• Tidak ada hasil yang ditemukan

Taufik Kukuh, Wisudawan Terbaik S2 FK Ingin Mendedikasikan Ilmunya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Taufik Kukuh, Wisudawan Terbaik S2 FK Ingin Mendedikasikan Ilmunya"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

Taufik

Kukuh,

Wisudawan

Terbaik

S2

FK

Ingin

Mendedikasikan Ilmunya

UNAIR NEWS – Ada banyak pengalaman berkesan yang mengiringi perjalanan seseorang selama menempuh pendidikan. Dari yang suka, duka, hingga mengharukan. Pengalaman itu juga dirasakan Taufik Kukuh Widodo, wisudawan terbaik S-2 Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga. Taufik lulus dari Program Studi Ilmu Kedokteran Tropis dengan IPK 3.90. Baginya, pengalaman berkesan saat menempuh pendidikan itu yaitu pada saat menyelesaikan tesis.

Taufik melakukan penelitian faktor risiko diare pada balita di Kecamatan Tanah Grogot, Kabupaten Paser, Kalimantan Timur. Tujuannya, untuk melihat hubungan antara tingginya kejadian diare balita dengan kualitas air minum yang dikonsumsi oleh warga selama ini.

Salah satu kendala teknis yang ia hadapi yaitu proses pengambilan sampel yang sempat molor dari waktu yang ia tetapkan. Selain kendala teknis, kesabaran Taufik diuji ketika harus melalui medan jalanan yang rusak, sampai harus mengalami nyeri pinggang akibat terjatuh dari motor sewaktu melakukan pengambilan sampel ketika turun hujan.

Pria yang pernah tugas di Puskesmas Upau, Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan ini juga sempat mengalami diare. Penyebabnya bukan karena terlalu stress memikirkan tesis yang tak kunjung rampung, melainkan karena faktor lain yang tidak ia duga sebelumnya.

“Dalam agenda kunjungan ke rumah responden, saya disuguhi ubi rebus dengan teh hangat. Kebetulan dari hasil wawancara terhadap responden saya dapatkan bahwa ibu responden masih menggunakan air sungai untuk keperluan keluarga sehari-hari,

(2)

termasuk untuk membuat minuman seperti kopi juga teh. Wah saya menduga, boleh jadi diare ini karena teh yang saya minum seminggu sebelumnya,” kata pria kelahiran Denpasar, 21 Juni 1976 ini.

Berbagai kendala yang ia alami ini rupanya berpengaruh pada proses penelitian dan kelulusannya. “Ini sebenarnya melewati target waktu yang ditetapkan Badan PPSDM Kesehatan Kemenkes RI, pihak yang memberi saya beasiswa,” ungkapnya. Walau begitu, ia mengaku lega, akhirnya semua usahanya berbuah manis. Ada banyak hikmah dibalik semua pengalaman selama menempuh kuliah di Surabaya.

“Karena bukan ‘status’ ini yang menjadi incaran. Mimpi saya sebenarnya ingin mendedikasikan diri dengan mengaplikasikan ilmu serta menjadi pengajar di tempat saya tinggal saat ini, Balikpapan, Kaltim,” kata Taufik. (*)

Penulis: Sefya Hayu Is. Editor: Binti Q. Masruroh

Memahami Makna Ramadan Ala

Ketua BEM FEB

UNAIR NEWS – Bagi Fajar Pratomo, bulan puasa bukan menjadi alasan untuk meninggalkan urusan dunia. Namun bulan puasa justru menjadi momen untuk semakin berbenah diri dan menyadari langkah-langkah ke depan.

Kepada UNAIR NEWS, Ketua BEM Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Airlangga ini menyuarakan agar dalam bulan ramadan, segala sesuatu diniatkan untuk ibadah. Dalam menjalani aktivitas sehari-hari, bulan ramadan tidak berbeda

(3)

jauh dengan bulan-bulan biasa.

