• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III PANDANGAN WARGA JEMAAT TERHADAP PENDETA YANG BERSUAMIKAN PELAUT DI KLASIS INBAR JAKARTA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III PANDANGAN WARGA JEMAAT TERHADAP PENDETA YANG BERSUAMIKAN PELAUT DI KLASIS INBAR JAKARTA."

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

26 BAB III

PANDANGAN WARGA JEMAAT TERHADAP PENDETA YANG BERSUAMIKAN PELAUT DI KLASIS INBAR JAKARTA.

III.1 Sekilas Tentang Jemaat-Jemaat GMIST

Jakarta merupakan kota yang ramai dan mempunyai pola kehidupan yang beraneka ragam budaya.Menghargai serta toleransi antara satu dengan yang lain adalah kunci untuk hidup di Jakarta. Latar belakang kehidupan Jemaat GMIST sangat beraneka ragam, namundidominasi oleh etnis yang berasal dari kepulauan Sangihe. Dimana 70% warga jemaat GMIST kebanyakan berasal dari kepulauan Sangihe, sisanya Jawa,Batak, Manado, dll dengan latar belakang pekerjaan terbanyak adalah pekerja kantoran/karyawan,selain ituada juga yang bekerja sebagai, pelaut, guru, dokter, dll. Dengan melihat keadaan tersebut jemaat mempunyai latar belakang yang berbeda satu sama lainnya.Wilayah pelayanan GMIST INBAR Jakarta terbagi dalam 11wilayah, diantaranya jemaat-jemaatdalam lingkup GMISTInbar: Bait Allah (Cempaka Putih), Betlehem (Tj Priok), Depok, Ebenhaezer (Tangerang), Filadelphia, Galilea (Tj Priok),Mahanaim (Tj Priok), Nazareth (Tj Priok), Sisaremase, Torsina, Zaitun (Kramat Raya).

1Sejarah berdirinya GMIST Inbar, yaitu berdiri pada tanggal 25 Mei 1947, di Jalan Gang Areng, Jakarta Pusat, dalam pertemuan merayakan penyerahan gereja dari Het Sangi en Talaut Comite kepada pimpinan pribumi di Tahuna, masyarakat awam Sangihe Talaud di Jakarta membentuk suatu persekutuan yang dinamaiGereja

1 Buku

(2)

27

Masehi Injili Taloda (GMST).Gereja yang tidak mempunyai pendeta ini, diketuai oleh A. D. Kansil. Pelayanan gerejaninya dilakukan oleh Pdt. Takaleluman dari Gereja Kristen Pasundan & Pdt. Mohede, pendeta tentara dari Bogor. Segera GMST ini menulis surat ke Pdt. J. Salawati, Ketua Sinode GMIST di Tahuna, memohon bergabung dengan GMIST. Permohonan ini baru dikabulkan pada Sidang Sinode Lengkap GMIST ke dua pada 24 Juli 1948 di Ulu Siau. Tata Dasar GMIST direvisi dengan menambahkan pasal: Jemaat diluar kepulauan Sangihe Talaud yang dinamakan “jemaat luar biasa selaku satu Klassis”. Demikianlah GMST diubah menjadi GMIST Klasis Luar Biasa, dan pada akhirnya di tahun 1948 berkantor diJalan Kramat Raya65.Pemerintah Belanda , melalui Zendeling Consulaat, tanggal 5 Februari 1949, mengakui keberadaan GMIST Klasis Luar Bias itu. Ketika ketua klasis dipegang oleh Pdt. Ds. L. J. Janis (yang merangkap sebagai pendeta GKP), pemerintah Belanda meminta GMIST melayani tentara KNIL asal Sangihe Talaud di Cimahi.

2Terbentuklah Jemaat GMIST Bandung dan pada tahun 50-an dan 60-an merupakan tahun penuh pergumulan. Pada tanggal 26 Mei 1958, Pdt. G. Horoni sebagai Ketua Klasis Istimewa, memutuskan membentuk Jemaat GMIST Tanjung Priok, yang kemudian bernama Jemaat Mahanaim. Gedung Kramat Raya 65 menjadi salah satu pusat partai Parkindo, dimana anggota jemaat ikut dalam kampanye Pemilihan Umum. Pada 1960 Ketua Sinode Pdt. P. Lantemona mengubah nama Klasis Istimewa menjadi Klasis Jawa Barat Jakarta. GMIST mendapat pendeta penuh waktu yaitu Pdt. G. Horoni, Pdt. E. Barakati dan Pdt. Kaumbur.

