• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kata kunci : Regresi logistik, Susenas, menikah muda

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kata kunci : Regresi logistik, Susenas, menikah muda"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

1

ANALISIS REGRESI LOGISTIK BINER PADA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI WANITA MENIKAH MUDA DI PROVINSI JAWA TIMUR

(Study Kasus di Kabupaten Probolinggo, Bondowoso, Situbondo dan Sumenep)

Aulia Imawati1) , Arie Kismanto2)

1)Mahasiswa S1 Statistika ITS Surabaya, 2)Dosen Jurusan Statistika ITS Surabaya ABSTRAK

Dalam s uatu pernikahan, k ematangan e mosi m erupakan as pek y ang s angat pe nting unt uk menjaga kelangsungan perkawinan terutama pada pihak wanita. Sementara itu jika wanita menikah pada usia di bawah 20 t ahun, akan banyak resiko yang terjadi karena kondisi rahim dan pang gul belum be rkembang o ptimal. P ernikahan p ada us ia di bawah 2 0 t ahun i nilah y ang di maksud pernikahan di us ia m uda pada pe nelitian i ni. A da be berapa e fek positif dan e fek negatif dar i pernikahan di us ia m uda. A kan t etapi pad a be berapa k asus, e fek ne gatiflah y ang s ering t erjadi. Misalnya kesakitan dan kematian yang timbul saat kehamilan dan melahirkan. Maka dari itu kasus pernikahan di usia m uda harus di kurangi u ntuk m enghindari k ejadian-kejadian y ang tidak diinginkan. Persentase menikah muda tertinggi (40.3 persen) terjadi di provinsi Jawa Timur. Badan Pusat Statistik sebagai penyedia data telah melakukan survey sosial dan ekonomi (Susenas) yang di dalamnya termasuk dat a s tatus pe rnikahan, n amun an alisis y ang di gunakan be lum b isa untuk mengetahui f aktor-faktor y ang m empengaruhinya, sehingga di perlukan anal isis l ain unt uk mengetahui f aktor-faktor ap a s aja y ang m empengaruhi kejadian m enikah m uda s alah s atunya adalah regresi logistik. Model regresi logistik biner adalah model yang menghubungkan variabel acak respon Y yang berskala kategorik biner dengan variabel penjelas X baik kategorik maupun kontinu. Se telah di lakukan a nalisis r egresi l ogistik di ketahui bahw a v ariabel y ang be rpengaruh signifikan t erhadap k ejadian m enikah m uda ad alah usia k epala r umah t angga, j enis pendidikan tertinggi, ijazah tertinggi kepala keluarga, lokasi tempat tinggal dan letak geografis.

Kata kunci : Regresi logistik, Susenas, menikah muda

1. PENDAHULUAN

Dalam suatu pernikahan yang dilakukan di usia dini, ada beberapa efek p ositif dan efek negatif yang kemungkinan a kan t imbul. A kan t etapi da lam be berapa k asus justru e fek ne gatif y ang s ering timbul. Efek negatif ini sebagian besar dialami oleh wanita sebagai seorang istri. Menurut BKKBN (2010), seorang perempuan yang telah memasuki jenjang pernikahan maka harus mempersiapkan diri untuk pr oses kehamilan dan melahirkan. Sementara itu jika wanita menikah pada usia di ba wah 20 tahun, akan banyak resiko yang terjadi karena kondisi rahim dan panggul belum berkembang optimal. Hal ini dapat mengakibatkan resiko kesakitan dan kematian yang timbul selama proses kehamilan dan kelahiran bayi.

Batas usia dalam melangsungkan perkawinan adalah penting atau dapat dikatakan sangat penting. Hal ini disebabkan karena didalam perkawinan menghendaki kematangan psikologis.Usia perkawinan yang terlalu muda dapat mengakibatkan meningkatnya kasus perceraian karena kurangnya kesadaran untuk bertanggung jawab dalam kehidupan berumah tangga bagi suami istri.

Dalam hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 201 0 menyebutkan ada 46 persen p erempuan Indonesia menikah pada usia di bawah 20 tahun (Sedyaningsih, 2011). Persentase terbesar kawin muda terdapat di propinsi Jawa Timur sebesar 40,3 persen, Jawa Barat 39,6 persen dan Kalimantan Selatan 37,5 persen (Hutabarat, 2011).

Penelitian mengenai pernikahan di usia muda pe rnah dilakukan ol eh Hanggara,dkk(2010) dan Puspitasari (2006). H anggara,dkk ( 2010) m elakukan pe nelitian m engenai pernikahan u sia di ni d i Pasuruan d an P uspitasari (2006) melakukan penelitian m engenai p ernikahan usia d ini di kota Tasikmalaya. K arena p enelitian m engenai p ernikahan d i u sia d ini m asih terbatas pada a nalisis deskriptif, ma ka dilakukan pe nelitian y ang s erupa dengan t ujuan unt uk m engetahui k arakteristik wanita menikah muda di Jawa Timur dan untuk mengetahu faktor-faktor yang mempengaruhi wanita menikah muda di P rovinsi Jawa Timur m enggunakan a nalisis r egresi l ogistik biner. Penelitian i ni terbatas pada kabupaten Bondowoso, Situbondo, Probolinggo, dan Sumenep karena merupakan empat kabupaten y ang m emiliki persentase menikah m uda t erbesar d i Jawa Timur dimana p ersentase

(2)

2

menikah muda di Bondowoso sebesar 39 persen, Situbondo 34, Probolinggo 35 persen dan sumenep 33 persen. Variabel yang digunakan terbatas pada variabel yang termuat dalam Susenas 2009.

2. TINJAUAN PUSTAKA

Dalam tinjauan p ustaka akan di bahas m engenai pe rnikahan secara um um da n juga m engenai analisis regresi logistik biner.

