Menimbang
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
UNDANG.UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2OI9
IENTANG
PENGELOLAAN SUMBER DAYA NASIONAL UNTUK PERTAHANAN NEGARA
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
a.
bahwa setiap warga negara berhak dan wajibikut
sertadalam usaha pertahanan dan keamanan
negarasebagaimana diamanatkan dalam
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;b.
bahwa sistem pertahanan negara bersifat semesta yangmelibatkan seluruh sumber daya nasional
yangdipersiapkan secara dini oleh Pemerintah
dan diselenggarakansecara total, terpadu, terarah,
dan berkelanjutanuntuk
menegakkan kedaulatan negara, menjagakeutuhan
wilayah,dan
keselamatan segenap bangsa dari segala bentuk ancaman;c.
bahwa Undang-Undang Nomor3 Tahun
2OO2 tentang Pertahanan Negara mengamanatkan mengenai usahabela negara, komponen cadangan, dan
komponenpendukung diatur dengan Undang-Undang;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan
sebagaimana dimaksud dalamhuruf a, huruf b, dan huruf c,
perlumembentuk Undang-Undang tentang
Pengelolaan Sumber Daya Nasionaluntuk
Pertahanan Negara;Mengingat:
SK No
009207
ASALINAN
Mengingat
Menetapkan
1.
2.
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-2-
Pasal
5 ayat
(1), Pasal20,
Pasal27
ayat (3), Pasal 30ayat (1) dan ayat (2)
Undang-UndangDasar
Negara Republik IndonesiaTahun
1945;Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2OO2
tentangPertahanan Negara (Lembaran Negara
Republik IndonesiaTahun
2OO2 Nomor3,
Tambahan Lembaran Negara Nomoral69l;
Dengan Persetujuan Bersama
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA dan
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA MEMUTUSKAN:
UNDANG-UNDANG
TENTANG
PENGELOLAAN SUMBER DAYA NASIONAL UNTUK PERTAHANAN NEGARA.BAB I
KETENTUAN UMUM Pasal 1
Dalam Undang-Undang
ini
yang dimaksud dengan:1. Pertahanan Negara adalah segala usaha untuk
mempertahankan kedaulatan negara,keutuhan
wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia,dan
keselamatan segenap bangsadari
ancaman serta gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara.2.
Ancamanadalah
setiapusaha dan
kegiatan,baik
daridalam negeri maupun luar negeri yang
bertentangan dengan Pancasila dan mengancamatau
membahayakan kedaulatan negara,keutuhan wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan keselamatan segenap bangsa.3. Sumber Daya
Nasionaladalah sumber daya
manusia, sumber daya alam, dan sumber daya buatan.4. Sumber
SK No
009208
AFRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-3-
4. Sumber Daya Manusia adalah warga negara
yangmemberikan daya dan usahanya untuk
kepentingan bangsa dan negara.5. Sumber Daya Alam adalah potensi yang
terkandung dalambumi, air,
dan udara yang dalamwujud
asalnyadapat didayagunakan untuk kepentingan
Pertahanan Negara.6.
Sumber DayaBuatan
adalah Sumber Daya Alam yangtelah ditingkatkan daya gunanya untuk
kepentingan Pertahanan Negara.7.
Saranadan
Prasarana Nasional adalahhasil budi
daya manusia yang dapat digunakan sebagaialat
penunjanguntuk kepentingan
Pertahanan Negaradalam
rangka mendukung kepentingan nasional.8.
KomponenUtama adalah Tentara Nasional
Indonesiayang siap digunakan untuk melaksanakan
tugas pertahanan.9. Komponen
Cadanganadalah Sumber Daya
Nasionalyang telah disiapkan untuk dikerahkan
melaluimobilisasi guna memperbesar dan
memperkuatkekuatan dan kemampuan Komponen Utama.
10.
Komponen Pendukungadalah Sumber Daya
Nasionalyang dapat digunakan untuk meningkatkan
kekuatandan kemampuan Komponen Utama dan
KomponenCadangan.
1
1. Bela
Negaraadalah tekad, sikap, dan perilaku
sertatindakan warga negara, baik secara
perseoranganmaupun kolektif dalam menjaga kedaulatan
negara,keutuhan
wilayah, dan keselamatan bangsa dan negara yangdijiwai
oleh kecintaannya kepada Negara KesatuanRepublik Indonesia yang berdasarkan
Pancasila danUndang-Undang Dasar Negara Republik
IndonesiaTahun 1945 dalam menjamin kelangsungan
hidup bangsa Indonesia dan Negara dari berbagai Ancaman.SK No
009209
A12. Pembinaan
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-4-
12.
Pembinaan Kesadaran Bela Negara adalah segala usaha,tindakan, dan kegiatan yang dilaksanakan
dalamrangka memberikan pengetahuan,
pendidikan,dan/atau pelatihan kepada warga negara
gunamenumbuhkembangkan sikap dan perilaku
serta menanamkannilai
dasar Bela Negara.13.
Mobilisasi adalah tindakan pengerahan dan penggunaansecara serentak Sumber Daya Nasional serta
Saranadan
Prasarana Nasionalyang telah dipersiapkan
dandibina
sebagai komponenkekuatan
Pertahanan Negarauntuk digunakan
secaratepat, terpadu, dan
terarahbagi
penanggulangansetiap Ancaman, baik dari luar
negerimaupun dari
dalam negeriyang
membahayakanpersatuan dan kesatuan bangsa serta
kelangsunganhidup
bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.14.
Demobilisasiadalah tindakan
penghentian pengerahandan
penggunaanSumber Daya
Nasionalserta
Saranadan
PrasaranaNasional setelah melaksanakan
tugas Mobilisasi.15.
Warga Negara adalah warga negara Republik Indonesia.16. Panglima Tentara Nasional Indonesia adalah
perwiratinggi militdr yang memimpin Tentara
Nasional Indonesia.17.
Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahandi
bidang pertahanan.18.
Pemerintah Pusat yang selanjutnyadisebut
Pemerintahadalah Presiden Republik Indonesia yang
memegangkekuasaan pemerintahan Negara Republik
Indonesiayang dibantu oleh Wakil Presiden dan
menterisebagaimana
dimaksud dalam
Undang-Undang Dasar Negara Repuhlik IndonesiaTahun
1945.SK No009210
ABAB II
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-5-
BAB II
ASAS, TUJUAN, DAN RUANG LINGKUP Bagian Kesatu
Asas Pasal 2
Penyelenggaraan pengelolaan
Sumber Daya Nasional untuk
Pertahanan Negara berdasarkan asas:a. tujuan;
b.
kesemestaan;c.
kejuangan;d.
kebersamaan dan gotong royong;e.
manfaat;f.
legalitas;g.
selektivitas;h.
efektivitas;i.
efisiensi; danj.
proporsionalitas.Bagian Kedua Tfijuan Pasal 3
Pengelolaan Sumber Daya Nasional
untuk
Pertahanan Negarabertujuan untuk
mentransformasikan Sumber Daya Manusia, Sumber DayaAlam, dan
Sumber DayaBuatan, serta
Saranadan
Prasarana Nasional menjadikekuatan
Pertahanan Negara yang siap digunakanuntuk
kepentingan Pertahanan Negara.Bagian Ketiga Ruang Lingkup
Pasal 4
(1)
PengelolaanSumber Daya Nasional untuk
PertahananNegara dipersiapkan seca-ra dini untuk menghadapi Ancaman.