Puasa tahun ini cukup berbeda bagi Fajar. Pasalnya, ia mengemban amanah baru yang tentunya cukup berat. Mahasiswa Prodi Akuntansi angkatan tahun 2014 ini memaknai ramadan sebagai momen refeksi diri, terutama dalam melatih kesabaran. “Bulan ramadan harus lebih sabar dalam menghadapi segala permasalahan. Tidak cukup hanya itu, namun juga memahami kesabaran dan letak permasalahan melalui berbagai sudut pandang,” jelas Fajar.

Fajar menyadari, ramadan kali ini tantangan datang silih berganti. Meski bulan ramadan, ia tak lepas tangan dalam memperjuangkan hak-hak mahasiswa. Fajar mengakui, dengan segala kesibukan yang ia jalani, waktu yang ia miliki tercurahkan untuk aktivitas di BEM dan kegiatan mahasiswa. Sedangkan perkuliahan dan keluarga menjadi nomer dua.

Menurut Fajar, terlepas dari itu semua, kerinduan akan bulan ramadan terletak pada sepuluh hari terahir. Ketika segala kegiatan perkuliahan berakhir, ia dapat fokus beribadah. Biasanya, dalam sepuluh hari terakhir ia melakukan iktikaf di Masjid Al-Akbar, Surabaya. Momen inilah yang selalu ia rindukan setiap tahun.

Setelah melewati bulan ramadan nanti, seperti biasa Fajar merayakan Idul Fitri di kampung halaman di Semarang bersama keluarga besar. Momen ini ia manfaatkan untuk berkumpul dan menghabiskan waktu bersama keluarga.

“Keluarga saya selalu memahami akan kesibukan saya di BEM. Oleh karna itu, momen lebaran ini adalah lebih pada kegiatan bersama keluarga,” tuturnya.

Fajar berharap, untuk lebaran yang tinggal menghitung hari, ia dapat menjadi pribadi yang satu langkah lebih baik, serta senantiasa memahami nilai kesabaran dan keikhlasan dalam menghadapi problematika yang ada. (*)

(4)

Penulis : Siti Nur Umami

Editor : Binti Q. Masruroh

Pelatihan Rawat Hewan Kurban

untuk Ta’mir se-Surabaya

UNAIR NEWS – Dalam rangka menyambut hari raya Idul Adha 1437 H, Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) cabang Jawa Timur I mengadakan pelatihan penyembelihan ternak kurban. Pelatihan bertajuk “Pelatihan Penyembelihan Ternah Kurban Menghadapi Hari Raya Idul Adha 1437 H Bagi Ta’mir Masjid dan Mushola se-Surabaya” ini bekerjasama dengan Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Universitas Airlangga.

Pelatihan diselenggarakan di Ruang Tanjung Adiwinata FKH UNAIR, dan dihadiri oleh perwakilan ta’mir masjid dan mushola se-Surabaya. Dr. Wiwik Misaco Yuniarti., drh., M.Kes mengatakan, peserta pada pelatihan ini sudah melebihi ekspektasi. Selain pemberian materi, diadakan pula simulasi penyembelihan hewan kurban.

“Pada pelatihan ini nantinya tidak hanya simulasi, namun juga untuk pengetahuan bersama tentang penyakit dan bagaimana merawat serta menjaga kesehatan hewan ternak untuk kurban,” ujarnya.

Turut hadir Prof. Dr. Suwarno, drh., M.Si selaku ketua PDHI cabang Jawa Timur I. Ia mengatakan, ini kali pertama pelatihan penyembelihan ternak kurban diadakan dengan menggandeng institusi pendidikan.

(5)

Namun ini pertama kali dilakukan dengan perguruan tinggi, sehingga kami mendapat apresisasi dari PDHI pusat,” ujarnya. Pada kesempatan ini, Suwarno menyampaikan bahwa daging yang akan diberikan kepada mustahik harus memiliki unsur ASUH. “Jadi ASUH itu singkatan dari aman, sehat, utuh, dan halal,” tutur Suwarno yang juga menjabat sebagai Wakil Dekan III FKH UNAIR.

