• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN TEKNIK COPY THE MASTER BERORIENTASI SILANG WATAK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA MORAL/FABEL: penelitian eksperimen semu terhadap siswa kelas viii smp negeri 1 kersamanah kabupaten garut tahun ajaran 2014/2015.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN TEKNIK COPY THE MASTER BERORIENTASI SILANG WATAK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA MORAL/FABEL: penelitian eksperimen semu terhadap siswa kelas viii smp negeri 1 kersamanah kabupaten garut tahun ajaran 2014/2015."

Copied!
69
0
0

Teks penuh

(1)

(Penelitian Eksperimen Semu terhadap Siswa Kelas VIII

SMP Negeri 1 Kersamanah Kabupaten Garut Tahun Ajaran 2014/2015)

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

oleh

Wike Dewi Hikmatika

NIM 1101042

DEPARTEMEN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG

(2)

DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA MORAL/FABEL (Penelitian Eksperimen Semu terhadap Siswa Kelas VIII

SMP Negeri 1 Kersamanah Kabupaten Garut Tahun Ajaran 2014/2015)

Oleh

Wike Dewi Hikmatika

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh

gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra

©Wike Dewi Hikmatika 2015

Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,

(3)

WIKE DEWI HIKMATIKA

PENERAPAN TEKNIK COPY THE MASTER BERORIENTASI SILANG WATAK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA MORAL/FABEL

(Penelitian Eksperimen Semu terhadap Siswa Kelas VIII

SMP Negeri 1 Kersamanah Kabupaten Garut Tahun Ajaran 2014/2015)

Disetujui dan disahkan oleh:

Pembimbing I

Drs. Encep Kusumah, M.Pd. NIP 196502101991121001

Pembimbing II

Nenden Lilis Aisyah, M.Pd. NIP 197109262003122001

Mengetahui,

Ketua Departemen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

(4)

Wike Dewi Hikmatika, 2015

(Penelitian Eksperimen Semu terhadap Siswa Kelas VIII

SMP Negeri 1 Kersamanah Kabupaten Garut Tahun Ajaran 2014/2015)

WIKE DEWI HIKMATIKA NIM 1101042

ABSTRAK

Penelitian ini berawal dari rendahnya minat siswa terhadap pembelajaran menulis di sekolah, termasuk dalam menulis cerita moral/fabel di tingkat SMP. Hal itu disebabkan oleh kurang kreatifnya guru dalam penggunaan pendekatan, metode, ataupun teknik pembelajaran.Dengan demikian, peneliti menawarkan teknik copy the master berorientasi silang watak, sebagai teknik alternatif, yang dapat digunakan dalam pembelajaran menulis cerita moral/fabel. Teknik ini dilakukan dengan langkah-langkah, antara lain: 1) siswa membaca atau menyimak cerita moral/fabel yang telah ada; 2) siswa menentukan tokoh dan watak serta amanat yang ada dalam cerita moral/fabel yang telah dibaca atau disimak; 3) siswa menyilangkan watak tokoh yang ada dalam cerita moral/fabel yang telah dibaca atau disimak; 4) siswa membuat kerangka karangan dalam bentuk garis besar elemen yang membangun alur; 5) siswa mengembangkan kerangka karangan sehingga menjadi cerita moral/fabel yang baru. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini meliputi:1) bagaimana kemampuan siswa menulis cerita moral/fabel sebelum dan sesudah pembelajaran dengan menggunakan teknik copy the master berorientasi silang watak di kelas eksperimen; 2) bagaimana kemampuan siswa menulis cerita moral/fabel sebelum dan sesudah pembelajaran tanpa menggunakan teknik copy the

master berorientasi silang watak di kelas kontrol; 3) apakah terdapat perbedaan yang

signifikan antara kemampuan siswa menulis cerita moral/fabel di kelas eksperimen dan kontrol. Kemudian, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan hal-hal yang tercantum dalam rumusan masalah. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu dengan nonequivalent control group design. Sementara itu, populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Kersamanah dengan sampel penelitian kelas VIII-F, sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII-I, sebagai kelas kontrol. Hasil perhitungan uji t terhadap rata-rata skor gain dengan taraf signifikansi (α) = 0.05 dan db = 57 menunjukkan bahwa t hitung > t tabel atau 5.26 > 2.012. Dengan demikian,

terdapat perbedaan yang signifikan dari pretest ke posttest dalam pembelajaran menulis cerita moral/fabel antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Artinya, teknik copy the

master berorientasi silang watak terbukti efektif dalam meningkatkan kemampuan siswa

(5)

Wike Dewi Hikmatika, 2015

(Quasi-Experiment Research on VIII Grade Students of SMP Negeri 1 Kersamanah Garut District Academic Year 2014/2015)

WIKE DEWI HIKMATIKA

NIM 1101042

ABSTRACT

(6)

Wike Dewi Hikmatika, 2015 LEMBAR PENGESAHAN

LEMBAR PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH... iii

ABSTRAK ... iv

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL... xi

DAFTAR GRAFIK ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah Penelitian ... 6

C. Batasan Masalah Penelitian... 6

D. Rumusan Masalah ... 6

E. Tujuan Penelitian ... 7

F. Manfaat Penelitian ... 7

G. Definisi Operasional... 8

H. Struktur Organisasi... 9

BAB II TEKNIK COPY THE MASTER BERORIENTASI SILANG WATAK, MENULIS CERITA MORAL/FABEL, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS A. Teknik Copy The Master Berorientasi Silang Watak ... 10

1. Copy The Master ... 10

(7)

Wike Dewi Hikmatika, 2015

d. Langkah-Langkah Copy The Master ... 12

2. Teknik Copy The Master Berorientasi Silang Watak ... 12

a. Pengertian Teknik Copy The Master Berorientasi Silang Watak ... 12

b. Langkah-Langkah Menulis Cerita Moral/Fabel dengan Menggunakan Teknik Copy The Master Berorientasi Silang Watak ... 16

B. Menulis Cerita Moral/Fabel 1. Cerita Moral/Fabel ... 16

a. Pengertian Cerita Moral/Fabel ... 16

b. Unsur Intrinsik Cerita Moral/Fabel ... 17

2. Menulis Cerita Moral/Fabel ... 23

C. Kerangka Berpikir ... 26

D. Hipotesis ... 30

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian... 31

B. Desain Penelitian ... 31

C. Populasi dan Sampel ... 32

1. Populasi ... 32

2. Sampel ... 32

D. Teknik Pengumpulan Data ... 33

1. Tes ... 33

2. Observasi ... 34

E. Instrumen Penelitian... 34

1. Instrumen Pengumpulan Data ... 34

2. Instrumen Perlakuan... 43

(8)

Wike Dewi Hikmatika, 2015 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Proses Penelitian ... 69

B. Deskripsi Data Hasil Penelitian ... 80

C. Analisis Cerita Moral/Fabel Karya Siswa Berdasarkan Kriteria Penilaian ... 89

1. Analisis Nilai Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen ... 89

2. Analisis Nilai Pretest dan Posttest Kelas Kontrol ... 124

D. Pengolahan Statistik Data Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 156

1. Uji Data Prasyarat ... 156

2. Uji Hipotesis... 187

E. Pembahasan Hasil Penelitian ... 193

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI A. Simpulan ... 200

B. Implikasi dan Rekomendasi ... 202

DAFTAR PUSTAKA ... 204 LAMPIRAN-LAMPIRAN

(9)

Wike Dewi Hikmatika, 2015

Tabel 3.1 Sampel Penelitian ... 33

Tabel 3.2 Instrumen Pretest dan Posttest ... 35

Tabel 3.3 Kriteria Penilaian Menulis Cerpen ... 36

Tabel 3.4 Kriteria Penilaian Menulis Cerita Moral/Fabel ... 38

Tabel 3.5 Format Penilaian ... 40

Tabel 3.6 Kategori Pemerolehan Skor ... 41

Tabel 3.7 Lembar Observasi Aktivitas Guru ... 41

Tabel 3.8 Lembar Observasi Aktivitas Siswa ... 42

Tabel 3.9 Format ANAVA ... 65

Tabel 3.10 Tabel Guilford ... 66

Tabel 3.11 Kategori Indeks Gain ... 67

Tabel 4.1 Skor Hasil Observasi Aktivitas Guru di Kelas Eksperimen ... 70

Tabel 4.2 Skor Hasil Observasi Aktivitas Siswa di Kelas Eksperimen ... 71

Tabel 4.3 Nilai Pretest Kelas Eksperimen ... 81

Tabel 4.4 Rekapitulasi Nilai Pretest Kelas Eksperimen ... 82

Tabel 4.5 Nilai Posttest Kelas Eksperimen ... 83

Tabel 4.6 Rekapitulasi Nilai Posttest Kelas Eksperimen ... 84

Tabel 4.7 Nilai Pretest Kelas Kontrol ... 85

Tabel 4.8 Rekapitulasi Nilai Pretest Kelas Kontrol ... 86

Tabel 4.9 Nilai Posttest Kelas Kontrol ... 87

Tabel 4.10 Rekapitulai Nilai Posttest Kelas Kontrol ... 88

Tabel 4.11 Tabel Data Uji Reliabilitas Antarpenimbang Nilai Pretest Kelas Eksperimen ... 157

