• Tidak ada hasil yang ditemukan

SISTEM INFORMASI DAN DATA INDEKS KERENTANAN (SIDIK)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "SISTEM INFORMASI DAN DATA INDEKS KERENTANAN (SIDIK)"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

SISTEM INFORMASI DAN DATA INDEKS KERENTANAN (SIDIK)

Direktorat Adaptasi Perubahan Iklim KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN

Disampaikan pada Webinar “SIDIK: Tool Kunci Program Adaptasi Perubahan Iklim”

Jakarta, 30 September 2021

(2)

GAS RUMAH KACA

KONSENTRASI CO2 DI ATMOSFER

(3)

PEMANASAN GLOBAL

KENAIKAN SUHU UDARA

Laju kenaikan suhu (historis dan proyeksi) di Indonesia

Sumber: Indonesia Third National Communication to UNFCCC, 2017 Proyeksi kenaikan rerata suhu udara global

Sumber: IPCC AR5, 2014

(4)

PROYEKSI PERUBAHAN IKLIM

INDONESIA

suhu permukaan yang cenderung meningkat namun lebih rendah daripada kenaikan suhu global, menggunakan RCP 4.5 kenaikan sebesar 1.5°C sedangkan global mencapai 2°C

curah hujan cenderung lebih kering pada musim kemarau namun lebih basah selama musim penghujan dan masa peralihan

rerata suhu permukaan laut mengalami kenaikan 0.25°C/dekade menggunakan RCP 4.5

tinggi muka laut naik 0.6 - 1.2 cm/tahun;

salinitas 0.3 ± 0.2 psu/dekade tinggi gelombang naik 1 - 1.5 m.

Sumber : Indonesia Third National Communication (2017)

(5)

RISIKO DAN DAMPAK

Risiko dan/atau Dampak pada Sistem Alam dan Manusia

Potensi Risiko pada Kenaikan Suhu 1.5°C dan 2°C Profil bencana hidrometeorologi di Indonesia: (A) Jumlah

kejadian bencana periode 2009 – 2019 dan (B) rata-rata

kerugian per satu kali kejadian bencana (Sumber: BNPB,

2019)

(6)

KOMITMEN GLOBAL DAN NASIONAL

1992

Rio Earth Summit UNFCCC established

1997

Kyoto Protocol adopted

Merupakan komitmen global pertama untuk menurunkan emisi GRK. Secara singkat, Protokol Kyoto membatasi emisi GRK dari negara-negara maju (Annex I).

Periode pertama komitmen (2008-2012) Periode Kedua komitmen (2013-2020)

2004

Indonesia meratifikasi Protokol Kyoto melalui Undang-Undang nomor 17 Tahun 2004 tentang Pengesahan Kyoto Protocol to The United Nations Framework Convention on Climate Change

2015

Paris Agreement adopted Perjanjian Paris untuk pertama kalinya membawa semua negara dalam menghadapi perubahan iklim. Dengan ambisi membatasi laju kenaikan suhu rata-rata global di bawah 2°C dan membatasi lebih jauh pada 1.5°C

2016

• Indonesia meratifikasi Paris Agreement melalui Undang-Undang nomor 16 Tahun 2016 tentang Pengesahan Paris Agreement to The United Nations Framework Convention on Climate Change

• Indonesia menyampaikan First Nationally

Determined Contribution (NDC) kepada

UNFCCC

(7)

UPDATED NDC DAN LTS-LCCR

Fitur Kunci:

• pendetilan program dan aksi adaptasi,

• elaborasi kerangka kerja transparansi dan means of implementation,

• penambahan bagian yang menjadi entry point visi jangka panjang perubahan iklim

Fitur Kunci:

• Proyeksi emisi puncak di tahun 2030

• FOLU net sink 2030

• Target net zero emission (NZE) di

tahun 2060 atau lebih

cepat

(8)

