• Tidak ada hasil yang ditemukan

Referat Lupus Nefritis

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Referat Lupus Nefritis"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

PENDAHULUAN PENDAHULUAN

 Nefritis

 Nefritis lupus lupus adalah adalah salah salah satu satu dari dari manifestasi manifestasi paling paling serius serius dari dari lupus lupus eritematosuseritematosus sistemik (LES) biasanya muncul dalam 5 tahun setelah diagnosis. Bagaimanapun, gagal ginal sistemik (LES) biasanya muncul dalam 5 tahun setelah diagnosis. Bagaimanapun, gagal ginal  arang teradi

 arang teradi sebelum kriteria sebelum kriteria klasifikasiklasifikasi American College  American College of Rheumatologyof Rheumatology terpenuhi. Nefritis terpenuhi. Nefritis lupus tampak elas secara histologis pada kebanyakan pasien dengan LES, bahkan mereka yang lupus tampak elas secara histologis pada kebanyakan pasien dengan LES, bahkan mereka yang ti

tidak dak memenunnunuukkkkan an mamaninifefeststasasi i klklininis is pepenynyakiakit t giginnalal. . !e!eaala la nenefrfrititis is lulupus pus umumumumnynyaa  berhubungan dengan hipertensi, proteinuria dan gagal ginal.

 berhubungan dengan hipertensi, proteinuria dan gagal ginal.""

#i $merika, pre%alensi LES adalah " kasus per &''' penduduk pada populasi umum. #i $merika, pre%alensi LES adalah " kasus per &''' penduduk pada populasi umum. arena kesulitan diagnosis dan kemungkinan banyak kasus tidak terdeteksi, sebagian besar  arena kesulitan diagnosis dan kemungkinan banyak kasus tidak terdeteksi, sebagian besar   peneliti menyarankan

 peneliti menyarankan baha baha pre%alensi mungkin pre%alensi mungkin lebih deklebih dekat at ke " ke " kasus per kasus per 5''*"''' 5''*"''' populasi.populasi. (LN +edscape ). #ata pre%alensi LES di -ndonesia sampai saat ini belum ada. umlah penderita (LN +edscape ). #ata pre%alensi LES di -ndonesia sampai saat ini belum ada. umlah penderita LE

LES S di di -n-ndodonenesisia a memenunururut t //aayayasan san LuLupupus s -n-ndodonenesisia a (/(/L-L-) ) sasampmpai ai dedengangan n tatahun hun &'&''5'5 diperkirakan mencapai 5''' orang.

diperkirakan mencapai 5''' orang.&&

eterlibatan ginal pada LES merupakan manifestasi penyakit yang umum diumpai dan eterlibatan ginal pada LES merupakan manifestasi penyakit yang umum diumpai dan merupakan prediktor kuat keluaran yang buruk. 0re%alensi penyakit ginal pada 1 studi kohort merupakan prediktor kuat keluaran yang buruk. 0re%alensi penyakit ginal pada 1 studi kohort  besar

 besar yang yang terdiri terdiri atas atas &234 &234 pasien pasien LES LES ber%ariasi ber%ariasi antara antara "*25. "*25. Suatu Suatu studi studi menganalisismenganalisis insi

insidensi tahunan dari nefritdensi tahunan dari nefritis pada is pada 13 pasien lupus di13 pasien lupus di  John  John Hopkins Hopkins Medical Medical Center Center   antara  antara "44&*"

"44&*"443, dan 443, dan didapadidapatkan insidenstkan insidensi i penyakpenyakit it ginaginal l akut sebesar "' akut sebesar "' persenpersen.. Berdasarkan data Berdasarkan data dari $sia, keterlibatan renal berkisar antara 2*"''

dari $sia, keterlibatan renal berkisar antara 2*"'' secara keseluruhan.secara keseluruhan.33

Secara histologi

Secara histologis, s, ginaginal l terpeterpengaruh sampai ngaruh sampai deraaderaat t terttertentu entu pada pada kebanykebanyakan akan pasiepasienn dengan LES. 0erkiraan pre%alensi keterlibatan ginal secara klinis pada pasien LES berkisar  dengan LES. 0erkiraan pre%alensi keterlibatan ginal secara klinis pada pasien LES berkisar  antara '*4' pada studi*studi yang sudah dipublikasikan. 0re%alensi sesungguhnya dari nefritis antara '*4' pada studi*studi yang sudah dipublikasikan. 0re%alensi sesungguhnya dari nefritis lupus klinis pada pasien LES

lupus klinis pada pasien LES kemunkemungkinan sekitar 5', lebih sering pada gkinan sekitar 5', lebih sering pada anak*aanak*anak dan nak dan etnisetnis tertentu . LES lebih sering pada orang kulit hitam dan ras 6ispanik dibandingkan kulit pulih. tertentu . LES lebih sering pada orang kulit hitam dan ras 6ispanik dibandingkan kulit pulih.  Nefritis

