• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. sebuah organisasi. Sebab pemimpin yang sukses akan mampu mengelola

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. sebuah organisasi. Sebab pemimpin yang sukses akan mampu mengelola"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pemimpin merupakan faktor penentu dalam meraih sukses bagi sebuah organisasi. Sebab pemimpin yang sukses akan mampu mengelola organisasi, dapat mempengaruhi orang lain secara konstruktif, dan mampu menunjukkan jalan serta tindakan benar yang harus dilakukan secara bersama-sama.1

Terdapat beberapa istilah dalam al-Qur’an yang merujuk pada pengertian pemimpin. pertama, kata umara’ yang sering disebut juga dengan ulil amri dan khadimul ummah. Khadimul ummah diartikan sebagai pelayan

umat. Sedangkan istilah ulil amri dan umara’ tergambar dalam surat an-Nisa ayat 59 sebagai berikut:

اوُنَمآ َنيِذَّلا اَهُّيَأ اَي ٍء أيَش يِف أمُت أع َزاَنَت أنِإَف ۖ أمُكأنِم ِرأمَ ألْا يِلوُأ َو َلوُسَّرلا اوُعي ِطَأ َو َ َّاللَّ اوُعي ِطَأ

َت ُنَس أحَأ َو ٌرأي َخ َكِل ََٰذ ۚ ِرِخ ألْا ِم أوَيألا َو ِ َّللَّاِب َنوُنِم أؤُت أمُتأنُك أنِإ ِلوُسَّرلا َو ِ َّاللَّ ىَلِإ ُهوُّدُرَف ًليِوأأ

Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. kemudian jika kamu berlainan Pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.”(Q.S An- Nisa: 59)2

1Muhammad Munir, et al, Manajemen Dakwah, (Jakarta: Kencana, 2009) Cet Ke-2 h. 211

2Departemen Agama RI, Al Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: Racmad Syafi’i, 2011), h.

77

(2)

Suatu hal yang tidak bisa dipungkiri, bahwa keberadaan seorang pemimpin mutlak diperlukan dalam suatu organisasi atau lembaga, karena keberhasilan suatu organisasi atau lembaga sangat ditentukan oleh baik atau tidaknya pemimpin yang memimpin organisasi atau lembaga tersebut. Dalam menempuh perjalanan hidup tidak jarang seseorang mengalami saat kritis guna mencapai tujuan yang telah ditentukan, untuk memecahkan situasi yang demikian dituntut sikap yang tegas, cara penyelesaian yang cepat dan tepat.

Masalah itu bisa menyangkut masalah keluarga, masyarakat, bangsa dan negara.

Dengan demikian, kepemimpinan manusia di atas bumi adalah kesanggupan untuk memakmurkan, memperbaiki, mewujudkan keadilan, kesejahteraan dan untuk meninggikan martabat manusia, bukan untuk menjerumuskan manusia baik pribadi maupun jamaah ke lembah kebinasaan.

Di samping itu pemimpin harus mempunyai tanggung jawab untuk menyelesaikan masalah-masalah yang tejadi dimasyarakat dan setiap apa yang dipimpinnya akan diminta pertanggung jawabannya. Sebagaimana hadis Rasulullah SAW sebagai berikut:

بَق ،مهسً وٍهع الله ىهص ِالله َلٌُسَر َّنَأ ،َزَمُع ِهْب ِالله ِدْبَع ثٌدح ْهَع ٌلٌُئْسَمَف ٍعاَر ْمُكُّهُك :َل

ِوِتٍَْب ِمْىَأ ىَهَع ٍعاَر ُمُجَّزناًَ ،ْمُيْنَع ٌلٌُئْسَم ٌَُىًَ ٍعاَر ِسبَّننا ىَهَع يِذَّنا ُزٍِمَلأبَف ،ِوِتٍَِّعَر ُئْسَم ًَِىًَ ِهِدَنًًََ بَيِهْعَب ِتٍَْب ىَهَع ٌتٍَِعاَر ُةَأْزَمْناًَ ،ْمُيْنَع ٌلٌُئْسَم ٌَُىًَ

ٍعاَر ُدْبَعْناًَ ،ْمُيْنَع ٌتَنٌ

وِتٍَِّعَر ْهَع ٌلٌُئْسَم ْمكُّهُكًَ ٍعاَر ْمكُّهُكَف َلاَأ ،ُوْنَع ٌلٌُئْسَم ٌَُىًَ ِهِدٍَِّس ِلبَم ىَهَع

(3)

”Abdullah bin Umar r.a berkata bahwa Rasulullah SAW telah bersabda:

“Kalian semuanya adalah pemimpin (Pemelihara) dan bertanggung jawab terhadap rakyatnya. Pemimpin akan ditanya tentang rakyat yang dipimpinnya. Suami pemimpin keluarganya dan akan ditanya tentang

keluarga yang dipimpinnya. Istri memelihara rumah suami dan anak-anaknya dan akan ditanya tentang hal yang dipimpinnya. Seorang

hamba (buruh) memelihara harta milik majikannya dan akan ditanya tentang pemeliharaannya. Camkanlah bahwa kalian semua pemimpin dan akan dituntut (diminta pertanggung jawaban) tentang hal yang demikian”. (H.R Bukhari dan Muslim dalam kitab “Budak”, bab: dibencinya memperpanjang perbudakan).3

Berdasarkan hadis di atas sudah dijelaskan bahwa manusia adalah pemimpin di muka bumi ini, setiap kepemimpinannya akan diminta pertanggung jawaban atas yang dipimpinnya. Sebagaimana yang dijelaskan dalam buku dakwah komunikatif bahwa kepemimpinan sangat menekankan adanya rasa tanggung jawab terhadap apa yang dipimpinnya. Itulah sebabnya Islam mendudukan manusia sebagai pemimpin yang kelak diminta tanggung jawabnya.4

Dengan demikian, manusia adalah pemimpin (khalifah) di muka bumi ini. Kepemimpinannya terletak pada keberadaan makhluk lain yang cenderung mengisyaratkan adanya kemampuan manusia untuk mengatur, menata serta mengolah seluruh isi bumi ini secara lestari. Manusia sebagai pemimpin memiliki wilayah kerja, hal ini dapat di lihat pada organisasi yang dipimpinnya. Dalam organisasi dakwah pemimpin memilki peranan yang sangat penting untuk mencapai tujuan dakwah.

3Muhammad Fuad Abdul Baqi, Al-Lu’lu’ wal Marjan : Himpunan Hadits Shahih yang disepakati oleh Bukhari dan Muslim, Terjemahan : H. Salim Bahreisy, (Surabaya: PT. Bina Ilmu, 1996), Jilid ke-II, h. 709.

4M. Bahri Ghazali, Dakwah Komunikatif: Membangun Kerangka Dasar Ilmu Komunikasi Dakwah, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1997), h. 62

(4)

Kepemimpinan dakwah sangat menghargai kreatifitas individu, untuk mengadakan perubahan, mendorong inovasi, menghargai adaptasi serta meningkatkan loyalitas dalam proses pengembangan dakwah yang dilandasi rasa optimisme bahwa segala problema dalam kegiatan dakwah dapat di atasi dengan baik.5

Kepemimpinan dakwah merupakan konsep yang kompleks dan dinamis. Kompleks, karena melibatkan berbagai komponen, sedangkan dinamis karena berkembang secara berkesinambungan. Dengan demikian hakikat kepemimpinan dakwah adalah kemampuan untuk mempengaruhi dan menggerakkan orang lain untuk mencapai tujuan dakwah.6

Kepemimpinan Islam di identik dengan kepemimpinan dakwah.

Pemimpin dakwah berkaitan dengan karakter atau sifat dan sikap yang dimiliki oleh seorang pemimpin dakwah. Dalam buku Dasar-dasar Manajemen Dakwah, Zaini Muchtarom mendefenisikan kepemimpinan dakwah yaitu suatu sifat kepemimpinan yang dimiliki oleh seorang yang menyampaikan dakwah (da’i) yang mendukung fungsinya untuk menghadapi publik dalam berbagai situasi.7

Keberhasilan seorang pemimpin ditentukan bagaimana seorang pemimpin itu mampu melaksanakan fungsi-fungsi kepemimpinan. Menurut Hadari Nawawi secara operasional dapat dibedakan lima fungsi pokok

5Muhammad Munir, op, cit., h. 215

6Ibid, h. 215-216

7Zaini Muchtarom, Dasar-dasar Manajemen Dakwah, (Yogyakarta: al-Amin dan IKFA, 1996), h. 73

(5)

kepemimpinan, yaitu: Fungsi instruktif (komunikator), fungsi konsultatif, fungsi partisipasi, fungsi delegasi dan fungsi pengendalian.8

Berdasarkan dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa, berhasilnya seorang pemimpin itu terlihat dari ia melaksanakan fungsi-fungsi kepemimpinan di organisasi yang dipimpinnya. Seperti ia melaksanakan fungsi instruktif, fungsi konsultatif, fungsi partisipasi, fungsi delegasi dan fungsi pengendalian.

