• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE. Dalam suatu penelitian diperlukan suatu metode guna mengetahui arti dan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE. Dalam suatu penelitian diperlukan suatu metode guna mengetahui arti dan"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III METODE

A. Metode Penelitian

Dalam suatu penelitian diperlukan suatu metode guna mengetahui arti dan tujuan penelitian itu sendiri. Metode yang tepat akan menunjang tercapainya tujuan penelitian. Dengan mengkaji permasalahan penelitian secara umum maka metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif merupakan metode penelitiaan yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai suatu gejala yang ada, yaitu gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan (Arikunto, 1990: 309; Mardalis, 2003: 26; Nazir, 2003: 54).

Pendapat di atas memberikan makna bahwa penelitian deskriftif adalah penelitian dengan tujuan untuk menggambarkan kejadian apa adanya yang terjadi di lapangan berdasarkan informasi yang didapat. Lebih jelas lagi Hasan (2002: 22) menjelaskan tentang tujuan digunakannya metode deskriptif, yaitu sebagai berikut: 1) Mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang melukiskan gejala yang ada, dan 2) Mengidentifikasi masalah atau memeriksa kondisi dan praktek-praktek yang berlaku.

Pendekatan dalam penulisan ini adalah pendekatan kualitatif untuk mengetahui efektif tidaknya pembinaan pada Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar (PPLP) cabang olahraga dayung ditinjau dari kepemimpinan dan kompetensi kepelatihan pelatih.

(2)

Dari penjelasan dan pendapat di atas tentang metode deskriptif serta pendekatannya, maka penulis berpendapat bahwa penulisan deskriptif dengan pendekatan kualitatif cocok digunakan dalam penulisan ini. Hal ini sesuai dengan penulisan yang akan dilakukan penulis yaitu mengetahui seberapa besar efektivitas pembinaan pada Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar (PPLP) cabang olahraga dayung ditinjau dari kepemimpinan dan kompetensi kepelatihan pelatih.

B. Populasi dan Sampel Penelitian

Untuk menyusun sampai dengan menganalisis data sehingga mendapatkan gambaran yang sesuai dengan apa yang diharapkan dalam penelitian ini diperlukan sumber data. Pada umumnya sumber data dalam penulisan disebut populasi dan sampel penelitian. Populasi adalah sekumpulan unsur yang akan diteliti, seperti sekumpulan individu, sekumpulan keluarga, dan sekumpulan unsur lainnya. Dari sekumpulan unsur tersebut diharapkan akan memperoleh informasi yang berguna untuk memecahkan masalah penulisan.

Populasi penelitian adalah meliputi keseluruhan aspek pelaksanaan pembinaan pelatih dan atlet Pusat Pendidikan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) cabang olahraga dayung Rowing di Indonesia. Dengan demikian yang menjadi anggota populasi adalah 10 pelatih, 14 atlet putri dan 20 atlet putra dengan karakteristik usia berkisar 15 – 18 tahun yang tersebar di 10 Pusat Pendidikan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) yang ada di Indonesia seperti tercantum dalam tabel 3.1.

(3)

Tabel 3.1

Penyebaran Sampel Penelitian

No. Daerah Jumlah Sampel Keterangan

Atlet Pa Atlet Pi Pelatih

1 NAD 1 1 2 Riau 1 1 3 DKI Jakarta 1 1 1 4 Jawa Barat 2 4 1 5 Kalimantan Tengah 2 1 1 6 Sulawesi Tenggara 3 2 1 7 Sulawesi Selatan 4 3 1 8 Sulawesi Tengah 2 1 9 Maluku 2 1 1 10 Papua 2 2 1 Jumlah 20 14 10 C. Definisi Operasional

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan pada Bab I, maka perlu dijelaskan secara operasional, beberapa peristilahan yang digunakan dalam penelitian ini agar tidak menimbulkan pengertian yang salah. Peristilahan yang dimaksud adalah sebagai berikut:

1. Efektivitas

Menurut kamus besar Bahasa Indonesia (1990) efektif berarti adanya efek (akibat, pengaruhnya, kesannya) manjur atau mujarab, dapat membantu hasil. Dengan demikian efektivitas dapat diartikan keefektivan ataupun daya guna, atau adanya kesesuaian dalam suatu aktivitas antar hal-hal yang telah dilaksanakan dengan sasaran yang diinginkan.