2

(3)

28

Tahun 1963 GMIST ikut mensukseskan GANEFO dalam paduan suara bersama gereja – gereja di Jakarta. Tahun 1965, ditengah pergolakan G30-S PKI, anggota majelis dilengkapi identitas berupa kartu anggota, demi melindunginya dari aksi culik – menculik. Dalam periode ini terjadi beberapa skisma. Di GMIST Bandung terbentuk Jemaat Sangihe Talaud yang bernaung di bawah Gereja Kristen Pasundan. Di GMIST Jakarta terbentuk Jemaat GMIST Merdeka. Namun kedua jemaat itu hilang ditelan masa. Hanya satu skisma yang berubah menjadi pengembangan, yakni jemaat Jakarta yang terpecah menjadi Jemaat Kramat 65 (kemudian menjadi GMIST Bait Allah) dan Jemaat Aula SMA PSKD (kemudian menjadi GMIST Zaitun). Daripada itu di Surabaya terbentuk jemaat baru yaitu GMIST Jemaat Torsina. Tahun 70an dan 80an, merupakan tahun konsolidasi. Nama GMIST Klasis Jawa Barat Jakarta diubah menjadi GMIST Resort D. nama ini pun kemudian diubah menjadi GMIST Resort Inbar. 3

Kantor Resort dari Kramat Raya 65 dipindahkan ke Jalan Enggano 52, kemudian ke Jalan Cempaka Putih II/29. Dengan datangnya Pdt. E. J. Salamate STh dari Sangihe Talaud, administrasi GMIST mulai dirapikan. Majelis gereja dibagi menjadi Penatua dan Syamast. Ada program kerja, ada Rapat Rutin berupa sidang antar jemaat yang kemudian bernama Sidang Resort. Pdt. E. J. Salamate STh diangkat menjadi Ketua Resort Inbar kemudian Pdt. S. P. Mangempuge STh dan kembali ke Pdt. G. Horoni. GMIST pun berkembang, jemaat – jemaat baru mulai terbentuk, di Tanjung Priok terbentuk Jemaat Nazareth, Betlehem dan Galilea, di Depok , Jemaat Depok, di Surabaya jemaat Mesias dan Ikhtus, di Medan Jemaat

(4)

29

Filadelfia. Tahun 90an dan 2000an merupakan tahun pembangunan. Dalam periode ini terbentu 3 jemaat baru yaitu: Sisaremase Makasar, Ebenhaezer Tangerang dan Dioskuri Batam. Beberapa jemaat membangun gedung gereja dengan keramik, melengkapinya dengan AC dan mengadakan kendaraan untuk pelayanan. Semua jemaat telah mempunyai Pastori hanya kantor Resort yang belum terbangun. Di bawah kepemimpinan Pdt. G. Horoni kantor GMIST Resort Inbar dipindahkan lagi ke Jalan Enggano 52 Tanjung Priok. Kemudian pimpinan Resort Pdt. G. Horoni diganti ke Pdt. J. Talimbekas. Ketika Pdt. J. Talimbekas sakit, maka ia diganti oleh Pnt. M. Manumpil dan diselesaikan masa periode kerjanya oleh Pdt. G. D. Bawengan MTh, sebagai Pejabat Sementara Ketua Resort.Dalam kepemimpinan Pdt. Jelds Panggulu, sertifikat tanah Mahanaim dan Betlehem berhasil diperoleh. Kini kepemimpinan GMIST Resort Inbar dipegang oleh Pdt. G. D. Bawengan dengan Sekretaris, Pdt. A. I. Lantemona Salendah, S.Th, kantor GMIST Resort Inbar dilaksanakan pembangunannya.Sehingga berdirilah gereja GMIST Inbar hingga saat ini menjadi 10 wilayah.

III.2 Tugas Pelayanan Pendeta GMIST Inbar

Sebagai seorang pendeta GMIST yang di mana penempatan setiap 5 tahunnyaakan mengalami mutasi atau perputaran pindah gereja dan jemaat juga agak sulit dialami oleh sebagian dari para pendeta.4Diantaranya harus mengalami adaptasi dengan jemaat baru dan adaptasi dengan lingkungan tempat tinggal yang baru.Rata-rata pendeta yang bersuamikan pelaut sudah melayani kurang lebih 10-15 tahun sebagai seorang pendeta perempuan.Sebagai seorang pelayan dan

(5)

30

pengerja Allah, pekerjaan sesulit apapun harus dilakukan karena sudah menjadi tanggung jawab dari Allah sendiri kepada para pengerjanya untuk memberitakan injil.Para pendeta ini merasa sangat sukacita diberikan tanggung jawab untuk memimpin gereja Allah. Di setiap gereja satu dengan gereja yang lain sering mengalami suatu masalah dan setiap gereja mempunyai masalahnya masing-masing baik dari luar ataupun dari dalam.

