemajuan fisik dan sosial saja yang dipertimbangkan tetapi juga aspek keberlanjutan ekologis. Kemudian aspek keberlanjutan ekologis dipertimbangkan, karena manusia pada hakikatnya berkehidupan atas dasar adaptasi dan berstrategis secara fungsional dengan lingkungan alamnya. Green economy juga dapat ditinjau pada suatu hal yang lebih kecil yaitu pada perkampungan dimana green economy tidak hanya berkaitan dengan kesejahteraan masyarakat dalam bidang ekonomi namun juga memberikan dampak positif dalam hal peningkatan kualitas lingkungan. Dalam hal ini, kampung Mungli sebagai juara best of the best katagori berkembang dalam ajang Surabaya Green and Clean 2015 selain dapat mewujudkan lingkungan yang lebih baik dari sebelumnya juga ternyata memiliki dampak yang positif dalam perekonomian masyarakatnya. Oleh karena itu muncullah pertanyaan penelitian yaitu : “pada aspek green economy yang manakah yang telah dicapai oleh warga Kampung Mungli”

Kata kunci: ekologis, Green economy, kampung

1.1 Latar Belakang

Dua tahun terakhir ide akan munculnya “green economy” telah tertambatkan dalam ekonomi lingkungan. Hal ini diungkapkan pada pengumuman resmi G20, dan didiskusikan dalam konteks pembangunan berkelanjutan dan pemberantasan kemiskinan. Daya tarik terhadap konsep green economy tidak diragukan lagi timbul karena adanya kekecewaan yang meluas dengan paradigma ekonomi yang berlaku saat ini, rasa lelah yang terpancar dari banyaknya krisis yang terjadi dan pengalaman pasar yang gagal, termasuk krisis ekonomi dan keuangan di tahun 2008.

Beberapa krisis terjadi secara bersamaan selama dekade terakhir : iklim, biodiversity, minyak, makanan, air, dan yang paling baru sistem keuangan global. Peningkatan emisi karbon mengindikasi sebuah ancaman perubahan iklim, yang berpotensial membawa petaka bagi manusia. Harga minya melonjak naik pada tahun

(2)

2

2007-2008 dan berhubungan dengan meningkatnya harga makanan dan komoditas terefleksi baik pada kelemahan struktur dan resiko yang tidak bisa diatasi. Saat ini, tidak ada konsensus internasional dalam masalah ketahanan pangan global atau solusi yang memungkinkan tentang bagaimana cara member makan 9 miliar populasi di tahun 2050. Kelangkaan air tawar sudah menjadi masalah global, dan perkiraan di tahun 2030 akan ada gap pertumbuhan antara permintaan air tawar setiap tahunnya dan persediaan pembaharuan (McKinsey and Company 2009).

Tantangan utamanya adalah mendamaikan persaingan pembangunan aspirasi antara negara kaya dan miskin dalam dunia ekonomi yang dapat meningkatkan perubahan iklim, ketidakamanan energi dan kelangkaan ekologi. Green economy dapat mempertemukan tantangan ini dengan menunjukkan sebuah pembangunan jalan yang dapat mereduksi ketergantungan karbon, meningkatkan efisiensi sumber daya dan enerfi dan mengurangi penurunan kualitas lingkungan. Dengan pertumbuhan ekonomi dan investasi dapat mengurangi ketergantungan pada likuidasi asset lingkungan dan penurunan kualitas lingkungan dan antara negara kaya dan miskin bisa mencapai pembangunan ekonomi yang lebih berkelanjutan.

Di Indonesia juga sudah menerapkan green economy dalam pelestarian hutan yaitu pemanfaatan Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK). 1 Hal ini juga telah menunjukkan green

economy untuk masa depan telah diterapkan di Indonesia sebagai bentuk pelestarian

lingkungan melalui bidang ekonomi.

Dalam penelitian ini, yang akan menjadi objek kajian adalah kampung Mungli , RT 03 RW 08, Kelurahan Kalitengah sebagai pemenang Surabaya Green and Clean Best of the

Best katagori berkembang tahun 2015 sebagai objek kasus skala kampung. Adapun tujuan

dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pencapaian-pencapaian yang telah dilakukan oleh warga Kampung Mungli jika ditinjau dari aspek green economy dalam rangka meningkatkan kualitas lingkungan.

1.2 Metode Penelitian

Metode yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan penjabaran data secara terperinci. Sedangkan teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan cara wawancara, observasi dan juga dokumentasi fotografi.

