PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI PAKET KEAHLIAN TEKNIK SEPEDA MOTOR
(Studi pada Sekolah Menengah Kejuruan)
TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Program Studi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan
Oleh
AZMIL NIM 1202632
SEKOLAH PASCASARJANA
PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI PAKET KEAHLIAN TEKNIK SEPEDA MOTOR
(Studi pada Sekolah Menengah Kejuruan)
Oleh AZMIL
S.Pd UNP PADANG, 2003
Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan
© Azmil 2014
Universitas Pendidikan Indonesia Desember 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Azmil, 2014
Pengembangan instrumen penilaian praktik Kerja industri paket keahlian teknik sepeda motor (studi pada sekolah menengah kejuruan)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PENGESAHAN ... ii
HALAMAN PERNYATAAN ... iii
ABSTRAK ... iv
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A.Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 5
C.Perumusan Masalah ... 5
D.Tujuan Penelitian ... 6
E. Manfaat Penelitian ... 6
F. Penjelasan Istilah ... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8
A.Praktik Kerja Industri ... 8
1. Konsep Praktek kerja industri ... 8
2. Tujuan dan Manfaat Praktek kerja industri ... 10
3. Teori Belajar dan Pembelajaran yang Mendukung Konsep Prakerin ... 11
4. Karakteristik Pembelajaran dan Pelatihan di Industri ... 15
5. Perbedaan Prakerin dengan Dual System ... 16
6. Paket Keahlian Teknik Sepeda Motor ... 17
B. Penilaian Praktik Kerja Industri... 20
1. Pengertian Pengukuran, Penilaian dan Evaluasi ... 20
2. Prinsip-prinsip penilaian ... 22
3. Aspek yang dinilai dalam prakerin ... 23
4. Penilaian Aspek Teknis... 24
5. Penilaian Aspek Non Teknis ... 29
6. Validitas Instrumen Penilaian ... 33
7. Reliabilitas Instrumen Penilaian ... 35
8. Kepraktisan Instrumen Penilaian ... 36
C.Hasil Penelitian yang Relevan ... 38
Azmil, 2014
Pengembangan instrumen penilaian praktik Kerja industri paket keahlian teknik sepeda motor (studi pada sekolah menengah kejuruan)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A.Metode Penelitian ... 41
B. Alur Penelitian ... 42
C.Lokasi dan Subjek Penelitian ... 46
D.Instrumen Pengumpul Data ... 46
E. Teknik Pengolahan Data ... 48
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Hasil Penelitian ... 55
1. Hasil Wawancara Studi Pendahuluan ... 55
2. Hasil Dukumentasi Kurikulum ... 57
3. Analisis Pekerjaan di Industri yang Mengakomodir Kurikulum ... 58
B. Pengembangan Instrumen Penilaian Prakerin ... 60
1. Penyusunan Kisi-Kisi Instrumen Penilaian Prakerin ... 60
2. Penyusunan Draft Instrumen Penilaian Prakerin ... 64
3. Validasi Draft Instrumen Penilaian Prakerin ... 64
4. Uji Coba Instrumen Penilaian I... 65
5. Uji Coba Instrumen Penilaian II ... 73
6. Hasil Tanggapan Penilai (Rater) ... 74
C.Pembahasan Hasil Penelitian ... 75
1. Pembahasan Hasil Proses Pengembangan Instrumen Penilaian Prakerin ... 75
2. Pembahasan Hasil Validitas dan Reliabilitas Instrumen ... 77
3. Pembahasan Hasil Tanggapan Penilai ... 79
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A.Kesimpulan ... 80
B. Saran ... 81
Daftar Pustaka ... 82
Azmil, 2014
Pengembangan instrumen penilaian praktik Kerja industri paket keahlian teknik sepeda motor (studi pada sekolah menengah kejuruan)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL
Halaman
2.1 Struktur Kurikulum Teknik Otomotif ... 18
2.2 Sikap dan Pengertiannya... 30
3.1 Kriteria Skor ... 49
3.2 Nilai Kritis Lawshe ... 49
3.3 Kriteria Reliabilitas ... 52
4.1 Analisis Kesesuaian Pekerjaan dengan Kurikulum ... 58
4.2 Pengelompokan Item Pekerjaan Berdasarkan Mata Pelajaran ... 59
4.3 Kisi-Kisi Instrumen Penilaian Prakerin Aspek Teknis ... 60
4.4 Kisi-Kisi Instrumen Penilaian Prakerin Aspek Non Teknis ... 63
4.5 Hasil Pengujian Validitas Instrumen Aspek Teknis Komponen Persiapan Kerja ... 66
4.6 Hasil Pengujian Validitas Instrumen Aspek Teknis Komponen Proses Kerja ... 67
4.7 Hasil Pengujian Validitas Instrumen Aspek Teknis Komponen Sikap Kerja ... 69
4.8 Hasil Pengujian Validitas Instrumen Aspek Teknis Komponen Hasil dan Waktu Kerja ... 69
4.9 Hasil Pengujian Validitas Instrumen Aspek Non Teknis Komponen Jujur ... 70
4.10 Hasil Pengujian Validitas Instrumen Aspek Non Teknis Komponen Disiplin ... 70
4.11 Hasil Pengujian Validitas Instrumen Aspek Non Teknis Komponen Tanggung Jawab ... 71
Azmil, 2014
Pengembangan instrumen penilaian praktik Kerja industri paket keahlian teknik sepeda motor (studi pada sekolah menengah kejuruan)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4.13 Hasil Pengujian Validitas Instrumen Aspek Non Teknis Komponen
Inisiatif ... 72
4.14 Hasil Perhitungan Reliabilitas Instrumen Aspek Teknis ... 72
4.15 Hasil Perhitungan Reliabilitas Instrumen Aspek Non Teknis ... 73
4.16 Hasil Pengujian Reliabilitas Antar Rater Instrumen Penilaian Prakerin Aspek Teknis ... 73
4.17 Hasil Pengujian Reliabilitas Antar Rater Instrumen Penilaian Prakerin Aspek Non Teknis ... 74
Azmil, 2014
Pengembangan instrumen penilaian praktik Kerja industri paket keahlian teknik sepeda motor (studi pada sekolah menengah kejuruan)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR
Halaman
1.1 Grafik Nilai Prakerin dan Produktif Siswa Teknik Sepeda Motor ... 4
2.1 Diagram Alir Prakerin ... 9
2.3 Kerangka Berpikir Penelitian ... 39
3.1 Langkah-Langkah Penelitian dan Pengembangan ... 42
Azmil, 2014
Pengembangan instrumen penilaian praktik Kerja industri paket keahlian teknik sepeda motor (studi pada sekolah menengah kejuruan)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Pedoman Wawancara ... 86
2. Angket Kepraktisan Instrumen ... 88
3. KI/KD Kurikulum Teknik Sepeda Motor ... 90
4. Draft Instrumen Prakerin Sebelum Validasi Ahli ... 97
5. Tabulasi Data Validasi Ahli ... 112
6. Instrumen Penilaian Prakerin Sebelum Pengujian ... 117
7. Tabulasi Data Uji Coba Instrumen I ... 127
8. Hasil Perhitungan Reliabilitas Dengan SPSS ... 138
9. Tabulasi data Uji Coba Instrumen II ... 143
10. Hasil Perhitungan Relibialitas Antar Rater ... 164
11. Tabulasi Hasil Angket Kepraktisan Instrumen ... 167
12. Instrumen Penilaian Prakerin Setelah Pengujian dan Revisi ... 168