2.1 Regresi Logistik Biner

Regresi l ogistik biner merupakan s uatu m etode a nalisis da ta y ang di gunakan unt uk m encari hubungan antara variabel respon (y) yang bersifat biner atau dikotomus dengan variabel prediktor (x) yang bersifat polikotomus (Hosmer dan Lemeshow, 2000). Keluaran dari variabel respon y terdiri dari 2 kategori yaitu sukses dan gagal y ang dinotasikan dengan y=1 (sukses) d an y=0 ( gagal). Dalam keadaan d emikian, v ariabel y mengikuti di stribusi B ernoulli unt uk s etiap obs ervasi t unggal. F ungsi Probabilitas untuk setiap observasi adalah diberikan sebagai berikut.

y y

y

f( )=π (1π )1− ; y = 0, 1 (1)

Dimana jika y = 0 maka f(y) = 1 – π dan jika y = 1 maka f(y) = π. Fungsi regresi logistiknya dapat dituliskan sebagai berikut

z e z f + = 1 1 ) ( ekuivalen z z e e z f + = 1 ) ( (2)

dimana z=

β

0 +

β

1x1+...+

β

pxp dengan p= banyak variabel prediktor

Nilai z antara −∞ dan

+

sehingga nilai f(z) terletak antara 0 dan 1 untuk setiap nilai z yang diberikan.Hal t ersebut m enunjukkan ba hwa m odel l ogistik s ebenarnya m enggambarkan pr obabilitas atau risiko dari suatu objek. Model regresi logistiknya adalah sebagai berikut.

) ... ( ) ... ( 1 1 0 1 1 0 e 1 e ) ( p p p p x x x x x β β β β β β

π

++ ++++ + = (3)

Dimana p = banyaknya variabel prediktor

Untuk mempermudah pendugaan parameter regresi maka model regresi logistik pada persamaan (3) dapat diuraikan dengan menggunakan transformasi logit dari π(x).Sehingga diperoleh persamaan berikut. p px x x x x g

β

β

β

π

π

= + + +       − = ... ) ( 1 ) ( ln ) ( 0 1 1 (4)

Model t ersebut merupakan f ungsi l inier d ari p arameter-parameternya. Pada r egresi l ogistik, variabel respon diekspresikan sebagai y(x)+ε dimana ε mempunyai salah satu dari kemungkinan dua nilai yaitu ε = 1−π(x) dengan peluang π(x) jika y=1 dan ε = −π(x) dengan peluang 1−π(x) jika

y=0 dan mengikuti distribusi binomial dengan rataan nol dan varians (π(x))(1−π(x)).

2.1.1 Estimasi Parameter

Dalam regresi logistik estimasi parameter dilakukan dengan metode Maximum Likelihood. Metode tersebut mengestimasi parameter β dengan cara memaksimumkan fungsi likelihood dan mensyaratkan bahwa da ta harus m engikuti s uatu d istribusi tertentu. P ada r egresi l ogistik, set iap p engamatan mengikuti distribusi bernoulli sehingga dapat ditentukan fungsi likelihoodnya.

Jika xi dan yi adalah pasangan variabel bebas dan terikat pada pengamatan ke-i dan diasumsikan bahwa setiap pasangan pengamatan saling independen dengan pasangan pengamatan lainnya, i = 1, 2, ...,n maka fungsi probabilitas untuk setiap pasangan adalah sebagai berikut

(

)

yi i i i x x x f( )=π( )yi 1π( )1− ; y i = 0, 1 (5)

(3)

3 dengan,

( )

                ∑ + ∑ = = = p j j j p j j j x x i e e x 0 0 1 β β π (6)

dimana ketika j = 0 maka nilai xij = xi0 = 1.

Setiap pasangan pengamatan diasumsikan independen sehingga fungsi likelihoodnya merupakan gabungan dari fungsi distribusi masing-masing pasangan yaitu sebagai berikut.

(

)

= − = − = = n i y i i n i i i x x x f l 1 1 y 1 ( ) ( ) 1 ( ) ) (β π i π

Fungsi l ikelihood t ersebut l ebih m udah di maksimumkan da lam be ntuk l og l(β) da n di nyatakan dengan L(β). L(β) = log l(β) = log

(

)

= − − n i y i i x i x 1 1 y 1 ( ) ) ( i

π

π

=           + −       ∑ ∑

= = = = p j jij x n i j n i i ij p j yx e 0 1 log 1 1 0 β β

Nilai β maksimum didapatkan melalui turunan L(β) terhadapβdan hasilnya adalah sama dengan nol.

= = ∑ ∑           + − = ∂ ∂ = = n i n i x x ij ij i j p j j ij p j jij e e x x y L 1 1 0 0 1 ) ( β β β β sehingga,

ˆ

(

)

0

1 1

=

= = n i n i ij i ij i

x

x

x

y

π

(7) dengan j = 0, 1, ..., p

Estimasi v arians d an k ovarians dikembangkan melalui teori MLE (Maximum L ikelihood

Estimation) d ari k oefisien parameternya ( Rao, 1973 da lam H osmer da n L emeshow, 2000 ). T eori

tersebut menyatakan bahwa estimasi varians kovarians didapatkan melalui turunan kedua L(β).

(

)

=

=

n i ij iu i i u j

x

x

x

x

L

1

(

)

1

(

)

)

(

π

π

β

β

β

denganj, u = 0, 1, ..., p

Langkah selanjutnya untuk melakukan penyelesaian penaksiran parameter digunakan iterasi Newton Raphson.

2.1.2 Pengujian Estimasi Parameter

Uji yang dapat digunakan untuk menguji signifikansi koefisien

β

dari model dapat menggunakan uji secara parsial maupun serentak .

