Pusdiklat Spimnas 2011

DINAMIKA PERKEMBANGAN SISTEM

KELEMBAGAAN NEGARA DAN

PEMERINTAHAN

SUNARNO

KELEMBAGAAN NEGARA DAN

PEMERINTAH



DINAMIKA KELEMBAGAAN NEGARA DAN

PEMERINTAH TIDAK BISA DILEPASKAN DARI

AMANDEMEN UUD 1945



AMANDEMEN

TELAH

MENGHAPUS,

MEMBENTUK

LEMBAGA BARU, DAN

MENATA

KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI DAN POLA

HUBUNGAN ANTAR LEMBAGA

TUNTUTAN AMANDEMEN

 ADANYA TUNTUTAN KEHIDUPAN NEGARA DAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN YANG LEBIH DEMOKRATIS.

 KEINGINAN MENATA ULANG KEKDUDUKAN LEMBAGA-LEMBAGA NEGARA AGAR TERCIPTA PRINSIP “CHECKS AND BALANCES.”

PRINSIP/DASAR PERUBAHAN

 TIDAK MENGUBAH PEMBUKAAN UUD

1945

 TETAP MEMPERTAHANKAN NKRI

 MEMPERTEGAS SISTEM PRESIDENSIIL  PENJELASAN DITIADAKAN

 PERUBAHAN DILAKUKAN DENGAN CARA

ADENDUM

POKOK-POKOK PERUBAHAN UUD 1945



MEREDUKSI KEWENANGAN MPR.



TIDAK MENGENAL LAGI LEMBAGA NEGARA TERTINGGI DAN

TINGGI NEGARA.

KEDUDUKAN LEMBAGA NEGARA DILIHAT

DARI FUNGSI DAN KEWENANAGAN YANG DIBERIKAN UUD

.



ADANYA PRINSIP “CHECKS AND BALANCES” DALAM

MENATA HUBUNGAN ANTAR LEMBAGA NEGARA.



PEMBATASAN KEKUASAAN PRESIDEN DAN SEKALIGUS

PENGUATAN FUNGSI DPR.



PENGUATAN SISTEM PRESIDENTIL.



MEMBENTUK MAHKAMAH KONSTITUSI YANG DIBERI

KEWENANGAN MENGUJI UNDANG-UNDANG. (PRINSIP

KONSTITUSIONALISME)



PEMBENTUKAN DPD

PRESIDEN



PRESIDEN MEMEGANG KEKUASAAN PEMERINTAHAN

MENURUT UUD



PRESIDEN DAN WK. PRESIDEN DIPILIH DALAM SATU

PASANG SECARA LANGSUNG OLEH RAKYAT.



PRESIDEN DAN WK. PRESIDEN MEMEGANG JABATAN

SELAMA 5 TAHUN, DAN SESUDAHNYA DAPAT DIPILIH

KEMBALI HANYA UNTUK SATU KALI MASA JABATAN.



PRESIDEN

DIBANTU OLEH MENTERI NEGARA



MENTERI DIANGKAT DAN DIBERHENTIKAN OLEH

PRESIDEN



SETIAP MENTERI MEBIDANGI URUSAN TERTENTU DALAM

PEMERINTAHAN



PEMBENTUKAN, PENGUBAHAN, DAN PEMBUBARAN

KEMENTERINAN NEGARA

DIATUR DALAM

UNDANG-UNDANG

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT



MEMEGANG KEKUASAAN MEMBENTUK UNDANG. SETIAP

RUU

HARUS MENDAPAT PERSETUJUAN BERSAMA ANTARA

DPR DAN PRESIDEN



DPR MEMILIKI FUNGSI LEGISLASI, FUNGSI ANGGARAN

DAN FUNGSI PENGAWASAN



DPR MEMPUNYAI HAK INTERPELASI, HAK ANGKET DAN

HAK MENYATAKAN PENDAPAT

PENGATURAN KELEMBAGAAN PEMERINTAH



KEMENTERIAN NEGARA

 PERPRES NO. 9 TAHUN 2005 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS,

FUNGSI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN NEGARA RI DAN PERPRES 31 TAHUN 2005 TENTANG SEKRETARIAT NEGARA DAN SEKRETARIAT KABINET. (KABINET INDONESIA BERSATU JILID 1)

