ABSTRAK
PENGARUH KEBISINGAN TERHADAP GANGGUAN PENDENGARAN PADA PEKERJA KAPAL TUG BOAT PERTAMINA RU VI
BALONGAN BAGIAN MESIN DENGAN MASA KERJA 11-30 TAHUN
Wina Shaulla, 2010. Pembimbing I : July Ivone,dr., M.K.K., MPd.Ked. Pembimbing II: Drs. Pinandojo Djojosoewarno,dr.,AIF.
Pekerjaan di bagian mesin memiliki kebisingan dengan suara berkekuatan tinggi. Dampak negatif yang ditimbulkannya adalah kebisingan yang berbahaya bagi pekerja. Tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kebisingan terhadap gangguan pendengaran pada pekerja kapal tug boat PERTAMINA RU VI Balongan bagian mesin dengan masa kerja 11-30 tahun. Penelitian bersifat survei deskriptif dengan cross-sectional study. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner. Subjek penelitian adalah 57 orang pekerja kapal tug boat bagian mesin yang diambil dengan sistem whole sampling pada bulan Desember 2009 – Desember 2010.
Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan: sebanyak 98,3% responden tidak memiliki riwayat penyakit yang berhubungan dengan gangguan telinga. Seluruh responden (100,0%) rutin memeriksakan kesehatan. Perusahaan memiliki kebijakan untuk kesehatan para pekerja (100,0%). Responden tidak mengkonsumsi obat-obatan ototoksik (100,0%). Sebanyak 86,0% responden tidak memiliki gejala gangguan pendengaran.
Kesimpulan penelitian ini adalah: kebisingan pada lokasi tersebut sebesar 80-95 dB, sebesar 100,0% pekerja menggunakan ear plug.Tidak ada pengaruh yang signifikan antara kebisingan sebesar 80-95 dB selama 8 jam/hari dengan masa kerja 11-30 tahun dengan rentang usia 31-60 tahun terhadap gangguan pendengaran.
ABSTRACT
THE EFFECT OF NOISE WITH HEARING LOSS ON TUG BOAT PERTAMINA RU VI BALONGAN’S ENGINE UNIT
EMPLOYEES WITH WORKING PERIODE 11-30 YEARS
Wina Shaulla, 2010. Tutor I : July Ivone,dr., M.K.K., MPd.Ked. Tutor II : Drs. Pinandojo Djojosoewarno,dr.,AIF.
Occupation in engine unit has the high level of noise. The negative impact is the dangerous noise for the employees. The purpose of this study was to investigate The effect of noise with hearing loss on tug boat PERTAMINA RU VI Balongan’s employees engine unit with working periode 11-30 years.
The method of this study was survey descriptive with cross sectional study design. The instrument used was a questionnaire. Subject were 57 people who working on tug boat of engine unit which is taken in whole sampling methodde on December 2009 - December 2010.
The result of this study showed that: 98.3% didn’t have the history of hearing loss. All of the respondents do the health examination routinely (100,0%), the company has a police to protect their employees' health, all of the respondents didn’t used ototoxic medicine (100,0%), 86,0% didn’t has a hearing loss.
The conclusions of this study are: the level of noise at the location is 80-95 dB. All of the respondents use ear plug. There was no significant effect between 80-95 dB of noise in 8 hour per day with 11-30 years of working period and 31-60 years old range of age for hearing loss.