1. Uji Parsial

Pengujian secara parsial dilakukan untuk mengetahui signifikansi parameter terhadap variabel respon. Pengujian signifikansi parameter menggunakan uji Wald (Hosmer dan Lemeshow, 2000) dengan hipotesis sebagai berikut.

H0 :

β

j

=

0

H0 :

β

j

0

;

j

=

,1

2

,...,

p

Statistik Uji :

)

ˆ

(

ˆ

j j

SE

W

β

β

=

(8)

(4)

4

Statistik u ji W te rsebut juga d isebut s ebagai s tatistik u ji Wald dengan

SE β

(

ˆ

j

)

adalah t aksiran standart error parameter.Daerah penolakan H0 adalah jika

W 〉

Z

α/2atau

W 〉

2

χ

2(v,α)dengan derajat bebas v.

2. Uji Serentak

Pengujian secara serentak dilakukan untuk memeriksa kemaknaan koefisien

β

secara keseluruhan dengan hipotesis sebagai berikut.

H0 :

β

1

=

β

2

=

...

=

β

p

=

0

H1 : paling tidak terdapat satu

β

j

0

;

j

=

,1

2

,...,

p

Statistik Uji :

= − −                 − = n i y i y i n n i i n n n n G 1 ) 1 ( 0 1 ) ˆ 1 ( ˆ ln 2 0 1

π

π

(9) H0 akanditolak jika

G >

χ

2(v,α) atau –p-value <

α

(Hosmer dan Lemeshow, 2000).

2.1.3 Uji Kesesuaian Model

Uji k esesuaian m odel d igunakan u ntuk m enilai apakah model sesu ai a tau tidak. P ada u ji ini, statistik uj i y ang di gunakan a dalah uji H osmer d an L emeshow dengan hipotesis y ang di gunakan (Hosmer dan Lemeshow, 2000) sebagai berikut.

H0 :model sesuai (tidak ada perbedaan antara hasil observasi dengan hasil prediksi) H1 :model tidak sesuai (ada perbedaan antara hasil observasi dengan hasil prediksi) Statistik Uji:

=

=

g k k k k k k k

n

n

o

C

1 2

)

1

(

'

)

'

(

ˆ

π

π

π

(10) Dimana k

o

= observasi pada grup ke –k k

π

= rata-rata taksiran peluang k

n'

= banyak observasi pada grup ke-k Apabila

C <

ˆ

χ

2(db,α) maka gagal tolak H0 . 2.2 Pernikahan Usia Muda

Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menetapkan usia menikah yang ideal adalah usia minimal 20 tahun bagi wanita dan 25 tahun bagi laki-laki. Batasan usia ini dianggap sudah siap untuk m enikah ba ik di pandang da ri s isi k esehatan m aupun p erkembangan e mosional un tuk menghadapi kehidupan berkeluarga. Undang-undang juga menyebutkan bahwa untuk melangsungkan perkawinan seorang yang belum mencapai umur 21 (dua puluh satu) tahun harus mendapat izin kedua orang tua (Subekti dan Tjitrosudibio 2004). Batasan usia dalam melangsungkan perkawinan dianggap penting a tau da pat d ikatakan s angat pe nting. H al i ni d isebabkan k arena d i dalam p erkawinan menghendaki kematangan psikologis.

Dalam masa reproduksi, u sia di bawah 20 t ahun ad alah u sia yang di anjurkan unt uk m enunda perkawinan dan kehamilan. Dalam usia ini seorang remaja masih dalam proses tumbuh kembang baik secara fisik maupun psikis. Proses pertumbuhan berakhir pada usia 20 tahun, dengan alasan ini maka dianjurkan perempuan menikah pada usia minimal 20 tahun (BKKBN,2010).

Perkawinan di usia yang terlalu muda mempunyai efek positif dan efek negatif. Akan tetapi dalam beberapa kasus efek negatiflah yang sering terjadi. Salah satu efek negatif dari perkawinan di usia dini adalah d apat m eningkatan k asus p erceraian k arena kurangnya k esadaran untuk b ertanggung j awab dalam kehidupan berumah t angga ba gi suami i stri. Selain itu perkawinan di usia yang t erlalu muda dapat mengakibatkan berbagai resiko bagi istri sebagai seorang ibu dan resiko pada masa kehamilan dan kelahiran bayi.

(5)

5

Seorang perempuan yang telah memasuki jenjang pernikahan maka ia harus mempersiapkan diri untuk proses kehamilan dan melahirkan. Sementara itu jika ia menikah pada usia di bawah 20 t ahun, akan banyak resiko yang terjadi karena kondisi rahim dan panggul belum berkembang optimal. Hal ini dapat m engakibatkan r esiko k esakitan d an k ematian y ang t imbul se lama p roses k ehamilan d an persalinan

Menurut Wiknjosastro(1999), da lam k urun r eproduksi s ehat d ikenal b ahwa u sia a man unt uk kehamilan dan persalinan adalah 20-30 tahun. Kematian ibu pada wanita hamil dan melahirkan pada usia di bawah 20 tahun ternyata 2-5 kali lebih tinggi daripada kematian ibu yang terjadi pada usia 20-29 tahun, dan kematian meningkat lagi sesudah usia 30-35 tahun.

Menurut P uspitasari ( 2006), f aktor-faktor pe ndorong t erjadinya pe rkawinan pa da us ia m uda d i antaranya adalah f aktor ekonomi, faktor orang tua, faktor pendidikan, faktor diri sendiri dan faktor adat setempat.Sedangkan dampak pada suami istri yaitu terjadinya pertengkaran dan percekcokan kecil dalam rumah-tangganya, dampak pada anak-anaknya yaitu rendahnya tingkat kecerdasan dan IQ pada anak serta adanya gangguan-gangguan pada perkembangan fisik anak.

