• Tidak ada hasil yang ditemukan

JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BATUSANGKAR 1441 H / 2019 M

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BATUSANGKAR 1441 H / 2019 M"

Copied!
212
0
0

Teks penuh

(1)

i SKRIPSI

Ditulis sebagai Syarat untuk mendapatkan Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Syariah

Oleh:

YULIA ULFA NIM 15301210131

JURUSAN EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

BATUSANGKAR

1441 H / 2019 M

(2)
(3)
(4)
(5)

ABSTRAK

YULIA ULFA, PENGARUH FAKTOR

FUNDAMENTAL TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN

PERTAMBANGAN BATU BARA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

Jurusan Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Batusangkar.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Earning Per Share, Price Earning Ratio, Return On Equity, Debt To Equity Ratio terhadap harga Harga Saham Perusahaan Pertambangan Batu Bara Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Jenis penelitian yang digunakan Asosiatif Kausal dengan metode kuantitatif.Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah Dokumentasi yaitu berupa laporan keuangan perusahaan pertambangan batu bara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2014-2018. Populasi penelitian seluruh perusahaan pertambangan batu bara yang terdaftar di BEI sebanyak 20 perusahaan dengan metode pengambilan sampel Purposive Sampling sampel sebanyak 10 perusahaan. Teknik analisis data menggunakan Analisis regresi linear berganda dengan aplikasi IBM SPSS Version 22.00.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Earning per Share berpengaruh signifikan terhadap Harga saham artinya H1 diterima dengan bukti nilai t-statistik sebesar 15.897 lebih tinggi dari nilai t-tabel yaitu 2.011, Price Earning Ratio berpengaruh signifikan terhadap harga saham artinya H2 diterima dengan bukti nilai t-statistik sebesar 5.536 lebih tinggi dari nilai nilai t-tabel yaitu 2.011,Return On Equity tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham artinya H3 ditolak dan Debt To Equity Ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap Harga saham artinya H4 ditolak dan secara bersamaan variabel Earning Per Share, Price

Earning Ratio, Return On Equity, Debt To Equity Ratio berpengaruh signifikan terhadap harga saham artinya H5 diterima dengan bukti nilai F-statistik sebesar 63.076 lebih tinggi dari nilai F-tabel yaitu 2.58, Serta nilai R-Square yang diperoleh sebesar 0,849 artinya variabel Earning Per Share, Price Earning Ratio, Return On Equity, Debt To Equity Ratio berpengaruh terhadap harga Harga Saham 83,7 %, sedangkan sisanya sebanyak 16,3% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak penulis bahas dalam penelitian ini.

Kata Kunci: Harga Saham, Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER), Return On Equity (ROE), Debt To Equity Ratio (DER)

(6)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan

Pengaruh Faktor Fundamental Terhadap Harga Saham Perusahaan Pertambangan Batu Bara Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)

agar disampaikan kepada suri tauladan umat manusia yakni rasulullah SAW, yang telah membawa umat manusia dari alam kebodohan menuju alam yang penuh pengetahuan.

Skripsi ini ditulis untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri Batusangkar. Dalam penelitian dan penulisan skripsi ini, penulis telah banyak mendapatkan bantuan, motivasi dan bimbingan dari berbagai pihak.Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih kepada orang tua tercinta yaitu Mama (Letriza) dan Papa (Zarkawi) yang telah bersusah payah dengan segenap kemampuan untuk memberikan bantuan spiritual, moril dan materil demi lancarnya pendidikan yang penulis lewati.

Selanjutnya penulis juga mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. H. Kasmuri , M.A, Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Batusangkar.

2. Dr. Ulya Atsani, SH.,M.Hum Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Batusangkar.

3. Gampito, SE.,M.Si Ketua Jurusan Ekonomi Syariah sekaligus Dosen pembimbing Akademik Penulis.

4. Dr. Nofrivul, SE., MM Pembimbing I yang telah memberikan ilmu dan mencurahkan segenap kemampuannya dalam upaya memberikan dorongan dan bimbingan kepada penulis, serta selalu sabar menghadapi penulis dalam proses menyelesaikan skripsi ini.

(7)

5. Husni Shabri, M.Si Pembimbing II yang telah meluangkan waktunya untuk berdiskusi dan memberikan solusi yang baik untuk menyelesaikan skripsi ini. 6. Dr. David, S.Ag., M.Pd Reviewer dan sekaligus Penguji Skripsi

7. Revi Chandra, S.Pd.,M.Ak Penguji Skripsi

8. Seluruh dosen, karyawan/ti Fakultas Ekonomi dan bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Batusangkar yang telah memberikan ilmu, bimbingan dan membantu penulis selama perkuliahan.

9. Seluruh Staf dan karyawan Galeri Investasi syariah Fakultas ekonomi dan Bisnis Islam di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) batusangakr yang telah banyak membantupenulis dalam penulisan skripsi.

10. Sahabat-sahabat seperjuangan Akuntansi Syariah 2015 yang dari semester satu hingga menjadi pejuang skripsi.

11. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan motivasi dalam proses penulisan skripsi ini yang tidak bisa disebutkan satu per satu.

Penulis sadar bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna untuk itu saran dan kritik membangun sangat penulis harapkan untuk kesempurnaan penelitian ini. Penulis mohon maaf apabila dalam penulisan skripsi ini terdapat kekurangan, mengingat keterbatasan pengetahuan penulis. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca nantinya.

Batusangkar, September 2019 Penulis

YULIA ULFA NIM. 15301210131

(8)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI ... iii

LEMBAR PENYATAAN KEASLIAN ... iv

ABSTRAK ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI... viii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah... 10 C. Batasan Masalah ... 11 D. Rumusan Masalah... 11 E. Tujuan Penelitian ... 12 F. Manfaat Penelitian ... 12 G. Defenisi Operasional... 13

BAB II LANDASAN TEORITIS A. LandasanTeori ... 15

1. Pengertian Saham ... 15

2. Jenis-Jenis Saham ... 16

3. Harga Saham ... 18

4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Harga Saham ... 21

5. Analisis Saham ... 25

6. Faktor Fundamental Saham ... 28

7. Earning Per Share ... 29

8. Price Earning Ratio... 33

(9)

10. Debt to Equity Ratio ... 38

B. Tinjauan Penelitian yang Relevan ... 41

C. Kerangka Berpikir ... 44

D. Hipotesis ... 45

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 49

B. Tempat dan Waktu Penelitian... 49

C. Populasi dan Sampel Penelitian... 49

D. Sumber Data ... 50

E. Teknik Pengumpulan Data ... 51

F. Teknik Analisis Data ... 51

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran umum Perusahaan ... 56

B. Analisis Data penelitian... 64

1. Hasil Pengujian Asumsi klasik ... 64

a. Uji Normalitas... 64

b. Uji Multikolinealitas ... 66

c. Uji Autokorelasi ... 67

d. Uji Heterodatisitas... 68

2. Hasil Koefisien Determinasi... 69

3. Hasil Analisis Regresi Linear Berganda... 70

4. Hasil Uji Parsial ... 73

5. Hasil Uji Simultan F... 74

C. Pembahasan ... 75 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 80 B. Saran... 81 DAFTAR PUSTAKA ... 82 LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 87

(10)

DAFTAR TABEL

Hal Tabel 1.1 : Harga Saham, EPS, PER, ROE, DER Perusahaan

Pertambangan Batubara Periode 2014-2018... 7

Tabel 3.1 : Kriteria Pengambilan Sampel Penelitian... 50

Tabel 3.2 : Perusahaan sebagai Sampel Penelitian... 50

Tabel 4.1 : Uji Normalitas KolmogoroSmirnov... 65

Tabel 4.2 : Uji Normalitas -Kolmogorov Smirnov Setelah Transformasi.... 66

Tabel 4.3 : Hasil Uji Multikolinearitas... 67

Tabel 4.4 : Hasil Uji Autokorelasi ... 68

Tabel 4.5 : Hasil Uji Koefiesien Determinasi... 70

Tabel 4.6 : Hasil Analisis Regresi linear Berganda... 71

Tabel 4.7 : Hasil Uji t... 72

(11)

DAFTAR GAMBAR

Hal

Gambar 2.1 : Kerangka Konsep Penelitian... 44 Gambar 4.1 : Uji Heterokedastisitas... 69

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Harga saham, EPS, ROE, PER dan DER .... ... 86

Lampiran 2 : Hasil IBM SPSS 22 ... 90

Lampiran 3 : Tabel Distribusi t ... 95

Lampiran 4 : Tabel Distribusi F ... ... 97

Lampiran 5 : Laporan Keuangan Perusahaan Pertambangan Batu Bara.... 99

Lampiran 6 : Surat Izin penelitian... ... 199

(13)

1

Pasar modal mempunyai peranan yang sangat penting di dalam kegiatan perekonomian sehingga dipandang sebagai salah satu barometer kondisi perekonomian suatu negara. Pasar modal merupakan pasar yang memperjual belikan modal jangka panjang dalam bentuk surat berharga seperti obligasi dan saham. Dana yang diperoleh dari pasar modal dapat digunakan untuk pengembangan usaha, ekspansi, penambahan modal kerja dan lain-lain. Pasar modal menjadi sarana bagi masyarakat untuk berinvestasi. Investasi di pasar modal merupakan salah satu yang dapat ditempuh oleh perusahaan dalam meningkatkan laba. Pasar modal merupakan sarana bagi pihak yang mempunyai kelebihan dana untuk melakukan investasi dalam jangka menengah atau jangka panjang. Pasar modal dapat didefinisikan sebagai tempat pertemuan antara penawaran dengan permintaan surat berharga (Sunariyah, 2011:5).