Azmil, 2014
Pengembangan instrumen penilaian praktik Kerja industri paket keahlian teknik sepeda motor (studi pada sekolah menengah kejuruan)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK
PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI PAKET KEAHLIAN TEKNIK SEPEDA MOTOR
(Studi pada Sekolah Menengah Kejuruan )
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh penilaian yang dilakukan oleh pihak Industri terhadap siswa paket keahlian Teknik Sepeda Motor yang melaksanakan praktik kerja industri tanpa menggunakan instrumen penilaian. Penilaian seperti ini sulit untuk dipertanggungjawabkan dan cendrung subjektif. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan instrumen penilaian praktik kerja industri pada paket keahlian Teknik Sepeda Motor yang dapat mengakomodir standar sekolah dan industri, valid, reliabel dan praktis. Metode penelitian menggunakan research &
development (R & D) yang diawali dengan studi pendahuluan dilanjutkan tahap
Azmil, 2014
Pengembangan instrumen penilaian praktik Kerja industri paket keahlian teknik sepeda motor (studi pada sekolah menengah kejuruan)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRACT
DEVELOPING ASSESSMENT INSTRUMENTS FOR INDUSTRIAL PRACTICUM IN MOTORCYCLE TECHNICAL EXPERTISE PACKAGE
(A Study of Vocational High School)
1
Azmil, 2014
Pengembangan instrumen penilaian praktik Kerja industri paket keahlian teknik sepeda motor (studi pada sekolah menengah kejuruan)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Pendidikan kejuruan adalah salah satu bentuk dari sistem pendidikan yang
didesain untuk membantu peserta didik mengembangkan sikap profesional dan
mampu berkompetisi dalam penguasaan bidang keahlian tertentu untuk
mempersiapkan dirinya masuk ke dunia kerja. Salah satu jenis pendidikan
kejuruan di Indonesia adalah Sekolah Menengah Kejuruan. Dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelengaraan
Pendidikan, Bab 1 pasal 1 menyatakan bahwa
Sekolah Menengah Kejuruan, yang selanjutnya disingkat SMK, adalah salah satu bentuk satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan pada jenjang pendidikan menengah sebagai lanjutan dari SMP, MTs, atau bentuk lain yang sederajat atau lanjutan dari hasil belajar yang diakui sama atau setara SMP atau MTs.
SMK harus mampu memenuhi tuntutan kualitas dan relevansi sehingga
keluarannya memiliki keunggulan kompetitif dan siap dalam menghadapi
persaingan global. Untuk memenuhi harapan tersebut, proses pembelajaran di
SMK selain dilaksanakan di sekolah (untuk teori dan praktik sekolah) ada juga
yang dilaksanakan di industri yang merupakan kebijakan pemerintah, yakni link
and match yang dalam pelaksanaannya dikenal dengan praktik kerja industri
(Prakerin). Menurut Supriadi, dkk. (2002, hlm.295)
Program-program pendidikan yang mempunyai komponen kerja industri yang lebih besar akan memberikan kepada siswa pengalaman kerja yang lebih intensif, sekaligus sebagai nilai tambah terhadap tingkat kompetensi dan pengalaman yang dimiliki oleh siswa sehingga menjadi jauh lebih baik.
Praktik kerja industri pada dasarnya merupakan suatu bentuk pendidikan
yang melibatkan siswa langsung bekerja di dunia kerja/industri agar siswa
memiliki kompetensi yang sesuai dengan harapan dan tuntutan dunia
kerja/industri. Disamping itu juga agar diperoleh pengalaman kerja sebagai salah
2
Azmil, 2014
Pengembangan instrumen penilaian praktik Kerja industri paket keahlian teknik sepeda motor (studi pada sekolah menengah kejuruan)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mengingat dunia industri memerlukan tenaga kerja yang berkualitas dan ahli
dibidangnya untuk mengoperasikan peralatan dan teknologi canggih. Tujuan dari
Prakerin menurut Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan (2008)
adalah:
1. Pemenuhan kompetensi sesuai tuntutan kurikulum.
2. Implementasi kompetensi ke dalam dunia kerja.
3. Pemenuhan etos kerja/pengalaman kerja.
Perancangan program Prakerin tidak terlepas dari implementasi silabus
ke dalam pembelajaran, yang membutuhkan metode, strategi dan evaluasi
pelaksanaan. Rancangan prakerin sebagai bagian dari pembelajaran perlu
memperhatikan kesiapan dunia kerja mitra dalam melaksanakan pembelajaran
kompetensi tersebut. Hal tersebut diperlukan agar dalam pelaksanaannya,
penempatan peserta didik untuk prakerin tepat sasaran sesuai dengan kompetensi
yang dipelajari.
Dalam pelaksanaan prakerin, sekolah dan dunia industri memiliki
keterkaitan satu sama lainnya dan merupakan suatu rangkaian utuh yang tidak
terpisahkan dalam rangka mencapai kompetensi lulusan yang dibutuhkan oleh
dunia industri. Menurut Wayong (2010, hlm. 379) menyatakan bahwa
Kemitraan antara lembaga pendidikan dengan dunia usaha/industri merupakan kunci pokok keberhasilan Praktek Kerja Industri pada Sekolah Kejuruan, di mana penyelenggaraan pendidikan dirancang, dilaksanakan dan dievaluasi bersama, sehingga relevansi kompetensi lulusan terhadap tuntutan pasar kerja meningkat.
Hal senada juga disampaikan oleh Satriadi (2011, hlm. 6) “keterlibatan industri dalam seluruh kegiatan pendidikan, seperti penyusunan kurikulum,
penyelenggaraan pembelajaran disekolah, uji kompetensi sampai dengan
pemasaran alumni ke dunia kerja”. Langkah-langkah yang perlu dilakukan oleh
sekolah dalam penyelenggaraan prakerin menurut Dit.PSMK (2008) adalah:
1. Analisis pencapaian kompetensi hasil pembelajaran.
3
Azmil, 2014
Pengembangan instrumen penilaian praktik Kerja industri paket keahlian teknik sepeda motor (studi pada sekolah menengah kejuruan)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Menyusun program Pakerin.
4. Implementasi.
5. Evaluasi program dan tindak lanjut.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa keberhasilan pelaksanaan program
Prakerin sangat dipengaruhi oleh kualitas kemitraan antara sekolah dengan
industri yang dimulai dari perancangan, pelakasanaan dan evaluasi yang
dilakukan secara bersama.
SMK Negeri 5 Pekanbaru sebagai salah satu satuan pendidikan menengah
kejuruan, setiap tahun melaksanakan program prakerin. Khusus untuk paket
keahlian Teknik Sepeda Motor, telah dilakukan kerjasama/MoU dengan PT.
