POLA KONSUMSI PANGAN B2SA
Pusat Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan Badan Ketahanan Pangan
Kementerian Pertanian
aret
Upaya peningkatan ketahanan pangan: masalah
seluruh bangsa
o
Pangan merupakan Kebutuhan Dasar
o
Peningkatan jumlah penduduk
o
Kerusakan lingkungan degradasi dan perubahan
iklim
o
Hubungan logistik dan perdagangan global
o
Masih ada kerawanan pangan di Indonesia
Presiden (Konferensi Dewan Ketahanan Pangan,
Jakarta, 24 Mei 2010):
“Kita mulai gerakan percepatan penganekaragaman
konsumsi pangan berbasis sumber daya lokal”
LATAR BELAKANG
1.
Kualitas konsumsi pangan yang ditunjukkan dengan keanekaragaman
pangan sesuai gizi seimbang masih rendah :
•
Masih tingginya konsumsi karbohidrat (beras dan terigu). Beras
sebagai sumber kalori utama sekaligus sumber protein
•
Masih rendahnya konsumsi sayur dan buah, protein hewani, aneka
kacang, dan umbi-umbian.
•
Sumber energi masih didominasi beras.
2.
Pemanfaatan sumber pangan lokal, terutama sumber karbohidrat selain
beras seperti aneka umbi, jagung, dan sagu masih rendah.
3.
Keamanan pangan memprihatinkan : residu pestisida, penggunaan bahan
tambahan berbahaya dalam pengolahan, dll.
80,7
80,5
73,3
75,5
75,8
72,8
85,2
83
78,2
79,4
78,7
78
82,8
81,9
75,7
77,5
77,3
75,4
65
70
75
80
85
90
2007
2008
2009
2010
2011
2012
C
a
p
a
ia
n
PPH
Tahun
Desa
Kota
Total
POLA KONSUMSI PANGAN JAUH DARI BERAGAM, SKOR PPH NASIONAL
TAHUN 2007-2012 MENGALAMI FLUKTUASI NAMUN CENDERUNG
MENURUN
Skor PPH = Skor Mutu Pangan Skor Ideal = 100
Padi-padian 63,0%
Umbi-umbian 2,2% Pangan hewani 8,9%
Minyak dan lemak 11,4% Buah/biji berminyak 1,6% Kacang-kacangan 2,9% Gula 3,8%
Sayur dan buah 4,3%
Lain-lain 1,9%
PPH TAHUN 2012 = 75,4
Padi-padian 50% Umbi-umbian 6% Pangan hewani 12%Minyak dan lemak 10% Buah/biji berminyak
3%
Kacang-kacangan 5% Gula 5%
Sayur dan buah 6%
PPH ideal =100
5
Kondisi Keberagaman Konsumsi Pangan Penduduk Indonesia dibandingkan
dengan Skor PPH Ideal
Belum Beragam dan Berimbang
Terutama berasal dari
konsumsi Beras dan
Gram Energi % AKG Skor PPH Gram Energi % AKG Skor PPH 1. Padi-padian 299,9 1.167 58,4 25,0 275,0 1.000 50,0 25,0 2. Umbi-umbian 33,1 40 2,0 1,0 100,0 120 6,0 2,5 3. Pangan hewani 91,7 165 8,2 16,5 150,0 240 12,0 24,0 4. Minyak dan lemak 23,7 212 10,6 5,0 20,0 200 10,0 5,0 5. Buah/biji berminyak 5,5 30 1,5 0,7 10,0 60 3,0 1,0 6. Kacang-kacangan 20,0 54 2,7 5,4 35,0 100 5,0 10,0 7. Gula 19,2 70 3,5 1,8 30,0 100 5,0 2,5 8. Sayur dan buah 199,1 80 4,0 20,0 250,0 120 6,0 30,0 9. Lain-lain 60,4 35 1,7 - - 60 3,0
-Total 1.853 92,6 2.000 100,0
Skor PPH 75,4 100,0
No Kelompok Pangan
2012 Triwulan 1 PPH Ideal
Sumber : Susenas 2012 Triwulan I, BPS; diolah oleh Badan Ketahanan Pangan, Kementerian Pertanian Keterangan: Angka Kecukupan Energi 2000 kkal/kap/hari (Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi VIII, 2004)
- Energi : dalam kkal
- Gram : untuk berat jenis pangan menurut kelompok - AKG : Angka Kecukupan Gizi
Konsumsi Karbohidrat : melebihi anjuran, dan bertumpu pada Beras dan Terigu
Impor.
