BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Paradigma Penelitian
Peneliti menggunakan paradigma konstruktivisme, karena paradigma konstruktivisme menyatakan bahwa tidak ada sesuatu yang real atau kebenaran pasti.
Realitas atau kebenaran sosial diberikan pendapat oleh orang maupun segerombol orang, sehingga hasil yang didapat akan bermacam-macam.
Patton mengungkapkan, peneliti paradigma ini mempelajari bermacam-macam realitas yang dibangun oleh seseorang dan implikasi dari konstruksi bagi keseharian mereka dengan yang lainnya dalam konstruktivis, setiap orang mempunyai experience menarik. Oleh karena itu, penelitian dengan paradigma ini disarankan setiap cara yang didapatkan perorangan dalam memandang bagaimana keadaan sekitar adalah valid, dan butuh memiliki rasa menghargai atas pandangan tersebut (Patton, 2002,p. 96-97).
3.2 Pendekatan Penelitian
Peneliti memakai pendekatan Kualitatif yang dimana membolehkan seorang peneliti untuk memberikan pandangan juga menjelaskan sebuah fenomena dengan mendeskripkan secara naratuf, tanpa bergantung pada sebuah angka. Menurut Bogdan dan Taylor(1975) yang dikutip oleh Lexy J. Moleong, metodologi ini merupakan sebuah penelitian yang memiliki hasil data deskriptif yang berupa kata- kata baik tertulis ataupun omongan dari orang-orang dan manner yang diteliti.
Pendekatan ini mengarahkan terhadap background individu tersebut secara utuh.
Maka dari itu dilarang untuk menghususkan individu atau organisasi ke dalam suatu variabel atau hipotesis, namun butuh melihatnya beberapa dari suatu keutuhan(Moleong, 2011). Pendekatan ini memiliki penekanan terhadap penalaran, makna, definisi pada suatu kondisi tertentu, lebih banyak menganalisis hal-hal yang berhubungan dengan kegiatan kesehariannya. Pendekatan kualitatif, lebih mempentimgkan proses daripada dengan hasil akhir. Pendekatan kualitatif memiliki beberapa ciri agar penelitian dapat dikatakan sebagai pendekatan kualitatif seperti penelitian dapat dilaksanakan secara sendiri juga pertolongan orang lain yang dikatakan sebagai alat pengumpul data primer. Karena itu dalam kualitatif, peneliti sendirilah yang akan melaksanakan wawancara bersama informan. Bahkan tahap pengetikan dan
analisis data pun setidaknya dilakukan oleh peneliti itu sendiri dengan alasan bahwa peneliti merupakan yang paling paham dalam konteks pengumpulan data saat wawancara. selain itu ciri yang lainnya adalah data yang didapatkan dan dikumpulkan memiliki sifat deskriptif berupa naratif, karena itu hasil penelitian berisikan hasil wawancara agar memberikan sebuah gambaran dalam penyajian data. Data berasal dari hasil wawancara antara peneliti dengan informan. Saat wawancara, peneliti akan bertanya “bagaimana dan mengapa” agar meyakinkan jawaban informan yang diberikan peneliti. (Moleong, 2011). Herbert Blumer mengungkapkan bahwa penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi subjek penelitian yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana orang terebut melihat sesuatu. Peneliti menggunakan pendekatan kualitatif, karena peneliti mengharapkan dapat menjelaskan bagaimana strategi PT Televisi Transformasi Indonesia dalam mengemas program di era new normal.
Fokus penelitian pada masalah ini adalah bagaimana pengolaan strategi marketing digital content creative PT. Televisi Transformasi Indonesia program Indonesia Mencari Bakat (IMB) dalam menggaet penonton.
Yang dimaksud strategi disini adalah bentuk upaya menggaet penonton Indonesia Mencari Bakat dan pertahanan PT Televisi Transformasi Indonesia. Fokus penelitiannya adalah sebagai berikut :
· Strategi yang digunakan dalam menggaet penonton program Indonesia Mencari Bakat
· Efektifitas dalam penggunaan strategi yang dibentuk
3.3 Tipe dan Dasar Penelitian
3.3.1 Tipe penelitian
Tipe pada penelitian ini yakni deskriptif analisis. Alasan penggunaan tipe penelitian ini karena penelitian deskriptif memiliki tujuan untuk menunjukan fenomena yang ada pada program Indonesia Mencari Bakat 2021 dalam menggaet penonton.
tujuan penelitian deskriptif ini adalah untuk memberikan berbagai gambaran macam situasi, atau fenomena realitas pada masyarakat sebagai objek penelitian (Bungin, 2010:68). Penelitian ini tanpa melakukan pemalsuan atau melakukan perubahan pada variabel-variabel bebas, namun menunjukan objek apa adanya. (Muslimin, 2018 : 138).
objek alamiah, peneliti sebagai instrumen kunci, peneliti mengumpulkan data dengan teknik in depth interview (wawancara), serta analisis data bersifat induktif (Sugiyono, 2007:9).