Penelitian y ang sam a j uga p ernah d ilakukan o leh H anggara, dk k(2010). Hasil p enelitian menunjukkan ba hwa f aktor pe ndorong pe rnikahan di us ia muda a dalah faktor sosial budaya, f aktor pendidikan dan faktor sosial ekonomi. Dampak yang muncul adalah menurunya kualitas pendidikan, muncul kelompok pengangguran baru, perceraian dini, kurangnya gizi pada ibu dan anak.

3. METODOLOGI PENELITIAN

Pada metodologi penelitian akan dibahas mengenai sumber data, variabel penelitian dan langkah analisis.

3.1 Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian kali ini adalah data sekunder yang diambil dari hasil Survey Sosial E konomi N asional ( Susenas) Jawa Timur tahun 2 009. P ada pe nelitian i ni sampling y ang digunakan sejumlah 2073 wanita usia muda yang 35 persennya telah menikah. Dari 35 pe rsen total wanita y ang t elah m enikah m uda, y ang b erasal d ari kabupaten B ondowoso sebesar 3 9 p ersen, Situbondo 34 p ersen, P robolinggo 35 pe rsen, da n S umenep 33 pe rsen yang m ana d aerah tersebut merupakan daerah dengan persentase pernikahan usia muda yang cukup tinggi.

3.2 Variabel Penelitian

Variabel-variabel yang di gunakan pa da pe nelitian ini di sesuaikan de ngan keberadaan da ta yang ada dalam hasil Susenas 2009 yaitu terdiri dari variabel respon dan variabel prediktor.Variabel respon pada penelitian ini adalah wanita usia muda yaitu wanita yang berumur kurang dari 20 tahun. Kategori untuk wanita usia muda adalah sebagai berikut.

Y=0 ; Belum Pernah Menikah Y=1 ; Menikah/Cerai

Variabel prediktor dalam penelitian ini sebagai berikut.

1.

Usia Kepala Rumah Tangga(X1)

Menyatakan usia kepala rumah tangga dari wanita usia muda. 1= usia <=34 tahun

2= usia >=35 tahun

2.

Jumlah Anggota Keluarga (X2)

Menyatakan jumlah anggota keluarga yang t inggal di dalam r umah t angga wanita usia muda da n menjadi tanggung jawab keluarga tersebut dengan skala kontinu.

3.

Jenis pendidikan tertinggi yang pernah/sedang diduduki (X3)

Menyatakan pendidikan yang pernah atau sedang diduduki oleh wanita usia muda. 1= <= SMP

2= >= SMA

4.

Ijazah tertinggi kepala rumah tangga (X4)

Menyatakan ijazah terakhir yang dimiliki oleh kepala rumah tangga. 1= <= SMP

2= >= SMA

5.

Status pekerjaan kepala rumah tangga (X5)

(6)

6 1= Bekerja

2= Tidak Bekerja

6.

Lokasi tempat tinggal (X6)

Menyatakan lokasi tempat tinggal dari wanita usia muda apakah berada di pedesaan atau perkotaan. 1= Kota

2= Desa

7.

Letak Geografis Tempat Tinggal (X7)

Menyatakan letak geografis tempat tinggal dari wanita usia muda 1= Pesisir

2= Bukan pesisir

8.

Status Penerimaan BLT (X8)

Menyatakan s tatus pe nerimaan B LT unt uk m engetahui s tatus e konomi da ri i ndividu tersebut. Apabila menerima BLT maka termasuk penduduk miskin dan apabila tidak menerima BLT bukan termasuk penduduk miskin

1 = Ya 2 = Tidak

3.3 Langkah Analisis

Sesuai d engan t ujuan pe nelitian y ang t elah d irumuskan, m aka ur utan t ahap-tahap da ri penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Untuk m encapai tujuan p ertama, m aka d ilakukan analisis de skriptif u ntuk menggambarkan karakteristik wanita yang menikah di usia muda.

2. Untuk mencapai tujuan kedua di gunakan a nalisis regresi l ogistik bi ner de ngan langkah-langkah sebagai berikut.

a. Melakukan uji independensi antara variabel X terhadap variabel Y.

b. Memodelkan variabel X1, X2, X3,... Xp terhadap Y (variabel t ak b ebas) d engan m etode r egresi logistik biner.

c. Memilih variabel mana yang signifikan dengan melakukan uji parsial sebagai berikut. H0:

β

j =0

H1:

β

j ≠0 dimana j=1,2,3,…,p

d. Melakukan pengujian serentak dengan hipotesis : H0 :

β

1

=

β

2

=

...

=

β

p

=

0

H1: Paling sedikit ada satu

β

j ≠0 dimana j=1,2,3,…,p

e. Melakukan pengujian hipotesis untuk menentukan apakah model regresi logistik biner telah sesuai atau tidak dengan perumusan hipotesis diberikan pada bagian berikut.

H0 :model sesuai (tidak ada perbedaan antara hasil observasi dengan hasil prediksi) H1:model tidak sesuai (ada perbedaan antara hasil observasi dengan hasil prediksi)

f. Intepretasi model untuk mendapatkan faktor-faktor yang mempengaruhi wanita menikah di usia muda.

4. ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Pada analisis dan pembahasan akan dibahas mengenai hasil analisa data yang merupakan jawaban dari permasalahan penelitian.

4.1 Karakteristik Wanita Menikah Muda

Data S usenas 200 9 m enyebutkan ba hwa e mpat k abupaten y ang memiliki pe rsentase tertinggi wanita m enikah muda a dalah B ondowoso sebesar 39 pe rsen, S itubondo 34 pe rsen, P robolinggo 35 persen, dan Sumenep 33 persen. Keempat kabupaten tersebut memiliki proporsi yang sama pada kasus wanita menikah muda. Hal i ni seperti yang d itampilkan p ada Tabel 1. Hipotesis untuk uji pr oporsi adalah sebagai berikut.