Konsumsi SAYUR DAN BUAH, UMBI-UMBIAN, PANGAN HEWANI , dan
KACANG-KACANGAN
masih kurang
Uraian
Perkembangan Konsumsi
Per Kapita Per Hari WNPG VIII
Th. 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 1. Energi (kkal/kap/hari) 1.997 1.927 2,015 2.038 1.927 1.926 1.952 1.852 2000 2. Protein (gram/kap/hari) 55,23 53,66 57,65 57,49 54,35 55,05 56,25 53,14 53 Skor PPH 79,1 74,9 82,8 81,9 75,7 77,5 77,3 75,4 PPH Ideal 100 Sumber : Susenas BPS diolah BKP Kementan
Kebutuhan energi belum memenuhi anjuran dan didominasi oleh sumber
karbohidrat utamanya beras dan terigu impor .
Kebutuhan protein sudah melebihi anjuran, tetapi pemenuhannya bersumber dari
beras, BUKAN DARI PANGAN HEWANI DAN KACANG-KACANGAN
Posisi Indonesia dalam Peta Penderita Gizi Kurang
Tahun 2005 - 2007
• Perkiraan FAO berdasarkan asupan kalori (Calorie intake Threshold).
• Sumber :
http://filipspagnoli.wordpress.com/2 010/11/18/human-rights-facts-210-where-are-the-hungry/
Salah satu efek
dari Asupan Energi
9 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100% 1954 1987 1999 2010 Jagung
Jagung Terigu Terigu
Ubi Kayu
Ubi Kayu
Kentang
PERKEMBANGAN POLA KONSUMSI PANGAN POKOK
PENDUDUK INDONESIA SELAMA 5 DEKADE
Setelah 5 dekade, pangsa non beras (ubi kayu, jagung, dan kentang) dalam
pola pangan pokok hampir tidak ada dan digantikan oleh konsumsi terigu
POLA KONSUMSI PANGAN SUMBER KARBOHIDRAT
Tahun 2007 - 2012
Pola konsumsi pangan sumber karbohidrat nasional dalam
enam tahun terakhir didominasi oleh
Beras dan Terigu
.
Sumber : Susenas 2007-2012; BPS diolah BKP Kementan
0% 20% 40% 60% 80% 100% 2007 2008 2009 2010 2011 2012 Beras Beras Beras Beras Beras Beras Terigu Terigu Terigu Terigu Terigu Terigu Beras Jagung Terigu Singkong Ubi Jalar Kentang Sagu Umbi Lainnya
Pola Konsumsi Pangan penduduk Indonesia
Nasi sebagai pangan pokok
Sayur dan Buah sangat rendah konsumsinya
Sumber Pangan Pokok = TIDAK HARUS SELALU BERAS
Biji-bijian/Serealia : Jagung, Jawawut, Canthel, Jali, dsb
Umbi-umbian : Sagu, Ketela Pohon, Ubi Jalar, Ganyong, Uwi
Pangan Berpati lain : Sukun, Labu Kuning, Pisang
Pola konsumsi pangan sumber protein nasional selama 5 tahun terakhir didominasi oleh
ikan, kacang kedelai, daging unggas, telur dan daging ruminansia.
Sumber : Data Susenas 2007-2012; BPS diolah BKP – Kementan
POLA KONSUMSI PANGAN SUMBER PROTEIN
0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100% 2007 2008 2009 2010 2011 2012
D. ruminansia D. ruminansia D. ruminansia D. ruminansia D. ruminansia D. ruminansia
D. unggas D. unggas D. unggas D. unggas D. unggas D. unggas Telur Telur Telur Telur Telur Telur Susu Susu Susu Susu Susu Susu Ikan Ikan Ikan Ikan
Ikan Ikan Kedelai Kedelai Kedelai Kedelai Kedelai Kedelai
D. ruminansia D. unggas Telur Susu Ikan Kedelai Kacang tanah Kacang hijau Kacang lain
13
POLA KONSUMSI PANGAN
SUMBER VITAMIN DAN MINERAL
Sumber : Data Susenas 2007-2012; BPS diolah BKP – Kementan
Pola Konsumsi pangan sumber vitamin dan mineral, dari komoditas pangan yang
dapat diusahakan dari pekarangan
0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100% 2007 2008 2009 2010 2011 2012
Daun Ubi Kayu Daun Ubi Kayu Daun Ubi Kayu Daun Ubi Kayu Daun Ubi Kayu Daun Ubi Kayu
Rambutan Duku
Duku
Salak Salak
Pisang lainnya Pisang lainnya Pisang lainnya
Pisang lainnya
Pisang lainnya
Pisang lainnya
Gado-gado Gado-gado Gado-gado
Kesenjangan konsumsi energi di Indonesia dengan standar Pola Pangan Harapan (PPH) dapat ditingkatkan dari 4 kelompok pangan