KONTRIBUSI YANG DITETAPKAN SECARA NASIONAL

NATIONALLY DETERMINED CONTRIBUTION: MITIGASI

KOMITMEN MITIGASI PERUBAHAN IKLIM

Mitigasi adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan dalam upaya menurunkan tingkat emisi gas rumah kaca sebagai bentuk upaya penanggulangan dampak perubahan iklim. (UU 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup)

CM1

834 juta ton

CM2

1.080 juta ton

SKENARIO

Penurunan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) dengan upaya sendiri

dibandingkan skenario BaU

29%

Penurunan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) dengan bantuan internasional dibandingkan

skenario BaU

~41%

PERTANIAN KEHUTANAN

LIMBAH IPPU

ENERGI

5 KATEGORI

SEKTOR

(9)

KONTRIBUSI YANG DITETAPKAN SECARA NASIONAL

NATIONALLY DETERMINED CONTRIBUTION: ADAPTASI

ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM

Adaptasi adalah upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan dalam menyesuaikan diri terhadap perubahan iklim, termasuk keragaman iklim dan kejadian iklim ekstrem sehingga potensi kerusakan akibat perubahan iklim berkurang, peluang yang ditimbulkan oleh perubahan iklim dapat dimanfaatkan, dan konsekuensi yang timbul akibat perubahan iklim dapat diatasi (UU 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup)

KOMITMEN

Komitmen adaptasi Indonesia bertujuan untuk menciptakan masyarakat dan ekosistem yang berketahanan terhadap risiko dan dampak

perubahan iklim pada tahun 2030.

(10)

KONTRIBUSI YANG DITETAPKAN SECARA NASIONAL

UPDATED NATIONALLY DETERMINED CONTRIBUTION: ADAPTASI

Ketahanan ekonomi, memastikan bahwa risiko perubahan iklim tidak mengganggu perekonomian nasional.

Hal ini dicapai dengan pembangunan rendah emisi gas rumah kaca (GRK) dan ketahanan sistem pangan, air, dan energi melalui penerapan 6 program kunci.

PROGRAM KUNCI

Pertanian & perkebunan berkelanjutan Pengelolaan daerah aliran sungai

terintegrasi

Penurunan deforestasi & degradasi hutan

Konservasi lahan

Pemanfaatan lahan terdegradasi untuk energi terbarukan

Perbaikan efisiensi energi & pola konsumsi

KETAHANAN EKONOMI

(11)

KONTRIBUSI YANG DITETAPKAN SECARA NASIONAL

UPDATED NATIONALLY DETERMINED CONTRIBUTION: ADAPTASI

Ketahanan sosial & sumber penghidupan memastikan dampak perubahan iklim tidak mengganggu sistem sosial dan sumber kehidupan masyarakat.

Hal ini dicapai melalui penerapan 4 program kunci yang dapat mengurangi kesenjangan dan dampak terhadap masyarakat miskin.

PROGRAM KUNCI

Membangun sistem peringatan dini, kampanye kesadaran publik & program kesehatan masyarakat Peningkatan partisipasi masyarakat dalam proses

perencanaan untuk mengamankan akses sumber daya alam

Meningkatkan secara cepat program kesiap-siagaan menghadapi bencana

Identifikasi wilayah sangat rentan dalam perencanaan

& tata guna lahan

Peningkatan permukiman masyarakat, penyediaan kebutuhan dasar & pembangunan prasarana tahan iklim

Pencegahan dan resolusi konflik

KETAHANAN SOSIAL DAN SUMBER

PENGHIDUPAN

(12)

KONTRIBUSI YANG DITETAPKAN SECARA NASIONAL

UPDATED NATIONALLY DETERMINED CONTRIBUTION: ADAPTASI

PROGRAM KUNCI

KETAHANAN EKOSISTEM DAN LANSEKAP

Ketahanan ekosistem & lanskap memastikan bahwa ekosistem darat, pesisir dan laut beserta lanskapnya terlindungi dari dampak perubahan iklim.

