• Tidak ada hasil yang ditemukan

POLA KONSUMSI PANGAN B2SA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "POLA KONSUMSI PANGAN B2SA"

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

POLA KONSUMSI PANGAN B2SA

Pusat Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan Badan Ketahanan Pangan

Kementerian Pertanian

aret

(2)

Upaya peningkatan ketahanan pangan: masalah

seluruh bangsa

o

Pangan merupakan Kebutuhan Dasar

o

Peningkatan jumlah penduduk

o

Kerusakan lingkungan degradasi dan perubahan

iklim

o

Hubungan logistik dan perdagangan global

o

Masih ada kerawanan pangan di Indonesia

Presiden (Konferensi Dewan Ketahanan Pangan,

Jakarta, 24 Mei 2010):

“Kita mulai gerakan percepatan penganekaragaman

konsumsi pangan berbasis sumber daya lokal”

LATAR BELAKANG

(3)

1.

Kualitas konsumsi pangan yang ditunjukkan dengan keanekaragaman

pangan sesuai gizi seimbang masih rendah :

Masih tingginya konsumsi karbohidrat (beras dan terigu). Beras

sebagai sumber kalori utama sekaligus sumber protein

Masih rendahnya konsumsi sayur dan buah, protein hewani, aneka

kacang, dan umbi-umbian.

Sumber energi masih didominasi beras.

2.

Pemanfaatan sumber pangan lokal, terutama sumber karbohidrat selain

beras seperti aneka umbi, jagung, dan sagu masih rendah.

3.

Keamanan pangan memprihatinkan : residu pestisida, penggunaan bahan

tambahan berbahaya dalam pengolahan, dll.

(4)

80,7

80,5

73,3

75,5

75,8

72,8

85,2

83

78,2

79,4

78,7

78

82,8

81,9

75,7

77,5

77,3

75,4

65

70

75

80

85

90

2007

2008

2009

2010

2011

2012

C

a

p

a

ia

n

PPH

Tahun

Desa

Kota

Total

POLA KONSUMSI PANGAN JAUH DARI BERAGAM, SKOR PPH NASIONAL

TAHUN 2007-2012 MENGALAMI FLUKTUASI NAMUN CENDERUNG

MENURUN

Skor PPH = Skor Mutu Pangan Skor Ideal = 100

(5)

Padi-padian 63,0%

Umbi-umbian 2,2% Pangan hewani 8,9%

Minyak dan lemak 11,4% Buah/biji berminyak 1,6% Kacang-kacangan 2,9% Gula 3,8%

Sayur dan buah 4,3%

Lain-lain 1,9%

PPH TAHUN 2012 = 75,4

Padi-padian 50% Umbi-umbian 6% Pangan hewani 12%

Minyak dan lemak 10% Buah/biji berminyak

3%

Kacang-kacangan 5% Gula 5%

Sayur dan buah 6%

PPH ideal =100

5

Kondisi Keberagaman Konsumsi Pangan Penduduk Indonesia dibandingkan

dengan Skor PPH Ideal

Belum Beragam dan Berimbang

Terutama berasal dari

konsumsi Beras dan

(6)

Gram Energi % AKG Skor PPH Gram Energi % AKG Skor PPH 1. Padi-padian 299,9 1.167 58,4 25,0 275,0 1.000 50,0 25,0 2. Umbi-umbian 33,1 40 2,0 1,0 100,0 120 6,0 2,5 3. Pangan hewani 91,7 165 8,2 16,5 150,0 240 12,0 24,0 4. Minyak dan lemak 23,7 212 10,6 5,0 20,0 200 10,0 5,0 5. Buah/biji berminyak 5,5 30 1,5 0,7 10,0 60 3,0 1,0 6. Kacang-kacangan 20,0 54 2,7 5,4 35,0 100 5,0 10,0 7. Gula 19,2 70 3,5 1,8 30,0 100 5,0 2,5 8. Sayur dan buah 199,1 80 4,0 20,0 250,0 120 6,0 30,0 9. Lain-lain 60,4 35 1,7 - - 60 3,0

-Total 1.853 92,6 2.000 100,0

Skor PPH 75,4 100,0

No Kelompok Pangan

2012 Triwulan 1 PPH Ideal

Sumber : Susenas 2012 Triwulan I, BPS; diolah oleh Badan Ketahanan Pangan, Kementerian Pertanian Keterangan: Angka Kecukupan Energi 2000 kkal/kap/hari (Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi VIII, 2004)

- Energi : dalam kkal

- Gram : untuk berat jenis pangan menurut kelompok - AKG : Angka Kecukupan Gizi

Konsumsi Karbohidrat : melebihi anjuran, dan bertumpu pada Beras dan Terigu

Impor.

