• Tidak ada hasil yang ditemukan

AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH"

Copied!
58
0
0

Teks penuh

(1)

AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH

VOLUME 2

Donald E. Kieso Jerry J. Weygandt Terry D. Warfield

EDISI IFRS

(2)

BAB 19

AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN

(3)

TUJUAN PEMBELAJARAN

❾Menjelaskan penyajian pajak penghasilan dalam laporan keuangan.

❽Menerapkan prosedur akuntansi untuk kerugian carryback dan kerugian carryforward.

❼Menjelaskan pengaruh berbagai tarif pajak dan perubahan tarif pajak atas pajak penghasilan tangguhan.

❻Menjelaskan berbagai perbedaan temporer dan permanen.

❺Menjelaskan penyajian beban pajak penghasilan dalam laporan laba rugi.

❹Menjelaskan tidak adanya pengakuan atas aset pajak tangguhan.

❸Menjelaskan perbedaan temporer yang menimbulkan jumlah yang dapat dikurangkan di masa depan.

❷Menjelaskan perbedaan temporer yang menimbulkan jumlah kena pajak masa depan.

❶Mengidentifikasi perbedaan antara laba sebelum pajak dengan laba kena pajak.

(4)

ISI DAN SUSUNAN BAB

(5)

DASAR AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN

ILLUSTRASI 19-1 Perbedaan Mendasar antara Pelaporan Keuangan dan Pelaporan Pajak

Pendapatan keuangan sebelum pajak (pretax financial income) adalah istilah pelaporan keuangan. Hal ini juga sering disebut sebagai laba sebelum pajak, laba untuk tujuan pelaporan keuangan, atau laba untuk tujuan pembukuan. Perusahaan menentukan laba sebelum pajak menurut IFRS. Perusahaan mengukurnya dengan tujuan memberikan informasi yang berguna kepada investor dan kreditor.

Laba kena pajak (taxable income)—laba untuk tujuan pajak—adalah istilah akuntansi pajak. Ini menunjukkan jumlah yang digunakan untuk menghitung pajak penghasilan yang terutang. Perusahaan menentukan laba kena pajak sesuai dengan peraturan perpajakan. Pajak penghasilan memberikan uang (dana) untuk mendukung operasi pemerintah.

(6)

DASAR AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN

Ilustrasi: Chelsea Inc. melaporkan pendapatan sebesar $130.000 dan beban sebesar $60.000 untuk setiap tahun selama tiga tahun pertama operasi. Ilustrasi 19-2 menunjukkan (sebagian) laporan laba rugi selama tiga tahun.

Bagaimana perbedaan dalam peraturan IFRS dan peraturan pajak memengaruhi pelaporan keuangan dan laba kena pajak?

(7)

DASAR AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN

Untuk tujuan perpajakan (mengikuti peraturan pajak), Chelsea melaporkan jumlah beban yang sama ke otoritas pajak pada setiap tahunnya. Akan tetapi, seperti yang ditunjukkan dalam Ilustrasi 19-3, Chelsea melaporkan pendapatan kena pajak sebesar $100.000 pada tahun 2011, $150.000 pada tahun 2012, dan $140.000 pada tahun 2013.

(8)

DASAR AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN

Beban pajak penghasilan dan utang pajak penghasilan berbeda selama tiga tahun, tetapi secara total sama besarnya, seperti yang ditunjukkan pada Ilustrasi 19-4.

Selisih antara beban pajak penghasilan dan utang pajak penghasilan sebesar $12.000 ($28.000 − $16.000) pada tahun 2011 mencerminkan pajak yang akan dibayarkannya di masa depan. Selisih $12.000 ini sering disebut sebagai jumlah pajak tangguhan. Dalam kasus ini, jumlah ini merupakan liabilitas pajak tangguhan. Dalam kasus di mana pajak akan turun nilainya di masa depan, Chelsea mencatat sebagai aset pajak tangguhan.

(9)

Jumlah Kena Pajak Masa Depan dan Pajak Tangguhan

Perbedaan temporer (temporary difference)

Selisih antara dasar pengenaan pajak atas aset atau liabilitas dan jumlah yang dilaporkan (jumlah tercatat atau nilai buku) dalam laporan keuangan, yang akan menimbulkan jumlah

kena pajak atau jumlah yang dapat dikurangkan di tahun-tahun depan.

