KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)
RISET UNGGULAN DAERAH
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2016
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)
KONSEP PENGEMBANGAN PRODUK OYEK DI
KECAMATAN KARANGGAYAM
A. LATAR BELAKANG
Singkong atau juga disebut ketela pohon banyak di hasilkan masyarakat petani hampir di seluruh wilayah Kabupaten Kebumen mulai dari Prembun sampai dengan Rowokele. Wilayah Kebumen bagian utara seperti Kecamatan Karangsambung, Sadang, dan Karanggayam merupakan beberapa Kecamatan dengan jumlah hasil produksi singkong terbanyak. Petani menjual hasil pertanian berupa singkong kepada tengkulak dari daerah Kuwarasan dan Karanganyar sebagai bahan baku produksi lanting.
Beberapa usaha pengolahan singkong menjadi produk yang memiliki nilai tambah sudah banyak dilakukan namun produk yang dihasilkan masih original (belum ada inovasi baik bentuk maupun rasa). Pelaku usaha produk oyek dapat dijumpai di beberapa wilayah seperti Kecamatan Karanggayam, Karangsambung, Sadang, Padureso dan beberapa kecamatn lainnya di Kabupaten Kebumen.
Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT) yang berada di bawah Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Kebumen menetapkan satu produk unggulan di tiap Kecamatan sebagai prioritas dampingan konsultan PLUT dimana oyek singkong merupakan produk unggulan dari Kecamatan Karanggayam. Beberapa alasan memilih nasi oyek sebagai prioritas dampingan PLUT untuk Kecamatan Karanggayam antara lain:
1. Kebutuhan bahan makanan rendah karbohidrat semakin meningkat
2. Masyarakat modern cenderung pada produk yang alami tanpa bahan kimia
3. Bahan baku tersedia di sekitar lokasi produksi 4. Para pelaku usaha sebagian besar adalah kelompok
masyarakat miskin.
Maka dalam rangka pengembangan potensi pertanian singkong menjadi produk nasi oyek diperlukan adanya inovasi proses produksi sampai dengan pemasaran melalui riset/ penelitian unggulan. Dengan penelitian ini diharapkan muncul ide-ide kreatif dari seluruh komponen masyarakat untuk menyelesaikan berbagai hambatan pembangunan daerah, khususnya terkait dengan pengembangan nasi oyek di Kecamatan Karanggayam.
B. MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud dari kegiatan ini adalah adanya gambaran strategi dan implementatif tentang pengembangan produk oyek di Kecamatan Karanggayam sehingga dapat digunakan sebagai pedoman penyusunan rencana pendampingan dan pengembangan produk.
Tujuan dari penelitian ini antara lain :
1. Memberi gambaran ilmiah dan aktual terhadap potensi dan solusi atas permasalahan dalam pengembangan oyek di Kecamatan Karanggayam 2. Menyajikan data yang dapat
dipertanggungjawabkan secara akademis terhadap tema penelitian
3. Merumuskan bentuk lembaga usaha yang ideal untuk meningkatkan kesejahteraan melalui memberdayakan masyarakat dengan memadukan potensi, sumber daya dan teknologi yang tepat guna Terwujudnya inovasi untuk dapat meningkatkan nilai ekonomis produk oyek melalui terciptanya produk oyek yang higienis dan cepat saji dengan aneka rasa.
C. SASARAN
Sasaran kegiatan adalah tersusunnya analisa SWOT pengembangan produk oyek yang masing-masing meliputi : 1. Analisa potensi bahan baku
2. Proses Produksi
3. Manajemen pengelolaan usaha 4. Sumberdaya pelaku usaha 5. Potensi pemasaran produk.
D. SASARAN
Lokasi kegiatan di wilayah Kecamatan Karanggayam meliputi Desa Logandu, Desa Kalibening dan Desa Clapar, Desa Giritirto.
E. SUMBER PENDANAAN
Sumber pendanaan kegiatan ini berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Kebumen melalui DPA BAPPEDA Tahun Anggaran 2016.
F. MANFAAT KEGIATAN
Penerima manfaat mendapatkan informasi yang aktual dan menyeluruh sehingga dapat dijadikan pedoman untuk perencanaan dan pengembangan obyek penelitian.