Saham merupakan salah satu instrumen pasar modal yang paling diminati investor karena memberikan tingkat keuntungan yang menarik. Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seorang atau sepihak (badan usaha) dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas (Darmadji dan Fakhruddin, 2001:5). Dengan menyertakan modal tersebut, maka pihak tersebut memiliki klaim atas pendapatan perusahaan, klaim atas aset perusahaan, dan berhak hadir dalam rapat umum pemegang saham (RUPS). Menurut Sapto (2006:31) saham adalah

merupakan instrumen bukti kepemilikan atau penyertaan dari individu atau institusi dalam suatu perusahaan. Sedangkan menurut istilah umumnya, saham merupakan bukti penyertaan modal dalam suatu kepemilikan saham

Saham dapat didefenisikan sebagai tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Saham berwujud selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik

(14)

kertas adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut. Dengan membeli dan memiliki saham investor akan memperoleh beberapa keuntungan sebagai bentuk kewajiban yang harus diterima yaitu memperoleh capital gain (selisih antara harga beli dan harga jual), memperoleh deviden (pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan dan berasal dari keuntungan yang dihasilkan perusahaan) dan memiliki hak suara bagi pemegang saham biasa (Darmadji, 2006:6).

Investasi adalah segala sesuatu yang bertujuan untuk mengembangkan harta yang dimiliki. Seringkali, orang terjebak dengan anggapan bahwa investasi adalah berkaitan dengan surat-surat berharga, angka- angka yang rumit. Dalam aktivitas investasi mengandung hal-hal sebagai berikut: (1) Tujuan atau kebutuhan yang spesifik, (2) Terukur jumlah dana yang dibutuhkan, (3) Jelas jangka waktunya, (4) Alternatif instrument investasi, dan (5) Strategi untuk mencapai tujuan investasi tersebut. Didalam investasi terkandung hubungan antara keuntungan yang diharapkan dan risiko yang akan dihadapi (Muhammad,2016 : 431).

Setiap investor atau calon investor memiliki tujuan tertentu yang ingin dicapai melalui keputusan investasi yang di ambil. Pada umumnya motif investasi adalah memperoleh keuntungan, keamanan, dan pertumbuhan dana yang ditanamkan. Untuk itu dalam melakukan investasi dalam bentuk saham, investor harus melakukan analisis terhadap faktor yang dapat mempengaruhi kondisi perusahaan emiten. Tujuannya agar para investor mendapat gambaran yang lebih jelas terhadap kemampuan perusahaan untuk terus tumbuh dan berkembang pada masa yang akan datang serta dengan baiknya kinerja perusahaan maka permintaan akan saham tersebut akan meningkat, sehingga akan meningkatkan harga saham (Aditya & Teguh, 2014).

Pergerakan harga saham ini tidak terlepas dari kekuatan permintaan dan penawaran akan saham tersebut. Apabila permintaan lebih besar bila dibandingkan dengan penawaran, maka mengakibatkan harga saham naik, demikian pula sebaliknya apabila penawaran lebih besar dari permintaan saham akan mengakibatkan harga saham turun. Harga saham tersebut akan

(15)

mengalami perubahan setiap saat, dikarenakan penilaian sesaat oleh para penjual maupun pembeli yang dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor faktor yang dapat mempengaruhi harga saham antara lain berupa kondisi keuangan perusahaan yang diperoleh melalui laporan keuangan perusahaan, tingkat suku bunga deposito, laju inflasi, jumlah laba yang diperoleh perusahaan, strategi pemasaran, tingkat resiko dan pengembalian (Weston dan Brigham, 2001:26 ). Menurut Tandeililin (2010:76) bahwa harga saham di bursa ditentukan oleh kekuatan pasar yang berarti harga saham tergantung dari kekuatan permintaan dan penawaran. Kondisi permintaan dan penawaran atas saham yang fluktuatif tiap harinya akan membawa pola harga saham yang fluktuatif juga. Pada kondisi dimana pemintaan saham yang lebih besar, maka harga saham akan cederung naik, sedangkan pada kondisi dimana penawaran saham lebih banyak maka harga saham akan turun.

Fenomena yang terjadi sampai saat ini adalah harga saham yang mengalami fluktuasi, kenaikan dan penurunan harga saham terjadi karena dampak dari perekonomian global yang belum stabil. Pada tahun 2011 adanya krisis Uni Eropa yang diawali dengan rencana pengurangan stimulus ekonomi di Amerika Serikat yang berdampak pada proyeksi pertumbuhan ekonomi Negara tersebut dan perekonomian global. Disisi lain, masing- masing Negara dikawasan regional Asia seperti China dan Jepang mempunyai permasalahan ekonomi sendiri. Pada tahun 2012 khususnya di dalam negeri permasalahan yang terjadi mempengaruhi laju indeks saham domestik yaitu perkembangan politik dalam negeri yang tidak konduksif, turunnya mata uang rupiah dan naiknya harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi yang mendorong sejumlah emiten mulai mengoreksi pertumbuhan pendapatan nya. Karena naiknya harga BBM berkaitan dengan masalah inflasi, dimana sektor saham yang paling besar mendapatkan dampak dari krisis global tersebut adalah sektor pertambangan terkhususnya pada sektor tambang batu bara, dimana harga komoditas yang melemah, pemintaan batu bara yang berkurang dan ditambah lagi dengan ekonomi Negara maju melambat telah memberikan tekanan terhadap harga batu bara.

(16)

Salah satu perusahaan yang menjadi perhatian investor adalah perusahaan pertambangan batu bara, Harga batu bara yang terus menurun sejak tahun 2011 sampai dengan tahun 2015 dari 141$/ton menjai 55$/ton, sementara ongkos produksi dari tahun ke tahun yang selalu meningkat, membuat perusahaan-perusahaan tambang dan kontraktor pertambangan terus mengalami kerugian sehingga terjadi pengurangan volume proyek sampai dengan proyek ditutup. Pada kwartal 2016, harga batu bara kembali naik 100 US$ /ton dan diproyeksikan pada tahun 2017 harga batu bara akan stabil di level 80 US $/ton, sehingga prospek industri batu bara kini dinilai lebih bagus dari komoditi yang lain, apalagi dengan peningkatan konsumsi dalam negeri, dengan rencana pemerintah membangun pembangkit listrik dengan berkapasitas 3 ribu mega watt dengan menggunakan batu bara (www. Detik financial.com).

Saham perusahaan pertambangan ini memiliki resiko yang lebih besar dibanding dengan saham perusahaan lainnya. Fluktuasi harga saham yang turun naik dengan cepat sehingga akan mempengaruh harga jual saham. Serta fluktuasi pada perusahaan ini akan berpengaruh besar terhadap seluruh rangkaian produksi maupun aktivitas perekonomian dan kehidupan masyarakat dunia. Ketidaksabilan ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu faktor internal dan eksternal perusahaan. Menurut Deputi Neraca dan Analisis Statistik BPS, Suhariyanto mengatakan ada beberapa faktor yang menyebabkan turunnya sektor pertambangan diantaranya harga yang anjlok dan jumlah permintaan yang menurun. Menurutnya hal ini disebabkan karena adanya kebijakan dalam undang-undang mineral dan batu bara yang mewajibkan mengekspor batu bara dan logam yang telah diolah, ditambah lagi adanya kebutuhan untuk membangun smelter yang membutuhkan waktu cukup lama (www.news.viva.co.id).

Berdasarkan informasi tersebut salah satu hal yang mendasar dilakukan oleh calon investor sebelum mereka menanamkan modalnya di perusahaan tersebut adalah dengan melakukan suatu analisis untuk melihat bagaimana prospek perusahaan kedepannya dengan melakukan analisis

(17)

fundamental melalui laporan keuangan perusahaan tersebut. Apakah perusahaan tersebut tetap layak dijadikan wadah untuk berinvestasi atau tidaknya, apakah perusahaan tersebut dapat memberikan deviden dan apakah perusahaan dalam keadaan sehat atau tidak, ,maka investor harus melakukan serangkaian analisis-analisis yang bersifat fundamental dan analisis teknikal.

Dalam penelitian ini peneliti hanya menggunakan analisis fundamental yang merupakan analisis yang mencoba memperkirakan harga saham di masa yang akan datang dengan cara mengestimasi nilai faktor fundamental yang mempengaruhi harga. Analisis fundamental juga disebut analisis perusahaan karena menggunakan data keuangan perusahaan dalam menghitung nilai intrinsik saham. Teknik analisis inilah yang sering digunakan oleh investor untuk menganalisis laporan keuangan yang tertuju pada analisis rasio keuangan perusahaan. Rasio keuangan sangat penting untuk melakukan suatu analisis terhadap kondisi perusahaan secara jangka panjang rasio dipakai dan dijadikan sebagai acuan dalam menganalisis kondisi kinerja suatu perusahaan (Fahmi,2014:108). Faktor fundamental yang sering digunakan untuk memprediksi harga saham atau return saham adalah rasio keuangan dan rasio pasar, sehingga dalam penelitian ini rasio yang digunakan adalah Earning per share (EPS), Price Earning Ratio (PER), Return On Equity (ROE) dan Debt To Equity Ratio (DER) karena rasio ini mempunyai pengaruh terhadap harga saham perusahaan dan dapat mengambarkan kinerja keuangan perusahaan tersebut dan merupakan indikator untuk memilih investasi saham yang baik untuk mendapatkan keuntungan pada masa akan datang.