Tabel 4.12 Format ANAVA Pretest Kelas Eksperimen ... 159

Tabel 4.13 Tabel Data Uji Reliabilitas Antarpenimbang Nilai Posttest Kelas Eksperimen ... 159

Tabel 4.14 Format ANAVA Posttest Kelas Eksperimen ... 161

(10)

Wike Dewi Hikmatika, 2015

Tabel 4.17 Tabel Data Uji Reliabilitas Antarpenimbang

Nilai Posttest Kelas Kontrol... 164

Tabel 4.18 Format ANAVA Posttest Kelas Eksperimen ... 166

Tabel 4.19 Indeks Gain antara Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen ... 167

Tabel 4.20 Rekapitulasi Indeks Gain antara Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen ... 168

Tabel 4.21 Indeks Gain antara Pretest dan Posttest Kelas Kontrol ... 168

Tabel 4.22 Rekapitulasi Indeks Gain antara Pretest dan Posttest Indeks Gain ... 169

Tabel 4.23 Data Hasil Pretest Kelas Eksperimen ... 170

Tabel 4.24 Distribusi Frekuensi Hasil Pretest Kelas Eksperimen ... 171

Tabel 4.25 Frekuensi yang Diharapkan (fe) dari Hasil Pengamatan (fo) Hasil Pretest Kelas Eksperimen ... 173

Tabel 4.26 Data Hasil Posttest Kelas Eksperimen ... 174

Tabel 4.27 Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Kelas Eksperimen ... 175

Tabel 4.28 Frekuensi yang diharapkan (fe) dari hasil pengamatan (fo) Hasil Posttest Kelas Eksperimen ... 177

Tabel 4.29 Data Hasil Pretest Kelas Kontrol ... 178

Tabel 4.30 Distribusi Frekuensi Nilai Pretest Kelas Kontrol ... 179

Tabel 4.31 Frekuensi yang diharapkan (fe) dari hasil pengamatan (fo) Hasil Pretest Kelas Kontrol ... 181

Tabel 4.32 Data Hasil Posttest Kelas Kontrol ... 182

Tabel 4.33 Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Kelas Kontrol ... 183

Tabel 4.34 Frekuensi yang diharapkan (fe) dari hasil pengamatan (fo) Hasil Posttest Kelas Kontrol ... 185

Tabel 4.35Uji Homogenitas Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen ... 186

Tabel 4.36Uji Homogenitas Pretest dan Posttest Kelas Kontrol ... 186

(11)

Wike Dewi Hikmatika, 2015

(12)

Wike Dewi Hikmatika, 2015

Grafik 4.1 Grafik Nilai Pretest Kelas Eksperimen ... 83

Grafik 4.2 Grafik Nilai Posttest Kelas Eksperimen ... 85

Grafik 4.3 Grafik Nilai Pretest Kelas Kontrol ... 87

Grafik 4.4 Grafik Nilai Posttest Kelas Kontrol ... 89

Grafik 4.5 Grafik Indeks Gain antara Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen ... 168

Grafik 4.6 Grafik Indeks Gain antara Pretest dan Posttest Kelas Kontrol ... 170

(13)

Wike Dewi Hikmatika, 2015

Gambar 3.1 Gambar Binatang dalam Instrumen Soal ... 36

Gambar 4.1 Cerita Moral/Fabel Karya Siswa pada Treatment Pertama ... 74

Gambar 4.2 Cerita Moral/Fabel Karya Siswa pada Treatment Kedua ... 77

Gambar 4.3 Cerita Moral/Fabel Karya Siswa pada Treatment Ketiga ... 79

Gambar 4.4 Hasil Pretest Kelas Eksperimen Kategori Rendah ... 89

Gambar 4.5 Hasil Pretest Kelas Eksperimen Kategori Sedang ... 95

Gambar 4.6 Hasil Pretest Kelas Eksperimen Kategori Tinggi ... 102

Gambar 4.7 Hasil Posttest Kelas Eksperimen Kategori Rendah ... 107

Gambar 4.8 Hasil Posttest Kelas Eksperimen Kategori Sedang ... 113

Gambar 4.9 Hasil Posttest Kelas Eksperimen Kategori Tinggi ... 119

Gamabr 4.10 Hasil Pretest Kelas Kontrol Kategori Rendah ... 125

Gambar 4.11 Hasil Pretest Kelas Kontrol Kategori Sedang ... 129

Gambar 4.12 Hasil Pretest Kelas Kontrol Kategori Tinggi ... 134

Gambar 4.13 Hasil Posttest Kelas Kontrol Kategori Rendah ... 140

Gambar 4.14 Hasil Posttest Kelas Kontrol Kategori Sedang ... 145

(14)

Wike Dewi Hikmatika, 2015 Lampiran 1 SK Skripsi

Lampiran 2 Surat Izin Penelitian

Lampiran 3 Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian

Lampiran 4 Lembar Soal Menulis Teks Cerita Moral/Fabel

Lampiran 5 Kriteria Penilaian Menulis Teks Cerita Moral/Fabel

Lampiran 6 Format Penilaian Tes Menulis Teks Cerita Moral/Fabel

Lampiran 7 Lembar Observasi Aktivitas Guru

Lampiran 8 Lembar Observasi Aktivitas Siswa

Lampiran 9 Cerita Moral/Fabel Karya Siswa pada Pretest Kelas Eksperimen

Lampiran 10 Cerita Moral/Fabel Karya Siswa pada Posttest Kelas Eksperimen

Lampiran 11 Cerita Moral/Fabel Karya Siswa pada Pretest Kelas Kontrol

Lampiran 12 Cerita Moral/Fabel Karya Siswa pada Posttest Kelas Kontrol

Lampiran 13 Cerita Moral/Fabel Karya Siswa pada Treatment

Kelas Eksperimen

Lampiran 14 Tabel Distribusi Normal

Lampiran 15 Tabel Chi Kuadrat

Lampiran 16 Tabel Distribusi F

Lampiran 17 Tabel Distribusi T

(15)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia di sekolah, seorang siswa dituntut

untuk menguasai empat keterampilan berbahasa. Salah satu keterampilan

berbahasa tersebut adalah keterampilan menulis. Iskandarwassid dan Sunendar

(2011, hlm. 248) menyatakan bahwa kegiatan menulis merupakan kegiatan yang

sangat kompleks jika dibandingkan dengan ketiga kemampuan berbahasa lainnya

seperti kemampuan mendengarkan, berbicara, dan membaca. Menulis

mengharuskan seseorang berpikir lebih keras. Menulis merupakan suatu proses

perkembangan pikiran seseorang yang menuntut pengalaman, waktu, dan latihan

yang terus-menerus serta membutuhkan cara berpikir yang teratur untuk

mengungkapkannya dalam bentuk tulisan yang runtut dan padu. Oleh karena itu,

keterampilan menulis lebih sulit dikuasai dan tidak heran bila keterampilan

menulis merupakan kemampuan berbahasa yang paling akhir dikuasai oleh siswa.

Bahkan, bukan hanya siswa, melainkan mahasiswa juga merasa bahwa

keterampilan menulis lebih sulit dikuasai daripada keterampilan berbahasa

lainnya. Pernyataan tersebut selaras dengan pernyataan dalam artikeldengan judul

“MKDU Bahasa Indonesia Gagal: Studi Kasus Penulisan Skripsi” yang

diungkapkan oleh Alwasilah (dalam Alwasilah dan Alwasilah, 2007, hlm. 193)

yaitu sebagai berikut.

Dalam persepsi para responden, sistem pendidikan nasional sejak SD sampai PT membekali keterampilan menulis (23.34%), keterampilan membaca (23.45%), dan keterampilan berpikir kritis (31.86%). Artinya, mayoritas responden (lebih dari 75%) menilai sistem pendidikan nasional tidak mengembangkan dasar-dasar literasi, terutama menulis yang dipersepsi sebagai keterampilan paling sulit dikuasai (43.22%), yang diikuti keterampilan berbicara (28.64%), menyimak (21.11%), dan membaca (7.04%).

