• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT ITCI HUTANI MANUNGGAL KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR. Oleh: JULIANA BAWEQ

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT ITCI HUTANI MANUNGGAL KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR. Oleh: JULIANA BAWEQ"

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

Oleh:

JULIANA BAWEQ NIM. 100 500 056

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL HUTAN JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA

SAMARINDA 2013

(2)

Nama : Juliana Baweq Nim : 100 500 056

Program Studi : Teknologi Hasil Hutan Jurusan : Teknologi Pertanian

Menyetujui/Mengesahkan,

Ketua Program Studi Teknologi Hasil Hutan, Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

Ir. Syafii, MP.

NIP.19680610 199512 1 001

Lulus ujian pada tanggal : ……….

Penguji II ,

Ir. Abdul Kadir Yusran NIP. 19540710 198703 1 003 Penguji I,

M. Fikri Hernandi, S.Hut., MP NIP. 19701127 199802 1 001 Pembimbing,

Ir. Sarbin, M. Si

NIP. 19600406 199303 1 002

(3)

Nyalah saya dapat mengikuti Praktek Kerja Lapang (PKL) serta dapat menyusun/menyelesaikan Laporan sebagai mana mestinya.

PKL ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan program Pendidikan Ahli Madya (D III). Di Politeknik Pertanian Negeri Samarinda.

Peyusunan Laporan ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan dan dukungan, baik moril maupun material serta saran-saran dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:

1. Kedua orang tua dan keluarga tercinta yang telah memberikan dukungan moril maupun material bagi saya dalam menyelesaikan laporan ini

2. Bapak Ir. Wartomo, MP, selaku Direktur Politeknik Pertanian Negeri Samarinda 3. Bapak Ir. Sarbin, M. Si selaku dosen pembimbing

4. Bapak Ir. Syafii, MP, selaku Ketua Program Studi

5. Bapak Heriad Daud Salusu, S.Hut., MP, selaku Ketua Jurusan

6. Bapak M. Fikri Hernandi, S. Hut., MP, dan Bapak Ir. Abdul Kadir Yusran selaku dosen penguji

7. Bapak Manager beserta staff PT IHM yang telah menyambut dan memperkenankan kami untuk melaksanakan kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) serta memberikan ilmu pengetahuan, nasehat, masukan kritikan selama kegiatan praktek dan juga canda tawa, selama kami berada di Base Camp.

8. Rekan-rekan yang tergabung dalam Tim PKL angkatan 2010 di PT IHM

(4)

kesempurnaan, namun kritik dan saran selalu saya nantikan untuk perbaikan Laporan berikutnya dan saya berharap semoga dapat memberikan manfaat, baik bagi saya sendiri maupun pihak-pihak lain yang memerlukan. Amin!

Samarinda, Mei 2013

Penyusun

(5)

KATA PENGANTAR... ii

DAFTAR ISI... iii

DAFTAR TABEL... iv

DAFTAR GAMBAR... v

I. PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang... 1

B. Tujuan Praktek Kerja Lapang... 2

C. Hasil Yang Diharapkan... 2

II. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN... 3

A. Tinjauan Umum Perusahaan... 3

B. Manajemen Perusahaan... C. Tinjauan Umum Hutan Tanaman Industri... D. Tinjauan Umum Tentang Kayu Gmelina, Eukaliptus, dan Akasia... 8 9 10 E. Lokasi dan Waktu Kegiatan PKL... 15

III. HASIL PRAKTEK KERJA LAPANG... 16

A. Keselamatan dan Kebakaran (Fire and Safety)... 16

a. Tujuan... 16

b. Dasar Teori... 16

c. Alat dan Bahan... ... 16

d. Prosedur Kerja... 16

e. Hasil yang Dicapai... 17

B. Lingkungan (Environment)... 17

10. Pemantauan Erosi Tanah... 17

a. Tujuan... 17

b. Dasar Teori... 17

c. Alat dan Bahan... 17

d. Prosedur Kerja... 18

e. Hasil yang Dicapai... 18

11. Pemantauan Debit Air dan Pemantauan Aliran Sungai... 18

a. Tujuan... 18

b. Dasar Teori... 18

c. Alat dan Bahan... 18

d. Prosedur Kerja... 19

e. Hasil Yang Dicapai... 19

C. Operasional Perencanaan (Planning Operational)... 19

1. Survei Areal (Survey Area)... 19

a. Tujuan... 19

b. Dasar Teori... 20

c. Alat dan Bahan... 20

d. Prosedur Kerja... 20

(6)

d. Prosedur Kerja... 21

e. Hasil yang Dicapai... 22

3. Tata Usaha Kayu (TUK)... 22

a. Tujuan... 22

b. Dasar Teori... 22

c. Alat dan Bahan... 22

d. Prosedur Kerja... 22

e. Hasil yang Dicapai... 23

4. Pre-Harvesting Inventory (PHI)... 23

a. Tujuan... 23

b. Dasar Teori... 23

c. Alat dan Bahan... 23

d. Prosedur Kerja... 23

e. Hasil yang Dicapai... 24

D. Operasional Persemaian (Operational Nursery)... 25

a. Tujuan... 25

b. Dasar Teori... 25

c. Alat dan Bahan... 25

d. Prosedur Kerja... 26

e. Hasil yang Dicapai... 26

E. Operasional Penanaman (Operational Plantation)... 27

1. Tanam (Planting)... 27

a. Tujuan... 27

b. Dasar Teori... 28

c. Alat dan Bahan... 28

d. Prosedur Kerja... 28

e. Hasil yang Dicapai... 29

2. Perawatan (Maintenance)... 29

a. Tujuan... 29

b. Dasar Teori... 29

c. Alat dan Bahan... 30

d. Prosedur Kerja ... 30

e. Hasil yang Dicapai... 31

3. Penyulaman (Blanking)... 31

a. Tujuan... 31

b. Dasar Teori ... 31

c. Alat dan Bahan ... 31

d. Prosedur Kerja... 31

e. Hasil yang Dicapai... 31

(7)

b. Dasar Teori... 32

c. Alat dan Bahan... 32

d. Prosedur Kerja... 32

e. Hasil yang Dicapai... 33

IV. KESIMPULAN DAN SARAN... 33

i. Kesimpulan... 35

ii. Saran... 36

DAFTAR PUSTAKA... 37

LAMPIRAN... 38

(8)

Nomor Tubuh Utama Halaman

1 Pemadaman Kebakaran 38

2 Pemantauan Erosi Tanah 38

3 Pemantauan Debit Air 38

4 Pengukuran Kecepatan Aliran Sungai 38

5 Pengukuran Handing Over Area (Survei Areal) 38

6 Pengukuran Tinggi dan Diameter Pohon pada usia 6 bulan (PMA) 38

7 Inventaris Sebelum Pemanenan (PHI) 39

8 Kegiatan Persemaian (Nursery) 39

9 Penanaman Bibit (Planting) 39

10 Penyemprotan Gulma (Maintenance) 39

11 Kegiatan Penebangan mengunakan Chain Saw 39

12 Pengupasan secara Mekanis dengan mesin Waratah 39

(9)

1. Perhitungan Waktu Pengisian Media/Polybag 27

2. Perhitungan Waktu Pemupukan 27

3. Perhitungan Waktu Penebangan 33

4. Perhitungan Waktu Pemotongan Batang dan Pucuk 34

5. Perhitungan Waktu Pengupasan Secara Manual 34

6. Perhitungan Waktu pengupasan Secara Mekanis 34

7. Perhitungan Waktu Penarikan Pada Ponton Darat 34

(10)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hutan merupakan sumber daya yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Sebagai anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa, manusia mengemban tugas dan tanggung jawab untuk menjaga dan memanfaatkannya dengan bijaksana berdasarkan perencanaan yang matang agar tetap terjaga kelestariannya untuk generasi yang akan datang.