Earning Per Share (EPS), merupakan salah satu informasi akuntansi yang menunjukkan besarnya keuntungan bersih per lembar saham yang mampu

didapat pada kuartal yang sama tahun lalu, dengan demikian akan menggambarkan keuntungan perusahaan. Hasil perbandingan dapat dipakai

2009:215). Menurut Widoatmodjo (2009:102) semakin tinggi laba per lembar saham (EPS), maka semakin mahal suatu saham dan begitu pula sebaliknya.

(18)

Price Earning Ratio (PER) merupakan rasio yang menunjukkan perbandingan antara harga saham di pasar atau harga perdana yang ditawarkan dibandingkan dengan pendapatan yang diterima (Sofyan, 2013:311). Rasio ini menggambarkan apresiasi pasar terhadap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Rasio ini mengindikasikan derajat kepercayaan investor kepada kinerja masa depan perusahaan. Semakin tinggi PER, investor semakin percaya kepada emiten, sehingga haga saham akan semakin mahal.

Return On Equity (ROE) merupakan rasio untuk mengukur tingkat profitabilitas perusahaan yaitu mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba, rasio ini mengukur efisiensi perusahaan dalam menghasilkan laba menggunakan ekuitas (modal sendiri) yang ada. Semakin tinggi nilai ROE maka akan semakin baik, ROE yang tinggi akan mendorong penerimaan perusahaan atas peluang investasi yang baik dan manajemen biaya yang efektif (Franky, 2011:27).

Debt To Equity Ratio (DER) merupakan perbandingan jumlah pinjaman jangka panjang yang dimiliki perusahaan dengan jumlah modal sendiri. DER merupakan salah satu rasio keuangan yang mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan melunasi utang dengan modal yang dimiliki (Husnan, 2006:70). Rasio DER dapat digunakan untuk menunjukkan tingkat risiko dalam suatu perusahaan, Semakin rendah tingkat DER dalam suatu perusahaan maka akan mencerminkan semakin besarnya kemampuan suatu perusahaan dalam menjamin utang-utangnya dengan ekuitas yang dimiliki perusahaan tersebut, semakin tinggi DER maka semakin tinggi pula risiko keuangan dalam suatu perusahaan (Nurfadillah,2011).

Berikut data pergerakan saham perusahaan pertambangan batu bara dan faktor fundamental yang mempengaruhinya periode Januari 2014-Desember 2018 :

(19)

Tabel 1.1

Harga Saham, EPS, PER, ROE dan DER Perusahaan Pertambangan Batu Bara Periode 2014-2018

PT. Tambang Bukit Asam Tbk Tahun Harga saham

(Rp)

EPS ( Rp) PER (x) ROE

(%) DER (x) 2014 12,500 875 5.12 23.29 0.71 2015 4,525 884 14.29 21.93 0.82 2016 12,500 870 14.35 19.18 0.76 2017 2,460 1.943 6.33 32.95 0.59 2018 4,300 1.705 9.45 26.77 0.51 (sumber: Idx.co.id)

Tabel 1.1 menunjukkan pergerakan rata-rata harga saham perusahaan pertambangan dari tahun 2014 sampai 2015 mengalami penurunan sebesar 52.01% atau sebesar Rp 7.975, pada tahun 2016 harga saham mengalami peningkatan dari tahun 2015 sebesar 29.58% atau sebesar Rp Rp 7.975 dan pada tahun 2017 saham kembali mengalami penurunan sebesar 128.51% atau setara dengan Rp 10.040 sedangkan pada tahun 2018 saham kembali mengalami penurunan sebesar 10.45% atau Rp 1.840 dari tahun 2017.

Pada perusahaan Tambang Bukit Asam Earning per Share dari tahun 2014 sampai 2015 mengalami kenaikan Earning per Share (EPS) tetapi harga sahamnya malah mengalami penurunan dari Rp 12.500 menjadi Rp 4.525, pada tahun 2015 ke 2016 Earning per Share (EPS) perusahaan ini mengalami penurunan tetapi harga saham tidak mengalami penurunan justru harga saham mengalami kenaikan yang cukup besar yaitu sebesar Rp 7.975 dan pada tahun berikutnya yaitu dari tahun 2016 ke 2017 Earning per Share (EPS) kembali mengalami kenaikan dan harga saham malah mengalami penurunan yang snagat draktis dari tahun sebelumnya yaitu sebesar Rp 10.040 dan begitu juga pada tahun 2017 ke 2018 Earning per Share (EPS) mengalami penurun tetapi harga saham tetap mengalami kenaikan. Sehingga hal ini menunjukkan adanya ketidaksesuaian teori yang dikemukan oleh Widoatmodjo (2009:102) bahwa semakin tinggi laba per lembar saham Earning per Share (EPS), maka

(20)

semakin mahal harga suatu saham dan sebaliknya semakin rendah laba per saham Earning per Share (EPS) maka semakin murah harga suatu saham.

Pada perusahaan Tambang Bukit Asam tahun 2014-2015 price Earning Ratio (PER) mengalami kenaikan tetapi harga sahamnya mengalami penurunan, pada tahun 2015-2016 price Earning Ratio (PER) mengalami kenaikan yang diikuti dengan naiknya harga saham, pada tahun 2016-2017 price Earning Ratio(PER) mengalami penurunan dan saham perusahaan juga ikut mengalami penurunan . Hal tersebut sesuai dengan teori yang dikemukan oleh Prastowo (2002) semakin tinggi Price Earning Ratio (PER), investor semakin percaya kepada emiten, sehingga harga saham akan semakin mahal, tetapi pada tahun 2017-2018 Price Earning Ratio (PER) mengalami kenaikan tetapi harga saham tidak ikut naik malah mengalami penurunan, sehingga hal ini tidak sesuai dengan teori yang dikemukan oleh Prastowo (2002).

Pada perusahaan Tambang Bukit Asam tahun 2014-2015 Return On Equity (ROE) mengalami penurunan dan harga saham juga ikut mengalami penurunan, hal ini sesuai dengan teori yang dikemukan oleh Brigham dan Houston (2010:101) bahwa Return On Equity (ROE) yang tinggi maka harga saham juga cenderung akan tinggi begitupun sebaliknya jika Return On Equity (ROE) rendah maka harga saham juga cenderung mengalami penurunan. Tetapi pada tahun 2015-2016 disaat Return On Equity (ROE) mengalami penurunan tetapi harga saham mengalami kenaikan dan pada tahun 2016-2017 Return On Equity (ROE) mengalami kenaikan dan harga saham turun, begitu juga pada tahun 2017-2018 Return On Equity (ROE) mengalami penurunan dan harga saham justru naik, sehingga ini bertentangan teori yang dikemukakan oleh Brigham dan Houston (2010).

Selanjutnya Debt to Equity Ratio perusahaan tambang bukit asam pada tahun 2014-2015 mengalami kenaikan ini menandakan bahwa perusahaan mempunyai hutang yang besar sehingga akan berdampak pada penurunan nilai perusahaan yang mengakibatkan harga saham mengalami penurunan, dan pada tahun 2015-2016 Debt to Equity Ratio (DER) mengalami penurunan dan harga saham menjadi naik, sehingga perusahaan

(21)

dapat membayar hutangnya dengan cepat dengan dana sendiri, pada tahun 2016-2017 Debt to Equity Ratio (DER) kembali turun tetapi harga saham juga mengalami penurunan dan pada tahun 2017-2018 disaat Debt to Equity Ratio (DER) mengalami penurunan harga saham juga mengalami kenaikan, sehingga rasio ini mempunyai pengaruh terhadap harga saham perusahaan.

Penelitian yang membahas faktor-faktor yang berhubungan dengan harga saham ini telah banyak dilakukan. Penelitian-penelitian sebelumnya telah menemukan bukti empiris bahwa harga saham dipengaruhi oleh beberapa faktor dengan hasil penelitian yang berbeda-beda. Penelitian tentang pengaruh Earning per Share (EPS) terhadap harga saham pada penelitian yang dilakukan oleh Seetharaman dan Raj (2011), Nurdhiana (2012), Wahyuni (2012) yang menemukan bahwa EPS mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham. Namun pada penelitian yang dilakukan Permana (2009), Daniarto (2013) menemukan bahwa Earning per Share (EPS) tidak memiliki pengaruh terhadap harga saham. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya terbukti adanya inkonsistensi hasil penelitian.

Penelitian tentang pengaruh Price Earning Ratio (PER) terhadap harga saham pada penelitian yang dilakukan oleh Ratih (2013), Hidayat (2009), Zuliarni (2012), bahwa Pengaruh Price Earning Ratio (PER) terhadap Harga Saham menunjukkan secara signifikan berpengaruh positif, Namun pada penelitian yang dilakukan oleh Ramadhan ( 2011), Wahyuni (2012) bertentangan dengan penelitian sebelumnya bahwa Price Earning Ratio (PER) tidak mempunyai pengaruh terhadap harga saham atau berpengaruh negatif.

