• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sujarwo, Tristanti, Widyaningsih PENGELOLAAN SAMPAH ORGANIK & ANORGANIK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Sujarwo, Tristanti, Widyaningsih PENGELOLAAN SAMPAH ORGANIK & ANORGANIK"

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

PENGELOLAAN

SAMPAH ORGANIK & ANORGANIK

J U R U S A N P E N D I D I K A N L U A R S E K O L A H

FA K U LTA S I L M U P E N D I D I K A N

U N I V E R S I TA S N E G E R I Y O G YA K A R TA

(2)

Oleh:

Dr. Sujarwo, M. Pd. Widyaningsih, M. Si.

Tristanti, M. Pd.

Jurusan Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta

(3)
(4)

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan karunia-Nya

Perkembangan dan pembangunan masyarakat terus berlanjut setiap saat. Kondisi ini mendorong akselerasi kemampuan dan ketahanan masyarakat dalam menyikapi dan mengantisipasi kemungkinan yang akan terjadi.

Dalam era yang terus berkembang dinamis itu, program studi pendidikan luar sekolah semakin dituntut untuk lebih profesional dalam mengampu pembelajaran, khususnya dalam pemberdayaan masyarakat demi terwujudnya pendidikan yang bermutu pada tataran satuan pendidikan di masyarakat. Pengembang pendidikan luar sekolah dituntut untuk meningkatkan profesionalismenya untuk mendukung pelaksanaan pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, inovatif, dan menyenangkan.

Salah satu program kegiatan pendidikan luar sekolah adalah pemberdayaan masyarakat berbasis potensi lokal. Masyarakat korban erupsi merapi membutuhkan stimulus dalam membelajarkan diri dan lingkungannya agar mandiri.

(5)

Akhirnya, semoga kegiatan ini bermanfaat dan berdampak positif terhadap peningkatan mutu pendidikan di tanah air. Selamat mengikuti kegiatan ini, semoga sukses.

Yogyakarta, Oktober 2014

(6)

A. Latar Belakang

Sampah adalah sisa suatu usaha atau kegiatan (manusia) yang berwujud padat (baik berupa zat organik maupun anorganik yang bersifat dapat terurai maupun tidak terurai) dan dianggap sudah tidak berguna lagi (sehingga dibuang ke lingkungan) (Nasih, 2010:1).

Sampah merupakan salah satu permasalahan yang dihadapi oleh banyak kota di seluruh dunia. Semakin tinggi jumlah penduduk dan aktivitasnya, membuat volume sampah terus meningkat. Akibatnya, untuk mengatasi sampah diperlukan biaya yang tidak sedikit dan lahan yang semakin luas. Disamping itu, tentu saja sampah membahayakan kesehatan dan lingkungan jika tidak dikelola dengan baik.

Permasalahan tentang sampah yang hingga kini belum ditemukan solusinya secara global. Penanganan sampah yang ada selama ini bertumpu pada pendekatan akhir (end of pipe), yakni memindahkan sampah dari satu tempat ke tempat yang lain (TPS/TPA) (Aliedha, 2010:6). Bila ini terus dilakukan maka dalam beberapa dekade ke depan bumi akan penuh dengan sampah.

Pengelolaan sampah dimaksudkan agar sampah tidak membahayakan kesehatan manusia dan tidak mencemari lingkungan. Pengelolaan sampah juga dilakukan untuk memperoleh manfaat atau keuntungan bagi manusia. Hal ini

(7)

didasari oleh pandangan bahwa sampah adalah sumber daya yang masih bisa dimanfaatkan dan bahkan memiliki nilai ekonomi. Pandangan tersebut seiring dengan semakin langkanya sumber daya alam dan semakin rusaknya lingkungan.

Berbiacara mengenai sampah tidak dapat dipisahkan dari perempuan. Sebenarnya perempuan berpotensi besar dalam penanganan sampah. Maka melibatkan perempuan dalam pengelolaan sampah adalah salah satu cara terbaik yang dapat ditempuh demi terciptanya lingkungan hidup yang lebih baik di masa mendatang. Namun seringkali perempuan belum memiliki pemahaman yang cukup tentang pengelolaan sampah, khususnya sampah rumah tangga. Perempuan memiliki andil yang sangat besar di kehidupan rumah tangga masing-masing, sehingga perempuan akan lebih mudah mengorganisir gerakan-gerakan pro lingkungan di lingkup rumah tangga masing-masing.