H0: 𝑝𝑝𝑖𝑖 = 𝑝𝑝𝑗𝑗 H1: pi ≠ pj

dimana i ≠j, i,j = kabupaten α = 5%

(7)

7 Statistik uji yang digunakan adalah

(

) (

)

[

1 2

]

2 1 / 1 / 1 ˆ ˆ ˆ ˆ n n q p p p z + − =

Hipotesis awal akan ditolak jika nilai Z >

Z

0.05/2. Nilai

Z

0.05/2adalah 1.96.Hasil pengujian hipotesis ditampilkan pada Tabel 1.

Tabel 1 Nilai Z untuk Perhitungan Uji Proporsi

Kabupaten Bondowoso Situbondo Probolinggo Sumenep

Bondowoso 1.36 1.19 1.91

Situbondo 1.36 -0.26 0.48

Probolinggo 1.19 -0.26 0.79

Sumenep 1.91 0.48 0.79

Tabel 1 m enunjukkan bahwa hasil uji proporsi antar kabupaten menghasilkan nilai Z yang lebih kecil u ntuk p roporsi s etiap k abupaten, s ehingga da pat d isimpulkan b ahwa k eempat k abupaten memiliki pr oporsi m enikah m uda y ang s ama. Karena pr oporsi tiap k abupaten s ama, m aka unt uk melakukan an alisis d apat d ilakukan sec ara serentak t erhadap em pat k abupaten tanpa h arus membedakan untuk setiap kabupaten.

Data S usenas d iambil m enurut w ilayah p erkotaan d an p edesaan. D eskripsi s tatus p ernikahan wanita muda untuk kedua wilayah tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Persentase Status Pernikahan Wanita Muda untuk Setiap Wilayah (%)

Perkotaan Pedesaan Total Menikah Muda 18 82 100

Tidak 28 72 100

Berdasarkan T abel 2 dapat diketahui b ahwa p ersentase m enikah muda pada wanita y ang bertempat tinggal di pedesaan adalah 82 persen. Nilai ini lebih besar dibandingkan dengan wanita yang berada di daerah perkotaan yaitu sebesar 18 persen.

Penduduk d i w ilayah p erkotaan d an p edesaan m empunyai k arakteristik y ang b erbeda t ermasuk perbedaan k arakteristik da ri rumah t angga pe nerima B LT d an r umah t angga buk an pe nerima B LT seperti yang ditampilkan pada Tabel 3.

Tabel 3. Persentase Status Pernikahan Wanita Muda untuk Setiap Wilayah dan Status Penerimaan BLT (%) Perkotaan Total Pedesaan Total BLT Non BLT BLT Non BLT Menikah Muda 19 81 100 35 65 100 Tidak 24 76 100 40 60 100

Kejadian menikah muda tidak hanya terjasi pada keluarga yang penerima BLT, akan tetapi juga pada keluarga bukan penerima BLT. Bahkan pada daerah perkotaan, kejadian menikah muda banyak terjadi pa da ke luarga ya ng t idak m enerima B LT y aitu se besar 8 1 persen, s edangkan unt uk da rah pedesaan k ejadian m enikah m uda mayoritas juga t erjadi p ada k eluarga b ukan penerima B LT y aitu sebesar 65 persen.

Selain d ibagi m enjadi d ua w ilayah y aitu p edesaan d an p erkotaan, d ata S usenas juga d ibagi menjadi daerah pesisir dan daerah bukan pesisir. Deskripsi status pernikahan pada wanita muda untuk eilayah pesisir dan darah bukan pesisir ditampilkan pada Tabel 4.

Tabel 4. Persentase Status Pernikahan Wanita Muda untuk Wilayah Pesisir dan Bukan Pesisir (%) Pesisir Non Pesisir Total

Menikah Muda 14 86 100

(8)

8

Persentase m enikah m uda p ada w anita yang be rada di d aerah buk an pe sisir lebih be sar dibandingkan dengan perentase menikah muda di daerah bukan pesisir. Persentase menikah muda di daerah bukan pesisir sebesar 86 persen dan daerah pesisir sebesar 14 persen.

Seperti halnya pada pembagian wilayah pedesaan dan perkotaan, wilayah pesisir dan bukan pesisir juga di bagi m enjadi dua y aitu un tuk k eluarga pe nerima B LT da n un tuk k eluarga buk an penerima BLT. Pembagian wilayah ini seperti yang ditampilkan pada Tabel 5.

Tabel 5. Persentase Status Pernikahan Wanita Muda untuk di Daerah Pesisir/Non Pesisir dan Status Penerimaan BLT (%)

Pesisir Total Non Pesisir Total BLT Non BLT BLT Non BLT Menikah Muda 26 74 1.00 33 67 100 Tidak 38 63 1.00 35 65 100

Kejadian yang sama seperti sebelumnya, di daerah pesisirpun kejadian menikah muda tidak hanya terjadi pada keluarga yang tidak menerima BLT akan tetapi sebaliknya. Di daerah pesisir, 74 persen kejadian m enikah m uda t erjadi pada k eluarga b ukan p enerima B LT. P ada d aerah b ukan p esisir, kejadian menikah muda sebesar 67 persen terjadi pada keluarga bukan penerima BLT.

Setelah dilakukan pengkajian terhadap wilayah dan status penerimaan BLT, kemudian dilakukan pengkajian t erhadap w ilayah p edesaan d an p erkotaan d engan s tatus p enerimaan B LT serta v ariabel prediktor lainnya. Hal ini seperti yang ditampilkan pada Tabel 6.