SK
No009211
A(2) Ancaman . .
trRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-6-
(21
Ancaman sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas:a.
Ancaman militer;b.
Ancamannonmiliter; danlatau
c.
Ancaman hibrida.(3) Ancaman
sebagaimanadimaksud pada ayat (2)
dapatberwujud agresi, terorisme, komunisme,
separatisme,pemberontakan bersenjata, bencana alam,
kemsakan lingkungan, pelanggaran wilayah perbatasan, perompakandan pencurian sumber daya alam, wabah
penyakit, peredarandan
penyalahgunaannarkoba,
serangan siber, serang€rnnuklir,
seranganbiologi,
serangankimia,
atauwujud
Ancaman yang membahayakan kedaulatan negara,keutuhan wilayah
Negara KesatuanRepublik
lndonesia, dan keselamatan segenap bangsa.Pasal 5
(1)
PengelolaanSumber Daya Nasional untuk
Pertahanan Negara dilaksanakan melalui usaha:a.
Bela Negara;b.
penataan Komponen Pendukung;c.
pembentukan Komponen Cadangan;d.
penguatan Komponen Utama; dane.
Mobilisasi dan Demobilisasi.(21
Ketentuan mengenai pengelolaan Sumber Daya Nasionaldalam usaha
penguatan KomponenUtama
sebagaimanadimaksud pada ayat (1) huruf d dilaksanakan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.BAB III BELA NEGARA
Bagian Kesatu Umum Pasal 6
(1)
Setiap Warga Negaraberhak dan wajib ikut
serta dalamusaha Bela Negara yang diwujudkan
dalampenyelenggaraan Pertahanan Negara.
(2)
Keikutsertaan...
SK No
009212
AFRESTDEN
REPUBLIK TNDONESIA
-7
-(2)
KeikutsertaanWarga
Negaradalam usaha Bela
Negarasebagaimana
dimaksud pada ayat (1)
diselenggarakan melalui:a.
pendidikan kewarganegaraan;b.
pelatihan dasar kemiliteran secara wajib;c.
pengabdian sebagaiprajurit
Tentara Nasional Indonesia secara sukarela atau secara wajib; dand.
pengabdian sesuai dengan profesi.(3)
Hak Warga Negara dalam usaha Bela Negara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa:a. mendapatkan pendidikan kewarganegaraan
yangdilaksanakan melalui Pembinaan Kesadaran
Bela Negara;b. mendaftar
sebagaicalon anggota Tentara
Nasional Indonesia; danc. mendaftar sebagai calon anggota
KomponenCadangan.
(4) Kewajiban Warga Negara dalam usaha Bela
Negara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:a. kewajiban yang diberlakukan
kepada Warga Negarayang menjadi prajurit Tentara Nasional
Indonesia sebagai alat Pertahanan Negara; danb. kewajiban yang diberlakukan
kepada Warga Negarasebagai anggota Komponen Cadangan yang
di-Mobilisasi dalam
menghadapiAncaman militer
danAncaman hibrida.
(5) Pelatihan dasar kemiliteran secara wajib
sebagaimana dimaksud pada ayat (21huruf b diberlakukan kepada ca-lon Komponen Cadangan yang telah memenuhi persyaratan.Bagian Kedua
Pendidikan Kewarganegaraan Pasal 7
(1) Pendidikan kewarganegaraan sebagaimana
dimaksuddalam Pasal 6 ayat
(21huruf a dilaksanakan
melalui Pembinaan Kesadaran Bela Negara dengan menanamkannilai
dasar Bela Negara.SK No OO9213 A
(2)
Pembinaan...
trRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-8-
(2) Pembinaan Kesadaran Bela Negara
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diselenggarakandi
lingkup:a.
pendidikan;b.
masyarakat; danc.
pekerjaan.(3)
Nilai dasar Bela Negara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:a.
cinta tanah air;b.
sadar berbangsa dan bernegara;c.
setia pada Pancasila sebagai ideologi negara;d.
rela berkorbanuntuk
bangsa dan negara; dane.
kemampuan awal Bela Negara.Pasal 8
(1)
Pembinaan KesadaranBela
Negaralingkup
pendidikan sebagaimanadimaksud dalam
Pasal7 ayat
(2)huruf
adilaksanakan melalui sistem pendidikan nasional.
(21 Pembinaan Kesadaran Bela Negara
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diselenggarakan pada setiapjalur,
jenjang, danjenis
pendidikan.(3) Pembinaan Kesadaran Bela Negara melalui
sistem pendidikan nasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh Menteri bekerja sama dengan menteriyang
menyelenggarakanurusan
pemerintahandi
bidang pendidikan.Pasal 9
Pembinaan Kesadaran Bela Negara lingkup
masyarakatsebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (21 huruf
bditujukan
bagi Warga Negara yang meliputi:a.
tokoh agama;b.
tokoh masyarakat;c.
tokoh adat;d.
kader organisasi masyarakat;e.
kader organisasi komunitas;f.
kader organisasi profesi;g.
kader partaipolitik;
danh.
kelompok masyarakat lainnya.Pasal10...
SK
No009?14
APRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-9
-Pasal 10
Pembinaan Kesadaran Bela Negara lingkup
pekerjaansebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (21 huruf
cditujukan
bagi Warga Negara yang bekerja pada:a.
lembaga negara;b. kementerian/lembaga pemerintah nonkementerian
dan pemerintah daerah;c.
Tentara Nasional Indonesia;d.
Kepolisian Negara Republik Indonesia;e.
badan usahamilik
negaralbadan usahamilik
daerah;f.
badan usaha swasta; dang.
badanlain
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan.Pasal 1 1
(1)
Pemerintah menyelenggarakan Pembinaan Kesadaran Bela Negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8, Pasal 9, dan Pasal 10.(2) Dalam penyelenggaraan Pembinaan Kesadaran
Bela Negara sebagaimana dimaksud padaayat
(1), Pemerintah dapat bekerja sama dengan pemerintah daerah dan pihaklainnya
sesuai denganketentuan peraturan
perundang- undangan.(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai
penyelenggaraanPembinaan Kesadaran Bela Negara
sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur
denganPeraturan Pemerintah.
Pasal 12
(1) Dalam penyelenggaraan Pembinaan Kesadaran
BelaNegara sebagaimana dimaksud dalam Pasal
11,Pemerintah menetapkan kebijakan Pembinaan Kesadaran Bela Negara.
SK No OO9215 A
(2)
Kebijakan.