5Umur pendeta yang melayani di GMIST Inbar rata-rata berumur 40 tahun, ialah mereka yang bersuamikan pelaut. Dan rata-rata usia pernikahan mereka 10-15 tahun. Mereka merasa pada waktu menikah dengan seorang pelaut ada konsekuensi yang harus mereka terima dan itu menjadi suatu pergumulan bagi mereka. Rasa cemas, khawatir, keragu-raguan, kewaspadaan dan lain sebagainya menurut mereka rasa seperti itu kerap kali ada di dalam pikiran mereka. Jarak dan waktu membuat mereka kesulitan dalam berkomunikasi, padahal menurut mereka komunikasi antara pasangan sangatlah penting menunjang kehidupan keluarga.Tetapi keragu-raguan tersebut dapat mereka atasi sejalan dengan iman yang menjadi kekuatan mereka.Iman yang menguatkan antara suami dengan istri sehingga istri bisa menjadi kepala keluarga pada saat suami menjalankan tugasnya. Terkadang mereka juga sering merasakan suatu kesedihan pada saat ditinggal suami takala sedang sakit atau membutuhkan seorang untuk sharing, tetapi karena Firman Tuhan lebih kuat untuk menghibur maka salah satu cara yang sering dilakukan adalah hanya berdoa dan berharap di mana Tuhan akan melakukan sesuatu yang terbaik bagi kehidupan keluarga.

(6)

31

Membahas mengenai pelayanan gereja, GMIST mempunyai 10wilayah yang tersebar di Jakarta dan setiap gereja masing-masing mempunyai pengerja atau pelayan masing-masing. Berikut ini penulis mencatat beberapa nama pengerja atau pelayan yang telah melayani di GMIST Inbar, di antaranya :Jelds Panggulu, Ny Salamate Yoseph, Ny. Hanock Kansil, Ny. Pulisir Schlwick, Ny Manumpil Gunena, Ny. Misa Awaeh, Glorius Dtr. Bawengan, Ny. Mezakh Dalegi, Ny. Lantemona Salenda, Welman Boba, Merry Makangiras, Sonny Dandel.Sedangkan pengerja di resort ada beberapa pengerja yang melayani, diantaranya : Glorius Dtr. Bawengan (Ketua), Penius Tingkue (Wakil Ketua), Ny. Lantemona Salenda (Sekretaris), W. Ch. Harman (Bendahara). Sedangkan anggotanya adalah :Ny. Mezakh Dalegi, Ny. Misa Awaeh, Ny. Mozes Mule, David Taga, Pritmon Tondolambung.

Di dalam pelayanannya pendeta dibantu oleh para mejelis, diaken, aktifis gereja serta seluruh warga jemaat. Menurut tata gereja GMIST, adapun tugas-tugas dari pendeta GMIST Inbar adalah :

1. Yang dimaksud dengan penghentar Jemaat dalam peraturan ini ialah dua pejabat sebagaimana dimaksud dalam Tata Dasar Gereja Masehi Injili Sangihe Talaude BAB IX pasal 24 ayat (1) a dan ayat (1) b; yakni Pendeta dan Guru Jemaat 2. Kedua Pejabat yang disebutkan pada ayat (1) di atas adalah pelayan Gereja yang mempunyai tugas dan ruang lingkup kerja masing-masing namun terpadu dan terjalin dalam satu kesatuan pelayanan sesuai panggilan masing-masing. Artinya seorang pendeta GMIST yang sudah diangkat atau ditabiskan menjadi seorang pendeta diberikan tugas di dalam satu lingkup gereja, tetapi juga diberi tugas untuk

(7)

32

melayani gereja lingkup lain, misalnya pada saat tukar mimbar minggu atau memberikan ceramah pada gereja lingkup lain.