Jumlah kena pajak (taxable amounts)

{Meningkatkan laba kena pajak di tahun-tahun depan}

Jumlah yang dapat dikurangkan (deductible amounts)

{Mengurangi laba kena pajak di tahun-tahun depan}

(10)

Jumlah Kena Pajak Masa Depan dan Pajak Tangguhan

Ilustrasi: Dalam situasi Chelsea, satu-satunya perbedaan antara basis buku dan basis pajak aset dan liabilitas berkaitan dengan piutang usaha yang timbul dari pendapatan yang diakui untuk tujuan pembukuan. Ilustrasi 19-5 menunjukkan bahwa Chelsea melaporkan piutang usaha sebesar $30.000 dalam laporan posisi keuangan sesuai IFRS pada 31 Desember 2011. Namun, piutang tersebut memiliki dasar pajak nol.

Dengan asumsi bahwa Chelsea mengharapkan untuk menagih piutang sebesar $20.000 pada tahun 2012 dan

$10.000 pada tahun 2013, penagihan ini menghasilkan jumlah pajak di masa depan sebesar $20.000 pada tahun 2012 dan $10.000 pada tahun 2013. Jumlah kena pajak di masa depan ini akan menyebabkan laba kena pajak melebihi laba sebelum pajak pada tahun 2012 dan 2013.

(11)

Jumlah Kena Pajak Masa Depan dan Pajak Tangguhan

Asumsi yang melekat dalam laporan posisi keuangan IFRS adalah bahwa perusahaan memulihkan dan menyelesaikan aset dan liabilitas pada jumlah yang dilaporkan (jumlah tercatat). Asumsi ini menciptakan persyaratan akuntansi akrual untuk mengakui konsekuensi pajak tangguhan saat ini dari perbedaan temporer.

Ilustrasi 19-6 menunjukkan pembalikan perbedaan temporer yang dijelaskan pada Ilustrasi 19-5, serta jumlah kena pajak yang dihasilkan di masa depan.

(12)

Liabilitas Pajak Tangguhan

Liabilitas pajak tangguhan (deferred tax liability) merupakan konsekuensi pajak tangguhan yang terkait dengan perbedaan temporer kena pajak. Ilustrasi: pajak penghasilan terutang Chelsea adalah $16.000 pada tahun 2011 (Ilustrasi 19-4). Selain itu, ada perbedaan temporer pada akhir tahun karena Chelsea melaporkan pendapatan dan piutang usaha terkait berbeda untuk tujuan pembukuan dan tujuan pajak. Dasar pembukuan piutang usaha adalah

$30.000, sementara dasar pengenaan pajaknya adalah nol. Dengan demikian, total liabilitas pajak tangguhan pada akhir tahun 2011 adalah $12.000, yang dihitung sebagaimana ditunjukkan pada Ilustrasi 19-7.

(13)

Liabilitas Pajak Tangguhan

Perusahaan juga dapat menghitung liabilitas pajak tangguhan dengan menyusun daftar yang mengindikasikan jumlah kena pajak masa depan sebagai akibat adanya perbedaan temporer. Daftar tersebut, seperti yang ditunjukkan pada Ilustrasi 19-8, sangat berguna pada perhitungan pajak yang lebih kompleks.

(14)

Liabilitas Pajak Tangguhan

Oleh karena tahun pertama operasi bagi Chelsea, maka tidak ada liabilitas pajak tangguhan pada awal tahun.

Chelsea menghitung beban pajak penghasilan tahun 2011 seperti yang ditunjukkan pada Ilustrasi 19-9.

Komponen beban pajak penghasilan

Beban pajak kini (current tax expense)

‗jumlah pajak penghasilan terutang untuk periode berjalan

Beban pajak tangguhan (deferred tax expense)

‗kenaikan saldo liabilitas pajak tangguhan dari awal sampai akhir periode akuntansi

(15)

Liabilitas Pajak Tangguhan

Ilustrasi: Pada akhir tahun 2012 (tahun kedua), perbedaan antara dasar buku dan dasar pengenaan pajak dari piutang adalah $10.000. Chelsea mengalikan selisih ini dengan tarif pajak yang berlaku untuk menghitung liabilitas pajak tangguhan sebesar $4.000 ($10.000 × 40%), yang dilaporkan pada akhir tahun 2012. Utang pajak penghasilan untuk tahun 2012 adalah $36.000 (Ilustrasi 19-3), dan beban pajak penghasilan untuk tahun 2012 adalah seperti yang ditunjukkan pada Ilustrasi 19-10.

Chelsea mencatat Liabilitas Pajak Tangguhan pada akhir tahun 2013 sebagai berikut.

