• Tidak ada hasil yang ditemukan

4. PENGUJIAN ALAT 4.1. Pengujian terhadap Minimum Sistem

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "4. PENGUJIAN ALAT 4.1. Pengujian terhadap Minimum Sistem"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

4. PENGUJIAN ALAT

Pada bab perencanaan ini akan dilakukan pengujian alat, mulai dari pengujian per modul sampai dengan pengujian keseluruhan sistem. Pengujian dilakukan secara bertahap, dan hasilnya dicatat dalam bentuk tabel. Pengujian ini dibagi menjadi :

♣ Pengujian terhadap minimum sistem.

♣ Pengujian terhadap I/O port.

♣ Pengujian terhadap pengolahan message SMS.

♣ Pengujian data pada saat SMS submit.

♣ Pengujian data pada saat SMS deliver.

4.1. Pengujian terhadap Minimum Sistem

Pengujian terhadap minimum sistem ini dilakukan dengan bantuan program BOOTLOADER versi 3.0. Pertama kali yang harus dilakukan adalah mengisi file BOOTLOADER ke dalam mikrokontroler (AT89C52) dengan bantuan alat programmer (TOPMAX). Setelah itu dilakukan proses download yaitu mengirimkan suatu file binary ke dalam minimum sistem yaitu ke lokasi memory RAM atau ROM. Proses download ini dapat dilihat pada gambar 4.1.

Setelah proses download berhasil, maka akan dilakukan proses verify untuk mengetahui apakah data yang dikirim ke memory sama dengan data source, pada gambar 4.1. dapat dilihat ternyata hasil verifying berhasil.

(2)

Gambar 4.1. Tampilan BOOTLOADER pada proses download.

Gambar 4.2. Tampilan BOOTLOADER pada proses verify.

Pada bagian ini dapat diketahui berarti semua sistem pada minimum sistem berjalan dengan baik, yaitu IC memory, IC Latch 74HC573, IC PALCE 16V8 sebagai IC decoder. Untuk bagian komunikasi serial dapat diketahui berjalan dengan baik, karena dapat dilakukan proses download kemudian dapat dilakukan proses verifying dan hasilnya cocok antara file binary yang ada pada komputer dengan file binary yang ada pada minimum sistem.

(3)

4.2. Pengujian terhadap Input dan Output (I/O Port)

Berdasarkan dari perencanaan hardware pada bab 3, pengujian terhadap input dan output ini dibagi menjadi 3 bagian, yaitu pengujian terhadap rangkaian animasi LED, dan coin detector.

4.2.1. Pengujian terhadap rangkaian animasi LED

Untuk menguji I/O port ini, mikrokontroler diisi dengan program sederhana yang berisi instruksi untuk menyalakan dan mematikan LED. LED disusun active low, maka jika mendapat logic ‘0’ LED akan on, dan sebaliknya jika mendapatkan logic ‘1’ LED akan off. Listing program yang digunakan seperti di bawah ini :

MOV A,#10101010B MOV DPTR,#0A000H MOVX @DPTR,A

Setelah program dijalankan, output I/O pada LED menghasilkan data sebagai berikut :

Tabel 4.1. Hasil percobaan LED

Pada tabel 4.1 dapat disimpulkan bahwa mikrokontroler dan LED port telah bekerja. Dari tabel 4.1 hasil percobaan LED dimana port I/O bernilai 10101010B, dan diaplikasikan ke LED yang active low, maka hasilnya MSB off on off on off on off on LSB, sesuai dengan tabel 4.1.

4.2.2. Pengujian terhadap coin detector

Pengujian coin detector ini terlebih dahulu dilakukan terhadap coin, dan lubang mana saja (dari coin detector) yang akan dilewati (lubang yang dimaksudkan disini adalah S1, S2, dan S3). Dari percobaan yang telah dilakukan terhadap coin maka dapat dilihat pada tabel 3.1.

Pengujian selanjutnya dapat dilakukan dengan menghubungkan masing- masing output dari coin detector (yaitu SEN1, SEN2, dan SEN3) pada sebuah LED (yang terdapat pada rangkaian animasi LED).