Pada kesempatan ini, Suwarno turut menyayangkan dengan adanya perlakuan kepada hewan ternak yang acuh tak acuh. Bahkan, banyak hewan ternak ketika akan disembelih mengalami stres. “Padahal hewan yang stres itu dagingnya terasa kurang enak bila dibandingkan dengan yang tidak stres,” ujarnya.

Dr. Rimayanti., Drh., M.Kes sebagai pemateri pertama mengatakan, kesejahteraan hewan atau animal welfare perlu dilakukan untuk hewan yang akan dikurbankan.

“Yang termasuk animal welfare diantaranya adalah bebas dari rasa lapar dan haus, bebas dari rasa tidak nyaman, bebas dari rasa sakit, luka, dan penyakit, bebas mengekspresikan perilaku normal, dan bebas dari rasa stres serta tertekan,” ujarnya. Dr. Wiwik Misaco Yuniarti., drh., M.Kes selaku pemateri kedua menyampaikan materi tentang kesehatan hewan ternak kurban. Sedangkan Prof Suwarno selaku pemateri ketika, menjelaskan mengenai ciri-ciri fisik ternak sehat.

“Ciri-ciri ternak sehat bisa dilihat dari mata, bulu, nafsu makan, pergerakan, kulit, membran mukosa, kotoran, dan cara berdirinya” ujar Prof. Suwarno.

Selain itu, Dr. Moh. Anam Al Arif., drh., MP selaku pemateri keempat menyampaikan materi mengenai penyakit pada hewan kurban dan adab penyembelih hewan kurban.

Acara ini dimoderatori oleh Dr. Anang Murjito yang juga wakil dari PDHI cabang Jawa Timur I. Acara diakhiri dengan praktik

(6)

merobohkan hewan kurban. (*) Penulis : Akhmad Janni

Editor : Binti Q. Masruroh

Gali Ilmu di Lapangan,

Mahasiswa PDD Banyuwangi

Adakan ‘My Trip My Education’

UNAIR NEWS – Mahasiswa dituntut untuk lebih proaktif dalam mencari informasi dan relasi untuk kelancaran karirnya kelak setelah lulus menjadi sarjana. Selain mendapatkan ilmu pengetahuan melalui perkuliahan, studi literature dari jurnal-jurnal ilmiah, mahasiswa juga dituntut untuk dapat melakukan observasi langsung ke lapangan sehingga pengetahuan dunia kerja sebagai faktor penting yang harus diperhatikan dalam belajar sebagai mahasiswa.

Menurut Diansanto Prayoga S.KM.,M.Kes., Pembina Banyuwangi Public Health Assosiation (B-PHA) dalam rangka meningkatkan pengetahuan mahasiswa terkait dunia kerja, maka Divisi Career

Preparation B-PHA sebagai himpunan mahasiswa (hima) prodi Ilmu

Kesehatan Masyarakat PDD Banyuwangi mengadakan kegiatan My

Trip My Education (MTME) di PT Nippon Indosari Corpindo Tbk

(Sari Roti) dan Wisata Bhakti Alam di Tutur, Kab. Pasuruan, Jawa Timur, Minggu (8/11).

“Sejumlah 100 orang mahasiswa yang terdiri dari perwakilan angkatan 2014, 2015 dan 2016 yang didampingi oleh dosen dan bagian kemahasiswaan UNAIR PDD Banyuwangi bersama-sama mengunjungi dua lokasi sasaran tersebut,” tegasnya.

(7)

PESERTA kegiatan kunjungan MTME IKM PDD Universitas Airlngga di PT Nippon Indosari Corpindo Tbk di Pasuruan, Salasa (8/11). (Foto: Laili Zarah M.)

Menurut Nur Risca Azizah (20), ketua pelaksanaan kegiatan, kegiatan MTME ini bertujuan untuk memfasilitasi mahasiswa jurusan kesehatan masyarakat di PDD Banyuwangi untuk menambah dan meningkatkan bekal keilmuan dan pengetahuannya, khususnya mengenai penerapan ilmu kesehatan lingkungan, ilmu kesehatan dan keselamatan kerja (K3), ilmu promosi kesehatan dan ilmu gizi di lapangan, yang didukung dengan penguasaan teori yang didapat selama proses belajar di kelas.

