• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tiga konsep dasar mutualitas takaful: tolong menolong, tanggung jawab bersama, perlindungan timbal balik.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Tiga konsep dasar mutualitas takaful: tolong menolong, tanggung jawab bersama, perlindungan timbal balik."

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

1. KEBUTUHAN DAN PENTINGNYA TAKAFUL

Takaful adalah alternatif islami atas asuransi konvensional yang anggotanya berkontribusi dalam sumber daya keuangan dengan prinsip ta'awun (gotong royong), tabarru’ (donasi) di mana suatu kelompok berusaha untuk berbagi risiko/tanggung jawab/jaminan bersama, serta melarang riba, gharar, dan maysir.

Tiga konsep dasar mutualitas takaful: tolong menolong, tanggung jawab bersama, perlindungan timbal balik.

A. APA ITU RISIKO

Risiko adalah adanya kemungkinan lebih dari satu hasil, ketidakpastian hasilnya di masa depan, dan kemungkinan risiko yang ada akan menyebabkan peluang atau bahaya (untung atau rugi).

• Disebut ketidakpastian ketika → sama sekali tidak tahu tentang bagaimana kemungkinan hasilnya.

• Disebut risiko ketika → ada kemungkinan baik bersifat objektif maupun subjektif, dimana kemungkinan tersebut dapat ditetapkan untuk memperoleh hasil yang potensial. Risiko dan ketidakpastian adalah pusat kegiatan ekonomi. Kunci dari setiap kegiatan ekonomi adalah mengambil risiko yang menguntungkan dan memitigasi risiko yang berbahaya.

B. ASURANSI DAN KERJA SAMA

Pembagian risiko melalui kerja sama dilakukan dengan penggunaan donasi yang dirancang untuk (1) menghilangkan elemen riba dan ghrar di takaful; (2) mengatasi masalah tanggung jawab sosial, solidaritas, dan kebutuhan dasar untuk peduli terhadap orang lain.

Donasi digabung dengan kerangka kerja lain dari transaksi komersial syariah untuk menggantikan premi. Premi yang dibayar oleh pemegang polis dianggap sebagai sumbangan untuk membantu anggota yang menderita kerugian.

C. JENIS RISIKO Berdasarkan Asalnya

(3)

1. Exogenous/ Eksternal • Alami: bencana alam

• Manusia: penipuan eksternal, peretasan komputer, ketidakpastian peraturan/ hukum, dll

2. Endogenous/ Internal

Risiko bisnis normal: Risiko yang timbul dalam transaksi bisnis normal. Contoh: pasar, kredit, operasional dll.

Berdasarkan Sifatnya (nature)

• Risiko Murni: Hanya ada dua kemungkinan hasil (kehilangan atau tidak kehilangan). • Risiko Spekulatif: Ada tiga kemungkinan hasil (rugi, tidak berubah, atau untung) D. RESPONS TERHADAP RISIKO

Dalam menghadapi risiko, hal yang dapat dilakukan yaitu dengan menghindari risiko, pengendalian risiko, retensi risiko, dan transfer risiko (melalui asuransi).

E. INSURABLE INTEREST AND DISQUALIFIED RISK

• Pemilik risiko dikatakan memiliki interest yang “insurable (dapat diasuransikan)” pada item/ objek yang ditanggung karena kerugian yang diderita merugikannya secara langsung.

• Namun, tidak setiap risiko dapat diasuransikan. Contoh interest yang tidak dapat diasuransikan yaitu ketika tidak adanya nilai moneter, tidak adanya insurable interest (sesuai hukum yang berlaku), kegiatan yang ilegal atau legal, adanya perilaku buruk atau tidak jujur dalam risiko, serta adanya risiko bencana tertentu seperti kecelakaan nuklir atau perang.

PERSPEKTIF ISLAM MENGENAI RISIKO

Al-Qur'an dan Hadits menjelaskan bahwa setiap orang memiliki naluri untuk mempertahankan diri serta kewajiban untuk mengambil tindakan pencegahan untuk mengelola ketidakpastian dan risiko.

"Suatu hari Nabi Muhammad (saw) memperhatikan seorang Badui meninggalkan untanya tanpa mengikatnya dan dia bertanya kepada Badui, "mengapa kamu tidak mengikat

(4)

untamu?" Orang Badui itu menjawab, “Aku menaruh kepercayaan pada Allah." Nabi kemudian berkata, "Ikat untamu terlebih dahulu, lalu berikan kepercayaan Anda kepada Allah." (Hadits-Al Tirmidzi).

Islam membedakan dengan jelas antara dua bentuk risiko:

• Risiko terkait dengan transaksi ekonomi, dengan kata lain kegiatan yang menciptakan nilai tambah atau kekayaan → Risiko yang sah

• Risiko yang terkait dengan perjudian (zero-sum game), tidak ada nilai tambahan atau kekayaan yang diciptakan → Risiko terlarang

Kesimpulannya, aktivitas pengambilan risiko diizinkan untuk nilai yang ditambahkan dan kekayaan yang diciptakannya, bukan karena risiko itu diinginkan.

Tiga Jenis Risiko menurut Islam:

• Essential risk: melekat dalam semua transaksi bisnis (hak atas laba terkait dengan risiko)

• Prohibited risk: mengandung lebih banyak ketidakpastiannya atau gharar, yang mengakibatkan penindasan atau ketidakadilan (zulm).