Capella Dinamik Nusantara sebagai dealer resmi Astra Honda Motor (AHM)
untuk mempererat kemitraan antara sekolah dengan dunia kerja. Perlengkapan
bengkel yang digunakan sudah sesuai dengan standar minimal bengkel resmi
Honda atau Astra Honda Authorized Service Station (AHASS). Tempat prakerin
siswa teknik sepeda motor telah disediakan oleh perusahaan pada bengkel-bengkel
resmi Honda, sehingga pihak sekolah tidak lagi sulit mencari tempat prakerin.
Sebelum pelaksanaan prakerin, setiap siswa dilatih dan diwajibkan melakukan
servis ringan terhadap 5 sampai 10 unit sepeda motor di bengkel sekolah.
Berbekal pengalaman ini siswa lebih mudah menyesuaikan diri dan lebih siap
melaksanakan prakerin. Dengan prakerin diharapkan siswa dapat
mengimplementasikan keterampilan yang dimiliki dan meningkatkan pengalaman
kerja serta etos kerja.
Meskipun telah banyak hasil positif yang dicapai dalam pelaksanaan
prakerin, namun dalam hal pelaksanaan penilaian (assessment) hasil pembelajaran
di industri yang merupakan komponen evaluasi tampaknya belum berjalan dengan
baik. Dari tinjauan lapangan menunjukkan bahwa penilaian siswa prakerin
dilakukan oleh pihak industi, sementara form penilaian dibuat oleh pihak sekolah
tanpa memberikan kriteria penilaian. Penilaian dilakukan oleh pihak industri tanpa
4
Azmil, 2014
Pengembangan instrumen penilaian praktik Kerja industri paket keahlian teknik sepeda motor (studi pada sekolah menengah kejuruan)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kualitas penilaian baik dari sisi validitas maupun reliabilitasnya. Hasil penilaian
prakerin dan nilai produktif dari guru dapat dilihat pada grafik berikut:
Gbr. 1.1 Grafik Nilai Produktif dan Prakerin Siswa Teknik Sepeda Motor
(Sumber: Kurikulum SMKN 5 Pekanbaru)
Pada grafik terlihat perbedaan nilai dari pihak industri dan guru pada siswa
teknik sepeda motor. Penilaian yang seperti ini sangat subjektif dan sulit untuk
dipertanggungjawabkan, ditambah lagi dengan keterbatasan kemampuan
pembimbing industri sebagai penilai (rater). Menurut Sudjana (2011, hlm. 3) “…inti penilaian adalah proses memberikan atau menentukan nilai kepada objek
tertentu berdasarkan suatu kriteria tertentu”. Dengan kata lain penilaian
merupakan proses membandingkan atribut suatu objek dengan standar tertentu.
Mengacu pada karakteristik pembelajaran keahlian teknik sepeda motor
yang terjadi di tempat kerja (prakerin), dimana siswa berhadapan langsung dengan
permasalahan dunia nyata maka jenis penilaian yang sesuai adalah penilaian unjuk
kerja. Sesuai dengan yang disampaikan Allen (1996) dalam Allin & Turnock
yang menyatakan bahwa performance assessment adalah penilaian yang sangat
relevan dan cocok untuk diterapkan pada pembelajaran berbasis kerja, dimana
penilaian ini memerlukan siswa untuk mendemontrasikan kompetensi atau
keterampilan khusus yang mereka kuasai dalam bentuk menampilkan atau
5
Azmil, 2014
Pengembangan instrumen penilaian praktik Kerja industri paket keahlian teknik sepeda motor (studi pada sekolah menengah kejuruan)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
memproduksi sesuatu. Pendapat senada juga dikemukakan oleh Vaughan dan
Cameron (2009, hlm. 11) yang menyatakan bahwa “In many ways workplaces
lend themselves to authentic assessments”. Hal ini karena penilaian yang didasari pada kinerja aktual lebih menggambarkan kondisi sesungguhnya dibandingkan
dengan penilaian lain yang bersifat simulatif.Atas dasar itu maka dalam kegiatan
penilaian siswa prakerin sangat diperlukan instrumen yang tepat sebagai acuan
oleh pembimbing industri dalam menilai. Dengan adanya instrumen ini
diharapkan hasil penilaian prakerin lebih valid dan dapat dipertanggungjawabkan
oleh para rater.
Pelaksanaan penilaian terhadap siswa yang bekerja dan belajar di tempat
kerja bukan perkara mudah, perlu adanya koordinasi antara pihak sekolah dan
dunia kerja. Proses penilaian sebaiknya tidak membebani atau mengganggu proses
produksi/kerja di industri, karena itu diperlukan instrumen penilaian prakerin yang
valid, reliabel dan praktis. Mengingat hal di atas maka sangat penting disusun dan
dikembangkan instrumen penilaian siswa prakerin yang terstandar, berdasarkan
hal tersebut maka peneliti bermaksud melakukan penelitian dengan judul
“Pengembangan Instrumen Penilaian Praktik Kerja Industri Paket Keahlian
Teknik Sepeda Motor”.
B. Identifikasi Masalah
Permasalahan yang muncul dalam pelaksanan praktik kerja industri
berkaitan dengan proses penilaian dapat diidentifikasi sebagai berikut:
1. Kewenangan penilaian diserahkan sepenuhnya ke pihak industri tanpa
memberikan kriteria/standar penilaian yang akan dijadikan acuan.
2. Tidak adanya kriteria penilaian secara eksplisit dari masing-masing industri.
3. Tidak adanya koordinasi pihak sekolah dengan industri terkaitan penilaian
prakerin.
4. Tidak ada instrumen/alat ukur untuk penilaian prakerin pada paket keahlian
teknik sepeda motor.
6
Azmil, 2014
Pengembangan instrumen penilaian praktik Kerja industri paket keahlian teknik sepeda motor (studi pada sekolah menengah kejuruan)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah:
“Bagaimana Mengembangkan Instrumen Penilaian Praktik Kerja Industri pada Paket Keahlian Teknik Sepeda Motor?”
Agar penelitian yang dilakukan lebih terarah, maka rumusan masalah diuraikan
menjadi beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana proses pengembangan instrumen penilaian prakerin paket
keahlian teknik sepeda motor yang mengakomodir standar sekolah dan
industri?
2. Bagaimana validitas dan reliabilitas instrumen penilaian prakerin paket
keahlian teknik sepeda motor yang dikembangkan?
3. Bagaimana tanggapan penilai/observer tentang kepraktisan instrumen
penilaian prakerin paket keahlian teknik sepeda motor yang akan
dikembangkan?
D. Tujuan Penelitian
Secara umum tujuan dari penelitian ini adalah untuk menghasilkan instrumen
penilaian prakerin pada paket keahlian Teknik Sepeda Motor yang teruji validitas,
reliabilitas dan kepraktisannya. Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah:
1. Mendeskripsikan proses pengembangan instrumen penilaian prakerin paket
keahlian teknik sepeda motor yang mengakomodir standar sekolah dan
industri.
2. Mengetahui validitas dan reliabelitas instrumen penilaian prakerin paket
keahlian teknik sepeda motor yang dikembangkan.
3. Mengetahui tanggapan penilai/observer tentang kepraktisan instrumen
penilaian prakerin paket keahlian teknik sepeda motor yang dikembangkan.