Peristiwa erupsi gunung merapi yang terjadi dan di susul dengan erupsi pada hari-hari berikutnya mengakibatkan berbagai permasalahan di kawasan ini. Wilayah Kecamatan Cangkringan dan kecamatan Pakembinangun sebelah utara merupakan kawasan yang paling parah diterjang awan panas dan guguran lava gunung merapi. Sejumlah sarana dan prasarana penunjang kehidupan masyarakat di daerah tersebut luluh lantah

(8)

abu vulkanik dan lahar dingin juga menyebabkan rusaknya beberapa sarana-prasarana, lingkungan di wilayah kecamatan Cangkringan Sleman. Kerusakan tidak hanya masalah pembangunan fisik saja yang dihadapi pasca bencana, akan tetapi menyangkut seluruh ekosistem yang ada, baik keadaan alam, lingkungan fisik maupun sosial masyarakat yang sangat memprihatinkan.

Data yang diperoleh dari Posko Bencana Kabupaten Sleman tahun 2011 bahwa akibat bencana erupsi gunung merapi ditaksir menimbulkan kerugian material masyarakat Kabupaten Sleman kurang lebih 1 trilyun belum termasuk kerugian material lainnya yang belum terdeteksi, termasuk kerugian immaterial yang jauh lebih sulit diperkirakan (Agus Harjito, Jaka Sriyana dan Hartini, 2011). Dari kejadian letusan gunung berapi yang disertai dengan awas panas dan dilanjutkan dengan banjir lahar dingin, mengakibatkan hancurnya sebagian besar potensi masyarakat di kabupaten Sleman termasuk Kecamatan Cangkringan, seperti; perdagangan, peternakan, pariwisata, perikanan, penghijauan, perkebunan pertanian dan industri kecil. Melihat kondisi tersebut, ada sebagian warga masyarakat yang pasrah, kurang peduli pada lingkungan, memilih bekerja penjual pasir, buruh bangunan dan enggan memperhatikan lingkungan termasuk pengelolaan sampah.

Pemberdayaan perempuan melalui pelatihan pengelolaan sampah sangat tepat untuk masyarakat cangkringan

(9)

Pengelolaan sampah tidak hanya bermanfaat bagi lingkungan tetapi juga dapat menambah pendapatan keluarga.

B. Sasaran

Sasaran dari pelatihan pengelolaan sampah masyarakat di kelurahan Glagaharjo dan warga masyarakat yang tinggal di lokasi hunian tetap (huntap) Banjarharjo Glagaharjo Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman.

C. Hasil yang Diharapkan

Hasil yang diharapkan melalui kegiatan ini, adanya alumni pelatihan pengelolaan sampah yang bermuatan kecakapan hidup yang memiliki pengetahuan, kesadaran dan keterampilan dalam memanfaatkan sampah sehingga tercipta lingkungan yang nyaman, bersih dan produktif.

(10)

PETUNJUK BELAJAR

Sebelum menggunakan modul ini terlebih dahulu perhatikan petunjuk belajar berikut:

1. Pahamilah materi setiap bab dan sub bab dalam buku ini secara tuntas

2. Persiapkan secara lengkap bahan dan alat yang dibutuhkan dalam kegiatan

3. Ikutilah tahapan-tahapan dalam setiap langkah pembuatan 4. Lakukan secara cermat

5. Selamat mempraktikan

TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Setelah memahami isi modul ini warga belajar dapat mengelola sampah dengan baik

2. Melalui pengelolaan sampah ini warga belajar dapat memperhitungkan untung rugi secara benar

(11)
(12)

DAFTAR ISI A. BAB I SAMPAH ... 1 a. Pengertian Sampah ... 1 b. Sumber Sampah ... 1 c. Jenis Sampah ... 5 B. BAB II PENGELOLAAN SAMPAH ... 9 a. Pemilahan Sampah ... 9 b. Pengolahan Sampah ... 10

c. Nilai Ekonomi Sampah ... 10

d. Manfaat Mengelola Sampah ... 11

C. BAB III PENGOLAHAN SAMPAH ORGANIK (KOMPOS) ... 12

a. Menggunakan Keranjang Takakura ... 12

b. Komposter ... 15

c. Kompos Rumah tangga Lahan Luas ... 15

D. BAB IV PENGOLAHAN SAMPAH ANORGANIK (KERAJINAN DARI BUBUR KERTAS) ... 18

a. Pembuatan Bubur Kertas ... 18

(13)

ii 

E. BAB V

ANALISIS EKONOMI ... 25

a. Penghitungan Kompos Menggunakan Keranjang Takakura... 25

b. Penghitungan Kompos Menggunakan Komposter... 25

c. Penghitungan Kompos Menggunakan Lahan Luas... 26

d. Penghitungan Celengan ... 26

e. Penghitungan Bros/Pin ... 27

f. Penghitungan Gantungan Kunci ... 27

(14)