• Permissible risk (risiko yang diizinkan): risiko yang tidak termasuk dalam dua jenis sebelumnya. Contoh: operasional, likuiditas, dll.

Tiga syarat utama dalam menentukan apakah risiko dapat diterima atau tidak. 1. Tak terhindarkan (Inevitability)

• Risiko tidak dapat dipisahkan dari transaksi nyata dan penciptaan nilai.

• Dalam Islam, memisahkan risiko dari transaksi nyata akan menciptakan lebih banyak risiko.

2. Tingkat Risiko

• Kemungkinan kegagalan harus lebih rendah dari kemungkinan berhasil. • Berjudi dilarang dalam Islam karena memiliki kemungkinan gagal yang besar. 3. Tingkat Disengaja

Keputusan pelaku harus dimotivasi oleh niat untuk berhasil dan menciptakan nilai, bukan berdasarkan probabilitas kegagalan yang kuat

2. Law, Regulations , Fatwa

- UU NO 40 Tahun 2014 (Tentang Perasuransian) Definisi : Perjanjian antar 2 pihak

Asuransi Syariah : Kumpulan perjanjian antar perusahan dengan polisi atau polis dengan polis untuk saling membantu

(5)

Istilah :

- Premi : Kontribusi

- Dana Asuransi : Dana Tabarru’ - Tertanggung Peserta

- Pemegang Polis - Agen asuransi Jenis Jenis Usaha :

- Umum - Jawa - Reasuransi - Pialang Asuransi - Pialang Reasuransi - Penilai Kerugian Objek : - Jiwa Raga - Kesehatan - Benda dan jasa - Regulasi Pemerintah ▪ PP. No 73 Tahun 1992

Peranan usaha asuransi Untuk menunjang pembangunan harus diarahkan.. ▪ PP No 81 Tahun 2008

Pasal 16B : Harus ada modal sendiri Pasal 11 : Izin untuk unit Syariah ▪ Peraturan Otoritas Jasa keuangan

No 73/2016

Tata kelola yang baik untuk asuransi : - Keterbukaan

- Akuntabilitas

- Pertanggungjawaban - Kemandirian

- Kesetaraan dan kewajiban ▪ POJK No 67/POJK 05/2016

- Pihak yang membuat asuransi Syariah ▪ OJK Circular Letter No 46/ seok oj/ 2017 - Tentang mencegah dll fraud

▪ Fatwa DSN MUI - Akad

- Ijarah dan Tabarru - Harus disebut jelas ▪ Kedudukan

- Tijarah

Mudharib – perusahaan : shahibul maal – peserta - Tabarru

Memberi Hibah – peserta : mengelola – perushaaan ▪ Akad Mudharabah Musytarakah

- Asuransi sebagai mudharib menyertakan modal - Modal atau dana inves Bersama

(6)

- Asuransi sebabagi mudharab mengelola inves ▪ Tabarru

- Pengelolaan hanya dibolehkan di lakukan oleh 1 lembaga - Terpisah dari dana lainnya

- Perusahaan untung dari bagi hasil

3. ASURANSI KONVENSIONAL

(7)

Asuransi adalah perjanjian/ kontrak antara dua pihak, dimana satu pihak setuju untuk mengambil risiko pihak lain dengan imbalan pertimbangan yang dikenal sebagai premi dan berjanji untuk membayar sejumlah uang kepada pihak lain pada saat terjadi peristiwa yang tidak pasti atau setelah berakhirnya kepastian.

Penanggung (insurer): pihak yang mengambil/ menanggung risiko. Sebutan: perusahaan asuransi.

Tertanggung (insured): pihak yang risikonya ditanggung. Sebutan: nasabah, peserta asuransi, pemegang polis.

Dua karakteristik dasar asuransi:

• Mengalihkan atau memindahkan risiko dari satu individu ke suatu kelompok • Berbagi kerugian secara adil oleh semua anggota kelompok

PERUSAHAAN ASURANSI (INSURANCE COMPANIES)

Fungsi utama perusahaan asuransi → memberikan kompensasi kepada pemegang polis jika suatu peristiwa yang ditentukan sebelumnya terjadi, dengan imbalan premi yang dibayarkan. Pihak yang terlibat:

• penanggung asuransi (insurance underwriters) bertugas menilai dan memberi

harga terhadap suatu risiko.

• pialang asuransi (insurance brokers) bertugas menjual kontrak asuransi.

Asuransi secara garis besar diklasifikasikan ke dalam dua kelompok:

• Polis asuransi jiwa → memberikan perlindungan terhadap kematian atau sakit yang tidak tepat waktu, dan/ atau mentransfer kekayaan melalui waktu pensiun

• Asuransi kecelakaan-harta benda atau asuransi umum → melindungi dari kerusakan harta benda, cedera diri, dan pertanggungjawaban yang terkait dengan peristiwa-peristiwa tertentu.

JENIS ASURANSI

1. Mutual Insurance: sekelompok individu atau asosiasi mengadakan kompensasi untuk diri mereka sendiri jika mereka mengalami kerugian. Maka keseluruhan dari perusahaan asuransi ini dimiliki oleh pemegang polis.

(8)

2. Social Insurance: Dilakukan oleh perusahaan yang ditunjuk pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, terutama pegawai dan pensiunan

3. Commercial Insurance: Perusahaan asuransi yang dimiliki oleh masyarakat. Organisasi/ perusahaan lain membeli saham mereka untuk mendapat keuntungan. 4. Life Insurance: Perlindungan terhadap kerugian finansial akibat kematian tak terduga

tertanggung (insured). Manfaat: kemudahan proses pemakaman dan member penghasilan bagi keluarga yang ditinggalkan.

