• Tidak ada hasil yang ditemukan

10 DTL Mesin DC 2019

N/A
N/A
Ant Dti

Academic year: 2022

Membagikan "10 DTL Mesin DC 2019"

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

MESIN LISTRIK

(2)
(3)

MESIN DC

Company Logo

(4)

PENDAHULUAN

Konversi energi yang terjadi dalam mesin listrik : 1. Generator listrik : energi mekanik menjadi

energi listrik

2. Motor listrik : energi listrik menjadi energi mekanik

3. Transformator : energi listrik menjadi energi listrik

(5)

Macam mesin listrik (berdasarkan arus) : 1. Mesin DC

2. Mesin AC

Macam mesin DC berdasarkan fungsi : 3. Generator DC

4. Motor DC

(6)

Macam mesin DC berdasarkan penguatan medan magnet (suplai arus penghasil medan magnet) :

1. Mesin DC Penguatan Terpisah (Separately excited)

2. Mesin DC Penguatan Sendiri (Self Excited)

(7)

Macam mesin DC Penguatan Sendiri berdasarkan hubungan kumparan medan dan jangkar :

1. Mesin DC Seri

2. Mesin DC Shunt (Paralel)

3. Mesin DC Kompon (gabungan shunt dan seri)

(8)

Macam mesin AC (berdasarkan dinamika/gerakan):

1. Mesin AC statis : tidak ada bagian mesin ac yang bergerak/berputar

2. Mesin AC dinamis : ada bagian mesin ac yang bergerak/berputar

(9)

Macam mesin AC statis :

1.Transformator

(10)

Macam mesin AC dinamis :

1. Mesin AC serempak (Sinkron)

2. Mesin AC tak serempak (Asinkron)

(11)

Macam mesin AC serempak (berdasarkan jenis kutub magnetnya):

1. Mesin AC serempak kutub menonjol

2. Mesin AC serempak kutub tak menonjol (silindris)

(12)

Mesin AC Serempak berdasarkan fungsinya :

1.Generator AC Serempak

2.Motor AC Serempak

(13)

Macam mesin AC tak serempak (Asinkron) berdasarkan fasanya:

1.Mesin AC tak serempak satu fasa

2.Mesin AC tak serempak tiga

fasa

(14)

Macam mesin AC tak serempak (Asinkron) tiga fasa berdasarkan rotornya :

1. Mesin AC tak serempak rotor sangkar bajing

2. Mesin AC tak serempak rotor belitan

(15)

Macam mesin AC tak serempak (Asinkron) tiga fasa berdasarkan fungsinya :

1.Motor AC tak serempak

2.Generator AC tak serempak

(16)

MESIN DC

(17)

Bagian utama

1. Stator (medan) : kutub U dan S 2. Rotor (jangkar) : lilitan AB

(dinamis) , komutator (dinamis), sikat (statis), terminal (statis), poros (dinamis)

3. Celah Udara

(18)

Tempat untuk menghasilkan fluks (kutub) dc.

Stator (Medan)

(19)

Tempat dihasilkannya ggl (generator) atau gaya mekanik (motor)

Rotor (Jangkar)

(20)

GENERATOR DC

(21)

PRINSIP KERJA

1. Poros rotor diputar (searah jarum jam) → lilitan AB berputar terhadap aliran fluks stator → timbul ggl pada lilitan AB karena merasakan dФ/dt

(22)

PRINSIP KERJA

2. Saat konduktor A dekat kutub S dan B dekat kutub U → arah ggl induksi konduktor A (keluar) dan B (masuk)

→ aturan tangan kanan Fleming

(23)

PRINSIP KERJA

3. Komutator A berpolaritas (+) dan B (-) → sikat bawah (+) dan atas (-) → saat dipasang beban R pada terminal

→ arus mengalir dari terminal kanan ke kiri.

(24)

PRINSIP KERJA

4. Saat konduktor B dekat kutub S dan A dekat kutub U → ggl konduktor B (keluar) dan A (masuk) → arus tetap mengalir dari terminal kanan ke kiri

→ arus se (satu) arah (DC)

(25)

MOTOR DC

(26)

PRINSIP KERJA

1. Suatu sumber dc eksternal dihubungkan ke terminal → mengalirkan arus dc ke sikat → komutator → lilitan AB pada rotor

(27)

PRINSIP KERJA

2. Aliran arus (I) dc pada konduktor A (masuk) dan B (keluar) dengan panjang (L) akan berinteraksi dengan rapat fluks (B) dari kutub U ke S stator.