 Nefritis lupus lupus yang yang berat berat terutama terutama lebih lebih sering sering ditemukan ditemukan pada pada orang orang kulit kulit hitam hitam dan dan ras ras $sia$sia dibandingkan ras lain. arena pre%alensi LES lebih tinggi pada anita (rasio anita7pria 8 47"), dibandingkan ras lain. arena pre%alensi LES lebih tinggi pada anita (rasio anita7pria 8 47"), lupus nefritis uga lebih sering diumpai pada anita, bagaimanapun prognosis penyakit ginal lupus nefritis uga lebih sering diumpai pada anita, bagaimanapun prognosis penyakit ginal klinis lebih umum pada pria dengan LES.

(2)

ebanyakan pasien dengan LES terkena nefritis lupus pada aal peralanan penyakitnya. LES lebih sering teradi pada anita di dekade ketiga kehidupannya, dan nefritis lupus uga sering teradi pada pasien usia &'*3' tahun. $nak dengan LES memiliki risiko penyakit ginal lebih tinggi daripada deasa dan lebih sering mengalami cedera akibat penyakit yang agresif dan toksisitas akibat pengobatan.9,1

Selama 3 dekade terakhir, perubahan dari manaemen nefritis lupus telah banyak  meningkatkan kemungkinan hidup pasien. Saat ini rata*rata 10 year survival rate dari LES telah melebihi 4'. Sebelum tahun "455 dimana 5-year survival rate kurang dari 5'. 0enurunan mortalitas terkait SLE dapat merupakan kontribusi dari diagnosis lebih aal (termasuk kasus ringan), perbaikan pengobatan spesifik dan kemauan ilmu kedokteran secara umum.4

+orbiditas dari nefritis lupus terkait dengan penyakit ginalnya sendiri, selain komplikasi  pengobatan dan komorbiditas seperti penyakit kardio%askular dan trombosis. !agal ginal  progresif dapat berakhir pada anemia, uremia dan gangguan asam basa serta elektrolit. 6ipertensi akan semakin meningkatkan risiko penyakit antung koroner dan stroke. Sindroma nefrotik dapat menimbulkan edema, asites dan hiperlipidemia. omplikasi infeksi yang terkait SLE aktif dan  pengobatan imunosupresi saat ini merupakan penyebab utama kematian pada SLE fase aal yang aktif, dan arteriosklerosis dini adalah penyebab kunci mortalitas pada fase lanut.  ramingham !ffspring "tudy menunukkan baha anita usia 5*33 tahun dengan LES adalah

5' kali lebih mudah mengalami iskemia miokardial dibandingkan anita sehat. 0enyebab 0  dini pada pasien LES bersifat multifaktorial, termasuk disfungsi endotel, mediator inflamasi, atherogenesis yang diinduksi kortikosteroid dan dislipidemia yang terkait dengan penyakit ginal. 4

:erapi dengan kortikosteroid, siklofosfamid, dan agen imunosupresif lain meningkatkan risiko infeksi. :erapi kortikosteroid angka panang dapat mengarah pada osteoporosis, nekrosis a%askular, diabetes melitus dan hipertensi, selain komplikasi kosmetik (seperti kerontokan rambut,moon face) dan infertilitas. :erapi siklofosfamid dapat menyebabkan sitopenia, sistitis hemoragik, infertilitas dan peningkatan risiko keganasan.5 0erbedaan presentasi klinis dan histologis serta kendali komplikasi pengobatan yang kompleks dari pasien LES menuntut adanya suatu pendekatan indi%idualisasi terapi yang tepat. Saat ini pun, sedang berlangsung banyak 

(3)

 penelitian pada obat*obatan yang mungkin dapat menadi harapan baru bagi penderita LES seperti mycophenolate dan ritu#ima$.

TINJAUAN PUSTAKA

Diagnosis Lupus Eritematosus Sistemik 

#iagnosis lupus eritematosus sistemik didasarkan pada kriteria klinis dan laboratoris. riteria yang dikembangkan oleh American College of Rheumatology %ACR& pada tabel & paling  banyak digunakan "',"". Suatu algoritma untuk diagnosis penyakit ini dapat dilihat pada gambar ". 0ada suatu studi yang menggunakan pasien berpenyakit aringan ikat sebagai grup kontrol, kriteria diagnostik $;< untuk LES ditemukan memiliki sensiti%itas 42 dan spesifisitas 42. Studi lain melaporkan sensiti%itas mulai 9'*42 persen dan spesifisitas mulai 14*"'' persen. Bagaimanapun kriteria $;< mungkin kurang akurat pada pasien dengan manifestasi ringan LES. "&