5. General Insurance: Perlindungan terhadap kerugian lain yang TIDAK ditanggung oleh asuransi jiwa. Contoh: vehicle insurance, heatlh insurance, home insurance, property and liability insurance (penjagaan atas kehilangan akibat kerusakan property atau kerugian akibat legal liability).

B. TONGGAK SEJARAH ASURANSI KONVENSIONAL DI INDONESIA 1. 1800-an: Masa Penjajahan Belanda

• Berdirinya Perusahaan Asuransi Kerugian

o Bataviasche Zee en Brand Assurantie Maatschappij (1843) o N.V. Assurantie Mij Nederlansche Lloyd (1853)

o Assurantie Mij Langeveld Schroeder dan Assurantie Mij Blom van der Aa o Perusahaan asuransi kebakaran Indische Lloyd (1 September 1916)

• Berdirinya Asuransi Jiwa

Nederlansche Indische Levensverzekering en Lijfrente Maatschappij (NILMIJ) di Batavia (31 Desember 1859)

• Perusahaan Asuransi Jiwa Indonesia

o Mij Boemi Poetra didirikan di Magelang (12 Februari 1912) o V. Indonesia (Samratulangi)

o De Bataviasche Onderlinge Levensverzekerings Maatschappij o De Onderlinge Levensverzekerings Maatschappij Djawa

2. 1942: Masa Penjajahan Jepang

Sebagai dampak dari Perang Dunia II, pemerintah Jepang tidak mampu mengendalikan perekonomian di Indonesia. Akibatnya, banyak perusahaan yang bangkrut. Satu- satunya perusahaan asuransi yang mampu bertahan adalah O.L. Mij Boemi Poetera. Sebutan Belanda “O.L. Mij” diubah Jepang menjadi Perseroan “Tanggoeng Djiwa” (PTD) sehingga namanya menjadi PTD Boemi Poetera.

(9)

3. 1946: Masa Indonesia Merdeka

1) Para pengusaha Belanda yang bergerak dalam bisnis asuransi mendirikan Bataviasche Verzekering Unie (BVU) pada tahun 1946.

2) PTD Boemi Poetera, yang selama tahun 1943 – 1948 tidak dapat mengadakan investasi diaktifkan kembali.

3) Penggabungan perusahaan asuransi jiwa milik Belanda, dengan nama PN. Asuransi Djiwa Eka Sedjahtera, kemudian diubah lagi namanya menjadi PN. Asuransi Djiwasraya.

4) Penggabungan perusahaan asuransi kerugian milik negara menjadi PT. Bendasraya dan PT. Umum International Underwriter.

5) Pada tanggal 2 Juni 1974, kedua perusahaan negara asuransi kerugian digabung menjadi satu perusahaan negara dengan nama PT. Asuransi Jasa Indonesia.

Perusahaan Asuransi di Indonesia:

• Perum Asabri (1971): asuransi sosial dan pembayaran pensiun khusus untuk TNI, Polri, dan PNS Kemenhan RI.

• PT Jamsostek (1977): jaminan 4 program, yaitu terhadap kecelakaan kerja, kematian, hari tua, dan pemeliharaan kesehatan bagi seluruh tenaga kerja dan keluarganya.

• Perum Taspen (1963): Asuransi untuk pensiun pegawai dan jaminan sosial. • Jasa Raharja (1965): Asuransi yang berfokus pada risiko kecelakaan lalu lintas.

4. 1980-an – sekarang: Asuransi Era Modern di Indonesia • 1980-an: Titik awal munculnya asuransi modern di Indonesia

• BPJS (2014): Jaminan sosial terhadap kesehatan dan ketenagakerjaan. Menggantikan fungsi Askes dan Jamsostek.

• Perusahaan asuransi Indonesia sampai saat ini: Cigna, Sinar Mas, dan Axa Mandiri.

C. PERMASALAHAN DALAM ASURANSI KONVENSIONAL

1. Gharar (ketidakpastian): baik penanggung maupun tertanggung tidak mengetahui kapan akan mendapat atau mengeluarkan uangnya dan berapa besarannya.

2. Maisir atau Qimar (perjudian):

• Nasabah diuntungkan → ketika nasabah mengalami kerugian atau musibah di awal mendaftar asuransi; dan ketika mengajukan klaim yang lebih tinggi dari premi yang dibayar.

(10)

• Perusahaan asuransi diuntungkan → ketika nasabah telah membayar premi penuh/ lunas namun peristiwa yang diasuransikan tersebut tidak terjadi.

• Uang nasabah hangus → ketika membatalkan kontrak di tengah jalan atau sebelum reversing period; ketika sampai akhir pembayaran premi tidak mengalami peristiwa yang diasuransikan.

3. Riba (bunga):

• Riba langsung kelebihan di satu sisi (biasanya dari sisi nasabah) jika terjadi pertukaran antara jumlah premi dengan jumlah yang diasuransikan.

• Riba tidak langsung → bunga yang diperoleh dari investasi berbasis bunga

4. Penyaluran investasi haram: produk investasi tidak memperdulikan apakah dana investasi disalurkan pada sector yang haram atau halal.