. .PRESIDEN
REFUBLIK TNDONESIA _ 10_
(21 Kebijakan
sebagaimanadimaksud pada ayat (1)
paling sedikitterdiri
atas:a.
perencanaan;b.
program kegiatan;c.
pelaksanaan;d.
pengawasan; dane.
evaluasi.(3) Ketentuan lebih lanjut
mengenaikebijakan
Pembinaan Kesadaran Bela Negara sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dan
ayat (2)diatur
dengan Peraturan Presiden.Bagian Ketiga
Pelatihan Dasar Kemiliteran secara Wajib Pasal 13
(1) Pelatihan dasar kemiliteran secara wajib
sebagaimanadimaksud dalam Pasal 6 ayat (2) huruf b
hanyadiberlakukan
bagi Warga Negara sebagai calon Komponen Cadangan yang telah memenuhi persyaratan.(2) Menteri bertanggung jawab atas
penyelenggaraanpelatihan dasar kemiliteran secara wajib untuk
pembentukan calon Komponen Cadangan.(3) Pelatihan dasar kemiliteran secara wajib
sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai
denganketentuan
mengenai pembentukan Komponen Cadangan yangdiatur
dalam Undang-Undang ini.Bagian Keempat
Pengabdian sebagai Prajurit Tentara Nasional Indonesia secara Sukarela atau secara Wajib
Pasal 14
Pengabdian sebagai
prajurit
Tentara Nasional Indonesia secara sukarelaatau
secara wajib sebagaimana dimaksud dalam Pasal6 ayat (2) huruf c dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.SK
No OO9216 ABagian Kelima
trRESTDEN
REPUBLIK TNDONESIA
- 11- Bagian
KelimaPengabdian sesuai dengan Profesi Pasal 15
(1) Setiap Warga
Negara melaksanakan pengabdian sesuai dengan profesinya sebagaimanadimaksud
dalam Pasal 6ayat (21huruf d
untuk
kepentingan Pertahanan Negara.(21
Pengabdian sesuai dengan profesi sebagaimana dimaksudpada ayat (1) disiapkan
secaradini untuk
menghadapiAncaman militer, Ancaman nonmiliter, dan
Ancaman hibrida.(3) Pengabdian sesuai dengan profesi untuk
menghadapiAncaman militer dan Ancaman hibrida
sebagaimanadimaksud pada ayat
(21dilakukan melalui
keanggotaan Komponen Cadangandan/atau
Komponen Pendukung.(41 Pengabdian sesuai dengan profesi untuk
menghadapi Ancamannonmiliter
sebagaimana dimaksud pada ayat (21dikoordinasikan oleh kementerian/lembaga
pemerintahnonkementerian sesuai dengan bidang profesi
yangberkaitan dengan tugas dan
fungsi
kementerianf lembaga pemerintah nonkementerian.Pasal 16
(1)
Pemerintahwajib
memberikan pembinaan kepada Warga Negaradalam
melaksanakan pengabdian sesuai dengan profesi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (4).(2)
Dalam melaksanakan pembinaan sebagaimana dimaksudpada ayat (1),
Pemerintahdapat bekerja sama
dengan organisasi profesi.(3) Ketentuan lebih lanjut
mengenaipembinaan dan
kerjasama dalam pelaksanaan pengabdian sesuai
dengan profesi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dan
ayat (2)diatur
dengan Peraturan Pemerintah.SK
No009217
ABAB IV
(1)
(21
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA _12_
BAB IV
KOMPONEN PENDUKUNG Bagian Kesatu
Umum Pasal 17
Komponen Pendukung
terdiri
atas:a.
Warga Negara;b.
Sumber Daya Alam;c.
Sumber Daya Buatan; dand.
Sarana dan Prasarana Nasional.Komponen Pendukung sebagaimana
dimaksud
pada ayat(1) merupakan salah satu wadah keikutsertaan
Warga Negara secarasukarela dan
pemanfaatan Sumber Daya Alam, Sumber DayaBuatan,
serta Saranadan
PrasaranaNasional dalam usaha penyelenggaraan
Pertahanan Negara.Pasal 18
Komponen Pendukung sebagaimana
dimaksud
dalampasal
17ayat
(1) dapat digunakan secara langsungatau tidak
langsunguntuk
menghadapi Ancamanmiliter
dan Ancaman hibrida.Pasal 19
(1)
Komponen Pendukung dikelola melalui kegiatan:a.
penataan; danb.
pembinaan.(2)
Penataandan pembinaan
sebagaimanadimaksud
padaayat (1) diselenggarakan dalam sistem tata
kelola Pertahanan Negara yang demokratis,menjunjung
prinsipkeadilan, menghormati hak asasi manusia,
danmemperhatikan lingkungan hidup sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.SK
No009218
ABagianKedua...
FRESIDEN
REPUBLTK INDONESIA
_13_
Bagian Kedua Penataan
Pasal 20
(1) Komponen Pendukung
sebagaimanadimaksud
dalam Pasal 17 ayat (1)huruf
aterdiri
atas:a.
anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia;b.
warga terlatih;c.
tenaga ahli; dand.
warga lainunsur
Warga Negara.(2) Komponen Pendukung
sebagaimanadimaksud
dalam Pasal 17 ayat (1)huruf b
danhuruf c terdiri
atas logistik wilayah dan cadangan material strategis.(3) Komponen Pendukung
sebagaimanadimaksud
dalam Pasal 17 ayat (1)huruf
dterdiri
atas:a.
sarana dan prasarana darat;b.
sarana dan prasarana laut;c.
sarana dan prasarana udara;d.
sarana dan prasarana siber dan antariksa; dane.
sarana dan prasarana lainnya.Pasal 21
(1)
Penataan Komponen Pendukung sebagaimana dimaksuddalam Pasal 19 ayat (1) huruf a dilaksanakan
melalui tahapan:a.
penyiapan; danb.
penetapan.(21
Penyiapan Komponen Pendukung sebagaimana dimaksudpada ayat (1) huruf a dilaksanakan melalui
tahapan kegiatan:a.
pendataan;b.
pemilahan;c.
pemilihan; dand.
verifikasi.(3)
Berdasarkanhasil
verifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (21huruf d, Menteri menetapkan Komponen Pendukung.SK
No OO9219 APasal22
PRESTDEN
REPUBLIK TNDONESIA
-14-
Pasal 22
(1) Kementerian yang menyelenggarakan
urusan pemerintahandi
bidang pertahanan bekerja sama dengan kementerian/lembaga dan pemerintah daerah melakukan penataan sebagaimana dimaksud dalam Pasal2l
ayat(ll
terhadap
Komponen Pendukungyang berada di
bawahpembinaan
danf ataudikelola oleh
kementerian/lembaga dan pemerintah daerah.(2)
Kementerian/lembaga dan pemerintah daerah menyerahkandata Komponen Pendukung yang diperlukan untuk
pelaksanaan penataan sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
Pasal 23
Penetapan Komponen Pendukung
tidak
menghilangkan:a. hak pemilik untuk mengalihkan hak
kepemilikan, mengelola, danf atau menggunakan;b. hak
pengelolauntuk
mengeloladanlatau
menggunakan;dan/atau
c. hak
kebendaan lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan,terhadap Sumber Daya Alam, Sumber Daya Buatan,
serta Sarana dan Prasarataa Nasional.Pasal 24
Ketentuan lebih lanjut mengenai penataan
KomponenPendukung
sebagaimanadimaksud dalam Pasal 20
sampaidengan Pasal 23
diatur
dengan Peraturan Pemerintah.Bagian Ketiga Pembinaan
Pasal 25
(1) Pembinaan Komponen Pendukung
sebagaimanadimaksud dalam Pasal 19 ayat (1) huruf b
merupakankegiatan peningkatan kualitas dan/atau
kuantitas Komponen Pendukung dalam usaha Pertahanan Negara.SK No
009220
A(2)
Kebijakan...