(4)

Untuk menguji I/O port ini , maka mikrokontroler diisi dengan program sederhana yang berisikan instruksi mendeteksi jenis coin yang masuk. Listing program yang digunakan sebagai berikut :

ORG 6000H

LJMP START

;=====================;

;INTERUPT SUBROUTINE

;---;

ORG 6003H LJMP INT0 INT0:

MOV DPTR,#8000H MOVX A,@DPTR CPL A

ORL A,#10001111B MOV DPTR,#0A000H MOVX @DPTR,A

; RESET BOARD SENSOR CLR P3.4 SETB P3.4 RETI

;=====================;

; INIT. INTERUPT 0

;---;

INIT:

SETB EA SETB EX0

SETB IT0 RET

;=====================;

; MAIN PROGRAM

;---;

START:

LCALL INIT

; RESET BOARD SENSOR CLR P3.4 SETB P3.4 MOV A,#0FFH

DISPLAY:

MOV DPTR,#0A000H MOVX @DPTR,A

SJMP $

Setelah program dijalankan, output I/O yang dipantau menggunakan rangkaian animasi LED menghasilkan data sebagai berikut :

Tabel 4.2. Hasil percobaan coin detector

Dari tabel 4.2. dapat disimpulkan bahwa mikrokontroler dan coin detector port telah bekerja. Hasil percobaan coin detector (pada tabel 4.2.) sesuai dengan hasil perencanaan coin detector (tabel 3.1, halaman 51).

(5)

4.3. Pengujian terhadap pengolahan message SMS

Message dalam format SMS submit maupun SMS deliver menggunakan standar ETSI GSM 03.38, dimana datanya berupa data olahan 7-bit (septet).

Untuk format SMS submit, data dari ETSI GSM 03.38 ini perlu diolah dulu menjadi data 8-bit (octet) baru kemudian dikirimkan, sebaliknya untuk format SMS deliver, data 8-bit (octet) perlu diolah dulu menjadi data 7-bit (septet). Pada pengujian terhadap pengolah message SMS ini dibagi menjadi 2 yaitu : pada saat SMS submit, dan pada SMS deliver.

4.3.1. Pengujian pengolahan message saat SMS submit

Pengolahan message SMS pada saat SMS submit, terjadi pengolahan data dari septet (7-bit) ke octet (8-bit). Pengujian pembuatan program encoding dari septet ke octet ini menggunakan bantuan program simulasi pinnacle versi 1.2.

Program ini dibuat berdasarkan flowchart encoding septet ke octet yang terdapat pada gambar 3.29 sampai dengan 3.31 untuk send message ‘hello’ .

Setelah program dijalankan maka hasil simulasi dari pinnacle adalah sebagai berikut :

Gambar 4.3. Hasil simulasi encode dari pinnacle

Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan hasil simulasi Pinnacle (gambar 4.3.) dengan data yang didapat dari program Toxigen. Data dari Toxigen diperoleh dengan menggunakan kabel data DAU-9, seperti pada gambar 4.5.

(6)

Gambar 4.4 adalah konfigurasi kabel yang digunakan untuk analisa data yang didapat oleh TOxigen. Serial port pertama (pada PC 1) di-handle oleh program Toxigen, sedangkan serial port kedua (pada PC 1) dan serial port 1 (dari PC 2) di-handle oleh program Easy Com. Dengan pemasangan kabel seperti gambar di atas, maka pada serial port 2 (PC 1) dapat diketahui data yang dikirimkan oleh PC ke HP, sedangkan serial port 1 (PC 2) dapat diketahui data yang dikirimkan oleh HP ke PC.

Gambar 4.4. Analisa data

Dari hasil pengujian, dan seperti terlihat pada gambar 4.3, bahwa program encoding message SMS yang telah dibuat pada Pinnacle sesuai dengan data yang didapat pada Toxigen (gambar 4.5). Jadi program encoding message SMS yang telah dibuat berhasil untuk meng-encode message dari septet menjadi octet.

(7)

Gambar 4.5. Data Toxigen pada saat send SMS ‘hello’

4.3.2. Pengujian pengolahan message saat SMS deliver.

Pengolahan message SMS pada saat SMS deliver, terjadi pengolahan data dari octet (8-bit) ke septet (7-bit). Pengujian pembuatan program decoding dari octet ke septet ini menggunakan bantuan program simulasi pinnacle versi 1.2.

Program ini dibuat berdasarkan flowchart encoding septet ke octet yang terdapat pada gambar 3.33 sampai dengan 3.35 untuk receive message ‘hello’.

Setelah program dijalankan maka hasil simulasi dari pinnacle adalah sebagai berikut :

Gambar 4.6. Hasil simulasi decoding dari pinnacle

(8)

Untuk menguji program decode yang telah dibuat ini, adalah dengan memasukkan nilai yang didapat dari hasil decode (68H, 65H, 6CH, 6CH, 6FH) ke dalam program encode (pada subbab 4.3.1). Setelah diuji ternyata hasil encode benar, sehingga dapat disimpulkan bahwa program decode octet menjadi septet telah berhasil.