(28)

PRINSIP KERJA

3. Timbul gaya Lorentz (FL=BIL) pada konduktor A (ke atas) dan B (ke bawah) → aturan tangan kiri Fleming

→ lilitan AB akan berputar searah jarum jam

(29)

PRINSIP KERJA

4. Aliran arus dc yang satu arah → putaran lilitan AB, komutator dan poros rotor juga satu arah → motor dc dapat memutar beban mekanis.

(30)

GGL LAWAN PADA

MOTOR DC

(31)

GGL LAWAN

Gaya Lorentz yang memutar lilitan AB secara tidak langsung menyebabkan konduktor A dan B merasakan fluks kutub U dan S stator menjadi berubah terhadap waktu (dΦ/dt)

(32)

GGL LAWAN

Terinduksi suatu ggl (e = - N(dΦ/dt) pada konduktor A dan B → ggl

‘lawan’ → arahnya berlawanan (-) dengan tegangan sumber dc eksternal pada rotor

(33)

GGL LAWAN

Persamaannya :

Φ = fluks stator (Weber)

n = kecepatan putar rotor (rpm)

Z = jumlah konduktor = jumlah sisi lilitan = 2 x N (lilitan)

* Satu lilitan terdiri dari 2 sisi (knduktor) 60

EaZn

(34)

RANGKAIAN MOTOR DC

(35)

SOAL

Suatu motor dc terhubung dengan sumber tegangan dc eksternal 12 V, memiliki kumparan rotor 200 T dan tahanan kumparan 1 Ohm yang menerima fluks stator sebesar 30 mWb.

Hitunglah kecepatan putaran rotor jika arus yang mengalir di rotor sebesar 6A.

(36)

SOAL

Diketahui : Vdc = 12 V N = 200 T

Φ = 30 m Wb = 30 x 10-3 Wb Ra = 1 Ohm

Ia = 6 A Hitung : n = …..?

(37)

SOAL

Jawaban :

Vdc = Ea + Ra Ia Ea = Vdc – Ia Ra = 12 – (6 x 1) = 12 – 6 = 6 V

(38)

SOAL

Jawaban :

Z = 2 x N = 2 x 200 T = 400 sisi kumparan = 400 konduktor

Z n Ea

Ea Zn

60 .

60

(39)

SOAL

Jawaban :

rpm n

Z n Ea

12 30 360 400

10 30

60 6

60 .

3

 

 

(40)

SOAL

Suatu motor dc memiliki kumparan rotor 250 T dan tahanan kumparan rotor 5 Ohm, menerima fluks stator sebesar 30 mWb dan arus rotor sebesar 10 A. Hitunglah tegangan sumber untuk menghasilkan kecepatan putaran rotor 1000 rpm.

(41)

SOAL

Diketahui : N = 250 T Ra = 5 Ohm

Φ = 60 m Wb = 60 x 10-3 Wb Ia = 10 A

n = 1000 rpm Hitung :

V = …..?

(42)

SOAL

Jawaban :

volt Ea

Ea Zn

60 250 15000 60

1000 500

10 30

60

3

   

 

(43)

SOAL

Jawaban :

Vdc = Ea + Ia Ra

= 250+ (10 x 5)

= 250 + 50 = 300 V

(44)

KESIMPULAN

(45)

REFERENSI

(46)

PERTANYAAN ?

Referensi

Dokumen terkait

Hubungan Manajemen Waktu dengan Prestasi Belajar Mahasiswa Program Studi D IV Bidan Pendidik Semester III di STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta Tahun 2016. Hasil uji statistik

Dalam hal pembelian Unit Penyertaan MAYBANK DANA PASAR UANG dilakukan oleh Pemegang Unit Penyertaan secara berkala sesuai dengan ketentuan BAB XIII butir 3

Anomali eksentrik adalah sudut yang diukur dari apogee dalam arah yang sama dengan anomali benar.. 44.Satelit akan dapat diamati pada posisi yang sama di atas

ayat (6), sepanjang terdapat usulan nilai sewa yang diajukan oleh calon penyewa danl atau Pengguna Barang dan nilai usulan tersebut lebih besar dari hasil perhitungan

Sedangkan dari nilai OR didapatkan OR = 0,772, artinya bahwa WPS Tidak Langsung dengan pendidikan <9 tahun mempunyai kemungkinan 0,772 kali untuk

Prinsip kehati-hatian dalam penyediaan dana kepada pihak terkait dan penyediaan dana besar yang dilakukan Bank sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor

1 Mass Transfer Model for Basic Blue Adsorption onto Pillared Bentonite Clay Using Langmuir Equilibrium and Taking into Account Liquid and Surface Diffusion.. Hadiatni Rita