E. Manfaat Penelitian
7
Azmil, 2014
Pengembangan instrumen penilaian praktik Kerja industri paket keahlian teknik sepeda motor (studi pada sekolah menengah kejuruan)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Manfaat teoritis :
Menambah khasanah pengetahuan pada pendidikan teknologi dan kejuruan
terkait dengan pengembangan penilaian praktek kerja industri.
2. Manfaat praktis :
a. Bagi Pembimbing di industri, hasil penelitian ini dapat digunakan
sebagai instrumen penilaian praktik kerja industri pada paket keahlian
teknik sepeda motor.
b. Bagi guru kejuruan dapat menjadi rujukan dalam menyusun instrumen
penilaian praktik kerja industri pada paket keahlian yang lain.
c. Bagi peneliti dapat dijadikan rujukan untuk penelitian selanjutnya.
F. Penjelasan Istilah
Untuk menghindari kesalahpahaman dalam memahami istilah-istilah
dalam penelitian ini, maka penjelasan terhadap istilah yang digunakan dalam
penelitian ini adalah:
1. Penelitian pengembangan instrumen adalah prosedur pengembangan
instrumen melalui tahap mengkaji teori untuk merumuskan dimensi dan aspek
penilaian, membuat kisi-kisi dan instrumen serta mengkonsultasikan
instrumen kepada para ahli dan merevisinya yang selanjutnya melakukan
pengujian.
2. Prakerin adalah program pembelajaran yang harus dilaksanakan oleh setiap
siswa SMK di dunia kerja, agar diperoleh pengalaman kerja sebagai salah
satu upaya untuk meningkatkan keterampilan siswa.
3. Instrumen penilaian prakerin adalah alat ukur yang digunakan untuk
mengambil keputusan berdasarkan hasil pengukuran dengan kriteria
pencapaian kompetensi yang telah ditetapkan dalam pembelajaran di tempat
kerja/praktik kerja industri.
4. Validitas instrumen merupakan ukuran instrumen tersebut mampu mengukur
8
Azmil, 2014
Pengembangan instrumen penilaian praktik Kerja industri paket keahlian teknik sepeda motor (studi pada sekolah menengah kejuruan)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5. Reliabilitas instrumen merupakan ukuran keajegan atau konsistensi dari suatu
instrumen, mengukur kapan dan dimana saja memberikan hasil pengukuran
yang konsisten.
6. Kepraktisan instrumen penilaian adalah kemudahan suatu instrumen, baik
dalam mempersiapkan, menggunakan, mengolah atau menafsirkan maupun
41
Azmil, 2014
Pengembangan instrumen penilaian praktik Kerja industri paket keahlian teknik sepeda motor (studi pada sekolah menengah kejuruan)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan
(research and development) diawali dengan studi pendahuluan dan sampai tahap
uji produk dengan batasan uji produk terbatas. Penelitian pengembangan menurut
Sugiyono (2012, hlm. 497) adalah “metode penelitian yang digunakan untuk
menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut”.
Penelitian pengembangan bukanlah penelitian yang dimaksudkan untuk
menghasilkan teori melainkan untuk menghasilkan produk tertentu. Penelitian
pengembangan ini memiliki tujuan untuk mengembangkan instrumen penilaian
Prakerin siswa SMK paket keahlian teknik sepeda motor yang memenuhi
persyaratan valid, reliabel dan praktis yang digunakan oleh instruktur/pembimbing
industri sebagai penilai (rater).
Metode penelitian dan pengembangan (research and development)
dilaksanakan melalui beberapa langkah. Sukmadinata (2012) mengemukakan ada
beberapa metode yang digunakan dalam pelaksanaan penelitian dan
pengembangan, yaitu: deskriptif, evaluatif, dan eksperimental. Metode evaluatif
digunakan untuk mengevaluasi proses uji coba pengembangan suatu produk.
Produk yang dikembangkan kemudian diuji dengan serangkaian uji coba, dan
untuk setiap kegiatan uji coba diadakan evaluasi. Berdasarkan temuan-temuan
hasil uji coba diadakan penyempurnaan-penyempurnaan. Langkah-langkah dalam
pengembangkan instrumen meliputi: Studi pendahuluan yang meliputi studi
literatur, studi lapangan, dan penyusunan draft awal produk, validasi desain, revisi
dan perbaikan desain, uji coba produk/uji terbatas, revisi produk (I), pengumpulan
data, uji coba lebih luas /revisi produk (II) dan berikutnya produk massal.
Dalam penelitian ini dilakukan modifikasi berupa penyederhanaan tahapan
penelitian menjadi: Tahapan studi pendahuluan, tahapan pengembangan, dan
42
Azmil, 2014
Pengembangan instrumen penilaian praktik Kerja industri paket keahlian teknik sepeda motor (studi pada sekolah menengah kejuruan)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pengembangan (Research and Development) yang dimodifikasi dapat dilihat
bagan sebagai berikut:
Gb. 3.1 Langkah-langkah Penelitian dan Pengembangan
Pada tahap pendahuluan dilakukan langkah-langkah sebagai berikut : studi
pustaka, studi lapangan ke sekolah dan industri pasangan, analisis kompetensi
paket keahlian teknik sepeda motor yang diperlukan industri, baik aspek teknis
maupun non teknis dan menentukan jenis instrumen yang sesuai untuk prakerin
siswa teknik sepeda motor. Pada tahap pengembangan dilakukan langkah
penyusunan draft produk, validasi expert, uji coba terbatas/uji coba (I),
pengolahan dan analisis data, kemudian uji coba lebih luas/uji coba instrumen (II).
Kemudian tahap evaluasi meliputi penyebaran angket, evaluasi dan
penyempurnaan untuk mendapatkan produk akhir yang diharapkan. Penelitian ini
mengembangkan instrumen penilaian prakerin pada paket keahlian teknik sepeda
motor berkaitan dengan penilaian aspek teknis dan non teknis. Hal yang akan
dideskripsikan adalah mengenai kualitas instrumen meliputi validitas, reabilitas
dan kepraktisan.
B. Alur Penelitian
Alur penelitian ini ditunjukkan pada gambar 3.2 berikut:
STUDI PENDAHULUAN PENGEMBANGAN EVALUASI
43
Azmil, 2014
Pengembangan instrumen penilaian praktik Kerja industri paket keahlian teknik sepeda motor (studi pada sekolah menengah kejuruan)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Studi kepustakaan penilaian prakerin
Hasil dokumentasi kurikulum paket keahlian
teknik sepeda motor Hasil Wawancara dengan pihak
Sekolah dan pihak Industri
Penyusunan kisi-kisi instrumen
penilaian prakerin
Penyusunan draft instrumen penilaian prakerin
Validasi instrumen penilaian prakerin
Instrumen penilaian prakerin hasil validasi
Pengujian Instrumen (I)
Pengolahan dan analisis data
Pengujian Instrumen (II)
Pengolahan dan analisis data
Evaluasi dan penyempurnaan
Produk akhir
Studi
Pendahuluan
Tahap
Pengembangan
Tahap
Evaluasi
Revisi I
Revisi II
Penyebaran angket
Kepraktisan Instrumen Analisis pekerjaan di Industri
44
Azmil, 2014
Pengembangan instrumen penilaian praktik Kerja industri paket keahlian teknik sepeda motor (studi pada sekolah menengah kejuruan)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gbr. 3.2 Alur Penelitian
Penjelasan lebih rinci mengenai alur penelitian diatas diuraikan sebagai berikut:
1. Studi Pendahuluan
a. Studi kepustakaan, dilakukan dengan menelaah berbagai sumber dari
buku-buku, artikel-artikel atau jurnal penelitian. Dalam hal ini dilakukan
studi teori praktik kerja industri, kompetensi kehalian teknik sepeda
motor, pengukuran dan penilaian, pengembangan instrumen dan
pengujian validitas dan reliabilitas instrumen dan kepraktisan instrumen.