Pernyataan yang diungkapkan di atas menjadi alasan timbulnya suatu

permasalahan dalam pembelajaran menulis di sekolah. Permasalahan yang

(16)

kurang terampil dalam menulis. Warno (2009), dalam tesisnya yang berjudul

“Pengaruh Keterampilan Penalaran terhadap Keterampilan Menulis Ditinjau dari Status Sosial Ekonomi Orang Tua”, mengungkapkan bahwa kekurangterampilan

siswa dalam menulis pada umumnya, disebabkan oleh beberapa faktor

diantaranya: 1) kurangnya kemampuan kebahasaan yang dimiliki siswa, seperti:

pemahaman tentang kaidah atau aturan-aturan bahasa, baik yang mencakup

masalah ejaan, pemilihan kosa kata, pembentukan kata, maupun penyusunan

kalimat dan paragraf; 2) kurangnya kemampuan siswa dalam mengorganisasikan

gagasan; 3) kurangnya kemampuan siswa dalam mengembangkan paragraf

dengan baik; 4) kurangnya kemampuan siswa dalam memilih kata (diksi) secara

tepat; 5) lemahnya minat belajar bahasa Indonesia di kalangan siswa; dan 6)

kurangnya kesempatan siswa untuk berlatih secara terus-menerus melakukan

kegiatan menulis. Pernyataan-pernyataan di atas menunjukkan kompleksitas

permasalahan dalam pembelajaran menulis. Faktor penyebab kekurangterampilan

siswa yang banyak ditemui dalam pembelajaran menulis adalah faktor minat

seperti dalam penelitian “Keefektifan Teknik Storyboar dalam Pembelajaran Menulis Narasi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri Kemranjen Banyumas” yang

disusun oleh Tyas Dwijayanti (2012). Kemudian, pada penelitian yang berjudul

“Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi Menggunakan Media Video Reality

Show pada Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 1 Banguntapan Bantul” yang disusun

oleh Ecy Mahardiyan Sintami (2012). Dalam kedua penelitian ini, peneliti

mengungkapkan bahwa kekurangterampilan siswa dalam pembelajaran menulis

terletak pada kurangnya minat siswa.

Faktor-faktor yang diungkapkan oleh Warno di atas lebih menekankan

pada faktor yang berpusat pada siswa. Berkaitan dengan itu, suatu pembelajaran di

kelas tidak hanya melibatkan siswa, tetapi juga melibatkan guru sebagai pengajar.

Oleh karena itu, selain faktor yang berpusat pada siswa, terdapat juga faktor yang

berpusat pada guru. Kekurangterampilan guru dalam mengajar, seringkali menjadi

penyebab kekurangterampilan siswa dalam menulis. Poedjinoegroho (2010),

(17)

yang hebat adalah tidak hanya mengajar, tetapi mampu membangkitkan kecintaan

siswa terhadap bahasa Indonesia. Lebih jauh Poedjinoegroho mengatakan bahwa

banyak guru tidak cerdas sehingga tidak mampu mendorong dan membangkitkan

motivasi anak belajar bahasa Indonesia. Bahkan menurutnya, bahasa Indonesia

menjadi menjenuhkan karena guru tidak menarik dalam mengajarkannya.

Kejenuhan yang diungkapkan oleh Poedjinoegroho di atas dapat menjadi

salah satu faktor yang menyebabkan minat siswa dalam keterampilan menulis

berkurang. Kebanyakan guru tidak memiliki keberanian untuk menerapkan suatu

pendekatan, metode ataupun teknik yang baru, mereka hanya menerapkan suatu

pendekatan, metode ataupun teknik yang sudah banyak digunakan secara umum di

kelas sehingga siswa banyak yang merasa jenuh. Oleh karena itu, perlu adanya

suatu pendekatan, metode ataupun teknik yang ditawarkan oleh guru agar

pembelajaran menulis tidak menjenuhkan. Salah satu metode yang cukup banyak

digunakan dalam pembelajaran menulis adalah metode copy the master.

Metode copy the master adalah suatu metode pembelajaran menulis yang dilakukan dengan cara meniru contoh atau model yang telah ada. Pada beberapa

penelitian terdahulu, metode copy the master ini dianggap juga sebagai sebuah

teknik pembelajaran. Penelitian terdahulu dengan metode copy the master

tersebut, misalnya penelitian dengan judul “Penerapan Teknik Copy The Master untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Cerpen Siswa Kelas VII-B MTS

Darun Najah Petahunan Lumajang” yang disusun oleh Endah Kurnianingtyas (2015). Penelitian tersebut dikatakan berhasil karena terjadi peningkatan dari

rata-rata tes menulis cerpen pratindakan sebesar 67. Kemudian pada siklus I diperoleh

rata-rata sebesar 73 dan pada siklus II diperoleh hasil rata-rata sebesar 80. Adapun

pelaksanaan tindakan dalam penelitian tersebut adalah sebagai berikut.

Pelaksanaan strategipemodelan dapat dipaparkan sebagai berikut.

(18)

teks cerpen. Siswa menulis teks cerpen berdasarkan pengalaman oranglain yang telah dipilih dari master (turunan) tersebut, kemudian dikembangkan menjadi teks cerpen. Siswa dengan berbagai variasi dapat mengembangkan cerita dengan mudah sesuai dengan daya imajinasi, pengalaman dan daya kreativitas masing-masing sehingga menjadi sebuah teks cerpen yang utuh dan beragam. (Kurnianingtyas, 2015, hlm. 15).

Selain penelitian di atas, penelitian terdahulu lainnya tentang metode copy

the master tersebut adalah penelitian yang dilakukan oleh Aep Rohimat (2013)

dengan judul “Penerapan Teknik Copy The Master dalam Pembelajaran Menulis Karangan Persuasi (Kuasi Eksperiemen Kelas X SMA Pasundan 7 Tahun Ajaran

2012/2013)”. Penelitian dengan menggunakan metode copy the master tersebut dinyatakan berhasil karena nilai rata-rata pretest dan posttest di kelas eskperimen

yaitu 50.08 dan 65.54. Sementara itu, nilai rata-rata pretest dan posttest di kelas

kontrol yaitu 48.50 dan 58.08. Adapun pelaksanaan salah satu treatment dalam

penelitian tersebut adalah sebagai berikut.

Pada tahap empat penulis memberikan perlakuan ketiga, yaitu teknik copy the master menggunakan media artikel dan video. Siswa membaca artikel dan melihat video yang berhubungan dengan artikel. Kedua media ini digabungkan, agar siswa termotivasi, mendapat pengalaman nyata, mendapatkan pengalaman dan sikap, serta dapat meningkatkan kemampuan menulis karangan persuasi dengan optimal (Rohimat, 2013, hlm.26).

Kedua penelitian di atas hanya menggunakan metode copy the master

dengan cara meniru satu bentuk teks atau video ke dalam bentuk teks lainnya. Hal

itu dapat dilihat dari pelaksanaan tindakan pada penelitian yang dilakukan oleh

Endah Kurnianingtyas dan pelaksanaan salah satu treatment pada penelitian yang

dilakukan oleh Aep Rohimat. Peniruan dalam kedua penelitian di atas bukan

berarti peniruan secara utuh. Akan tetapi, terdapat beberapa perbedaan antara hasil

dengan model yang ditiru. Meskipun demikian, di dalam langkah-langkah

pelaksanaan metode copy the master kedua penelitian di atas tidak memfokuskan

pada satu bagian yang harus diubah untuk membedakan antara hasil dengan model

yang ditiru. Untuk pembelajaran dengan menggunakan metode copy the master

yang lebih terarah dan kreatif, peneliti tertarik untuk menerapkan metode copy the

(19)

Metode copy the master dengan cara penyilangan watak tokoh ini merupakan

suatu metode pembelajaran menulis yang penerapannya di kelas dioperasionalkan

menjadi sebuah teknik pembelajaran sehingga disebut dengan “Teknik Copy The

Master Berorientasi Silang Watak”.

Silang watak ini merupakan istilah yang memiliki persamaan makna dengan istilah pengandaian 180 derajat berbeda yang pernah diujicobakan dalam

sebuah penelitian berjudul “Penerapan Teknik Parafrase dengan Pengandaian 180

Derajat Berbeda dalam Pembelajaran Menulis Cerpen (Penelitian Eksperimen

Semu Terhadap Siswa Kelas VIII Semester II SMP Negeri 15 Bandung Tahun

Ajaran 2013/2014)” oleh Mardwitanti Laras (2014). Teknik ini pula digunakan

dengan cara menyilangkan watak tokoh utama dalam suatu teks yang telah ada.