(16)

Ringkasan Tujuan Akuntansi Pajak Penghasilan

Tujuan Akuntansi Pajak Penghasilan Untuk mengakui jumlah

pajak yang harus dibayar atau dapat dikembalikan

untuk tahun berjalan

Untuk mengakui liabilitas dan aset pajak tangguhan atas konsekuensi pajak di masa depan dari kejadian

yang telah diakui dalam laporan keuangan atau

laporan pajak

(17)

Jumlah Dapat Dikurangkan Masa Depan dan Pajak Tangguhan

Ilustrasi: Selama tahun 2011, Cunningham Inc. memperkirakan biaya garansi terkait dengan penjualan oven microwave adalah sebesar $500.000, yang dibayarkan secara merata selama dua tahun ke depan. Untuk tujuan pembukuan, pada tahun 2011 Cunningham melaporkan beban garansi dan terkait estimasi liabilitas atas garansi sebesar $500.000 dalam laporan keuangannya. Untuk tujuan pajak, pemotongan pajak garansi tidak diperbolehkan sampai garansi dibayar.

Pada saat Cunningham membayar liabilitas garansi, mereka melaporkan beban (jumlah yang dapat dikurangkan) untuk tujuan pajak. Oleh karena perbedaan temporer ini, Cunningham harus mengakui manfaat pajak (konsekuensi pajak positif) pada tahun 2011 atas potongan pajak yang akan dihasilkan dari penyelesaian liabilitas di masa depan.

Cunningham melaporkan manfaat pajak masa depan ini dalam laporan posisi keuangan 31 Desember 2011 sebagai aset pajak tangguhan.

(18)

Jumlah Dapat Dikurangkan Masa Depan dan Pajak Tangguhan

Jumlah dikurangkan masa depan ini menyebabkan laba kena pajak kurang dari laba sebelum pajak di masa depan akan sebagai akibat adanya perbedaan temporer. Perbedaan temporer Cunningham timbul (terjadi) dalam satu periode (2011) dan membalikkan selama dua periode (2012 dan 2013). Ilustrasi 19-13 menggambarkan situasi ini.

(19)

Aset Pajak Tangguhan (Pengakuan)

Aset pajak tangguhan (deferred tax asset) merupakan kenaikan pajak yang dapat dikembalikan (atau disimpan) pada tahun-tahun depan sebagai akibat perbedaan temporer yang dapat dikurangkan yang terjadi pada akhir tahun berjalan.

Ilustrasi: Hunt Co. mengakui kerugian dan liabilitas terkait sebesar $50.000 pada tahun 2011 untuk tujuan pelaporan keuangan dikarenakan proses pengadilan yang tertunda. Hunt tidak dapat mengurangi jumlah ini untuk tujuan perpajakan sampai periode pembayarannya dibayarkan, yang diharapkan pada tahun 2012. Ilustrasi 19-14 menunjukkan perhitungan aset pajak tangguhan pada akhir tahun 2011 (dengan asumsi tarif pajak 40 persen).

(20)

Aset Pajak Tangguhan (Pengakuan)

Ilustrasi: Dengan asumsi bahwa 2011 adalah tahun pertama operasi Hunt, dan utang pajak penghasilan adalah sebesar $100.000, maka Hunt menghitung beban pajak penghasilan sebagai berikut.

Manfaat pajak tangguhan (deferred tax benefit) diakibatkan adanya kenaikan aset pajak tangguhan dari awal sampai akhir periode akuntansi (serupa dengan contoh liabilitas pajak tangguhan Chelsea sebelumnya). Manfaat pajak tangguhan merupakan komponen negatif dari beban pajak penghasilan. Total beban pajak penghasilan sebesar $80.000 untuk laporan laba rugi pada tahun 2011 yang terdiri dari dua unsur—beban pajak kini sebesar

$100.000 dan manfaat pajak tangguhan sebesar $20.000.

(21)

Aset Pajak Tangguhan (Pengakuan)

Ilustrasi: Dengan asumsi bahwa utang pajak penghasilan untuk tahun 2012 adalah $140.000, Hunt menghitung beban pajak penghasilan untuk tahun 2012 seperti yang ditunjukkan pada Ilustrasi 19-17.

Ilustrasi 19-18 menunjukkan akun Aset Pajak Tangguhan pada akhir tahun 2012.

(22)

Aset Pajak Tangguhan (Nonpengakuan)

Perusahaan mengakui aset pajak tangguhan untuk semua perbedaan temporer yang dapat dikurangkan. Namun, berdasarkan bukti yang ada, perusahaan harus mengurangi aset pajak tangguhan jika besar kemungkinan bahwa perusahaan tersebut tidak akan merealisasi sebagian atau seluruh aset pajak tangguhan. “Besar kemungkinan (probable)” berarti tingkat kemungkinan setidaknya paling sedikit lebih dari 50 persen.

Ilustrasi: Jensen Co. memiliki perbedaan temporer yang dapat dikurangkan sebesar €1.000.000 pada akhir tahun pertama operasinya. Tarif pajaknya adalah 40 persen, yang berarti bahwa Jensen mencatat aset pajak tangguhan sebesar €400.000 (€1.000.000 × 40%). Dengan asumsi utang pajak penghasilan sebesar €900.000, Jensen mencatat beban pajak penghasilan, aset pajak tangguhan, dan utang pajak penghasilan sebagai berikut.