Tabel 6 Persentase Status Pernikahan Wanita Muda untuk Wilayah Perkotaan dan Pedesaan serta Variabel Prediktor

Lain (%)

Perkotaan Pedesaan Variabel Kategori BLT Non BLT BLT Non BLT

M T M T M T M T Pendidikan <=SMP 96 82 75 83 97 93 90 91 >=SMA 4 18 25 17 3 7 10 9 Total 100 100 100 100 100 100 100 100 Ijazah KRT <=SMP 88 91 67 49 99 98 88 83 >=SMA 12 9 33 51 1 2 12 17 Total 100 100 100 100 100 100 100 100 Usia KRT <=34 60 16 61 20 50 21 62 25 >=35 40 84 39 80 50 79 38 75 Total 100 100 100 100 100 100 100 100

Keterangan: M= Menikah Muda, T=Tidak Menikah Muda

Tabel 6 menjelaskan bahwa untuk semua wilayah baik perkotaan maupun pedesaan, baik keluarga yang menerima B LT maupun t idak, p ersentase m enikah muda mayoritas t erjadi p ada w anita yang berpendidikan S MP a tau k urang da ri S MP. S eperti halnya pa da v ariabel pe ndidikan, pa da v ariabel ijazah KRT juga menunjukkan bahwa secara keseluruhan persentase tertinggi menikah muda terjadi pada wanita dengan kepala keluarga berijazah SMP atau kurang dari SMP. Untuk keseluruhan wilayah baik p erkotaan m aupun p edesaan, p ersentase m enikah muda mayoritas t erjadi p ada w anita d engan kepala keluarga berusia lebih dari sama dengan 34 tahun.

4.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Wanita Menikah Muda

Dalam menentukan f aktor-faktor y ang mempengaruhi w anita m enikah muda, maka di lakukan analisis regresi logistik.

4.2.2 Analisis Regresi Logistik Biner Secara Individu

Analisis r egresi logistik secar a i ndividu d igunakan u ntuk m engetahui v ariabel-variabel ya ng berpengaruh s ignifikan secara individu terhadap wanita menikah muda. Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut.

(9)

9 H0:

β

j =0

H1 :

β

j ≠0 dengan j=1,2,…,7

Tabel 7 menunjukkan ha sil u ji i ndividu a ntara v ariabel r espon d engan tujuh variabel prediktor yaitu umur K RT, ba nyak A RT, jenis pe ndidikan t inggi, i jazah K RT, s tatus pe kerjaan KRT, l okasi tempat tinggal, dan letak geografis. Bedasarkan hasil pengujian dapat di ketahui bahwa dari d elapan variabel, h anya sa tu v ariabel y ang secar a i ndividu tidak be rpengaruh s ignifikan t erhadap v ariabel respon, yaitu variabel status penerimaan BLT. Hal ini dapat dilihat dari p-value.

Tabel 7. Uji Individu Variabel Respon terhadap Variabel Prediktor dan Nilai Estimasi Parameter serta Odd Ratio Prediktor B Sig. Wald Exp(B)

Usia KRT (X1) Usia <=34 1.599 0.000 256.40 4.95 Konstant -1.24 0.000 362.93 0.29 Jumlah ART(X2) Jumlah ART -0.288 0.000 48.188 0.75 Konstant 0.521 0.002 9.665 1.683 Pendidikan Tertinggi(X3) <=SMP 0.078 0.604 0.2682 1.0816 Konstant -0.686 0.006 22.868 0.5034 Ijazah Tertinggi KRT(X4) <=SMP 0.566 0.000 17.973 1.761 Konstant -1.095 0.000 78.129 0.335 Status Pekerjaan KRT(X5) Bekerja 0.56 0.017 5.717 1.751 Konstant -1.151 0.000 25.14 0.316

Lokasi Tempat Tinggal(X6)

Perkotaan -0.53 0.000 21.76 0.588 Konstant -0.496 0.000 90.648 0.609 Letak Geografis(X7) Pesisir -0.38 0.003 9.041 0.684 Konstant -0.552 0.000 120.476 0.576 BLT (X8) Menerima -0.148 0.129* 2.303 0.862 Konstant -0.566 0.000 100.925 0.568

Keterangan : *)tidak signifikan pada

α

=5%

Dalam uj i individu s elain diketahui keberpengaruhan a ntara variabel r espon dan pr ediktor, juga dapat diketahui nilai estimasi parameter dan odd ratio dari masing-masing variabel.

Berdasarkan Tabel 7 da pat di cari f ungsi pr obabilitas da ri variabel umur dan dapat di ketahui bahwa peluang menikah muda pada wanita dengan kepala keluarga berumur kurang dari atau sama dengan 34 tahun adalah 0.58. Sedangkan peluang untuk tidak menikah muda pada wanita dengan kepala keluarga yang berusia kurang dari atau sama dengan 34 tahun adalah 0.42. Peluang menikah muda pada wanita dengan kepala keluarga berumur lebih dari atau sama dengan 35 tahun adalah 0.22 sedangkan peluang untuk tidak menikah muda pada wanita dengan kepala keluarga berumur lebih dari atau sama dengan 35 tahun adalah 0.88.

Kecenderungan menikah muda p ada w anita d engan k epala k eluarga b erumur kurang d ari a tau sama dengan 34 tahun adalah 4.95 kali lebih besar dibandingkan dengan wanita yang memiliki kepala keluarga berumur lebih dari atau sama dengan 35 tahun. Untuk variabel jumlah anggota rumah tangga,

(10)

10

dapat diketahui bahwa peluang wanita menikah muda akan menurun 0.288 satuan setiap kenaikan 1 anggota rumah tangga.

Fungsi probabilitas untuk variabel jumlah anggota rumah tangga, dapat diketahui bahwa peluang wanita m enikah m uda a kan m enurun 0. 288 satuan s etiap k enaikan 1 anggota rumah t angga. Cara interpretasi yang sama juga berlaku untuk variabel-variabel lainnya.