Studi ilmu K3 dan kesehatan lingkungan di PT Nippon Indosari Corpindo itu dipandu oleh narasumber Soffahmi Pratama Susanti, staf departemen Quality Assurance (QA) dan Quallity Control (QC). Ia merasa bangga dan senang mendapat kunjungan mahasiswa Universitas Ailangga ini. Karena itu ia berharap kunjungan di perusahaan ini bisa menjadi sebuah proses edukasi yang berkelanjutan.

(8)

bahwa sepulang dari kegiatan MTME ini para peserta diharapkan mampu memahami lebih mendalam tentang bagaimana bentuk-bentuk aplikasi ilmu kesehatan masyarakat secara langsung. “Agar tidak hanya berpacu pada teori semata,” kata Rochmad. (*) Penulis: Siti Mufaida

Editor : Bambang Bes

Fakultas Keperawatan Perkuat

Profesionalisme Ners di Era

Global

UNAIR NEWS – Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga tengah merayakan Dies natalis yang ke-18. Kali ini, semarak 18 tahun FKp UNAIR dibuka dengan acara senam bersama dan upacara pada Jumat pagi (24/3). Semarak Dies natalis yang akan berlangsung hingga 7 April 2017, mengusung tema Strengthen Nursing

Profession to Achieve Professionalism in the Global Era.

Ditemui usai acara pembukaan, Dekan FKp UNAIR Prof. Dr. Nursalam, M.Nurs (Hons)., menuturkan, tema besar di usia FKp yang memasuki 18 tahun ini menjadi tuntutan bersama untuk memperkuat profesi perawat di era persaingan global.

“Saat ini kita semua tengah menghadapi era persaingan. Untuk hal itu mari kita hadapi dengan peningkatan profesionalisme perawat,” terangnya.

Untuk meningkatkan profesionalisme perawat, profesor pertama di dunia keperawatan tersebut menuturkan, banyak elemen di lingkungan kerja yang harus ditata dan dibenahi. Mulai dari kualitas institusi, sumber daya pengajar, dan tentunya

(9)

kualitas mahasiswa.

“Untuk instutisi alhamdulillah akreditasi kita sudah A. Untuk SDM dosen 50% harus doktor di 2020. Saya juga ingin mahasiswa memiliki banyak prestasi, sehingga kita bisa menghasilkan suatu output yang berkualitas,” terangnya. “Satu lagi yang tidak kalah penting adalah saat uji kompetensi ners, saya ingin 100% bisa lolos, selama ini masih 98%,” imbuhnya.

Ditanya perihal langkah terdekat yang akan dilakukan, Prof. Nursalam menjelaskan bahwa pihaknya tengah mempersiapkan adanya studi doktoral dan spesialis medikal bedah. Selain itu, ia juga akan mendorong semua dosen untuk terus melakukan riset yang bisa dimuat dalam berbagai jurnal.

“Paling lambat tahun 2018 program S-3 sudah ada. Kita juga ingin membuka program studi spesialis keperawatan medikal bedah. Ini yang banyak dibutuhkan,” tegasnya.

Menambahkan pernyataan Prof. Nursalam, ketua acara Dies natalis Iqlima Dwi Kurnia, S.Kep.Ns., M.Kep., menuturkan, di era globalisasi ini tuntutan masyarakat terhadap perawat sangat besar. Baginya, seorang perawat butuh memiliki kepekaan terhadap hal-hal yang dibutuhkan di masyarakat.

“Hal itu bertujuan agar saat memberikan asuhan keperawatan kita bisa memberikan asuhan yang terbaik,” terangnya.

Ditanya mengenai keterkaitan acara Dies natalis yang diisi dengan berbagai acara seperti lomba futsal dengan instansi keperawatan se-Jawa Timur, lomba masak, dan lomba debat, Iqlima menjelaskan bahwa semua itu sebagai bagian untuk semakin mempererat tali silaturahmi dengan tenaga ners lainnya.