Konsumsi SAYUR DAN BUAH, UMBI-UMBIAN, PANGAN HEWANI , dan

KACANG-KACANGAN

masih kurang

(7)

Uraian

Perkembangan Konsumsi

Per Kapita Per Hari WNPG VIII

Th. 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 1. Energi (kkal/kap/hari) 1.997 1.927 2,015 2.038 1.927 1.926 1.952 1.852 2000 2. Protein (gram/kap/hari) 55,23 53,66 57,65 57,49 54,35 55,05 56,25 53,14 53 Skor PPH 79,1 74,9 82,8 81,9 75,7 77,5 77,3 75,4 PPH Ideal 100 Sumber : Susenas BPS diolah BKP Kementan

Kebutuhan energi belum memenuhi anjuran dan didominasi oleh sumber

karbohidrat utamanya beras dan terigu impor .

Kebutuhan protein sudah melebihi anjuran, tetapi pemenuhannya bersumber dari

beras, BUKAN DARI PANGAN HEWANI DAN KACANG-KACANGAN

(8)

Posisi Indonesia dalam Peta Penderita Gizi Kurang

Tahun 2005 - 2007

Perkiraan FAO berdasarkan asupan kalori (Calorie intake Threshold).

Sumber :

http://filipspagnoli.wordpress.com/2 010/11/18/human-rights-facts-210-where-are-the-hungry/

Salah satu efek

dari Asupan Energi

(9)

9 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100% 1954 1987 1999 2010 Jagung

Jagung Terigu Terigu

Ubi Kayu

Ubi Kayu

Kentang

PERKEMBANGAN POLA KONSUMSI PANGAN POKOK

PENDUDUK INDONESIA SELAMA 5 DEKADE

Setelah 5 dekade, pangsa non beras (ubi kayu, jagung, dan kentang) dalam

pola pangan pokok hampir tidak ada dan digantikan oleh konsumsi terigu

(10)

POLA KONSUMSI PANGAN SUMBER KARBOHIDRAT

Tahun 2007 - 2012

Pola konsumsi pangan sumber karbohidrat nasional dalam

enam tahun terakhir didominasi oleh

Beras dan Terigu

.

Sumber : Susenas 2007-2012; BPS diolah BKP Kementan

0% 20% 40% 60% 80% 100% 2007 2008 2009 2010 2011 2012 Beras Beras Beras Beras Beras Beras Terigu Terigu Terigu Terigu Terigu Terigu Beras Jagung Terigu Singkong Ubi Jalar Kentang Sagu Umbi Lainnya

(11)

Pola Konsumsi Pangan penduduk Indonesia

Nasi sebagai pangan pokok

Sayur dan Buah sangat rendah konsumsinya

Sumber Pangan Pokok = TIDAK HARUS SELALU BERAS

Biji-bijian/Serealia : Jagung, Jawawut, Canthel, Jali, dsb

Umbi-umbian : Sagu, Ketela Pohon, Ubi Jalar, Ganyong, Uwi

Pangan Berpati lain : Sukun, Labu Kuning, Pisang

(12)

Pola konsumsi pangan sumber protein nasional selama 5 tahun terakhir didominasi oleh

ikan, kacang kedelai, daging unggas, telur dan daging ruminansia.