4.2.3 Analisis Regresi Logistik Biner secara Serentak

Setelah d ilakukan p engujian p arameter s ecara i ndividu, k emudian di lakukan pe ngujian secara serentak terhadap variabel-variabel yang secara individu berpengaruh terhadap variabel respon. Pada pengujian secara serentak hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut.

H0:

β

1

=

β

2

=

...

=

β

j

=

0

H1: paling tidak ada satu

β

j ≠0 j=1,2,…,8

Hasil pengujian secara serentak ditampilkan pada Tabel 8. Berdarkan Tabel 8 dapat diketahui pula variabel-variabel yang secara serentak berpengaruh signifikan pada model regresi logistik biner yaitu usia kepala rumah t angga, pe ndidikan tertinggi, ijazah t ertinggi kepala rumah t angga, l okasi t empat tinggal dan letak geografis.

Tabel 8 Estimasi parameter dan odd ratio Uji Serentak Variabel B Wald P value Exp(B)

X1 Usia KRT(1) 1.555 200.595 0.000* 4.734

X2 Banyak ART -0.051 1.300 0.254 0.950

X3 Pendidikan Tertinggi(1) -0.376 5.109 0.024* 0.687

X4 Ijazah KRT(1) 0.548 12.510 0.000* 1.730

X5 Status Pekerjaan KRT(1) 0.399 0.249 0.109 1.490

X6 Lokasi Tempat Tinggal(1) -0.430 0.129 0.001* 0.651

X7 Letak Geografis(1) -0.442 0.136 0.001* 0.643

X8 Status Penerimaan BLT -0.184 0.110 0.093 0.832

Konstan -1.298 0.360 0.000 0.273

*)signifikan pada

α

=5%

Variabel usia kepala rumah tangga mempunyai nilai odd ratio sebesar 4.734 yang berarti bahwa kecenderungan menikah muda pada wanita yang memiliki kepala rumah tangga berumur kurang dari atau sama d engan 3 4 tahun 4.734 kali l ebih b esar dari w anita yang memiliki kepala r umah t angga berusia 35 tahun atau ke atas. Selisih banyaknya anggota rumah tangga tidak begitu mempengaruhi keputusan wanita untuk menikah muda. Hal ini dapat dilihat dari nilai odd ratio yang hampir mendekati n ilai s atu y aitu 0 .95. Odd r atio pada v ariabel i jazah K RT m enunjukkan ba hwa w anita dengan k epala r umah t angga berijazah SMP k e b awah b ernilai 1 .73. B erarti b ahwa k ecenderungan menikah muda p ada w anita d engan kepala keluarga berijazah SMP ke b awah 1.73 lebih b esar d ari wanita dengan kepala keluarga berijazah SMA ke atas. Variabel lokasi tempat tinggal(X6) memiliki

odd r atio sebesar 0.651. Hal ini b erarti b ahwa k ecenderungan m enikah m uda p ada w anita y ang

bertempat tinggal di daerah perkotaan 0.651 kali lebih kecil dibandingkan dengan wanita yang bertempat t inggal di daerah pedesan. S edangkan kecenderungan menikah muda pada wanita yang bertempat tingga di daerah pesisir 0.643 kali lebih kecil dibandingkan dengan wanita yang bertempat tinggal di daerah bukan pesisir.

Adapun fungsi probabilitas yang dihasilkan untuk kejadian menikah muda adalah sebagai berikut.

( )

-1.298-1.298+1.555X1(1)+1.555X1(1)- 0.051X2- 0.051X2-0.376X3(1)-0.376X3(1)+0.548X4(1)+0.548X4(1)+0.399+0.399X5(1)X5(1)- 0.430X6(1)- 0.430X6(1)- 0.442X7(1)- 0.442X7(1)- 0.184X8(1)- 0.184X8(1) 1 e e x + = π

(11)

11

4.2.4 Uji Kesesuaian Model

Uji k esesuaian m odel d igunakan u ntuk m enilai apakah model sesu ai a tau tidak. P ada u ji ini, hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut.

H0 :model sesuai (tidak ada perbedaan antara hasil observasi dengan hasil prediksi) H1:model tidak sesuai (ada perbedaan antara hasil observasi dengan hasil prediksi)

Pada uji kesesuaian model dengan menggunakan uji Hosmer dan Lemeshow, didapatkan p-value sebesar 0.147 yang berarti bahwa gagal tolak H0 dan dapat disimpulkan bahwa model sesuai artinya tidak ada perbedaan antara hasil observasi dengan dengan kemungkinan hasil prediksi.

Setelah d ilakukan u ji k ebaikan model, l angkah sel anjutnya ad alah m elihat k etepatan k lasifikasi model. Ketepatan klasifikasi model digunakan untuk mengetahui tingkat kebaikan model dalam memprediksi suatu keadaan dengan keadaan sesungguhnya. Hasil klasifikasi model ditunjukkan pada Tabel 9.

Tabel 9. Ketepatan Hasil Prediksi Model

Observasi Menikah Belum Menikah Ketepatan (%) Belum

Menikah 1114 232 82.8

Menikah 343 384 52.8

Ketepatan Hasil Prediksi Model 72.3

Tabel 9 menunjukkan ke tepatan h asil p rediksi model. B erdasarkan pe rhitungan k etepatan klasifikasi, didapatkan h asil ketepatan klasifikasi sebesar 72.3 persen. A ngka i ni s udah ba ik karena ketepatan klasifikasi sudah lebih dari 50 persen,sehingga dapat disimpulkan bahwa model sudah baik karena dapat mengklasifikasikan data dengan ketepatan sebesar 72.3 persen.

5. Kesimpulan dan Saran

Pada bagian ini akan dibahas mengenai kesimpulan yang dapat diambil setelah melakukan penelitian dan beberapa saran yang dapat diberikan kepada peneliti selanjutnya

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut.

