• Tidak ada hasil yang ditemukan

dampak KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP PERDAGANGA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "dampak KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP PERDAGANGA"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PERDAGANGAN INTERNASIONAL

KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP PERDAGANGAN INTERNASIONAL KOMODITI DAGING SAPI

DI SUSUN OLEH :

OLIVE EVITA TAMBUNAN E1D013052 ROLAS SINAGA E1D013082 SEPTIKA D DEBORA SINAGA E1D013099 JESSICA R MARPAUNG E1D013121

MAJU LUBIS E1D013125

JURUSAN AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS BENGKULU

(2)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

(3)

BAB II

TUJUAN PENULISAN

Perdagangan internasional memilki cakupan yang luas, sebagaimana halnya dengan perdagangan daging sapi. Daging sapi memiliki permintaan yang banyak tetapi tidak diseimbangi dengan sumber dayanya. Oleh sebab itu banyak negara yang melakukan ekspor impor komoditi tersebut. Tidak terlepas dari kegiatan tersebut diatas mau tidak mau harus dibarengi dengan kebijakan dari negaranya juga. Hal tersebut lah yang kami bahas dalam penulis paper ini, dengan tujuan sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui apa itu kebijakan pemerintah.

(4)

BAB III PEMBAHASAN

3.1 Pengenalan Komoditi

Sapi, khususnya sapi potong merupakan salah satu sumber daya penghasil daging yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan penting artinya bagi kehidupan masyarakat. Sapi dapat menghasilkan berbagai macam kebutuhan manusia, terutama bahan makanan berupa daging, disamping hasil ikutan lainnya seperti pupuk kandang, kulit dan tulang. Daging sangat besar manfaaatnya bagi pemenuhan gizi berupa protein hewani. Protein hewani sangat menunjang kecerdasan, disamping diperlukan untuk daya tahan tubuh. Sehubungan dengan kebutuhan protein ini, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) merekomendasikan bahwa masyarakat Indonesia rata-rata memerlukan 50 g protein, 20 % diantaranya berasal dari ternak dan ikan, yakni protein dari ternak 4 g/hari dan ikan 6 g/hari. Sedangkan 80 % atau 40 g lainnya berupa protein nabati. Namun, perlu diketahui bahwa konsumsi protein dari hewani masih menurut Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia dibawah rata-rata rekomendasi berkisar antara 5-6 g/hari. Jadi untuk pemenuhan kebutuhan protein hewani dari daging ini, kita khususnya peternak perlu meningkatkan produksi daging. Rendahnya populasi sapi merupakan salah satu faktor penyebab volume produksi daging masih rendah. Pada umumnya, selama ini di negara kita sebagian besar sapi potong yang dipelihara oleh peternak masih dalam skala kecil, dengan lahan dan modal yang sangat terbatas. Disamping itu, sapi yang dipelihara ini masih merupakan bagian kecil dari seluruh usaha pertanian dan pendapatan total.

3.2 Kebijakan Pemerintah

(5)

Penetapan kebijakan pembatasan kuota impor sapi memang menjadi angin segar bagi kelangsungan peternak sapi lokal. Keberlangsungan usaha sapi lokal yang tadinya tidak mampu bersaing dengan sapi Impor diharapkan bisa membaik dengan adanya kebijakan ini. Namun, terdapat efek domino yang ditimbulkan oleh penetapan kebijakan pembatasan kuota impor sapi tersebut yang dikarenakan semakin minimnya stok sapi impor yang ada di Indonesia lantas membuat kinerja perusahaan yang berorientasi pada impor sapi mengalami penurunan. Harga daging sapi yang beredar di masyarakat tentu akan mengalami kenaikan yang cukup tinggi karena stok daging sapi impor yang sebelumnya membanjiri pasar menjadi sulit untuk di dapat.