4. PERBANDINGAN ASURANSI KONVENSIONAL DAN ASURANSI ISLAM I. ASURANSI KONVENSIONAL

(Bab 2)

II. ASURANSI ISLAM

• Tiga klasifikasi pemahaman Islam tentang Asuransi: o Iman sebagai asuransi

o Mengasuransikan Akhirat

o Asuransi Dunia (mata pencaharian, ketakutan dan kemiskinan, kesedihan, himaya dan suaka, hukuman Tuhan, dll)

Takaful berasal dari kata kafala yang berarti jaminan.

• Al-Qur’an → Al Maidah ayat 2: “Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolonglah dalam berbuat dosa dan permusuhan”.

• Hadist → At-Tirmidzi no. 2517: “Ikatlah dahulu untamu kemudian baru engkau bertawakkal”.

• Sejarah Perkembangan Takaful → Esensi takaful dapat dilihat dalam sistem gotong- royong dalam kaitannya dengan kebiasaan blood money atau aqila oleh suku Arab kuno dan akhirnya disetujui oleh Nabi saw..

• Pihak dalam kontrak takaful: o Peserta (Pemegang Polis) o Operator Takaful

(11)

o Penerima

• Kontrak dalam Takaful:

o Kontrak antarpeserta takaful: Tabarru’

o Kontrak antara peserta dengan operator takaful: Mudharabah, Wakalah, Ju'alah, Wakaf.

• Klasifikasi dalam Operasi Takaful:

o General Takaful: kebijakan jangka pendek o Family Takaful: kebijakan jangka panjang • 6 Perbedaan Utama dalam Takaful:

1. Kontribusi sukarela: Premi adalah kontribusi sukarela (tabarru) untuk secara kolektif mengasuransikan para peserta.

2. Hak yang ditentukan (meminimalkan spekulasi): Pemegang Polis secara kolektif memiliki kelompok untuk menutupi kerugian. Perusahaan mengelola kelompok berdasarkan model takaful tertentu dan menerima biaya.

3. Menghilangkan ketidakpastian: Pembayaran premi kepada kelompoknya bersifat sukarela untuk bantuan timbal balik tanpa keuntungan moneter individu.

4. Menghilangkan bunga: Investasi diarahkan pada bisnis/ industri yang dapat diterima dan pengembaliannya bebas riba.

5. Keadilan: Pemegang Polis adalah pemilik kelompok dan berhak atas keuntungannya.

6. Kebaikan sosial: Mitigasi risiko didasarkan pada kesetiaan satu sama lain.

A. FITUR UTAMA ASURANSI KONVENSIONAL DENGAN ASURANSI ISLAM Fitur Utama Asuransi Konvensional

• 'Suatu cara untuk memberikan keamanan dan kompensasi atas kerugian’ • Dilakukan berdasarkan prinsip pengambilan risiko dan spekulasi

• Transaksi disusun berdasarkan mitigasi risiko Fitur Utama Asuransi Islam

• Kemitraan di antara para peserta • Transparansi dari dana yang terkumpul • Kontrak manajemen antar peserta • Investasi yang sesuai dengan syariah

(12)

KESIMPULAN PERBEDAAN ASURANSI KONVENSIONAL DENGAN ASURANSI ISLAM

Asuransi Konvensional Asuransi Islam

Ganti rugi dengan premi Ganti rugi timbak balik Risiko ditransfer Risiko dibagikan antarpeserta Diinvestasikan secara bebas Diinvestasikan secara syariah Dana dari premi peserta seluruhnya menjadi

milik perusahaan

Dana tetap menjadi milik peserta, perusahaan hanya mengelola Akad Tadabbuli/ jual beli (mu’awadah,

idz’aan, gharar, mulzim)

Akad Tabarru’ dan Tijarah (mudharabah, wakalah, wadiah, syirkah)

Tidak ada Dewan Pengawas Syariah Ada Dewan Pengawas Syariah Tidak ada pemisahan dana Ada pemisahan dana antara pengelola

dengan peserta Keuntungan berasal dari surplus

underwriting, komisi reasuransi, dan hasil investasi

Keuntungan berasal dari bagi hasil antarpeserta

Klaim dibayar dari dana peserta (tabarru) Klaim dibayar dari dana perusahaan

B. MENGAPA ASURANSI TRADISIONAL DILARANG DARI SUDUT PANDANG SYARI’AH: RIBA, GHARAR, MAISIR, DAN HARAM

Asuransi tradisional atau asuransi konvensional dilarang dari sudut pandang syari’ah karena mengandung riba, gharar, dan maisir, yang mana ketiga hal tersebut adalah haram.

• Riba: penanggung menginvestasikan premi tertanggung pada asset berbunga. Terdapat pula kelebihan tanggungan yang dibayarkan penanggung kepada pihak tertanggung. • Gharar: baik jumlah uang maupun waktu terjadinya tidak diketahui secara pasti

oleh penanggung dan tertanggung.

• Maisir: tertanggung mengharapkan biaya tanggungan melebihi jumlah premi yang dibayarkannya. Penanggung mengharapkan kejadian yang diasuransikan tidak terjadi sehingga tidak perlu membayarkan tanggungan.