PRESIDEN
REPUBLTK INDONESIA _ 15_
(21 Kebijakan pembinaan Komponen
Pendukungsebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun
oleh Menteri berkoordinasi denganmenteri/pimpinan
lembaga.(3) Kementerian/lembaga dan pemerintah
daerah melaksanakan kebijakan pembinaan sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing.Pasal 26
(1) Pembinaan Komponen Pendukung
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 melalui kegiatan:a.
sosialisasi;b.
bimbingan teknis;dan/atau
c.
simulasi.(2) Kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1)dilaksanakan oleh tiap-tiap kementerian/lembaga
danpemerintah daerah yang bekerja sama
dengankementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pertahanan.
Pasal 27
Ketentuan lebih lanjut mengenai pembinaan
Komponen Pendukung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 dan Pasal 26diatur
dengan Peraturan Pemerintah.BAB V
KOMPONEN CADANGAN Bagian Kesatu
Umum Pasal 28
(1)
Komponen Cadanganterdiri
atas:a.
Warga Negara;b.
Sumber Daya Alam;c.
Sumber Daya Buatan; dand.
Sarana dan Prasarana NasionalSK
No009268
A(2) Komponen
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA _ 16_
(2)
Komponen Cadangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)huruf
a merupakan pengabdian dalam usaha pertahanan negara yang bersifat sukarela.(3)
Komponen Cadangan sebagaimanadimaksud pada
ayat(1) huruf b sampai dengan huruf d
merupakanpemanfaatan dalam usaha Pertahanan Negara.
Pasal 29
Komponen Cadangan sebagaimana
dimaksud dalam
Pasal 28ayat
(1)disiapkan untuk dikerahkan melalui
Mobilisasi guna memperbesardan memperkuat kekuatan dan
kemampuanKomponen Utama dalam
menghadapiAncaman militer
dan Ancaman hibrida.Pasal 30
(1)
Komponen Cadangan dikelola melalui kegiatan:a.
pembentukan dan penetapan;b.
pembinaan; danc.
penggunaan dan pengembalian.(2)
Pengelolaan Komponen Cadangan sebagaimana dimaksudpada ayat (1)
diselenggarakandalam sistem tata
kelola Pertahanan Negara yang demokratis,menjunjung
prinsipkeadilan, memperhatikan lingkungan hidup,
danmenghormati hak asasi manusia sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Bagian Kedua
Pembentukan dan Penetapan Paragraf 1
Pembentukan Pasal 31
Pembentukan Komponen Cadangan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 ayat (1)huruf
a dikelompokkan menjadi:a.
Komponen Cadangan matra darat;b.
Komponen Cadangan matralaut;
danc.
Komponen Cadangan matra udara.SK
No009?69
APasal 32
PRESIDEN
REPUBLIK TNDONESIA
-17-
Pasal 32
Pembentukan Komponen Cadangan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31terdiri
atas tahapan:a.
pendaftaran;b.
seleksi;c.
pelatihan dasar kemiliteran; dand.
penetapan.Pasal 33
(1) Setiap Warga
Negaraberhak mendaftar menjadi
calon Komponen Cadangan.(21 Setiap Warga Negara yang mendaftar menjadi
calon Komponen Cadangan sebagaimanadimaksud pada
ayat (1) harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:a. beriman dan bertakwa kepada T\rhan Yang
Maha Esa;b.
setia pada Negara Kesatuan Republik Indonesia yangberdasarkan
Pancasiladan
Undang-Undang Dasar Negara Republik IndonesiaTahun
1945;c. berusia minimal 18 (delapan belas) tahun
dan maksimal 35 (tigapuluh
lima) tahun;d.
sehat jasmani dan rohani; dane. tidak memiliki
catatankriminalitas
yang dikeluarkansecara tertulis oleh Kepolisian Negara
Republik Indonesia.Pasal 34
(1)
Setiapcalon
Komponen Cadanganyang telah
memenuhipersyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
33 mengikuti seleksi pembentukan.(21 Seleksi pembentukan calon Komponen
Cadangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:a.
seleksiadministratif;
danb.
seleksi kompetensi.Pasal35...
SK
No OO927O APRESTDEN REPUBLIK INDONESIA
_18_
Pasal 35
(1) Calon Komponen Cadangan yang lulus
seleksisebagaimana
dimaksud dalam
Pasal34 wajib
mengikuti pelatihan dasar kemiliteran selama 3 (tiga) bulan.(2)
Pelatihan dasarkemiliteran
sebagaimanadimaksud
pada ayat (1) menjadi tanggung jawab Menteri.Pasal 36
Calon Komponen Cadangan selama
mengikuti
pelatihan dasarkemiliteran
sebagaimanadimaksud dalam
Pasal35 ayat
(1)berhak memperoleh:
a.
uang saku;b.
perlengkapan perseorangan lapangan;c.
rawatan kesehatan; dand. pelindungan jaminan kecelakaan kerja dan jaminan
kematian.
Pasal 37
(1) Calon Komponen
Cadanganyang berasal dari unsur
Aparatur Sipil Negara dan pekerja/buruh
selamamenjalani pelatihan dasar kemiliteran sebagai
calonKomponen Cadangan tetap memperoleh
hak ketenagakerjaannyadan tidak
menyebabkan putusnyahubungan kerja dengan instansi atau
perusahaantempatnya bekerja.
(2) Calon
Komponen Cadanganyang berstatus
mahasiswaselama menjalani pelatihan dasar kemiliteran
sebagaicalon Komponen Cadangan tetap memperoleh
hak akademisnyadan tidak
menyebabkankehilangan
status sebagai peserta didik.Pasal 38
(1) Calon
Komponen Cadanganyang telah lulus
mengikutipelatihan dasar kemiliteran diangkat dan
ditetapkan menjadi Komponen Cadangan.SK
No009271
A(2) Pengangkatan. . .
FRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA _19_
(2) Pengangkatan dan penetapan Komponen
Cadangan sebagaimanadimaksud
padaayat
(1)dilaksanakan
oleh Menteri.Pasal 39
(1)
Komponen Cadangan yang telah diangkat dan ditetapkan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38 wajibdilantik
dan mengucapkansumpah/janji
Komponen Cadangan.(21 Sumpah/janji sebagaimana dimaksud pada ayat
(1)dilakukan menurut
agamaatau
kepercayaannya kepada T\rhan Yang Maha Esa.Pasal 40
Ketentuan lebih lanjut mengenai pembentukan
KomponenCadangan
sebagaimanadimaksud dalam Pasal 31
sampaidengan Pasal 39
diatur
dengan Peraturan Pemerintah.Paragraf 2
Kewajiban dan Hak Pasal 41
Komponen Cadangan sebagaimana
dimaksud dalam
Pasal 28 ayat (1)huruf
a wajib:a. setia dan taat pada Pancasila, Undang-Undang
DasarNegara Republik Indonesia Tahun 1945, dan
Negara Kesatuan Republik Indonesia;b.
menjaga persatuan dan kesatuan bangsa;c.
menaati ketentuan peraturan perundang-undangan;d.
melaksanakan tugas dengan penuh pengabdian, kejujuran, kesadaran, dan tanggung jawab;e. menunjukkan integritas dan keteladanan dalam
sikap, perilaku, ucapan, dan tindakan kepada setiap orang;f.
mengikuti pelatihan penyegaran; dang.
memenuhi panggilan Mobilisasi.SK
No OO9?72 APasal 42
trRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
_20_
Pasal 42
(1) Komponen Cadangan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal28
ayat (1)huruf
a berhak atas:a.
uang saku selama menjalani pelatihan;b.
tunjangan operasi pada saat Mobilisasi;c.
rawatan kesehatan;d.
pelindunganjaminan
kecelakaankerja
dan jaminan kematian; dane.
penghargaan.(2) Ketentuan lebih lanjut
mengenai besarandan tata
carapemberian tunjangan operasi pada saat
Mobilisasi sebagaimanadimaksud pada ayat (1) huruf b diatur
dengan Peraturan Presiden.