4.4. Pengujian data pada saat SMS submit

Setelah dilakukan pengujian data SMS (menggunakan program Toxigen) dan ringtones (menggunakan program Logo Manager) pada saat SMS submit, maka dapat disimpulkan bahwa baik SMS maupun ringtones hanya memiliki perbedaan pada nilai first octet (Fo), dan data coding scheme (DCS). Untuk SMS, nilai first octet adalah 11H, dan 00H untuk nilai data coding scheme-nya, sedangkan untuk ringtones nilai first octet-nya adalah 45H, dan nilai data coding sheme-nya F5H.

Tabel 4.3. Tabel perbedaan SMS dan ringtones

Gambar 4.7. Data SMS submit yang diterima EasyCom (PC to HP)

(9)

Gambar 4.7 adalah data SMS pada saat SMS submit dengan message

‘hello’ (yang dikirimkan oleh mikrokontroler #1 ke HP). Pada saat send message didahului dengan format SMS submit, lalu diikuti pengiriman acknowledge 2 kali (acknowledge 1 dan acknowledge 2).

Format SMS submit yang diterima oleh EasyCom adalah sebagai berikut :1E 00 0C 02 00 31 00 01 00 01 02 00 07 91 26 58 05 00 00 F0 00 00 00 00 11 00 00 00 05 0B 81 80 21 53 14 54 F5 00 00 00 00 A7 00 00 00 00 00 00 E8 32 9B FD 06 01 40 00 64 EF

Sedangkan format yang didapat dari teori penunjang (bab 2) adalah sebagai berikut :

+--+--+--+--+--+---+--+--+--+--+--+--+--+--+---+---+--+

|1E|00|0C|02|00|len|00|01|00|01|02|00|sl|st|..sca..|fo?|00|

+--+--+--+--+--+---+--+--+--+--+--+--+--+--+---+---+--+

--+--+--+--+--+---+---+---+--+--+--+---+---+

pi|dc|ml|dl|dt|...da...|..vp..|...msg...|01|sq|0?| chk | --+--+--+--+--+---+---+---+--+--+--+---+---+

Penjelasan dari data-data di atas adalah sebagai berikut :

Tabel 4.4. Penjelasan format SMS submit

Dari penjelasan data SMS submit di atas, dapat dipastikan bahwa format SMS submit sudah benar. Berdasakan pengecekan nilai-nilai ‘fo’, ‘pi’, ‘dc’ dan ‘vp’

(10)

tidak mengalami perubahan, sehingga dalam pemakaian nilai-nilai tersebut dapat digunakan sesuai dengan hasil pengujian di atas. Sedangkan nilai ‘len’, ‘sl’, ‘st’,

sca’, ‘ml’, ‘dl’, ‘dt’, ‘da’, ‘msg’, ‘sq’, dan ‘chk’ selalu mengalami perubahan, sehingga dalam pemakaian harus disesuaikan dengan keadaan pada saat SMS submit.

Format acknowledge yang diterima oleh Easy Com adalah sebagai berikut :

1E 00 0C 7F 00 02 02 04 10 79 1E 00 0C 7F 00 02 02 05 10 78

Format acknowledge dari PC sesuai dengan teori penunjang (bab 2) adalah sebagai berikut :

+--+--+--+--+--+---+----+--+----+----+

|1e|00|0c|7f|00|len|type|sq| chk | +--+--+--+--+--+---+----+--+----+----+

penjelasan dari data-data di atas adalah sebagai berikut :

Tabel 4.5. Penjelasan data acknowledge saat SMS submit

Dari hasil pengujian di atas, nilai-nilai ‘len’, dan ‘type’ memiliki nilai yang selalu sama. Sedangkan nilai dari ‘sq’ dan ‘chk’ selalu mengala mi perubahan, sehingga perlu digunakan dengan aturan yang terdapat pada teori penunjang (bab 2).

Pada saat proses pengiriman data SMS (SMS deliver), di LCD akan ditampilkan tulisan ‘Send SMS’ (untuk pengiriman SMS), atau ‘ Send Ringtones’

(untuk pengiriman ringtones). Jika proses pengiriman data SMS telah berhasil dilakukan, maka proses akan kembali ke menu utama (insert coin). Tetapi jika proses pengiriman telah berhasil namun tidak sampai ke HP tujuan, maka terjadi 1 kemungkinan yaitu : provider sedang hang.

(11)

4.5. Pengujian data pada saat SMS deliver

Gambar 4.8. Data SMS deliver yang diterima EasyCom (HP to PC) Pada gambar 4.8 menunjukkan data pada saat SMS deliver (receive SMS) dengan message ‘hello’. Dari gambar tersebut dapat diketahui bahwa sebelum menerima SMS akan didahului dengan penerimaan acknowledge, lalu penerimaan paket, dan format SMS deliver.

Hasil yang didapatkan dari pengujian terhadap receive SMS ini (max.