b. Analisis kompetensi inti dan kompetensi dasar kurikulum paket keahllian
teknik sepeda motor.
c. Analisis pekerjaan (job) di industri yang paling banyak dilakukan siswa
yang mengakomodir kurikulum teknik sepeda motor dari hasil
wawancara.
d. Pekerjaan di industri yang paling banyak mengakomodir kurikulum
dijadikan untuk penilaian prakerin aspek teknis, sementara untuk aspek
non teknis difokuskan pada sikap yang diperlukan untuk mendukung
prakerin siswa dalam menjalankan tugasnya sebagai pebelajar dan
sebagai pekerja di industri.
2. Tahap pengembangan
a. Penyususunan kisi-kisi instrumen penilaian prakerin
Penyusunan kisi-kisi supaya item-item yang dinilai tidak menyimpang
dari aspek yang dinilai.
b. Penyusunan instrumen penilaian prakerin
Penyusunan instrumen penilaian mengacu pada rancangan yang telah
45
Azmil, 2014
Pengembangan instrumen penilaian praktik Kerja industri paket keahlian teknik sepeda motor (studi pada sekolah menengah kejuruan)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
instrumen penilaian disertai dengan landasan pemikiran dan keilmuan
berdasarkan hasil pengumpulan informasi dan studi literatur.
c. Validasi logis
Validasi merupakan kegiatan untuk menilai apakah rancangan instrumen
penilaian yang ada betul-betul mengukur apa yang harus diukur. Validasi
disini masih bersifat penilaian berdasarkan pemikiran rasional, belum
mencapai fakta di lapangan. Validasi instrumen yang telah disusun
dilakukan dengan meminta pertimbangan dari para ahli dalam bidang
yang diukur (judgement expert). Pakar yang diminta untuk memberikan
pertimbangan berjumlah 7 orang yang terdiri dari 3 dosen, 2 orang guru
bidang otomotif paket keahlian teknik sepeda motor dan 2 orang dari
industri yang menjadi mitra sekolah.
d. Revisi instrumen
Setelah rancangan instrumen divalidasi oleh pakar, hal yang harus
diperbaiki kemudian ditindaklanjuti dengan melakukan revisi. Revisi ini
dilakukan bersama dengan pakar agar revisi lebih terarah dan tepat
sasaran.
e. Melakukan uji coba instrumen
Uji coba instrumen dilakukan sebanyak dua kali, uji coba yang pertama
digunakan untuk mengobservasi siswa yang berjumlah 5 orang dengan 5
orang penilai/observer. Uji coba kedua dilakukan terhadap 5 orang siswa
dengan penilai/observer berjumlah 22 orang untuk instrumen penilaian
aspek teknis dan 9 orang untuk instrumen penilaian aspek non teknis.
3. Tahap evalusi
a. Melakukan pengolahan data untuk menguji validitas empiris dan
reliabilitas instrumen.
Setelah pengujian, maka data yang diperoleh diolah dengan terlebih
dahulu diskor, kemudian dianalisis dengan teknik statistik dengan
bantuan software SPSS.
46
Azmil, 2014
Pengembangan instrumen penilaian praktik Kerja industri paket keahlian teknik sepeda motor (studi pada sekolah menengah kejuruan)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Peneliti merevisi instrumen berdasarkan masukan yang didapat dari hasil
pengujian instrumen di lapangan. Revisi dilakukan untuk memperbaiki
item-item yang tidak valid dan tidak reliabel serta bagian yang dirasakan
oleh pengguna instrumen masih kurang baik.
c. Memberikan angket untuk mengetahui kepraktisan instrumen.
Angket diberikan kepada penilaia/observer meminta tanggapan tentang
kepraktisan instrumen yang digunakan.
d. Pengolahan data, penyempunaan produk dan penarikan kesimpulan.
Data yang diporoleh dikelompokkan menjadi data pengujian instrumen
dan angket. Data yang dikumpulkan kemudian diolah sebagai dasar
untuk penyempurnaan produk dan penarikan kesimpulan.
C. Lokasi dan Subjek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 5 Pekanbaru dan di Industri
pasangannya. Subjek penelitian adalah Instruktur/pembimbing industri yang
menjadi mitra SMK Negeri 5 Pekanbaru, para pekerja/mekanik di industri
pasangan dan siswa teknik sepeda motor yang melaksanakan prakerin.
D. Instrumen Pengumpul Data
Instrumen pengumpul data yang digunakan pada penelitian ini terbagi
menjadi dua yaitu instrumen penelitian dan instrumen penilaian prakerin yang
dikembangkan
1. Instrumen Penelitian
a. Pedoman wawancara
Wawancara merupakan salah satu bentuk alat evaluasi jenis non tes
yang dilakukan melalui percakapan atau tanya jawab, baik secara langsung
maupun tidak langsung dengan responden. Wawancara langsung adalah
wawancara yang dilakukan secara langsung antara pewawancara (interviewer)
47
Azmil, 2014
Pengembangan instrumen penilaian praktik Kerja industri paket keahlian teknik sepeda motor (studi pada sekolah menengah kejuruan)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
artinya pewawancara menanyakan sesuatu kepada responden melalui perantara
orang lain atau media (Arifin, 2012).
Pedoman wawancara digunakan pada studi pendahuluan untuk
menggali informasi lebih dalam tentang perencanaan, pelaksanaan dan
penilaian prakerin pada paket keahlian teknik sepeda motor. Wawancara
dilakukan terhadap pihak sekolah dan pihak industri pasangan.
b. Lembaran Angket
Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara memberi pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.
Angket merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu
dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan
dari responden. Keuntungan angket antara lain: a) responden dapat
menjawab bebas tanpa dipengaruhi oleh hubungan dengan peneliti atau
penilai, sehingga objektivitas dapat terjamin. b) informasi atau data
terkumpul lebih mudah karena itemnya homogen c) dapat digunakan untuk
mengumpulkan data dari jumlah responden yang besar yang dijadikan
sampel. Kelemahannya adalah: a) ada kemungkinan angket diisi oleh orang
lain, b) hanya diperuntukkan bagi yang dapat melihat saja, c) responden
hanya menjawab berdasarkan jawaban yang ada (Arifin, 2012). Bentuk
angket yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan bentuk skala
Likert. Penggunaan angket dalam penelitian ini untuk mengetahui
kepraktisan instrumen penilaian prakerin yang dikembangkan dari para
penilai/observer.