Sumber : Data Susenas 2007-2012; BPS diolah BKP – Kementan

POLA KONSUMSI PANGAN SUMBER PROTEIN

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100% 2007 2008 2009 2010 2011 2012

D. ruminansia D. ruminansia D. ruminansia D. ruminansia D. ruminansia D. ruminansia

D. unggas D. unggas D. unggas D. unggas D. unggas D. unggas Telur Telur Telur Telur Telur Telur Susu Susu Susu Susu Susu Susu Ikan Ikan Ikan Ikan

Ikan Ikan Kedelai Kedelai Kedelai Kedelai Kedelai Kedelai

D. ruminansia D. unggas Telur Susu Ikan Kedelai Kacang tanah Kacang hijau Kacang lain

(13)

13

POLA KONSUMSI PANGAN

SUMBER VITAMIN DAN MINERAL

Sumber : Data Susenas 2007-2012; BPS diolah BKP – Kementan

Pola Konsumsi pangan sumber vitamin dan mineral, dari komoditas pangan yang

dapat diusahakan dari pekarangan

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100% 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Daun Ubi Kayu Daun Ubi Kayu Daun Ubi Kayu Daun Ubi Kayu Daun Ubi Kayu Daun Ubi Kayu

Rambutan Duku

Duku

Salak Salak

Pisang lainnya Pisang lainnya Pisang lainnya

Pisang lainnya

Pisang lainnya

Pisang lainnya

Gado-gado Gado-gado Gado-gado

(14)

Kesenjangan konsumsi energi di Indonesia dengan standar Pola Pangan Harapan (PPH) dapat ditingkatkan dari 4 kelompok pangan

YANG SEMUANYA DAPAT DIKEMBANGKAN DI PEKARANGAN

No. Kelompok Pangan

Standar Aktual 2012 Gap

Kkall % AKE Skor PPH kkal % AKE Skor PPH Kkal % AKE Skor PPH 1. Padi-padian 1000 50,0 25,0 1167 58,4 25,0 167 8,4 0 2. Umbi-umbian 120 6,0 2,5 40 2,0 1,0 -80 -4 -1,5 3. Pangan Hewani 240 12,0 24,0 165 8,2 16,5 -75 -3,8 -7,5 4. Minyak&Lemak 200 10,0 5,0 212 10,6 5,0 12 0,6 0 5. Buah/Biji Berminyak 60 3,0 1,0 30 1,5 0,7 -30 -1,5 -0,3 6. Kacang-kacangan 100 5,0 10,0 54 2,7 5,4 -46 -2,3 -4,6 7. Gula 100 5,0 2,5 70 3,5 1,8 -30 -1,5 -0,7

8. Sayur dan Buah 120 6,0 30,0 80 4,0 20,0 -40 -2 -10

9. Lain-lain 60 3,0 0,0 35 1,7 0,0 -25 -1,3 0

(15)

Arah Pengembangan Konsumsi Pangan Nasional

Diturunkan

Dinaikkan

1.Pangan Hewani 2.Kacang-kacangan

3.Sayur dan Buah 4.Umbi-umbian

Beras

dan

terigu

Dapat diperoleh

dari Hasil

Pekarangan

(Kegiatan P2KP)

15

(16)

No

Kelompok Pangan

Kontribusi

Terhadap

PPH

Keterangan

1.

Sayuran dan Buah

Sangat

signifikan

Potensi penyediaan dan daya beli

memungkinkan,

Daya terima masyarakat (khususnya

sayuran pada anak-anak) perlu

ditingkatkan.

2.

Pangan Hewani

Signifikan

Potensi penyediaan memungkinkan

(kecuali kedele),

Daya terima masyarakat tinggi

Daya beli menjadi faktor pembatas.

3.

Kacang-kacangan

4.

Umbi-umbian

Kurang

signifikan

Potensi penyediaan sangat

memungkinkan

Daya terima masyarakat rendah (karena

umbi-umbian dianggap pangan inferior)

 teknologi pengolahan perlu

(17)

STRATEGI MENCAPAI GIZI SEIMBANG

BAGI SEMUA

(18)

SALAH SATU SOLUSI ADA DARI HASIL OPTIMALISASI

PEMANFAATAN PEKARANGAN

Menurut Marsigit (1981) Kontribusi pekarangan terhadap total konsumsi energi dan zat gizi adalah 27% energi, 3.21% protein, 7.5% Fe, dan 34.8% vitamin A.  pekarangan sumber umbi-umbian dan sayuran

Haryadi (1981) : Kontribusi pekarangan terhadap konsumsi energi:

10.8%, protein: 5.9%, Fe:22.9%, vitamin A: 37.3%, vitamin B: 17.7%, dan vitamin C: 86.8 % AKG  sumber sayuran dan buah-buahan,

berpotensi mendongkrak skor PPH

Lestari et al. (1986)  pekarangan memberikan sumbangan terhadap pendapatan petani di Kabupaten Banyumas sebanyak 24.09% 

berpotensi menambah pendapatan RT

Murniati dan Indriani (1998)  sumbangan tanaman pekarangan terhadap kecukupan zat gizi keluarga di Unit Pemukiman

Transmigrasi (UPT) Mesuji Lampung terhadap konsumsi vitamin

C:103% dan vitamin A: 71%  sumber sayuran dan buah, berpotensi mendongkrak Skor PPH

Faber (2001)  terjadi peningkatan intik vitamin A anak-anak usia 2-5 tahun dari keluarga yang mengikuti proyek home gardening (p=0.0004)

(19)

Keluarga

RW/RT

kelurahan/desa

kecamatan

kabupaten

provinsi

negara

(20)

Ajakan Presiden kepada Masyarakat

:

Ketahanan pangan keluarga juga dapat

ditingkatkan melalui rumah hijau atau

mungkin tepatnya rumah pekarangan pangan

(pencanangan Gerakan Nasional Penanganan

Anomali Iklim Petani Indonesia, Sidoarjo Jawa

(21)

Optimalisasi Pemanfaatan

Pekarangan Konsep KRPL

R

ancang

ulang

pemanfaatan

pekarangan:

MKRPL

Pemanfaatan pekarangan yang ramah

lingkungan dalam suatu kawasan, untuk:

Pemenuhan kebutuhan pangan & gizi

keluarga, peningkatan pendapatan

keluarga, meningkatkan kesejahteraan

melalui partisipasi masyarakat

Kawasan Rumah Pangan

Lestari (KRPL)

(22)

Tanaman-tanaman bernilai gizi tinggi yang perlu

diprioritaskan dalam pekarangan

SUMBER GIZI

TANAMAN

Vitamin A

Mangga, pepaya, alpokat,

daun-daun hijau:

cangkudu, lamtoro, singkong, talas, katuk,

kelor,

melinjo,

sawi, turi, kangkung, bayam, ubi jalar,

kecipir, kacang panjang, mangkokan.

Vitamin C

Jambu biji, sirsak, srikaya, cabai besar,

papaya.

Protein

Kacang panjang, kacang buncis, kara, gude

(biris), kecipir,

petai,

lamtoro, daun-daunan:

bayam, singkok, kangkung, melinjo.

Kalori

Pisang,

adpokat, kelapa,

ubi jalar, ganyong,

garut, singkong, jagung, ubi jalar.

Lemak

Kelapa, adpokat.

(23)

Empat belas jenis sayuran yang dapat di tanam untuk

pemanenan berbeda tiap harinya selang 2 minggu.

Hari ke

Minggu I

Minggu II

1

Singkong

Kacang panjang

2

Kangkung

Melinjo

3

Bayam

Ubi jalar

4

Katuk

Mangkokan

5

Cangkudu

Kecipir

6

Sesawi

Kelor

7

Talas

Kedongdongan

Sumber: Sajogyo 1996

23

(24)

Pilihan tanaman yang dapat tumbuh baik pada

setiap saat di segala tempat

Tanaman

Umur panen

Kacang panjang

40-50 hari

Kacang tunggak

75-85 hari

Kacang jogo

65-75 hari

Ubi jalar

90-120 hari

Pecai

30-40 hari

Bayam

20-35 hari

Kankung

30-40 hari

Lobak

30 hari

Sumber: Sajogyo 1996

24

(25)

Pada luas pekarangan yang

sempit

dianjurkan

menanam

sayuran hijau

sebagai pagar hidup

yang bersifat tahunan atau pagar merambat yang

bersifat musiman. Bedengan sayuran juga tidak

dapat luas, karena itu perlu dipilih

tanaman yang

bernilai gizi tinggi

.

(26)

Basis Komoditas dan Contoh Mode Budidaya

Rumah Pangan Lestrasi di PERKOTAAN (1)

No.