1. Empat kabupaten yang terambil sebagai sampel yaitu kabupaten Bondowoso, Situbondo, Probolinggo, da n S umenep m emiliki pr oporsi m enikah m uda y ang s ama. P ersentase m enikah muda mayoritas terjadi di daerah pedesaan, dan tidak hanya terjadi pada keluarga penerima BLT akan tetapi juga terjadi pada keluarga bukan penerima BLT. Kejadian menikah muda pada wanita 86 p ersen t erjadi p ada d aerah b ukan p esisir d an m ayoritas d ari m ereka y ang m enikah muda berpendidikan SMP atau di bawahnya. Sebagian besar dari mereka berasal dari keluarga dengan kepala rumah t angga b erijazah S MP a tau d i b awah S MP. Untuk ke seluruhan w ilayah b aik perkotaan m aupun p edesaan, p ersentase m enikah muda m ayoritas t erjadi p ada w anita d engan kepala keluarga berusia lebih dari sama dengan 34 tahun.

2. Faktor-faktor yang secara serentak mempengaruhi wanita menikah muda adalah usia kepala rumah tangga, pendidikan tertinggi yang pernah atau sedang diduduki, ijazah kepala rumah tangga, lokasi tempat tinggal, dan letak geografis. Hasil pemodelan fungsi probabilitas dituliskan sebagai berikut.

( )

-1.298-1.298+1.555X1(1)+1.555X1(1)- 0.051X2- 0.051X2-0.376X3(1)-0.376X3(1)+0.548X4(1)+0.548X4(1)+0.399+0.399X5(1)X5(1)- 0.430X6(1)- 0.430X6(1)- 0.442X7(1)- 0.442X7(1)- 0.184X8(1)- 0.184X8(1) 1 e e x + =

π

5.2 Saran

Saran-saran y ang d apat d iberikan u ntuk p enelitian selanjutnya se telah m elakukan an alisis d an pembahasan adalah mencoba menambah variabel prediktor yang berhubungan dengan sosial budaya misalnya pengaruh lingkungan, pengaruh media elektronik, suku serta alasan menikah muda.

DAFTAR PUSTAKA

Badawi, El-Said M., Haleem, M. A. Abdel.2008. Pernikahan. Diakses di URL <http://id.wikipedia.org /wiki/ Pernikahan>. Tanggal Akses: 11 Maret 2011.

BKKBN. 201 0. Pendewasaan U sia P erkawinan dan H ak-hak R eproduksi B agi R emaja Indonesia. Jakarta: Direktorat Remaja dan Perlindungan Hak-hak Reproduksi.

(12)

12

Hanggara,A. Mu’minin,A.A, Darmawan,H, Rosikh,S. 2010. Studi Kasus Pengaruh Budaya Terhadap

Maraknya P ernikahan D ini D i D esa G ejugjati P asuruan. L aporan P enelitian. Mal ang:

Universitas Negeri Malang.

Hosmer, D. W. dan Lemeshow, S. 2000. Applied Logistic Regression. New York:John Wiley and Son. Hutabarat,E. 2011.Gambaran P engetahuan R emaja T erhadap P ernikahan D ini Dusun X III L orong

Samiaji D esa Sae ntis K ec.Percut Se i T uan K ab.Deli Se rdang T ahun 20 10.Diakses di

URL<http://library.helvetia.ac.id/gdl. php? mod=browse&op=read&id=supthelpp-gdl-ekarif- kihu -47>. Tanggal Akses: 11 Maret 2011.

Prawirohamidjojo.2006. Pluralisme Dalam Perundang-undangan Perkawinan di Indonesia. Surabaya: Airlangga University Press.

Puspitasari, F .2006. Perkawinan U sia M uda: Faktor-Faktor P endorong D an Dampaknya T erhadap

Pola Asuh Keluarga (Studi Kasus Di Desa Mandalagiri Kecamatan Leuwisari Kabupaten Tasikmalaya).Laporan Tugas Akhir. Semarang: Universitas Negeri Semarang.

Sedyaningsih,E..2011.Efek Pernikahan Dini remaja dan pengaruhnya bagi kesehatan.Diakses di URL <http://h3ri.com/efek-pernikahan-dini-remaja-dan-pengaruhnya-bagikesehatan/10502>. Tanggal Akses: 11 Maret 2011.

Subekti dan Tjitrosudibio.2004.Kitab Undang-undang Hukum Perdata. Jakarta:PT.Pradya Paramita. Wiknjosastro.1999.Ilmu Kebidanan.Jakarta.Yayasan Binapustaka Sarwono Prawiroharjo.

Yamin,S. da n Kurniawan, H . 2009. SPSS C omplete T eknik A nalisis Statistik T erlengkap de ngan

Referensi

Dokumen terkait

Variasi konsentrasi adsorbat pada proses adsorpsi gliserol akan memberikan pengaruh terhadap tegangan permukaan total larutan, sehingga juga berpengaruh terhadap

adalah obat yang digunakan sebagai penenang untuk mengatasi kecemasan dan panik, Alprazolam termasuk obat dalam kelompok. INDIKASI

Hasil  Somatostatin dan octreotide dosis tinggi dapat mencegah pankreatitis akut pasca-ERCP  Efikasi somatostatin lebih bermakna bila diberikan pada injeksi duktus

OM Berasal dari Kata AUM atau singkatan dari kata ANG UNG dan MANG yang merupakan aksara suci dari Tuhan yang Maha Esa dalam wujud Dewa Trimurti (Brahma = Ang, Wisnu = Ung, dan Siwa

Dengan demikian dampak dari pelaksanaan program Kependudukan dan KB dari sisi guru akan mampu memperkuat fungsi dan peran guru sebagai role models sehingga guru

public class tampilmateri3 extends AppCompatActivity { String mtrJson = &#34;&#34;;.

waktu yang ditentukan oleh Panitia, maka perusahaan saudara dinyatakan tidak