 PERPRES NOMER 47 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN DAN

ORGANISASI KEMENTERIAN (KABINET INDONESIA BERSATU JILID 2)



LEMBAGA PEMERINTAH NON DEPARTEMEN

 KEPRES 103 TAHUN 2001, DAN BERBAGAI PERUBAHANNYA  JUMLAH 28

 PIMPINAN LPND ADALAH JABATAN NEGERI. DALAM HAL

TERTENTU DAPAT DIISI OLEH NON PNS

 KEDUDUKAN, BERADA DI BAWAH DAN BERTANGGUNG JAWAB

KEPADA PRESIDEN DAN DI KOORDINASIKAN OLEH MENTERI TERKAIT

 MELAKSANAKAN “ TUGAS PEMERINTAHAN “ TERTENTU DARI

PENGATURAN KELEMBAGAAN PEMERINTAH

LANJUTAN…

•

LEMBAGA NON STRUKTURAL

 DASAR HUKUM BERBAGAI PERATURAN PERUNDANGAN  JUMLAH 80 (DATA S/D MARET 2010)

 MELAKSANAKAN TUGAS TERTENTU SESUAI PERINTAH PERATURAN

PERUNDANGAN

•

KESEKRETARIATAN LEMBAGA NEGARA

 SEKRETARIAT MAHKAMAH AGUNG  SEKRETARIAT JENDERAL MPR  SEKRETARIAT JENDERAL DPR  SEKRETARIAT JENDERAL DPD  SEKRETARIAT JENDERAL BPK

 SEKRETARIAT JENDERAL MAHKAMAH KONSTITUSI  SEKRETARIAT JENDERAL KOMISI YUDISIAL

•

LEMBAGA-LEMBAGA LAIN

 KEJAKSAAN AGUNG RI

 SEKRETARIAT KABINET DLL

NAMA KABINET JUMLAH CATATAN

KABNET PEMBANGUNAN VII

(KEPPRES 62/M TAHUN 1988) 34 1. 4 MENKO2. 20 DEPARTEMEN 3. 10 MENEG

KABINET REFORMASI

(KEPPRES 122/M TAHUN 1988) 36 1. 4 MENKO2. 20 DEPARTEMEN 3. 12 MENEG

KABINET PERSATUAN NASIONAL

(KEPPRES 234/M TAHUN 2000) 26 1. 2 MENKO2. 16 DEPARTEMEN 3. 5 MENEG

4. 3 MENTERI MUDA

5. DEP. PENERANG DAN SOSIAL DIHAPUS

6. SEKNEG BUKAN JABATAN MENTERI

KABINET GOTONG ROYONG

(KEPPRES 228/M TAHUN 2001) 34 1. 3 MENKO2. 18DEPARTEMEN 3. 10 MENEG

4. JAGUNG, PANGLIMA TNI DAN KA. BAKIN

KABINET INDONESIA BERSATU

(KEPPRES 187/M TAHUN 2004) 36 1. 3 MENKO2. MENTERI SEKRETARIS NEGARA 3. 20 DEPARTEMEN

4. 10 MENEG

5. JAGUNG, SEKRETARIS KABINET

6. DEPERINDAG DI PECAH MENJADI DUA 7. MENEG BUDPAR MENJADI DEPARTEMEN 8. MENEG KOMUNIKASI DAN INFORMASI

MENJADI DEPARTEMEN

JUMLAH KEMENTERIAN

A. DARI ASPEK TUGAS DAN KEWENANGAN

1. LPND YANG MEMPUNYAI TUGAS MELAKSANAKAN URUSAN PEMERINTAHAN (FUNGSI REGULASI) SEPERTI BPOM, BPN DAN BAPETEN

2. LPND YANG MENDUKUNG PELAKSANAAN TUGAS PEME-RINTAHAN SEPERTI : LIPI, BPPT, DLL.

B. DARI KEDUDUKAN

1. LPND YANG BERTANGGUNG JAWAB LANGSUNG KEPADA

PRESIDEN DAN TIDAK DIKOORDINASIKAN OLEH MENTERI TERTENTU SEPERTI : BIN,LEMHANAS, BPN, DAN BKPM 2. LPND YANG BERTANGGUNG JAWAB LANGSUNG KEPADA