2. Instrumen Penilaian Prakerin
a. Instrumen Penilaian Aspek Teknis
Instrumen penilaian aspek teknis yang dikembangkan adalah
48
Azmil, 2014
Pengembangan instrumen penilaian praktik Kerja industri paket keahlian teknik sepeda motor (studi pada sekolah menengah kejuruan)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dinilai adalah kemampuan siswa teknik sepeda motor dalam melakukan
pekerjaan servis berkala yang dimulai dari persiapan kerja, proses kerja,
sikap kerja, hasil kerja dan waktu kerja. Lembaran unjuk kerja ini diisi oleh
para penilai dari industri yang mengamati siswa dalam melakukan pekerjaan
servis berkala sepeda motor.
b. Instrumen Penilaian Aspek Non Teknis
Instrumen penilaian aspek non teknis adalah instrumen penilaian
sikap atau perilaku siswa yang mendukung produktivitas kerja selama
melaksanakan prakerin. Instrumen ini berbentuk lembaran observasi
terhadap sikap siswa selama prakerin. Lembaran observasi sikap ini diisi
oleh para pekerja/mekanik yang selalu merinteraksi dengan siswa selama
pelaksanaan prakerin di industri.
E. Teknik Pengolahan Data
Pada penelitian ini, pengumpulan informasi atau data dimulai dari studi
pendahuluan, data validasi instrumen dari para ahli, data uji coba instrumen oleh
para penilai/observer dan data tanggapan pada penilai tentang keprakstisan
instrumen.
1. Pengolahan data hasil studi pendahuluan
Studi pendahuluan dilakukan dengan teknik wawancara dan studi
dokumentasi terhadap kurikulum teknik sepeda motor. Data yang dihasilkan
pada tahap studi pendahuluan bersifat kualitatif dan berupa dokumen.
Pengolahan data kualitatif hasil wawancara dilakukan melalui tahap reduksi
data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
2. Pengolahan data hasil validasi Ahli (Expert Judgement)
Hasil validasi instrumen penilaian prakerin dari para ahli dianalisis dengan
49
Azmil, 2014
Pengembangan instrumen penilaian praktik Kerja industri paket keahlian teknik sepeda motor (studi pada sekolah menengah kejuruan)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
merupakan sebuah metode validasi isi/validasi logis untuk mengetahui
kesesuaian item dengan domain yang akan diukur berdasarkan judgment para
ahli.Validasi instrumen prakerin melibatkan praktisi pendidikan dan praktisi
industri yang berjumlah 7 orang, terdiri dari 3 dosen, 2 guru dan 2 praktisi
industri. Untuk mengukur validitas instrumen, setiap ahli diminta untuk
memeriksa setiap item pada instrumen penilaian. Masukan para ahli ini
kemudian digunakan untuk menghitung Content Validity Ratio (CVR) untuk
setiap item. Hasil validasi dari seluruh validator dianalisis dengan cara:
a. Kriteria penilaian tanggapan validator
Pemberian skor pada tanggapan validator memiliki kriteria sebagai berikut:
Tabel 3. 1 Kriteria skor
Kriteria Skor
Ya 1
Tidak 0
b. Pemberian skor pada jawaban item diolah dengan CVR
Setelah semua item mendapat skor, kemudian skor tersebut diolah dengan
rumus:
Dimana:
ne : Jumlah pakar yang mengganggap item itu Ya/penting
N : Jumlah seluruh pakar
[image:28.595.206.419.393.460.2]50
Azmil, 2014
Pengembangan instrumen penilaian praktik Kerja industri paket keahlian teknik sepeda motor (studi pada sekolah menengah kejuruan)
[image:29.595.159.484.136.425.2]Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3. 2
Nilai Kritis CVR Lawse
Jumlah Ahli Nilai CVR Minimum
5 0,736
6 0,672
7 0,622
8 0,582
9 0,548
10 0,520
11 0,496
12 0,475
13 0,456
14 0,440
15 0,425
20 0,368
25 0,329
30 0,300
35 0,278
40 0,260
(Wilson, 2012)
3. Pengolahan data hasil validasi empiris (uji coba instrumen I)
Instrumen penilaian prakerin yang telah divalidasi oleh para ahli
kemudian diujicobakan di lapangan pada 5 orang penilai/observer yang
masing-masing menilai 5 orang siswa yang sedang melaksanakan prakerin di
industri. Para penilai/observer memberikan skor sesuai aspek yang dinilai.
Skor dari item instrumen yang diujicobakan dianalisis dengan
mengkorelasikan skor tiap item dengan skor total untuk mengetahui validitas
instrumen penilaian prakerin yang dikembangkan. ”Item yang mempunyai
korelasi positif dengan kriterium serta korelasi yang tinggi, menunjukkan
bahwa item tersebut mempunyai validitas yang tinggi pula.” (Masrun, 1979,
dalam Sugiono 2012, hlm. 134). Korelasi yang digunakan adalah korelasi
51
Azmil, 2014
Pengembangan instrumen penilaian praktik Kerja industri paket keahlian teknik sepeda motor (studi pada sekolah menengah kejuruan)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
√{ }{ }
Keterangan:
rxy = koefisien korelasi Product Moment ∑X = jumlah skor tiap item
∑X = jumlah skor total N = jumlah responden
(Arifin, 2009)
Setelah harga koefisien korelasi diperoleh, kemudian dilanjutkan
dengan uji-t, dengan rumus sebagai berikut:
√
Keterangan:
t = Nilai t hitung
n = Jumlah responden
r = Koefisien korelasi
Distribusi (Tabel t) untuk α = 0,05 dengan derajat kebebasan (dk = n – 2). Instrumen dinyatakan valid apabila thitung > ttabel dan sebaliknya jika thitung <
ttabel.
4. Pengujian Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas dapat diartikan sama dengan konsistensi atau keajegan.
Suatu instrumen penilaian dikatakan mempunyai nilai reliabilitas yang tinggi
apabila instrumen yang dibuat mempunyai hasil yang konsisten dalam
mengukur yang hendak diukur. Relibilitas suatu instrumen penilaian
52
Azmil, 2014
Pengembangan instrumen penilaian praktik Kerja industri paket keahlian teknik sepeda motor (studi pada sekolah menengah kejuruan)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
+1. Koefisien yang tinggi menunjukkan reliabilitas tinggi. Sebalikknya jika
koefisien suatu instrumen rendah maka relibilitasnya rendah.
Salah satu cara untuk mengukur reliabilitas sebuah instrumen adalah
dengan koefisien konsistensi internal dari Kuder Richardson (KR). Rumus
KR.20 dipakai apabila item instrumen menggunakan dua pilihan jawaban
atau data dikotomi, misalnya betul atau salah, dilakukan atau tidak dilakukan.