G. LINGKUP KEGIATAN
Ruang lingkup pelaksanaan kegiatan ini merupakan langkah-langkah pelaksanaan kegiatan yang sangat mendasar sehingga peserta penelitian harus mengembangkan metodologi. Adapun ruang lingkup pelaksanaan kegiatan sebagai berikut :
1. Analisa potensi bahan baku dan SDM 2. Analisa data histori pengembangan produk 3. Analisa kelembagaan usaha pelaku UKM 4. Analisa proses produksi dan pemasaran produk 5. Analisa pengembangan sentra.
H. KELUARAN KEGIATAN
Keluaran yang dihasilkan dari pelaksanaan pekerjaan ini berupa :
1. laporan pelaksanaan kegiatan
2. Analisa SWOT meliputi semua unsur kegiatan usaha
3. Konsep terpadu pengembangan sentra
I. PERSONIL YANG DIBUTUHKAN
Pelaksana riset adalah lembaga/ perorangan yang menguasai permasalahan pendampingan dan pemberdayaan terhadap pelaku UMKM dengan pendidikan minimal S1.
J. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN RISET
Riset dilaksanakan selama 120 hari atau mulai tanggal 06 Juni sampai dengan 05 Okt 2016.
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)
PENGEMBANGAN DESA WISATA
CANDIRENGGO KECAMATAN AYAH
KABUPATEN KEBUMEN
A. LATAR BELAKANG
Desa Wisata Candirenggo Kecamatan Ayah memiliki potensi dalam bentuk integrasi atau keterpaduan antara atraksi, akomudasi, dan fasilitas pendukung yang disajikan dalam suatu struktur kehidupan masyarakat yang menyatu dengan tata cara dan tradisi yang berlaku. Desa Candirenggo juga merupakan kawasan pedesaan yang memiliki beberapa karakteristik khusus untuk menjadi tujuan wisata.
Di kawasan Desa Candirenggo, penduduknya masih memiliki tradisi dan budaya yang relatif masih asli. Selain itu, beberapa faktor pendukung seperti makanan khas, sistem pertanian dan sistem sosial turut mewarnai sebuah kawasan Desa Wisata Candirenggo. Di luar faktor tersebut, alam dan lingkungan yang masih asli dan terjaga merupakan salah satu faktor terpenting dari sebuah kawasan tujuan wisata. Desa Candirenggo merupakan salah satu potensi daya tarik alam dan masyarakat yang benar-benar berdampak langsung terhadap ekonomi kerakyatan, dimana masyarakat akan secara langsung menikmati hasil dari kunjungan dari wisatawan.
Melalui Riset Unggulan Daerah diharapkan muncul ide-ide kreatif sebagai panduan dalam menyusun rencana strategis pengembangan potensi Desa Wisata.
B. MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud diadakan Riset Unggulan Daerah adalah untuk mengetahui seberapa besar prospek dan potensi yang ada di Desa Candirenggo untuk dikembangkan menjadi Desa Wisata beserta permasalahan dan solusi yang dapat diambil.
Tujuan peneliatian, antara lain:
1. Adanya gambaran yang menyeluruh yang menyajikna potensi dan solusi atas permasalahan yang ada pada obyek penelitian.
2. Sebagai bahan membuat rencana dan implementasi pengembangan Desa Wisata.
3. Munculnya kreasi dan inovasi pengembangan Desa Wisata.
C. SASARAN
Sasaran kegiatan adalah tersusunnya data yang lengkap dan menyeluruh terhadap potensi, permasalahan dan solusi pengembangan Desa Wisata meliputi aspek kesediaan kelembagaan, sumber daya manusia, program kerja, potensi dan pemasaran.
D. LOKASI KEGIATAN
Lokasi kegiatan di Desa Candirenggo Kecamatan Ayah Kabupaten Kebumen.
E. SUMBER PENDANAAN
Sumber pendanaan kegiatan bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Kebumen melalui DPA BAPPEDA Tahun Anggaran 2016.
F. MANFAAT KEGIATAN
Penerimaan manfaat mendapatkan informasi yang aktual menyeluruh sehingga dapat dijadikan pedoman untuk perencanaan dan pengembangan obyek penelitian.
G. LINGKUP KEGIATAN
Lingkup pelaksanaan kegiatan meliputi hal-hal, sebagai berikut:
1. Analisis kelembagaan 2. Sumber daya manusia 3. Program kerja
4. Potensi 5. Pemasaran
H. KELUARAN KEGIATAN
Hasil akhir yang diharapkan adalah: 1. Laporan hasil penelitian
2. Konsep pengembangan Desa Wisata
3. Tersusunnya Rencana Bisnis (Business Plan) tentang Desa Wisata di Desa Candirenggo Kecamatan Ayah.
I. PERSONIL YANG DIBUTUHKAN
Pelaksana riset adalah lembaga/perorangan yang memahami pengembangan Desa Wisata.
J. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN RISET
Riset dilaksanakan selama 120 hari atau mulai tanggal 6 Juni 2016 sampai dengan 5 Oktober 2016.
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)
KONSEP PENGEMBANGAN BIBIT SAPI
A. LATAR BELAKANG
Dalam rangka mendukung program Percepatan Swasembada Daging Sapi dan Kerbau (PSDS/K), khususnya pada penyediaan daging yang berasal dari sapi potong maka diperlukan upaya peningkatan populasi sapi potong. Kebijakan pengembangan usaha pembibitan sapi potong dari Departemen Pertanian diarahkan pada suatu kawasan, baik kawasan khusus maupun terintegritas dengan komoditi lainnya serta terkonsentrasi di suatu wilayah untuk mempermudah pembinaan, bimbingan, dan pengawasan dalam pengembangan usaha pembibitan sapi potong yang baik (Good Breeding Pratice).
Populasi sapi potong di Kabupaten Kebumen 64.292 ekor (Kebumen Dalam Angka, 2014 ) sebagai besar di kelola oleh masyarakat peternak di pedesaan dengan skala yang relatif kecil (1 – 5 ekor). Dengan memanfaatkan sumberdaya peternak yang relatif terbatas , para peternak tersebut tetap mengelola sapi potong sebagai salah satu sumber pendapatan keluarga.
Peningkatan populasi sapi potong dengan cara mengoptimalkan pemanfaatan sapi lokal (Direktorat Jendral Peternakan , 2009) . Dalam peraturan tersebut berisi 3 aspek yaitu 1) aspek komoditasnya , yaitu lebih memprioritaskan sapi lokal, 2) aspek lokal yaitu, merupakan lokasi yang potensial untuk dikembangkan menjadi sumber bibit, sesuai agroekosistem, bukan
endemis penyakit, tersedia sarana, kelembagaan dan sumberdaya manusia, mudah dijangkau dan mudah mengendalikan mutasi ternak, 3) aspek kelompok yaitu kelompok yang organisasinya jelas, aktif, mendapatkan rekomdasi dari Dinas Peternakan Provinsi dan Kabupaten, anggota menimal 20 orang, jumlah induk per kelompok minimal 50 ekor, mempunyai rumpun ternak asli/lokal, berpotensi dalam pengembangan perbibitan, arah usahanya ke Village Breeding Center (VBC) atau memperkuat VBC yang sudah ada bersedia dibina oleh pemerintah provinsi dan kabupaten.
Ditetapkannya Kebumen sebagai wilayah sumber bibit Sapi Peranakan Ongole (PO) berdasarkan SK Kementan No. 47/Kpts/SR.120/1/2015 tertanggal 16 Januari 2015 merupakan amanah yang sangat besar yang harus diikuti dengan rencana pengembangan dan pengelolaan yang baik dan sesuai aturan yang ada. Masyarakat peternak dan pemerintah daerah Kabupaten Kebumen diupayakan untuk selalu berupaya menghasilkan bibit sapi ungggul guna memenuhi kebutuhan bibit lokal , regional maupun nasional.
Pemerintah Kabupaten Kebumen, Pemerintahan Provinsi Jawa Tengah dan didukung instansi terkait (Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Kementerian Pertanian) terus berupaya melestarikan dan sekaligus mengembangakannya sapi PO Kebumen, Dengan ditetapkan Sapi PO Kebumen sebagai galur ternak baru di Indonesia dengan Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor
358/Kpts/PK.040/6/2015 tanggal 8 Juni 2015, maka dari aspek hukum sudah mempunyai legalitas dan pemerintah bersama masyarakat akan berupaya untuk terus menjaga keberadaannya, melestarikan dan mengembangkan, sehingga akan lebih memberi manfaat bagi dunia peternakan khusunya di Kabupaten Kebumen dan Indonesia pada umunya.