Hal yang membedakan dengan penelitian sebelumnya tersebut adalah peneliti

mengolaborasikan antara istilah silang watak ini dengan metode copy the master

dan bukan dengan teknik parafrase. Selain itu, peneliti memilih penerapan metode

tersebut dalam pembelajaran menulis cerita moral/fabel dan bukan dalam

pembelajaran menulis cerpen. Menulis cerita moral/fabel ini menjadi sebuah

kompetensi dasar yang harus dicapai oleh siswa SMP kelas VIII pada kurikulum

2013. Kesesuaian penerapan teknik copy the master berorientasi silang watak

dalam pembelajaran menulis cerita moral/fabel diperkuat dengan pernyataan yang

diungkapkan oleh Hayati tentang metode copy the master yaitu sebagai berikut.

“Peniruan dalam metode copy the master bisa dilakukan dengan mengadaptasi latar, mengadopsi tema, mencontoh alur, meminjam nama-nama tokoh, memiripkan konflik, atau mengambil secara utuh cara penyelesaian cerita.” (Hayati, 2013, hlm. 3).

Dari pernyataan yang diungkapkan oleh Hayati di atas, dapat dilihat bahwa

metode copy the master lebih menekankan pada pembelajaran menulis teks

naratif. Oleh karena itu, penerapan metode copy the master dalam pembelajaran

menulis cerita moral/fabel dirasa memiliki kesesuaian.

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk membuktikan

keberhasilan penelitian sebelumnya tentang penerapan metode copy the master

dalam pembelajaran menulis. Oleh karena itu, peneliti mengadakan penelitian

(20)

dalam Pembelajaran Menulis Cerita Moral/ Fabel (Penelitian Eksperimen Semu

terhadap Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Kersamanah Kabupaten Garut Tahun

Ajaran 2014/2015)”.

B. Identifikasi Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti merumuskan identifikasi

masalah sebagai berikut.

1) Menulis merupakan keterampilan berbahasa yang paling kompleks

dibandingkan dengan keterampilan berbahasa lainnya karena menulis

membutuhkan pengalaman, waktu dan latihan yang terus-menerus serta

membutuhkan cara berpikir yang teratur untuk mengungkapkannya dalam

bentuk tulisan yang runtut dan padu.

2) Kurangnya minat siswa sebagai salah satu penyebab kekurangterampilan

siswa dalam pembelajaran menulis di sekolah.

3) Guru, sebagai pengajar, kurang kreatif dalam menggunakan pendekatan,

metode ataupun teknik pembelajaran sehingga pembelajaran menulis dirasa

menjenuhkan. Kejenuhan tersebut dapat menyebabkan kurangnya minat siswa

dalam pembelajaran menulis.

C. Batasan Masalah Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, peneliti membatasi permasalahan

ini hanya pada pembelajaran menulis cerita moral/fabel dengan menggunakan

teknik copy the master berorientasi silang watak di tingkat SMP.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah yang telah diuraikan di atas, rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1) Bagaimana kemampuan siswa menulis cerita moral/fabel sebelum dan sesudah

pembelajaran dengan menggunakan teknik copy the master berorientasi silang

watak di kelas eksperimen?

2) Bagaimana kemampuan siswa menulis cerita moral/fabel sebelum dan sesudah

pembelajaran tanpa menggunakan teknik copy the master berorientasi silang

watak di kelas kontrol?

3) Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan siswa menulis

(21)

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini antara lain

untuk mendeskripsikan:

1) kemampuan siswa menulis cerita moral/fabel sebelum dan sesudah

pembelajaran dengan menggunakan teknik copy the master berorientasi silang

watak di kelas eksperimen;

2) kemampuan siswa menulis cerita moral/fabel sebelum dan sesudah

pembelajaran tanpa menggunakan teknik copy the master berorientasi silang

watak di kelas kontrol;

3) perbedaan yang signifikan antara kemampuan siswa menulis cerita

moral/fabel di kelas eksperimen dengan kelas kontrol.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat secara teoretis dan praktis yang diharapkan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut.

1) Manfaat Teoretis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah

pengetahuan tentang teknik kreatif yang dapat diterapkan dalam

pembelajaran menulis cerita moral/fabel.

2) Manfaat Praktis

a) Bagi Siswa

Dengan diterapkannya teknik copy the master berorientasi silang

watak dalam pembelajaran cerita moral/fabel, diharapkan siswa dapat

memperoleh manfaat sebagai berikut.

(1) Minat siswa dapat meningkat karena teknik ini berbeda dengan

teknik-teknik yang secara umum digunakan dalam pembelajaran menulis

sehingga dapat mengatasi kejenuhan siswa dalam mengikuti pembelajaran

menulis cerita moral/fabel.

(2) Siswa dengan mudah dapat menentukan topik untuk memulai sebuah

cerita sehingga siswa dapat lebih memfokuskan diri dalam pengembangan

cerita.

(3) Kekreatifan siswa dapat terlatih pada saat siswa mengembangkan cerita

(22)

(4) Siswa dapat membuat cerita moral/fabel yang benar-benar hasil dari

pengimajinasian sendiri dan bukan hasil dari penjiplakan secara utuh dari

cerita moral/fabel yang telah ada.

b) Bagi Guru

Teknik copy the master berorientasi silang watak ini diharapkan

dapat bermanfaat untuk dijadikan sebagai suatu teknik alternatif dalam

pembelajaran menulis cerita moral/fabel ataupun dalam pembelajaran

menulis cerpen, naskah drama dan lain-lain.

c) Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk membantu

sekolah dalam mengatasi kekurangterampilan siswa dalam menulis cerita

moral/fabel. Kemudian, dapat juga menumbuhkan motivasi guru dalam

mengembangkan teknik-teknik kreatif pada pembelajaran menulis.

G. Definisi Operasional

Definisi operasional dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

1) Teknik copy the master berorientasi silang watak adalah suatu teknik

pembelajaran menulis dengan cara meniru model atau contoh teks yang telah

ada dan mengembangkannya menjadi teks baru dengan menyilangkan watak

tokoh pada model atau contoh yang telah ada.

2) Cerita moral/fabel adalah cerita rakyat yang mengangkat kehidupan binatang

dan di dalam cerita tersebut terdapat pesan moral.

3) Menulis cerita moral/fabel adalah kegiatan penuangan pikiran, gagasan atau

perasaan melalui sebuah tulisan dalam bentuk rangkaian peristiwa yang

memiliki pesan moral dengan tokoh cerita berupa binatang.

4) Kemampuan menulis cerita moral/fabel adalah kemampuan seserorang dalam

melakukan kegiatanpenuangan pikiran, gagasan atau perasaan melalui sebuah

tulisan dalam bentuk rangkaian peristiwa yang memiliki pesan moral dengan

(23)

H. Struktur Organisasi

Struktur organisasi dalam penelitian ini terdiri atas 5 bab. Bab I merupakan

pendahuluan yang berisi uraian tentang latar belakang suatu topik atau isu

diangkat menjadi sebuah penelitian, identifikasi terhadap permasalahan yang

tercantum dalam latar belakang penelitian, batasan permasalahan, rumusan

masalah, tujuan penelitian yang disusun berdasarkan rumusan masalah, dan

manfaat penelitian baik secara teoretis maupun secara praktis. Bab II merupakan

tinjauan pustaka, kerangka berpikir, dan hipotesis. Tinjauan pustaka berisi uraian

tentang teori, konsep, penelitian terdahulu sebagai acuan dalam melakukan

penelitian. Berdasarkan topik atau isu yang diangkat, teori dan konsep yang

diambil berkaitan dengan teknik copy the master berorientasi silang watak serta

menulis cerita moral/fabel. Kemudian, kerangka berpikir berisi kejelasan

hubungan antarvariabel-varibel dalam penenelitian. Berdasarkan kerangka

berpikir tersebut, diuraian hipotesis berupa dugaan sementara hasil penelitian. Bab

III merupakan metodologi penelitian yang berisi uraian tentang penggunaan

metode eksperimen semu dengan nonequivalent control group design, populasi dan sampel penelitian, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, dan teknik

pengolahan data. Bab IV merupakan temuan dan pembahasan yang berisi uraian

tentang temuan penelitian berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data dengan

berbagai kemungkinan bentuknya sesuai dengan urutan rumusan permasalahan

penelitian, dan pembahasan temuan penelitian untuk menjawab pertanyaan

penelitian yang telah dirumuskan sebelumnya. Bab V merupakan simpulan,

implikasi dan rekomendasi yang menyajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti

terhadap hasil analisis temuan penelitian sekaligus mengajukan hal-hal penting

(24)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian eksperimen.