YANG SEMUANYA DAPAT DIKEMBANGKAN DI PEKARANGAN
No. Kelompok Pangan
Standar Aktual 2012 Gap
Kkall % AKE Skor PPH kkal % AKE Skor PPH Kkal % AKE Skor PPH 1. Padi-padian 1000 50,0 25,0 1167 58,4 25,0 167 8,4 0 2. Umbi-umbian 120 6,0 2,5 40 2,0 1,0 -80 -4 -1,5 3. Pangan Hewani 240 12,0 24,0 165 8,2 16,5 -75 -3,8 -7,5 4. Minyak&Lemak 200 10,0 5,0 212 10,6 5,0 12 0,6 0 5. Buah/Biji Berminyak 60 3,0 1,0 30 1,5 0,7 -30 -1,5 -0,3 6. Kacang-kacangan 100 5,0 10,0 54 2,7 5,4 -46 -2,3 -4,6 7. Gula 100 5,0 2,5 70 3,5 1,8 -30 -1,5 -0,7
8. Sayur dan Buah 120 6,0 30,0 80 4,0 20,0 -40 -2 -10
9. Lain-lain 60 3,0 0,0 35 1,7 0,0 -25 -1,3 0
Arah Pengembangan Konsumsi Pangan Nasional
Diturunkan
Dinaikkan
1.Pangan Hewani 2.Kacang-kacangan
3.Sayur dan Buah 4.Umbi-umbian
Beras
dan
terigu
Dapat diperoleh
dari Hasil
Pekarangan
(Kegiatan P2KP)
15No
Kelompok Pangan
Kontribusi
Terhadap
PPH
Keterangan
1.
Sayuran dan Buah
Sangat
signifikan
Potensi penyediaan dan daya beli
memungkinkan,
Daya terima masyarakat (khususnya
sayuran pada anak-anak) perlu
ditingkatkan.
2.
Pangan Hewani
Signifikan
Potensi penyediaan memungkinkan
(kecuali kedele),
Daya terima masyarakat tinggi
Daya beli menjadi faktor pembatas.
3.
Kacang-kacangan
4.
Umbi-umbian
Kurang
signifikan
Potensi penyediaan sangat
memungkinkan
Daya terima masyarakat rendah (karena
umbi-umbian dianggap pangan inferior)
teknologi pengolahan perlu
STRATEGI MENCAPAI GIZI SEIMBANG
BAGI SEMUA
SALAH SATU SOLUSI ADA DARI HASIL OPTIMALISASI
PEMANFAATAN PEKARANGAN
Menurut Marsigit (1981) Kontribusi pekarangan terhadap total konsumsi energi dan zat gizi adalah 27% energi, 3.21% protein, 7.5% Fe, dan 34.8% vitamin A. pekarangan sumber umbi-umbian dan sayuran
Haryadi (1981) : Kontribusi pekarangan terhadap konsumsi energi:
10.8%, protein: 5.9%, Fe:22.9%, vitamin A: 37.3%, vitamin B: 17.7%, dan vitamin C: 86.8 % AKG sumber sayuran dan buah-buahan,
berpotensi mendongkrak skor PPH
Lestari et al. (1986) pekarangan memberikan sumbangan terhadap pendapatan petani di Kabupaten Banyumas sebanyak 24.09%
berpotensi menambah pendapatan RT
Murniati dan Indriani (1998) sumbangan tanaman pekarangan terhadap kecukupan zat gizi keluarga di Unit Pemukiman
Transmigrasi (UPT) Mesuji Lampung terhadap konsumsi vitamin
C:103% dan vitamin A: 71% sumber sayuran dan buah, berpotensi mendongkrak Skor PPH
Faber (2001) terjadi peningkatan intik vitamin A anak-anak usia 2-5 tahun dari keluarga yang mengikuti proyek home gardening (p=0.0004)
Keluarga
RW/RT
kelurahan/desa
kecamatan
kabupaten
provinsi
negara
Ajakan Presiden kepada Masyarakat
:
“
Ketahanan pangan keluarga juga dapat
ditingkatkan melalui rumah hijau atau
mungkin tepatnya rumah pekarangan pangan
”
(pencanangan Gerakan Nasional Penanganan
Anomali Iklim Petani Indonesia, Sidoarjo Jawa
Optimalisasi Pemanfaatan
Pekarangan Konsep KRPL
R
ancang
ulang
pemanfaatan
pekarangan:
MKRPL
Pemanfaatan pekarangan yang ramah
lingkungan dalam suatu kawasan, untuk:
Pemenuhan kebutuhan pangan & gizi
keluarga, peningkatan pendapatan
keluarga, meningkatkan kesejahteraan
melalui partisipasi masyarakat
Kawasan Rumah Pangan
Lestari (KRPL)
Tanaman-tanaman bernilai gizi tinggi yang perlu
diprioritaskan dalam pekarangan
SUMBER GIZI
TANAMAN
Vitamin A
Mangga, pepaya, alpokat,
daun-daun hijau:
cangkudu, lamtoro, singkong, talas, katuk,
kelor,
melinjo,
sawi, turi, kangkung, bayam, ubi jalar,
kecipir, kacang panjang, mangkokan.