0eningkatan titer antibodi antinuklear ($N$) menadi "73' atau lebih tinggi adalah yang  paling sensitif dari kriteria $;<. Lebih dari 44 persen pasien dengan LES memiliki peningkatan $N$ titer pada titik tertentu, alaupun seumlah besar pasien mungkin titernya negatif pada fase aal penyakit. Bagaimanapun tes $N$ tidak spesifik untuk LES. 0enyakit lain yang sering terkait dengan ui $N$ positif termasuk sindrom S=gren (21 dari pasien), skleroderma (3'* 95 pasien), artritis rematoid (&5*5') dan artritis rematoid u%enil ("2). >i $N$ uga bisa  positif pada pasien dengan fibromialgia. 0ada pasien dengan penyakit selain LES, titer $N$

umumnya lebih rendah dan pola imunofluoresensinya berbeda. $;< merekomendasikan ui $N$ pada pasien yang mengalami dua atau lebih geala dan tanda yang terdaftar pada tabel ".". $pabila titer $N$ normal pada kasus keterlibatan sistem organ yang nyata dengan kecurigaan lupus eritematosus sistemik maka harus dilakukan penelusuran diagnosis alternatif. Bila tidak  ditemukan sebab lain, dapat dipertimbangkan diagnosis LES $N$*negatif dan konsultasi ke ahli reumatologi. Bila pasien dengan titer $N$ normal mengalami geala klinis baru yang sesuai dengan LES, maka ui $N$ harus diulangi. ?Le%el bukti ;, konsensus@pendapat ahliA.

(4)

Gambar 1.  Algoritma diagnosis lupus eritematosus sistemik  (ANA=anti  nuclear  antibody; anti-dsDNA = antibodi  terhadap antigen DNA double stranded; anti- Sm = antibodi  terhadap antigen Sm nuclear1!

"abel 1. Ge#ala klinis lupus eritematosus sistemik menurut American $ollege o%   &heumatology1'11

(5)

"abel ) *riteria klasi%ikasi American $ollege o% &heumatology untuk lupus eritematosus sistemik 1'

Patofisiologi dan Klasifikasi Lupus Nefritis

Gambar ). +ato%isiologi Ne%ritis ,upus 1

<espon autoantibodi pada LES tampaknya terarah terhadap nukleosom yang terbentuk  dari sel apoptotik. 0asien dengan LES memiliki mekanisme klirens seluler yang buruk. #ebris

LES (soluble immune complex disease)

Kerusakan nefron

Kompleks imun pada

glomeruli Aktivasi sistem pembekuan Aktivasi sistem komplemen Agregasi trombosit,

kinin dan brin

MAC (membrane

attack compke of

complement) S!"#$%M KL!"!S

(6)

nuklear dari sel apoptotik menginduksi interferon*alfa melalui sel*sel dendritik plasmasitoid, yang merupakan induser sistem imun dan autoimunitas. 0ada LES, limfosit B autoreaktif yang secara normal tidak aktif menadi aktif karena malfungsi mekanisme homeostasis normal, sehingga autoantibodi diproduksi. $utoantibodi lain, termasuk anti*ds#N$ teradi leat suatu  proses penyebaran epitop. $utoantibodi ini akan bertambah banyak seiring aktu secara  bertahap, beberapa bulan sampai tahun sebelum onset LES klinis. Lupus nefritis terkait dengan  produksi autoantibodi nefritogenik dengan ciri*ciri sebagai berikut 7&"

• /ang dianggap antigen secara spesifik adalah nukleosom atau ds#N$ 7 beberapa antibodi

ds#N$ bereaksi silang dengan membran basal glomerulus.

• $utoantibodi yang berafinitas tinggi dapat membentuk kompleks imun intra%askular,

yang menumpuk dalam glomerulus.

• $utoantibodi kationik memiliki afinitas yang lebih tinggi dengan membran basal

glomerulus yang bersifat anionik.

• $utoantibodi isotop tertentu (-g!" dan -g!) dapat mengakti%asi komplemen.

ompleks imun terbentuk intra%askular dan kemudian diendapkan dalam glomeruli. Selain itu, autoantibodi dapat berikatan langsung dengan protein pada membran basal glomerulus (yang kemungkinan adalah *aktinin) dan membentuk kompleks imun in situ. ompleks imun mencetuskan respons inflamasi dengan mengakti%asi komplemen dan menarik sel*sel radang, termasuk limfosit, makrofag dan netrofil. :ipe histologis dari nefritis lupus yang teradi tergantung dari berbagai faktor, termasuk spesifisitas antigen dan sifat lain au toantibodi serta tipe respons inflamasi yang ditentukan oleh faktor*faktor host lainnya. 0ada bentuk yang berat dari nefritis lupus, proliferasi sel endotel, mesangial dan epitel serta produksi matriks protein dapat  berakhir pada fibrosis."9,"1