Permasalahan yang ada dalam pengembangan pembibitan sapi di Kabupaten Kebumen antara lain : 1. Pedet (calon pejantan/calon induk) lepas sapih
terpilih yang ada dimasyarakat sulit ditemukan karena petani langsung menjual keluar daerah tanpa terkendali;
2. Produksi bibit sapi belum sesuai prediksi karena banyak mutasi dan penjualan bibit sapi keluar tanpa sepengetahuan kelompok/assosiasi/petugas;
3. Kelembagaan kelompok tani ternak dan Assosiasi Peternak belum optimal;
4. SDM Petugas, pendamping dan pengawas bibit ternak terbatas;
5. Peternak dalam mengusahakan ternaknya belum menerapkan usaha agribisnis dan belum membuat perencanaan bisnis (business plan) yang baik.
B. MAKSUD DAN TUJUAN
Riset pengembangan bibit sapi dimaksudkan untuk mengkaji bagaimana pengembangan bibit ternak sapi di Kabupaten Kebumen. Adapun tujuannya adalah : 1. Untuk mengetahui rata-rata pedet yang lahir dan
yang dijual keluar daerah pertahun selama 3-5 tahun terakhir;
2. Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab para peternak menjual bibit sapi keluar daerah tanpa sepengetahuan kelompok/ Assosiasi/ petugas; 3. Untuk mengetahui tingkat kelayakan usaha yang
menguntungkan bagi peternak dalam usaha agribisnis ternak sapi;
4. Untuk mengetahui perbedaan tingkat pendapatan dan keuntungan agribisnis ternak sapi antara usaha yang dikelola perorangan dan usaha yang dikelola kelompok;
5. Untuk mengetahui faktor-faktor pendukung pengembangan pembibitan sapi di Kabupaten Kebumen;
6. Untuk mengetahui besarnya potensi pengembangan pembibitan sapi di Kabupaten Kebumen dilihat dari aspek ketersediaan pakan, SDM peternak dan pemasaran.
C. SASARAN
Sasaran Riset ini adalah para peternak sapi, Pengurus kelompok tani ternak dan Pengurus Assosiasi Petani Ternak di Kabupaten Kebumen.
D. LOKASI KEGIATAN
Lokasi kegiatan riset adalah dilokasi Sentra Peternakan Rakyat (SPR) yaitu di Kecamatan Puring dan Kecamatan Petanahan.
E. SUMBER PENDANAAN
Dana untuk kegiatan Riset ini di bebankan kepada DPA Bappeda Kabupaten Kebumen Tahun Anggaran 2016.
F. MANFAAT KEGIATAN
Manfaat kegiatan riset ini antara lain sebagai berikut:
1. Sebagai bahan informasi bagi para peternak dalam melaksanakan kegiatan agribisnis peternakan sapi; 2. Sebagai bahan informasi bagi para
investor/pengusaha dalam mengembangkan usahanya dibidang pembibitan sapi;
3. Bahan pertimbangan dan masukan bagi Pemerintah Daerah dan pemerintah Pusat melalui Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Kebumen dalam penyusunan kebijakan pengembangan peternakan.
4. Sebagai bahan referensi penelitian lebih lanjut.
G. LINGKUP KEGIATAN
Lingkup kegiatan Riset Pengembangan Pembibitan sapi adalah sebagai berikut :
1. Koordinasi dengan Dinas dan Tokoh masyarakat di tingkat kabupaten , kecamatan dan desa;
2. Melaksanakan penelitian sesuai dengan metodologi dan pelaksanaan yang benar;
3. Menyusun laporan hasil penelitian yang akuntabel.
H. KELUARAN KEGIATAN
Keluaran dari kegiatan Riset ini adalah :
1. Terlaksananya kegiatan Riset Unggulan Daerah dengan Tema Konsep Pengembangan Pembibitan Sapi di Kabupaten Kebumen;
2. Memperoleh hasil kajian yang valid dan reliabel sehingga dapat digunakan sebagai referensi /bahan masukan informasi baik oleh peternak, pengusaha
maupun pemerintah Daerah/pusat dalam pengembangan pembibitan sapi;
3. Tersusunnya rencana bisnis (bisnis plan) pengembangan bibit sapi di lokasi penelitian.
I. PERSONIL YANG DIBUTUHKAN
Untuk melaksanakan Riset ini dibutuhkan peneliti dibidang sosial ekonomi yang kompenten dan memahami teknologi peternakan baik perorangan maupun kelompok dengan latar belakang pendidikan minimal S -1.
J. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN RISET
Pelakasanaan riset direncanakan dapat dilaksanakan dalam waktu 4 bulan (120 hari) mulai bulan Juni 2016 – Oktober 2016.