DAFTAR SINGKATAN
1. dB : desibel
2. Hz : Hertz
3. ANSI : American National Standard Institute
4. mV : mili Volt
5. NIHL : Noise Induce Hearing Loss
6. WHO : World Health Organization
7. PTS : Permanent Threshold Shift
8. PTA : Pure Tone Average
DAFTAR ISI
JUDUL ... i
LEMBAR PERSETUJUAN ... ii
SURAT PERNYATAAN ... iii
DAFTAR SINGKATAN... iv
ABSTRAK ... v
ABSTRACT... vi
PRAKATA ... vii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR GAMBAR ... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ... xv
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 2
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 2
1.3.1 Maksud Penelitian ... 2
1.3.2 Tujuan Penelitian ... 2
1.4 Manfaat Penelitian ... 3
1.4.1 Manfaat Akademis... 3
1.4.2 Manfaat Praktis ... 3
1.5 Konsep ... 3
1.6 Metodologi Penelitian ... 4
1.7 Lokasi dan Waktu ... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anatomi Telinga ... 6
2.1.1 Labirin ... 6
2.1.3 Kanalis Semisirkularis ... 8
2.1.4 Koklea ... 9
2.1.5 Sakulus dan Utrikulus... 10
2.1.6 Persyarafan Telinga Dalam... 10
2.1.7 Vaskularisasi Telinga Dalam ... 11
2.2 Fisiologi Pendengaran ... 11
2.2.1 Ambang Pendengaran ... 12
2.3 Kebisingan ... 14
2.3.1 Pengaruh Kebisingan Terhadap Manusia ... 14
2.3.2 Kebisingan di Lingkungan Kerja ... 16
2.4 Diagnosa Noise Induced Hearing Loss ... 16
2.5 Pekerjaan dan Kebisingan ... 17
2.5.1 Dampak Kesehatan ... 18
2.5.2 Suara dan Telinga ... 18
2.5.3 Situasi Kebisingan ... 19
2.5.4 Pekerjaan dengan Sumber Kebisingan ... 19
2.5.5 Batas Pemparan Kerja... 20
2.5.6 Mesin ... 20
2.6 Kesehatan Keselamatan Kerja ... 20
2.7 Alat Pelindung Telinga... 22
2.8 Audiometri ... 26
2.8.1 Audiometri Nada Murni... 26
2.8.2 Audiometri Tutur... 26
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian ... 27
3.2 Rancangan Penelitian ... 27
3.3 Instrumen Penelitian ... 27
3.4 Pengumpulan Data ... 28
3.4.1 Sumber Data ... 28
3.4.3 Sampel ... 29
3.4.4 Kriteria Pemilihan Subjek ... 29
3.4.4.1 Kriteria Inklusi ... 29
3.4.4.2 Kriteria Eksklusi ... 29
3.5 Definisi Operasional ... 29
3.5.1 Data Pribadi Responden ... 29
3.5.2 Riwayat Penyakit ... 30
3.5.3 Riwayat Penggunaan Obat ... 30
3.5.4 Riwayat Pemeriksaan Kesehatan ... 30
3.5.5 Gejala Gangguan Telinga ... 31
3.5.6 Alat Pelindung Telinga ... 31
3.6 Pengolahan Data ... 31
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ... 33
4.1.1 Lokasi Penelitian ... 33
4.1.2 Waktu Pelaksanaan... 33
4.1.3 Jumlah Peserta... 34
4.1.4 Skala Kebisingan ... 34
4.2 Hasil Penelitian ... 35
4.2.1 Riwayat Penyakit... 36
4.2.2 Riwayat Pemeriksaan Telinga ... 38
4.2.3 Riwayat Penggunaan Obat ... 39
4.2.4 Alat Pelindung Telinga ... 39
4.2.5 Gejala Gangguan Pendengaran ... 40
4.3 Pembahasan ... 46
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 48
DAFTAR PUSTAKA ... 49
LAMPIRAN I ... 52
LAMPIRAN II ... 53
LAMPIRAN III ... 56
LAMPIRAN IV ... 59
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Skala Desibel pada Berbagai Bunyi ... 13
Tabel 2.2 Klasifikasi Derajat Gangguan Pendengaran menurut ANSI ... 14
Tabel 4.1 Identitas Responden ... 35
Tabel 4.2 Riwayat Penyakit ... 36
Tabel 4.3 Riwayat Pemeriksaan Telinga ... 38
Tabel 4.4 Riwayat Penggunaan Obat ... 39
Tabel 4.5 Alat Pelindung Telinga ... 39
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Telinga Dalam ... 7
Gambar 2.2 Vestibulum ... 8
Gambar 2.3 Kanalis Semisirkularis ... 9
Gambar 2.4 Ear Plug ... 24
Gambar 2.5 Ear Muff ... 25
Gambar 2.6 Helmet ... 25
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Keputusan Komisi Etik Penelitian ... 52
Lampiran 2 Kuesioner ... 53
Lampiran 3 Data Kebisingan Perusahaan ... 56
LAMPIRAN II
KUESIONER PENELITIAN
“PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN TERHADAP AM BANG DENGAR”
Usia :
Jenis Kelamin :
Berat Badan :
Tinggi Badan :
Pendidikan Terakhir :
