• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rancang Bangun Alat Sinkronisasi Otomatis Sistem Jaringan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro Dengan Sistem Jaringan Pln

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Rancang Bangun Alat Sinkronisasi Otomatis Sistem Jaringan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro Dengan Sistem Jaringan Pln"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

RANCANG BA

RANCANG BANGUN ALAT NGUN ALAT SINKRONISASI OTOMASINKRONISASI OTOMATIS SISTEMTIS SISTEM JARINGAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO DENGAN JARINGAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO DENGAN

SISTEM JARINGAN PLN SISTEM JARINGAN PLN

Machmud Effendy Machmud Effendy

Abstrak:

Abstrak: PLTMh yang tidak digunakan oleh masyrakat secara langsung, harusPLTMh yang tidak digunakan oleh masyrakat secara langsung, harus dapat diinterkoneksikan dengan sistem jaringan PLN, untuk menambah pasokan dapat diinterkoneksikan dengan sistem jaringan PLN, untuk menambah pasokan energi listrik nasional. Oleh karena itu dibutuhkan sebuah alat sinkronisasi otomatis energi listrik nasional. Oleh karena itu dibutuhkan sebuah alat sinkronisasi otomatis yang berfungsi untuk menghubungkan antara jaringan listrik PLTMh dengan PLN. yang berfungsi untuk menghubungkan antara jaringan listrik PLTMh dengan PLN. Sedangkan syarat untuk menghubungkan kedua jaringan listrik tersebut adalah Sedangkan syarat untuk menghubungkan kedua jaringan listrik tersebut adalah adanya kesamaan tegangan listrik dan frekuensi. Alat sinkronisasi otomatis yang adanya kesamaan tegangan listrik dan frekuensi. Alat sinkronisasi otomatis yang dibuat menggunakan rangkaian detektor tegangan dan frekuensi dan hasilnya akan dibuat menggunakan rangkaian detektor tegangan dan frekuensi dan hasilnya akan dibandingkan dalam sebuah IC mikrokontroller. Hasil pengujian didapatkan bahwa dibandingkan dalam sebuah IC mikrokontroller. Hasil pengujian didapatkan bahwa alat sinkronisasi dapat bekerja dengan baik dengan prosentase rata-rata kesalahan alat sinkronisasi dapat bekerja dengan baik dengan prosentase rata-rata kesalahan untuk pengujian

untuk pengujian tegangan listrik stegangan listrik sebesar 2,35% ebesar 2,35% dan prosentasdan prosentase rata-rata kesalahane rata-rata kesalahan untuk pengujian frekuensi sebesar 0,34%.

untuk pengujian frekuensi sebesar 0,34%. Kata Kunc

Kata Kunci: PLTMh, sinkronisasi, PLNi: PLTMh, sinkronisasi, PLN

Sektor energi merupakan salah satu sektor yang menjadi prioritas utama Sektor energi merupakan salah satu sektor yang menjadi prioritas utama kebijakan pemerintah Indonesia pasca reformasi. Hal ini

kebijakan pemerintah Indonesia pasca reformasi. Hal ini terlihat salah satunya dalamterlihat salah satunya dalam Agenda Riset Nasional (ARN) yang menyebutkan bahwa energi terbarukan adalah Agenda Riset Nasional (ARN) yang menyebutkan bahwa energi terbarukan adalah salah satu prioritas dalam

salah satu prioritas dalam pengembangpengembangan riset nasional, disamping bidang ketahananan riset nasional, disamping bidang ketahanan pangan, teknologi informasi komunikasi, transportasi dan pertahanan.

pangan, teknologi informasi komunikasi, transportasi dan pertahanan.

