• Tidak ada hasil yang ditemukan

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT-69806/PP/M.VIB/16/2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT-69806/PP/M.VIB/16/2016"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT-69806/PP/M.VIB/16/2016

Jenis Pajak : PPN

Tahun Pajak : 2007

Pokok Sengketa : bahwa nilai sengketa terbukti dalam sengketa banding ini adalah berupa koreksi Dasar Pengenaan Pajak Penyerahan Pajak Pertambahan Nilai Barang Dan Jasa Masa Pajak Januari s.d. Desember 2007 sebesar Rp6.583.899.049,00 yang tidak disetujui oleh Pemohon Banding;

Dokumen ini diketik ulang dan diperuntukan secara eksklusif untuk www.ortax.org dan TaxBase, 2022

(2)

Menurut Terbanding : bahwa koreksi Penyerahan yang PPN-nya harus dipungut sendiri sebesar Rp6.583.899.049,00 dengan alasan Koreksi Terbanding karena terdapat penghasilan dari jasa proses minyak mentah milik Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java;

Landasan Hukum dan Pertimbangan

- Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah sebagaimana telah diubah dengan Undang¬Undang Nomor 18 Tahun 2000

Pasal 1 angka 5

“Jasa adalah setiap kegiatan pelayanan berdasarkan suatu perikatan atau perbuatan hukum yang menyebabkan suatu barang atau fasilitas atau kemudahan atau hak tersedia untuk dipakai, termasuk jasa yang dilakukan untuk menghasilkan barang karena pesanan atau permintaan dengan bahan dan atas petunjuk dari pemesan;”

Pasal 1 angka 6

“Jasa Kena Pajak adalah jasa sebagaimana dimaksud dalam angka 5 yang dikenakan pajak berdasarkan Undang-undang ini.”

Pasal 4 huruf c

“Pajak Pertambahan Nilai dikenakan atas penyerahan Jasa Kena Pajak di dalam Daerah Pabean yang dilakukan oleh Pengusaha”

Memori penjelasan:

“Pengusaha yang melakukan kegiatan penyerahan Jasa Kena Pajak meliputi baik Pengusaha yang telah dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3A ayat (1) maupun Pengusaha yang seharusnya dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak tetapi belum dikukuhkan. Penyerahan jasa yang terutang pajak harus memenuhi syaratsyarat sebagai berikut:

a. jasa yang diserahkan merupakan Jasa Kena Pajak, b. penyerahan dilakukan di dalam Daerah Pabean, dan

c. penyerahan dilakukan dalam kegiatan usaha atau pekerjaannya.

Termasuk dalam pengertian penyerahan Jasa Kena Pajak adalah Jasa Kena Pajak yang dimanfaatkan untuk kepentingan sendiri dan atau Jasa Kena Pajak yang diberikan secara cuma-cuma.

b. Peraturan Pemerintah Nomor 144 Tahun 2000 tentang Jenis Barang dan Jasa yang tidak dikenakan Pajak Pertambahan Nilai;

Data dan Fakta Yang Diperoleh Pada Saat Penelitian Keberatan

bahwa terkait data yang diperlukan oleh Terbanding dalam memproses keberatan Pemohon Banding, Terbanding telah mengirimkan permintaan data/dokumen dan informasi ke1 dengan surat nomor S-3517/WPJ.07/BD.05/2013 tanggal 15 April 2013 dan permintaan data/ dokumen dan informasi ke2 dengan surat nomor S- 105/WPJ.07/BD.05/2014 tanggal 7 Januari 2014. Data/ dokumen yang diminta adalah sebagai berikut:

a. Akta pendirian perusahaan dan akta perubahan terakhir dan akta yang menunjukkan Sdr. QWE sebagai pengurus;

b. SPT Tahunan PPh 2007 beserta laporan keuangan yang telah diaudit,

c. SPT PPN Masa Januari s.d. Desember 2007 dan SPT Pembetulan pembetulannya beserta LPAD/tanda bukti lapor ke KPP,

