• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Metode/Analisis Data

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA. Metode/Analisis Data"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

6 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu digunakan peneliti sebagai referensi dan bahan perbandingan hasil dari penelitian yang akan dilakukan. Adapun penelitian terdahulu sebagai berikut:

No. Nama, Tahun, Judul Penelitian

Metode/Analisis Data

Kesimpulan/Hasil 1. Kamayanti, 2018.

Meredefinisi Akuntansi Keperilakuan Melalui Perspektif Multiparadigma.

Akuntasi keperilakuan digunakan untuk menelaah hubungan sebab akibat antara akuntansi dengan perilaku akuntan.

2. Kusumastuti dkk, 2019. Behavioral Accounting Model of Online Shopping Behavior.

Perilaku berbelanja online memiliki resiko kategori sedang.

3. Nefissa, 2022.

Behavioural Accounting

Explained Through Different Factors.

Faktor psikologis dan emosional berkaitan dengan akuntansi perilaku.

4. Samuri, Soegoto, &

Woran, 2018. Studi Deskriptif Motivasi Belanja Hedonis Pada Konsumen Toko Online Shopee.

Kualitatif dengan metode analisis interaktif.

5 indikator dari Hedonic Shopping Motivation sangat berpengaruh dalam memacu atau menimbulkan motivasi untuk belanja para konsumen online shop Shopee.

Adanya indikator tersebut menjadi alasan untuk

(2)

7

mendorong motivasi konsumen dalam kegiatan berbelanja.

5. Sarah Vivian, 2020.

Pengaruh Brand Image dan Gaya Hidup Hedonis Terhadap Keputusan Pembelian

Konsumen Generasi Z pada Produk Starbuck.

explanatory research dengan pendekatan kuantitatif.

Brand image dan gaya hidup hedonis berpengaruh postitif dan signifikan terhadap keputusan pembeli generasi z.

gaya hidup hedonis yang dimiliki cukup signifikan

mempengaruhi naik turunnya keputusan pembelian

konsumen. Semakin baik perusahaan menjaga citra merek perusahannya, maka keputusan pembelian juga akan mengalami peningkatan.

6. Farah Nauroh A, 2021. Pengaruh Motivasi Belanja Hedonis Terhadap Pembelian Impulsif Pada Shopee.co.id

Kuantitatif, metode purposive sampling.

Lima kategori dalam motivasi belanja hedonis

berpengarung pada kegiatan berbelanja konsumen. Semakin meningkatnya motivasi berbelanja makan akan

meningkatkan rasa ingin berbelanja.

2.2 Tinjauan Pustaka 1. Akuntasi Keperilakuan

Siegel, G. et. Al. (1989) menyatakan bahwa Akuntansi keperilakuan (behavioral accounting) adalah cabang dari akuntansi yang mempelajari tentang hubungan antara manusia dengan sistem akuntansi. Arrtinya sistem akuntansi yang

(3)

8

dimaksud di sini meliputi seluruh desain alat pengendalian manajemen yang meliputi sistem pengendalian, desain akuntansi pertanggung jawaban, sistem penganggaran, desain pengumpulan biaya.

Secara rincinya ruang lingkup akuntansi keperilakuan meliputi: 1) memepelajari bagaimana pengaruh antara perilaku manusia terhadap desain, kontruksi, dan penggunaan sistem akuntansi yang digunakan dalam perusahaan seperti sikap dan gaya kepemimpinan; 2) mempelajari pengaruh sistem akuntansi pada perilaku manusia, seperti bagaimana sistem akuntansi mempengaruhi motivasi, pengambilan keputusan; 3) metode bagaimana memprediksi perilaku manusia dan strategi untuk mengubahnya, seperti bagaimana sistem akuntansi dapat digunakan untuk mempengaruhi perilaku manusia.

Lubis (2014) menjelaskan bahwa ilmu akuntansi bersifat tidak statis atau selalu berkembang mengikuti perubahan lingkungan dan aspek-aspek keperilakuan manusia dalam proses pengambilan keputusan ekonomi, hal ini disebut sebagai akuntansi keperilakuan. Pada perkembangan ini akuntansi berperan dalam menghasilkan informasi keuangan maupun non keuangan yang digunakan oleh penggunanya dalam proses pengambilan keputusan bisnis.

2. Akuntansi Keperilakuan Dalam Pengambilan Keputusan Individual

Teknologi informasi merupakan salah satu literasi era industry 4.0, dimana berbagai macam bentuk informasi dan komunikasi dilakukan secara digital termasuk teknologi dan komunikasi pemasaran (Lisarini & Lazuardi, 2021).