Kelompok Lahan Model Budidaya Basis Komoditas

1. Perumahan Tipe 21 (Total lahan sekitar 36 m2)

 Vertikultur (model gantung, dan tempel)

 Sayuran : Sawi, Kucai, Pakcoi, Kangkung, Bayam, Kemangi, Caisim, Seledri, Selada Bokor, Bawang daun

 Toga: Kencur, Antanan, Gempur Batu, Daun Jinten, Sambiloto, Jahe merah, Binahong

• Pot/ polibag  Sayuran: Cabai, Terong, Tomat, Buncis tegak

 Toga : Jahe, Kencur, Kunyit, Temu Lawak, Kumis kucing 2. Perumahan Tipe 36

(Total lahan sekitar 72 m2)

 Vertikultur (model gantung, dan tempel)

 Sayuran : Sawi, Kucai, Pakcoi, Kangkung, Bayam, Kemangi, Caisim, Seledri, Selada Bokor, Bawang daun

 Toga: Kencur, Antanan, Gempur Batu, Daun Jinten, Sambiloto, Jahe merah, Binahong

 Pot/ polibag

 Tanaman buah dalam pot: jeruk, mangga, jambu, belimbing

 Sayuran: Cabai, Terong, Tomat, Kecipir, Kacang panjang, Mentimun, Kenikir, Bayam, Kangkung

 Toga : Jahe, Kencur, Kunyit, Sirih Hijau/Merah, Pegagan, Lidah Buaya.

(27)

No.

Kelompok

Lahan

Model Budidaya

Basis Komoditas

3.

Perumahan

Tipe 45

(Total lahan

sekitar 90

m

2

)

Vertikultur (model

gantung, dan

tempel)

Sayuran : Sawi, Kucai, Pakcoi, Caisim, Bayam,

Kangkung, Kemangi, Seledri, Selada Bokor

Toga: Kencur, Antanan, Gempur Batu, Daun

Jinten, Sambiloto, Jahe merah, Binahong

Pot/ polibag /

tanam langsung

Sayuran: Cabai, Terong, Tomat, Kecipir, Kacang

panjang, Mentimun, Kenikir, Bayam, Kangkung

Buah semusim: Pepaya, Jambu biji, Srikaya,

Sirsak, Belimbing, Jeruk Nipis/Limau

Toga: Jahe, Kencur, Kunyit, Kumis Kucing, Sirih

Hijau/Merah, Pegagan, Lidah Buaya, Sambiloto,

Temulawak, Gempur batu.

Kolam mini

Pemeliharaan ikan : Lele/Nila/Gurame

Basis Komoditas dan Contoh Mode Budidaya

Rumah Pangan Lestrasi di PERKOTAAN (2)

(28)

No Kelompok

Lahan Model Budidaya Basis Komoditas

4. Perumahan Tipe 54 (Total lahan sekitar 120 m2)  Vertikultur (model gantung, dan tempel)

 Sayuran : Sawi, Kucai, Pakcoi, Kangkung, Bayam,

Kemangi, Caisim, Seledri, Selada Bokor, Bawang daun

 Toga: Kencur, Antanan, Gempur Batu, Daun Jinten, Sambiloto, Jahe merah, Binahong

 Pot/ polibag /tanam langsung

 Sayuran: Cabai, Terong, Tomat, Kecipir, Kacang panjang, Mentimun, Kenikir, Bayam, Kangkung

 Tanaman buah dalam pot: jeruk, mangga, jambu, belimbing

 Toga : Jahe, Kencur, Kunyit, Sirih Hijau/Merah, Pegagan, Lidah Buaya.