Untuk mencapai tujuan dakwah sangat ditentukan oleh pemimpinnya karena pemimpin merupakan faktor strategis untuk mempengaruhi umat dalam menegakkan amar ma’ruf nahi mungkar di tengah-tengah masyarakat.

Bahkan di Indonesia sekalipun telah banyak berdiri lembaga-lembaga agama yang mana tempat wadah para ulama-ulama besar untuk mencapai tujuan beragama umat Islam. Seperti Majelis Ulama Indonesia (MUI) adalah lembaga yang mewadahi para ulama, Zu’ama dan cendekiawan.

Majelis Ulama Indonesia (MUI) berdiri pada tanggal 17 Rajab 1395, atau 26 Juli 1975 di Jakarta untuk membantu pemerintah dalam melakukan hal-hal yang menyangkut dengan umat Islam. MUI berdiri sebagai hasil dari pertemuan para ulama, cendekiawan dan zu’ama yang datang dari berbagai penjuru tanah air. Momentum berdirinya MUI bertepatan ketika bangsa Indonesia tengah berada pada fase kebangkitan kembali setelah 30 tahun merdeka, dimana energi bangsa telah banyak terserap dalam perjuangan

8Hadari Nawawi, Kepemimpinan Menurut Islam, (Yogyakarta:Gajah Mada University Press, 1993), h. 143

(6)

politik kelompok dan kurang peduli terhadap masalah kesejahteraan rohani umat.9

Selama dua puluh lima tahun, MUI sebagai wadah para ulama, zu’ama dan cendekiawan muslim berusaha untuk: 1) Memberikan bimbingan

dan tuntutan kepada umat Islam Indonesia dalam mewujudkan kehidupan beragama dan bermasyarakat yang diridhai Allah. 2) Memberikan nasehat dan fatwa mengenai masalah keagamaan dan kemasyarakatan kepada pemerintah dan masyarakat. 3) Menjadi penghubung antara ulama dan pemerintah dan penerjemah timbal balik antara umat dan pemerintah guna menyukseskan pembangunan nasional.10

Ulama yang telah membesarkan nama Majelis Ulama Indonesia (MUI) adalah Buya Hamka (1975), K. H. Hasan Basri (1983), Dr. K.H Muhammad Ali Yafie (1990), yang mana nama-nama di atas tercatat sebagai ulama yang telah memimpin MUI pada masa periodenya.11

Sumatera Barat dikenal juga adanya tokoh dakwah yang banyak berkonstribusi dalam mengembangkan dakwahnya dan berperan aktif juga sebagai ketua di Majelis Ulama Indonesia (MUI) di Sumatera Barat pada periode 2010-2015, yaitu Prof. Dr. Syamsul Bahri Khatib berkepribadian baik, santun, akrab dengan semua orang, sangat bertanggung jawab dan bijaksana dalam memimpin suatu organisasi. Bahkan dikenal juga sebagai pendakwah yang dermawan, ramah dalam bertutur kata. Ia sering berdakwah

9Buku Panduan, Musyawarah Daerah VIII Majelis Ulama Indonesia Provinsi Sumatera Barat, Padang, 2010

10Ibid

11Ibid

(7)

di masjid Nurul Iman jl.Imam Bonjol Padang dan bahkan juga berdakwah di masjid-masjid lainnya.12

Prof. Dr. Syamsul Bahri Khatib sudah dikenal di tengah-tengah masyarakat luas dan juga sudah dikatakan sebagai pemimpin umat, yang mana Prof. Dr. Syamsul Bahri Khatib mempunyai pribadi muslim yang kuat, tegas, bijaksana dan cerdas. Prof. Dr. Syamsul Bahri Khatib di katakan sebagai pemimpin umat.

Keberhasilan seorang pemimpin dilihat dari kemampuan melaksanakan fungsi kepemimpinan yang termasuk pada organisasi MUI.

MUI yang diketua oleh Prof. Dr. Syamsul Bahri Khatib pada periode 2010-2015 yang mana ia telah menjalankan fungsi-fungsi kepemimpinan yaitu sebagai berikut:

a. Dari segi fungsi instruktif (komunikator), Prof. Dr. Syamsul Bahri Khatib dalam setiap memberikan perintah atau menyampaikan ceramah di masjid, selalu memberikan arahan kepada masyarakat agar menjalankan amar ma’ruf nahi mungkar. Bahkan dalam organisasipun ia sering

memerintahkan kepada bawahannya secara tegas, sopan dan bijaksana.