BAB I SAMPAH

A. Pengertian Sampah

Sampah adalah sisa suatu usaha atau kegiatan manusia yang berwujud padat baik berupa zat organik maupun anorganik yang bersifat dapat terurai maupun tidak terurai dan dianggap sudah tidak berguna lagi sehingga dibuang ke lingkungan (Nasih, 2010:1).

Definisi sampah menurut UU-18/2008 adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat.

Sampah merupakan salah satu permasalahan yang dihadapi oleh banyak kota di seluruh dunia. Semakin tingginya jumlah penduduk dan aktivitasnya, membuat volume sampah terus meningkat. Akibatnya, untuk mengatasi sampah diperlukan biaya yang tidak sedikit dan lahan yang semakin luas.

Pengelolaan sampah dimaksudkan agar sampah tidak membahayakan kesehatan menusia dan tidak mencemari lingkungan. Pengelolaan sampah juga diakukan untuk memperoleh manfaat atau keuntungan bagi manusia.

B. Sumber Sampah

Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses. Proses yang dimaksud adalah merupakan proses yang dilakukan oleh manusia, dalam proses-proses alam tidak ada sampah, yang ada hanya produk-produk

(15)

2 

yang tak bergerak. Sampah berupa padat, cair, dan gas. Sampah yang berupa gas disebut emisi. Emisi biasa juga dikaitkan dengan polusi.

Dalam kehidupan manusia, sampah banyak dihasilkan oleh aktivitas industri yang kemudian dikenal dengan istilah limbah. Tidak hanya industri, limbah dapat pula dihasilkan dari klegiatan pertambangan, manufaktur (proses pabrik), dan konsumsi. Hampir semua produk industri akan menjadi samah pada suatu waktu, dengan jumlah sampah yang kira-kira mirip dengan jumlah konsumsi.

Menurut Gilbert dalam Komang Ayu (2008:19) sumber-sumber timbulan sampah adalah sebagai berikut :

1. Sampah dari Pemukiman Penduduk

Pada suatu pemukiman biasanya sampah dihasilkan oleh suatu keluarga yang tinggal disuatu bangunan atau asrama. Jenis sampah yang dihasilkan biasanya cendrung organik, seperti sisa makanan atau sampah yang bersifat basah, kering, abu plastik dan lainnya.

(16)

2. Sampah dari Tempat – Tempat Umum dan Perdagangan Tempat-tempat umum adalah tempat yang dimungkinkan banyaknya orang berkumpul dan melakukan kegiatan. Tempat – tempat tersebut mempunyai potensi yang cukup besar dalam memproduksi sampah termasuk tempat perdagangan seperti pertokoan dan pasar. Jenis sampah yang dihasilkan umumnya berupa sisa – sisa makanan, sampah kering, abu, plastik, kertas, dan kaleng- kaleng serta sampah lainnya.

Gambar 2.

Sampah dari tempat – tempat umum dan perdagangan

3. Sampah dari Sarana Pelayanan Masyarakat Milik Pemerintah

Yang dimaksud di sini misalnya tempat hiburan umum, pantai, masjid, rumah sakit, bioskop, perkantoran, dan sarana pemerintah lainnya yang menghasilkan sampah kering dan sampah basah.

(17)

4 

Gambar 3.

Sampah dari sarana pelayanan masyarakat milik pemerintah

4. Sampah dari Industri

Dalam pengertian ini termasuk pabrik – pabrik sumber alam perusahaan kayu dan lain-lain, kegiatan industri, baik yang termasuk distribusi ataupun proses suatu bahan mentah. Sampah yang dihasilkan dari tempat ini biasanya sampah basah, sampah kering abu, sisa-sisa makanan, sisa bahan bangunan.

Gambar 4. Sampah dari industri

5. Sampah Pertanian

Sampah dihasilkan dari tanaman atau binatang daerah pertanian, misalnya sampah dari kebun, kandang, ladang

(18)

atau sawah yang dihasilkan berupa bahan makanan pupuk maupun bahan pembasmi serangga tanaman.