Beban Pajak Penghasilan 500.000 Aset Pajak Tangguhan 400.000

Utang Pajak Penghasilan 900.000

(23)

Penyajian Laporan Laba Rugi

Perusahaan harus menambahkan atau mengurangkan perubahan pajak penghasilan tangguhan ke atau dari utang pajak penghasilan dalam menghitung beban pajak penghasilan. Misalnya, perusahaan menambahkan kenaikan liabilitas pajak tangguhan ke utang pajak penghasilan. Di sisi lain, perusahaan mengurangkan kenaikan aset pajak tangguhan dari utang pajak penghasilan. Rumus dalam Ilustrasi 19-20 digunakan untuk menghitung beban (manfaat) pajak penghasilan.

Dalam laporan laba rugi atau catatan atas laporan keuangan, perusahaan harus mengungkapkan komponen signifikan dari beban pajak penghasilan yang dapat diatribusikan kepada operasi yang dilanjutkan.

(24)

Perbedaan Spesifik

Perbedaan Temporer

Perbedaan temporer kena pajak (taxable temporary differences) adalah perbedaan temporer yang menimbulkan jumlah kena pajak pada tahun-tahun depan ketika aset yang bersangkutan dipulihkan.

Liabilitas pajak tangguhan

Perbedaan temporer dapat dikurangkan (deductible temporary differences) adalah perbedaan temporer yang menimbulkan jumlah yang dapat dikurangkan pada tahun- tahun depan ketika jumlah tercatat liabilitas terkait diselesaikan.

Aset pajak tangguhan

(25)

Perbedaan Spesifik

Perbedaan Permanen

Masuk ke dalam laba sebelum pajak, tetapi tidak pernah masuk ke dalam laba kena pajak.

Masuk ke dalam laba kena pajak, tetapi tidak pernah masuk ke dalam laba sebelum pajak.

Perbedaan permanen hanya memengaruhi periode terjadinya sehingga tidak menimbulkan jumlah kena pajak masa depan atau jumlah dapat dikurangkan.

Akibatnya, perusahaan tidak mengakui adanya konsekuensi pajak tangguhan.

(26)

Contoh Perbedaan Temporer dan Permanen

Ilustrasi:Bio-Tech Company melaporkan laba sebelum pajak sebesar $200.000 pada setiap tahun 2009, 2010, dan 2011. Perusahaan dikenai tarif pajak 30 persen, dan memiliki perbedaan antara laba sebelum pajak dengan laba kena pajak sebagai berikut.

1. Bio-Tech melaporkan penjualan angsuran sebesar $18.000 pada tahun 2009 untuk tujuan perpajakan selama periode 18 bulan dengan jumlah konstan per bulan mulai tanggal 1 Januari 2010. Perusahaan mengakui keseluruhan penjualan untuk tujuan pembukuan pada tahun 2009 → Perbedaan temporer.

2. Perusahaan membayar premi asuransi jiwa untuk karyawannya sebesar $5.000 pada tahun 2010 dan 2011. Meskipun tidak dapat dikurangkan dari pajak, Bio- Tech membebankan premi tersebut untuk tujuan pembukuan → Perbedaan permanen.

Ilustrasi 19-25 menunjukkan rekonsiliasi antara laba awal Bio-Tech dengan laba kena pajak dan perhitungan utang pajak penghasilan.

(27)

Pertimbangan Tarif Pajak

Perusahaan harus mempertimbangkan perubahan tarif pajak yang akan berlaku efektif untuk tahun-tahun depan ketika menentukan tarif pajak yang akan digunakan untuk menghitung perbedaan temporer.Ilustrasi:Warlen Co. pada akhir tahun 2008 memiliki perbedaan temporer kumulatif sebesar $300.000, yang dihitung seperti yang ditunjukkan pada Ilustrasi 19-26.

Tarif Pajak Masa Depan

Asumsikan bahwa $300.000 tersebut akan dibalikkan dan akan menghasilkan jumlah kena pajak masa depan, dengan tarif pajak yang berlaku seperti yang ditunjukkan pada Ilustrasi 19-27.