(4)

2. Kepemimpinan

Seorang pemimpin adalah orang yang memotivasi, memberikan arah dan mendelegasikan tanggung jawab dan wewenang kepada para relawan. Dia menantang mereka untuk menyelesaikan pekerjaan, memecahkan masalah dan mengambil keputusan untuk pencapaian tujuan-tujuan dan sasaran-sasaran kelompok yang diliburkan. Dia dihormati karena pekerjaan dan kemitraannya, akena kebijakan dan kepribadiannya dan untuk keadilan dan perlakuan yang tepat terhadap orang lain. Dalam buku Olympic Solidarity (1998), dijelaskan bahwa:

Leadership can be broadly defined as the ability to influence the behavior of others. A leader is one who motivates, provides direction and delegates responsibility and authority to the volunteers. He challenges them to get the job done, to solve problems and to make decisions for the achievement of goals and objectives of the group involved. He is respected for his commitment and work, for his wisdom and personality, and for fairness and appropriate treatment of others.

3. Kompetensi

Kompetensi diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Arti lain dari kompetensi adalah spesifikasi dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dimiliki seseorang serta penerapannya di dalam pekerjaan, sesuai dengan standar kinerja yang dibutuhkan oleh lapangan sebagaimana diungkap di www.geocities.com/pengembangan_sekolah/standarguru.html.

Dengan demikian, kompetensi yang dimiliki oleh setiap pelatih akan menunjukkan kualitas pelatih yang sebenarnya. Kompetensi tersebut akan

(5)

terwujud dalam bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan maupun sikap profesional dalam menjalankan fungsi sebagai pelatih. Berdasarkan pengertian tersebut, kompetensi kepemimpinan dan kepelatihan adalah suatu pernyataan tentang kriteria yang dipersyaratkan dalam bidang kepemimpinan dan kepelatihan, ditetapkan dan disepakati bersama dalam bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan dan sikap bagi seorang tenaga kepelatihan sehingga layak disebut kompeten, yaitu meliputi aspek 1) manajemen diri, 2) memimpin orang lain, 3) manajemen tugas, 4) inovasi, dan 5) tanggung jawab social untuk kepemimpinan dan . aspek; 1) analisis penampilan, 2) perencanaan dan desain latihan, 3) desain program, 4) dukungan latihan, 5) dukungan perlombaan, 6) program manajemen, dan 7) kepemimpinan untuk kepelatihan.

4. Performa

Performa diistilahkan sama dengan prestasi kerja. Bernardin dan Russel (1993:378) dalam www.damandiri.or.id/file/ahmadrajaulunairbab2.pdf

memberikan definisi tentang prestasi kerja sebagai “performance is defined as the record of outcome produced on a specified job function or activity during a specified time period.” Performa didefinisikan sebagai catatan dari hasil-hasil yang diperoleh melalui fungsi-fungsi pekerjaan tertentu atau kegiatan selama tempo waktu tertentu. Dari definisi di atas dapat dipahami bahwa performa lebih menekankan pada hasil atau yang diperoleh dari sebuah pekerjaan pada periode waktu tertentu. Dengan demikian, performa yang dimiliki oleh setiap atlet akan menunjukkan kualitas atlet yang sebenarnya.