Lama bekerja : bulan/ t ahun
No Pert anyaan Ya Tidak Ket erangan
1. Apakah anda memiliki gangguan pendengaran sejak lahir?
2. Apakah di keluarga anda ada yang mengalami gangguan t elinga?
3. Apakah anda saat ini sedang mengkonsumsi obat -obat an? Jika Ya,(sebut kan obat nya)
4. Apakah anda memiliki keluhan gangguan t elinga pada saat sebelum bekerja?
5. Apakah anda memiliki keluhan gangguan t elinga pada saat set elah bekerja?
6. Apakah anda memiliki keluhan organ lain? Jika Ya, (sebut kan)
7. Apakah anda pernah mengalami gangguan t elinga? Jika Ya, (kapan dan berapa lama)
8. Jika pernah, apa sudah diperiksakan dan pulih?
9. Apakah perusahaan t elah menyediakan alat unt uk melindungi t elinga anda?
10. Apakah anda selalu menggunakan alat pelindung t ersebut dengan benar?
11. Apakah ada hukuman dari perusahaan apabila anda t idak menggunakan alat pelindung t ersebut ?
12. Apakah anda rut in melakukan pemeriksaan kesehat an anda secara keseluruhan, t ermasuk t elinga anda?
Jika Ya, dilakukan set iap berapa bulan/ t ahun?
13. Jika t idak, pernahkah anda memeriksakan kesehat an t elinga anda?
14. Kapan anda t erakhir anda melakukan pemeriksaan t elinga?
15. Apakah orang di sekit ar anda mengeluh bahwa anda t idak mendengar?
16. Apakah orang di sekit ar anda mengeluh bahw a anda menyalakan TV dengan suara yang begit u keras?
17. Apakah anda dapat membedakan suara w anit a dan pria?
18. Apakah anda mengalami kesulit an mendengar suara-suara burung at au angin yang berhembus pada pepohonan?
19. Apakah suara-suara di sekit ar anda t erdengar kabur/ t idak jelas sepert i orang bergumam?
20. Apakah anda memint a seseorang unt uk mengulangi perkat aannya meskipun dalam suasana yang sepi?
21. Apakah anda memerlukan seseorang unt uk mengulangi perkat aan t eman anda at au anda perlu membent uk corong dengan t angan anda yang dilet akkan pada t elinga anda unt uk dapat mengert i apa yang t elah dikat akan t eman anda?
22. Apakah anda pernah merasa diri anda bingung dalam berbahasa at au membuat kesalahan bodoh?
23. Apakah anda t idak dapat mendengar suara umum sepert i dering t elepon/ bel rumah anda?
25. Apakah anda mengalami kesulit an mendengar suara t elevisi dan at au suara t elepon/ pembicaraan dalam t elepon?
26. Apakah anda mengalami kesulit an unt uk mengert i percakapan dalam kelompok anda?
27. Apakah anda menghindar dari kelompok pert emuan, acara sosial,at au acara keluarga dimana akan t erjadi kesulit an unt uk mendengar/ malu akan t idak mengert i dengan apa yang dibicarakan?
28. Pernahkah t eman at au keluarga anda mengat akan bahwa anda memiliki masalah pendengaran?
LAMPIRAN IV
SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN UNTUK IKUT SERTA DALAM PENELITIAN
(INFORM ED CONSENT)
Yang bert anda t angan dibawah ini:
N a m a :
U s i a : Alamat : Pekerjaan : No. KTP/ lainnya:
Dengan sesungguhnya menyat akan bahw a:
set elah mendapat ket erangan sepenuhnya menyadari, mengert i, dan memahami t ent ang t ujuan, manfaat dan risiko yang mungkin t imbul dalam penelit ian, sert a sew akt u-wakt u dapat mengundurkan diri dari keikut sert aannya, maka saya setujuikut sert a dalam penelit ian yang berjudul: PENGARUH KEBISINGAN TERHADAP GANGGUAN PENDENGARAN PADA PEKERJA KAPAL TUG BOAT PERTAM INA RU VI BALONGAN BAGIAN M ESIN DENGAN M ASA KERJA 11-30 TAHUN.