3.3.2 Dasar Penelitian
Dasar penelitian dalam penelitian ini adalah kualitatif. Dasar inilah yang dimanfaatkan untuk mendapatkan data akurat seputar fenomena-fenomena yang didapatkan dalam penelitian. Penelitian ini berpacu terhadap berbagai metode pengumpulan data yang tidak sama atau berbeda, meliputi penelitian lapangan, observasi, dan wawancara mendalam (Bungin, 2010:78)
3.4 Waktu dan Tempat Penelitian
Tempat penelitian ini adalah PT Televisi Transformasi Indonesia (Jl. Kapten Tendean No.2, Mampang Prpt., Kec. Mampang Prpt., Kota. Jakarta Selatan Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12790), divisi Marketing. Sedangkan untuk waktu penelitiannya dimulai pada bulan Desember 2021-Januari 2022.
3.5 Subjek Penelitian
Peneliti menggunakan teknik purposive sampling dalam menetapkan informan.
Sugiyono mengatakan bahwa ini merupakan teknik pengambilan sampel sumber data dengan memperhatikan aspek tertentu. Subjek penelitian adalah individu yang dipercayai mempunyai pengetahuan terkait informasi permasalahan yang sedang dianalisis yang berikutnya semua informan tersebut akan diwawancarai secara mendalam (in depth interview) untuk menggali informasi yang relevan, valid, juga faktual (Dr.Rukin, 2019 : 67). Dalam penelitian ini, tidak ada jumlah sampel minimum (sample size). Pada umumnya Penelitian kualitatif ini memakai sampel yang jumlahnya sedikit. Terdapat juga kasus tertentu yang mana hanya cukup 1 orang sebagai informannya. Namun tetap harus memenuhi dua syarat jumlah informan yaitu kesesuaian dan juga kecukupan (Martha & Kresno, 2016). Dalam purposive sampling tentunya memiliki persyaratan yang harus dipenuhi oleh peneliti yaitu meneliti kelayakan informan seperti mengetahui pengaruh informan tersebut pada masalah yang diteliti. Informan juga harus memiliki karakter, ciri, sifat yang telah ditentukan oleh
peneliti (Sugiyono, 2009:300). Pada penelitian ini informan harus memenuhi persyaratan berikut:
a. Bekerja di PT. Televisi Transformasi Indonesia
b. Memahami peran marketing pada program Indonesia Mencari Bakat c. Turut memberikan arahan pada strategi marketing
Berdasarkan kriteria diatas didapatkan informan yaitu Mujahid Hadifah sebagai Section Head Digital Mrketing dan Aditya Ruruh sebagai Staff Digital Marketing.
.
3.6 Teknik Pengumpulan Data
Penelitian tentang “strategi marketing digital content creative PT. Televisi Transformasi Indonesia dalam program Indonesia Mencari Bakat dalam menggaet penonton di era new normal” data dikumpulkan melalui wawancara mendalam, dan observasi. Pada penelitian ini peneliti menggunakan data primer dan juga data sekunder.
Maksud dari data primer adalah data yang diambil secara langsung dari subjek penelitian yakni informan, untuk data sekunder didapatkan dari peneliti berbentuk dokumen, artikel, buku, dan makalah yang memiliki hubungan dengan penelitian. Pengumpulan data yang dilaksanaakan peneliti adalah
1. Wawancara mendalam
Stainback (1988) mengungkapkan dengan wawancara mendalam, peneliti nantinya akan mendapatkan pengetahuan lebih terkait hal-hal yang lebih mendalam dalam menginterpertasikan fenomena dan situasi yang sedang/telah terjadi (Sugiyono, 2007 : 72). Dalam penelitian ini, wawancara mendalam merupakan senjata peneliti untuk mendapatkan data primer, peneliti akan mewawancara secara face to face dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan mendalam dengan harapan mampu menggali informasi sesuai dengan apa yang diteliti. Dalam proses wawancara ini yang digunakan adalah wawancara semi terstruktur yang mana garis besar permasalahan sebagai pedoman peneliti.
Peneliti akan melaksanakan wawancara mendalam terhadap 2 informan yang didapatkan. Tahap ini peneliti sudah menyiapkan pertanyaan sebelum wawancara ini dilaksanakan.
2. Dokumentasi
Dokumentasi dapat disebut sebagai dokumen peristiwa yang sudah berlalu.
tidak hanya gambar, namun tulisan, atau sebuah karya monumental seseorang dapat dibuat atau dijadikan sebagai dokumentasi. Dokumentasi merupakan Teknik untuk melengkapi dari penggunaan wawancara (Sugiyono, 2007 : 82).