Gambar 5. Sampah Pertanian

C. Jenis Sampah

Jenis sampah yang ada di sekitar kita cukup beraneka ragam, ada yang berupa sampah rumah tangga, sampah industri, sampah pasar, sampah rumah sakit, sampah pertanian, sampah perkebunan, sampah peternakan, sampah institusi/kantor/sekolah, dan sebagainya.

Berdasarkan asalnya, sampah padat dapat digolongkan menjadi 2 (dua) yaitu sebagai berikut :

(19)

6 

1. Sampah Organik

Sampah organik adalah sampah yang dihasilkan dari bahan – bahan hayati yang dapat didegradasi oleh mikroba atau bersifat biodegradable. Sampah ini dengan mudah dapat diuraikan melalui proses alami. Sampah rumah tangga sebagian besar merupakan bahan organik. Termasuk sampah organik, misalnya sampah dari dapur, sisa – sisa makanan, pembungkus (selain kertas, karet dan plastik), tepung , sayuran, kulit buah, daun dan ranting.

2. Sampah Anorganik

Sampah anorganik adalah sampah yang dihasilkan dari bahan-bahan nonhayati, baik berupa produk sintetik maupun hasil proses teknologi pengolahanbahan tambang. Sampah an organik dibedakan menjadi : sampah logam dan produk – produk olahannya, sampah plastik, sampah kertas, sampah kaca dan keramik, sampah detergen. Sebagian besar anorganik tidak dapat diurai oleh alam/mikroorganisme secara keseluruhan (unbiodegradable). Sementara, sebagian lainnya hanya dapat diuraikan dalam waktu yang lama. Sampah jenis ini pada tingkat rumah tangga misalnya botol plastik, botol gelas, tas plastik, dan kaleng (Gelbert dkk, 1996).

(20)

Berdasarkan keadaan fisiknya sampah dikelompokkan atas : 1. Sampah basah (garbage)

Sampah golongan ini merupakan sisa – sisa pengolahan atau sisa sisa makanan dari rumah tangga atau merupakan timbulan hasil sisa makanan, seperti sayur mayur, yang mempunyai sifat mudah membusuk, sifat umumnya adalah mengandung air dan cepat membusuk sehingga mudah menimbulkan bau.

Gambar 8. Sampah basah 2. Sampah kering (rubbish)

Sampah golongan ini memang diklompokkan menjadi 2 (dua) jenis:

a. Golongan sampah tak lapuk. Sampah jenis ini benar-benar tak akan bisa lapuk secara alami, sekalipun telah memakan waktu bertahun – tahun, contohnya kaca dan mika.

b. Golongan sampah tak mudah lapuk. Sekalipun sulit lapuk, sampah jenis ini akan bisa lapuk perlahan – lahan secara alami. Sampah jenis ini masih bisa dipisahkan lagi atas sampah yang mudah terbakar, contohnya seperti kertas dan kayu, dan

(21)

8 

sampah tak mudah lapuk yang tidak bisa terbakar, seperti kaleng dan kawat.(Gelbert dkk., 1996).

(22)

BAB II

PENGELOLAAN SAMPAH

A. Pemilahan Sampah

Pemilahan yaitu memisahkan menjadi kelompok sampah organik dan non organik dan ditempatkan dalam wadah yang berbeda. Pemilahan sampah menjadi sangat penting untuk mengetahui sampah yang dapat digunakan dan dimamfaatkan.

Gambar 10. Pemilahan sampah

Pemilahan sampah sebaiknya dilakukan sejak dari sumbernya, termasuk sampah rumah tangga. Di bawah ini adalah contoh bagan pemilahan sampah rumah tangga.

(23)

10 

B. Pengolahan Sampah

Pengolahan sampah dengan menerapkan konsep 3R yaitu:

1. Reuse (penggunaan kembali) yaitu menggunakan sampah-sampah tertentu yang masih memungkinkan untuk dipakai (penggunaan kembali botol-botol bekas).

2. Reduce (pengurangan) yaitu berusaha mengurangi segala sesuatu yang dapat menimbulkan sampah serta mengurangi sampah-sampah yang sudah ada. 3. Recycle (daur ulang) yaitu menggunakan

sampah-sampah tertentu untuk diolah menjadi barang yang lebih berguna (daur ulang sampah organik menjadi kompos atau sampah anorganik menjadi aneka kerajinan).