PLTMh (Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro) merupakan salah satu PLTMh (Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro) merupakan salah satu sumber energi terbarukan (

sumber energi terbarukan (renewable energy)renewable energy) yang masih belum banyak yang masih belum banyak  dimanfaatkan di wilayah Indonesia. Berdasarkan data dari Departemen ESDM dimanfaatkan di wilayah Indonesia. Berdasarkan data dari Departemen ESDM (Energi dan Sumber Daya Mineral), Indonesia mempunyai potensi tenaga air sebesar (Energi dan Sumber Daya Mineral), Indonesia mempunyai potensi tenaga air sebesar 75.000 MW dan saat ini baru 13,5% potensi tersebut termanfaatkan (ESDM, 2003). 75.000 MW dan saat ini baru 13,5% potensi tersebut termanfaatkan (ESDM, 2003). Oleh karena itu perlu ditingkatkan penggunaan PLTMh di daerah-daerah yang Oleh karena itu perlu ditingkatkan penggunaan PLTMh di daerah-daerah yang berpotensi untuk dibangun mikrohidro, sehingga kebutuhan energi listrik tidak lagi berpotensi untuk dibangun mikrohidro, sehingga kebutuhan energi listrik tidak lagi terlalu bergantung kepada PLN (Perusahaan Listrik

terlalu bergantung kepada PLN (Perusahaan Listrik Negara)..Negara)..

Dari beberapa daerah di Indonesia yang berpotensi dapat dibangun PLTMh Dari beberapa daerah di Indonesia yang berpotensi dapat dibangun PLTMh terkadang

terkadang sudah asudah ada jaringada jaringan listrik n listrik dari PLN, dari PLN, sehingga sehingga masyarakat masyarakat disekitardisekitar PLTMh tersebut kurang membutuhkan listrik dari PLTMh. Bahkan terdapat daerah PLTMh tersebut kurang membutuhkan listrik dari PLTMh. Bahkan terdapat daerah yang berpotensi dibangun PLTMh, namun jumlah masyarakat disekitar PLTMh yang berpotensi dibangun PLTMh, namun jumlah masyarakat disekitar PLTMh sangat sedikit dibandingkan dengan kapasitas daya listrik yang dapat dibangkitkan sangat sedikit dibandingkan dengan kapasitas daya listrik yang dapat dibangkitkan oleh PLTMh. Oleh karena itu energi listrik PLTMh yang tidak digunakan oleh oleh PLTMh. Oleh karena itu energi listrik PLTMh yang tidak digunakan oleh masyarakat secara langsung harus dapat diinterkoneksikan kedalam sistem jaringan masyarakat secara langsung harus dapat diinterkoneksikan kedalam sistem jaringan listrik PLN, agar energi listriknya dapat dimanfaatkan oleh PLN untuk menambah listrik PLN, agar energi listriknya dapat dimanfaatkan oleh PLN untuk menambah pasokan listrik nasional.

pasokan listrik nasional.

Untuk menginterkoneksikan jaringan listrik PLTMh dengan jaringan listrik  Untuk menginterkoneksikan jaringan listrik PLTMh dengan jaringan listrik  PLN dibutuhkan sebuah alat sinkronisasi otomatis yang mampu menghubungkan PLN dibutuhkan sebuah alat sinkronisasi otomatis yang mampu menghubungkan secara otomatis antara jaringan listrik PLTMh dengan jaringan listrik PLN pada saat secara otomatis antara jaringan listrik PLTMh dengan jaringan listrik PLN pada saat parameter listrik (tegangan, frekuensi, beda fasa dan urutan fasa) antara PLTMh parameter listrik (tegangan, frekuensi, beda fasa dan urutan fasa) antara PLTMh dengan PLN bernilai sama. Apabila jaringan listrik PLTMh diinterkoneksikan dengan PLN bernilai sama. Apabila jaringan listrik PLTMh diinterkoneksikan Machmud

Machmud Effendy Effendy adalah Dosen adalah Dosen Jurusan Jurusan Teknik Teknik Elektro Elektro Fakultas Fakultas Teknik Teknik UniversitasUniversitas Muhammadiyah Malang

(2)

dengan PLN dalam kondisi tidak sinkron, maka jaringan PLTMh akan mengalami gangguan yang mengakibatkan kerusakan mekanis pada PLTMh.

SISTEM INTERKONEKSI

Sistem interkoneksi otomatis pembangkit listrik tenaga air berkapasitas besar sudah cukup lama dilakukan. Secara teori sistem intekoneksi antara pembangkit dengan jaringan yang mempunyai kapasitas besar (misalnya PLN) sudah banyak  dibahas di dalam berbagai literatur. Diantara literatur yang membahas sistem interkoneksi dan karakteristiknya adalah dalam buku “ Electrical Technology Hand   Book” (Theraja, 1980).