Penelitian mengenai pengaruh Return On Equity (ROE) terhadap harga saham yang dilakukan oleh Nurfadillah (2011), Alfitriandi (2010) yang menemukan bahwa Return On Equity (ROE) mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham. Berbeda hasil dengan penelitian yang dilakukan oleh Kabajeh, et al. (2012), Ramadhini (2012) bahwa Return On Equity (ROE) tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

(22)

Penelitian mengenai pengaruh Debt Equity Ratio (DER) terhadap harga saham yang dilakukan oleh Stella (2009), Daniarto (2013), Patriawan (2011) yang menemukan bahwa Debt Equity Ratio (DER) mempunyai pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap harga saham. Berbeda dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Baramuli (2017), Indah (2013), melihat pengaruh variabel Debt Equity Ratio (DER) terhadap harga saham, hasil penelitiannya menunjukkan bahwa variabel Debt Equity Ratio (DER) memiliki pengaruh terhadap harga saham. Sehingga penelitian ini adanya ketidak konsistenan antara hasil penelitian mengenai pengaruh Debt Equity Ratio (DER) terhadap harga saham.

Berdasarkan fenomena yang terjadi serta adanya hasil dari beberapa penelitian terdahulu masih menunjukkan perbedaan hasil penelitian, maka perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk menganalisis pengaruh antara Rasio fundamental yang digunakan terhadap harga saham, sehingga peneliti tertarik untuk mengambil judul penelitian Pengaruh Faktor Fundamental

Terhadap Harga Saham Perusahaan Pertambangan Batu Bara Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun

2014-B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian diatas, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat diidentifikasikan sebagai berikut :

1. Pengaruh perekonomian global yang belum stabil mengakibatkan harga saham mengalami fluktuasi dan turunnya mata uang rupiah serta naiknya bahan bakar minyak yang mengakibatkan terjadinya inflasi.

2. Harga komoditas yang melemah, pemintaan batu bara yang berkurang dan ditambah lagi dengan ekonomi Negara maju melambat telah memberikan tekanan terhadap harga batu bara.

3. Adanya hasil penelitian yang tidak konsisten mengenai pengaruh EPS, PER, ROE dan DER terhadap harga saham.

4. Pengaruh Earning Per Share (EPS) terhadap harga saham perusahaan pertambangan batu bara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

(23)

5. Pengaruh Price Earning Ratio (PER) terhadap harga saham perusahaan pertambangan batu bara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). 6. Pengaruh Return On Equity (ROE) terhadap harga saham perusahaan

pertambangan batu bara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). 7. Pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) terhadap harga saham perusahaan

pertambangan batu bara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). 8. Pengaruh Earning per share (EPS), Price Earning Ratio (PER), Return On

Equity (ROE) dan Debt To Equity Ratio (DER) secara bersamaan atau simultan terhadap harga saham perusahaan pertambangan batu bara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) .

C. Batasan Masalah

Penelitian ini difokuskan kepada pengaruh faktor-faktor fundamental yang terdiri Earning per share (EPS), Price Earning Ratio (PER), Return On Equity (ROE) dan Debt To Equity Ratio (DER) terhadap harga saham perusahaan pertambangan batu bara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

D. Rumusan Masalah

1. Seberapa besar pengaruh Earning Per Share terhadap harga saham perusahaan pertambangan batu bara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2014-2018 ?

2. Seberapa besar pengaruh Price Earning Ratio terhadap harga saham perusahaan pertambangan batu bara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2014-2018 ?

3. Seberapa besar pengaruh Return On Equity (ROE) terhadap harga saham perusahaan pertambangan batu bara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2014-2018 ?

4. Seberapa besar pengaruh Debt to Equity Ratio terhadap harga saham perusahaan pertambangan batu bara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2014-2018 ?

(24)

5. Seberapa besar pengaruh Earning per share (EPS), Price Earning Ratio (PER), Return On Equity (ROE) dan Debt To Equity Ratio (DER) secara simultan terhadap harga saham perusahaan pertambangan batu bara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2014-2018 ?

E. Tujuan Penelitian

Dari Rumusan Masalah diatas tujuan penulis dalam penelitian ini adalah untuk:

1. Mengetahui pengaruh Earning Per Share (EPS) terhadap harga saham perusahaan pertambangan batu bara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode Januari 2014 - Desember 2018.

2. Mengetahui pengaruh Price Earning Ratio (PER) terhadap harga saham perusahaan pertambangan batu bara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode Januari 2014 - Desember 2018.

3. Mengetahui pengaruh Return On Equity (ROE) terhadap harga saham perusahaan pertambangan batu bara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode Januari 2014 - Desember 2018.

4. Mengetahui pengaruh Debt to Equity terhadap harga saham perusahaan pertambangan batu bara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode Januari 2014 - Desember 2018.

5. Mengetahui pengaruh Earning per share (EPS), Price Earning Ratio (PER), Return On Equity (ROE) dan Debt To Equity Ratio (DER) secara simultan terhadap harga saham perusahaan pertambangan batu bara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode Januari 2014 - Desember 2018.

F. Manfaat dari penelitian

Dengan dilakukannya penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat dan kegunaan kepada beberapa pihak, antara lain:

(25)

Penelitian ini memberikan pengetahuan dan pengalaman tambahan dalam menekuni dan mempraktekkan teori keungan dan investasi terutama tentang pasar modal serta sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan studi strata satu guna memperoleh gelar sarjana Ekonomi.

2. Bagi akademis

Penelitian ini diharapkan dapat memnerikan tambahan literature yang membantu dalam pekembangan ilmu akuntansi dan menambah wawasan analisis saham.

3. Bagi perusahaan

Penelitian ini dapat menambah wawasan mengenai manajemen keuangan. Untuk itu manejer dapat menentukan kebijakan yang akan dibuatnya guna meningkatkan kesejahteraan bagi stockholder dan keuntungan perusahaan.

4. Bagi investor

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan bagi investor dan para pelaku pasar modal dalam melakukan penilaian terhadap suatu saham berkaitan dengan pengambilan keputusan untuk melakukan penempatan modal dan investasi pada perusahaan syariah di Bursa Efek Indonesia.

G. Definisi Operasional 1. Analisis Fundamental

Analisis fundamental adalah salah satu teknik analisis yang dipergunakan untuk melihat keberhasilan perusahaan dan menghasilkan laba di masa yang akan datang. Analisis ini dilakukan dengan menganalisis laporan keuangan perusahaan dalam memperkirakan keadaan perusahaan.

Faktor fundamental dapat digunakan untuk melihat keadaan suatu perusahaan yang akan dilakukan investasi dengan menggunakan rasio keuangan antara lain:

(26)

a. Earning per share (EPS) adalah informasi yang menunjukkan keuntungan yang akan diberikan kepada pemegang saham.

b. Price Earning Ratio (PER) adalah rasio yang mengambarkan keuntungan sebuah perusahaan atau lama waktu yang dibutuhkan untuk mengembalikan modal yang dipakai untuk membeli saham c. Return On Equity (ROE) adalah rasio perolehan laba bersih yang

dibukukan perusahaan atau rasio yang menjadi penunjuk tingkat keuntungan yang diperoleh selama berinvestasi di suatu saham.

d. Debt To Equity Ratio (DER) adalah Rasio yang digunakan untuk mengidentifikasikan besarnya hutang yang digunakan perusahaan untuk pemodalannya dalam menjalankan bisnis.

2. Harga Saham

Harga saham adalah harga suatu saham pada pasar yang ditentukan oleh pelaku pasar dan oleh permintaan serta penawaran yang sedang berlangsung di Bursa Efek. Harga saham dapat berubah ubah, misalnya dalam satu hari di jam pembukaan bursa saham 09.00 WIB dan bisa berubah di jam penutupan bursa saham 16.00 WIB dan berbeda tiap hari, minggu atau tiap bulan dan seterusnya. Pada penelitian ini harga saham yang digunakan adalah Closing Price (Harga Penutup) tahunan yaitu pada bulan Desember pada tiap akhir tahun.

(27)

15 1. Pengertian Saham

Menurut Tjiptono (2006:178) Saham dapat didefinisikan sebagai tanda atau pemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Saham ini berwujud selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut. Saham merupakan surat berharga yang memberikan peluang keuntungan dan potensi resiko yang tinggi. Saham memungkinkan investor untuk mendapatkan imbalan hasil atau capital gain yang besar dalam waktu singkat, namun seiring berfluktuasinya harga saham, maka saham juga dapat membuat investor mengalami kerugian besar dalam waktu singkat. Pembentukan harga saham terjadi karena adanya permintaan (demand) dan penawaran (supplay) atas saham tersebut.

Menurut pendapat Salim (2012:5) bahwa Saham adalah bentuk penyertaan modal dalam sebuah perusahaan. Perusahaan-perusahaan yang menjual sahamnya kepada masyarakat pada umumnya adalah perusahaan yang telah berdiri untuk waktu tertentu serta mendapat keuntungan dari waktu ke waktu. Dengan demikian diharapkan pada masa yang akan datang keuntungan tersebut bisa tetap dipertahankan atau ditingkatkan sehingga pemilik perusahaan bisa mendapatkan.