d. General Ledger terkait objek yang disengketakan,

e. Rincian perhitungan pemrosesan, penyimpanan dan pengapalan crude oil oleh Wajib Pajak terkait penggantian processing agreement yang disertai dengan agreement/kontrak; invoice tagihan;bukti pembayaran berupa rekening koran dan bukti lainnya yang mendukung alasan keberatan saudara,

f. Gambaran proses bisnis,

g. Data lain yang mendukung alasan keberatan Pemohon Banding,

h. Surat Kuasa khusus apabila Pemohon Banding memberikan kuasa kepada pihak lain dan yang diberi kuasa harus memenuhi ketentuan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 22/PMK.03/2008,

i. Surat Pernyataan yang telah diisi,

j. Kontrak PSC (Production Sharing Contract), k. Kontrak Processing agreement,

bahwa data/dokumen yang diberikan oleh Pemohon Banding adalah sebagai berikut:

a. Unanimous Written Resolution tentang Resignation/Appointment of Vice President;

b. SPT Tahunan PPh tahun 2007 beserta laporan keuangan yang telah diadit;

c. SPT PPN Masa Januari s.d. Desember 2007 dan SPT Pembetulannya;

d. Gambaran proses bisnis.

bahwa Pemohon Banding memenuhi sebagian permintaan buku, catatan, data, dan informasi dalam rangka keberatan, sehingga sesuai dengan Pasal 13 Ayat (8) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 9/PMK.03/2013 keberatan tetap diproses sesuai dengan data yang ada atau yang diterima;

bahwa karena Pemohon Banding tidak meminjamkan dokumen kontrak production sharing contract (PSC) dan Kontrak processing agreement dan dokumen lain yang diminta, Terbanding menyimpulkan bahwa Pemohon Banding tidak dapat membuktikan alasan keberatannya yaitu tidak ada satu kegiatan apapun dalam

"transaksi pengantian processing agreement" yang tercantum dalam kegiatan yang terutang PPN sesuai dengan Pasal 4 UU PPN.

Terbanding melakukan penelitian berdasarkan data yang ada berdasarkan hasil pemeriksaan;

bahwa penelitian berdasarkan Laporan Pemeriksaan Pajak dan Kertas Kerja Pemeriksaan mengenai isi kontrak processing agreement terdapat fakta-fakta sebagai berikut:

a. Processing Agreement (kontrak pengolahan crude oil) ditandatangani pada tanggal 5 November 1985. Kontrak ditandatangani oleh IIAPCO (Independent Indonesia American Petroleum Company, sekarang RTY Ltd) dengan ASD Inc (sekarang Pertamina Hulu Energi ONWJ),

b. Di dalam kontrak tersebut dinyatakan bahwa Pemohon Banding akan memberikan jasa pemrosesan, menyimpan dan pengapalan crude oil milik PHE ONWJ yang berasal dari platform AVS dan AA yang terletak di pojok barat laut dari blok PHE ONWJ yang berdekatan dengan blok Pemohon Banding, di mana jasa tersebut dilakukaan oleh Pemohon Banding di platform Zelda A dan fasilitas floating storage & offloading di tanker CNOOC 114,

c. Biaya yang dibebankan ke PHE ONWJ berdasarkan formula tertentu berdasarkan jumlah crude oil yang diproses. Kontrak tersebut berlaku untuk 25 tahun dan berakhir tahun 2010;

bahwa menurut Terbanding, jasa pemrosesan, penyimpanan dan pengapalan crude oil tersebut memenuhi pengertian jasa berdasarkan Pasal 1 angka 5 Undang-undang Pajak Pertambahan Nilai tahun 1984 yaitu sebagai berikut:

bahwa terdapat kegiatan pelayanan yaitu Pemohon Banding memberikan jasa pemrosesan, penyimpanan dan pengapalan crude oil milik PHE ONWJ, bahwa terdapat perikatan antara Pemohon Banding dengan PHE ONWJ dalam bentuk Processing Agreement (kontrak pengolahan crude oil) ditandatangani pada tanggal 5 November 1985;

bahwa jasa pemrosesan, penyimpanan dan pengapalan crude oil yang dilakukan oleh Pemohon Banding merupakan Objek Pajak Pajak Pertambahan Nilai berdasarkan Undang-Undang PPN tahun 1984 dengan alasan sebagai berikut:

Jasa yang diserahkan merupakan Jasa Kena Pajak

bahwa berdasarkan Pasal 4A angka 3 UU PPN jasa pemrosesan, penyimpanan dan pengapalan crude oil dalam industri pertambangan minyak dan gas bumi tidak ditetapkan sebagai jasa yang tidak dikenakan Pajak Pertambahan Nilai;

bahwa berdasarkan Pasal 5 s.d Pasal 16 Peraturan Pemerintah Nomor 144 tahun 2000 tentang Jenis Barang dan Jasa yang tidak dikenakan Pajak Pertambahan Nilai jasa operator dan perawatan pipa dalam industri pertambangan minyak dan gas bumi tidak ditetapkan sebagai jasa yang tidak dikenakan Pajak Pertambahan Nilai;

Penyerahan dilakukan di daerah pabean Republik Indonesia

bahwa jasa crude oil processing diserahkan di laut jawa dan dalam area kepulauan seribu, area tersebut merupakan wilayah pabean Indonesia, sehingga penyerahan tersebut dilakukan di dalam daerah pabean;

Penyerahan dilakukan dalam keqiatan usaha atau pekerjaannya

bahwa penyerahan jasa crude oil processing dilakukan oleh Pemohon Banding Ltd sejak tahun 1985 dan berakhir sesuai kontrak pada tahun 2010 (dalam kontrak dinyatakan bahwa kontrak berlaku selama 25 tahun) dengan demikian dapat disimpulkan bahwa jasa tersebut rutin dilakukan oleh Pemohon Banding atau dengan kata lain jasa tersebut merupakan salah satu kegiatan usaha Pemohon Banding;

bahwa berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa atas penyerahan jasa crude oil processing merupakan penyerahan jasa kena pajak berdasarkan Undang-undang Pajak Pertambahan Nilai tahun 1984. Berdasarkan Undangundang Pajak Pertambahan Nilai tahun 1984, Pemohon Banding wajib memunqut, menyetor dan melaporkan Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah yang terutang meskipun belum dikukuhkan sebaqai Pengusaha Kena Pajak;

bahwa nerdasarkan uraian tersebut di atas diusulkan untuk menolak banding Pemohon Banding atas sengketa Penyerahan yang PPN-nya harus dipungut sendiri sebesar Rp6.583.899.049,00;

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT-69806/PP/M.VIB/16/2016

Dokumen ini diketik ulang dan diperuntukan secara eksklusif untuk www.ortax.org dan TaxBase, 2022

(3)

Dokumen ini diketik ulang dan diperuntukan secara eksklusif untuk www.ortax.org dan TaxBase, 2022

(4)

Menurut Pemohon Banding : bahwa Pemohon Banding tidak setuju dengan koreksi Dasar Pengenaan Pajak Penyerahan Pajak Pertambahan Nilai Barang Dan Jasa Masa Pajak Januari s.d. Desember 2007 sebesar Rp6.583.899.049,00 dengan alasan sebagai berikut :

bahwa transaksi dengan BP-WJ (sekarang Pertamina Hulu Energi ONWJ) untuk crude oil processing merupakan transaksi di bawah kendali BPPKA/Pertamina (sekarang SKK Migas) sebagai perwakilan dari pemerintah Indonesia dalam Kontrak Bagi Hasil Produksi Migas (Production Sharing Contract) dengan tujuan mengefisiensikan biaya operasi yang digantikan oleh pemerintah (cost recovery);

bahwa crude oil yang diproses merupakan milik Negara sesuai dengan UU No 22 tahun 2001 Pasal 4 dan Pasal 6 ayat (2):

a) Minyak dan Gas Bumi sebagai sumber daya alam strategis tak terbarukan yang terkandung di dalam Wilayah Hukum Pertambangan Indonesia merupakan kekayaan nasional yang dikuasai oleh negara.

b) Penguasaan oleh negara sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diselenggarakan oleh Pemerintah sebagai pemegang Kuasa Pertambangan.

c) Pemerintah sebagai pemegang Kuasa Pertambangan membentuk Badan Pelaksana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 23.