PRESIDEN DAN DALAM PELAKSANAAN SEHARI-HARI DI-KOORDINASIKAN OLEH MENTERI

C. DASAR HUKUM

UNDANG-UNDANG ; PERATURAN PEMERINTAH ; PERATURAN PRESIDEN

PENGELOMPOKAN LPND

PERBANDINGAN KELEMBAGAAN PEMERINTAH

DI AMERIKA SERIKAT

1. THE EXECUTIVE OFFICE OF THE PRESIDENT, 10

2.

CABINET-LEVEL OF DEPARTMENTS, 15

3.

INDEPENDENT AGENCIES, LEBIH 200

4. GOVERNMENT CORPORATIONS

5. INTERGOVERNMENTAL AGENCIES

L

O

C

A

L

Federal State County Municipal Towns School

Districts Special Districts Total Number of Govern ment Employe es (1997) 1 50 3.043 19.372 16.629 13.726 34.683 87.504 Number of Civilian Employe es (1995) 2.895. 000 4.719.000 11.906.000 19.521.000 Percent of Total 15 24 61 100

NUMBER AND TYPE OF GOVERNMENT AND EMPLOYEES

IN THE UNITED STATES

CABINET MEMBERS

(GEORGE W. BUSH DAN BARRACK OBAMA)

1. SECRETARY OF STATE

2. SECRETARY OF THE TREASURY 3. SECRETARY OF DEFENSE

4. ATTORNEY GENERAL, PIMPINAN DEPARTMENT OF JUSTICE

5. SECRETARY OF THE INTERIOR 6. SECRETARY OF AGRICULTURE 7. SECRETARY OF COMMERCE 8. SECRETARY OF LABOR

9. SECRETARY OF HEALTH AND HUMAN SERVICES

10. SECRETARY OF HOUSING AND URBAN DEVELOPMENT 11. SECRETARY OF TRANSPORTATION

12. SECRETARY OF ENERGY

13. SECRETARY OF EDUCATION

14. SECRETARY OF VETERANS AFFAIRS ( BARU DI BENTUK PADA ERA

G.H.W BUSH)

15. SECRETARY OF HOMELAND SECURITY ( BARU DIBENTUK PADA ERA

G.W. BUSH)

PERTIMBANGAN DALAM PEMBENTUKAN

KABINET DI AMERIKA



MEMBALAS JASA PENDUKUNG UTAMA PRESIDEN



MEMBANGUN

DUKUNGAN

KELOMPOK

YANG

SEBELUMNYA TIDAK MENDUKUNG ATAU BAHKAN

MANTAN LAWAN POLITIKNYA



MEMBANGUN DUKUNGAN KONGRES



MEMPERKUAT

JEJARING

DUKUNGAN

DARI

KELOMPOK KUNCI ( KEY RACIAL GROUPS)



MENGKONSOLIDASI

LINGKARAN

DALAM

TIM

KEPRESIDENAN

INDEPENDENT AGENCIES



INDEPENDENT EXECUTIVE AGENCIES

 PEMBENTUKAN : MELALUI PERSETUJUAN BERSAMA PRESIDEN

DAN KONGRES.

 CONTOH, CIA, NATIONAL SCIENCE FOUNDATION DAN

ENVIRONMENTAL PROTECTION AGENCY. 

INDEPENDENT REGULATORY AGENCIES

 PEMBENTUKAN : KONGRES

 TUGAS : MENANGANI MASALAH YANG KOMPLEKS DAN

YANG BERKAITAN DENGAN FUNGSI REGULASI TEHNIS

 FUNGSI : LEGISLATIF, EKSEKUTIF DAN YUDIKATIF  KELEMBAGAAN : KOMISI, PIMPINAN KOLEGIAL,

 CONTOH, FEDERAL TRADE COMMISSION, FEDERAL

COMMUNICATIONS COMMISSION DAN FEDERAL ELECTION COMMISSION.