Paragraf 3 Masa Pengabdian
Pasal 43
Masa pengabdian Komponen Cadangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
28
ayat (1)huruf
aterdiri
atas:a.
masaaktif;
danb.
masatidak
aktif.Pasal 44
(1)
Masaaktif
Komponen Cadangan sebagaimana dimaksuddalam
Pasal43 huruf a merupakan masa
pengabdianKomponen Cadangan pada saat mengikuti
pelatihan penyegaran danf atau pada saat Mobilisasi.(21
Masatidak aktif
sebagaimanadimaksud
dalam Pasal 43huruf b merupakan masa pengabdian
KomponenCadangan dengan melaksanakan pekerjaan dan/atau
profesi semula.SK
No009273
APasal 45
trRESIDEN
REPUBLTK INDONESIA
-2t-
Pasal 45
(1)
Komponen Cadanganyang
berasaldari unsur
AparaturSipil
Negaradan pekerja/buruh
selamamenjalani
masaaktif
sebagaimana dimaksud dalam Pasal44
ayat (1) tetapmemperoleh hak ketenagakerjaannya dan
tidak menyebabkanputusnya hubungan kerja
dengan instansi atau perusahaan tempatnya bekerja.(21
Komponen Cadanganyang berstatus
mahasiswa selama menjalani masaaktif
sebagaimana dimaksud dalam Pasal44
ayat (1) tetap memperolehhak
akademisnya dantidak
menyebabkan kehilangan status sebagai peserta didik.Pasal 46
Bagi Komponen
Cadanganselama masa aktif
sebagaimana dimaksud dalam Pasal44
ayat (1) diberlakukanhukum
militer.Pasal 47
Komponen Cadangan melaksanakan pengabdian
sebagaiKomponen
Cadangansampai dengan usia paling tinggi
48 (empatpuluh
delapan) tahun.Pasal 48
Ketentuan
lebih lanjut
mengenai masa pengabdian KomponenCadangan
sebagaimanadimaksud dalam Pasal 43
sampai dengan Pasal47
diatur dengan Peraturan Pemerintah.Paragraf 4 Pemberhentian
Pasal 49
(1)
Komponen Cadangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 ayat (1)huruf
a diberhentikan dengan hormatjika:
a. telah menjalani masa pengabdian sampai
dengan usia 48 (empatpuluh
delapan) tahun;b. sakit yang
menyebabkantidak dapat
melanjutkan sebagai Komponen Cadangan;c.gugur.
. .SK
No009274
AFRESIDEN
REPUBLIK TNDONESIA
-22-
c.
gugur, tewas, atau meninggal dunia; ataud. tidak ada kepastian atas dirinya,
setelah6
(enam)bulan
sejakdinyatakan hilang dalam tugas
sebagai Komponen Cadangan.(21
Komponen Cadangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal28 ayat (1) huruf a diberhentikan dengan tidak hormatjika:
a. menganut, mengembangkan, serta
menyebarkanajaran atau paham yang bertentangan
dengan Pancasila;b. menjadi anggota dalam organisasi
terlarangberdasarkan putusan pengadilan yang
telahmemperoleh kekuatan hukum tetap dan/atau
peraturan perundang-undangan ;
c. melakukan tindakan yang dapat
mengancam atau membahayakan keamanandan
keselamatan negara dan bangsa;d.
mempunyaitabiat dan/atau perbuatan yang
nyata- nyata dapat merugikandisiplin; dan/atau
e. dijatuhi pidana
penjara denganhukuman di atas
1 (satu)tahun
berdasarkanputusan
pengadilan yang telah memperoleh kekuatanhukum
tetap.Pasal 50
Ketentuan lebih lanjut
mengenaipemberhentian
KomponenCadangan
sebagaimanadimaksud dalam Pasal 49 diatur
dengan Peraturan Pemerintah.Paragraf 5
Penetapan Sumber Daya Alam, Sumber Daya Buatan, serta Sarana dan Prasarana Nasional
Pasal 51
Sumber Daya
Alam,
Sumber DayaBuatan, serta
Sarana danPrasarana Nasional
sebagaimanadimaksud dalam Pasal
28ayat (1) huruf b, huruf c, dan huruf d ditetapkan
menjadi Komponen Cadangan setelah melalui tahapan:a.
verifikasi; danb.
klasifikasi.SK No
009275
APasal 52 . .
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESTA
_23_
Pasal 52
(1) Verifikasi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 51huruf
adilaksanakan melalui kegiatan pendataan
terhadap Sumber DayaAlam,
Sumber DayaBuatan,
serta Saranadan
Prasarana Nasionalyang memenuhi syarat
sebagai Komponen Cadangan.(2)
Sumber DayaAlam,
Sumber DayaBuatan,
serta Saranadan Prasarana Nasional yang diverifikasi
sebagaimanadimaksud
padaayat
(1) berasaldari
Sumber Daya Alam,Sumber Daya Buatan, serta Sarana dan
PrasaranaNasional yang ditetapkan sebagai Komponen pendukung.
Pasal 53
Sumber
DayaAlam,
Sumber DayaBuatan, serta
Sarana danPrasarana Nasional yang telah diverif,rkasi
sebagaimanadimaksud dalam Pasal 52 diklasifikasikan melalui
kegiatanpemilahan dan pengelompokan sesuai dengan
kematraan Komponen Cadangan sebagaimana dimaksud dalam pasal 31.Pasal 54
(1)
Setelah tahapanklasifikasi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 53, Sumber Daya Alam, Sumber Daya Buatan, sertaSarana dan Prasarana Nasional ditetapkan
menjadi Komponen Cadangan.(2)
PenetapanSumber Daya Alam, Sumber Daya
Buatan,serta Sarana dan Prasarana Nasional
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh Menteri.(3) Dalam menetapkan Sumber Daya Alam, Sumber
Daya Buatan, serta Sarana dan Prasarana Nasional sebagaimanadimaksud pada ayat (1), Menteri terlebih
dahulu berkoordinasi dengan menteri/pimpinan lembaga terkait.(41
Penetapan Komponen Cadangan sebagaimana dimaksudpada ayat (2) diberitahukan kepada pemilik
atau pengelola Sumber Daya Alam, Sumber Daya Buatan, serta Sarana dan Prasarana Nasional.Pasal
55.