Pasal 6 ayat (2):

a. Kepemilikan sumber daya alam tetap di tangan Pemerintah sampai pada titik penyerahan;

b. Pengendalian manajemen operasi berada pada Badan Pelaksana;

bahwa seluruh aset atau peralatan yang dibeli oleh kontraktor (RTY atau BP-WJ) merupakan milik Pertamina (sekarang SKK Migas) yang merupakan perwakilan dari pemerintah Indonesia sesuai dengan isi dari South East Sumatra Production Sharing Contract Section X 1.1 "Equipment purchased by contractor pursuant to the Work Program becomes the property of PERTAMINA (in case of import, when landed at Indonesian port of import) and will be used in petroleum operations here under".

bahwa peralatan yang digunakan untuk melakukan proses crude oil tersebut juga merupakan peralatan milik Negara;

bahwa Pemohon Banding dan BP-WJ Ltd merupakan kontraktor PSC yang bergerak di bidang Hulu Migas, dimana dijelaskan dalam UU No 22 tahun 2001, Pasal 1 angka 7;

Kegiatan Usaha Hulu adalah kegiatan usaha yang berintikan atau bertumpu pada kegiatan usaha Eksplorasi dan Eksploitasi. Maka crude oil processing tersebut bukan termasuk kegiatan usaha atau pekerjaan dari Pemohon Banding;

bahwa secara substansi tidak ada penghasilan bagi Pemohon Banding karena pembayaran dilakukan oleh BP WJ berdasarkan penggantian atas biaya yang telah dikeluarkan Pemohon Banding dan pembayaran tersebut merupakan pengurang terhadap cost recovery RTY terhadap Pemerintah;

bahwa berdasarkan Pasal 4 UU PPN No. 18 Tahun 2000 menyebutkan bahwa:

"PPN dikenakan atas:

a) Penyerahan Barang Kena Pajak di dalam Daerah Pabean yang dilakukan oleh Pengusaha.

b) Impor Barang Kena Pajak.

c) penyerahan Jasa Kena Pajak di dalam Daerah Pabean yang dilakukan oleh Pengusaha.

d) pemanfaatan Barang Kena Pajak tidak berwujud dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean.

e) pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean; atau

f) ekspor Barang Kena Pajak oleh Pengusaha Kena Pajak"

bahwa tidak ada satu kegiatan apapun dalam "Transaksi Penggantian Processing Agreement" yang tercantum dalam kegiatan yang terhutang PPN sesuai dengan pasal 4 UU PPN. Seperti Pemohon Banding tegaskan bahwa dalam hal ini Pemohon Banding tidak memberikan Jasa Kena Pajak kepada siapapun, termasuk kepada BP-WJ. "Transaksi Penggantian Processing Agreement" adalah murni reimbursement dan tidak ada unsur penyerahan Jasa Kena Pajak sebagaimana dijelaskan bahwa seluruh aset/peralatan adalah milik Pertamina (SKK Migas), dengan demikian bagaimana mungkin Pemohon Banding membukukan jasa kepada pihak lain dengan menggunakan peralatan yang dimiliki oleh pihak Pertamina (SKK Migas);

bahwa Terbanding ingin mengenakan PPN seharusnya ditujukan kepada Pertamina (SKK Migas) selaku pemilik peralatan/aset tersebut bukannya kepada Pemohon Banding karena alat tersebut dipergunakan untuk mengurangi cost recovery yang pada intinya untuk meningkatkan oil entitlement bagian Pertamina (SKK Migas)/ Pemerintah;

bahwa pemerintah akan mengecualikan kewajiban kontraktor (Pemohon Banding) untuk membayar pajak pertambahan nilai sesuai dengan isi dari Production Sharing Contract Section V 1.3(b);