Menurut Sugiyono (2013, hlm. 107), metode penelitian eksperimen adalah metode

penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap

yang lain dalam kondisi yang terkendalikan. Dengan kata lain, metode eksperimen

dimaksudkan untuk menilai pengaruh suatu perlakuan terhadap tingkah laku atau

menguji ada atau tidaknya pengaruh dari perlakuan tersebut. Perlakuan di dalam

penelitian eksperimen disebut treatment, yang artinya pemberian kondisi yang

akan dinilai pengaruhnya.

Bentuk desain eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah

quasi experimental design atau eksperimen semu. Eksperimen semu yaitu eksperimen yang dengan sengaja mengusahakan timbulnya variabel-variabel yang

selanjutnya dikontrol untuk dilihat pengaruhnya terhadap prestasi belajar

(Arikunto, 2013, hlm. 123).

Desain ekperimen semu ini digunakan untuk melihat keefektifan dan

keberhasilan teknik copy the master berorientasi silang watak dalam pembelajaran

menulis cerita moral/fabel di tingkat SMP.

B. Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan rancangan yang digunakan untuk

melaksanakan penelitian. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini

ialah nonequivalent control group design. Desain ini hampir sama dengan

pretest-posttest control group design, hanya pada desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random (Sugiyono, 2013, hlm.

118). Penggunaan desain ini sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai yaitu ingin

mengetahui perbedaan kemampuan siswa dalam menulis cerita moral/fabel

setelah diterapkan teknik copy the master berorientasi silang watak di kelas

eksperimen. Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang dipilih sebagai sampel,

kemudian diberi tes awal atau pretest dengan soal yang sama (O1 dan O3).

(25)

penerapan teknik copy the master berorientasi silang watak (X1). Sementara itu,

kelompok K sebagai kelas kontrol tidak diberi perlakuan khusus tetapi

pembelajaran tetap dilakukan secara optimal seperti pembelajaran biasa dengan

menggunakan teknik parafrase dari puisi tentang binatang (X2). Setelah itu,

kedua kelompok diberi soal yang sama lagi sebagai tes akhir atau posttest (O2 dan

O4). Hasil dari kedua kelompok tersebut kemudian dibandingkan atau diuji

perbedaannya. Perbedaan yang signifikan antara kedua hasil posttest pada

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol menunjukkan pengaruh dari

perlakuan yang diberikan. Gambaran desain penelitian nonequivalent control

group design yakni sebagai berikut.

Q1 Q2

Q3 Q4

Keterangan:

Q1= pretest di kelas eksperimen

Q2= posttest di kelas eksperimen

Q3= pretest di kelas kontrol

Q4= posttest di kelas kontrol

X1= perlakuan di kelas eksperimen dengan menggunakan teknik copy the

master berorientasi silang watak.

X2= perlakuan di kelas kontrol tanpa menggunakan teknik copy the master

berorientasi silang watak.

C. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII semester II

SMP Negeri 1 Kersamanah tahun ajaran 2014/2015 yang berjumlah 9 kelas.

2. Sampel

Untuk menentukan jumlah sampel pada penelitian ini harus berdasarkan

pertimbangan masalah, tujuan, hipotesis, metode dan instrumen penelitian selain

masalah waktu, tenaga dan dana. Oleh karena itu, penentuan sampel dalam X1

(26)

penelitian ini dilakukan dengan teknik purposive sampling. Teknik purposive

sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2013, hlm. 126). Penentuan kelas yang akan dijadikan sampel dalam

penelitian ini dilihat berdasarkan tingkat kemampuan yang dimiliki oleh

masing-masing kelas sampel. Adapun yang dijadikan bahan pertimbangan dalam

pemilihan kelas sampel penelitian ini adalah nilai rata-rata kelas untuk kompetensi

dasar menulis cerita moral/fabel pada semester sebelumnya di tiap kelas yang

dijadikan populasi. Setelah diperoleh data nilai rata-rata kelas tersebut, terpilihlah

kelas VIII-F sebagai kelas eksperimen dengan nilai rata-rata kelas sekitar 77.7 dan

kelas VIII-I sebagai kelas kontrol dengan nilai rata-rata kelas sekitar 78.

Pengambilan kelas VIII-F dan VIII-I sebagai kelas eksperimen dan kelas kontrol

tersebut didasarkan pada nilai rata-rata kelas yang tidak terpaut jauh. Oleh karena

itu, kelas VIII-F dan VIII-I dianggap memiliki tingkat kemampuan yang hampir

sama. Selain itu, penganbilan sampel tersebut didasarkan pada kedua kelas yang

sama-sama memiliki keantusiasn, keaktifan dan partisipasi yang tinggi. Adapun

data jumlah siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol yang dijadikan sampel

penelitian adalah sebagai berikut.

Tabel 3.1 Sampel Penelitian

Sampel Kelas Jumlah Jumlah

Laki-Laki Perempuan

Eksperimen VIII-F 10 19 29

Kontrol VIII-I 18 12 30

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara-cara peneliti untuk

mengumpulkan data. Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang

digunakan yakni sebagai berikut.

1. Tes

Pengertian tes di sini yakni mengacu pada tes hasil belajar atau achivement

(27)

Tes tertulis berbentuk uraian atau essai, siswa berkesempatan memberikan

jawabannya sendiri yang berbeda dengan teman-temannya, namun tetap terbuka

memperoleh nilai yang sama (Hosnan, 2014, hlm. 412).

Dalam Penelitian ini, tes tertulis dalam bentuk uraian digunakan untuk

mengetahui kemampuan siswa dalam menulis cerita moral/fabel. Tes tertulis ini

digunakan pada saat pretest dan posttest. Pada pretest, tes digunakan untuk

mengetahui kemampuan awal siswa dalam menulis cerita moral/fabel. Sedangkan

pada posttest, tes digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menulis

cerita moral/fabel setelah diberi perlakuan atautreatment. 2. Observasi

Format observasi digunakan untuk mengamati aktivitas guru dan siswa.

Lembar pengamatan aktivitas guru digunakan untuk mengetahui penampilan guru

pada saat proses pembelajaran. Sedangkan lembar aktivitas siswa digunakan

untuk mengetahui reaksi siswa selama kegiatan belajar mengajar. Kedua lembar

aktivitas ini berfungsi sebagai data pendukung pada penelitian yang berkaitan

dengan penerapan teknik copy the master berorientasi silang watak dalam

pembelajaran menulis cerita moral/fabel.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian digunakan sebagai alat bantu untuk mengukur

kejadian yang sedang diamati. Dalam penelitian ini, terdapat dua jenis instrumen

yaitu instrumen pengumpulan data dan instrumen perlakuan. Penjelasan mengenai

kedua instrumen tersebut yaitu sebagai berikut.

1. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan tes

tertulis. Tes tertulis dilaksanakan sebanyak 2 kali yaitu pada pretest dan posttest.

(28)

Tabel 3.2

Instrumen Pretest dan Posttest

Ayo Menulis Cerita Moral/Fabel

Petunjuk

1. Kerjakanlah soal di bawah ini dengan sebaik-baiknya! 2. Tulislah jawabanmu pada kertas yang telah disediakan! Soal

Buatlah sebuah cerita moral/fabel dengan ketentuan sebagai berikut.

1. Pilihlah dua atau lebih tokoh binatang yang kamu suka dari gambar yang telah disediakan!

2. Tentukan latar yang sesuai dengan tokoh binatang yang kamu pilih! 3. Tulislah judul dan nama pengarang (nama kamu)!

4. Sertakan narasi dan dialog!

5. Perhatikan cara pengutipan dialog dengan benar!

(29)

Gambar 3.1

Gambar Binatang dalam Instrumen Soal

a. Kriteria Penilaian Menulis Cerita Moral/Fabel

Kriteria penilaian menulis cerita moral/fabel yang digunakan merupakan

hasil modifikasi dari kriteria penilaian menulis cerpen yang disusun oleh

Sumiyadi. Adapun kriteria penilaian menulis cerpen tersebut adalah sebagai

berikut.

Tabel 3.3

Kriteria Penilaian Menulis Cerpen

Aspek Kriteria dan Skor

(30)
(31)

Bobot 1

Sumiyadi, 2010

Sedangkan, kriteria penilaian menulis cerita moral/fabel yang disusun

berdasarkan hasil modifikasi dari kriteria penilaian di atas adalah sebagai berikut.

Tabel 3.4

Kriteria Penilaian Menulis Cerita Moral/Fabel

No. Aspek dan Kriteria Penilaian Deskripsi Skor

1. Kelengkapan aspek formal

rang serta isi (narasi dan dialog).

Cerita tidak memuat 1 aspek formal

penulisan, misalnya tidak memuat

judul.

Cerita tidak memuat 2 aspek formal

penulisan, misalnya tidak memuat

judul dan nama pengarang.