Pada umumnya interkoneksi sistem pembangkit yang dibahas dalam buku referensi seperti buku “ Electrical Power Technology” (Wildi, 1981) adalah sistem pembangkit yang menggunakan pengaturan kecepatan/frekuensi melalui pengaturan daya input turbin. Ada perbedaan mendasar dalam sistem pengaturan kecepatan PLTMh dengan pembangkit listrik tenaga air berkapasitas besar. Pada PLTMh umumnya pengaturan kecepatan/frekuensi menggunakan pengaturan daya keluaran generator yang disebut kontrol beban komplemen ( dummy load controller ), sedangkan pada sistem pembangkit berkapasitas besar menggunakan pengaturan  jumlah air yang masuk kedalam turbin (governor ).

Sistem pengaturan frekuensi menggunakan beban komplemen pada PLTMh yang dikombinasikan dengan persyaratan sinkronisasi lainnya merupakan peluang untuk dikaji dalam penelitian ini. Cara kerjanya jika persyaratan sinkron salah satu diantaranya adalah frekuensi listrik PLTMh sama dengan frekuensi jaringan listrik  PLN, maka secara otomatis peralatan sinkronisasi yang diteliti akan bekerja.

PLTMh

PLTMh adalah pembangkit listrik yang memanfaatkan sumber energi tenaga air dengan kapasitas daya kurang dari 200 kW (Aris,1997). Persyaratan pokok untuk  sebuah PLTMh adalah tersedianya aliran air (debit) dan adanya tinggi jatuh ( head ). Air akan mengalir kedalam turbin dan melalui sudu energi ( runner ), daya air yang ada akan memutar poros turbin. Putaran poros turbin inilah yang akan memutar generator untuk menghasilkan energi listrik. Daya air yang dikonversi oleh turbin dan generator menjadi tenaga listrik dapat dihitung dengan rumus ( Layman, 2000):

P = g.Q.H ηt ηg (kilo Watt)

Dimana:

ρ = Massa jenis air, (kg/m3) g = Gravitasi bumi (9.81 m/s2) Q = Debit air, (m3/detik)

H = Tinggi Air Jatuh (m) ηt = Efisiensi Turbin (%)

ηg = Efisiensi generator (%)

Ada dua macam sistem kerja yang bisa dioperasikan pada suatu PLTMh, yaitu sistem operasi pelayanan beban terisolasi ( stand alone operation) dan sistem yang dioperasikan secara paralel dengan jaringan listrik PLN. Dibawah ini adalah gambaran umum komponen PLTMh yang beroperasi untuk melayani beban terisolasi:

(3)

Turbin Air

Generator

Gambar 1. Topologi PLTMh Stand Alone Operation

Dari gambar diatas dapat dijelaskan bahwa keseimbangan beban akan tercapai dengan indikasi frekuensi (putaran) dan tegangan generator konstan. Seperti yang dijelaskan pada jurnal penelitian Isnaeni (2005) bahwa keseimbangan beban dapat diatur menggunakan IGC ( Induction Generator Control), jika yang akan dideteksi adalah perubahan tegangan. Sedangkan jika yang akan dideteksi adalah perubahan frekuensi, maka dibutuhkan alat kontrol ELC ( Electronic Load  Controller) (Machmud,2009).

Sehingga dengan adanya alat kontrol beban ini, jika beban ke konsumen bertambah, maka daya di beban komplemen dikurangi. Sebaliknya bila beban di konsumen berkurang, maka daya di beban komplemen secara otomatis bertambah. Dengan demikian frekuensi dan tegangan keluaran generator akan stabil.