C. KENDALA DAN PELUANG UNTUK ASURANSI ISLAM Kendala:

(13)

1. Kurangnya kemauan politik atau dukungan untuk menumbuhkan bisnis takaful (dibandingkan dengan Malaysia).

2. Kurangnya kesadaran masyarakat tentang asuransi syariah sebagai alat perlindungan keuangan.

3. Kurangnya komitmen oleh manajemen untuk mengembangkan takaful. Hal ini disebabkan pengembalian yang didapat lebih rendah pada ekuitas di bisnis takaful dibandingkan dengan yang dicapai dari bisnis asuransi konvensional. Hal ini membuat asuransi konvensional lebih menarik bagi segmen konsumen yang keputusan pembeliannya didasarkan pada harga dan pengembalian yang diharapkan dari suatu produk.

4. Tantangan distribusi disebabkan adanya penyebaran geografis yang luas.

5. Kurangnya inovasi dan diferensiasi produk, karena saat ini para pihak takaful cenderung menawarkan produk serupa dengan asuransi konvensional, seperti bisnis unit-linked. Hal ini menyebabkan tidak terpenuhinya kebutuhan kelompok berpenghasilan rendah, yang sebagian besar kurang ditembus.

Peluang:

1. Pangsa pasar untuk asuransi Islam telah meluas di seluruh dunia

2. Populasi muslim mencapai 207,2 juta orang ditambah tingkat pertumbuhan GDP yang baik sehingga mengindikasikan potensi pertumbuhan di masa depan.

3. Prediksi nilai pasar takaful dunia pada tahun 2023 mencapai $40 Bn.

4. Tingkat penetrasi yang rendah menandakan peluang pertumbuhan potensial, khususnya pada takaful.

5. Upaya para regulator, pihak takaful, dan dewan syariah untuk mengembangkan kesadaran pasar.

6. Pengembangan seperangkat peraturan yang lebih kuat dan selaras untuk industri baik konvensional maupun takaful, serta pengembangan pedoman yang lebih kuat untuk takaful.

7. Persyaratan untuk membagi bisnis syariah menjadi entitas yang terpisah dalam jangka waktu 10 tahun atau setelah dana syariah lebih dari 50% dari seluruh dana asuransi yang dipegang.

(14)

• Pihak-pihak yang terlibat dalam kontrak Takaful:

o Peserta Takaful (PT): individu atau lembaga yang masuk ke dalam skema pengaduan syariah untuk perlindungan risiko bersama.

o Operator Takaful (OT): perusahaan komersial (perusahaan saham gabungan) yang mengatur dan memprakarsai solidaritas Islam melalui kontrak takaful.

• General Takaful: para peserta membayar kontribusi ke kelompok penjaminan emisi yang disebut Participant Takaful Fund (PTF) berupa biaya kompensasi dan biaya operasional.

• Family Takaful: peserta membayar kontribusi yang terdiri dari PTF dan Participant Investment Fund (PIF) yang merupakan komponen tabungan dan investasi.

• Di Takaful, bukan OT namun PT sendiri yang memberikan perlindungan risiko bersama dari PTF mereka. OT hanya mengelola penjaminan emisi (underwriting) dan investasi atas nama PT.

• Surplus underwriting dan laba investasi milik PT, yang juga harus menanggung defisit dan kerugian.

• Namun dalam praktiknya, OT dipaksa oleh hukum di banyak negara untuk memberikan pinjaman tanpa bunga (qard hasan) jika ada defisit. Pinjaman ini akan dipulihkan dari surplus penjaminan emisi di masa depan.

a. MODEL MUDHARABAH PT → shahibul maal

OT → mudharib

• Berbentuk kemitraan.

• Merupakan akad tijari (komersial).

• Kesepakatan berupa keuntungan atau nisbah bagi hasil ditentukan di awal. • Bagi hasil dilakukan setelah kewajiban dipenuhi/ diperhitungkan (klaim) • Kerugian atau defisit ditanggung oleh shahibul maal.

Model Mudharabah murni: OT yang menutup semua biaya dari bagian keuntungannya dan tidak boleh dibebankan biaya tambahan. Namun, model ini memberi risiko tinggi kepada OT. Jika klaim melebihi kontribusi (artinya deficit), OT tidak hanya menerima remunerasi untuk layanannya namun juga harus menyediakan qard hasan untuk menjaga kesanggupan bayar PTF. Oleh sebab itu, beberapa pengaturan takaful memungkinkan OT untuk tidak hanya menanggung secara langsung biaya penanganan klaim, namun juga semua biaya manajemen pada PTF sebelum surplus atau deficit dari penjaminan dihitung.

(15)

Underwriting surplus bukan keuntungan yang dapat dibagi antara OT dengan PT. Jika OT menerima bagian dari underwriting surplus, remunerasinya akan meningkat seiring dengan ukuran surplus, sehingga OT memiliki insentif untuk memaksimalkan surplus.

b. MODEL WAKALAH (AGEN) PT → muwakkil

OT → wakil

• Muwakkil membayar sejumlah uang (kontribusi) yang akan dikelola oleh OT.

• OT merupakan wakil dari PT dalam mengelola: dana tabarru’, penjamin emisi (underwriting), membayar serta menjaga ketersediaan dana klaim (manfaat) untuk PT, dan melakukan investasi.

• OT mendapat fee untuk jasanya kepada PT dan dari hasil dari pengelolaan dana untuk investasi yang telah ditentukan sejak awal dengan akad nominal yang tetap. • OT cenderung meningkatkan volume kontribusi dan dana yang diinvestasikan. Oleh

sebab itu, terkadang fee juga mencakup “kinerja”. Kinerja diukur dalam kaitannya dengan surplus penjamin emisi atau laba investasi.