Vitamin C
Jambu biji, sirsak, srikaya, cabai besar,
papaya.
Protein
Kacang panjang, kacang buncis, kara, gude
(biris), kecipir,
petai,
lamtoro, daun-daunan:
bayam, singkok, kangkung, melinjo.
Kalori
Pisang,
adpokat, kelapa,
ubi jalar, ganyong,
garut, singkong, jagung, ubi jalar.
Lemak
Kelapa, adpokat.
Empat belas jenis sayuran yang dapat di tanam untuk
pemanenan berbeda tiap harinya selang 2 minggu.
Hari ke
Minggu I
Minggu II
1
Singkong
Kacang panjang
2
Kangkung
Melinjo
3
Bayam
Ubi jalar
4
Katuk
Mangkokan
5
Cangkudu
Kecipir
6
Sesawi
Kelor
7
Talas
Kedongdongan
Sumber: Sajogyo 1996
23Pilihan tanaman yang dapat tumbuh baik pada
setiap saat di segala tempat
Tanaman
Umur panen
Kacang panjang
40-50 hari
Kacang tunggak
75-85 hari
Kacang jogo
65-75 hari
Ubi jalar
90-120 hari
Pecai
30-40 hari
Bayam
20-35 hari
Kankung
30-40 hari
Lobak
30 hari
Sumber: Sajogyo 1996
24Pada luas pekarangan yang
sempit
dianjurkan
menanam
sayuran hijau
sebagai pagar hidup
yang bersifat tahunan atau pagar merambat yang
bersifat musiman. Bedengan sayuran juga tidak
dapat luas, karena itu perlu dipilih
tanaman yang
bernilai gizi tinggi
.
Basis Komoditas dan Contoh Mode Budidaya
Rumah Pangan Lestrasi di PERKOTAAN (1)
No.
Kelompok Lahan Model Budidaya Basis Komoditas
1. Perumahan Tipe 21 (Total lahan sekitar 36 m2)
Vertikultur (model gantung, dan tempel)
Sayuran : Sawi, Kucai, Pakcoi, Kangkung, Bayam, Kemangi, Caisim, Seledri, Selada Bokor, Bawang daun
Toga: Kencur, Antanan, Gempur Batu, Daun Jinten, Sambiloto, Jahe merah, Binahong
• Pot/ polibag Sayuran: Cabai, Terong, Tomat, Buncis tegak
Toga : Jahe, Kencur, Kunyit, Temu Lawak, Kumis kucing 2. Perumahan Tipe 36
(Total lahan sekitar 72 m2)
Vertikultur (model gantung, dan tempel)
Sayuran : Sawi, Kucai, Pakcoi, Kangkung, Bayam, Kemangi, Caisim, Seledri, Selada Bokor, Bawang daun
Toga: Kencur, Antanan, Gempur Batu, Daun Jinten, Sambiloto, Jahe merah, Binahong
Pot/ polibag
Tanaman buah dalam pot: jeruk, mangga, jambu, belimbing
Sayuran: Cabai, Terong, Tomat, Kecipir, Kacang panjang, Mentimun, Kenikir, Bayam, Kangkung
Toga : Jahe, Kencur, Kunyit, Sirih Hijau/Merah, Pegagan, Lidah Buaya.
No.
Kelompok
Lahan
Model Budidaya
Basis Komoditas
3.