Hal ini dicapai melalui penerapan 5 program kunci agar jasa ekosistem tetap tersedia bagi masyarakat dalam mendukung ketersediaan pangan, air & energi.

Konservasi dan restorasi ekosistem Perhutanan sosial

Perlindungan kawasan pesisir Pengelolaan daerah aliran sungai terintegrasi

Kota berketahanan iklim

(13)

Pasal 10

RPPLH memuat rencana tentang:

Kajian Kerentanan

d. adaptasi dan mitigasi terhadap perubahan iklim.

a. pemanfaatan dan/atau pencadangan sumber daya alam;

b. pemeliharaan dan perlindungan kualitas dan/atau fungsi lingkungan hidup;

c. pengendalian, pemantauan, serta pendayagunaan dan pelestarian sumber daya alam; dan

ADAPTASI DALAM UU PPLH NO 32 TAHUN 2009

1. Pemerintah dan pemerintah daerah wajib membuat KLHS untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan

terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah dan/atau kebijakan, rencana, dan/atau program.

2. Pemerintah dan pemerintah daerah wajib melaksanakan KLHS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ke dalam penyusunan atau evaluasi:

a. rencana tata ruang wilayah (RTRW) beserta rencana rincinya, rencana pembangunan jangka panjang (RPJP), dan rencana pembangunan jangka menengah (RPJM) nasional, provinsi, dan kabupaten/kota; dan

b. kebijakan, rencana, dan/atau program yang berpotensi menimbulkan dampak dan/atau risiko lingkungan hidup.

a. kapasitas daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup untuk pembangunan;

b. perkiraan mengenai dampak dan risiko lingkungan hidup;

c. kinerja layanan/jasa ekosistem;

d. efisiensi pemanfaatan sumber daya alam;

e . tingkat kerentanan dan kapasitas adaptasi terhadap perubahan iklim ; dan

f. tingkat ketahanan dan potensi keanekaragaman hayati.

Pasal 15 ;

Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)

Pasal 16 ; Kajian lingkungan hidup strategis (KLHS)

memuat kajian diantaranya:

(14)

Proses penyusunan aksi adaptasi perubahan iklim wilayah dan/atau sektor

P.33/Menlhk/Setjen/Kum.1/3/2016

(15)

DAMPAK

Emisi dan Perubahan Lahan

Tata Kelola Sosial- Ekonomi

IKLIM PROSES SOSIAL-

EKONOMI

Keragaman iklim

Perubahan iklim

RISIKO Aksi Adaptasi

& Mitigasi

Konsep Kajian Risiko dan Dampak Perubahan Iklim

Sumber: IPCC (2014)

(16)

KONSEP ANALISIS KERENTANAN DAN RISIKO IKLIM (PERMEN LHK P.7/2018)

Pemilihan Aksi

Fokus Lokasi

Program Adaptasi

JENI S B AHA YA

Keterpaparan Sensitivitas Kapasitas Adaptasi

KERENTANAN

X

RISIKO

Indikator

• Demografi

• tata guna lahan atau laut

• mata pencaharian

• Kesejahteraan

• Infrastruktur

• sumberdaya air

• Pendidikan

• Kesehatan

• kelembagaan masyarakat

• Dst.

Wil. Daratan:

• Suhu udara

• Curah hujan

• Aspek biofisik

• Tutupan lahan

Wil. Laut:

• SPL

• Gelombang

• Salinitas

• TML Indikator

Histori s

Historis & Proyeksi, min. 30 tahun

(17)

KERENTANAN

“The propensity or predisposition to be adversely affected” (IPCC, 2014)

“kecenderungan suatu sistem untuk mengalami dampak negatif yang meliputi sensitivitas

terhadap dampak negatif dan kurangnya kapasitas adaptasi untuk mengatasi dampak

negatif” (P.33/2016)

(18)

KETERPAPARAN

Lokasi geografis yang berbeda akan terpapar oleh bahaya iklim yang berbeda pula, dengan keragaman frekuensi dan intensitas

BAHAYA PERUBAHAN IKLIM LOKASI TERPAPAR

(19)

SENSITIVITAS

Jika suatu sistem diperkirakan terdampak oleh proyeksi perubahan iklim, dapat dikatakan bahwa sistem tersebut sensitif terhadap perubahan iklim

Faktor-faktor yang berpengaruh

(20)

KAPASITAS ADAPTASI

Kapasitas adaptasi mencerminkan lebih atau kurangnya suatu sistem mampu menyesuaikan diri.