• Risiko model ini cenderung lebih kecil dengan mudharabah (bila pengelolaannya baik). • Model yang paling popular digunakan karena menjanjian income yang pasti bagi OT.

• Variase model Wakalah:

o Wakalah dengan model insentif berupa fee kepada OT o Wakalah model Mudharabah (hybrid)

o Wakalah dengan model Wakaf

c. MODEL HIBRIDA (GABUNGAN MODEL MUDHARABAH DAN MODEL WAKALAH)

• Menggabungkan peran mudharib (OT dalam mudharabah) dengan peran wakil (OT dalam wakalah)

• Kontrak yang digunakan untuk mengelola dana risiko dan/atau dana penjamin emisi (underwriting): kontrak dalam wakalah

• Kontrak yang digunakan untuk mengelola dana investasi: kontrak dalam mudharabah • Sumber Pendapatan Operator Takaful (OT):

(16)

o Pengembalian dana investasi takaful

o Pengembalian dana investasi pemegang saham • Sumber Pendapatan Peserta Takaful (PT):

o Surplus penjamin emisi yang dibagi antarpeserta o Pembagian keuntungan dari investasi dana takaful

d. MODEL WAKALAH-MUDHARABAH-WAKAF

• Merupakan penyempurnaan dari model wakalah dan menggabungkan badan hukum terpisah yang dikenal sebagai wakaf untuk menyimpan sumbangan pemegang saham dan kontribusi peserta.

• Tujuan wakaf adalah untuk mendukung penerima manfaat dalam hal kerusakan dan kerugian finansial. Peserta takaful menyumbangkan kontribusi mereka kepada wakaf dan menjadi penerima manfaatnya untuk periode yang ditentukan dalam kontrak sumbangan mereka.

• Donasi Pemegang Saham → Pemegang saham dari OT membuat sumbangan untuk membentuk dana wakaf. Tujuan modal bukan untuk memastikan solvabilitas takafu,l tetapi hanya untuk menetapkan wakaf sebagai kepribadian hukum

• Kontribusi Peserta → Kontribusi tabarru yang dibuat oleh peserta disimpan dalam wakaf.

• Distribusi Dana Surplus → Dana wakaf diinvestasikan di produk yang sesuai dengan Syariah untuk menghasilkan keuntungan. Setiap klaim dari peserta untuk menutupi kerugian atau kerusakan dibayarkan dari wakaf. Selain itu, semua biaya operasional, seperti re-takaful (mirip dengan reasuransi dalam model asuransi konvensional) atau penimbunan cadangan, dipenuhi dari wakaf.

e. MODEL MANA YANG HARUS DIPILIH • Faktor yang Harus dipertimbangkan:

o Populasi target o Penerimaan daerah

o Pandangan Dewan Syariah o Kerangka peraturan

o Desain produk o Pemasaran o Harga

(17)

• Mudharabah

o Kelebihan: lebih menarik karena keuntungan dibagi dengan pemegang polis. Namun ada pendapat yang kuat dari para sarjana terutama dari Timur Tengah bahwa keuntungan underwriting tidak dapat dibagi dengan operator karena berasal dari sumbangan.

o Kekurangan: kurang dapat diterima secara global • Wakalah

o Kelebihan: paling dikenal dan memiliki efek positif dalam menyediakan aliran pendapatan tetap dan stabil.

o Kekurangan: dalam bentuk paling murni wakalah memiliki potensi naik yang terbatas karena satu-satunya sumber pendapatan adalah dari fee wakalah. Hal ini dapat merusak daya saing karena fee wakalah yang tinggi di muka mungkin terlihat tidak menarik bagi peserta dan memiliki efek buruk bagi pendatang baru karena tingginya biaya awal.

• Hybrid

o Kelebihan: tren penggunaan saat ini meningkat yang didasarkan pada penerapan model wakalah untuk bagian penjaminan dan penerapan model mudarabah untuk bagian investasi; disebabkan pendapatan investasi biasanya merupakan bagian terbesar dari keuntungan, model ini dipandang oleh banyak operator Takaful sebagai model yang layak secara komersial; dipraktikkan secara luas di Timur Tengah dan Malaysia dan didukung AAOIFI.

• Dalam semua model, meskipun tidak diamanatkan oleh Syariah, operator takaful umumnya diharapkan untuk memberikan pinjaman tanpa bunga jika terjadi defisit dalam kumpulan penjaminan emisi. Harapan ini membutuhkan teknik manajemen risiko yang cermat karena ada ketidakpastian dalam hal jumlah dan waktu pinjaman yang akan dilunasi dari surplus di masa mendatang.

6. TAKAFUL LIFE/ FAMILY INSURANCE

A. JENIS KEBIJAKAN: WHOLE-LIFE POLICY, ENDOWMENT POLICY, GROUP LIFE ASSURANCE POLICY

• Whole-life Policy: kontrak sampai pihak tertanggung meninggal atau maksimal berusia 99--100 tahun; cash value di akhir kontrak atau di pertengahan (depend on the contract); biaya premi flat rate lebih tinggi dibandingkan term-life.

(18)

• Endowment Policy atau savings plan: kontrak selama jangka waktu tertentu (10,15,20 tahun) atau pihak tertanggung meninggal; besaran premi ditentukan sesuai kesepakatan/keinginan.