Kemajuan suatu bangsa sering diidentikkan dengan kemampuan sumber daya manusia bangsa tersebut dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan singkat kata sistem pendidikan bangsa tersebut baik. Dalam kaitan tersebut, Perguruan Tinggi sebagai salah satu komponen sistem pendidikan, sudah seharusnya berupaya untuk terus memacu komponen-komponennya ke arah yang lebih baik. Salah satu dari beberapa komponen penyelenggaraan Perguruan Tinggi adalah kurikulum pendidikan.

Layaknya penyedia jasa, maka kurikulum pendidikan suatu Perguruan Tinggi sering diarahkan pada kebutuhan yang diperlukan oleh pasar, terkait dengan isu-isu sentral yang berkembang tidak saja lokal, nasional bahkan internasional.

Program Studi Kehutanan sebagai salah satu bagian penyelenggara pendidikan di Politeknik Pertanian Negeri Samarinda juga tidak terlepas dari kondisi tersebut, sehingga diperlukan pengenalan tentang kegiatan kerja di lapangan secara langsung dengan rangkuman khusus Praktek Kerja Lapang (PKL).

(11)

B. Tujuan Praktek Kerja Lapang (PKL)

Tujuan dari kegiatan Praktek Kerja Lapang adalah untuk melihat langsung kegiatan dilapangan, mendapatkan pengalaman sebelum memasuki dunia kerja, dan mengetahui prinsip kerja kegiatan HTI mulai dari Perencanaan (Planning), Persemaian (Nursery), Penanaman (Plantation), sampai dengan Pemanenan (Harvesting). Selain itu menambah kepercayaan diri dan rasa tanggung jawab terhadap pekerjaan, melatih menggunakan daya nalar terhadap kegiatan dilapangan, disamping itu juga memahami penggunaan alat dan sarana kerja pada Hutan Tanaman Industri.

C. Hasil yang di Harapkan

Diharapkan setelah melaksanakan praktek kerja lapang adalah menambah pengalaman serta memperluas ilmu pengetahuan dan mampu menerapkan pengalaman yang telah diperoleh selama PKL baik dari kegiatan Perencanaan (Planning), Persemaian (Nursery), Penanaman (Plantation), dan Pemanenan (Harvesting).

(12)

BAB II

KEADAAN UMUM PERUSAHAAN

A. Tinjauan Umum

1. Sejarah Berdirinya PT ITCI Hutani Manunggal (IHM)

PT ITCI Hutani Manunggal (IHM) adalah perusahaan patungan yang didirikan tahun 1993 oleh PT ITCI Kartika Utama dan PT Inhutani-I (Persero).

Pada akhir 2004 s.d tahun 2006 komposisi pemegang saham mengalami perubahan sebagai berikut :

a. Tahun 2004, terdiri dari :

1) . PT ITCI Kartika Utama = 30%

2). PT Kreasi Lestari Utama = 30%

3). PT Inhutani-I (Persero) = 40%

b. Tahun 2005, terdiri dari :

1). PT Kreasi Lestari Pratama = 60%

2). PT Inhutani–I (persero) = 40%

c. Tahun 2006, terdiri dari :

1). PT Kreasi Lestari Pratama = 90%

2). PT Inhutani–I (Persoro) = 10%

Dengan pengalihan saham seperti tersebut diatas, maka sejak tanggal 02 Agustus 2006 komposisi saham PT IHM adalah PT Kreasi Lestari Pratama (KLP) sebanyak 90% dan PT Inhutani-I (Persero) sebanyak 10%.

Pada awal berdirinya, PT IHM dimaksudkan untuk menyediakan bahan baku kayu serat sebanyak 2.000.000 m3/tahun untuk memasok kebutuhan pabrik pulp yang mempunyai kapasitas 375.000 ton pulp kering/tahun. Dalam perjalanannya pabrik tersebut tidak jadi dibangun, karena berbagai kendala.

(13)

Maksudnya PT KLP membawa perubahan baik dari segi kebijakan perusahaan maupun sasaran yang akan dicapai. Pemanfaatan kayu tidak lagi berorientasi kepada pembeli kayu tetepi lebih diarahkan pada pemenuhan kebutuhan grup sendiri. Dibidang teknis HTI menerapkan sistem intensifikasi dengan persiapan lahan yang hampir seluruhnya mekanis dan pada kegiatan penananman dilengkapi dengan pemupukan dan perlakuan silvikultur intensif lainya serta pemanfaatan benih berkualitas terseleksi sebagai acuan dalam mengaktualisasikan program kerja PT IHM disusunlah Rencana Kerja usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Pada Hutan Tanaman jangka panjang selama waktu 10 (Sepuluh) tahun untuk seluruh areal kerja.

RKUPHHK revisi berbasis PT IHM telah disyahkan berdasarkan surat keputusan mentri kehutanan Nomor: SK.55/VI-BUHT/2012 tentang Persetujuan Revisi Rencana Kerja Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Pada Hutan Tanaman Industri untuk jangka waktu 10 (Sepuluh) tahun periode tahun 2008-2017 atas nama PT ITCI Hutani Manunggal di propinsi Kalimantan Timur.

RKUPHHK HTI hutan tanama ini membuat program kerja perusahaan secara makro mulai dari kegiatan perencanaan, pembibitan, persiapan lahan, penanaman, pemeliharaan, pemanenan, pembinaan sosial, dan lain-lain serta menjadi acuan pokok atau kerangka utama program kerja perusahaan.

Penjabarannya secara lebih detail dituangakan dalam setiap penyusunan rencana kerja tahunan (RKT). Berdasarkan peraturan mentri kehutanana Nomor:

P. 62/Menhut-II/2008 jo peraturan mentri kehutanan Nomor: P.14/Menhut-II/2009 tentang perubahan peraturan mentri kehutanan Nomor: P. 62/Menhut-II/2008 tentang rencana kerja usaha pemanfaatan hasil hutan kayu hutan tanaman industri dan hutan tanaman rakyat, disebutkan bahwa usulan RKTUPHHK-HTI di

(14)

ajukan selambat-lambatnya 2 (dua) bulan sebelum berakhirnya tahun RKUPHHK-HTI yang telah disetujui serta disusun oleh GANISPHPL-TC atau GANISPHPL-CANHUT dan ditanda tangani/disetujui oleh direksi perusahaan pemegang IUPHHK-HTI, selanjutnya pada pasal 13 ayat (1) Disebutkan “ dalam hal perusahaan pemegang IUPHHK-HTI mendapat sertifikat PHPL dibidang hutan tanaman secara mandatory dengan kategori kinerja sekurang-kurangnya baik atau sertifikat PHPL secarah valuntry, pemegang IUPHHK-HTI diberikan kewenangan dan tanggung jawab untuk menyusun RKTUPHHK_HTI secara mandiri dan ditanda tanganani/setujui oleh direksi pemegang IUPHHK-HTI (self-approval) tanpa persetujuan dari pejabat yang berwewenang.

2. Maksud, Tujuan dan Sasaran

Maksud dan tujuan penyusunan RKTUPHHK HTI pada hutan tanaman PT IHM adalah terwujudnya kelestarian hutan berdasarkan penetapan kelestarian hasil yang progresife (sustained yield progresive), kelestarian usaha serta keseimbangan lingkungan, sosial ekonomi dan budaya masyarakat setempat. Sasaran kegiatan RKTUPHHK HTI pada hutan tanaman PT IHM adalah diperolehnya kegiatan yang terencana dan terukur selama jangka waktu 1 (satu) tahun antara lain meliputi tata hutan, pembibitan, penyiapan lahan, penanaman, pemeliharaan tanaman, inventarisasi tegakan, monitoring dan evaluasi, inventasi, pemanenan, pengankutan, pengolahan, pemasaran serta pengawasan dan pemberdayaan masyarakat setempat sebagai dasar rencana kerja Rencana kerja tahunan usaha pemanfaatan hasil hutan kayu (RKTUPHHK) pada hutan tanaman industri yang disusun merupakan pedoman penting dalam rangka menerapkan prinsip-prinsip dasar pengolahan hutan tanaman selama jangka waktu 1 (satu) tahun.