1.3 Analisa dan Pembahasan

Dalam menganalisa green economy yang terdapat di kampung Mungli, Kelurahan Kalitengah hanya beberapa aspek yang dimasukkan sesuai dengan apa yang terdapat di lapangan.

(3)

3

1. Investasi dalam modal alam

Pertanian

Kampung Mungli adalah kampung yang terletak di kawasan perdesaan. Sehingga di dalamnya terdapat lahan pertanian. Warga di kampung Mungli RT 03 RW 08 ini juga telah melakukan urban farming dengan memanfaatkan sedikit lahan yang ada di gang kampung tersebut. Penanaman sayurannya menggunakan media pot dan juga polibek kemudian di letakkan di papan-papan bekas yang telah disusun untuk meletakkan sayuran-sayuran tersebut, ada juga yang ditanam dengan memanfaatkan botol bekas yang digantung di dinding, dan ada juga yang memanfaatkan taman kecil di depan rumah. Selain itu juga ada tanamanan obat keluarga.

Sayuran dan tanaman obat keluarga yang terdapat di kampung Mungli RT 03 RW 08 dimanfaatkan oleh warga kampung sendiri. Sehingga warga dapat memanfaatkan sayuran yang ditanamnya sendiri. Dan sayuran yang ditanam oleh warga sudah terjamin sehat dan bebas dari pestisida.

Sehingga dengan penanaman urban farming dan juga tanaman obat keluarga telah membuat warga kampung lebih menghemat pengeluaran untuk biaya membeli bahan makanan. Warga kampung dapat menghemat ± 50.000ribu/bulan untuk kebutuhan pangan. Selain menghemat uang untuk belanja, warga kampung Mungli juga telah menciptakan ketahanan pangan bagi warga kampungnya sendiri dan juga hal ini dalam rangka meningkatkan nutrisi warga kampung dengan menanam sayuran secara hidroponik yang sudah terjamin kesehatan dan tanpa pestisida.

(4)

4

Perikanan

Di Kampung Mungli terdapat sektor perikanan karena kampung tersebut adalah kampung di lingkungan perdesaan yang jauh dari pantai.

Air

Ketersediaan air bersih di Kampung Mungli RT 03 RW 08 sudah baik. Warga di kampung tersebut sudah mendapatkan air bersih yang memadai dan juga fasilitas sanitasinya memadai. Hal ini ditandai dengan adanya penggunaan air PDAM yang mengalir dengan lancar dan saluran drainase juga lancar. Air bersih di kampung

(5)

5

Mungli hanya bersumber dari air PDAM. Dan dengan lancarnya air bersih di kampung tersebut telah menandakan bahwa akses air bersih di kampung tersebut sudah baik.

Kehutanan

Di Kampung Mungli tidak terdapat sektor hutan. Karena letak kampung ini adalah di kawasan padat penduduk di tengah kota Surabaya.

2. Investasi dalam Efisiensi Energi dan Sumber Daya Energi Terbarukan

Di Kampung Mungli masih belum mengembangkan sektor energi terbarukan. Sehingga untuk sektor energy terbarukan masih belum ada.

Limbah

Untuk sektor limbah warga Kampung Mungli telah memanfaatkan air limbah rumah tangga yang mengalir ke drainase yang kemudian di olah terlebih dahulu di pipa-pipa IPAL sebelum digunakan dan didistribusikan. Air bekas limbah tersebut digunakan hanya untuk menyiram tanaman, menyiram halaman dan juga memandikan motor. Karena air bekas limbah yang telah di olah tersebut masih mengeluarkan bau namun sudah dalam kondisi yang bersih dan tidak membahayakan.

Selain mengolah air bekas limbah rumah tangga, warga Kampung Mungli juga mengolah limbah sampah. Limbah sampah tersebut dibagi menjadi 2 yaitu sampah organik dan sampah non-organik.

Pengelolaan sampah organik dari rumah tangga dirajang terlebih dahulu kemudian dicacah kemudian dimasukkan ke dalam komposter. Hal ini adalah dalam rangka untuk mengurangi debit sampah yang telah menumpuk di kawasan perkotaan. Sehingga kampung ini telah memberikan contoh cara untuk mengurangi debit sampah. Dan limbah sampah ini bisa dimanfaatkan oleh warga lokal sebagai pupuk.