GENERATOR SINKRON

Menurut Sumanto (1999), generator sinkron 3 fase mempunyai sistem tegangan yang masing-masing fase berbeda sebesar 1200. Tinggi tegangan dipengaruhi oleh kecepatan putar generator dan besar fluksi magnet generator. Fluksi magnet () dihasilkan oleh arus magnetisasi atau biasa disebut dengan arus penguatan (Iex). Hubungan antara tegangan dan kedua variabel tersebut dituliskan dengan rumus: E = c.n. Dimana: E = tegangan generator C = konstansta n = putaran generator  = fluksi magnet G

AVR Alat Kontrol

Frekuensi / Tegangan (ELC/IGC) Beban Komplemen Beban Konsumen Saklar Elektronik 

(4)

Tegangan keluaran generator berupa kawat yang diberi inisial R, S, T, dan N. Hubungan belitan kawat dan vektor tegangan 3 fase dapat dilihat pada gambar dibawah ini: R S T N 120

Gambar 2. Bentuk tegangan generator 3 fase

VNR = VNS= VN = Vf = tegangan fase

VRS = VST = VTR= VL= tegangan antar fase

VL = 31/2x Vf 

Kerja Paralel Generator Sinkron Dengan Jaringan PLN

Pembangkit listrik berskala besar kebanyakan digunakan untuk mendukung daya jaringan listrik dengan cara menyambung/memparalelkan dengan sisten  jaringan tersebut. Pada jaringan PLN sudah terdapat banyak pembangkit yang telah tersambung, sehingga jaringan PLN mempunyai kapasitas daya yang sangat besar (infinite bus) akibatnya tegangan dan frekuensi jaringan sangat kuat dan konstan sepanjang waktu.

Gambar dibawah ini menunjukkan sebuah generator sinkron 3 fase yang akan disambung ke jaringan listrik PLN. Tegangan fase R,S,T dari generator akan disambungkan ke fase R,S,T jaringan listrik PLN. Arus penguatan Iex diperlukan untuk mengatur tegangan generator agar besarnya sesuai dengan besar tegangan listrik jaringan PLN.

G

Jaringan PLN Generator

Sinkron 3 fase Kontaktor

Iex R S T N R S T N

Gambar 3. Rangkaian generator sinkron kerja paralel dengan jaringan PLN

Menurut Suparno (2000) proses penyambungan/paralel pembangkit dengan  jaringan listrik harus didahului dengan proses sinkronisasi. Proses sinkronisasi dapat

dilakukan jika syarat-syarat dibawah ini dipenuhi, antara lain besar tegangannya sama, frekuensinya sama, urutan fase sama dan beda fasenya sama. Untuk  menyamakan ke 4 syarat diatas generator diperlakukan sebagai berikut:

a. Penyamaan Tegangan. Atur tegangan generator dengan mengatur arus penguatan (Iex) sampai dengan tegangannya sama dengan tegangan jaringan PLN.

(5)

PLN T R A F O 220/12 Detektor Frekuensi Detektor Tegangan M i k r o Display Penguat Arus dan Rele K o n t a k t o r Beban Generator PLTMh T R A F O 220/12 Detektor Frekuensi Detektor Tegangan

b. Penyamaan Frekuensi. Besarnya frekuensi tergantung dengan kecepatan putar turbin. Pada PLTMh, pengaturan frekuensi dilakukan dengan cara mengatur da ya keluaran yang ada di beban komplemen. Pengaturan dengan beban komplemen ini, jumlah air yang masuk ke turbin dibuat konstan.

c. Beda Fase Sama (Tegangannya Sefase). Tegangan generator dan tegangan  jaringan PLN merupakan tegangan AC, sehingga besar tegangan setiap saat

berbeda. Jika tegangan dengan urutan fase yang sama, diukur pada masing-masing tegangan fase yang sama (misal fase R generator dan fase R jaringan) dengan menggunakan voltmeter, penunjukan voltmeter akan berubah-ubah sesuai dengan beda fase kedua tegangan tersebut. Jika voltmeter menunjuk angka nol maka kedua tegangan tersebut dikatakan sefase dan jika voltmeter menunjukkan angka tertentu, maka kedua tegangan tersebut mempunyai beda fase. Untuk  menyamakan fasenya dilakukan dengan mengatur frekuensi generator.

METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan untuk menyelesaikan alat sinkronisasi otomatis antara PLTMh dengan PLN adalah sebagai berikut:

1. Mencari beberapa sumber referensi dari buku, jurnal dan laporan p enelitian yang menggambarkan tentang teknologi sinkronisasi otomatis.

2. Merancang alat sinkronisasi otomatis yang digambarkan dalam diagram blok  dibawah ini:

Gambar 4. Diagram Blok Alat Sinkronisasi Otomatis

Dari diagram blok diatas dapat dijelaskan alur kerjanya seperti dibawah ini: Mulai

(6)

470n R1 18k R2 15k C2 47n D1 BZX85C15 3 2 6         7         4 1 5 U1 741 D2 1N4148 Vcc C3 2.2u R3 420k 3 2 6         7         4 1 5 U2 741 Vcc R4         7 U3 D4 Vcc RV1 10k RV2

Gambar 5. Diagram Alur Alat Sinkronisasi.

3. Pembuatan rangkaian detektor beda tegangan antara jaringan PLN dengan  jaringan listrik generator PLTMh. Berikut ini adalah rangkaian dasarnya:

Tegangan generator= tegangan PLN? Rangkaian penurun tegangan AC to DC Jaringan PLN 3 fase 220 V, 50 Hz dan urutan fase R-S-T Pembanding tegangan

Generator 3 fase diputar sampai mengeluarkan tegangan 220V, Frekuensi 50

Hz dan urutan fase R-S-T

Pembanding frekuensi Rangkaian pengubah frekuensi menjadi tegangan (F to V) Frekuensi generator = frekuensi PLN? B Frekuensi, tegangan, dan urutan fase generator = PLN? Pembanding Akhir Rangkaian penguat

Kontaktor menyambungkan jaringan listrik generator dengan PLN

Akhir A

(7)

BR1 DF005S D1 1N4732A R3 1k R2 4k TR0 TRAN-2P2S 7 6 2 3 U1 OPTOCOUPLER-NAND R1 1k

Gambar 7. Rangkaian Beda Tegangan

4. Pembuatan rangkaian detektor beda frekunesi antara jaringan PLN dengan  jaringan listrik generator PLTMh. Berikut ini adalah rangkaian dasarnya:

Gambar 8. Rangkaian Beda Frekuensi

5. Merancang dan membuat pembanding tegangan antara tegangan generator dengan tegangan PLN (pembanding tegangan) menggunakan software yang di tanam pada IC mikrokontroller.

6. Merancang dan pembanding frekuensi antara frekuensi generator dan PLN (Pembanding frekuensi) menggunakan software yang ditanam pada IC mikrokontroller.

7. Merancang pembanding akhir, dimana akan dibandingkan hasil dari pembanding tegangan dan frekuensi. Jika kedua pembanding memiliki nilai yang sama, maka pembanding akhir akan mengeluarkan pulsa high, sebaliknya jika nilainya berbeda, maka pembanding akhir akan mengeluarkan pulsa low.

8. Merancang rangkaian penguat pulsa, rangkaian ini akan bekerja jika terdapat pulsa low dari pembanding akhir, yang kemudian akan menggerakkan kontaktor

(8)

% 35 , 2 % 100 383 374 383 % 100     x  x V  V  V  PLN  Generator  PLN 

sinkronisasi untuk menghubungkan antara jaringan tengangan generator dengan PLN. 4N35 10 K 1K A733 RELAY 1A +1 2 +5 33 0 Generator 3 Fasa Kontaktor Netral Netral P.20

Gambar 9. Rangkaian Penguat Pulsa

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengujian Rangkaian Detektor Beda Tegangan

Pengujian rangkaian ini menggunakan generator 3 fasa, jaringan listrik PLN, alat ukur power meter, dan lampu indikator. Dan dari hasil pengujian, didapatkan beda nilai tegangan antara PLN dengan generator listrik pada saat terjadi sinkronisasi.