160 character), adalah pada LCD dapat tertampil tulisan ‘hello’. Hal ini telah sesuai dengan message yang dikirimkan oleh HP, dan dapat dipastikan bahwa sistem telah berhasil receive SMS.

Pengujian sistem juga telah dilakukan untuk mengirimkan SMS (max 160 character) ke beberapa macam provider. Sistem ini menggunakan provider telkomsel, sedangkan pengujian dilakukan untuk mengirimkan SMS ke provider lainnya seperti satelindo, indosat, dll. Hasil yang didapatkan adalah SMS tersebut dapat berhasil dikirimkan dan diterima oleh HP tujuan. Pengujian lain yang berhasil dilakukan adalah dengan mengirimkan SMS ke semua jenis type HP, isi message yang dikirimkan sama dengan isi message yang diterima. Hal ini membuktikan bahwa sistem telah berjalan dengan baik menerima SMS dari semua jenis HP. Hal serupa juga dilakukan untuk pengujian pengiriman ringtones, dimana sistem ini hanya mampu mengirimkan ringtones ke HP type Nokia.

Karena ringtones untuk bermacam-macam type HP memiliki format yang berbeda-beda. Dalam pengiriman SMS maupun ringtones, sistem ini tergantung dari provider, maka kadang-kadang dalam aplikasinya provider mendapat gangguan, sehingga proses pengiriman SMS / ringtones ini mengalami delay, atau

(12)

bahkan gagal dikirimkan. Pengujian lain yang telah dilakukan adalah proses receive SMS. Sistem ini ternyata dapat juga menerima SMS dari berbagai macam provider yang ada untuk ditampilkan pada LCD.

Sedangkan pengujian terdapat coin detector, telah diuji pada subbab 4.2.2. Namun pada coin detector yang dibuat ini memiliki kelemahan, jika menggunakan coin dengan nilai coin yang berbeda namun memiliki ukuran sama, maka coin detector ini tidak dapat membedakan coin tersebut. Hal ini disebabkan karena coin detector ini hanya mendeteksi ukuran dari coin. Dalam design sistem ini, jumlah coin yang digunakan adalah 1 buah coin Rp. 500,-, atau 5 buah coin Rp. 100,- untuk setiap pengiriman SMS atau ringtones. Untuk pengembangan selanjutnya jumlah coin yang digunakan ini dapat diubah sesuai dengan kebutuhan, dengan cara mengganti nilai counter yang terdapat pada program pendeteksian coin yang dimasukkan pada coin detector.

Dari hasil pengujian sistem pada bab ini, dapat dipastikan bahwa perencanaan sistem yang telah dibuat sudah berhasil sesuai dengan tujuan tugas akhir yang terdapat pada subbab 1.3. Data-data yang didapat dari EasyCom yang telah diuji kebenarannya dengan data yang terdapat pada teori penunjang juga telah berhasil digunakan untuk perencanaan software. Dan sistem dapat berjalan dengan baik mengiriman SMS / ringtones, maupun menerima SMS.

Gambar

Gambar 4.1. Tampilan BOOTLOADER pada proses download.
Tabel 4.2. Hasil percobaan coin detector
Gambar 4.3. Hasil simulasi encode dari pinnacle
Gambar 4.4 adalah konfigurasi kabel yang digunakan untuk analisa data  yang didapat oleh TOxigen
+6

Referensi

Dokumen terkait

Infeksi primer berupa konjungtivitis folikularis akuta disertai bleferitis vesikuler yang ulseratif seta pembengkakan kelenjar limfe regional. Infeksi primer

Dalam konteks ini, pendidikan (baik agama maupun umum) sebagai mana dinyatakan Amir Faisal, harus mampu menyiapkan sumber daya manusia yang tidak sekadar sebagai penerima

Empat formula transfersom dibuat dengan konsentrasi kofein yang berbeda (1; 2; 3; 5%) menggunakan metode hidrasi lapis tipis. Suspensi formula 4 dengan ukuran partikel 202,35

Bantuan 28 kaki palsu ini merupakan bagian dari kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) Sequislife didukung oleh Yayasan Peduli Tuna Daksa yaitu mendonasikan lebih dari

Jumlah lampu yang menjadi pecahayaan sangat kurang mengingat luasnya gedung perusahaan PT Asuransi Buana Independent harus memiliki jumlah penenerangan yang layak

Fokus utama penelitian ini adalah mengenai kemampuan pemahaman matematis siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP). Rendahnya kemampuan ini disinyalir terjadi antara

Hasil penelitian didapatkan bahwa tingkat pengetahuan wanita berusia 20-54 tahun di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan tahun 2013 tentang kanker payudara adalah