Untuk sampah yang tidak dapat ditangani dalam lingkup sekolah, dikumpulkan ke Tempat Penampungan Sementara (TPS) yang telah disediakan untuk selanjutnya diangkut oleh petugas kebersihan ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).

C. Nilai ekonomi sampah

Pada dasarnya, sampah merupakan sumber daya yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan. Artinya, sampah memiliki nilai ekonomi jika manusia dapat mengolahnya dengan cara atau metode tertentu.

(24)

Manfaat ekonomi sampah telah dirasakan oleh banyak kalangan, mulai dari pemulung, industri rumah tangga sampai industri yang lebih besar. Para pemulung mengumpulkan sampah dan menjualnya kepada agen tanpa melalui proses pengolahan terlebih dahulu. Lain halnya dengan industri rumah tangga, yang mengolah sampah menjadi barang jadi atau setengah jadi. Mereka memanfaatkan sisa-sisa produksi yang tidak terpakai menjadi produk baru yang bernilai ekonomi.

D. Manfaat Mengelola Sampah.

Banyak sekali manfaat yang bisa kita dapat dari mengelola sampah, diantaranya:

1. Sebagai pupuk organik, sampah dapat menyuburkan tanaman.

2. Lingkungan yang bersih dapat mencegah terjangkitnya berbagai macam bibit penyakit.

3. Dengan tidak membuang sampah sembarangan seperti di sungai atau saluran air, akan dapat mencegah terjadinya banjir.

4. Dapat meningkatkan kesejahteraan dengan mendaur ulang sampah menjadi barang yang bernilai ekonomis.

(25)

12 

BAB III

PENGOLAHAN SAMPAH ORGANIK (KOMPOS)

Salah satu jenis pupuk organic adalah kompos. Kompos adalah bahan-bahan organic (sampah organic) yang telah mengalami proses pelapukan karena adanya interaksi antara mikroorganisme (bakteri pembusuk) yang bekerja di dalamnya. Bahan-bahan organik tersebut seperti dedaunan, rumput, jerami, sisa-sisa ranting, kotoran hewan (padat/cair) dan lain-lain.

Teknik pembuatan kompos ada tiga macam yaitu menggunakan keranjang, komposter dan lahan luas.

A. Menggunakan Keranjang Takakura

Cara pembuatan kompos dengan menggunakan keranjang takakura sebagai berikut:

1. Isi keranjang kompos

a. Dua buah bantal berisi sekam b. Karton sebagai dinding

c. Mikroorganisma pengurai sebagai aktivator /Stater : air leri/air beras, jus tape, E4 d. Sampah organik terutama daun/sisa sayuran e. Kain gelap sebagai penutup

(26)

Gambar 12. Gambar keranjang takakura

2. Cara Penggunaan

a. Keranjang dilapisi dengan karton dengan diikat menggunakan bendrat/kawat sebagai dinding.

b. Bagian bawah/dasar bantal sekam/sabut.

c. Sampah organik dicacah/dipotong 2 – 4cm, dicampur Mikroorganisma pengurai sebagai aktivator/Stater kemudian dimasukkan kedalam keranjang.

d. Setelah hampir penuh ditutup dengan bantal sekam/sabut dan ditutup dengan kain gelap kemudian keranjang ditutup kembali.

(27)

14 

3. Cara Perawatan

Cara perawatan pembuatan kompos dengan menggunakan keranjang antara lain:

a. Hindarkan dari terik sinar matahari langsung b. Hindari dari air hujan/ditaruh ditempat yang

teduh

c. 4-5 hari sekali keranjang dilihat apakah komposnya sudah kering

Kalau sudah kering dibasahi lagi dengan air lakukan terus sampai seluruh sampah menjadi hitam, hancur.

4. Cara Memanen

Cara memanen kompos dari keranjang takakura sebagai berikut:

a. Kalau sudah menjadi seperti tanah dipanaskan/dijemur sebentar kemudian diayak b. Kemudian dipak dalam plasik sesuai dengan

kebutuhan

c. Ditempatkan di tempat yang teduh

d. Bisa digunakan sebagai stater awal pembuatan kompos

(28)

B. Komposter

Cara pembuatan kompos dengan menggunakan komposter sangat sederhana seperti gambar berikut ini:

Gambar 14. Komposter dan Tahap-Tahap Pembuatan Kompos

C. Kompos Rumah Tangga Lahan Luas

Pembuatan kompos rumah tangga lahan luas sebagai berikut :

1. Bahan-bahan yang dipersiapkan

a. Sampah organik yang akan dikomposkan seperti sisa daun-daunan, sisa sayuran, atau sampah dapur

b. Mikroorganisme pengurai sebagai aktivator /Stater : air leri/air beras, jus tape, E4. Boleh juga dengan menggunakan pupuk kandang atau pupuk buatan.