(6)

Performa tersebut akan terwujud dalam bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan maupun sikap profesional dalam menjalankan fungsi sebagai atlet. Berdasarkan pengertian tersebut, performa performa atlet adalah suatu pernyataan tentang kriteria yang dipersyaratkan dalam proses pembinaan atlet, ditetapkan dan disepakati bersama dalam bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan dan sikap bagi seorang atlet sehingga layak disebut atlet, yaitu fisik, teknik, keadaan mood, dan aspek penentu prestasi.

5. Kepemimpinan

Seorang pemimpin adalah orang yang memotivasi, memberikan arah dan mendelegasikan tanggung jawab dan wewenang kepada para relawan. Dia menantang mereka untuk menyelesaikan pekerjaan, memecahkan masalah dan mengambil keputusan untuk pencapaian tujuan-tujuan dan sasaran-sasaran kelompok yang diliburkan. Dia dihormati karena pekerjaan dan kemitraannya, akena kebijakan dan kepribadiannya dan untuk keadilan dan perlakuan yang tepat terhadap orang lain. Dalam buku Olympic Solidarity (1998), dijelaskan bahwa:

Leadership can be broadly defined as the ability to influence the behavior of others. A leader is one who motivates, provides direction and delegates responsibility and authority to the volunteers. He challenges them to get the job done, to solve problems and to make decisions for the achievement of goals and objectives of the group involved. He is respected for his commitment and work, for his wisdom and personality, and for fairness and appropriate treatment of others.

Mengacu pada pernyataan di atas dapatlah diungkapkan bahwa prinsip pokok kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi perilaku orang lain. 6. Pusat Pendidikan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP)

(7)

Pusat Pendidikan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) adalah wadah pembibitan olahragawan pelajar berbakat untuk dibina prestasinya dibidang olahraga dan dapat menyelesaikan pendidikannya secara baik. Pembinaan bidang akademis siswa PPLP dilakukan disekolah-sekolah umum sesuai jenjang pendidikannya dan pembinaan prestasi olahraga dilakukan di bawah bimbingan atlet yang ditunjuk oleh Induk Organisasi Olahraga terkait.

D. Instrumen Penelitian

Dalam penulisan ini, selain menggunakan tes untuk performa atlet dan observasi untuk performa teknik atlet dayung, juga digunakan alat pengumpul data yang berupa angket (kuesioner) mengenai variabel yang sedang diteliti, yaitu variabel performa kepemimpinan atlet PPLP cabang olahraga dayung, performa keatletan atlet PPLP cabang olahraga dayung, aspek profil keadaan mood atlet PPLP cabang olahraga dayung dan aspek penentu untuk berprestasi atlet PPLP cabang olahraga dayung. Beberapa pertimbangan yang menjadi dasar dalam pembuatan alat pengembangan/pengumpulan data ini adalah:

1. Agar hasil pengukuran terhadap variabel-variabel yang diteliti dapat dianalisis dan diolah secara statistik.

2. Pengumpulan data tersebut memungkinkan dapat diperoleh data yang obyektif.

3. Alat pengumpulan data ini, memungkinkan penulisan dilakukan dengan mudah serta lebih dapat menghemat waktu, biaya dan tenaga.

(8)

1. Angket

Peneliti menggunakan angket sebagai alat pengumpul data yang langsung berhubungan dengan sampel. Angket dalam penelitian ini terdiri dari komponen atau variabel yang dijabarkan melalui sub komponen, indikator dan pertnyataan.. Butir-butir pernyataan itu merupakan gambaran tentang profil keaadaan mood, penentu prestasi, kompetensi kepemimpinan dan kepelatihan pelatih. Sedangkan untuk bentuk angket yang dipilih oleh peneliti yaitu angket tertutup, sebab dalam angket peneliti telah menyediakan alternatif jawaban yang dapat dipilih oleh responden. Untuk memudahkan dalam penyusunan butir-butir pernyataan angket serta alternatif jawaban yang tersedia, maka responden hanya diperkenankan untuk menjawab salah satu alternatif jawaban. Jawaban yang dikemukakan oleh responden didasarkan pada pendapatnya sendiri atau suatu hal yang dialaminya.