• Group life Assurance Policy: pihak tertanggung berupa kelompok; biasa digunakan oleh perusahaan; kontrak berlaku selama bekerja pada perusahaan atau selama masa tertentu; dapat dialihkan menjadi kontrak individu.

B. OPERATIONAL SOURCE OF FUND

• Dalam operasionalnya, asuransi islam menyiapkan rekening khusus sebagai rekening dana tolong-menolong (rekening tabarru’) yang menampung kontribusi yang disetorkan oleh seluruh peserta yang telah diniatkan untuk membantu sesama peserta. • Jika seorang peserta terkena resiko sakit, kecelakaan, atau meninggal, maka klaimnya

akan dibayarkan atau diambilkan dari rekening tabarru’.

• Melalui mekanisme ini, tampak dengan jelas bahwa setiap peserta berkontribusi atau berderma kepada peserta yang sedang terkena resiko.

• “Masalah gharar dalam asuransi jiwa syariah dapat dieliminir karena akad yang dipakai adalah akad takafuli atau akad tolong-menolong dan saling menjamin”

C. RISK SELECTION

• Risk selection merupakan hasil yang didapatkan di antara pelaku asuransi yang terlibat untuk mengatasi risiko yang tidak dapat dihitung dengan memilih dan menghitung risiko peserta asuransi.

• Dalam melakukan risk selection, lembaga asuransi menggunakan risk adjustment dan risk sharing.

• Risk adjustment merupakan proses mengukur risiko yang berpotensi diterima peserta asuransi dengan memperhitungkan beragam faktor.

• Risk sharing merupakan proses untuk menggabungkan dana antar konsumen dalam pool of funds. Hal ini bertujuan agar premi peserta yang berisiko tinggi dapat ditutupi dengan peserta berisiko rendah

TAKAFUL NON LIFE/ GENERAL INSURANCE

A. KONSEP OPERASIONAL

• Bentuk asuransi syariah yang memberikan perlindungan finansial kepada peserta takaful dalam menghadapi bencana atau kecelakaan harta benda milik peserta.

(19)

• Premi takaful diterima dimasukkan dalam rekening tabarru’.

• Premi takaful tersebut dimasukkan kedalam kumpulan dana peserta, kemudian dikembangkan melalui investasi yang dibenarkan Islam.

• Keuntungan investasi yang diperoleh dimasukkan ke dalam kumpulan dana peserta. • Setelah dikurangi beban asuransi dan masih terdapat kelebihan, maka kelebihan itu

akan dibagi antara penanggung dan tertanggung. B. PRINSIP-PRINSIP NON LIFE INSURANCE

• Berserah Diri dan Ikhtiar : Wajib Memanfaatkan Sumber daya ; Hindari mengambil risiko melebihi kemampuan; (az-Zukhruf: 32)

• Tolong-Menolong (Ta’awun): Prinsip Utama asuransi syariah; Pondasi dasar dalam menegakan asuransi syariah; (al-Maa’idah:2)

• Saling Bertanggung jawab: Rasa tanggung jawab sesama muslim; Kesejahteraan umum; (HR Bukhari dan muslim)

• Saling Kerja sama: Cerminan ketakwaan; Mewujudkan kesejahteraan adalah kewajiban; (al-Maa’idah: 2), (HR Bukhari, Muslim, dan Abu daud)

• Saling melindungi dan berbagi kesusahan: Prinsip dasar Ta’dhamun Islami ; (HR Ibnu Majah)

• Kepentingan Terasuransikan (Insurable Interest): Peseta mempunyai kepentingan terhadap objek; Pasal 268 KUHD

• Itikad Baik (Utmost Good Faith): Beritikad Baik dalam melakukan perikatan; (an-Nissa: 29)

• Ganti Rugi (Indemnity): Ganti Rugi harus seimbang

• Penyebab Dominan (Proximate Cause): Kerugian dijamin berdasarkan penyebab utama terjadi kerugian

• Subrogasi (Subrogation): Adil; Pengalihan hak dari peserta kepada perusahaan (pihak ketiga)

• Kontribusi (Contribution): Asuransi kepada beberapa perusahaan; Klaim dibayar sesuai porsi masing masing

C. MEKANISME PENGELOLAAN DATA

Mekanisme pengelolaan dana peserta (premi) dibagi menjadi dua sistem, yaitu; Sistem yang mengandung unsur tabungan dan Sistem yang tidak mengandung unsur tabungan.

(20)

1. Sistem yang mengandung unsur tabungan

Setiap peserta diharuskan membayar sejumlah uang secara teratur kepada perusahaan. Jumlah premi yang harus dibayarkan tergantung pada kemampuan peserta. Namun, perusahaan menentukan jumlah minimum premi yang dapat dibayarkan. Setiap peserta dapat membayar premi, melalui rekening giro, giro atau membayar langsung. Peserta dapat memilih cara membayar, apakah bulanan, kuartal, semester atau tahun. Setiap premi yang dibayarkan oleh peserta akan dipisahkan oleh perusahaan asuransi dalam dua akun yang berbeda.