!eala nefritis aktif termasuk edema perifer sekunder terhadap hipertensi atau hipoalbuminemia. Edema perifer ekstrim lebih sering pada pasien dengan nefritis lupus difus  proliferatif atau membranosa, karena kedua lesi renal ini terkait dengan proteinuria berat. !eala

lain yang terkait langsung dengan hipertensi akibat nefritis lupus proliferatif difus termasuk sakit kepala, pusing, gangguan %isual dan tanda*tanda gagal antung. "

(7)

Beberapa indikator klinis dari nefritis lupus aktif dapat dilihat pada tabel . $kti%itas  penyakit dapat die%aluasi dengan anti*ds#N$, komplemen (;,;3 dan ;65' ) dan LE# atau ;<0. Le%el ;<0 umumnya tidak meningkat pada pasien LES alaupun dengan penyakit aktif, kecuali pasien terkena artritis yang signifikan atau infeksi. >mumnya LE# dan anti*ds#N$ yang meningkat dan le%el ; dan ;3 yang rendah berkaitan dengan nefritis aktif, terutama tipe  proliferatif lokal dan difus. Nefritis lupus yang signifikan secara klinis biasanya terkait dengan  penurunan klirens kreatinin ', proteinuria C"''' mg@hari dan temuan biopsi ginal yang menunukkan nefritis lupus aktif. $ntibodi anti*nukleosom muncul dini pada peralanan respons autoimun pada LES, mereka memiliki sensiti%itas dan spesifisitas tinggi untuk diagnosis LES serta titernya berkorelasi dengan akti%itas penyakit. $ntibodi anti*;"D berkaitan erat dengan nefritis lupus, titer tinggi berkorelasi dengan penyakit ginal aktif. "2,"4

$bnormal urinalysis findings (albuminuria, leucocyturia, haematuria, granular casts, hyaline casts, red blood cell casts, fatty casts, o%al fat bodies)

$bnormal urinary sediment findings (leucocyturia, haematuria, granular casts, hyaline casts) 0roteinuriaa (nephrotic syndrome ith ecretion of C.5 g@day of protein occurs in "*&2 of  patients)

-ncreased serum creatinine le%el #ecreased glomerular filtration rate

<ising anti*#N$ antibody titre plus hyocomplementaemia, especially lo ; le%els 6ypoalbuminaemia

6ypercholesterolaemia

6yperuricaemia and renal tubular acidosis associated ith tubulointerstitial inury

a 0roteinuria is not alays a reliable indicator of acti%e disease because some patients ha%e  persistent proteinuria in the absence of acti%e immunological inury.

"abel  . /ndikator klinis dari ne%ritis lupus akti% )'

lasifikasi patologis dari nefritis lupus dire%isi oleh  'nternational "ociety of   (athology)Renal (athology "ociety (-SN@<0S) tahun &'' dan didasarkan pada pemeriksaan

mikroskop cahaya,imunofluoresensi dan mikroskop elektron dari spesimen biopsi renal (lihat tabel ). 6al ini berdasarkan klasifikasi terdahulu dari F6G tahun "493 dan "41&.&"

(8)

"abel ! . *lasi%ikasi patologis ne%ritis lupus menurut /SN0&+S tahun )'')1

Selain klasifikasi patologis, indeks akti%itas dan kronisitas dapat dihitung berdasarkan  patologi sehingga prognosis (progresi%itas) penyakit ginal dapat diprediksi. -ndeks akti%itas mencerminkan status inflamasi aktif yang dapat diamati dari biopsi yang mungkin dapat re%ersibel dengan pengobatan. -ndeks kronisitas mencerminkan umlah parut dan fibrosis yang umumnya tidak respon terhadap terapi. Lesi renal dengan indeks akti%itas tinggi lebih cenderung  berespon terhadap terapi agresif, sementara lesi renal dengan kronisitas tinggi cenderung tidak   berespon.&&

"abel ! . *lasi%ikasi prognostik ne%ritis lupus menurut S National /nstitutes o% 2ealth))

Silent Lupus Nephritis dan iopsi !in"al

ecurigaan pada nefritis lupus biasanya muncul dari temuan klinis dan laboratorium yang mengindikasikan kemungkinan bentuk aktif proliferatif dari nefritis lupus. Sebagai contoh,  pasien dengan gross hematuria atau mikroskopik umumnya dianggap nefritis lupus tipe yang lebih berat dan lebih cenderung dilakukan biopsi ginal. Beberapa studi telah dilakukan atas