Jawaban yang diberikan responden dinilai dengan menggunakan skala berjenjang, dengan batas tertinggi 10 dan terendah 1 untuk kompetensi kepemimpinan dan kepelatihan pelatih. Sedangkan untuk aspek profil keadaan mood dan aspek penentu untuk berprestasi atlet PPLP cabang olahraga dayung jawaban yang diberikan responden dinilai dengan menggunakan skala berjenjang, dengan batas tertinggi 6 dan terendah 1.

a. Profil keadaan mood

Aspek profil keadaan mood atlet meliputi aspek; kelelahan, suasana amarah, perasaan siap, ketegangan, penilaian diri, suasana bingung dan depresi; memakai instrumen yang bersumber dari Sistem Monitoring dan Evaluasi Atletan (SMEP) Pelaksanaan dan Hasil Program Atletan Olahraga, (Rusli Lutan, dkk.,1999) yang

(9)

dikeluarkan oleh KONI Pusat. Jakarta. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada kisi-kisi dalam Tabel 3.2.

Tabel 3.2

Kisi-kisi Instrumen untuk Mengukur Kondisi Psikis Atlet

Variabel Sub Variabel Indikator

Having special talent, strong motivation, and a willingness to work extremely hard, are characteristics of the successful athlete (Olympiq Solidarity, 1998:190)

Profil keadaan mood.

Pengertian mood adalah suasana mental yang berkaitan dengan respons emosional seperti yang dialami oleh seseorang sehubungan dengan kegiatan sehari-hari yang selanjutnya mempengaruhi performa tugas kerja. Suasana ini menyebabkan performa menjadi menurun (Rusli Lutan, dkk., 1999:4)

• Kelelahan • Suasana amarah • Perasaan siap, enerjik

dan penuh teaga • Ketegangan • Penilaian diri • Suasana bingung • Depresi

Kualitas mental/Aspek penentu prestasi mencakup: (1) kemampuan memikul dan mengatasi stress, (2)

kemampuan memotivasi diri, (3) pengendalian diri, (4) ketekunan dan ketabahan, dan (5) kecepatan dan kejernihan pikiran dalam membuat putusan (Rusli Lutan, dkk, 1999: 4) • Motivasi • Fokus • Percaya diri • Pengendalian • Visualisasi • Persiapan

b. Faktor penentu prestasi

Sedangkan aspek penentu untuk berprestasi meliputi aspek-aspek seperti motivasi, fokus, percaya diri, pengendalian, visualisasi dan persiapan, memakai instrumen yang bersumber dari Sistem Monitoring dan Evaluasi Atletan (SMEP) Pelaksanaan dan Hasil Program Atletan Olahraga, (Rusli Lutan dkk., 1999) yang

(10)

dikeluarkan oleh KONI Pusat. Jakarta. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada kisi-kisi dalam Tabel 3.2.

c. Kompetensi kepemimpinan

Untuk variabel kompetensi kepemimpinan pelatih PPLP cabang olahraga dayung penilaian meliputi aspek; 1) manajemen diri, 2) memimpin orang lain, 3) manajemen tugas, 4) inovasi, dan 5) tanggung jawab sosial yang merupakan adaptasi dari Leadership Competency Assesment dari Leadership Central, Central Michigan University (2004). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada kisi-kisi dalam tabel 3.3.

Tabel 3.3.