(15)

3. Profil PT ITCI HUTANI MANUNGGAL

PT ITCI HUTANI MANUNGGAL (IHM) merupakan perusahaan yang bergerak dibidang Hutan Tanaman Industri (HTI) dengan kayu Akasia sebagai tanaman utama. PT IHM merupakan anak perusahaan dari Group Raja Garuda Mas International (RGMI) yang mempunyai luasan konsesi 161.127 ha. Dalam menjalankan proses usahanya PT IHM melibatkan berbagai pihak yang kompeten dibidanganya, termasuk bermitra dengan masyarakat sekitarnya, baik berupa penyediaan tenaga kerja maupun pengelolaan lahan HTI bersama masyarakat dengan pola “Hutan Tanaman Rakyat [HTR]“. Dalam hal pengelolaan sosial PT IHM berkomitmen untuk “ Berkembang Bersama Masyarakat“.

PT IHM sadar bahwa dalam setiap aktifitas yang dilakukan dalam proses pengelolaan HTI akan menimbulkan dampak terhadap Kesehatan, Keselamatan Kerja dan Lingkungan (K3L). Manajemen PT IHM berkomitmen untuk berupaya serius dalam mengurangi atau bahkan menghilangkan dampak yang mungkin timbul terhadap K3L. Dalam mengelola produksinya Manajemen PT IHM berkomitmen untuk berupaya menerapkan dan mematuhi standar pengelolaan yang bertarap nasional dan internasional. Terutama pengelolaan Sosial, Lingkungan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja yang mengadopsi dari Best Practices kehutanan, Standard Internasional [ISO 14001, OHSAS 18001, Chain of Custody], standar nasional [LEI, SNI, dll], peraturan pemerintah, izin-izin yang dikeluarkan untuk PT IHM, dan standard RGM Group, selain itu PT IHM akan selalu melakukan upaya-upaya praktis dan maksimal untuk melakukan peningkatan secara berkelanjutan pada semua aspek produksi, sosial, lingkungan, kesehatan dan keselamatan kerja.

Environment, Health and Safety Management System [EHSMS] adalah

(16)

merupakan sebuah sistem yang dirancang untuk men-standarisasi, merencanakan, mengelola/melaksanakan, memantau, meng-audit dan meningkatkan kinerja K3L di seluruh operasional PT IHM. System standarisasi di PT IHM menggunakan dokumentasi yang dikontrol secara administrasi oleh EHS Department yang disajikan kepada seluruh personil yang bekerja di IHM baik dalam bentuk soft copy [Intranet] maupun hard copy. Pendekatan Sistem Manajemen EHS yang dilakukan adalah “partisipatif“ dengan melibatkan semua pihak dalam mengelola dan meningkatkan kinerja K3L di PT IHM. Sistem dokumentasi yang dikelola meliputi Kebijakan Perusahaan terkait EHS, EHS Manual dan System Procedur yang dipersyaratkan oleh standard ISO 14001 dan OHSAS 18001, Best Practice dari RGMI Group, Standard Operating Procedure (SOP) dan Woork Instruction (WI) sebagai panduan operasional di lapangan, bahan pelatihan dan form-form terkait yang digunakan untuk mencatat hasil implementasi di lapangan.

Media dokumentasi Intranet ini diharapkan dapat memberikan jaminan dalam memberikan informasi yang akurat tentang standar K3L PT IHM bagi para implementator selama 24 jam disetiap level dan fungsi yang pada akhirnya dapat bekerja secara produktif, aman dan ramah lingkungan.

4. Ketenagakerjaan

PT IHM memiliki komitmen terhadap peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM). Hal ini dapat menjamin bahwa setiap karyawan mampu melakukan tugas mereka dengan efesien dan selamat serta bertanggung jawab.

Seluruh karyawan PT IHM Sektor III Senoni, berjumlah kurang lebih 363 orang karyawan tetap, dalam artian pekerja harian dan borongan tidak termasuk dalam hitungan jumlah karyawan di PT IHM. Seluruh karyawan memiliki tanggung

(17)

jawab pada tiap satu unit bagian dan menggunakan sistem kerja berupa shift atau rolling.

Kelanjutan dan keberhasilan pabrik tersebut akan tergantung kepada kemampuan dan semangat para pekerja yang terlibat. Dalam hal ini manajemen PT IHM telah mempersiapkan sistem pelatihan yang menyeluruh, baik menagerial maupun keahlian untuk menunjang karyawan menjadi professional.

B. Manajemen Perusahaan 1. Bahan Baku

PT ITCI Hutani Manunggal (IHM) Sektor III Senoni, Hutan Tanaman Industri (HTI) menyediakan bahan baku dari kayu Akasia.

2. Produk Yang di hasilkan

Produksi kayu yang di hasilkan berupa Chipswood 3. Pemasaran

PT ITCI Hutani Manunggal (IHM) Sektor III Senoni, menyediakan bahan baku kayu untuk memenuhi kebutuhan grup sendiri, dan di kirim ke KCM (Kutai Chip Mill) kecamatan Balikpapan Barat, bahan baku yang telah menjadi Chip dipasarkan ke internasional seperti Negara Cina dan Korea.

C. Tinjauan Umum Hutan Tanaman Industri

Selama ini pemberian izin untuk HTI sudah tidak terkendali dan banyak yang bermasalah karena tidak sesuai dengan peraturan yang berlaku. Hal tersebut diperparah dengan lemahnya kontrol dilapangan sehingga terjadilah kasus pembalakan liar yang menyeret pihak perusahaan HTI sebagai tersangka.

Selain itu, penghentian tersebut dinilai dapat meredam munculnya konflik antara pihak perusahaan dan masyarakat. Selama ini banyak permasalahan yang timbul karena tanah adat dialihfungsikan menjadi HTI.

(18)

Menurut PP Nomor 7 Tahun 1990 mengenai hak pengusahaan hutan tanaman industri, HT I merupakan hutan tanaman yang dibangun dalam rangka meningkatkan potensi dan kualitas hutan produksi dengan menerapkan sistem silvikultur intensif untuk memenuhi kebutuhan bahan baku industri hasil hutan.

Tujuan pengusahaan HTI adalah menunjang pengembangan industri hasil hutan dalam negeri guna meningkatkan nilai tambah dan devisa, meningkatkan produktivitas lahan dan kualitas lingkungan hidup, serta memperluas lapangan kerja dan lapangan usaha (PP Nomor 7 1990, pasal 2).

Adanya pembangunan HTI maka diharapkan dapat menyelamatkan hutan alam dari kerusakan karena HTI merupakan potensi kekayaan alam yang dapat diperbaharui, dimanfaatkan secara maksimal dan lestari bagi pembangunan nasional secara berkelanjutan untuk kesejahteraan penduduk.

Pembangunan HTI mempunyai 3 sasaran utama yang dapat dicapai yakni sasaran ekonomi, ekologi dan sosial. Berdasarkan sasarannya, maka pembangunan HTI tentunya harus memberikan pengaruh positif terhadap kehidupan ekonomi, sosial, dan lingkungan masyarakat di sekitar kawasan HTI.