(9)

dasar keraguan tentang kemampuan urinalisa untuk memprediksi patologi penyakit ginal. Sebagai contoh, Eiser dkk melakukan biopsi renal pada " pasien dengan diagnosis klinis LES dan manifestasi nonrenal aktif, tetapi tanpa tanda gagal ginal kronis atau urinalisa yang abnormal. +enariknya biopsi ginal 9 dari " pasien menunukkan nefritis lupus proliferatif difus atau fokal. 0engamatan ini mengangkat suatu kemungkinan baha nefritis lupus yang tersembunyi bisa teradi tanpa temuan laboratorik penyakit ginal. egagalan le%el kreatinin serum dan proteinuria dalam mendeteksi kelas nefritis lupus spesifik uga diamati oleh peneliti lain. Sebagai contoh, acobsen meneliti secara retrospektif biopsi dari 43 pasien dengan lupus aktif tetapi kreatinin serum normal. Falaupun fungsi ginal tampak normal secara laboratorik  saat biopsi, 55 pasien didapatkan memiliki nefritis lupus proliferatif difus kelas -H. 0roteinuria  berkisar mulai dari I '' mg@&3 am hingga C" gram@&3 am. :idak ada korelasi antara deraat  proteinuria dan histologi yang mendasarinya, kecuali pasien dengan penyakit membranosa kelas

H yang cenderung memiliki le%el proteinuria lebih tinggi.

Gbser%asi baha kreatinin serum, proteinuria dan sedimen urin merupakan prediktor  yang buruk dari patologi renal mendorong <oberti dkk untuk melakukan studi buta ganda  prospektif yang membandingkan temuan urinalisa dengan hasil biopsi renal pada "5 pasien dengan LES aktif. #ari "5 orang pasien, pada 2 orang (3') tidak diumpai tanda penyakit ginal aktif, sementara 4 orang memiliki penyakit ginal aktif. :idak ada parameter urinalisis tunggal yang berkorelasi dengan kelas nefritis lupus yang mendasarinya atau pun mengidentifikasi  pasien dengan penyakit ginal progresif. 0engamatan ini menyimpulkan baha keputusan untuk 

melakukan biopsi ginal sebaiknya dibuat dengan mengamati berbagai %ariabel yang mengindikasikan penyakit ginal yang signifikan. Sebaliknya, tidak ada satu temuan laboratorium tunggal (mis. hematuria atau proteinuria) dapat menyingkirkan nefritis lupus.&

Terapi Nefritis Lupus dan #enal $lare

ebanyakan klinisi sepakat akan tuuan terapeutik seperti berikut untuk pasien yang baru terdiagnosis nefritis lupus 7 (") untuk mencapai remisi renal segera, (&) untuk mencegah renal   flare, () untuk menghindari gangguan ginal kronik, (3) untuk mencapai tuuan*tuuan di atas dengan toksisitas minimal. Falaupun dalam dekade terakhir angka survival  meningkat, harus ditekankan baha regimen imunosupresif hasilnya masih suboptimal. 0ertama, angka remisi

(10)

renal setelah terapi lini pertama paling baik hanya 1" dalam studi*studi prospektif terbaru. edua, relaps renal teradi pada sepertiga dari pasien LN, kebanyakan saat pasien masih dalam kondisi imunosupresi. etiga, antara "'*&' pasien mengalami gagal ginal terminal 5*"' tahun setelah onset penyakit, alaupun angka ini menurun pada studi*studi berikutnya (5*"'). $khirnya, toksisitas terkait pengobatan masih merupakan kekuatiran utama, seperti efek samping metabolik dan tulang pada kortikosteroid dosis tinggi, infeksi tulang atau gagal o%arium  prematur pada anita yang menerima siklofosfamid dosis tinggi.&

Gambar !. Skema "erapi Ne%ritis ,upus)! 0rinsip pengobatan nefritis lupus 7

• :erapi kortikosteroid harus diberikan bila pasian mengalami penyakit ginal yang

signifikan secara klinis. !unakan agen imunosupresif terutama siklofosfamid, aJathioprine, atau mycophenolate mofetil bila pasien mengalami lesi proliferatif agresif. $gen*agen ini uga bisa digunakan bila pasien tidak respon atau terlalu sensitif terhadap kortikosteroid.

• Gbati hipertensi secara agresif, pertimbangkan pemberian $;E inhibitor atau $<B bila

 pasien mengalami proteinuria signifikan tanpa insufisiensi renal signifikan.

• <estriksi asupan lemak atau gunakan terapi lipid-lo*ering  seperti statin untuk 

(11)

ginal sangat terganggu. Berikan suplementasi kalsium untuk mencegah osteoporosis bila  pasien dalam terapi steroid angka panang dan pertimbangkan penambahan bifosfonat.

• 6indari obat*obatan yang mempengaruhi fungsi ginal, termasuk G$-NS terutama pada

 pasien dengan le%el kreatinin yang meningkat. Salisilat non asetilasi dapat digunakan untuk mengobati geala inflamasi pada pasien dengan penyakit ginal.