Kisi-kisi Instrumen Kompetensi Kepemimpinan Pelatih

Variabel Sub Indikator Indikator

People can choose to become leaders. People can learn leadership skills. This is the Transformational Leadership Theory (Concept of Leadership dari Leadership Central, Central Michigan University, 2004) Idealnya seorang pemimpin adalah seorang yang mampu memenej diri, memimpin orang lain, memenej tugas, inovator dan mempunyai tanggung jawab sosial (Concept of Leadership dari Leadership Central, Central Michigan University, 2004) • Kebiasaan bekerja • Sikap bekerja • Manajemen stress • Pemahaman diri • Pembelajaran • Berkomunikasi

• Kesadaran antar pribadi • Memotivasi orang lain • Mengembangkan orang lain • Mempengaruhi orang lain • Melaksanakan tugas • Memecahkan masalah

• Memanaj sumber informasi dan materi

• Memenej sumber daya manusia • Memperbaiki prestasi

• Kreativitas

• Keberanian berusaha

• Mengintegrasikan sudut pandang • Meramalkan

(11)

• Memenej perubahan social • Tanggung jawab sebagai warga

negara

• Pengetahuan social • Proses-proses etika

• Memimpin orang lain secara etika • Bertindak dengan integritas

d. Kompetensi Kepelatihan

Untuk variabel kompetensi kepelatihan pelatih PPLP cabang olahraga dayung penilaian meliputi aspek; 1) analisis penampilan, 2) perencanaan dan desain latihan, 3) desain program, 4) dukungan latihan, 5) dukungan perlombaan, 6) program manajemen, dan 7) kepemimpinan, yang merupakan modifikasi dari Handbook on Performance Review of Coaches (Rose Mercier and Penny Werthner, 2007), Coaching Association of Canada

.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada kisi-kisi dalam Tabel 3.4.

Tabel 3.4

Kisi-kisi Instrument Performa Kepelatihan Pelatih

Variabel Sub Variabel Indikator

Kompetensi Kepelatihan

1. Analisis performa

• Analisis latihan dan persiapan kompetisi

• Analisis strategi

• Analisis persiapan psikologi • Identifikasi factor-faktor yang

mempengaruhi penampilan 2. Perencanaan dan

desain program

• Perencanaan sesi latihan yang disesuaikan dengan program jangka pendek dan jangka panjang

• Pengorganisasian sesi-sesi latihan

3. Desain program • Analisis performa atlet • Menentukan sasaran •

(12)

4. Dukungan latihan

• Monitoring

• Efektif umpan balik • Prinsip individialisasi • Kerjasama 5. Dukungan perlombaan • Manajemen elemen-elemen pendukung kompetisi

• Analisis performa atlet sendiri dan lawan

6. Manajemen program

• Memenej logistik • Kerja sesuai kode etik • Informasi program 7. Leadership • Belajar dari pengalaman

• Konsisten terhadap kode etik • Perumuskan visi dan misi • Motivator

2. Penilaian performa teknik

Aspek-aspek teknik yang akan dinilai dan indikator-indikator yang akan dijadikan sebagai bahan penyusunan pedoman observasi atau format penilaian observasi serta skala yang digunakan dalam penulisan ini mengadaptasi dari Rowing and sculling technical checklist (Western Australian Institut of Sport). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada kisi-kisi dalam Tabel 3.5. Untuk penilaian penulis melibatkan para tenaga ahli dalam hal ini pelatih dayung rowing sebanya 3 orang sebagai tim penilai. Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala bertingkat atau ratting scale dari 1 – 5.

Tabel 3.5

Aspek-aspek yang Dinilai dalam Teknik Mendayung Rowing

Variabel Posisi

Mendayung Aspek yang diamati Mendayung bukanlah

sebuah permainan, cenderung seperti membaca, sketing,

Catch • Jangkauan terlalu pendek. • Jangkauan terlalu panjang. • Tungkai terlalu rapat ke tumit. • Tangan bengkok saat catch.

(13)

dancing atau bentuk lain dari sebuah gerakan seni. Gerakan

mendayung dilakukan secara ritmik, terus menerus, harmonis dan ada rasio antara fase kerja dan fase istirahat. (Stephen, 1990:1).

• Lengan ditekan terlalu rendah. • Lengan diangkat terlalu tinggi. • Pergelangan tangan diputar di atas

handle.