"except with respect to Contractors obligation to pay the Income Tax including as set forth at paragraph 1.2; (r) of this section V, assume and discharge other Indonesian taxes of Contractor including Value Added Tax, transfer tax, import and export duties on materials, equipment and supplies brought into Indonesia by Contractor, its contractors and subcontractors; exactions in respect of property, capital, net worth, operations, remittances or transactions including any tax or levy on or in connection with operations performed. Hereunder by Contractor, Pertamina shall not be obliged to pay Contractors Income Tax including the final tax on profits after tax deduction, nor taxes on tobaccos, liquor and personnel Income Tax, and Income Tax and other taxes not listed above of contractors and subcontractors. The obligations of Pertamina hereunder shall be deemed to have been complied with by the delivery to Contractor."

bahwa tidak ada obyek pajak PPN yang belum dilaporkan selama tahun 2007 oleh Pemohon Banding dan Pemohon Banding tidak mempunyai kewajiban Pemotongan atas PPN;

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT-69806/PP/M.VIB/16/2016

Dokumen ini diketik ulang dan diperuntukan secara eksklusif untuk www.ortax.org dan TaxBase, 2022

(5)

Dokumen ini diketik ulang dan diperuntukan secara eksklusif untuk www.ortax.org dan TaxBase, 2022

(6)

Menurut Majelis : bahwa dari hasil penelitian atas data yang terdapat dalam berkas banding, keterangan dan bukti-bukti yang disampaikan para pihak yang bersengketa dalam persidangan, dapat diketahui hal-hal sebagai berikut :

bahwa Terbanding melakukan koreksi Dasar Pengenaan Pajak Penyerahan yang PPN-nya harus dipungut sendiri Masa Pajak Januari s.d. Desember 2007 sebesar Rp6.583.899.049,00 yang tidak disetujui oleh Pemohon Banding;

bahwa koreksi dilakukan atas Transaksi Processing Aggrement (kontrak pengalihan crude oil) yang dilakukan oleh Pemohon Banding atas crude oil milik BP-WJ sekarang Pertamina Hulu Energi;

bahwa menurut Terbanding Transaksi Processing Aggrement adalah merupakan jasa pemrosesan, penyimpanan, dan pengapalan crude oil yang dimiliki kontraktor migas lainnya;

bahwa Terbanding menyatakan, kegiatan tersebut bukan merupakan kegiatan yang dikecualikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4A Undang-Undang PPN Nomor 18 Tahun 2000 sehingga kegiatan a quo didalilkan sebagai penyerahan jasa kepada penerima JKP yang terutang PPN;

bahwa Pemohon Banding menyatakan koreksi yang diajukan banding yaitu terkait dengan koreksi objek PPN atas transaksi penggantian biaya processing agreement yaitu kontrak pengolahan crude oil sebagai objek Jasa Kena Pajak yang menurut Terbanding harus dipungut PPN-nya;

bahwa Pemohon Banding menyampaikan keterangan bahwa Terbanding berpendapat bahwa transaksi penggantian biaya processing agreement atau kontrak pengolahan crude oil yang dilakukan oleh Pemohon Banding adalah merupakan Jasa Kena Pajak yang hams dipungut PPNnya;

bahwa Pemohon Banding menyampaikan keterangan bahwa Pemohon Banding bergerak di industri minyak dan gas bumi sehingga eksplorasi dan eksploitasi, bukan processing;

bahwa kegiatan usaha Pemohon Banding adalah eksplorasi dan eksploitasi, tetapi ketika ada mesin yang idle, pemerintah meminta Pemohon Banding untuk melakukan processing crude oil milik pemerintah;

bahwa Pemohon Banding menyatakan transaksi tersebut adalah atas transaksi dengan BP- WJ sekarang Pertamina Hulu Energi untuk crude oil processing yang merupakan transaksi dibawah kendali BPPKA atau Pertamina yang sekarang menjadi SKK Migas sebagai perwakilan dari Pemerintah Indonesia dalam kontrak operasi migas dengan tujuan mengefisienkan biaya operasi yang digantikan oleh Pemerintah;