• 0asien dengan nefritis lupus aktif harus menghindari kehamilan, karena dapat

memperburuk penyakit ginalnya.

• 0asien dengan ES<#, sklerosis dan indeks kronisitas tinggi berdasarkan biopsi ginal

 biasanya tidak berespon terhadap terapi agresif. 0ada kasus*kasus ini fokuskan terapi  pada manifestasi ekstrarenal dari LES dan kemungkinan transplantasi ginal"

:erapi untuk tipe spesifik nefritis lupus berdasarkan patologi renal 72

• elas - 7 Nefritis lupus minimal mesangial tidak memerlukan terapi spesifik 

• elas -- 7 Nefritis lupus mesangial proliferatif mungkin memerlukan pengobatan bila

 proteinuria lebih dari "''' mg@hari. 0ertimbangkan prednison dosis rendah sampai moderat (mis. &'*3' mg@hari selama "* bulan diikuti tapering .

• elas --- dan -H 7 0asien dengan nefritis fokal atau difus berisiko tinggi menadi ES<#

dan memerlukan terapi agresif 

o Berikan prednison " mg@kg@hari selama paling sedikit 3 minggu tergantung

respons klinis. emudian dilakukan tapering  sampai dosis rumatan 5*"' mg@hari selama kurang lebih & tahun. 0ada pasien sakit akut, metilprednisolon intra%ena dengan dosis hingga " gram@hari selama  hari dapat digunakan untuk inisiasi terapi kortikosteroid.

o !unakan obat imunosupresif sebagai tambahan kortikosteroid pada pasien yang

tidak berespon dengan kortikosteroid sendiri, yang mengalami toksisitas terhadap kortikosteroid, yang fungsi ginalnya memburuk, yang mengalami lesi proliferatif   berat atau terdapat bukti sklerosis pada spesimen biopsi ginal. Baik siklofosfamid

dan aJathioprine efektif untuk nefritis lupus proliferatif alaupun siklofosfamid tampaknya lebih efektif dalam mencegah progresi ke ES<#. +ycophenolate mofetil telah ditunukkan cukup efektif dalam mengobati pasien*pasien ini dan dapat digunakan sendiri atau setelah 2 bulan siklofosfamid intra%ena.

(12)

o Berikan siklofosfamid intra%ena secara bulanan selama 2 bulan dan setelahnya

tiap &* bulan tergantung respons klinis. #urasi terapi yang umum adalah &*&,5 tahun. :urunkan dosis bila klirens kreatinin I' mL@menit. Sesuaikan dosis tergantung respon hematologis. Leuprolide asetat, suatu analog gonadotropin-releasing hormone, dapat melindungi terhadap gagal o%arium.

o $Jathioprine dapat uga digunakan sebagai agen lini kedua, dengan penyesuaian

dosis tergantung respon hematologis.

o +ycophenolate mofetil berguna pada pasien dengan nefritis lupus fokal atau difus

dan telah terbukti setidaknya sama efektif dengan siklofosfamid intra%ena dengan toksisitas lebih rendah pada pasien dengan fungsi ginal yang stabil.

• elas H 7 0asien dengan nefritis lupus membranosa umumnya diterapi dengan prednison

selama "* bulan, diikuti tapering  selama "*& tahun bila respon baik. Bila tidak ada respon, obat dihentikan. $gen imunosupresif umumnya tidak digunakan kecuali fungsi ginal memburuk atau komponen proliferatif ditemukan pada sampel biopsi renal. Beberapa bukti klinis mengindikasikan baha aJathioprine, siklofosfamid, siklosporin, dan klorambusil efektif dalam mengurangi proteinuria. +ycophenolate mofetil uga mungkin efektif.

0asien dengan ES<# memerlukan dialsis dan merupakan kandidat yang baik untuk  transplantasi ginal. 0asien dengan ES<# sekunder terhadap LES meakili ",5 dari seluruh  pasien dialisis di $merika. $ngka  survival  pasien dengan dialisis sebanding dengan pasien dialisis yang tidak punya LES (5 year survival rate 2'*9'). 6emodialisis lebih disukai dibandingkan dialisis peritonealK beberapa studi medokumentasikan le%el anti*ds#N$ yang lebih tinggi, lebih banyak trombositopenia dan kebutuhan steroid yang lebih tinggi pada pasien ES<# akibat LES yang dilakukan dialisis peritoneal. 6emodialisis uga memiliki efek anti*inflamasi dengan penurunan le%el limfosit :*helper. >mumnya LES tenang pada pasien hemodialisis. Falaupun  flare  seperti rash, artritis,serositis, demam dan leukopenia dapat teradi, dan memerlukan terapi spesifik.",&5

(13)