Demikian surat pernyat aan ini kami buat dengan sesungguhnya dan t anpa paksaan.
Bandung,
M enget ahui, Yang
menyat akan
Penanggung jaw ab penelit ian, Pesert a penelit ian,
( Wina Shaulla ) (
)
Saksi-saksi:
1. ……… ( )
2. ……… ( )
RIWAYAT HIDUP
Nama : Wina Shaulla
Nomor Pokok Mahasiswa : 0710022
Tempat dan tanggal lahir : Bandung, 3 Oktober 1988
Alamat : Jl. Kecubung 19, Buah Batu Dalam
Bandung
Riwayat Pendidikan :
SD Bina Bakti 3 Bandung. Tahun 2000 SLTPN 13 Bandung. Tahun 2000-2003 SMUN 1 Bandung. Tahun 2003-2004
SMU 1 Sindang Indramayu. Tahun 2004-2006
Mahasiswa Fakultas Teknik Elektro Universitas Kristen
Maranatha. Tahun 2006-2007
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mesin memiliki kebisingan dengan suara berkekuatan tinggi. Dampak negatif
yang ditimbulkannya adalah kebisingan yang berbahaya bagi karyawan. Kondisi
ini dapat mengakibatkan berkurangnya pendengaran atau dapat mengakibatkan
ketulian yang dikenal dengan Noise Induce Hearing Loss. Beberapa penelitian yang dilakukan yaitu oleh Szymanski dan Mills (Szymanski, 2004) menunjukkan
pengaruh yang besar dari kebisingan terhadap gangguan pendengaran.
Di sekitar kita terdapat berbagai sumber kebisingan, misalnya saja bising
industri (pabrik), bandar udara, jalan raya, dan tempat-tempat hiburan. Beberapa
pekerjaan yang selalu dihadapkan dengan kebisingan antara lain penambangan,
pembuatan terowongan, penggalian (peledakan, pengeboran), pekerjaan yang
menggunakan mesin-mesin berat (percetakan, proses penempaan besi, mesin
tekstil, mesin kertas), pekerjaan mengemudikan mesin dengan tenaga pembakaran
yang kuat (truk, kendaraan konstruksi) dan uji coba mesin jet (WHO, 1999).
Khusus di kota-kota yang terdapat sejumlah pabrik-pabrik besar dan kecil,
banyak dibutuhkan tenaga kerja yang harus bekerja di lingkungan bising. Hal ini
berarti semakin banyak pekerja yang harus mendengar bising dalam waktu yang
lama dan terus-menerus hampir tiap hari sehingga kemungkinan mengalami
gangguan pendengaran akibat bising semakin besar pula. Sampai saat ini laporan
mengenai gangguan pendengaran akibat bising pada karyawan pabrik masih
kurang. Batas paparan bising berbeda-beda berdasarkan tingkat kebisingan dan
lama terpapar. Kebisingan industri yang menyebabkan gangguan pendengaran
kebanyakan negara menetapkan 90 dB dan ada pula yang 85 dB dengan jumlah
pemaparan atau jam kerja 8 jam sehari dan 40 jam per minggu (Anonim, 2004).
Kebisingan 75 dB untuk 8 jam/hari jika hanya terpapar 1 hari saja pengaruhnya
tidak signifikan terhadap kesehatan. Tapi jika berlangsung setiap hari
saat akan melewati batas, dimana paparan kebisingan tersebut akan menyebabkan
gangguan pendengaran (Soetirto, 2001).
Gangguan pendengaran akibat bising atau Noise Induce Hearing Loss
merupakan gangguan pendengaran yang timbul akibat paparan berulang dan lama
bisa menahun yaitu setelah bekerja lebih dari 10-15 tahun (Soetirto, 2001).