Dalam mewujudka pembangunan HTI maka banyak pihak dan stakeholder yang terlibat, salah satunya adalah masyarakat, tepatnya masyarakat yang berada di sekitar kawasan hutan, adanya peran dan partisipatif dari masyarakat sekitar, baik dalam memberikan dukungan material maupun nonmaterial serta bekerja sama dengan pihak lainnya yang terlibat dapat memprlancar dan mempercepat pelaksanaa pembangunan HTI. Oleh karena itu, masyarakat disekitar kawasan hutan tentu akan terkena pengaruh dari pembangunan HTI baik dari segi sosial maupun ekonomi.

Pembangunan dan pengelolaan HTI dalam skala luas dan jangka panjang

(19)

adalah salah satu mekanisme untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat yaitu dengan menyediakan lapangan kerja. Pengelolaan masyarakat dipusatkan pada kemampuan badan usaha menyediakan kesempatan kerja dan kesempatan usaha bagi masyarakat.

Menurut Iskandar (2005), menyatakan bahwa ada tiga elemen primer penyediaan kesempatan kerja oleh badan usaha pembangunan HTI yakni, bekerja langsung pada perusahaan, bekerja pada perusahaan kontraktor usaha, dan bekerja untuk melayani para pekerja perusahaan

D. Tinjauan Umum Tentang kayu Gmelina, Eukaliptus dan Akasia 1. Kayu Gmelina

Klasifikasi:

Kingdom : Plantae (tumbuhan),

Sub Kingdom : Tracheobionta (tumbuhan berpembuluh), Super Divisi : Spermatophyta (menghasilkan biji), Divisi : Magnoliophyta (tumbuhan berbunga), Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua/dikotil), Sub Kelas : Asteridae,

Ordo : Lamiales, Famili : Verbenaceae, Genus : Gmelina,

Spesies : Gmelina Arborea Roxb.

Gmelina adalah jenis kayu yang paling dikenal terutama diAsia Tenggara untuk penanaman pohon past growing. Pada umur 5 tahun tinggi pohon gmelina dapat mencapai 30 m, dan diameter 30 cm, pada usia tua diameter bisa mencapai 140 cm, bentuk batang silindris, tidak berbanir, tajuk membulat.

(20)

Kayu teras berwarna abu-abu muda keputih-putihan atau kekuning-kuningan, berat jenis kayu gmelina adalah 0,41 kelas kuat III dan keawetan gmelina termasuk kelas awet V. Kayu gmelina dipakai untuk berbagai keperluan khususnya untuk bahan konstruksi, pertukangan, packing, furniture, pulp dan venir, selain itu juga untuk flooring, alat musik, korek api, partikel, board, dan bahan bodi kendaraan.

Gmelina dapat tumbuh baik didaerah dengan musim kemarau yang basah maupun kering, yaitu pada tipe curah hujan A sampai D. Jenis ini tumbuh pada tanah yang agak liat dan kurus dengan ketinggian 1000 m dpl. Permudaan dilakukan secara buatan dengan bibit yang berasal dari penyemaian biji.

2. Kayu Eukaliptus

Eukaliptus nama umum/dagang: kayu putih, Klasifikasi:

Divisi : Spermatophyla, Sub Divisi : Angiospermae, Kelas : Dicotyledonae, Bangsa : Myrtales, Suku : Myrtaceae, Marga : Eucalyptus.

Habitus pohon, tinggi ± 10 m. Batang berkayu, bulat, kulit mudah mengelupas, bercabang. Daun kuning kecoklatan. Bunga tunggal, lanset, ujung dan pangkal runcing, tepi rata, permukaan berbulu, pertulangan sejajar, hijau, majemuk bentuk bulir, panjang 7-7,5 cm, benang sari banyak, tangkai sari putih, kepala sari kuning, putik satu, putih, mahkota 5 helai, putih.

(21)

Buah kotak, beruang tiga, tiap ruang terdapat banyak biji. Biji: kecil, banyak, coklat. Akar tunggang, putih.

Khasiat buah eukaliptus berkhasiat sebagai pelega perut. Minyak dari daun dapat digunakan untuk obat gosok dan obat batuk. Kandungan kimia daun eukaliptus mengandung saponin, flavonoida, tanin disamping minyak atsiri.

Eucaliptus adalah jenis pohon dari Australia. Ada lebih dari 700 spesies dari eucaliptus, tetapi kebanyakan asli dari Australia, beberapa juga dapat ditemukan di Papua Nugini dan Indonesia juga sampai Filipina. Kebanyakan eucaliptus tidak tahan suhu antara -3 °c hingga -5 °c. Beberapa spesies eukaliptus memiliki sifat menjatuhkan dahan saat mereka tumbuh. Dalam cuaca panas minyak eukaliptus yang menguap dapat memberi kesan kabut biru. Minyak eukaliptus sangat mudah terbakar (beberapa pohon telah diketahui dapat meledak) dan api dapat dengan mudah menyebar. Serta dahan dan ranting yang mati jatuh dengan mudah dapat terbakar.

Eukaliptus memiliki banyak kegunaan yang membuat mereka menjadi pohon yang sangat penting secara ekonomi. Eukaliptus jenis karri dan eukaliptus melliodora merupakan jenis yang paling terkenal dikarenakan mereka cepat tumbuh dan kegunaan dari kayunya dapat digunakan sebagai hiasan, timber, kayu bakar, dan kayu pulp. Eukaliptus menyerap banyak air dari tanah melalui proses transpirasi.

3. Kayu Akasia Klasifikasi ilmiah:

Kerajaan : Plantae,

Devisi : Spermatophyta, Kelas : Magnoliopsida,

(22)

Ordo : Fabales,

Famili : Fabaceae (Mimosoideae), Genus : Acacia,

Spesies : Acacia Mangium.

Penyebaran jenis kayu akasia ini mencakup Australia Timur Laut, Papua Nugini, Maluku dan Irian Jaya (Gunawan 1999, diacu dalam Azizah 2005). Jenis ini merupakan jenis pohon cepat tumbuh yang relatif berumur pendek (30-50 tahun). Akasia tumbuh pada daerah dengan curah hujan tahunan dengan variasi antara1.000 mm/thn sampai lebih dari 4.500 mm/thn dan mempunyai suhu rata rata12-16 °c (Dursalam 1987, diacu dalam Hendrik 2005). Akasia termasuk kedalam kelompok pohon yang hijau sepanjang tahun (Evergreen).

Kegunaannya antara lain sebagai bahan baku kontruksi ringan sampai berat, rangka pintu dan jendela, perabot rumah tangga, lantai, papan dinding, tiang, tiang pancang, selain itu baik juga untuk kayu bakar dan arang (Mandang &

Pandit 2002). Saat ini pohon akasia telah banyak ditanam, terutama dibenua Asia.

Kegunaan utama kayu akasia adalah sebagai bahan baku pembuatan kertas, fungsi lainnya sebagai bahan baku furniture. Terdapat banyak hutan khusus untuk pabrik kertas sehingga pohon yang baru berumur 3-5 tahun pun (diameter 15-20 cm) sudah bisa ditebang. Pada 10 tahun terakhir popularitas kayu akasia sebagai bahan baku furniture semakin meningkat sehingga kebutuhan pohon akasia dengan umur diatas 5 tahun semakin tinggi. Sifat fisik kayu akasia yaitu berat jenis rata-rata 0,63 (0,43-0,66).

Pohon:

Tinggi pohon bisa mencapai 30 m dengan diameter hingga 1 m. Rata-rata diameter yang bisa digunakan untuk membuat furniture minimum 25 cm untuk

(23)

mendapatkan rendemen yang baik. Akasia mangium membutuhkan 5-7 tahun untuk mencapai diameter 30 cm.

Warna kayu:

Kayu teras berwarna dari coklat muda hingga coklat tua kehijaun. Kayu gubal (Sapwood) berwarna krem keputihan, sangat jelas dan mudah dibedakan dengan kayu terasnya.