Dengan adanya teknik ini, peneliti dapat menguatkan penelitian karena dalamnya terdapat bukti yang menggambarkan penelitian yang sedang dilaksanakan peneliti. Peneliti akan mendokumentasikan hal yang berkaitan dengan penelitian seperti pernanan digital marketing dalam program Indonesia Mencari Bakat dan proses wawancara.
3.7 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dilaksanakan berupa beberapa proses seperti pada teori Miles Huberman dan Saldana (2014) yakni menganalisis/meneliti data menggunakan beberapa langkah yaitu : penyajian data, kondensasi data, dilanjut dengan menyajikan data, dan mengambil kesimpulan atau verifikasi. Dalam Kondensasi data fokusnya pada proses pemilihan, peringkasan, penyederhanaan, pengerucutan dan juga transformasi data. proses menurut teori Miles Huberman dan Saldana (2014) diterapkan dibawah ini :
Gambar 3.1 Tabel Analisis Data Miles Huberman dan Saldana (2014:14)
1. Pengumpulan data
Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, dan dokumentasi. Dari setiap jenis data ini mempunyai satu aspek kunci secara umum, dan analisisnya tergantung bagaimana keterampilan integratif dan interpreatif dari peneliti itu sendiri. Interpretasi dibutuhkan karena setiap data yang dikumpulkan jarang berbentuk angka, dan datanya Panjang juga kaya akan rincian.
2. Kondensasi data
mengerucut terhadap proses pemilihan, kemudian memfokuskan, lalu menyederhanakan, mengabstraksikan, juga mentransformasikan data yang menyerupai keseluruhan catatan, transkrip wawancara, dokumen-dokumen, dan materi empiris yang didapatkan peneliti. Dapat disimpulkan bahwa proses ini diperoleh setelah peneliti melaksanakan wawancara dan mendapatkan data tertulis yang ada di lapangan, yang kemudian transkrip wawancara akan dipilah- pilah untuk mendapatkan fokus penelitian yang dibutuhkan oleh peneliti. Dalam tahap ini peneliti akan menulis ulang apa yang sudah dilakukan dalam proses wawancara kemudian dipilah-pilah guna mendapatkan apa yang dibutuhkan peneliti
3. Penyajian Data
Langkah selanjutnya yaitu penyajian data. Data disajikan secara deskriptif.
Melalui penyajian data, peneliti akan mudah dalam menyimpulkan/menyederhanakan data dan memudahkan pembaca dalam memahami apa yang sedang terjadi. Menurut (Miles dan Huberman 2014) mengungkapkam penyajian data dalam penelitian kualitatif yang paling banyak dipakai adalah dengan bentuk teks yang berbentuk naratif. Pada proses ini peneliti akan mendeskripsikan hasil data yang sudah dikondensasikan berbentuk naratif yang dapat dipahami oleh peneliti dan pembaca.
4. Penarikan Kesimpulan/Verifikasi
Tahap terakhir yaitu penarikan kesimpulan/Verifikasi. Kesimpulan pada sebuah penelitian kualitatif mampu menjawab sebuah rumusan masalah, sehingga merupakan sebuah penemuan baru yang sebelum-sebelumnya tidak pernah ada.
Kesimpulan yang ditemukan pada penelitian awal merupakan kesimpulan yang
data yang kredibel juga. Begitu pula sebaliknya, jika kesimpulan-kesimpulan sedikit bukti maka kesimpulan dapat berubah-ubah. Dalam proses ini peneliti akan memberikan sebuah kesimpulan dari data yang telah disajikan yang tentunya didukung dengan data yang kredibel sehingga mampu menjawab rumusan masalah penelitian.
3.8 Keabsahan Data
Keabsahan temuan penelitian adalah pekerjaan yang penting untuk peneliti dalam usaha memberikan keyakinan terhadap pihak lain, bahwa penemuan penelitiannya valid dan tidak salah. Pengecekan keabsahan ini menggunakan triangulasi. Triangulasi merupakan sebuah teknik pemeriksaan keabsahan data dengan cara melakukan perbandingan atau pengecekan terhadap data yang diperoleh dengan kriteria ataupun sumber yang lain diluar data itu, agar meyakinkan keabsahan data. Sugiyono (2012:372) menjelaskan bahwa triangulasi memiliki 3 macam yakni triangulasi teknik, triangulasi waktu, dan triangulasi sumber. Penelitian ini peneliti menggunakan triangulasi sumber data dalam menguji kredibilitas data yang dilaksanakan dengan cara memeriksa data yang sudah didapatkan melewati beberapa sumber. Data dari berbagai sumber tidak dapat disamaratakan seperti dalam kuantitatif, namun dideskripsikan, manakah pandangan yang sama dan manakah yang tidak sama juga dianalisis oleh peneliti sehingga menghasilkan kesimpulan.