0eralanan penyakit nefritis lupus ber%ariasi antar pasien LES, bahkan pada mereka yang memiliki tipe histologis yang sama. $gen imunosupresif dapat menginduksi remisi pada sebagian besar pasien dengan nefritis lupus proliferatif, tetapi sebagian proporsi dari mereka*  berkisar antara &9*22 pada berbagai studi*akan mengalami flare.  lare  merupakan masalah karena bahaya kerusakan kumulatif yang dapat menurunkan fungsi ginal dan uga toksisitas akibat imunosupresi tambahan. :erapi rumatan dengan aJathioprine, mycophenolate mofetil atau  pulse siklofosfamid biasanya direkomendasikan. lare renal dapat dikategorikan sebagai nefritik 

atau nefrotik dan bisa ringan atau berat. +ayoritas pasien yang mengalami flare  dapat pulih fungsi ginalnya, bila didiagnosis dan diobati segera.&5

+occa dkk mendefinisikan renal flare sebagai peningkatan ' dari kreatinin serum atau  peningkatan &,' gram@hari dari proteinuria setelah terapi induksi. 0asien dengan indeks akti%itas teinggi dan adanya karyorrheis lebih sering mengalami rekurensi penyakit. -oannidis dkk  mendefinisikan penyakit rekuren sebagai sedimen urin aktif (1*"' <B;@lpb) atau lebih dari 5'' mg proteinuria@&3 am.&

<emisi pada pasien nefritis lupus dibagi menadi remisi sempurna (complete remission) dan parsial (partial remission). <emisi sempurna bila pada pemeriksaan urinalisis kadar protein yang diekskresikan kurang dari ', gram dalam &3 am, kadar serum albumin normal dan serum kreatinin dan klirens kreatinin tidak lebih dari "5 batas atas nilai normal. 0asien dinyatakan remisi parsial bila pada pemeriksaan urinalisis kadar protein yang diekskresikan antara ',  &,4 gram dalam &3 am dan kadar serum albumin sekurang*kurangnya ,' gram@dL.&9

DA$TA# PUSTAKA

". Brent L6, 6amed M$. Lupus Nephritis. ><L 7 http7@@emedicine.medscape.com@article@'24*o%er%ie . $ccessed on 7 '" Mebruary &'"3

&. Febsite /ayasan Lupus -ndonesia. ><L 7 http7@@.lupusindonesia.org. $ccessed on 7 '" Mebruary &'"3

. :he 1th -nternational ;ongress on SLEK +ay &*&9, &''9K Shanghai, ;hina. ><L 7 http7@@.medscape.com@%iearticle@5512&

3. Belmont +6. Lupus ;linical G%er%ie. ><L 7 http7@@.cerebel.com@lupus@nephritis.php . $ccessed on 7 '" Mebruary &'"3

(14)

5. <us H, +aury EE, 6ochberg +;. Epidemiology of Systemic Lupus Erythematosus. -n7 Fallace #, 6ahn B6, eds. +u$ois, upus .rythematosus. 9th ed. 0hiladelphia, 0$7 Lippincott Filliams  FilkinsK &''973*33.

2. #ooley +$. ;linical and laboratory features of lupus nephritis. -n7 Fallace #, 6ahn B6, eds. +u$ois, upus .rythematosus. 9th ed. 0hiladelphia, 0$7 Lippincott Filliams  FilkinsK &''97"""&*'.

9. !loor +. Lupus nephritis in children. upus. "441K9(4)724*3.

1. Brunner 6-, !ladman ##, -baOeJ #, >roitJ +#, Sil%erman E#. #ifference in disease features beteen childhood*onset and adult*onset systemic lupus erythematosus. Arthritis Rheum. Meb &''1K51(&)7552*2&.

4. Bartels ;+, +uller #. Systemic Lupus Erythematosus (<heumatology). ><L 7 http7@@emedicine.medscape.com@article@&&33*o%er%ie . $ccessed on 7 4 $pril &''4 "'. :an E+, ;ohen $S, Mries M, +asi $:, +cShane #, <othfield NM, et al. :he "41&

re%ised criteria for the classification of systemic lupus erythematosus.  Arthritis Rheum "41&K&57"&9"*9.

"". 6ochberg +;. >pdating the $merican ;ollege of <heumatology re%ised criteria for the classification of systemic lupus erythematosus ?LetterA. Arthritis Rheum "449K3'7"9&5. "&. !ilboe -+, 6usby !. $pplication of the "41& re%ised criteria for the classification of

systemic lupus erythematosus on a cohort of 32 Noregian patients ith connecti%e tissue disease. Scand  <heumatol "444K&171"*9.

". Schur 06. !eneral symptomatology and diagnosis of systemic lupus erythematosus in adults. <etrie%ed +arch &', &'', from

http7@@.uptodate.com@physicians@rheumatologyPtoclist.asp.