Faktor-faktor :

(21)

SISTEM INFORMASI DAN DATA INDEKS KERENTANAN (S I D I K)

Informasi kerentanan & risiko

Prioritas lokasi dan pilihan aksi

• Mainstreaming API

http://sidik.menlhk.go.id

Simulasi model dampak perubahan iklim:

- Offline

- Cakupan wilayah: Kab.

Bekasi

2012

2015

Sistem Informasi dan Data Indeks Kerentanan:

- Online - Cakupan wilayah: Nasional - Data PODES 2011 - Menggunakan 9 indikator kerentanan

2016

Sistem Informasi dan Data Indeks Kerentanan:

- Data PODES 2014 - Fitur baru: penambahan indikator, data eksternal

2018

Sistem Informasi dan Data Indeks Kerentanan:

- Terintegrasi dengan data kerentanan kebakaran hutan dan lahan

2019

Sistem Informasi dan Data Indeks Kerentanan:

- Data PODES 2018

- Menggunakan 21

indikator kerentanan

(22)

Contoh Indikator dalam SIDIK

Faktor Indikator Deskripsi Kode

PODES

Keterpaparan Letak

Geografis desa

Mengambarkan posisi relatif desa dalam kaitan kemudahan untuk terpapar keragaman dan perubahan iklim (desa pesisir, lembah, dataran tinggi dll).

Desa yang dekat garis pantai memiliki keterpaparan tinggi dengan bahaya

robs, lereng dengan longsor, lembah peluang banjir dll 304

Sensitivitas Sumber Penghasilan

Utama

Mengambarkan tingkat sensitifitas sumber pendapatan suatu keluarga terhadap kondisi iklim. Wilayah yang sumber pendapatan utama

penduduknya lebih banyak dari kegiatan pertanian, yang relatif lebih sensitif terhadap kondisi iklim. Adanya anomali iklim akan sangat menentukan besar penghasilan masyarakatnya sehingga wilayah yang mayoritas sumber pedapatan masih dari sektor pertanian saja akan lebih sensitif terhadap perubahan iklim dibanding wilayah yang sumber

pendapatannya bukan dari kegiatan pertanian

402, 403

Kemampuan Adaptif

Fasilitas

Perkreditan Menggambarkan tingkat kemudahan masyarakat untuk mengakses sumber pendanaan dan kebutuhan kehidupan. Banyak sedikitnya fasilitas ini

menggambarkan kondisi kelembagaan yang ada di desa ini. Semakin banyak desa memiliki fasilitas ini secara relatif memiliki kemampuan adaptif yang lebih baik

1112 Fasilitas

Koperasi 1113

(23)

INDIKATOR KETERPAPARAN DAN SENSITIVITAS

kepadatan penduduk 

sumber bahan bakar 

jenis tempat buang

sampah 

fasilitas buang air besar 

sumber penghasilan

utama 

sumber air bersih 

tingkat kemiskinan 

topografi sebagian besar

wilayah desa 

(24)

INDIKATOR KAPASITAS ADAPTASI

infrastruktur jalan 

fasilitas pendidikan 

komunikasi 

fasilitas listrik 

industri kecil dan mikro 

fasilitas kredit yang

diterima warga 

lembaga keuangan 

jaminan kesehatan 

fasilitas kesehatan  sarana dan prasarana

ekonomi Rp

kelembagaan masyarakat 

kegiatan pelestarian

lingkungan 

kegiatan sosial 

(25)