Cerita tidak memuat 3 aspek formal

penulisan, misalnya tidak memuat

judul, nama pengarang, dan dialog.

10

8

6

4

2. Kelengkapan unsur intrinsik

yang membangun cerita moral/

fabel

misalnya tidak memuat sudut

pandang.

10

(32)

c. Cukup

d. Kurang

Cerita tidak memuat 2 unsur,

misalnya tidak memuat sudut

pandang dan latar.

Cerita tidak memuat 3 unsur,

misalnya tidak memuat sudut

pandang, latar dan amanat/pesan

moral.

6

4

3. Kepaduan antarunsur intrinsik

a. Sangat baik

tahapan alur yaitu orientasi,

komplikasi, resolusi, dan koda;

2) tokoh dan watak, tokoh dalam

cerita moral/fabel dapat

digambarkan melalui dimensi

seperti fisiologis, psikologis, atau

sosiologis;

3) latar, yang memuat dimensi

seperti tempat, waktu, atau sosial;

4) tema;

padu, misalnya unsur latar dan sudut

pandang tidak padu dengan

(33)

moral/amanat, latar dan sudut

pandang tidak padu dengan unsur

lainnya.

. 4. Ketepatan penggunaan EYD

1) Sangat baik

Jumlah Skor Maksimal = 50 Skor Ideal = 100

Skor Berdasarkan Aspek yang Dinilai Kelengkapan

Perhitungan skor akhir menggunakan rumus:

(34)

c. Kategori Pemerolehan Skor

Tabel 3.6

Kategori Pemerolehan Skor

Jumlah Skor Kriteria Penilaian

86 – 100 Sangat Baik

76 – 85 Baik

56 – 74 Cukup

10 – 55 Kurang

(Diadaptasi dari Nurgiyantoro, 2013, hlm. 253)

Selain tes tertulis, data juga dikumpulkan melalui observasi. Instrumen

pengumpulan data secara observasi yakni sebagai berikut.

a. Lembar Observasi Aktivitas Guru

Tabel 3.7

Lembar Observasi Aktivitas Guru

Indikator/Aspek yang Diamati Skor Catatan

I Prapembelajaran

Guru mempersiapkan siswa untuk belajar. 1 2 3 4

Guru melakukan kegiatan apersepsi. 1 2 3 4

II Kegiatan Inti Pembelajaran

A

Penguasaan Materi Pembelajaran

Guru menunjukkan penguasaan materi pembelajaran. 1 2 3 4 Guru menyampaikan materi dengan jelas, sesuai, dengan

hierarki belajar dan karakteristik siswa. 1 2 3 4

B

Pendekatan/ Strategi Pembelajaran

Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah dibuat. Urutan pembelajaran tersebut adalah sebagai berikut.

1) Guru menyampaikan sebuah cerita moral/fabel. 2) Guru memerintahkan siswa untuk menemukan

amanat/pesan moral dalam cerita moral/fabel tersebut. 3) Guru memerintahkan siswa untuk menyilangkan watak

tokoh utama yang ada dalam cerita moral/fabel tersebut. 4) Guru menugaskan siswa untuk membuat sebuah

kerangka karangan berdasarkan elemen tahapan alur. 5) Guru menugaskan siswa untuk menegembangkan

kerangka tersebut menjadi sebuah cerita moral/fabel yang baru.

1 2 3 4

(35)

Guru menguasai kelas. 1 2 3 4

C

Pemanfaatan Sumber Belajar/ Media Pembelajaran

Guru menggunakan media secara efektif dan efisien. 1 2 3 4 Guru melibatkan siswa dalam pemanfaatan media. 1 2 3 4

D

Pembelajaran yang Memicu dan Memelihara Keterlibatan Siswa

Guru dapat menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam

pembelajaran. 1 2 3 4

Guru menunjukkan sikap terbuka terhadap reason siswa. 1 2 3 4 Guru dapat menumbuhkan keceriaan antusiasme siswa

dalam belajar. 1 2 3 4

E

Penggunaan Bahasa

Guru menggunakan bahasa lisan dan tulis secara jelas, baik,

dan benar. 1 2 3 4

Guru menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai. 1 2 3 4

III Penutup

Guru melakukan refleksi dengan melibatkan siswa. 1 2 3 4 Guru melaksanakan tindak lanjut dengan memberi arahan,

atau kegiatan atau tugas sebagai pengayaan. 1 2 3 4

Skor Total

b. Lembar Observasi Aktivitas Siswa

Tabel 3.8

Lembar Observasi Aktivitas Siswa

Nama Observer :………

No. Indikator/ Aspek yang Diamati Skor Catatan

1. Siswa menunjukkan semangat belajar. 1 2 3 4

2. Siswa mengajukan pertanyaan. 1 2 3 4

3. Siswa merespon pertanyaan guru. 1 2 3 4

4. Siswa menyimak pembacaan cerita moral/fabel

melalui media wayang hewan dan media video. 1 2 3 4

5.

Siswa aktif berdiskusi dalam penentuan tokoh dan watak serta amanat/pesan moral dari cerita moral/fabel yang telah disimak oleh siswa.

(36)

6.

Siswa mengerjakan tugas individu yang diberikan dengan baik dan antusias melalui langkah-langkah sebagai berikut.

1) Siswa menyilangkan watak tokoh dari cerita moral/fabel yang telah disimak.

2) Siswa membuat kerangka karangan

berdasarkan elemen yang membangun alur. 3) Siswa mengembangkan kerangka karangan

menjadi cerita moral/fabel yang baru.

1 2 3 4

7. Siswa percaya diri dalam mengerjakan tugas. 1 2 3 4

8. Siswa tidak merasa kesulitan dalam

mengerjakan tugas. 1 2 3 4

9. Siswa menaati peraturan yang telah ditentukan. 1 2 3 4

10. Siswa mengungkapkan sesuatu sesuai dengan

apa yang dipikirkan atau dirasakannya. 1 2 3 4

11. Siswa tidak mengganggu teman pada saat

pembelajaran berlangsung. 1 2 3 4

12. Siswa berani mengomunikasikan hasil

kerjanya/tugasnya. 1 2 3 4

Instrumen perlakuan adalah alat yang digunakan untuk memberikan

perlakuan dalam penelitian. Instrumen perlakuan dalam penelitian ini terdapat

pada tahapan perencanaan dan tahapan pelaksanaan pembelajaran. Penjelasan

mengenai instrumen tersebut yakni sebagai berikut.

a. Tahapan Perencanaan

Instrumen dalam tahapan perencanaan ini adalah Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP). RPP adalah suatu rencana pembelajaran yang dijadikan

sebagai acuan dalam pelaksanaan pembelajaran. Di dalam RPP terdapat beberapa

komponen yang menunjang siswa untuk menguasai Kompetensi Dasar (KD).

(37)

moral/fabel. RPP yang dijadikan sebagai instrumen perlakuan tersebut yakni

sebagai berikut.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Kelas Eksperimen Satuan Pendidikan : SMP

Kelas/Semester : VIII/1

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Topik :

Pertemuan ke :

Alokasi Waktu : 3 Kali Pertemuan ( 6JP x 40 Menit )

A. Kompetensi Inti

K1 : Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.

K2 : Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,

peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam

berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam

jangkauan pergaulan dan keberadaannya.

K3 : Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)

berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,

teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.

K4 : Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret

(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat)

dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar,

dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan

sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.

B. Kompetensi Dasar

Kompetensi dasar dalam pembelajaran ini adalah menyusun teks cerita

moral/fabel.

C. Indikator Pencapaian Kompetensi

Berdasarkan kompetensi dasar di atas, indikator pencapaian kompetensi

dalam pembelajaran ini adalah siswa dapat menyusun teks cerita moral/fabel

(38)

D. Tujuan Pembelajaran

Tujuan pembelajaran ini yakni setelah proses pembelajaran siswa dapat: 1) menemukan pesan moral, tokoh dan wataknya dari cerita moral/fabel yang

telah ada;

2) menyilangkan watak tokoh utama dalam cerita moral/fabel yang telah ada;

3) membuat kerangka berdasarkan elemen yang membangun alur;

4) menyusun teks cerita moral/fabel dengan kreatif berdasarkan cerita

moral/fabel yang telah ada.