(29)

16 

c. Lembaran plastik untuk alas dan tutup kompos

2. Proses persiapan dan menyusun tumpukan sampah

a. Pada lokasi tempat pembuatan kompos harus ditempat yang teduh tau dibawah atap. Buat dua buah lubang galian dengan ukuran panjang 2 meter; lebar 1 meter; dan dalam 0,5 meter. Galian kedua dibuat sejajar dan disamping galian pertama, galian ini diperluakan untuk memindah-mindahkan sampah sekali seminggu dengan membalik-balik.

Gambar 15. Lubang untuk pembuatan kompos b. Cacah sampah organik untuk mempercepat

proses pengomposan.

c. Sampah dimasukkan dalam galian setinggi 30 cm, dipadatkan dan disiram air untuk mempertahankankan kelembaban kompos. Di atas sampah ditaburkan mikroorganisme

(30)

pengurai/stater (air leri/air beras, jus tape, E4. Boleh juga dengan menggunakan pupuk kandang atau pupuk buatan). Beri tanah setebal 5 cm di atas sampah.

d. Lapisan-lapisan seperti di atas dibuat terus sampai ketinggian sekitar 1,5 meter, akhirnya ditutup dengan plastik untuk mencegah penguapan air.

e. Seminggu sekali dilakukan pembalikan kompos dengan cara memindahkannya ke galian yang disebelahnya yang telah disiapkan sebelumnya dengan susunan seperti semula, akan tetapi tidak perlu ditambah mikroorganisme pengurai/stater lagi, akhirnya tutup dengan plastik.

f. Sampah ini akan menjadi kompos setelah 4-6 minggu dan pada saat tersebut bau kompos hilang, pH-nya sekitar 5,5 dan sudah dapat digunakan sebagai pupuk tanaman.

(31)

18 

BAB IV

PENGOLAHAN SAMPAH ANORGANIK (KERAJINAN DARI BUBUR KERTAS)

A. Pembuatan Bubur Kertas

1. Alat dan Bahan a. Baskom b. Lem kanji c. PVA (lem putih) d. Koran Bekas e. Air Secukupnya

f. Blender 2. Cara Membuat

a. Timbanglah kertas dengan perbandingan berat kertas dan lem 2 : 1. Jadi jika kita menggunakan lem (lem kanji 50% dan PVA 50%) 600 gr, kita harus merendam kertas seberat 1.200 gr. Apabila menginginkan adonan lebih banyak atau lebih sedikit, tetap dengan perbandingan 2 : 1.

b. Rendam kertas yang sudah disobek-sobek dalam ember yang berisi air selama sehari semalam (lebih lama dari itu juga tidak ada-apa).

(32)

c. Hancurkan kertas dengan blender, sebaiknya dengan air yang banyak agar blender tidak cepat panas atau berhenti karena tidak kuat.

d. Pisahkan ampas kertas dari airnya menggunakan kain katun dengan cara memerasnya.

e. Letakkan ampas yang tertinggal di kain katun ke dalam baskom. Campur dengan lem kanji/PVA (lem putih). f. Aduk rata dengan tangan. Bantu sedikit dengan air agar

lebih mudah mengaduknya. Aduk terus sampai ‘kalis’ atau lemnya tidak lengket-lengket di tangan.

(33)

20 

B. Aneka Kerajinan dari Bubur Kertas 1. Celengan

Alat dan Bahan

a. Toples bekas b. Cat air / acrylic c. Kuas

d. Solder e. Cetakan kue f. Bubur kertas

Cara Membuat

a. Bubur kertas kemudian sedikit demi sedikit ditempelkan ke toples secara merata.

b. Lubang toples sementara ditutup dengan kertas karton supaya lubang tidak tertutup dengan bubur kertas (lihat gambar).

c. Bentuk tempelan dapat disesuaikan dengan permukaan.

d. Tambah dengan motif bintang ataupun bulatan sesuai kreasi kita yang dicetak menggunakan cetakan kue.

e. Setelah itu, toples yang sudah ditempel bubur kertas diangin-anginkan supaya kering. Waktu pengeringan agak lama bisa sampai 2 hari baru kering dan sebaiknya tidak dijemur langsung ke sinar matahari karena bubur kertas dapat retak-retak dan kelihatan tidak rapih.