PENGHITUNGAN INDEKS DAN PENGKELASAN

Indeks

Keterpaparan dan Sensitivitas (IKS)

Indeks Kapasitas Adaptasi (IKA)

Vulnerability

Exposure

Sensitivity

Adaptive Capacity

Indikator

Keterpaparan

Indikator Sensitivitas

Indikator Kapasitas Adaptasi

Sedang

Sangat Rendah Sangat Tinggi Rendah

Tinggi

IKA Tinggi

Rendah

0 +0.50

-0.50 -0.15 +0.15

IKS Ti ngg i Renda h 0 +0 .5 0 -0 .5 0 -0.15 +0 .1 5

5 Kategori

(26)

PENGKELASAN RISIKO (R) DALAM SIDIK

Keterangan :

1. VVL : Very Very Low 2. VL : Very Low

3. L : Low

4. L-M : Low to Medium 5. M : Medium

6. M-H : Medium to High 7. H : High

8. VH : Very High 9. VVH : Vey-Very High

H dalam SIDIK adalah nilai peluang terjadinya bencana banjir dan kekeringan

(27)

Keterangan: Berdasarkan data Potensi Desa 2018

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

A C EH BA LI BA N TEN BEN G K U LU D I Y O G Y A K A RTA D K I J A K A RTA G O RO N TA LO JA M BI JA WA B A RA T JA WA TE N G A H JA WA TIM U R K A LIM A N TA N B A RA T K A LIM A N TA N S EL A TA N K A LIM A N TA N TE N G A H K A LIM A N TA N TIM U R K A LIM A N TA N U TA RA K EP U LA U A N B A N G K A B EL IT U N G K EP U LA U A N R IA U LA M PU N G M A LU K U M A LU K U U TA RA N U SA TE N G G A RA B A RA T N U SA TE N G G A RA TIM U R PA PU A PA PU A B A RA T RIA U SU LA WES I B A RA T SU LA WES I S EL A TA N SU LA WES I TE N G A H SU LA WE SI TE N G G A RA SU LA WES I U TA RA SU M A TE RA B A RA T SU M A TE RA S EL A TA N SU M A TE RA U TA RA

sangat rendah rendah sedang tinggi sangat tinggi

Distribusi Tingkat Kerentanan Desa Per

Provinsi

(28)

MEMBACA PETA KERENTANAN SIDIK

(29)

FAKTOR PENENTU KERENTANAN

(30)

CONTOH PENGEMBANGAN INDIKATOR LOKAL

HIGH 1. Hu’u

2. Marada 3. Potu 4. Nowa 5. Malaju 6. Dorokobo 7. Nusajaya 8. Sukadamai

9. Doropeti 10. Sorinomo 11. Tambora 12. Nangamiro 13. Nangakara 14. Kadindi barat 15. Soritatanga

MEDIUM 1. Daha

2. Rasabou 3. Cempi Jaya 4. Adu 5. Sawe 6. Jala 7. Jambu 8. Lune 9. Ranggo 10. Lepadi 11. Temba Lae 12. Mbawi 13. Dorebara 14. Kandai Satu 15. Karijawa 16. Bada 17. Bali 18. Dorotangga 19. Oo 20. Karamabura 21. Kareke 22. Mangge Asi 23. Sorisakolo 24. Riwo 25. Madaprama 26. Bara 27. Wawonduru 28. Matua 29. Montabaru 30. Kandai Dua 31. Simpasai 32. Saneo

33. Mumbu 34. Bakajaya 35. Rababaka 36. Serakapi 37. Mbuju 38. Taropo 39. Kramat 40. Lasi 41. Kiwu 42. Ta'a 43. Kempo 44. Soro 45. Konte 46. So Nggajah 47. Tolo Kalo 48. Soro Barat 49. Kwangko 50. Nangatumpu 51. Banggo 52. Soriutu 53. Doromelo 54. Lanci Jaya 55. Tanju 56. Kampas Meci 57. Tekasire 58. Anamina 59. Beringin Jaya 60. Pekat 61. Kadindi 62. Calabai 63. Karombo