bahwa Pemohon Banding mengacu bahwa crude oil yang diproses merupakan milik negara sesuai dengan Pasal 4 dan Pasal 6 ayat (2) UU Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi, dan seluruh asset maupun peralatan yang dibeli oleh Pemohon Banding dan BP-WJ merupakan milik Pertamina yang sekarang SKK Migas yang merupakan perwakilan dari Pemerintah Indonesia sesuai dengan isi dari PSC South East Sumatera di section 10 Pasal 1.1;

bahwa dengan demikian Pemohon Banding menyatakan bahwa peralatan yang digunakan untuk melakukan proses crude oil tersebut juga merupakan peralatan milik negara;

bahwa Pemohon Banding menyatakan RTY Ltd dan BP-WJ merupakan kontraktor PSC yang bergerak di bidang hulu migas dimana kegiatannya adalah berintikan dan bertumpu pada kegiatan usaha eksploitasi dan eksplorasi, maka crude oil processing tersebut bukan merupakan kegiatan usaha dari RTY Ltd;

bahwa oleh karenanya menurut Pemohon Banding secara substansi tidak ada penghasilan bagi Pemohon Banding karena pembayaran yang dilakukan oleh BP-WJ berdasarkan penggantian atas biaya yang telah dikeluarkan Pemohon Banding dan pembayaran tersebut merupakan pengurang terhadap cost recovery Cnooc terhadap Pemerintah;

bahwa menurut Pemohon Banding bahwa Pasal 4 UU PPN No 18 Tahun 2000 Tentang PPN dan PPNBM menyebutkan bahwa:

"PPN dikenakan atas:

1. Penyerahan Barang Kena Pajak di dalam Daerah Pabean yang dilakukan oleh Pengusaha.

2. Impor Barang Kena Pajak.

3. Penyerahan Jasa Kena Pajak di dalam Daerah Pabean yang dilakukan oleh Pengusaha.

4. Pemanfaatan Barang Kena Pajak tidak berwujud dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean.

5. Pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean;

atau

6. Ekspor Barang Kena Pajak oleh Pengusaha Kena Pajak"

bahwa Pemohon Banding menegaskan bahwa tidak ada satu kegiatan apapun dalam

"Transaksi Penggantian Processing Agreement" yang tercantum dalam kegiatan yang terhutang PPN sesuai dengan pasal 4 UU PPN;

bahwa Pemohon Banding menyatakan bahwa Pemohon Banding tidak memberikan Jasa Kena Pajak kepada siapapun, termasuk kepada BP-WJ;

bahwa "Transaksi Penggantian Processing Agreement" adalah murni reimbursement dan tidak ada unsur penyerahan Jasa Kena Pajak sehingga tidak ada PPN yang harus dipungut oleh Pemohon Banding;

bahwa menurut Pemohon Banding, Pemerintah akan mengecualikan kewajiban kontraktor (RTY selaku Pemohon Banding) untuk membayar pajak pertambahan nilai sesuai dengan isi dari Production Sharing Contract Section V 1.3 (b). yang mengatur:

"except with respect to Contractors obligation to pay the Income Tax including as set forth at paragraph 1.2; (r) of this section V, assume and discharge other Indonesian taxes of Contractor including Value Added Tax, transfer tax, import and export duties on materials, equipment and supplies brought into Indonesia by Contractor, its contractors and subcontractors; exactions in respect of property, capital, net worth, operations, remittances or transactions including any tax or levy on or in connection with operations performed. Hereunder by Contractor, Pertamina shall not be obliged to pay Contractors Income Tax including the final tax on profits after tax deduction, nor taxes on tobaccos, liquor and personnel Income Tax, and Income Tax and other taxes not listed above of contractors and subcontractors. The obligations of Pertamina hereunder shall be deemed to have been complied with by the delivery to Contractor."