(28)

Pertimbangan Tarif Pajak

Jika terjadi perubahan tarif pajak yang berlaku, perusahaan harus mencatat pengaruhnya terhadap akun pajak penghasilan tangguhan yang ada dengan segera. Perusahaan melaporkan pengaruh tersebut sebagai penyesuaian terhadap beban pajak penghasilan pada periode perubahan tersebut. Ilustrasi: Pada tanggal 10 Desember 2010, peraturan pajak penghasilan baru ditandatangani menjadi undang-undang yang akan menurunkan tarif pajak perusahaan dari 40 persen menjadi 35 persen, yang berlaku efektif pada tanggal 1 Januari 2012. Jika Hostel Co. memiliki satu perbedaan temporer pada awal tahun 2010 yang terkait dengan kelebihan pajak sebesar $3 juta, maka Hostel akan memiliki akun Liabilitas Pajak Tangguhan sebesar $1.200.000 ($3.000.000

× 40%) pada tanggal 1 Januari 2010. Jika jumlah kena pajak yang terkait dengan perbedaan ini dijadwalkan terjadi secara merata pada tahun 2011, 2012, dan 2013, maka liabilitas pajak tangguhan pada akhir tahun 2010 adalah

$1.100.000, yang dihitung sebagai berikut.

Revisi Tarif Pajak Masa Depan

(29)

AKUNTANSI UNTUK RUGI OPERASI NETO

Rugi operasi neto (net operating

loss—NOL)

Beban yang dapat dikurangkan dari pajak melebihi laba

kena pajak

Menyaling hapus / mengompensasi

(offset) keuntungan tahun-

tahun lainnya

Rugi operasi terhadap laba kena pajak tahun-

tahun berikutnya untuk mengurangi beban pajak secara

keseluruhan (carryforward) Kerugian yang diderita

dalam periode tertentu yang dapat dikurangkan dari laba

kena pajak periode sebelumnya

(carryback)

Memanfaatkan penyisihan rata-rata pendapatan

(30)

Kerugian Carryback

Kerugian carryback (loss carryback)

• Perusahaan dapat “membawa” (carry) rugi operasi neto dua tahun ke belakang dan menerima pengembalian pajak penghasilan yang dibayarkan.

• Perusahaan dapat meneruskan kerugian yang tersisa tersebut sampai 20 tahun ke depan untuk menyaling hapus (offset) laba kena pajak di masa depan.

(31)

Kerugian Carryforward

Kerugian carryforward (loss carryforward)

• Perusahaan dapat “membawa” (carry) rugi operasi neto dua tahun ke belakang dan menerima pengembalian pajak penghasilan yang dibayarkan.

• Perusahaan dapat meneruskan kerugian yang tersisa tersebut sampai 20 tahun ke depan untuk menyaling hapus (offset) laba kena pajak di masa depan.

(32)

PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN

Laporan Posisi Keuangan

Aset pajak tangguhan dan liabilitas pajak tangguhan juga diakui dan diukur secara terpisah, tetapi dapat saling hapus dalam laporan posisi keuangan. Aset pajak tangguhan neto atau liabilitas pajak tangguhan neto dilaporkan pada bagian tidak lancar laporan posisi keuangan.

(33)

PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN

Laporan Laba Rugi

Perusahaan mengalokasikan beban (atau manfaat) pajak penghasilan ke operasi yang dilanjutkan, operasi yang dihentikan, penghasilan komprehensif lain, dan penyesuaian periode sebelumnya.

Komponen beban (manfaat) pajak dapat mencakup:

1. Beban (manfaat) pajak kini.

2. Setiap penyesuaian yang diakui dalam periode pajak kini pada periode sebelumnya.

3. Jumlah beban (manfaat) pajak tangguhan sehubungan dengan originasi dan pembalikan perbedaan temporer.

4. Jumlah beban (manfaat) pajak tangguhan sehubungan dengan perubahan tarif pajak atau pengenaan pajak baru.

5. Jumlah manfaat yang timbul dari rugi pajak (rugi fiskal), kredit pajak, atau perbedaan temporer yang sebelumnya tidak diakui pada periode sebelumnya, yang digunakan untuk mengurangi beban pajak kini dan tangguhan.

(34)

PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN

Rekonsiliasi Pajak

Rekonsiliasi antara beban pajak aktual dan tarif pajak yang berlaku dalam perusahaan dapat menyajikan:

• Rekonsiliasi numerik antara beban (manfaat) pajak dan hasil laba akuntansi dikalikan dengan tarif pajak yang berlaku, yang juga mengungkapkan dasar tarif pajak yang berlaku; atau

• Rekonsiliasi numerik antara rata-rata tarif pajak efektif dan tarif pajak yang berlaku, yang juga mengungkapkan dasar perhitungan tarif pajak yang berlaku.

Alasan pengungkapan pajak penghasilan

1. Menilai kualitas laba.

2. Membuat prediksi arus kas masa depan yang lebih baik.

3. Memprediksi arus kas masa depan untuk rugi operasi

yang belum dikompensasi.

(35)

TINJAUAN METODE ASET-LIABILITAS

Tujuan metode aset-liabilitas (asset-liability method) atau terkadang disebut sebagai pendekatan liabilitas):

➢ Mengetahui jumlah pajak yang harus dibayar atau dapat dikembalikan untuk tahun berjalan.