ADAPTIVE CAPACITY INDICATORS 1. Electricity Facilities

2. Educational Facilities 3. Health Facilities 4. Road Infrastructure 5. Institutional in the village 6. Communication Network 7. Small and Micro Industries 8. Economic Infrastructure

9. Credit Facilities Received by the community 10. Financial Institutions

11. Social Activities

12. Environmental Conservation Activities

13. Health Insurance

14. The existence of lakes / reservoirs / dams 15. Ease of reaching the hospital 16. Early warning system

17. The ratio of health workers to the number of HHs

18. Ratio of health insurance recipients to the population

19. Number of spring sources 20. Evacuation route

21. Disaster management community groups

EXPOSURE AND SENSITIVITY INDICATORS 1. Poverty Rate

2. The main source of income for most of the population

3. Village Topography 4. Fuel Sources 5. Latrine Facilities 6. Trash Can 7. Clean water 8. Population Density

9. The ratio of the number of HHs living on the riverbanks

10. The ratio of the number of buildings on the riverbank

11. Number of families in slums 12. Number of buildings in slums 13. Location of village area to forest 14. A place for managing waste 15. The ratio of sufferers of climate related

diseases

16. Ratio of patients who die from climate diseases 17. Ratio of people with disabilities

18. Waste Management Institution

LOW 1. Woko

2. Katua

3. Mangge Nae

(31)

CONTOH PENGEMBANGAN INDIKATOR LOKAL

HIGH 1. Tanjung Luar

2. Pijot 3. Selebung Ketangga 4. Batu Putik 5. Ketapang Raya 6. Pijot Utara 7. Setungkep Lingsar 8. Danerase 9. Montong Belae 10. Pulau Maringkik 11. Pemongkong 12. Pandan Wangi 13. Sekaroh 14. Wakan 15. Ekas Buana 16. Kwang Rundun 17. Batu Nampar Selatan 18. Pene 19. Sukadamai 20. Seriwe 21. Paremas 22. Rumbuk 23. Rumbuk Timur 24. Suangi Timur 25. Songak 26. Sukarara 27. Pengkelakmas 28. Borok Toyang 29. Pejaring 30. Montong Beter 31. Mengkuru 32. Pematung 33. Jero Gunung 34. Tanak Kaken 35. Kembang Are Sampai 36. Gerisak Semanggleng 37. Gelanggang 38. Surabaya 39. Lepak 40. Gereneng 41. Montongtangi 42. Menceh 43. Lepak Timur 44. Surabaya Utara 45. Gereneng Timur 46. Lenting 47. Jenggik 48. Rarang 49. Santong 50. Sukadana 51. Rarang Selatan 52. Lando 53. Rarang Tengah 54. Leming 55. Embung Raja 56. Kalianyar 57. Embung Kandong 58. Rarang Batas 59. Pandan Duri 60. Kilang 61. Montong Betok 62. Pringgajurang 63. Perian 64. Jenggik Utara 65. Pesanggrahan 66. Pringgajurang Utara 67. Lendang Belo 68. Semaya 69. Montongbaan 70. Loyok