Berdasarkan hal tersebut di atas dilakukan penelitian untuk mengetahui
pengaruh kebisingan terhadap pendengaran pada karyawan pabrik dengan masa
kerja 11-30 tahun.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan maka identifikasi masalah
dalam penulisan ini adalah:
1. Berapa besar pengaruh kebisingan terhadap pendengaran pada pekerja.
2. Berapa besar tingkat kebisingan pada lokasi tersebut.
3. Bagaimana kebijakan perusahaan terhadap kesehatan telinga para pekerja.
4. Apakah usia berpengaruh terhadap gangguan pendengaran akibat
kebisingan.
1.3 Maksud dan Tujuan
1.3.1 Maksud Penelitian
Maksud penelitian ini adalah :
Mengetahui pengaruh kebisingan terhadap pendengaran pada pekerja bagian
mesin dengan masa kerja 11-30 tahun.
1.3.2 Tujuan Penelitian
Mengetahui besarnya tingkat kebisingan pada lokasi tersebut.
Mengetahui kebijakan perusahaan terhadap kesehatan pekerja.
Mengetahui pengaruh usia terhadap gangguan pendengaran akibat bising.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Akademis
Diperoleh informasi mengenai pengaruh kebisingan terhadap pendengaran
pada pegawai bagian mesin, serta mengetahui tingkat kebisingan pada lokasi
tersebut.
1.4.2 Manfaat Praktis
Dengan mengetahui pengaruh kebisingan tersebut diharapkan dapat memberi
masukan berarti bagi perusahaan untuk bersama-sama mencari daya upaya yang
dapat dilakukan dalam mencegah akibat dari kebisingan terhadap pendengaran
para pekerja.
1.5 Konsep
Sistem pendengaran berfungsi untuk menganalisa suara dan bunyi.
Pendengaran penting tidak hanya untuk mengenali lingkungan sekitar, tetapi juga
untuk berkomunikasi, terutama bahasa antar manusia (Wills, 2006).
Secara normal, telinga manusia dewasa dapat mendengar bunyi dengan
frekuensi antara 18 Hz sampai 20.000 Hz (Boies, 1997). Kurang dengar dengan
nilai ambang batas tertentu berdasarkan American National Standard Institute
(ANSI) pada 1969 dapat dikategorikan sebagai ketulian. Nilai ambang dengar
0-25 dB dikategorikan normal, 26-40 dB merupakan ketulian ringan, 41-55 dB
termasuk tuli sedang, 59-60 dB indikasi ketulian berat. Berdasarkan penyebabnya,
sensorineural/persepsi dan ketulian campuran. Pada ketulian hantaran (tuli
konduktif) terjadi gangguan mekanisme di hantaran pada telinga tengah atau
telinga luar disebabkan oleh sumbatan oleh kotoran, abses, perforasi, dan radang
telinga tengah. Adanya gangguan pada hantaran tulang untuk transmisi di daerah
persepsi menyebabkan ketulian persepsi (tuli sensorineural). Hal ini disebabkan
antara lain oleh keracunan obat-obat ototoksik, infeksi telinga dalam, sumbatan
pembuluh darah telinga dalam, proses penuaan dan kebisingan. Sedangkan tuli
campuran merupakan gangguan hantaran tulang dan hantaran udara yang diduga
kelainan kongenital dan peradangan (Boies, 1997).
Terdapat perbedaan kepekaan seseorang terhadap bising. Mereka yang lebih
peka akan mengalami gangguan pendengaran pada tingkat pemaparan yang lebih
rendah dan lebih cepat daripada orang normal. Selain gangguan pendengaran,
kebisingan juga menimbulkan gangguan efek lain seperti gangguan komunikasi
verbal, reaksi psikologis seperti rasa jengkel, penurunan efisiensi kerja dan
perubahan denyut nadi serta peninggian tekanan darah (Koesoemadinata, 2000).