Tabel 1. Pengujian Beda Tegangan

No Urutan Fasa Tegangan Fasa

Lampu Indikator Sinkron

Alat Sinkron

Generator PLN Generator PLN Merah Hijau Kontaktor

1. R,S,T R,S,T 380 V 383 V Padam Nyala On

2. R,S,T R,S,T 344 V 383 V Nyala Padam Off 

3. R,S,T R,S,T 371 V 383 V Padam Nyala On

4. R,S,T R,S,T 370 V 383 V Nyala Padam Off 

5. R,S,T R,S,T 369 V 383 V Nyla Padam Off 

6. R,S,T R,S,T 368 V 383 V Nyala Padam Off 

7. R,S,T R,S,T 371 V 383 V Padam Nyala On

8. R,S,T R,S,T 389 V 383 V Nyala Padam Off 

9. R,S,T R,S,T 385 V 383 V Padam Nyala On

10. R,S,T R,S,T 390 V 383 V Nyala Padam Off 

Dari hasil pengujian diatas terlihat bahwa untuk tegangan PLN stabil dengan nilai 383V dan untuk tegangan generator bervariasi antara 369V sampai dengan 390V. Kontaktor sinkronisasi akan bekerja (dalam kondisi ON) jika tegangan generator berada pada jangkauan nilai 371V sampai dengan 385V. Apabila dihitung nilai prosentase kesalahan rata-rata rangkaian beda tegangannya adalah sebagai berikut:

Dari hasil perhitungan diatas menunjukkan bahwa nilai rata-rata prosentase kesalahan beda tegangan juga menyatakan besarnya simpangan maksimum rata-rata. Pengujian Rangkaian Detektor Frekuensi

Pengujian rangkaian detektor frekuensi dilakukan dengan cara memasukan salah satu fasa PLN dan fasa tegangan variabel sebagai tegangan generator 383V

(9)

untuk PLN dan 371V untuk generator. Dimana kita ketahui bersama bahwa bentuk  gelombang PLN maupun generator masih berbentuk sinusoida, namun setelah dimasukan kedalam rangkaian ini, bentuk gelombang tersebut berubah menjadi gelombang kotak dengan frekuensi 50,37 Hz untuk fasa PLN dan 50,28 Hz untuk  generator. Selanjutnya bentuk gelombang masing-masing keluaran dapat dilihat pada tampilan osiloskop berikut:

Gambar 10. Hasil Pengujian Rangkaian Detektor Frekuensi PLN

Gambar 11. Hasil Pengujian Rangkaian Detekto Frekuensi Generator

Sedangkan hasil pengujian lengkapnya ditunjukkan dalam tabel dibawah ini:

Tabel 2. Pengujian Beda Frekuensi

No Tegangan PLN Tegangan Generator Frekuensi PLN Frekuensi Generator Lampu

Indikator Keterangan Kontaktor

1 383V 380V 50,37 Hz 50,32 Hz Hijau Menyala Sinkron On

2 383V 371V 50,37 Hz 50,28 Hz Hijau Menyala Sinkron On

3 383V 370V 50,37 Hz 49,32 Hz Hijau Menyala Sinkron On

4 383V 375V 50,37 Hz 50,30 Hz Hijau Menyala Sinkron On

5 383V 382V 50,37 Hz 50,35 Hz Hijau Menyala Sinkron On

6 383V 385V 50,37 Hz 51,99 Hz Merah Menyala Tak Sinkron Off 

7 383V 386V 50,37 Hz 52,40 Hz Merah Menyala Tak Sinkron Off 

8 383V 380V 50,37 Hz 51,53 Hz Hijau Menyala Sinkron On

9 383V 380V 50,37 Hz 51,63 Hz Hijau Menyala Sinkron Off 

10 383V 373V 50,37 Hz 48,89 Hz Merah Menyala Tak Sinkron Off 

Dari hasil pengujian diatas terlihat bahwa untuk frekuensi PLN stabil dengan nilai 50,37 Hz dan untuk frekuensi generator bervariasi antara 48,89 Hz sampai dengan 52,40V. Kontaktor sinkronisasi akan bekerja (dalam kondisi ON) jika frekuensi generator berada pada jangkauan nilai 49,32 Hz sampai dengan 51,53 Hz. Apabila

50,37 Hz

(10)

% 34 , 0 % 100 37 , 50 54 , 50 37 , 50 % 100 )     x  x F  F  F  PLN  Generator  PLN 

dihitung nilai prosentase kesalahan rata-rata rangkaian beda frekunsinya adalah sebagai berikut:

Dari uaraian di atas dapat diketahui bahwa prosentase rata-rata kesalahan frekuensi kerja yang masuk kedalam rangkaian detektor frekuensi adalah sebesar 0,34%.