Sedangkan menurut Dahlan (2005:267) Saham adalah sertifikat yang menunjukkan buku kepemilikan suatu perusahaan, dan pemegang saham memiliki hak klaim atau penghasilan dan aktiva perusahaan. Apabila bursa efek telah ditutup maka harga pasar saham adalah harga penutupan (closing price). Harga saham dapat berfluktuasi sesuai dengan adanya perubahan dalam jumlah permintaan dan penawaran terhadap suatu saham dan berbagai faktor-faktor di luar pasar.

(28)

Berdasarkan definisi tersebut maka dapat disimpulkan bahwa saham adalah suatu sertifikat atau bukti kepemilikan modal atas suatu perusahaan yang berasal dari penyertaan modal yang di tanamkan oleh investor dalam jangka waktu tertentu dan terdaftar sebagai pemegang saham serta akan mendapatkan keuntungan sesuai dengan porsi dana yang diinvestasikannya dan juga akan menanggung resiko yang akan terjadi pada perusahaan yang di investasikan, dimana saham ini dapat diperjual belikan dalam waktu tertentu.

2. Jenis-jenis Saham

a. Saham yang diperdagangkan

Ada beberapa jenis saham yang diperdagangkan di bursa efek, yaitu :

1) Saham Biasa (common Stock)

Saham biasa adalah saham yang dapat digunakan atau di klaim berdasarkan keuntungan yang didapatkan oleh suatu perusahaan, tetapi pemilik saham ini hanya akan memperoleh deviden disaat perusahaan tersebut memperoleh keuntungan yang besar serta jika terjadinya suatu masalah atau kerugian maka pemegang saham ini juga kan menanggung kerugian tersebut sesuai dengan banyaknya modal yang ditanamkan pada perusahaan tersebut.

Menurut Adrian (2011:45) Saham biasa adalah saham yang tidak memperoleh hak istimewa yang mana pemegang saham biasanya memperoleh hak untuk memperoleh dividen sepanjang perusahaan tersebut memperoleh keuntungan. Para pemilik saham mempunyai hak suara pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) sesuai dengan jumlah saham yang dimilikinya. Saat terjadi likuidasi perseroan, pemilik saham memiliki hak untuk memperoleh sebagian dari kekayaan setelah semua kewajiban dilunasi. Pemegang saham biasa memiliki tanggung jawab terbatas

(29)

terhadap klaim pihak lain sebesar proposi sahamnya dan memiliki hak untuk mengalihkan kepemilikan sahamnya kepada orang lain. 2) Saham Preferen (Prefered Stock)

Saham preferen adalah suatu saham yang memiliki hak istimewa dari perusahaan yang mana saham preferen ini merupakan gabungan dari saham biasa dan obligasi serta saham ini tidak memiliki jangka waktu tertentu seperti saham biasa. Keuntungan yang didapatkan oleh pemegang saham preferen lebih besar dan saat pembagian deviden pemegang saham ini lebih dahulu di prioritaskan serta jika perusahaan mendapatkan laba yang besar maka pemegang saham ini juga akan mendapatkan tambahan deviden dari perusahaan tersebut.

Menurut Dahlan (2005:268) Saham preferen merupakan saham yang mempunyai karakteristik gabungan antara obligasi dan saham biasa karena bisa menghasilkan pendapatan tetap (seperti bunga obligasi) dan tidak serupa dengan saham biasa karena tidak memiliki tanggal jatuh tempo.

Adapun karakteristik saham preferen yang dikemukakan oleh Tjipto (2000:46) yaitu sebagai berikut :

a) Memiliki hak paling dahulu memperoleh dividen.

b) Dapat mempengaruhi manajemen terutama dalam pencalonan kepengurusan perusahaan.

c) Memiliki pembayaran maksimum sebesar nilai nominal saham lebih dahulu setelah kreditor apabila perusahaan tersebut dilikuidasi (dibubarkan).

d) Kemungkinan dapat memperoleh tambahan dari pembagian laba perusahaan disamping penghasilan yang diterima secara tetap.

e) Dalam perusahaan hal dilikuidasi, memiliki hak memperoleh pebagian kekayaan perusahaan diatas pemegang saham biasa setelah semua kewajiban perusahaan dilunasi.

(30)

b. Cara-cara Pengalihan

1) Bearer Stock

Pengalihan saham dari satu investor ke investor lainnya tanpa melalui prosedur tertentu,biasanya bukti saham yang dimiliki tidak tecantum nama pemiliknya sehingga akan lebih mudah dialihkan dengan tujuan diperjual belikan.

2) Registered Stocks

Pengalihan saham yang pada sertifikatnya tertulis jelas nama pemilik saham tersebut, sehingga pengalihannya harus sesuai dengan prosedur tertentu, biasanya saham ini merupakan saham yang dimiliki dalam jangka waktu yang panjang, dengan tujuan menanamkan modal yang dimilikinya.

3. Harga Saham

Harga saham merupakan salah satu indikator keberhasilan pengelolaan perusahaan, jika harga saham suatu perusahaan selalu mengalami kenaikan, maka investor atau calon investor menilai bahwa perusahaan berhasil dalam mengelola usahanya. Kepercayaan investor atau calon investor sangat bermanfaat bagi emiten, karena semakin banyak orang yang percaya terhadap emiten maka keinginan untuk berinvestasi pada emiten semakin kuat (Fahmi, 2012:2).

Untuk sekuritas yang diperdagangkan dengan aktif, nilai pasar merupakan terakhir yang dilaporkan pada saat sekuritas terjual. Harga pasar menunjukkan seberapa baik manajemen menjalankan tugasnya atas nama para pemegang saham. Pemegang saham yang tidak puas dengan kinerja perusahaan dapat menjual saham yang mereka miliki dan menginvestasikan uangnya di perusahaan lain. Tindakan-tindakan tersebut jika dilakukan oleh pemegang saham akan mengakibatkan turunnya harga saham di pasar, karena pada dasarnya tinggi rendahnya harga saham lebih banyak dipengaruhi oleh pertimbangan pembeli dan penjual tentang kondisi eksternal dan internal perusahaan (Tandelilin, 2005:183).

(31)

Sulistyowati ( 2011) Harga saham adalah nilai suatu saham yang mencerminkan kekayaan perusahaan yang mengeluarkan suatu saham tersebut, dimana perubahan atau fluktuasinya sangat ditentukan oleh kekuatan permintaan dan penawaran yang terjadi di pasar bursa. Semakin banyak investor yang ingin membeli atau menyimpan saham, harga nya semakin naik. Sebaliknya, semakin banyak investor yang ingin menjual atau melepaskan suatu saham, maka harganya semakin bergerak turun.

Seorang investor yang ingin menginvestasikan dananya di pasar modal yang berupa saham, investor tersebut harus terlebih dahulu mengetahui harga saham dalam menentukan pembelian pada suatu perusahaan. Menurut Martono (2007:85) bahwa Selembar saham mempunyai nilai atau harga dimana suatu harga saham dapat dibedakan menjadi :

a. Harga Nominal

Harga yang tercantum pada sertifikat saham dimana harga shamnya ditentukan oleh emiten, sehingga besar kecilnya harga nominal memberikan arti penting saham karena deviden minimal biasanya ditetapkan berdasarkan nilai nominal.

b. Harga Perdana

Harga perdana merupakan harga pada saat harga saham tersebut dicatat di bursa efek. Dimana harga saham pada pasar perdana ditentukan oleh penjamin emiten dan itu akan menjadi harga perdana saham.

c. Harga Pasar

Jika harga perdana merupakan harga jual dari perjanjian emisi kepada investor, maka harga pasar adalah harga jual dari investor yang satu dengan investor yang lain. Harga pasar terjadi setelah harga saham tersebut dicatatkan di bursa serta transaksi tidak lagi melibatkan dari penjamin emisi harga ini yang disebut sebagai harga di pasar sekunder dan harga inilah yang benar-benar mewakili harga perusahaan penerbitnya karena pada transaksi di pasar sekunder jarang terjadi

(32)

negoisasi harga investor dengan perusahaan penerbit. Atau dengan kata lain harga pasar adalah harga yang ditwarkan dari satu inverstor ke investor lainnya dan harga yang ditetapkan akan tercatat di bursa saham serta dalam transaksinya tidak lagi melibatkan penjamin emisi seperti halnya pada harga saham perdana, Harga yang setiap hari diumumkan di surat kabar atau media lain adalah harga pasar

d. Nilai buku

Nilai saham akan bermacam-macam dari waktu perusahaan didirikan, dimana nilai saham tersebut dapat berubah-ubah karena adanya kenaikan atau penurunan harga saham dan adanya laba ditahan. Jumlah laba ditahan, nilai nominal dan modal selain nilai nominal itu sendiri adalah nilai buku saham. Nilai buku saham untuk setiap lembar saham dihitung dari pembagian jumlah nilai buku dengan jumlah lembar saham.

Menurut Undang-Undang No. 8 Tahun 1995, Harga pasar saham adalah harga suatu saham yang sedang berlangsung dalam suatu pasar modal. Jika bursa tutup maka harga pasarnya adalah terbesar pada saat penutupan (closing price) (Bapepam.go.id).