Rumus KR.20 adalah:
{ }
Keterangan:
k = jumlah item dalam instrumen
pi = proporsi jawaban betul pada item tunggal
qi = proporsi jawaban salah pada item yang sama (1- pi)
st2 = varians total
(Arifin, 2009)
Teknik lain yang digunakan untuk menguji konsistensi internal dari
suatu instrumen adalah Cronbach Alpha atau Koefisien Alpha. Perbedaannya
dengan teknik Kuder-Richardson adalah teknik ini tidak hanya digunakan
untuk data dikotomi saja, tetapi dapat menguji reabilitas instrumen dengan
skala tiga,lima atau tujuh pilihan jawaban. Adapun rumus yang digunakan
untuk menghitung Koefisien Alpha adalah:
{ }
Keterangan:
k = jumlah item instrumen
i2 = varian item instrumen
53
Azmil, 2014
Pengembangan instrumen penilaian praktik Kerja industri paket keahlian teknik sepeda motor (studi pada sekolah menengah kejuruan)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kriteria untuk reliabilitas instrumen dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.4.
Kriteria Reliabilitas Instrumen
(Arikunto, 2006)
5. Pengolahan Data Uji Coba Instrumen II (Analisis Korelasi Antar Rater)
Salah satu teknik analsis yang digunakan adalah koefisien korelasi
intrakelas (intraclass Correlation Coeficient/ICC). Uji reliabilitas antar rater
ICC digunakan apabila apabila rater/penilai lebih dari 2 orang. ICC
menunjukkan perbandingan antara variasi yang diakibatkan atribut yang
diukur dengan variasi pengukuran secar keseluruahan.
Ada dua tipe ICC, yaitu kesepakatan dan konsistensi.
a. Kesepakatan (Agreement). Setiap subjek dinilai oleh setiap rater. Model
ini menekankan pada kesepakatan penilaian, karena menekankan kepada
kesepakatan, maka tidak masalah ketika ada rater yang dilibatkan
memberikan nilai terlalu murah atau terlalu mahal asalkan nilai yang
diberikan sesuai dengan urutan atribut individu yang diukur.
b. Konsistensi (Consistency). Setiap subjek dinilai oleh setiap rater, model
ini menekankan kepada kesamaan penilaian antar rater. Nilai ICC akan
tinggi ketika antar rater memberikan penilaian yang mirip. Model ini
cocok untuk pengukuran kompetensi, karena menekankan pada perbedaan
Koefisien Reliabilitas Kriteria
0,80 – 0,100 Sangat Tinggi
0,60 – 0,79 Tinggi
0,40 – 0,59 Cukup
0,20 - 0,39 Rendah
[image:32.595.205.443.186.321.2]54
Azmil, 2014
Pengembangan instrumen penilaian praktik Kerja industri paket keahlian teknik sepeda motor (studi pada sekolah menengah kejuruan)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
individual, juga menekankan pada pencapaian individu terhadap kriteria
yang talah ditetapkan (Widhiarso, 2011, hlm. 3).
Pengolahan data ICC ini menggunakan program SPSS, yang dalam program
SPSS ini terdapat tiga model, yaitu:
a. Model 1 (One-way random). Setiap subjek yang dinilai oleh penilai yang
berbeda dipilih secara acak.
b. Model 2 (Two-way random). Model ini mengasumsikan bahwa rater yang
dilibatkan dalam penilaian ini dipilih secara acak dari populasi rater.
c. Model 3 (Two-way mixed). Model ini mengasumsikan bahwa rater yang
dilibatkan dalam penelitian ini merupakan rater pilihan yang tidak
merepresentasikan populasi rater, atau rater yang dilibatkan telah
ditetapkan dari awal.
Model ICC yang ke-3 ini yang kemudian digunakan dalam pengolahan dalam
penelitian ini.
6. Pengolahan Data Angket Kepraktisan Instrumen.
Pengolahan data hasil angket dilakukan dengan analisis statistik
deskriptif. Data yang diperoleh melalui angket dalam bentuk skala kualitatif
dikonversi menjadi skala kuantitatif. Untuk pernyataan bersifat positif
diberi skor tertinggi 5 yang menyatakan Sangat Setuju (SS), skor 4 yang
menyatakan Setuju (S), skor 3 yang menyatakan tidak tahu (TT), skor 2
yang menyatakan Tidak Setuju (TS) dan skor 1 yang menyatakan Sangat
Tidak Setuju (STS), dan sebaliknya jika digunakan pernyataan negatif
pada daftar pernyataan pada angket. Data yang terkumpul selanjutnya
dijumlahkan dari masing-masing pilihan. Untuk menghitung persentase
55
Azmil, 2014
Pengembangan instrumen penilaian praktik Kerja industri paket keahlian teknik sepeda motor (studi pada sekolah menengah kejuruan)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
umlah umlahskorskordiperolehideal padaitemtiapitem x100
(Sugiono, 2012)
Menurut Sugiyono (2012) dalam menginterpretasikan perolehan skor angket
dapat digambarkan secara kontinum. Untuk responden yang berjumlah 31
orang maka secara kontinum dapat dilihat pada gambar berikut:
Respon penilai (rater) menunjukkan positif apabila > 93 (skor netral) dan
menunjukkan negatif apabila < 93 (skor netral).
31 62 93 124 155
80
Azmil, 2014
Pengembangan instrumen penilaian praktik Kerja industri paket keahlian teknik sepeda motor (studi pada sekolah menengah kejuruan)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A.Kesimpulan
Berdasarkan pada rumusan masalah, hasil analisis data dan pembahasan
diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Proses pengembangan instrumen penilaian praktik kerja industri paket
keahlian Teknik Sepeda Motor yang mengakomodir standar sekolah dan
industri adalah melalui tahap-tahap sebagai berikut: (a) Studi pendahuluan,
dengan melakukan wawancara terhadap pihak industri dan pihak sekolah
serta melakukan studi dokumentasi kurikulum paket keahlian Teknik Sepeda
Motor. Menganalisis kesesuaian pekerjaan yang dilakukan siswa dengan
kurikulum paket keahlian Teknik Sepeda Motor (b) Menyusun kisi-kisi
instrumen berdasarkan hasil analisis pekerjaan dan kurikulum (c) Penyusunan
draft instrumen (d) Validasi draft instrumen kepada Ahli (expert judgment)
(e) Uji coba instrumen I (d) Uji coba instrumen II (e) Standarisasi/kalibrasi
instrumen hasil uji tahap II.
2. Instrumen penilaian praktik kerja industri paket keahlian Teknik Sepeda
Motor yang telah dikembangkan secara keseluruhan dinyatakan valid.
Reliabilitas instrumen penilaian prakerin paket keahlian teknik sepeda motor
berdasarkan reliabilitas antar penilai (interrater reliability), maka instrumen
yang dikembangkan dinyatakan reliabel dengan kategori sangat tinggi.
3. Tanggapan para penilai/observer tentang kepraktisan instrumen penilaian
praktik kerja industri paket keahlian Teknik Sepeda Motor yang digunakan
81
Azmil, 2014
Pengembangan instrumen penilaian praktik Kerja industri paket keahlian teknik sepeda motor (studi pada sekolah menengah kejuruan)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B.Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka diajukan
beberapa saran sebagai berikut:
1. Bagi Guru dan Pembimbing Industri
a. Instrumen penilaian prakerin hasil penelitian ini dapat digunakan untuk
penilaian siswa prakerin teknik sepeda motor dengan industri yang
memiliki karakteristik sama.
b. Dalam menggunakan instrumen penilaian prakerin aspek teknis perlu
penyesuaian terhadap tipe sepeda motor yang diservis.
2. Bagi Peneliti
a. Dalam pengembangan lebih lanjut untuk lebih meningkatkan kepraktisan
instrumen yang dihasilkan dapat diringkas item-item yang banyak dapat
disatukan dalam indikator yang lebih umum, terutama pada instrumen
penilaian aspek teknis.
b. Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi penelitian
dimasa akan datang dalam mengembangkan instrumen prakerin untuk
82
Azmil, 2014
Pengembangan instrumen penilaian praktik Kerja industri paket keahlian teknik sepeda motor (studi pada sekolah menengah kejuruan)
82
Azmil, 2014
Pengembangan instrumen penilaian praktik Kerja industri paket keahlian teknik sepeda motor (studi pada sekolah menengah kejuruan)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
Allin, L. & Turnock, C. (2007). Assessing student performance in Work-Based
Learning. Diakses pada tanggal, 16 Februari 2014 dari www.practicebasedlearning.org
Arifin, Z. (2012). Evaluasi Pembelajaran: Prinsip, Teknik dan Prosedur. Bandung: PT.Remaja Rosda Karya.
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, S. (2012). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Azwar, S. (2012). Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Badmus, G., A. (2007). Changing nature of Technical and Vocational Education
and Students’ Assessment Methods. Nigeria: Department of Educational
Psychology and Curriculum Studies University of Benin, Benin City.
Billett, S. (1994). Situated learning - a workplace experience. School of Adult & Vocational Education. Faculty of Education Griffith University Australian Journal of Adult and Community Education, 34 (2) 112-130.
Clark, R. W., Threeton, M. D., & Ewing, J. C. (2010). The Potential of
Experiential Learning Models and Practices In Career and Technical Education & Career and echnical Teacher Education. Pennsylvania State
University: Journal of Career and Technical Education, Vol. 25, No. 2,
Winter, 2010.
Dahar, R. W. (1989). Teori-teori belajar. Jakarta: Erlangga.
Dardiri, A. & Tuwoso. (2012). Modul: Prinsip-Prinsip Asesmen dan
Pemanfaatannya Sekolah Menengah Kejuruan. Malang : UNM.
Direktorat Pembinaan SMK. (2008). Pelaksanaan Prakerin, Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Gronlund, N. E. (1985). Measurement and Evaluation in Teaching: 5th Edition.
83
Azmil, 2014
Pengembangan instrumen penilaian praktik Kerja industri paket keahlian teknik sepeda motor (studi pada sekolah menengah kejuruan)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Hamalik, O. (2001). Pengembangan Sumber Daya Manusia Manajemen
Pelatihan Ketenagakerjaan Pendekatan Terpadu. Jakarta: PT. Bumi
Aksara.
Jacobs, R. L. (2003). Structured On-the-Job Training: Unleashing Employee
Expertise in the Workplace. San Fransisco: Berrett-Koehler Publishers, Inc.
Kementerian Pendidikan Nasional. (2013). Lampiran IV Permendikbud Nomor
81A Tahun 2013 Tentang Implementasi Kurikulum Pedoman Umum Pembelajaran. Jakarta: Kemendiknas.
___________. (2013). Peraturan Menteri Pendidikan Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 70 Tahun 2013. Jakarta:
Kemendiknas.
Kolb, D. A., & Boyatzis, R. E. (1999). Experiential learning theory: Previous
research and new directions. Charalampos Mainemelis Department of
Organizational Behavior Weatherhead School of Management Case Western Reserve University.
Lagahu, A. (2011). Pengaruh Pemahaman Konsep Dan Intensitas Pengalaman
Membimbing Prakerin Terhadap Kemampuan Guru Membimbing Prakerin Jurusan Manajemen Pemasaran di Smk Swasta Kristen BNKP Gunung Sitoli Kabupaten Nias, Tesis pada PTK SPs UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Lave, J., & Wenger, E. (1990). Situated learning: Legitimate periperal
participation. Cambridge, UK: Cambridge University Press.
Lawshe, C.H (1975). A Quantitative Approach To Content Validaty, Personnel Phsycology Inc.
Majid, A. & Andayani, D (2011). Pendidikan Karakter Perspektif Islam. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Morley, R. (2010). Workplace learning guide 2010 learning for life in the 21st
century. (e-book) http://www.iowaworkforce.org/ files/wlg02.pdf. p. 21-40.
Nitko, A. J. & Brookhart, S. M. (2007). Educational Assesment of Students: 5th.
Edition, New Jersey: Upper Saddle River.
Peraturan Pemerintah RI No. 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan.
84
Azmil, 2014
Pengembangan instrumen penilaian praktik Kerja industri paket keahlian teknik sepeda motor (studi pada sekolah menengah kejuruan)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Satriadi, B. (2011). Evaluasi Pendidikan Sistem Ganda (Studi di SMK Negeri 1
Metro). Tesis pada PK SPs UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Sudjana, N. (1990). Penilaian Hasil dan Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, Bandung: Alfabeta.
Sukmadinata, N. S. (2012). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT.Remaja Rosda Karya.
Supriadi, D. dkk. (2002). Sejarah Pendidikan Teknik dan Kejuruan Di Indonesia:
Membangun Manusia Produktif. Jakarta: Depdinas.
Syahrul. (2010). Pengembangan Model Asesmen Kompetensi Siswa SMK Dalam
Konteks Pembelajaran Berbasis Kerja Di Industri. Jurnal Penelitian dan
Evaluasi UNY. Vol. 14, Nomor 2, 2010.
Vaughan, K. dan Cameron, M. (2009). Assessment Of Learning In The
Workplace:A Background Paper, New Zealand Council For Educational
Research: Industry Training Federation.
Vaughan, K., O’Neil, P., & Cameron, M. (2011). Successful workplace learning:
How learning happens at work. New Zealand Council for Educational
Research: Industry Training Federation. Diambil pada tanggal 20 Februari 2014 dari http://www.itf.org.nz/assets/Publications/ Successful-Workplace-Learning-2011.pdf.
Wayong, A. D. Ch. (2010). Relevansi Pendidikan Sistem Ganda (PSG) pada
Sekolah Kejuruan dengan Kebutuhan Dunia Kerja, Apektindo- SSN
1907-2066.
Wakhinuddin (2009). Penerapan PSG Melalui Praktek Kerja Industri Pada SMK, tersedia dalam: http://wakhinuddin.wordpress.com.
Widhiarso, W. (2011). Berkenalan dengan Korelasi Intrakelas. (Online)
tersedia:http://widhiarso.staff.ugm.ac.id/files/Melibatkan%20Rater%20dala m%20Pengembangan%20Alat%20Ukur.pdf. di akses tanggal 22 Juni 2014.
85
Azmil, 2014
Pengembangan instrumen penilaian praktik Kerja industri paket keahlian teknik sepeda motor (studi pada sekolah menengah kejuruan)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Wilson, F.R., Pan, W., & Schumsky, D.A. (2012). Recalculation of the Critical
Values for Lawshe’s Content Validity Ratio. Measurement and Evaluation in Counseling and Development, 45 (3), 197-210.
Zegwaard, K., Coll, R. K & Hodges, D (2003). Assessment of Workplace
Learning: A Framework, Asia-Pacific Journal of Cooperative Education,