Seiring berkembangnya teknologi pemasaran turut merubah perilaku konsumen,

(4)

9

bagaimana mereka menerima informasi, memperkirakan pilihan, sampai pada pengambilan keputusan untuk membeli (Rumondang dkk, 2020).

Keputusan membeli merupakan suatu keputusan yang diambil oleh seseorang yang dipengaruhi oleh ekonomi, teknologi, budaya, produk, harga, promosi, bukti fisik, dan proses, sehingga membentuk suatu perilaku pada konsumen untuk menerima dan mencerna segala informasi dan pengambilan kesimpulan dalam bentuk respon yang muncul fikiran prodak apa yang akan mereka beli (Buchari, 2011). Pengambilan keputusan dalam organisasi didefinisikan sebagai suatu proses memilih di antara berbagai alternatif tindakan yang memiliki dampak terhadap masa depan (Lubis, 2010).

Budianto 2019 dalam Lubis 2010 menyatakan dalam akuntansi keperilakuan pengambilan keputusan individual tidak hanya dilakukan dalam organisasi, tetapi dapat digunakan juga pada pengambilan keputusan individual apa saja. Terdapat empat pendekatan individual pada pengambilan keputusan, yaitu:

a) Gaya Direktif

Gaya pengambilan keputusan ini adalah mengambil keputusan secara langsung dan spontanitas. Gaya direktif ini tetap memperhatikan hasil dalam pengambilan keputusannya, meskipun tanpa adanya pertimbangan.

b) Gaya Analitik

(5)

10

Gaya pengambilan keputusan ini didasari oleh analisa atau pertimbangan terlebih dahulu. Tipe analitik memiliki banyak pertimbangan dalam pengambilan keputusan, hal ini disebabkan karena keinginan memiliki banyak informasi.

c) Gaya Konseptual

Pada gaya pengambilan keputusan ini cenderung menjadi sangat luas dalam pandangan serta pertimbangan yang banyak. Orientasi dari gaya konseptual adalah memutuskan berdasarkan planning atau rencana jangka pajang.

d) Gaya Perilaku

Adapun gaya pengambilan keputusan dengan perilaku didasari oleh pertimbangan dari orang lain. Mereka memperhatikan usulan-usulan dari orang lain dalam pengambilan keputusan.

3. Hedonic Treadmill

Hadirnya e-commerce di Indonesia telah membuat perubahan pada perilaku konsumen atau costumer dalam berbelanja, yang semula hanya berbelaja secara offline dengan datang langsung ke pusat perbelanjaan, pasar, maupun toko,

sekarang dapat dengan mudah dilakukan secara online di rumah melalui gagdet masing-masing. Kotler dan Keller (2012) dalam (Sari, 2021) menyatakan bahwa perubahan perilaku tersebut banyak dipengaruhi oleh persepsi para pelanggan mengenai jarak, harga, promosi, dan tempat yang telah ditetapkan oleh perusahaan selama ini.

(6)

11

Hedonic Treadmill pertama kali ditemukan oleh Brickman dan Campbella pada tahun 1971 dalam bukunya yang berjudul Hedonic Relativism and Planning the God Society, yang awalnya dikenal dengan istilah hedonic adaption. Kemudian

konsep ini disamakan seperti treadmill oleh Michael Eynick, setelah itu istilah tersebut dikenal menjadi hedonic treadmill. Seligman dalam Samardi (2018) mengungkapkan hedonic treadmil merupakan perilaku seseorang yang selalu menganggap bahwa dia akan memiliki hidup yang bahagia dengan cara mencari kebahagiaan sebanyak mungkin dan berusaha untuk menghindari perasaan- perasaan yang menyakitkan dalam diri (semakin tiap seseorang mencari kenikmatan, maka semakin sulit seseorang tersebut dipuaskan).

Perilaku hedonis dalam berbelanja diduga banyak dialami oleh generasi milenial atau kelompok usia remaja (Dyah et al., 2017). Generasi milenial atau biasa dikenal dengan generasi Y atau Echo Boomers adalah sekelompok orang yang lahir setelah generasi X, yang lahir antara tahun 1980 – 2000 an, termasuk dalam kategori millenial masyarakat yang sekarang berusia 17 tahun – 37 tahun (Hayu, 2019). Generasi millenial dilahirkan dan dibesarkan di lingkungan yang penuh dengan teknologi, sehingga generasi millenial ini dianggap special dan melek dalam teknologi (Kapoor & Solomon, 2011).

Hal ini dapat dipahami mengingat bahwa masa muda merupakan masa yang mengalami peralihan dari anak-anak menuju ke masa dewasa yang diikuti perubahan biologis, psikologis dan sosial (Zhafira, 2018). Pada usia ini umumnya remaja lebih mudah terpengaruh dengan rayuan iklan, ikut-ikutan teman sebayanya, dan sifat yang cendurung boros dalam memakai uang (Aridhona,

(7)

12

2018). Tidak dipugkiri bahwa pembelian secara online konsumennya banyak dari generasi milenial (Thomas et al., 2018).