Harga saham menjadi sangat penting bagi investor karena mempunyai kosekuensi ekonomi. Perubahan harga saham akan mengubah nilai pasar sehingga kesempatan yang akan diperoleh investor di masa depan pun akan ikut berubah. Harga saham mencerminkan bebagai informasi yang telah terjadi di pasar modal denagn asumsi pasar modal efisien (Aziz, 2015:81-82)

Dari beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan harga saham adalah suatu indikator yang mencerminkan keberhasilan dari suatu perusahaan dimana semakin mahal harga saham tersebut maka dapat dikatakan semakin baik juga kinerja emiten dan harga saham yang tinggi juga akan mencerminkan kekeayaan yang dimiliki perusahaan dan para investor akan lebih percaya terhadap emiten sehingga akan meningkatkan

(33)

minat para investor untuk berinvesrtasi di perusahaan tersebut dengan tujuan akan menperoleh keuntungan yang besar suatu saat nanti. Harga saham ini terbentuk di pasar jual beli saham yang berasal dari transaksi jual beli yang terjadi antara investor dan apabila harga pasar bursa efek ditutup maka harga pasar adalah harga penutupannya (closing price).

4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Harga Saham

Menurut Tandelilin (2008:183) Naik turunnya harga saham dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik faktor internal maupun eksternal perusahaan, Faktor internal lebih banyak dipengaruhi oleh kondisi fundamental perusahaan, sedangkan faktor eksternal sebagian disebabkan oleh informasi yang diperoleh pasar, dalam hal ini faktor yang mempengaruhi harga saham dibedakan atas faktor internal dan faktor eksternal.

a. Faktor Internal

Faktor internal adalah faktor yang berkaitan langsung dengan kinerja atau kondisi suatu perusahaan, dimana kinerja atau kondisi suatu perusahaan dilihat dari data-data laporan keuangan selama perusahaan melakukan kegiatan operasi perusahaan. Laporan keuangan perusahaan ini akan menjadi tolak ukur investor untuk mengetahui seberapa besar resiko yang akan ditanggung dan keuntungan yang akan didapat. Dengan melihat laporan keuangan dapat mengetahui perusahaan itu dalam kinerja yang baik atau buruk. Oleh karena itu, dengan semakin besarnya kinerja dalam suatu perusahaan maka berpengaruh terhadap kenaikan harga saham dan sebaliknya.

Menurut Zulfikar (2016:91) Faktor-faktor internal yang mempengaruhi harga saham yaitu:

1) Pengumuman tentang pemasaran, produksi penjualan seperti periklanan, rincian kontrak, perubahan harga, penarikan produk baru, laporan produksi, laporan penjualan.

(34)

2) Pengumuman pendanaan, seperti pengumuman yang berhubungan dengan ekuitas dan hutang.

3) Pengumuman badan direksi manajemen (management board of director announcements) seperti perubahan dan pengantian direktur, manajemen dan struktur organisasi.

4) Pengumuman pengambil alihan diverifikasi seperti laporan merger investasi, investasi ekuitas, laporan take over oleh pengakuisisan dan diakuisisi.

5) Pengumuman investasi (investment announcements) seperti melakukan ekspansi pabrik pengembangan riset dan penutupan usaha lainnya.

6) Pengumuman ketenagakerjaan (labour announcement) seperti negosiasi baru, kontrak baru, pemogokan.

7) Pengumuman laporan keuangan perusahaan, seperti peramalan laba sebelum akhir tahun fiskal dan setelah akhir tahun fiskal, Earning Per Share, Price Earning Ratio, Net Profit Margin, Return on Equty, Deviden per Sharedll.

Menurut Priatinah(2012:53) faktor internal yang menyebabkan perubahan harga saham adalah sebagai berikut:

1) Seluruh asset keuangan perusahaan termasuk saham dalam menghasilkan arus kas

2) Kapan arus kas terjadi, yang berarti penerimaan uang atau laba untuk diinvestasikan kembali untuk meningkatkan tambahan laba 3) Tingkat resiko arus kas yang diterima.

b. Faktor Eksternal

Menurut Fahmi (2015:102) faktor eksternal yang menyebabkan terjadinya perubahan harga saham adalah sebagai berikut yaitu:

1) Kondisi Mikro dan Makro Ekonomi

2) Kebijakan perusahaan dalam memutuskan ekspansi (perluasan usaha)

(35)

3) Penggantian direksi secara tiba-tiba

4) Kinerja perusahaan yang terus menerus mengalami penurunan setiap tahunnya

5) Resiko Sistematis yaitu suatu bentuk resiko yang menyeluruh dan menyebabkan perusahaan ikut terlibat

6) Efek dari psikologi pasar yang ternyata mampu menekan kondisi teknikal jual beli saham

Faktor eksternal adalah faktor yang tidak berkaitan langsung dengan kondisi perusahaan tetapi dari faktor-faktor luar perusahaan, yaitu sebagai berikut :

1) Tingkat Suku Bunga

Faktor suku bunga sangat penting, karena rata-rata semua orang selalu mengharapkan hasil investasi yang lebih besar termasuk investor pada pasar modal seperti saham. Dengan adanya perubahan suku bunga maka tingkat pengembalian hasil berbagai sarana investasi akan mengalami perubahan. Hal tersebut yang menyebabkan harga suatu saham dapat naik atau turun yang pada akhirnya akan menyebabkan harga saham secara keseluruhan terpengaruh.

2) Hukum Permintaan dan Penawaran

Dimana pergerakan harga saham sangat berpengaruh apabila permintaan terhadap saham meningkat dan penawaran terbatas akan menyebabkan suatu harga saham menjadi naik atau sebaliknya. Demand is a schedule or a curve that shows the various amounts of a product that consumers are willing and able to purchase at each of a series of possible prices during a specified period of time. Permintaan dapat diartikan sebagai skedul atau kurva yang menunjukkan jumlah produk yang konsumen ingin dan mampu untuk membeli pada berbagai tingkat harga tertentu dan selama periode waktu tertentu.

(36)

Permintaan atas suatu barang ditentukan oleh berbagai faktor. Interaksi antara permintaan dan penawaran akan menentukan keadaan keseimbangan pasar.

3) News dan Rumors

Dengan adanya berbagai berita dan informasi yang beredar di masyarakat yang menyangkut berbagai masalah ekonomi, sosial, politik dan keamanan suatu negara sehingga menyebabkan investor kemungkinan melakukan tindakan menjual atau membeli saham yang akan berdampak pada harga saham secara keseluruhan. 4) Indeks Harga Saham

Kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepanjang waktu tentunya menandakan kondisi investasi dan perekonomian Negara dalam keadaan baik. Sebaliknya, jika turun berarti iklim investasi sedang buruk. Sehingga kondisi demikian akan mempengaruhi naik atau turunnya harga saham di pasar bursa.

5) Valuta Asing

Dengan adanya kenaikan suku bunga dalam valuta asing, maka mata uang khususnya dollar AS akan berpengaruh. Hal ini mengakibatkan banyak investor cenderung menjual saham yang dimilikinya dan investor beralih memilih investasi ke valuta asing (valas). Dengan tindakan yang dilakukan oleh para investor ini akan mengakibatkan implikasi yang negatif terhadap harga saham di pasar (Martono,2007:85).

Dari faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham, pada penelitian ini hanya difokuskan kepada faktor internal perusahaan saja , dimana faktor internal merupakan faktor yang berkaitan langsung dengan kondisi mikro perusahaan yang dapat menganalisis kinerja dan kondisi keuangan serta ekonomi perusahaan yang menerbitkan saham tersebut dan menjadi pertimbangan utama dalam menanamkan invetasi saham untuk

(37)

mendapatkan deviden dan capital gain dari perusahaan dalam jangka waktu tertentu dengan melihat dari laporan keuangan perusahaan.

5. Analisis Saham

Analisis saham adalah hal utama yang harus dilakukan oleh calon investor dan investor sebelum mereka menamamkan modalnya pada suatu perusahaan agar mereka tidak salah memilih saham yang akan dijadikan wadah untuk berinvestasi, dimana dalam melakukan analisis ada 2 macam analisis yaitu analisis fundamental yang berkaitan dengan kondisi suatu perusahaan dan analisis teknikal yang berkaitan dengan kondisi pasar saham.

Menurut Fahmi (2012:86) menyatakan bahwa dengan membeli dan memiliki saham. investor akan memperoleh beberapa keuntungan sebagai bentuk kewajiban yang harus diterima yaitu memperoleh capital gain (selisih antara harga beli dan harga jual), memperoleh deviden (pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan dan berasal dari keuntungan yang dihasilkan perusahaan), dan memiliki hak suara bagi pemegang saham biasa. Sebelum membeli saham masyarakat sebagai investor tidak begitu saja membeli saham perusahaan, investor akan melakukan penilaian terlebih dahulu terhadap saham perusahaan.

Ada 2 macam analisis untuk menentukan nilai saham yaitu Analisis teknikal dan Analisis fundamental

a. Analisis Teknikal

Analisis teknikal dilakukan untuk saham-saham individual ataupun untuk kondisi pasar secara keseluruhan. Analisis teknikal menggunakan grafik maupun indikator teknis seperti harga dan volume perdagangan (Husnan, 2009:307). Analisis teknikal ini digunakan untuk menganalisis saham jangka pendek yang mana investor mengharapkan keuntungan dari kenaikan harga saham melalui telaah data pasar masa lalu. Analisis teknikal secara umum memfokuskan perhatian pada chart dari harga pasar sekuritas. Dalam Dow Theory dinyatakan bahwa pergerakan harga sekuritas dibedakan dalam tiga

(38)

komponen yaitu fluktuasi harian (daily fluctuation), pergerakan secara bulanan (secondary movement), dan primary trend. Pergerakan harga saham juga dipengaruhi oleh faktor ekonomi, politik dan keuangan suatu Negara (Claude, 1996:29-45).