Sedangkan untuk sampah non organik, warga kampung telah memanfaatkannya sebagai sumber penghasilan. Contohnya adalah sampah botol plastik yang di masukkan ke dalam bank sampah. Sampah tersebut di tabung di bank sampah dan warga pengelola bank sampah akan mencatat seberapa berat sampah yang dimasukkan oleh warga tersebut ke bank sampah. Untuk bank sampah ini diambil setiap satu kali seminggu. Di masing-masing rumah warga telah ada tas dari karung yang digunakan untuk mewadahi sampah non-organik (botol

(6)

6

plastik) tersebut yang kemudian warga pemilik sampah tersebut lebih mudah untuk membawa sampahya ke bank sampah.

Selain untuk bank sampah, ada juga baju daur ulang yang terbuat dari sampah bungkus makanan yang kemudian dikreasikan menjadi baju. Namun baju tersebut hanya digunakan untuk festival, sedangkan untuk disewakan adalah dari apa yang dihasilkan oleh pemrakarsa untuk disewakan secara personal.

Dari adanya pemanfaatan limbah sampah dan air limbah ini telah menunjukkan bahwa warga Kampung Mungli mampu untuk mengolah limbah di kampungnya yang kemudian dapat dimanfaatkan untuk warga kampung sendiri dan ada beberapa yang dapat menjadi sumber simpanan warga.

Bangunan

Rumah warga kampung Mungli RT.03 RW.08 Kalitengah

sebagian besar merupakan bangunan lama, tetapi mereka sudah berpartisipasi dalam sfisiensi energy dalam bangunan dengan cara menggunakan lampu LED meskipun belum semua warganya menggunakan lampu LED tapi untuk lampu-lampu lingkungan menggunakan lampu-lampu LED. Dan adanya kesadaran untuk menggunakan penerangan alami untuk menghemat energy dalam bangunan.

Transportasi

Lokasi kampung Mungli RT.03 RW.08 Kalitengah berada di dalam gang sehingga tidak berperan dalam sektor transportasi, karena untuk mencapai jalan raya untuk menjangkau transportasi warga harus jalan kaki terlebih dahulu.

Pariwisata

Kampung Mungli sendiri sebenarnya sudah terkenal dengan adnya keratin dan bangunan konservasi namun daerah tersebut bukan pada bagian RT.03 RW.08 Kalitengah . Namun RT.03 RW.08 Kalitengah ini sebenarnya memiliki potensi untuk dijadikan tujuan wisata dalam rangka menikmati suasana kampung hijau di tengah kota namun saat ini belum dikembangkan, hanya terkadang digunkan seagai tujuan studi mahasiswa saja.

Kota Besar

Kampung Mungli RT.03 RW.08 Kalitengah sudah berperan dalam menciptakan kondisi ideal kota besar dengan menjadi kampung hijau dan berkelanjutan di tengah Kota Surabaya. Hal ini dapat dilihat dari cara mereka yang sudah dapat mengolah sampah menggunkan prinsip 3R (Reduce, Re-use & Recycle). Mengelola

(7)

7

sanitasi dan drainase lingkungan mereka dengan baik deangan membuat sistem IPAL swadaya. Kemudian melakukan urban farming sebagai upaya penghijauan dan mencukupi kebutuhan sehari-hari mereka dan juga penanaman tanaman obat, secara tidak langsung mereka mau meningkatkan wawasannya di bidang kesehatan dan urban farming.

3. Mendukung Transisi ke arah Green Economy global Model skenario investasi hijau global

Pemodelan ini biasanya dilakukan oleh pemerintahan tingkat Nasional seperti Badan Pusat Statistika (BPS), sehingga di kampung Mungli RT.03 RW.08 Kalitengah tidak memiliki pemodelan apalagi kampung ini termasuk kampung dengan pendapatan menengah kebawah.

Kondisi yang Memungkinkan

Kondisi tersebut lebih pada peran pemerintah dalam dalam membuat kebijakan agar dapat menciptakan kondisi yang memenungkinkan untuk ekonomi hijau di Indonesia. Tetapi secara tidak langsung sebenarnya warga kampung Mungli RT.03 RW.08 Kalitengah sudah berperan dalam menciptakan kondisi yang memungkinkan dengan melaksanakan kebijakan pemerintah yang sudah ada sampai saat ini. Keuangan

Kondisi tersebut lebih pada peran pemerintah dalam dalam membuat kebijakan dan bantuan dana terutama kepada unit usaha kecil karena kendala selama ini adalah kesulitan dalam mendapatkan modal usaha. Tetapi warga kampung Mungli RT.03 RW.08 Kalitengah sudah menciptakan usaha bersama yaitu dengan pembuatan kue kering dan minuman berbahan jahe untuk mendukung sistem keuangan kampung mereka.