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)
KONSEP PENGEMBANGAN DESA WISATA
SENTRA KERAJINAN GERABAH DESA
PEJAGATAN
A. LATAR BELAKANG
Kerajinan Gerabah di Desa Pejagatan Kecamatan Kutowinangun sudah ada sejak puluhan tahun yang lalu dan merupakan usaha turun temurun. Desa Pejagatan merupakan salah satu daerah kerajinan gerabah di Kabupaten Kebumen, sebagian masyarakatnya menekuni usaha ini untuk meningkatkan perekonomian rumah tangga mereka. Gerabah sendiri adalah perkakas yang terbuat dari tanah liat atau tanah lempung yang kemudian dibentuk dan dibakar untuk dijadikan alat-alat yang berguna bagi kehidupan. Sebagian besar produk gerabah yang diproduksi perajin Desa Pejagatan berupa perkakas rumah tangga seperti cobek, anglo, periuk, mangkok tanah, dan beberapa jenis pot, padasan, tempat payung dan kerajinan lainnya dikerjakan jika ada pesanan.
Proses produksi kerajinan gerabah dilakukan di rumah-rumah warga dengan memanfaatkan bahan baku tanah di sekitarnya dan masih menggunakan peralatan yang sangat sederhana. Proses pembuatan gerabah dimulai dari pembuatan bubur tanah menggunakan cangkul dan proses pembuatan gerabah dengan alat putar keramik yang seluruh proses pembuatannya masih manual.
Sistem pemasaran produk gerabah pejagatan juga masih sangat sederhana. Cobek merupakan produk
yang paling banyak produksi selama ini di jual kepada pengepul di tingkat desa. Keterbatasan pendidikan khususnya dalam bidang pengembangan industri kerajinan gerabah dan pendidikan berbasis pariwisata juga menjadi salah satu kendala yang dihadapi oleh para perajin karena mereka belum mendapat pendidikan atau pelatihan guna mengembangkan kerajinan gerabah ini.
Sebagai salah satu upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa Pejagatan Kecamatan Kutowinangun muncul gagasan untuk memadukan industri kerajinan gerabah dengan potensi pariwisata di sentra kerajinan. Melalui kegiatan Riset Unggulan Daerah ini diharapkan muncul ide-ide kreatif sebagai panduan dalam menyusun rencana strategis pengembangan potensi Desa Wisata Sentra Kerajinan Gerabah Desa Pejagatan.
B. MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud diadakannya Riset Unggulan Daerah ini adalah untuk mengetahui seberapa besar prospek dan potensi yang ada di Desa Pejagatan untuk dikembangkan menjadi Desa Wisata Sentra Kerajinan Gerabah Desa Pejagatan beserta permasalahan dan solusi yang dapat diambil.
Tujuan dari penelitian ini antara lain :
1. Adanya gambaran yang menyeluruh yang menyajikan potensi dan solusi atas permasalahan yang ada pada obyek penelitian.
2. Sebagai bahan membuat rencana dan implementasi pengembangan Desa Wisata Sentra Kerajinan Gerabah Desa Pejagatan
3. Munculnya kreasi dan inovasi serta keragaman produk kerajinan gerabah Desa Pejagatan
4. Terwujudnya Desa Wisata Sentra Kerajinan Gerabah di Desa Pejagatan.
C. SASARAN
Sasaran kegiatan adalah tersusunnya data yang lengkap dan menyeluruh terkait potensi, permasalahan dan solusi pengembangan Desa Wisata Sentra Kerajinan Gerabah meliputi aspek ketersediaan bahan baku, analisis proses produksi, kelembagaan usaha, sumberdaya manusia dan pemasaran serta potensi pariwisata.
D. LOKASI KEGIATAN
Lokasi kegiatan di Desa Pejagatan Kecamatan Kutowinangun Kabupaten Kebumen.
E. SUMBER PENDANAAN
Sumber pendanaan kegiatan ini berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Kebumen melalui DPA BAPPEDA Tahun Anggaran 2016.
F. MANFAAT KEGIATAN
Penerima manfaat mendapatkan informasi yang aktual dan menyeluruh sehingga dapat dijadikan pedoman untuk perencanaan dan pengembangan obyek penelitian.
G. LINGKUP KEGIATAN
Lingkup pelaksanaan kegiatan ini meliputi hal-hal sebagai berikut :
1. Analisa potensi bahan baku 2. Analisa kelembagaan usaha 3. Analisa Sumber Daya Manusia 4. Analisa pemasaran produk kerajinan 5. Potensi Pengembangan Desa Wisata.
H. KELUARAN KEGIATAN
Hasil akhir yang diharapkan dari kegiatan ini adalah 1. Laporan hasil penelitian
2. Konsep terpadu pengembangan Desa Wisata 3. Tersusunnya Rencana Bisnis (Business Plan)
kerajinan gerabah.
I. PERSONIL YANG DIBUTUHKAN
Pelaksana riset adalah lembaga/ perorangan yang memahami pengembangan industri pariwisata dan pemberdayaan Usaha Mikro Kecil Menengah dengan pendidikan minimal S-1.
J. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN RISET
Riset dilaksanakan selama 120 hari atau mulai tan
ggal 6 Juni 2016 sampai dengan 5 Oktober
2016.
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)
KONSEP PENGEMBANGAN ENERGI ANGIN
KEC. BUAYAN DAN BULUSPESANTREN
A. LATAR BELAKANG
Indonesia adalah negara yang memiliki potensi Sumber Daya Energi Primer yang sangat berlimpah. Sumber energi tersebut meliputi sumber daya energi terbarukan dan sumber energi tak terbarukan. Khusus untuk sumber energi terbarukan yaitu angin, surya, air, geotermal sampai biomassa, Indonesia juga memiliki potensi yang sangat berlimpah. Namun demikian, hingga sekarang energi terbarukan tersebut baru memasok satu persen energi listrik masyarakat.
Dengan minimnya cadangan minyak bumi Indonesia, maka pemanfaatan energi alternatif non migas harus ditingkatkan. Hal tersebut diharapkan dapat mengurangi laju pengerukan sumber daya energi tak terbarukan khususnya minyak bumi dan gas bumi. Dari sisi lain upaya tersebut diharapkan mampu untuk mempertahankan kualitas lingkungan. Dalam Kebijakan Energi Nasional (KEN) diharapkan pada tahun 2020 sejumlah 5% kebutuhan listrik nasional disuplai dari sumber energi baru dan terbarukan (energi alternatif) dari air, angin, sinar matahari, gelombang laut, geotermal sampai biomassa, dan lain-lain.
Dalam UU No.25/2000, tentang Propenas (Program Pembangunan Nasional) disebutkan bahwa, Pemerintah menempatkan prioritas tinggi pada program pembangkit energi listrik terutama dari energi terbarukan. Propenas ini mengisyaratkan kita dapat
memakai tenaga ahli dan material proyek dalam negeri untuk listrik baru terbarukan. Pemerintah dan masyarakat Kabupaten Kebumen khususnya pada Kec, Buayan dan Buluspesantren bermaksud untuk ikut serta berperan aktif untuk memanfaatkan energi terbarukan khususnya energi angin pada pesisir pantai selatan. Potensi energi angin cukup ada di wilayah pesisir pantai selatan Kabupaten Kebumen.
B. MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud dari kegiatan ini adalah adalah dilakukannya studi atas potensi yang ada di pesisir pantai selatan khususnya di Kec, Buayan dan Kec, Buluspesantren, sebagai lokasi rencana Pengembangan Energi Angin.
Tujuan dari penelitian ini antara lain :
1. Mendapatkan informasi tentang potensi sumberdaya angin, isu dan permasalahan serta arah pengembangan kedepan tentang pemanfaatan energi angin.
2. Merencanakan pembangunan, sarana dan prasarana yang sesuai yang berbasis sumberdaya angin yang ada di Kec. Buayan dan Kec. Buluspesantren.
C. SASARAN
Sasaran dari riset ini antara lain:
1. Terdatanya sarana dan prasarana yang dibutuhkan beserta cara kerjanya.
2. Terdapatnya informasi tentang potensi sumberdaya angin, isu dan permasalahan serta arah pengembangan kedepan, sesuai dengan keinginan
dan kemampuan masyarakat untuk menunjang pengembangan ekonomi.
D. LOKASI KEGIATAN
Lokasi penelitian ini adalah Desa Tambakmulya Kec. Buayan dan Desa Brecong Kec. Buluspesantren yang memiliki pesisir pantai selatan.
E. SUMBER PENDANAAN
Dana untuk kegiatan Riset ini di bebankan kepada DPA Bappeda Kabupaten Kebumen Tahun Anggaran 2016
F. MANFAAT KEGIATAN
Meningkatkan pengelolaan dan mengembangkan potensi energi baru terbarukan melalui optimalisasi penerapan teknologi tepat guna secara mandiri. Sehingga meningkatkan taraf hidup masyarakat menunjang pengembangan ekonomi.
G. LINGKUP KEGIATAN
Adapun ruang lingkup pelaksanaan kegiatan sebagai berikut :
1. Pemanfaatan energi angin di lokasi penelitian 2. Penggunaan teknologi yang tepat dalam
pemanfaatan energi angin.
3. Perkiraan biaya yang dibutuhkan untuk memanfaatkan dan mengambangkan energi angin.
H. KELUARAN KEGIATAN
Keluaran dari kegiatan Riset ini adalah :
1. Terlaksananya kegiatan Riset Unggulan Daerah dengan Tema Konsep Pengembangan Energi Angin Kec. Buayan Dan Buluspesantren;
2. Memperoleh hasil kajian yang valid dan reliabel sehingga dapat digunakan sebagai referensi /bahan pemanfaatan energi angin sebagai energi alternatif dalam pemanfaatan energi baru terbarukan;
3. Penggunaan teknologi yang tepat untuk mengembangkan energi angin;
4. Tersusunnya RAB (Rencana Anggaran Biaya) dalam pemanfaatan energi angin.
I. PERSONIL YANG DIBUTUHKAN
Untuk melaksanakan Riset ini dibutuhkan peneliti dibidang teknik hidrolikal/ mekanikal atau yang kompeten dan memahami teknologi angin baik perorangan maupun kelompok dengan latar belakang pendidikan minimal S -1.
J. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN RISET
Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan tersebut adalah 4 (empat) bulan atau 120 (seratus dua puluh hari) kalender terhitung sejak ditandatangani Surat Perjanjian Kerja oleh Kedua belah pihak.
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)
PENINGKATAN PRODUKTIVITAS GULA SEMUT
DI KABUPATEN KEBUMEN YANG
BERORIENTASI EKSPOR
A. LATAR BELAKANG
Kabupaten Kebumen terkenal sebagai sentra tanaman kelapa di Provinsi Jawa Dari 1.944 hektar (311.040 batang) pohon kelapa deres produktif tersebut tersebar di 15 kecamatan yang ada di Kabupaten Kebumen, yaitu : Kecamatan Ayah 655 hektar (104.800 batang), Kecamatan Buayan 114 ha (18.240 batang), Kecamatan Puring 235 hektar (37.600 batang), Kecamatan Petanahan 196 hektar (31.360 batang), Kecamatan Klirong 111 hektar (17.760 batang), Kecamatan Buluspesantren 123 hektar (19.680 batang), Kecamatan Ambal 95 hektar (15.200 batang), Kecamatan Mirit 92 hektar (14.720 batang), Kecamatan Bonorowo 39 hektar (6.240 batang), Kecamatan Prembun 12 hektar (1.920 batang), Kecamatan Rowokele 104 hektar (16.640 batang), Kecamatan Sempor 72 hektar (11.520 batang), Kecamatan Karanganyar 69 hektar (11.040 batang), Kecamatan Karanggayam 21 hektar (3.360 batang), dan Kecamatan Sadang 6 hektar (960 batang).Tengah. Tanaman kelapa di Kabupaten Kebumen saat ini ada 35.531 ha atau setara dengan 5.684.960 batang, yang terdiri dari 33.587 hektar (5.373.920 batang) untuk pohon kelapa yang diambil buahnya dan 1.944 hektar (311.040 batang) untuk pohon kelapa yang diambil niranya (seluruhnya merupakan pohon produktif).
Pada saat ini pasar gula kelapa khususnya gula kelapa Kristal atau lebih dikenal di pasaran dengan gula semut sangat besar sekali kebutuhannya di pasar dunia. Hal ini dikarenakan penggunaan gula pasir dari bahan baku tebu ternyata menjadi salah satu pemicu penyakit diabetes mellitus. Karena itu gula semut (palm
sugar) menjadi alternative gula yang banyak dicari
orang, khususnya di Benua Eropa. Pasar yang besar ini merupakan peluang yang sangat besar bagi Negara Indonesia karena saingan kita saat ini untuk produk gula semut hanya dari Filipina. Yang penting dari peningkatan produktivitas gula semut ini adalah pemberdayaan para perajin diharapkan dapat terangkat, sehingga ekonomi para perajin ini diharapkan dapat terangkat sehingga angka kemiskinan di Kabupaten Kebumen diharapkan akan dapat berkurang.
Disisi lain perkembangan produksi gula semut di Kabupaten Kebumen sangat lambat dibanding Kabupaten lain karena berbagai faktor penyebab. Antara lain karena:
1. Rendahnya produksi nira perpohon, terutama setelah musim kemarau.
2. Sebagian besar tanaman kelapa adalah jenis kelapa dalam dan sudah berumur tua sehingga tanamannya sangat tinggi sehingga sulit untuk dideres.
3. Langkanya tenaga penderes terutama tenaga muda (tidak ada regenerasi) sehingga menyebabkan penggunaan obat pengawet atau penghambat laju
fermentasi kimiawi (natrium matabisulfit) untuk menghemat tenaga (yang semestinya sehari dideres 2 kali menjadi dideres 1 kali sehari). Hal tersebut menyebabkan sebagian besar produk nira di Kebumen berkualitas rendah dan sulit diterima pasar terutama untuk ekspor.
4. Gula semut yang dijual ritail dan pasar lokal belum dikemas secara baik dan memenuhi syarat. Sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Kebumen, dimana salah satunya adalah memperluas jaringan sosial ekonomi secara nasional maupun internasional demi kesejahteraan rakyat, kebijakan yang akan dilaksanakan untuk mencapainya dibidang industri adalah meningkatkan daya saing industri unggulan daerah.
B. MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud diadakannya Riset Unggulan Daerah ini adalah untuk memberikan arah kepada industri yang bergerak di sektor pembuatan gula kelapa tertarik untuk berubah menjadi gula semut sehingga mempunyai nilai lebih, yang diawali dari proses budidaya yang mendukung kualitas produk berorientasi ekspor.
Tujuan dari penelitian ini antara lain :
1. Meningkatkan pendapatan pengrajin gula kelapa dengan sistem budidaya dan produksi gula semut yang berorientasi ekspor.
2. Produk gula kelapa yang dihasilkan sudah berupa gula semut yang berkualitas dan bisa bersaing di level internasional.
3. Produk gula semut untuk sasaran pasar retail mempunyai kemasan yang memenuhi standar dan menarik.
C. SASARAN
Sasaran yang diinginkan adalah perajin gula kelapa yang ada di sentra gula kelapa di Kabupaten Kebumen.
D. LOKASI KEGIATAN
Lokasi kegiatan sentra gula kelapa di Desa Karanggadung, Kecamatan Petanahan dan Desa Rangkah Kecamatan Buayan.
E. SUMBER PENDANAAN
Sumber pendanaan untuk kegiatan riset ini di bebankan kepada DPA Bappeda Kabupaten Kebumen Tahun Anggaran 2016.
F. MANFAAT KEGIATAN
Manfaat dari kegiatan ini antara lain:
1. Termotivasinya perajin gula kelapa untuk membuat gula semut yang berorientasi ekspor.
2. Peningkatan pendapatan keluarga petani/pengrajin gula kelapa.
3. Gula semut dapat menjadi salah satu produk unggulan Kabupaten Kebumen yang dapat mendatangkan devisa yang besar.
G. LINGKUP KEGIATAN
Lingkup pelaksanaan kegiatan ini tentang pengembangan gula kelapa menjadi gula semut yang berorientasi ekspor sehingga harus mempunyai sertifikat organik.
H. KELUARAN KEGIATAN
Hasil akhir yang diharapkan dari kegiatan ini adalah
1. Suatu kajian yang dapat digunakan untuk pengambilan kebijakan Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Pengelolaan Pasar untuk membina perajin gula semut dalam meningkatkan produktivitasnya.
2. Perajin gula semut bisa menghasilkan produk yang organik dan berkualiikasi ekspor.
3. Tersusunnya Rencana Bisnis (Bisnis Plan) dibidang produksi gula semut yang berorientasi ekspor.
I. PERSONIL YANG DIBUTUHKAN
Personil yang dibutuhkan untuk kegiatan riset ini adalah perseorangan / kelompok. Peneliti mempunyai latar belakang pendidikan minimal S-1 Teknik Industri dan / atau Pertanian (dalam arti luas) atau yang berkompeten serta mempunyai pengalaman dalam pembinaan pengrajin gula kelapa.
J. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN RISET
Riset dilaksanakan selama 120 hari atau mulai tanggal 6 Juni 2016 sampai dengan 5 Oktober 2016.