71. Kotaraja 72. Tetebatu 73. Kembang Kuning 74. Montongbaan Selatan 75. Gelora 76. Darma Sari 77. Tetebatu Selatan 78. Jeruk Manis 79. Sikur Selatan 80. Sikur Barat 81. Paok Motong 82. Masbagik Selatan 83. Masbagik Timur 84. Masbagik Utara 85. Danger 86. Lendang Nangka 87. Masbagik Utara Baru 88. Lendang Nangka Utara 89. Kumbang 90. Rempung 91. Pringgasela 92. Jurit 93. Pengadangan 94. Aikdewa 95. Jurit Baru 96. Pringgasela Selatan 97. Pengadangan Barat 98. Pringgasela Timur 99. Timbanuh 100. Setanggor 101. Jantuk 102. Dasan Lekong 103. Sukamulia 104. Sukamulia Timur 105. Paok Pampang 106. Setanggor Selatan 107. Nyiur Tebel 108. Anjani 109. Tebaban 110. Kerongkong 111. Bagik Payung 112. Suralaga 113. Bagik Payung Selatan 114. Gerung Permai 115. Tumbuh Mulia 116. Bintang Rinjani 117. Paok Lombok 118. Dames Damai 119. Waringin 120. Bagikpayung Timur 121. Denggen 122. Kelayu Jorong 123. Kembang Sari 124. Majidi 125. Rakam 126. Sekarteja 127. Sandubaya 128. Kelayu Selatan 129. Penedagandor 130. Labuhan Haji 131. Teros 132. Tanjung 133. Surya Wangi 134. Ijobalit 135. Korleko 136. Kerta Sari 137. Banjar Sari 138. Tirtanadi 139. Korleko Selatan 140. Geres

141. Pohgading 142. Batuyang 143. Pringgabaya 144. Labuhan Lombok 145. Teko 146. Pohgading Timur 147. Pringgabaya Utara 148. Tanak Gadang 149. Anggaraksa 150. Gunung Malang 151. Seruni Mumbul 152. Telaga Waru 153. Ketangga 154. Selaparang 155. Sapit 156. Perigi 157. Mekar Sari 158. Puncak Jeringo 159. Kalijaga 160. Kembang Kerang 161. Aikmel 162. Aikmel Utara 163. Kalijaga Selatan 164. Kalijaga Timur 165. Aikmel Barat 166. Toya 167. Kalijaga Tengah 168. Bagik Nyaka Santri 169. Aik Prapa 170. Keroya 171. Aikmel Timur 172. Mamben Lauq 173. Mamben Daya 174. Wanasaba 175. Karang Baru 176. Bebidas 177. Tembeng Putik 178. Wanasaba Lauk 179. Mamben Baru 180. Beriri Jarak 181. Bandok 182. Wanasaba Daya 183. Otak Rarangan 184. Jineng 185. Karang Baru Timur 186. Sembalun Bumbung 187. Sembalun Lawang 188. Sajang 189. Bilok Petung 190. Sembalun 191. Sembalun Timba Gading 192. Lenek Baru 193. Kalijaga Baru 194. Sukarema 195. Lenek Lauq 196. Lenek Pesiraman 197. Lenek Kali Bambang 198. Lenek 199. Lenek Daya 200. Lenek Duren 201. Sambelia 202. Belanting 203. Obel Obel 204. Sugian 205. Labuhan Pandan 206. Dara Kunci 207. Bagik Manis 208. Dadap 209. Madayin 210. Senanggalih 211. Padak Guar

MEDIUM 1. Sepit

2. Keruak 3. Senyiur 4. Mendana Raya 5. Batunampar 6. Sukaraja 7. Jerowaru 8. Sepapan 9. Suangi 10. Sakra 11. Kabar 12. Keselet 13. Sakra Selatan 14. Moyot

15. Peresak 16. Kuang Baru 17. Gunung Rajak 18. Rensing 19. Bungtiang 20. Rensing Raya 21. Boyemare 22. Gadung Mas 23. Rensing Bat 24. Suradadi 25. Terara 26. Selagik 27. Sikur 28. Kesik

29. Padamara 30. Dasan Borok 31. Gapuk 32. Pancor 33. Khusus Kota Selong 34. Kelayu Utara 35. Denggen Timur 36. Bagik Papan 37. Apitaik 38. Kerumut 39. Suela 40. Suntalangu 41. Kembang Kerang Daya 42. Lenek Ramban Biak