1.6 Metodologi
Jenis Penelitian : Survey Deskriptive
Rancangan Penelitian : Cross-sectional
Instrumen : Kuesioner
Teknik Pengambilan Data : Survei dengan wawancara langsung
Populasi : Karyawan kapal bagian mesin
Sampel : Whole sampling
1.7 Lokasi dan Waktu
Lokasi dilaksanakannya penelitian ini adalah Kapal Tug Boat. Balongan I,
Balongan II, Ogan dan Udawa, Dwipangga, Mundu I, PB Sukareja. Adapun
penelitian ini memakan waktu selama 12 bulan dimulai dari bulan Desember 2009
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
1. Tidak ada pengaruh antara kebisingan sebesar 80-95 dB selama 8
jam/hari dengan masa kerja 11-30 tahun terhadap gangguan
pendengaran.
2. Tingkat kebisingan pada Kapal Tug Boat Pertamina RU VI Balongan
tersebut sebesar 80-95 dB.
3. Perusahaan telah membuat kebijakan untuk kesehatan pekerja
dengan mewajibkan penggunaan air plug pada para pekerja, sebanyak 100% pekerja menggunakannya, perusahaan memberikan
sanksi bagi pekerja yang tidak menggunakan alat pelindung tersebut.
4. Responden dengan rentang usia 31-60 tahun yang tidak
menunjukkan adanya gangguan pendengaran sebesar 86%.
5.2 Saran
Untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk melakukan penelitian menggunakan tes audiometri dengan pengukuran frekuensi tinggi
dan frekuensi rendah untuk setiap responden agar dapat mencapai
hasil yang maksimal.
Untuk perusahaan agar tetap melaksanakan tes kesehatan secara rutin untuk tetap menjaga kesehatan dan keselamatan kerja para
DAFTAR PUSTAKA
Adenan A. 2000.Kumpulan kuliah telinga. Medan : Bagian THT FK USU/RS Dr.Pirngadi. p. 157
Anonim. 2007. The Hearing Solution Group.
http://www.alatbantudengar.com/pure-tone-speech-audiometry.php.
Balai K3 Bandung. 2008. Alat Pelindung Diri.
http://hiperkes.wordpress.com/2008/04/04/alat-pelindung-diri/.
Bambang Sugiyono. 2003. Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Semarang : UNDIP. p. 15
Boies, R. Lawrence. 1997. Embriologi, Anatomi dan Fisiologi Telinga. Buku Ajar Penyakit THT. Edisi 6. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Colorado State University. 2004. Industrial Noise and Hearing Loss.
http://www.bernardino.colostate.edu/ohss/OHSSHandouts/ohss_SampHearing
Cons_Program.pdf.
Dobie, Robert A. 2006. Noise-Induced Hearing Loss. B.J Bailey. Head and Neck Surgery-Otolaryngology. Philadelphia. Lippincott-Raven Publishers.
Jauhari, Dian. 2004. Pengaruh Tingkat Kebisingan terhadap Peningkatan
Ambang Pendengaran pada Karyawan di Dua Diskotek di Bandung.
Universitas Padjadjaran Bandung.
Moore GF, Ogren FP, Yonkers AJ. 2000. Anatomy and embryology of the ear.
Textbook of otolaryngology and head and neck surgery. New York : Elsevier Science Publishing. p. 10-20
Soekidjo Notoadmojo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka
Cipta. p. 35, 38, 159
Soetirto I. 1990. Tuli akibat bising ( Noise induced hearing loss ). Buku Ajar Ilmu Penyakit THT.Edisi ke-3. Jakarta : Balai Penerbit FK UI. p. 37-9
Soetirto I, Bashiruddin J. 2001. Gangguan pendengaran akibat bising. Penyakit THT Akibat Hubungan Kerja & Cacat Akibat Kecelakaan Kerja. Jakarta : Elex Media Komputindo. p. 27
Sugeng Budiono. 2003. Bunga Rampai Hiperkes dan KK. Semarang : Universitas Diponegoro. p. 25 – 7, 37 – 41
Suma’mur. 1993. Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan. Jakarta: Haji Masagung. p. 2, 3, 29
Wills, William J. 2006. Nervous System. Berne, Levy, Principles of Physiology. St.Louis: Mosby.
World Health Organization. 2004. Occupational noise: Assessing the burden of disease from work-related hearing impairment at national and local levels. http://www.who.int/quantifying_ehimpacts/publications/9241591927/en/.