Untuk menjalankan tugas organisasi demi tercapainya tujuan organisasi.

b. Dari segi fungsi konsultatif, Prof. Dr. Syamsul Bahri Khatib adalah tempat orang berkonsultasi tentang masalah kehidupan dunia maupun akhirat. Ia selalu memberikan nasehat kepada orang dengan cara yang bijaksana,

12Ibid

(8)

tidak pernah menyinggung perasaan orang lain dan selalu memberikan solusi yang tepat saat orang lain dalam menghadapi masalah. Dalam organsasipun ia sering bertukar pikiran dengan bawahannya, agar ada solusi disetiap masalah.

c. Dari segi fungsi partisipasi, Prof. Dr. Syamsul Bahri Khatib telah banyak bergelut diberbagai bidang organisasi seperti: dibidang dakwah dan berbagai kegiatan pendidikan Islam di Sumatera Barat. Dalam menjalankan fungsi partisipasi ia berusaha mengaktifkan orang-orang yang dipimpinnya, baik dalam pengambilan keputusan maupun dalam melaksanakannya dan selalu menjalin keakraban sesama masyarakat luas ataupun dalam organisasi yang ia jalani.

d. Dari segi fungsi delegasi, Prof. Dr. Syamsul Bahri Khatib memberikan kebebasan dan kepercayaan kepada orang-orang (bawahannya) dalam mengambil keputusan secara bertanggung jawab. Ia tidak pernah menekan atau memaksa seseorang untuk keputusan yang telah ia buat. Tetapi ia memberikan wewenang kepada seseorang yang telah ia percayai dan bertanggung jawab.

e. Dari segi fungsi pengendalian, dalam fungsi ini Prof. Dr. Syamsul Bahri Khatib selalu mengawasi setiap kegiatan bawahannya, agar organisasi yang dipimpinnya terlaksana dengan baik dan teratur.

Berdasarkan fungsi yang dijalankan oleh Prof. Dr. Syamsul Bahri Khatib di atas, kepemimpinannya sudah tidak diragukan lagi, ia sudah berhasil memimpin umat atau memimpin organisasi yang pernah ia

(9)

jalankan dan sudah layak dikatakan seorang pemimpin yang ideal. Melihat dari keteguhan hati Prof. Dr. Syamsul Bahri Khatib dan kemampuannya serta perjuangan untuk mengembangkan ajaran agama Islam. Maka penulis tertarik meneliti yang akan dituangkan dalam bentuk skripsi dengan judul: “Kepemimpinan Dakwah Prof. Dr. Syamsul Bahri Khatib Pada Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sumatera Barat.”

B. Rumusan Dan Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, pokok masalah dirumuskan dalam skripsi ini adalah mengkaji masalah bagaimana Kepemimpinan Dakwah Prof.Dr. Syamsul Bahri Khatib pada Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sumatera Barat? Pada batasan masalah dalam pembahasan ini adalah sebagai berikut:

1. Pelaksanaan fungsi instruktif Prof. Dr. Syamsul Bahri Khatib dalam organisasi MUI Sumatera Barat.

2. Pelaksanaan fungsi konsultatif Prof. Dr. Syamsul Bahri Khatib dalam organisasi MUI Sumatera Barat.

3. Pelaksanaan fungsi partisipasi Prof. Dr. Syamsul Bahri Khatib dalam organisasi MUI Sumatera Barat.

4. Pelaksanaan fungsi delegasi Prof. Dr. Syamsul Bahri Khatib dalam organisasi MUI Sumatera Barat.

5. Pelaksanaan fungsi pengendalian Prof. Dr. Syamsul Bahri Khatib dalam organisasi MUI Sumatera Barat

(10)

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui pelaksanaan fungsi instruktif Prof. Dr. Syamsul Bahri Khatib dalam organisasi MUI Sumatera Barat.

b. Untuk mengetahui pelaksanaan fungsi konsultatif Prof. Dr. Syamsul Bahri Khatib dalam organisasi MUI Sumatera Barat.

c. Untuk mengetahui pelaksanaan fungsi partisipasi Prof. Dr. Syamsul Bahri Khatib dalam organisasi MUI Sumatera Barat.

d. Untuk mengetahui pelaksanaan fungsi delegasi Prof. Dr. Syamsul Bahri Khatib dalam organisasi MUI Sumatera Barat.

e. Untuk mengetahui pelaksanaan fungsi pengendalian Prof. Dr. Syamsul Bahri Khatib dalam organisasi MUI Sumatera Barat.