VERY LOW

1. Ketangga Jeraing

ADAPTIVE CAPACITY INDICATORS 1. Electricity Facilities

2. Educational Facilities 3. Health Facilities 4. Road Infrastructure 5. Institutional 6. Communication 7. Small and Micro Industries 8. Economic Infrastructure 9. Credit Facilities Received by Citizens 10. Financial Institutions 11. Social Activities

12. Environmental Conservation Activities 13. Health Insurance

14. Habits and community involvement in mutual cooperation activities 15. Number of Industrial Centers

16. Number of Small Industrial Environments 17. Number of Small Industrial Villages 18. Number of village cooperatives in operation 19. Number of village cooperatives that buy / sell agricultural products / production 20. Number of village cooperatives that provide Business Loans

21. Number of village cooperatives conducting other activities

22. Number of Small Industry and Craft Industry Cooperatives

23. Number of Savings and Credit Cooperatives that are still active / operating 24. Number of other cooperatives that are still active / operating

25. Convenience to reach the hospital

EXPOSURE AND SENSITIVITY INDICATORS 1. Poverty Rate

2. The main source of income for most of the population 3. Village Topography 4. Fuel Sources 5. Latrine Facilities 6. Trash Can 7. Clean water 8. Population Density 9. Location of Village / Kelurahan Areas towards Forests

10. The existence of Lake / Reservoir / Situ / Dam

11. Number of patients with vomiting / diarrhea 12. Number of patients who die from vomiting / diarrhea 13. Number of Dengue Fever sufferers

14. Number of sufferers who die from dengue fever

15. Number of Malaria sufferers 16. Number of sufferers who die from malaria 17. Number of people with disabilities in the village:

blind

18. Number of people with disabilities in the village:

Deaf

19. Number of people with disabilities in the village:

mute

20. Number of people with disabilities in the village:

deaf-mute

21. Number of people with disabilities in the village:

bodily disabilities, paralysis / abnormalities / incompleteness of limbs

22. Number of people with disabilities in the village:

mental disability, mental retardation 23. The number of people with ex-mental illness, experiencing obstacles / disturbances in controlling emotions and social control

24. Number of people with disabilities in the village:

physical-mental disability, i.e. physical disability (blind, deaf, mute, deaf-mute or disability) and mental disability (mental retardation or disability)

(32)

MENGOPTIMALKAN SIDIK

Tambahkan indikator Kerentanan Gunakan data eksternal

Integrasikan Peta Kerentanan dengan peta lain

Referensi

Dokumen terkait

a) Sebagai bahan masukan bagi masyarakat, umumnya masyarakat Kecamatan Jatinangor dan khususnya masyarakat Desa Cibeusi dalam pengembangan olahraga. Selain itu,

Dari hasil analisa nilai selisih pengukuran koordinat menggunakan Totat Station Spectra Fokus 8” dengan GPS Geodetik Spectra SP80 adalah 0,009 m, selisih pengukuran

Tata kelola sekolah berbasis karakter bukan sebuah peran struktural tetapi lebih dilihat sebagai sebuah proses bersama dalam organisasi sekolah tersebut, sehingga

Penulis berharap dis- kusi teologis yang dilakukan dapat menjadi sumbangsih akademis teologis yang menda- lam terhadap studi ini karena terlepas dari berbagai kesalahan tekstual

Informasi keuangan di atas diambil dari laporan keuangan konsolidasian PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk ("Bank") dan entitas anak tanggal 30 September 2017 dan

Terima Kasih Yang sebesar-besarnya saya ucapkan kepada Prof.. Fauzie Sahil, SpOG(K) dan

Program pendidikan Doktor tidak mudah dilakukan karena menyangkut berbagai hal: topik, waktu, kemampuan intelektual, semangat, dan dana pendukung. Berbagai hal

Persentase berdasarkan tipe habitat Umur relatif dari Formasi Cimandiri berdasarkan polen dan spora yang ditemukan (Lampiran 1) menunjukkan umur Miosen Tengah