“Saat penutupan kami mengundang pemenang lomba agar datang dan juga mau donor darah. Dengan ini saya berharap FKp UNAIR bisa lebih baik, lebih maju, dan lebih jaya lagi agar menjadi motivasi bagi instansi keperawatan yang lain,” pungkasnya. (*)

(10)

Penulis : Nuri Hermawan

Editor : Binti Q. Masruroh

Vaksin

Palsu,

Momentum

Bangkitkan Gerakan Imunisasi

UNAIR NEWS – Seperti kita ketahui, imunisasi merupakan salah satu cara untuk mencegah sekaligus memberikan proteksi tubuh anak terhadap serangan penyakit. Namun, beredarnya kabar seputar vaksin palsu, turut mengundang pakar kesehatan anak Dominicus Husada, dr., Sp.A (K), berkomentar.

Disebutkan di berbagai media massa, vaksin palsu tidak mengandung bakteri atau virus tertentu yang dilemahkan. Kandungan pada vaksin palsu yang beredar terdiri dari campuran cairan infus dan antibiotik jenis gentacimin.

Apa dampaknya? Pemberian vaksin palsu kepada anak dapat menimbulkan resiko kesehatan jangka pendek dan panjang. Dalam jangka pendek, pemberian vaksin palsu dapat menyebabkan anak mengalami alergi. Sementara jika dikonsumsi jangka panjang, maka anak berisiko tidak memiliki kekebalan aktif sehingga mudah terpapar penyakit yang seharusnya bisa dicegah dengan imunisasi.

“Dampak bagi anak, dia akan alergi. Meskipun ini tingkat bahayanya bukan yang langsung mati gitu,” tutur dokter Domi, pengajar sekaligus dokter spesialis Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga – RSUD Dr. Soetomo.

Peredaran vaksin palsu membuat sejumlah orang tua merasa khawatir sehingga mulai meragukan keaslian dan kandungan

(11)

vaksin yang diinjeksikan ke tubuh anak. Menanggapi kekhawatiran itu, dokter Domi menyarankan kepada orang tua untuk berkomunikasi dengan tenaga medis tempat si anak diberi imunisasi.

“Saran saya, silakan berkomunikasi dengan dokter (pemberi vaksin) tentang hal ini. Tanyakan pada dokternya karena dokternya yang tahu (apakah vaksin tersebut asli atau tidak). Kalau terbukti palsu, anak memang harus divaksin ulang,” tutur dokter Domi.

Bagi kalangan orang-orang non-medis memang tak mudah mengenali keaslian jenis vaksin. Namun setidaknya, baik petugas medis maupun orang awam dapat mewaspadainya, salah satunya dengan mengetahui harga pasaran jenis vaksin yang akan digunakan.

“Kalau harga vaksin di pasaran mencapai Rp 500ribu, tapi ada yang nawarin Rp 200ribu, tentu sebagai pembeli pasti punya pertimbangan dong kalau produk itu pasti bermasalah. Nah ini, kita tunggu saja pengakuan (pelaku) siapa saja pihak yang sudah membeli vaksin palsu itu. Menurut saya, tidak fair kalau hanya dengan mengecek puskesmas dan rumah sakit,” tutur dokter Domi.

Dokter Domi berharap, peredaran vaksin palsu tak lantas membuat masyarakat menjadi khawatir untuk mengajak anak-anak melakukan imunisasi. “(Isu) imunisasi dari dulu banyak dihantam. Ini adalah saat yang tepat untuk membangkitkan gerakan imunisasi,” imbaunya.

Ia pun meminta banyak pihak bersabar karena masih banyak informasi yang simpang siur terkait dengan berita peredaran vaksin palsu.

Penulis: Defrina Sukma S. Editor: Sefya Hayu I.

(12)

Pameran Riset Expo UNAIR

Diharapkan Semakin Lebih Baik

UNAIR NEWS – Ketua Lembaga Pengembangan Produk Akademik dan HKI (LPPA HKI) Universitas Airlangga, Prof. Dr. Sukardiman, MS., Apt., sebagai penanggungjawab ”Indonesia Research and

Innovation Expo” (IRIE) 2016, menyampaikan ucapan terima kasih

dan penghargaan yang tak terhingga atas kerjasamanya, kerja kerasnya, dan kerja iklasnya kepada seluruh panitia IRIE 2016. Seperti diketahui, IRIE 2016 –yang sebelumnya bernama Pameran Riset Expo itu, tahun ini dilaksanakan selama tiga hari, sejak tanggal 10 hingga 12 November 2016, bertempat di Gedung Airlangga Convention Center (ACC), Kampus C UNAIR Mulyorejo Surabaya.

IRIE 2016 ini sempat dihadiri oleh Menteri Pertanian Amran Sulaiman, seusai menyampaikan orasi ilmiah dalam Sidang Universitas dalam rangka Dies Natalis Ke-62 UNAIR, hari Kamis (10/11). Dalam peninjauannya Mentan tertarik dengan hasil pengembangan budidaya ternak sapi dan kambing yang unggul dari Fakultas Kedokteran Hewan (FKH).

(13)

KENDATI baru berusia tiga tahun, PDD UNAIR Banyuwangi juga berpartisipasi dalam IRIE 2016. (Foto: Bambang Bes)

”Dengan kegigihan panitia semua, sehingga acara ini bisa terlaksana dengan sebaik-baiknya. Kepada peserta dan panitia, kami mohon maaf jika ada salah kata dan salah ucap. Sekali lagi terimakasih,” kata Prof. Sukardiman, seusai penutupan IRIE 2016 yang dilakukan oleh Rektor UNAIR Prof. Dr. Moh Nasih, SE., MT., Ak., CMA.

Dalam sambutan penutupannya, Rektor Prof. Moh Nasih juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada peserta pameran dan panitia yang dengan sabar melaksanakan aktivitas pameran selama tiga hari dengan tertib dan lancar. Rektor juga menilai bahwa pelaksanaan tahun ini ada peningkatan kualitas yang relatif baik.

”Walau pun ada beberapa hambatan, misalnya terkait dengan undangan-undangan, tetapi karena panitianya relatif sudah berpengalaman sejak menyelenggarakan yang pertama hingga yang ketiga tahun ini, kesulitan bisa diatasi. Untuk itu kita berharap tahun depan bisa diselenggarakan lagi dengan kualitas

(14)

yang tentunya juga lebih baik,” harapan Rektor, yang saat penutupan tersebut di panggung utama didampingi Prof. Sukardiman dan Prof. Dr. Suwarno, drh., M.Si., Ketua Panitia IRIE 2016. (*)

Penulis : Bambang Bes

Profesor Akuntansi Manajemen

Ini Juga Tekuni Dunia Seni

UNAIR NEWS – Universitas Airlangga patut berbangga memiliki guru besar yang handal di bidangnya sekaligus memiliki perhatian terhadap seni budaya. Profesor tersebut adalah Prof. Dr. Bambang Tjahjadi, SE., MBA., Ak., yang merupakan Guru Besar Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UNAIR.

Merunut riwayat pendidikannya, Bambang menyelesaikan studi S-1 di Universitas Airlangga pada tahun 1979. Usai menempuh sarjana, ia kemudian melanjutkan studi master di Master of Business Administration (MBA), Western Carolina University, North Carolina, Amerika Serikat pada tahun 1991.

“Pada tahun yang sama dan di kampus yang sama pula saya juga menyelesaikan Project Management (MPM) Certification,” terangnya.

Berkat studi Akuntansi di program sarjana dan bisnis di program master, ia semakin mendalami keilmuan yang berkaitan Akuntansi Manajemen. Dosen kelahiran Probolinggo kemudian melanjutkan studi doktoralnya di Ilmu Ekonomi UNAIR pada tahun 2004.

(15)

“Tidak hanya pendidikan formal, saya juga menempuh pendidikan profesi. Pada tahun 2009, saya mendapat Certified Professional

Marketer (CPM)-Asia Pacific dan di tahun 2011 saya lanjut

menempuh Certified Management Accountant (CMA),” jelas lelaki kelahiran 4 Februari 1957.

Kini, Bambang tak hanya sibuk menjadi dosen. Ia juga kerap ditunjuk sebagai konsultan dan fasilitator di berbagai lokakarya yang berkaitan dengan Strategic Management, Balanced

Scorecard, Performance Management, Cost Management, Management Accounting, Certified Management Accounting (CMA-Australia).

Baginya, ilmu Akuntansi dan Manajemen adalah rumpun keilmuan yang erat dan saling membantu.

“Ilmu Akuntansi Manajemen merupakan bidang akuntansi yang memberikan informasi kepada manajemen untuk perencanaan pengendalian dan untuk meningkatkan nilai sebuah perusahaan,” paparnya.

Selain berkiprah pada ranah keilmuan akuntansi manajemen, Bambang juga giat dalam bidang pemerhati dan penggiat budaya batik, wayang, dan keris. Bahkan ia sering menggelar berbagai acara yang mengangkat nuansa seni.

Penulis: Nuri Hermawan Editor: Defrina Sukma S

(16)

Tentang UNAIR Hari Ini

(14/1/16)

Dokter Budi Jadi Rujukan Pecandu

Berdasar hasil pengintaian unit Berantas Badan Narkotika Nasional Kota (BNNK) Surabaya, ditemukan adanya indikasi penyalahgunaan narkotika golongan III oleh dr. Harryanto Budi sebagai obat terapi pecandu putau. Semula dr. Budi sudah lama menjual bebas obat jenis Subutex kepada pecandu narkoba. Dia mengaku pernah mendapat pelatihan dan sertifikat tentang pemberian obat terapi pecandu.

Sementara itu, Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Surabaya dr. Poedjo Hartono SpOG, alumni FK UNAIR, tidak membenarkan tindakan sejawatnya itu karena menyalahi profesi. Menurutnya memang ada beberapa obat yang mengandung narkotika sebagai obat penenang. Namun, pemberian resepnya tidak bisa sembarangan dan harus sesuai diagnosis.

Jawa Pos, Kamis, 14 Januari 2016

Fungsi Jantung Menurun Hingga 18 Persen, Totok Tri Merasa Lolos dari Maut

Kisah hidup Totok Tri Widodo 43 tahun sungguh luar biasa. Fungsi jantungnya menurun hingga tinggal 18 persen. Penurunan fungsi jantung tersebut merupakan imbas dari pola hidup yang tidak sehat. Ketika di Jakarta, ia mengonsumsi makanan berlemak dan merokok. Kepala tim operasi dr Yan Efrata Sembiring SpBTKV (K) alumni FK UNAIR menyatakan bahwa dua arteri koroner Totok sudah buntu, sementara satu lagi berfungsi 90 persen. Dalam operasi, dr. Yan dan timnya membuat

by pass atau jalan baru untuk jalan darah di jantungnya. Ia

(17)

pulih. Namun pasca operasi, Totok harus rajin berolahraga dan menjaga pola makan agar by pass tersebut tidak mengalami penyumbatan.

Jawa Pos, Kamis, 14 Januari 2016

Opini: Jubir Presiden Dan Pola Komunikasi Pemerintah

Oleh Eko Setiawan, Alumni Pascasarjana Media dan Komunikasi Universitas Airlangga

Presiden Jokowi akhirnya resmi menunjuk Johan Budi S.P. sebagai juru bicara (jubir) kepresidenan. Penunjukan Johan itu tentu layak disambut dengan baik setelah setahun terakhir bentuk komunikasi Presiden Jokowi kepada publik tidak cukup menggembirakan. Berbagai langkah presiden mulai pembentukan Tim Komunikasi Presiden hingga mengeluarkan inpres tentang komunikasi public, menyiratkan bahwa presiden menaruh perhatian besar dalam hal penyampaian informasi kepada masyarakat secara komprehensif, berkesinambungan serta mudah dimengerti. Semoga dengan penunjukan Johan Budi sebagai jubir presiden yang secara khusus juga mendapat tugas mengoordinasi humas-humas di kementrian akan mengurangi keriwetan informasi pemerintahan.

Jawa Pos, Kamis, 14 Januari 2016

Pererat Tali Persaudaraan

(18)

Adakan Acoustic Night

UNAIR NEWS – “Taruhlah paper anda untuk sementara, marilah bernyanyi” begitulah kalimat utama yang tertera dalam poster y a n g d i s e b a r k a n o l e h H i m p u n a n M a h a s i s w a H u b u n g a n Internasional (HIMAHI) Universitas Airlangga. Jumat malam (13/5), di sudut gedung A FISIP UNAIR lantai 1, sejumlah mahasiswa HI berkumpul untuk menikmati penampilan menarik di acara Acoustic Night, Jam Session 1 bertajuk Aku, Kamu, Rindu. Acara artshow tersebut dikemas dengan sederhana dan rapi. Setiap mahasiswa yang hadir dari mahasiswa aktif hingga alumni, bahkan dosen tampak menikmati acara malam sabtu tersebut melalui beberapa penampilan yang dipertontonkan. Penampilan malam itu tidak hanya akustik saja, ada juga musik instrument, musikalisasi puisi dan karaoke.

Sandrina Salsabila, selaku penanggungjawab acara, menyatakan bahwa acara ini merupakan program baru HIMAHI yang idenya dia gagas bersama teman-temanya. “Acoustic night ini program barunya divisi minbak (minat dan bakat, –red) HIMAHI, ide programnya kebetulan dari saya, karena selama ini yang saya lihat minat dan bakat yang disalurkan lebih banyak kebidang olahraga, kurang seninya,” ujar mahasiswa semester 4 tersebut. Divisi minat dan bakat HIMAHI dalam acara ini memberikan sarana bagi mahasiswa yang memiliki bakat bermain musik. Untuk mempersiapkan penampilan, HIMAHI memberikan ruang untuk latihan dan tampil dalam acara yang diadakan seperti halnya

Acoustic Night.

“Acoustic night ini jadi sarana buat mahasiswa untuk lebih banyak latihan, improvisasi bakat. Nantinya juga ada program lain yaitu IR (International Relationship,- red) Got Talent,” ujar Sandrina.

Sandrina berharap, acara ini dapat dijadikan sebagai ajang tahunan guna mempererat tali silaturahmi antar mahasiswa HI

(19)

dari berbagai angkatan. Selain itu, ia juga berharap penampilan di acara ini dapat berkembang dan lebih banyak variasinya.

“Saya senang acara ini berjalan dengan baik, mempertemukan mahasiswa aktif, alumni dan juga dosen. Untuk kedepannya, bakal ada rencana untuk memeriahkan acara ini dengan penampilan lainnya seperti stand–up comedy, atau bahkan

dance,” pungkas mahasiswi alumni SMA 1 Surabaya tersebut. (*)

Penulis :AhallaTsauro Editor : Dilan Salsabila

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini sejalan dengan teori yang sudah dikemukakan di dalam penelitian ini yang menyatakan apabila nilai tukar suatu negara terdepresiasi atau

Berdasarkan keterangan di atas, Majelis Hakim Pengadilan Niaga Jakarta Pusat memutuskan bahwa PT KLMI telah memenuhi syarat permohonan pailit dan

Adapun upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi hal tersebut adalah ada baiknya pihak perusahaan menentukan jumlah crew dengan efisien sesuai dengan ketersediaan akomodasi

Hasil jumlah iterasi dalam satu kali konvergen terhadap jumlah varian data training pada metode improved semi supervised k-means dengan k-means Pada pengujian ketiga

Obsesi, Vol.. Namun saat mereka berada ditempat umum yang membutuhkan banyak interaksi terkadang membuat anak lebih cenderung untuk menutup diri dengan tidak banyak

[r]

Hasil pembahasan dan analisis data tersebut disimpulkan layanan bimbingan kelompok teknik problem solving dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah belajar pada siswa

Moderator : Sazlynn Sanusi Binti Abdul Karim (Pelajar Semester 4 Program AA101). ISNIN - 11