E. Materi Pembelajaran

1. Unsur Intrinsik Cerita Moral/Fabel

a. Tema

Tema adalah ide atau pokok pembicaraan yang berperan sebagai

pangkal tolak pengarang dalam memaparkan cerita yang diciptakannya dan

dapat juga berarti pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang. Tema dalam

cerita moral/fabel biasanya mengungkapkan keuntungan dan kerugian yang

dialami tokoh akibat perbuatan dan sifat yang dimilikinya.

b. Latar/Setting

Latar atau setting adalah lingkungan peristiwa dalam sebuah cerita

yang melingkupi tempat, waktu dan suasana serta mempunyai fungsi fisikal

dan psikologis. Dalam cerita moral/fabel, latar yang sangat menonjol yaitu

lingkungan tempat hidupnya binatang.

c. Tokoh dan Watak

Pelaku cerita merupakan orang atau individu yang mengemban

peristiwa dalam cerita fiksi sehingga peristiwa itu mampu menjalin suatu

cerita. Sedangkan watak adalah sifat dan sikap para tokoh tersebut. Salah satu

jenis tokoh dalam cerita prosa fisksi adalah tokoh protagonis dan tokoh

antagonis. Tokoh protagonis adalah tokoh yang wataknya disukai pembaca.

Sedangkan tokoh antagonis adalah tokoh yang wataknya tidak disukai

pembaca. Tokoh dalam cerita moral/fabel biasanya terbatas pada

(39)

d. Alur

Alur adalah rangkaian cerita yang dibentuk oleh tahapan-tahapan

peristiwa secara kausal sehingga menjalin sebuah cerita yang utuh. Dalam

cerita moral/fabel, lebih cenderung pada alur maju yang dimulai dari

pengenalan tokoh sampai tahapan alur penyelesaian. Berkaitan dengan itu,

alur pada cerita moral/fabel dibangun oleh beberapa elemen yaitu sebagai

berikut.

1) Orientasi

Paragraf 1 dan 2 berisi beberapa kalimat yang berfungsi memperkenalkan

para pelaku dan di mana terjadinya kejadian tersebut. Kalimat pada

paragraf 1 dan 2 tersebut dinamakan orientasi.

2) Komplikasi

Komplikasi merupakan pemunculan masalah, kemudian masalah

berkembang menjadi klimaks (puncak masalah).

3) Resolusi

Resolusi berfungsi untuk menggambarkan upaya tokoh dalam

memecahkan persoalan yang ada pada komplikasi.

4) Koda

Koda merupakan kondisi akhir tokoh cerita atau akhir dari suatu cerita.

e. Sudut Pandang

Sudut pandang adalah pandangan yang digunakan pengarang untuk

menceritakan tindakan-tindakan dalam sebuah cerita. Pada umumnya, sudut

pandang yang digunakan dalam cerita moral/fabel adalah sudut pandang orang

ketiga serba tahu atau narrator the third person omniscient.

f. Pesan Moral/Amanat

Pesan moral atau amanat merupakan pesan tentang nilai baik dan

buruknya suatu perbuatan, sikap, kewajiban, dan sebagainya yang

disampaikan oleh pengarang untuk diambil dan diterapkan dalam kehidupan

sehari-hari oleh pembaca. Pesan yang disampaikan tersebut bisa dituliskan

(40)

cerita moral/fabel, pesan moral atau amanat biasanya tersirat mutlak yakni

yang baik selalu beruntung dan yang jahat selalu merugi.

5. Langkah-Langkah Menyusun Cerita Moral/ Fabel dengan Teknik Copy The

Master Berorientasi Silang Watak

1) Siswa membaca atau menyimak cerita moral atau fabel yang telah ada.

2) Siswa menemukan pesan moral, tokoh dan wataknya dari cerita moral/fabel

yang telah dibaca atau disimak.

3) Siswa menyilangkan watak tokoh yang ada pada teks cerita moral/fabel yang

telah dibaca atau disimak.

4) Siswa membuat kerangka karangan dalam bentuk garis besar elemen yang

membangun alur dengan mengacu pada pesan moral dari cerita yang telah

dibaca atau disimak.

5) Siswa mengembangkan kerangka karangan sehingga menjadi cerita

moral/fabel yang baru.

F. Model/ Metode/ Pendekatan Pembelajaran

1. Teknik pembelajaran : copy the master berorientasi silang watak.

2. Metode pembelajaran : ceramah, tanya jawab dan diskusi.

3. Pendekatan pembelajaran : saintifik (pendekatan ilmiah).

G. Langkah-Langkah Pembelajaran

Pertemuan Kegiatan Alokasi

Waktu

Strategi/Metode/ Teknik Ke-1 Pendahuluan

 Kelas dikondisikan dalam persiapan kegiatan belajar

mengajar oleh guru (siswa diberi

salam, disapa, dipimpin berdoa

serta dicek kehadirannya).

 Siswa dibimbing oleh guru melakukan kegiatan apersepsi

tentang pengertian, ciri-ciri, dan

unsur instrinsik cerita moral/fabel

serta elemen yang membangun

10 menit

 Ceramah

(41)

alur dalam cerita moral/fabel.

 Kepada siswa dibacakan cerita moral/fabel yang berjudul “Kancil Menari di Punggung Gajah” dengan media wayang kancil dan gajah.

 Siswa mengamati cerita moral/fabel yang telah

diceritakan oleh guru.  Menanya

 Siswa diberi kesempatan untuk bertanya berkaitan

dengan apa yang telah

diamati.  Menalar

 Siswa dibimbing oleh guru berdiskusi dan menyimpulkan

apa yang ditanyakan oleh

siswa.

 Melalui kegiatan tanya jawab, siswa menemukan pesan

moral, tokoh dan watak dari

cerita moral/fabel yang telah

diamati.  Mencoba

 Siswa menyilangkan watak tokoh pada cerita moral/fabel

(42)

yang telah diamati.

 Siswa membuat kerangka karangan dalam bentuk garis

besar elemen yang

membangun alur dengan

mengacu pada pesan moral

dari cerita yang telah diamati.

 Siswa mengembangkan

kerangka karangan sehingga

menjadi cerita moral/fabel

yang baru. bertanya atau mengemukakan

pengalamannya ketika mengikuti

proses belajar mengajar.

 Siswa dan guru memberikan refleksi tentang topik pembelajaran

atau merangkum hasil

pembelajaran.

 Siswa diberi pekerjaan rumah atau tugas ko-kulikuler.

 Kegiatan belajar mengajar ditutup dan siswa diberi informasi tentang

materi yang akan disampaikan pada

(43)

persiapan kegiatan belajar

mengajar oleh guru (siswa diberi

salam, disapa, dipimpin berdoa

serta dicek kehadirannya).

 Siswa dibimbing oleh guru melakukan kegiatan apersepsi

tentang unsur instrinsik cerita

moral/fabel dan elemen yang

membangun alur dalam cerita

moral/fabel serta langkah-langkah

untuk menyusun cerita

moral/fabel dengan teknik copy

the master berorientasi silang watak.

 Siswa mengamati video cerita

moral/fabel yang

menceritakan kehidupan

semut, belalang, dan lalat.  Menanya

 Siswa diberi kesempatan untuk bertanya berkaitan

dengan apa yang telah

diamati.  Menalar

 Siswa dibimbing oleh guru berdiskusi dan menyimpulkan

(44)

siswa.

 Melalui kegiatan tanya jawab, siswa menemukan pesan

moral, tokoh dan watak dari

cerita moral/fabel yang telah

diamati.  Mencoba

 Siswa menyilangkan watak tokoh pada cerita moral/fabel

yang telah diamati”.

 Siswa membuat kerangka karangan dalam bentuk garis

besar elemen yang

membangun alur dengan

mengacu pada pesan moral

dari cerita moral/fabel yang

telah diamati.

 Siswa mengembangkan

kerangka karangan sehingga

menjadi cerita moral/fabel

yang baru.  Mengomunikasikan

 Siswa membacakan hasil cerita moral/fabel yang

dibuatnya di hadapan

teman-teman sekelas.

Penutup

 Siswa diberi kesempatan untuk bertanya atau mengemukakan

pengalamannya ketika mengikuti

proses belajar mengajar.

 Siswa dan guru memberikan

10 menit

 Ceramah

(45)

refleksi tentang topik pembelajaran

atau merangkum hasil

pembelajaran.

 Siswa diberi pekerjaan rumah atau tugas ko-kulikuler.

 Kegiatan belajar mengajar ditutup dan siswa diberi informasi tentang

materi yang akan disampaikan pada

pertemuan selanjutnya.

Ke-3 Pendahuluan

 Kelas dikondisikan dalam persiapan kegiatan belajar

mengajar oleh guru (siswa diberi

salam, disapa, dipimpin berdoa

serta dicek kehadirannya).

 Siswa dibimbing oleh guru melakukan kegiatan apersepsi

tentang unsur instrinsik cerita

moral/fabel dan elemen yang

membangun alur dalam cerita

moral/fabel serta langkah-langkah

untuk menyusun cerita

moral/fabel dengan teknik copy

the master berorientasi silang watak.

 Siswa membacakan teks cerita moral/fabel yang berjudul

60 menit

 Ceramah

 Diskusi

(46)

“Kancil yang Cerdik” secara

bergantian dengan

menggunakan media wayang

kancil dan monyet.

 Siswa mengamati cerita moral/fabel yang dibacakan

oleh beberapa temannya

tersebut.  Menanya

 Siswa diberi kesempatan untuk bertanya berkaitan

dengan apa yang telah

diamati.  Menalar

 Siswa dibimbing oleh guru berdiskusi dan menyimpulkan

apa yang ditanyakan oleh

siswa.

 Melalui kegiatan tanya jawab, siswa menemukan pesan

moral, tokoh dan watak dari

cerita moral/fabel yang telah

diamati.  Mencoba

 Siswa menyilangkan watak tokoh pada cerita moral/fabel

yang telah diamati”.

 Siswa membuat kerangka karangan dalam bentuk garis

besar elemen yang

membangun alur dengan

mengacu pada pesan moral

master berorientasi

(47)

dari cerita moral/fabel yang

telah diamati.

 Siswa mengembangkan

kerangka karangan sehingga

menjadi cerita moral/fabel

yang baru.  Mengomunikasikan

 Siswa diberi informasi tentang beberapa cerita

moral/fabel terbaik.

 Dengan bekerja sama, siswa membuat satu buku kelas

yang berisi beberapa cerita

moral/fabel terbaik.

Penutup

 Siswa diberi kesempatan untuk bertanya atau mengemukakan

pengalamannya ketika mengikuti

proses belajar mengajar.

 Siswa dan guru memberikan refleksi tentang topik pembelajaran

atau merangkum hasil

pembelajaran.

 Siswa diberi pekerjaan rumah atau tugas ko-kulikuler.

 Kegiatan belajar mengajar ditutup dan siswa diberi informasi tentang

materi yang akan disampaikan pada

pertemuan selanjutnya.

10 menit

 Ceramah

 Tanya jawab

(48)

Sumber pembelajaran yang digunakan adalah sebagai berikut.

1) Buku teks bahasa Indonesia

2) Buku-buku pendukung lainnya

3) Internet

2. Media Pembelajaran

Media pembelajaran yang digunakan adalah sebagai berikut.

1) Laptop

2) Infokus

3) Wayang kancil, gajah, dan monyet

4) Video yang menceritakan kehidupan semut, belalang, dan lalat

I. Penilaian

Indikator Pencapaian Kompetensi Teknik

Penilaian Bentuk Instrumen Menyusun teks cerita moral/fabel dengan

kreatif berdasarkan cerita yang telah ada. Tes tertulis Instrumen penilaian keterampilan menulis

Lampiran Penilaian Keterampilan Menulis

Penilaian keterampilan ini menggunakan jenis tes tertulis. Tes tertulis

dilakukan dengan cara menyilangkan watak tokoh utama dari teks cerita

moral/fabel yang telah ada. Cerita moral/fabel yang telah ada ini disampaikan

melalui media video dan wayang kancil, gajah serta monyet. Adapun cerita yang

disampaikan melalui media video tersebut terlampir. Sedangkan cerita yang

disampaikan melalui media wayang kancil dan gajah adalah sebagai berikut.

Kancil Menari di Punggung Gajah

Hari sudah pagi. Gajah, jerapah, rusa, kancil, dan binatang siang lainnya

sudah mulai mencari makan. Sementara itu, singa, macan tutul, burung hantu, dan

beberapa binatang malam lainnya tiba gilirannya untuk tidur. Mereka kelelahan

dan kekenyangan setelah semalaman sibuk berburu.

Namun, tidak seperti biasanya, pagi itu matahari seolah bersembunyi.

(49)

Alasatwa. Yang tampak hanyalah deretan awan yang menggantung di angkasa.

Akibatnya, suasana di hutan Alasatwa menjadi redup, bahkan gelap.Kegelapan ini

ternyata membawa sial bagi kancil. Sewaktu berjalan menyusuri hutan, kancil

terperosok ke dalam sebuah lubang. Bluk! Kancil sangat kaget. Terlebih setelah ia

tahu lubang itu cukup dalam dan lebar. Tidak mungkin baginya untuk keluar

begitu saja dari lubang itu. Berkali-kali kancil mencoba untuk melompat ke

permukaan tetapi sia-sia. Permukaan tanah itu terlalu tinggi bagi kancil.

Kancil mencari cara agar bisa keluar dari lubang itu. Namun, sampai

beberapa lama ia belum juga menemukan. Ketika hampir putus asa, tiba-tiba kancil mendengar suara yang semakin dekat. Brug…brug…brug…. Kancil berharap suara itu adalah derap kaki gajah. Kancil memasang telinganya baik-baik

untuk memastikan bahwa itu adalah langkah gajah. Ternyata kancil benar.

Binatang yang sedang melangkah di dekatnya adalah gajah. Cepat-cepat kancil memanggilnya dengan suara lantang. “Hei…! Kalau kamu kawanku, si gajah, melongoklah ke dalam lubang ini!” teriaknya. Mendengar suara itu, gajah

menghentikan langkahnya, lalu melongok ke dalam lubang. Ia tampak heran melihat kancil berada di sana. “Mengapa kamu berada di dalam lubang, cil?” tanya gajah dengan heran. “Dunia mau kiamat dan langit akan runtuh. Makanya aku bersembunyi di sini,” jawab kancil bersungguh-sungguh. Mendengar jawaban kancil, seketika gajah langsung panik. “Sebaiknya aku ikut sembunyi di lubang bersamamu, cil,” kata gajah seraya bersiap-siap untuk melompat ke dalam lubang. “Ya, tapi hati-hati, jangan sampai kamu menginjakku.”. “Tentu. Minggirlah dulu sebentar, aku akan masuk ke dalam lubang.’. “Baik!” sahut kancil sambil menepi. “Melompatlah sekarang”.

Gajah yang panik itu segera melompat ke dalam lubang. Gedebug! Kancil menarik napas lega setelah gajah berada di dalam lubang bersamanya. “Nah, kurasa kita akan aman di sini,” kata gajah setelah berada di dalam lubang. “Tentu,

tapi dari mana kamu tahu kalau dunia ini mau kiamat, cil?” tanya gajah. “Dari

(50)

begitu, naiklah ke punggungku dan menarilah agar dunia tidak jadi kiamat,” sahut gajah. “Baiklah,” jawab kancil dengan wajah berseri-seri. “Sekarang rebahkan badanmu agar aku bisa naik ke punggungmu. Setelah itu berdirilah lagi agar aku bisa menari di atas punggungmu.’.

Tanpa rasa curiga gajah segera merobohkan badannya membiarkan kancil naik ke atas punggungnya. Sesaat kemudian, hup…! Kancil sudah berada di atas punggung gajah. Sekarang posisi kancil justru lebih tinggi dari permukaan tanah.

Hanya dengan lompatan kecil, kancil pasti sudah bisa keluar dari lubang itu.

Namun, ketika kancil ingin melompat ke permukaan tanah, tiba-tiba dari lubang gajah berteriak, “Apakah kamu sudah siap untuk menari, cil?”. “Oh, ya, tentu,” sahut kancil. Karena merasa telah diselamatkan, dengan senang hati ia menari di punggung gajah. “Tra…la…la. Tri…li…li. Tra…la…la. Tri…li…li.”. Demikian kancil bernyanyi seenaknya sambil berjalan modar mandir di punggung gajah.

Kadang-kadang kancil mengangkat kedua kaki depannya dan berjalan

hanya dengan kaki belakangnya. Lucu sekali gerakan kancil saat menari di atas

punggung gajah, Setelah dirasa cukup, kancil menghentikan tariannya. Ia segera melompat ke permukaan tanah. Hup! “Kamu sudah selesai menari, cil?” tanya gajah dari dalam lubang. “Sudah, gajah.”.”apakah dunia tidak jadi kiamat?”. “Tentu saja tidak. Bukankah aku sudah menari di punggungmu?’. “Baguslah kalau begitu,” jawab gajah dengan gembira. “Sekarang keluarlah kamu dari dalam lubang,” kata kancil kepada gajah. “Apakah keadaan benar-benar sudah aman?” tanya gajah. Kancil pura-pura menandang sekeliling untuk mengamati keadaan. “Aman! Langit memang masih mendung, tetapi tidakjadi kiamat.”. “Kalau begitu aku segera keluar dari lubang ini.”.

Sesaat kemudian gajah keluar dari dalam lubang. Karena badannya tinggi,

Gambar

Tabel 3.1
Gambar 3.1 Gambar Binatang dalam Instrumen Soal
Tabel 3.4
Tabel 3.5 Format Penilaian
+6

Referensi

Dokumen terkait