. .SK
No009276
AtrRESIDEN
REPUBLIK TNDONESIA
-24-
Pasal 55
Penetapan Komponen Cadangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 54
tidak
menghilangkan:a. hak pemilik untuk mengalihkan hak
kepemilikan, mengelola, danf atau menggunakan;dan/atau
b.
hak pengelolauntuk
mengeloladanlatau
menggunakan,terhadap Sumber Daya Alam, Sumber Daya Buatan,
serta Sarana dan Prasarana Nasional.Pasal 56
Ketentuan lebih lanjut mengenai penetapan Sumber
DayaAlam, Sumber Daya Buatan, serta Sarana dan
PrasaranaNasional
sebagaimanadimaksud dalam Pasal 51
sampaidengan Pasal 55
diatur
dengan Peraturan Pemerintah.Bagian Ketiga Pembinaan
Paragraf 1
Warga Negara Pasal 57
(1)
Pembinaan Komponen Cadangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal28
ayat (1)huruf
a merupakan kegiatan yangbertujuan untuk
meningkatkankualitas, nilai
guna, dan daya gunauntuk
kepentingan Pertahanan Negara.(21
Pembinaan Komponen Cadangan sebagaimana dimaksudpada ayat (1) dilaksanakan dengan mengacu
pada kebijakanumum
Pertahanan Negara.(3)
Pembinaan Komponen Cadangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi tanggung jawab Menteri.SK
No009277
APasal 58
FRESIDEN
REPUBLIK TNDONESIA
-25-
Pasal 58
(1)
Pembinaan Komponen Cadarlgan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 57 dilakukan selama masa pengabdian sesuai dengan matra sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31.(2)
Pembinaan Komponen Cadangan sebagaimana dimaksudpada ayat
(1)meliputi
kegiatan pembinaanadministratif
dan pembinaan kemampuan.Paragraf 2
Sumber Daya Alam, Sumber Daya Buatan, serta Sarana dan Prasarana Nasional
Pasal 59
(1)
Pembinaan Komponen Cadangan sebagaimana dimaksuddalam
Pasal28 ayat
(1)huruf b, huruf c, dan huruf
ddilakukan
melalui pemeliharaan dan perawatan.(2) Pemeliharaan dan perawatan sebagaimana
dimaksudpada ayat
(1)dilaksanakan oleh pemilik atau
pengelola Sumber DayaAlam,
Sumber DayaBuatan,
serta Saranadan
Prasarana Nasionaldi
bawah supervisi kementerian/lembaga
terkait
sesuai dengan tugas dan fungsi.Pasal 60
Ketentuan lebih lanjut mengenai pembinaan
KomponenCadangan
sebagaimanadimaksud dalam Pasal 57
sampaidengan Pasal 59
diatur
dengan Peraturan Pemerintah.Bagian Keempat
Penggunaan dan Pengembalian Pasal 61
(1) Komponen Cadangan sebagaimana dimaksud
dalamPasal 28 digunakan untuk memperbesar
danmemperkuat Komponen Utama setelah
pernyataanMobilisasi oleh Presiden.
SK
No009278
A(2) Penggunaan
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-26-
(21
Penggunaan Komponen Cadangan sebagaimana dimaksudpada ayat (1) berada di bawah komando dan
kendaliPanglima Tentara Nasional Indonesia.
Pasal 62
(1) Komponen
Cadangandikembalikan setelah
pernyataan Demobilisasi oleh Presiden.(21
PengembalianKomponen Cadangan berada di
bawahkomando dan kendali Panglima Tentara Nasional Indonesia.
BAB VI
MOBILISASI DAN DEMOBILISASI Bagian Kesatu
Mobilisasi Pasal 63
(1) Dalam hal seluruh atau sebagian wilayah
NegaraKesatuan Republik Indonesia dalam keadaan
daruratmiliter atau
keadaan perang, Presiden dapat menyatakan Mobilisasi.(2) Dalam menyatakan Mobilisasi
sebagaimana dimaksudpada ayat
(1), Presidenharus
mendapatkan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat.(1) (2)
Pasal 64
Mobilisasi dikenakan terhadap Komponen Cadangan.
Komponen Pendukung yang dikenai Mobilisasi
harusditingkatkan
statusnya menjadi Komponen Cadangan.Pasal 65
(1)
Komponen Pendukung yangtidak ditingkatkan
statusnyamenjadi Komponen Cadangan wajib
memberikandukungan pada saat Mobilisasi yang dikoordinasikan oleh kementerian/lembaga sesuai dengan tugas dan fungsi.
SK No OO9279 A
(21 Komponen. . .
FRESIDEN
REPUBLIK TNDONESIA
-27
-(2)
Komponen Pendukung sebagaimanadimaksud
pada ayat( 1) bersifat nonkombatan.
Pasal 66
(1) Komponen
Cadanganyang berasal dari unsur
Warga Negara wajib memenuhi panggilanuntuk
Mobilisasi.(2) Setiap pemilik dan/atau
pengelolaSumber
Daya Alam,Sumber Daya Buatan, serta Sarana dan
PrasaranaNasional
yang ditetapkan statusnya
sebagai KomponenCadangan wajib menyerahkan pemanfaatannya untuk
kepentingan Mobilisasi.Pasal 67
(1)
Komponen Cadangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal66 ayat (1) yang gugur, tewas, dinyatakan
hilang,dan/atau cacat
selama melaksanakantugas
Mobilisasi diperlakukan dan diberikanhak
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.(2)
Sumber DayaAlam,
Sumber DayaBuatan,
serta Saranadan
Prasarana Nasionalmilik
swastaatau
perseoranganyang digunakan pada saat Mobilisasi,
diperlakukan sebagaimilik
negara, dan diberi rawatan kedinasan sesuai dengansistem
pembinaanmateriel dilaksanakan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.(3)
Segalabentuk pajak yang dikenakan atas
Sumber Daya Alam, Sumber DayaBuatan,
serta Saranadan
Prasarana Nasionalmilik
swastaatau
perseorangan yang digunakanselama Mobilisasi dibebankan kepada negara
dandilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.SK
No009280
A(4)
SumberPRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-28-
(4)
Sumber DayaAlam,
Sumber DayaBuatan,
serta Saranadan
Prasarana Nasionalmilik
swastaatau
perseorangan yang digunakan pada saat Mobilisasitidak
menyebabkanputusnya hubungan kepemilikan dengan
pemiliknyadan / atau pengelolanya.
Pasal 68
Ketentuan lebih lanjut mengenai Mobilisasi
sebagaimanadimaksud dalam Pasal 63 sampai dengan Pasal 67 diatur
dengan Peraturan Pemerintah.
Bagian Kedua Demobilisasi
Pasal 69
(1)
Dalamhal
keadaandarurat militer atau
keadaan perang sebagaimanadimaksud dalam Pasal 63 sudah
dapatdiatasi, Presiden menyatakan Demobilisasi
dengan persetujuan Dewan Perwakilan Ralryat.(2) Demobilisasi sebagaimana dimaksud pada ayat
(1)diberlakukan bagi Komponen Cadangan.
Pasal 70
Demobilisasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal
69 diselenggarakan secara bertahap guna memulihkan fungsi dantugas umum pemerintahan dan kehidupan sosial
ekonomi masyarakat.Pasal 71
(1)
Komponen Cadangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal66
ayat (1)yang telah
selesai di-Mobilisasi dikembalikan ke fungsi dan status semula melalui Demobilisasi.(2) Pemerintah
SK
No009281
AFRESIDEN
REFUBLIK INDONESIA
-29-
(21
Pemerintahwajib
mengembalikan Komponen Cadangan sebagaimanadimaksud pada ayat (1)
dengandidahului
rehabilitasi.Pasal T2
(1)
Sumber DayaAlam,
Sumber DayaBuatan,
serta Sarana dan Prasarana Nasionalmilik
Pemerintah dan pemerintah daerah,milik
swasta,dan milik
perseorangan yang telah selesaidi-Mobilisasi wajib dikembalikan ke fungsi
dan status semula melalui Demobilisasi.(2) Pemerintah wajib
mengembalikanSumber Daya
Alam,Sumber Daya Buatan, serta Sarana dan
PrasaranaNasional
milik
Pemerintahdan
pemerintah daerah,milik
swasta,milik
perseorangan sebagaimanadimaksud
padaayat (1) dengan disertai kompensasi sesuai
dengankemampuan keuangan Negara.
(3)
Sumber DayaAlam,
Sumber DayaBuatan,
serta Sarana dan Prasarana Nasional sebagaimana dimaksud pada ayat(2) dikembalikan kepada pemilik dan/atau
pengelolasetelah Demobilisasi paling lama 3 (tiga) tahun.
Pasal 73
Komponen Cadangan
yang telah di-Mobilisasi dan
pengeloladan/atau pemilik yang menyerahkan pemanfaatan
Sumber Daya Alam, Sumber Daya Buatan, serta Sarana dan PrasaranaNasional untuk Mobilisasi dianugerahi tanda
kehormatandan/atau gelar kehormatan oleh negara sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.Pasal T4
Ketentuan lebih lanjut
mengenaiDemobilisasi
sebagaimanadimaksud dalam Pasal 69 sampai dengan Pasal 73 diatur
dengan Peraturan Pemerintah.BAB VII
SK
No009?82
APRESIDEN
REPUBLIK TNDONESIA
-30-
BAB VII PENDANAAN
Pasal 75
Pendanaan
yang diperlukan untuk
pengelolaan Sumber DayaNasional untuk Pertahanan Negara
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 bersumber dari:a.
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;b.
anggaran pendapatan dan belanja daerah;dan/atau
c.
sumber pendanaanlain
yang sah dantidak
mengikat yangdiatur
dengan peraturan perundang-undangan.BAB VIII PENGAWASAN
Pasal 76
(1)
Pengawasanusaha Bela Negara, penataan
KomponenPendukung, dan pembentukan Komponen
Cadangandilaksanakan oleh komisi di Dewan Perwakilan
Rakyatyang mempunyai ruang lingkup tugas di
bidang pertahanan.(21
Pengawasanoleh komisi di Dewan Perwakilan
Rakyat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.BAB IX
KETENTUAN PIDANA Pasal 77
(1) Setiap Komponen Cadangan yang dengan
sengajamembuat dirinya tidak memenuhi panggilan
Mobilisasi atau melakukantipu
muslihat yang menyebabkan dirinyaterhindar dari Mobilisasi
sebagaimanadimaksud
dalam Pasal66
ayat (1) dipidana denganpidana
penjara paling lama 4 (empat) tahun.(2)
SetiapSK
No009283
AFRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA - 31 -
(2)
Setiap orangyang
dengan sengajaatau melakukan tipu muslihat
membuat Komponen Cadangantidak
memenuhi panggilan Mobilisasi sebagaimanadimaksud
dalam Pasal66
ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun.Pasal 78
(1)
Setiap pemberikerja dan/atau
pengusahaatau
lembaga pendidikan yang dengan sengaja menyebabkan putusnyahubungan keda atau hubungan pendidikan bagi
calonKomponen Cadangan selama melaksanakan
pelatihan dasar kemiliteran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37 dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun.(2)
Setiap pemberikerja dan/atau
pengusahaatau
lembaga pendidikan yang dengan sengaja menyebabkan putusnyahubungan keda atau hubungan pendidikan
bagiKomponen Cadangan selama menjalani masa aktif
sebagaimanadimaksud
dalam Pasal45
dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun.Pasal 79
(1)
Setiap orang yang dengan sengaja atau tanpa alasan yangsah tidak menyerahkan pemanfaatan sebagian
atauseluruh Sumber Daya Alam, Sumber Daya
Buatan,dan/atau
Saranadan
Prasarana Nasionalmiliknya
yangtelah ditetapkan menjadi Komponen Cadangan untuk digunakan dalam Mobilisasi sebagaimana
dimaksuddalam
Pasal66
ayat (2)dipidana
dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun.(2) Setiap orang yang melakukan tipu muslihat
sehingga menyebabkandirinya atau
oranglain tidak
menyerahkan sebagianatau seluruh
Sumber Daya Alam, Sumber DayaBuatan, dan/atau Sarana dan Prasarana
Nasionalmiliknya yang telah ditetapkan menjadi
KomponenCadangan untuk digunakan dalam
Mobilisasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal66
ayat (2) dipidana dengan pidana penjara paling lama4
(empat) tahun.SK
No009284
APasal 80
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-32-
Pasal 80
Setiap pejabat yang dengan sengaja
menyalahgunakankekuasaannya dengan tidak menyerahkan kembali
SumberDaya Alam, Sumber Daya Buatan, dan/atau Sarana
dan Prasarana Nasional Komponen Cadangan yang telah digunakandalam Mobilisasi kepada pemilik semula
sebagaimanadimaksud dalam
Pasal72 ayat
(21dipidana dengan
pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun4
(empat) bulan.Pasal 81
Setiap orang yang dengan sengaja memberikan
atau menjanjikan sesuatu kepada oranglain,
mempengaruhi dengankekerasan atau dengan ancaman kekerasan,
ataumenganjurkan
oranglain untuk tidak
menyerahkan sebagianatau seluruh
pemanfaatan Sumber DayaAlam,
Sumber DayaBuatan, dan/atau
Saranadan
Prasarana Nasional KomponenCadangan yang diperlukan untuk kepentingan
Mobilisasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal66
ayat (2) dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun 4 (empat) bulan.Pasal 82
Setiap orarlg yang karena
kealpaannyatidak
menyerahkankembali
Sumber DayaAlam,
Sumber DayaBuatan,
dan/atau Saranadan
Prasarana Nasionalyang telah digunakan
dalam Mobilisasi kepada pengeloladan/atau pemilik
semula dan/atautidak
melaksanakan pengembalian Sumber Daya Alam, Sumber Daya Buatan,dan/atau
Sarana dan Prasarana Nasional ke fungsidan status
semula sebagaimana dimaksud dalam Pasal72
ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun.Pasal 83
Setiap pejabat yang karena
kealpaannyatidak
menyerahkankembali
Sumber DayaAlam,
Sumber DayaBuatan, dan/atau Sarana dan Prasarana Nasional Komponen
Cadangan yangtelah digunakan dalam
Mobilisasi kepada pengeloladan/atau pemilik
semula sebagaimana dimaksud dalam Pasal72
ayat (2)dipidana
denganpidana
penjarapaling lama 2
(dua)tahun
8 (delapan) bulan.BAB X
SK
No009285
APRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-33-
BAB X
KETENTUAN PENUTUP Pasal 84
Pada saat Undang-Undang ini berlaku semua
peraturan pelaksanaan Undang-Undang Nomor27 Tahun l9g7
tentangMobilisasi dan Demobilisasi (Lembaran Negara
Republik IndonesiaTahun
L997 Nomor 75, Tambahan Lembaran NegaraRepublik
IndonesiaNomor
3704)'dan
Undang-Undang Nomor56 Tahun 1999 tentang Ralryat Terlatih
(Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 1999 Nomor 184,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3905) dinyatakantetap berlaku sepanjang tidak bertentangan atau
diganti dengan yang baru berdasarkan Undang-Undang ini.Pasal 85
Pada saat Undang-Undang
ini
mulai berlaku:a.