Jadi analisis teknikal ini hanya menilai perusahaan dengan melihat harga saham di pasaran saja tanpa menganalisis melalui kinerja perusahaan dan analisis ini digunakan pada investasi jangka pendek yang hanya mengharapkan Capital gain saja tanpa menanggung resiko yang akan di hadapinya sehingga keputusan yang diambilnya berdasarkan pada pergerakan harga saham saja tanpa melihat kondisi saham yang sebenarnya.

b. Analisis Fundamental

Analisis fundamental merupakan salah satu cara melakukan penilaian dengan mempelajari atau mengamati berbagai indikator terkait kondisi makro ekonomi dan kondisi industri suatu perusahaan, termasuk berbagai indikator keuangan dan manajemen perusahaan (Tjiptono, 2006:189).

Menurut Martalena (2011:21) analisis fundamental adalah analisis yang mempraktikan harga saham di masa yang akan datang dengan mengestimasi nilai faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham dimasa yang akan datang dan menerapkan hubungan variabel-variabel tersebut.

Sedangkan menurut Kodrat (2010) menyatakan bahwa Analisis fundamental setiap instrumen investasi mempunyai landasan yang kuat yaitu nilai intrinsik yang dapat ditentukan melalui suatu analisis yang sangat hati-hati terhadap kondisi pada saat sekarang dan prospeknya di masa yang akan datang. Ide dasar pendekatan ini adalah bahwa harga saham dipengaruhi oleh fundamental ekonomi suatu perusahaan. Analisis ini menitikberatkan pada rasio finansial dan kejadian yang secara langsung mempengaruhi kinerja perusahaan.

(39)

Analisis fundamental menggunakan data yang berasal dari keuangan perusahaan, misalnya laba, dividen yang dibayar, penjualan dan lain-lain.

Dalam melakukan analisis secara fundamental dengan menganalisis perusahaan investor dapat memilih perusahaan yang layak untuk dijadikan alternatif investasi, memilih saham perusahaan yang harga pasarnya lebih rendah dari nilai intrinsik sehingga layak dibeli, dan memilih saham perusahaan yang harga pasarnya lebih tinggi dari nilai intrinsik sehingga menguntungkan untuk dijual. Sebelum memilih perusahaan untuk dijadikan alternatif investasi, investor harus cermat dalam memilih perusahaan sebab belum tentu semua saham dari perusahaan yang tergolong sebagai perusahaan besar selalu merupakan alternatif investasi yang baik.Untuk mengetahui saham suatu perusahaan layak dijadikan pilihan investasi, maka investor harus melakukan analisis terhadap perusahaan terlebih dahulu (Tandelilin, 2010:363).

Berdasarkan penyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa analisis fundamental merupakan analisis yang berhubungan langsung dengan kondisi perusahaan serta analisis ini mencoba memperkirakan harga saham dimasa yang akan datang dengan mengestimasi nilai instrinsik dari faktor fundamental yang mempengaruhinya sehingga calon investor dan investor akan mengetahui bagaimana kinerja dari suatu perusahaan yang akan dijadikan wadah untuk berinvestasi dan para investor juga dapat mengambil keputusan apakah akan tetap berinvestasi atau tidak pada suatu perusahaan atau dengan analisis ini investor juga dapat mengetahui apakah harga saham perusahaan Overvalued atau Undervalued, dan dengan itu investor akan dapat mengambil keputusan apakah akan menjual atau membeli saham untuk mengurangi resiko yang akan dihadapinya pada masa yang akan datang.

(40)

6. Faktor Fundamental Saham

Investasi yang dilakukan para investor diasumsikan selalu didasarkan pada pertimbangan yang rasional sehingga berbagai jenis informasi diperlukan untuk pengambilan keputusan investasi. Secara garis besar informasi yang diperlukan investor terdiri dari informasi yang bersifat fundamental dan informasi teknikal.

Analisis fundamental ini merupakan upaya memperkirakan harga saham dimasa yang akan datang dengan mengestimasi nilai faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham dimasa yang akan datang dan menerapkan hubungan variabel-variabel tersebut dengan taksiran harga saham. Faktor fundamental menurut Takarini dan Hendrarini (2011:93) meliputi:

a. Kemampuan manajemen perusahaan b. Prospek perusahaan

c. Prospek pemasaran d. Perkembangan teknologi e. Profitabilitas

f. Manfaat terhadap perekonomian nasional g. Kebijakan pemerintah

h. Hak-hak investor atas dana yang diinvestasikan dalam perusahaan. Analisis ini sering disebut dengan company analisis. Didalam analisis ini menyangkut analisis kekuatan dan kelemahan dari perusahaan tentang kegiatan operasional dan prospek perusahaan kedepannya. Dalam membuat peramalan harga saham, langkah terpenting adalah mengidentifikasi faktor-faktor fundamental (pertumbuhan penjualan, biaya, kebijakan deviden, dan lain-lain) yang mempengaruhi harga saham dimasa yang akan datang dan menetapkan hubungan faktor tersebut, sehingga memperoleh taksiran harga saham. Dalam menganalisis faktor-faktor fundamental investor akan menilai perusahaan dari kinerja perusahaan tersebut yang tercermin dari laporan keuangan perusahaan melalui rasio keuangan.

(41)

Jadi nilai teoritis ini dalam praktiknya sering berbeda dengan nilai aktual seperti halnya dengan harapan yang tidak selalu menjadi kenyataan. Implikasi yang dapat dijelaskan antara nilai intrinsik dengan harga saham pada saat ini (current market price) adalah (Jogiyanto, 2003:67):

a. Jika nilai intrinsik lebih besar daripada harga pasar saat ini, maka saham tersebut adalah undervalued dan sebaliknya dibeli atau tetap disimpan / ditahan jika dimiliki.

b. Jika nilai intrinsik lebih kecil daripada harga saham saat ini, maka saham tersebut overvalued dan sebaiknya dihindari, dijual bila dimiliki.

c. Jika nilai intrinsik sama dengan harga pasar saham saat ini berarti terjadi keseimbangan dimana saham tersebut mempunyai nilai yang wajar (correctly valued). Dengan analisis fundamental yang mendalam dan menyeluruh atas kondisi suatu perusahaan yang emiten, investor akan memilih mana saham yang dinilai rendah dan mana saham yang dinilai terlalu tinggi.

Dalam menganalis saham menggunakan analisis fundamental ada beberapa rasio keungan yang dapat digunakannya dalam menilai kondisi keuangan atau saham perusahaan tersebut seperti Rasio nilai pasar, Rasio profitabilitas, dan Rasio solvabilitas, dalam penelitian ini penulis hanya mengambil beberapa rasio yang dapat mengambarkan kondisi perusahaan yaitu Earning per Share, Price Earning Ratio, Return on Equity dan Debt to Equity ratio.

7. Earning Per Share

a. Pengertian Earning Per Share (EPS)

Menurut Novrivul (2008:27) Earning Per Share adalah rasio untuk menentukan pendapatan yang diperoleh selama satu periode untuk setiap lembaran saham biasa yang beredar. Earning Per Share (EPS) yang tinggi merupakan suatu daya tarik bagi investor atau calon investor, semakin tinggi Earning Per Share maka kemampuan

(42)

perusahaan untuk memberikan pendapatan kepada pemegang sahamnya semakin tinggi

Menurut Brigham (2010) Earning Per Share adalah

earning per share is generally of interest to present or prospective stockholder and management. As we noted earlier, earning per share represents the number of dollars earned during the period on behalf Artinya, laba perusahaan per saham pada umumnya menarik bagi para pemegang saham dan manajemen seperi yang disebutkan sebelumnya, earning per share merupakan jumlah dolar yang diperoleh selama periode berjalan atas nama masing-masing saham terhutang saham biasa yang beredar. Perusahaan yang menghasilkan earning yang tinggi tentu saja akan lebih disukai oleh para investor karena hal ini menunjukkan besarnya bagian keuntungan yang akan diterima oleh para pemegang saham. Namun, investor juga harus mengetahui apakah pemaksimuman laba per saham akan selalu memaksimumkan kesejahteraan pemegang saham atau apakah terdapat faktor-faktor lain yang harus dipertimbangkan juga.

Earning Per Share (EPS) merupakan Rasio yang menunjukkan bagian dari laba pada setiap lembar saham dimana EPS menunjukkan salah satu keberhasilan dari suatu kinerja perusahaan, ketika angka Earning Per Share(EPS) suatu perusahaan mengalami kenaikan maka dapat dikatakan perusahaan tersebut memiliki prospek yang baik yang dapat menaikkan harga saham di pasaran dan sebaliknya jika angka saham kecil atau mengalami penurunan maka akan kecilnya para investor dalam menerima deviden sehingga cenderung akan menurunkan harga saham di pasar saham (Tjiptono, 2006:36). Komponen penting pertama yang harus diperhatikan dalam analisis perusahaan adalah laba per lembar saham (Earning Per Share). Informasi EPS suatu perusahaan menunjukkan besarnya laba bersih perusahaan yang siap dibagikan bagi semua pemegang saham

(43)

perusahaan. Besarnya EPS suatu perusahaan bisa diketahui dari informasi laporan keuangan perusahaan. Meskipun tidak semua perusahaan mencantumkan EPS perusahaan bersangkutan dalam laporan keuangannya, besarnya EPS dapat dihitung berdasarkan laporan neraca dan laporan laba rugi perusahaan (Tandelilin, 2001:241).