(34)

f. Setelah kering baru diwarnai dengan cat air dengan warna-warni sesuai dengan keinginan kita.

Bubur kertas yang tidak terpakai ternyata masih cukup banyak dan bisa dibuat hiasan seperti bintang, kucing, dan bola. Prosesnya sama yaitu dibentuk sesuai pola yang diinginkan kemudian diangin-anginkan. Pada waktu masih basah warna agak gelap dan bila telah kering warna akan menjadi putih. Setelah kering kita beri warna dan sebagai hiasan tersebut ditunjukkan pada gambar berikut ini.

Kerajinan (a) masih basah, (b) sudah kering, dan (c) sudah jadi.

(35)

22 

2. Bros/Pin

Alat dan Bahan

a. Peniti untuk bros b. Lem tembak c. Cat air/acrylic d. Kuas e. Palet f. Cetakan kue g. Sendok, garpu h. Bubur kerta Cara Membuat

a. Bentuk bubur kertas dengan menggunakan cetakan kue atau sesuai dengan selera. Bisa menggunakan sendok dan garpu untuk membuat bentuk bunga.

b. Jemur hasil cetakan selama dua hari. c. Hias hasil cetakan menggunakan cat air.

d. Setelah hiasan kering tempelkan peniti bros dengan lem tembak.

(36)

3. Gantungan Kunci Alat dan Bahan

a. Gantungan/ kawat/ tali b. Cat air/acrylic c. Kuas d. Palet e. Cetakan kue/puding f. Bubur kertas Cara Membuat

a. Siapkan cetakan kue, atau buat cetakan sendiri dengan bentuk sesuai dengan keinginan.

b. Cetak bubur kertas ke dalam cetakan.

c. Lepaskan bubur kertas dari cetakan, lalu beri gantungan. Gantungan dapat berupa tali atau kawat halus.

d. Angin-anginkan gantungan kunci dari bubur kertas hingga kering. Hindari menjemur gantungan kunci di bawah sinar matahari langsung karena bubur kertas dapat retak-retak.

(37)

24 

e. Setelah kering, amplaslah agar permukaannya halus.

f. Agar gantungan kunci makin cantik, warnailah dengan cat air/acrylic.

(38)

BAB V

ANALISIS EKONOMI

A. Perhitungan Kompos Menggunakan Keranjang Takakura

Sekam = Rp 2000,-

Karton = Rp 3000,-

Bahan baku 10kg

Hasil kompos 30% dari bahan baku

Hasil 30% x 10kg = 3 kg Harga dipasaran 1kg = Rp 5000,-

Keuntungan : Penjualan – Modal

Rp 15.000,- – Rp 5000,- = Rp 10.000,-

B. Perhitungan Kompos Menggunakan Komposter

Pralon = Rp 15.000,-

Kran plastik = Rp 10.000,- Drum bekas = Rp 30.000,-

Bahan baku = 100 kg Hasil kompos 30% dari bahan baku

(39)

26  Hasil 30% x 100kg = 30 kg Harga dipasaran 1kg = Rp 5000,- Keuntungan : Penjualan – Modal Rp 150.000,- - Rp 55.000,- = Rp 95.000,-

C. Perhitungan Kompos Menggunakan Lahan Luas

Em4/pupuk = Rp 25.000,- Plastik/terpal = Rp 30.000,-

Bahan baku 300kg

Hasil kompos 30% dari bahan baku

Hasil 30% x 300kg = 90 kg Harga dipasaran 1kg = Rp 5000,- Keuntungan : Penjualan – Modal Rp 450.000,- - Rp 55.000,- = Rp 395.000,- D. Perhitungan Celengan Lem kanji = Rp 1.000,- PVA = Rp 2.000,- Kuas = Rp 7.000,- Acrylic = Rp 10.000,-

(40)