2. Adapun kegunaan penelitian ini adalah:

a. Untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar sarjana sosial (S.Sos) dalam program studi Strata Satu (S-1) pada Jurusan Manajemen Dakwah Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri (UIN) Imam Bonjol Padang.

b. Untuk menambah wawasan penulis, terutama dengan hal-hal yang berkaitan dengan kepemimpinan dakwah.

c. Sebagai sumbangan pemikiran penulis bagi umat Islam dan memperkaya referensi kepustakaan Islam terutama yang berkaitan dengan penelitian ketokohan seseorang.

(11)

d. Sebagai bahan perbandingan bagi tokoh-tokoh dakwah lain, dalam rangka peningkatan aktifitas dakwah di masyarakat

D. Penjelasan Judul

Guna menghindari kekeliruan dalam memahami makna dari judul yang dimaksudkan, maka berikut ini akan diterangkan makna dari kata-kata dalam judul tersebut, yakni sebagai berikut:

Fungsi Kepemimpinan Dakwah

Prof. Dr. Syamsul Bahri Khatib

MUI Sumbar

:

:

:

Memandu, menuntun, membimbing, membangun motivasi kerja, memberi atau mengemudi organisasi, menjalin jaringan komunikasi yang baik, memberi supervise/pengawasan yang efisien dan

membawa pengikutnya kepada sasaran yang ingin dituju sesuai dengan ketentuan waktu dan terpercaya.13

Adalah seorang ulama dan tokoh dakwah yang telah berperan aktif dalam menyebarkan agama Islam.

Tempat para ulama mengembangkan agama Islam.

Adapun maksud judul skripsi ini adalah pelaksanaan fungsi kepemimpinan dakwah oleh Prof. Dr. Syamsul Bahri Khatib pada MUI Sumbar, yang mencakup

13Kartini, Kartono, Pemimpin dan Kepemimpinan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1993), h. 47

(12)

fungsi instruktif, fungsi konsultatif, fungsi partisipasi, fungsi delegasi dan fungsi pengendalian.

E. Sistematika Penulisan

Untuk lebih terarah dan fokusnya pembahasan penelitian ini, penulis membuat sistematika penulisan ini kepada beberapa bab dan setiap bab penulis perinci menjadi beberapa sub bab. Gambaran umum sistematika penulisan laporan penelitian ini adalah:

BAB I : Pendahuluan berisikan gambaran mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah dan batasan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, penjelasan judul dan sitematika penulisan.

BAB II : Landasan teori penelitian, pada bab ini berisikan pengertian kepemimpinan dakwah, fungsi kepemimpinan dakwah. Fungsi Instruktif, fungsi konsultatif, fungsi partisipasi, fungsi delegasi dan fungsi pengendalian.

BAB III : Berisikan tentang: Metode penelitian, jenis penelitian, sumber data, metode pengumpulan data, analisis data.

BAB IV

BAB V :

:

Merupakan analisa dari Profil Prof. Dr. Syamsul Bahri Khatib, pendidikan, kegiatan dakwah, tujuan dakwah dan fungsi kepemimpinan Dakwah Prof. Dr. Syamsul Bahri Khatib.

Penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran.

Referensi

Dokumen terkait

Direksi dapat diberhentikan sementara oleh Dewan Komisaris dengan menyebutkan alasannya, sesuai dengan yang ditentukan dalam Anggaran Dasar Perseroan dan ketentuan lain

PRIORITAS TENGGARA Perbaikan Gizi • Penurunan  prevalensi  kekurangan gizi  (terdiri dari gizi‐ Kementerian  Kesehatan • Menurunnya  prevalensi  kekurangan 

pembelajaran berbasis web pada Mata Kuliah Kapita Selekta Kimia Sekolah terhadap peningkatan kemampuan IMLR mahasiswa calon guru kimia di salah satu Lembaga Pendidikan

Tepung kedelai merupakan salah satu bahan yang tergolong gluten free dan banyaknya manfaat yang didapatkan dari kedelai, maka penulis ingin melakukan uji produk

Aktivitas guru dalam pembelajaran menggunakan media grafis bagan, Aktivitas siswa dan faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan media grafis bagan dalam

Sholawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW sehingga dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan judul PENGARUH PROFITABILITAS, GROWTH,

Berangkat dari permasalahan diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian untuk mendeskripsikan sistem kedisiplinan karyawan pada perusahaan keluarga PO Puspa

Creativity Guru dan peserta didik membuat kesimpulan tentang hal-hal yang telah dipelajari terkait Hikmah dari perkembangan Islam pada masa modern Peserta didik