Undang-Undang Nomor27 Tahun
L997 tentang Mobilisasidan Demobilisasi
(Lembaran NegaraRepublik
IndonesiaTahun 1997 Nomor 75, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3704); danb.
Undang-UndangNomor 56 Tahun 1999 tentang
RakyatTerlatih
(Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun lggg
Nomor 184, Tambahan Lembaran Negara
Repubtik Indonesia Nomor 3905),dicabut dan dinyatakan
tidak
berlaku.Pasal 86
Peraturan pelaksanaan dari
Undang-Undangini
ditetapkanpaling lama 2
(dua)tahun terhitung
sejak Undang-Undangini
diundangkan.Pasal 87
Undang-Undang
ini
mulai berlaku pada tanggal diundangkan.SK No
009286
AAgar
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
-34-
Agar setiap orang mengetahuinya,
memerintahkan pengundangan Undang-Undangini dengan
penempatannya dalam l,embaran Negara Republik Indonesia.Disahkan di Jakarta
pada tanggal 24 Oktober 2OL9 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
ttd
JOKO WIDODO Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 24 Oktober 2OL9
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,
YASONNA H. LAOLY
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2019 NOMOR 211
Salinan sesuai dengan aslinya KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA
LIK INDONESIA
Hukum dan Penrndang- undangan,
ttd
a
SK No 015218 A
vanna Djaman
PRESIDEN
REPUBLTK INDONESIA
PENJELASAN ATAS
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2019
TENTANG
PENGELOLAAN SUMBER DAYA NASIONAL UNTUK PERTAHANAN NEGARA
I.
UMUMPertahanan Negara bagi suatu bangsa yang berdaulat merupakan
suatu cara untuk menjaga, melindungi, dan
mempertahankankeutuhan,
persatuandan
kesatuan, serta kedaulatan bangsa terhadap segala bentuk Ancaman. Bangsa Indonesiamemiliki
cara sendiriuntuk
membangunsistem
Pertahanan Negaranyd,yaitu sistem
pertahananyang bersifat semesta dengan melibatkan 'seluruh Warga
Negara, wilayah,dan
Sumber Daya Nasional lainnya, yang dipersiapkan secaradini
oleh Pemerintah dan diselenggarakan secara totAl, terpadu, terarah,dan berkelanjutan untuk
menegakkankedaulatan
negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan segenap bangsa dari segala Ancaman.Konsep Pertahanan Negara
yang bersifat
semesta tersebutlahir dari sejarah panjang
perjuanganrakyat
Indonesiayang diawali
padamasa penjajahan, masa
kemerdekaan,masa mengisi
kemerdekaan sampai sekarang. Kesemestaanyang dibangun telah terbukti
mampu merebut dan mempertahankan kemerdekaan darikaum
kolonialis pada masa revolusi perang kemerdekaan.Hakikat Pertahanan Negara yang bersifat semesta
tersebut, penyelenggaraannyadidasarkan pada kesadaran atas hak
dan kewajiban Warga Negara serta keyakinan padakekuatan
sendiri, yangdisusun berdasarkan prinsip demokrasi, hak asasi
manusia,kesejahteraan
umum, lingkungan hidup, ketentuan hukum
nasional,hukum
internasional, dan kebiasaan internhsional, sertaprinsip
hidup berdampingan secaradamai
dengan memperhatikankondisi
geografis Indonesia sebagai negara kepulauan dan negara maritim.SK
No009288
AMelalui
PRESIDEN
REPUBLIK TNDONESIA
-2-
Melalui prinsip dasar tersebut, tujuan
penyelenggaraan Pertahanan Negara adalahuntuk
menjagadan
melindungi kedaulatan negara,keutuhan wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia, serta keselamatan segenap bangsa. Dalam mencapaitujuan
tersebut, fungsiPertahanan Negara
diselenggarakandengan memanfaatkan
seluruhpotensi Sumber Daya
Nasionalserta
Saranadan
Prasarana Nasional sebagaibagian penting dari
komponen Pertahanan Negara sekaligus digunakan bagi kesejahteraan ralryat.Pengelolaan
sumber Daya
Nasionaluntuk
Pertahanan Negarabertujuan untuk
mentransformasikan Sumber Daya Nasional menjadikekuatan
Pertahanan Negara yang siap digunakanuntuk
kepentingan Pertahanan Negaramelalui usaha Bela
Negara, penataan Komponen Pendukung, dan pembentukan Komponen Cadangan.Bela
Negaramerupakan hak dan kewajiban bagi
setiap Warga Negara yang diselenggarakan melalui usaha Pertahanan Negarauntuk
menegakkankedaulatan negara, menjaga keutuhan wilayah
Negara KesatuanRepublik
Indonesia,dan
keselamatan segenap bangsa. BelaNegara dilaksanakan atas dasar kesadaran warga Negara
sertakeyakinan
padakekuatan
sendiriyang
ditumbuhkembangkan melaluiusaha Bela Negara. Usaha Bela Negara diselenggarakan
melalui pendidikan kewarganegaraan, pelatihan dasar kemiliteran secara wajib, pengabdian sebagaiprajurit
Tentara Nasional Indonesia secara sukarelaatau
secarawajib, dan
pengabdian sesuai dengan profesi. Usaha Bela Negarabertujuan untuk
memeliharajiwa
nasionalisme Warga Negara dalam upaya pemenuhanhak
dan kewajibannya terhadap Bela Negarayang diwujudkan dengan
Pembinaan KesadaranBela
Negara demi tercapainyatujuan
dan kepentingan nasional.Komponen Pendukung merupakan salah
satu
wadahdan
bentuk keikutsertaanwarga
Negaradan
pemanfaatan Sumber Daya Nasional lainnya dalam usaha Pertahanan Negara yang secara langsung atau tidaklangsung dapat digunakan untuk meningkatkan kekuatan
dankemampuan Komponen Utama dan Komponen Cadangan
dalam menghadapi Ancamanmiliter.
Komponen Pendukungterdiri
atas Warga Negara, Sumber DayaAlam,
Sumber DayaBuatan, serta
Sarana dan Prasarana Nasional. Pengelolaan Komponen Pendukung meliputi kegiatan penataandan
pembinaan yang dilaksanakan oleh kementerian/lembaga berdasarkan kebijakan umum Pertahanan Negara. Pengelolaan Komponen Pendukung dilaksanakandalam
sistemtata kelola
Pertahanan Negara yang demokratis, berkeadilan, dan menghormati hak asasi manusia serta menaati peraturan perundang-undangan.Komponen
SK No
009289
AFRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-3-
Komponen Cadangan merupakan