"3. !ill + et al. #iagnosis of systemic lupus erythematosus.  Am am (hysician. &''K217&"94*12.

"5.  Sudoyo $F et al. Nefritis lupus. -n 7 Buku $ar -lmu 0enyakit #alam ilid . Edisi -H. akarta 7 0usat 0enerbitan -lmu 0enyakit #alam >-, &''9 7

"2. /ung S, ;han :+. $nti*#N$ antibodies in the pathogenesis of lupus nephritis**the emerging mechanisms. Autoimmun Rev. Meb &''1K9(3)7"9*&".

"9. $rdoin S0, 0isetsky #S. #e%elopment in the scientific understanding of lupus. Arthritis  Research / herapy &''1,%&'&"1

"1. <ahman $, -senberg #$. Systemic lupus erythematosus.  .ngl J Med . &''1K51(4)74&4*4

"4. SimQn $, ;abiedes , GrtiJ E, $lcocer*Harela , SRncheJ*!uerrero . $nti*nucleosome antibodies in patients ith systemic lupus erythematosus of recent onset. 0otential utility as a diagnostic tool and disease acti%ity marker. Rheumatology %!#ford&. &''3K3(&)7&&'* 3

&'. $dis -nternational Limited. :reat lupus according to disease presentation. #rug :her  0erspect "3(1)72*4, "444

&". Feening , #$gati H#, SchartJ ++, Seshan SH, $lpers ;E, $ppel !B. :he classification of glomerulonephritis in systemic lupus erythematosus re%isited. J Am "oc  ephrol . &''3K"5(&)7&3"*5'

&&. $ustin 6$ ---, +uenJ L<, oyce +, et al. #iffuse proliferati%e lupus nephritis7 identification of specific pathologic features affecting renal outcome. 2idney 'nt   "413K &57 214*45

(15)

&. :umlin $. Lupus Nephritis 7 6istology,diagnosis and treatment.  3ulletin of the 4   Hospital for Joint +iseases 6007K22()7"11*43

&3. Faldman +, $ppel !B. >pdate on the treatment of lupus nephritis. 2idney 'nt &''2K 9' 7 "3'*"&

&5. 0- Sidiropoulos et al. Lupus nephritis flares. Lupus &''5K"37 34*5&

&2. <amachandran :S, !risolia S. Systemic Lupus Erythematosus (Neurology). ><L 7 http7@@emedicine.medscape.com@article@""32352*o%er%ie  . $ccessed on 7 '& Mebruary &'"3

&9. ;han :+, Li M, :ang ;SG, Fong <FS, Mang !T, i /L, et al. Efficacy of  mycophenolate mofetil in patients ith diffuse proliferati%e lupus nephritis. N Eng  +ed &'''K37""52*2&.

Gambar

Gambar   1.  Algoritma diagnosis lupus eritematosus sistemik  (ANA=anti  nuclear  antibody;  anti-dsDNA   = antibodi  terhadap antigen  DNA double stranded;  anti- Sm  =  antibodi  terhadap antigen   Sm nuclear 1!
Gambar ). +ato%isiologi Ne%ritis ,upus 1

Referensi

Dokumen terkait

Dalam penelitian ini dibuat saluran peresapan air yang dilengkapi rorak, tidak ada irigasi, dengan tinggi muka air tanah di atas 16 m dari permukaan tanah, sehingga komponen

Setelah kegiatan ini selesai terjadi peningkatan bermakna pengetahuan siswa SDIT Baitul Jannah terhadap bahaya rokok dan pencegahan perilaku merokok,

Distribusi temperatur menunjukkan bahwa situs yang menarik untuk pemanfaatan sumber daya panas bumi di lapangan terletak di arah NW, W, dan SW dari baik pad LHD-4 dan W dan SW

Bila pembangunan sosial lebih berorientasi pada peningkatan kualitas hidup manusia dalam arti luas, maka pembangunan manusia memfokuskan perhatiannya

Cara menghitungnya adalah sbb: misalnya desain rumah yang dibuat adalah luasnya 50 m2 maka biaya jasa gambar kerja (sudah termasuk gambar untuk kelengkapan IMB) : 50 x Rp 20.000 =

Data-data dikumpulkan dari latar yang alami (natural setting) sebagai sumber data langsung. pemaknaan terhadap data tersebut hanya dapat dilakukan apabila diperoleh

penelitian ini dengan penelitian yang akan peneliti laksanakan adalah melihat pola dan.. Strategi Perlawanan Aliran Kepercayaan Sapta Darma Terhadap Dominasi Negara

Kalau dilihat dari antusias masyarakat yang sangat besar dalam melakukan kegiatan olahraga, maka dirasakan sangat penting untuk diberikan suatu dukungan sehingga