Adapun kebijakan-kebijakan tentang kegiatan impor sapi antara lain :

1. Peraturan Menteri Pertanian Nomor (19/Permentan/OT.140/2/2010)

Hal ini berisi tentang Progam Swasembada Daging Sapi Tahun 2014 (PSDS-2014) yang merupakan upaya untuk mewujudkan ketahan pangan hewani asal ternak berbasis sumberdaya domestik khususnya sapi potong. Adapun sasaran dari Progam Swasembada Daging Sapi (PSDS) tersebut antara lain :

a. Meningkatnya populasi sapi potong menjadi 14,2 juta ekor tahun 2014 dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 12,48%.

b. Meningkatnya produksi daging dalam negeri sebesar 420,3 ribu ton pada tahun 2014 atau meningkat 10,4% setiap tahunnya.

c. Tercapaianya penurunan impor sapi dan daging sehingga hanya mencapai 10% dari kebutuhan konsumsi masyarakat.

d. Bertambahnya penyerapan tenaga kerja sebagai dampak dari pertambahan populasi dan produksi ternak sebesar 76 ribu orang/tahun.

(6)

2. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 24/M-DAG/PER9/2011 dan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 50/Permentan/OT.140/9/2011.

Peraturan menteri tersebut masing-masing berisi tentang ketentuan impor dan ekspor hewan dan produk hewan serta rekomendasi persetujuan pemasukan karkas, daging, jeroan dan olahan ternak ke dalam negeri yang menyimpulkan bahwa kegiatan impor akan dibatasi untuk memenuhi kebutuhan bahan pangan yang berasal dari hewan lokal serta perewujudan progam swasembada pangan nasional.

3. Peraturan Meteri Pertanian Nomor 87/Permentan/ PD.410/9/2013

Peraturan kementrian pertanian ini berisi tentang rekomendasi persetujuan pemasukan sapi bakalan, sapi indukan dan sapi siap potong ke dalam wilayah negara Indonesia. Pemerintah memberikan kepastian dalam pelayanan kepabeanan, kode HS Sapi dalam lampiran peraturan/PD.410/8/2013 harus diharmonisasikan dengan Buku Tarif Kepabeanan Indonesia (BTKI) dan peraturan perundang-undangan.

4. Keputusan Menteri Perdagangan Nomor 699/ M-DAG/ KEP/ 7/ 2013

(7)

DAFTAR PUSTAKA

Audio dkk,2014.Analisis Dampak Kebijakan Kuota Impor Sapi Terhadap Kinerja Perusahaan (Studi Kasus Pt GGLC Lampung).Universitas Brawijaya.Malang

Nyak Ilham.2010.Kebijakan Pengenalan Harga Daging Sapi Nasional.Pusat Analisis Ekonomi Sosial dan Kebijakan Pertanian.Bogor

___________2010. Blue PriPrioritas Pencapaian Swasem Sapi (PSDS) tahun 2014. Direktoral Jendral Peternakan. Jakarta.

Depdag.2008.Rapat Pembahasan Harga Daging Sapi.Makalah.Departemen Perdagangan, Jakarta

Referensi

Dokumen terkait

Dalam tata letak perencanaan suatu pabrik harus memikirkan suatu keamanan yang akan di alami pabrik, untuk mengantisipasi bahaya kebakaran, ledakan asap atau gas

Makna yang terkandung dalam visi tersebut bahwa pemerintah desa Panggungharjo berkeinginan mewujudkan kehidupan mandiri dan berkesejahteraan dalam kehidupan yang

Indikator gaya kepemimpinan menurut Stoner yang dialih bahasakan oleh Alexander Sindoro dalam (Regina, 2013;15):ini dapat dijelaskan dibawah ini: 1. Semua penentuan

Rasa sakit dimulai dari pinggang bawah menuju ke pinggul, kemudian ke alat kelamin luar.Intensitas rasa sakit berfluktuasi dan rasa sakit yang luar biasa merupakan

Tetapi pada satu segi, pemikiran Al-Faruqi sangat modernis (terutama tentang Islamisasi ilmu pengetahuan), maka Al-Faruqi juga termasuk golongan revivalis, kaum

Pada delay 30 detik dan juga 60 detik, rata-rata selisih waktu tamu terdeteksi yang didapatkan dengan delay 30 detik yaitu 6.05 detik dan delay 60 detik didapatkan

Hasil pengembangan media audio pembelajaran materi pokok teks fiksi pada mata pelajaran tematik Bahasa Indonesia kelas IV Seekolah Dasar Negeri 1 Jemundo Sidoarjo