Toples bekas 5 biji = Rp 7.500,-

Hasil = 5 biji

Harga celengan dipasar = Rp 10.000,-

Keuntungan : Penjualan – Modal Rp 50.000,- – Rp 27.500,- = Rp 22.500,- E. Perhitungan Bros/Pin Lem kanji = Rp 1.000,- PVA = Rp 2.000,- Kuas = Rp 7.000,- Acrylic = Rp 10.000,- Hasil = 25 biji

Harga bros/pin dipasaran = Rp 2.500,-

Keuntungan : Penjualan – Modal

Rp 62.500,- – Rp 20.000,- = Rp 42.500,-

F. Perhitungan Gantungan Kunci

Lem kanji = Rp 1.000,-

PVA = Rp 2.000,-

(41)

28 

Acrylic = Rp 10.000,-

Hasil = 25 biji

Harga gantungan kunci di pasaran = Rp 3.000,-

Keuntungan : Penjualan – Modal

(42)

Agus Sugiono. 2012. Membuat Sendiri Kerajinan dari Bubur

Kertas. Diakses dari:

http://agussugiyono.wordpress.com/2012/06/16/membuat-sendiri-kerajinan-dari-bubur-kertas/

Aliedha Noorrafisa Putri. 2010. Partisipasi Perempuan dalam Pengelolaan Sampah melalui “Bengkel Kerja Kesehatan” di Dusun Badegan Bantul. Diakses dari: http://eprints.uns.ac.id/6143/1/211852511201108301.pdf Anonim. 2008. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18

Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah. Diakses dari: www.menlh.go.id/DATA/UU18-2008

Anonim. 2009. Pembuatan Kompos. Diakses dari: http://www.menlh.go.id/DATA/Pembuatan_konpos.PDF Gunawan Cavalera. 2013. Cara Buat Bubur Kertas dan Aneka

Kreasi Cantik. Diakses dari: http://ormitamedia.com/cara-buat-bubur-kertas-dan-aneka-kreasi-cantik.html

Nasih Widya Yuwono. 2010. Pengelolaan Sampah yang Ramah Lingkungan di Sekolah. Diakses dari: http://nasih.files.wordpress.com/2011/05/2010-pengelolaan-sampah-yang-ramah-lingkungan-di-sekolah.pdf

Ni Komang Ayu Artiningsih. 2008. Peran Serta Masyarakat dalam Pengelolaan Sampah Rumah Tangga. Diakses dari: http://eprints.undip.ac.id/18387/1/Ni__Komang__Ayu__Arti ningsih.pdf

(43)

Sukadi. 2012. Cara Membuat Kompos. Diakses dari: http://stppyogyakarta.ac.id/wp-content/uploads/2012/08/2-CARA-MEMBUAT-KOMPOS-Sukadi.pdf

(44)

Gambar

Gambar 1. Sampah dari pemukiman penduduk
Gambar 4. Sampah dari industri
Gambar 5. Sampah Pertanian
Gambar 8. Sampah basah  2.  Sampah kering (rubbish)
+6

Referensi

Dokumen terkait

Dalam menerapkan model pembelajarn IPS terpadu dengan menggunakan pendekatan masalah Anda dapat memilih model yang dikemukakan oleh para ahli di atas. Karena pada prinsipnya

Dosis efektif pada penelitian sebelumnya: 100 mg/kgBB, 200 mg/kgBB, dan 400 mg/kgBB Numerik rasio Kerusakan mukosa gaster Sediaan histopatologi dilihat menggunakan

• Peletakkan massa yang mengikuti arah kontur Dalam desain arah orientasi bangunan dibuat menyesuaikan dengan grid kontur seperti pada gambar 2.22 di bawah untuk

Pengurusan hutan mangrove dan hutan pantai dimaksudkan untuk pengembangan kapasitas pengelolaan hutan mangrove dan hutan pantai sebagai bagian dari hutan

Dynacast Indonesia Sebagian besar sesuai dengan teori dari Mulyadi dalam sistem akuntansi pengeluaran kas karena melibatkan beberapa bagian dalam perusahaan dan juga

Adapunupaya yang dapat dilakukan oleh pendidik untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa salah satunya adalah dengan penerapan pendekatan Open

dilapangan, dan mengambil data ke objek penelitian.. 19 1) Data wawancara dengan direktur CV Anugrah Unika Mekanik terkait dengan profil perusahaan, sejarah beridirinya

24.. Sebagai akibatnya, hukum dapat memberikan sanksi atau tindakan terhadap si pelanggar. Karena itu, hukum pun menetapkan sanksi yang harus diterima oleh pelakunya. Ini