➢ Mengakui liabilitas dan aset pajak tangguhan untuk konsekuensi pajak masa depan atas kejadian yang telah diakui dalam laporan keuangan atau laporan pajak.

(36)

TINJAUAN METODE ASET-LIABILITAS

Ilustrasi 19-43 menggambarkan prosedur untuk menerapkan metode aset-liabilitas.

(37)

LAMPIRAN 19A CONTOH KOMPREHENSIF ALOKASI PAJAK ANTARPERIODE

Ilustrasi: Allman Company, mulai beroperasi pada awal tahun 2010, memproduksi berbagai produk dengan berdasarkan kontrak. Setiap kontrak menghasilkan laba sebesar $80.000. Beberapa kontrak Allman memungkinkan pelanggan untuk membayar secara cicilan. Berdasarkan kontrak ini, Allman menagih seperlima dari pendapatan kontrak setiap tahunnya selama empat tahun berikut. Untuk tujuan pelaporan keuangan, perusahaan mengakui laba pada tahun penyelesaian (basis akrual); untuk tujuan perpajakan, Allman mengakui laba pada kas yang ditagihkan (basis angsuran).

Tujuan 11Memahami dan menerapkan konsep dan prosedur alokasi pajak

antarperiode.

TAHUN PERTAMA—2010

(38)

LAMPIRAN 19A CONTOH KOMPREHENSIF ALOKASI PAJAK ANTARPERIODE

Berikut ini adalah informasi yang berkaitan dengan operasi Allman untuk tahun 2010.

1. Pada tahun 2010, perusahaan menyelesaikan tujuh kontrak yang memungkinkan pelanggan membayar secara angsuran. Allman mengakui laba terkait sebesar $560.000 untuk tujuan pelaporan keuangan. Allman hanya melaporkan laba sebesar $112.000 atas penjualan angsurannya pada SPT 2010. Perusahaan mengharapkan penagihan masa depan terkait piutang tersebut akan menghasilkan jumlah kena pajak sebesar $112.000 setiap tahunnya selama empat tahun ke depan.

2. Pada awal tahun 2010, Allman Company membeli aset yang dapat disusutkan dengan biaya perolehan sebesar

$540.000. Untuk tujuan pelaporan keuangan, Allman menyusutkan aset ini dengan menggunakan metode garis lurus selama masa manfaat enam tahun. Daftar penyusutan untuk pelaporan keuangan dan tujuan pajak ditunjukkan sebagai berikut.

TAHUN PERTAMA—2010

(39)

LAMPIRAN 19A CONTOH KOMPREHENSIF ALOKASI PAJAK ANTARPERIODE

TAHUN PERTAMA—2010

3. Perusahaan memberikan garansi atas produknya selama dua tahun sejak tanggal penyelesaian kontrak. Selama tahun 2010, liabilitas garansi produk yang masih harus dibayar untuk tujuan pelaporan keuangan adalah $200.000, dan jumlah yang dibayarkan untuk kepuasan liabilitas garansi adalah $44.000. Allman mengharapkan untuk menyelesaikan sisa garansi sebesar $156.000 dengan pengeluaran sebesar $56.000 pada tahun 2011 dan $100.000

(40)

LAMPIRAN 19A CONTOH KOMPREHENSIF ALOKASI PAJAK ANTARPERIODE

TAHUN PERTAMA—2010

4. Pada tahun 2010, pendapatan bunga obligasi pemerintah yang tidak kena pajak adalah $28.000.

5. Selama tahun 2010, denda dan penalti yang tidak dapat dikurangkan dari pajak sebesar $26.000 telah dibayarkan.

6. Laba sebelum pajak untuk tahun 2010 mencapai $412.000.

7. Tarif pajak yang berlaku sebelum akhir tahun 2010 adalah:

2010 50%

2011 dan setelahnya 40%

8. Periode akuntansi sama dengan tahun kalender.

9. Perusahaan diharapkan memiliki laba kena pajak di tahun-tahun depan.

(41)

LAMPIRAN 19A CONTOH KOMPREHENSIF ALOKASI PAJAK ANTARPERIODE

Langkah pertama adalah menentukan utang pajak penghasilan Allman Company untuk tahun 2010 dengan menghitung laba kena pajaknya.

Laba Kena Pajak dan Utang Pajak Penghasilan—2010

Allman menghitung pajak penghasilan terutang dengan laba kena pajak sebesar $100.000 sebagai berikut.

(42)

LAMPIRAN 19A CONTOH KOMPREHENSIF ALOKASI PAJAK ANTARPERIODE

Perbedaan temporer dan jumlah kena pajak dan yang dapat dikurangkan di masa depan yang dihasilkan sebagai berikut.