3. Berdasarkan pentahbisan dan ikrar pelayanannya maka setiap Penghentar Jemaat terikat dan berkewajiban untuk mentaati semua ketentuan dan peraturan yang dikeluarkan oleh gereja.6

II. 1 Pendeta dan tugasnya di Lingkungan GMIST:

1. Pendeta ialah mereka yang diangkat dan diteguhkan dalam jabatan tersebut dengan suatu Surat Keputusan Badan Pekerja Sinode Gereja Masehi Injili Sangihe Talaud. Artinya menjadi seorang pendeta telah melaui proses sidone GMIST. Sinode yang menentukan di mana pendeta akan menjalani pelayannnya.

2. Pengangkatan Pendeta sebagaimana tersebut pada ayat (1) pasal 2 di atas dilaksanakan dengan memperhatikan permohonan dari yang bersangkutan, surat keterangan lulus dari pendidikan Teologia yang diakui oleh Gereja Masehi Injili Sangihe Talaud, riwayat hidup dan surat-surat lain sesuai ketentuan Badan pekerja Sinode Gereja Masehi Injili Sangihe Talaude. Menjadi seorang pendeta, sebelumnya melalui pendidikan teologia, menjalani pendidikan di teologia yang telah direkomendasikan oleh sinode.

II.2 Penggolongan Pendeta

Sesuai ruang lingkup pelayanan dan tugasnya maka dalam Gereja Masehi InjilSangihe Talaud terdapat:

(8)

33 a. Pendeta Jemaat

b. Pendeta Wilayah c. Pendeta Khusus

2. Selain itu terdapat juga Pendeta yang Emiritus (dipensiunkan atau diberhentikan dengan terhormat)

II.3 Kewajiban dan tugas pendeta:

1. Karena jabatannya menjadi anggota Majelis jemaat dan ketua jemaat

2. Berkewajiban untuk mengadakan penggembalaan dan perkunjungan rumah tangga secara terencana dan teratur

3. Melaksanakan tugas pembinaan warga jemaat dalam lingkungannya serta tugas pendidikan agama Kristen

4. Melaksanakan dan menggiatkan tugas pekabaran injil

5. Berkewajiban membela ajaran gereja dan melaksanakan tugas apologia

6. Pendeta jemaat mempunyai keharusan untuk melayani ibadah-ibadah sehubungan dengan antara lain:Sakramen yaitu Babtisan Kudus dan Perjamuan Kudus, Melaksanakan pemberkatan/peneguhan nikah, Meneguhkan Sidi Jemaat, Meneguhkan anggota majelis jemaat.

II .4 Ketentuan bagi pendeta wilayah

1. Pendeta wilayah yang dimaksud dalam peraturan ini ialah Pendeta yang diberi tugas untuk melayani dan bertanggung jawab terhadap beberapa jemaatkarena belum mempunyai pendeta jemaatnya

(9)

34

2. Seorang pendeta wilayah dapat menjadi ketua jemaat di salah satu jemaat dalam wilayah pelayanannya.

II.5 Tugas dan tanggung jawab pendeta wilayah

1. Seorang pendeta wilayah karena jabatannya bertugas dan bertanggung jawab untuk menjadi pembimbing dan memberi pengarahan kepada majelis jemaat dalam wilayah pelayanannya.

2. Menjadi koordinator dalam tugas pembinaan warga gereja di wilayahnya 3. Melaksanakan pelayanan sakramen-sakramen, penuguhan-peneguhan dalam jabatan dan lainnya

4. Menyelesaikan masalah / persoalan yang terjadi dalam jemaat-jemaat sepanjang persoalan itu tidak dapat diselesaikan oleh majelis jemaat setempat 5. Menyampaikan persoalan yang tak dapat diatasi di jemaat-jemaat baik kepada pengurus resort maupun kepada badan pekerja sinode

6. Wajib menyusun program kerja dalam melaksanakan tugas pelayanan di wilayahnya.

7. Wajib menyampaikan laporan kerja kepada pengurus harian resort

8. Menertipkan dan memberikan pembinaan/petunjuk tentang administrasi jemaat

9. Bersama majelis jemaat/badan pekerja harian jemaat berusaha untuk mengelola serta meningkatkan kemampuan jemaat baik daya maupun dana dan memelihara milik jemaat.

(10)

35

10. Dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya pendeta wilayah bertanggung jawab kepada badan pengurus harian resort.

11. Mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian penghentar jemaat dalam wilayahnya.

12. Di bidang keuangan dan usaha, pendeta wilayah adalah Pembina sekaligus melaksanakan tugas pengawasan keuangan.

13. Pendeta wilayah dapat menentukan boleh tidaknya seseorang yang bukan anggota majelis jemaat dapat memimpin ibadah dalam jemaat sewilayahnya setelah diadakan penelitian.