Rumus :

Earning pe share(Rp) =

Dari rumus tersebut dapat dikatakan bahwa EPS adalah suatu ukuran kinerja saham yang didasarkan pada perbandingan laba yang diterima dengan jumlah saham yang beredar di pasar sehingga harga ditemukan laba yang dimiliki investor per lembar sahamnya.

Penggunaan Earning Per Share menurut Hanafi (2003:191) dapat digunakan dalam beberapa analisis yaitu pertama, Earning Per Share digunakan untuk menganalisis profitabilitas suatu saham oleh para analis surat berharga, karena Earning Per Share mudah dihubungkan dengan harga pasar suatu saham dan menghasilkan rasio price earning. Kedua, Earning Per Share dapat digunakan untuk analisis keuangan karena Earning Per Share mengandung informasi manfaat daam membuat prediksi mengenai deviden dan harga saham di masa yang akan datang serta sebagai ukuran koefisien suatu perusahaan.

Adapun kelebihan dan kelemahan dari rasio Earning Per Share adalah kelebihannya karena rasio ini mudah digunakan untuk menganalisis saham misalnya, untuk menentukan harga yang wajar untuk suatu saham, sedangkan kelemahan dari rasio ini yaitu sering di kritik tidak mencerminkan ukuran profitabilitas perusahaan, EPS tudak memperhitungkan aset perusahaan yang digunakannya untuk menghasilkan Earning Per Share serta rasio ini juga dinilai kurang konsisten untuk ukuran profitabilitas (Tadellin, 2010:366).

Menurut Priatinah (2012:54) faktor yang menyebabkan naik turunnya Earning Per Share adalah pada keaadaan:

(44)

1) Laba bersih yang meningkat dan jumlah lembar saham tetap. 2) Laba bersih tetap dan lembar saham turun.

3) Laba bersih naik dan lembar saham turun.

4) Persentase kenaikan laba bersih lebih besar dibandingkan persentase kenaikan jumlah lembar saham.

5) Persentase penurunan jumlah lembar saham besar dibandingkan persentase penurunan laba bersih.

b. Hubungan EPS dengan Harga saham

Menurut Maradesa (2007) informasi EPS perusahaan ini terdapat didalam laporan keuangan perusahaan yang telah dipublikasikan yang merupakan hal utama yang diperhatikan oleh investor dalam membuat suatu keputusan investasi, sehingga hal ini akan mempengaruhi permintaan atas saham perusahaan yang bersangkutan, dimana pada akhirnya akan berpengaruh terhadap harga saham perusahaan tersebut, apabila investor menganggap bahwa nilai EPS perusahaan cukup baik dan akan menghasilkan return yang seimbang dengan resiko yang ditanggungnya, maka permintaan akan saham tersebut akan semakin diminati oleh investor.

Dari penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa informasi EPS akan mempengaruhi kepercayaan investor terhadap perusahaan tersebut, karena informasi EPS ini mencerminkan bagaimana kinerja suatu perusahaan dalam memaksimalkan laba per lembar saham yang dimiliki oleh pemegang saham perusahaan. Dimana semakin tingginya nilai EPS maka akan mendorong investor untuk menanamkan dana yang dimilikinya untuk tujuan mendapatkan capital gain, serta akan meningkatnya jumlah permintaan terhadap saham yang berpengaruh terhadap harga saham yang beredar di pasar. Sehingga dapat disimpulkan bahwa EPS memiliki hubungan yang positif terhadap harga saham di pasaran.

Hal ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Yuliani & Supriadi (2014) bahwa Earning per Share mempunyai pengaruh yang besar dan signifikan secara parsial terhadap harga saham.

(45)

8. Price Earning Ratio

a. Pengertian Price Earning ratio

Price Earning Ratio adalah rasio yang menunjukkan perbandingan antara harga saham di pasar atau harga perdana yang ditawarkan dibandingkan dengan pendapatan yang diterima (Sofyan, 2013:311). Investor akan menghitung berapa kali (multiplier) nilai earning yang tercermin dalam harga suatu saham. Sedangkan menurut Novrivul (2008:27) menyatakan Price Earning Ratio dimaksudkan untuk menentukan multiplier dari harga pasar saham biasa terhadap Earning pershare.juga untuk memperhitungkan kapitalisasi dari Earning pershare terhadap harga saham biasa. Rasio ini sangat dibutuhkan oleh investor dalam analisis kelayakan harga nilai saham yang akan dibelinya.

Menurut Tandelilin (2010:320) variabel-variabel yang mempengaruhi Price Earning Ratio atau disebut juga faktor-faktor Multiplier Earning adalah sebagai berikut :

1) Ratio pembayaran dividen (Devidend Payout Ratio /DPR).

2) Tingkat return yang disyaratkan investor dari saham bersangkutan.

3) Tingkat pertumbuhan dividen yang diharapkan dari saham tersebut.

Price Earning Ratio dipengaruhi oleh harga saham dan laba per saham dan laba per saham, Price Earning Ratio ini merupakan suatu rasio yang menggambarkan kesediaan investor membayar suatu jumlah tertentu untuk setiap rupiah perolehan laba perusahaan. Menurut Frank J. Fabozzi (1999), beberapa pendapat dari para ekonom mengenai pengertian dari Price Earning Ratio sebagai berikut:

1) Price Earning Ratio adalah perbandingan harga per lembar saham (aktual) terhadap pendapatan perusahaan (aktual) dan memperkirakan atau memprediksi terhadap tingkat diskonto yang

(46)

telah disesuaikan, tingkat pertumbuhan deviden tunai per saham, earning per sharedan rasio pembagian deviden.

2) Price Earning Ratio diperoleh dari harga pasar biasa dibagi dengan earning per share dari saham biasa. Semakin tinggi Price Earning Ratio naka kinerja perusahaan diindikasi semakin baik, namun sebaliknya semakin kecil nilai Price Earning Ratio maka semakin rendah pula pertumbuhan harga saham, hal ini mengindikasikan kinerja perusahaan semakin kurang baik.

Rasio PER banyak digunakan oleh para analis pasar modal untuk melihat kinerja suatu emiten sebagaimana yang diharapkan investor, dengan demikian PER juga merupakan harapan dari investor. Price Earning Ratio dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Price Earning Ratio =

Berdasarkan rumus, menurut Sunariyah (2011) ada beberapa hal yang mempengaruhi kenaikan dan penurunan Price Earning Ratio. Kenaikan Price Earning Ratio dapat disebabkan oleh :

1) Harga saham naik dan laba per lembar saham tetap 2) Harga saham tetap dan laba per lembar saham naik 3) Harga saham naik dan laba per lembar saham turun

4) Persentase kenaikan harga saham lebih besar dari persentase penurunan laba per lembar saham

5) Persentase kenaikan laba per lembar saham lebih besar dari persentase kenaikan harga saham

Sehingga Price Earning Ratio dipandang oleh para investor sebagai ukuran kekuatan perusahaan untuk memperoleh laba dimasa yang akan datang (future earning Power). perusahaan yang mempunyai kesempatan tumbuh yang besar biasanya mempunyai

Gambar

Tabel 4.4 Uji Autokorelasi Model Summary b Model R R  Square Adjusted  RSquare Std. Error  of theEstimate Durbin-Watson 1 .921 a .849 .835 .61596 2.095 a
Gambar 4.1 Uji Heterokedastisitas
Tabel 4.8 Hasil Uji F

Referensi

Dokumen terkait

Pada tahun 2015 rasio likuiditas dengan menggunakan cash ratio diatas maka dapat dilihat, bahwa kinerja perusahaan PT Eagle High Plantation Tbk pada tahun 2015 setelah

Jurusan Manajemen Pendidikan Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Batusangkar Tahun 2019. Dalam menghadapi segala urusan

digunakan untuk menjelaskan kekuatan dan kelemahan keuangan perusahaan serta mempunyai kekuatan untuk memprediksi harga atau return saham di pasar modal, seperti rasio probabilitas

3717058, Program Studi Manajemen Bisnis Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi dengan judul “Analisis Upaya

Pernyataan-pernyataan tersebut juga didukung dan diperkuat oleh hasil wawancara dengan Bapak Akhirman yang memberikan pernyataan yang sama yakni, “Saya rasa memang

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh beban kerja dan stress kerja terhadap kinerja perawat di Unit Pelayanan Rawat Inap RSU Andi Makkasau Kota

Setelah melihat permasalahan / kelemahan yang terjadi pada sistem yang sedang berjalan pada Toko Blora, maka dapat disimpulkan bahwa permasalahan saat ini dikarenakan

Pada siklus pertama ini peneliti setelah menerapkan pendekatan yang ditawarkan, yaitu pendekatan behavior dalam konseling kelompok ditemukan hasil sebagai berikut;