Densitas:

Pada level MC 12% densitas sekitar 450-600 kg/m3 . Bagian dan jenis tertentu bisa mencapai hingga 800 kg/m3.

Keawetan:

Akasia termasuk pada kayu kelas awet 3, cukup tahan terhadap cuaca dan kondisi normal akan tetapi akan mudah terserang jamur dan serangga apabila diletakkan pada kondisi luar ruangan yang terlalu basah. Kurang baik untuk pemakaian yang langsung diletakkan diatas tanah.

Pengeringan:

Membutuhkan waktu cukup lama pada pengeringan yaitu antara 45-60 hari terutama untuk ketebalan kayu diatas 2,5 cm. Kayu tipis bisa dilakukan tidak lebih dari 30 hari. Sifat penyusutan kayu akasia juga cukup besar mudah melengkung terutama apabila peletakan didalam Kiln Dry (Konvensional) kurang tepat.

Daun:

Berupa philodia (daun palsu) yang berukuran besar berwarna hijau gelap, dengan ukuran panjang mencapai 25 cm dan lebar antara 3-10 cm.

Bunga berkelamin ganda dengan warna putih atau kuning (Danida forest seed centre 2000).

(24)

Deskripsi buah dan benih:

Buah: polong kering merekah yang melingkar ketika masak, agak keras, panjang 7-8 cm, lebar 3-5 mm.

Benih: hitam mengkilat, lonjong, 3-5 x 2-3 mm, dengan ari (funicle) kuning cerah atau oranye yang terkait dibenih

E. Lokasi dan Waktu Kegiatan 1. Lokasi

Lokasi Praktek Kerja Lapang (PKL) di PT ITCI Hutani Manunggal (IHM) dengan luas areal 161.127 ha. Dilaksanakan di Sektor III Senoni yang bertempat di Senoni Kabupaten Kutai Kartanegara.

2. Waktu

Kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) di PT IHM ini dilaksanakan pada tanggal 13 Maret 2013 sampai dengan tanggal 13 Mei 2013 dengan waktu kerja mulai pukul 07.00 WIB sampai jam 16.00 WIB dengan jumlah hari kerja 6 hari dalam 1 minggu.

(25)

BAB III

HASIL PRAKTEK KERJA LAPANG

A. Keselamatan dan Kebakaran (Fire and Safety) a. Tujuan

Tujuan Fire and Safety adalah untuk mengetahui tingkat terjadinya kebakaran, dan pentingnya keselamatan dalam bekerja.

b. Dasar Teori

Pada bagian Fire and Safety ini menjelaskan bagaimana teknik keamanan dan keselamatan dalam bekerja dan berusaha dalam penanganan kebakaran lahan dan hutan. Dengan cara melakukan training kepada karyawan setiap satu minggu sekali. Kegiatan yang kami lakukan adalah Praktek pemadaman kebakaran.

c. Alat dan Bahan a. Selang

b. Cabang selang

c. Truk tanki pemadam kebakaran d. Pompa gendong (Back pump) e. Mesin/alkon kecil (Mini striker) f. Alat pelindung diri (APD) d. Prosedur Kerja

a. Sebelum melakukan pemadaman kabakaran terlebih dahulu ketua tim menghitung jumlah anggota pemadam kebakaran dan pembagian tugas mulai dari penjaga truk tanki, pembawa pompa air mark 3, back pump, mini striker, dan pelempar selang.

(26)

b. Penyiraman dimulai dari samping atau kiri kanan api sehingga menutup permukaan api

c. Untuk memastikan api benar-benar padam lanjutkan penyiraman dengan menggunakan back pump

d. Setelah api padam gulung selang pemadam dan simpan semua alat-alat yang digunakan

e. Ketua tim menghitung kembali semua anggota pemadam kebakaran untuk memastikan semua anggota lengkap atau tidak

e. Hasil yang Dicapai

Berdasarkakn hasil yang di capai dalam kegiatan ini adalah dalam menangani bahaya harus cepat, tepat, dan aman.

B. Lingkungan (Environment) 1. Pemantauan Erosi Tanah:

a. Tujuan

Tujuan pemantauan erosi tanah adalah untuk mengetahui tingkat bahaya erosi pada hutan tanaman.

b. Dasar Teori

Erosi tanah adalah hilangnya tanah dari permukaan tanah sampai ke bawah dengan menggunakan metode tongkat.

c. Alat dan Bahan

a. Palu atau pemukul patok b. Klino meter

c. GPS (Global Position System) d. Patok ukur

e. Peta kerja

(27)

g. Alat tulis (Tally Sheet)

h. Papan tanda ESP (Erosian Sampling Point) d. Prosedur Kerja

a. Pemasangan papan tanda ESP (Erosian Sampling Point) dan patok erosi sebanyak 5 patok pada setiap areal kawasan pemantauan b. Setelah melakukan pemantauan catat hasil erosi dan titik koordinat

pada Tally Sheet;

c. Kemudian kembalikan patok seperti semula (Angka 0 harus sejajar dengan permukaan tanah)

e. Hasil yang Dicapai

Berdasarkan hasil pemantaun yang kami lakukan tingkat erosi tanahnya tidak terlalu tinggi.

2. Pemantauan debit air dan kecepatan aliran sungai a. Tujuan

Tujuan pemantauan debit air sungai dan kecepatan aliran sungai adalah untuk mengetahui lebar sungai, kedalaman sungai dan kecepatan aliran sungai.

b. Dasar Teori

Di lakukan secara konstan setiap 2 bulan sekali pada inlet dan outlet sungai Semilis yang berada di Sektor III Senoni.

c. Alat dan Bahan a. Meteran, b. Tongkat ukur, c. Tali rafia,

d. Alat tulis (Tally Sheet).

(28)

e. Stopwatch

f. Gabus pelampung d. Prosedur Kerja

a. Perencanaan pemantauan (Observasi)

b. Penandaan patok 1. Jarak 5 meter, patok 2. Jarak 5 meter, dan jumlahnya 10 meter.

c. Penarikan tali rafia setiap patok ke seberang sungai

d. Lakukan pengukuran kedalaman sungai setiap 100 cm/1 meter, menggunakan tongkat ukur

e. Sampel (gabus pelampung) diletakkan pada awal patok sampai terbawa arus menuju ke patok akhir, untuk hasil yang akurat lakukan pengulangan sampai 3 kali (pinggir sungai 2 kali, tengah 1 kali) f. Rekam kecepatan waktu dari patok awal sampai menuju patok akhir

dengan menggunakan stopwatch,

g. Catat semua hasil pengukuran kedalam Tally Sheet e. Hasil yang Dicapai

Berdasarkan hasil pemantauan yang kami lakukan jauh berbeda dengan hasil pemantauan sebelumnya karena kondisi cuaca 1 hari sebelum pengukuran hujan, dan kondisi air saat pengukuran sangat keruh.

C. Operasional perencanaan (Planning Operational) 1. Survei Areal (Survey Area)

a. Tujuan

Tujuan survei areal adalah untuk mengetahui berapa banyak areal atau lahan yang telah di kelolah dan di produksi

(29)

b. Dasar Teori

Survei adalah kegiatan perencanaan penanaman pada suatu areal atau lahan dengan mengukur luas areal yang tidak dapat dilakukan penanaman, contohnya seperti alur air, rawa, dan bebatuan.

c. Alat dan Bahan

a. GPS (Global Position System) b. Kompas

c. Klino meter d. Prosedur Kerja

a. Setelah sampai dilokasi masukan data atau nama lokasi yang akan diukur kedalam GPS

b. Lakukan pengukuran atau pengambilan data sekeliling areal dan pengukuran areal yang tidak dapat di tanam

c. Pengolahan data dilakukan dikantor dengan menggunakan komputer

e. Hasil yang Dicapai

Berdasarkan hasil kegiatan survei prestasi kerja per hari mencapai 20 ha.

2. Plantation Monitoring Assesment (PMA) a. Tujuan

Tujuan kegiatan PMA untuk mengetahui kualitas tanaman, kondisi tanaman, ketersediaan tanaman, dan pertumbuhan tanaman.

b. Dasar Teori

Plantation Monitoring Assesment (PMA) adalah kegiatan Assesment yang dilaksanakan pada tanaman yang berumur 6 bulan dan

(30)

12 bulan setelah tanam.

c. Alat dan Bahan a. Kompas b. Klino meter

c. GPS (Global Position System) d. Stik ukur (Hasting stick) e. Meteran

f. Diameter tape g. Alat tulis (Tally Sheet) d. Prosedur Kerja

a. Nomor plot dimulai dari 1 dan nomor jalur dimulai dari A, penomoran plot selanjutnya dilakukan secara berurutan. Plot kosong (Void) tetap dinomori

b. Catat hasil pengukuran kedalam Tally Sheet frekuensi dengan menuliskan nomor pohon. Batang tunggal dan batang utama dicatat pada kolom “Main Stem“, sedangkan cabang lainya dicatat pada kolom “2nd, 3rd,4th.

c. Lakukan pengamatan setiap tanaman yang masuk dalam plot dengan kriteria Sehat (Healthy), Sakit/rusak (Diseased /Demaged), Mati/hilang (Dead/Vacant)

d. Ukur tinggi pohon (PMA 6 bulan dan 12 bulan) dengan menggunakan stik ukur tinggi.

e. Ukur diameter setinggi dada (PMA 6 bulan dan 12 bulan) untuk semua pohon dengan menggunakan diameter tape.

(31)

e. Hasil yang Dicapai a. Stocking = 71,92 % b. Survival = 86.32 %

c. Diameter rata-rata = 3.91 cm d. Tinggi rata-rata = 4.24 meter 3. Tata Usaha Kayu (TUK)

a. Tujuan

Memberikan gambaran mengenai proses dokumentasi tata usaha kayu sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

b. Dasar Teori

Tata Usaha Kayu adalah kegiatan perhitungan stok kayu yang berada di Tpk sebelum dibawa ke log pond

c. Alat dan Bahan a. Meteran b. Stik ukur

c. Alat tulis (Tally Sheet) d. Prosedur Kerja

a. Persiapan alat dan bahan

b. Menentukan areal Tpk yang akan dilakukan pengukuran, contohnya mulai pengukuran dari Tpk lama atau Tpk baru

c. Melakukan pengukuran tinggi pada setiap Tpk dengan kelipatan 5 sesuai panjang Tpk

d. Melakukan pengukuran panjang pada setiap Tpk.

e. Catat data pengukuran ke dalam Tally Sheet

(32)

e. Hasil yang Dicapai

Sisa kayu yang masih berada di Tpk mencapai 8.000 ton 4. Pre-Harvesting Inventory (PHI)

a. Tujuan

Tujuan kegiatan PHI adalah untuk mengetahui kubikasi kayu sebelum pemanenan

b. Dasar Teori

Pre-Harvesting Inventory (PHI) adalah kegiatan Assesment yang di laksanankan pada tanaman yang berumur 4 tahun sebelum pemanenan.

Ruang lingkup prosedur ini meliputi persiapan, pelaksanaan, dan kalkulasi data Kubikasi tanaman berumur 4 tahun setiap kompartemen c. Alat dan Bahan

a. Kompas b. Klino meter c. Ribbon tip

d. GPS (Global Position System) e. Meteran

f. Vertex hypsometer g. Parang

h. Stik ukur tinggi (Hasting stick) i. Alat tulis (Tally Sheet)

d. Prosedur Kerja

a. Persiapan alat dan bahan b. Membersihkan areal kerja

c. Menentukan jari-jari arah utara timur, barat selatan dengan jarak 11.28

(33)

m

d. Bentuk plot lingkaran dengan luas 0.04 ha atau dengan jari-jari 11,28 m

e. Menentukan As tengah (Center Point)

f. Menentukan tinggi diameter pohon menggunakan stik ukur dengan jarak 1.3 m

g. Nomor plot dimulai dari 1 dan nomor jalur dimulai dari A, penomoran plot selanjutnya dilakukan secara berurutan. Plot kosong (Void) tetap dinomori

h. Catat hasil pengukuran kedalam Tally Sheet frekuensi dengan menuliskan nomor pohon. Batang tunggal dan batang utama dicatat pada kolom “Main Stem“, sedangkan cabang lainya dicatat pada kolom “2nd, 3rd,4th.

i. Lakukan pengamatan setiap tanaman yang masuk dalam plot dengan kriteria Sehat (Healthy), Sakit/rusak (Diseased /Demaged), Mati/hilang (Dead/Vacant)

j. Mengukur diameter pohon dan menandai pohon dengan menggunakan Ribbon tip

k. Mengukur tinggi pohon dengan menggunakan Vertex hypsometer e. Hasil yang Dicapai

a. Pokok tanaman yang seharusnya di tanam (Stocking) b. Jumlah tanaman hidup (Survival)

c. Diameter rata-rata tanaman d. Tinggi rata-rata tana

(34)

D. Operasional Persemaian (Operational Nursery) a. Tujuan

Tujuan Pembibitan/Persemaian adalah upaya penyediaan bibit yang berkualitas baik dalam jumlah yang memadai, sesuai dengan rencana penanaman

b.Dasar Teori

Nursery adalah tempat atau areal untuk kegiatan memproses benih menjadi Bibit/Semai yang siap ditanam di lapangan/lokasi.

c. Alat dan Bahan 1. Alat :

a. Box b. Sekop c. Karung d. Arko e. Polybag f. Tugal g. Bedeng h. Drum 200 ltr i. Selang j. Stik aduk k. Gembor l. kompeq/plastik

m. APD (Topi/seraung, sarung tangan, sepatu boot) 2. Bahan:

a. Gambut dan sekam padi

(35)

b. Pupuk c. Air

d. Benih dan Bibit Akasia d. Prosedur Kerja

a. Sekam padi sebelumnya dibakar sampai berwarna coklat b. Persiapan media (Gambut dan sekam padi)

c. Pencampuran media (gambut 70%, sekam padi 30% dan pupuk dasar Kalium Phospate: 1 kg/M3, NPK 16: 3 Kg/M3, dan Rock phospat: 3 Kg/M3, Dolomite: 3 Kg/M3.

d. Persiapan bedeng (Kawat ram mesh 50, Terpal Mulsa) e. Pengisian media/polybag

f. Tugal (Sowing), sebelum Sowing media di siram, kedalaman tugal ±1cm, pasang jaring (Shade Net) sampai 14 hari

g. Perawatan (Maintenance) di bagi dengan 2 cara: pemupukan dan penyiraman

h. Perumputan/pembersihan bedeng, mencabut gulma

i. Seleksi bibit (Packing), dalam satu kompeq/plastik isinya harus 55 bibit j. Langsir bibit/Mutasi

e. Hasil yang Dicapai

a. Proses pengisian polybag dalam sehari dapat mencapai 21 potres/orang. Dan dalam 1 m3 dapat 45 potres/4366 polybag

b. Proses perawatan/pemupukan dalam 1 drum terdapat 5 gembor dan dapat menyiram 4.845 batang/semai.

(36)

Tabel 1. Perhitungan waktu pengisian media/polybag

No Aktifitas Waktu Hasil Ket

1 Pengisian media 20 menit 1 potress= 96 polybag Sistem borongan beda dengan sistem harian 4.8 detik 1 polybag

1 jam 3 potress

7 jam 21 potress/orang Tabel 2. Perhitungan waktu pemupukan

No Aktifitas Waktu Hasil Ket

1 Pemupukan 38 menit

1 drum dapat menyiran 4 baris/bedeng 1 gembor dapat menyiram 1088

batang.

1 bedeng dapat menghabiskan 5 gembor

5 gembor=200 liter dapat menyiram 4,845 btang/semai/orang

E. Operasional Penanaman (Operational plantation) 1. Tanam (Planting)

a. Tujuan

Tujuan kegiatan ini yaitu untuk melakukan penanaman pada areal kosong, serta areal yang kurang pengayaan dan rehabilitas untuk penyulaman.

b. Dasar Teori

Penanaman adalah kegiatan yang di proses di lapangan tanaman.

Kegiatan penanaman meliputi transportasi bibit, Persiapan tanaman lapangan, menanam, Pemeliharaan tanaman muda, dan perlindungan

tanaman terhadap gangguan luar (kebakaran, hama penyakit) (Sipayung, 2010).

Dalam proses penanaman, di PT IHM menggunakan dasar teori.

Penanaman jarak tanam 3x3 meter setelah dilakukan Pengamatan didapat jarak tanam 3x2 m lebih bagus dan di pakai sampai sekarang.

(37)

c. Alat dan Bahan 1. Alat:

a. Dodos/tugal (ukuran 12 cm lebar ujung × 20 cm panjang) b. Tempat dan takaran pupuk (sesuai jenis pupuk)

c. Shade Net untuk naungan bibit d. Drum (tempat air)

e. Stik ukur (ukuran 3 m) f. Sling tanam (ukuran 2 m) 2. Bahan:

a. Bibit Akasia b. Pupuk c. Air d. Prosedur Kerja

a. Siapkan bibit sesuai dengan kriteria bibit siap tanam (mengacu pada SOP Nursery)

b. Hitung jumlah bibit yang datang dan seleksi bibit yang masuk, hitung presentasi bibit rijek (rusak)

c. Siapkan Shade Net (naungan bibit) supaya bibit tidak terkena sinar matahari langsung, pupuk dikasih naungan/penutup

d. Siram bibit 4 kali 1 hari (pagi 2 kali maksimal sampai jam 10, dan sore 2 kali mulai dari jam 2 siang)

e. Buat ajir atau pancang menggunakan arah timur barat sehingga barisan tanaman menjadi utara selatan

f. Buat lubang tanam dengan menggunakan dodos/tugal

g. Ukuran lubang 20 x 20 x 20 cm pada tanah normal dan 30 x 30 x 40

(38)

cm pada tanah padat, Contoh: TPN

h. Pupuk TSP dicampur merata dalam lubang tanam, untuk pupuk KCL aplikasi dengan membuat kupingan disamping pokok tanaman

i. Perhatikan pengambilan bibit yang benar supaya tidak terhambur, bibit dimasukkan ke dalam lubang tanam, dan pastikan bibit yang ditanam dengan kondisi tegak

j. Perhatikan kedalaman lubang tanam, lalu bibit ditanam dan dipadatkan.

e. Hasil yang Dicapai

Berdasarkan hasil yang dicapai dalam kegiatan ini, penanaman 1 hari menghabiskan 2-3 kompeq/plastik.

2. Perawatan (Maintenance) a. Tujuan

Untuk pengendalian gulma, supaya tidak menggangu pertumbuhan tanaman dan untuk menghindari dari kebakaran serta memudahkan pada saat penebangan.

b. Dasar Teori

Maintenance adalah kegiatan penanganan gulma, yang dilakukan dalam 5 tahapan yaitu Weeding Round 1 pada saat tanaman berumur 1 bulan, Weeding Round 2 pada saat tanaman berumur 3 bulan, Weeding Round 3 pada saat tanaman berumur 6 bulan, Weeding Round 4 pada saat tanaman berumur 10 bulan, dan Weeding Round 5 pada saat tanaman berumur 14 bulan, dengan cara penyemprotan.

(39)

c. Alat dan Bahan 1. Alat:

a. Jerigen (tempat air) b. Solo (Knapsack)

c. Nozzle kuning Low-Drift Nozzle d. Bendera

e. APD lengkap (baju lengan panjang, celana panjang, apron, masker, topi, kaca mata, sarung tangan, dan sepatu boots)

2. Bahan:

a. Racun/Herbisida b. Air

d. Prosedur Kerja

a. Pengambilan racun sesuai dengan kebutuhan

b. Mempersiapkan bahan (herbisida dan kebutuhan air), periksa alat semprot jangan sampai ada yang bocor

c. Setelah larutan diisi kedalam Knapsack, maka Knapsack di gendong d. Aplikasi Start dan Finis penyemprotan harus menggunakan tanda

agar tidak ada pengulangan pekerjaan

e. Pompa 8-10 kali (sampai keras) terlebih dahulu Knapsack Sprayer baru lakukan penyemprotan

f. Setiap 2-3 langkah lakukan pemompaan, sehingga tekanan dan Drip yang keluar selalu sama/rata

g. Tinggi Nozzle dengan permukaan gulma juga harus diperhatikan, 30-40 cm diatas permukaan tanah.

(40)

e. Hasil yang Dicapai

Berdasarkan hasil yang dicapai dalam kegiatan ini. Penyemprotan yang dilakukan dalam 1 hari dengan jumlah 15 orang tenaga kerja, prestasi kerja yang diperoleh mencapai 2 ha.

3. Penyulaman (Blanking) a. Tujuan

Kegiatan ini bertujuan untuk menggantikan tanaman yang mati dan memenuhi jumlah tanaman per Ha sesuai jarak tanam.

b. Dasar Teori

Blanking adalah kegiatan penanaman kembali pada bagian tanaman yang mati/kosong. Blanking dilakukan 1 bulan setelah penanaman c. Alat dan Bahan

a. Dodos/tugal b. Parang c. Bibit Akasia d. Prosedur Kerja

a. Persiapan alat dan bahan

b. Memeriksa bagian tanaman yang mati/kosong

c. Mengganti tanaman yang mati/kosong dengan menanam bibit akasia yang baru

e. Hasil yang Dicapai

Berdasarkan hasil yang kami capai dalam kegiatan ini. Penyulaman yang dilakukan dalam 1 hari dengan jumlah 9 orang tenaga kerja, prestasi kerja yang diperoleh mencapai 2 ha.

(41)

F. Pemanenan (Harvesting) a. Tujuan

Tujuannya adalah untuk mendapatkan hasil dan keuntungan perusahaan berupa kayu dengan jumlah yang cukup dan dengan kualitas mutu yang memenuhi persyaratan industri pulp.

b. Dasar Teori

Penebangan adalah kegiatan pengambilan kayu dari pohon-pohon dalam tegakan dengan umur yang telah di tentukan (Anonim, 2011).

Pemanenan kayu di lakukan pada usia tanaman > 5 tahun, dengan sistem yang telah ditata sesuai dengan prosedur dan rencana kerja

c. Alat dan Bahan

a. Chain Saw dan perlengkapannya b. Parang

c. Helem dan sepatu Safety d. Pelindung Telinga (Earplug) e. Sarung tangan

f. Exavactor (Fix grapple, Rotator) g. Skidder/Buldozer

h. Ponton darat

i. Mesin pengupas kayu (Debarked) j. Truk (Colt Dieselt, Tronton) d. Prosedur Kerja

a. Persiapan alat dan bahan

b. Pembersihan sekeliling pohon (Imas/Underbrushing) c. Tebang (Felling)

(42)

d. Pengumpulan kayu (Pre-Bunching)

e. Pemotongan cabang dan ranting (Delimbing)

f. Pemotongan pucuk dan batang pohon (Bucking and Topping) g. Pengupasan kayu (Debarking)

h. Penarikan kayu (Extraction) i. Penumpukan kayu (Stacking) j. Pemuatan kayu (Loading)

k. Penyerakan sampah (Spreading) l. Penyerahan areal (Handing Over Area).

e. Hasil yang Dicapai

a. Proses penebangan dalam 1 hari/7 jam kerja dapat menebang 2800/pohon/orang.

b. Proses pemotongan batang dan pucuk dapat menghasilkan 3150 batang/hari/orang.

c. Proses pengupasan kulit kayu secara manual dapat menghasilkan 105 batang/hari/orang.

d. Proses pengupasan kulit secara mekanis dapat menghasilkan 787 batang/har/orang.

e. Proses penarikan kayu pada ponton darat dengan jarak 120 meter dapat mencapai 8 x penarikan/angut.

Tabel 3. Perhitungan waktu penebangan (Felling)

No Waktu hasil Ket

1

9 detik 1 pohon

Diameter >20 1 menit 7 pohon/menit

1 jam 400 pohon/orang

7 jam 2800

pohon/hari/orang

(43)

Tabel 4. Perhitungan waktu potong batang dan pucuk

No Waktu Hasil Ket

1

8 detik 1 batang/orang

Diameter > 20 1 menit 7 batang/orang

1 jam 450 batang/orang

7 jam 3150

batang/hari/orang

Tabel 5. Perhitungan waktu pengupasan (Debarking) secara manual

No Waktu Hasil Ket

1

4 menit 1 batang/orang

Diameter > 20

1 jam 15

batang/jam/orang

7 jam 102

batang/hari/orang

Tabel 6. Perhitungan waktu pengupasan (Debarking) secara mekanis

No Waktu hasil Ket

1

32 detik 1 batang/orang

Diameter > 20 1 jam 112 batang/orang

7 jam 787 batang/harI /orang

Tabel 7 Perhitungan waktu penarikan (Extraction) pada ponton darat

No Waktu hasil Ket

1

52 menit 1x angkutan dng jarak 120 meter 7 jam 8 x angkutan

(44)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kegiatan PKL di PT ITCI Hutani Manunggal (IHM) Sektor III Senoni yang dilaksanakan kurang lebih 2 bulan dengan tahapan kegiatan HTI meliputi kegiatan Perencanaan (Planning), Persemaian (Nursery), Penanaman, serta Perawatan (Plantation), dan Pemanenan (Harvesting), dengan kayu Gamelina sebagai tanaman sisa yaitu sisa tanaman terdahulu, kayu Eucalyptus sebagai tanaman percobaan yang bibitnya di ambil dari Sepaku, serta kayu Akasia sebagai tanaman pokok untuk menyediakan bahan baku kayu dengan panjang 4 m, dan diameter 30-60 cm untuk memenuhi kebutuhan grup sendiri yaitu pembuatan Chip, perusahaan ini juga telah mendapatkan Sertifikasi dari ISO dan OHSAS.

Tahapan kegiatan HTI dimulai dari Perencanaan yaitu Survei Areal/Lahan yang akan ditanam. Persemaian terdiri atas 4 site khusus penampung bibit (open area 2.3 ha), dengan total kapasitas site1. 518.480 bibit, dan kapasitas penampung ± 300.000 batang, dengan kriteria dan standar bibit: tinggi > 20 cm, jumlah daun semu 4 helai, diameter 3 mm, perakaran semi kompak (70 %), bebas hama dan penyakit, dan umur 8-12 minggu. Penanaman dengan jarak tanam 3x2 m karena yang dibutuhkan volume kayu. Perawatan dengan melakukan Weeding Round dan penyulaman. Serta pemanenan dilakukan pada saat tanaman berumur 5-7 tahun, dan dalam kegiatan penebangan (Felling) jarang menggunakan takik rebah dan takik balas karena diameter kayu tidak terlalu besar.

(45)

B. Saran

1. Sisa potongan ranting kayu Akasia yang tidak terpakai supaya dimanfaatkan untuk proses pembuatan Briket Arang dan Asap Cair.

2. Daun, bunga, dan kulit dari kayu eukaliptus yang telah ditebang dapat di manfaatkan untuk pembuatan Minyak Atsiri.

3. Kepada pihak kampus khususnya program Studi Teknologi Hasil Hutan agar lebih mengutamakan Fire and Safety pada saat malaksanakan praktikum.

4. Perlu adanya hubungan yang lebih erat antara pihak kampus dan pihak perusahaan untuk menjalin kerja sama.

(46)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2011. Pedoman HTI PT. Surya Hutani Jaya Distric Sebulu.

Sipayung. 2010. Pedoman Penanaman di Hutan Tanaman Industri. Viva region Kaltim, Samarinda

Randy-tahir. blogspot. Com, Kebijakan Hutan Tanaman Industri

Astutik M. 2011. Laporan Kegiatan PKL di PT. Surya Hutani Jaya Site 32. Unit Sebulu. Kab Kutai Kartanegara. Politeknik Pertanian Negeri Samarinda, Samarinda

Www.tentangkayu. Com kayu-akasiaInformasi-budidaya. Blogspot. Com Rajabenih. Com/akasia-acacia-mangium

Kampuzsipil. Blogsppot. Com

Www.plantamor. Com/Index.php%3fplant Alistianahindonesia. Blogspot. Com Id.Wikipedia.org/wiki/Eukaliptus Id.answers.yahoo.Com

(47)

Lampiran

(48)

Gambar 1. Pemadaman Kebakaran Gambar 2. Pemantauan Erosi

Gambar 3. Pemantauan Debit Air Gambar 4. Kecepatan Aliran Sungai

Gambar 5. Survei Areal Gambar 6. PMA

(49)

Gambar 7. PHI Gambar 8. Nursery

Gambar 9. Tanam (Planting) Gambar 10. Maintenance

Gambar 11. Penebangan Gambar 12. Pengupasan mekanis

Gambar

Tabel 1. Perhitungan waktu pengisian media/polybag
Tabel 5. Perhitungan waktu pengupasan (Debarking) secara manual
Gambar 3. Pemantauan Debit Air    Gambar 4. Kecepatan Aliran Sungai

Referensi

Dokumen terkait

(10) Masa kerja yang lama juga dapat berpengaruh terhadap nyeri punggung bawah karena merupakan akumulasi aktivitas kerja seseorang dalam jangka waktu panjang

14 Dengan latihan McKenzie, maka akan terjadi perbaikan pada diskus dan akan mendorong diskus masuk ke dalam, sehingga penekanan terhadap akar saraf berkurang dan nyeri

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Ho di tolak dan Ha diterima yang berarti “Ada hubungan yang signifikan antara sikap kerja duduk dengan keluhan

Besaran insentif dapat mencapai maksimal 1,5 x (70% dari nilai remunerasi) atau setara dengan capaian kinerja 54 poin bagi dosen dengan tugas tambahan (DT) dan tenaga kependidikan

(5) Jumlah angka kredit yang memenuhi persyaratan untuk pengangkatan ke dalam jabatan Lektor bagi dosen PNS berpendidikan S3/Sp.II yang kurang dari jumlah angka

(2) Plafon Tambahan Penghasilan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan Besaran Tambahan Penghasilan kepada Pegawai Negeri Sipil yang menduduki jabatan struktural

Dalam hal Surat Panggilan disampaikan secara langsung dan Wajib Pajak, wakil, atau kuasa dari Wajib Pajak menolak untuk menerima Surat Panggilan tersebut, Wajib Pajak, wakil, atau

Visi BPK RI yaitu “Menjadi pendorong pengelolaan keuangan negara untuk mencapai tujuan negara melalui pemeriksaan yang berkualitas dan bermanfaat”, yang berarti bahwa