Pajak Penghasilan Tangguhan—Akhir Tahun 2010

Allman menghitung jumlah pajak penghasilan tangguhan yang akan dilaporkan pada akhir tahun 2010 sebagai berikut.

(43)

LAMPIRAN 19A CONTOH KOMPREHENSIF ALOKASI PAJAK ANTARPERIODE

Untuk menentukan beban (manfaat) pajak tangguhan, maka harus membandingkan saldo awal dan akhir dari akun pajak penghasilan tangguhan.

Beban (Manfaat) Pajak Tangguhan dan Jurnal untuk Mencatat Pajak Penghasilan—2010

Kenaikan aset pajak tangguhan sebesar $62.400 menyebabkan adanya manfaat pajak tangguhan yang dilaporkan dalam laporan laba rugi. Kenaikan liabilitas pajak tangguhan sebesar $186.400 selama tahun 2010 akan menghasilkan beban pajak tangguhan. Kedua jumlah ini sudah neto dari beban pajak tangguhan sebesar $124.000 untuk tahun 2010.

(44)

LAMPIRAN 19A CONTOH KOMPREHENSIF ALOKASI PAJAK ANTARPERIODE

Allman kemudian menghitung total beban pajak penghasilan sebagai berikut.

Beban (Manfaat) Pajak Tangguhan dan Jurnal untuk Mencatat Pajak Penghasilan—2010

Allman mencatat utang pajak penghasilan, pajak penghasilan tangguhan, dan beban pajak penghasilan sebagai berikut.

Beban Pajak Penghasilan 174.000 Aset Pajak Tangguhan 62.400

Utang Pajak Penghasilan 50.000

Liabilitas Pajak Tangguhan 186.400

(45)

LAMPIRAN 19A CONTOH KOMPREHENSIF ALOKASI PAJAK ANTARPERIODE

Perusahaan harus mengklasifikasikan aset dan liabilitas pajak tangguhan sebagai tidak lancar pada laporan posisi keuangan. Oleh karena itu, aset pajak tangguhan akan dinetokan dengan liabilitas pajak tangguhan untuk menghitung aset (liabilitas) tangguhan neto.

Penyajian Laporan Keuangan—2010

(46)

LAMPIRAN 19A CONTOH KOMPREHENSIF ALOKASI PAJAK ANTARPERIODE

Laporan posisi keuangan pada akhir tahun 2010 melaporkan jumlah sebagai berikut.

Penyajian Laporan Keuangan—2010

Laporan laba rugi Allman untuk tahun 2010 melaporkan sebagai berikut.

(47)

LAMPIRAN 19A CONTOH KOMPREHENSIF ALOKASI PAJAK ANTARPERIODE

1. Selama 2011, Allman menagih $112.000 dari pelanggan atas piutang yang timbul dari kontrak yang diselesaikan pada tahun 2010. Perusahaan mengharapkan pemulihan sisa piutang akan menghasilkan jumlah kena pajak sebesar $112.000 setiap tahunnya selama tiga tahun berikutnya.

2. Pada 2011, perusahaan menyelesaikan empat kontrak baru yang memungkinkan pelanggan membayar secara angsuran. Penjualan angsuran ini menghasilkan piutang angsuran yang baru. Penagihan piutang masa depan ini akan menghasilkan laba dilaporkan sebesar $64.000 untuk tujuan perpajakan dalam setiap tahun selama empat tahun ke depan.

3. Selama 2011, Allman terus melakukan penyusutan aset yang diperoleh pada tahun 2010 sesuai dengan daftar penyusutan yang dibuat sebelumnya. Dengan demikian, penyusutan sebesar $90.000 untuk tujuan pelaporan keuangan dan sebesar $172.800 untuk tujuan perpajakan.

4. Analisis pada akhir tahun 2011 dari akun liabilitas garansi produk menunjukkan sebagai berikut.

TAHUN KEDUA—2011

(48)

LAMPIRAN 19A CONTOH KOMPREHENSIF ALOKASI PAJAK ANTARPERIODE

TAHUN KEDUA—2011

Saldo liabilitas tersebut diharapkan akan membutuhkan pengeluaran di masa depan sebagai berikut.

(49)

LAMPIRAN 19A CONTOH KOMPREHENSIF ALOKASI PAJAK ANTARPERIODE

TAHUN KEDUA—2011

5. Selama 2011, pendapatan bunga obligasi pemerintah yang tidak kena pajak adalah $24.000.

6. Allman masih harus membayar kerugian sebesar $172.000 untuk tujuan pelaporan keuangan karena proses pengadilan yang tertunda. Jumlah ini tidak dapat dikurangkan dari pajak sampai periode kerugian tersebut terealisasi, di mana perusahaan memperkirakan sampai dengan 2019.