bahwa dengan demikian, Pemohon Banding mendalilkan bahwa Pemohon Banding tidak mempunyai kewajiban Pemotongan atas PPN dan dengan demikian tidak ada obyek pajak PPN yang belum dilaporkan selama tahun 2007 oleh Pemohon Banding;

bahwa dalam persidangan tanggal 21 Mei 2015 Pemohon Banding menyampaikan keterangan bahwa Pemohon Banding menagihkan jumlah sebesar biaya yang dikeluarkan Pemohon Banding (at cost) yang pada akhirnya jumlah yang sama akan mengurangi jumlah cost recovery yang akan ditagihkan kepada Pemerintah c.q. Pertamina;

bahwa berdasarkan fakta data dan keterangan sebagaimana diuraikan di atas, Majelis berpendapat sebagai berikut:

bahwa Terbanding mendalilkan adanya objek Jasa Kena Pajak yang menurut Terbanding harus dipungut PPN-nya;

bahwa jasa yang dimaksud Terbanding a quo adalah Transaksi Processing Agreement (kontrak pengalihan crude oil) yang dilakukan oleh Pemohon Banding atas crude oil milik BP-WJ sekarang Pertamina Hulu Energi;

bahwa Pemohon Banding menyatakan kegiatan usaha Pemohon Banding adalah eksploitasi dan eksplorasi, sedangkan crude oil processing tersebut bukan merupakan kegiatan usaha dari RTY Ltd. selaku Pemohon Banding;

bahwa Pemohon Banding menyatakan Transaksi Processing Agreement tersebut dilakukan dengan tujuan mengefisienkan biaya operasi yang digantikan oleh Pemerintah karena peralatan yang digunakan untuk melakukan proses crude oil tersebut juga merupakan peralatan milik negara;

bahwa "Transaksi Penggantian Processing Agreement" adalah murni merupakan reimbursement dan tidak ada unsur penyerahan Jasa Kena Pajak;

bahwa pembayaran yang dilakukan oleh BP-WJ berdasarkan penggantian atas biaya yang telah dikeluarkan Pemohon Banding dan merupakan pengurang terhadap cost recovery RTY Ltd. selaku Pemohon Banding terhadap Pemerintah;

bahwa Pemohon Banding mendalilkan bahwa dalam Transaksi Processing Agreement (kontrak pengalihan crude oil) Pemohon Banding tidak memberikan Jasa Kena Pajak kepada siapapun, termasuk kepada BP-WJ;

bahwa secara legal Pemohon Banding mendalilkan bahwa bisnis utama Pemohon Banding adalah merupakan kontraktor hulu minyak dan gas, yang secara administrasi perpajakan tidak mungkin mendaftarkan diri sebagai Pengusaha Kena Pajak;

bahwa oleh karenanya menurut Pemohon Banding atas Transaksi Processing Agreement tidak ada PPN yang harus dipungut oleh Pemohon Banding;

bahwa dalam persidangan terbukti bahwa Pemohon Banding melakukan jasa proses minyak mentah milik Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java, sebagaimana terdapat pada Processing Aggrement (kontrak pengolahan crude oil);

bahwa sesuai ketentuan Pasal 4 ayat (1) huruf c Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 Tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009 (UU PPN) beserta penjelasannya, mengatur tentang penyerahan Jasa Kena Pajak di dalam daerah pabean yang dilakukan oleh Pengusaha Kena Pajak;

bahwa Pasal 4A ayat (3) UU PPN mengatur mengenai jenis jasa yang tidak dikenai Pajak Pertambahan Nilai;

bahwa sesuai dengan ketentuan a quo Majelis berpendapat bahwa Pemohon Banding melakukan penyerahan jasa pengolahan crude oil yang tidak dikecualikan sebagai jasa yang dikecualikan dari pengenaan Pajak Pertambahan Nilai;

bahwa berdasarkan uraian sebagaimana disampaikan di atas, Majelis berpendapat bahwa terbukti bahwa Pemohon Banding melakukan penyerahan jasa pengolahan crude oil yang tidak dikecualikan sebagai jasa yang dikecualikan dari pengenaan Pajak Pertambahan Nilai;