 Kolam mini Pemeliharaan ikan : Lele/Nila/Gurame

 Ternak unggas dalam kandang  Ayam buras 5. Lahan terbuka hijau • Tanaman buah • Intensifikasi pagar

Mangga, Rambutan, Pohon Salam, Belimbing sayur, Tanaman khas daerah/ tanaman langka

Katuk, Daun mangkokan, Beluntas, Pandan, Sereh

Basis Komoditas dan Contoh Mode Budidaya

Rumah Pangan Lestrasi di PERKOTAAN (3)

(29)

Contoh Rumah Pangan Tipe 21/36

Keterangan gambar:

1 Sisi kanan : - Vertikultur (jahe merah, kucai, seledri, bayam merah, kemangi). - Tanaman pot : tomat, cabe rawit, cabe besar

(30)

Contoh Model Budidaya Vertikultur (1)

(31)

Contoh Model Budidaya Vertikultur (2)

(32)

Contoh intensifikasi pagar

Katuk dan ubi jalar

Temulawak dan jahe merah

(33)

Contoh budidaya bedengan

Kacang panjang dan kacang tanah

Kenikir dan terong

(34)

Pengembangan Kebun Bibit Desa (KBD)

(35)

Kebun Bibit Desa (KBD)

(36)

Tart Sukun (Toeti Sunardi)

KUE ENAK TIDAK HARUS DARI TERIGU !

(37)

Kabuto, Sulawesi Tenggara

Mie dari tepung Mocaf Cassava

Beras Analog

Papeda

Kapurung, Sulawesi Selatan

Jagung Bose, NTT Tiwul, Wonogiri Sagu Rendang, Riau

Beras Aruk Enbal, Maluku Rasi Binthe Biluhuta, Gorontalo

(38)

PENGEMBANGAN MAKANAN TRADISIONAL

Kendala yang dihadapi :

(1) Cita rasa makanan tradisional kurang memenuhi selera generasi muda, kurang menarik penampilannya akibat dimasak terlalu lama,

(2) Kurang memenuhi standar mutu dan gizi;

(3) Beberapa masakan harus disajikan secara panas;

(4) Promosi dan penyebaran informasi serta upaya pengembangannya masih terbatas; (5) Kurangnya investor yang tertarik untuk mengembangkan produk makanan tradisional; (6) Kurangnya pengetahuan masyarakat akan arti gizi dan kesehatan.

Strategi Pengembangan Makanan Tradisional.

Pengembangan sumberdaya makanan tradisional ditujukan untuk mengidentifikasi,

menginventarisasi, menggali dan mengkaji sumberdaya makanan tradisional dalam peningkatan penganeka-ragaman penyediaan pangan.

Peningkatan motivasi dan partisipasi dalam pengembangan makanan tradisional ditujukan untuk mendorong masyarakat berperan aktif dalam upaya pengembangan, pelestarian dan peningkatan citra makanan tradisional sesuai dengan potensi sumberdaya dan nilai budaya setempat.

Peningkatan Teknologi dan Kelembagaan Pangan.

(39)
(40)
(41)

Mi Ayam Jamur

Mocaf

Tahu Tempe

Nasi Thiwul

(42)

Referensi

Dokumen terkait

Ketika Anda bangun di pagi hari, mulailah dengan bersyukur bahwa Anda masih dipercayakan melewati satu hari lagi di dalam kehidupan Anda, bersyukurlah untuk tidur yang

Dalam bukunya Hukum Perdata Indonesia, mencoba memberikan penjelasan secara rinci tentang ketentuan pasal-pasal dalam UU Perkawinan termasuk di dalamnya tentang kuasa asuh,

Seiring dengan itu sesuai dengan visi bangsa Indonesia dalam pembangunan bangsa telah ditetapkan dalam Ketetapan MPR nomor : TAP/MPR/VII/2001 yaitu : ”Terwujudnya masyarakat

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut untuk mengetahui apakah perubahan Infrastruktur Jalan, listrik, dan air berpengaruh positif terhadap

Berdasarkan Self Assessment yang dilakukan oleh pihak Manajemen Bank dengan mempertimbangkan beberapa aspek seperti pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan

Puji syukur kepada Allah SWT, atas berkat, rahmat dan karunia-Nya tugas akhir yang berjudul “Pra Rencana Pabrik Pembuatan Vinil Klorida Kapasitas 60.000 Ton/Tahun” dapat

Tulang belakang yang mengalami gangguan trauma dapat menyebabkan kerusakan pada medulla spinalis, tetapi lesi traumatik pada medulla spinalis tidak selalu terjadi karena fraktur

Penelitian selanjutnya dapat mengembang- kan penelitian ini dengan membandingan tingkat efisiensi antara Bank Umum Konvensional dengan Bank Umum Syariah, BPR Konvensional