Rekening tabungan, yang merupakan kumpulan dana milik peserta, dibayarkan ketika: • Agreement expires

• Participants resign • Participants died

2. Sistem yang tidak mengandung unsur tabungan

Setiap premi yang dibayarkan oleh peserta akan dimasukkan ke dalam Akun Tabarru, yang merupakan kumpulan dana yang dimaksudkan oleh peserta sebagai tugas kebajikan untuk tujuan saling menolong dan saling membantu, dan dibayarkan ketika:

• Peserta meninggal

• Perjanjian telah kedaluwarsa (jika ada surplus dana)

• Dana peserta ini akan diinvestasikan sesuai dengan syariah Islam. Keuntungan dari hasil investasi setelah dikurangi biaya asuransi (klaim dan premi reasuransi), akan dibagikan antara peserta dan perusahaan sesuai dengan prinsip Al-Mudharabah dalam rasio tetap berdasarkan perjanjian antara perusahaan dan peserta.

D. SELEKSI RISIKO

A. Identifikasi dan Evaluasi Risiko

Ketika proposal diajukan untuk Takaful, underwriter perlu mengidentifikasi dan mengevaluasi bahaya fisik dan moral yang terkait dengan risiko yang diusulkan. Informasi tentang bahaya dapat diperoleh dari formulir proposal yang telah diisi sebelumnya oleh pengusul.

(21)

Ini akan menjadi informasi tambahan di atas yang disediakan dalam Formulir dan Aplikasi Proposal. Informasi yang disiapkan oleh para ahli independen adalah untuk kepentingan operator dan peserta.

C. Menyeleksi Risiko

Setelah underwriter mengidentifikasi dan mengevaluasi bahaya yang terkait dengan risiko yang diusulkan, underwriter siap untuk memutuskan apakah akan menerima atau menolak proposal. Jika underwriter memutuskan risiko adalah risiko standar, proposal akan diterima, sambil menunggu penerbitan sertifikat.Dalam beberapa keadaan, proposal dapat ditolak karena bahaya moral yang buruk.

E. MANAJEMEN KLAIM Jenis Kerugian:

• Total loss merupakan kerusakan yang terjadi secara menyeluruh

• Partial loss yaitu kerusakan yang terjadi yang tidak termasuk dalam kerusakan menyelruh dan kerusakan ini akan di lihat besarannya melalui loss adjuster.

• Kerugian pihak ketiga yaitu kerugian yang terjadi pada orang lain akibat dari orang yang tertanggung.

Penggantian Kerugian

Setelah mengetahui jenis kerugian, maka dilakukannya penggantian keruigian. Penggantian dilakukan dengan cara sesuai dengan kondisi dan kesepakatan yang tertulis di dalam polis. Yaitu dengan pilihan mengganti dengan uang tunai, memperbaiki, atau membangun ulang proyek yang dijalani.

Prosedur Klaim

Untuk melakukan klaim akan kerusakan yang terjadi kita harus mengikuti prosedur yang sudah ada yaitu:

1. Pemberitahuan klaim, segera setelah peristiwa terjadi harus dilaporkan kepada penanggung. Laporan lisan harus ditegaskan dengan laporan tulis.

2. Bukti klaim kerugian, setelah melaporkan maka untuk melakukan klaim harus memperisiapkan bukti-bukti dari kejadian yang di alami untuk menghindari kebohongan, dan hal ini mengikuti ketentuan standar dari industri asuransi di Indonesia

(22)

3. Penyelidikan, setelah pelaporan dan pemberian bukti, maka penanggung akan melakukan pengecekan apakah premi sudah dibayar atau belum dan sebagainya hingga keputusan klaim diterima atau ditolak keluar.

4. Penyelesaian klaim, setelah adanya kesepakatan jumlah penggantian maka diisyaratkan bahwa pembayaran tidak boleh lebih dari 30 hari sejak kesepakatan terjadi, maka segala pembayaran akan pembenaran akan di bayarkan oleh perusahaan asuransi syariah. Recovery Claim

Asuransi menganut prinsip indemnity, yaitu tertanggung tidak dimungkinkan untuk mendapat keuntungan akibat terjadinya suatu peristiwa. Oleh karena itu barang sisa yang mengalami kerugian, setelah mendapatkan penggantian oleh penanggung, menjadi hak sepenuhnya puhak penanggung.

Referensi

Dokumen terkait

Samples dipped and agitated in acidic electrolyzed water, tap water, alkaline electrolyzed water maintained their form and color up to 3 days after treatment. The

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menjelaskan adanya pengaruh Bauran Promosi yang terdiri dari Periklanan, Promosi Penjualan, dan Publisitas baik secara

Dimaksudkan evaluasi disini adalah mengetahui sejauh mana langkah konseling yang telah dilakukan telah mencapai hasilnya. Dapat dilihat pada perkembangan selanjutnya

Melakukan wawancara dengan responden untuk menggali dan menyingkap pilihan nilai-nilai filosofis pendidik an yang dianut oleh dosen MKDU sebagai tenaga edukatif di perguruan

dihadapkan pada dua kondisi, dimana Aisyah merasa dilem Aisyah merasa dilema apakah ia harus mengikuti saran a apakah ia harus mengikuti saran dari dokter dan harus mengorbankan

Ditinjau dari sumber penghasilan utama rumah tangga, ternyata di Kecamatan Pagerwojo yang terbesar adalah sektor pertanian hal ini dikarenakan Kecamatan Pagerwojo

Hasil tabulasi silang sikap orang tua dengan sibling rivalry diketahui bahwa sebagian besar sikap orang tua yang mempunyai sifat positif tidak mempunyai anak

Pengelolaan lahan dengan kearifan lokal spesifik lokasi berdasarkan karakteristik dan kemampuan lahan, status hara tanah, kemasaman dan kandungan C-organik serta tanaman yang