II. 6 Ketentuan bagi pendeta khusus

1. Yang dimaksud dengan pendeta khusus dalam peraturan ini ialah:

a. Pendeta yang ditetapkan memegang suatu jabatan struktural baik ditingkat sinode maupun resort atau yang bertugas di lembaga gerejawi lainnya.

b. Pendeta yang bertugas sebagai pegawai negeri sipil atau dibidang militer

c. Pendeta yang bertugas sebagai tenaga utusan gerejawi.

2. Karena tugas dan jabatannya maka dengan sendirinya pendeta khusus tidak diperkenankan memegang jabatan rangkap.

3. Pengecualian dari pada yang disebut dalam ayat (2) pasal ini berlaku atas pertimbangan persetujuan badan pekerja lengkap sinode demi kepentingan pelayanan.

(11)

36

II. 7 Ketentuan bagi pendeta wanita

1. Pendeta wanita yang telah menikah dapat meminta atau diberhentikan dari jabatannya apabila demi kepentingan rumah tangga atau karena alasan lain ia tidak dapat lagi melaksanakan tugasnya.

2. Dalam hal pendeta wanita mengikuti suami ketempat lain di luar wilayah pelayanan Gereja Masehi Injili Sangihe Talaude maka yang bersangkutan tidak berhak mendapat mutasi dan dengan sendirinya ia diberhentikan dengan hormat. 3. Seorang pedeta wanita berdasarkan surat keterangan dokter/bidan berhak mendapat cuti hamilnifas selama 3 (tiga) bulan.

III.3 Jumlah Jemaat

Jumlah gereja atau jemaat GMIST ada 335 jemaat, sedangkan jumlah anggota jemaatnya ada 158.925 jiwa dan jumlah keseluruhan pengerja ada 253 orang di seluruh GMIST di Indonesia. Sejalan dengan berkembangnya iman kepercayaan kepada Tuhan Yesus ,maka gereja GMIST lambat tahun semakin berkembang mengikuti perkembangan yang ada sehingga pemberitaan Tuhan makin hari makin bertumbuh.

III.4 Pandangan warga Jemaat Terhadap Pendeta Yang Bersuamikan Pelaut Pertama, jemaat pada umumnya berpendapat bahwa sebaiknya partner dari seorang pendeta adalah suami yang dapat bersama-sama melayani jemaat dan ambil bagian dalam tugas pelayanan sebagai seorang partner pendeta. Sehingga dapat memberikan masukan dan saran bagi pendeta, sehingga pendeta mempunyai

(12)

37

seorang pendamping di dalam melayani tugas dan panggilannya. Mengingat tugas dan pekerjaan sebagai seorang pendeta cukup banyak menyita waktu. Apabila di damping akan merasa nyaman ada seseorang di sampingnya. Tetapi hal tersebut tidaklah menjadi suatu masalah bagi jemaat juga bagi pendeta di dalam menjalankan tugas pelayanannya. Cara pandang jemaat GMIST Inbar Jakarta sudah cukup maju, sehingga pemikiran negatif mengenai pekerjaan sebagai seorang pelaut tidak menjadi suatu masalah. Pekerjaan sebagai seorang pelaut sudah biasa didengar dan dilihat oleh jemaat. Sehingga bukan hal yang tabu dan janggal bagi jemaat GMIST Inbar.

Kedua, jemaat menilai bahwa sebagai seorang pendeta perempuan yang bertugas sebagai ibu, merangkap sebagai kepala keluarga bilamana suaminya bekerja itu adalah suatu tugas yang berat terlebih melayani jemaat. Di sini jemaat menilai bahwa perlu keteladanan yang lebih dalam mendidik keluarga atau anak-anak tanpa didampingi oleh suami. Di mana setiap pendeta yang bersuamikan pelaut masing-masing dikaruniai oleh Tuhan anak-anak.Ada yang mempunyai dua orang dan ada yang mempunyai tiga orang anak.Mereka merasa bersyukur kepada Tuhan karena dipercayakan oleh Tuhan untuk menjadi orangtua bagi anak-anak mereka.Ada sebuah tanggung jawab yang harus dilakukan pada saat Tuhan percayakan menjadi orangtua.Tanggung jawab baik material terlebih spiritual.Sebagai orangtua mereka bukan hanya berhak untuk memberikan kebutuhan sandang, pangan dan papan saja. Ada yang lebih berarti dari pada kebutuhan material yaitu kebutuhan spiritualitas atau kerohanian bagi