4. Hedonic Shopping Motivation

Hedonis merupakan aspek yang berkaitan dengan emosional konsumen, sehingga ketika konsumen berbelanja sangat merasakan sesuatu seperti rasa senang, puas, sedih, marah atau merasakan bahwa dengan berbelanja itu adalah sebuah petualangan (Afif, 2020).

Liao & Lin (2007) dalam (Purnamasari et al., 2021), menyatakan hedonic shopping motivation adalah perilaku konsumsi untuk mencari kebahagiaan,

fantasi, kebangkitan, sensualitas, dan kenikmatan. Hedonic shopping mativation merupakan sebuah gawai yang menyajikan secara langsung manfaat dari pengalama berbelanja, seperti rasa senang pada hal-hal baru yang dirasakan oleh individu (Zurit et al., 2016).

Menurut Arnold & Reynold (2003, dalam (Mamuaya, 2018), terdapat enam faktor dari hedonic shopping motivation diantaranya yaitu:

a) Adventure Shopping yaitu motivasi seseorang dalam berbelanja yang dilakukan oleh konsumen sebagai pengalaman atau petualangan untuk menemukan sesuatu yang dianggap baru dan menarik. Selama proses berbelanja mereka merasa memiliki kenikmatan tersendiri.

b) Social Shopping merupakan suatu kegiatan bersosialisasi saat berbelanja, memiliki kesenangan berbelanja muncul pada diri konsumen saat berbelanja dengan sahabat, teman-teman dan keluarga dan berinteraksi dengan orang lain saat berbelanja. Tujuan utamanya

(8)

13

adalah untuk interaksi sosial agar mendapatkan banyak informasi mengenai produk yang akan dibeli.

c) Gratification Shopping yaitu seseorang yang menganggap berbelanja merupakan salah satu cara konsumen untuk menghilangkan stres dan mendapatkan mood (suasana) yang positif dengan cara berbelanja, sebagai sarana untuk mengobati mengembalikan suasana hati yang tidak enak atau badmood.

d) Idea Shopping yaitu motivasi seseorang berbelanja untuk mengikuti fashion baru atau tren baru yang bermunculan, melihat inovasi dari produk yang dijual. Konsumen biasanya melihat sesuatu yang baru dari iklan yang ditawarkan melalui media masa.

e) Value Shopping yaitu konsumen yang beranggapan bahwa belanja merupakan sebuah permainan, seperti hal nya pada saat mereka mencari tempat atau toko yang menawarkan harga produk yang murah, promo, diskon atau barang yang sedang sale.

f) Role Shopping merupakan suatu kegiatan berbelanja yang dilakukan oleh seseorang untuk orang lain dan bukan untuk dirinya sendiri.

Mereka merasa bahwa berbelanja untuk orang lain merupakan hal yang menyenangkan untuk dilakukan.

Referensi

Dokumen terkait

Meningkatnya tuntutan akan good governance dan clean government dengan peran aktif dan beban kerja Inspektorat I yang semakin meningkat, maka pengawasan

Setiap aset dapat diperoleh dengan cara pengadaan baru, proses penggantian karena aset lama rusak dan mutasi dari distrik lain.Untuk beberapa kasus sering ditemukan aset yang

Abdullah bin Mubarok berkata, “Sungguh mengembalikan satu dirham yang berasal dari harta yang syubhat lebih baik bagiku daripada bersedeqah dengan seratus ribu dirham”..

Jumlah tercatat liabilitas pajak kini Kelompok Usaha pada akhir periode pelaporan adalah Rp16,2 miliar dan Rp30,1 miliar masing-masing untuk tahun yang berakhir pada

Pendamping KJKS BMT adalah tenaga sarjana atau Diploma III yang telah dilatih melalui pelatihan Calon Pendamping BMT Kelurahan oleh Pemerintah Kota Padang

Dengan adanya inklusi keuangan, stabilitas perbankan syariah dapat menuju kearah yang positif dan negatif, sehingga peneliti memiliki ketertarikan untuk melakukan pengujian dalam

Dari hasil analisis kualitatif dengan metode quicklook yang dilakukan dalam analisis petrofisik ini adalah untuk membantu menginterpretasikan zona batuan

Mengingat fungsi LPM sebagai wadah yang dibentuk atas prakarsa masyarakat dan juga sebagai mitra pemerintahan kelurahan dalam menampung dan mewujudkan aspirasi kebutuhan