PENUTUP Kesimpulan

1. Rangkaian sinkronisasi yang dibuat mampu menghubungkan antara jaringan listrik PLN dengan jaringan listrik generator PLTMh dengan nilai prosentase kesalahan rata-rata untuk parameter tegangan adalah sebesar 2,35% dengan asumsi bahwa tegangan PLN stabil pada tegangan 383V.

2. Alat sinkronisasi juga mampu menghubungkan antara jaringan listrik PLN dengan jaringan listrik generator PLTMh dengan nilai prosentase kesalahan rata-rata untuk parameter frekuensi adalah sebesar 0,34% dengan asumsi bahwa frekuensi PLN stabil pada frekuensi 50,37 Hz.

DAFTAR RUJUKAN

Agenda Riset Nasional. 2006.  Agenda Riset Nasional 2006-2009. Dewan Riset Nasional.

Aris Munandar. 1997. Teknik Tenaga Listrik I . ITB Press.

ESDM. 2003. Kebijakan Pengembangan Energi Terbarukan dan Konservasi Energi (Energi Hijau). Departemen ESDM.

Layman. 2000. GuideBook on How to Develop a Small Hydro Site. European Hydropower Association.

Isnaeni B.S. 2005.  Motor Induksi Sebagai Generator (MISG). Seminar Nasional Teknik Ketenagalistrikan. Semarang : UNDIP

Machmud Effendy. 2009.  Desain Kontrol Beban Kontrol Elektronik  (ELC) Pada PLTMh. Penelitian Pengembangan IPTEK UMM.

Theraja. 1980. Electrical Technology Hand Book. Prentice Hall. Sumanto, MA, 1999. Mesin Sinkron. Jakarta : Andi Offset. Suparno, Drs. 2000. Mesin Listrik 2. Jakarta : Erlangga. Wildi. 1981. Electrical Power Technology. Mc-GrawHill.

(11)

Gambar

Gambar 1. Topologi PLTMh Stand Alone Operation
Gambar dibawah ini menunjukkan sebuah generator sinkron 3 fase yang akan disambung  ke  jaringan  listrik  PLN
Gambar 4. Diagram Blok Alat Sinkronisasi Otomatis
Gambar 5. Diagram Alur Alat Sinkronisasi.
+4

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa substitusi parsial telur dengan isolat protein kedelai dan penambahan emulsifier berpengaruh nyata terhadap kadar air, volume

Teknik dokumentasi yakni teknik yang digunkaan untuk mendapatkan data-data yang berhubungan dengan hasil belajar siswa, dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) serta

Pendekatan penelitian ini ini adalah pendekatan kuantitatif dengan menggunakan alat pengumpulan data kuisioner yang dibagikan kepada responden.Berdasarkan hasil

Return on equity (ROE) adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam menghasilkan laba setelah pajak atas pengelolaan modal.. ROE didapat dengan cara membagi laba

Pada pengamatan komponen hasil, bobot buah total per tanaman menunjukkan perlakuan P5 Pupuk Majemuk 1000 kg/ha + Pupuk Daun 3 g/l menghasilkan rata-rata bobot total buah lebih

Kenaikan susut berat terjadi karena tomat merupakan buah klimaterik yang mengalami peningkatan respirasi seiring pematangan buah (Kismaryanti, 2007dalam Lathifa, 2013).Hasil

Penggunaan tepung cacing tanah sebagai aditif sampai level 1,5% pada pakan ayam broiler dapat memperbaiki performa ayam, mampu mem- perbaiki kesehatan ternak dilihat dari profil

Sesuai dengan tujuan penelitian ini, yaitu ingin mengungkap upaya apa sajakah yang telah dilakukan oleh KPID Jabar dalam menumbuhkan literasi media terhadap beberapa media