1.4 Kesimpulan

Green economy secara konseptual adalah paradigma ekonomu yang menginternalisasi persoalan lingkungan dalam bangunan/arsitektur sistem perekonomian. Dalam konteks pembangunan ekonomi maka bukan hanya kemajuan fisik dan sosial saja yang dipertimbangkan tetapi juga aspek keberlanjutan ekologis. Kemudian aspek keberlanjutan ekologis dipertimbangkan, karena manusia pada hakikatnya berkehidupan atas dasar adaptasi dan berstrategis secara fungsional dengan lingkungan alamnya. Green economy juga dapat ditinjau pada suatu hal yang lebih kecil yaitu pada perkampungan dimana green economy tidak hanya berkaitan dengan kesejahteraan masyarakat dalam

(8)

8

bidang ekonomi namun juga memberikan dampak positif dalam hal peningkatan kualitas lingkungan. Dalam hal ini, kampung Mungli sebagai juara best of the best katagori berkembang dalam ajang Surabaya Green and Clean 2015 selain dapat mewujudkan lingkungan yang lebih baik dari sebelumnya juga ternyata memiliki dampak yang positif dalam perekonomian masyarakatnya. Oleh karena itu muncullah pertanyaan penelitian yaitu : “pada aspek green economy yang manakah yang telah dicapai oleh warga Kampung Mungli”

1.5 Daftar Pustaka

[1] Brochure Habitat III (accessed from unhabitat.org on August, 30 2015)

[2] Setijanti, Purwanita. Low-Income Inner-City Settlement Processes : a Surabaya Study. PhD Thesis, Faculty of Architecture, Building and Planning, The University of Melbourne, 2006. [3] Kumalasari. Evaluasi Program Surabaya Green and Clean Berbasis Sustainable Development ( Studi pada Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya). Jurusan Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya. Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol.3, No.10, Hal.1753-1757, 2015.

[4] ICSU, ISSC. Review of Target for the Sustainable Development Goals : The Science Perspective. Paris, 2015.

[5] UNEP. Towards A Green Economy : Pathways to Sustainability Development and Poverty Eradication, 2011. ( accessed from www.unep.org/greeneconomy on November, 2015). [6] Levin, Hal. Building Ecology : An Architect’s Perspective on Healthy Buildings. Prepared for presentation as a keynote lecture at ‘healthy building 1995’, Milan, Italy, September 10 -15, 1995.

[7] Cummins, Susan Kay & Jackson, Richard Joseph. 2001. The Built Environment and Children’s Health. Elsevier Inc.

[8] Mirkine, Anou. Healing Environment: Physical, Spiritual, Emotional and Psychological Factors in Architecture that Promote Health. Architecture, University of New Mexico, 1996. [9] Paul Bierman-Lytle, AIA. Healthy Building : Low Toxic Construction System, Products and Approaches on Sustainable Cities. Bob Walter et al (editor). Eco-Home media : LA, California, USA, 1992.

[10] UN-HABITAT. Sustainable Housing for Sustainable Cities : A Policy Framework for Developing Countries. United Nations Human Settlements Programme : first published in Nairobi, Kenya, 2012.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian Analisa Pemilihan Material Bangunan Dalam Mewujudkan Green Building (Studi Kasus: Gedung Kantor Perwakilan Bank Indonesia Solo antara lain (1).

Nilai maqashid syariah yang terdapat pada kegiatan operasional Bank Sampah Induk Surabaya ini yang menjadi upaya untuk dapat mewujudkan green economy di Kota Surabaya

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui (1) Kinerja PDAM Kabupaten Bantul dari tahun 2002-2009 ditinjau dari Aspek Keuangan, Aspek Operasional dan Aspek Administrasi sesuai

Penyesuaian dari berbagai aspek perlu dilakukan ditinjau dari kondisi geografis mewabahnya covid 19, pola perilaku hidup sehat warga sekolah, ketersediaan

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh disiplin kerja dan stres kerja terhadap kinerja karyawan pada obyek wisata green hills kecamatan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa warga Desa Tunggunjagir Kecamatan Mantup Kabupaten Lamongan telah memberikan partisipasi dan dukungannya dalam pembangunan Jalan

Penelitian dilakukan berdasarkan variable penelitian yang menjadi acuan dalam menganalisis konsep green building yang berpedoman pada Greenship Existing Building

Hasil penelitian Analisa Pemilihan Material Bangunan Dalam Mewujudkan Green Building (Studi Kasus: Gedung Kantor Perwakilan Bank Indonesia Solo antara lain (1).