Perumahan
Tipe 45
(Total lahan
sekitar 90
m
2)
Vertikultur (model
gantung, dan
tempel)
Sayuran : Sawi, Kucai, Pakcoi, Caisim, Bayam,
Kangkung, Kemangi, Seledri, Selada Bokor
Toga: Kencur, Antanan, Gempur Batu, Daun
Jinten, Sambiloto, Jahe merah, Binahong
Pot/ polibag /
tanam langsung
Sayuran: Cabai, Terong, Tomat, Kecipir, Kacang
panjang, Mentimun, Kenikir, Bayam, Kangkung
Buah semusim: Pepaya, Jambu biji, Srikaya,
Sirsak, Belimbing, Jeruk Nipis/Limau
Toga: Jahe, Kencur, Kunyit, Kumis Kucing, Sirih
Hijau/Merah, Pegagan, Lidah Buaya, Sambiloto,
Temulawak, Gempur batu.
Kolam mini
Pemeliharaan ikan : Lele/Nila/Gurame
Basis Komoditas dan Contoh Mode Budidaya
Rumah Pangan Lestrasi di PERKOTAAN (2)
No Kelompok
Lahan Model Budidaya Basis Komoditas
4. Perumahan Tipe 54 (Total lahan sekitar 120 m2) Vertikultur (model gantung, dan tempel)
Sayuran : Sawi, Kucai, Pakcoi, Kangkung, Bayam,
Kemangi, Caisim, Seledri, Selada Bokor, Bawang daun
Toga: Kencur, Antanan, Gempur Batu, Daun Jinten, Sambiloto, Jahe merah, Binahong
Pot/ polibag /tanam langsung
Sayuran: Cabai, Terong, Tomat, Kecipir, Kacang panjang, Mentimun, Kenikir, Bayam, Kangkung
Tanaman buah dalam pot: jeruk, mangga, jambu, belimbing
Toga : Jahe, Kencur, Kunyit, Sirih Hijau/Merah, Pegagan, Lidah Buaya.
Kolam mini Pemeliharaan ikan : Lele/Nila/Gurame
Ternak unggas dalam kandang Ayam buras 5. Lahan terbuka hijau • Tanaman buah • Intensifikasi pagar
Mangga, Rambutan, Pohon Salam, Belimbing sayur, Tanaman khas daerah/ tanaman langka
Katuk, Daun mangkokan, Beluntas, Pandan, Sereh
Basis Komoditas dan Contoh Mode Budidaya
Rumah Pangan Lestrasi di PERKOTAAN (3)
Contoh Rumah Pangan Tipe 21/36
Keterangan gambar:
1 Sisi kanan : - Vertikultur (jahe merah, kucai, seledri, bayam merah, kemangi). - Tanaman pot : tomat, cabe rawit, cabe besar
Contoh Model Budidaya Vertikultur (1)
Contoh Model Budidaya Vertikultur (2)
Contoh intensifikasi pagar
Katuk dan ubi jalar
Temulawak dan jahe merah
Contoh budidaya bedengan
Kacang panjang dan kacang tanah
Kenikir dan terong
Pengembangan Kebun Bibit Desa (KBD)
Kebun Bibit Desa (KBD)
Tart Sukun (Toeti Sunardi)
KUE ENAK TIDAK HARUS DARI TERIGU !
Kabuto, Sulawesi Tenggara
Mie dari tepung Mocaf Cassava
Beras Analog
Papeda
Kapurung, Sulawesi Selatan
Jagung Bose, NTT Tiwul, Wonogiri Sagu Rendang, Riau
Beras Aruk Enbal, Maluku Rasi Binthe Biluhuta, Gorontalo
PENGEMBANGAN MAKANAN TRADISIONAL
Kendala yang dihadapi :
(1) Cita rasa makanan tradisional kurang memenuhi selera generasi muda, kurang menarik penampilannya akibat dimasak terlalu lama,
(2) Kurang memenuhi standar mutu dan gizi;
(3) Beberapa masakan harus disajikan secara panas;
(4) Promosi dan penyebaran informasi serta upaya pengembangannya masih terbatas; (5) Kurangnya investor yang tertarik untuk mengembangkan produk makanan tradisional; (6) Kurangnya pengetahuan masyarakat akan arti gizi dan kesehatan.
Strategi Pengembangan Makanan Tradisional.
Pengembangan sumberdaya makanan tradisional ditujukan untuk mengidentifikasi,
menginventarisasi, menggali dan mengkaji sumberdaya makanan tradisional dalam peningkatan penganeka-ragaman penyediaan pangan.
Peningkatan motivasi dan partisipasi dalam pengembangan makanan tradisional ditujukan untuk mendorong masyarakat berperan aktif dalam upaya pengembangan, pelestarian dan peningkatan citra makanan tradisional sesuai dengan potensi sumberdaya dan nilai budaya setempat.
Peningkatan Teknologi dan Kelembagaan Pangan.