bahwa dalam hal Pemohon Banding melakukan kegiatan atau pekerjaan yang mengakibatkan adanya kewajiban pajak dalam hal ini adalah Pajak Pertambahan Nilai, maka Majelis berpendapat bahwa tidak ada alasan atau ketentuan dalam administrasi perpajakan yang melarang badan usaha yang berusaha dalam industri hulu minyak dan gas untuk mendaftarkan diri sebagai Pengusaha Kena Pajak;

bahwa oleh karenanya atas sengketa koreksi positif Dasar Pengenaan Pajak sebesar Rp6.583.899.049,00, Majelis berpendapat bahwa koreksi yang dilakukan Terbanding telah sesuai dengan ketentuan dan Majelis memutuskan untuk menolak banding Pemohon Banding dengan demikian atas koreksi Dasar Pengenaan Pajak Penyerahan PPN Masa Pajak Januari-Desember 2007 sebesar Rp6.583.899.049,00 tetap dipertahankan;

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT-69806/PP/M.VIB/16/2016

Dokumen ini diketik ulang dan diperuntukan secara eksklusif untuk www.ortax.org dan TaxBase, 2022

(7)

Menimbang : bahwa dalam perkara banding ini tidak terdapat koreksi tentang kredit Pajak;

Menimbang : bahwa berdasarkan hasil pemeriksaan dalam persidangan, Majelis berkesimpulan untuk menggunakan kuasa Pasal 80 ayat (1) huruf a Undangundang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak untuk menolak permohonan banding Pemohon Banding;

Mengingat : Undang-undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak, dan ketentuan perundang.undangan lainnya serta peraturan hukum yang berlaku dan yang berkaitan dengan perkara ini;

Memutuskan : Menyatakan menolak banding Pemohon Banding terhadap Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor : KEP-546/WPJ.07/2014 tanggal 20 Maret 2014, tentang keberatan atas Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa Nomor : 00006/207/07/081/12 tanggal 28 Desember 2012 Masa Pajak Januari- Desember 2007 atas nama Pemohon Banding;

Demikian diputus di Jakarta berdasarkan musyawarah setelah pemeriksaan dalam persidangan dicukupkan pada hari Kamis tanggal 13 Agustus 2015 oleh Majelis VIB Pengadilan Pajak, dengan susunan Majelis dan Panitera Pengganti sebagai berikut:

ABC SH.,Ak.,MBA DEF SH.,Ak.,M.Sc GHI, SE., MSi.

JKL

sebagai Hakim Ketua sebagai Hakim Anggota sebagai Hakim Anggota sebagai Panitera Pengganti

Putusan Nomor PUT – 69806/PP/M.VIB/16/2016 ini diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum oleh Hakim Ketua pada hari Kamis, tanggal 31 Maret 2016 dengan dihadiri oleh para Hakim Anggota, Panitera Pengganti dengan susunan sebagai berikut :

ABC SH.,Ak.,MBA DEF SH.,Ak.,M.Sc GHI, SE., MSi.

Ir. MNO., MM

sebagai Hakim Ketua sebagai Hakim Anggota sebagai Hakim Anggota sebagai Panitera Pengganti Sidang tidak dihadiri oleh Terbanding dan dihadiri oleh Pemohon Banding.

Dokumen ini diketik ulang dan diperuntukan secara eksklusif untuk www.ortax.org dan TaxBase, 2022

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi petani akibat kebijakan yang memarginalkan petani dan perlawanan yang dilakukan petani serta dukungan pihak-pihak yang

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan atau informasi bagi manajemen Salwa House Kafe mengenai beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan konsumen sehingga

bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 4 ayat (2) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 5A ayat (3) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang

Dari penjelasan warna coklat disebutkan salah satunya adalah berbau kebudayaan dan kebudayaan ini bisa mewakili dari smart yang telah ditemukan pada analisa keyword

[r]

Berdasarkan dasar pemikiran diatas, maka penulis tertarik mengadakan penelitian dengan judul “Pengaruh Pemanfaatan Fasilitas Pembelajaran dan Kinerja Mengajar

Terakhir, perguruan tinggi yang memiliki program studi relevan dengan lima mata pelajaran sekolah dasar yakni matematika, ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial,