• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kompetisi antar jamur antagonis dan jamu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Kompetisi antar jamur antagonis dan jamu"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN TETAP PRAKTIKUM

PENGENDALIAN HAYATI DAN PENGELOLAAN HABITAT

Nama : Kiki Audiva W. Tanggal : 14 April 2016

NIM : 05071281320028 Asisten : 1. Debora H.P Manalu

Kelas : A 2. Suci Yolanda Putri

Judul : Kompetisi Antar Jamur Antagonis 3. Febri Hermawan

dan Jamur Patogen 4. Ichsan Agung

5. Mega Alfianto secara komersial di negara-negara tropis. Tercatat berbagai spesies cabai yang telah didomestikasi, namun hanya Capsicum annum L. dan C.frutescens L. yang memiliki potensi ekonomis. Cabai yang dibudidayakan secara luas di Indonesia juga termasuk kedua spesies ini. Cabai besar dan cabai keriting, misalnya, termasuk spesies C.annum sedangkan cabai rawit termasuk C.frutescens.

Penyakit yang disebabkan oleh jamur yang sering ditemukan pada tanaman cabai diantaranya adalah penyakit busuk buah dan yang disebabkan oleh jamur Colletotricum capsici.Cendawan ini bisa menghancurkan panen hingga 20-90% terutama pada saat musim hujan. Cendawan penyebab penyakit antraknosa atau patek ini berkembang dengan sangat pesat bila kelembaban udara cukup tinggi yaitu bila lebih dari 80 rH dengan suhu 32o celsius. Semua tahap

pertumbuhan bisa terserang penyakit ini, termasuk tahap pasca panen. Gejala yang tampak terjadi pada buah yang matang. Buah yang masak ada yang menjadi kecil, terdapat cekungan melingkar hingga 30 mm. Pusat luka menjadi berwarna coklat,

(2)

dengan jaringan di sekitarnya berwarna lebih ringan mengelilingi pusat luka membentuk cincin konsentris.

Mikroorganisme antagonis adalah mikroorganisme yang mempunyai pengaruh yang merugikan terhadap mikroorganisme lain yang tumbuh dan berasosiasi dengannya. Antagonis meliputi kompetisi nutrisi atau sesuatu yang lain dalam jumlah terbatas tetapi tidak diperlukan oleh OPT, antibiosis sebagai hasil dari pelepasan antibiotika atau senyawa kimia yang lain oleh mikroorganisme dan berbahaya bagi OPT, dan predasi, hiperparasitisme, dan mikroparasitisme atau bentuk yang lain dari eksploitasi langsung terhadap OPT oleh mikroorganisme yang lain. Trichoderma sp. merupakan salah satu jamur antagonis yang telah banyak diuji coba untul mengendalikan penyakit tanaman.

Cendawan Trichoderma sp. merupakan mikroorganisme tanah bersifat saprofit yang secara alami menyerang cendawan patogen dan bersifat menguntungkan bagi tanaman. Cendawan Trichoderma sp. merupakan salah satu jenis cendawan yang banyak dijumpai hampir pada semua jenis tanah dan pada berbagai habitat yang merupakan salah satu jenis cendawan yang dapat dimanfaatkan sebagai agens hayati pengendali patogen tanah. Cendawan ini dapat berkembang biak dengan cepat pada daerah perakaran tanaman.

Trichoderma sp. merupakan cendawan parasit yang dapat menyerang dan mengambil nutrisi dari cendawan lain. Kemampuan dari Trichoderma sp. ini yaitu mampu memarasit cendawan patogen tanaman dan bersifat antagonis, karena memiliki kemampuan untuk mematikan atau menghambat pertumbuhan cendawan lain. Mekanisme yang dilakukan oleh agens antagonis Trichoderma sp. terhadap patogen adalah mikoparasit dan antibiosis selain itu cendawan Trichoderma sp. juga memiliki beberapa kelebihan seperti mudah diisolasi, daya adaptasi luas, dapat tumbuh dengan cepat pada berbagai substrat, cendawan ini juga memiliki kisaran mikroparasitisme yang luas dan tidak bersifat patogen pada tanaman.

1.2. Tujuan

Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui kompetisi antara jamur antagonis dengan jamur patogen tanaman.

(3)

BAB 2

PELAKSANAAN PRAKTIKUM

2.1. Tempat dan Waktu

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Senin, Tanggal 14 April 2016 pada pukul 14.30 WIB sampai dengan selesai. Praktikum dilakukan di Laboratorium Entomologi Jurusan Proteksi Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya.

2.2. Alat dan Bahan

Adapun alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah 1). Aluminium foil, 2). Autoclave, 3). Bunsen, 4). Cawan petri, 5). Erlenmeyer, 6). Karet, 7). Laminar Air Flow, 8). Neraca analitik, 9). Plastik, dan 10). Spatula. Sedangkan bahan-bahan yang digunakan adalah 1). PDA instan, 2). Buah cabai yang terserang antraknosa, dan 3). Isolat jamur Trichoderma sp.

2.3. Cara Kerja

Adapun cara kerja yang dilakukan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut :

Tahap 1

1. Siapkan 10 gram media PDA instan dengan 250 ml aquades. 2. Masukkan semua bahan ke dalam erlenmeyer aduk sampai larutan

homogen, tutup dengan aluminium foil dan plastik.

3. Autoclave bersamaan dengan cawan petri lebih kurang 2 jam. 4. Dinginkan di dalam LAF dengan menyalakan UV sekitar 15 menit. 5. Tuangkan media ke dalam cawan petri.

6. Setelah media mengeras lakukan penanaman.

Tahap 2

1. Siapkan isolat dari buah cabai yang sakit.

2. Lalu masukkan kedalam media yang telah mengeras. 3. Isolasi dengan plastik wrap dan amati selama satu minggu. 4. Satu minggu kemudian buat media PDA dengan cara yang sama.

5. Tanam isolat jamur Trichoderma dan jamur Colletotrichum capsicii dalam cawan yang sama dengan jarak 3 cm dari pinggir cawan dan 3 cm jarak antar isolat jamur.

(4)

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Hasil

Adapun hasil yang didapatkan dari praktikum kali ini adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1. Hasil pengamatan isolate jamur pada media GYA

Foto

Jari jari

Hambatan Keterangan

R1 R2

Tanggal 21 april 2016 0,2cm 0,4cm 50 % Muncul hifa

Tanggal 22 April 2016 0,7cm 0,8cm 12,5 % kontaminanAdanya

Tanggal 23 April 2016 0,78cm 0,85cm 8,23 % Adanya kontaminan

(5)

4

3.2. Pembahasan

Kompetisi adalah hubungan antara makhluk hidup dalam satu ekosistem di mana makhluk hidup yang satu dengan makhluk hidup yang lain saling bersaing untuk mendapatkan suatu yang diperlukan untuk hidupnya, misalnya ruang (tempat), makanan, air, sinar matahari, udara, dan lain-lain. Persaingan dapat mengakibatkan organisme atau spesies yang kalah bersaing akan mati atau tersingkir. Spesies yang berkompetisi dengan lebih efektif akan mempunyai kemampuan hidup yang lebih baik dibandingkan kompetitornya. Dalam praktikum ini kompetisi yang diamati adalah kompetisi antara jamur antagonis dan jamur patogen tanaman.

Mikroorganisme antagonis adalah mikroorganisme yang mempunyai pengaruh yang merugikan terhadap mikroorganisme lain yang tumbuh dan berasosiasi dengannya. Antagonis meliputi kompetisi nutrisi atau sesuatu yang lain dalam jumlah terbatas tetapi tidak diperlukan oleh OPT, antibiosis sebagai hasil dari pelepasan antibiotika atau senyawa kimia yang lain oleh mikroorganisme dan berbahaya bagi OPT, dan predasi, hiperparasitisme, dan mikroparasitisme atau bentuk yang lain dari eksploitasi langsung terhadap OPT oleh mikroorganisme yang lain. Trichoderma sp. merupakan salah satu jamur antagonis yang telah banyak diuji coba untuk mengendalikan penyakit tanaman (Sundari,2014).

Trichoderma sp. merupakan cendawan parasit yang dapat menyerang dan mengambil nutrisi dari cendawan lain. Kemampuan dari Trichoderma sp. ini yaitu mampu memarasit cendawan patogen tanaman dan bersifat antagonis, karena memiliki kemampuan untuk mematikan atau menghambat pertumbuhan cendawan lain. Mekanisme yang dilakukan oleh agens antagonis Trichoderma sp. terhadap patogen adalah mikoparasit dan antibiosis selain itu cendawan Trichoderma sp. juga memiliki beberapa kelebihan seperti mudah diisolasi, daya adaptasi luas, dapat tumbuh dengan cepat pada berbagai substrat, cendawan ini juga memiliki kisaran mikroparasitisme yang luas dan tidak bersifat patogen pada tanaman.

(6)

Jamur Trichoderma termasuk kedalam Kingdom : Fungi, Divisio : Amastigomycota, Kelas : Deutromycetes, Ordo : Moniliales, Famili : Moniliaceae, Genus : Trichoderma dan Spesies : Trichoderma sp. Jamur Trichoderma sp mempunyai morfologi seperti konidiofora hylin (bening), tegak lurus, bercabang, bersepta, phialida tunggal atau kelompok, konidia hylin, oval, satu sel, biasanya mudah dikenali dengan pertumbuhan yang cepat dan bantalan konidia yang hijau (Gusnawaty,2014).

Konidifor dapat bercabang menyerupai piramida, yaitu pada bagian bawah cabang lateral yang berulang-ulang, sedangkan kearah ujung percabangan menjadi bertambah pendek. Fialid tampak langsing dan panjang terutama apeks dari cabang, dan berukuran (2,8-3,2) μm x (2,5-2,8) μm, dan berdinding halus. Klamidospora umumnya ditemukan dalam miselia dari koloni yang sudah tua, terletak interkalar kadang terminal, umumnya bulat, berwarna hialin, dan berdinding halus (Umiati,2011).

Jamur patogen tanaman adalah jamur yang dapat menyebabkan sakit pada tanaman sehingga dapat menurunkan hasil produksi tanaman baik kualitas maupun kuantitas. Salah satu contoh jamur patogen tanaman adalah Colletotrichum capsicii yang merupakan penyebab penyakit antraknosa pada tanaman cabai.

Didalam tingkatan taksonomi jamur Coletotrichum capsici diklasifikasikan kedalam Kerajaan : Fungi, Filum : Ascomycota, Kelas : Ascomycetes, Bangsa : Melanconiales, Suku : Melanconiaceae, Marga : Colletotrichum, Jenis : Colletotrichum capsici Butl & Bisby (Herwidyati,2013).

Jamur C. capsici ini mempunyai konidiofor yang pendek dan konidia dibentuk dalam aservulus (Djas, 1980). Coletotrichum mempunyai stroma yang terdiri dari massa miselium yang berbentuk aservulus, bersepta, panjang antara 30-90 μm, umumnya yang berkembang merupakan perpanjangan dari setiap aservulus. Konidia berwarna hialin, bersel tunggal dan berukuran 5-15 μm.

Aservulus tersusun di bawah epidermis tumbuhan inang. Epidermis pecah apabila konidia telah dewasa. Konidia keluar sebagai percikan berwarna putih, kuning, jingga, hitam atau warna lain sesuai dengan pigmen yang dikandung konidia. Diantara bangsa Melanconiales yang konidianya cerah (hialin) adalah

(7)

6

Gloeosporium dan Colletotrichum. Keduanya mempunyai konidia yang memanjang dengan penciutan di tengah (Duriat,2007).

Mekanisme utama pengendalian patogen tanaman yang bersifat tular tanah dengan menggunakan cendawan Trichoderma spp. dapat terjadi secara mikoparasit dan antibiosis. Mikoparasit merupakan cendawan yang memarasit miselium cendawan lain dengan menembus dinding sel dan masuk kedalam sel untuk mengambil zat makanan dari dalam sel sehingga cendawan akan mati. Menghasilkan antibiotik seperti alametichin, paracelsin, trichotoxin yang dapat menghancurkan sel cendawan melalui pengrusakan terhadap permeabilitas membran sel, dan enzim chitinase, laminarinase yang dapat menyebabkan lisis dinding sel (Sudarma,2011).

Selain itu, mekanisme yang terjadi di dalam tanah oleh aktivitas Trichoderma sp. yaitu kompetitor baik ruang maupun nutrisi, dan sebagai mikoparasit sehingga mampu menekan aktivitas patogen tular tanah. Kemampuan masing-masing spesies Trichoderma sp. dalam mengendalikan cendawan patogen berbeda-beda, hal ini dikarenakan morfologi dan fisiologinya berbe

(8)

BAB 4

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan

Adapun yang dapat disimpulkan dari praktikum ini antara lain sebagai berikut :

1. Jamur antagonis adalah jamur yang mempunyai pengaruh merugikan terhadap jamur lain yang tumbuh dan berasosiasi dengannya.

2. Trichoderma sp. merupakan salah satu jamur antagonis yang telah banyak diuji coba untul mengendalikan penyakit tanaman.

3. Jamur patogen tanaman merupakan jamur yang dapat menyebabkan penyakit pada tanaman sehingga menurunkan hasil produksi tanaman.

4. Colletotrichum capsicii merupakan salah satu jamur penyebab penyakit antraknosa pada tanaman cabai.

5. Trichoderma sp. adalah jenis cendawan yang tersebar luas di tanah, dan mempunyai sifat mikoparasitik.

4.2. Saran

Melalui praktikum kali ini, dapat disarankan untuk lebih berhati-hati dan memerhatikan kesterilan pada saat penuangan media dan pada saat re-isolasi dilakukan agar tidak terjadi kontaminan pada media tumbuh tersebut.

(9)

DAFTAR PUSTAKA

Duriat, S.A,dkk. 2007. Penyakit Penting Tanaman Cabai Dan Pengendaliannya. Bandung : BPTS.

Endah, A. dan Umiati. 2011. Penggunaan Jamur Trichoderma sp Dalam Pengendalian Patogen Tular Tanah (Soil Borne) pada Tanaman Kakao. Surabaya : BBPPTP.

Gusnawaty, dkk. 2014. Karakterisasi Morfologis Trichoderma spp. Indigenus Sulawesi Tenggara. Jurnal Agroteknos Juli 2014 Vol. 4 No. 2. Hal 87-93. Kendari.

Herwidyarti, H. dkk. 2013. Keparahan Penyakit Antraknosa Pada Cabai (Capsicum annuum L) Dan Berbagai Jenis Gulma. J. Agrotek Tropika. ISSN 2337-4993 Vol. 1, No. 1: 102 – 106, Januari 2013. Bandar Lampung.

Sudarma, I dan Suprapta, N.D. 2011. Potensi Jamur Antagonis Yang Berasal Dari Habitat Tanaman Pisang Dengan Dan Tanpa Gejala Layu Fusarium Untuk Mengendalikan Fusarium oxysporum F.Sp. Cubense Secara In Vitro. The Excellence Research Universitas Udayana 2011.

Sundari, A. 2014. Daya Antagonis Jamur Trichoderma sp. Terhadap Jamur Diplodia sp. Penyebab Busuk Batang Jeruk Siam (Citrus nobilis). Jurnal Protobiont 2014 Vol 3 (2): 106 – 110. Pontianak.

Gambar

Tabel 3.1. Hasil pengamatan isolate jamur pada media GYA

Referensi

Dokumen terkait

Dengan hasil yang demikian, maka dapat dideskripsikan bahwa pembelajaran Examples Non Examples dengan metode gambar telah terbukti dan berkontribusi secara positif dalam

secara paksa putusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap dengan bantuan.. kekuatan

Pembangunan berwawasan lingkungan dapat diwujudkan, apabila seluruh dampak terhadap lingkungan fisik dan biotis dilaksanakan pengelolaan dan dilakukan pemantauan

Permasalahan dalam tesis ini adalah bagaimana pengaturan kekayaan Badan Usaha Milik Negara sebagai bentuk kekayaan negara yang dipisahkan, bagaimana status hukum

Setelah adanya pembangunan Mall otomatis wilayah tersebut akan lebih ramai karena masyarakat akan berbondong-bondong dating ke tempat tersebut sehingga jika hal itu terjadi pasti

Masalah beban kerja perawat memiliki dampak yang luas sehingga harus menjadi perhatian bagi institusi pelayanan kesehatan terlebih bagi profesi perawat, seperti penelitian

Komponen lingkungan dan fungsi tertentu dari Komponen lingkungan dan fungsi tertentu dari ekosistem yang terkena dampak penting proyek. ekosistem yang terkena dampak

Qallikaal Irahutt pardata aaatiajra urnpafcaA paaggabuagaa an- U / a hufc.ua Adat daa t o k w pardata barat* aafclfigga aafcaii tagi, da- patlab kita kataku bubwaaaojra