Lengan tinggi sebelah saat catch. • Kepala dilempar kebelakang Drive • Tungkai didorong dibawah badan.

• Badan diayun terlalu cepat. • Lengan ditarik terlalu awal.

• Tungkai tinggi sebelah saat mendorong.

• Lengan ditarik kebawah saat finish. • Badan diayun terlalu belakang. • Badan miring kesamping. • Badan diadukan kepengayuh. Recovery • Pergelangan tangan ditekuk.

• Pergelangan ditekuk diatas pegangan/handle.

• Lengan naik turun.

Overlaping/Persilangan kedua lengan.

• Badan membungkuk sebelum lengan lurus.

• Tungkai ditekuk sebelum badan membungkuk.

Lengan terlalu rendah saat recovery. Sumber: Stephen (1990:1), Thompson (2005: 29-54),

Davenport (2000: 105-127) dan (Nolte: (141-184).

3. Penilaian performa fisik.

Peneliti menggunakan metode tes rowing ergometer 2000 meter untuk mengumpulkan data tentang performa fisik atlet dayung rowing. Tes ini sudah banyak dipergunakan oleh berbagai negara untuk proses monitoring dan evaluasi pada proses pembinaan atlet dayung rowing Volker Nolte (2005:26) dan Australian Sports Commission (2000:156).

(14)

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penulisan ini menggunakan teknik observasi, wawancara, dokumentasi, dan tes. Selanjutnya akan dijelaskan lebih rinci mengenai ke empat teknik tersebut, yaitu sebagai berikut:

1. Observasi

Untuk memperoleh informasi data primer dipergunakan teknik observasi, yaitu dengan melakukan pengamatan secara langsung kepada atlet. Adapun informasi yang dikumpulkan adalah yang berkaitan dengan performa teknik atlet dayung.

2. Dokumentasi

Teknik dokumentasi ini sebagai pelengkap data yang bersifat sekunder, dan dokumentasi tersebut diharapkan dapat menjadi nara sumber yang dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang tidak dimungkinkan atau ditanyakan melalui teknik observasi dan wawancara. Guna mendukung penulisan ini, diperlukan alat berbentuk foto (kamera) dan catatan lapangan. Data yang dikumpulkan oleh teknik dokumentasi ini antara lain: kurikulum/program, biodata atlet, dan hasil perlombaan kejurnas antar Pusat Pendidikan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) cabor dayung dalam kurun waktu 2003-2008.

3. Tes

Pengumpulan data menggunakan bentuk tes, digunakan untuk mengetahui kinerja atau performa atlet program Pusat Pendidikan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) cabor dayung. Tes adalah alat atau instrumen penilaian yang

(15)

dipergunakan untuk mengukur kemampuan kondisi fisik dan keterampilan teknik mendayung sebagai hasil dari suatu proses latihan mendayung.

4. Angket

Dalam penulisan ini selain menggunakan observasi, wawancara, dokumentasi dan tes, juga menggunakan teknik angket dengan jawaban tertutup. Pengumpulan data menggunakan bentuk tes, digunakan untuk mengetahui kompetensi kepelatihan yang digambarkan ke dalam tujuh (7) komponen, yang terdiri dari komponen: 1) kepemimpinan, 2) program manajemen, 3) analisis performa, 4) rencana dan desain latihan, 5) desain program, 6) dukungan latihan, dan 7) dukungan pertandingan; kompetensi kepemimpinan yang meliputi lima (5) komponen yang akan diungkapkannya yaitu: 1) manajemen diri, 2) memimpin orang lain, 3) manajemen tugas, 4) inovasi, dan 5) tanggung jawab social; profil keadaan mood yang meliputi 1) kelelahan, 2) suasana amarah, 3) perasaan siap, 3) ketegangan, 4) penilaian diri, 5) suasana bingung, dan 6) depresi; serta aspek penentu prestosi yang meliputi 1) motivasi, 2) focus, 3) percaya diri, 4) pengendalian, 5) visualisasi dan 6) persiapan.