KEMENTERIAN NEGARA

(UNDANG-UNDANG 39/2008)



KEMENTERIAN MEMPUNYAI TUGAS MENYELENGGARAKAN

URUSAN TERTENTU DALAM PEMERINTAHAN UNTUK

MEMBANTU PRESIDEN DALAM MENYELENGGARAKAN

PEMERINTAHAN



JENIS KEMENTERIAN

• TIPE 1 : KEMENTERIAN WAJIB

• TIPE 2 ; RUANG LINGKUPNYA DISEBUTKAN DALAM UUD 1945

• TIPE 3 : DALAM RANGKA PENAJAMAN, KOORDINASI DAN SINKRONISASI



PRESIDEN DAPAT MEMBENTUK

KEMENTERIAN KOORDINASI

.



PRESIDEN DAPAT MENGANGKAT

WAKIL MENTERI

YANG MERUPAKAN

JABATAN KARIR



JUMLAH KEMENTERIAN

PALING BANYAK 34

KEMENTERIAN NEGARA

(UNDANG-UNDANG 39/2008)

Lanjutan …



PERTIMBANGAN PEMBENTUKAN KEMENTERIAN

 EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS

 CAKUPAN TUGAS DAN PROPORSIONALITAS BEBAN TUGAS

 KESINAMBUNGAN, KESERASIAN , DAN KETERPADUAN PELAKSANAAN TUGAS

DAN/ATAU

 PERKEMBANGAN LINGKUNGAN GLOBAL



PEMBENTUKAN

 KEMENTERIAN DI BENTUK PALING LAMA 14 HARI SEJAK PRESIDEN

MENGUCAPKAN SUMPAH/JANJI



HUBUNGAN FUNGSIONAL DENGAN LPNKEMENTERIAN (LPNK)

LPNK BERKEDUDUKAN DIBAWAH PRESIDEN DAN BERTANGGUNG JAWAB KEPADA PRESIDEN MELALUI MENTERI YANG MENGKOORDINASIKAN

KEMENTERIAN TIPE 1

Pasal 12

Presiden membentuk

Kementerian

luar negeri, dalam negeri dan

pertahanan

sebagaimana dimaksud

dalam UUD RI Tahun 1945

Pasal 17

Kementerian sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 12

tidak dapat diubah

oleh Presiden

KEMENTERIAN TIPE 2

(Pasal 5 Ayat 2)

1.

AGAMA

2.

HUKUM

3.

KEUANGAN

4.

KEAMANAN

5.

HAK ASASI MANUSIA

6.

PENDIDIKAN

7.

KEBUDAYAAN

8.

KESEHATAN

9.

SOSIAL

10.

KETENAGAKERJAAN

11.

INDUSTRI

12.

PERDAGANGAN

13.

PERTAMBANGAN

14.

ENERGI

15.

PEKERJAAN UMUM

16.

TRANSMIGRASI

17.

TRANSPORTASI

18.

INFORMASI

19.

KOMUNIKASI

20.

PERTANIAN

21.

PERKEBUNAN

22.

KEHUTANAN

23.

PETERNAKAN

24.

KELAUTAN

25.

PERIKANAN

© Pusdiklat Spimnas 2011

KEMENTERIAN TIPE 3

(Pasal 5 Ayat 3)

1. PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL 2. APARATUR NEGARA

3. KESEKRETARIATAN NEGARA 4. BADAN USAHA MILIK NEGARA

5. PERTANAHAN 6. KEPENDUDUKAN 7. LINGKUNGAN HIDUP 8. ILMU PENGETAHUAN 9. TEHNOLOGI 10. INVESTASI 11. KOPERASI

12. USAHA KECIL DAN MENENGAH

13. PARIWISATA

14. PEMBERDAYAAN PEREMPUAN 15. PEMUDA

16. OLAHRAGA 17. PERUMAHAN

18. PEMBANGUNAN KAWASAN ATAU DAERAH TERTINGGAL

PASAL 6

TIDAK SETIAP URUSAN DIBENTUK

DALAM SATU KEMENTERIAN

TERSENDIRI

FUNGSI KEMENTERIAN

TIPE 1

TIPE 2

TIPE 3

PERUMUSAN, PENETAPAN DAN

PELAKSANAAN KEBIJAKAN PERUMUSAN, PENETAPAN DAN PELAKSANAAN KEBIJAKAN PERUMUSAN, DAN PENETAPANKEBIJAKAN PENGELOLAAN BARANG

MILIK/KEKAYAAN NEGARA YANG MENJADI TANGGUNG JAWABNYA

PENGELOLAAN BARANG MILIK/KEKAYAAN NEGARA YANG MENJADI TANGGUNG JAWABNYA KORDINASI DAN SINKRONISASI PELAKSANAAN KEBIJAKAN PENGAWASAN ATAS PELAKSANAAN TUGAS DI BADANGNYA PENGAWASAN ATAS PELAKSANAAN TUGAS DI BADANGNYA PENGELOLAAN BARANG MILIK/KEKAYAAN NEGARA YANG MENJADI TANGGUNG JAWABNYA

PELAKSAANKEGIATAN TEHNIS

DARI PUSAT SAMPAI DAERAH PELAKSAANTEHNIS DAN SUPERVISI ATASBIMBINGAN PELAKSANAAN URUSAN KEMENTERIAN DI DAERAH PENGAWASAN ATAS PELAKSANAAN TUGAS DI BIDANGNYA PELAKSAAN KEGIATAN TEHNIS YANG BERSKALA NASIONAL

SUSUNAN ORGANISASI TIPE 1 TIPE 2 TIPE 3

PIMPINAN MENTERI MENTERI MENTERI

PEMBANTU PIMPINAN SKRETARIAT

JENDERAL SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIANSEKRETARIAT PELAKSANA DIREKTORAT

JENDERAL DIREKTORAT JENDERAL DEPUTI PENGAWAS INSPEKTORAT

JENDERAL INSPEKTORAT JENDERAL INSPEKTORAT

PENDUKUNG BADAN

DAN/ATAU PUSAT

BADAN DAN/ATAU PUSAT

--PELAKSANA TUGAS POKOK DI DAERAH ATAU PERWAKILAN LN SESUAI DENGAN PERATURAN PERUNDANGAN KHUSUS UNTUK KEMENENTERIAN AGAMA, HUKUM,KEUANGAN DAN KEAMANAN TIDAK MEMILIKI

SUSUNAN ORGANISASI KEMENTERIAN

Ketentuan lebih lanjut mengenai tugas, fungsi dan susunan organisasi Kementerian diatur dengan Peraturan Presiden

(Perpres 47 Tahun 2009)

BEBERAPA ISSUES PENTING DI

BIDANG KELEMBAGAAN

•

KEAMANAN

•

PARIWISATA

•

KEPENDUDUKAN

•

INVESTASI

•

PERTANAHAN

•

STAF AHLI

•

STAF KHUSUS

© Pusdiklat Spimnas 2011

SUSUNAN ORGANISASI DEPARTEMEN

(Keppres 44 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok

Organisasi Departemen)

Pasal 4.

Organisasi Departemen terdiri dari:

a. Unsur Pimpinan : Menteri

b. Unsur Pembantu Pimpinan: Sekretariat Jenderal

c. Unsur Pelaksana : Direktorat Jenderal

d. Unsur Pengawasan : Inspektorat Jenderal

Pasal 22.

(1) Presiden dapat membentuk suatu Badan atau

Pusat dilingkungan Departemen…

Pasal 24

(1) Apabila dipandang perlu,

Menteri dapat dibantu

oleh Staf Ahli …

PENGUBAHAN DAN PEMBUBARAN

KEMENTERIAN



KEMENTERIAN TIPE 1 ( LUAR NEGERI, DALAM NEGERI, DAN

PERTAHANAN

) TIDAK DAPAT DIUBAH

,

DAN DIBUBARKAN

OLEH

PRESIDEN



KEMENTERIAN TIPE 2 DAN TIPE

3 DAPAT DIUBAH , DAN

DIBUBARKAN

OLEH PRESIDEN

DENGAN PERTIMBANGAN DPR

 PERTIMBANGAN DPR PALING LAMA 7 HARI SEJAK MENERIMA SURAT DARI

PRESIDEN

 APABILA DALAM WAKTU 7 HARI DPR BELUM MENYAMPAIKAN PERTIMBANGAN, DPR

DIANGGAP SUDAH MEMBERIKAN PERTIMBANGAN

 KHUSUS KEMENTERIAN YANG MENANGANI URUSAN AGAMA, HUKUM,

KEUANGAN DAN KEAMANAN PEMBUBARAN HARUS DENGAN PERSETUJUAN DPR

KETERKAITAN ANTARA MANAJEMEN SDM,

KELEMBAGAAN DAN KUALITAS SDM

MANAJEMEN SDM

KELEMBAGAAN KUALITAS_SDM

KONDISI KELEMBAGAAN PEMERINTAH



KECENDERUNGAN

MEMBENTUK ORGANISAI

DALAM

MENYELESAIKAN SETIAP MASALAH



KECENDERUNGAN UNTUK

MEMPERBESAR ORGANISASI



TUMPANG TINDIH/BENTURAN KEWENANGAN



MENGUTAMAKAN

JABATAN STRUKTURAL



DISHARMONI ANTARA PUSAT DAN DAERAH



STANDARISASI

POLA KELEMBAGAAN

KONDISI MANAJEMEN SUMBER DAYA APARATUR

 KETIDAK JELASAN SISTEM REWARD AND PUNISHMENT  CENDERUNG

LEBIH MENGHARAGI JABATAN STRUKTURAL

 SISTEM REMUNERASI YANG TIDAK MEMADAI

 KETIDAK JELASAN PENGEMBANGAN KARIR

 SULIT MEMBERHENTIKAN PEGAWAI YANG KINERJANYA TIDAK OPTIMAL  TIDAK MEMUNGKINKAN PEGAWAI YANG BERKINERJA TINGGI UNTUK

MELAJU DENGAN CEPAT

 PENEMPATAN DALAM JABATAN

LEBIH CENDERUNG

BERDASARKAN

SENIORITAS

 PEJABAT PEMBINA KEPEGAWAIAN ADALAH PEJABAT POLITIK (MENTERI

DAN KEPALA DAERAH)

KONDISI SDM APARATUR

KURANG LEBIH 40 %

PEGAWAI NEGERI KURANG

BERKUALITAS

(PERNYATAAN MENPAN DALAM BERBAGAI KESEMPATAN)

MANAJEMEN SDM KEDEPAN



SISTEM

REKRUITMEN

HARUS

MAMPU

MENGHASILKAN TENAGA PROFESIONAL



PENEMPATAN DALAM JABATAN MELALUI FIT

AND PROPER TEST



TIDAK ADA JABATAN RANGKAP



PENILAIAN

KINERJA

SEBAGAI

DASAR

PROMOSI, DEMOSI DAN PEMBERHENTIAN



REWARD AND PUNISHMENT YANG JELAS



REMUNERASI YANG MEMADAI



PEJABAT PEMBINA KEPEGAWAIAN

BUKAN

DITANGAN PEJABAT POLITIK

PENATAAN KELEMBAGAAN DAN NETRALITAS BIROKRASI

NETRALITAS

MENDESIGN KELEMBAGAAN MENJADI DUA LAPIS • LAPISAN POLITIK : MENTERI, KEPALA DAERAH

•LAPISAN BIROKRASI: PEGAWAI NEGERI SIPIL

LAPISAN BIROKRASI DI PIMPIN OLEH BIROKRAT PROFESIONAL KARIR BUKAN OLEH PEJABAT POLITIK

IMPLIKASI KELEMBAGAAN

PERUBAHAN PENGATURAN PEJABAT PEMBINA KEPEGAWAIAN

IMPLIKASI KEPEGAWAIAN

SEKIAN DAN TERIMA

KASIH