7. Laba sebelum pajak untuk tahun 2011 mencapai $504.800.

8. Tarif pajak yang masih berlaku adalah:

2010 50%

2011 dan tahun selanjutnya 40%

(50)

LAMPIRAN 19A CONTOH KOMPREHENSIF ALOKASI PAJAK ANTARPERIODE

Allman menghitung laba kena pajak untuk tahun 2011 sebagai berikut.

Laba Kena Pajak dan Utang Pajak Penghasilan—2011

Utang pajak penghasilan untuk tahun 2011 adalah sebagai berikut.

(51)

LAMPIRAN 19A CONTOH KOMPREHENSIF ALOKASI PAJAK ANTARPERIODE

Perbedaan temporer yang ada pada akhir tahun 2011 serta jumlah kena pajak dan jumlah yang dapat dikurangkan di masa depan sebagai berikut.

Menghitung Pajak Penghasilan Tangguhan—Akhir Tahun 2011

(52)

LAMPIRAN 19A CONTOH KOMPREHENSIF ALOKASI PAJAK ANTARPERIODE

Allman menghitung jumlah pajak penghasilan tangguhan yang akan dilaporkan pada akhir tahun 2011 sebagai berikut.

Menghitung Pajak Penghasilan Tangguhan—Akhir Tahun 2011

(53)

LAMPIRAN 19A CONTOH KOMPREHENSIF ALOKASI PAJAK ANTARPERIODE

Untuk menentukan beban (manfaat) pajak tangguhan, Allman harus membandingkan saldo awal dan akhir dari akun pajak penghasilan tangguhan.

Beban (Manfaat) Pajak Tangguhan dan Jurnal

untuk Mencatat Pajak Penghasilan—2011

(54)

LAMPIRAN 19A CONTOH KOMPREHENSIF ALOKASI PAJAK ANTARPERIODE

Beban (manfaat) pajak tangguhan dan total beban pajak untuk tahun 2011 adalah sebagai berikut.

Beban (Manfaat) Pajak Tangguhan dan Jurnal untuk Mencatat Pajak Penghasilan—2011

Beban pajak tangguhan sebesar $90.720 dan manfaat pajak tangguhan sebesar $98.400 dinetokan dengan manfaat pajak tangguhan sebesar $7.680 untuk tahun 2011. Allman mencatat pajak penghasilan tahun 2011 dengan jurnal sebagai berikut.

Beban Pajak Penghasilan 192.320 Aset Pajak Tangguhan 98.400

Utang Pajak Penghasilan 200.000 Liabilitas Pajak Tangguhan 90.720

(55)

LAMPIRAN 19A CONTOH KOMPREHENSIF ALOKASI PAJAK ANTARPERIODE

Klasifikasi akun pajak tangguhan Allman pada akhir tahun 2011 adalah sebagai berikut.

Penyajian Laporan Keuangan—2011

(56)

LAMPIRAN 19A CONTOH KOMPREHENSIF ALOKASI PAJAK ANTARPERIODE

Laporan posisi keuangan Allman pada akhir tahun 2011 melaporkan jumlah sebagai berikut.

Penyajian Laporan Keuangan—2011

Laporan laba rugi untuk tahun 2011 melaporkan sebagai berikut.

(57)

K u n j u n g i

Fan Page

www.facebook.com/penerbit.salemba Follow Us On

@penerbitsalemba

www.penerbitsalemba.com

(58)

Terima Kasih

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hal tersebut, untuk memudahkan masyarakat, baik internal maupun dari eksternal BPK, Sub Bagian Humas dan TU dalam hal ini Pusat Informasi dan Komunikasi

Dengan kata lain, media massa televisi cukup menjadi fasilitator dalam memberikan berbagai informasi, baik untuk lembaga-lembaga yang akan menyalurkan sumbangannya

nama calon pengganti antarwaktu dari Komisi Pemilihan Umum Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Pimpinan DPRD menyampaikan nama Anggota DPRD yang diberhentikan

Heroin adalah bahan semi sintesis yang diperoleh dari Morfin dengan jalan mengubah susunan kimia opium. Heroin yang dibuat oleh pabrik obat berbentuk bubuk putih,

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul: Tinjauan Tentang Putusan

Hasil penelitan dapat disimpulkan yaitu (1) Prosesi tradisi pindah rumah di Desa Sucen Jurutengah, Kecamatan Bayan, Kabupaten Purworejo antara lain, tahap pra pelaksanakan meliputi

berpendapat bahwa ciri-ciri remaja yang me- lakukan konformitas terhadap teman sebaya yaitu: (1) Remaja akan berperilaku sama atau sesuai dengan kelompok dan bersikap menerima