(13)

38

pertumbuhan iman anak-anak. 7Tanpa adanya pertumbuhan iman yang ditanamkan oleh orangtua bagi anak-anak, maka anak-anak akan sangat mudah terpengaruh oleh pergaulan bebas, pergaulan yang dapat merusak iman dan kepribadian anak-anak.8Sebagai seorang istri dan sekaligus merangkap sebagai kepala keluarga, maka para pendeta ini mempunyai tanggung jawab yang cukup berat mereka pikul, belum lagi ditambah tugas dan tanggung jawab sebagai seorang pengerja Allah di mana para pendeta ini harus melakukan banyak pekerjaan yang tidak mudah.Terkadang menjadi cibiran bagi sebagian jemaat apabila mengambil suatu keputusan yang bagi pendeta adalah bijak tetapi sebagian jemaat melihatnya tidak baik.Membenahi dan mengurus keluarga sekaligus jemaat adalah tugas yang cukup sulit bagi para pendeta.Terlebih harus menjalankan seorang diri dan tidak setiap waktu dapat didampingi oleh seorang suami. Pekerjaan dan tugas yang dikerjakan seorang suami sebagai pelaut biasanya memakan waktu 10 bulan dan dapat bertemu kembali dengan keluarga dalam jangka waktu 2 sampai 3 bulan atau bahkan bisa lebih.Dapat dikatakan bahwa waktu bertemu dengan keluarga lebih sedikit dibandingkan dengan menjalankan tugas dan pekerjaannya. Keluarga pendeta yang bersuamikan pelaut dapat menjadi sebuah contoh dan teladan bagi jemaatnya, di mana pendeta dapat membimbing anak-anaknya dengan baik dan di jalan yang benar, di mana seorang suami tidak selalu bersama-sama dengan keluarga.

Ketiga, pandangan jemaat mengenai suami pelaut yang memilih isteri sebagai seorang pendeta, memandang bahwa memang lebih baik memilih seorang

7

Dra. Yulia Singgih D. Gunarsa. Asas-asas Psikologi Keluarga Idaman. PT. BPK Gunung Mulia,8

8

(14)

39

isteri pendeta dikarenakan, sebagai seorang pendeta mempunyai aktivitas yang positif dan bermanfaat bagi umat manusia, sehingga membantu sekali peranan pendeta bagi jemaat. 9menurut penuturan salah satu pendeta perempuan ini berkata, bahwa mengapa seorang suaminya memilih pasangan pendeta karena beliau mau pada saat ditinggal bekerja keluarganya akan tetap dijalan yang benar. Karena ada beberapa yang keluarganya pelaut dapat mengalami suatu permasalahan yang mana diantaranya anak-anak kurang kasih sayang atau didikan dari seorang ayah ataupun isteri yang berselingkuh karena jarang bertemu atau pemborosan dalam keuangan dan sebagainya. Itulah salah satu alasan mengapa seorang pelaut memilih seorang istri pendeta. Meskipun pandangan tersebut terkadang tidak selamanya benar. Suami menginginkan bahwa pada saat suami melakukan tugas dan pekerjaannya, keluarga dan isteri tetap di jalan Tuhan. Pada waktu suami memilih isteri sebagai seorang pendeta di situ suami tampak bahagia dan tenang, karena isteri dapat melakukan aktivitasnya sebagai seorang pelayan Tuhan. Melayani sesama untuk kemuliaan nama Tuhan.

Keempat, latar belakang suku bangsa yang menjadi jemaat GMIST Inbar adalah orang-orang Sangir asli adapun suku bangsa lain di antaranya Ambon, Manado, Batak, Jawa dan sebagainya. 10Mata pencaharian jemaat GMIST Inbar hampir 40 persen seorang pelaut adapula yang menjadi pegawai, guru, pengusaha dan lain sebagainya.Kehidupan para jemaat GMIST Inbar sangatlah akrab antara jemaat satu dengan jemaat yang lainnya.Kasih antara saudara seiman sangatlah

9

Wawancara dengan salah satu pendeta GMIST (12 Jan 13) 10

(15)

40

tampak dan nyata di dalam kehidupan bergereja.Di dalam bergereja ada sikap saling mengasihi dan menghargai antara jemaat dengan jemaat dan juga antara jemaat dengan pendeta. Bagi jemaat pendeta adalah seorang gembala yang akan menjadi panutan atau gambaran bagi jemaatnya. Di mana seorang pendeta dapat di contoh kehidupan pribadinya terlebih kehidupan keluarganya.Pandangan jemaat terhadap pendeta yang bersuamikan pelaut, tidaklah menjadi suatu masalah atau pandangan yang negatif dari jemaat. Pandangan-pandangan miring yang kerap kali menjadi masalah bagi sebagaian masyarakat ternyata membuktikan bahwa menurut penuturan 11jemaat sama sekali tidak mempermasalahkan kehidupan pendeta yang mempunyai suami seorang pelaut.12Bagi jemaat selagi pendeta setempat merasa nyaman dan tidak mempunyai masalah dalam pelayanannya maka jemaat sangatlah mendukung kehidupan pribadi pendetanya.Bagi pendeta setempat meskipun pada awalnya ada beberapa sebagian jemaat juga yang memandangnya suatu masalah apabila pendeta perempuan tidak didampingi oleh pasangannya.Tetapi lama kelamaan pandangan tersebut lenyap karena pendeta setempat dapat memberikan suatu pemahaman yang baik dan dapat diterima oleh jemaat tersebut.Sehingga pada akhirnya para jemaat dapat mendukung segala tugas dan pelayanan pendeta jemaat masing-masing yang pada akhirnya semuanya untuk kemuliaan bagi Tuhan.

Kelima, suami yang bertugas sebagai seorang pelaut secara finansial kebutuhan perekonomiannya pasti akan tercukupi dengan baik. Kebutuhan sandang, pangan dan papan akan dipenuhi dengan baik. Dengan pekerjaan sebagai seorang pelaut kebutuhan keluarga pendeta tercukupi. Di sini jemaat menilai bahwa

11

Wawancara dengan jemaat GMIST Inbar Jakarta 12

(16)

41

dalam hal pemenuhan kebutuhan materi dari pendeta yang bersuamikan pelaut dapat terpenuhi dengan baik, sehingga gereja dan jemaat tidak melihat kekurangan pemenuhan kebutuhan dari pendeta. Tetapi dengan pemenuhan kebutuhan yang cukup dari suami sebagai pelaut, tidak membuat kesetaraan dari kesejahteraan pendeta berbeda. Baik suami pelaut ataupun suami pengusaha ataupun suami yang tidak bekerja kesetaraan kesejanteraan antara pendeta perempuan yang bersuamikan pelaut dengan pendeta perempuan lainnya disamakan. Tidak ada perbedaan antara kesejahteraan pendeta perempuan dilihat dari pekerjaan dan pemasukan suami. Jemaat menilai memperlakukan sama antara pendeta yang mempunyai suami pendapatan cukup dengan pendeta perempuan lainnya. Hanya saja, jemaat menilai pemasukan pendeta yang bersuamikan pelaut mempunyai pemasukan yang cukup, tetapi untuk kesejahteraan semua pendeta mendapatkan perlakuan yang sama dan setara.

Keenam, jemaat tidak merasa keberatan atas pekerjaan suami pelaut dari pendeta yang melayani mereka, artinya jemaat mendukung segala pelayanan yang dilakukan oleh pendeta. Jemaat mendukung hal-hal yang dilakukan oleh pendeta demi menunjang pembangunan gereja, meskipun pendeta tanpa dampingan suami, jemaat akan bersedia selalu mendampingi pendeta, sehingga pendeta tidak merasa kesepian dan kesulitan.

III.5 Harapan Warga Jemaat Terhadap Keluarga Pendeta Yang Bersuamikan Pelaut

(17)

42

Kehidupan keluarga pendeta diibaratkan seperti akuarium, di mana setiap orang dapat melihat segala kejadian yang ada di dalam kehidupan keluarganya. Harapan warga ialah keluarga pendeta dapat menjadi teladan bagi jemaatnya, bisa membangun keluarga yang baik dan harmonis meskipun jarak bertemu dengan suami yang terbatas tetapi atara keluarga dapat menjalin hubungan yang harminis dengan dasar kesetiaan antara suami dan isteri. Warga jemaat menilai bahwa pendeta juga adalah manusia, yang pasti mempunyai kelebihan dan kekurangan.Warga gereja memandang bahwa pendeta adalah tokoh yang sentral atau tokoh yang serba bisa di dalam memimpin gereja. Dapat digambarkan sebagai Kristus yang hadir di tegah- tengah warga gereja.Kini gereja, telah memiliki pedoman hidup bergereja, bersama dengan diaken dan para majelis, pendeta dapat memimpin gereja.Dengan harapan warga jemaat memperoleh suatu pembaharuan kehidupan di saat bersama-sama melayani di gereja.

Adapula harapan lain yang diharapan oleh warga jemaat di antaranya dapat memenangkan jiwa-jiwa baru untuk datang bersama-sama bersekutu di dalam gereja. Pelayanan yang dilakukan yang dengan kesungguhan hati maka, program dan rencana yang akan dilakukan dapat terlaksana dengan baik. Harapan warga juga agar setiap warga jemaat dapat memperoleh kehidupan yang lebih baik lagi, di mana tiap-tiap hari dibaharui oleh kebenaran Firman Tuhan yang nantinya akan menunjang kepribadian dari setiap warga jemaat yang nantikan akan menghasilkan warga-warga jemaat gereja yang jujur dan bertanggungjawab dalam segala sesuatunya menurut kebenaran Firman. Dengan pekerjaan suami sebagai seorang pelaut, tidak menjadi penghalang bagi pendeta untuk melayani jemaatnya. Harapan

(18)

43

jemaat ialah, bahwa pendeta akan dapat fokus dan penuh dalam melayani jemaatnya. Memberikan pelayanan-pelayanan yang baru bagi jemaat dan melibatkan jemaat dalam melakukan pelayan bergereja.

III.6 Pandangan Kritis

Dalam situasi ini, penulis mempunyai pandangan :

Pertama, dalam hubungan berkeluarga, terlebih kesetiaan antara pendeta yang bersuamikan pelaut bahwa jarak dan waktu yang memisahkan mereka tidak menjadi penghalang terciptanya kesetiaan tersebut. Kesetiaan dapat dibangun tidak harus seringnya bertemu atau bersama-sama, tetapi di mana kedua pasangan antara suami dan isteri tersebut bisa saling menciptakan suasana kejujuran dalam berumah tangga. Dilihat dari kenyataan yang ada, realitanya bahwa rumah tangga yang hidup bersama-sama dan berdampingan juga bisa mengalami perpisahan atau perceraian terlebih maraknya perceraian antara keluarga Kristen.

Kedua, pendeta yang bersuamikan pelaut akan lebih fokus di dalam pelayanannya, dikarenakan dalam urusan rumah tangga pendeta dapat lebih ringan mengingat profesi suami sebagai pelaut. Waktu untuk pelayanan akan lebih banyak dilakukan oleh pendeta yang bersuamikan pelaut. Penulis juga mengkritisi dalam hal jiwa kepemimpinan pendeta akan lebih dewasa dan mandiri untuk memipin dan menata gereja, dilihat dari kepimpinannya yang tanpa didampingi oleh sang suami.

Referensi

Dokumen terkait

Pengembangan produk awal modul dilakukan dengan menggunakan desain ADDIE (Analyze, Design, Develop, Implement, dan Evaluate). Analisis data yang digunakan dalam

Berdasarkan jawaban dari soal tersebut dapat dilihat bahwa kesalahan penggunaan kata bantu dalam kesalahan intralingual ini disebabkan oleh kurangnya pemahaman dari mahasiswa,

a) Widyaiswara Madya Pangkat Pembina Utama Muda golongan ruang IV/c yang terkena mekanisme pemeliharaan jabatan dibebaskan sementara dari jabatannya apabila setiap

Suatu aset keuangan (atau mana yang berlaku, bagian dari aset keuangan atau bagian dari kelompok aset keuangan yang sejenis) dihentikan pengakuannya pada saat: (1)

Jenis penelitian ini adalah (descriptive reasearch) dengan pendekatan kuantitatif, menggunakan data primer yang diambil dari kuesioner responden, yaitu pelanggan

RS HERNA Tidak kerjasama untuk kelas perawatan SVIP A dan SVIP B RAWAT INAP HANYA UNTUK DEWASA KECUALI LAKI-LAKI TIDAK MELAYANI TINDAKAN ODONTECTOMY (DENTAL) Dokter yang tidak

Tujuan dari pembahasan karya ini adalah untuk memenuhi penilaian Tugas Akhir Kriya Tekstil, namun secara spesifik pembahasan ini juga bertujuan untuk mengetahui hal-hal seperti