F. Prosedur dan Tahapan Penelitian

Untuk penelitian dengan metode deskriftif maka teknik penelitian yang dipilih adalah survey, yaitu mencari dari dekat gejala penyelidikan untuk mengumpulkan informasi tentang orang dalam jumlah yang besar, yaitu dengan cara menjawab daftar isian sejumlah kecil dari populasi.

(16)

Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti mencoba menyusun suatu langkah-langkah penelitian yang sistematis dan sesuai dengan prosedur, yakni sebagai berikut:

Bagan 3.5

Langkah-langkah Penelitian

Sedangkan prosedur penelitian dapat peneliti jelaskan sebagai berikut:

1.

Bahwa masalah yang peneliti angkat dalam penelitian ini adalah profil efektivitas pembinaan pada pusat pendidikan dan latihan olahraga pelajar

Masalah Populasi Profil Kompetensi Kepemimpinan Pelatih Profil Keadaan Mood Profil Teknik Profil Fisik Pengolahan Data Kesimpulan Profil Kompetensi Kepelatihan Pelatih Sampel Pengambilan Data

(17)

(PPLP) cabang olahraga dayung serta kompetensi kepelatihan dan kepemimpinan pelatih.

2. Populasi yang peneliti maksud dalam penelitian ini adalah seluruh atlet dan pelatih yang bergabung pada program Pusat Pendidikan dan Latihan Olahraga Pelajar Cabang Olahraga Dayung.

3. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 14 atlet putri, 20 atlet putra, dan 10 pelatih.

4. Menyebarkan angket untuk mengetahui profil aspek penentu prestasi kepada atlet dan kompetensi kepemimpinan dan kepelatihan pelatih.

5. Menyebarkan angket untuk mengetahui profil keadaan mood sebelum perlombaan dayung rowing nomor ergometer dimulai.

6. Tes rowing ergometer jarak 2000 meter yang hasilnya merupakan profil performa fisik atlet dayung rowing.

7. Langkah selanjutnya adalah pengamatan dan memberikan penilaian terhadap performa teknik atlet dayung rowing ketika sedang berlomba oleh para tenaga ahli yang peneliti libatkan dalam penelitian ini untuk memperoleh hasil yang objektif yang bisa menggambarkan profil performa teknik atlet dayung.

Referensi

Dokumen terkait

Sebuah alat untuk mengumpukan data disebut instrumen. Dalam penelitian instrumen yang digunakan berupa tes objektif yaitu instrumen tes yang terdiri dari instrumen

Dalam penelitian ini, setelah terkumpul data-data dari teknik pengumpulan data berupa hasil tes dan hasil lembar observasi, selanjutnya peneliti mereduksi data dengan cara

Alat pengumpulan data selajutnya dalam penelitian ini adalah menggunakan instrumen berupa tes dalam bentuk essay. Tes essay yang digunakan bertujuan untuk

Jenis tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis dalam bentuk essay (uraian). Berkaitan dengan teknik pengumpul data yang digunakan, maka alat pengumpulan

Adapun teknik non-tes, terdiri dari angket, lembar observasi, dan dokumentasi.Angket digunakan untuk mengumpulkan data yang berkaitan dengan self efficacy siswa.Lembar

Teknik observasi digunakan untuk menggali data dari sumber data yang berupa peristiwa, tempat atau lokasi, dan benda, serta rekaman gambar (Sutopo, 2002: 64). Observasi

Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian ini digunakan teknik pengumpulan data berupa angket, observasi dan tes hasil belajar terhadap respon

dan pengukuran untuk atlet sepatu roda di Club Fist Tulungagung Adapun instrumen yang digunakan adalah rangkaian tes biomotor atlet sepatu roda di Club Fist Tulungagung Teknik